ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN (Studi kasus UKM … · Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi...

73
ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi kasus UKM OZI Aircraft Model Bogor) Oleh ASEP HELMI FANSURI H24102119 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Transcript of ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN (Studi kasus UKM … · Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi...

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH

(Studi kasus UKM OZI Aircraft Model Bogor)

Oleh

ASEP HELMI FANSURI

H24102119

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

ABSTRAK

Asep Helmi Fansuri, H24102119. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem

Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus pada UKM OZI Aircraft

Model Bogor). Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun dan Farida Ratna

Dewi.

Kontribusi nyata usaha kecil menengah (UKM) tergambar dari peningkatan

jumlah UKM di Indonesia hingga tahun 2002 yang mencapai sekitar 40 jutaan

dengan total aset 41.301.263 miliar rupiah. Nilai tambah yang dihasilkan pun

sebesar 6,10 persen (dari 18 triliun menjadi 19,10 triliun). Meskipun

perkembangannya cukup signifikan, ternyata masih banyak kendala yang dihadapi

oleh UKM diantaranya adalah masalah pengelolaan keuangan dan permodalan

walaupun operasional yang dilakukan cukup baik. Pada UKM OZI Aircraft Model

khususnya, pengelolaan keuangan hanya mencakup pada cashflow. Sedangkan

pengelolaan pencatatan keuangan, akun yang digunakan pun hanya beberapa akun

(biaya dan pendapatan). Kendala lain antara lain sering hilangnya bukti transaksi

oleh sebagian karyawan, dan belum jelasnya penentuan harga pokok produksi.

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui sistem pencatatan keuangan yang

dilakukan oleh OZI Aircraft Model, (2) Membentuk sebuah model yang sesuai

dengan aktivitas keuangan pada OZI Aircraft Model, dan (3) Mengidentifikasi

keefektifan dan keefisienan model sistem akuntansi yang telah dibentuk dalam

jangka waktu tertentu. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang

didapat melalui wawancara (pemilik dan bagian keuangan) dan data sekunder

melalui literatur dan studi kepustakaan. Sedangkan metode pengolahan dan

analisis data dilakukan melalui riset metode kualitatif dengan analisis deskriptif,

serta penggunaan model sistem akuntansi yang dibentuk menggunakan bantuan

Microsoft Excel.

OZI Aircraft Model telah menggunakan sistem akuntansi yang cukup layak

untuk tingkat UKM, akan tetapi pencatatan hanya terbatas pada transaksi tunai

dan hanya menggunakan beberapa akun yang mewakilinya. Jurnal yang

digunakan pun sebatas biaya-biaya yang dikeluarkan dan penerimaan oleh

perusahaan. Model sistem akuntansi yang dibentuk terdiri dari: Neraca Saldo

Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba/Rugi, Neraca, Laporan Arus Kas,

Format Penentuan Harga Pokok Produksi dan Kartu File. Identifikasi keefektifan

dan keefisienan model diukur dengan menggunakan indikator kinerja berupa input

(dana, sumberdaya manusia, waktu, teknologi dan material), process (pencatatan

aktivitas keuangan, penjualan, dan produksi), output (laporan keuangan), outcome

(penyediaan informasi bagi pihak yang membutuhkan), benefit (pengembangan

sistem akuntansi yang layak pakai bagi tingkat UKM), dan impact. Indikator

impact belum dapat terukur dengan cermat dikarenakan indikator ini sangat

berhubungan erat dengan seluruh aspek dan aktivitas perusahaan. Untuk itu

indikator impact perlu pengukuran lebih mendalam dalam jangka waktu yang

cukup lama.

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH

(Studi Kasus UKM OZI Aircraft Model Bogor )

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ASEP HELMI FANSURI

H24102119

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI

PADA USAHA KECIL MENENGAH

( Studi Kasus pada UKM OZI Aircraft Model Bogor )

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ASEP HELMI FANSURI

H24102119

Menyetujui, Agustus 2006

Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc. Farida Ratna Dewi, SE, MM

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc.

Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 23 Agustus 2006 Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 April 1983 di kota Ciamis, Propinsi Jawa

Barat. Penulis yang bernama lengkap Asep Helmi Fansuri adalah anak ke-6 dari

pasangan Hamid dan Atin Kurniatin.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Gajah Mada Madiun

tahun 1988, lulus tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di

Sekolah Dasar Negeri Kartoharjo 2 Madiun tahun 1989 hingga tahun 1994.

Dikarenakan mengikuti ayah pindah ke Bekasi, penulis melanjutkan pendidikan

dasar di Sekolah Dasar Negeri Pondok Ungu VI Bekasi pada tahun 1994 dan lulus

pada tahun 1995. Pada tahun 1995 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Swasta Seroja Bekasi, lulus pada tahun 1998. Penulis

menamatkan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Umum Negeri 4

Bekasi pada tahun 2001. Dari tahun 2001 hingga 2002, penulis mencoba

pengalaman kerja pada PT. PINAFAL NUSANTARA di Bekasi sebagai operator

mesin. Kemudian melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun

2002, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama belajar di Departemen Manajemen, penulis aktif di lembaga

kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Manajemen (BEM FEM) sebagai staf Departemen Sosial Politik pada periode

2003-2004 dan sebagai Ketua Departemen Politik, Kajian Strategik dan Advokasi

pada periode 2004-2005. Pada periode 2004-sekarang, penulis masih menjabat

sebagai Manajer Operasional Koperasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Manajemen (FOKUS/FEM’s Koperasi dan Kewirausahaan).

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan

rahmat dan rasa kasih sayangnya sehingga saya sampai saat ini masih tetap

semangat untuk melakukan hal-hal yang terbaik bagi saya. Salawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW, dengan suri teladan yang beliau

contohkan sehingga saya mengistiqomahkan diri pada tuntunan yang benar.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar sistem akuntansi yang diperoleh

selama menjalani perkuliahan dapat diterapkan pada kehidupan nyata dan berguna

bagi semua pihak yang membutuhkan khususnya usaha kecil menengah. Adapun

sistem akuntansi yang selama ini berupa teori yang sangat baku dan sulit

dimengerti oleh usaha kecil menengah dapat dirumuskan secara mudah tanpa

merubah substansi sistem akuntansi itu sendiri.

Rasa terima kasih yang terhaturkan dari hati hendak saya peruntukan bagi:

1. Orang tua tercinta, (Alm) Ayahanda tercinta atas kerja kerasnya

membiayai dan menyambung mimpi ananda dan ibunda tercinta atas kasih

sayang dan cintanya yang begitu besar, serta rasa mengalah yang sangat

luar biasa hebatnya bagi ananda.

2. Bapak Muhammad Syamsun atas bimbingan dan cerita-ceritanya yang

menarik dan Bapak Budi Purwanto atas ide penelitian ini.

3. Ibu Farida Ratna Dewi atas bimbingan dan saran yang telah diberikan dan

Ibu Wita Juwita Ermawati sebagai penguji dalam ujian sidang.

4. Pihak OZI Aircraft Model (Bapak Harto Al Karim dan Mbak Yulia

Ningsih) atas bantuannya dalam penelitian ini.

5. Dan teman-teman manajemen 39 atas persahabatan dan bantuannya yang

kalian berikan selama ini.

Semoga usaha dan kerja keras saya menghasilkan sesuatu yang berharga bagi

diri saya pibadi kelak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor, Agustus 2006

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.4. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah...................................................... 6

2.1.1. Masalah-Masalah Utama yang Dihadapi Industri Kecil dan

Industri Rumah Tangga ....................................................... 8

2.2. Pengertian Akuntansi ...................................................................... 10

2.2.1. Fungsi Akuntansi ................................................................. 11

2.2.2. Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)..... 11

2.2.3. Aktiva, Kewajiban, dan Ekuitas Pemilik............................... 12

2.2.4. Transaksi Bisnis dan Persamaan Akuntansi.......................... 13

2.2.5. Akun (Account) ................................................................... 13

2.2.6. Laporan Keuangan............................................................... 14

2.2.7. Akuntansi Berbasis Komputer.............................................. 15

2.3. Sistem Informasi Organisasi............................................................ 15

2.4. Metode Penelitian Kualitatif............................................................ 16

2.4.1. Tahap Penelitian Kualitatif Secara Umum............................ 17

2.4.2. Sumber dan Jenis Data......................................................... 17

2.4.3. Pengamatan dan Wawancara................................................ 17

2.5. Pengukuran Kinerja ........................................................................ 19

2.5.1. Kerangka Pengukuran Kinerja ............................................. 19

III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 21

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 24

3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 24

3.4. Metode Pengambilan Sampel .......................................................... 24

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 24

3.5.1. Pengumpulan Dokumen Bukti Transaksi Keuangan ............. 25

3.5.2. Pengkodean Akun................................................................ 25

3.5.3. Jurnal Umum ....................................................................... 25

3.5.4. Buku Besar atau Posting ...................................................... 26

3.5.5. Neraca Saldo Awal .............................................................. 26

3.5.6. Laporan Laba/Rugi .............................................................. 26

3.5.7. Neraca ................................................................................. 26

3.5.8. Laporan Arus Kas ................................................................ 26

3.5.9. Pengelolaan Persediaan........................................................ 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 28

4.1. Gambaran Umum OZI Aircraft Model ............................................ 28

4.2. Sistem Akuntansi Yang Dipergunakan ............................................ 29

4.2.1. Akun Yang Dipergunakan.................................................... 30

4.2.2. Pencatatan Transaksi Keuangan........................................... 30

4.3. Proses Pembentukan Model Sistem Akuntansi ................................ 31

4.3.1. Klasifikasi akun ................................................................... 31

4.3.2. Siklus Akuntansi Yang Akan Diterapkan ............................. 32

4.3.3. Neraca Saldo Awal .............................................................. 33

4.3.4. Jurnal Umum ....................................................................... 33

4.3.5. Buku Besar .......................................................................... 34

4.3.6. Laporan Laba/Rugi .............................................................. 35

4.3.7. Neraca ................................................................................. 35

4.3.8. Laporan Arus Kas ................................................................ 36

4.3.9. Format Pengendalian Persediaan.......................................... 37

4.3.10. Format Penentuan Harga Pokok Produksi ............................ 39

4.3.11. Kartu File ............................................................................ 40

4.4. Sistematika Kerja Model Sistem Akuntansi..................................... 41

4.5. Uji Simulasi Model Sistem Akuntansi............................................. 44

4.6. Uji Penerapan Model Pada Transaksi Keuangan UKM.................... 46

4.6.1 Penentuan Harga Pokok Produksi Produk/Barang Jadi ......... 51

4.7. Identifikasi Tingkat Keefektifan dan Keefisienan Model Sistem

Akuntansi ........................................................................................ 55

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 59

1. Kesimpulan ............................................................................................. 59

2. Saran ............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61

LAMPIRAN ................................................................................................ 62

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah unit usaha di Indonesia ...................................................... 2

Tabel 2. Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja.......... 7

Tabel 3. Jumlah IK menurut jenis permasalahan dan kelompok industri ...... 9

Tabel 4. Jumlah IRT menurut kelompok industri dan jenis permasalahan .... 9

Tabel 5. Perubahan akun ............................................................................. 14

Tabel 6. Klasifikasi nomor dan nama akun OZI Aircraft Model................... 31

Tabel 7. Buku Kas per 30 April 2006 .......................................................... 47

Tabel 8. Daftar pemakaian bahan baku pada setiap bagian produksi ............ 52

Tabel 9. Daftar harga bahan baku ................................................................ 53

Tabel 10. Perhitungan total pemakaian bahan baku ....................................... 54

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistem informasi organisasi.......................................................... 16

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian..................................................... 23

Gambar 3. Sistematika kerja model sistem akuntansi..................................... 42

Gambar 4. Sistematika stok/persediaan bahan baku dan barang jadi .............. 43

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara. ................................................... 63

Lampiran 2. Contoh model sistem akuntansi yang dibuat .............................. 65

Lampiran 3. Simulasi data model sistem akuntansi........................................ 77

Lampiran 4. Penerapan transaksi keuangan perusahaan pada model sistem

akuntansi................................................................................... 89

Lampiran 5. Modul penggunaan model sistem akuntansi dengan

menggunakan Microsoft Excel .................................................. 96

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aset yang paling berharga dalam proses pembangunan perekonomian

bangsa Indonesia adalah melimpahnya sumber daya alam (SDA) dan sumber

daya manusia (SDM). Dua aset berharga tersebut belum dapat bersinergi

secara sempurna sehingga dampaknya belum terasakan bagi kesejahteraan

masyarakat. Mayoritas masyarakat kita adalah masyarakat yang

berpenghasilan kecil, sebagian besar petani/nelayan, dan sebagian besar

(sekitar 62%) tinggal di pedesaan. Melihat fenomena ini tidaklah tepat jika

perhatian pembangunan hanya difokuskan kepada usaha besar yang kita

semua sudah mengetahui justru mengalami kegagalan dan bahkan menjadi

beban pemerintah.

Kekuatan sektor yang selama ini terabaikan yaitu usaha kecil menengah

(UKM), padahal banyak UKM yang mengelola SDA yang dapat memberikan

kontribusi optimal bagi kesejahteraan rakyat secara sosial dan ekonomi.

Namun masih banyak pihak yang meremehkan UKM sehingga secara

langsung dan tidak langsung mempengaruhi kebijakan yang akan diambil

dalam rangka pengembangan UKM. Hal ini dapat terlihat dari fakta bahwa

terdapat lembaga keuangan dan lembaga pemerintahan yang kurang serius

dalam membina UKM. Mestinya pengembangan UKM menjadi gerakan

ekonomi nasional secara integral.

Dalam sambutan Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilihat dari

sumbangan berupa nilai tambah yang dihasilkan oleh industri kecil dan rumah

tangga pada tahun 2002 mampu memberikan nilai tambah jauh lebih besar

jika dibandingkan dengan industri besar dan sedang, yaitu 6,10 persen (dari

18 triliun menjadi 19,10 triliun), sementara pada industri besar dan sedang

nilai tambahnya 3,80 persen. Nilai tambah tahun 2002 tersebut mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya, dimana nilai tambah yang dihasilkan

sebesar 6,31 persen untuk IK dan IRT dan 4,76 persen untuk industri besar

dan sedang (Arif dan Wibowo, 2005).

2

Menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan

Biro Pusat Statistik (1998-2002) dalam Arif dan Wibowo (2005) jumlah

UKM sangatlah besar jumlahnya sekitar 40 jutaan dan jumlah aset dapat

dilihat seperti tersebut pada Tabel 1 di bawah ini (dalam miliar rupiah).

Tabel 1. Jumlah unit usaha di Indonesia

Tahun 1998 1999 2000 2001 2002

UK

UM

UB

36.761.689

51.889

1.083

37.859.509

52.214

1.885

38.669.355

54.632

1.973

39.669.505

57.681

2.084

41.301.263

61.052

2.198

Keterangan : UK ; Usaha Kecil, UM ; Usaha Menengah, UB ; Usaha Besar

Jika dilihat dari penyebarannya pelaku UKM hampir merata di seluruh

wilayah Indonesia. Pola seperti ini menjadikan peran UKM secara konseptual

akan mudah dioptimalkan mengingat jangkauan perbankan sudah mencapai

daerah-daerah seluruh tanah air. Dilihat dari konsep otonomi daerah,

keberadaan dan penyebaran UKM yang ada di seluruh tanah air akan menjadi

motor penggerak ekonomi daerah dan ikut memberdayakan potensi ekonomi

setempat yang sejalan dengan otonomi daerah.

Berkembangnya UKM pada saat ini menjadi perhatian yang lebih serius

dari berbagai kalangan, mulai dari pengamat, pejabat, sampai para politisi.

Masalah yang paling sering dihadapi oleh para pelaku UKM antara lain

mengenai pemasaran produk, teknologi, pengelolaan keuangan, kualitas

sumber daya manusia dan permodalan.

Salah satu masalah UKM adalah pengelolaan keuangan dan permodalan

dimana UKM masih mengalami kendala yang cukup serius. Fenomena yang

terjadi adalah UKM menghadapi kendala permodalan dan sulitnya investor

yang bersedia untuk meminjamkan atau menanamkan modalnya pada UKM

walaupun usaha tersebut menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan yang

mendasar adalah UKM tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional

dan keuntungan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

3

Fenomena di atas banyak terjadi karena UKM banyak mengalami kendala

pada saat mereka harus membuat sistem akuntansi yang layak. Kondisi moral,

belum adanya kesadaran bahwa sistem akuntansi sebenarnya adalah salah satu

aspek yang harus dilakukan dalam suatu usaha yang dikemudian hari dapat

berkembang. Mereka menganggap sistem akuntansi akan menambah rumit

pekerjaan mereka karena sistem akuntansi akan menghitung secara detail

keuangan yang harus dikeluarkan walaupun satu rupiah saja. Selain itu

minimnya ilmu yang mereka miliki tentang sistem akuntansi merupakan

kendala yang sebagian besar dihadapi oleh beberapa UKM. Mereka tidak

mengerti harus bagaimana, apa yang harus dipersiapkan, dan bagaimana

menerapkannya.

Pada OZI Aircraft Model, sistem akuntansi sudah mereka lakukan secara

tertib tetapi baru dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang

(cashflow). Dengan bantuan sistem komputer Microsoft Excel seluruh

transaksi keuangan dibukukan secara rapi. Sumber daya manusia yang

mengelola keuangan pun telah diserahkan kepada orang yang memang

memiliki pengetahuan di bidang tersebut. Sehingga pencatatan keuangan yang

telah mereka lakukan termasuk ke dalam pencatatan yang baik untuk tingkat

UKM.

Akan tetapi dari ketertiban dan kerapian pencatatan masih terlihat

kesederhanaan pengelolaan pencatatan keuangan pada UKM OZI. Sering

hilangnya dokumen bukti transaksi oleh karyawan yang diberi tanggungjawab

menjadi salah satu faktor kurang sempurnanya proses pencatatan keuangan

yang dilakukan. Kurangnya akun yang diklasifikasikan juga menambah

kekurangan proses pencatatan keuangan mereka. Selain itu, proses penentuan

harga pokok produksi pun belum memasukan faktor biaya tenaga kerja

langsung dan tak langsung yang telah dibebankan pada produk mereka. Hal

itu menyebabkan tanda tanya besar apakah harga jual yang kini mereka

tetapkan telah sesuai dengan memperhatikan penentuan harga pokok yang

sebenarnya.

4

1.2. Perumusan Masalah

Pencatatan keuangan yang baik dan rapi merupakan hal mutlak yang

harus dilakukan semua unit bisnis terutama UKM karena laporan keuangan

yang dihasilkan UKM sangat diperlukan jika mereka mengadakan kerjasama

dalam keuangan. Dengan segala keterbatasan, sistem akuntansi perusahaan

dagang yang sudah ada sudah seharusnya dapat diterapkan pada UKM.

Adapun perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pencatatan keuangan yang dilakukan di UKM OZI

Aircraft Model?

2. Bagaimana suatu model sistem akuntansi dapat dibentuk dengan

menyesuaikan aktivitas keuangan UKM OZI Aircraft Model?

3. Bagaimana nilai keefektifan dan keefisienan model sistem akuntansi

tersebut setelah diterapkan pada UKM dalam jangka waktu tertentu ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang akan diteliti, maka dapat

ditentukan tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui sistem pencatatan yang dilakukan UKM OZI Aircraft

Model.

2. Membentuk suatu model akuntansi yang sesuai dengan aktivitas

keuangan pada UKM OZI Aircraft Model.

3. Mengidentifikasi keefektifan dan keefisienan model sistem akuntansi

tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada UKM OZI

Aircraft Model.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi penyusun, dapat membantu UKM dalam hal pembuatan catatan

keuangan yang rapi, tertib, dan transparan.

2. Bagi UKM, penerapan sistem akuntansi ini dapat digunakan untuk

pencatatan keuangan perusahaan yang berguna untuk dikomunikasikan

kepada pihak manapun yang membutuhkan laporan keuangan perusahaan

dan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan.

5

3. Bagi khalayak umum, sebagai salah satu bahan referensi yang berguna

bagi pengembangan UKM terutama dalam bidang pencatatan

keuangannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

Pembahasan usaha kecil menengah dibatasi dengan mengelompokan jenis

usaha menjadi dua yaitu usaha industri dan usaha perdagangan. Pengertian

tentang usaha kecil menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep

yang digunakan negara tersebut. Mengenai pengertian atau definisi usaha

kecil ternyata sangat bervariasi, disatu negara berlainan dengan negara

lainnya. Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu

penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari

jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan

tersebut (range of the member of employee) misalnya usaha kecil di United

Kingdom adalah suatu usaha bila jumlah karyawannya antara 1-200 orang; di

Jepang antara 1-300 orang; di USA antara 1-500 orang.

Partomo dan Soejoedono (2002) menyatakan Departemen Perindustrian

RI pada tahun 1983 membagi sektor industri dalam tiga kelompok. Pertama

adalah kelompok industri dasar (basic industry), seperti metal dan kimia.

Kedua adalah aneka industri yang menyerap banyak tenaga kerja dan

menggunakan teknologi yang sifatnya tradisional atau yang sederhana.

Kelompok ketiga adalah industri yang menpunyai investasi berupa aset tetap

(fixed asset) kurang dari 700 juta di luar nilai tanah yang dikuasainya.

Dengan berkembangnya perekonomian nasional, maka pada tahun 1991

Departemen Perindustrian melakukan penyesuaian rumusan pengelompokan

industri yaitu untuk industri kecil dan kerajinan didefinisikan sebagai

kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk Indonesia dengan jumlah nilai

aset kurang dari Rp. 600 juta di luar nilai tanah dan bangunan yang

digunakannya. Sedangkan Bank Indonesia menentukan batas tertinggi dari

investasi, di luar tanah dan bangunan, sebesar Rp. 600 juta bagi pengertian

industri kecil.

7

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha

kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha), atau

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar/tahun.

Untuk kriteria usaha menengah :

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 miliar, dan

2. Untuk sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar.

Partomo dan Soejoedono (2002) menyatakan INPRES No.10 Tahun 1999

mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki

kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 miliar

(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).

Pengertian UKM dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimiliki

berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya. Di negara yang satu

mungkin diklasifikasikan sebagai UKM bagi negara lain bisa termasuk usaha

besar. Di Indonesia, Biro Statistik mempunyai kriteria usaha kecil jika

karyawannya 5-19 orang; jika kurang dari 5 karyawan digolongkan usaha

rumah tangga, dan usaha menengah terdiri atas 20-99 karyawan.

Anderson (1987) dalam Partomo dan Soejoedono (2002) mengemukakan

definisi pengelompokkan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja Usaha Kecil I – kecil

Kecil II - kecil

1-9 pekerja

10-99 pekerja

Usaha Menengah Besar – kecil

Kecil – menengah

Menengah – menengah

Besar – menengah

100-199 pekerja

201-499 pekerja

500- 999 pekerja

1000-1999 pekerja

Usaha Besar ……………… > 2000 pekerja

Sumber : Anderson, Tommy D. (1987), Profit in Small Firm, School of Economic University

of Gothenberg, Sweden.

8

Definisi atau kriteria yang digunakan untuk usaha kecil dan menengah di

Indonesia sampai saat ini dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi

dunia usaha, serta kurang dapat digunakan sebagai acuan oleh instansi atau

intitusi lain, sehingga masing-masing institusi menggunakan definisi yang

berbeda. Institusi yang menggunakan kriteria berbeda antara lain; BPS,

Deperindag, dan Bank Indonesia, untuk itu sedang dilakukan peninjauan

ulang terhadap definisi UKM yang dapat digunakan sebagai acuan utama.

Saat ini muncul pengelompokan usaha mikro yang definisinya adalah usaha

keluarga yang mendekati miskin, yang dibantu oleh pemerintah dengan

penyediaan kredit mikro.

Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap

sama, yaitu sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang sangat sederhana.

2. Tanpa staf yang berlebihan.

3. Pembagian kerja yang “longgar”.

4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek.

5. Aktivitas yang formal sedikit, dan sedikit menggunakan proses

perencanaan.

6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan.

2.1.1. Masalah-Masalah Utama yang Dihadapi Industri Kecil dan

Industri Rumah Tangga

Sebagai suatu kasus mengenai masalah-masalah yang dihadapi

UKM, hasil survey BPS terhadap Industri Kecil (IK) dan Industri

Rumah Tangga (IRT) tahun 1993 menunjukan bahwa ada lima

masalah utama yang dihadapi kelompok industri tersebut (Tabel 3 dan

Tabel 4). Masalah- masalah ini dapat dikatakan umum dihadapi oleh

pengusaha-pengusaha IK dan IRT, terutama mereka yang berlokasi di

daerah pedalaman yang relatif terisolasi dari pusat-pusat administrasi

pemerintah dan kegiatan ekonomi dan keuangan. Bisa dilihat bahwa di

antara masalah-masalah tersebut, yang paling sering disebut adalah

keterbatasan modal, disusul kemudian dengan masalah pemasaran

sebagai masalah besar kedua yang dihadapi oleh sebagian besar dari

9

pengusaha-pengusaha yang masuk di dalam sampel survei. Hanya

persentase kecil dari responden yang mengaku mengalami kesulitan

besar yang berkaitan dengan bahan baku. Biasanya masalah bahan

baku dalam bentuk harga yang terlalu mahal, tempat mendapatkan

yang terlalu jauh dari lokasi mereka, biaya penyimpanan stok yang

terlalu mahal, atau kualitas bahan baku yang didapat tidak sesuai

dengan keinginan. Yang cukup menarik dari hasil survey BPS tersebut

adalah bahwa jumlah pengusaha yang mengatakan keterbatasan SDM

merupakan suatu masalah serius ternyata tidak banyak, baik yang

berlokasi di daerah pedesaan maupun perkotaan (Tambunan, 2002).

Tabel 3. Jumlah IK menurut jenis permasalahan dan kelompok

industri, 1993

Jenis Permasalahan Sub

Sektor

Tidak

ada

masalah Modal Bahan

Baku

Keahlian

teknisi

Pemasar

an

Keahlian

Manajerial

Persaing

an

Total

31 8778 14552 14592 2163 10435 1675 7034 35067

32 3195 14347 8522 1271 12968 368 9863 27455

33 5586 14356 14825 1127 6838 888 3799 25778

34 238 238 138 392 46 589 1091

35 512 192 581 125 105 258 1152

36 7530 12419 7447 1063 7111 1099 8732 27825

38 428 2581 2324 583 1980 166 1076 4521

39 219 774 1041 125 425 59 511 2101

Total

Unit 26486 59459 49470 6467 40278 4301 31862 124990

Sumber : BPS, Statistik IK, 1993

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa IK yang mengalami

permasalahan presentasenya lebih besar yaitu 78,8 persen (98.504).

Tabel 4. Persentase dari IRT menurut kelompok industri dan jenis

permasalahan, 1993 Jenis Permasalahan

Sub

Sektor

Tidak ada

masalah Modal Bahan

Baku Pemasaran

Keahlian

Lainnya

Total

31 23.68 31.59 13.86 15.94 2.07 12.85 100.0

32 19.32 43.57 8.41 16.07 3.56 9.08 100.0

33 29.85 30.59 11.40 17.28 2.33 8.55 100.0

34 23.26 57.80 1.41 12.28 0.09 5.15 100.0

35 6.25 23.98 23.37 18.32 1.31 26.77 100.0

36 20.87 44.83 8.35 14.99 2.69 8.27 100.0

38 15.31 45.46 6.35 25.40 4.30 3.19 100.0

39 29.89 29.21 12.16 19.12 1.93 7.69 100.0

Sumber : BPS, Statistik IRT, 1993

10

Keterangan kode kelompok Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga

31 : Industri makanan, minuman, dan tembakau

32 : Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit

33 : Industri kayu, bambu, rotan, rumput, dan sejenisnya

34 : Industri kertas, percetakan, dan penerbitan

35 : Industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastik

36 : Industri bukan logam, kecuali minyak bumi, dan batu bara

38 : Industri barang dari logam, mesin, dan peralatannya

39 : Industri pengolahan lainnya

2.2. Pengertian Akuntansi

Menurut Arif dan Wibowo (2004), Akuntansi (accounting) adalah

merupakan proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi

ekonomi dari suatu entitas (perusahaan). Jadi secara umum terdapat tiga

aktivitas dalam akuntansi yaitu:

1. Aktivitas identifikasi (identifying), dalam aktivitas ini akan dilakukan

identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas

(perusahaan).

2. Aktivitas pencatatan (recording), dalam aktivitas ini semua transaksi

ekonomi atau transaksi keuangan yang telah diidentifikasi pada tahap

pertama akan dicatat secara kronologis dan sistematis dengan ukuran nilai

moneter tertentu, dan

3. Aktivitas komunikasi (communication), dalam aktivitas ini akan

dilakukan pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang

berupa laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau

pihak yang berkepentingan. Pemakai laporan keuangan terdiri atas

pemakai di dalam perusahaan (internal user) misalnya manajemen dan

karyawan, serta pemakai di luar perusahaan (external user), misalnya

kreditur, investor dan fiskus.

Jadi secara teknis, akuntansi merupakan kumpulan prosedur-prosedur

untuk mencacat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan dalam

bentuk laporan keuangan. Semua transaksi yang telah terjadi selama periode

akuntansi akan diikhtisarkan dalam buku besar dan laporan keuangan untuk

11

kemudian dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkentingan sebagai

salah satu dasar pengambilan keputusan.

2.2.1. Fungsi Akuntansi

Menurut Arif dan Wibowo (2004) secara umum dapat dijelaskan

bahwa fungsi akuntansi adalah membantu pelaku bisnis dan masyarakat

pada umumnya dalam hal penanganan masalah-masalah keuangan. Jadi

seorang akuntan mempunyai peranan seperti tersebut dibawah ini:

1. Menentukan besarnya laba rugi yang diperoleh perusahaan sebagai

dasar untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tersebut.

2. Membantu mengamankan dan mengawasi aset yang dimiliki oleh

perusahaan melalui penyusunan sistem akuntansi yang dapat

menciptakan pengendalian internal yang memadai.

3. Membantu menentukan besarnya hak (klaim) dari pihak ketiga

kepada perusahan misalnya kreditur, karyawan, fiskus, dan

sebagainya.

4. Menetapkan standar pengukuran atas prestasi perusahaan guna

menilai efisiensi perusahaan tersebut.

2.2.2. Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)

Jika manajemen perusahaan mencacat dan melaporkan data

keuangan seperti yang dinginkannya, maka perbandingan di antara

perusahaan akan sulit, bahkan tidak mungkin. Oleh karena itu, akuntan

keuangan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

(generally accepted accounting principles = GAAP) dalam membuat

laporan. Laporan-laporan tersebut memungkinkan investor dan para

pemegang saham untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan

yang lainnya. Penekanan ditujukan pada “mengapa” dan “bagaimana”

kita akan mendapatkan pemahaman penuh mengenai pentingnya

akuntansi (Niswonger, 1999).

2.2.2.1. Konsep Entitas Usaha

Satu unit usaha yang berdiri sendiri merupakan entitas

usaha atau satuan usaha dimana data ekonomi perlu disiapkan.

12

Entitas dapat berupa dealer mobil, toko serba ada, maupun toko

bahan makanan. Entitas usaha harus diidentifikasi agar akuntan

dapat menentukan data ekonomi mana yang harus dianalisis,

dicatat dan diikhtisarkan dalam laporan.

Konsep entitas usaha penting karena membatasi data

ekonomi dalam sistem akuntansi terhadap data yang

berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Dengan kata

lain, perusahaan dipandang sebagai entitas terpisah dari

pemilik, kreditur, atau pihak yang berkepentingan.

2.2.2.2. Konsep Biaya

Penggunaan konsep biaya melibatkan dua konsep akuntansi

penting lainnya yaitu obyektifitas dan unit pengukuran. Konsep

obyektifitas mensyaratkan bahwa catatan dan laporan

akuntansi harus didasarkan pada bukti obyektif. Dalam

pertukaran antara penjual dan pembeli, keduanya mencoba atau

berusaha mendapatkan harga terbaik. Hanya jumlah akhir yang

dicapai merupakan bukti terpenuhinya tujuan akuntansi. Jika

nilai properti yang telah dicatat secara konstan direvisi ke atas

dan ke bawah berdasarkan penawaran, penilaian, dan opini,

maka laporan akuntansi menjadi tidak stabil serta tidak dapat

diandalkan.

Konsep pengukuran mensyaratkan data ekonomi dicatat

dalam satuan mata uang. Uang merupakan unit pengukuran

yang biasa digunakan yang memungkinkan keseragaman

pencatatan dan pelaporan data keuangan. Sebagai tambahan

entitas ekonomi yang didirikan mempunyai umur yang tidak

terbatas.

2.2.3. Aktiva, Kewajiban, dan Ekuitas Pemilik

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (asset).

Hak atau klaim atas property biasanya dibagi menjadi dua jenis utama:

(1) hak kreditur dan (2) hak pemilik. Hak kreditur memperlihatkan

13

utang perusahaan yang disebut kewajiban (liabilities). Hak pemilik

disebut ekuitas pemilik (owner equity).

Hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam persamaan

berikut:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

Persamaan tersebut dikenal dengan persamaan akuntansi (accounting

equation).

2.2.4. Transaksi Bisnis dan Persamaan Akuntansi

Menurut Niswonger (1999), hal-hal yang berlaku dalam setiap

transaksi bisnis antara lain:

1. Dampak dari setiap transaksi adalah berupa peningkatan atau

penurunan satu atau lebih unsur dalam persamaan akuntansi.

2. Kedua sisi persamaan akuntansi harus selalu sama jumlahnya.

3. Ekuitas pemilik bertambah sebesar investasi oleh pemilik dan

berkurang sebesar penarikan oleh pemilik. Selain itu, ekuitas

pemilik bertambah karena pendapatan dan berkurang karena beban.

2.2.5. Akun (Account)

Akun merupakan catatan akuntansi secara individual untuk

mencatat kenaikan atau penurunan atas unsur harta (asset), utang

(liabity), dan modal (capital). Contoh dari setiap kelompok akun adalah

sebagai berikut:

1. Harta; Kas, Piutang dagang, Piutang wesel, Biaya-biaya dibayar

dimuka, Perlengkapan, Persediaan, Tanah, Bangunan, mesin, dan

lain-lain.

2. Utang; Utang dagang, Utang wesel, Utang gaji, Utang bunga,

Utang sewa, Utang iklan, Utang pajak penghasilan, Utang

obligaisi, Utang sewa guna.

3. Owner Equity; Modal dan Prive

4. Pendapatan; Penjualan, Pendapatan jasa, Pendapatan sewa,

Pendapatan bunga, Pendapatan deviden.

14

5. Beban; Beban gaji, Beban sewa, Beban asuransi, Beban

perlengkapan, Beban iklan, Beban penyusutan.

Setiap perubahan akun akan dicatat pada kolom Debet (sebelah kiri)

dan Kredit (sebelah kanan) tergantung pada perkiraannya. Persamaan

debet dan kredit pada dasarnya untuk melengkapi sistem akuntansi

berpasangan (double entry accounting), pemasukan data transaksi.

Secara keseluruhan sistem akuntansi berpasangan setiap transaksi akan

mempengaruhi debet dan atau kredit (Arif dan Wibowo, 2004).

Tabel 5. Perubahan akun

Jenis akun Jika bertambah dicatat Jika berkurang dicatat

Harta Debet Kredit

Utang Kredit Debet

Modal Kredit Debet

Prive Debet Kredit

Pendapatan Kredit Debet

Beban Debet Kredit

2.2.6. Laporan Keuangan

Niswonger (1999) setelah transaksi dicatat dan dikhtisarkan, maka

disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan

informasi demikian disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang

utama bagi perusahaan perseorangan adalah laporan laba rugi, laporan

ekuitas pemilik, neraca, dan laporan arus kas. Urutan penyusunan dan

sifat data yang tercatat dalam laporan-laporan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Laporan laba rugi; suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama

waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

2. Laporan ekuitas pemilik; suatu ikhtisar perubahan ekuitas

pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya

sebulan atau setahun.

3. Neraca; suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada

tanggal tertentu biasanya akhir bulan atau akhir tahun.

4. Laporan arus kas; suatu ikhtisar penerimaan kas selama periode

waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

15

2.2.7. Akuntansi Berbasis Komputer

Maraknya penggunaan komputer baik untuk keperluan pribadi dan

instansi berpengaruh dalam terciptanya aplikasi akuntansi berbasis

komputer. Awal tahun 1990-an, pengguna komputer di Indonesia mulai

mengenal aplikasi akuntansi berbasis sistem operasi DOS (disk

operating system) . Menurut Arifin dan Wicaksono (2006) hingga saat

ini sudah banyak aplikasi akuntansi berbasis komputer seperti DEA

(DacEasy Accounting), MYOB, Peachtree, Accpacc, Simply

Accounting, Platinum, Accounting Professional, dan QuickBook yang

merupakan produk luar negeri. Dan Accurate2000, Zahir Accounting,

dan Jamparing yang merupakan produk dalam negeri.

Pada dasarnya program tersebut dibuat secara massal dan siap

dioperasikan untuk mengolah data akuntansi untuk perusahaan dagang

dan jasa. Jarang sekali program aplikasi akuntansi yang dibuat untuk

keperluan perusahaan manufaktur. Prosedur pengoperasian aplikasi

akuntansi komputer tidak jauh berbeda dengan akuntansi manual seperti

pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan nama akun, nama

pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang, mengatur akun

penghubung dan saldo awal.

2.3. Sistem Informasi Organisasi

Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang

sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001). Dalam sistem informasi

organisasi (SIO) terbagi atas dua sistem informasi berdasarkan

pengelompokan pemakai yaitu sistem informasi fungsional (SIF) dan sistem

informasi eksekutif (SIE). SIO menggunakan lima subsistem yaitu sistem

informasi akuntansi (SIA), sistem informasi manajemen (SIM), sistem

pendukung keputusan (SPK), sistem otomatisasi kantor (SOK), dan sistem

pakar (SP). Titik kunci mengenai sistem informasi fungsional adalah bahwa

suatu perusahaan tidak seharusnya menerapkan hanya satu tanpa

memperhatikan yang lainnya. Semua sistem itu harus ada, terdapat sinergi di

antara bagian-bagiannya. Manfaat dari sistem informasi ini meningkat jika

16

subsistem informasi fungsional ada dan berfungsi secara terintegrasi

(McLeod, 2001).

Sedangkan sistem informasi eksekutif relatif baru, hanya perusahaan

yang lebih maju yang telah menerapkan sistem ini. Banyak perusahaan

memiliki sistem informasi fungsional (pemasaran, keuangan, manufaktur,

sumber daya manusia, dan sumber daya informasi) tetapi tidak memiliki

sistem informasi eksekutif. Secara garis besar sistem informasi organisasi

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Sistem informasi organisasi

2.4. Metode Penelitian Kualitatif

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986) dalam

Moleong (2004) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang

dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif

melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu, sedangkan pengamatan

kualitatif menunjuk segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau

jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan tersebut maka kemudian penelitian

kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan

perhitungan.

Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2004) mendefinisikan

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku

yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada individu tersebut secara

utuh.

S

I

F

SIE

SIA SIM SPK SOK SP

pemasaran keuangan manufaktur

SDM SDI

17

2.4.1. Tahap Penelitian Kualitatif Secara Umum

Moleong (2004) mengklasifikasikan tahapan penelitian kualitatif

menjadi tiga tahapan yaitu tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan

lapangan, dan tahap analisis data. Pada tahap pra-lapangan dan tahap

pekerjaan lapangan lebih berfokus pada persiapan dan bagaimana cara

kita dalam mengambil data lapangan. Sedangkan dalam tahap analisis

data berfokus pada pengolahan data yang sudah didapat dan

menginterpretasikan hasil data yang sudah dianalisis.

2.4.2. Sumber dan Jenis Data

Seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian metode kualitatif,

data dalam kualitatif dapat dibagi menjadi kata-kata dan tindakan,

sumber data tertulis, foto dan data statistik. (Moleong, 2004).

2.4.3. Pengamatan dan Wawancara

Pengamatan dilakukan berdasarkan atas pengalaman langsung,

melihat dan mengamati langsung. Pengamatan memungkinkan peneliti

mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan

proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

Pengamatan juga memungkinkan peneliti mampu melihat situasi yang

rumit serta mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya.

Buford Jungker (1980) dalam Moleong (2004) dengan tepat

memberikan gambaran tentang peranan peneliti sebagai pengamat

sebagai berikut:

1. Berperanserta secara lengkap.

2. Berperanserta sebagai pengamat.

3. Pengamat sebagai pemeranserta.

4. Pengamat penuh.

Sedangkan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

wawancara dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2004). Sebagaimana pengamatan, wawancara

18

juga dilakukan pembagian. Menurut Patton (1980) dalam Moleong

(2004) wawancara dibagi atas:

1. Wawancara pembicaraan informal.

Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat

bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada

spontanitas dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.

Hubungan pewawancara dengan terwawancara dalam suasana biasa

dan wajar (Sewaktu wawancara barangkali terwawancara tidak

menyadari bahwa ia sedang diwawancarai).

2. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat

kerangka dan garis-garis besar pokok yang dirumuskan tidak perlu

ditanyakan secara berurut. Pengamatan ini pada intinya adalah tidak

ada perangkat baku yang disiapkan terlebih dahulu.

3. Wawancara baku terbuka.

Jenis wawancara ini menggunakan seperangkat pertanyaan baku.

Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama

untuk setiap responden. Wawancara jenis ini dipandang perlu

digunakan jika dipandang sangat perlu untuk mengurangi sedapat-

dapatnya variasi yang biasa terjadi antara seorang terwawancara

dengan yang lainnya. Wawancara jenis ini sangat bermanfaat

apabila pewawancara ada beberapa orang dan terwawancara cukup

banyak jumlahnya.

Sedangkan menurut Guba dan Lincoln (1981) dalam Moleong

(2004) wawancara dibagi atas beberapa bagian antara lain:

1. Wawancara oleh tim atau panel.

2. Wawancara tertutup dan terbuka.

3. Wawancara riwayat lisan.

4. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Dalam wawancara, pewawancara harus memperhatikan beberapa

hal yang menjadi pedoman dalam melakukan wawancara, antara lain:

19

Pelaksanaan wawancara, strategi dan taktik berwawancara, pencatatan

data wawancara, dan kegiatan sesudah wawancara. (Moleong, 2004).

2.5. Pengukuran Kinerja

Dalam konteks laporan akun kinerja, evaluasi kinerja dilakukan setelah

tahap penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian kinerja. Evaluasi

kinerja diartikan sebagai suatu proses umpan balik atas kinerja yang lalu dan

mendorong adanya produktivitas di masa mendatang. Dalam akun kinerja,

sesuai dengan substansinya, maka suatu akun akan mencerminkan akun

kebijakan, program, manajemen, proses, dan ketaatan terhadap peraturan

perundangan. Evaluasi kinerja meliputi: evaluasi kinerja kegiatan, evaluasi

kinerja program, dan evaluasi kinerja kebijakan.(Perencanaan Strategik

Kabupaten Sidoarjo).

2.5.1. Kerangka Pengukuran Kinerja

Penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi dan

klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan dan

pengolahan data untuk menentukan kinerja kegiatan, program, dan

kebijakan. Penetapan indikator kinerja tersebut didasarkan pada

kelompok:

a. Masukan (Input)

b. Proses (Process)

c. Keluaran (Output)

d. Hasil (Outcomes)

e. Manfaat (Benefits)

f. Dampak (Impacts)

Kelompok-kelompok indikator tersebut dapat digunakan untuk

melakukan evaluasi kinerja pada tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap setelah kegiatan selesai. Indikator kinerja input

dan output dapat dinilai sebelum kegiatan selesai dilakukan.

Sedangkan indikator hasil, manfaat, dan dampak hanya dapat

dilakukan setelah kegiatan selesai dilakukan. Penetapan indikator

kinerja harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan

20

memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Syarat indikator

kinerja yang baik adalah memenuhi kriteria berikut ini:

1. Spesifik dan jelas.

2. Dapat diukur secara obyektif, baik yang bersifat kuantitatif ataupun

kualitatif.

3. Dapat dicapai dan berguna untuk menunjukkan pencapaian input,

output, hasil, manfaat, dan dampak.

4. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan.

5. Efektif, artinya: datanya dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Sebuah usaha yang dinilai cukup memadai tentu mengalami persaingan

yang cukup ketat. UKM sebagai salah satu usaha yang mempunyai prospek

yang bagus tentu tidak lepas dari persaingan tersebut. Berbagai aspek tentu

harus dikelola dengan baik seperti administrasi dan manajemen, pemasaran,

pengelolaan sumber daya manusia, dan tidak kalah penting adalah sistem

pengelolaan keuangan yang rapi dan tertib. Salah satu aspek yang menjadi

sorotan yang menarik adalah bagaimana suatu UKM mengelola sistem

keuangan mereka. Ternyata beberapa UKM yang ditinjau belum menerapkan

sistem akuntansi yang rapi dan tertib. Hal itulah yang mendorong mengapa

penelitian ini perlu dilaksanakan pada sebuah UKM tentang bagaimana

mengelola sistem keuangan dengan menggunakan sistem akuntansi yang

sesuai dengan aktivitas keuangan UKM tersebut.

UKM tentu memiliki aktivitas keuangan berupa transaksi-transaksi

penerimaan maupun pengeluaran tiap periode tertentu. Mengidentifikasi

transaksi-transaksi tersebut menjadi sebuah informasi akun yang terperinci

merupakan langkah awal mengumpulkan data keuangan. Selanjutnya akun

yang didapat diklasifikasikan menjadi sebuah akun-akun dan dikelompokkan

sesuai dengan kelompok akun yang tepat serta pemberian kode akun pada

setiap akun yang dimasukan kedalamnya. Akun-akun yang telah

dikelompokkan selanjutnya dapat dijadikan sebagai bagian model sistem

akuntansi yang akan dibentuk nantinya.

Pembentukan model sistem akuntansi dilakukan berdasarkan pada sistem

akuntansi perusahaan dagang pada umumnya. Akun-akun yang telah disusun

dan dikelompokkan akan menjadi akun referensi dari penulisan transaksi-

transaksi yang terdapat pada UKM dalam jangka waktu tertentu. Model yang

dibentuk tentu didasarkan pada kemampuan UKM tersebut dapat

melaksanakan model tersebut. Hal yang menjadi perhatian adalah kemudahan

mengakses, tingkat keefektifan serta keefisienan model tersebut.

22

Selanjutnya adalah tahap bagaimana model sistem akuntansi tersebut

dapat diterapkan pada UKM dalam jangka waktu tertentu. Satu hal yang

menjadi perhatian khusus adalah jangka waktu yang dilakukan akan

mewakili akun-akun yang telah disusun dalam model dengan rujukan dari

transaksi-transaksi keuangan yang sering dilakukan. Pencatatan transaksi

dilakukan berdasarkan pada aturan model yang telah dibentuk dan dikonversi

sebagai sistem akuntansi yang layak guna dan layak secara teoritis.

Penilaian nilai keefektifan dan keefisienan penerapan model sistem

akuntansi dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan pencatatan

transaksi keuangan yang dilakukan sebelumnya dengan pelaksanaan

pencatatan dengan model sistem akuntansi yang telah dibentuk. Nilai

perbandingan dilihat dari kelayakan harga pokok produksi yang ditetapkan,

kelayakan harga jual, laba yang dihasilkan serta kemudahan penerapan

model. Identifikasi indikator input, process, output, outcomes, benefit, dan

impact dari model diukur untuk mengetahui secara jelas nilai keefektifan dan

keefisienannya dan dilakukan dalam periode tertentu.

23

Secara garis besar kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

`

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

Ket: Alur pemikiran

Kondisi UKM

Identifikasi Aktivitas

Keuangan pada UKM

Pembentukan Model

Sistem Akuntansi

Analisis Penerapan

Model Sistem

Akuntansi

Penerapan Model

Sistem Akuntansi

Efektifitas dan

Efisiensi

24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di UKM Ozi Aircraft Model sebagai

pengrajin miniatur pesawat terbang yang terletak di Kelurahan Carang

Pulang Desa Cikarawang, Darmaga Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini

didasarkan pada belum diterapkannya sistem akuntansi yang layak pada

UKM tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan

Juli tahun 2006.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari sumber data melalui wawancara dengan pihak UKM

(lihat lampiran 1). Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur dan

kepustakaan.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang dilakukan dalam pengambilan sampel UKM adalah

purposive sampling, yaitu pengambilan dilakukan secara sengaja atau tidak

acak. Hal itu didasarkan pada kemudahan pengambilan informasi dan data

dari suatu UKM yang akan diteliti. Secara teoritis penelitian ini tidak

menggunakan sampel tetapi lebih kepada studi kasus.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan yang dilakukan adalah berdasarkan pada acuan teori

sistem akuntansi perusahaan dagang yang telah berlaku secara umum.

Metode pengolahan dan analisis data juga berdasarkan pada model sistem

akuntansi yang akan dibentuk sebagai alat pencatatan transaksi keuangan

pada sebuah UKM. Model sistem akuntansi tersebut dibentuk dengan

menggunakan Microsoft Excel yang merancang sistem akuntansi yang

terintegrasi antara satu jurnal dengan jurnal yang lainnya. Sedangkan metode

analisis data yaitu dengan menggunakan metode kualitatif dengan analisis

deskriptif.

25

3.5.1. Pengumpulan Dokumen Bukti Transaksi Keuangan

Pengumpulan bukti transaksi dilakukan sebagai langkah awal

pembentukan model sistem akuntansi dengan mengklasifikasikan

transaksi sebagai akun yang terperinci. Beberapa dokumen yang akan

dikumpulkan adalah:

a) Bukti kas masuk.

b) Bukti kas keluar.

c) Bukti order pembelian bahan baku dan barang dagang.

d) Bukti penjualan barang dagang.

3.5.2. Pengkodean Akun

Pengkodean dilakukan untuk mengklasifikasikan akun pada kode

akun yang sesuai. Adapun pengkodean akun berdasarkan pada

pengklasifikasian yang terdapat pada sistem akuntansi perusahaan

dagang sebagai berikut :

• Nomor akun 1 untuk golongan akun harta atau aktiva.

• Nomor akun 2 untuk golongan akun kewajiban atau liabilitas.

• Nomor akun 3 untuk golongan akun modal atau ekuitas.

• Nomor akun 4 untuk golongan akun penjualan.

• Nomor akun 5 untuk golongan akun harga pokok penjualan.

• Nomor akun 6 untuk golongan akun beban atau biaya.

• Nomor akun 7 untuk golongan akun pendapatan lain-lain atau

diluar usaha.

• Nomor akun 8 untuk golongan akun beban lain-lain atau diluar

usaha.

3.5.3. Jurnal Umum

Pembuatan jurnal umum dilakukan sebagai alat pencatatan seluruh

transaksi yang terjadi pada UKM pada jangka waktu tertentu. Jurnal

umum dibuat berdasarkan pada dokumen bukti transaksi dan dicatat

sebagai akun yang sesuai. Sedangkan nominal yang tertera akan dicatat

sebagai debet maupun kredit sesuai dengan saldo normal akun

transaksi tersebut.

26

3.5.4. Buku Besar atau Posting

Buku besar dirancang sebagai akun pengendali dari setiap akun

yang dimiliki. Dalam buku besar dapat digambarkan bertambah dan

berkurangnya suatu akun dari suatu transaksi periode tertentu serta

menghitung saldo akhir yang dihasilkan pada akhir periode tertentu.

3.5.5. Neraca Saldo Awal

Neraca saldo dibuat didasarkan pada sisa atau saldo awal suatu

akun. Saldo awal ini didapatkan berdasarkan saldo akhir pada periode

tertentu sebelumnya yang dilakukan dengan proses tutup buku.

3.5.6. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi disusun untuk mengetahui laba/rugi perusahaan.

Unsur dari laporan laba/rugi adalah pendapatan dan beban yang

dihasilkan pada suatu periode tertentu.

3.5.7. Neraca

Neraca disusun untuk mengetahui posisi harta, kewajiban dan

ekuitas perusahaan. Dalam neraca menggambarkan bagaimana

perusahaan mengelola harta, kewajiban, dan ekuitas pada suatu periode

tertentu.

3.5.8. Laporan Arus Kas

Pengelolaan kas dimaksudkan untuk mengetahui arus kas selama

periode tertentu secara detail. Arus kas ini sangat berhubungan sekali

dengan buku besar akun kas.

3.5.9. Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan persediaan dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas

pengelolaan persediaan baik persediaan bahan baku maupun persediaan

barang jadi dari perusahaan. Persediaan ini sangat berhubungan erat

dengan aktivitas pembelian bahan baku, pemakaian bahan baku,

pentransferan barang jadi dan penjualan barang jadi. Mengelola

persediaan sehingga persediaan yang dimiliki tidak kurang atau lebih

dari yang dibutuhkan perusahaan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum OZI Aircraft Model

OZI Aircraft Model pertama didirikan pada tahun 1986 di Jakarta

sebagai usaha kecil menengah yang bergerak di bidang kerajinan tangan

yang memproduksi miniatur pesawat terbang. OZI Aircraft Model berlokasi

di Carang Pulang, desa Cikarawang, kecamatan Dramaga, Bogor- Jawa

Barat sejak tahun 1990. OZI Aircraft Model dirintis oleh bapak Harto Al-

Karim bersama istri sejak pertama didirikan hingga sekarang. OZI Aircraft

Model didirikan berdasarkan surat izin usaha Departemen Perindustrian No.

614/10-20/PK/VI/2004.

Pada awalnya bapak Harto mengikuti temannya dalam bidang yang

serupa sebelum mendirikan OZI Aircraft Model. OZI diambil dari nama

putra kedua pasangan bapak Harto dan istri. Lokasi produksi OZI Aircraft

Model terletak tepat di sebelah rumah bapak Harto. Produk yang sebagian

besar diproduksi adalah miniatur pesawat terbang tipe boeing/pesawat

penumpang sedangkan yang lain antara lain helikopter, pesawat jet, dan

jenis pesawat lain sesuai dengan pesanan konsumen.

Dalam melangsungkan usahanya OZI Aircraft Model didukung oleh PT.

Semen Kujang sebagai mitra kerja. PT. Semen Kujang berkontribusi besar

dalam pemasaran produk selain dari showroom yang didirikan sendiri

sebagai tempat penjualan produknya. Pemasaran yang diberikan oleh PT.

Semen Kujang adalah dalam bentuk keikutsertaan pameran yang

diselenggarakan oleh PT. Semen Kujang. Pameran ini sering berlangsung di

berbagai kota bahkan hingga luar negeri.

Pelanggan tetap OZI Aircraft Model diantaranya Garuda Indonesia,

Sriwijaya Air, dan Adam Air. Produk yang dihasilkan selain boeing dalam

negeri juga boeing luar negeri seperti Fly Emirate dan Cathay Pasific.

Produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan namun perusahaan

menyediakan persediaan produk yaitu dengan membuka showroom.

Sedangkan distribusi pemasaran yang dilakukan selain showroom adalah

pameran yang diselenggarakan oleh PT. Semen Kujang.

29

4.2. Sistem Akuntansi Yang Dipergunakan

Pandangan awal perusahaan terhadap sistem akuntansi adalah sistem

pengelolaan keuangan yang rumit. Dalam pelaksanaan sistem tersebut

diharuskan mencatat segala pengeluaran dan pemasukan secara detail hingga

satu rupiah sekalipun. Oleh karena itu perusahaan ini berasumsi bahwa

dengan mencatat penerimaan dan pengeluaran dengan cermat itu sudah

cukup, dan juga tranparansi keuangan terhadap karyawan yang merupakan

kunci bahwa pengelolaan keuangan akan berjalan dengan baik.

Pada dasarnya pemilik mengakui bahwa sistem akuntansi adalah hal

penting yang di kemudian hari usaha ini akan mempergunakannya pada

situasi dan kondisi yang sudah tepat. Kendala mengapa hingga sampai saat

ini sistem akuntansi yang baku belum dapat diterapkan adalah:

1. Kondisi moral karyawan, pandangan terhadap kerumitan sistem

akuntansi yang harus mencatat seluruh pengeluaran dan penerimaan

secara detail belum dapat diterima oleh seluruh karyawan.

2. Pengetahuan dan sumber daya manusia yang memadai, minimnya

pengetahuan mengenai sistem akuntansi dan sumber daya manusia yang

memahami tentang sistem akuntansi menyulitkan membuat prosedur

pelaksanaan sistem akuntansi itu sendiri.

Sistem akuntansi yang sedang diterapkan di OZI Aircraft Model

termasuk sistem akuntansi yang cukup layak bagi tingkatan usaha kecil

menengah (UKM). Pada dasarnya seluruh transaksi keuangan perusahaan

sudah dikelola dengan baik. Pengklasifikasian biaya perusahaan sudah

dilakukan dengan tepat dengan memisahkan pengeluaran kas ke dalam

biaya-biaya yang sering dibayarkan, namun masih sering terjadi kekeliruan

antara pencatatan dengan jumlah riil kas perusahaan. Hal tersebut

disebabkan kadang terjadi hilangnya bukti pembayaran maupun penerimaan

kas. Selisih antara jumlah pencatatan dan jumlah riil biasanya dimasukkan

ke dalam keperluan pemilik sebagai biaya yang telah dikeluarkan. Periode

keuangan yang dipergunakan adalah bulanan, yang kemudian direkapitulasi

menjadi periode tahunan.

30

4.2.1. Akun Yang Dipergunakan

Adapun akun yang sudah diklasifikasikan oleh pihak perusahaan

antara lain:

1. Biaya bahan baku.

2. Biaya alat tulis kantor (ATK).

3. Biaya ongkos kirim.

4. Biaya transportasi (transportasi pegawai).

5. Biaya telepon.

6. Biaya lain-lain.

7. Biaya gaji.

8. Kasbon pemborong.

9. Buku kas.

Sedangkan jurnal yang telah dipergunakan adalah:

1. Jurnal pemasukan kas.

Akun yang dipergunakan dalam jurnal ini adalah kas (debet),

piutang, penjualan, serta pinjaman bank (kredit).

2. Jurnal pengeluaran kas.

Akun yang dipergunakan dalam jurnal ini adalah bahan, biaya

ATK, biaya ongkos kirim, biaya transportasi, biaya gaji,

kasbon/pelunasan, piutang karyawan, telepon dan listrik, utang

usaha, biaya lain-lain, prive (debet), kas (kredit).

4.2.2. Pencatatan Transaksi Keuangan

Pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh OZI Aircraft

Model dilakukan dalam buku kas. Dalam buku kas tersebut dicatat

seluruh transaksi keuangan tunai selama satu bulan penuh. Jadi

secara garis besar, hampir seluruh transaksi yang dicatat adalah

transaksi tunai baik penjualan dan pengeluaran beban/biaya.

Penggunaan komputer dengan bantuan Microsoft Excel dilakukan

sebagai alat pencatatan transaksi keuangan perusahaan.

31

4.3. Proses Pembentukan Model Sistem Akuntansi

Pembentukan model sistem akuntansi dibantu dengan menggunakan

Microsoft Excel . Tahapan- tahapan yang dilakukan dalam pembentukan

model ini adalah: Pengklasifikasian nomor dan nama akun, pembuatan

jurnal, dan uji simulasi penerapan.

4.3.1. Klasifikasi akun

Pengklasifikasian nomor dan nama akun didasarkan atas

pengamatan keseluruhan aktivitas transaksi keuangan yang sering

digunakan. Pengklasifikasian menerapkan unsur penyesuaian dan

penambahan akun yang dianggap perlu digunakan berdasarkan

aktivitas transaksi keuangan tersebut. Nomor dan nama akun yang

telah dapat diklasifikasikan antara lain: (Tabel 6)

Tabel 6 . Klasifikasi nomor dan nama akun OZI Aircraft Model

Nomor

Akun

Nama Akun Status

1-0000 Aktiva Induk

1-1000 Aktiva lancar Induk

1-1100

1-1110

1-1120

1-1130

Kas

Kas Bank

Kas kecil

DP pelanggan

Induk

Detail

Detail

Detail

1-1200

1-1210

1-1220

1-1230

1-1240

Persediaan

Persediaan bahan baku

Persediaan barang jadi

Retur pembelian bahan baku

Diskon pembelian bahan baku

Induk

Detail

Detail

Detail

Detail

1-1300 Perlengkapan ATK Detail

1-1400 Piutang Usaha Detail

1-2000 Aktiva Tetap Induk

1-2100

1-2110

Peralatan

Akumulasi penyusutan peralatan

Detail

Detail

1-2200 Tanah Detail

1-2300

1-2310

Bangunan

Akumulasi penyusutan bangunan

Detail

Detail

1-2400

1-2410

Kendaraan

Akumulasi penyusutan kendaraan

Detail

Detail

2-0000 Kewajiban Induk

2-1000

2-1100

2-1200

Kewajiban lancar

Utang usaha

Utang gaji

Induk

Detail

Detail

2-2000

2-2100

2-2200

Utang PPn

PPn keluaran

PPn masukan

Induk

Detail

Detail

2-3000

2-3100 Kewajiban jangka panjang

Pinjaman

Induk

Detail

32

3-0000 Ekuitas Induk

3-1000

3-2000

3-3000

3-4000

Modal pemilik

Prive pemilik

Laba ditahan

Laba tahun berjalan

Detail

Detail

Detail

Detail

4-0000 Pendapatan Induk

4-1000 Penjualan Detail

5-0000 Harga Pokok Penjualan Induk

5-1000

5-2000

5-3000

5-4000

5-5000

5-6000

Harga Pokok Penjualan barang jadi

Retur penjualan

Diskon penjualan

BDP-Biaya gaji karyawan langsung

BDP-Biaya Bahan Baku

BDP-Biaya overhead pabrik

Detail

Detail

Detail

Detail

Detail

Detail

6-0000 Beban operasional Induk

6-1100

6-1200

6-1300

6-1400

6-1500

6-1510

6-1520

Biaya gaji administrasi dan umum

Biaya transportasi karyawan

Biaya kirim

Biaya listrik dan telepon

Biaya overhead pabrik yang dibebankan

Biaya overhead pabrik sesungguhnya

Selisih BOP

Detail

Detail

Detail

Detail

Detail

Detail

Detail

6-1610

6-1620

6-1630

6-7000

Biaya penyusutan peralatan

Biaya penyusutan bangunan

Biaya penyusutan kendaraan

Biaya tak terduga

Detail

Detail

Detail

Detail

7-0000 Pendapatan lainnya/bunga Detail

8-0000 Biaya lainnya/bunga Detail

Nomor dan nama akun diatas akan dipergunakan dalam tahap-

tahap selanjutnya. Penghapusan dan penambahan nomor dan nama

akun dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menghapus akun yang

tidak diperlukan dan menambah akun yang dianggap perlu.

4.3.2. Siklus Akuntansi Yang Diterapkan

Pembuatan jurnal ini berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi

keuangan yang terjadi. Dalam jurnal seluruh transaksi dikonversi

dengan nomor dan nama akun yang telah diklasifikasikan

sebelumnya. Siklus akuntansi yang dilakukan adalah penyusunan:

neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar, laporan keuangan

(laporan laba/rugi, neraca, dan laporan arus kas), dan format

pengelolaan persediaan (data bahan baku dan barang jadi, laporan

pembelian, laporan pemakaian bahan baku, laporan pentransferan

barang jadi, laporan penjualan barang jadi, dan daftar stok bahan

baku dan barang jadi). Disamping itu dibuat format penentuan harga

33

pokok penjualan barang jadi dan kartu file (daftar nama pemasok,

pelanggan, karyawan, dan barang jadi yang sering dipesan).

4.3.3. Neraca Saldo Awal

Pada neraca saldo awal terdapat nomor dan nama akun yang telah

diklasifikasikan sebelumnya. Neraca saldo awal tersebut berfungsi

sebagai informasi nilai saldo awal tiap akun. Adapun kolom yang

dibuat hanya memuat nomor, nama akun, dan nilai saldo awal (lihat

lampiran 2).

4.3.4. Jurnal Umum

Seluruh transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan dicatat

dengan menggunakan jurnal umum. Transaksi yang dicatat dalam

jurnal umum akan memiliki sifat double entry transaction yaitu

transaksi yang terjadi akan selalu mempengaruhi penambahan dan

berkurangnya dua atau lebih akun dan akan dicatat pada kolom debet

atau kredit. Unsur yang terdapat dalam jurnal umum ini adalah (lihat

lampiran 2):

1. Daftar nama akun yang berfungsi sebagai pengingat pencatatan

akun pada lembar jurnal umum dan juga memuat nomor akun.

2. Komentar yang berfungsi sebagai indikator pencatatan diterima

atau ditolak. Pencatatan ditolak apabila pencatatan tidak sesuai

dengan kriteria yang berlaku seperti tidak seimbangnya kolom

debet dan kredit yang dimasukkan.

3. Tanggal terjadinya transaksi, nomor bukti pembayaran,

keterangan mengenai transaksi yang terjadi.

4. Nomor akun, nama akun, kolom debet dan kredit. Nomor dan

nama akun terdapat baik di debet maupun kredit. Difungsikan

untuk mencatat nomor dan nama akun yang di debet dan yang di

kredit.

5. Kolom jumlah debet dan kredit, yang berisi jumlah total debet

dan kredit selama periode tertentu.

34

4.3.5. Buku Besar

Buku besar dibentuk untuk mencatat transaksi keuangan secara

detail atas masing-masing akun. Buku besar berfungsi untuk

memudahkan melihat transaksi masing-masing akun dalam periode

tertentu. Buku besar dibuat dengan merujuk pada jurnal umum,

karena buku besar tiap akun dicatat dengan melihat transaksi yang

telah dicatat dalam jurnal umum sebelumnya.

Dalam model buku besar yang dibentuk ini, kolom-kolom yang

dibuat tanpa harus diisi manual. Hal ini dikarenakan pencatatan

dalam jurnal umum secara otomatis akan masuk ke dalam kolom

yang sama dalam buku besar. Tiap transaksi yang terjadi atau nama

akun yang digunakan dalam jurnal akan secara langsung masuk ke

dalam buku besar tiap akun. (lihat lampiran 2)

Unsur-unsur yang terdapat dalam buku besar ini antara lain:

1. Kolom bagan akun, berfungsi sebagai kolom pengingat nomor

dan nama akun sebelum membuka buku besar akun yang dilihat.

2. Kolom nomor dan nama akun, difungsikan sebagai selected nama

akun yang akan dilihat. Masing-masing akun akan berbeda isi

transaksi tergantung pada sering atau tidaknya terjadi dalam

periode tertentu.

3. Kolom saldo, saldo yang ditunjukkan adalah saldo awal yang

merujuk pada neraca saldo awal yang telah dibuat dan saldo akhir

yang menunjukan saldo akhir tiap akun hingga pencatatan

transaksi terakhir pada periode tertentu.

4. Kolom debet dan kredit, mencatat jumlah nominal debet dan

kredit tiap akun pada transaksi yang terjadi.

5. Kolom saldo, berisi nilai saldo dari jumlah debet dan kredit dari

tiap akun. Nilai saldo tergantung dari saldo normal masing-

masing akun.

6. Kolom total, kolom total terdiri dari kolom total nilai debet, total

nilai kredit, dan kolom total dari saldo (nilai saldo akhir).

35

4.3.6. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi adalah salah satu bentuk laporan keuangan

yang dibentuk dalam model sistem akuntansi ini. Laporan ini

bertujuan untuk memberikan informasi laba/rugi yang diperoleh

suatu usaha dalam periode tertentu. Informasi ini berguna untuk

mengetahui sejauh mana perusahaan dapat mengelola sumber daya

yang dimiliki menjadi sebuah keuntungan finansial bagi perusahaan.

Dalam laporan laba/rugi ini hanya dimasukkan akun dengan

nomor akun 4 (empat) hingga nomor akun 8 (delapan). Model ini

terintegrasi dengan buku besar yang telah dibuat sebelumnya

sehingga tidak adanya pengisian manual di dalamnya. Laporan ini

merupakan cerminan dari transaksi-transaksi yang terjadi dan

berhubungan dengan penerimaan dan biaya perusahaan, serta benar-

benar merupakan pemberi informasi bagi yang menggunakannya

(lihat lampiran 2).

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam laporan laba/rugi ini

adalah:

1. Kolom keterangan yang memuat nama-nama akun dari nomor

akun 4 (empat) hingga nomor akun 8 (delapan) yaitu dari

penerimaan hingga biaya-biaya yang dikeluarkan.

2. Kolom jumlah, kolom jumlah yang dibuat terdiri dari jumlah

saldo awal, jumlah selama tahun berjalan, jumlah akhir periode,

jumlah koreksi, dan jumlah fiskal (jumlah setelah atau apabila

terdapat koreksi).

3. Jumlah laba sebelum dan sesudah pajak.

4.3.7. Neraca

Neraca juga termasuk ke dalam salah satu bentuk laporan

keuangan. Neraca berfungsi sebagai pemberi informasi bagi yang

mempergunakannya. Informasi yang diberikan dalam neraca adalah

mengenai aktiva (harta) dan pasiva (utang dan modal) perusahaan

selama periode tertentu. Dalam neraca yang dibentuk ini juga

termasuk laporan perubahan modal yang dialami oleh perusahaan.

36

Dikarenakan informasi yang terdapat di dalam neraca adalah

mengenai aktiva dan pasiva, maka nama-nama akun yang ada dalam

neraca hanya terbatas dari nomor akun 1 (satu) hingga nomor akun 3

(tiga). Unsur-unsur yang terdapat dalam neraca ini antara lain: (lihat

lampiran 2)

1. Kolom aktiva, terdiri dari nama-nama akun yang memiliki nomor

akun 1 (satu) baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

2. Kolom pasiva, terdiri dari nama-nama akun yang memiliki

nomor akun 2 (dua) dan 3 (tiga) yaitu utang (utang lancar dan

utang jangka panjang) dan modal.

3. Kolom jumlah, terdiri dari jumlah saldo awal, jumlah selama

tahun berjalan, dan jumlah akhir periode. Kolom ini terdapat baik

di aktiva maupun di pasiva.

4. Kolom jumlah total aktiva dan pasiva, dalam kolom total ini

jumlah aktiva harus sama dengan jumlah pasiva dalam periode

tertentu.

4.3.8. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dibentuk untuk mengetahui secara terperinci

arus masuk dan keluar kas (uang tunai) yang dimiliki oleh

perusahaan. Dalam laporan yang dibentuk ini arus kas dibagi atas 3

(tiga) aktivitas besar yaitu aktivitas pendanaan, aktivitas investasi,

dan aktivitas operasional. Laporan ini juga berfungsi sebagai

pengendali kas.

Dalam laporan arus kas ini dapat memberikan informasi jumlah

kas yang tersedia dan darimana perolehan kas tersebut di dapat, serta

jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan dan untuk apa pengeluaran

kas tersebut (lihat lampiran 2). Unsur-unsur yang dimasukkan ke

dalam laporan arus kas antara lain:

1. Saldo awal kas dan saldo minimum kas yang harus dimiliki oleh

perusahaan.

2. Kolom penerimaan kas, yang terdiri dari 3 (tiga) aktivitas,

pendanaan, investasi, dan operasional.

37

3. Kolom pengeluaran kas, yang terdiri dari 2 (dua) aktitifitas,

investasi dan operasional.

4. Kolom jumlah yang terdiri dari jumlah saldo awal, jumlah

selama tahun berjalan dan jumlah akhir periode.

5. Kolom surplus/defisit kas, yang memberikan informasi

perusahaan apakah perusahaan harus melakukan pinjaman.

6. Saldo kas akhir selama periode tertentu.

4.3.9. Format Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan diperlukan untuk mengelola persediaan

baik persediaan bahan baku maupun barang jadi. Pengelolaan

persediaan yang teratur akan membantu perusahaan mengetahui

jumlah bahan baku yang telah terpakai, bahan baku yang tersisa,

barang jadi yang ada, dan barang jadi terjual. Sehingga bahan baku

dan barang jadi terkontrol dengan baik dari segi jumlah.

Format pengendalian yang dibuat adalah format pengendalian

bahan baku dan barang jadi dilihat dari segi pembelian bahan baku,

pemakaian bahan baku, pembuatan barang jadi, dan penjualan barang

jadi. Keempat aktivitas tersebut berpengaruh pada stok bahan baku

dan barang jadi yang dimiliki oleh perusahaan.

Format dibentuk ke dalam 4 (empat) format yaitu format data

bahan baku dan barang jadi, laporan stok bahan baku dan barang

jadi, laporan pembelian bahan baku, dan laporan penjualan barang

jadi. Seluruh format yang dibentuk merupakan format yang

terintegrasi satu sama lain. Data bahan baku dan barang jadi

berhubungan dengan laporan stok, laporan pembelian dan laporan

penjualan. Sedangkan laporan pembelian dan laporan penjualan juga

berhubungan dengan laporan stok (lihat lampiran 2).

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam keempat format

tersebut adalah:

1. Data bahan baku dan barang jadi. Dalam data bahan baku dan

barang jadi dimasukan nama-nama bahan baku yang sering dibeli

dan digunakan dalam membuat barang jadi serta nama-nama

38

barang jadi yang sering diproduksi dan dijual kepada para

pelanggan. Baik data bahan baku maupun data barang jadi

dicantumkan nama pemasok, nama pelanggan, harga beli, harga

pokok, harga jual, dan jumlah stok (jumlah awal).

2. Laporan pembelian bahan baku. Laporan pembelian bahan

baku ini berfungsi sebagai alat pencatatan pembelian bahan baku

setiap terjadi transaksi. Dalam laporan ini dicantumkan kolom-

kolom antara lain: (1) Hari, tanggal, waktu, (2) Nomor bukti

pembelian, (3) Tanggal Pembelian, (4) Nama Pemasok, (5) Jenis

bahan baku, jumlah, harga, (6) Diskon, (7) Pajak pembelian, (8)

Jumlah total pembelian. Dan laporan pemakaian bahan baku

dengan kolom-kolom antara lain: (1) Tanggal, (2) Nama bahan

baku, (3) Jumlah pemakaian, dan (4) Jumlah total.

3. Laporan penjualan barang jadi. Laporan penjualan barang jadi

ini berfungsi sebagai pencatatan atas barang jadi yang telah

terjual selama transaksi periode tertentu. Dalam laporan

penjualan ini dicantumkan kolom-kolom antara lain: (1) Hari,

tanggal, dan waktu, (2) Nomor bukti penjualan, (3) Tanggal

penjualan, (4) Nama pelanggan, (5) Jenis barang jadi, jumlah,

dan harga, (6) Diskon, (7) Pajak penjualan (bila diperlukan), (8)

Jumlah total penjualan. Dan laporan pentransferan barang

jadi dengan kolom-kolom antara lain: (1) Tanggal, (2) Nama

barang jadi, (3) Jumlah pentransferan, dan (4) Jumlah total.

4. Data stok/persediaan bahan baku dan barang jadi. Data

laporan stok ini berfungsi sebagai pengendali persediaan bahan

baku dan barang jadi yang tersedia, terpakai, dan terjual. Dalam

laporan stok persediaan ini dicantumkan kolom-kolom antara

lain: Laporan stok/persediaan bahan baku; (1) Hari, tanggal, dan

waktu, (2) Kode bahan baku, (3) Nama bahan baku, (4) Jumlah

stok persediaan bahan baku (jumlah awal, jumlah beli, jumlah

pakai, jumlah sisa). (5) Jumlah harga pokok (harga beli, jumlah

total). Laporan stok/persediaan barang jadi; (1) Hari, tanggal, dan

39

waktu. (2) Kode barang jadi, (3) Nama barang jadi, (4) Jumlah

stok persediaan barang jadi (jumlah awal, jumlah transfer (hasil

produksi), jumlah jual, jumlah sisa). (5) Jumlah harga pokok

(harga pokok produksi, jumlah total).

4.3.10. Format Penentuan Harga Pokok Produksi

Penentuan harga pokok produksi barang jadi dipengaruhi oleh

pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik. Penentuan harga pokok produksi dihitung

berdasarkan atas jumlah unit barang jadi yang diproduksi setelah

dimasukkan biaya pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik yang terpakai untuk produksi

sejumlah unit barang jadi tersebut. Berdasarkan unsur-unsur tersebut

diatas maka format yang dibentuk dalam penentuan harga pokok

produksi ini antara lain: (1) Perhitungan pemakaian bahan baku, (2)

Perhitungan pemakaian biaya penolong, (3) Perhitungan biaya

tenaga kerja langsung, (4) Perhitungan biaya overhead pabrik (biaya

yang mempengaruhi produksi barang jadi selain ketiga unsur diatas).

(lihat lampiran 2).

Unsur-unsur yang dicantumkan dalam format perhitungan diatas

antara lain:

1. Perhitungan pemakaian bahan baku. Pemakaian bahan baku

dihitung berdasarkan jumlah unit masing-masing bahan baku

yang terpakai dalam produksi barang jadi. Kolom-kolom yang

dibuat adalah: (1) Nama bahan baku, (2) Harga per unit, (3)

Jumlah unit yang digunakan, (4) Total harga bahan baku yang

digunakan.

2. Perhitungan pemakaian bahan penolong. Pemakaian bahan

penolong dihitung berdasarkan atas bahan penolong yang

digunakan dalam produksi barang jadi. Kolom-kolom yang

dibuat antara lain: (1) Nama bahan penolong, (2) Harga per unit,

(3) Jumlah unit yang digunakan, (4) Total harga bahan penolong

yang digunakan.

40

3. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja

langsung dihitung berdasarkan jam kerja karyawan yang

digunakan dalam proses produksi. Jam kerja karyawan

menentukan upah karyawan dalam produksi barang jadi tersebut.

Kolom-kolom yang dibuat antara lain: (1) Jumlah jam kerja, (2)

Upah per jam karyawan, (3) Total upah karyawan, (4) Nama

karyawan.

4. Perhitungan biaya overhead pabrik. Perhitungan biaya

overhead pabrik yang dibebankan dihitung berdasarkan

persentase jumlah jam kerja karyawan. Sedangkan biaya

overhead pabrik yang sesungguhnya dihitung disesuaikan antara

biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dengan biaya

overhead yang dibebankan. Adapun kolom-kolom yang dibuat

dalam perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan

antara lain: (1) Jumlah jam kerja karyawan, (2) Persentase biaya

overhead pabrik dari jam tenaga kerja langsung karyawan, (3).

Upah per jam, (4) Total jumlah biaya overhead pabrik.

Selain keempat kolom perhitungan diatas juga dibuat kolom

perhitungan harga pokok produksi per unit, yang terdiri dari jumlah

total produk yang dipesan dan harga pokok produksi per unit yang

dihitung dari pembagian total jumlah harga pokok produksi

(penjumlahan biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, biaya

bahan penolong, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan)

dengan jumlah barang yang dipesan.

4.3.11. Kartu File

Kartu file dibuat dalam model ini difungsikan sebagai pelengkap

dari keseluruhan sistem akuntansi. Kartu file yang dibuat antara lain:

Nama-nama karyawan, nama barang yang sering dijual, nama

pelanggan, dan nama pemasok.

41

4.4. Sistematika Kerja Model Sistem Akuntansi

Sistematika atau urutan kerja model berfungsi sebagai tata urutan kerja

dari model yang telah dibuat. Sistematika dibentuk berdasarkan urutan

siklus dari awal hingga akhir dari pencatatan suatu transaksi. Siklus secara

garis besar telah terintegrasi antara bagan satu dengan bagan yang lain,

sehingga tidak semua jurnal digunakan secara manual.

Penggunaan model dari akun diawali dengan pengisian transaksi

kedalam neraca saldo awal tiap akun apabila memulai awal periode,

kemudian dilanjutkan ke dalam jurnal umum untuk tiap transaksi yang

terjadi. Transaksi yang telah diisi dalam jurnal umum akan secara otomatis

tercantum ke dalam buku besar. Dalam buku besar tersebut akun yang terisi

akan tergantung dari jenis transaksi yang terdapat dalam jurnal umum

sebelumnya. Data dalam buku besar, tiap akun yang terisi juga akan

tercantum secara otomatis kedalam laporan keuangan. Akun yang termasuk

kedalam laporan keuangan tergantung dari nomor akun yang ada. Nomor

akun yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran akan masuk kedalam

laporan laba/rugi, sedangkan nomor akun yang terdiri dari aktiva dan pasiva

akan masuk kedalam neraca.

Setelah laporan keuangan terisi (laporan laba/rugi dan neraca), laporan

arus kas dibuat berdasarkan buku besar kas. Laporan arus kas

menggambarkan secara detail/terperinci arus kas tunai baik penerimaan kas

maupun pengeluaran kas tunai. Laporan stok/persediaan bahan baku dan

barang jadi diisi berdasarkan atas laporan pembelian bahan baku, laporan

pemakaian bahan baku, laporan pentransferan barang jadi dan laporan

penjualan barang jadi. Laporan stok/persediaan bahan baku dan barang jadi

akan berhubungan erat dengan data stok/persediaan bahan baku dan barang

jadi yang dibuat sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada laporan

stok/persediaan tergantung pada perubahan kelima format sebelumnya (data

stok bahan baku dan barang jadi, laporan pembelian bahan baku, laporan

pemakaian bahan baku, laporan pentransferan barang jadi dan laporan

penjualan barang jadi).

42

Laporan stok/persediaan bahan baku dan barang jadi berhubungan

dengan neraca secara langsung. Sedangkan laporan laba/rugi berhubungan

dengan format penentuan harga pokok produksi secara tidak langsung.

Laporan arus kas tidak berhubungan secara langsung dengan jurnal umum

dari transaksi-transaksi tunai.

Secara garis besar sistematika kerja model dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3 . Sistematika kerja model sistem akuntansi

Ket: berhubungan secara langsung

berhubungan secara tidak langsung

NERACA SALDO

AWAL

LAPORAN

LABA/RUGI

NERACA

JURNAL UMUM

BUKU BESAR

LAPORAN ARUS

KAS

Format Penentuan

Harga Pokok

Produksi

Laporan

stok/persediaan

bahan baku dan

barang jadi

Buku Besar Kas

Transaksi Keuangan

Perusahaan

43

Gambar 4. Sistematika stok/persediaan bahan baku dan barang jadi

Ket: berhubungan secara langsung

berhubungan secara tidak langsung

Data bahan baku

dan barang jadi

awal

Laporan penjualan

barang jadi

Laporan pembelian

bahan baku

Laporan stok/persediaan

bahan baku dan barang jadi

Format pemakaian

Bahan baku

Transfer barang jadi

Barang

Rusak

44

4.5. Uji Simulasi Model Sistem Akuntansi

Uji simulasi model sistem akuntansi diperlukan dalam hal pengujian

model yang telah dibuat. Uji simulasi yang digunakan adalah penggunaan

data fiktif yang dapat mewakili cara kerja model. Data fiktif yang digunakan

berfungsi sebagai tester dari sistematika kerja model tersebut. Uji simulasi

juga digunakan sebagai pembanding atau komparasi antara hasil data fiktif

yang dihitung secara manual dengan hasil data fiktif yang dihitung dengan

model ini. Apabila hasil yang didapat dari perhitungan manual dengan hasil

dari perhitungan dengan model adalah sama, maka model tersebut secara

keseluruhan dapat digunakan apabila dimasukkan data transaksi yang

sebenarnya.

Model sistem akuntansi sebelumnya telah dibuat berdasarkan kondisi

transaksi keuangan perusahaan/usaha kecil menengah yang sedang diadakan

observasi. Oleh karena itu, data fiktif yang dibuat juga akan berdasarkan

data transaksi keuangan yang sesuai dengan transaksi yang sama dilakukan

oleh perusahaan/usaha kecil menengah yang sedang diteliti.

Data simulasi yang digunakan dalam uji simulasi model sistem antara

lain:

� Tranfer barang jadi berupa boeing 50 unit ke dalam persediaan.

� Penjualan tunai kepada pelanggan atas pesanan 50 unit boeing

seharga Rp.50.000,- per unit. Dengan ongkos kirim barang Rp.

500.000,- dan transportasi karyawan sebesar Rp.200.000,-

� Pelunasan utang usaha sebesar Rp.315.000,-

� Pembelian bahan baku tambahan; Nama bahan Volume Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Resin 5 kg @10000 50000

Fiber 2 kg @7000 14000

Talk pengental 3 kg @5000 15000

Pigmen pewarna 2 kg @5000 10000

Katalis 5 kg @4000 20000

Cat dasar 8 kg @10000 80000

Cat deco 8 kg @8000 64000

253000

45

� Produksi 10 unit boeing, dengan pembelian bahan penolong sbb; Nama bahan Volume Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Sayap 20 unit @7000 140000

Kayu tatakan 10 unit @1500 15000

Alumunium

penyangga

10 unit @2000 20000

Label/plat 10 unit @1000 10000

Kardus 10 unit @1500 15000

Vernis 2 kg @2500 5000

Screen logo 40 unit @1000 40000

Spon pelindung 20 unit @500 10000

225000

� Pembayaran biaya telepon dan listrik sebesar Rp. 150.000,-

� Telah selesai produksi 10 unit boeing, dengan biaya tenaga kerja

langsung Nama

karyawan

Jam kerja Upah per jam (Rp) Jumlah (Rp)

udin 8 jam @20000 160000

borongan 200000

360000

dan biaya overhead yang dibebankan sebesar 200% dari biaya

tenaga kerja langsung.

dengan pemakaian bahan baku; Nama bahan Volume Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Resin 2 kg @10000 20000

Fiber 2 kg @7000 14000

Talk pengental 2 kg @5000 10000

Pigmen pewarna 2 kg @5000 10000

Katalis 2 kg @4000 8000

Cat dasar 4 kg @10000 40000

Cat deco 4 kg @8000 32000

134000

� Pentransferan barang jadi boeing sebanyak 10 unit ke dalam

persediaan.

� Penjualan secara kredit 8 unit boeing kepada pelanggan dengan

harga Rp. 150.000,- tiap unit. dengan ongkos kirim Rp.100.000,-

dan biaya transportasi karyawan Rp. 50.000,-.

� Pelunasan piutang pelanggan.

� Biaya tak terduga dari pemilik sebesar Rp. 250.000,-

� Penarikan pribadi oleh pemilik sebesar Rp. 500.000,-

Hasil dari pengolahan data simulasi tersebut menggambarkan bahwa

seluruh data yang dibuat dapat dikonversikan seluruhnya ke dalam model

46

sistem akuntansi yang telah dibuat (lampiran 3). Data simulasi diatas

menghasilkan:

� Jumlah debet dan kredit yang terdapat dalam jurnal umum

menunjukkan sebesar Rp. 41.153.000,-

� Dalam laporan laba/rugi, penerimaan yang dihasilkan oleh

perusahaan sebesar Rp. 37.000.000,- , harga pokok penjualan

sebesar Rp. 1.936.000,- , laba kotor sebesar Rp. 1.764.000,- ,

biaya operasional sebesar Rp. 2.865.000,- , dan rugi bersih

setelah pajak sebesar Rp. 1.101.000,-

� Dalam neraca, aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sebesar

Rp. 8.399.000,-, sedangkan kewajiban yang harus dibayar

sebesar Rp. 9.000.000,- dan ekuitas yang dimiliki oleh

perusahaan sebesar minus Rp. 601.000,-.

� Dalam laporan arus kas, penerimaan kas yang diterima selama

periode tersebut sebesar Rp. 13.700.000,- sedangkan pengeluaran

kas sebesar Rp. 5.924.000,- apabila saldo kas minimum

perusahaan Rp. 10.000.000, maka dibutuhkan pinjaman sebesar

Rp. 2.224.000

� Dalam laporan stok/persediaan menunjukan jumlah total

persediaan akhir bahan baku sejumlah 43 unit untuk seluruh

bahan baku dengan nilai sebesar Rp. 345.000,-, sedangkan

persediaan akhir barang jadi sejumlah 2 unit untuk seluruh

barang jadi dengan nilai sebesar Rp.242.800,-.

4.6. Uji Penerapan Model Pada Transaksi Keuangan UKM

Uji penerapan model terhadap transaksi keuangan perusahaan/UKM

digunakan sebagai parameter berfungsinya sistem yang telah dibuat. Uji

penerapan ini menggunakan data-data primer berupa data-data transaksi

UKM yang terjadi dalam periode tertentu. Data-data transaksi yang

diperoleh dari UKM digunakan sebagai bahan atau data yang dimasukkan

dan dikonversikan dalam format sistem akuntansi yang telah dibuat. Periode

transaksi yang digunakan dikumpulkan menurut periode bulanan yang

dianggap dapat mewakili transaksi keuangan UKM.

47

Penerapan dilakukan dengan mengumpulkan data transaksi keuangan

UKM OZI Aircraft Model pada periode per 31 Maret 2006-30 April 2006,

data tersebut dipergunakan hanya untuk pengujian penerapan pada model

sistem akuntansi. Data transaksi tersebut diolah dengan menggunakan model

sistem akuntansi yang telah dibuat. Format pencatatan transaksi yang

digunakan oleh UKM dikonversikan menurut format model sistem akuntansi

yang telah dibuat. Keabsahan hasil penerapan dari model sistem akuntansi

ini mengacu pada hasil perhitungan yang menggunakan format pencatatan

transaksi keuangan yang digunakan oleh UKM. Hasil yang diperoleh dengan

menggunakan model sistem akuntansi yang telah dibuat diusahakan

mendekati hasil perhitungan dengan format yang digunakan oleh UKM.

Data-data yang diperoleh dari UKM OZI Aircraft Model per 30 April

2006 adalah kas per 31 Maret 2006 sebesar Rp. 14.328.000,-, sedangkan

data selama bulan berjalan, transaksi yang dilakukan oleh OZI Aircraft

Model sebagian besar adalah transaksi tunai, oleh sebab itu jurnal yang

digunakan untuk konversi adalah jurnal buku kas UKM, sebagai berikut:

Tabel.7. Buku Kas per 30 April 2006

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo 1/4 Saldo Awal 14.328.000

1/4 Budi, penjualan

Aldy,penjualan

Penjualan cash

Penjualan cash

Bahan baku

Biaya Transportasi

Gaji Mingguan

Kasbon Pemborong

Biaya lain-lain

1.750.000

650.000

750.000

800.000

1.710.000

1.250.000

4.580.000

1.788.000

842.000

16.078.000

16.728.000

17.478.000

18.278.000

16.568.000

15.318.000

10.738.000

8.950.000

8.108.000

3/4 Bahan baku 878.000 7.230.000

4/4 Bahan baku

Biaya ongkos kirim

Biaya transportasi

561.500

7.000

600.000

6.668.500

6.661.500

6.061.000

5/4 Bahan baku

Alat tulis kantor

Biaya transportasi

639.500

25.000

500.000

5.368.000

5.343.000

4.843.000

48

Biaya lain-lain 100.000 4.748.000

7/4 Bahan baku

Biaya lain-lain

1.235.500

1.000.000

3.507.500

2.507.500

8/4

Budi, piutang usaha

Aldy, penjualan

Poernomo,penjualan

Biaya transpotasi

Gaji mingguan

Kasbon pemborong

1.000.000

325.000

550.000

325.000

3.320.000

150.000

3.507.500

3.832.500

4.382.500

4.057.500

737.500

587.500

9/4 Biaya transportasi 300.000 287.500

10/4 Hartono,piutang usaha 1.050.000 1.337.500

11/4 Penjualan cash

Penjualan cash

Bahan baku

700.000

1.400.000

400.500

2.037.500

3.437.500

3.037.000

12/4 Bahan baku

Biaya lain-lain

1.292.000

10.000

1.745.000

1.735.000

13/4 Biaya transportasi 300.000 1.435.000

15/4 Bunyamin,penjualan

Femmy,penjualan

Marah,penjualan

Gaji mingguan

Kasbon pemborong

525.000

875.000

400.000

1.530.000

558.000

1.960.000

2.835.000

3.235.000

1.705.000

1.147.000

16/4 Biaya transportasi 150.000 997.000

17/4 Boy,penjualan

Bahan baku

Biaya lain-lain

700.000

1.188.000

30.000

1.697.000

509.000

479.000

18/4 Bahan baku 37.000 442.000

19/4 Zaky,Dp pembelian

Abas,Dp pembelian

Bahan baku

Biaya transportasi

Biaya lain-lain

1.000.000

450.000

796.000

300.000

150.000

1.442.000

1.892.000

1.096.000

796.000

646.000

20/4 Alat tulis kantor 80.000 566.000

21/4 Josep,penjualan

Femmy,penjualan

Budi,penjualan

Yusak,penjualan

1.100.000

1.075.000

1.850.000

1.750.000

1.666.000

2.741.000

4.591.000

6.341.000

49

Aldy,penjualan

Bahan baku

Alat tulis kantor

Biaya ongkos kirim

Kasbon pemborong

275.000

397.500

18.000

812.000

795.000

6.616.000

6.218.500

6.200.500

5.388.500

4.593.500

22/4 Bahan baku

Biaya lain-lain

501.000

220.000

4.092.500

3.872.500

23/4 Penjualan cash

Gaji mingguan

Kasbon pemborong

2.000.000

550.000

1.420.000

5.872.500

5.322.500

3.902.500

24/4 Pameran Inacraft

Agus,penjualan

Zaky,pelunasan

Abas,pelunasan

Bahan baku

2.600.000

1.500.000

1.500.000

300.000

949.000

6.502.500

8.002.500

9.502.500

9.802.500

8.853.000

25/4 Bahan baku

Biaya ongkos kirim

Biaya transportasi

Gaji mingguan

Biaya lain-lain

247.000

40.000

1.550.000

1.690.000

20.000

8.579.500

8.539.500

6.989.500

5.299.500

5.279.500

26/4 Willis,penjualan

Dp pesanan

Ninit,penjualan

Biaya telepon

Biaya lain-lain

800.000

100.000

250.000

390.000

300.000

6.079.500

6.179.500

6.429.500

6.039.500

5.739.500

27/4 Biaya transportasi 250.000 5.489.500

28/4 Bahan baku

Biaya transportasi

325.000

100.000

5.164.500

5.064.500

29/4 Ruestam,penjualan

Marlyn,piutang usaha

Ali Mahsyuni,penjualan

Penjualan cash

Air modelling

Penjualan cash

2.600.000

1.320.000

475.000

700.000

3.000.000

830.000

7.664.500

8.984.500

9.459.500

10.159.500

13.159.500

13.989.500

30/4 Bahan baku

Gaji mingguan

Kasbon pemborong

2.333.000

2.800.000

400.000

11.656.500

8.856.500

8.456.500

Total 36.950.000 42.821.500 8.456.500

Sumber: Buku kas OZI Aircraft Model per 30 April 2006

50

Data transaksi di atas dikonversi menjadi informasi dengan

menggunakan model sistem akuntansi yang telah dibuat. Hasil yang

diperoleh dari hasil konversi adalah laporan keuangan UKM OZI Aircraft

Model selama bulan April 2006. Informasi keuangan yang dapat dihasilkan

berupa laba/rugi, laporan aktiva dan pasiva, serta arus kas selama bulan april

2006. Tahap awal dari proses konversi adalah memasukkan data buku kas

OZI Aircraft Model ke dalam jurnal umum dengan penyesuaian akun yang

dimiliki UKM dengan akun yang telah diklasifikasikan. Modul penggunaan

model sistem akuntansi dapat dilihat pada lampiran 5.

Hasil dari jurnal umum tersebut secara otomatis masuk kedalam buku

besar tiap akun yang dicatat dalam jurnal umum. Laporan keuangan akan

secara otomatis memberikan informasi dalam bentuk laporan laba/rugi dan

laporan neraca berupa posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas UKM selama

periode per 30 April 2006. Adapun hasil dari konversi data buku kas

tersebut adalah (lampiran 4):

� Saldo awal kas sebesar Rp. 14.328.000,- sebagai penambahan aktiva

diimbangi dengan penambahan laba ditahan sebesar Rp. 14.328.000,-

sebagai pasiva. (dengan asumsi saldo kas dianggap sebagai laba ditahan)

� Pada jurnal umum menghasilkan jumlah debet sebesar Rp. 81.571.500,-

dan jumlah kredit sebesar Rp. 81.571.500,-.

� Pada laporan laba/rugi menghasilkan penerimaan dari penjualan sebesar

Rp. 31.730.000,-, harga pokok penjualan Rp. 5.111.000,-, laba kotor

sebesar Rp. 21.019.000,-, total beban operasional sebesar

Rp. 21.334.000,-, pendapatan lainnya sebesar Rp. 0,-, beban lainnya

sebesar Rp. 2.672.000,-, sehingga diperoleh laba sebelum pajak sebesar

Rp. 2.603.000,-.

� Dalam neraca menunjukan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

sebesar Rp. 2.603.000,-, sedangkan kewajiban yang harus dibayar

sebesar Rp. 0, dan ekuitas perusahaan sebesar Rp. 2.603.000,-.

� Dalam laporan arus kas menunjukkan bahwa penerimaan kas sebesar

Rp. 36.950.000,-, dan pengeluaran kas sebesar Rp. 42.821.000,-. Dengan

saldo awal kas pada awal bulan menghasilkan surplus kas sebesar Rp.

51

8.456.000,-, apabila kas minimum perusahaan Rp. 10.000.000,- maka

diperlukan pinjaman sebesar Rp. 1.543.500,-.

� Persediaan bahan baku dan barang jadi tidak terhitung dengan cermat

dikarenakan data yang digunakan tidak menunjukkan satuan unit bahan

baku dan barang jadi yang dipakai dan terjual kepada pelanggan.

Dari hasil uji simulasi dengan menggunakan data fiktif dan uji penerapan

dengan menggunakan data buku kas UKM OZI Aircraft Model dapat

disimpulkan menjadi beberapa fakta mengenai model sistem akuntansi ini,

antara lain:

1. Pada jurnal umum, seluruh transaksi keuangan yang terdapat pada UKM

OZI Aircraft Model secara umum dapat terwakilkan dengan akun yang

sudah dibuat. Keseluruhan transaksi dapat dikonversi dengan

menggunakan model sistem akuntansi tersebut.

2. Pada laporan laba/rugi, laba/rugi dapat dihitung dengan mengurangkan

penerimaan dari penjualan dan penerimaan lainnya serta pengeluaran

berupa biaya-biaya operasional perusahaan.

3. Pada neraca, keseimbangan antara aktiva dan pasiva secara teoritis sudah

membuktikan bahwa model sistem akuntansi layak pakai untuk UKM

OZI Aircraft Model.

4. Pada laporan arus kas, jumlah surplus atau defisit dari arus kas sama

dengan jumlah saldo akhir pada buku besar kas. Hal itu menunjukkan

adanya korelasi yang seimbang diantara buku besar kas dan arus kas

sebagai perincian arus kas perusahaan.

4.6.1. Penentuan Harga Pokok Produksi Produk/Barang Jadi

OZI Aircraft Model memproduksi barang jadi berupa miniatur

pesawat terbang dengan berbagai model sesuai dengan pesanan dan

keinginan pelanggan. Model pesawat yang sering diproduksi oleh

penulis dikelompokkan ke dalam 4 (empat) jenis yaitu; tipe Boeing

747-400, tipe Boeing 737-400, tipe Boeing 737-300, tipe Airbus, dan

tipe Helicopter. Bentuk dan ukuran miniatur pesawat disesuaikan

dengan skala menurut bentuk aslinya. Skala yang disesuaikan oleh

OZI Aircraft Model adalah skala 1:70, skala 1:100, skala 1:200,

52

1:400. Apabila dilihat dari panjang (centimeter), skala tersebut dibagi

hanya dalam 3 (tiga) ukuran yaitu; ukuran panjang 65 cm, ukuran

panjang 35 cm, dan ukuran panjang 15 cm.

Penyesuaian skala dan ukuran panjang miniatur pesawat

tergantung pada ukuran pesawat yang sebenarnya. Setiap skala pada

miniatur tidak identik mewakili ukuran panjang miniatur. Misalnya,

untuk tipe Boeing 747-400 dan Boeing 737-300 ukuran panjang

35 cm memiliki skala 1:200 untuk tipe Boeing 747-400 dan skala

1:100 untuk tipe Boeing 737-400, hal tersebut berlaku dengan tipe

yang lainnya seperti Airbus dan Boeing 737-300. Sehingga

penentuan harga pokok produksi barang jadi yang akan dihitung

adalah dengan mengklasifikasikan produk ke dalam ukuran panjang

bukan ukuran skala.

Penentuan harga pokok produksi barang jadi dihitung

berdasarkan pemakaian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik yang dikeluarkan. Pemakaian bahan baku

dalam proses produksi dikhususkan dalam pembuatan tipe Boeing,

hal itu dikarenakan tipe Boeing adalah tipe yang sering dipesan oleh

pelanggan. Berikut adalah daftar pemakaian bahan baku untuk 100

buah dalam setiap bagian produksi (pada tabel 8):

Tabel 8. Daftar pemakaian bahan baku pada setiap bagian produksi Ukuran Produk dalam ukuran

panjang

Bagian

Produksi

Jenis

Bahan baku

65 cm 35 cm 15 cm

Bagian cetak Resin

Talk

Katalis

Mets

40 kg

1/3 sak

1 kg

10 kg

20 kg

1/3 sak

½ kg

5 kg

10 kg

1/3 sak

¼ kg

2 ½ kg

Bagian

Finishing

Dempul

Cat dasar

Cat silver

Cat putih

Amplas

Tiner

Lakban kertas

Sayap

4 kg

4 kg

6 kg

8 kg

10 buah

4 kg

10 buah

100 set

2 kg

2 kg

3 kg

4 kg

8 buah

2 kg

6 buah

100 set

1 kg

1 kg

1 ½ kg

2 kg

6 kg

1 kg

4 buah

100 set

Bagian

Pewarnaan

Lakban kertas

Cat warna

4 buah

4 kg

2 buah

2 kg

1 buah

1 kg

Bagian

Sablon

Plastik

Cat sablon

1 pak

1 kg

½ pak

½ kg

¼ pak

¼ kg

53

Bagian

Vernis

Vernis 2 kg 1 kg ½ kg

Bagian

Packing

Spon

Kardus

Aibon

Sanpoli

Label

Kain lap

Stainless/penyangga

Pustek

beludru

20 lembar

100 buah

1 kaleng

1 kaleng

100 buah

2 buah

100 buah

100 buah

1 m

10 lembar

100 buah

½ kaleng

½ kaleng

100 buah

2 buah

100 buah

100 buah

1 m

5 lembar

100 buah

¼ kaleng

¼ kaleng

100 buah

2 buah

100 buah

100 buah

1 m

Sumber: wawancara dengan bagian produksi

Pada tabel 9 menunjukkan daftar harga tiap bahan baku yang

digunakan pada setiap bagian. Daftar harga adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Daftar harga bahan baku Jenis Bahan Baku Harga per satuan

Resin

Talk

Katalis

Mets

Dempul

Cat dasar

Cat silver

Cat putih

Tiner

Amplas

Lakban kertas

Sayap

Cat warna

Plastik

Cat sablon

Vernis

Spon

Kardus besar

Kardus kecil

Aibon

Lem fox

Sanpoli

Label besar

Label sedang

Label kecil

Kain lap

Steinless

Pustek besar

Pustek sedang

Pustek kecil

Beludru

18.000/kg

30.000/sak

26.000/kg

17.500/kg

32.000/kg

60.000/kg

90.000/kg

70.000/kg

70.000/kg

3.000/buah

7.000/buah

5.000/set

100.000/kg

25.000/pak

30.000/kg

115.000/kg

16.000/2 m2 (untuk 100 buah)

8.000/buah

4.000/buah

18.000/kg (1 kaleng)

20.000/kg (dipakai sewaktu-waktu)

11.500/kaleng

4.500/buah

3.000/buah

1.500/buah

14.500/kg

23.000/4 mx 5 cm (untuk 100 buah)

5.000/buah

3.500/buah

1.500/buah

40.000/m (untuk 100 buah)

Sumber: wawancara bagian pembelian bahan baku

Total harga pemakaian bahan baku pada setiap bagian dan

ukuran panjang produk adalah dengan mengalikan antara banyaknya

jumlah pemakaian bahan baku pada setiap bagian dan harga bahan

54

baku tiap satuan pemakaiannya. Adapun perhitungan total pemakaian

bahan baku tiap bagian adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Perhitungan total pemakaian bahan baku Ukuran produk dalam ukuran panjang Bagian

produksi 65 cm 35 cm 15 cm

Bagian

cetak

930.000 469.500 239.250

Bagian

Finishing

9.050.000 1.842.000 1.318.000

Bagian

Pewarnaan

680.000 340.000 170.000

Bagian

Sablon

55.000 27.000 13.750

Bagian

Vernis

230.000 115.000 57.500

Bagian

Packing

1.730.500 1.715.750 878.375

Total 12.675.500 4.509.750 2.676.875

Sumber: perkalian jumlah pemakaian dan harga tiap unit bahan baku

Pada tabel diatas menunjukkan jumlah total harga bahan baku

yang digunakan dalam proses produksi tiap bagian produksi. Ukuran

panjang miniatur pesawat 65 cm menghabiskan biaya sebesar

Rp. 12.675.500,-, ukuran 35 cm menghabiskan biaya sebesar

Rp. 4.509.750,-, sedangkan ukuran 15 cm menghabiskan biaya

sebesar Rp. 2.676.875,-. Perhitungan diatas belum ditambahkan

biaya tenaga kerja langsung yang memproduksi produk dan biaya

overhead pabrik yang digunakan.

Perhitungan biaya tenaga kerja tidak dapat dilakukan karena data

yang terdapat pada OZI Aircraft Model merupakan data gaji

mingguan karyawan. Data tersebut tidak menggambarkan bahwa gaji

karyawan tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan atau

dipesan oleh pelanggan, melainkan gaji yang rutin diberikan pada

karyawan setiap minggunya dengan tidak memperhitungkan jumlah

produk yang dapat dihasilkan. Kecuali gaji borongan yang

dicantumkan, biaya tenaga kerja langsung tidak dapat dimasukkan

kedalam perhitungan harga pokok produksi. Gaji borongan yang

dicantumkan pun belum memberikan informasi yang jelas berapa

jumlah produk yang dapat diselesaikan oleh borongan tersebut.

55

Perhitungan biaya overhead pabrik juga tidak dapat

diperhitungkan, sebab OZI Aircraft Model tidak memberikan

informasi yang jelas biaya yang termasuk ke dalam biaya overhead

pabrik. Oleh karena perhitungan biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik yang belum terlalu jelas informasinya, maka

harga pokok produksi dihitung hanya berdasarkan pada jumlah

pemakaian bahan baku tiap bagian produksi dan ukurannya.

Dari tabel 9 dapat diperhitungkan harga pokok produksi tiap unit

barang jadi. Total harga pokok pemakaian tiap ukuran dibagi

berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan (dalam kasus tersebut

jumlah produk yang dihasilkan adalah 100 buah). Ukuran 65 cm

memiliki harga pokok produksi untuk setiap unitnya adalah

Rp. 126.755, sedangkan ukuran 35 cm adalah Rp. 45.097,5, dan

ukuran 15 cm adalah Rp. 26.768,7. Untuk sementara, tanpa

memasukkan penentuan biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik dalam penentuan harga pokok produksi dapat ditarik

kesimpulan bahwa harga jual produk yang rata-rata diatas Rp.

125.000 per unit untuk ukuran kecil dan Rp. 800.000 per unit untuk

ukuran besar (data diperoleh dari nota penjualan produk bulan April

2006) perusahaan telah mendapatkan marjin laba pada setiap

penjualan produknya mengingat harga pokok yang digunakan lebih

kecil dari harga jual yang diterapkan. Tetapi perusahaan harus

mempertimbangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik dalam penetapan harga jual yang akan digunakan.

4.7. Identifikasi Tingkat Keefektifan dan Keefisienan Model Sistem

Akuntansi

Tingkat keefektifan dan keefisienan model sistem akuntansi digunakan

pengukuran dan identifikasi indikator kinerja yaitu input (masukan), output

(keluaran), outcome (hasil), benefit (manfaat), impact (dampak). Untuk

model sistem akuntansi yang diterapkan pada transaksi keuangan UKM OZI

Aircraft Model diidentifikasi dan dievaluasi terhadap kinerja hanya pada

indikator input, output, outcome, dan benefit. Sedangkan indikator impact

56

belum dapat diukur dan diidentifikasi untuk keseluruhan aspek kegiatan

UKM OZI Aircraft Model.

Indikator input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

program dan kegiatan berjalan dalam rangka menghasilkan output. Indikator

input terdiri dari dana, sumber daya manusia, material, waktu, dan teknologi.

Sehingga indikator input untuk UKM OZI Aircraft Model dilihat dari

keefektifan dan keefisienannya meliputi dana (biaya yang dikeluarkan dalam

pengadaan model sistem akuntansi), sumber daya manusia (bagian

pengelolaan keuangan), waktu (penghematan waktu dalam pencatatan

transaksi keuangan), dan teknologi (penggunaan software Microsoft Excel

yang sudah digunakan sebelumnya oleh UKM OZI Aircraft Model).

Indikator process merupakan penggambaran bagaimana suatu program,

aktivitas bekerja dalam pencapaian tujuan tertentu. Untuk itu indikator

process untuk model sistem akuntansi yang telah dibuat dilihat dari tingkat

keefektifan dan keefisienannya adalah alat pencatatan untuk kegiatan

keuangan , pemasaran (penjualan) dan produksi atau manufaktur. Hal

terlihat dari aktivitas yang dapat dikonversi dengan akun-akun yang terdapat

dalam model yang mewakili ketiga aktivitas tersebut.

Indikator output merupakan hasil langsung dari pelaksanaan kegiatan,

program berupa produk/jasa fisik dan non fisik. Untuk itu output dari model

sistem akuntansi yang telah dibuat, dilihat dari tingkat keefektifan dan

keefisienannya adalah menghasilkan sebuah laporan keuangan (laporan

laba/rugi, neraca, dan laporan arus kas), serta format pengendalian

persediaan bahan baku dan barang jadi UKM OZI Aircraft Model. Sehingga

pencatatan transaksi keuangan/sistem akuntansi yang dipergunakan sudah

cukup sesuai dengan pola prosedur akuntansi yang dianjurkan.

Indikator outcome merupakan fungsi keluaran untuk jangka menengah.

Outcome merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk dan jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan dan masyarakat. Dengan

demikian outcome dari model sistem akuntansi yang telah dibuat, dilihat dari

tingkat keefektifan dan keefisienannya adalah penyediaan informasi bagi

UKM sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dan bagi pihak

57

eksternal UKM sebagai bahan audit posisi dan kondisi usaha yang sedang

berlangsung dari data laporan keuangan yang dihasilkan. Sehingga

pelaksanaan kerja dan kebijakan yang diambil memiliki acuan yang tepat.

Indikator benefit merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari hasil

pelaksanaan kegiatan dan merupakan sebuah ukuran seberapa jauh dapat

memberikan serta memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan dan

masyarakat. Untuk itu manfaat yang dapat diberikan dari sebuah model

sistem akuntansi dilihat dari tingkat keefektifan dan keefisienannya adalah

pengembangan pengelolaan keuangan pada tingkat UKM sehingga

pengelolaan keuangan yang dilakukan menjadi lebih tertib, terukur, dan

dapat memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan dengan

mengaudit laporan keuangan yang dihasilkan.

Untuk indikator impact, pengukuran belum dapat dilakukan karena

indikator ini berhubungan langsung dengan seluruh kegiatan yang dilakukan

oleh UKM OZI Aircraft Model, sehingga tingkat keefektifan dan

keefisienannya juga belum dapat diukur secara dalam. Model sistem

akuntansi ini pun belum terukur oleh seluruh kegiatan yang dilakukan oleh

UKM OZI Aircraft Model. Akan tetapi suatu sistem akuntansi secara teori

akan sangat berdampak langsung pada seluruh aspek dari perencanaan

tenaga kerja, pertimbangan keputusan pemasaran, dan pelaksanaan kegiatan

produksi.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa:

1. UKM OZI Aircraft Model telah menggunakan sistem akuntansi yang

cukup layak untuk tingkat UKM. Akan tetapi pengelolaan keuangan hanya

terbatas pada transaksi keuangan tunai, dan akun yang digunakan pun

hanya beberapa akun sehingga masih banyak transaksi keuangan yang

belum terwakili oleh akun yang ada. Transaksi keuangan dicatat menurut

penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan dikelompokan dalam akun

yang sederhana. Jurnal yang digunakan pun hanya terbatas pada

pencatatan biaya-biaya dan arus kas perusahaan.

2. Model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang

sering digunakan oleh UKM Aircraft Model. Model sistem akuntansi ini

dibuat berdasarkan pada pedoman pencatatan keuangan yang berlaku

secara umum, antara lain dalam bentuk: (1) Neraca Saldo Awal, (2) Jurnal

Umum, (3) Buku Besar, (4) Laporan Laba/rugi, (5) Neraca, (6) Laporan

Arus Kas, (7) Format Pengendalian Persediaan/Stok, dan (8) Kartu File.

Disertakan juga format penentuan harga pokok produksi untuk setiap

produksi barang jadi.

3. Dalam mengidentifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi model sistem

akuntansi diukur dengan menggunakan penilaian kinerja berdasarkan pada

input, process, output, outcome, benefit, dan impact. Input yang digunakan

dalam sistem ini digolongkan antara lain dana, sumber daya manusia yang

telah ada, material, waktu, dan tekonologi. Process yang dicatat adalah

aktivitas keuangan, penjualan, dan produksi. Output yang dihasilkan

adalah laporan keuangan. Outcome yang dihasilkan adalah penyediaan

informasi bagi perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Benefit yang

dihasilkan adalah pegembangan sistem akuntansi yang layak pakai bagi

tingkat UKM. Sedangkan impact yang diukur belum dapat dihasilkan

karena impact sangat berhubungan dengan keseluruhan aktivitas

60

perusahaan dan pengukuran pengaruh itu memerlukan pengamatan jangka

panjang.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya dan bagi UKM

OZI Aircraft Model dalam rangka pengembangan sistem akuntansi bagi UKM

antara lain:

1. Model sistem akuntansi yang dibuat lebih dikembangkan lagi, dengan

menggunakan model sistem akuntansi yang menggunakan sistem database

seperti Microsoft Access atau Visual Basic yang mudah penggunaannya

bagi tingkat UKM.

2. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan selain dari total harga

pemakaian bahan baku juga harus disertakan perhitungan biaya tenaga

kerja yang terlibat dalam produksi per jumlah produk yang dihasilkan serta

biaya overhead pabrik untuk setiap jumlah produk yang dihasilkan.

3. Pembayaran gaji karyawan hendaknya didasarkan pada jumlah produk

yang dihasilkan. Selain untuk produktifitas karyawan, hal tersebut juga

dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan harga pokok produksi.

4. UKM OZI Aircraft Model harus menyertakan perhitungan harga pokok

produksi pada setiap pencatatan transaksi penjualan produk sehingga

diketahui harga pokok produk yang terjual.

5. Pencatatan pemakaian bahan baku lebih dirapikan kembali menurut satuan

unit untuk setiap jenis produk yang dihasilkan, baik untuk pesanan

maupun untuk produksi persediaan.

6. Pencatatan persediaan bahan baku dan barang jadi dihitung ke dalam

persediaan bahan baku yang telah terpakai, bahan baku yang masih tersisa,

barang jadi dalam proses, barang jadi terjual, dan barang jadi rusak.

7. Untuk penelitian lanjutan tingkat pengukuran keefektifan dan keefisiensian

sebuah model digunakan sebuah pengukuran yang lebih mendalam (dalam

jangka waktu yang sesuai), sehingga impact sebuah model sistem

akuntansi dapat diukur pengaruhnya terhadap aktivitas perusahaan yang

lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. dan Wibowo. 2004. Akuntansi Untuk Bisnis Usaha Kecil dan Menengah.

Grasindo. Jakarta.

Arifin, J dan Wicaksono, BA. 2006. Komputer Akuntansi dengan Microsoft Excel.

Elex Media Komputindo. Jakarta.

McLeod, Jr, R. 2001. Sistem Informasi Manajemen (Versi Bahasa Indonesia),

Jilid 1. Prenhallindo. Jakarta.

------------------. 2001. Sistem Informasi Manajemen (Versi Bahasa Indonesia),

Jilid 2. Prenhallindo. Jakarta.

Moleong, L. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Rosda. Bandung.

Niswonger, R. C., dkk. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi (Terjemahan, Edisi 19).

Erlangga. Jakarta.

Partomo, T. S. dan Soejoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan

Koperasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. 2005. Perencanaan Strategik Kabupaten

Sidoarjo. http://www.sidoarjo.go.id/perangkat/renstra/BAB_VI.PDF. [12

Juli 2006]

Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu

Penting. Salemba Empat. Jakarta.

63

Lampiran 1

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA)ditujukan pada pemilik UKM

A. Profil Perusahaan/UKM

1. Nama perusahaan/UKM ?

2. Nama pemilik ?

3. Visi dan misi perusahaan/UKM ?

4. Tahun berdiri ? dan di kota?

5. Bergerak pada bidang ?

6. Produk yang dihasilkan ?

7. Jumlah karyawan ?

8. Pemasaran yang dilakukan ?

9. Harapan dan cita-cita yang ingin dicapai ?

B. Identifikasi Sistem Akuntansi Perusahaan/UKM

1. Apakah mengenal sistem akuntansi ?

2. Bagaimana pandangan perusahaan terhadap sistem akuntansi ?

3. Apakah terdapat sistem akuntansi pada perusahaan ini ? seperti apa ?

4. Jika tidak ada, kendala apa saja yang menyebabkan perusahaan belum

menerapkan sistem akuntansi ?

5. Apakah berkeinginan menerapkan sistem akuntansi pada perusahaan ini ?

C. Identifikasi Kondisi Aktivitas Keuangan Perusahaan/UKM

C.1. Harta.

1. Apakah anda sering menggunakan kas/uang tunai dalam melakukan

transaksi tunai?

2. Apakah terdapat transaksi penjualan secara kredit?

3. Apakah anda sering membeli perlengkapan perusahaan seperti alat tulis

kantor dan sebagainya?

4. Apakah terdapat pembelian bahan baku serta penjualan barang jadi?

5. Apakah terdapat aktiva tetap perusaan seperti peralatan, kendaraan, tanah,

gedung dan sebagainya?sebutkan?

C.2. Kewajiban.

1. Apakah anda sering melakukan transaksi pembelian secara kredit?

2. Apakah anda juga sering membayar pajak penjualan?

3. Apakah anda juga pernah meminjam uang ke bank sebagai modal?

C.3. Ekuitas

1. Apakah modal perusahaan anda ada yang berasal dari uang sendiri?

2. Apakah sering terjadi penarikan uang tunai perusahaan untuk keperluan

pribadi pemilik?

3. Apakah laba yang diperoleh juga dijadikan sebagai modal lagi pada

periode selanjutnya?

64

Lanjutan lampiran 1

C.4. Pendapatan dan harga pokok

1. Apakah pendapatan selama ini berasal dari aktivitas penjualan barang jadi?

2. Apakah selama ini menghitung harga pokok produksi dari barang jadi

yang anda jual?

3. Apakah pelanggan sering di beri diskon pada penjualan tertentu? dan

menerima pengembalian barang dari pelanggan karena alasan tertentu?

C.5. Beban operasional

1. Beban apa saja yang sering dibayarkan perusahaan selama aktivitas

produksi berlangsung?sebutkan?

C.6. Pendapatan dan beban non operasional

1. Apakah anda mendapatkan pendapatan selain dari penjualan barang jadi

anda?sebutkan?

2. Apakah anda juga sering membayar beban selain dari beban

operasional?sebutkan?

D. Identifikasi Aktivitas Pendukung Operasional

D.1. Pengelolaan Persediaan

1. Apakah anda melakukan pengelolaan persediaan yang anda miliki?

D.2. Kartu file

1. Siapa saja nama pemasok anda?

2. Siapa saja nama pelanggan anda?

3. Siapa saja nama karyawan anda?

4. Apa saja bahan baku yang sering anda beli?

5. Apa saja barang jadi yang sering anda jual?

6. Apakah anda memproduksi karena ada pesanan atau produksi tanpa ada

pesanan?