Latar Belakang agropolitan lamongan

3
1.1 Latar Belakang Salah satu yang menjadi core pembangunan perdesaan dan pertanian di Indonesia saat ini adalah konsep agropolitan. Sejak ditetapkannya 8 kawasan perintis agropolitan tahun 2002, konsep ini semakin di kenal oleh banyak daerah. Konsep ini semakin diperkuat dengan keluarnya Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (sebagai revisi Undang- Undang 24 Tahun 1992). Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi fisik wilayah seperti potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan. Setiap wilayah akan selalu berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Namun, potensi yang dimiliki dalam kurun waktu yang lama akan menimbulkan permasalahan. Masalah yang timbul antara lain kesenjangan perkembangan wilayah yang tinggi, tidak optimalnya distribusi investasi, maupun ketidakmerataan pembangunan infrastruktur wilayah. Untuk meminimalisir dampak-dampak tersebut diatas diperlukan sebuah penataan ruang yang integrtas, dan komperehensif. Sehingga dalam penataannya memperhatikan beragam aspek baik ekonomi, ekologis, sosial dan kebudayaan, politik hukum, pertahanan keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu kesatuan. Sehingga tujuan penataan ruang untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dapat terwujud Salah satu misi Kabupaten Lamongan adalah Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan investasi dan produtifitas sektor-sektor andalan daerah dengan visi “Mewujutkan Lamongan sebagai kabupaten yang adil, merata, sejahterah, dan berdaya saing”. Di Kabupaten Lamongan sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensial paling tinggi untuk pengembangan daerah.

description

Pengembangan kawasan agropolitan lebih ditekankan pada pada skala ekonomi dan struktur kawasannya dan tidak dibatasi oleh batas administrasi

Transcript of Latar Belakang agropolitan lamongan

1.1 Latar Belakang Salah satu yang menjadi core pembangunan perdesaan dan pertanian di Indonesia saat ini adalah konsep agropolitan. Sejak ditetapkannya 8 kawasan perintis agropolitan tahun 2002, konsep ini semakin di kenal oleh banyak daerah. Konsep ini semakin diperkuat dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (sebagai revisi Undang-Undang 24 Tahun 1992).Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi fisik wilayah seperti potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan.Setiap wilayah akan selalu berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Namun, potensi yang dimiliki dalam kurun waktu yang lama akan menimbulkan permasalahan. Masalah yang timbul antara lain kesenjangan perkembangan wilayah yang tinggi, tidak optimalnya distribusi investasi, maupun ketidakmerataan pembangunan infrastruktur wilayah.Untuk meminimalisir dampak-dampak tersebut diatas diperlukan sebuah penataan ruang yang integrtas, dan komperehensif. Sehingga dalam penataannya memperhatikan beragam aspek baik ekonomi, ekologis, sosial dan kebudayaan, politik hukum, pertahanan keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu kesatuan. Sehingga tujuan penataan ruang untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dapat terwujudSalah satu misi Kabupaten Lamongan adalah Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan investasi dan produtifitas sektor-sektor andalan daerah dengan visi Mewujutkan Lamongan sebagai kabupaten yang adil, merata, sejahterah, dan berdaya saing. Di Kabupaten Lamongan sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensial paling tinggi untuk pengembangan daerah. Sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lamongan, potensi pola ruang wilayah dalam kawasan budidaya pertanian memiliki potensi sawah yang cukup besar yakni seluas 79.320 ha yang tersebar di kawasan perkotaan maupun perdesaan.Kegiatan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lamongan diperlukan sebagai dasar perencanaan pembangunan pertanian, khususnya menyangkut keterpaduan kegiatan pembangunan infrastruktur yang mendukung terhadap peningkatan produksi pertanian agar memiliki daya saing dan bernilai jual tinggi.

1.2 Tujuan Tujuan dari penyusunan pengembangan kawasan agropolitan ini agar potensi kawasan agropolitan yang ada di Kabupaten Lamongan memiliki arahan yang jelas dalam pengembangannya serta diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Lamongan dalam pengembangan kawasan agropolitan.

1.3 Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan arahan pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Lamongan ini yaitu : 1. Teridentifikasi potensi dan permasalahan yang terdapat di kawasan agropolitan2. Teridentifikasi komoditas unggulan yang terdapat di masing- masing wilayah 3. Teridentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan agropolitan Kabupatan Lamongan. 4. Tersusunnya lokasi prioritas pengembangan pada tiap unit kawasan agropilitan.

1.4 Ruang lingkup wilayahPengembangan kawasan agropolitan lebih ditekankan pada pada skala ekonomi dan struktur kawasannya dan tidak dibatasi oleh batas administrasi. Potensi Agropolitan di Kabupaten Lamongan terdapat pada wilayah selatan yang harus dikembangkan.