A.PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Transcript of A.PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
1
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dilihat dari kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini
sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari
besarnya antusias masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan jasa keuangan yang
kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta
menjamurnya pendirian-pendirian perusahaan yang bergerak di bidang jasa
keuangan. Hal ini tentunya dapat memberikan imbas yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
Di Indonesia sudah banyak bursa jual beli asset crypto. Dalam karya tulis
ini mengapa membahas mengenai tokocrypto salah satunya adalah pertama karena
Indonesia adalah market yang sangat luas, sehingga sangat memungkinkan untuk
menjadi sarang bagi perkembangan bisnis asset kripto, bursa aset kripto pun kian
hari kian banyak sehingga memberikan banyak pilihan kepada para penggunanya.
Kedua, Transaksi aman, mudah, simple dan instan, keamanan dalam bertransaksi
asset kripto tentu saja menjadi satu kunci utama.
Ketiga, didukung dengan tokocrypto didukung dengan ekosistem yang
memadai, misalnya saja dengan adanya tokonews yang berfungsi sebagai agrigator
berita seputar perkembangan blockchain dan cryptocurrency, kemudian ada
outreach untuk menjangkau dan mengembangkan komunitas, serta ada juga
Launchpad untuk coin baru yang akan listing. Keempat, program Refferal Code di
tokocrypto berlaku selamanya, ini adalah hal yang sangat menarik, dimana dengan
satu referral code yang dibagikan kepada teman dan kerabat bisa menjadikan
mendapatkan passif income dan itu untuk selamanya. Kelima, deposit dan
withdrawl fee gratis, di tokocrypto, proses deposit maupun withdrawl tidak
dikenakan biaya sama sekali, hanya saja ada trading fee kecil 0.2% ketika
melakukan proses jual maupun beli. Keenam, banyak promo menarik seperti total
hadiah di group Telegram Tokocrypto.
Cryptocurrency atau teknologi cryptocurrency merupakan mata uang
virtual sebagai mata uang lain yang mana mata uang tersebut diperdagangkan
menggunakan cara kriptografi. Sebagian besar cryptocurrency ini terdesentralisasi
dalam jaringan berbasis komputer berdasarkan teknologi peer-to-peer. Kriptografi
2
open source yang bukan bergantung dengan otoritas pusat seperti halnya bank
sentral atau lembaga administratif lain.
Kehadiran bitcoin merupakan tonggak penting dalam meningkatnya
popularitas mata uang kripto. Kehadiran bitcoin tidak lepas dari munculnya
permasalahan atas peran lembaga keuangan dalam sebuah transaksi. Peran
lembaga keuangan merupakan wujud model / sistem kepercayaan dua pihak yang
sepakat untuk melakukan transaksi jual beli. Meski begitu, sistem / model trust
yang ada dapat mempersulit dan mempercepat proses transaksi jika terdapat
perbedaan antar lembaga keuangan, terutama dalam hal pemrosesan transaksi.
Hilangnya peran lembaga keuangan / pemerintah merupakan keuntungan dari
cryptocurrency / bitcoin. Hal inilah yang membuat bitcoin belum tentu diakui oleh
banyak negara di dunia sebagai alat tukar seperti mata uang yang kita kenal.
Berbicara tentang blockchain tidak lepas dari kemunculan bitcoin. Bitcoin
sendiri merupakan fenomena awal munculnya mata uang digital yang tidak
terkoneksi sama sekali dengan mata uang yang dikenal digunakan saat ini. Bitcoin
juga dikenal sebagai cryptocurrency (mata uang kripto) atau mata uang terenkripsi.
Kehadiran bitcoin menjadi jawaban atas kebutuhan transaksi online yang cepat,
mudah dan transparan serta diterima oleh kedua belah pihak yang sepakat untuk
melakukan transaksi. Secara sederhana, munculnya bitcoin dapat diartikan sebagai
gangguan digital pada sistem keuangan, terutama pada sistem keuangan yang ada.
Penggunaan Cryptocurrency pertama kali dicatat pada tahun 2009 yaitu
mata uang yang dikenal dengan Bitcoin. Mata uang tersebut ditemukan oleh
seseorang atau kelompok yang menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto
dalam sebuah publikasi berjudul "Bitcoin: Sistem Uang Elektronik Peer-to-Peer".
Pada awalnya, Bitcoin bernilai kurang dari satu dolar hingga Februari 2011 tetapi
sejak itu telah meningkat mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar $ 1151
/ koin pada tanggal 4 Desember 2013 (Farell, 2015). Sejak kemunculan Bitcoin,
kemudian Cryptocurrency lain bermunculan seperti Ethereum, Ripple dan Litecoin
dengan mekanisme dan harga yang berbeda. Hingga saat ini, terdapat ratusan
Cryptocurrency yang ada dan dapat bertambah kapan saja. Penambahan mata uang
tersebut juga dibarengi dengan peningkatan Kapitalisasi Pasar seluruh
Cryptocurrency. Pada April 2013 Market Cap semua cryptocurrency berada pada
3
kisaran 1,6 miliar dolar, kemudian terjadi peningkatan menjadi sekitar 17 miliar
dolar pada Januari 2017 (coinmarketcap.com).
Sifat cryptocurrency yang terdesentralisasi berarti mata uang yang beredar
bergantung sepenuhnya pada pasar dan tidak memiliki otoritas pusat yang dapat
mengaturnya. Peredaran dan kemunculan Cryptocurrency yang sangat cepat di
seluruh dunia berpotensi besar mempengaruhi perekonomian dunia.
Dikhawatirkan harga dan sirkulasi yang sangat fluktuatif dapat mempengaruhi
stabilitas ekonomi internasional jika dibiarkan.
Hal ini menghasilkan tanggapan beragam dari negara-negara di seluruh
dunia. Ada beberapa negara yang mengkhawatirkan dan sepenuhnya melarang
peredaran Cryptocurrency, seperti China, dengan alasan mencegah pencucian uang
dan sebagai pencegahan terhadap kejahatan lainnya (forbes.com, 2017). Namun,
ada juga negara yang justru mendukung peredaran Cryptocurrency. Dukungan
disini dapat tercermin dalam banyak hal, baik dukungan verbal maupun non verbal,
maupun melalui tindakan nyata. Salah satu contoh negara yang mendukung
penggunaan Cryptocurrency adalah Khazakstan dengan mengeluarkan
Cryptocurrencynya sendiri (cnbc.com, 2017). Kemudian kekhawatiran tentang
penggunaan Cryptocurrency tidak hanya dialami oleh negara, organisasi antar
pemerintah seperti International Monetary Fund (IMF) juga perlu
mempertimbangkan dan merespon fenomena ini.
Uang elektronik adalah uang rupiah dalam bentuk elektronik dan menurut
Peraturan Bank Indonesia No. 11 / PBI / 2009 pasal 4, uang elektronik adalah nilai
uang yang disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat ditransfer
untuk keperluan transaksi pembayaran dan / atau transfer dana. Mata uang kripto
adalah mata uang digital tetapi bukan uang elektronik karena pengertian uang
elektronik yang berlaku di Indonesia adalah bentuk lain mata uang rupiah dengan
mekanisme pengelolaan yang berbeda. Uang elektronik, berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia No. 11 / PBI / 2009 pasal 3 ayat 3 huruf a dan d, menyatakan
bahwa uang elektronik adalah uang rupiah yang harus disetorkan terlebih dahulu
oleh pemegangnya kepada penerbit dan nilai uang yang disetorkan oleh pemegang
dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan deposito sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang. hukum perbankan. Secara garis besar dapat disimpulkan
4
bahwa mata uang kripto adalah mata uang yang bukan merupakan mata uang dan
nilai tukar yang sah menurut peraturan yang berlaku dan tidak termasuk dalam
golongan uang elektronik. Penggunaan mata uang kripto seperti bitcoin tidak
dilarang oleh Bank Indonesia, walaupun tidak dilarang, risiko yang timbul dari
penggunaan cryptocurrency menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan.
Berdasarkan regulasi yang berlaku, cryptocurrency tersebut tidak memiliki
dasar hukum. Dengan demikian, mata uang kripto seperti bitcoin tidak dikenali
sebagai media pertukaran dan mata uang yang sah. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tertanggal 6 bulan 2 tahun 2014.
Walaupun secara legal mata uang kripto tidak diakui sebagai alat tukar dan mata
uang yang sah, namun Bank Indonesia tidak melarang masyarakat Indonesia untuk
menggunakan mata uang kripto. Risiko penggunaan cryptocurrency oleh
masyarakat Indonesia merupakan tanggung jawab pribadi mereka. Uang elektronik
tidak bisa disamakan dengan mata uang kripto meskipun itu elektronik atau digital.
Bank Indonesia menyatakan bahwa Bitcoin dan mata uang virtual lainnya
bukan merupakan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia, mengacu
pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Undang-Undang
Nomor. 23 Tahun 1999, serta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 (Bank
Indonesia, 2014). Ketiadaan regulasi yang jelas dari pemerintah inilah yang
kemudian menimbulkan kebingungan di kalangan pengguna Cryptocurrency di
Indonesia.
Sebenarnya pemerintah atau organisasi juga dapat memanfaatkan
kelebihan yang dimiliki oleh blockchain dalam hal komunikasi dan pengolahan
data antar bagian organisasi atau pemerintah. Blockchain dapat digunakan untuk
menjaga integritas data dari pencatatan transaksi, peristiwa, sertifikat, dan aktivitas
kepemilikan dalam organisasi atau pemerintahan.
Oleh karena itu penulis ingin mengambil benang merah atau dampak dari
Cryptocurrency terhadap sektor jasa keuangan di Indonesia pada umumnya dan
akan menjadi sebuah tesis yang berjudul “ANALISIS PERKEMBANGAN
BISNIS CRYPTOCURRENCY SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN
SEKTOR JASA KEUANGAN (Study Pada PT. Crypto Indonesia Berkat)”.
5
2. Perumusan Masalah
Melalui latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk merumuskan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana proses bisnis komiditas kripto di PT Crypto Indonesia Berkat?
b. Bagaimana kinerja bisnis komiditas cryptocurrency pada PT Crypto Indonesia
Berkat?
3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui proses bisnis komiditas kripto di PT Crypto Indonesia
Berkat.
b. Untuk mengetahui kinerja bisnis komiditas cryptocurrency pada PT Crypto
Indonesia Berkat.
4. Manfaat Penelitian
Di akhir penelitian setelah pengujian dan analisis terlaksana guna
menjawab semua pertanyaan serta tercapai tujuan, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat untuk:
a. Bagi kampus, karya ini sebagai tambahan literature dan untuk mengisi
kekosongan teori terkait faktor-faktor yang melandasi dukungan dan
penolakan suatu negara atas sistem keuangan internasional, khususnya sistem
keuangan berbasis cryptocurrency. Penelitian ini juga diharapkan dapat
memperkaya kajian terkait era baru dalam keuangan internasional.
b. Bagi penulis, karya ini menambah ilmu pengetahuan serta
mengaplikasakannya dalam kehidupan di masa yang akan datang.
c. Bagi pemerintah diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi para pembuat kebijakan keuangan.
d. Bagi Tokocypto, karya ini dapat dijadikan bahan evaluasi mengingat saran
yang disampaikan penulis.
e. Bagi masyarakat, penulisan tesis ini dapat mengedukasi agar lebih memahami
sistem keuangan berbasis cryptocurrency.