LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff...
-
Upload
harun-batuara -
Category
Documents
-
view
169 -
download
1
Transcript of LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff...
PROSES PENGOLAHAN KARET
1. KOMPOSISI KIMIA
Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning-kuningan yang
diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh lateks) pada kulit tanaman
karet (Hevea brasiliensis L.) Secara menyeluruh komposisi lateks Hevea brasiliensis L.
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kompisisi Lateks Hevea brasiliensis L.NO. FRAKSI LATEKS ZAT YANG DIKANDUNG
1. Fraksi karet(37 %)
Karet (Isoprene) Protein Lipida Ion Logam
2. Fraksi Frey Wyssling(1-3 %)
Karotenoida Lipida Air Karbohidrat & Inositol Protein dan turunannya
3. Fraksi Serum(48 %)
Senyawa Nitrogen Asam Nucleat & Nucleosida Senyawa Organik Ion Anorganik & Logam
4. Fraksi Dasar(14 %)
Air Protein & senyawa Nitrogen Karet & Karotenoida Lipida & Ion Logam
Partikel karet murni (isoprene) tersuspensi dalam serum lateks dan bergabung
membentuk rantai panjang yang disebut Poli Isoprene (C5H8) seperti Gambar 1.
H3 C H H3 C H3CH H
C = C C = C C = C
Gambar 1. Rumus Molekul Poli Isoprene
2. PENGGUMPALAN LATEKS KEBUN
Partikel karet dapat terdispensi dengan baik pada larutan, disebabkan adanya gerakan
zigzag (gerakan Brown) dari partikel. Besarnya gerakan Brown dapat mengatasi gaya
gravitasi dari partikel karet sehingga tidak terjadi creaming maupun pengendapan
Didalam lateks, isoprene ini diselaputi oleh lapisan protein sehingga partikel karet
bermuatan listrik. Protein merupakan rangkaian gabungan dari asam-asam amino yang
bersifat dipolar (dalam keadaan netral mempunyai dua muatan listrik) dan amphoter
(dapat bereaksi dengan asam basa) dengan rumus molekul seperti Gambar 2.
Gambar 2. Rumus Molekul Protein Dalam Berbagai Tingkat Keasaman
Lateks segar mempunyai pH = 6,9 (bermuatan negatif). Ion bermuatan negatif tersebut
diserap oleh permukaan partikel karet membentuk lapisan disebut lapisan stern.
Lapisan yang sama-sama bermuatan negatif tersebut menyebabkan terjadinya tolak
menolak antara partikel sehingga lateks tidak menggumpal. Jadi selama lateks
bermuatan negatif, akan tetap stabil.
Pada titik isoelektris, muatan listrik akan mencapai nol sehingga protein tidak stabil dan
menggumpal serta lapisan stern akan hilang sehingga antar butir karet terjadi kontak
mengakibatkan lateks menggumpal.
3. PRAKOAGULASI PADA LATEKS KEBUN
3.1. Faktor-faktor Penyebab Prakoagulasi
Prakoagulasi pada lateks dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti :
C H2 H2 C C H2------ ------H2 C H2 C ------C H2
H O
H+
HH O
R----C---- C
N H2 O
========
=======
NH3+OH-
R----C---- C
O
O
R----C---- C
NH3+ O
Protein NegatifpH > 4,7
Protein PositifpH < 4,7
Protein NetralpH = 4,7Titik isoelektris
a. Penambahan asam
Penambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunnya pH
Lateks maupun titik isoelektris sehingga Lateks Kebun membeku.
b. Mikro organisme
Lateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mokroorganisme
karena mengandung cairan tiotic liquid. Dalam lateks belum terdapat mikrobia
tetapi setelah lateks tersebut di udara terbuka, lateks tersebut akan dicemari
oleh bakteri dan populasinya akan naik secara drastis.
Menurut PURKISS (1977) Lateks yang telah dicemari dengan bakteri selama
8 jam mengandung + 108 cell bakteri/ml lateks. Mikrobia ini menghasilkan
asam-asam yang menurunkan pH mencapai titik isoelektris sehingga lateks
membeku serta menimbulkan rasa bau karena terbentuknya asam-asam yang
menguap (Volatile Fatty Acid). Ammoniak dapat membunuh dan menahan
pertumbuhan mikrobia, namun sifat bakterisida dan bakteriostatiknya masih
terbatas, terutama bergantung kepada dosis yang diberikan dan kecepatan
pemberiannya.
Suhu udara yang tinggi akan lebih mengaktifkan kegiatan bakteri, sehingga
dalam penyadapan ataupun pengangkutan diusahakan pada suhu rendah atau
pagi-pagi.
c. Iklim
Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam yang larut dari kulit
batang. Zat-zat ini mengkatalisir terjadinya prakoagulasi. Penyadapan yang
dilakukan pada siang hari (suhu yang tinggi) akan mendorong terjadinya
penyerapan air dari lateks sehingga terjadi penggumpalan.
d. Pengangkutan
Pengangkutan yang terlambat ataupun dalam keadaan suhu yang tinggi akan
mengganggu kestabilan lateks. Jalan yang kurang baik akan menimbulkan
goncangan pada lateks sehingga menyebabkan pecahnya lutoid.
e. Kotoran dari luar
Lateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama
air yang mengandung logam atau elektrolit.
3.2. Upaya Untuk Mencegah /Mengurangi Prakoagulasi
Untuk mencegah /mengurangi prakoagulasi di lapangan dilakukan dengan cara :
a. Cara penyadapan dilakukan menurut aturan dan pada keadaan suhu rendah
(pagi-pagi). lateks segera diangkut ke pabrik tanpa banyak goncangan.
b. Alat-alat penyadapan dan pengangkutan bersih dan tahan karat.
c. Pemberian anti koagulan (bahan pengawet) pada lateks
Bahan kimia yang biasa digunakan untuk mencegah prakoagulasi di lapangan
adalah Amoniak yang berfungsi mencegah koagulasi karena bersifat :
Desinfektan sehingga dapat membunuh bakteri
Bersifat basa sehingga dapat mempertahankan/menaikkan pH Lateks Kebun
Mengurangi konsentrasi logam
I. PABRIK PENGOLAHAN LATEKS PEKAT
1. Di lapangan
a. Penderesan
b. TPH
c. TPA Pabrik
2. Di Pabrik
a. Penimbangan
b. Tangki Penerimaan (OT = Onvangen Tank)
c. Sedimentasi
d. Pemusingan
e. Mixing Tank
f. Tangki Timbang
g. Tangki Timbun (storage)
h. Pengiriman Lateks ke Belawan
3. Pengolahan Serum
a. Kelder Tank Serum
b. Bak Pengipasan
c. Bak Penggumpalan
d. Bak Serum Sekunder
e. Bak Pengendalian Limbah
4. Pengapalan
Gambar 3. SKEMA PENGOLAHAN LATEKS PEKAT
KKK > 28 % VKA < 0,05
NH3 : HA (0,5-0,7 %) LA (0,4-0,5 %)
DAP 10 % = 1 ml/ltr Lateks Kebun (LA)
II. PABRIK PENGOLAHAN RIBBED SMOKE SHEET (RSS)
Proses Pengolahan Sheet
1. Di lapangan
LATEKS KEBUNONVANGEN TANK
TANGKI SEDIMENTASI
MESIN SEPARATOR(Centrifuge)
TANGKI CAMPUR
TANGKICAMPUR
TANGKI TIMBANG
TANGKI PENYIMPANAN
KELDER TANK SERUM
BAKPENGIPASAN
BAK PENGGUMPALAN
BAK SERUM SECUNDER
BAK PENGENDALIAN LIMBAH
a. Penderesan
b. TPH (Tempat Pemungutan Hasil)
c. TPH Pabrik
2. Pabrik
a. Penerimaan
b. Pengenceran
V : Volume yang diperlukan untuk pengenceran A : Volume Lateks sebelum diencerkan S : KKK Lateks sebelum diencerkan R : KKK pengenceran yang dikehendaki
c. Pembekuan
d. Penggilingan
e. Penirisan
f. Pengasapan
g. Sortasi dan pengepakan
h. Coating & pemberian merk
i. Gudang Ball
Gambar 4. SKEMA PENGOLAHAN SHEET
CRC NH3 10% 20% : 4,5 ml atau 3,25 ml/ltr Lateks KebunLateks 30%
S - RV = X A
R
Tangki Penerimaan di TPH
Saringan 20 dan 40 mesh
DRC Lateks = 13-15%
Saringan 40 dan 60 mesh
Formic Acid = 2-2,5 %
2 - 4 jam
5 hari
P x L x T = 50 cm x 50 cm x 50 cm
Ball Sheet + 113,3 – 113,5 kg
Ball Sheet siap ekspor
III. PABRIK PENGOLAHAN CRUMB RUBBER
Produksi Crumb Rubber ada 2 :
1. High Grade Produksi yang berasal dari bahan baku Lateks Kebun
(SIR 3 CV, SIR 3L, SIR 3WF, SIR 5)
Tangki Penerimaan Pabrik/
Tangki Pengecoran
Bak Pembekuan
Penggilingan
Penirisan
Pengasapan Sheet
Sortasi & Pengepakan
Coating & Pemberian Merk
Gudang Ball
2. Low Grade Produksi yang berasal dari bahan baku Kempa
(SIR 10 dan SIR 20)
A. Pengolahan High Grade
1. Di lapangan
a. Penderesan
b. TPH
c. TPH Pabrik
2. Pabrik
a. Penerimaan
b. Pengenceran
c. Pembubuhan bahan kimia
d. Pembekuan
e. Penggilingan
f. Pengeringan
g. Pendinginan
h. Sortasi
i. Press Ball (Pengempaan)
j. Pengambilan contoh untuk Penentuan Mutu
k. Pengepakan dan Penyimpanan panen/Pengiriman
Gambar 5. SKEMA PENGOLAHAN CRUMB RUBBER High Grade : SIR 3L, 3 CV, 3 WF
BAHAN BAKU SHREDDER
TIMBANGAN
UJI MUTU
B. Pengolahan Low Grade
1. Di lapangana. Penderesan
TANGKI FORMIC ACID
TANGKI PENERIMAAN
BAK PENGGUMPAL
MOBIL CRUSHER
MACERATOR REDUCER
CREPPER 1
CREPPER 2
CREPPER 3
VIBRATING SCREEN
DRYER
COOLING FAN
KEMPA
PENGEPAKAN
GUDANG
EKSPOR
b. TPHc. TPH Pabrik
2. Pabrika. Penerimaanb. Penggilinganc. Peremahand. Pengeringan dan Pendinginane. Pendinginanf. Sortasig. Press Ballh. Pengambilan contoh untuk Penentuan Mutui. Pengepakan dan Penyimpanan
Gambar 6. SKEMA PENGOLAHAN CRUMB RUBBER Low Grade : SIR 10 dan SIR 20
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KARET
1. Spesifikasi
BAHAN BAKU KOAGULUM
MAKROBLENDING I
BAK AIR (Pencucian)
PREBREAKER/GRANULATOR 18MAKROBLENDING II
MACERATOR – HAMMERMILLMAKROBLENDING III
MACERATOR
CREPPER
PENGERING GANTUNG
PENGERINGAN GANTUNG
BAK AIR (Pelunakan)
CREPPER
CREPPER HAMMERMILL/SHREDDER
DRYER
TIMBANG
PRESS
PACKING
GUDANG
a. Spesifikasi Limbah Cair Mentah
Limbah cair yang berasal dari serum sisa asam penggilingan, cucian tangki dan
pencucian peralatan.
Karakteristik limbah cair dari pabrik karet yang masuk ke IPAL adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Karakteristik Limbah Cair Pabrik Karet masuk ke IPAL
No. Parameter/Satuan Pabrik KaretSit
(Kisaran)
Pabrik KaretRemah(Kisaran)
Pabrik KaretLateks Pekat
(Kisaran)
1. BOD (mg/l) 2.500 - 2.700 150 - 2.000 3.500 - 4.000
2. COD (mg/l 3.300 - 4.000 2.700 - 3.000 6.500 - 7.000
3. Suspended Solid (mg/l) 3.500 - 4.000 1.800 - 2.000 300 - 800
4. Total Solid (mg/l) 3.500 - 4.000 1.800 - 2.000 6.000 - 8.000
5. N –NH3 (mg/l) 10 - 15 40 - 70 450 - 700
6. pH 4,9 - 5 5 - 6 4,0 - 4,8
b. Baku Mutu Limbah Cair Pabrik karet
Limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan (badan penerima) harus memenuhi
baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh Pemerintah (Kep.51/MENLH/10/1991)
sebagai berikut :
Tabel 3. Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Karet
No. PARAMETERKADAR MAKSIMUM
(mg/l)BAHAN PENCEMARAN
MAKSIMUM (kg/ton)
1. BOD5 150 6,02. COD 300 12,03. TSS 150 6,04. Amonia Total
sebagai (NH3-N)10 0,4
5. pH 6,0 – 9,06. Debit Limbah Maksimum -
2. Prosedur Pengolahan Limbah Cair
Dengan sistem kolam (Anaerobik - Fakultatif Aerobik)
a. Tahapan Pengolahan
Lihat Gambar 7 dan Gambar 8.
b. Proses Pengolahan
1) Proses Deamonisasi
Pengolahan air limbah pabrik lateks pekat dilengkapi dengan peralatan
deamonisasi. Air limbah berasal dari serum, dialirkan ke bak Deamonisasi untuk
pengurangan kadar Amonia sekitar 0,05 % kemudian dialirkan ke bak Skim.
Pengelolaan air limbah pabrik RSS dan Crumb Rubber air limbahnya langsung
dialirkan ke kolam Rubber Trap untuk proses pemisahan karet.
2) Proses Penggumpalan
Air limbah di bak Skim digumpalkan dengan asam sulfat dosis 5-9 kg/ton
(Lateks pekat amonia tinggi > 7 %, Lateks pekat amonia rendah < 2,5 %).
Air limbah yang telah menggumpal (4-5 hari) diangkat dari bak dan dipotong-
potong untuk proses Blok Skim Rubber sisa cairan dialirkan ke bak untuk
mengendapkan sisa Skim dan cairannya dialirkan ke kolam Rubber Trap.
3) Proses Pemisahan Karet
Pengutipan karet dapat dilaksanakan dengan mengambil karet di permukan
kolam atau membubuhkan flokulan/asam semut sehingga terbentuk koagulan.
Koagulan tersebut diambil.
4) Proses Anaerobik
Limbah cair dari kolam Rubber Trap mengalir ke kolam Anaerobik. Dalam kolam
Anaerobik, bakteri Anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan gas
CO2. Dan selanjutnya bakteri Metagonik akan merubah asam organik menjadi
gas CH4 dan CO2.
5) Proses Fakultatif
Proses yang terjadi pada kola mini adalah proses peng-nonaktifan bakteri
Anaerobik dan pra kondisi Aerobik, aktifitas ini dapat diketahui dengan indiksi
pada permukaan kolam tidak dijumpai Skim dan cairan tampak kehijau-hijauan.
6) Proses Aerobik
Pada kolam Aerobik terjadi proses Aerobik, pada kolam ini tumbuh ganggang
dan mikroba Heterotrop membentuk flocs. Hal ini merupakan proses peyediaan
oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam dengan metode secara
alamiah atau dengan menggunakan Aerator.
7) Masa Tinggal (HRT)
Dari seluruh ringkasan proses tersebut di atas, masa tinggal limbah selama
proses berlangsung mulai kolam Anaerobik sampai air limbah dibuang ke kolam
penerima/lingkungan membutuhkan masa tinggal/waktu tinggal selama lebih
kurang 34 hari untuk IPAL, pabrik karet Sheet dan Crumb dan selama 94 hari
untuk IPAL, pabrik Lateks pekat.
c. Prosedur Pengolahan Limbah Cair dengan System Oxidation Ditch.
1) Tahapan Pengolahan sebagai berikut :
Lihat Gambar 8.
2) Proses Pengolahan
a) Proses Deamonisasi
Pada pengolahan limbah pabrik Lateks pekat, sumber limbah dari serum,
cucian peralatan/bowl dialirkan ke bak Deamoniasi untuk dikurangi kadar
amonia sekitar 0,05 % kemudian dialirkan ke bak Skim. Pada pengolahan
pabrik RSS dan pabrik Crumb Rubber air limbahnya langsung dialirkan ke
kolam Rubber trap untuk proses pemisahan karet.
b) Proses Penggumpalan
Setelah air limbah di bak Skim, air limbah tersebut digumpalkan dengan
asam sulfat dengan dosis 5 – 9 kg/ton kk (untuk Lateks pekat beramonia
tinggi dosisnya lebih besar dari 7 % dan Lateks pekat beramonia rendah <
2,5 %. Skim Lateks dibiarkan menggumpal selama 4 – 5 hari, kemudian
dipotong untuk pengolahan Blok Skim Rubber. Sisa cairan dari pembekuan
dialirkan ke Bulking Pit.
c) Pengumpulan
Seluruh limbah cair dari pabrik dimasukkan ke bak pengumpul (Bulking Pit),
limbah tersebut selain dikumpulkan juga supaya bercampur homogeny,
dipompakan ke tangki pencampur (Mixing Tank).
d) Pencampuran
Air limbah dicampur dengan aquaflock sehingga homogeny di tangki
pencampuran. Air limbah yang sudah bercampur dengan flokulan tersebut
dialirkan koagulasi/setting tank secara bergantian.
e) Pembekuan
Serum dan butiran karet yang sudah beku kira-kira 2 hari diangkat/diambil
dan serum yang tidak mengandung butiran karet dialirkan ke kolam aerasi
(Oxidation Ditch).
f) Proses Aerasi/Oxidation Ditch
Pada kolam ini merupakan proses penyediaan oksigen yang dilakukan
menggunakan surface aerator.
g) Proses sedimentasi
Air limbah yang keluar dari kolam aerasi dialirkan ke tangki pemurnian
(Clarifier) dilengkapi dengan pompa isap untuk dipisahkan antara lumpur
dengan limbah.
h) Proses Pengeringan Lumpur
Lumpur dipompakan ke Sludge Drying Bed dan air limbah dibuang/dialirkan
ke badan air (lingkungan).
Gambar 7.SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK RSS/CRUMB RUBBER
Gambar 8. SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK LATEKS PEKAT BIOLOGIS SYSTEM dan OXIDATION DITCH
AIR BUANGAN RUBBER TRAP
KOLAM FAKULTATIF – III(KOLAM AEROBIC – I)
HRI = 5,5 HARI
KOLAM FAKULTATIF - IHRI = 5,5 HARI
KOLAM ANAEROBICHRI = 12 HARI
KOLAM FAKULTATIF - IIHRI = 5,5 HARI
KOLAM FAKULTATIF – IV(KOLAM AEROBIC – I)
HRI = 5,5 HARI
Air Buangan Memenuhi Baku Mutu
Bulking fit
0 POMPA
Maxing Tank
I POMPA AQUA FLOC
Settling Bak
Oxidation Ditch
Clarifier Bak
Pengeringan Lumpur(Drying Bak)
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KARET
1. Spesifikasi
AIR PEMBUANGAN RUBBER TRAP
BAK PENGUMPUL
0===0===0
- I - - I - -I - - I - - I -
I I I
KOLAM FAKULTATIF – IIIHRT = 10 HARI
KOLAM FAKULTATIF - IHRT = 10 HARI
KOLAM ANAEROBIC - IHRT = 30 HARI
KOLAM FAKULTATIF - IIHRT = 10 HARI
KOLAM FAKULTATIF – IVHRT = 10 HARI
Air Buangan Memenuhi Baku Mutu
Air Buangan Memenuhi Baku Mutu
KOLAM ANAEROBIC - IIHRT = 12 HARI
Limbah cair dari pengolahan pabrik sarung tangan dan benang karet yang berasal dari
pencucian peralatan compound, pencucian separator tangki Lateks acid bed, tangki
powder dan pembersih lantai.
Karakteristik limbah cair dari industri karet yang masuk ke IPAL adalah sebagai berikut
Tabel 4. Karakteristik Limbah Cair Dari Industri Karet Yang Masuk ke IPAL
NO. PARAMETER SATUAN BESARAN1. BOD mg/l 600 – 9002. COD mg/l 1.290 – 1.7003. SS mg/l 136 – 3354. Zn mg/l 195 – 3205. pH - 3 – 4,56. Temperatur oC + 29
2. Prosedur Pengolahan Limbah
a. Tahapan Pengolahan
Lihat Gambar 9.
b. Proses pengolahan limbah
1) Pengumpulan air limbah
Air limbah dari karet pengolahan benang karet (Rubber Thread Factor) dan
gelang karet dialirkan ke bak pengumpul (collectif reservoar) kemudian dialirkan
ke bak pencampuran.
2) Pencampuran (Equalisasi)
Air limbah di bak equalisasi bercampur sehingga homogen dengan pengadukan
dan pemberian udara (blower).
3) Proses alkalisasi
Pada kolam ini terjadi proses alkalisasi, menaikkan pH air limbah (menjadi pH +
10) dengan menginjeksikan kaustik soda (NaOH) dan juga pemberian poli
elektrolit untuk mengikat unsur logam (pengendapan). Agar campuran tersebut
homogen pada kolam ini diinjeksikan udara (blower) kemudian air limbah
dialirkan ke bak sedimentasi.
4) Proses sedimentasi
Pada kolam ini terjadi pemisahan air limbah antara padatan/sludge dengan
cairan.
Padatan/ sludge dari bak sedimentasi dipompakan ke thickening basin
(bak pengendap), pada bak ini terjadi pemisahan phase lumpur (sludge)
dan phase cair. Lumpur dipompakan ke stasiun penyaring (filter station)
sedang phase cair dikembalikan ke kolam Equalisasi. Lumpur (sludge)
yang disaring di filter station, padatan dipompa ke sludge cassion untuk
dipres dan ditempatkan ke container kemudian dibuang ke tempat
tertentu sedang cairan dari filter station dikembalikan ke bak equalisai.
Cairan (air limbah) dari bak sedimentasi dialirkan ke bak netralisasi.
5) Proses netralisasi
Pada bak ini air limbah pH nya dinetralkan dengan penambahan H2SO4
kemudian dialirkan ke lagoon aerater.
6) Proses aerasi
Air limbah di kolam aerasi (laggon aerator) diberikan oksigen dengan
menggunakan blower, kemudian air limbah dialirkan ke bak clarifier.
7) Proses pemurnian
Air limbah di bak klarifier dipisahkan sludge dengan cairan. Sludge dikembalikan
ke bak equalisasi sedang cairan mengalir secara gravitasi ke kolam post
aeration. Air limbah dari post aeration telah memenuhi persyaratan baku mutu
limbah cair golongan II (Lampiran C Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. Kepmen. 51/MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri).
Gambar 9. BAGAN ALIR PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK INDUSTRI KARET
Poli Elektrolit 0,5–1 Kg/hari
Bak Alkalinisasi Bak Pengendapan
NaCH 30 % 1.400 kg/hari Liquid Phase H2SO4 30 % Liquid Phase Tempat Bak Sludge Phase Cairan 1.000 Kg/hari Cairan Pengumpul Limbah Cair
AERASI LIQUID PHASE
AKHIR CAIRAN
LIQUID PHASE CAIRAN
Stasiun Tempat Dibakar dan ditebar
PENJERNIHAN
Clarifier
POST AERATIONPOST AERATION
AeratedLagoence
Neutrali-zationBasin
Sedimen tationBasin
Alkalini-tationBasin
Equali-zationBasin
WasteWater
CollectingReservoir
Waste Water From ETF
Waste Water From DTF
Thicke-ningBasin
LIMBAH CAIR DARI PABRIKBERAUS BAND (butir karet)
FILTERSTATION SLUDGE
CASSIO
TAKE TO BURNEDIN ESTATE
TO DITCHDRAINBADAN AIR
Penyaringan Penampungan ke Areal tanaman Pengumpan Lumpur Kering
PROSES PENGOLAHAN KAKAO
I. Panen1. Kriteria Matang Panen
2. Pelaksanaan Panen
3. Pemecahan Buah Kakao
II. Pengolahan di Pabrik
1. Fermentasi
2. Perendaman dan Pencucian
3. Pengeringan
4. Sortasi
5. Pengemasan
6. Penggudangan
PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KAKAO1. Spesifikasi
Spesifikasi limbah cair mentah
Pabrik kakao dengan pengolahan wet proses menghasilkan limbah cair yang berasal
dari cairan fermentase/pulp atau sweeting kakao basah dan cucian lantai.
Karakteristik limbah cair dari industry karet yang masuk IPAL adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Karakteristik Limbah Cair Dari Industri Kakao Yang Masuk ke IPAL
NO. PARAMETER SATUAN BESARAN1. BOD mg/l 26.500 – 130.0002. COD mg/l 29.291 – 172.2273. pH - 5,31 – 3,94. Total Solid mg/l 22.293 – 90.664
2. Prosedur Pengolahan Limbah Cair
a. Tahapan pengolahan
Lihat Gambar 10..
b. Proses pengolahan limbah
1) Proses sedimentasi
Air limbah pabrik dikumpulkan di bak pengendapan, cairannya mengalir secara
gravitasi ke kolam anaerob, sludge yang mengendap dikuras.
2) Proses anaerobic
Limbah cair dari kolam sedimentasi mengalir ke kolam anaerobic. Dalam kolam
anaerobic terjadi proses perombakan bahan organik menjadi gas methane dan
gas CO2 seperti proses anaerobic pada kolam anaerobic IPAL.pabrik-pabrik
lainnya. Indikasi dapat diketahui adanya gelembung gas yang keluar pada
kolam dan timbul scum.
3) Proses fakultatif
Proses yang terjadi pada kola mini adalah penonaktifan bakteri anaerobic dan
pra kondisi aerobic. Aktifitas ini diketahui dengan indikasi pada permukaan
kolam tidak dijumpai scum dan cairan tampak kehijau-hijauan.
4) Proses anaerobic
Pada kolam ini terjadi proses aerobic dan pada kolam ini timbul ganggang dan
mikroba heterotrop membentuk flocks, hal tersebut merupakan proses
penyediaan oksigen yang dibutuhkan mikroba dalam kolam dengan cara
alamiah. Air limbah yang keluar dari kolam aerobic mutunya telah dapat
memenuhi baku mutu air golongan II.
Pada Lampiran C Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
Kep.MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995.
5) Masa tinggal
Dari rangkaian proses tersebut di atas masa tinggal limbah cair selama
berlangsung mulai kolam sedimentasi sampai air limbah dibuang ke badan
penerima lingkungan membutuhkan waktu selama lebih kurang 40 hari.
Gambar 10. SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KAKAO
AIR BUANGAN
KOLAMPENGENDAPAN
KOLAM ANAEROBIK - I
KOLAM
ANAEROBIK - I
KOLAMANAEROBIK - II
KOLAMFAKULTATIF
KOLAMAEROBIK
Air Buangan yangMemenuhi Baku Mutu