Latar Belakang MT Edit 1

58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan hal yang sangat penting bagi penduduk. Transportasi melayani angkutan penduduk dari rumah ke tempat pekerjaannya atau ke tempat yang ingin di tuju. Pengertian transportasi menurut Ir. Sakti Adji Adisasmita (2011) adalah tindakan atau kegiatan mengangkut atau memindahkan muatan (barang dan orang) dari suatu tempat ke tempat yang lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan. Peranan transportasi sangat penting yaitu sebagai sarana penghubung, mendekatkan, dan menjembatani antara pihak-pihak yang saling membutuhkan. Transportasi sudah ada sejak zaman primitif, mulai dari yang sederhana hingga modern seperti masa kini sesuai dengan perkembangan zaman. Peranan transportasi penting bagi berjalannya kehidupan manusia, perekonomian dan pembangunan. Namun, di era globalisasi ini semakin banyak sarana transportasi membuatnynya melebihi kapasitas. Dimana pertumbuhan kendaraan yang mencapai 10-15% per tahun hanya dibarengi pertambahan jalan sebesar rata-rata 0,01% per tahun. Rasio pertumbuhan kendaraan dan jalan yang berbeda jauh menimbulkan masalah-masalah di jalan khususnya di daerah perkotaan. Saat ini banyak penduduk yang memilih untuk menggunakan transportasi

Transcript of Latar Belakang MT Edit 1

Page 1: Latar Belakang MT Edit 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan hal yang sangat penting bagi penduduk.  Transportasi

melayani angkutan penduduk dari rumah ke tempat pekerjaannya atau ke tempat

yang ingin di tuju. Pengertian transportasi menurut Ir. Sakti Adji Adisasmita

(2011) adalah tindakan atau kegiatan mengangkut atau memindahkan muatan

(barang dan orang) dari suatu tempat ke tempat yang lain, atau dari tempat asal ke

tempat tujuan. Peranan transportasi sangat penting yaitu sebagai sarana

penghubung, mendekatkan, dan menjembatani antara pihak-pihak yang saling

membutuhkan. Transportasi sudah ada sejak zaman primitif, mulai dari yang

sederhana hingga modern seperti masa kini sesuai dengan perkembangan zaman.

Peranan transportasi penting bagi berjalannya kehidupan manusia, perekonomian

dan pembangunan. Namun, di era globalisasi ini semakin banyak sarana

transportasi membuatnynya melebihi kapasitas. Dimana pertumbuhan kendaraan

yang mencapai 10-15% per tahun hanya dibarengi pertambahan jalan sebesar rata-

rata 0,01% per tahun. Rasio pertumbuhan kendaraan dan jalan yang berbeda jauh

menimbulkan masalah-masalah di jalan khususnya di daerah perkotaan.  Saat ini

banyak penduduk yang memilih untuk menggunakan transportasi pribadi seperti

mobil/motor karena merasa lebih aman dan praktis. Efek dari banyaknya

kendaraan pribadi ini menyebabkan kemacetan yang berimbas ke masalah sosial

lainya. Permasalahan mengenai transportasi ini kita dapat menjumpainya di Kota

Malang.

Luasnya Kota Malang ( 252,10 km2 ) dan seiring pertumbuhan penduduk

(sejumlah 3,9 % per tahun) menyebabkan kebutuhan akan transportasi pun

meningkat. Peningkatan akan kebutuhan transportasi seharusnya menjadi

perhatian pemerintah dan developers untuk mengelola transportasi umum menjadi

lebih baik dan nyaman agar masyarakat mau menggunakan fasilitas transportasi

umum yang ada. Kurangnya perhatian terhadap transportasi umum terutama

angkutan kota (angkot), membuat banyak angkot di kota Malang menjadi tidak

nyaman dan bukan merupakan pilihan utama sebagai sarana transportasi.

Page 2: Latar Belakang MT Edit 1

Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan

motor karena menurut mereka menggunakan kendaraan pribadi lebih cepat dan

nyaman.

Permasalahan mengenai transportasi umum ( angkot ) hendaknya di atasi agar

tercipta kondisi lalu lintas yang lebih baik. Diharapkan dengan menyelesaikan

berbagai macam permasalahan angkutan di kota Malang, diharap mampu

menunjang mobilitas masyarakat kota Malang dalam berbagai bidang

perekonomian dan sosial agar tercipta kondisi kesejahteraan masyarakat yang

baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan transportasi umum ?

2. Apa yang menyebabkan masyarakat enggan menggunakan transportasi

umum ?

3. Siapakah yang berperan dalam menangani permasalahan angkutan umum

di kota Malang ?

4. Bagaimana cara mengatasi permasalahan transportasi, khususnya angkutan

umum di kota Malang ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Mengetahui definisi dari transportasi secara luas.

2. Memberikan solusi tepat dalam menyelesaikan permasalahan angkutan

umum di kota Malang.

3. Mensinergikan peran pemerintah, regulator (dalam hal ini Dinas

Perhubungan kota Malang), pemilik angkutan dan sopir serta masyarakat

kota Malang sebagai pengguna angkutan umum dalam rangka

menyelesaikan permasalahan angkutan umum di kota Malang.

4. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum di kota Malang.

Page 3: Latar Belakang MT Edit 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Transportasi

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu transportasi

Darat, laut, dan udara.Sementara itu menurut Kamaludin (1987) Transportasi

berasal darikata latin tranpotare, dimana tran berarti seberang atau sebelah dan

portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi tansportasi berarti mengangkut

atau membawa (sesuatu) kesebelah lain atau dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sistem transportasi adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya

pergerakan dan satu tempat ke tempat lain. Fungsi sistem itu sendiri adalah untuk

memindahkan suatu objek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak

bernyawa seperti sumber daya alam, basil produksi pabrik, bahan makanan dan

benda hidup seperti manusia, binatang dan tanaman. Ada beberapa komponen

dasar yang berfungsi pada semua sistem transportasi. Adapun komponen-

komponen tersebut adalah lalu lintas, terminal, kendaraan, peti kemas, ruas jalan,

persimpangan dan rencana operasi. Sistem angkutan pada dasamya dibentuk dan

prasarana dan sistem saranan yang dioperasikan dengan sistem pengoperasian atau

sistem perangkat lunak yang terdiri dan komponen-komponen: frekuensi, tarif dan

lain-lain. Sistem angkutan umum terdiri dari : sistem jaringan rute, terminal, halte,

jenis armada, dimensi armada dan desain kendaraan. Di dalam transportasi,

terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu

sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: Manusia yang

membutuhkan, barang yang dibutuhkan, kendaraan sebagai alat/sarana, jalan dan

terminal sebagai prasarana transportasi dan organisasi (pengelola transportasi).

Transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi

beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua

yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan

pembangunan (the promoting sector). Sementara menurut Morlok (1984) fungsi

Page 4: Latar Belakang MT Edit 1

trasportasi adalah untuk menggerakan atau memindahkan orang dan barang dari

satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sistem tertentu untuk tujuan

tertentu. Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan

akhir, oleh karena itu permintaan akan jasa transportasi dapat disebut sebagai

permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan

komoditi atau jasa lainnya. Sedangkan manfaat transportasi terbagi menjadi tiga

klasifikasi yaitu:

a) Manfaat Ekonomi

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan

menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang

menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak

geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.

b) Manfaat Sosial

Manfaat Sosial Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya

a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau

penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai, d) Memendekkan jarak,

e) Memencarkan penduduk.

c) Manfaat Politis

Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan Negara

dan mengatasi bencana.

2.1.1. Perencanaan Transportasi 

Secara umum dapat dikatakan bahwa peranan perencanaan transportasi

sebenarnya adalah untuk dapat memastikan bahwa kebutuhan akan pergerakan

dalam bentuk pergerakan manusia, barang, atau kendaraan dapat ditunjang oleh

sistem prasarana transportasi yang harus beroperasi dibawah kapasitasnya. Sistem

prasarana transportasi terbentuk dari:

a) Sistem prasarana penunjang (jaringan jalan raya atau jalan rel).

b) Sistem manajemen transportasi (undang-undang, peraturan dan kebijakan).

c) Beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya.

Page 5: Latar Belakang MT Edit 1

Sedangkan tujuan dari perencanaan transportasi adalah meramalkan dan

mengelola evolusi titik keseimbangan sejalan dengan waktu sehingga

kesejahteraan sosial dapat dimaksimumkan.

2.1.2. Klasifikasi Transportasi

Dari segi barang yang diangkut, transportasi dapat diklasifikasikan

menjadi:

a) Angkutan penumpang (Passanger), yaitu angkutan yang akan mengangkut

setiap penumpang dianta ra lokasi- lokasi pada rute dengan ongkos yang

sama tanpa diskriminasi (Morlok 1984)

b) Angkutan Barang (Goods), yaitu suatu angkutan yang mengangkut muatan

tunggal atau jamak dari asal ke tujuan, naik untuk penugasan menerus

ataupun untuk penuntasan bertahap.

c) Angkutan Pos (Mail), Angkutan muatan tidak langsung yang

bertanggungjawab atas transport muatan, menarik ongkosnya dan

sebagainya, tetapi pada kenyataannya tidak mengangkut sendiri muatan

tadi dari asal ke tujuannnya melainkan kereta api atau perusahaan

penerbangan yang mengangkut muatan tersebut.

Dari segi Geografis, Transportasi dapat diklasifikasikan:

a) Angkutan antar benua; misal Asia ke Amerika.

b) Angkutan Kotinental (antar negara), Misal dari Perancis ke Swiss

c) Angkutan antar daerah; misal dari Sulawesi ke Papua

d) Angkutan antar kota; misal Mandonga  ke Landono.

e) Angkutan dalam kota; misal angkutan kota, becak, bus kota.

Dari sudut teknis dan alat pengangkutnya, Transportasi dapat diklasifikasikan;

a) Pengangkutan jalan raya, contoh; Truk, Bus, Mobil, dll

b) Pengangkutan jalan rel, contoh; Kereta api.

c) Pengangkutan melalui air, contoh; Kapal laut, Perahu.

d) Pengangkutan pipa, contoh; pipa minyak tanah, bensin, dan air minum.

e) Pengangkutan udara, contoh; Pesawat terbang, helicopter

Page 6: Latar Belakang MT Edit 1

2.1.3. Angutan Umum

Angkutan umum pada dasarnya merupakan sarana untuk memindahkan

orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya untuk membantu

orang atau kelompok orang dalam menjangkau tempat yang dikehendaki, atau

mengirim barang dan tempat asal ke tempat tujuan. Terdapat 2 (dua) sistem

pemakai angkutan umum berdasarkan peraturan Direktorat jenderal Perhubungan

Darat tahun 1994, yaitu sebagai berikut:

a. Sistem sewa, yaitu kendaraan yang bisa dioperasikan baik oleh operator

maupun oleh penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute dan jadwal tertentu yang

harus diikuti oleh pemakai. Sistem inisering disebut sebagal demand

responsive system, karena penggunaannya yang tergantung pada adanya

permintaan. Contoh jenis ini adalah angkutan jenis taksi.

b. Sistem penggunaan bersama, yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator

dengan rute dan jadwal yang tetap. Sistem ini dikenal dengan transit system.

Terdapat dua jenis transit, yaitu sebagai berikut:

1. Para transit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan dapat

berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sepanjang rutenya.

Contohnya adalah angkutan kota atau angkutan pedesaan.

2. Mass transit, yaitu jadwal dan tempat hentinya Iebih pasti dan teratur.

Contohnya adalah kereta api.

Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal- hal berikut (Nasution,

2004);

a) Kebutuhan manusia untuk berpergian dari lokasi lain dengan tujuan

mengambil bagian di dalam suatu kegiatan, misalnya bekerja, berbelanja,

kesekolah, dan lain- lain.

b) Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi di lokasi

lain.

2.2. Angkutan Kota di Kota Malang

Kota Malang sebagai salah satu kota besar kedua di Jawa Timur memiliki

tingkat pertumbuhan penduduk 3,9% per tahun. Berdasarkan basis data

kependudukan bahwa jumlah penduduk kota malang 2014 yang terdaftar pada

Page 7: Latar Belakang MT Edit 1

Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKota Malang sebanyak 865.011 jiwa

yang tersebar di 5 Kecamatan, 57 Kelurahan, 544 RW dan 4.098 RT.. Jumlah

tersebut masih dapat bertambah pesat bila kita tinjau bahwa kota Malang sendiri

adalah kota pelajar sekaligus kota yang memiliki berbagai industri yang

menyebabkan banyak pendatang yang kemudian bertempat di kota Malang. Hal

ini menyebabkan tingginya mobilitas masyarakat dalam berbagai kegiatan yang

berdampak pada kebutuhan transportasi umum (khususnya angkot) dalam

berbagai aktivitas sehari-hari. Sejalan dengan peningkatan pendapatan

masyarakat, banyak orang yang mampu membeli kendaraan pribadi. Banyak

alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah privasi dan

kenyamanan, dalam hal ini lebih di tekankan pada kenyamanan, karena menurut

sebagian besar masyarakat kendaraan umum yang di sediakan pemerintah jauh

dari katanyaman. Namun, kepemilikan kendaraan pribadi terlalu banyak juga

menimbulkan banyak masalah.

Banyaknya kendaraan pribadi berarti kemacetan yang semakin banyak di

jalan. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding

dengan peningkatan kapasitas jalan. Semakin banyak masyarakat yang

menggunakan kendaraan umum, semakin efektif pula penggunaan jalan raya.

Untuk mengatasi kemacetan biasanya pemerintah menawarkan solusi untuk

mengunakan transportasi umum, untuk kota Malang sendiri, ketika kita berbicara

tentang transportasi umum maka yang terbanyangkan oleh kita adalah sosok

mikrolet berwarna biru, atau umumnya dikenal dengan sebutan angkot. Angkot-

angkot ini sudah diatur sedemikian rupa untuk mengantar penumpang keberbagai

tujuan dikota Malang. Angkot-angkot berwarna biru adalah angkot khusus untuk

rute dalam kota. Di kota Malang terdapat 25 jenis angkutan kota (angkot) dan

total semua angkutan pada tahun 2015 berjumlah 2.216 kendaraan. Angkot

tersebut melayani 25 rute yang berbeda. Berikut adalah daftar angkot dan rute

yang di lewati.

No Jalur Jumlah Keluar Masuk

Page 8: Latar Belakang MT Edit 1

1. ADL 124 Terminal Arjosari - Jl.

Simpang R. Panji Suroso - Jl.

Raden Intan - Jl. Jend. A.

Yani - Jl. Letjen S. Parman –

Jl. Letjen Sutoyo – Jl. W. R.

Supratman – Jl. Panglima

Sudirman – Jl. Patimura – Jl.

Trunojoyo- Jl. Kertanegara –

Jl. Kahuripan – Jl Semeru –

Jl. Ijen – Jl. Bandung – Jl.

Terusan Bogor – Jl. Mayjen

Panjahitan – Jl. Mayjen

Haryono – Jl. Tlogomas –

Terminal Landung Sari

Terminal Landung Sari – Jl.

Tlogomas – Jl. Mayjen Haryono

– Jl. Mayjen Panjahitan – Jl.

Semeru – Jl. Kahuripan – Jl.

Tugu – Jl. Kertanegara – Jl.

Trunujoyo – cokro Aminoto – Jl.

Dr. Cipto – Jl. Panglima

Sudirman – Jl. W. R. Supratman

– Jl. Letjen Sutoyo – Jl. Letjen

S. Parman – Jl. Jend A Yani – Jl.

Raden Intan – terminal Arjosari

2. AL 105 Terminal Arjosari – Jl. R.

Panji Suroso – Jl. Laksda

Adi Sucipto – Jl. Tenaga – Jl.

Karya Timur – Jl. Mahakam

– Jl. W. R. Supratman – Jl.

Panglima Sudirman – Jl.

Patimura – Jl. Trunojoyo –

Jl. Kertanegara – Jl. Tugu –

Jl. Kahuripan – Jl. Semeru –

Jl. Ijen – Jl. Retawu – Jl.

Bondowoso – Jl. Jombang –

Jl. Suroboyo – Jl. Jakarta –

Jl. Bogor – Jl. Veteran – Jl.

Sumbersari – Terminal

Landung Sari

Terminal Landung Sari –Jl.

Tlogomas – Jl. Mayjen Haryono

Jl. Gajayana – Jl. Veteran – Jl.

Bandung – Jl. Ijen – Jl. Semeru

– Jl. Kahuripan – Jl. Tugu – Jl.

Kertanegara – Jl. Trunojoyo – Jl.

Patimura – Jl. Panglima

Sudirman – Jl. WR. Supratman –

Jl. Mahakam – Jl. Karya Timur –

Jl. Tenaga – Jl. Laksamana Adi

Sucipto – Jl. R. Panji Suroso –

Terminal Arjosari

Page 9: Latar Belakang MT Edit 1

3. LDG 170 Terminal Landung Sari – Jl.

Mayjen MT. Haryono – Jl.

Mayjen Panjahitan – Jl.

Brigjen S. Riyadi – Jl. Jend

Basuki Rahmat – Jl. Merdeka

Barat – Jl. Kauman – Jl.

Syarif al Qodri – Jl. Ade

Irma Suryani – Jl. Pasar

Besar – Jl. Sersan Harun – Jl.

Prof. Moh. Yamin – Jl.

Sartono SH – Jl. Kol.

Sugiono – Terminal Gadang

Terminal Gadang – Jl. Kol.

Sugiono – Jl. Sartono SH – Jl.

Irian Jaya – Jl. Tanimbar – Jl.

Sulawesi – Jl. Yulius Usman –

Jl. Syarif Al Qodri – Jl. Ade

Irma Suryani – Jl. Hasyim

Ashari – Jl. Kawi – Jl. Bromo –

Jl. Buring – Jl. Ijen – Jl.

Bandung – Jl. Veteran – Jl.

Terusan Bogor – Jl. Mayjen

Panjahitan – Jl. Mayjen haryono

– Terminal Landung Sari

4. AG 300 Terminal Arjosari – Jl.

Simpang R. Panji Suroso –

Jl. Raden Intan – Jl. Jend A.

Yani – Jl. Letjen S. Parma –

Jl. Letjen Sutuyo – Jl. Jagung

Suprapto – Jl. Basuki

Rahmat – Merdeka Utara –

Jl. Merdeka Timur – Jl.

Sukarjowiryor Panoto – Jl.

Pasar Besar – Jl. Sersan

Harun – Jl. Prof Moh yamin

– Jl. Sartono SH – Jl. Kol

Sugiono – Terminal Gadang

Terminal Gadang – Jl. Kol.

Sugiyono – Jl. Sartono SH – Jl.

Irian Jaya – Jl. Tanimbar – Jl.

Sulawesi – Jl. Yulius Usman –

Jl. Syarif Al Qodri – Jl. Kauman

– Jl. H. Ashari – Jl. A. R. Hakim

– Jl. Basuki Rahmat – Jl. Jagung

Suprapto – Jl. Letjen Sutoyo –

Jl. Letjen S. Supratman – Jl.

Jend A. Yani – Jl. Raden Intan –

Terminal arjosari

5. AT 44 Terminal Arjosari – Jl.Raden

Intan – JL.Jend.A Yani –

Jl.Letjen S Parman –

JL.Ciliwung-Jl.S

Priyosudarmo –Jl. R

Tumenggung Suryo-Jl.P

Terminal Perum Tidar – Jl. Es.

Berg – Jl. Puncak Mandala – Jl.

Raya Tidar – Jl. Lokon – Jl.

Bukit Barisan –Jl. Galunggung

Sangga Buwana – Jl.Gading- Jl.

Wilis – Jl. Pandan – Jl.

Page 10: Latar Belakang MT Edit 1

Sudirman- Jl. Patimura- Jl.

Belakang RSU – Jl.

Kahuripan – Jl. Semeru –

Jl.Arjuno – Jl. Kawi – Jl.

Panderman – Jl. Pandan – Jl.

Wilis – Jl. Gading –Jl.

Sangga Buana – Jl.

Galunggung – Jl. Bukit

Barisan – Jl. Lokon –Jl. Raya

Tidar –Jl. Puncak Mandala –

Terminal Perum Tidar

Panderman – Jl. Kawi – Jl.

Arjuno – Jl. Semeru – Jl.

Kahuripan – Jl. Belakang RSU –

Jl. Patimura – Jl. Panglima

Sudirman – Jl. R Tumenggung

Suryo – Jl. S Priyosudarmo – Jl.

Letjen S Parman – Jl. Jend A

Yani – Jl. Raden Intan –

Terminal Arjosari

6. GA 160 Terminal Gadang – Jl.

Satsuit Tubun – Jl. S

Supriyadi – Jl. Arif Margono

– Jl. Ade Irma Suryani –Jl.

KH Wahid Hasyim –Jl.

Kauman – Jl. Hasyim

Asyhari – Jl. AR Hakim - Jl.

Merdeka Utara – Jl. S

Wiryopranoto – Jl.

Mojopahit – Jl. Tugu – Jl.

Untung Suropati – Jl.

Pajajaran – Jl. Truno Joyo –

Jl. Cokroaminoto – Jl. Dr

Cipto – Jl. Pang Sudirman –

Jl. WR Supratman – Jl.

Letjend Sutoyo – Jl. Letjend

S. Parman – Jl. Jend Ayani –

Jl. R Intan – Terminal

Arjosari

Terminal Arjosari – Jl. Simpang

Panji Suroso – Jl. R Intan – Jl.

Jend A Yani – Jl. Letjend S

Parman – Jl. Letjend Sutoyo –

Jl.Indragiri – Jl. Mahakam – Jl.

WR Supratman – Jl. Pang

Sudirrman – Jl. Patimura – Jl.

Truno Joyo – Jl. Kertanegara –

Jl. Tugu – Jl. Mojopahit – JL. S

Wiryopranoto – Jl. Sultan

Syahrir – Jl. Halmahera – Jl.

Tanimbar – Jl Arif Margono –

Jl. S Supriyadi – Jl. Satsuit

Tubun –Terminal Gadang

7. TSG 27 Pasar Tawangmangu – Jl. Apk Gasek – Jl. Bend Sigura-

Page 11: Latar Belakang MT Edit 1

Gilimanuk – Tembalangan –

Jl. Sukarno Hatta – Jl. MT

Haryono Jl. Gajayana – Jl.

Bend Sigura – gura – Apk

Gasek

gura – Jl. Gajayana Jl. MT

Haryono – Jl. Sukarno Hatta –

Tembalangan Jl. Gilimanuk –

Pasar Tawangmangu

8. LG 118 Terminal Landungsari – Jl.

Tlogo Mas – Jl. Mayjend

Haryono Jl. Sumber Sari – Jl.

Bendungan Sutami – Jl.

Surabaya - Jl. Bondowoso –

Jl. Gading – Jl. Wilis – Jl.

Panderman – Jl. AR Hakim –

Jl. Merdeka Utara – Jl.

Merdeka Selatan – Jl.

Wiryopranoto – Jl. Sultan

Syahrir – Jl. Kyai Tamin – Jl.

Sartono SH – Jl. Peltu

Sujono – Jl. Susanto – Jl.

Niaga – Jl. Sonokeling – Jl.

Janti – Jl. S. Supriyadi – Jl.

Satsuit Tubun – Terminal

Gadang

Terminal Gadang – Jl. Satsuit

Tubun – Jl. S Supriyadi – Jl.

Janti – Jl. Sonokeling – Jl. Niaga

– Jl.Halmahera – Jl. Tanimbar –

Jl. Nusa Kambangan – Jl.

Terusan Halmahera – Jl. Kapten

Piere Tendean – Jl. Arif

Margono – Jl. KH Hasyim

Asyhari – Jl. Kawi – Jl. Gading

– Jl. Jombang – Jl. Surabaya –

Jl. Bendungan Sutami – Jl.

Wonogiri – Jl. Bend Sengguruh

– Bendungan Sigura-gura – Jl.

Sumbersari – Jl. Gajayana – Jl.

Mayjen Haryono – Terminal

Landungsari

9. MK 62 Term Madyopuro – Jl.

Kiageng Gribik – Jl. Muharto

– Jl. Z. Zakse – Jl. Pasar

Besar – Jl. Zaenal Arifin – Jl.

A Munandar – Jl. MGR

Sugriwiryopranoto – Jl.

Merdeka Timur – Jl.

Merdeka Selatan – Jl.

Kauman – Jl. KH Hasyim

APK Karang Besuki – Jl.

Klaseman – Jl. B Sutami - Jl.

Surabaya – Jl. Pahlawan Trib –

Jl. Guntur – Jl. BS. Riyadi – Jl.

Buring – Jl. Merapi – Jl. Bromo

– Jl. Semeru – Jl. Kahuripan – Jl.

Tugu – Jl. Mojopahit - Jl.

Basuki Rahmad – Jl. Merdeka

Utara – Jl. Merdeka Timur – Jl.

Page 12: Latar Belakang MT Edit 1

Asyhari – Jl. Kawi – Jl. Ijen

– Jl. Pahlawan Trib – Jl.

Surabaya – Jl. B. Sutami – Jl.

Kleseman – APK Karang

Besuki

MGR Sugriwiryopranoto – Jl. S.

Sah rir – Jl. Kyai Tamin – Jl.

Kopral Ustman – Jl. Pasar Besar

- Jl. Gatot Subroto - Jl. Ir. H.

Juanda – Jl. Muharto – Jl. Ki

Ageng Gribik – Term

Madyopuro

10 MM 68 Term Mulyorejo – Jl. Raya

Bandulan – Jl. Jupri – Jl.

Raya Langsep – Jl. Raya

Dieng – Jl. Kawi Atas – Jl.

Kawi – Jl. A.R. Hakim – Jl.

Merdeka Utara – Jl. MGR.

Sugriwiryopranoto – Jl.

Mojopahit – Jl. Tugu – Jl.

Kertanegara – Jl. Trunojoyo

– Jl. Pattimura – Jl. Urip

Sumoharjo – Jl. M. Wiyono

– Jl. Ranu Grati – Jl. Danau

Toba – Jl. Ki Ageng Gribig –

Term Madyopuro

Term Madyopuro – Jl. Ki

Ageng Gribik – Jl. Danau Toba

– Jl. Ranu Grati – Jl. M. Wiyono

– Jl. Urip Sumoharjo – Jl.

Pattimura – Jl. Trunojoyo – Jl.

Kertanegara – Jl. Tugu – Jl.

Mojopahit – Jl. Basuki Rahmad

– Jl. Merdeka Barat – Jl.

Kauman – Jl. KH Hasyim

Asyhari – Jl. Kawi – Jl. Kawi

Atas – Jl. Raya Dieng – Jl. Raya

Langsep – Jl. Jupri – Jl. Raya

Bandulan – Term Mulyorejo

11 AJG 78 Term Arjosari – Jl. RP.

Suroso – Jl. Adi Sucipto – Jl.

A. Yani – Jl. S. Parman – Jl.

Letjen Sutoyo – Jl. Indragiri

– Jl. RT. Suryo – Jl. Hamid

Rusdi – Jl. Kesatrian – Jl.

Terusan Pahlawan – Jl. Urip

Sumoharjo – Jl. Pattimura –

Jl. Trunojoyo – Jl. Jembatan

Pahlawan – Jl. Ir Juanda – Jl.

Term Gadang – Jl. Satsuit Tubun

– Jl. S. Supriayadi – Jl. Janti – Jl.

Sonokeling – Jl. Niaga – Jl.

Susanto – Jl. P. Sujono – Jl.

Sartono SH – Jl. RE Martadinata

– Jl. Kyai Tamin – Jl. Kopral

Usman – Jl. Pasar Besar – Jl. .

Arifin – Jl. Aris Munandar – Jl.

Jembatan Pahlawan – Jl.

Trunojoyo -= Jl. Cokro Aminoto

Page 13: Latar Belakang MT Edit 1

Zakse – Jl. RE. Martadinata

– Jl. Kyai Tamin – Jl. Prof

M. Yamin – JL. P. Sujono –

Jl. Susanto – Jl. Niaga – Jl.

Sonokeling – Jl. Janti – Jl. S.

Supriyadi – Jl. Satsuit Tubun

– Term Gadang

– Jl. Dr. Cipto – Jl. P. Sudirman

– Jl. RT. Suryo – JL. Barito – Jl.

Mahakam – Jl. Karya Timur – Jl.

Ciliwung – Jl. Letjend S.

Parman – Jl. A. Yani – Jl. R.

Intan – Term Arjosari

12 ABG 85 Term Arjosari – Jl. Simp. RP

Suroso – Jl. R. Intan – Jl. A.

Yani – Jl. Borobudur – Jl.

Sukarno Hatta – Jl. Cengkeh

– Jl. Kalpataru – Jl. Melati –

Jl. Mawar – Jl. Saranagan –

Jl. Tawangmangu – Jl.

Kaliurang – Jl. WR.

Supratman – Jl. P. Sudirman

– Jl. Pattimuara – JL.

Trunojoyo – Jl. Jembatan

Pahlawan – Jl. Gatot Subroto

– Jl. L. Martadinata – Jl. Kol

Sugiyono – Term Gadang

Term Gadang – Jl. Kol Sugiyono

– Jl. L. Martadianta – Jl. Gatot

Subroto – Jl. Jembatan Pahlawan

– Jl. Trunojoyo – Jl. Cokro

Aminoto – Jl. Dr. Cipto – Jl. P.

Sudirman – Jl. WR. Supratman –

Jl. Kaliaurang – Jl.

Tawangmangu – Jl. Sarangan –

Jl. Mawar – Jl. Bungur – Jl./

Kalpataru – Jl. Cengkeh – Jl.

Sukarno Hatta – Jl. Borobudur –

Jl. A. yani – Jl. R. Intan – Term

Arjosari

13 AMG 217 Term Arjosari – Jl. Simp SP.

Suroso – Jl. S. Priyo

Sudarmo – Jl. RT Suryo – Jl.

Hamid Rusdi – Jl. Kesatriaan

Terusan – Jl. Urip Sumoharjo

– Jl. P. Sudirman – Jl. Ir

Juanda – Jl. Kebalon – Jl.

Kol Sugiyono – Term

Gadang

Term Gadang – Jl. Kol.

Sugiyono – Jl. L. Martadinata –

Jl. Kyai Tamin – Jl. Kopraql

Usman – Jl. Pasar Besar – Jl.

Gatot Subroto – Jl. Jembatan

Pahlawan – Jl. Trunojoyo – Jl.

Cokroaminoto – Jl. Dr. Cipto –

Jl. P. Sudirman – Jl. RT. Suryo –

Jl. S. Priyo – Jl. Sudarmo – Jl.

LA. Sucipto – Jl. R. Intan –

Page 14: Latar Belakang MT Edit 1

Term Arjosari

14 CKL 88 APK Cemoro Kandang – Jl.

Raya Cemoro Kandang – Jl.

Raya Madyopuro – Jl.

Sekarpuro – Jl. Komplek

UNIDA – JL. D. Sentani – Jl.

D. Tigi – Jl. D. Kerinci – Jl.

D. Tondano – Jl. Limboto –

Jl. Raya Sawojajar – Jl. Ranu

Grati – Jl. M. Wiyono – Jl.

Kesatrian – Jl. Hamid Rusdi

– Jl. RT. Suryo – Jl. S. Priyo

Sudarmo – Jl. Ciliwung – Jl.

L. Sutoyo – Jl. Kedawung –

Jl. Kalpataru – Jl. Cengkeh –

Jl. Sukarno Hatta – Jl. Simp

Panggung – Jl. Vinolia – Jl.

Keramik – Jl. MT. Haryono -

Jl. Tlogomas – Term

Landungsari

Term Landungsari – Jl. Raya

Tlogomas – Jl. M. Haryono – Jl.

Keramik – Jl. Vinolia – Jl. Simp

Panggung – Jl. Panggung – Jl.;

Sukarno Hatta – Jl. Cengkeh –

Jl. Kalpataru – Jl. Kedawung –

Jl. Sutoyo – Jl. Hamid Rusdi –

Jl. Kesatrian – Jl. M. Wiyono –

Jl. Ranu Grati – Jl. Raya

Sawojajar – Jl. D. Limboto Barat

Ters – Jl. D. Tandono - Jl.

D.Paniai – Jl. Komp UNIDA –

Jl. Sekar Puro – Jl. Tigi – Jl.

D.Sentanu – Jl. Raya

Madyopuro – Jl. Cemoro

Kandang – APK Cemoro

Kandang

15 GML 41 Term Gadang – Jl. Satsuit

Tubun – Jl. S. Supriyadi – Jl.

Janti – Jl. Sono Keling – Jl.

Niaga – Jl. Susanto – Jl.

Halmahera – Jl. Tanimbar –

Jl. Sulawesi – Jl.

Nusakambangan – Jl. Arief

Margono – Jl. S. Supriyadi –

Jl. Rajawali – Term Mergan

Lori – Jl. Raya Langsep – Jl.

Galunggunbg – Jl. Bukit

Term Landungsari- Jl. Raya

Tlogomas – Jl. MT. Haryono –

Jl. MT.Haryono Gg XII – Jl.

Mertojoyo – Jl. Mertojoyo

Selatan – Jl. Belakang IAIN – Jl.

Ters Sigura-gura – Jl. Candi – Jl.

Simp Candi – Jl. Tidar – Jl.

Lokon – Jl. Bukit Barisan – Jl.

Raya Langsep – Jl. Mergan Lori

– Jl. Arief Margono – Jl. Yulius

Usman – Jl. Sulawesi – Jl.

Page 15: Latar Belakang MT Edit 1

Barisan – Jl. Tamboro – Jl.

Tidar – Jl. Simpang Candi -

Jl. Candi – Jl. Ters. Sigura-

gura – Jl. Belakang IAIN –

Jl. Mertoijoyo Selatan – Jl.

Mertojoyo – Jl. MT Haryono

Gg XII- Jl. Raya Tlogomas –

Term Landungsari

Halmahera – Jl. Susanto – Jl.

Niaga – Jl. Sono Keling – Jl.

Janti – Jl. S. Supriyadi – Jl. S.

Tubun – Term Gadang

16 GL 109 Term. Gadang –Jl. S Tubun –

Jl. S. Supriadi –Jl. Janti –

Sonokeling. –Jl. Niaga –Jl.

Susanto –Jl. Halmahera –Jl.

Sampo –Jl. Kalimantan –Jl.

Sulawesi –Jl. Yulius Usman

–Jl. Arief Margono –Jl. KH.

Hasyim Asyari –Jl. Kawi –Jl.

Ijen –Jl. Retawu –Jl. Gede –

Jl. Jakarta –Jl. Garut –Jl.

Bandung –Jl. Veteran –Jl.

Sumbersari –Jl. Gajayana –

Jl. MT> Hartono –Jl. Raya

Tlogomas –Term

Landungsari.

Term. Landungsari –Jl. Raya

Tlogomas –Jl. MT. Haryono –Jl.

Gajayana –Jl. Sumbersari – Jl.

Veteran – Jl. Bnadung – Jl. Ijen

– Jl. Semeru – Jl. Arjuno – Kawi

– Jl. AR Hakim – Jl. Merdeka

Utara – Jl. Merdeka Timur – Jl.

Kauman – Jl. KH. Hasyim

Asyari – Jl. Arief Margono – Jl.

Yulius Usman – Jl. Sulawesi Jl.

Nusakambangan – Jl. Halmahera

– Jl. Susanto – Jl. Niaga – Jl.

Sonokeling – Jl. Janti – Jl. S.

Supriyadi – Jl. S Tubun – Term

Gadang

17 PBB 61 APK Polowijen – Jl. Cakalan

– Jl. Ikan Tombro Timur – Jl.

Ikan Tombro – Jl. Ikana

Piranha Atas – Jl. Ters Ikan

Paus – Jl. Ikana Paus VI – Jl.

Ikan Paus – Jl. Simpang

Borobudur – Jl. A. Yani – Jl.

Laksda Adisucipto – Jl. Simp

APK Pasar Bunul – Jl.

Membrono – Jl. Wirinoi – Jl.

Simp LA. Sucipto – Jl. Laksda

Adi Sucipto – Jl. A. Yani – Jl.

Borobudur – Jl. Ikan Paus – Jl.

Ikan Paus VII – Jl. Ters Ikan

Paus – Jl. Ikan Piranha Atas – Jl.

Ikan Tombro Timur – Jl.

Page 16: Latar Belakang MT Edit 1

LA Sucipto – Jl. Warinoi –

Jl. Membrono – Jl.

Sisingamanganraja – Jl. R.

Patah – Jl. APK Pasar Bunul

Cakalan – Jl. APK Polowijen

18 TAT 6 APK Tlogowaru – Jl. Raya

Tlogowaru – Jl. Istiqomah –

Jl. Raya Arjowilangun – Jl.

Babatan V – Jl. Wonorejo –

Jl. Jembatan lori – Jl. Kol

Sugiono – Jl. Satsui Tubun –

Jl. S. Supriyadi – Jl. APK

Tirtosari

APK Tirtosari – Jl. S. Supriayadi

– Jl. S. Tubun – JL. Kol

Sugiyono – Jl. Jembatan Lori –

Jl. Wonorejo – Jl. Babatan V –

Jl. Babatan – Jl. Raya

Arjowilangun – Jl. Istiqomah –

Jl. Raya Tlogowaru – APK

Tlogowaru

19 JPK 54 Perum Joyo Grand – Jl.

Tamansari – Jl. Joyosuryo –

Jl. Mertojoyo – Jl.

Tambaksari – Jl. Simp

GajaHyana – Jl. Gajahyana –

Jl. MT. Haryono – Jl.

Sukarno Hatta – Jl. Pisang

Kipas – Jl. Vinolia – Jl.

Tunggul Wulung – Jl.

Arkodion – Jl. Biola – Jl.

Ikan Gurami – Jl. Ikan

Kakap – Jl. Piranha Atas – Jl.

Piranha – Jl. A. Yani – Jl.

Cerme – Jl. Balearjosari – Jl.

Karang Asem – Jl. APK

Karanglo Indah

APK Karanglo Indah – Jl.

Karang Asem – Jl. Cerme – Jl.

A. Yani – Jl. Ikan Piranha – Jl.

Piranha Atas – Jl. Ikan Kakap –

Jl. Ikan Gurami – Jl. Biola – Jl.

Arkodion – Jl. Tunggul Wulung

– Jl. Bunga Vinolia – Jl. Pisang

Kipas – Jl. Sukarno Hatta – Jl.

MT.Haryono – Jl. Gajahyana –

Jl. Simp Gajahyana – Jl.

Tambaksari – Jl. Mertojoyo – Jl.

Joyo Suryo – Jl. Tamansari –

APK Joyo Grand

20 JDM 49 APK Perum Joyo Grand – Jl. APK Mergan – Jl. Raya Langsep

Page 17: Latar Belakang MT Edit 1

Kanjuruan – Jl. Tlogosari –

Jl. Tlogo Indah – Jl. Raya

Tlogomas – Jl. MT. Haryono

– Jl. MT Haryono Gg X – Jl.

Joyoraharjo – Jl. Tambaksari

– Jl. Simp Gajayana – Jl.

Gajayana – Jl. Sumbersari –

Jl. Bendungan Sutami – Jl.

Galunggung – Jl. Raya

Langsep – APK Mergan

– Jl. Galunggung – Jl.

Bendungan Sutami – Jl.

Sumbersari – Jl. Gajayana – Jl.

Simp Gajahyana – Jl.

Tambaksari – Jl. Joyoraharjo –

Jl. MT. Haryono Gg X – Jl. MT

Haryono – Jl. Raya Tlogomas –

Jl. Tlogo Indah – Jl. Tlogosari –

Jl. Kanjuruan – APK Joyo Grand

21 MKS 11 Term Mulyorejo – Jl. Raya

Mulyorejo – Jl. Raya

Bakalan Krajan – Jl.

Kemantren Gg III – Jl.

Klayatan Gg III – Jl. S.

Supriyadi – Jl. APK Pasar

Sukun

APK Pasar Sukun – Jl. S.

Supriyadi – Jl. Klayatan Gg III –

Jl. KemaNtren Gg III – Jl. Raya

Bakalan Krajan – Jl. Mulyorejo

– Ter Mulyorejo

22 TST 83 Sub Term Tlogowaru – Jl.

Perum Puri Cempaka Putih –

Jl. Raya Arjowilangun – Jl.

Wonorejo – Jl. K. Parseh

Jaya – Jl. M. Sungkono – Jl.

Muharto – Jl. Puntodewa –

Jl. Kalimasada – Jl. M.

Wiyono – Jl. Kesatrian – Jl.

Untung Suropati – Jl. P.

Sudirman – Jl. WR.

Supratman – Jl. L. Sutoyo –

Jl.; Sarangan – Jl. Sarangan

Atas – Jl. Selorejo – Jl.

Selorejo Blok A – Jl.

APK Tasik Madu – Jl. Joyo

utomo –jl. KH.Yusuf Timur Jl.

Ikan Tombro Barat – Jl. Ikan

Tombro – Jl. Kakap – Jl. C. sari

- Jl. C. Mendut – Jl. Ters .C.

Mendut – Jl. Bukit Sari –Jl.

Cengger Ayam I – Jl. Cengger

Ayam – Jl. Melati – Jl. Setaman

– Jl. Mawar –Jl. Selorejo Blok B

– Jl. Selorejo Blok A Jl.

Sarangan Atas – Jl. Sarangan -

Jl. L. Sutoyo - Jl. WR.

Supratman - Jl. P. Sudirman

Utara . - Jl. P. Sudirman Utara -

Page 18: Latar Belakang MT Edit 1

Selorejo Blok B – Jl. Mawar

– Jl. Setaman – Jl. Melati –

Jl. Bungur – Jl. Cengger

Ayam – Jl. Cengger Ayam I

– Jl. Ters Kendalsari – Jl.

Bukirsari – Jl. Ters Candi

Mendut – Jl. C. Bima –JL. C.

Badut – Jl. C. Sari Utara – Jl.

Sudimoro – Jl. Ikan Kakap –

Jl. Ikan Tombro – Jl. Ikan

Tombro Barat – JL.

KH.Yuuf Timur – Jl. KH

Yusuf Barat - Jl. Ds Jeruk –

Jl. Joyo Utama – APK Tasik

Madu

Jl. Untung Suropati Utara – Jl.

Kesatrian – Jl. M. Wiyono – Jl.

Kalimasodo – Jl. Puntodewo –

Jl. Muharo – Jl. Jl. M.Sungkono

- Jl. K. Parseh Jaya – Jl.

Wonorejo – Jl. Arjowilangun –

Jl. Perum. Putri Cempaka Putih

– Sub . Term. Putri Cempaka

Putih – Sub . Term . Tlogo waru.

23 GM 53 Term. Gadang – Jl. Kol.

Sugiono . – Jl. Susanto – Jl.

Irian Jaya – Jl. Tanimbar. –

Jl. Sulaesi. – Jl. Yulius

Usman . – Jl. Syarief Al

Qodri – Jl. A. I Suryani – Jl.

B. Katamso – Jl. Ir Rais – Jl.

Jupri – Jl. Bandulan – Jl.

Raya Mulyrejo – Sub term

Mulyorejo.

Term. Mulyorejo. – Jl. Raya

Mulyorejo – Jl. Ds. Tebo Selatan

– Jl. Raya Mulyo rejo. – Jl. Raya

Bandulan . – Jl. Jupri. – Jl. IR.

Rais – Jl. B> Katamso. – Jl. A. I.

Suryani. – Jl.

Sukarjowiryopranoto – Jl. Kyai

Tamin – Jl. Prof. M. Yamin. – Jl.

Susanto. – Jl. Kol. Sugiono – Jl.

Term. Gadang.

24 ASD 46 Term. Arjosari –Jl. Simp.

PR. Suroso –JL. PR. Suroso

–Jl. Plaosan TMR –Jl. Tl.

Grajakan –Jl. Sucipto –Jl.

Simp. Batu Bara –Jl. Batu

Bara –Jl. LA. Sucipto –Jl.

APK Puncak Dieng –Jl. Ters

Dieng –Jl. Raya Langsep –Jl.

Mundu –Jl. Kawi Atas –Jl.

Taman Wilis –Jl. Klampok Kasri

–Jl. Bondowoso –Jl. Gresik –Jl.

Surabaya –Jl. Jakarta –Jl. Simp

Page 19: Latar Belakang MT Edit 1

Tembaga –Jl. Simp. Emas –

Jl. Emas –Jl. Sulfat –Jl. RT.

Suryo –Jl. Sanan –Jl. Barito

–Jl. Mahakam –Jl. Indragiri –

Jl. Letjend Sutoyo –Jl.

Sarangan –Jl. Mawar –Jl.

Bungur –Jl. Melati –Jl.

Kalpataru –Jl. Cengkeh –Jl.

Sukarno Hatta –Jl. M.

Panjaitan –Jl. Bandung –Jl.

Garut –Jl. Jakarta –Jl.

Surabaya –Jl. Gresik –Jl.

Bondowoso –Jl. Klampok

Kasri –Jl. Taman Wilis –Jl.

Kawi Atas –Jl. Mundu –Jl.

Raya Langsep –Jl. Ters

Dieng –AKP Puncak Dieng.

Bogor –Jl. Veteran –Jl. Bogor –

Jl. Jl. M Panjaitan –Jl. Sukarno

Hatta –Jl. Cengkeh –Jl.

Kalpataru –Jl. Melati –Jl. Mawar

–Jl. Sarangan –Jl. Letjend

Sutoyo –Jl. Indragiri –Jl. Sanan

–Jl. RT. Suryo –Jl. Sulfat –Jl.

Emas –Jl. Simp Emas –Jl.

Tembaga –Jl. Batu Bara –Jl.

Simp Batu Bara –Jl. LA. Sucipto

–Jl. TL Grajakan –Jl. Plaosan

Timur –Jl. RP Suroso –Jl. R.

Intan –Term arjosari

25 MT 17 Term. Mulyorejo –Jl. Sutan

Syahrir –Jl. Kyai Tamim - Jl.

Laks. Martadinata – Jl. Gatot

Subroto – Jl. Ir. H. Juanda –

Jl. Muharto – Jl. Ki. Ageng

Gribig - Jl. Mayjen

Sungkono – Jl. Wonokoyo –

Term. Tlogowaru

Term. Tlogowaru – Jl.

Wonokoyo – Jl. Mayjen

Sungkonno – Jl. Ki. Ageng

Gribig – Jl. Muharto – Jl. Ir. H.

Juanda – Jl. Kebalen Wetan – Jl.

Laks. Martadinata – Jl. Kyai

Tamim – Jl. K. T. Tendean – Jl.

Syarif Al Qodri – Jl. A.I.

Suryani – Jl. Sutan syahrir –

Terminal Mulyorejo

sumber: pemkot-malang.go.id

Contoh peta rute angkutan kota di Kota Malang

Jalur Gambar

Page 20: Latar Belakang MT Edit 1

ADL

AL

Landungsari

Terminal Arjosari

Page 21: Latar Belakang MT Edit 1

LDG

AG

Landungsari

Terminal Gadang

Terminal Gadang

Terminal Arjosari

Page 22: Latar Belakang MT Edit 1

AT

GA

Terminal Arjosari

Terminal Arjosari

Tidar

Terminal Gadang

Page 23: Latar Belakang MT Edit 1

TSG

LG

Tawangwangu

Terminal Gadang

Gasek

Landungsari

Page 24: Latar Belakang MT Edit 1

MK

MM

Madyopuro

Madyopuro

Karang Besuku

Mulyorejo

Page 25: Latar Belakang MT Edit 1

AJG

ABG

Terminal Arjosari

Terminal Arjosari

Terminal Gadang

Terminal Gadang

Page 26: Latar Belakang MT Edit 1

AMG

CKL

Terminal Arjosari

Cemoro Kandang

Terminal Gadang

Landungsari

Page 27: Latar Belakang MT Edit 1

GML

GL

2.2.1. Permasalahan Angkutan Kota (angkot)

Terdapat banyak permasalan yang bisa dijumpai dalam angkot di kota

Malang, diantaranya adalah efisien waktu dan kenyamanan. Selain itu jumlah

Landungsari

Terminal Gadang

Terminal Gadang

Landungsari

Page 28: Latar Belakang MT Edit 1

sopir angkot tidak terdaftar secara pasti sehingga sulit dalam mengkoordinasi

angkot di lapangan. Sulitnya mengetahui jumlah pengemudi angkutan umum yang

memang benar-benar pekerjaan menjadi pengemudi angkutan umum di Kota

Malang dikarenakan setiap angkutan terdapat sopir cabutan. Maksud dari sopir

cabutan ini adalah sopir yang tidak resmi. Bahkan setiap angkutan yang memiliki

sopir cabutan ini kadang terdapat 3 - 4 orang sopir cabutan. Peneliti juga tidak

dapat melihat mana pengemudi yang asli dan mana sopir cabutan. Jumlah

angkutan yang ada dan terdaftar di Dinas Perhubungan Kota Malang sejumlah

2.216. Jumlah pengemudi yang ada dilapangan bisa menjadi sekitar 6000

pengemudi angkutan itu sudah termasuk sopir cabutan.

Meskipun pemerintah sudah mengatur sedemikian rupa rute angkutan

kota, tapi masyarakat juga mempertimbangkan tingkat efisian waktu, dikarenakan

rute angkot yang dibuat untuk menjangkau semua tempat di kota Malang.

Permasalahan angkutan umum yag sering kita temui antara lain :

1. Sering melanggar lalu lintas

Sebenarnya pelanggar lalu lintas tidak hanya angkutan kota, melainkan hampir

semua pengguna jalan juga dapat dikatakan memiliki “peluang” untuk

melanggar. Pelanggaran-pelanggan yang sering dilakukan oleh angkutan

umum seperti menerobos rambu lalu lintas dan melewati marka jalan. Namun

terkadang pelanggaran ini tidak mendapatkan peringatan dari pihak kepolisian

yang menyaksikan pelanggaran tersebut.

2. Berhenti mendadak

Kebiasaan supir angkutan kota selanjutnya adalah berhenti mendadak. Hal ini

kerap kali menyebabkan kecelakaan ringan, atau kecelakaan beruntun apabila

berada pada jam-jam sibuk. Kebiasaan berhenti secara mendadak terjadi

karena penumpang yang berada pada angkutan kota tersebut memutuskan

untuk turun secara mendadak atau memberhentikan mereka. Selain untuk

menurunkan penumpang kebiasaan berhenti mendadak ini dilakukan untuk

menaikkan penumpang.

3. Memotong jalan tanpa memberi sein

Memotong jalan tanpa memberi sein tidak hanya dilakukan oleh supir angkot

saja. Kebiasaan ini berdampak kurang baik bila dilakukan terlalu sering karena

Page 29: Latar Belakang MT Edit 1

bisa membahayakan pengendara lain. Selain karena ketelederon pengemudi,

sein yang menyala dengan arah yang salah bisa juga dikarenakan kerusakan

pada kelistrikan kendaraan angkot tersebut.

4. Menggunakan handphone saat mengemudi

Menggunakan handphone saat mengemudi dapat menyebabkan konsentrasi

mengemudi terpecah sehingga dinilai dapat membahayakan diri pengemudi

dan pengguna kendaraan.

5. Kapasitas angkutan

Hal yang paling sederhana yang sering manjadi masalah adalah kapasitas

angkutan, karena hal itu sangat menggangu kenyamanan dan keamanan

penumpang, contoh yang paling sering terjadi adalah, angkot yang kapasitas

maksimal 12 (duabelas) orang terkadang di isi 14-15 orang. Hal yang paling

parah adalah satu orang penumpang harus duduk di pintu dengan sebagian

tubuhnya di luar kendaraan, dan penumapang di dalamnya saling berdesak-

desakan antara laki-laki dengan perempuan.

6. Melewati trotoar

Terkadang ada sopir yang hanya alasan mengejar setoran harus

mempertaruhkan keselamatan penumpang, dan para pengguna jalan yang

lainya, dalam keadan macet pun biasanya beberapa sopir angkut melakukan

tindakan tanpa peduli dengan para penumpang, tak jarang para sopir angkot

yang menaikan angkotnya keatas trotoar jalan hanya untuk biasa berjalan lebih

dulu dari kendaraan lain.

7. Tidak mengembalikan uang kembalian

Salah satu hal yang sekarang menjadi lumrah adalah tarif angkot yang tidak

jelas. Tidak ada stiker paguyuban yang menunjukkan tarif angkot sekali jalan.

Sebagian besar dari supir angkot tidak memberikan uang kembalian kepada

penumpang. Memang tindakan ini tidak sering terjadi, tapi bila sering

dilakukan maka sangat merugikan para penumpang.

8. Memotong trayek

Sering ditemukan kejadian dimana penumpang diturunkan di tepi jalan karena

hanya sedikit penumpang dalam sebuah armada. Kejadian ini yang paling

sering ditemui di lingkungan ketika. Setelah merunkan penumpang, maka

Page 30: Latar Belakang MT Edit 1

angkot tersebut akan berbalik jalur dan mencari penumpang lain. Dengan kata

lain menelantarkan penumpang sebelumnya.

9. Perawatan angkutan

Dapak dari ketidak layakan armada angkutan kota. tidak hanya dirasakan oleh

penumpang saja melainkan pengguna jalan lain. Untuk penumpang angkutan

kota, dampak yang dirasakan adalah pada bagian interior yang pada beberapa

angkutan kota terkesan asal-asalan, seakan-akan angkutan umum hanyalah

kendaraan yang bisa berjalan dan penumpang dapat duduk di dalamnya untuk

mencapai tujuan. Selain kondisi interior dari angkot yang kurang baik, angkot

di kota Malang juga memiliki keadaan mesin kurang terawatt. Sering kita

jumpai angkot yang mogok di tengah jalan sehingga membuat penumpang

harus beralih menggunakan angkot lain. Mesin kendaraan yang kurang terwat

juga menyebabkan kondisi mesin kurang baik dalam menghasilkan emisi gas

buang. Polusi udara merupakan dampak buruk emisi gas buang kendaraan

yang paling sering ditemui di jalanan.

10. Kesadaran penumpang

Ketidak nyamanan di dalam angkutan umum bukan hanya di buat oleh para

sopir angkutan tetapi juga oleh para penumpang lain yang sering tak peduli

dengan penumpang lain. Sering kita lihat para perokok yang tidak punya rasa

menghargai orang lain, dan terkadang tidak bisa di pungkiri pula sering terjadi

pelecehan di dalam angkutan umum .

Dari hal-hal di atas, masyarakat sering mempertimbangkan untuk mengunakan

angkutan kota atau menggunakan kendaraan pribadi, maka dari itu seharusnya

pemerintah juga memperhatikan hal- hal yang demikin, agar masyarakat mau

menggunakan angkutan kota.

2.3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum salah satunya dengan

cara merevitalisasi angkutan umum yang sudah tak layak pakai. Selain untuk

meningkatkan pelayanan, dengan merevitalisasi angkutan umum juga dapat

mencegah terjadinya prosentae kecelakaan. Definisi Konsep Kualitas pelayanan

adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para

Page 31: Latar Belakang MT Edit 1

pelanggan. Kualitas pelayanan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan

pelayanan kepada para pelanggan (Lupiyoadi, 2001). Sedangkan menurut Payne

(2000) kualitas pelayanan atau kaulitas jasa berkaitan dengan kemampuan suatu

organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Indikator-indikator

yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan yaitu menggunakan

SERVQUAL yang terdiri dari lima dimensi, yaitu:

(a) Kehandalan (Reliability) yaitu kemampuan provider angkutan umum

perkotaan di kota Malang untuk memberikan pelayanan secara akurat dan

terpercaya.

(b) Daya tanggap (Responsiveness), yaitu kemampuan provider angkutan

umum perkotaan di kota Malang untuk memberikan pelayanan yang cepat

(responsif) dan tepat. Daya tanggap berkaitan dengan ketersediaan

pelayanan angkutan dan kecepatan pelayanan.

(c) Kesopan-santunan, adalah kemampuan para kru angkutan umum

perkotaan khususnya angkot di kota Malang untuk menumbuhkan rasa

percaya. Rasa percaya ini dapat diperoleh jika sopir memperlakukan

penumpang dengan ramah dan sopan.

(d) Empati (Empathy), yaitu kemampuan provider angkutan umum perkotaan

khususnya angkot di kota Malang memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi kepada para penumpang dengan berupaya

memahaminya. Tindakan empati ini bisa tercermin dari perilaku sopir

dalam hal perlakuan yang sama antar penunpang

(e) Bukti Fisik (Tangibel), yaitu kemampuan provider angkutan umum

perkotaan khususnya angkot untuk menunjukkan eksistensinya kepada

pihak eksternal berupa sarana dan prasarana fisik. Contohnya berupa

Kebaruan armada, fasilitas tempat duduk, kebersihan dan kerapihan

Ada sejumlah teknik yang dapat dipakai untuk memperbaiki kualitas jasa.

Beberapa teknik ini telah dipakai dalam industri manufaktur, sementara yang lain

telah dikembangkan atau diperbaiki dalam konteks sektor jasa. Beberapa di

antaranya adalah (Payne, 2000):

(1) Benchmarking

Page 32: Latar Belakang MT Edit 1

Untuk mengevaluasi kualitas jasa, perlu kiranya mengembangkan kinerja

perusahaan relatif terhadap para pesaingnya. Benchmarking merupakan

pencarian cara terbaik untuk mencapai keunggulan kompetitif. Jasa dan

praktek perusahaan secara berkesinambungan dibandingkan dengan standar

pesaing terbaik dan pemimpin-pemimpin industri yang teridentifikasi dalam

sektor-sektor lain. Dengan mengamati dan mengukur yang terbaik di dalam

dan di luar industri, ada kemungkinan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

(2) Analisis Blueprinting/Proses Jasa

merupakan konsep yang merincikan sistem dan struktur dasar organisasi untuk

mengembangkan pemahaman yang lebih luas mengenai proses jasa.

Pendekatan ini memerlukan identifikasi semua titik kontak antara pelanggan

dan penyedia jasa. Rincian yang mungkin dalam service encounter selanjutnya

dapat diidentifikasi. Ini kemudian dapat ditindaklanjuti dan diperbaiki, dengan

demikian memperbaiki kualitas jasa.

Sedangkan menurut Garperz (1997) dimensi yang perlu diperhatikan dalam

perbaikan kualitas jasa adalah:

1. Ketepatan waktu pelayanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di sini berkaitan

dengan waktu tunggu dan waktu proses.

2. Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas

kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi

mereka petugas keamanan, pengemudi, staf administrasi, kasir, petugas

penerima tamu, dan lain-lain. Citra pelayanan dari industri jasa sangat

ditentukan oleh orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan

dalam melayani langsung pelanggan eksternal.

4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan

keluhan dari pelanggan eksternal.

5. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana

pendukung, serta pelayanan komplementer lainnya.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya outlet,

banyaknya petugas yang melayani seperti kasir, staf administrasi da lain-lain,

Page 33: Latar Belakang MT Edit 1

banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses data dan

lain-lain.

7. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-

pola baru dalam pelayanan, features dari pelayanan, dan lain-lain.

8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan

khusus dan lain-lain.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan

tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir kendaraan,

ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk, dan bentuk-bentuk lain.

Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti lingkungan, kebersihan ruang

tunggu, fasilitas musik, AC, dan lain-lain.

2.4.1 Peran Dinas Terkait

Dishub Kota Malang mempunyai peranan penting sebagai dinas yang

menangani bidang transportasi secara umum. Sehubungan dengan usaha-usaha

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satu upaya yang

dilakukan oleh Dishub Kota Malang adalah dengan meningkatkan pelayanan

masyarakat di bidang jasa angkutan kota. Peranan Dishub Kota Malang dalam

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat memiliki tiga peran.

a) Dishub sebagai pembuat kebijakan (regulator)

Begitu besar pentingnya moda transportasi umum ini Dishub Kota Malang

sebagai sebagai salah satu dinas pemerintah yang bertugas untuk

mengatur lalu lintas dan angkutan jalan diberikan kewenangan untuk

membuat suatu aturan atau kebijakan yang nantinya dapat memberikan

kepuasan pelayanan kepada masyarakat. Aturan tersebut diantaranya

adalah (1) menetapkan jalur trayek angkutan kota di Kota Malang, (2)

penetapan tarif, (3) Penetapan waktu beroperasi angkutan kota yakni

dimulai, (4) Ketentuan pengujian kendaraan / uji KIR ( bahasa Belanda

KEUR ) secara berkala.

b) Dishub sebagai penyedia fasilitas (fasilitator)

Page 34: Latar Belakang MT Edit 1

dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan masyarakat bidang angkutan

kota di Kota Malang, Dishub Kota Malang memberikan fasilitas-fasilitas

penunjang pelayanan angkutan kota kepada semua lapisan masyaraka

tanpa membedakan status ataupun jenis kelamin, sehingga akan tercipta

pelayanan yang adil yang dirasakan oleh penerima pelayanan yaitu

masyarakat Kota Malang. Hal tersebut meliputi (1) Menyediakan unit-unit

angkutan kota, (2) Menyediakan sarana dan prasarana, yakni berupa

terminal dan sub-terminal serta halte.

c) Dishub sebagai pengawas (evaluator)

dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan masyarakat bidang angkutan

kota di Kota Malang Dishub Kota Malang sebagai Dinas yang

mengatur lalu lintas dan angkutan jalan harus dapat menjadi pengawas

agar tujuan dan sasaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan

rencana. Berikut merupakan wewenang Dishub Kota Malang sebagai

pengawas bidang angkutan, meliputi (1) pengawasan terhadap pelaksaan

izin usaha angkutan dan izin trayek (2) pengawasan terhadap kelayakan

kendaraan bermotor umum (3) pengawasan kesesuaian jalur angkutan kota

(4) pengawasan kesesuaian tarif (5) penyidikan terhadap kelebihan

muatan.

Salah satu instansi terkait yang bekerjasama dengan Dishub Kota Malang

adalah aparat Kepolisian Kota Malang. Seperti yang telah tertuang dalam UU

Nomor 22 Tahun 2009 pasal 259 bahwa penyidikan tindak pidana lalu lintas dan

angkutan jalan dilakukan oleh aparat-aparat Kepolisian Negara Republik

Indonesia. Sebab aparat kepolisian dapat menindak dengan tegas khususnya

pengemudi angkot yang tidak tertib serta tidak mengutamakan keselamatan para

penumpangnya. Seperti dalam sebuah razia yang diselenggarakan Dishub Kota

Malang yakni razia kelayakan kendaraan umum yang pernah dilaksanakan di

terminal Arjosari, Dishub Kota Malang meminta bantuan kerjasamanya dengan

aparat kepolisian Kota Malang. Maka dengan demikian diharapkan kerjasama

dengan aparat kepolisian ini mampu memudahkan Dishub Kota Malang dalam

memberikan pelayanan terbaiknya khususnya di bidang angkutan kota.

Kewenangan aparat kepolisian di bidang angkutan kota meliputi melakukan

Page 35: Latar Belakang MT Edit 1

penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan Bermotor, muatan, Surat

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor,

dan/atau tanda lulus uji sebagai barang bukti. Kewenangan dan peran aparat

kepolisian tersebut sangatlah membantu Dishub Kota Malang dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat Kota Malang secara maksimal, sebab jangka

wewenang Dishub Kota Malang hanya sebatas pembuat kebijakan, penyedia

fasilitas serta pengawas di bidang angkutan kota.

Dishub sebagai pihak yang berperan dalam 3 aspek penting yaitu sebagai

regulator, fasilitator dan evaluator angkutan umum dibantu elemen lain seperti

petugas kepolisian berkoordinasi dengan pemerintah kota (pemkot) sebagai

perencana dan pengelola wilayah guna menciptakan situasi angkutan yang aman

dan nyaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2.4.2 Peran Pemilik Angkot

Angkutan kota ( angkot ) yang beroperasi di kota Malang di miliki oleh

perorangan. Hal ini menyebabkan masing-masing angkutan memiliki perawatan

yang berbeda. Ada sebagian angkot yang memiliki kondisi yang baik dan layak

jalan, sedangkan sebagian lagi ada yang dalam kondisi kurang layak tapi tetap

dipaksakan untuk mengangkut penumpang. Kondisi angkot yang kurang

mendapat perhatian dari pemilik sangat merugikan bagi penumpang yang

menggunakan angkot sebagai alat transportasi. Persatuan Pemilik Angkutan Kota

Malang (Permitama) adalah organiosasi yang didirikan untuk mewadahi para

pemilik angkutan umum di kota Malang. Diharapkan organisasi ini mampu

meningkatkan kinerja angkutan kota, salah satu contohnya adalah koordinasi

dalam rangka menjembatani antara pemilik angkot dan pemerintah dalam

perbaikan chasis angkutan umum dimana pemkot sedang menunjuk bengkel resmi

untuk memperbaiki angkutan umum yang beroperasi di kota Malang. Selain

masalah perbaikan kendaraan, Permitama juga melakukan koordinasi mengenai

peraturan-peraturan mengenai angkutan umum yang diberlakukan. Salah satu

peraturan yang sekarang hangat diperbincangkan adalah tentang umur kendaraan

dimana pemkot berencana meremajakan angkot yang berusia diatas 17 tahun

Page 36: Latar Belakang MT Edit 1

sementara itu pemilik angkot masih bersikukuh bahwa usia angkot tidak

berpengaruh dalam rangka pengujian kendaraan. Peran Pemkot dan pemilik

angkot yang di jembatani oleh Permitama dalam rangka terwujudnya angkutan

yang aman dan nyaman ini perlu ditingkatkan, sehingga kondisi yang diharapkan

kedua belah pihak dapat terwujud.

2.4.3 Peran Sopir Angkutan

Sopir adalah orang yang menghubungkan penyedia angkutan dan

pengguna angkutan umum. Sopir angkutan sangat berpengaruh terhadap

permasalahan yang terjadi pada masalah angkutan, contohnya seperti macet dan

terjadinya kecelakaan.Pendapatan para supir angkutan masih sangat rendah, masih

di bwah UMK kota Malang menyebabkan banyak supir untuk melakukan kejar

setoran demi mendapat penghasilan yang bertambah, tapi di sisi lain dengan kejar

setoran tersebut membuat supir melupakan aspek kenyamanan dan keamanan

penumpang dan orang lain. Sopir sebagai pengendara bertanggung jawab atas

keselamatan penumpang selama perjalanan berlangsung. Perilaku sopir angkutan

umum dewasa ini sering dikenal ugal-ugalan, tidak patuh rambu lalu lintas dan

kurang memperhatikan kenyamanan penumpang. Buruknya pelayanan oleh sopir

angkutan ini tak lepas dari sistem setoran yang diterapkan oleh pemilik angkutan

umum. Selama sistem ini terus berjalan rasa sulit memperbaiki pelayanan yang

diberikan oleh sopir angkutan umum.

Usaha pemerintah dalam rangka menertibkan sopir yang kurang tertib

seperti melakukan razia dirasa kurang cukup menyelesaikan permasalahan ini.

Melakukan kebijakan seperti membuat angkot dibawah satu operator seperti

layaknya busway sehingga sopir di gaji dan tidak usah terpaku dengan setoran

kepada pemilik kendaraan merupakan salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan.

2.4.4 Peran Masyarakat

Perilaku angkutan umum yang sering melakukan pelanggaran lalu lintas,

memotong trayek ataupun pelanggaran lain terjadi selain akibat dari minimnya

kesadaran dari sopir terhadap keselamtan penumpang, juga akibat dari kontrol

sosial masyarakat sebagai pengguna yang terkesan pasrah dan cenderung tidak

Page 37: Latar Belakang MT Edit 1

peduli terhadap tindakan menyalahi aturan dari para sopir. Untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam hal lalu lintas jalan termasuk pemahaman tentang

angkutan umum sejak dini, salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dan

Dishub adalah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung. Untuk

sosialisasi di tingkat pelajar, Dishub biasanya menggelar semacam seminar.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

(a) Transportasi merupakan hal yang sangat penting bagi penduduk.

Transportasi dibutuhkan untuk menunjang mobilitas dari masyarakat

dalam berbagai kegitan.

(b) Di kota Malang terdapat 25 jenis angkutan kota (angkot) yang melayani 25

rute yang berbeda. Angutan kota (angkot) di kota Malang mempunyai

banyak permasalahan.

(c) Permasalahan angkutan umum yag sering kita temui antara lain : sering

melanggar lalu lintas, berhenti mendadak, memotong jalan tanpa memberi

sein, kapasitas angkutan, melewati trotoar, tidak mengembalikan uang

kembalian, memotong trayek, perawatan angkutan dan kesadaran

penumpang sendiri.

(d) Untuk meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum, diperlukan

peran dari dinas terkait sebagai regulator, fasilitator, evaluator untuk

meningkatkan pelayanan angkutan. Kemudian diperlukan peran dari

pemilk dan sopir angkutan untuk memperbaiki kualitas pelayanan dan

Page 38: Latar Belakang MT Edit 1

yang terakhir diperlukan peran dari masyarakat sebagai pengguna

angkutan untuk melakukan control pelayanan terhadap angkutan umum.

3.2. Saran

Masalah angkutan umum di kota Malang merupakan masalah klasik yang

melibatkan berbagai elemen masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

angkutan umum diperlukan kerjasama yang baik dari berbagai pihak mulai dari

pemerintah, dishub, pemilik angkot, sopir dan masyarakat agar tercipta kondisi

angkutan yang aman dan nyaman. Kondisi angkutan yang aman dan nyaman

dapat menjadi alternatif mengurai masalah kemacetan dengan mengurangi

penggunaan kendaraan pribadi. Selain dapat mengurai kemacetan, situasi lalu

lintas yang baik dapat menyokong perekonomian yang kondusif sehingga dapat

mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat secara luas.

Daftar Pustaka

Adrian, Payne. 2000.Service Marketing Pemasaran Jasa, Yogyakarta. Andi

AKP, Rhamadhany. “ Analisa Pendapatan Pengemudi Angkutan Umum Kota

Malang (Studi Kasus Trayek Ramai, Menengah dan Sepi)”, Jurnal Ilmiah

Garperz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas. Jakarta. Gramedia Pustaka Utomo

Kamaludin, Ruslan. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta. Ghalia.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta. Salemba Empat.

Morlok, Edward. K. 1984. Pengantar Teknik dan Perancangan Transportasi.

Jakarta. Erlangga.

Nasution, M.N. (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Jakarta. PT Ghalia Indonesia.

Putri, Esti Hartyani.”Evaluasi Kebijakan Peremajaan Angkutan Kota dalam

Upaya Peningkatan Publik”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, h

87-93.

Rahma, Novia. “Peranan Dinas Perhubungan Dalam Meningkatkan Pelayanan

Masyarakat Di Bidang Angkutan Kota”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,

No. 7, Hal. 1296-1304.

Page 39: Latar Belakang MT Edit 1

Sugianto, Arindra Hadi. “Evaluasi Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Dalam

bidang Angkutan Umum Perkotaan”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,

No. 1.