latar belakaytytgytuytyutyutiung

6
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan sesuai dengan Indonesia sehat bertujuan unutk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Depkes RI, 2005). Kementerian kesehatan RI 2011 memiliki visi dan misi. Visi yaitu menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sedangkan misi kesehatan 2011 diantaranya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swata dan masyarakat madani. Melindungi masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. Salah satu penyakit yang perlu mendapatperhatian kita semua adalh penyakit arthritis rheumatoid yang banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit arthritis rheumatoid merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang baik dan tepat. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang serius karena ini merupakan penyakit persendian. Sehingga kan menggangu aktivitas

description

tyrtrkuyryuty

Transcript of latar belakaytytgytuytyutyutiung

Page 1: latar belakaytytgytuytyutyutiung

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan sesuai dengan Indonesia sehat bertujuan

unutk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. (Depkes RI, 2005). Kementerian kesehatan RI 2011 memiliki visi

dan misi. Visi yaitu menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan

berkeadilan sedangkan misi kesehatan 2011 diantaranya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swata

dan masyarakat madani. Melindungi masyarakat, termasuk swasta dan

masyarakat madani.

Salah satu penyakit yang perlu mendapatperhatian kita semua adalh

penyakit arthritis rheumatoid yang banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit

arthritis rheumatoid merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang

baik dan tepat. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang serius karena

ini merupakan penyakit persendian. Sehingga kan menggangu aktivitas

seseorang dalam kehidupan sehari – hari ( Syaifoellah Media, 2011).

Arthritis rheumatoid adalah penyakit menahun dan progresif yang

cenderung menyebabkan cacat sendi dan ketidakmampuan. Sekitar 99-100 %

penderita arthritis rheumatoid, yang factor reumatoidnya positif. Akhirnya

mengalami erosi dan cacat sendi dengan ketidakmampuan jasmani bahkan

tidak mustahil terjadi kematian dini (Pincus, media, 2011)

Menurut weldner, factor penyebab arthritis rheumatoid ini adalah

karena gizi buruk dan infeksi selain itu factor lain yang menyebabkan

terjadinya arthritis rematoid adlaah pekerjaan, aktivitas sehari-hari yang

berlebihan, umur, jenis kelamin, dan lingkungan.

Page 2: latar belakaytytgytuytyutyutiung

Hal yang perlu diperhatikan adalah angka kejadian penyakit arthritis

rheumatoid adalah 1-2 % dari total populasi di Indonesia. Berdasarkan hasil

penelitian terakhir dari Zheng Q. y et 2008 prevalensi nyeri di Indonesia

mencapai 23,6% hingga 31, 3 % angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri

arthritis rheumatoid cukup mengganguaktivitas masyarakat Indonesia ,

terutama mereka yang memiliki kegiatan yang sangat padat baik di daerah

perkotaaan maupun perdesaan, kurangnya porsi berolahrga dan bertambahnya

usia. Prevalensi arthritis rheumatoid lutut di Indonesia cukup tinggi yang

mencapai 15, 5 % pada wanita dan 12, 7% pada pria.

Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar

kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan

pasien. Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya

menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh

penyakit rheumatoid arthritis tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas

pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak

jelas yang dapat menimbulkan kegagalan organ atau mengakibatkan masalah

seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur.

Lebih lanjut awitan keadaan ini bersifat akut dan perjalanan penyakitnya dapat

ditandai oleh periode remisi (suatu periode ketika gejala penyakit berkurang atau

tidak terdapat) dan eksaserbasi (suatu periode ketika gejala penyakit terjadi atau

bertambah berat).

Bertambah beratnya gejala penyakit rheumatoid arthritis sehingga

mengakibatkan terjadi perubahan aktivitas pada pasien (Smeltzer & Bare, 2002).

Aktivitas merupakan suatu aksi energetik atau keadaan bergerak. Semua manusia

yamg normal memerlukan kemampuan untuk dapat bergerak. Kehilangan

kemampuan dalam bergerak walaupun dalam waktu yang singkat memerlukan

tindakan-tindakan tertentu yang tepat oleh pasien atau perawat. Orang yang

Page 3: latar belakaytytgytuytyutyutiung

menderita penyakit seperti rheumatoid arthritis mempunyai masalah dalam

menjaga aktivitasnya (Priharjo Robert, 1993)..

Hal yang terburuk pada penderita rheumatoid arthritis adalah pengaruh

negatifnya terhadap kualitas kehidupan. Bahkan kasus rheumatoid arthritis yang

tidak begitu parah pun dapat menghilangkan kemampuan seseorang untuk

produktif dan fungsional seutuhnya. Rheumatoid arthritis dapat mengakibatkan

tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seutuhnya (Gordon, 2002).

. Sedangkan di provinsi Bengkulu sendiri, dari beberapa puskesmas di

Bengkulu, kasus penderita arthritis rheumatoid tertinggi terjadi di puskesmas

Nusa indah dengan 1770 kasus pada tahun 2009-2010 sedangkan kasus

terendah ada di puskesmas sidomulyo pada tahun 2010. (Dinkes, Bengkulu

2010). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti

‘Hubungan Aktivitas dan Pola diet dengan Frekuensi Kekambuhan Atritis

Reumatoid di Puskesmas Nusa Indah Bengkulu Tahun 2013’.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah “apakah ada

hubungan antara Aktivitas dan Pola diet dengan Frekuensi Kekambuhan

Atritis Reumatoid”.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara Aktivitas dan Pola diet dengan Frekuensi

Kekambuhan Atritis Reumatoid”.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang akan dicapai pada penelitian ini adalah

1. diketahuinya hubungan aktivitas dengan kekambuhan Artritis

Reumatoid

Page 4: latar belakaytytgytuytyutyutiung

2. diketahuinya hubungan pola diet dengan kekambuhan Artritis

Reumatoid

3. Gambaran aktivitas dan pola diet dengan frekuensi kekambuhan

arthritis rheumatoid

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi

pihak puskesmas.

2. Bagi STIKES TRI MANDIRI SAKTI

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan literature untuk

kampus

3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain untuk melanjutkan

penelitiannya