Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

15
LATAR BELAKANG PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah Indonesia membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota. PERKEMBANGAN UKM DI DUNIA DAN DI INDONESIA 1

description

Background of UKM Usaha Kecil dan Menengah

Transcript of Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Page 1: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

LATAR BELAKANG

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke

jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:

“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara

mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah

dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta

Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar

Rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah

Indonesia membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing

Provinsi atau Kabupaten/Kota.

PERKEMBANGAN UKM DI DUNIA DAN DI INDONESIA

Tingkat kemampuan UKM Indonesia untuk bersaing di era AFTA 2003, atau lebih

luas lagi di era perdagangan bebas dunia (GATT/WTO, 2010 atau 2020) juga sangat

ditentukan oleh dukungan sepenuhnya dari pemerintah. Dukungan sepenuhnya tidak

berarti pemerintah melakukan intervensi langsung di semua aspek bisnis UKM

besar, melainkan dalam bentuk menciptakan suatu lingkungan berusaha yang

kondusif sehingga UKM mampu melakukan pemberdayaan secara optimal.

1

Page 2: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Pengalaman di banyak negara, termasuk Indonesia, pengaruh kebijakan pemerintah

terhadap pengembangan UKM terjadi lewat dua jalur, yakni jalur tidak langsung

(makro), misalnya lewat kebijakan ekonomi makro (seperti kebijakan fiskal, moneter,

kebijakan investasi, dll.), dan jalur langsung (mikro) yakni lewat kebijakan UKM.

Namun, banyak kasus yang menunjukkan bahwa bagaimanapun bagusnya formulasi

dan implementasi kebijakan UKM, semua ini tidak berarti sama sekali jika kebijakan

ekonomi makro bersifat distorsif.

ALASAN MENGAPA UKM MENJADI PENGGERAK PEREKONOMIAN

Di banyak negara di dunia, pembangunan dan pertumbuhan usaha kecil dan

menengah (UKM) merupakan salah satu motor penggerak yang krusial bagi

pertumbuhan ekonomi. Salah satu karakteristik dari dinamika dan kinerja ekonomi

yang baik dengan laju pertumbuhan yang tinggi di negara-negara Asia Timur dan

Tenggara yang dikenal dengan Newly Industrializing Countries (NICs) seperti Korea

Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah kinerja UKM mereka yang sangat efisien,

produktif, dan memiliki tingkat daya saing yang tinggi. UKM di negara-negara

tersebut sangat responsif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahnya dalam

pembangunan sektor swasta dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang

berorientasi ekspor. Di negara-negara sedang berkembang 32% dari nilai total

ekspor, dan 40% dari nilai output dari sektor industri manufaktur dari negara

tersebut. Di beberapa negara di kawasan Afrika, perkembangan dan pertumbuhan

UKM, termasuk usaha mikro, sekarang diakui sangat penting untuk menaikkan

output agregat dan kesempatan kerja (Tambunan, 2000).

Di Indonesia, dilihat dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak yang terdapat di

semua sektor ekonomi dan kontribusinya yang besar terhadap kesempatan kerja dan

pendapatan, khususnya di daerah pedesaan dan bagi keluarga berpendapatan

rendah, tidak dapat diingkari betapa pentingnya UKM. Selain itu, selama ini

kelompok usaha tersebut juga berperan sebagai suatu motor penggerak bagi

pembangunan ekonomi dan komunitas lokal. Sekarang, UKM memiliki peranan baru

yang lebih penting lagi yakni sebagai salah satu faktor utama pendorong

perkembangan dan pertumbuhan ekspor non-migas dan sebagai industri pendukung

yang membuat komponen-komponen dan spare parts untuk industri besar (IB) lewat

keterkaitan produksi misalnya dalam bentuk subcontracting. Bukti di NICs

menunjukkan bahwa bukan hanya industri besar (IB) saja, tetapi UKM juga bisa

2

Page 3: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

berperan penting di dalam pertumbuhan ekspor dan bisa bersaing di pasar domestik

terhadap barang-barang impor maupun di pasar global.

Jadi, di masa mendatang, dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan

di era perdagangan bebas nanti, UKM di Indonesia juga sangat diharapkan dapat

menjadi salah satu pemain penting sebagai pencipta pasar di dalam maupun di luar

negeri dan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan dan

jasa atau neraca pembayaran (balance of payment). Namun, untuk melaksanakan

peranan ini, UKM Indonesia harus membebani diri, yakni meningkatkan daya saing

globalnya.

Secara keseluruhan, di semua sektor ekonomi, jumlah UKM sangat banyak dan terus

bertambah, walau pada masa krisis ekonomi, cukup banyak pengusaha kecil dan

menengah di beberapa sektor yang terpaksa menghentikan kegiatan bisnis mereka

karena berbagai masalah, seperti harga bahan baku impor mahal akibat depresiasi

nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, permintaan pasar menurun akibat nilai riil

pendapatan masyarakat menurun, dan akibat mahalnya biaya investasi karena

tingginya suku bunga pinjaman. Jumlah UKM jauh lebih banyak daripada jumlah

usaha besar (UB), dan mereka, khususnya usaha kecil (UK), termasuk usaha mikro,

terdapat di mana-mana, di daerah perkotaan maupun pedesaan.

UKM di Indonesia sangat penting terutama dalam hal kesempatan kerja.

Argumentasi ini didasarkan pada fakta empiris yang menunjukkan bahwa kelompok

usaha ini mengerjakan lebih banyak orang dibandingkan UB. Mereka diharapkan

bisa tetap menciptakan banyak kesempatan kerja baru lewat pendirian usaha-usaha

baru dan lewat perluasan akses ke pasar-pasar baru termasuk ekspor.

TOKOH-TOKOH YANG BERKONTRIBUSI DALAM BIDANG UKM

Hendy Setiono, Pendiri Kebab Baba Rafi

Ditulis oleh MAM / Kamis, 23 Oktober 2008 10:58 (dikutip dengan penyesuaian)

Sukses bisnis kebab yang dikonsep dengan sistem waralaba dan manajemen yang

solid, membuat Hendy Setiono mendapatkan berbagai award, baik dari dalam

maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business

Entrepreneur Award) 2006 oleh menteri Koperasi dan UKM, ASIA’s Best

3

Page 4: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006. Untuk

meraih award tersebut, dia bersaing dengan 20 kandidat pengusaha lain dari

berbagai negara di Asia. Ia juga mendapatkan penghargaan Citra Pengusaha

Berprestasi Indonesia Abad Ke-21 yang dianugerahkan Profesi Indonesia. Kemudian,

penghargaan Enterprise 50 dari majalah SWA untuk 50 perusahaan yang

berkembang dalam setahun terakhir. Di penghujung 2006, majalah Tempo

menobatkan Hendy menjadi salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang

mengubah Indonesia.

DESKRIPSI SINGKAT TENTANG BISNIS KEBAB

Hendy menggeluti bidang usaha makanan cepat saji ala Timur Tengah yang

menggunakan sistem Franchise (Waralaba) dalam operasionalnya.

Sebagai seorang entrepreneur, Hendy membawa bendera management PT. Baba Rafi

Indonesia yang memiliki beberapa bisnis unggulan antara lain: usaha Franchise

dengan brand “Kebab Turki Baba Rafi” (sekarang sudah memiliki lebih dari 375

outlet di Indonesia) dan “Roti Maryam Aba-Abi” (sekarang sudah memiliki 30 outlet

yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali). Dan dalam waktu dekat akan me-launching

Franchise dengan brand “Piramizza” yang sekarang masih dikelola secara mandiri

dan sudah beroperasi sebanyak 5 (lima) gerai outlet di Surabaya, dengan total omzet

yang diperoleh setiap tahunnya adalah kurang lebih 15,8 Miliyar.

Investasi awal yang dibutuhkan untuk Franchise Kebab Turki Baba Rafi sangat

terjangkau jika diperhitungkan dengan kemudahan dan keuntungan yang akan

diperoleh oleh Franchise (orang yang membeli hak waralaba) selama 5 tahun masa

kerja sama, dari Rp 55.000.000 hingga Rp 105.000.000. Sampai saat ini, Baba Rafi

memiliki 173 orang tenaga kerja yang bergabung dengan PT. Baba Rafi Indonesia.

Karyawan terdiri atas SDM-SDM yang mempunyai beragam talenta dan kreativitas

yang tinggi. *

Kisah Sukses Klenger Burger

29 October 2008 (dikutip dengan penyesuaian)

Burger ternyata memiliki pasar tersendiri di Indonesia, khususnya pangsa pasar

kaum muda. Nah, untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan prospektif bisnis

ini, tabloid LeZAT mengulasnya lengkap pada Edisi Khusus 02, terbit 28 Oktober

2008. Salah satunya, mengulas Kisah Sukses Klenger Burger.

4

Page 5: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

MAKANAN yang berbau kebarat-baratan seperti burger atau orang sering

menyebutnya sebagai hamburger, kini sudah bukan makanan mewah lagi di Jakarta

dan kota-kota besar lainnya. Di Jakarta misalnya, hampir di setiap sudut pusat-pusat

perbelanjaan dan perkantoran bisa kita temui outlet-outlet yang menjual Burger,

makanan yang identik dengan prestise dan gaya hidup anak-anak muda jaman

sekarang.

Menyebut nama burger, pasti sebagian besar warga ibu kota Jakarta sudah tidak

asing dengan nama Klenger Burger, salah satu pionir makanan fast food di Jakarta.

Klenger Burger terkenal di kalangan anak-anak muda karena selain memiliki cita

rasa yang sangat Indonesia, juga namanya yang unik dan mudah diingat.

Berawal dari usaha mendirikan sebuah restoran Sunda, pemilik dan pendiri Klenger

Burger yakni sepasang suami istri, Velly Kristanti (34) dan Gatut Cahyadi (34),

akhirnya banting setir dan membuka outlet burger pada bulan Februari 2006.

Dengan pertimbangan bahwa memasak makanan tradisional Sunda memerlukan

waktu yang cukup lama dan kurang praktis, sehingga Velly dan Gatut akhirnya

memutuskan untuk membuka usaha fast food. Dan pilihannya jatuh pada burger,

makanan cepat saji yang cukup praktis, enak, mengenyangkan, serta menjadi bagian

dari gaya hidup anak-anak muda jaman sekarang.

Dengan modal seadanya sisa usaha restoran Sunda, akhirnya dibukalah sebuah

outlet kecil Klenger Burger yang menempati lahan bekas usaha restonya.

PERSAINGAN SEHAT

Seiring dengan berjalannya waktu, Klenger Burger semakin berkembang sehingga

yang semula hanya sebuah outlet kecil yang menempati lahan bekas restoran Sunda,

dalam kurun waktu satu tahun saja langsung berkembang hingga 38 outlet.

Ternyata, kesuksesan Klenger Burger diikuti oleh pengusaha makanan yang lain

dengan ramai-ramai membuka outlet burger, sehingga semakin banyak brand-brand

baru burger.

Bahkan, banyak yang mencoba meniru logo Klenger Burger hingga memasang foto

Klenger Burger. Namun, Velly justru merasa tidak tersaingi sedikit pun, karena ia

merasa persaingan yang sehat justru akan semakin meningkatkan kualitas

burgernya.

Di tengah persaingan usaha burger yang semakin ramai, Klenger Burger semakin

melebarkan sayapnya hingga kini telah memiliki 55 outlet yang tersebar di wilayah

Jabodetabek, Bandung, Bali, Surabaya, dan Malang. Bahkan sampai akhir tahun ini,

masih akan ada beberapa cabang baru lagi di beberapa kota besar di Indonesia.

5

Page 6: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

MILIKI KEUNGGULAN

Nama Klenger Burger memang mudah sekali mendapat tempat di hati para penikmat

burger. Karena selain mengandalkan cita rasa burger-nya yang sangat Indonesia dari

segi bumbunya, juga nama Klenger sendiri sangat mudah diingat orang. Klenger

sendiri diambil dari Bahasa Jawa, yang artinya makan sampai kenyang tapi tetap

bikin orang ketagihan untuk mencobanya lagi. Dengan filosofi itulah akhirnya nama

Klenger Burger dipatenkan menjadi brand burger miliknya.

Keistimewaan Klenger Burger terletak pada daging dan rotinya yang empuk, serta

bumbunya yang disesuikan dengan lidah orang Indonesia. Velly dan Gatut telah

meracik bumbu burger yang sangat khas melalui riset yang cukup lama. Selain itu,

porsinya pun cukup membuat orang yang makan sampai merasa klenger karena

kenyang.

Selain varian menunya yang bervariasi, dari sisi harganya pun sangat terjangkau,

yakni berkisar antara Rp 7.000 hingga Rp 20.000. Tersedia juga paket-paket khusus,

misalnya untuk acara-acara di kampus atau di sekolah-sekolah.

Untuk mencari outlet Klenger Burger sendiri tidaklah sulit, karena lokasinya selalu

dekat dengan perumahan, perkantoran, dan tempat-tempat hang out anak-anak

muda.

Untuk tetap bertahan di tengah maraknya bisnis serupa, Klenger Burger terus

melakukan inovasi baik dari segi menu maupun kualitas pelayanannya. Termasuk

menyediakan jasa pesan antar atau delivery order untuk area tertentu,

meningkatkan brand communicationnya dan terus menerus mau melakukan inovasi

produk. Termasuk inovasi untuk menambah varian menu dengan menambah menu

burger dengan varian sea food. Selain menjual burger di outlet-outlet, banyak juga

pesanan untuk acara-acara gathering, atau acara-acara ulang tahun.

MENJAGA KUALITAS

Untuk menjaga kualitas rasanya, maka Klenger Burger menjalin kerjasama dengan

para penyuplai bahan baku. Untuk rotinya, Klenger Burger disuplai oleh King

Burger, yakni brand burger terkenal dari luar sehingga kualitasnya pun tidak kalah

dengan burger dari luar negeri. Sedangkan dagingnya, menggunakan daging

kualitas terbaik di negeri ini. Hebatnya, kapasitas produksi Klenger Burger justru

lebih tinggi dibanding King Burger. Hingga saat ini, Klenger Burger mampu menjual

hingga sekitar 150 ribu burger per bulan. Besar kecilnya angka penjualan di setiap

outlet memang tidaklah sama, tergantung tempatnya juga. Seperti di Salemba dan

6

Page 7: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Bogor yang outletnya buka hingga 24 jam, tentu saja angka penjualannya lebih tinggi

dibanding outlet yang lain.

POLA KEMITRAAN

Untuk mengembangkan usaha burgernya, Velly dan Gatut memilih untuk bermitra

dengan pengusaha lain. Dengan mengadopsi sistem dari luar, akhirnya dipilihlah

cara franchise. Selain untuk lebih mengembangkan Klenger Burger, hal itu dipilih

sebagai alternatif mengatasi keterbatasan modal.

Persyaratan untuk menjadi franchise Klenger Burger sendiri juga tidak terlalu sulit.

Dengan modal sekitar Rp 200 juta, calon franchise sudah akan mendapat paket

franchise selama 5 tahun, lengkap dengan peralatannya dan training karyawan.

Selain itu, calon franchise harus merasa yakin dalam menjalani bisnisnya, karena itu

sangat berpengaruh terhadap perkembangan usahanya ke depan.

Hingga saat ini telah banyak permintaan dari calon frachise yang datang dari luar

Jawa. Sehingga para penggemar burger yang berada di luar Jawa pun masih bisa

menikmati kelezatan Klenger Burger, yang merupakan burgernya Indonesia. *

Zainur, Puluhan Tahun Hidup dari Bisnis Hewan Menjijikkan

Senin, 09 Agustus 2010 16:42

Tak pernah terlintas dalam benak Zainur, warga Lugosobo, Kabupaten Purworejo

bahwa dirinya akan menggantungkan hidup dari usaha yang dilakoninya sekarang.

Usaha yang digeluti memang tergolong tidak lazim, yakni bisnis jual beli hewan

menjijikkan.

Kendatipun dia tidak bekecil hati. Justru dia merasa bangga karena tanpa harus

menggantungkan lapangan pekerjaan yang tersedia, dia justru mampu Mandiri

menciptakan pekerjaan. Bukan hanya untuk dirinya, tapi beberapa karyawannya

yang menggantungkan hidup dari usahanya itu.

Tidak sengaja. Itulah respon awal dia soal asal mula dia menggeluti usaha itu.

Awalnya tahun 1988 tanpa sengaja dia mendapatkan peluang pasar untuk hewan-

hewan menjijikkan. Antara lain katak, tokek, ular, dan belut.

7

Page 8: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

"Awalnya saya mencari sendiri kemudian saya jual. Kok lama-lama prospeknya bagus

sampai saya kewalahan memenuhi pesanan. Akhirnya saya menjadi pengepul. Itung-

itung berbagi rezeki dengan orang lain," katanya.

Bukan tanpa risiko dia menjalankan bisnis tersebut. Baginya yang terasa cukup

menyakitkan adalah cibiran sejumlah orang, termasuk pemuka agama yang

menegaskan bahwa pekerjaan yang dia lakoni itu termasuk pekerjaan haram. "Saya

sampai harus pindah tempat usaha beberapa kali karena cibiran ini," katanya.

Tapi mungkin itulah bagian dari kendala usaha yang dihadapi. Dia berkeyakinan

sejauh dia tidak memakannya, maka apa yang dia lakukan itu sah-sah saja. Toh dia

merasa rezeki yang dihasilkan bukan lantaran dia mencuri, merampok, atau tindakan

kriminal lainnya. Tapi lewat proses jual beli.

Hewan-hewan yang menjijikkan itu dia peroleh dari warga yang menangkapnya dari

sawah atau kebun. Setelah terkumpul dia menjualnya ke bakul langganannya.

Biasanya diambil setiap hari.

Untuk ular bakul langganannya berasal dari Surabaya. Ular ini diekspor ke luar

negeri untuk lauk di sana. Beberapa ada yang digunakan untuk obat. "Harganya

berkisar Rp 11.000 hingga Rp 25.000 per kilogram," katanya.

Demikian juga tokek dijual ke Surabaya. Hewan menjijikkan ini juga diekspor untuk

keperluan bahan baku obat dan sebagian makanan oleh orang-orang di Thailand.

"Harga per ekornya Rp 1.250," katanya.

Untuk katak biasanya dia mengolah dulu dengan cara dikuliti. Daging katak hijau itu

setiap harinya diambil bakul langganannya dari Semarang dan Solo. "Sehari bisa

setor 1.000 ekor. Harganya Rp 26.000 per kilogramnya," ujarnya menambahkan

daging katak juga diekspor ke luar negeri.

Satu-satunya hewan yang lazim dikonsumsi banyak orang dan dijual Zainur adalah

belut. Awal musim hujan lalu pasokan dari para pencari belut sangat banyak. Setelah

terkumpul biasanya dia menjualnya ke Yogyakarta dan ke Magelang. Dalam sehari

bisa menjual hingga setengah kwintal.

8

Page 9: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Belut ini digunakan sebagai bahan baku kripik yang banyak dijual di warung-warung.

Ada juga yang membeli untuk pengobatan penyakit. "Harganya 11.000 per kilogram

kalau pasokan banyak. Kalau terbatas ya bisa melambung hingga Rp 23.000 per

kilogram," katanya.

Terkesan sepele usaha yang dilakoni Zainur ini. Tapi jangan cepat-cepat apriori.

Tahukan Anda bahwa omset bulanan yang diperoleh bisa mencapai Rp 30 juta. Luar

biasa bukan? (*/SM/Nur Kholiq)

Astawa, Berhasil dengan Ukiran Khas Bali

Kamis, 05 Agustus 2010 10:30

Produk kerajinan ukir khas Bali, yang dikerjakan perajin Bali tetap prospektif untuk

digeluti. Bahkan selain didominasi pembeli lokal, permintaan ukiran juga datang dari

pembeli asing. Tak tanggung-tanggung omzet per bulannya mencapai puluhan juta

rupiah.

Meski membutuhkan skill khusus, tak menutup kemungkinan siapa saja bisa

menggeluti bisnis ini, asalkan ada kemauan belajar pasti bisa dikerjakan. Dari

penuturan Astawa, salah satu pemilik bengkel kerajinan ukir di kawasan Jalan Gatot

Subroto, bisnis ukir adalah bisnis yang mengutamakan keterampilan.

Makin bagus kualitas ukiran akan makin dicari pelanggan. "Siapa saja bisa mengukir

asalkan tekun dalam waktu tiga bulan sudah bisa," kata dia baru-baru ini.

Astawa mengaku, permintaan memang didominasi pelanggan lokal, tapi beberapa

kali pernah mengerjakan pesanan dari warga asing untuk dikirim ke luar negeri. Ia

mengaku, saat ini pesanan cukup banyak, bahkan dalam sebulan bisa mengerjakan

10 hingga 15 pesanan yang sebagian besar berasal dari penduduk sekitar dan

beberapa dari pengelola hotel dan vila.

Meski tergolong usaha kecil, keuntungan yang didapat lumayan besar. Ia mengaku,

nilai untuk setiap pesanan bisa mencapai jutaan rupiah, sehingga dalam sebulan

mampu meraih omzet hingga puluhan juta rupiah.

9

Page 10: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Seperti halnya untuk satu pengerjaan bale Bali saka enam, ia mengaku menarik

bayaran hingga Rp 60 juta, sudah termasuk bahan baku dan ongkos pengerjaan.

Untuk menyelesaikan satu bangunan bale Bali, Astawa menghabiskan waktu

maksimal 2 hingga 3 bulan.

Selain bale Bali, ukiran yang juga banyak dicari adalah jenis ukiran kerawangan

(ventilasi ukir), ring-ring, incut adegan, pintu, dan daun jendela ukir. Dengan harga

berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 6-jutaan. (*/Bisnis Bali)

Mintarya Sonjat, Sukses dengan Jamur Merang

Kamis, 05 Agustus 2010 09:24

Mintarya Sonjat, pendiri usaha jamur Solagracia, tak pernah membayangkan jika

dirinya bakal menjadi pengusaha jamur sukses seperti sekarang.

Semula pria kelahiran Cianjur, Jawa Barat, ini hanya iseng membudidayakan bibit

jamur merang di sekeliling rumahnya. Tanpa dinyana, hasilnya bagus. Produk

jamurnya disukai para tetangga dan lingkungan sekitar rumah. Karena makin banyak

yang suka, Mintarya bertekad untuk memproduksi jamur lebih banyak. Terlebih,

anggota keluarganya juga menyukai masakan dari bahan baku jamur. Dengan modal

sekitar Rp1 juta yang didapat dari pinjaman salah seorang temannya, dia pun

memulai usaha jamur.

Uang tersebut digunakan untuk membuat tempat pengolahan jamur berukuran 1x2

meter di rumahnya. “Karena saya yakin usaha jamur ini bagus, saya mantap

menggunakan uang pinjaman untuk modal awal usaha,” ungkap Mintarya.

Berbekal pinjaman Rp1 juta, Mintarya dengan tekun memulai usaha. Dia

memutuskan untuk serius menekuni budi daya jamur pada 2002. Fokusnya adalah

budi daya jamur merang. “Saya memilih jamur merang karena produksinya lebih

gampang,” kata lelaki yang juga berprofesi sebagai pendeta ini.

Di tahun 2007 Mintarya memutuskan mencari kredit lunak untuk pengembangan

usaha. Keputusan ini diambil dua tahun sejak dirinya ditawari oleh bank untuk

mengajukan kredit. Sebelumnya Mintarya cenderung takut meminjam dana dari

bank.

10

Page 11: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

Untuk mencapai produksi hingga 50 kg per hari, Mintarya meluaskan tempat

produksi jamurnya menjadi ukuran 6x12 meter sehingga dia mampu membukukan

omzet antara Rp20–30 juta per bulan. Kini usahanya kian maju, aset usaha jamur

milik Mintarya telah tembus ke angka ratusan juta rupiah. Menariknya, Mintarya

mempelajari semuanya secara autodidak. Mintarya kerap membaca literatur soal

jamur di toko-toko buku untuk mengetahui selukbeluk pembudidayaannya.

Dia pun tak segan melancong ke luar daerah untuk belajar lebih dalam tentang budi

daya jamur dari petani lain agar pengetahuannya bertambah. Usahanya untuk terus

belajar dan menimba ilmu dari banyak petani jamur lain terbukti membuahkan hasil.

Mintarya bahkan sukses membudidayakan jamur di wilayah Cianjur yang sebenarnya

kurang cocok untuk budi daya jamur karena letaknya di daratan rendah. “Banyak

orang yang mengatakan tidak akan jadi kalau memproduksi jamur di suhu yang tidak

cocok. Namun,karena saya penasaran dan mencoba, akhirnya berhasil juga. Terbukti

saya bisa memproduksi hingga sekarang,” ujarnya.

Menurutnya, usaha budi daya jamur sangat menguntungkan. Selain menghasilkan

produk bernilai ekonomi tinggi, bahan baku usaha ini mudah didapat. Serbuk gergaji

yang menjadi bahan baku produksi mudah diperoleh lantaran sebagian orang

menganggap serbuk gergaji adalah limbah. Menurut ayah dari seorang putra ini,

faktor lokasi atau kendala lainnya bukan menjadi sebuah alasan untuk tidak memulai

usaha budi daya jamur. Asal tahu ilmunya dan belajar tentang perkembangan

teknologi pertanian mutakhir, hambatan apa pun bisa dilalui.

Terbukti, Mintarya yang mengembangkan usaha di dataran rendah tetap mampu

menghasilkan produk jamur yang kualitasnya setara dengan produk-produk jamur

dari dataran tinggi. Produk jamur usaha Mintarya dengan nama Solagracia, yang

berarti “karena anugerah”, telah menyebar ke banyak daerah seperti Lembang,

Ciledug, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Lelaki tamatan SLTA ini mengaku senang

karena usahanya berkembang.

Dia semakin bersyukur, Solagracia mampu mewujudkan cita-citanya untuk turut

memajukan masyarakat sekitar. “Banyak masyarakat di sini yang ikut bekerja kepada

kami. Kami harap, setelah mereka mendapatkan ilmu, nantinya bisa membuat usaha

sendiri agar mereka mampu Mandiri,” tutur Mintarya. (*/SI/Ricky Susan)

11

Page 12: Latar Belakang UKM Usaha Kecil dan Menengah

SUMBER REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

Tambunan, Tulus. 2002. Peranan UKM bagi Perekonomian Indonesia dan

Prospeknya. Manajemen Usahawan Indonesia no. 07 th. XXXI: 3-15.

http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah

http://www.wartaekonomi.co.id

http://arrohman.blogspot.com/2008/10/kisah-sukses-klenger-burger.html

http://ciputraentrepreneurship.com

12