LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff...

30
PROSES PENGOLAHAN KARET 1. KOMPOSISI KIMIA Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning- kuningan yang diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh lateks) pada kulit tanaman karet (Hevea brasiliensis L.) Secara menyeluruh komposisi lateks Hevea brasiliensis L. adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kompisisi Lateks Hevea brasiliensis L. NO. FRAKSI LATEKS ZAT YANG DIKANDUNG 1. Fraksi karet (37 %) Karet (Isoprene) Protein Lipida Ion Logam 2. Fraksi Frey Wyssling (1-3 %) Karotenoida Lipida Air Karbohidrat & Inositol Protein dan turunannya 3. Fraksi Serum (48 %) Senyawa Nitrogen Asam Nucleat & Nucleosida Senyawa Organik Ion Anorganik & Logam 4. Fraksi Dasar (14 %) Air Protein & senyawa Nitrogen Karet & Karotenoida Lipida & Ion Logam

Transcript of LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff...

Page 1: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

PROSES PENGOLAHAN KARET

1. KOMPOSISI KIMIA

Lateks merupakan suatu cairan berwarna putih sampai kekuning-kuningan yang

diperoleh dengan cara penyadapan (membuka pembuluh lateks) pada kulit tanaman

karet (Hevea brasiliensis L.) Secara menyeluruh komposisi lateks Hevea brasiliensis L.

adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kompisisi Lateks Hevea brasiliensis L.NO. FRAKSI LATEKS ZAT YANG DIKANDUNG

1. Fraksi karet(37 %)

Karet (Isoprene) Protein Lipida Ion Logam

2. Fraksi Frey Wyssling(1-3 %)

Karotenoida Lipida Air Karbohidrat & Inositol Protein dan turunannya

3. Fraksi Serum(48 %)

Senyawa Nitrogen Asam Nucleat & Nucleosida Senyawa Organik Ion Anorganik & Logam

4. Fraksi Dasar(14 %)

Air Protein & senyawa Nitrogen Karet & Karotenoida Lipida & Ion Logam

Partikel karet murni (isoprene) tersuspensi dalam serum lateks dan bergabung

membentuk rantai panjang yang disebut Poli Isoprene (C5H8) seperti Gambar 1.

H3 C H H3 C H3CH H

C = C C = C C = C

Page 2: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Gambar 1. Rumus Molekul Poli Isoprene

2. PENGGUMPALAN LATEKS KEBUN

Partikel karet dapat terdispensi dengan baik pada larutan, disebabkan adanya gerakan

zigzag (gerakan Brown) dari partikel. Besarnya gerakan Brown dapat mengatasi gaya

gravitasi dari partikel karet sehingga tidak terjadi creaming maupun pengendapan

Didalam lateks, isoprene ini diselaputi oleh lapisan protein sehingga partikel karet

bermuatan listrik. Protein merupakan rangkaian gabungan dari asam-asam amino yang

bersifat dipolar (dalam keadaan netral mempunyai dua muatan listrik) dan amphoter

(dapat bereaksi dengan asam basa) dengan rumus molekul seperti Gambar 2.

Gambar 2. Rumus Molekul Protein Dalam Berbagai Tingkat Keasaman

Lateks segar mempunyai pH = 6,9 (bermuatan negatif). Ion bermuatan negatif tersebut

diserap oleh permukaan partikel karet membentuk lapisan disebut lapisan stern.

Lapisan yang sama-sama bermuatan negatif tersebut menyebabkan terjadinya tolak

menolak antara partikel sehingga lateks tidak menggumpal. Jadi selama lateks

bermuatan negatif, akan tetap stabil.

Pada titik isoelektris, muatan listrik akan mencapai nol sehingga protein tidak stabil dan

menggumpal serta lapisan stern akan hilang sehingga antar butir karet terjadi kontak

mengakibatkan lateks menggumpal.

3. PRAKOAGULASI PADA LATEKS KEBUN

3.1. Faktor-faktor Penyebab Prakoagulasi

Prakoagulasi pada lateks dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti :

C H2 H2 C C H2------ ------H2 C H2 C ------C H2

H O

H+

HH O

R----C---- C

N H2 O

========

=======

NH3+OH-

R----C---- C

O

O

R----C---- C

NH3+ O

Protein NegatifpH > 4,7

Protein PositifpH < 4,7

Protein NetralpH = 4,7Titik isoelektris

Page 3: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

a. Penambahan asam

Penambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunnya pH

Lateks maupun titik isoelektris sehingga Lateks Kebun membeku.

b. Mikro organisme

Lateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mokroorganisme

karena mengandung cairan tiotic liquid. Dalam lateks belum terdapat mikrobia

tetapi setelah lateks tersebut di udara terbuka, lateks tersebut akan dicemari

oleh bakteri dan populasinya akan naik secara drastis.

Menurut PURKISS (1977) Lateks yang telah dicemari dengan bakteri selama

8 jam mengandung + 108 cell bakteri/ml lateks. Mikrobia ini menghasilkan

asam-asam yang menurunkan pH mencapai titik isoelektris sehingga lateks

membeku serta menimbulkan rasa bau karena terbentuknya asam-asam yang

menguap (Volatile Fatty Acid). Ammoniak dapat membunuh dan menahan

pertumbuhan mikrobia, namun sifat bakterisida dan bakteriostatiknya masih

terbatas, terutama bergantung kepada dosis yang diberikan dan kecepatan

pemberiannya.

Suhu udara yang tinggi akan lebih mengaktifkan kegiatan bakteri, sehingga

dalam penyadapan ataupun pengangkutan diusahakan pada suhu rendah atau

pagi-pagi.

c. Iklim

Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam yang larut dari kulit

batang. Zat-zat ini mengkatalisir terjadinya prakoagulasi. Penyadapan yang

dilakukan pada siang hari (suhu yang tinggi) akan mendorong terjadinya

penyerapan air dari lateks sehingga terjadi penggumpalan.

d. Pengangkutan

Pengangkutan yang terlambat ataupun dalam keadaan suhu yang tinggi akan

mengganggu kestabilan lateks. Jalan yang kurang baik akan menimbulkan

goncangan pada lateks sehingga menyebabkan pecahnya lutoid.

e. Kotoran dari luar

Lateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama

air yang mengandung logam atau elektrolit.

Page 4: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

3.2. Upaya Untuk Mencegah /Mengurangi Prakoagulasi

Untuk mencegah /mengurangi prakoagulasi di lapangan dilakukan dengan cara :

a. Cara penyadapan dilakukan menurut aturan dan pada keadaan suhu rendah

(pagi-pagi). lateks segera diangkut ke pabrik tanpa banyak goncangan.

b. Alat-alat penyadapan dan pengangkutan bersih dan tahan karat.

c. Pemberian anti koagulan (bahan pengawet) pada lateks

Bahan kimia yang biasa digunakan untuk mencegah prakoagulasi di lapangan

adalah Amoniak yang berfungsi mencegah koagulasi karena bersifat :

Desinfektan sehingga dapat membunuh bakteri

Bersifat basa sehingga dapat mempertahankan/menaikkan pH Lateks Kebun

Mengurangi konsentrasi logam

I. PABRIK PENGOLAHAN LATEKS PEKAT

1. Di lapangan

a. Penderesan

b. TPH

c. TPA Pabrik

2. Di Pabrik

a. Penimbangan

b. Tangki Penerimaan (OT = Onvangen Tank)

c. Sedimentasi

d. Pemusingan

e. Mixing Tank

f. Tangki Timbang

g. Tangki Timbun (storage)

h. Pengiriman Lateks ke Belawan

3. Pengolahan Serum

a. Kelder Tank Serum

b. Bak Pengipasan

Page 5: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

c. Bak Penggumpalan

d. Bak Serum Sekunder

e. Bak Pengendalian Limbah

4. Pengapalan

Gambar 3. SKEMA PENGOLAHAN LATEKS PEKAT

KKK > 28 % VKA < 0,05

NH3 : HA (0,5-0,7 %) LA (0,4-0,5 %)

DAP 10 % = 1 ml/ltr Lateks Kebun (LA)

II. PABRIK PENGOLAHAN RIBBED SMOKE SHEET (RSS)

Proses Pengolahan Sheet

1. Di lapangan

LATEKS KEBUNONVANGEN TANK

TANGKI SEDIMENTASI

MESIN SEPARATOR(Centrifuge)

TANGKI CAMPUR

TANGKICAMPUR

TANGKI TIMBANG

TANGKI PENYIMPANAN

KELDER TANK SERUM

BAKPENGIPASAN

BAK PENGGUMPALAN

BAK SERUM SECUNDER

BAK PENGENDALIAN LIMBAH

Page 6: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

a. Penderesan

b. TPH (Tempat Pemungutan Hasil)

c. TPH Pabrik

2. Pabrik

a. Penerimaan

b. Pengenceran

V : Volume yang diperlukan untuk pengenceran A : Volume Lateks sebelum diencerkan S : KKK Lateks sebelum diencerkan R : KKK pengenceran yang dikehendaki

c. Pembekuan

d. Penggilingan

e. Penirisan

f. Pengasapan

g. Sortasi dan pengepakan

h. Coating & pemberian merk

i. Gudang Ball

Gambar 4. SKEMA PENGOLAHAN SHEET

CRC NH3 10% 20% : 4,5 ml atau 3,25 ml/ltr Lateks KebunLateks 30%

S - RV = X A

R

Tangki Penerimaan di TPH

Page 7: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Saringan 20 dan 40 mesh

DRC Lateks = 13-15%

Saringan 40 dan 60 mesh

Formic Acid = 2-2,5 %

2 - 4 jam

5 hari

P x L x T = 50 cm x 50 cm x 50 cm

Ball Sheet + 113,3 – 113,5 kg

Ball Sheet siap ekspor

III. PABRIK PENGOLAHAN CRUMB RUBBER

Produksi Crumb Rubber ada 2 :

1. High Grade Produksi yang berasal dari bahan baku Lateks Kebun

(SIR 3 CV, SIR 3L, SIR 3WF, SIR 5)

Tangki Penerimaan Pabrik/

Tangki Pengecoran

Bak Pembekuan

Penggilingan

Penirisan

Pengasapan Sheet

Sortasi & Pengepakan

Coating & Pemberian Merk

Gudang Ball

Page 8: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

2. Low Grade Produksi yang berasal dari bahan baku Kempa

(SIR 10 dan SIR 20)

A. Pengolahan High Grade

1. Di lapangan

a. Penderesan

b. TPH

c. TPH Pabrik

2. Pabrik

a. Penerimaan

b. Pengenceran

c. Pembubuhan bahan kimia

d. Pembekuan

e. Penggilingan

f. Pengeringan

g. Pendinginan

h. Sortasi

i. Press Ball (Pengempaan)

j. Pengambilan contoh untuk Penentuan Mutu

k. Pengepakan dan Penyimpanan panen/Pengiriman

Gambar 5. SKEMA PENGOLAHAN CRUMB RUBBER High Grade : SIR 3L, 3 CV, 3 WF

BAHAN BAKU SHREDDER

Page 9: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

TIMBANGAN

UJI MUTU

B. Pengolahan Low Grade

1. Di lapangana. Penderesan

TANGKI FORMIC ACID

TANGKI PENERIMAAN

BAK PENGGUMPAL

MOBIL CRUSHER

MACERATOR REDUCER

CREPPER 1

CREPPER 2

CREPPER 3

VIBRATING SCREEN

DRYER

COOLING FAN

KEMPA

PENGEPAKAN

GUDANG

EKSPOR

Page 10: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

b. TPHc. TPH Pabrik

2. Pabrika. Penerimaanb. Penggilinganc. Peremahand. Pengeringan dan Pendinginane. Pendinginanf. Sortasig. Press Ballh. Pengambilan contoh untuk Penentuan Mutui. Pengepakan dan Penyimpanan

Gambar 6. SKEMA PENGOLAHAN CRUMB RUBBER Low Grade : SIR 10 dan SIR 20

Page 11: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KARET

1. Spesifikasi

BAHAN BAKU KOAGULUM

MAKROBLENDING I

BAK AIR (Pencucian)

PREBREAKER/GRANULATOR 18MAKROBLENDING II

MACERATOR – HAMMERMILLMAKROBLENDING III

MACERATOR

CREPPER

PENGERING GANTUNG

PENGERINGAN GANTUNG

BAK AIR (Pelunakan)

CREPPER

CREPPER HAMMERMILL/SHREDDER

DRYER

TIMBANG

PRESS

PACKING

GUDANG

Page 12: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

a. Spesifikasi Limbah Cair Mentah

Limbah cair yang berasal dari serum sisa asam penggilingan, cucian tangki dan

pencucian peralatan.

Karakteristik limbah cair dari pabrik karet yang masuk ke IPAL adalah sebagai

berikut :

Tabel 2. Karakteristik Limbah Cair Pabrik Karet masuk ke IPAL

No. Parameter/Satuan Pabrik KaretSit

(Kisaran)

Pabrik KaretRemah(Kisaran)

Pabrik KaretLateks Pekat

(Kisaran)

1. BOD (mg/l) 2.500 - 2.700 150 - 2.000 3.500 - 4.000

2. COD (mg/l 3.300 - 4.000 2.700 - 3.000 6.500 - 7.000

3. Suspended Solid (mg/l) 3.500 - 4.000 1.800 - 2.000 300 - 800

4. Total Solid (mg/l) 3.500 - 4.000 1.800 - 2.000 6.000 - 8.000

5. N –NH3 (mg/l) 10 - 15 40 - 70 450 - 700

6. pH 4,9 - 5 5 - 6 4,0 - 4,8

b. Baku Mutu Limbah Cair Pabrik karet

Limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan (badan penerima) harus memenuhi

baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh Pemerintah (Kep.51/MENLH/10/1991)

sebagai berikut :

Tabel 3. Baku Mutu Limbah Cair Pabrik Karet

No. PARAMETERKADAR MAKSIMUM

(mg/l)BAHAN PENCEMARAN

MAKSIMUM (kg/ton)

1. BOD5 150 6,02. COD 300 12,03. TSS 150 6,04. Amonia Total

sebagai (NH3-N)10 0,4

5. pH 6,0 – 9,06. Debit Limbah Maksimum -

2. Prosedur Pengolahan Limbah Cair

Dengan sistem kolam (Anaerobik - Fakultatif Aerobik)

Page 13: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

a. Tahapan Pengolahan

Lihat Gambar 7 dan Gambar 8.

b. Proses Pengolahan

1) Proses Deamonisasi

Pengolahan air limbah pabrik lateks pekat dilengkapi dengan peralatan

deamonisasi. Air limbah berasal dari serum, dialirkan ke bak Deamonisasi untuk

pengurangan kadar Amonia sekitar 0,05 % kemudian dialirkan ke bak Skim.

Pengelolaan air limbah pabrik RSS dan Crumb Rubber air limbahnya langsung

dialirkan ke kolam Rubber Trap untuk proses pemisahan karet.

2) Proses Penggumpalan

Air limbah di bak Skim digumpalkan dengan asam sulfat dosis 5-9 kg/ton

(Lateks pekat amonia tinggi > 7 %, Lateks pekat amonia rendah < 2,5 %).

Air limbah yang telah menggumpal (4-5 hari) diangkat dari bak dan dipotong-

potong untuk proses Blok Skim Rubber sisa cairan dialirkan ke bak untuk

mengendapkan sisa Skim dan cairannya dialirkan ke kolam Rubber Trap.

3) Proses Pemisahan Karet

Pengutipan karet dapat dilaksanakan dengan mengambil karet di permukan

kolam atau membubuhkan flokulan/asam semut sehingga terbentuk koagulan.

Koagulan tersebut diambil.

4) Proses Anaerobik

Limbah cair dari kolam Rubber Trap mengalir ke kolam Anaerobik. Dalam kolam

Anaerobik, bakteri Anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan gas

CO2. Dan selanjutnya bakteri Metagonik akan merubah asam organik menjadi

gas CH4 dan CO2.

5) Proses Fakultatif

Proses yang terjadi pada kola mini adalah proses peng-nonaktifan bakteri

Anaerobik dan pra kondisi Aerobik, aktifitas ini dapat diketahui dengan indiksi

pada permukaan kolam tidak dijumpai Skim dan cairan tampak kehijau-hijauan.

6) Proses Aerobik

Page 14: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Pada kolam Aerobik terjadi proses Aerobik, pada kolam ini tumbuh ganggang

dan mikroba Heterotrop membentuk flocs. Hal ini merupakan proses peyediaan

oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam dengan metode secara

alamiah atau dengan menggunakan Aerator.

7) Masa Tinggal (HRT)

Dari seluruh ringkasan proses tersebut di atas, masa tinggal limbah selama

proses berlangsung mulai kolam Anaerobik sampai air limbah dibuang ke kolam

penerima/lingkungan membutuhkan masa tinggal/waktu tinggal selama lebih

kurang 34 hari untuk IPAL, pabrik karet Sheet dan Crumb dan selama 94 hari

untuk IPAL, pabrik Lateks pekat.

c. Prosedur Pengolahan Limbah Cair dengan System Oxidation Ditch.

1) Tahapan Pengolahan sebagai berikut :

Lihat Gambar 8.

2) Proses Pengolahan

a) Proses Deamonisasi

Pada pengolahan limbah pabrik Lateks pekat, sumber limbah dari serum,

cucian peralatan/bowl dialirkan ke bak Deamoniasi untuk dikurangi kadar

amonia sekitar 0,05 % kemudian dialirkan ke bak Skim. Pada pengolahan

pabrik RSS dan pabrik Crumb Rubber air limbahnya langsung dialirkan ke

kolam Rubber trap untuk proses pemisahan karet.

b) Proses Penggumpalan

Setelah air limbah di bak Skim, air limbah tersebut digumpalkan dengan

asam sulfat dengan dosis 5 – 9 kg/ton kk (untuk Lateks pekat beramonia

tinggi dosisnya lebih besar dari 7 % dan Lateks pekat beramonia rendah <

2,5 %. Skim Lateks dibiarkan menggumpal selama 4 – 5 hari, kemudian

dipotong untuk pengolahan Blok Skim Rubber. Sisa cairan dari pembekuan

dialirkan ke Bulking Pit.

c) Pengumpulan

Page 15: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Seluruh limbah cair dari pabrik dimasukkan ke bak pengumpul (Bulking Pit),

limbah tersebut selain dikumpulkan juga supaya bercampur homogeny,

dipompakan ke tangki pencampur (Mixing Tank).

d) Pencampuran

Air limbah dicampur dengan aquaflock sehingga homogeny di tangki

pencampuran. Air limbah yang sudah bercampur dengan flokulan tersebut

dialirkan koagulasi/setting tank secara bergantian.

e) Pembekuan

Serum dan butiran karet yang sudah beku kira-kira 2 hari diangkat/diambil

dan serum yang tidak mengandung butiran karet dialirkan ke kolam aerasi

(Oxidation Ditch).

f) Proses Aerasi/Oxidation Ditch

Pada kolam ini merupakan proses penyediaan oksigen yang dilakukan

menggunakan surface aerator.

g) Proses sedimentasi

Air limbah yang keluar dari kolam aerasi dialirkan ke tangki pemurnian

(Clarifier) dilengkapi dengan pompa isap untuk dipisahkan antara lumpur

dengan limbah.

h) Proses Pengeringan Lumpur

Lumpur dipompakan ke Sludge Drying Bed dan air limbah dibuang/dialirkan

ke badan air (lingkungan).

Gambar 7.SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK RSS/CRUMB RUBBER

Page 16: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Gambar 8. SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK LATEKS PEKAT BIOLOGIS SYSTEM dan OXIDATION DITCH

AIR BUANGAN RUBBER TRAP

KOLAM FAKULTATIF – III(KOLAM AEROBIC – I)

HRI = 5,5 HARI

KOLAM FAKULTATIF - IHRI = 5,5 HARI

KOLAM ANAEROBICHRI = 12 HARI

KOLAM FAKULTATIF - IIHRI = 5,5 HARI

KOLAM FAKULTATIF – IV(KOLAM AEROBIC – I)

HRI = 5,5 HARI

Air Buangan Memenuhi Baku Mutu

Page 17: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Bulking fit

0 POMPA

Maxing Tank

I POMPA AQUA FLOC

Settling Bak

Oxidation Ditch

Clarifier Bak

Pengeringan Lumpur(Drying Bak)

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KARET

1. Spesifikasi

AIR PEMBUANGAN RUBBER TRAP

BAK PENGUMPUL

0===0===0

- I - - I - -I - - I - - I -

I I I

KOLAM FAKULTATIF – IIIHRT = 10 HARI

KOLAM FAKULTATIF - IHRT = 10 HARI

KOLAM ANAEROBIC - IHRT = 30 HARI

KOLAM FAKULTATIF - IIHRT = 10 HARI

KOLAM FAKULTATIF – IVHRT = 10 HARI

Air Buangan Memenuhi Baku Mutu

Air Buangan Memenuhi Baku Mutu

KOLAM ANAEROBIC - IIHRT = 12 HARI

Page 18: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Limbah cair dari pengolahan pabrik sarung tangan dan benang karet yang berasal dari

pencucian peralatan compound, pencucian separator tangki Lateks acid bed, tangki

powder dan pembersih lantai.

Karakteristik limbah cair dari industri karet yang masuk ke IPAL adalah sebagai berikut

Tabel 4. Karakteristik Limbah Cair Dari Industri Karet Yang Masuk ke IPAL

NO. PARAMETER SATUAN BESARAN1. BOD mg/l 600 – 9002. COD mg/l 1.290 – 1.7003. SS mg/l 136 – 3354. Zn mg/l 195 – 3205. pH - 3 – 4,56. Temperatur oC + 29

2. Prosedur Pengolahan Limbah

a. Tahapan Pengolahan

Lihat Gambar 9.

b. Proses pengolahan limbah

1) Pengumpulan air limbah

Air limbah dari karet pengolahan benang karet (Rubber Thread Factor) dan

gelang karet dialirkan ke bak pengumpul (collectif reservoar) kemudian dialirkan

ke bak pencampuran.

2) Pencampuran (Equalisasi)

Air limbah di bak equalisasi bercampur sehingga homogen dengan pengadukan

dan pemberian udara (blower).

3) Proses alkalisasi

Pada kolam ini terjadi proses alkalisasi, menaikkan pH air limbah (menjadi pH +

10) dengan menginjeksikan kaustik soda (NaOH) dan juga pemberian poli

elektrolit untuk mengikat unsur logam (pengendapan). Agar campuran tersebut

homogen pada kolam ini diinjeksikan udara (blower) kemudian air limbah

dialirkan ke bak sedimentasi.

4) Proses sedimentasi

Page 19: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Pada kolam ini terjadi pemisahan air limbah antara padatan/sludge dengan

cairan.

Padatan/ sludge dari bak sedimentasi dipompakan ke thickening basin

(bak pengendap), pada bak ini terjadi pemisahan phase lumpur (sludge)

dan phase cair. Lumpur dipompakan ke stasiun penyaring (filter station)

sedang phase cair dikembalikan ke kolam Equalisasi. Lumpur (sludge)

yang disaring di filter station, padatan dipompa ke sludge cassion untuk

dipres dan ditempatkan ke container kemudian dibuang ke tempat

tertentu sedang cairan dari filter station dikembalikan ke bak equalisai.

Cairan (air limbah) dari bak sedimentasi dialirkan ke bak netralisasi.

5) Proses netralisasi

Pada bak ini air limbah pH nya dinetralkan dengan penambahan H2SO4

kemudian dialirkan ke lagoon aerater.

6) Proses aerasi

Air limbah di kolam aerasi (laggon aerator) diberikan oksigen dengan

menggunakan blower, kemudian air limbah dialirkan ke bak clarifier.

7) Proses pemurnian

Air limbah di bak klarifier dipisahkan sludge dengan cairan. Sludge dikembalikan

ke bak equalisasi sedang cairan mengalir secara gravitasi ke kolam post

aeration. Air limbah dari post aeration telah memenuhi persyaratan baku mutu

limbah cair golongan II (Lampiran C Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No. Kepmen. 51/MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995 tentang Baku

Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri).

Page 20: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Gambar 9. BAGAN ALIR PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK INDUSTRI KARET

Poli Elektrolit 0,5–1 Kg/hari

Bak Alkalinisasi Bak Pengendapan

NaCH 30 % 1.400 kg/hari Liquid Phase H2SO4 30 % Liquid Phase Tempat Bak Sludge Phase Cairan 1.000 Kg/hari Cairan Pengumpul Limbah Cair

AERASI LIQUID PHASE

AKHIR CAIRAN

LIQUID PHASE CAIRAN

Stasiun Tempat Dibakar dan ditebar

PENJERNIHAN

Clarifier

POST AERATIONPOST AERATION

AeratedLagoence

Neutrali-zationBasin

Sedimen tationBasin

Alkalini-tationBasin

Equali-zationBasin

WasteWater

CollectingReservoir

Waste Water From ETF

Waste Water From DTF

Thicke-ningBasin

LIMBAH CAIR DARI PABRIKBERAUS BAND (butir karet)

FILTERSTATION SLUDGE

CASSIO

TAKE TO BURNEDIN ESTATE

TO DITCHDRAINBADAN AIR

Page 21: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Penyaringan Penampungan ke Areal tanaman Pengumpan Lumpur Kering

Page 22: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

PROSES PENGOLAHAN KAKAO

I. Panen1. Kriteria Matang Panen

2. Pelaksanaan Panen

3. Pemecahan Buah Kakao

II. Pengolahan di Pabrik

1. Fermentasi

2. Perendaman dan Pencucian

3. Pengeringan

4. Sortasi

5. Pengemasan

6. Penggudangan

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KAKAO1. Spesifikasi

Spesifikasi limbah cair mentah

Pabrik kakao dengan pengolahan wet proses menghasilkan limbah cair yang berasal

dari cairan fermentase/pulp atau sweeting kakao basah dan cucian lantai.

Karakteristik limbah cair dari industry karet yang masuk IPAL adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Karakteristik Limbah Cair Dari Industri Kakao Yang Masuk ke IPAL

NO. PARAMETER SATUAN BESARAN1. BOD mg/l 26.500 – 130.0002. COD mg/l 29.291 – 172.2273. pH - 5,31 – 3,94. Total Solid mg/l 22.293 – 90.664

2. Prosedur Pengolahan Limbah Cair

a. Tahapan pengolahan

Lihat Gambar 10..

b. Proses pengolahan limbah

1) Proses sedimentasi

Page 23: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Air limbah pabrik dikumpulkan di bak pengendapan, cairannya mengalir secara

gravitasi ke kolam anaerob, sludge yang mengendap dikuras.

2) Proses anaerobic

Limbah cair dari kolam sedimentasi mengalir ke kolam anaerobic. Dalam kolam

anaerobic terjadi proses perombakan bahan organik menjadi gas methane dan

gas CO2 seperti proses anaerobic pada kolam anaerobic IPAL.pabrik-pabrik

lainnya. Indikasi dapat diketahui adanya gelembung gas yang keluar pada

kolam dan timbul scum.

3) Proses fakultatif

Proses yang terjadi pada kola mini adalah penonaktifan bakteri anaerobic dan

pra kondisi aerobic. Aktifitas ini diketahui dengan indikasi pada permukaan

kolam tidak dijumpai scum dan cairan tampak kehijau-hijauan.

4) Proses anaerobic

Pada kolam ini terjadi proses aerobic dan pada kolam ini timbul ganggang dan

mikroba heterotrop membentuk flocks, hal tersebut merupakan proses

penyediaan oksigen yang dibutuhkan mikroba dalam kolam dengan cara

alamiah. Air limbah yang keluar dari kolam aerobic mutunya telah dapat

memenuhi baku mutu air golongan II.

Pada Lampiran C Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

Kep.MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995.

5) Masa tinggal

Dari rangkaian proses tersebut di atas masa tinggal limbah cair selama

berlangsung mulai kolam sedimentasi sampai air limbah dibuang ke badan

penerima lingkungan membutuhkan waktu selama lebih kurang 40 hari.

Page 24: LATEKS.dock111111111111111111111111111111111111111111111111111ih1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111gyff

Gambar 10. SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK KAKAO

AIR BUANGAN

KOLAMPENGENDAPAN

KOLAM ANAEROBIK - I

KOLAM

ANAEROBIK - I

KOLAMANAEROBIK - II

KOLAMFAKULTATIF

KOLAMAEROBIK

Air Buangan yangMemenuhi Baku Mutu