Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

77
Sebuah Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas National dalam Sistem Kesehatan Abstrak Bagi sebagian besar Negara, peningkatan kualitas terpusat pada reformasi kesehatan dan pemberian layanan. Dengan sumber daya yang tersedia semua negara menghadapi tantangan dalam menjamin akses, pemerataan, keselamatan dan partisipasi pasien, dan bagaimana meningkatkan keahlian, teknologi dan pengobatan berdasar bukti. Bagian pertama dari dokumen ini menjelaskan beberapa nilai nilai, bentuk dan konsep yang mempengaruh pendekatan nasional, bersama dengan pengaruh internasional yang datang dari Dewan Eropa, Uni Eropa dan Kantor Regional WHO. Bagian kedua menawarkan sebuah kerangka kerja dan prinsip- prinsip untuk strategi kualitas nasional. Bagian ini memberikan contoh kebijakan, pengaturan, metode, dan sumber daya yang sudah diaplikasikan pada institusionalisasi kualitas oleh Negara- Negara anggota. Bagian lampiran meliputi ringkasan rekomendasi dari penasehat- penasehat ahli yang bekerja untuk Dewan Eropa dan WHO Eropa. Tersedia pula alat bantu penilaian diri untuk membantu mengidentifikasi mekanisme yang ada dan kesempatan di masa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas. Juga tersedia rujukan kepada penerbitan dan situs web. Kata kunci: KUALITAS LAYANAN KESEHATAN PEMBERIAN LAYANAN-standar ASESMEN HASIL (LAYANAN KESEHATAN) PENGENDALIAN KUALITAS PROGRAM KESEHATAN NASIONAL

Transcript of Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Page 1: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Sebuah Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas National dalam Sistem Kesehatan

Abstrak

Bagi sebagian besar Negara, peningkatan kualitas terpusat pada reformasi

kesehatan dan pemberian layanan. Dengan sumber daya yang tersedia semua negara

menghadapi tantangan dalam menjamin akses, pemerataan, keselamatan dan

partisipasi pasien, dan bagaimana meningkatkan keahlian, teknologi dan pengobatan

berdasar bukti.

Bagian pertama dari dokumen ini menjelaskan beberapa nilai – nilai, bentuk dan

konsep yang mempengaruh pendekatan nasional, bersama dengan pengaruh

internasional yang datang dari Dewan Eropa, Uni Eropa dan Kantor Regional

WHO.

Bagian kedua menawarkan sebuah kerangka kerja dan prinsip- prinsip untuk strategi

kualitas nasional. Bagian ini memberikan contoh kebijakan, pengaturan, metode,

dan sumber daya yang sudah diaplikasikan pada institusionalisasi kualitas oleh

Negara- Negara anggota.

Bagian lampiran meliputi ringkasan rekomendasi dari penasehat- penasehat ahli

yang bekerja untuk Dewan Eropa dan WHO Eropa. Tersedia pula alat bantu

penilaian diri untuk membantu mengidentifikasi mekanisme yang ada dan

kesempatan di masa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas. Juga tersedia

rujukan kepada penerbitan dan situs web.

Kata kunci:

KUALITAS LAYANAN KESEHATAN

PEMBERIAN LAYANAN-standar

ASESMEN HASIL (LAYANAN KESEHATAN)

PENGENDALIAN KUALITAS

PROGRAM KESEHATAN NASIONAL

Page 2: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

PEMBUATAN KEBIJAKAN

EROPA

Page 3: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Ucapan Terima Kasih

Saran untuk mempresentasikan ide- ide mengenai kualitas sistem kesehatan datang

dari Profesor Isuf Kalo, Penasehat Regional untuk WHO mengenai Kualitas Sistem

Kesehatan di Kopenhagen. Isinya diperoleh dari Negara- Negara Eropa, dan diedit

menjadi menyerupai sebuah struktur oleh Dr. Charles Shaw. Pencantuman beberapa

contoh tidak berarti bahwa yang lainnya tidak ada, dan kami menyesalkan bila ada

yang tidak dicantumkan- yang mana dapat diperbaiki di edisi kedua. Kami secara

khusus berterima kasih kepada beberapa individu berikut ini atas komentar yang

membantu rancangan naskah ini:

Dr Marius Buiting, CBO Utrecht, Belanda

Profesor Viktorija Cucic, Sekolah Kesehatan Masyarakat. Belgrade, Yugoslavia

Stiofan de Burca, Dewan Kesehatan Mid-Western, Limerick

Profesor Agnes Jacquerye, Universite Libre de Bruxelles, Belgia

Dr Palmira Morkuniene, University Hospital, Vinius, Lithuania

Profesor Franco Perraro, Udine, Italia

Page 4: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Bagian 1: Cakupan dari Kualitas

Maksud dan Tujuan

Bagian pertama dari dokumen ini bertujuan untuk memberikan informasi latar

belakang mengenai definisi yang umum dan masalah seputar kualitas sistem dan

layanan kesehatan, kepada Menteri Kesehatan, dan pembuat keputusan yang lainnya

di negara- negara anggota WHO.

Bagian kedua menampilkan latar belakang sebuah program nasional untuk

meningkatkan kualitas, berdasarkan bukti riset dan pengalaman dari Negara-negara

di dalam dan luar Eropa.

Definisi dan asesmen kualitas yang dahulu tentang teknologi, para profesional dan

ahli ekonomi, sekarang dalam konteks sistem kesehatan, secara terus meningkat

merupakan domain pasien, masyarakat yang terdidik dan elektorat serta persaingan

pasar yang membandingkan kinerja Negara satu dengan Negara lain. Pertumbuhan

teknologi dan informasi, kebutuhan akan transparansi dan akuntabilitas masyarakat,

dan keterbatasan finansial sumber daya manusia mewajibkan setiap Negara

Anggota untuk menjelaskan dan mereformasi sistem kesehatan berdasarkan standar

struktur, proses, kinerja dan hasil yang diterima secara internasional.

Sistem yang Lebih Baik; perawatan lebih baik

Prioritas- prioritas untuk kualitas

Banyak penelitian dan pengembangan kualitas dalam layanan kesehatan datang dari

negara- negara maju., terutama Amerika Serikat, dan berfokus pada rumah sakit,

teknologi tinngi dan regulasi diri secara swadaya. Akan tetapi prioritas pertama di

banyak negara adalah mengembangkan perawatan kesehatan dasar, layanan

masyarakat dan kesehatan umum. Di sini, program kualitas cenderung digerakkan

oleh pemerintah dan diatur oleh undang- undang.

Namun demikian, ketidakpuasan masyarakat, politik dan profesional akan layanan

kesehatan menunjukkan sebuah konsensus global. Keprihatinan terkait secara

khusus dengan akses dan perawatan yang berkesinambungan, efektivitas klinis,

keselamatan pasien, nilai uang, respon konsumen dan akuntabilitas masyarakat.

Maka negara maju telah mulai meningkatkan perhatian terhadap pengobatan

Page 5: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

preventif, perawatan primer, keterlibatan konsumen, dan peraturan yang lebih

eksplisit oleh pemerintah dan lembaga pendanaan melalui perawatan dikelola dan

jaringan kerja kesehatan.

Alasan utama yang diberikan anggota uni Eropa dan negara- negara yang

menyetujui untuk menerapkan strategi jaminan kualitas adalah:

Sistem kesehatan yang tidak aman

Tingkatan variasi yang tidak dapat diterima dalam kinerja, praktek dan hasil

Teknologi kesehatan dan/ atau pemberian layanan kesehatan yang tidak

efektif dan tidak efisien (pemakaian yang terlalu banyak, salah, atau kurang)

Yang harus dibuang karena kualitas buruk menjadi tidak terjangkau

Ketidakpuasan pengguna

Akses layana kesehatan yang tidak merata

Adanya daftar tunngu

Biaya yang tidak terjangkau oleh masyarakat

Ada yang terbuang karena kualitas yang buruk

Arti kata ‘kualitas’

Tidak ada konsensus yang ada untuk definisi kata kualitas atau bagaimana kualitas

seharusnya diukur, baik pada keseluruhan sistem kesehatan, atau pada populasi atau

perawatan kesehatan perorangan. Setiap kebudayaan mempunyai nilai dan prioritas

yang berbeda, pada beberapa kebudayaan ‘baik’ berarti ketersediaan staf dan

fasilitas, di tempat lain bisa berarti kesetaraan dan belas kasih, bagi yang lain bisa

berarti hasil klinis yang optimal. Tantangan untuk setiap negara adalah mengenali

berbagai ekspektasi yang masuk akal dan untuk merekonsiliasi ekspektasi-

ekspektasi tersebut dalam sebuah sistem ayang responsif dan seimbang. Meskipun

demikian, berdasarkan sebuah kerangka kerja yang diajukan oleh sekelompok

penulis di WHO/HQ tahun 2001, kualitas sistem kesehatan didefinisikan sebagai

tingkat pencapaian sasaran intrinsik sistem kesehatan untuk perbaikan kesehatan

dan tanggapan terhadap ekspektasi masyarakat yang masuk akal.

Nilai-nilai

Page 6: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kualitas sistem kesehatan sering diperdebatkan oleh pengguna, penyedia, dan

pembeli, akan tetapi keseluruhan kesehatan masyarakat lebih tergantung pada

kualitas sistem kesehatan termasuk lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan dan

kebudayaan negara. Tetapi kualitas perawatan kesehatan yang disediakan untuk

masyarakat juga sangat ditentukan oleh model keuangan, perundangan dan

mekanisme peraturan lainnya.

Ada kesepakatan umum bahwa kualitas harus dilihat dari kacamata pemangku

kepentingan utama (seperti pengguna, penyedia perawatan, penyedia pendanaan,

politisi, dan pengelola kesehatan) dan terhadap kriteria eksplisit yang

mencerminkan nilai- nilai mendasar dari masyarakat yang dimaksud. Elemen

sebuah sistem kesehatan yang ‘baik’ yang umumnya dikutip berkaitan dengan

adaptasi Donabedian mengenai konsep input-proses-output dalam proses

manufaktur industri.

Struktur – ketersediaan sumber daya manusia, keuangan, teknis (investasi)

Bagaimana mereka dialokasikan dalam hal waktu, tempat dan tanggapan

terhadap kebutuhan masyarakat (akses);

Keadilan dalam pembagian biaya dan manfaat (kesetaraan)

Proses – bagaimana sumber daya diterapkan (kepengurusan-stewardship)

Penggunaan waktu dan sumber daya (efisiensi)

Menghindari pemborosan (ekonomi)

Pengurangan risiko (keselamatan)

Praktek berdasarkan bukti (kesesuaian)

Perawatan berfokus pada pasien (kesinambungan)

Informasi publik (pilihan, keterbukaan, akuntabilitas)

Outcome – hasil apa yang dicapai (kinerja)

Kesehatan masyarakat (peningkatan kesehatan)

Outcome klinis (efektivitas)

Kesesuaian ekspektasi antara masyarakat dan tenaga kerja (kepuasan)

Nilai uang (biaya-manfaat)

Page 7: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Tidak realistis apabila mengharapkan untuk bisa berfokus pada semua nilai-nilai

tersebut dalam waktu yang sama. Setiap negara harus menentukan total nilai-nilai

strategis dalam kualitas (lebih diutamakan yang mana yang bisa bertahan bila terjadi

pergantian pemerintahan) dan kemudian menentukan prioritas operasional.

Konsep Peningkatan

Pendekatan mekanis terhadap ‘kendali mutu’ dan inspeksi input serta proses sesuai

untuk mesin dan bisa menghasilkan hasil yang secara konstan memenuhi standar

minimum. Akan tetapi hal tersebut terbukti tidak menstimulasi perilaku manusia

untuk melakukan perbaikan dinamis yang disadari dan seringkali memicu

penyalahan dan hukuman, yang tidak memotivasi para staf dan manajer untuk

melayani secara profesional.

Dalam 20 tahun terakhir, konsep peningkatan sistem kesehatan telah beralih dari

pengawasan top-down, kepatuhan dan hukuman menjadi pengembangan bottom-up,

regulasi diri, dan insentif; pengukuran kualitas telah beralih dari input sumber daya

menjadi output kinerja. Penekanan telah beralih dari ‘kendali mutu dan asesmen;

menjadi penentuan standar yang disepakati dan valid, pengukuran kinerja yang

sistematis dan reliable, penerapan aksi untuk perubahan, pengukuran yang berulang

dan perbaikan yang terus menerus dalam sebuah siklus atau spiral yang bergerak ke

atas.

Gambar 1. Siklus peningkatan kualitas

Siklus kualitas

Standar Target Pengukuran Panduan Survei Ekspektasi Indikator

Perubahan Peningkatan

Page 8: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kualitas tidak bisa diperiksa dalam sistem perawatan kesehatan; peningkatan

memerlukan sebuah budaya kualitas yang dilakukan oleh manajer dan staf,

khususnya profesi- profesi klinis yang lebih resisten terhadap kontrol dan regulasi

eksternal. Saat ini ada sedikit bukti bahwa sistem peraturan telah mengadopsi

prinsip-prinsip peningkatan kualitas yang berkesinambungan, tapi ada juga bukti

bahwa mekanisme internal organisasi dan pengembangan personal diri mereka

sendiri telah berulang kali gagal untuk menjamin keselamatan, efisiensi, praktek

terbaik, dan kepercayaan publik. Idealnya, program peningkatan kualitas nasional

menjadi subjek dari evaluasi ilmiah yang sama dengan teknologi klinis akan tetapi

pada kenyataannya hal ini jarang terjadi – walaupun metode ini ditemukan pada

penelitian yang lebih kuat.

Beberapa analisa kebijakan kesehatan nasional tentang pengembangan kualitas (5-8)

telah mengenali sebuah kebutuhan akan keseimbangan bersama antara tinjauan

sejawat yang independen (seperti dengan audit, tata kelola, dan akreditasi klinis)

dan kontrol pemerintah yang wajib (seperti dengan perijinan, registrasi dan

inspeksi). Kesimpulan umumnya adalah bahwa sistem kualitas yang wajib maupun

sukarela harus dikoordinasikan dengan pemerintah national maupun daerah untuk

menjamin standar yang valid, asesment yang reliable, keterbukaan, dan

akuntabilitas publik. Sebagai bagian dari kewajibannya, asosiasi medis Eropa telah

berkomitmen untuk mendorong tanggung jawab para penyedia perawatan kesehatan

dalam proses peningkatan kualitas yang berkelanjutan.

Tetapi sejauh ini ada sedikit bukti bahwa mekanisme yang didisain untuk regulasi

eksternal adalah cara yang efektif untuk peningkatan kualitas, atau bahwa regulasi

diri profesional menjamin akuntabilitas publik atau bahwa dua sasaran tersebut bisa

dicapai dengan sebuah struktur tunggal. Maka, sudah jelas apabila pemerintah harus

bekerja dengan badan pengguna independen, profesional kesehatan, penjamin, dan

politisi kesehatan untuk meningkatkan kualitas sistem kesehatan.

Sebuah target kunci dari semua strategi nasional untuk kualitas adalah mengenali

dan mengembangkan kepentingan umum dan kemitraan antara kontributor

pemerintah dan non pemerintah.

Lingkungan dari kualitas

Page 9: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Lingkungan International

Di Eropa, kontributor kunci antar pemerintahan untuk kebijakan mengenai kualitas

dalam kesehatan adalah Dewan Eropa, Komisi Eropa dan Kantor Regional WHO

untuk Eropa. Badan berpengaruh lainnya adalah lembaga pendanaan, seperti World

Bank dan badan- badan pembangunan nasional, dan kekuatan pasar lintas batas

sebagai akibat dari kebebasan melakukan perjalanan, asuransi, perdagangan, dan

praktek profesional.

Jaringan kerja yang tidak terlalu formal juga mendorong pertumbuhan dan

pertukaran bukti serta metode peningkatan kualitas melalui masyarakat

internasional ( seperti asesment teknologi (10), kualitas (11), dan perawatan primer

(12) serta Masyarakat Eropa untuk Kualitas dalam Perawatan Kesehatan (13) dan

kerjasama kepentingan profesional dan teknis (seperti Organisasi Eropa untuk

Kualitas (14), Yayasan Eropa untuk Manajemen Kualitas (15), dan kerjasama

Cocchrane (16))

Dewan Eropa

Dewan Eropa membentuk sebuah panitia ahli mengenai kualitas pada tahun 1995.

Panitia ini merancang sebuah rangkaian rekomendasi untuk para menteri kesehatan

(diadopsi di tahun 1997) bahwa pemerintah negara-negara anggota sebaiknya

menetapkan sebuah sistem peningkatan kualitas (17), artinya: ‘membuat kebijakan-

kebijakan dan struktur, yang tepat, yang medukung pembangunan dan penerapan

‘sistem peningkatan kualitas’, contohnya sistem untuk meyakinkan secara terus

menerus dan meningkatkan kualitas perawatan kesehatan di semua tingkatan.”

Resolusi ini didasarkan atas pendapat bahwa menerima perawatnan kesehatan

dengan kualitas yang baik adalah hak yang mendasar setiap individu dan setiap

masyarakat, yang secara tersirat disebutkan dalam ayat 11 Piagam Sosial Eropa

tentang hak perlindungan kesehatan, dan karena ayat 3 dari Konvensi Hak Asasi

Manusia dan Biomedis mewajibkan agar pihak-pihak yang menandatangani

menyediakan ‘akses untuk perawatan kesehatan yang merata dengan kualitas yang

layak’ Lampiran untuk resolusi ini memberikan 17 panduan praktis untuk sebuah

sistem peningkatan kualitas nasional (lihat lampiran 3).

Uni Eropa

Page 10: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Misi Direktorat Jenderal untuk Kesehatan dan Perlindungan Konsumen adalah

untuk ‘menjamin sebuah tingkat perlindungan kesehatan, keselamatan dan

kepentingan ekonomi konsumen yang tinggi serta tingkat perlindungan kesehatan

masyarakat yang tinngi pada tingkatan Uni Eropa’ (18). Walaupun pemerataan

layanan kesehatan adalah tanggung jawab masing- masing negara, agenda umum

keterbukaan dan perlindungan konsumen memberikan tekanan sosial dan legal

kepada Uni Eropa demi standarisasi Eropa untuk menjamin pergerakan barang,

personil, dan konsumen yang bebas dan aman (19). Pada tahun 1998 para menteri

kesehatan setuju untuk bekerja sama mengenai kualitas perawatan kesehatan;

Kementrian Federal Austria menerbitkan sebuah rangkuman kebijakan kualitas pada

sidang umum Negara- negara Anggota Uni Eropa tahun 1998 (20), dan pada

pertemuan negara-negara yang menyetujui di tahun 2001 (21)

Program- program yang didanai secara beruntun telah mendorong kerja sama

seantero Eropa dalam penelitian biomedis dan layanan kesehatan ( contohnya

penelitian tentanghasil perawatan kesehatan, pendayagunaan rumah sakit (22), dan

program asesmen eksternal (23). Proyek COMAC (24) membandingkan

pendekatan- pendekatan tentang jaminan kualitas di 262 rumah sakit di seluruh

negara Uni Eropa dan telah diijinkan melakukan program stimulasi resmi di Israel

(24) dan di Polandia (25).

Pada Mei 2000 Komisi mengadopsi sebuah strategi kesehatan masyarakat yang baru

(27) untuk memperhitungkan perkembangan legal dan politik baru- baru ini serta

tinjauan tahun 1998 mengenai kebijakan yang ada di Dewan Eropa (28). Tinjauan

tersebut merekomendasikan 3 prioritas:

Meningkatkan informasi untuk penbangunan kesehatan masyarakat.

Bereaksi dengan cepat terhadap ancaman kesehatan

Menanggulangi faktor penentu kesehatan melalui promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit.

Paragraf ke 28 pada makalah strategi tahun 2000 memperkenalkan konsep praktek

terbaik- yang menyebar secara aktif- dalam perawatan kesehatan (demikian juga

peningkatan kualitas) di antara negara- negara anggota perserikatan dan di antara

mereka yang menghendaki untuk bergabung :

Page 11: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Sebuah penekanan besar … akan diterapkan pada praktek terbaik dalam

perawatan kesehatan, dengan kata lain, bukti terbaik saat ini mengenai

keselamatan, keberhasilan, efektifitas, dan efektifitas biaya dari pendekatan

yang berbeda- beda mengenai promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis dan

tindakan… Pekerjaan ini akan bertujuan untuk mempromosikan dan

menyatukan kegiatan- kegiatan di Negara- negara anggota dalam bidang-

bidang pengobatan berdasar- bukti, jaminan dan peningkatan kualitas,

kesesuaian intervensi, dan asesmen teknologi kesehatan. Koordinasi

pekerjaan dalam bidang-bidang ini akan didukung dan diatur dalam pijakan

formal agar dapat menyatukan keahlian-keahlian yang menjadi pokok

bahasan di negara- negara anggota, mengumpulkan dan bertukar informasi,

menstimulasi studi-studi internasional, dan meningkatkan penyebarab hasil-

hasil penelitian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Pada tahun 1997, Pertemuan Kesehatan Dunia WHO (29) meluncurkan target

global Kesehatan untuk Semua di tahun 2000 dengan mengadopsi deklarasi

konferensi internasional mengenai perawatan kesehatan primer, yang dilaksanakan

di Alma-Ata, Uni Sovyet (kini Almaty, Kazakhstan) tahun 1978. Pada resolusi yang

sama, Negara- negara Anggota WHO diundang untuk secara individu bertindak

dalam memformulasikan kebijakan nasional , strategi dan rencana aksi untuk

mencapai sasaran ini, serta secara kolektif memformulasikan strategi regional dan

global. Pada tahun 1998, Pertemuan ke 51 menegaskan kembali prinsip- prinsip

tersebut untuk abad 21 dan berkomitmen mendukung kebijakan dan strategi

regional dan nasional yang relevan.

Selama 20 tahun, Kantor Regional WHO telah dengan aktif mempromosikan

kualitas dalam perawatan kesehatan melalui kelompok ahli, pelatihan dan publikasi;

hal ini berfokus pada manajemen dan pemberian perawatan klinis. Pada September

1998, Komite Regional, yang terdiri delegasi kementrian dari Negara- negara

Anggota, mengadopsi Kesehatan 21 – kesehatan untuk semua pada abad 21 (30)

dan 21 target sebagai tolok ukur terhadap apa yang dipakai untuk mengukur progres

dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan. Target 16, ‘Mengelola Kualitas

Perawatan’, berfokus pada hasil sebagai ukuran akhir kualitas.

Page 12: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Pada tahun 2010, Negara- negara anggota harus menjamin bahwa

pengelolaan klinis sektor kesehatan, dari program kesehatan berbasis

populasi menjadi perawatan pasien perorangan pada tingkat klinis,

diorintasikan kepada hasil- hasil kesehatan.

16.1 efektifitas strategi utama kesehatan publik harus diases dalam hal hasil

kesehatan, dan keputusan yang berkenaan dengan strategi alternatif untuk

menangani masalah- masalah kesehatan individu harus semakin

dilaksanakan dengan membandingkan hasil kesehatan dengan efektifitas

biayanya.

16.2 semua negara harus mempunyai mekanisme nasional untuk

pengawasan secara terus menerus dan pengembangan kualitas perawatan

untuk paling tidak 10 kondisi kesehatan utama, termasuk pengukuran

dampak kesehatan, efektifitas biaya dan kepuasan pasien.

16.3 hasil kesehatan dalam paling tidak 5 dari kondisi kesehatan di atas

harus memperlihatkan sebuah peningkatan yang signifikan dan survei harus

memperlihatkan peningkatan terhadap kepuasan pasien dengan kualitas

layanan yang diterima dan penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak

mereka.

Sejak tahun 2000 Kantor Regional telah memperluas cakupan dari program kualitas,

meningkat dari kualitas perawatan menjadi kualitas sistem kesehatan, dari penyakit

tunggal menjadi komponen sistem kesehatan seperti organisasi, keuangan, dan

manajemen kinerja.

Laporan Kesehatan Dunia tahun 2000 (32) mengajukan sebuah kerangka kerja

untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem kesehatan dalam 4 fungsi

kunci yang terdiri dari: pemberian layanan (ketersediaan), menciptakan sumber

daya (investasi dan pelatihan), keuangan (mengumpulkan, menyatukan, dan

pembelian), dan kepengurusan ( pengawasan) dan memakai 5 indikator untuk

mengukur 3 tujuan utama: kesehatan, tanggapan, (untuk ekspektasi nonmedis

masyarakat) dan kontribusi (keuangan) yang adil. Maka, 191 negara diurutkan

berdasarkan:

Keseluruhan tingkatan kesehatan populasi.

Page 13: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Ketidakseimbangan kesehatan (kesenjangan) dalam populasi

Keseluruhan tingkatan tanggapan sistem kesehatan (sebuah kombinasi

antara kepuasan pasien dan seberapa baiknya sistem berjalan)

Distribusi tanggapan dalam populasi (seberapa baik masyarakat dari status

ekonomi yang beragam merasa bahwa mereka di layani oleh sistem

kesehatan).

Distribusi beban keuangan sistem kesehatn dalam populasi (siapa yang

membayar biaya)

Direktur Jenderal WHO merangkum beberapa kesimpulan dari laporan tersebut;

Pengelolaan yang bertanggung jawab akan kesejahteraan populasi dan

seluruh sistem kesehatan (kepengurusan) adalah inti dari pemerintahan yang

baik

Banyak negara mempunyai lebih banyak kematian yang bisa dicegah,

terutama di antara orang miskin, dari pada yang akan diperkirakan dari level

pembelanjaan kesehatan mereka.

Negara- negara berpemasukan rendah harus melindungi rakyatnya dari biaya

penyakit dengan memperluas sistem pra-pembayaran dan menyebarkan

risiko keuangan

Menteri kesehatan tidak boleh hanya berfokus pada sektor publik, tapi juga

mengarah untuk memanfaatkan kekuatan sektor independen untuk

meningkatkan kinerja sistem.

Lingkungan Nasional

Akar penyebab dari kinerja yang buruk (dan juga kesempatan untuk peningkatan)

berbeda antar negara dan di dalam negeri, keduanya dalam perawatan kesehatan dan

dalam sistem kesehatan yang lebih luas. Setiap negara mempunyai tantangannya

sendiri, tetapi ada banyak pelajaran yang bisa dibagikan antara negara- negara

tersebut, dalam arti, pengukuran dan peningkatan kinerja.

Satu pengalaman yang umum adalah peningkatan kualitas tidak terlalu tergantung

pada jumlah staf, peralatan, atau uang yang dimiliki, tetapi lebih kepada mengatur

ulang kegunaan sumber daya yang sudah kita miliki, dan mengubah cara kita

bekerja. Hal ini lebih mengenai perilaku bukan teknologi, dan ini mengapa alat

Page 14: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

kualitas yang berhasil dipakai di suatu negara mungkin tidak berhasil diterapkan

dinegara lain.

Keterbukaan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen adalah dasar dari budaya

kualitas. Tapi sering kali, praktek tradisional dan sikap terhadap wewenang, saling

mendukung, dan tanggung jawab individu secara aktif menolak perbaikan. Hal

tersebut menciptakan sebuah budaya ekspektasi rendah (dari masyarakat dan

profesi), struktur komando vertikal, informasi terbatas, dan sebuah pandangan

negatif akan akuntabilitas dan tanggung jawab. Gejalanya termasuk:

Manajemen dijalankan berdasarkan komando (perintah) bukan kepemimpinan; ini

berfokus pada administrasi setiap departemen dan layanan dari pada hubungan antar

departemen dan layanan serta kinerja organisasi sebagai kesatuan.

Staf dan masyarakat menganggap bahwa tidak akan ada perubahan tanpa

undang- undang dan paksaan.

Profesi tidak berwenang, tidak terorganisir atau tidak bersedia menerima

tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja berdasarkan regulasi diri.

Peningkatan kualitas dipandang hanya mengacu pada struktur, peralatan,

bangunan dan staf daripada proses operasional dan hasil.dengan tidak

adanya data kinerja dan pengawasan yang memadai, layanan dengan sumber

daya terbanyak dianggap sebagai ‘yang terbaik’

Kesalahan ditutupi atau ditimpakan pada individu, daripada dipakai sebagai

kesempatan untuk meningkatkan sistem dan mengurangi bahaya;

pengelolaan kualitas dipandang sebagai sebuah jalan pemeriksaan,

pengawasan daripada peningkatan yang mendorong sistem.

Para profesional dan pengguna mempunyai pengetahuan dan pengertian

yang sangat terbatas mengenai organisasi layanan kesehatan yang ada

berkenaan dengan hak- hak dan peran mereka sebagai partner.

Sistem kesehatan dilihat sebagai dunia tersendiri bukan sebagai yang

terinterkonesi dengan kualitas sistem yang lain.

Bibit peningkatan kualitas membutuhkan tanah yang subur yang mungkin

membutuhkan bertahun tahun persiapan. Organisasi Eropa untuk kualitas berfokus

pada manajemen sebagai satu dari dimensi sosial kunci dari peningkatan kualitas

Page 15: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

dalam perawatan kesehatan (33). Banyak profesional, khususnya dokter- dokter

yang lebih senior, tidak nyaman dengan pemberdayaan pasien, tinjauan sejawat, dan

kerja tim, serta dengan berbagi informasi dan kekuatan. Tahapan kunci dalam

pembangunan sebuah strategi nasional adalah sebuah asesmen untuk budaya yang

sedang berlaku dan implikasi jangka panjang untuk jaminan, pelatihan dan

informasi bagi pemangku kepentingan utama: pengguna, profesional kesehatan,

politisi dan penjamin biaya.

Tidak ada model universal untuk sebuah kebijakan nasional tentang kualitas, tapi

ada elemen tujuan yang umum, organisasi dan aktifitas yang diperlihatkan oleh

pemerintah nasional sebagai sesuatu yang penting, baik lewat publikasi formal atau

bukti dari aksi. Hal tersebut dibahas di Bagian 2 dibawah judul:

Nilai- nilai nasional dan prioritas untuk kualitas

Organisasi dan struktur nasional untuk kualitas

Metode, teknik dan sarana untuk pengembangan kualitas

Sumber daya untuk peningkatan kualitas

Bagian 2: Latar belakang kebijakan kualitas

Nilai- nilai nasional dan prioritas untuk kualitas

Prinsip: Nilai- nilai, visi dan strategi pemerintah untuk peningkatan kualitas adalah

komprehensif, konsisten, dan berdasarkan pada bukti dan konsultasi dengan

pemangku kepentingan.

Secara eksplisit dibagikan kepada masyarakat, penyedia, dan pembeli

Kebijakan itu komprehensif, dapat diakses, dan sesuai dengan kebijakan dan

undang- undang yang lain. Kebijakan menentukan peranan kunci dan

insentif untuk peningkatan kualitas.

Beberapa pemerintah menyampaikan nilai- nilai kualitas, seperti akses, kesetaraan,

dan efektifitas dalam pernyataan umum kebijakan, beberapa menerbitkan standar

eksplisit seperti hak- hak pasien, target peningkatan kesehatan dan kerangka kerja

layanan; beberapa mendukung gagasan spesifik untuk pengukuran kinerja seperti

indikator klinis; beberapa membentuk pusat nasional untuk metodologi kualitas dan

perijinan institusi; tapi sedikit yang telah menerbitkan kebijakan yang komprehensif

Page 16: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

untuk peningkatan kesehatan dalam sistem kesehatan atau pelayanan kesehatan.

Dalam banyak kasus hal ini terjadi karena kebijakan itu implisit, atau dikemas

dengan reformasi strategis atau dengan gagasan operasional lainnya. Kualitas perlu

menjadi sebuah prioritas yang jelas pada setiap agenda manajemen, dimulai dari

kementrian.

Banyak gagasan untuk meningkatkan kualitas, terutama pada negara berkembang,

membentuk bagian dari paket reformasi dalam kesehatan masyarakat dan pelayanan

primer; beberapa mengalir dari proyek-proyek tersendiri(kebanyakan dibiayai oleh

badan internasional), atau usaha- usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan

standar- standar perawatan bersamaan dengan pengawasan biaya dan mendorong

kompetisi; dan beberapa membangun akuntabilitas masyarakat dan memperbaiki

kepercayaan diri masyarakat dalam menghadapi kemunculan bukti akan gagalnya

sistem kesehatan. Motif yang paling dominan dibentuk oleh pembagian pendanaan

dan pemberian layanan antara publik dan swasta, oleh keseimbangan kontrol pusat

dan daerah,dan oleh sikap profesional dan publik terhadap peraturan sebagai lawan

terhadap manajemen diri. Ada beberapa negara di Eropa yang telah mendisain

kebijakan nasional untuk pengembangan kualitas.

Tabel 1. Contoh kebijakan nasional untuk kualitas di Eropa

Negara Tahun Judul Referensi

Belgia 1995 DCQ des soins:

proposition de politique de

nationale

Kementrian Kesehatan

Masyarakat dan Lingkungan

Bosnia-

Herzegovina

2001 Kebijakan tentang Kualitas

dan Keselamatan

Kementrian Kesehatan,

Federasi BH

Republik

Ceko

2000 Program kebijakan

nasional untuk kualitas

Surat Keputusan 458/2000

mewajibkan pengukuran

kinerja, manajemen kasus,

panduan praktek, fasilitas

akreditasi

Denmark 2002 Strategi Nasional tentang

kualitas, peningkatan

dalam pelayanan

Komisi Nasional tentang

peningkatan kualitas dalam

perawatan kesehatan:

Page 17: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

kesehatan (34) sasaran umum dan rencana

aksi 2002-2006

Estonia 1998 Kebijakan kualitas untuk

Pelayanan Kesehatan

Estonia

Kelompok kerja kebijakan

kualitas: Kementrian sosial,

Dana Sakit Pusat, asosiasi

medis dan perawat, panduan

klinis, perijinan (kembali)

profesional dan institusi,

sertifikasi spesialis,

akreditasi rumah sakit dan

poliklinik, studi mengenai

kepuasan pasien dan

masyarakat

Finlandia 1995 Rekomendasi tentang

manajemen kualitas dalam

pelayanan kesehatan dan

sosial

STAKES: kualitas menjadi

bagian dari pekerjaan sehari

hari, berorientasi pada

pasien, dan dimediasi

melalui informasi

Jerman 1998 Rekomendasi nasional

tentang manajemen

kualitas dalam pelayanan

kesehatan (35)

Kelompok kerja kebijakan

kualitas: kementrian

kesehatan nasional dan

regional

Irlandia 2001 Strategi kesehatan nasional

(36)

Sasaran yang explisit untuk

kinerja yang baik termasuk

sistem yang berkualitas dan

penelitian layanan kesehatan

dalam peningkatan kualitas

Italia 2000 Rencana kesehatan

nasional

7 prioritas untuk

peningkatan kesehatan

publik; target national

Norwegia 1996 Strategi nasional untuk

peningkatan kualitas

dalam pelayanan

Definisi akuntabilitas legal

melalui pemerintah daerah

dan regulasi diri profesional;

Page 18: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

kesehatan semua penyedia layanan

kesehatan akan mempunyai

sistem kualitas yang efektif

pada 2000

Portugal 1998 Strategi kesehatan

nasional: kebijakan

kualitas

Mengembangkan dan

menerapkan CQI secara

nasional menggunakan

EFQM

Slovenia 1996 QHC: Sebuah usulan

kebijakan nasional

Kementrian Kesehatan

Republik Slovenia, panitia

untuk QHC

Swedia 1993 Strategi nasional untuk

peningkatan kualitas

Tanggung jawab yang jelas

untuk QA; asesmen

teknologi

Inggris 1998 Layanan kelas I: kualitas

di NHS yang baru (37)

Dokumen konsultatif:

usulan pemerintah untuk

tata kelola klinis,

pembelajaran sepanjang

hayat dan regulasi diri

profesional dan sebuah

tugas berdasarkan undang-

undang tentang kualitas

Tabel 2. Contoh gagasan kebjakan terkini, Irlandia (35)

63. Sistem kualitas akan diintegrasikan dan diperluas diseluruh sistem kesehatan

64. Sebuah tinjauan undang-undang kesehatan akan dilakukan

65. Akan dilakukan pengujian terhadap perijinan pengobatan alternatif

66. Standar keselamatan internasional tertinggi pada pengobatan transfusi akan

diatur dan ditaati.

67. Undang- undang tentang reproduksi manusia yang dibantu akan dipersiapkan

68. Keputusan lintas sistem kesehatan akan berdasarkan pada bukti yang ada.

70. Akuntabilitas akan diperkuat melalui pengembangan proses perencanaan

Page 19: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

layanan yang lebih jauh.

71. Setiap dewan kesehatan akan mengembangkan rencana penerapan

72. Perjanjian layanan antara dewan kesehatan dan sukarelawan akan diperluas

sampai ke semua penyedia layanan dan indikator kinerja yang terkait akan

diperkenalkan

73. Penelitian kesehatan akan terus dikembangkan untuk mendukung informasi dan

gagasan kualitas.

Undang- undang

Walaupun sebagian besar strategi nasional untuk kualitas berdasarkan pada

campuran antara aktivitas sukarela dan wajib menurut undang- undang, akan tetapi

kemampuannya untuk mencapai setiap bagian dari setiap organisasi tergantung pada

kesediaan tiap- tiap individu untuk ikut serta. Satu pendekatan adalah mewajibkan

oleh undang- undang nasional agar struktur dan kegiatan kualitas yang disebutkan

tetap dijaga (tabel 3). Karena banyak negara menata dan mengatur layanan dan

tenaga kesehatan pada tingkat subnasional, maka undang- undang federal sering

diterapkan pada tingkat nasional, provinsi, daerah, wilayah, daerah bagian. Di

hampir semua negara, pemerintah telah memberikan prinsip=prinsip dan

mempersilahkan para pembeli, penyedia dan penjamin untuk menerapkannya.

Pada kasus Austria di mana 99% populasi dijamin oleh asuransi kesehatan wajib,

undang- undang 1993 diperkenalkan sebgai tanggapa terhadap keinginan

masyarakat, kompetisi yang semakin meningkat, pendanaan yang terbatas, dan

reformasi keuangan rumah sakit. Undang- undang yang sama di Belanda di tahun

1996 juga meluas ke pelayanan primer dan menekankan sistem kualitas internal dan

regulasi diri dengan akuntabilitas eksternal kepada Inspektorat kesehatan dan

kepada organisasi pasien. Sebagai mana di Austria, hukum Belanda dipengaruhi

oleh perubahan pemikiran pasar dan pelayanan dan sebuah kepedulian agar

negosiasi antara penyedia, pembeli, dan konsumen harus termasuk kualitas selain

volume dan harga. Reformasi kesehatan tahun 2000 di Jerman ditargetkan untuk

meningkatkan pasokan layanan dan mengatur biaya asuransi kesehatan.

Negara Tahun Persyaratan

Page 20: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Austria 1993 Krankenanstaltengesetz (Undang –undang KAG, rumah

sakit dan klinik) menentukan hak pasien rumah sakit,

evaluasi eksternal perbandingan, sistem kualitas

internal, dan panitia QA

Belgia 1987 Panitia kualitas rumah sakit

Bulgaria 1999 Undang- undang mengenai Fasilitas Pelayanan

Kesehatan mewajibkan akreditasi rumah sakit dan

pelayanan pasien rawat jalan sebagai persyaratan untuk

kontrak pendanaan asuransi kesehatan dari 2001

Republik Ceko 2000 Resolusi N458/200 menetapkan sebuah program

kualitas nasional sesuai dengan kebijakan Uni Eropa dan

Kesehatan 21 WHO

Perancis 1984 Undang- undang mewajibkan panitia medis rumah sakit

untuk mengeluarkan laporan tahunan mengenai evaluasi

kualitas.

Perancis 1991 Undang-undang mewajibkan rumah sakit untuk

menetapkan dan melaksanakan sistem kualitas internal

Perancis 1996 Ordonnance du 24 avril mengenai reformasi rumah sakit

pemerintah dan swasta mewajibkan peningkatan

kualitas, survei pasien dan akreditasi rumah sakit

(nantinya berkembang menjadi jaringan kerja kesehatan)

Georgia 1995 Undang- undang mengenai batasan pelayanan

kesehatan, hak untuk melakukan praktek untuk dokter

dan institusi yang berijin dan terakreditasi sejak tahun

2001

Jerman 1989 Undang- undang Reformasi Kesehatan mewajibkan

jaminan kualitas untuk rumah sakit dan pelayanan

pasien rawat jalan serta dokter untuk menjamin bahwa

perawatan memenuhi standar (70) dan harus

bertanggung jawab untuk perawatan yang tidak

sempurna dan tidak resmi (75); tolok ukur yang

diperintahkan dari proses dan hasil rumah sakit (137);

pendanaan orang sakit bertanggung jawab untuk

Page 21: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

jaminan kualitas (38)

Jerman 2000 Reformasi kesehatan mewajibkan pasien memilih,

praktek klinis yang efektif-biaya

Jerman 2001 Rumah sakit dan unit rehabilitasi harus mempunyai

sebuah sistem manajemen kualitas. Rumah sakit harus

menulis laporan kualitas setiap dua tahun (pertama kali

sekitar tahun 2004) (SGB V 137)

10 bukti nasional berdasarkan panduan harus

dikembangkan tiap tahun.

Hungaria 1997 Undang- undang CLIV tentang Kesehatan mewajibkan

tiap institusi kesehatan untuk menyelenggarakan sebuah

sistem manajemen kualitas internal, yang didanai oleh

0.1% dari total anggaran

Israel 1995 Undang-undang Jaminan kesehatan nasional meminta

agar penyedia layanan mempunyai sistem jaminan

kualitas, menggunakan panduan yang disetujui dan

meninjau kelayakan pelayanan

Italia 1986 Panitia kualitas rumah sakit

Italia 1992 Undang undang Reformasi kesehatan mewajibkan

program kualitas, indikator kualitas, akreditasi yang

wajib oleh wilayah sektor publik dan swasta untuk

memperoleh pembayaran finansial dari NHS

Lithuania 1998 Institusi- institusi diharuskan mempunyai sistem

jaminan kualitas dan mengawasi layanan- layanan,

pemenuhan yang dipastikan oleh inspeksi audit medis

negara termasuk akses dan kelayakannya.

Belanda

1996 Undang undang kualitas institusi pelayanan menentukan

keterlibatan pasien, pedoman dan protokol klinis,

pelatihan staf mengenai kualitas, laporan tahunan

kualitas,. Institusi bertanggung jawab atas regulasi diri

mereka sendiri, dan merupakan subyek pemeriksaan

Inspektorat Kesehatan dan Organisasi pasien

Belanda 1981 Panitia Kualitas Rumah Sakit

Page 22: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Belanda 2001 Undang-undang Profesi pelayanan kesehatan Individual

(Wet Big) mengatur penyediaan pelayanan oleh praktisi

profesional, berfokus pada kualitas praktek profesional

dan perlindungan pasien

Norwegia 1993 Mewajibkan adanya panita kualitas, mekanisme kontrol

internal dan melapor ke departemen kesehatan

masyarakat wilayah

Poland 1995 Buletin resmi 29 mewajibkan jaminan kualitas

Spanyol 1986 Partisipasi staf rumah sakitdalam jaminan kualitas

Swedia 1997 Undang-undang Layanan Medis dan Kesehatan

(paragraf 31) mewajibkan bahwa semua personil harus

secara sistematis meningkatkan kinerja mereka; asesmen

diri, praktek berbasis bukti, manajemen risiko, asesmen

hasil, CQI

Inggris 1999 Rancangan undang-undang menghapus pasar internal

NHS; memperkenalkan tata kelola klinis dan Komisi

Peningkatan Kesehatan

Beberapa isu khusus tentang kualitas dibahas oleh undang- undang, dan di

kebanyakan negara kepatuhan merupakan subyek inspeksi yang sesuai dengan

undang-undang. Hal tesebut meliputi isu mengenai kesehatan dan keselamatan

masyarakat yang secara umum menolak kebebasan personal, profesional dan

national, seperti radiasi, infeksi, kebersihan, transfusi, perlengkapan medis,

perusahaan obat, komplain dan perijinan fasilitas. Juga termasuk registrasi, dan di

beberapa negara, registrasi ulang personil klinis.

Organisasi nasional dan institusionalisasi kualitas

Prinsip: Ada mekanisme efektif untuk menyatukan dan menerapkan kebijakan

nasional dalam pemerintah daerah dan nasional, serta antara semua pemangku

kepentingan ddengan sektor penyediaan pelayanan kesehatan.

Koordinasi peningkatan kualitas digambarkan dengan jelas dalam

kementrian kesehatan; ada komunikasi efektif dengan lembaga lain

Page 23: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

contohnya: jaminan kesehatan, kesehatan masyarakat, keuangan, informasi

dan internasional.

Akuntabilitas dan mekanisme untuk menerapkan peningkatan kualitas

ditetapkan di seluruh sistem kesehatan.

Struktur pendukung, seperti lembaga-lembaga, dewan, panitia dan jaringan

kerja (termasuk organisasi non pemerintah, keluhan pasien, institusi

pelatihan dan penelitian, kelompok profesional) dibentuk, dipublikasi, dan

dapat diakses secara nasional.

Sistem peningkatan kualitas harus dibentuk di semua tingkatan penyediaan

pelayanan: penyedia pelayanan individual, praktek, rumah sakit, institusi lain dan

yang berhubungan di antara mereka. Persyaratan yang sama untuk jaminan kualitas

pelayanan kesehatan harus ditetapkan di semua institusi kesehatan publik dan

swasta. Di seluruh sistem pelayanan kesehatan, proses manajemen perlu mencakup:

Kepemimpinan yang ditunjuk, akuntabilitas, supervisi, monitoring dan

komunikasi kualitas di tingkat subdistrik, distrik, regional dan nasional.

Akuntabilitas publik melalui pelaporan sistem peningkatan kualitas melalui

asesmen eksternal obyektif oleh badan- badan independen.

Penyebaran informasi kualitas kepada kelompok sipil dengan sebuah

kepentingan dalam kesehatan, seperti kelompok wanita, pendidik kesehatan,

anggota parlemen dan media massa.

Koordinasi proyek jaminan kualitas multidisiplin dengan protokol yang

umum mengenai topik-topik seperti peri-operatif, kematian persalinan dan

perinatal, dan reaksi obat iatrogenik

Timbal balik sistemik reguler data mengenai proses penting dan ukuran hasil

untuk individu, unit organisasi dan organisasi

Negara dengan program kualitas yang sudah terbentuk dengan baik cenderung

untuk mendukung kebijakan, fungsi eksekutif dan informasi pada tingkat nasional.

Strategi pemerintah perlu mengenali dan mendukung kontribusi pengguna,

profesional,akademisi, dan organisasi independen lainnya terhadap program

nasional. Organisasi- organisasi tersebut bisa terlibat di pusat-pusat atau panitia

tersendiri di dalam atau luar pemerintah, seperti:

Page 24: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kebijakan: sebuah mekanisme formal yang dengannya pengguna, pembeli,

penyedia, profesi dan pemerintah berkontribusi untuk mengembangkan dan

mempertahankan sebuah kebijakan tentang kualitas yang komprehensif,

terintegrasi, dan jangka panjang.

Eksekutif: unit teknis untuk pengembangan standar, ukuran, audit, dan

pelatihan nasional, struktur pendukung, seperti lembaga, dewan, panitia,

jaringan kerja dan badan peraturan perundangan, misalnya untuk teknologi

dan keselamatan.

Informasi: pengumpulan dan penyebaran pengalaman nasional dan

internasional, teknik, data dan referensi; pusat sumber daya nasional untuk

pengumpulan dan penyebaran informasi komparatif yang komprehensif

tentang kinerja (kualitas, kuantitas, biaya, dan nilai uang); juga bisa

mencakup perwakilan dari sektor lain, organisasi non pemerintah, institusi

pendidikan dan penelitian, kelompok profesional.

Kelompok kebijakan nasional (visi)

Beberapa pemerintahan telah mengembangkan unit- unit kualitas dalam Kementrian

Kesehatan, atau telah mengadakan pertemuan pemikir multi lembaga untuk

mengembangkan visi dan konsep kualitas berdasarkan pada prioritas dan

kemungkinan nasional (tabel 4). Banyak yang kemudian dibentuk secara khusus

untuk melaksanakan sebuah tujuan reformasi pemerintah yang telah jelas

sebelumnya tetapi yang lain mempunyai sebuah tugas baik untuk mengembangkan

atau mengawasi penerapan kebijakan nasional yang konsisten dan komprehensif.

Perwakilan pengguna, pembeli, dan penyedia sering kali dilibatkan.

Representatsi profesional, seperti dari asosiasi medis dan perawat, adalah variabel

tetapi beberapa lembaga profesional nasional telah memimpin dalam

mempromosikan kualitas dalam pelayanan kesehatan. Contohnya di Jerman, majelis

medis, perkumpulan perawat, dan dana jaminan kesehatan telah memulai sebuah

konsorsium, kemudian termasuk perkumpulan rumah sakit, untuk mengembangkan

akreditasi pelayanan kesehatan.

Tabel 4. Contoh kelompok/ dewan kebijakan kualitas nasional

Negara Didirikan Judul

Page 25: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Belgia 1995 Departemen Kualitas Pelayanan, Kementrian

Kesehatan

Bosnia-

Herzegovina

2001 Kelompok kerja mengenai kualitas dan akreditasi

Finlandia 1994 Dewan Kualitas untuk pelayanan kesehatan

Israel 1995 Panitia Nasional untuk penelitian dalam kualitas

pelayanan kesehatan: mengalokasikan anggaran

pemerintah di bawah undang-undang jaminan

kesehatan

Belanda 1994 Harmonisasi Sertifikasi Kesehatan (HKZ) (39):

dewan untuk memadukan sertifikasi, akreditasi,

ISO, EFQM

Belanda 1990 Konferensi kualitas nasional setiap 5 tahun untuk

menetapkan kebijakan, Leidschendam (40)

Federasi Rusia 1999 Pusat Metodologi Federal untuk Manajemen

Kualitas dalam Pusat Institut Penelitian

Kesehatan Publik untuk mengembangkan dan

menyebarkan metodologi kualitas di Rusia;

didukung oleh QAP/URC; website dalam bahasa

Inggris maupun Rusia (41)

Spanyol 1998 Akreditasi kelompok kerja pelayanan kesehatan:

program nasional dari pemerintah pusat dan

regional

Inggris 2000 Gugus Tugas Kualitas yang dibentuk oleh

Menteri Kesehatan, terdiri dari staf front line

NHS dan perwakilan konsumen

Lembaga Eksekutif Nasional (penerapan)

Di beberapa negara, lembaga eksekutif terpisah dari Kementrian yang telah ditunjuk

untuk mengkoordinir atau mengelola secara langsung sebagian atau seluruh

program peningkatan kualitas. Beberapa independen, beberapa adalah perpanjangan

tangan pemerintah. Fungsi umum mereka, sering kali dibagi dengan lebih dari satu

lembaga, meliputi:

Page 26: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Memberi saran tentang prioritas-prioritas federal untuk peningkatan kualitas

agar memusatkan sumber daya yang ada pada area- area yang spertinya akan

memberikan keuntungan yang paling tinggi untuk pasien.

Menetapkan prinsip-prinsip umum untuk metode peningkatan kualitas yang

terlihat sesuai, efektif dan terjangkau.

Meneliti dan mengembangkan program kolaborasi, individu, proyek pilot,

dan pelatihan untuk memungkinkan peningkatan kualitas sistemik

diinstitusionalisasikan pada tingkat regional dan lokal;

Meneliti dan mengembangkan sistem untuk surveilan yang aman dan

pengurangan risiko bagi staf dan pasien;

Mengkoordinasi pada tingkat federal pengumpulan, pengembangan, dan

adopsi standar organisasional yang optimal sebagai panduan untuk

meningkatkan layanan, dan sebagai dasar untuk akreditasi dan asesmen

eksternal mereka.

Mengawasi definisi, validasi dan penyebaran panduan berbasis bukti untuk

praktek klinis yang efektif dan efisien dalam kolaborasi dengan organisasi

profesional, manajerial dan konsumen.

Mengembangkan data yang secara teratur tersedia dari pelayanan promer

dan rumah sakituntuk digunakan sebagai ukuran numerik dari kinerja

organisasi dan klinis di tingkat lokal dan nasional.

Membuat informasi mengenai teori dan praktek standar, ukuran, dan

peningkatan yang dapat diakses oleh semua personil kesehatan dengan

membuat katalog dan memasukkan kualitas sumber daya, pusat referensi

dan publikasi lokal, nasional, internasional.

Tabel 5. Contoh Lembaga Eksekutif National

Negara Nama Fungsi

Bulgaria 2001 Pusat untuk Asesmen

Teknologi Medis

Mengevaluasi teknologi baru dan

membagikan hasilnya kepada

pembeli, penyedia dan masyarakat.

Page 27: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Finlandia

1994

Dewan Kualitas untuk

Pelayanan Kesehatan

STAKES www.stakes.fi

Tanggung jawab diberikan oleh

kementrian kesehatan untuk

pendaftaran pelayanan nasional,

indikator kualitas, database

kepuasan pasuen, asesmen

teknologi.

Prancis 1997 Agence Nationale

d’Accreditation

et d’Evaluation en Santé

ANAES

(statutory) www.anaes.fr

Akreditasi fasilitas kesehatan,

evaluasi panduan dan praktek

klinis, dan definisi intervensi yang

dapat direimburse di bawah

asuransi kesehatan

Italia 1995 Agenzia per i Servizi

Sanitari Regionali

Di bawah otoritas Menteri

Kesehatan berkolabotasi dengan

wilayah-wilayah untuk mendukung

dan mensurvei aktivitas kesehatan

termasuk CQ1, akreditasi,

indikator, panduan, dan lain-lain

Belanda 1979 Institut Belanda untuk

peningkatan pelayanan

kesehatan www.cbo.nl/

Pengembangan panduan, sistem

visitasi, indikator pmbangunan,

sebuah daftar nasional indikator

kualitas, metode dan pelatihan

Polandia

1994

Pusat Nasional untuk

Asesmen Kualitas dalam

Pelayanan Kesehatan

(sesuai dengan undang-

undang) www.cmj.pl

Mendukung program jaminan

kualitas lokal, indikator kinerja,

pelatihan, panduan praktek,

asesmen teknologi, akreditasi

rumah sakit secara sukarela (sejak

1998) (42)

Portugal 1998 Instituto de Qualidade

em Saude

(IQS) www.iqs.pt

Panduan praktek klinis, asesmen

“MoniQuor” dan pengawasan

kualitas organisasional pada pusat

kesehatan; pengembangan program

akreditasi rumah sakit

Page 28: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Rumania

2000

Komisi Nasional untuk

Akreditasi Rumah Sakit

Dewan mewakili Kementrian

Kesehatan, dokter, penjamin, dan

asosiasi rumah sakit; otorisasi

kebersihan yang diganti oleh

kementrian kesehatan

Inggris 2001 Lembaga Keselamatan

Pasien Nasional

www.npsa.org.uk

Otoritas kesehatan khusus untuk

mengkoordinasi usaha-usaha

Inggris untuk melaporkan, dan

belajar dari kejadian tidak

diinginkan yang terjadi pada sistem

kesehatan nasional (saja). Untuk isu

yang general lihat pengalaman

Australia (43)

Beberapa negara telah membagi fungsi-fungsi tersebut diantara beberapa lembaga.

Ada sebuah bahaya bahwa fragmentasi mengarah pada duplikasi, kelalaian,

kebingungan mengenai standar dan asesmen. Satu perbaikan(disarankan oleh

penyelidikan masyarakatpada operasi jantung anak-anak di Bristol bagian barat

Inggris (44) ) adalah dengan memperkenalkan sebuah badan nasional ekstra untuk

mengkoordinasi semua lembaga-lembaga yang lain. Hal tersebut ditolak oleh

departemen kesehatan (45) tetapi pada tahun 2002 proposal dari Skotlandia dan

kemudian dari Inggris mendukung sebuah integrasi fungsi di dalam sektor publik

dan swasta. (Tabel 6)

Tabel 6. Mengintegrasikan lembaga kualitas di Skotlandia dan Inggris, 2002.

Lembaga baru Elemen utama Fungsi utama

“Rencana

pelaksanaan

sistem kesehatan

nasional”

Inggris(46)

mengusulkan

Komisi untuk

Komisi untuk

Peningkatan

Kesehatan

Tinjauan lokal pada tatakelola klinis,

implementasi kerangka kerja layanan,

pemecahahn masalah pelayanan kesehatan

sistem kesehatan nasional (termasuk Wales

) www.chi.nhs.uk

Komisi Standar

Pelayanan

Inspeksi pada pelayanan kesehatan swasta

dan sukarela

Page 29: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Inspeksi dan

Audit Pelayanan

Kesehatan

Nasional

Komisi Audit Audit nilai uang dan finansial terhadap

layanan-layanan masyarakat www.audit-

commission.gov.uk/itc/acuteportfolio.shtml

“Dewan Kualitas

dan Standar

untuk

Kesehatandi

Skotlandia” (47)

Dewan Standar

Klinis

Sistem nasional asesmen dan akreditasi

untuk layanan klinis

www.clinicalstandards.org/

Dewan Teknologi

Kesehatan

Saran berbasis bukti untuk inovasi-inovasi

dalam pelayanan kesehatan

Layanan

Pertimbangan

Kesehatan

Skotlandia

Kualitas untuk penyakit mental, cacat,

orangtua yang lemah

www.show.scot.nhs.uk/shas/

Pusat sumberdaya nasional (berbagi pengalaman)

Elemen central dalam sebuah struktur nasional untuk kualitas sering melibatkan

pusat sumber daya teknis yang mengumpulkan dan mendistribusikan pengalaman

nasional dan internasional, atau sebuah lembaga kliring yang menghubungkan

sumberdaya lain (tabel 7). Pusat tersebut bisa merupakan unit didalam kementrian

kesehatan, bagian dari sebuah lembaga eksekutif, lembaga-lembaga pemerintah,

pusat-pusat penelitian atau badan independen yang dibiayai sendiri.pusat-pusat

tersebut biasanya didirikan dengan uang masyarakat dan selain penggalangan dana

dari produk-produk seperti pelatihan dan publikasi, masih membutuhkan dukungan

utama yang berkelanjutan. Contohnya

Lembaga untuk Asesmen dan Penelitian Teknologi Kesehatan, Catalonia, Spanyol

The Catalan Agency for Health Technology Assessment and Research (CAHTA)

dibuat pada tahun 1994 sebagai pengganti Catalan Office for Health Technology

Assessment (COHTA) yang dibuat pada tahun 1991. Sebagai sebuah lembaga

masyarakat nonprofit yang berafiliasi dengan layanan kesehatan Catalonia, lembaga

ini diberi tanggungjawab pada tahun 1999 untuk mendisain dan menerapkan

Page 30: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

sebuah strategi penelitian kesehatan yang baru untuk Catalonia. Lembaga ini juga

sebuah pusat kolaborasi WHO untuk HTA.

Pusat Kualitas dan Akreditasi dalam Pelayanan Kesehatan, Slovakia

Dibuat oleh pemerintah Slovakia dengan satu anggota staf penuh waktu untuk

mengembangkan sebuah sistem bagi asesmen komprehensif terhadap kualitas

pelayanan kesehatan yang disediakan oleh layanan kesehatan.

Panduan Jaringan Kerja antar Universitas Skotlandia (SIGN)

The Scottish Intercollegiate Guidelines Network (SIGN) dibentuk tahun 1993 untuk

meningkatkan pelayanan klinis dengan mengembangkan, menerbitkan, dan

menbagikan panduan untuk praktek klinik yang baik. SIGN memilih topik panduan

berdasarkan beban penyakit, bukti adanya keragaman dalam praktek, dan potensi

untuk meningkatkan hasil.

Daftar Kualitas Nasional, Swedia

Sejak awal 1990an, ada 40 daftar yang telah dikembangkan oleh pendukung-

pendukung lokal, yang dikoordinasi secara nasional, untuk mengumpulkan data

mengenai proses dan hasil mengelola kondisi klinis.

Tabel 7. Contoh pusat referensi untuk panduan klinis dan HTA

Negara Nama Website

Austria ITA (HTA Unit of the Institute of

Technology Assessment – Austrian

Academy of Science)

*HTA unit dari Institute Asesmen

Teknologi- Akademi Sains Austria

www.oeaw.ac.at/einheiten/ita

Denmark DIHTA (Danish Institute for

Health Technology Assessment)

*Institut untuk Asesmen Teknologi

Kesehatan Denmark

www.dsi.dk/

Finlandia FINOHTA (Finnish Office for

Health Care Technology

www.stakes.fi/finohta

Page 31: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Assessment)

*Kantor untuk Asesmen Teknologi

Pelayanan Kesehatan Finlandia

Perancis ANAES (Agence Nationale

d'Accréditation et

d'Evaluation en Santé, France

www.anaes.fr

Jerman German Scientific Working Group

of Technology

Assessment in Health Care

*Kelompok Kerja Asesmen

Teknologi dalam Pelayanan

Kesehatan Jerman

www.epi.mh-hannover.de/

Jerman Ärztliche Zentralstelle

Qualitätssicherung ÄZQ

www.azq.de www.leitlinien.de

Italia Agenzia per i Servizi Sanitari

Regionali

www.assr.it

Belanda TNO Prevention and Health

*Pencegahan dan Kesehatan TNO

www.tno.nl/instit/pg/index.html

Norwegia SMM (The Norwegian Centre for

Health Technology Assessment)

*Pusat untuk Asesmen Teknologi

Kesehatan Norwegia

www.sintef.no/smm

Portugal National Institute for Quality in

Health, Portugal

*Institut Nasional untuk Kualitas

dalam Kesehatan, Portugal

www.iqs.pt

Federasi Rusia Public Health Research Institute

*Institut Penelitian Kesehatan

Masyarakat

Spanyol National HTA centre established

1994 by MoH; also

regional centres for Catalonia,

Basque Country,

Page 32: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Andalucia

*Pusat HTA Nasional yang

didirikan tahun 1994 oleh

Kementrian Kesehatan; juga

pusat-pusat regional untuk

Catalonia, Basque Country dan

Andalusia

Swedia SBU (Swedish Council on

Technology Assessment in

Health Care)

*Dewan Swedia untuk Asesmen

Teknologi dalam Pelayanan

Kesehatan

www.sbu.se/sbu-site/index

Swiss Swiss Science Council/Technology

Assessment

*Dewan Sains Swiss/ Asesmen

Teknologi

www.ta-swiss.ch

Inggris Cochrane Centre: on-line

publication “Bandolier”

*Pusat Cochrane: ‘Bandolier’

penerbitan online

www.jr2.ox.ac.uk/bandolier

Inggris National Coordinating Centre for

Health Technology Assessment

*Pusat Koordinasi Nasional untuk

Asesmen Teknologi Kesehatan

www.hta.nhsweb.nhs.uk.

Inggris NICE (National Institute for

Clinical Excellence) 1998 (49)

*Institut Nasional untuk

Kesempurnaan Klinis

www.nice.org.uk

Inggris SIGN (Scottish Intercollegiate

Guidelines Network)

Jaringan Kerja untuk Panduan

Antar Universitas Skotlandia

www.sign.ac.uk

Page 33: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Inggris NHS Centre for Reviews and

Dissemination

Pusat Tinjauan dan Pembagian

Sistem Kesehatan Nasional

www.york.ac.uk/inst/crd

Jika praktek klinis didasarkan atas bukti penelitian, panduan ini harus menjadi

semakin konsisten secara internasional, memungkinkan variasi lokal dalam

epidemiologi, demografi, budaya dan ekonomi. Ada kerja sama yang semakin

meningkat secara internasional antara pusat-pusat yang mengembangkan dan

mengevaluasi panduan klinis, sperti Kerja sama Cochrane dan proyek AGREE

(tabel 8).

Tabel 8. Proyek Appraisal of Guideline Research and Evaluation (AGREE) –

Penilaian Evaluasi dan Penelitian Panduan

Apa itu AGREE?

AGREE adalah sebuah kerja sama internasional peneliti dan pembuat keputusan

yang berusaha meningkatkan kualitas dan efektifitas panduan praktek klinis dengan

membuat sebuah kerangka kerja bersama untuk pengembangan, laporan dan

asesmen

Siapa yang berpartisipasi?

Partisipan utama dari kerja sama ini berasal dari negara-negara Eropa: Denmark,

Finlandia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swiss, dan Inggris serta

Canada, New Zealand, Amerika Serikat

Apa isi program penelitian ini?

AGREE adalah sebuah program penelitian terintegrasi yang baru- baru ini didanai

oleh Program Uni Eropa BIOMED-2 Proyek PL96-3669

Terdiri dari beberapa proyek penelitian, termasuk:

1. Pembuatan sebuah instrumen penilaian (AGREE) untuk mengases kualitas

panduan klinis

2. Pengembangan rekomendasi standar untuk pembuat panduan.

3. Perbandingan panduan program pengembangan

4. Analisa isi panduan mengenai asma, diabetes, dan kanker payudara

Page 34: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

5. Sebuah penilaian rekomendasi individu

Perkumpulan kualitas nasional

Keanggotaan perkumpulan- perkumpulan dibentuk dari pendukung- pendukung di

banyak negara, seringkali sebagian besar terdiri dari dokter dengan kepentingan

yang sama. Beberapa disponsori, paling tidak pada awalnya, oleh pemerintah, tetapi

yang lain berjuang mengumpulkan sumber daya pribadi dari anggota-anggotanya

dan mempunyai dampak yang kecil terhadap atau dukungan dari inisiatif resmi.

Sedikit yang secara aktif merekrut anggota konsumen tapi mereka menawarkan

forum yang berharga untuk secara santai berbagi pengalaman dan pelatihan melalui

pertemuan-pertemuan, penerbitan, newsletter, jurnal, dan website. Beberapa

menerbitkan sebuah jurnal didedikasikan untuk kualitas dalam pelayanan kesehatan.

(tabel 9)

Tabel 9. Jurnal perkumpulan nasional untuk kualitas di Eropa

Negara Tahun Judul Perkumpulan

Negara-negara

berbahasa

Jerman

1996 Gesundheitsoeconomie &

Qualitätsmanagement (was

Qualität in der

Gesundheitsversorgung)

GMQG

Italia 1986 QA Perkumpulan

untuk Kualitas

dalamPelayanan

Kesehatan Italia

(SIQuAS-VRQ)

Portugal 2000 Qualidade em Saude Instituto de

Qualidade em

Saude

Spanyol 1986 Revista de Calidad Asistential

(was Revista

de Control de Calidad

Asistential until 1994)

Sociedad Española

de Calidad

Asistential

Page 35: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

The European Society for Quality in Healthcare (ESQH) – Perkumpulan Eropa

untuk Kualitas dalam Pelayanan Kesehatan (51) terdiri dari perwakilan-perwakilan

dari perkumpulan nasional tiap-tiap negara: Denmark, Finlandia, Jerman (52),

Hungaria, Irlandia (53), Italia, Lithuania, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol,

Swedia, Swiss, Inggris, Yugoslavia. Ada juga perwakilan dari Belgia dan

Luxembourg.

ESQH bertujuan menjadi sebuah jaringan kerja dari beberapa jaringan kerja dan

dalam beberapa tahun ke depan akan berfokus pada perkumpulan nasional yang

menjadi anggota, pada institut- institut yang didedikasikan pada bidang pelayanan

kesehatan ( Institut Eropa untuk Kualitas dalam Pelayanan Kesehatan) dan pada

universitas- universitas ( Universitas Eropa untuk Kualitas Pelayanan Kesehatan).

Fokus yang lain akan diberikan pada menjalin jaringan kerja dengan beberapa

jaringan kerja yang didedikasikan pada kualitas seperti EFQM (15), UOQ (14) dan

ISQua, dan pada menjalin jaringan kerja dengan organisasi-organisasi Eropa dalam

pelayanan kesehatan seperti rumah sakit (HOPE), manajer (EHMA), asosiasi medis

(EFMA), perawat (EuroQuan), pelayanan primer (WONCA) dan kesehatan

masyarakat (EUPHA).

Metode, teknik, dan alat-alat untuk pengembangan kualitas

Prinsip: metode-metode yang efektif untuk peningkatan kualitas secara sistematis

dipromosikan pada tingkat nasional dan lokal, selaras dengan bukti ilmiah dan

pengalaman. Mengadopsi metode kualitas yang ditunjukkan akan diakui dan

dihargai dalam organisasi serta secara individu.

Mekanisme yang sesuai undang- undang untuk menjamin keselamatan

masyarakat, pasien, dan staf, dibentuk dan dievaluasi. Peraturan, standar,

proses asesmen, dan hasilnya dapat diakses oleh masyarakat

Asesmen kualitas eksternal suka rela dan program peningkatan diakui oleh

dan selaras dengan inspeksi dan investigasi yang sesuai undang-undang.

Standar, proses asesmen, dan pelaksanaannya memenuhi kriteria

internasional.

Page 36: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Ada mekanisme formal untuk menjelaskan dan melindungi hak-hak pasien

dan keluarganya untuk layanan kesehatan.

Program kualitas lokal secara sistematis direncanakan dan dikoordinasikan

untuk memenuhi prioritas nasional dan kebutuhan para pemangku

kepentingan lokal. Mereka menggunakan standar, ukuran, dan teknik

peningkatan, yang eksplisit dan dikenal efektif pada tatanan tersebut.

Mekanisme asesmen kualitas eksternal

Banyak negara mempunyai kumpulan mekanisme yang sukarela maupun wajib

untuk asesmen eksternal periodik organisasi terhadap standar jelas. Beberapa

darinya sudah dibandingkan secara sistematis (54). Semua mekanisme tersebut

dimaksudkan untuk menjamin atau meningkatkan beberapa elemen kualitas tapi

biasanya dijalankan oleh organisasi yang berbeda- beda tanpa koordinasi nasional

untuk membuat mereka selaras, saling mendukung, ekonomis dan efektif. Secara

luas, mekanisme tersebut meliputi varian pada 5 pendekatan.

ISO: organisasi Internasional untuk standarisasi (55) menyediakan standar

terhadap bagaimana organisasi atau fungsi bisa disertifikasi oleh auditor

yang terakreditasi. Walaupun aslinya didisain untuk industri manufaktur

(misalnya obat, peralatan medis), standar ini juga telah diterapkan pada

pelayanan kesehatan, khususnya sistem radiologi dan laboratorium, serta

lebih umum lagi pada sistem kualitas di departemen –departemen klinis

(56).

Model Yayasan Eropa untuk Manajemen Kualitas (57): kriteria Baldrige

untuk sistem manajemen (58) telah berubah dari Amerika Serikat menjadi

program asesmen di Eropa (59). Tinjauan sejawat: secara kolegial, biasanya

program- program disiplin-tunggal mengases dan memberi akreditasi formal

untuk program- program pelatihan tapi juga diperluas untuk layanan klinis

(60).

Akreditasi : program-program mandiri dan sukarela yang berkembang dari

satu fokus pada pelatihan menjadi asesmen multidisiplin terhadap fungsi-

fungsi pelayanan kesehatan, organisasi dan jaringan kerja. Program-program

wajib baru-baru ini telah diadopsi di Prancis (61), Italua (62) dan Skotlandia

(63).

Page 37: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Registrasi dan perijinan: program yang diatur undang-undang menjamin

bahwa staf profesional atau organisasi penyedia mencapai standar minimum

kompetensi (misalnya pelatihan, registrasi, sertifikasi dan validasi ulang);

ada pula inspektorat fungsi khusus untuk kesehatan dan keselamatan

masyarakat (misalnya kebakaran, radiasi dan infeksi) di banyak negara.

Tinjauan sejawat ( visitatie Belanda): kolegial, biasanya program disiplin

tunggal mengases dan memberi akreditasi formal untuk program- program

pelatihan tapi juga diperluas untuk layanan klinis (64)

Akreditasi layanan kesehatan (pengakuan kompentensi institusional)

Pelayanan dibutuhkan untuk membedakan antara akreditasi layanan kesehatan

dengan sertifikasi, dan perijinan. Program jaminan kualitas berbasis Amerika

Serikat dan Joint Commission Resources telah mengusulkan sebuah tabel definisi

(tabel 10) (65); hal ini berdasarkan pada pengalaman international yang luas tetapi

berbeda-beda di seluruh dunia. Contohnya di banyak negara Eropa, dokter-dokter di

akreditasi secara individu pada penyelesaian pelatihan spesialis yang dipilih, dan

akreditasi institusi menjadi semakin wajib. Pemeriksaan yang lengkap tersedia dari

QAP (66) konferensi yang diselenggarakan di Washington pada Oktober 2000

mengenai regulasi perijinan, akreditasi dan sertifikasi.

Proses Organisasi

yang

mengeluarkan

Obyek

Evaluasi

Komponen /

Persyaratan

Standar

Akreditasi

(sukarela)

Alat-alat yang

diakui,

biasanya

sebuah

lembaga

pemerintah

Organisasi Kepatuhan

terhadap standar

yang

dipublikasikan,

evaluasi lapangan,

kepatuhan yang

tidak diwajibkan

oleh hukum

dan/atau undang-

ditetapkan pada

sebuah tingkat

maksimum yang

dapat diraih

untuk memicu

peningkatan

sepanjang

waktu.

Page 38: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

undang

Perijinan

(wajib)

Otoritas

pemerintahan

individu Regulasi untuk

menjamin standar

minimum, ujian

atau bukti

pendidikan /

kompetensi

Ditetapkan pada

sebuah tingkat

minimum untuk

menjamin

sebuah

lingkungan

dengan risiko

minimum

terhadap

kesehatan dan

keselamatan

Organisasi Regulasi untuk

menjamin standar

minimum, inspeksi

lapangan

Sertifikasi

(sukarela)

Badan yang

berwenang,

bisa

pemerintah

atau non

pemerintah

Individu Evaluasi

persyaratan,

pendidikan/

pelatihan,

kompetensi yang

diperlihatkan di

area spesialisasinya

yang ditetapkan

sebelumya

Ditetapkan oleh

dewan profesi

nasional atau

spesialis

Organisasi

atau

komponen

Menunjukkan

bahwa organisasi

mempunyai

layanan, teknologi,

atau kapasitas

tambahan

Standar industri

(misalnya

standar ISO

9000)

mengevaluasi

kesesuaian

dengan

spesifikasi yang

ditentukan

Page 39: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

“Akreditasi” mempunyai tiga arti yang berbeda; masing-masing benar di dalam

konteksnya sendiri, tetapi pengguna perlu waspada akan perbedaan-perbedaannya:

Pengakuan terhadap pelatihan spesialis, oleh badan-badan profesional sejak

abad ke 19;

Pengakuan terhadap pemberian layanan, konsorsium dokter dan manajer

sejak 1917;

Pengakuan terhadap lembaga yang kompeten untuk mensertifikasi penyedia

pelayanan kesehatan, oleh ISO sejak 1946

Pada tahun 2001, lebih dari setengah dari 36 program akreditasi nasional di dunia,

telah didirikan sejak 1990 di Eropa di mana 14 program beroperasi di 12 negara.

Lebih dari setengahnya adalah (sebagian) didanai atau dikelola oleh pemerintah

(bagian atas dari grafik di gambar 2) tetapi program-program yang sudah lebih dulu

didirikan (misalnya di Spanyol dan Inggris) independen. Hal tersebut menyatakan

bahwa pemerintah semakin menggunakan akreditasi sebagai alat regulasi dan

akuntabilitas masyarakat, berlawanan dengan peran tradisionalnya dalam

pengembangan diri sukarela dan independen.

Apabila tidak ada program akreditasi nasional, beberapa institusi secara individu

(terutama rumah sakit swasta) mencari pengakuan dari luar dari sebuah program

asing. Program-program domestik nasional, baik oleh pemerintah maupun

independen, biasanya terinspirasi oleh dan dikembangkan dengan satu atau lebih

program asing (67). Kontributor utama di Eropa adalah Dewan Kanada (68), Dewan

Australia, Layanan Kualitas Kesehatan (Inggris) (69) dan Joint Commission

International (USA) (70). Panduan untuk standar pelaksanaan program akreditasi

telah ditetapkan oleh ALPHA Council of the International Society for Quality of

Health Care (71) dan telah dipakai dalam spesifikasi kontrak pemerintah dengan

asisten teknis dari luar. Panduan juga sedang dikembangkan oleh ALPHA mengenai

faktor-faktor lokal (misalnya kebudayaan, kebijakan, dan struktur nasional) yang

diperlukan untuk kesuksesan penetapan program akreditasi.

Gambar 2. Dukungan pemerintah terhadap program akreditasi

Program nasional independen dimulai di Inggris; program yang didukung

pemerintah (bagian atas grafik) dimulai di Republik Ceko pada 1995. Program

Page 40: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

regional pertama di Eropa dibentuk di provinsi otonomi Catalonia di Spanyol pada

1980.

Tabel 11. Program akreditasi nasional yang diluncurkan sejak 1995 di Eropa

Negara Tahun Nama

Perancis (72) 1999 Agence Nationale d’Accreditation et d’Evaluation en

Santé (ANAES) didirikan dengan hukum nasional,

lembaga pemerintah mempunyai sebuah mandat

untuk mengakredtiasi semua layanan kesehatan di

Perancis, baik umum maupun swasta. Bantuan teknis

awal dari Kanada dan Inggris.

Jerman(73) 2001 Kolaborasi majelis medis federal, penjamin, perawat

dan perkumpulan rumah sakit (KTQ); akreditasi

rumah sakit yang sukarela dan independen didukung

oleh pemerintah.

Irlandia (74) 2001 Skema Akreditasi Sistem Kesehatan Irlandia; proyek

percontohan rumah sakit pendidikan akademik utama

yang dibiayai pemerintah (MATH). Bantuan teknis

awal dari Kanada.

Italia 2001 Undang-undang reformasi pelayanan kesehatan

nasional 1992 dan undang-undang khusus tahun 1997

mewajibkan akreditasi oleh pemerintah regional

untuk mendapatkan pembayaran finansial dari NHS

Kyrgyzstan 1997 Program akreditasi dan perijinan gabungan untuk

fasilitas pelayanan kesehatan; fungsi-fungsinya

dipisah antara Kementrian Kesehatan dan komisi

akreditasi independen 2001

Lithuania 1998 Layanan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Negara

untuk perijinan institusi dan spesialis, persetujuan

alat-alat kesehatan

Belanda(75) 1998 Institut untuk Akreditasi Rumah Sakit (Nederlands

Instituut voor Accreditatie van Ziekenhuizen, NIAZ)

didukung oleh pemerintah

Page 41: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Polandia (76) 1998 Program Akredytacji Szpitali Hospital Accreditation

programme: dikembangkan dengan dukungan dari

kementrian kesehatan. Bantuan teknis awal datang

dari Amerika Serikat

Portugal (77) 2000 Instituto da Qualidade em Saúde Pilot programme

oleh institut yang dibantu pemerintah untuk kualitas

dengan bantuan teknis dari Inggris

Swiss (78, 79) 1998 Dua program independen: Agence pour la Promotion

et l'Evaluation de la Qualité (APEQ) and

Vereinigung für Qualitätsförderung im

Gesundheitswesen (VQG), promulgate joint

standards

Tujuan dan proses akreditasi terkadang rancu dengan perijinan. Pada umumnya

perijinan itu wajib, oleh pengawas, terhadap standar minimal struktur dan input;

sedangkan sampai akhir-akhir ini akreditasi itu sukarela, oleh sejawat, terhadap

standar optimal proses dan hasil. Singkatnya yang satu bertujuan untuk kesesuaian

yang tetap, sedangkan yang lain untuk pengembangan yag dinamis. Contohnya

inspeksi radiasi adalah sebuah proses kalibrasi mekanis; akreditasi akan memeriksa

bagaimana hal tersebut digunakan dan seberapa baik layanan dilaksanakan. Kedua

sistem dikembangkan secara terpisah tetapi sekarang mulai digabungkan di

beberapa negara untuk menjembatani jarak antara akuntabilitas masyarakat

eksternal dan peningkatan kualitas internal. Perbedaan antara program tinjauan

eksternal yang diatur oleh profesi (kolegial) dengan oleh pemerintah (peraturan)

dirangkum di tabel 12.

Tabel 12. Fitur sistem kolegial dan peraturan

Kolegial Peraturan

Berfokus pada pendidikan,

pengembangan diri, kinerja yang

ditingkatkan, dan mengurangi risiko

Tanggapan yang tepat waktu terhadap

keluhan dan kejadian tidak diinginkan

Tinjauan umum sistem internal Penyelidikan mendalam akan kondisis

dan aktifitas

Page 42: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Berdasarkan standar optimum,

akuntabilitas profesional dan hubungan

kooperatif

Berdasarkan standar minimum,

investigasi, pemberdayaan dan

akuntabilitas masyarakat

Mengembangkan sebuah program akreditasi nasional memunculkan banyak

masalah yang harus dijawab sepanjang sistem kesehatan dan dalam konsultasi

dengan pemangku kepentingan, contohnya:

Regulasi:

- Apakah undang- undang diperlukan

- Akankah keikutsertaannya wajib

- Akan seberapa independen program tersebut dari pemerintah

Keterlibatan:

- Bagaimana pengguna dan masyarakat akan terlibat dalam menjelaskan

dan mengases standar

- Bagaimana asosiasi profesi, dewan,dan majelis akan terlibat

Insentif:

- Insentif apa yang akan ditawarkan untuk mencapai akreditasi

- Konsekuensi apa untuk organisasi yang gagal terakreditasi

Keterbukaan:

- Akankah standar, kriteria asesmen, dan hasil survei dipublikasikan

Prioritas:

- Sekto apa yang akan diakreditasi dulu – rumah sakit atau pelayanan

primer

- Akankah program yang sama mencakup fasiltas publik dan swasta

Organisasi

- Bagaimana akuntabilitas untuk pelayanan kesehatan dijelaskan dalam

dan antara pemerintah lokal, organisasi profesi dan organisasi pelayanan

kesehatan.

- Bagaimanakah akreditasi akan berkaitan dengan institut profesional dan

lembaga peraturan

Metode

Page 43: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

- Apakah akreditasi akan berdasarkan hasil atau pemenuhan dengan

standar

- Apakah standar dan asesmen akreditasi akan kompatibel dengan metode-

metode sertifikasi ISO, inspeksi yang sesuai undang-undang, perijinan

profesi yang ada

Sumber daya:

- Bagaimana program tersebut akan didanai

- Apakah yang akan menjadi biaya pemenuhan standar, dan untuk siapa

- Apakah akreditasi tersebut efektif biaya

- Bantuan teknis eksternal apakah yang akan diperlukan

Mekanisme kualitas internal

Asesmen eksternal kinerja pelayanan kesehatan, baik yang wajib menurut peraturan

maupun yang sukarela, penting bagi kepengurusan sistem. Akan tetapi hal tersebut

perlu dihubungkan dan saling memberi dengan mekanisme asesmen diri lokal dan

internal dan peningkatan kualitas pada tingkat pelayanan primer dan rumah sakit.

Sebuah elemen kunci dari sebuah program nasional adalah mendukung gagasan-

gagasan lokal dengan menyediakan standar yang valid untuk praktek klinis dan

organisasi, menyediakan alat-alat yang reliabel untuk mengukur kinerja dan sarana

yang efektif untuk menerapkan perubahan.

Tabel 13. Beberapa proyek standar nasional

Bulgaria Panduan klinis Pengembangan yang didelegasikan kepada

Asosiasi Medis Bulgaria (keanggotaan

bersifat wajib), didukung oleh Dana

Jaminan Kesehatan Nasional yang

mengaudit aplikasi

Perancis L’Evaluation en Sante Asesmen teknologi dan panduan praktek

dari ANAES (dahulu ANDEM)

Italia Peraturan Undang-undang reformasi pelayanan

kesehatan nasional 1992 dan undang-

undang spesifik 1997 akreditasi yang

diwajibkan oleh pemerintah regional untuk

Page 44: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

mendapat pembayaran finansial dari NHS

Swedia Dokumen-dokumen

terbaru

Menjelaskan panduan klinis nasional untuk

penggunaan lokal

Inggris Kerangka kerja

pelayanan nasional

Menjelaskan penyediaan dan organisasi

dan kinerja pelayanan kunci misalnya

diabetes, penyakit jantung koroner,

kesehatan mental, kanker, pelayanan

intensif anak

Sistem pengukuran untuk kualitas

Banyak negara telah berusaha menjelaskan kumpulan indikator aktifitas rutin dan

data hasil sebagai pengukuran obyektif kualitas dan kinerja (tabel 14). Tujuan

pengembangan indikator beragam antara asesmen diri dan tatakelola, serta evaluasi

eksternal, antara akreditasi dan kontrol. Indikator untuk perbandingan eksternal dan

tolok ukur antara institusi atau negara menuntut konsistensi yang jauh lebih besar

dan penyesuaian campuran kasus dibandingkan dengan ukuran-ukuran yang dibuat

secara internal saja. Maka mereka lebih layak dan umum di negara-negara dengan

sistem data nasional yang sudah jadi dan dilengkapi dengan baik dan sering

merupakan sebuah produk sampingan dari sistem pendanaan yang memberi

kompensasi penyedia pelayanan kesehatan menurut campuran kasus. Pembayaran

yang tertaut dengan data berbasis pasien semakin meningkatkan perhatian yang

diberikan kepadanya dan meningkatkan kualitasnya

Masalah yang umum dengan sistem data dan penggunanya meliputi:

Di tingkat nasional:

Disain dan penggunaan primer untuk manajemen finansial

Berfokus pada rumah sakit dan sumbe daya bukan pada pupolasi dan kinerja

Kurangnya jumlah minimum set data yang disetujui dan penjelasannya

Ketiadaan, ketidakakuratan, salah menginterpretasi kumpulan data untuk

indikator

Kegagalan untuk menjadikan satu data populasi dan data berbasis pasien

Pelannya laporan data ke pusat

Page 45: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kurangnya insentif atau disinsentif untuk akurasi data

Konflik legal dan etika antara kebebasan informasi dan perlindungan data

Di tingkat lokal:

Kurangnya akses komputer berjaringan kerja yang bisa diandalkan

Kurangnya strategi relistis untuk manajemen informasi

Kurangnya validasi internal catatan misalnya tentang diagnosa, oleh dokter

Pencatatan data klinis dan coding yang tidak lengkap dan tidak akurat

Data tidak dibuat tersedia untuk staf lokal yang relevan sebelum dilaporkan

ke atas

Kurangnya pelatihan mengenai metode-metode kuantitatif (dokter dan

manajer)

Kegagalan untuk berbagi data dengan rekan sejawat, pasien, dan depertemen

lain

Tabel 14. Beberapa proyek pengukuran nasional

Negara Jenis Deskripsi

Denmark Daftar kualitas Dewan Kesehatan Nsional mendanai

komisi untuk mengembangkan database

untuk kualitas klinis, 1995

Estonia Pengukuran campuran

kasus

Penggabungan beban kerja rumah sakit

yang akut, berdasarkan DRGs, ke dalam

pembayaran Dana Jaminan Kesehatan dari

2003

Finlandia Daftar pelayanan Data nasional dari STAKES (82)

Jerman Tolok ukur statistik Perbandingan proses dan hasil pelayanan

rumah sakit (kebanyakan prosedur

pelaksanaan) dibuat secara wajib sejak

1989 oleh undang-undang Sosial Kelima

(paragraf 137)

Jerman Pengukuran campuran

kasus

Pembayaran lump sum untuk 250 prosedur

(sekitar 25% dari semua kasus-kasus

rumah sakit) diperkenalkan pada 1996

Page 46: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Hungaria Pengukuran campuran

kasus

Penggabungan beban kerja rumah sakit,

berdasarkan DRGs, ke dalam pembayaran

Dana Jaminan Kesehatan dari 1993

Irlandia Pengukuran campuran

kasus

Penggabungan beban kerja rumah sakit,

berdasarkan DRGs, ke dalam anggaran dari

1993

Italia Tingkat pelayanan

kesehatan minimum

Kementrian Kesehatan (2001) telah

menetapkan 65 indikator untuk

menerapkan dan mengawasi rumah sakit

dan pelayanan kesehatan primer

Swedia Daftar kualitas 40 database spesialis nasional (misalnya

patah tulang pinggul, stroke, diabetes,

bedah vaskular) untk menyediakan tolok

ukur dan perbandingan antara penyedia

(rumah sakit dan pelayanan primer) dan

seluruh negara; didanai oleh alokasi

pemerintah nasional (sekitar 2juta euro per

tahun) hingga dewan daerah sejak 1990

(83)

Inggris Kerangka kerja

nasional untuk

asesmen kinerja

Menetapkan ukuran untuk membandingkan

penyedia Layanan Kesehatan Nasional di 6

area: peningkatan kesehatan, akses kepada

pelayanan yang adil, pemberian pelayanan

yang efektif, efeisiensi, pengalaman pasien

dan yang merawat, hasil kesehatan dari

pelayanan Layanan Kesehatan Nasional

Inggris Indikator klinis Layanan Kesehatan Nasional (NHS):

Kesehatan masyarakat (84) dan indikator

hasil klinis (85)

Menerapkan perubahan

Page 47: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Banyak gagasan kualitas berhasil dalam mengukur kinerja terhadap standar =-

standar yang valid tetapi gagal untuk menyelesaikan masalah dengan mengambil

tindakan efektif untuk perbaikan. Setiap asesmen kualitas harus mengarah pada

sebuah rencana tindakan, penerapan dan tindak lanjut yang sistematis akan tetapi

terlalu sering tidak adanya tanggapan yang berkelanjutan dan efektif pada tingkat

nasional ataupun lokal untuk penemuan penelitian klinis, audit internal, atau bahkan

penyelidikan publik.

Banyak bukti dari manajemen perubahan yang berhasil pada tingkat lokal

melingkupi pengadopsian pengobatan berbasis bukti oleh dokter klinik, terutama

dokter (86-89). Laporan dari Amerika Utara, Eropa, dan Australia menunjukkan

bahwa masalah dan solusi pada manajemen perubahan berpusat lebih pada perilaku

manusia dan organisasi dari pada masalah-masalah teknis.

Mekanisme-mekanisme perubahan yang dilaporkan diklasifikasikan dalam empat

pendekatan umum: informasi, pendukung, insentif, dan sistem.

Informasi

Umpan balik memperkuat dan mendukung perbaikan terhadap standar-standar yang

belum ditetapkan atau tolok ukur kelompok sejawat. Tolok ukur bisa memicu

perdebatan antara dokter dan manajer, kerja sama antara rumah sakit dan praktek-

praktek yang ikut serta, dan perbaikan pada kualitas data. Keduanya dapat berakibat

dan mempertahankan perubahan dalam praktek klinis.

Pendukung

Perubahan dapat dipertahankan oleh tekanan kelompok sejawat, seperti dalam

pertemuan-pertemuan diskusi, atau oleh umpan balik tentang kinerja komparatif. Di

Federasi Rusia, dicatat bahwa bantuan lapangan oleh konsultan medis internasional

dibutuhkan untuk beberapa tahun untuk mempercepat proses perubahan dan bahwa

pengenalan pengobatan berbasis bukti sulit bagi praktisi terkait dengan kurangnya

akses kepada dasar- dasar pengetahuan dalam bahasa yang sesuai (90).

Supervisi yang lebih dekat terhadap peserta training dan asisten, dan program-

program edukasi untuk menyelesaikan kelemahan yang teridentifikasi merupakan

tanggapan yang umum untuk masalah masalah kualitas, walaupun banyak contoh

Page 48: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

contoh kegagalan individu dalam mengambil tindakan yang sesuai terlihat lebih

karena kondisi pada saat itu (seperti tekanan, kelelahan, dan kekurangan staf) bukan

karena kurangnya penegtahuan.

Pelatihan responsif bisa bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan

pengetahuan klinis tapi lebih sering untuk mengembangkan kapasitas manajer dan

dokter bagi perbaikan organisasi ataupun individu. Publikasi WHO akhir akhir ini

membahas usaha personil dan manajer untuk meningkatkan kualitas sistem

pelayanan kesehatan dengan mendorong perubahan dalam proses pelayanan dan

dalam kinerja para praktisi (91).

Insentif

Laporan Institut Kedokteran, ‘Crossing the Quality Chasm’ menekankan kebutuhan

untuk meyelaraskan kebijakan pembayaran dengan peningkatan kualitas (92).

Halangan financial dalam metode-metode pembayaran dapat menciptakan halangan

yang signifikan dan mungkin membutuhkan reformasi yang mendasar.

Di luar kepuasan, biasa terjadi pada kebanyakan staf pelayanan kesehatan, karena

melakukan pekerjaan dengan lebih baik diberikan insentif yang nyata seperti

penghargaan untuk kualitas profil yang tinggi, sertifikat pengakuan dan uang.

Sebuah tinjauan literatur mengenai hubungan antara gaji dokter dan biaya, proses

atau hasil pelayanan menyimpulkan bahwa insentif financial bisa mengurangi

penggunaan sumber daya, meningkatkan kepatuhan terhadap panduan praktek atau

mencapai target pelayanan kesehatan secara umum (93).

Rumah sakit juga menanggapi insentif financial, seperti mengurangi daftar tunggu

atau meningkatkan akses ke pelayanan darurat (94) akan tetapi ada dugaan

“permainan” (menyesuaikan data yang dilaporkan untuk mencapai target yang

diwajibkan) di berbagai latar dan negara.

Sistem

Perkayasaan proses bisnis adalah sebuah konsep industri. Diterapkan di layanan

kesehatan hal tersebut telah mempunyai dampak yang dramatis, contohnya, pada

mempusatkan kembali pasien rawat jalan dengan mengurangi kunjungan yang

berulang-ulang ke klinik, layanan tindakan dan diagnostik dan menggantinya

Page 49: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

dengan “one stop shop”. Sebuah aplikasi yang lebih umum dan sederhana

merupakan tanggapan rumah sakit untuk analisa yang terlambat dalam rentang

waktu saat pasien tiba sampai ditangani dalam kasus serangan jantung akut yang

mana biasanya memperlihatkan bahwa praktek tradisional yang tidak efisien dapat

menghalangi keuntungan dari terapi thrombolytic yang tepat waktu.

Konfigurasi ulang dari pola rujukan dan spesialisasi klinis adalah opsi yang lain

untuk perbaikan, berdasarkan bukti bahwa beberapa prosedur teknis menghasilkan

hasil-hasil yang lebih baik bila dijalankan oleh orang yang sering menggunakan (the

volume-outcome link-hubungan volume dan hasil). Literatur mengenai hubungan

antara volume aktifitas klinis dan hasil klinis memperlihatkan bahwa untuk

beberapa prosedur dan spesialisasi mungkin akan ada beberapa pencapaian kualitas

saat volume rumah sakit atau dokter meningkat (95).

Beberapa proyek pemerintah bertujuan untuk menyediakan insentif secara umum

untuk perubahan; banyak yang sudah mulai untuk mengefektifkan peningkatan

dalam area-area khusus melalui kerjasama nasional dan audit eksternal (tabel 15).

Tabel 15. Beberapa proyek peningkatan nasional

Negara Jenis Deskripsi

Bulgaria Akreditasi rumah sakit Dimulai pada musim semi 2001

Estonia Sertifikasi spesialis

medis

Asosiasi medis estonia, didukung oleh

kementerian sosial, diperkenalkan pada

tahun 2000

Perancis Program nasional

untuk jaminan kualitas

rumah sakit

Rumah sakit umum menawarkan pendanaan

untuk proyek-proyek untuk meningkatkan

keselamatan pasien 1995

Jerman Proyek demonstrasi

rumah sakit

680 (25% dari semua rumah sakit yang

parah) diterapkan untuk 42 proyek

demonstrasi untuk manajemen kualitas

1998-2001

Jerman Proyek-proek audit,

departemen medis

1999-2002

Kyrgizstan Perijinan dan Program negara yang disatukan untuk

Page 50: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

akreditasi fasilitas layanan kesehatan 1997; fungsi-

fungsi dipisahkan antara kementerian

kesehatan dan komisi akreditasi independen

2001

Latvia Insentif keuangan,

pelayanan primer

Sejak 1999, 15% dari pembayaran kapitasi

campuran untuk dokter berdasarkan kualitas

Portugal MoniQuor, pusat-

pusat kesehatan

Program untuk mengawasi kualitas

organisasi pada pusat-pusat kesehatan oleh

asesmen internal dan eksternal 1998

Swedia Penghargaan kualitas

nasional

Pertama kali diberikan 1997 oleh dewan

wilayah untuk kinerja organisasi yang diases

terhadap kriteria kualitas, pengembangan

dan kepemimpinan sama dengan EFQM

Inggris Kematian yang bisa

dihindari

Gagasan independen yang diadopsi oleh

pemerintah: penyelidikan rahasia nasional

dalam perioperatif (NCEPOD) (96) dan

perinatal (97) kematian, dan bunuh diri dan

pembunuhan oleh orang dengan penyakit

mental (98). Juga Scottish Audit of Surgical

Mortality (SASM)-audit skotlandia

mengenai kematian karena pembedahan

Hak pasien dan keluarga

Satu masalah khusus terpusat pada tujuan reformasi sosial dan kesehatan mengenai

hak-hak pasien individu dan keluarganya, dan seluruh masyarakat. Karena satu dari

definisi kualitas yang lebih sederhana adalah “memenuhi ekspektasi konsumen”,

kemampuan reaksi dari sistem seringkali diukur didalam hal kepuasan atau

pengalaman pasien. Salah satu dari hak dasar pasien adalah mendapatkan akses

kepada informasi yang cukup, dididik dan diberdayakan dalam manajemen diri

kesehatan, penyakit dan kondisi mereka. Survei baru-baru ini tentang akses untuk

pelayanan kesehatan primer (99) dan tentang pengalaman didalam rumah sakit

Page 51: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

(100) telah memperlihatkan bahwa perbandingan bisa dibuat di dalam dan antara

negara-negara di Eropa.

Tabel 16. Gagasan nasional untuk hak-hak pasien

Belgia Strategi rumah

sakit 1998

Menjelaskan hak atas persetujuan,

martabat, dan mediasi

Kroasia Survei nasional Salah satu survei oleh kementrian

kesehatan tentang pasien yang dipulangkan

dari rumah sakit setelah lebih dari 90 hari

(23% tingkat respon) (101)

Irlandia Rancangan

undang-undang

pasien 1992

Italia Dokumen

Kerangka kerja

1995

Undang-undang NHS (1992) menjelaskan

hak-hak warga negara

Latvia Undang- undang

tentang Pengobatan

Menjelaskan hak-hak atas pelayanan yang

berkualitas tinggi, responsif dan penuh

hormat

Lithuania Undang- undang

mengenai hak-hak

pasien

Menjelaskan hak-hak atas akses, informasi,

pilihan, persetujuan, kerahasiaan, akses

kepada rekam medis

Belanda Undang-undang

kontrak Tindakan

Medis

Menjelaskan hak akan informasi,

persetujuan, kerahasiaan, akses kepada

rekam medis

Spanyol Barometer

kesehatan

Survei periodik tentang kepuasan

masyarakat

Spanyol Peraturan

mengenai manfaat

pelayanan

kesehatan

Menjelaskan hak-hak atas akses, informasi,

pilihan, dan kualitas dalam pelayanan yang

didanai secara publik

Inggris Rancangan

undang-undang

Hak atas akses, privasi, informasi,tolok

ukur nasional

Page 52: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

pasien

Inggris Survei Publik

Nasional

Program bergulir tentang survei bertingkat

skala besar yang dipublikasikan tentang

pengalaman pasien publik: praktek umum

(102), penyakit jantung (103), perawatan

kanker

Implementasi kebijakan nasional adalah di banyak negara fungsi dari penyedia ,

pembali, dan regulator lokal, dan bukan fungsi dari pemerintah pusat. Tetapi

beberapa telah membantu untuk menerjemahkan kebijakan kepada praktek dengan

membuat panduan praktek tentang metode peningkatan kualitas melalui pengarah

manajemen atau publikasi formal ( Tabel 17).

Tabel 17. Beberapa panduan pemerintah untuk kualitas

Negara Tahun Nama

Austria 1994 Buku teks Kementria Kesehatan federal tentang

Jaminan kualitas pada rumah sakit

Finlandia 1998 Manajemen kualitas layanan kesehatan terkait

dengan standar ISO. Disediakan dan dibeli oleh

pemerintah kota. Kosa kata berdasarkan ISO

8402 (105)

Jerman 1998 Buku teks tentang prinsip-prinsip manajemen

kualitas (106)

Spanyol dan

Portugal

1990 Evaluasi kualitas pelayanan primer (107)

Alat-alat dan metode yang biasa dipakai di seluruh dunia dijelaskan di lampiran 1

tetapi prioritas dan sumber daya masing masing negara menentukan mana yang

secara lokal sesuai. Prinsip prinsip dari sebagian besar hal tersebut (seperti survei

pasien, indikator, dan penduan diadaptasikan dari internet) dapat diterapkan secara

efektif dengan biaya dan teknologi minimal. Cakupan dari program peningkatan

Page 53: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

kualitas lokal yang komprehensif meliputi ( lihat lampiran 1 : klasifikasi konsep dan

alat-alat kualitas):

Akses populasi dan tanggapan sistem kepada kebutuhan masyarakat;

Ekspektasi dan pengalaman konsumen, pengguna dan klien;

Kesejahteraan, moral dan pengembangan staf;

Kompetensi, pengetahuan, sikap, ketrampilan dan akuntabilitas staf;

Praktek, panduan, petunjuk pelayanan klinis;

Pemberian, koordinasi, kesinambungan, manajemen layanan;

Resiko, kesehatan dan keselamatan;

Manajemen, efisiensi, biaya-manfaat, rasioning sumberdaya;

Komunikasi, rekam medis, informasi dan penggunaannya.

Sumber daya untuk peningkatan kualitas

Program nasional menjelaskan tanggung jawab untuk mendanai dan menyediakan

pengetahuan dasar, ketrampilan dan informasi yang diperlukan untuk peningkatan

kualitas sebagai berikkut :

Personil dilatih untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja dari

pekerjaan mereka sendiri dan dari organisasi pelayanan kesehatan mereka;

Personil mempunyai waktu khusus untuk ikut serta didalam program

peningkatan kualitas yang sistematis dan formal;

Fasilitas kesehatan menyediakan data yang tepat waktu, lengkap dan akurat

untuk staf dimana kinerja klinis dan organisasi bisa diukur;

Informasi autoritatif mengenai teori dan praktek standar pengukuran dan

peningkatan dapat diakses oleh semua personil kesehatan;

Biaya finansial langsung dari program kualitas secara realistis diidentifikasi

sebelumnya dan dialokasikan pada anggaran yang disetujui terutama untuk

pelatihan, penelitian dan informasi.

Pelatihan

Program kualitas yang sukses bergantung lebih pada ilmu perilaku daripada solusi

teknis. Budaya, sikap, pelatihan dan manajemen sumberdaya manusia adalah

Page 54: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

esensial. Rencana nasional sering menyebutkan tanpa mengidentifikasi dan

mendanai siapa saja yang bertanggung jawab untuk menyediakannya.

Pelatihan dasar universal untuk peningkatan pelayanan kesehatan

Pelatihan sarjana dan spesialis

Mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, farmasi, dan profesi klinis

lainnya harus mengerti penjelasan, pengukuran dan peningkatan standar pelayanan

kesehatan dan dapat menerapkannya pada praktek klinis. Kompetensi yang

diajarkan dan diases di antara para lulusan pelatihan spesialis harus meliputi

kemampuan untuk menerapkan pengertian dasar dari prinsip-prinsip pengukuran

kinerja, peningkatan kualitas dan manajemen resiko untuk tipe-tipe pasien,

teknologi dan situasi dimana mereka akan menemui pada praktek spesialis.

Melanjutkan pengembangan profesional

Kebutuhan pelatihan dari dokter secara individu untuk manajemen kualitas

tergantung pada banyak faktor termasuk spesialisasi, pengalaman, tanggung jawab

pekerjaan, akses untuk melanjutkan pendidikan dan komitmen pribadi untuk belajar

seumur hidup. Secara umum, dokter yang kompeten tidak pernah di masa lalu

dilatih dalam identifikasi, pengukuran dan peningkatan sistematis diri mereka

sendiri atau praktek klinis teman sejawatnya – kecuali mereka mempunyai

pengalaman berharga dalam penelitian atau dalam epidemiology.

Pelatihan lanjutan untuk kualitas spesialis

Sebuah minoritas kecil personil, termasuk beberapa staf non llinis (seperti spesialis

informasi dan rekam medis serta administrator) memerlukan lebih banyak pelatihan

yang didesain baik dalam cakupan yang lebih luas (misalnya koordinator lokal,

pemimpin, guru) atau dalam kedalaman yang lebih besar (misalnya pelaku survei

dan pelaku inspeksi). Saat personil kunci tersebut teridentifikasi, dilatih dan

ditempatkan pada tingkat lokal, pelatihan bisa dilanjutkan pada keseluruhan sistem

pelayanan kesehatan.

Waktu

Page 55: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Dalam strategi mengenai populasi dan nutrisi kesehatan, bank dunia mencatat

sehubungan dengan untuk mempercepat kinerja sistem pelayanan kesehatan, bahwa

sklus hidup setiap proyek adalah 5 sampai 8 tahun, tugas staf individu adalah 3

sampai 5 tahun dan jangka waktu mentri kesehatan bertugas adalah 1 sampai 4

tahun. Sebuah survei program akreditasi nasional pada tahun 2001 mengindikasikan

bahwa sebagian besar dari mereka mengambil paling tidak tiga tahun untu

melakukan survei pertama mereka yang mndatangkan penghasilan, dan perlu waktu

yang lebih lama lagi untuk menjadi mandiri secara finansial.

Waktu yang dihabiskan oleh dokter di ruang kelas, bagian rekam medis, dan diskusi

standar, pengukuran, dan rencana-rencana tindakan bukanlah waktu yang harusnya

dihabiskan di klinik, ruang operasi atau bangsal. Satu perkiraan, diadopsi untuk

penerapan audit medis di Inggris, memberikan 5% dari program seorang dokter

penuh waktu untuk ambil bagian dalam peningkatan kualitas sistematis regular.

Aktifitas ini menggantikan sebagian waktu yang dihabiskan pada pertemuan klinis

yang lebih tradisional dan anekdota, tetapi ini juga memberikan lebih banyak

pekerjaan untuk staf klerikal dalam mendapatkan dan mengisi sejumlah besar

catatan kasus untuk analisa.

Data

Untuk kualitas dalam bekrja, orang memerlukan data tentang praktek mereka

sendiri, klinik atau rumah sakit, tentang praktek terbaik dan tentang bagaimana

mengadopsi mereka. Bahkan fasilitas terburuk biasanay menyipan daftar pasien

rawat jalan, gawat darurat, penerimaan, peresepan, test diagnostik, pelaksanaan dan

perawatan, serta pelayanan medis yang dapat menghasilkan data yang berharga.

Pada tingkat lokal, data rutin sering ditolak dianggap sebagai tidak akurat, tidak

lengkap, atau terlambat untuk peningkatan kualitas, lebih banyak yang ditolak,

menjadi lebih buruk lah mereka.

Informasi

Dokter dan manajer membutuhkan akses pada standar, pengukuran, panduan

praktek tentang metode yang dites mengenai peningkatan dan contoh hasil.

Perpustakaan lokal bisa menyediakan macam ini, seperti jurnal, tetapi kekayaan

informasi dalam website menguntungkan yang mempunyai akses internet. Banyak

Page 56: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

negara telah menetapkan sebuah pusat pengembangan untuk mengumpulkan dan

berbagi pengalaman nasional dan mengaitkannya dengan pengetahuan dari luar

negeri.

Pendanaan

Pesan yang paling umum mengenai proyek peningkatan kualitas adalah

menggunakan sebaik mungkin sumber daya yang ada daripada menghabiskan lebih

banyak. Peningkatan tidak harus mahal tapi pengalaman menyarankan agar saat

kontrak pelayanan kesehatan ditulis dijabarkan dalam artian biaya, vulome dan

kualitas, biasanya kualitas yang dikompromikan dahulu, mungkin krena lebih sulit

diukur. Untuk alasan yang sama, biaya-manfaat program peningkatan kualitas juga

sering susah duevaluasi

Beberapa proyek kualitas tidakmmeningkatkan kualitas atau menghemat sumber

dya., tetapi mereka menghabiskan uang, menjelekkan staf dan mengecilkan semua

kepercayaan jika peningkatan mungkin untuk dilakukan. Alasan yang umum proyek

yang tidak berefek adalah rencana, organisasi, dan metode yang kurang layak atau

kegagalan menerapkan tindakan yang sesuai.

Negara-negara yang merenungkan sebuah program peningkatan kualitas nasional

harus memberikan komitmen akan sumber daya finansial yang diperlukan untuk

personil, sistem data untuk melaksanakan aktifitas yang efektif. Biaya langsung

meliputi:

Tingkat nasional:

Pendirian dan pelaksanaan kelompok kebijakan, lembaga eksekutif, pusat

sumber daya .

Pengembangan dan pelaksanaan indikator nasional, audit dan program

akreditasi; sebagian besar program akreditasi nasional skala kecil di Erpa

pada tahun 1999 menelan biaya 300,000 euro per year untuk

mempertahankannya.

Integrasi yang aktif dan sistematik dari pelatihan staf untuk peningkatan

kualitas kepada sarjana dan pendidikan selanjutnya; ada juga biaya yang

terlibat dalam memberi penyuluhan para politisi, pembayar dan masyarakat

umum terhadap sebuah pengertian realistis dari budya kualitas;

Page 57: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Memungkinkan sekolah medis dan institusi kesehatan serta penelitian yang

lain untuk mendukung rumah sakit daerah dan pusat kesehatan dalam

meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan staf mereka dalam peningkatan

kualitas.

Identifikasi dan pendanaan penelitian yang diprioritaskan terkait dengan

peningkatan kualitas.

Tingkat lokal

Penggunaan perpustakaan dan internet antara individu dan negara, juga

melalui papan pengumuman yang didisain khusus untuk pertukaran yang

demikian.

Sistem rekam medis yang cukup layak untuk memberikan set data minimum

yang seragam sebagai basis untuk audit klinis, indikator kualitas, dan

pengukuran proses dan hasil

Fasilitator kualitas yang terlatih yang menjadi repositori keahlian untuk

mendukung dan melatih staf secara umum dalam sebuah rumah sakit atau

distrik.

Memulai dan bergerak ke depan

Tidak ada jalur standar untuk sistem kualitas nasional, tapi menteri menteri

kesehatan di banyak negara telah mengambil beberapa atau semua dari langkah

langkah berikut ini:

Membentuk sebuah gugus tugas kualitas, pada tingkat nasional atau

regional, termasuk pengguna, dokter, akademisi, manajer dan pembayar;

- Spanyol, 1998: kelompok kerja untuk menetapkan sebuah program

akreditasi nasional yang disatukan dengan pemerintah pusat dan

pemerintah otonomi regional.

- Bulgaria, 2000: guguis tugas untuk menetapkan sebuah kebijakan

kualitas dengan Dana Jaminan Kesehatan Nasional

- Estonia, 1998: kelompok kerja kebijakan kualitas (termasuk Menteri

Sosial, Dana orang Sakit Pusat, asosiasi medis dan keperawatan) untuk

mengembangkan sebuah dokumen konsultatif

Page 58: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

- Bosnia Herzegovina, 2001: kelompok kerja tentang peningkatan kualitas

dan akreditasi untukm mengembangkan sebuah dokumen konsultatif dan

membentuk kelompok pertimbangan nasional interim.

Menganalisa situasi saat ini tentang kebijakan, struktur, ketrampilan, sumber

daya yang sudah ada untuk peningkatan kualitas: mengidentifikasi masalah

dan kesempatan; melihat industri layanan publik dan komersial yang lain.

- Lihat profil untuk asesmen diri (lampiran 2)

Mendapatkan bantuan teknis dan keahlian (nasional atau luar negeri):

menghadiri workshop, konferensi, kunjungan, menggunakan perpustakaan,

internet untuk referensi;

Mencari pendanaan pengembangan (internal atau luar negeri) untuk

menetapkan sebuah program yang berkesinambungan : anggaran untuk

transisi ke pendanaan operasional dalam 3-4 tahun;

Rancangan pernyataan nilai-nilai dan rencana strategis: seimbangkan agenda

publik, profesional dan politik untuk kualitas, buatlah menjadi jelas bahwa

pemerintah berkomitmen untuk keterbukaan, akuntabilitas, dan

pemberdayaan konsumen, memimpin dengan contoh dan menjaga

peningkatan kualitas tetap tinggi pada agenda politik; bangun insentif

profesional dan finansial untuk kualitas dan peningkatan kinerja dalam

sistem kesehatan;

- Lihat pertimbangan teknis di atas

- Lihat rekomendasi dewan eropa (lampiran 3)

Informasikan dan konsultasikan dengan masyarakat, profesi dan lembaga

pembayar: daftarlah dukungan masyarakat untuk strategi nasional , dan

keterlibatan dalam menjelaskan dan mengases standar layanan; jangan

menganggap bahwa semua mengerti apa yang anda maksud dengan

‘kualitas’; perkirakan manajer mempunyai pandangan yang berbeda dengan

dokter;

Identifikasi kebutuhan untuk (perubahan dalam) peraturan: periksa

kesempatan dan ancaman legal terhadap program kualitas; apakah peraturan

tersebut diinginkan atau diperlukan?

- Beberapa negara semisal Finlandia dan Latvia telah memilih terhadap

mandat kualitas.

Page 59: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

- Aktifitaspeningkatan kualitas dibandikan antara Belanda (yang mana

diwajibkan oleh undang-undang dan pelayanan kesehatan dikelola secara

terpusat) dengan Finlandia (yang mana tidak diwajibkan oleh undang-

undang dan pelayanan kesehatan dikelola oleh pemerintah kota)

peraturan dihubungkan dengan aktifitas ‘kualitas’, tetapi manfaat yan

didapat dihubungkan dengan penggunaan metode efektif, bukan dengan

peraturan. (108)

Menetapkan dan mempublikasikan insentif untuk peningkatan kinerja untuk

memberi hadiah individu-individu dan institusi di seluruh sistem kesehatan.

Jadilah realistis: tetapkan sebuah sasaran yang dapat diraih dan

berkesinambungan selaras dengan waktu dan sumber daya yang ada; pilih

dan prioritaskan nilai-nilai kualitas (misalnya keselamatan, keadilan,

kesesuaian) , termasuk biaya waktu, dan usaha dalam keuangan dasar

pelayanan kesehatan; jangan mengira gagasan kualitas merupakan gagasan

yang hemat uang dalam waktu singkat; sebuah budaya kualitas bisa

memakan waktu untuk bertumbuh.

Identifikasi struktur, perana dan akuntabilitas untuk kualitas: perjelas

tanggung jawab dan komunikasi untuk bekerja sama antara aktifitas

pemerintah dan yang sesuai undang-undang misalnya dana jaminan

kesehatan, inspektorat, dewan; jelaskan dan beri kewenangan sebuah

lembaga nasioanl yang kompeten untuk memberi pertimbangan,

koordinasikan dan informasikan; perjelas akuntabilitas untuk kualitas di

semua tingkat sistem kesehatan; seimbangkan pengawasan top-down dengan

tatakelola diri bottom up; jelaskan peran tambahan dari inspeksi eksternal

yang sesuai dengan undang-undang dan akreditasi sukarela individu dan

institusi.

Jelaskan dan bagikan panduan praktek kepada dokter dan manajer mengenai

standar kinerja berbasis bukti dan metode efektif untuk peningkatan kualitas.

Jelajahi panduan internsional yang ada;

- Panduan klinis: Kelompok AGREE, yang mengevaluasi panduan klinis

yang ada menurut macam kriteria yang diakui oleh Uni Eropa dan

didukung oleh program kita; panduan untuk panduan dalam praktek

Page 60: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

terbaik diformulasikan oleh Dewan Eropa bekrja sama dengan WHO

Eropa

- Asesmen eksternal: kriteria ALPHA untuk standar dan untuk

pelaksanaan program (70)

Proyek percontohan kualitas dan penelitian: jangan mengira semua paket

kualitas yang diimport bisa langsung dipakai.

Tetapkan sebuah set data minimum nasional dan kriteria untuk kualitas data:

pastikan bahwa lembaga membagi kumpulan data dasar (misalnya berbasi

populasi dan berbasis pasien); jangan ijinkan sistem coding data yang tidak

standar. Pakai perbandingan dengan teman sejawat, tolok ukur dan umpan

balik untuk identifikasi praktek terbaik;

Kembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan: secara sistematis

perkenalkan kualitas ke dalam kurikulum dan pelatiha sarjana, spesialis dan

tingkat karir; kebanyakan dokter tidak mempunyai peltihan dalam mengukur

kinerja; jangan mengharap teknologi akan memecahkan masalah perilaku;

Terbitkan sebuah akun tahunan tentang dampak dan biaya yang dihitung dari

program kualitas

Page 61: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Lampiran 1

KLASIFIKASI KUALITAS KONSEP DAN ALAT-ALAT

Pendekatan Konseptual

Manajemen kualitas: pengendalian kualitas, asesmen kualitas, peningkatan kualitas,

manajemen kualitas total (TQM), Peningkatan (pelayanan) kesehatan , Kualitas

sistem kesehatan, kualitas pengembangan pelayanan, tatakelola klinis

Eksternal asesmen: sertifikasi ISO, EFQM/Baldrige/kesempurnaan bisnis, inspeksi

sesuai undang-undang, akreditasi, tinjauan sejawat

Fokus Konsep, Nilai A. Menjelaskan

Standar

B.

Pengukuran

alat-alat dan

metode

C. manajemen

perubahan

Masyarakat dan konsumen

1. Kesehatan

masyarakat

Meraih

kesehatan

Keadilan

Akses

Hak asasi

Kebijakan

kesehatan, target

Undang-undang,

peraturan

Asesmen

kebutuhan

Pengawasan

epidemiologi

Data

kesehatan

populasi

Data layanan

kesehatan

Sistem

informasi

Kebijakan

kesehatan,

target

Tabel liga

2. Konsumen,

pengguna,

klien

Tanggapan

Hak

Tanggung

jawab

Kekuatan

komersial

Undang-undang

Perlindungan data

dan konsumen

Rancangan

undang-undang

kebebasan

informasi pasien

Analisa

keluhan

Survei

kepuasan /

pengalaman

Alat hasil

pasien yang

diases

Indikator:

proses, ases

Informasi

masyarakat

Kelompok

pengguna

Perwakilan

pengguna

Ombudsman

Personil dan staf

3. Melindungi Undang-undang Pemeriksaan Layanan

Page 62: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kesejahteraan

staf

investasi

Moral staf

kepegawaian

Kebijakan

personil, prosedur

kesehatan

Indikator :

kealpaan,

turn over

Survei staf,

exit

interview

Asesmen

sumberdaya

manusia

eksternal

kesehatan staf

Konseling staf

Manajemen

sumberdaya

manusia

4.

Kompetensi

staf

Pengetahuan,

sikap,

ketrampilan

Perilaku

tidak etis

Akuntabilitas

masyarakat

Kurikulum

pelatihan

Kriteria perijinan

Kriteria

rekrutmen

Spesifikasi

pekerjaan

Staf di mata

hukum

Skrining

rekrutmen

Tinjauan

kinerja

individu

Proses

kredensial

dan validasi

ulang

Supervisi

Akreditasi

pelatihan

Inspeksi

Survei

konsumen

Pelatihan

CPD/CME

Penyesuaian

campur

keahlian

Supervisi

peserta

training

Praktek klinis

5. Efektivitas

klinis

Variasi

dalam praktik

Penelitian

biomedis

Panduan

Protokol

Jalur pelayanan

kritis

Audit klinis

Indikator

klinis, tolok

ukur

Tekanan

sejawat

Umpan balik,

informasi,

Page 63: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Efektivitas

klinis

Asesmen

teknologi

Kebebasan

klinis

Kebutuhan

publik

Jalur pemulihan

Kejadian

tidak

diinginkan

Penundaan

analisa

Penyelidikan

rahasia

pelatihan

Audit rencana

aksi

spesialisasi

Manajemen

6. Pemberian

layanan

Kerjasama

tim

Integrasi

layanan

Pelayanan

berpusat pada

pasien

Akuntabilitas

masyarakat

Program

pelatihan

Panduan

perencanaan

Kebijakan

internal

Standar akreditasi

Kerangka kerja

layanan

Kontrak

pelayanan

kesehatam

Standar QA

industri

Peraturan

perijinan

Asesmen diri

(indikator,

EFQM)

Survei

sesekali

Akreditasi,

sertifikasi

eksternal

Jaminan

kualitas

eksternal

(lab, xray)

Indikator

kinerja

eksternal

Kunjungan

tinjauan

sejawat

Inspeksi

sesuai

undang-

undang

Akreditasi

patologi,

radiologi

Strategi,

kepemimpinan

kualitas

Pengembangan

organisasi

Kerja tim

Skema

penghargaan

7. Risiko,

kesehatan dan

Manajemen

risiko

Prosedur risiko

internal

Asesmen

diri, asesmen

Pelatihan mis.

Lifting,

Page 64: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

keselamatan Penahanan

biaya

Hubungan

masyarakat

Akreditasi,standar

iso

Panduan dari

penjamin,

penyelidikan,

pemerintah

Peraturan sesuai

undang-undang

risiko

Analisa

kejadian

tidak

diingikan

lihat 5B

Tinjauan

eksternal:

ISO,

jaminan,

akreditasi

Inspeksi,

perijinan,

registrasi

yang sesuai

undang-

undang

Penyelidikan

publik

kebakaran

Insentif

finansial

Pemeliharaan

preventif

Whistle

blowing

Litigasi

8. Manajemen

sumberdaya

Efisiensi

Keadilan

Rasioning

Biaya

kesempatan

Biaya-

manfaat

Formula alokasi

sumber daya

Panduan

perencanaan

Target peralatan

dan stafing

Panduan klinis,

HTA

Pembiayaan

klinis

Tinjauan

penggunaan

Indikator

efisiensi

Aset modal,

audit

pasokan

Survei

nasional

Pengurangan

sampah

Relokasi

sumber daya

Jaminan,

insentif

pembayaran

Penganggaran

klinis

9.

Komunikasi

Keterlibatan

pasien

Standar isi rekam

medis

Audit

komunikasi

Strategi IT

Panitia rekam

Page 65: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Pengendalian

manajemen

Evaluasi

klinik

Pemulihan

biaya

Standar kualitas

data

Standar informasi

pasien

Audit rekam

medis,

akreditasi

data

Audit

komunikasi

medis

Pendanaan

berbasis

campur kasus

Pelatihan

tentang kode

klinis

Page 66: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kuisioner Penilaian Diri

Jika jawaban untuk pertanyaan yang bernomor adalah ‘tidak’, lanjutkan ke

pertanyaan yang bernomor berikutnya.

1. Kebijakan: Nilai-nilai pemerintah, visi dan strategi untuk peningkatan kualitas

tersebut luas, konsisten dan berdasarkan bukti dan konsultasi. Hal tersebut secara

eksplisit disebutkan dan disebarkan kepada pembeli, penyedia, dann masyarakat.

Yes No

1.1 Kebijakan ini ekspisit dan dapat diakses

- Dipublikasikan secara formal

- Dibagikan secara sistematis kepada penyedia, pembeli dan

masyarakat

- Dapat diakses dan bebas bea

1.2 Kebijakan ini konsisten

- Dengan undang-undang dan peraturan yang ada dan

diusulkan, serta yang mengenali

- Dengan kebijakan dan prioritas kesehatan masyarakat

- Dengan kebijakan WHO Kesehatan untuk Semua

1.3 Kebijakan ini komprehensif

- Menjelaskan cakupan kualitas (misalnya secara teknis,

sosial dan ekonomi) dan faktor- faktor yang mempengaruhi

- Mengenali dan mencerminkan sudut pandang para

pemangku kepentingan yang berbeda-beda

- Terkait dengan pelayanan sosial, sukarela dan independen,

serta sektor publik

1.4 Kebijakan ini mengenali peran kunci dalam peningkatan

kualitas

- Mempercayakan pemerintah untuk memimpin peningkatan

kualitas dengan contoh dan menjamin bahwa kualitas tetap

Page 67: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

terlihat pada setiap agenda manajemen

- Mengenali tanggung jawab dan akuntabilitas masyarakat,

swasta dan lembaga profesional (misalnya untuk training,

pengawasan)

1.5 Kebijakan ini mengenali insentif untuk kualitas

- Mewajibkan bukti sistem peningkatan kualitas sebagai

sebuah syarat kontrak pendanaan dengan praktisi, rumah

sakit, dan organisasi pelayan kesehatan

- Mengenali insentif untuk memotifasi staf agar berpartisipasi

dalam peningkatan kualitas

2. Organisasi: Ada mekanisme efektif untuk menyatukan dan menerapka kebijakan

nasional dalam pemerintah daerah dan nasional, dan antara semua pemangku

kepentingan dengan sektor penyediaan pelayanan kesehatan.

Yes No

2.1 Koordinasi peningkatan kualitas digambarkan dengan jelas

dalam kementrian kesehatan

- Ada unit kualitas yang dikenali dan petugas akuntabel yang

ditunjuk

- Sebuah bagan organisasional memperlihatkan bagian-

bagian dalam kementrian yang berkontribusi pada

peningkatan kualitas, dan memperlihatkan hubungan antar

bagian

- Sebuah laporan tahunan yang diterbitkan, memperlihatkan

aktivitas kualitas dan menghitung peningkatan dalam

kinerja sistem pelayanan kesehatan

2.2 Akuntabilitas dan mekanisme untuk menerapkan peningkatan

kualitas dijelaskan di seluruh sistem pelayanan kesehatan

- Peningkatan kualitas secara eksplisit disatukan ke dalama

program kesehatan nasional

Page 68: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

- Penerapan panduan nasional (misalnya laporan, pertanyaan,

dan saran departemen/kementrian kesehatan) secara

sistematis ditindak lanjuti melalui kinerja manajemen atau

tinjauan independen pada layanan primer, sekunder dan

tersier

- Adanya kepemimpinan yang ditunjuk, akuntabilitas,

supervisi, pengawasan, dan komunikasi kualitas di tingkat

sub distrik, distrik, regional, dan nasional

- Struktur dan mekanisme manajemen kualitas diintegrasikan

dalam tiap organisasi penyedia dan komisioning (misalnya

tatakelola klinis, kepuasan klinis, pasien, dan masyarakat,

audit, pengukuran kinerja, manajemen risiko)

- Akuntabilitas untuk kualitas klinis secara jelas digambarkan

dalam tiap organisasi penyedia

2.3 Struktur pendukung, seperti badan, dewan, panitia dan jaringan

kerja (termasuk organisasi non pemerintah, institusi pendidikan dan

penelitian serta organisasi profesi) dibentuk, dipublikasikan dan

dapat diakses secara nasional

- Ada sebuah kelompok kebijakan kualitas nasional yang

mewakili konsumen, penyedia, penjamin dan profesi.

- Ada sebuah pusat sumber daya nasional untuk teknologi

asesmen

- Ada sebuah pusat sumber daya untuk mengumpulkan dan

mengembangkan panduan praktek klinik

- Pembagian standar klinis dikoordinasikansecara nasional

untuk menghindari duplikasi dan untuk menjamin koheren,

terjangkau dan efektif secara biaya

- Ada sebuah pusat sumber daya untuk pengumpulan dan

pembagian informasi komparatif yang komprehensif

- Ada sebuah pusat informasi dan sumber daya nasional

untuk peningkatan kualitas

- Ada struktur peningkatan kualitas yang aktif dan

Page 69: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

diperlihatkan dalam setiap regulasi diri profesi klinis dan

specialis

- Ada sebuah perkumpulan nasional untuk kualitas dalam

pelayanan kesehatan

3. Metodologi: metode untuk peningkatan kualitas yang efektif dipromosikan secara

sistematis pada tingkat national dan lokal, selaras dengan bukti ilmiah dan

pengalaman. Adopsi metode kualitas yang ditunjukkan dikenali dan dihargai dalam

organisasi dan secara individu .

Yes No

3.1 Mekanisme yang sesuai dengan undang-undang untuk

menjamin keselamatan masyarakat, pasien dan staf dibuat dan

dievaluasi. Peraturan, standar, proses asesmen dan hasilnya dapat

diakses oleh masyarakat

- Perijinan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

- Perijinan fasilitas pelayanan kesehatan swasta

- Perijinan dokter, dokter gigi, perawat dan praktek bersama

- Perijinan ulang fasilitas secara periodik

- Perijinan ulang praktisi secara periodik

- Sertifikasi keselamatan radiasi

- Sertifikasi keselamatan kebakaran

- Sertifikasi keselamatan lingkungan dan pekerjaan

- Perijinan peralatan medis dan obat-obatan

3.2 Asesmen kualitas eksternal sukarela dan program peningkatan

dikenali oleh dan selaras dengan investigasi dan inspeksi yang

sesuai dengan undang- undang. Standar-standar tersebut, proses

dan pelaksanaan asesmen sesuai dengan kriteria internasional

- Ada sebuah mekanisme formal di mana program sukarela

dan wajib berkolaborasi terhadap konvergensi standar,

asesmen, peningkatan kualitas, dan akuntabilitas publik

- Pengambilan sertifikasi ISO dan asesmen EFQM dalam

Page 70: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

pelayanan kesehatan, yang diatur oelh badan resmi nasional,

diawasi dan didukung secara aktif

- Program akreditasi didukung pada pelayanan primer

sekunder dan tersier

- Program akreditasi memenuhi standar internasional ALPHA

- Ada sebuah sistem jaminan kualitas eksternal nasional

untuk laboratorium klinis

- Ada penyelidikan nasional akan adanya kejadian yang tidak

diinginkan rahasia dan sistematik serta hasilnya di dalam

pelayanan kesehatan

3.3 Ada mekanisme formal untuk menjelaskan dan melidungi hak-

hak pasien dan keluarganya kepada layanan kesehatan

- Hak-hak pasien kepada pelayanan kesehatan berkualitas

tinggi disebutkan secara eksplisit, disebar secara luas dan

ditulis dalam bahasa yang dimengerti kelompok minoritas

- Hasil survei sample nasional tentang pengalaman dan

kepuasan pasien dengan pelayanan kesehatan telah

diumumkan

- Ada program nasional yang dipublikasikan dengan baik

untuk menerima dan menganalisa keluhan mengenai

layanan kesehatan

3.4 Program kualitas lokal secara sistematis direncanakan dan

dikoordinasikan untuk memenuhi prioritas nasional dan kebutuhan

pemangku kepentingan lokal. Mereka menggunakan standar,

ukuran, dan teknik peningkatan yang secara eksplisit dan dikenal

agar efektif dalam latar tersebut

- Akses populasi dan tanggapan sistem terhadap kebutuhan

komunitas

- Pandangan dan pengalaman konsumen, pengguna, dan

klien

- Kesejahteraan, moral dan pengembangan staf

Page 71: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

- Kompetensi, pengetahuan, sikap, ketrampilan dan

akuntabilitas staf

- Praktek, panduan dan jalur pelayanan klinis

- Risiko, kesehatan dan keselamatan

- Manajemen sumber daya, efisiensi, biaya-manfaat,

pendistribusian

- Komunikasi, pencatatan, dan informasi

3. Sumber daya: program nasional mengenali tanggung jawab untuk pendanaan dan

penyediaan pengetahuan dasar, ketrampilan, dan informasi yang dibutuhkan untuk

peningkatan kualitas.

Yes No

4.1 Personil dilatih untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja

mereka sendiri dan kinerja organisasi pelayanan kesehatan tempat

mereka bekerja

- Teknik yang relevan dengan peningkatan kualitas

dimasukkan dalam kurikulum, pendidikan dan ujian semua

sarjana klinis

- Peningkatan dan analisis kinerja disertakan dalam program

pengembangan profesional berkelanjutan yang disediakan

oleh semua fasilitas kesehatan

- Universitas profesional, pusat akademi dan institusi

penelitian mempunyai peran yang telah disetujui dan jelas

dalam mendukung ketrampilan dan pengetahuan personil di

rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan

- Kurikulum nasional dijelaskan kepada staf yang secara

khusus bertanggung jawab dalam koordinasi program

kualitas

- Tanggung jawab dikenali untuk integrasi dan penyediaan

nasional pelatihan dalam manajemen kualitas pada semua

cabang kesehatan

Page 72: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

4.2 Personil telah mempunyai waktu untuk berpartisipasi secara

formal dalam program peningkatan kualitas sistematik

- Waktu untuk peningkatan kualitas dijelaskan dalam kontrak

dengan pegawai dan dengan pembeli pelayanan kesehatan

- Partisipasi dalam tinjauan sejawat klinis dan dalam

organisasi adalah sebuah syarat untuk hak-hak istimewa

kepegawaian atau staf di semua fasilitas kesehatan

4.3 Fasilitas kesehatan menyediakan data yang akurat, lengkap dan

tepat waktu bagi staf yang mana kinerja klinis dan organisasi bisa

diukur

- Ada seperangkat data pasien minimum yang disetujui secara

nasional

- Hal tersebut termasuk pasien rawat inap, ambulatori,

pelayanan primer dan preventif

- Standar nasional untuk kualitas data dijelaskan dan diawasi

- Sistem administrasi pasien di semua fasilitas didisain untuk

mendapatkan indikator, indeks dan data untuk tinjauan

administrasi dan klinis

- Sistem data tersebut dapat diakses dokter dan manajeruntuk

analisa rutin maupun ad hoc

4.4 informasi mengenai teori dan praktek standar, pengukuran dan

peningkatan dapat diakses oleh semua personil kesehatan

- Staf mempunyai akses ke data base pengalaman kualitas

dalam organisasi mereka sendiri

- Staf mempunyai akses melalui publikasi, layanan

perpustakaan atau internet ke pusat sumberdaya nasional

dan internasional

- Sumberdaya kualitas nasional, pusat referensi dan publikasi

secara aktif dikatalogkan, ditandai dan dapat diakses untuk

pengguna yang memerlukannya lintas semua batas negara

Page 73: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

4.5 Biaya keuangan langsung program kualitas secara relistis

dikenali di awal dan dialokasikan pada anggaran yang disetujui,

terutama untuk pelatihan, penelitian, dan informasi

- Biaya langsung program kualitas yang disetujui dijelaskan

dalam kontrak pembeli-penyedia

- Perjanjian tingkatan layanan menjelaskan target-target

kualitas serta harga dan volume aktifitas klinis

- Mekanisme alokasi sumber daya lokal merespon

kekurangan yang ditunjukan oleh program manajemen

kualitas

- Pendanaan terpusat gagasan kualitas berdasar pada sebuah

program yang disetujui yang secara publik akuntable

- Prioritas diberikan kepada penelitian dan pengembangan

untuk mengetahui dan menerapkan insentif dan mekanisme

yang diperlihatkan dengan perubahan perilaku

Sumber:

Rekomendasi dari kelompok kerja regional WHO ( lihat WHO/ISQua struktur serta

aktifitas internasional dan nasional untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, 2002)

Dewan Eropa. Rekomendasi Panitia Para Menteri 1997 lampiran R (97) 17

Sebuah kerangka kerja untuk mengevaluasi gagasan kualitas pemerintahan. Int J

QHC 2000; 12: 273-4

Page 74: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Lampiran 3

Rekomendasi Dewan Eropa

I. DIMENSI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS

A. Prosedur dan proses untuk peningkatan kualitas

1. sistem peningkatan kualitas yang esensial berikut ini harus diterapkan:

- identifikasi masalah dan kesuksesan kualitas

- kumpulan data yang sistematik tentang penyediaan pelayanan

- standar dan panduan berbasis bukti untuk pelayanan efektif biaya ber kualitas

tinggi

- penerapan perubahan saat dibutuhkan oleh mekanisme efektif dan strategis

- pengukuran dampak perubahan

- penggunaan praktek terbaik

B. Organisasi peningkatan kualitas

2. Sistem seperti ini harus di tetapkan pada semua tingkat penyediaan pelayanan:

penyedia pelayanan individu, praktek, rumah sakit, institusi lain, dan saling

bertemu. Persyaratan yang sama untuk jaminan kualitas pelayanan kesehatan harus

ditetapkan pada semua institusi publik dan swasta.

C. Tanggung jawab: aktor pada peningkatan kualitas

3. Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan (penyedia, pasien,

penyandang dana, manajer, dan pemegang otoritas) perlu berpartisipasi dalam

penetapan dan pemeliharaan sistem peningkatan kualitas dalam sebuah kerjasama

yang dekat dan berkelanjutan

4. Penyedia pelayanan kesehatan harus mengembangkan sendiri, menetapkan dan

memelihara sistem peningkatan kualitas yang diserap ke latar pelayanan kesehatan

mereka dan membuat sistem tersebut terbuka untuk yang lain.

Page 75: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

5. Penyandang dana harus berkontribusi untuk peningkatan kualitas dengan

mengharuskan penetapan sistem peningkatan kualitas dalam kontrak mereka dengan

praktisi, rumah sakit, dan organisasi pelayanan kesehatan.

6. Pembuat kebijakan kesehatan harus menciptakan kerangka kerja yang diperlukan

untuk kebijakan, undang-undang dan peraturan terkait dengan kualitas, dan evaluasi

yang sesuai serta memperbarui prosedur.

7. Manajer dalam pelayanan kesehatan harus mengambil kepemimpinan dalam

penetapan sistem pada organisasi mereka.

II. MASALAH KUNCI DALAM SISTEM PENINGKATAN KUALITAS:

PRINSIP-PRINSIP UMUM

A. Panduan praktek

8. Panduan harus dikembangkan secara sistematis, secara efektif dibagikan kepada

para profesional serta publik, dan efeknya diawasi.

B. Asesmen teknologi dan peningkatan kualitas

9. Pelayanan kesehatan harus ditingkatkan dengan menerapkan metode-metode

pengobatan berbasis bukti dan menggunakan hasil asesmen teknologi dalam

pembuatan keputusan, mengarahkan perhatian yang sesuai dengan jaminan kualitas

laboratorium.

C. Indikator kualitas dan sistem informasi

10. sistem informasi pelayanan kesehatan harus ditetapkan dengan memakai

idikator kualitas pelayanan dan proses yang relevan dan memungkinkan produksi

yang tepat waktu, umpan balik, dan perbandingan data pelayanan kesehatan yang

reliabel. Data tiap pasien harus tetap dirahasiakan.

D. Perspektif pasien

11. Informasi mengenai kebutuhan, prioritas, dan pengalaman pasien di semua

tingkat penyediaan pelayanan harus dikumpulkan melalui metode yang sesuai untuk

menjamin partisipasi aktif pasien.

E. Mengelola perubahan

Page 76: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

12. Sistem peningkatan kualitas harus meliputi strategi dan mekanisme efektif:

- untuk mencapai perubahan yang diperlukan dalam sebuah pendekatan yang

terencana dan dikelola.

III. SYARAT UNTUK PENERAPAN QIS

13. Syarat yang diperlukan harus dibuat, menurut sistem politik dan hukum negara

masing-masing anggota, untuk menerapkan sistem peningkatan kualitas, yaitu:

- struktur pendukung, seperti lembaga, dewan, panitia, dan jaringan kerja;

- menggunakan dengan sepenuhnya sumber daya yang tersedia, dan menyediakan

sumber daya dan mekanisme keuangan khusus untuk asesmen, jaminan,

peningkatan, dan pengembangan kualitas

- pendidikan sarjana dan pascasarjana bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk

mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam asesmen kualitas dan sistem

peningkatan.

- insentif yang sesuai untuk partisipasi dalam peningkatan kualitas.

IV. EVALUASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS

A. Akuntabilitas masyarakat

14. Akuntabilitas publik sistem peningkatan kualitas harus diperiksa melalui

asesmen eksternal yang objektif oleh lembaga independen dan komunikasi hasilnya

yang sesuai.

B. Umpan Balik

15. hasil asesmen eksternal harus dipakai untuk mendukung evaluasi dan

peningkatan internal yang ters menerus.

V. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Usaha-usaha nasional

16. Semua ukuran yang diperlukan harus dipakai untuk mendorong penelitian dan

pengembangan peningkatan kualitas.

Page 77: Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan

Kerja sama Eropa

17. Menstimulasi pertukaran dan kerjasama dalam peningkatan kualitas pada tingkat

nasional serta Eropa harus didorong. Masalah kualitas harus dimasukkna ke dalam

gagasan kerjasama Eropa (misalnya penanganan dan pertukaran data)