latar belakang 1

download latar belakang 1

of 4

Transcript of latar belakang 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menstruasi/haid adalah keluarnya darah dari kemaluan. Menstruasi yang timbul pertama kali disebut menarch, kemudian setiap bulan secara periodik seorang wanita normal akan mengalami menstruasi secara siklik. Menstruasi merupakan peristiwa yang wajar dan alami, walaupun kenyataannya banyak wanita mengalami masalah menstruasi di antaranya yang sering terjadi adalah dismenorea atau nyeri haid (Moore, 2001). Dismenore adalah nyeri yang dirasakan ketika seorang wanita mengalami menstruasi sehingga memaksanya untuk beristirahat dan nyeri tersebut dapat berakibat pada

menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari (www.kabarindonesia.com). Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadian dismenorea di dunia cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 50% dari seluruh wanita di dunia menderita akibat dismenorea dalam sebuah siklus menstruasi (Llewellyn, 2005). Di Pensylvania dilaporkan 60% pelajar wanita menderita dismenorea yang hebat (Coco, 2005).

Selanjutnya, di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorea dan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing. Bahkan diperkirakan perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenorea. Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder (Qittun, 2008, http://qittun.blogspot.com). Sedangkan pada studi

epidemiologi yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan prevalensi dismenorea

Universitas Sumatera Utara

59,7%, yang dapat dikategorikan dismenorea berat sebanyak 12%, dismenorea sedang sebanyak 37% dan dismenorea ringan 49%. Studi ini juga melaporkan bahwa

dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (French, 2005). Lebih lanjut dalam sebuah studi longitudinal yang dilakukan di Swedia melaporkan dismenorea terjadi pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun (French, 2005). Menurut survei yang dilakukan Ayurai (2006) di SMA Negeri 3 Sidoarjo, didapatkan bahwa sebesar 90% siswi mengalami dismenorea dan sebanyak 70% siswi mengalami kecemasan. Hal ini disebabkan oleh salah satu faktornya yaitu kurangnya pengetahuan remaja tersebut tentang dismenorea ( http://ayurai.wordpress.com). Kemudian, sebuah penelitian di Jakarta tahun 2004 menemukan bahwa 83,5% mahasiswi mengalami dismenorea. Pada penelitian yang sama di Palembang tahun 2007 didapatkan angka kejadian dismenorea pada siswa putri SMP Negeri 3 Palembang adalah 58,2% dan SMP Negeri 28 Palembang adalah 66,3% (www.blogspot.com). Masa dahulu, wanita yang menderita dismenorea hanya bisa menyembunyikan rasa sakit tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya. Keadaan ini juga diperburuk oleh orang disekitar mereka yang menganggap bahwa dismenorea adalah rasa sakit yang wajar yang terlalu dibesar-besarkan oleh wanita yang mencari perhatian. Sekarang baru diketahui bahwa dismenorea adalah kondisi medis yang nyata yang diderita wanita. Kebanyakan dari mereka yang mengeluh sakit tidak memerlukan pengobatan, tetapi lebih membutuhkan pengertian dan penerangan (Llewellyn, 2005). Dismenore dapat melemahkan sehingga seseorang menjadi lemas, tidak bertenaga sehingga berdampak negatif pada kegiatannya sehari-hari dan secara psikologi akan sangat mengganggu, bahkan menjadi salah satu alasan tersering wanita tidak

Universitas Sumatera Utara

masuk kerja atau sekolah. Dismenorea cenderung terjadi lebih sering dan lebih hebat, pada gadis remaja yang mengalami kegelisahan, ketegangan dan kecemasan. Jika tidak diatasi, nyeri menstruasi ini sering kali akan mengganggu aktifitas dari remaja tersebut (Qittun, 2008, http://qittun.blogspot.com). Hasil data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian dismenorea cukup tinggi terutama pada kalangan remaja, pengetahuan tentang dismenore pada remaja dianggap penting sehingga mereka mengetahui dan dapat menghadapi dismenore

sehingga dapat mencari jalan keluara yang terbaik dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Demikian juga halnya yang terjadi di SMU Negeri 16 Medan, sesuai dengan wawancara yang penulis lakukan pada beberapa siswa dan pegawai/guru, bahwa sebagian besar siswa mengalami dismenorea, sehingga banyak siswa yang tidak hadir atau permisi pulang karena nyeri haid tersebut.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang uraian sebelumnya dapat dirumuskan masalah penelitan, yaitu Bagaimana hubungan pengetahuan terhadap sikap remaja puteri tentang dismenorea di SMU Negeri 16 Medan?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap remaja puteri tentang dismenorea SMU Negeri 16 Medan.

Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja puteri tentang dismenorea b. Mmengetahui sikap remaja puteri tentang dismenorea c. Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap sikap remaja puteri

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi remaja untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang dismenorea. 2. Bagi Tempat Peneliti Dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan masukan bagi sekolah tersebut untuk memberikan informasi seputar kesehatan reproduksi remaja. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan terhadap sikap remaja puteri tentang dismenorea di SMU Negeri 16 Medan. 4. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara