LASIK

37
BAB I PENDAHULUAN Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Kornea dengan kelengkungannya merupakan tempat pembiasan sinar terkuat pada mata. Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada retina. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh. Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat disbanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar 1

Transcript of LASIK

Page 1: LASIK

BAB I

PENDAHULUAN

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang

terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Kornea

dengan kelengkungannya merupakan tempat pembiasan sinar terkuat pada mata.

Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada retina.

Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan

panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui

media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Mata yang normal disebut

sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya

pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan

dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya

pembiasan sinar terkuat disbanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan

membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda

yang dekat.

Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung)

atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar

normal tidak dapat terfokus pada macula, sehingga rangsangan yang diteruskan ke

otak menjadi kabur. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa

myopia, hipermetropia, atau astigmat.

Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mengkoreksi kelainan refraksi

(ametropia) antara lain dengan penggunaan kacamata, lensa kontak atau operasi

(bedah refraksi kornea). Masing – masing koreksi mempunyai keuntungan dan

kerugian tersendiri.

Bedah refraksi mata adalah suatu prosedur pembedahan untuk merubah cara

mata untuk merefraksikan cahaya. Selama bedah refraksi, bentuk kornea anda akan

dimanipulasi, agar menjadi lebih datar atau melengkung tergantung dari kelainan

1

Page 2: LASIK

yang ada. Macam – macam bedah refraksi kornea yaitu Radial Keratotomy,

Keratomileusis, Keratofaki, Fotorefraktif keratektomi (Excimer Laser), Laser Assisted

in Situ Keratomileusis (LASIK).

LASIK merupakan prosedur bedah refraksi mata yang paling umum untuk saat

ini untuk mengkoreksi kelainan myopia atau hipermetropia, dengan atau tanpa adanya

astigmat. Lasik merupakan perpaduan antara bedah konvensional dengan bedah laser

yang digunakan sejak tahun 1989 hingga sekarang dan terus berkembang. US. Food

and Drug Administration (FDA) menyetujui LASIK sebagai metode yang aman dan

efektif untuk memperbaiki beberapa kondisi mata (myopia, hipermetropia,

astigmatism).

LASIK akan menggunakan sinar laser yang terprogram untuk memindahkan

sejumlah jaringan pada kornea. Laser ini memudahkan untuk memipihkan atau

mencembungkan kornea anda. Teknik ini memungkinkan untuk memperbaiki

keadaan kornea secara tepat.

2

Page 3: LASIK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi

Menurut catatan dari Gading Laser Sight Centre, Jakarta

Lasik (Laser Assisted in Situ Keratomileusis) adalah salah satu teknik

tindakan bedah refraksi yang menggunakan laser sebagai alat bantu koreksi kelainan

refraksi (pembiasan) pada miopia, hipermetropia, dan astigmatis.

Menurut Rico Hallen

Lasik (Laser Assisted Insitu Keratosmileusis) adalah prosedur yang

mengubah bentuk kornea secara permanen, mencakup hingga bagian depan mata

dengan menggunakan excimer laser.

2.2.Sejarah Perkembangan Lasik

Teknik Lasik diperkenalkan pertama kali oleh Ophthalmologist bernama Jose

Barraque, pada tahun 1950. Jose mengembangkan teknik mikrokeratome dan teknik

memotong flap tipis pada kornea dan mengubah bentuknya. Prosedur ini Jose sebut

sebagai Keratomileusis. Dan laser yang digunakan saat itu diciptakan oleh Theodore

H. Maiman.

Kemudian perkembangan teknis dan prosedural termasuk RK (radial

keratotomi), yang dikembangkan di Rusia pada 1970-an oleh Svyatoslav Fyodorov,

dan PRK (photorefractive keratectomy), yang dikembangkan pada tahun 1983 di

Columbia University oleh Dr Steven Trokel. Selain menerbitkan sebuah artikel di

Amerika Journal of Opthalmology, beliau juga menjabarkan manfaat potensial

menggunakan laser Excimer yang dipatenkan pada tahun 1973 oleh Lal Mani

Bhaumik dalam operasi refraktif.

Pada tahun 1968, Pusat Teknologi dan Riset du Northrup dari Universitas

California (Mani Lal Bhaumik) dan suatu kelompok ilmuwan mengembangkan suatu

karbon dioksida laser yang akan dikembangkan menjadi Excimer laser. Jenis laser ini

3

Page 4: LASIK

akan menjadi landasan untuk operasi mata refraktif

Pada tahun 1980, Srinivasan menemukan bahwa ultraviolet excimer laser

dapat digunakan pada jaringan tanpa meninggalkan kerusakan thermal pada daerah

sekitarnya. Srinivasan menyebutnya sebagai fenomena Ablative Photo Decomposition

(ADP). Penggunaan excimer laser pada proses ablasi jaringan kornea untuk

mengkoreksi kesealahan refraksi, seperti myopia, hypermiopia dan astigmatisma,

pertama kali dicetuskan oleh Stephen Trokel, MD. Dan bersama Dr. Charles

Munnerlyn dan Tery Clapham menemukan VISX. Untuk pertama kalinya sistem laser

VISX digunakan pada mata manusia oleh Dr. Marguerite B. MacDonald, MD pada

tahun 1989.

Percobaan Excimer Laser pertama U.S. Food and Drug Administration (FDA)

dimulai pada tahun 1989. Penggunaan laser untuk mengubah bentuk permukaan

kornea awalnya dikenal sebagai Photorefractive Keratotomy. Konsep lasik

diperkenalkan oleh Dr. Pallikaris pada tahun 1992. Dr. Pallikaris mengemukakan teori

keuntungan menggunakan Photorefractive Keratotomy setelah dibuat suatu lapisan

permukaan penutup (flap). Gabungan dari PRK dan adanya Flap kemudian dikenal

sebagai LASIK.

2.3.Kelainan Refraksi (Refractive Error)

Mata Normal

Mata normal (Emetropia) adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi,

pembiasan sinar dalam mata berfungsi normal. Mata emetropia akan mempunyai

penglihatan normal, 6/6 atau 100%. Pada mata dengan emetropia dapat disimpulkan :

Sinar jauh difokuskan sempurna di daerah macula lutea tanpa bantuan

akomodasi.

Mata emetropia tidak mempunyai cacat refraksi.

Bayangan objek difokuskan pada bintik kuning selaput jala yang akan

4

Page 5: LASIK

memberikan penglihatan jernih (mrh).

Jika suatu berkas sinar berjalan dari satu medium melalui medium lain yang

berbeda kepadatannya, maka sinar tersebut akan berubah arahnya. Perubahan arah ini

yang disebut sebagai refraksi.

Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegastidak dibentuk pada

retina (macula lutea atau bintik kuning). Pada kelainan refraksi terjadi ketidak

seimbangan sistem optic pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur

(mrh).

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan

dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Bila terdapat kelainan

pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan

panjang bola mata (lebih panjang, lebih pendek) maka sinar normal tidak dapat

terfolus pada macula. Kelainan refraksi ada beberapa macam, diantaranya adalah

myopia, hypermetropia dan astigmatism (mrh).

Miopia

Miopia adalah suatu kelainan refraksi, dimana sinar – sinar sejajar garins

pandang, oleh mata tanpa akomodasi, dibias di depan Retina. Miopia disebut sebagai

rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh akan tetapi dapat

melihat dekat dengan lebih baik. Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan

sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata akibat:

Kornea terlalu cembung.

Daya pembiasan mata terlalu kuat (Miopi refraktif).

Sumbu mata terlalu panjang (Miopi Axial).

Lensa terlalu cembung (seperti pada katarak imatur).

Secara fisiologik sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga

membentuk bayangan kabur atau tidak tegas pada macula lutea. Titik focus sinar yang

dating dari benda yang jauh terletak di depan retina. Akibatnya orang akan sulit

melihat benda jauh karena terlihat blur.

5

Page 6: LASIK

Klasifikasi beratnya miopia:

Miopia ringan : - 3.00 dioptri

Miopia sedang : - 3.00 hingga -6.00 dioptri

Miopia berat : - 6.00 hingga -9.00 dioptri

Miopia sangat berat › - 9.00 dioptri

Hypermetropia

Hypermetropia adalah suatu kelainan refraksi, dimana sinar – sinar atau garis

pandang oleh mata tanpa akomodasi di bias di belakang retina. Hypermetropia juga

dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat. Pasien dengan hipermetropia

mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi.

Hopermetropia merupakan keadaan dimana kekuatan pembiasan sinar pada

mata tidak cukup kuat untuk memfokuskan sinar pada bintik kuning (macula lutea),

sehingga mata memfokuskan sinar di belakang bintik kuning atau macula lutea retina.

Sebab atau jenis hipermetropia:

Hipemetropia sumbu atau hipermetropia axial merupakan kelainan

refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang

pendek.

Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa

kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.

Hipermetropia index relative, dimana terdapat index bias yang kurang

pada sistem optic mata, misalnya pada usia lanjt, lensa mempunya

index refraksi lensa yang berkurang.

6

Page 7: LASIK

Astigmatism

Adalah suatu bentuk kelainan refraksi, dimana mata menghasilkan suatu

bayangan dengan titik atau garis focus multiple. Yang dimaksud dengan astigmat atau

silinder adalah terdapatnya variasi kurvatur atau kelengkungan kornea atau lensa pada

meridian yang berbeda yang akan mengakibatkan sinar tidak terfokus pada satu titik.

Astigmat regular

Adalah astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau

berkurang perlahan – lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya.

Bayangan yang terjadi pada astigmat regular dengan bentuk yang teratur dapat

berbentuk garis, lonjong atau lingkaran.

Astigmat ireguler

Adalah astigmat yang tidak mempunyai 2 meridian yang saling tegak lurus.

Astigmat ireguler dapat terjadi akibat perbedaan kelengkungan kornea pada meridian

yang sama sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmat ireguler terjadi akibat

infeksi kornea, trauma dan distrofi, atau akibat kelainan pembiasan.

LASIK (Laser Assisted Insitu Keratomileusis) adalah suatu prosedur atau

tindakan dengan tujuan memperbaiki kelainan refraksi pada mata sehingga setelah

dilakukannya tindakan ini, penderita kelainan refraksi diharapkan dapat terbebas dari

penggunaan kacamata atau lensa kontak (contact lens). Kelainan refraksi mata yang

dapat dilakukan tindakan koreksi dengan LASIK adalah Myopia ,Hypermetropia dan

7

Page 8: LASIK

Astigmatism.

Akan tetapi bedah refraksi tidak dapat memperbaiki atau mencegah

presbiopia, suatu kelainan refraksi yang terjadi seiring bertambahnya usia.

Kebanyakan orang berusia 40 tahun keatas akan memiliki kelainan ini.

Semasa remaja, lensa alami mempunyai kemampuan untuk merubah bentuk

dan kekuatan. Ini mengizinkan kita untuk fokus pada benda-benda dekat melalui suatu

proses perubahan kekuatan lensa yang disebut akomodasi. Ketika menua, lensa alami

menjadi lebih kaku dan kehilangan kemampuannya untuk merubah bentuk. Ini yang

dinamakan presbiopi.

Presbiopi adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia,

dimana akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan – lahan berkurang.

Presbiopi terjadi akibat lensa makin keras, sehingga elastistasnya berkurang.

Demikian pula dengan akomodasinya, daya kontraksinya berkurang sehingga tidak

terdapat pengenduran zonula Zinn yang sempurna. Untuk membantu kekurangan daya

akomodasi pada presbiopi mata maka dapat dipergunakan lensa positif untuk

menambah kekuatan lensa yang berkurang sesuai usia.

2.4.Sinar Laser pada Lasik

Lasik menggunakan laser pada alat yang disebut ultraviolet excimer laser. Alat

ini menggunakan panjang gelombang (λ) 193 nm dalam pembedahan lasik. Sehingga

energi yang di emisikan sebesar : E = hf = hc/λ (ppt).

Laser pada lasik merupakan laser dingin yang tidak membangkitkan panas,

yang memungkinkan melepas jaringan tanpa efek panas pada jaringan sekitar. Sinar

ini sangat sempurna untuk dipakai sebagai pengupas kornea dengan memakai

gelombang sinar bertenaga tinggi. Dengan cara ini permukaan kornea dapat dibuat

lebih cembung atau cekung sesuai dengan kelainan refraksi yang akan dikoreksi.

8

Page 9: LASIK

Ketepatan kerja sinar laser excimer ini dapat dilihat dari kemampuannya

mengupas 0,25 mikron jaringan dengan satu kali tembakan penyinaran, yaitu 1/200

tebal rambut manusia atau satu per 39 juta inci hanya dalam waktu satu per 12 miliun

detik (mrh).

Kerapatan energy dapat diatur pada workpiece. Dengan frekuensi dan energy

tertentu, laser digunakan untuk memindahkan sejumlah jaringan pada kornea mata.

Banyaknya jaringan yang dipindahkan tergantung dari tingkat kerusakan sitem

refraksi mata pada miopi, hipermetropi atau astigmatis.

Konfigurasi untuk mesin laser pada alat excimer laser

9

Page 10: LASIK

UV Excimer laser

• Panjang gelombanng à193nm

• Pulsa/frekuensi à 10 / 250 Hz

Ada suatu keanekaragaman dari tipe-tipe laser yang berbeda yang digunakan

dalam ilmu pengobatan mata (ophthalmology). Semua prosedur-prosedur LASIK

dilaksanakan dengan suatu tipe laser yang spesifik (excimer laser), jadi dalam satu

arti, semua prosedur-prosedur LASIK adalah serupa. Bagaimanapun, ada suatu

keanekaragaman dari pabrikan-pabrikan laser yang berbeda, termasuk Visx,

Wavelight, Alcon, Bausch & Lomb, dan Nidek, diantara lain-lain, yang semuanya

telah menciptakan laser-laser excimer yang spesifik. Lebih jauh, ada tipe-tipe yang

berbeda dari laser ablations (penghancuran jaringan dengan laser) yang dapat

dilaksanakan (lihat bawah), termasuk perawatan-perawatan laser konvensional,

perawatan-perawatan wavefront-optimized, dan perawatan-perawatan wavefront-

guided. Akhirnya, suatu tipe laser yang sama sekali berbeda (femtosecond laser)

dapat digunakan sebagai ganti dari suatu microkeratome mekanis untuk

menciptakan penutup (kornea) LASIK.

Lasik Konvensional

Lasik konvensional adalah pola ablasi (penghancuran jaringan) yang tersedia

pada kebanyakan laser-laser yang merawat secara langsung berdasarkan resep

kacamata-kacamata pasien, dengan parameter-parameter perawatan yang telah

ditentukan untuk setiap pasien.Tipe perawatan ini adalah efektif untuk kebanyakan

pasien-pasien namun dapat berakibat pada lebih banyak penyimpangan-

penyimpangan penglihatan sepeti cahaya yang menyilaukan, lingkaran-lingkaran

cahaya, dan persoalan-persoalan penglihatan malam daripada bentuk-betuk perawatan

laser lainnya.

10

Page 11: LASIK

Wavefront-Optimized LASIK

Wavefront-optimized LASIK adalah tipe perawatan laser yang tersedia pada

laser Wavelight. Perawatan ini juga berdasarkan resep kacamata-kacamata pasien,

namun juga mempertimbangkan lengkungan dan ketebalan kornea, dan

mengaplikasikan tenaga laser dalam suatu cara yang unik pada keliling kornea. Laser

ini telah ditemukan mengurangi komplikasi-komplikasi tersebut diatas seperti cahaya

yang menyilaukan , lingkaran-lingkaran cahaya, dan penyimpangan-penyimpangan

penglihatan malam lainnya yang adakalanya dapat terjadi dengan perawatan-

perawatan konvensional.

Wavefront-Guided LASIK

Wavefront-guided LASIK, juga dirujuk sebagai custom LASIK atau

wavefront LASIK, adalah serupa LASIK konvensional, kecuali bahwa sebagai

tambahan pada perawatan suatu refractive error dasar seorang pasien, perubahan-

perubahan spesifik pada mata pasien (penyimpangan-penyimpangan yang tinggi)

dapat juga dirawat. Pada wavefront-guided LASIK, pemetaan khusus dilaksanakan

sebelum operasi untuk mengidentifikasi ketidakaturan-ketidakaturan kecil mana saja

pada sistim optik pasien. Ketika ketidakaturan-ketidakaturan ini parah/berat, mereka

dapat mempengaruhi kwalitas penglihatan, kepekaan kontras, dan penglihatan malam.

Jika ketidakaturan-ketidakaturan yang signifikan ditemukan pada pemetaan wafefront

seorang pasien, wavefront-guided LASIK dapat digunakan, dan perawatan akan

berdasarkan pada peta-wavefront yang dihasilkan.

2.5.Syarat untuk dilakukan Lasik

Lasik hanya dapat dilakukan pada keadaan di bawah ini:

Umur telah lebih dari 18 tahun.

Ukuran kacamata masih dalam jangkauan kemampuan mesin

o Myopia (minus) : Sph. -0,50 s/d -14,00 D dengan/ tanpa Cyl -

0,50 s/d -5,00 D

o Hypermetropia (plus) : Sph +0,50 s/d +5,00 D dengan/ tanpa

Cyl +0,50 s/d +3,00 D.

Tidak mempunyai riwayat penyakit auto imun, karena Penyakit-

penyakit autoimun tertentu yang telah lanjut, seperti lupus dan

11

Page 12: LASIK

rheumatoid arthritis, mungkin mempengaruhi penyembuhan setelah

operasi.

Tidak sedang menyusui atau sedang hamil.

Kacamata telah stabil ukurannya.

Keadaan yang memenuhi syarat untuk dapat dilakukan lasik :

Kornea cukup tebal untuk dapat dilaser setebal yang diperlukan untuk

lasik.

Mempunyai kelainan refraksi.

Tidak menderita penyakit yang berhubungan dengan penglihatan.

Pada mata dengan kelainan dibawah ini tidak dianjurkan untuk mendapat

pengobatan lasik :

Mata yang sedang mengalami infeksi.

Selaput bening atau kornea yang terlalu tipis.

Mata kering atau dry eyes.

Menderita glaucoma.

Kelainan retina akibat diabetes mellitus.

Mata yang tidak dapat dilakukan laser :

Kornea tipis.

Karena semua operasi laser excimer (LASIK dan surface ablation)

memerlukan pengangkatan jumlah-jumlah kecil dari jaringan kornea,

Pasien-pasien yang mempunyai kornea-kornea yang sangat tipis

berisiko untuk pelemahan kornea yang berlebihan setelah operasi dan

mungkin bukan calon-calon yang baik untuk LASIK. Pada kasus-kasus

ini, surface ablation atau prosedur-prosedur lain mungkin lebih tepat.

Keratoconus (Keratoconus adalah suatu penyakit kornea yang

berakibat dari kekuatan kornea yang berkurang yang dapat dideteksi

sebagai suatu lengkungan yang abnormal pada pengujian. kornea

terlalu cembung).

Herpetic keratitis.

Progressive myopia.

Kornea sakit.

Glaukoma berat.

Katarak.

12

Page 13: LASIK

Kornea memarut, membentuk jaringan parut aktif.

Dry eye (mata kering).

Pasien-pasien dengan gejala-gejala mata kering, seperti terbakar,

kemerahan, dan keluar air mata mungkin mempunyai gejala-gejala

yang paling buruk setelah operasi LASIK. Ini terjadi karena syaraf-

syaraf kornea terpotong sewaktu prosedur ini, dan syaraf-syaraf ini

sebagian bertanggung jawab untuk stimulasi pengeluaran air mata.

Kebanyakan pasien-pasien mempunyai suatu pengembalian balik

secara penuh pada keadaan garis dasar mereka setelah

operasi.Bagaimanapun, pasien-pasien dengan mata kering yang

signifikan sebelum operasi mungkin bukan calon-calon operasi yang

tepat.

Blefaritis.

Operasi refraktif sebelumnya.

Lasik kontra indikasi pada keadaan umum tubuh seperti :

Penyakit cardiovascular tidak terkontrol.

Penyakit autoimun.

Hamil.

Riwayat koloid.

Diabetes mellitus.

Penyulit tindakan lasik :

Flep yang tipis.

Kerusakan retina dan papil saraf optic.

Infeksi.

Ektasi kornea.

2.6.Prosedur Preoperasi

Sebelum prosedur operasi, pasien akan memerlukan suatu pemeriksaan mata

yang penuh. Proses ini akan membantu menentukan apakah ada faktor-faktor risiko

tertentu untuk dilakukannya lasik. Jika pasien memakai lensa-lensa kontak, pasien

harus tidak memakainya untuk beberapa hari sebelum pemeriksaan dan menggunakan

kacamata. Ini penting karena lensa-lensa kontak akan merubah bentuk kornea dan jika

13

Page 14: LASIK

kornea tidak mempunyai cukup waktu tanpa lensa-lensa kontak, maka pengukuran-

pengukuran yang diambil sebelum operasi mungkin tidak akurat.

Selama pemeriksaan awal perlu ditanyakan riwayat tentang kondisi-kondisi

mata dan medis pada masa lalu dan sekarang, termasuk operasi mata atau luka

(trauma) manapun sebelumnya, riwayat obat-obat yang diminum, termasuk obat-obat

bebas resep (over the counter), karena ini adakalanya dapat mempengaruhi

penglihatan atau operasi. Juga pastikan untuk menanyakan alergi-alergi obat apa saja

yang di punya.

Pada hari operasi, pasien dianjurkan untuk menghindari menggunakan semua

lotion-lotion, cream-cream, makeup, dan minyak-minyak wangi. Beberapa dari item-

item ini mengumpul pada bulu-bulu mata dan mungkin meningkatkan risiko infeksi,

dimana yang lain-lain (lotion dan minyak wangi) dapat mempengaruhi fungsi laser.

Pemeriksaan yang diperlukan sebelum tindakan lasik

1. Pemeriksan tear film.

Untuk uji mata kering atau dry eye dapat dilakukan dengan tearscope atau

ferning test.

2. Lebar pupil.

Untuk mengurangkan keluhan halo dan glare akibat laser, perlu

diperhitungkan apakah di tempat gelap atau pupil lebar fisiologik tepi

cekungan laser akan terletak dalam pupil sehinga menimbulkan glare, silau

atau halo. Untuk menghindari maka dapat diperhtungkan untuk membuat

gambaran kecekungan khusus.

3. Topografi kornea.

Komputer akan memberikan warna tertentu pada permukaan kornea yang

berbeda. Gambaran topografi dapat memberikan gambaran tidak normal

permukaan kornea seperti astigmat, keratokonus, dan permukaan yang

tipis lainnya. Gambaran ini kadang – kadang memberikan informasi tidak

mungkinnya dilakukan lasik seperti yang dikehendaki.

14

Page 15: LASIK

4. Pachimetri.

Dengan pachimetri dapat diketahui tebalnya kornea. Hasil dari pachimetri

menetukan sedalam apa dapat dilakukan pengangkatan permukaan kornea.

Sebelum pembedahan, perlu diketahui tebal kornea supaya tidak terjadi

penetrasi dan tidak menembus terlalu dalam.

5. Uji papan placido.

Uji plasido digunakan untuk melihat kelengkungan kornea. Dipakai papan

plasido dengan gambaran lingkaran konsentris putih hitam yang

menghadap pada sumber cahaya atau jendela, sedang pasien sendiri

membelakangi jendela.

6. Pemeriksaan fundus okuli.

Pemeriksaan fundus dilakukan untuk melihat adanya kelemahan retina

pada myopia yang mungkin perlu diatasi terlebih dahulu dengan koagulasi

laser retina perifer.

7. Adanya glaucoma.

Pada mata dengan glaucoma akan dapat terjadi ektasi dari bagian sentral

yang dikupas. Sebaiknya mata glaucoma tidak dilakukan lasik untuk

myopia nya.

2.7.Prosedur Operasi Lasik

Operasi dilakukan dengan pasien terjaga dan mobile, namun kadang-kadang

pasien ringan diberi obat penenang (seperti Valium) dan anestesi tetes mata. Operasi

mata LASIK biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit untuk melaksanakan

operasi pada kedua mata-mata. Lasik dilakukan dalam beberapa langkah.

Langkah Pertama

15

Page 16: LASIK

Setelah anestesi obat tetes mata diletakkan pada mata, sebuah cincin pengisap

berpusat di atas kornea mata. Cincin ini merupakan cincin suction yang berfungsi

untuk menstabilkan posisi mata dan meningkatkan tekanan ke tingkat yang diperlukan

untuk berfungsi dengan baik microkeratome. Panduan trek pada cincin suction ini

digunakan untuk menyediakan jalur yang tepat untuk microkeratome.

Langkah kedua

Microkeratome merupakan alat yang sangat tepat dan "batu kunci" dalam

prosedur LASIK. Perangkat ini adalah alat cukur mekanis yang berisi pisau tajam

yang bergerak maju mundur dengan kecepatan tinggi. Alat cukur ini ditempatkan di

trek panduan dari cincin isap dan maju di kornea menggunakan roda pada kecepatan

yang terkontrol. Proses ini menciptakan sebuah penutup parsial dalam seragam

ketebalan kornea. Flap dibuat dengan meninggalkan sebagian kornea yang belum

dipotong untuk menyediakan sebuah engsel.

Langkah ketiga

16

Page 17: LASIK

Setelah cincin dan microkeratome suction telah diambil, maka flap kornea

dilipat kembali pada engsel untuk mengekspos bagian tengah kornea. Segala

kelembaban yang berlebihan pada jaringan akan dikeringkan, dan ketebalan kornea

yang terletak dibawahnya akan diukur.

Langkah keempat

Excimer laser yang kemudian digunakan untuk menghapus jaringan dan

membentuk kembali pusat kornea. Jumlah jaringan yang dikeluarkan tergantung pada

tingkat dekat-sightedness yang sedang diperbaiki. Ini bagian dari prosedur LASIK

hampir identik dengan prosedur PRK, kecuali dalam PRK permukaan kornea

diperlakukan tanpa pembentukan flap kornea.

Langkah kelima

17

Page 18: LASIK

Pada langkah terakhir, yang berengsel flap dilipat kembali ke posisi semula.

Permukaan depan mata sekarang datar sejak flap sesuai dengan permukaan yang

mendasari. Akibatnya, perubahan yang dibuat di tengah kornea diterjemahkan ke

permukaan depan kornea.

2.8.Perawatan Pascaoperasi

Segera setelah prosedur selesai, gejala yang mungkin akan dirasakan adalah

mata terasa seperti teriritasi, terbakar, gatal, atau merasa seperti ada ssesuatu

didalamnya. Mata akan seringkali berair atau keluar air mata secara berlebihan, dan

penglihatan akan menjadi sedikit banyaknya kabur. Hal yang paling penting untuk

dihindari selama waktu ini adalah menggosok mata, karena menggosok mata dapat

memindahkan atau menggeser penutup kornea. Menggunakan air mata tiruan yang

berlimpah dan istirahat dengan mata tertutup akan paling efektif meredakan sensasi-

sensasi ini. Pada beberapa kejadian-kejadian, mungkin ada ketidaknyamanan yang

menigkat atau bahkan suatu derajat nyeri yang ringan, untuk mana dapat diberikan

obat penghilang nyeri. Pada kebanyakan kasus-kasus, obat-obat anti-peradangan

nonsteroid, seperti ibuprofen, adalah cukup untuk menghilangkan nyeri. Selain itu

dapat diberikan obat tetes mata antibiotik dan tetes anti-peradangan (steroids) yang

digunakan sampai berminggu-minggu setelah operasi.

Gejala-gejala lain yang mungkin dirasakan segera setelah operasi termasuk

kepekaan sinar, penglihatan berkabut, cahaya yang menyilaukan, melihat ledakan-

ledakan bintang atau lingkaran-lingkaran cahaya disekeliling sinar-sinar, atau mata

yang memerah. Semua gejala-gejala ini seharusnya membaik melalui beberapa hari

pertama setelah operasi.

Pasien juga dianjurkan untuk tidak memakai make up pada mata untuk

beberapa minggu setelah operasi. Pasien harus secara memadai diberitahu oleh ahli

bedah tentang pentingnya tepat perawatan pasca-operasi untuk memperkecil risiko

komplikasi.

Penglihatan akan stabil dalam minggu pertama atau kedua, namun itu

mungkin terus menerus berubah melalui beberapa bulan-bulan pertama setelah

operasi. Mungkin memakan waktu dari tiga sampai enam bulan untuk penglihatan

stabil sepenuhnya. Gejala-gejala penglihatan lain, seperti cahaya yang menyilaukan,

melihat lingkaran-lingkaran cahaya, dan kesulitan mengendarai mobil waktu malam

18

Page 19: LASIK

hari, mungkin berlanjut selama periode stabilisasi ini. Perawatan-perawatan

tambahan, atau perbaikan-perbaikan, mungkin diperlukan setelah operasi, namun

stabilitas dari kornea akan perlu ditegakkan sebelum perawatan-perawatan apa saja

yang diulang dilaksanakan. Sebelum perbaikan-perbaikan dipertimbangkan, Pasien

harus telah mempunyai pengukuran-pengukuran mata yang konsisten pada dua

kunjungan yang berurutan.

2.9.Komplikasi Lasik

1. Flaps kornea tipis dan tombol lubang : komplikasi ini umumnya disebabkan

oleh tidak memadainya microkeratome, kualitas pisau microkeratome yang

jelek kualitasnya, kornea yang curam atau kerusakan microkeratome.

Pengobatan terbaik adalah dengan menghentikan prosedur, menggantikan flap

dan dalam tiga sampai empat bulan melakukan keratectomy baru

menggunakan plat yang lebih tebal .

2. Under Correction – Over Correction : Disebabkan penyerapan energi yang

tidak sempurna. Dapat diatasi dengan “enhancement”

3. Flap kornea yang terputus: kornea benar-benar terputus dari engsel yang

dibuat. Kornea diganti setelah perawatan laser dan menjaga kelembaban

kornea. Kelopak mata dibuat tertutup dan pasien diperiksa hari berikutnya.

4. Flap yang bergeser: Kadang kala setelah operasi lasik, terjadi kecelakaan

atau menggosok mata yang terlalu keras, flap dapat bergeser. Tidak ada

pembuluh darah di flap sehingga selama tiga tahun setelah LASIK, flap

bergeser dapat terjadi.

5. Epitel tumbuh ke dalam secara berulang: lapisan atas kornea (epitel) dapat

tumbuh di bawah flap. Biasanya self limited tetapi dapat tumbuh di bawah

flap hingga ke pupil. Jika pertumbuhan epitel mengganggu penglihatan, flap

dapat diangkat dan sel-sel epitel dihapus. Kondisi ini dapat terulang kembali.

6. Microbial keratitis: infeksi di bawah flap kornea sangat jarang terjadi.

Faktor-faktor seperti infeksi, riwayat herpes mata, dan pemakaian steroid

jangka panjang pada mata dapat meningkatkan risiko infeksi. Dapat terjadi

infeksi bakteri atau jamur. Pencegahan adalah usaha yang terbaik dengan cara

teknik bedah steril. Pengobatan dengan topikal antibiotic untuk membentengi

mata dari infeksi.

7. Kornea yang meleleh: Flap dapat mencair yang disebabkan oleh penyakit

19

Page 20: LASIK

sistemik seperti rheumatoid arthritis atau jika gangguan lokal kornea hadir.

Steroid, pelumas kornea dan lensa kontak dapat membantu menyembuhkan

permukaan kornea.

8. Diffuse lamellar keratitis (DLK): peradangan yang tidak biasa antara flap

dan kornea. Penyebab terbanyak adalah debris di bawah flap dan bakteri

endotoksin. Penatalaksanaan pada tahap awal adalah pemberian topikal

kortikosteroid. Kemudian, flap diangkat dan pengobatan dengan steroid dan

antibiotik digunakan.

9. Corneal ectasia: penipisan kornea dapat terjadi dalam beberapa minggu,

bulan atau tahun setelah perawatan kornea. Penyebab komplikasi ini masih

sulit dijelaskan. Satu faktor yang mungkin terlibat merupakan sisa ketebalan

stroma. Setelah pengobatan “bed thickness” perlu setidaknya 250-300 mikron

tebal. Banyak ahli bedah tidak akan beroperasi pada kornea kurang dari 500

mikron. Beberapa ahli bedah menggunakan Advanced Surface Ablation untuk

mencegah ektasia kornea.

10. Night glare and halos: Silau pada malam hari dan halos telah dikurangi

dengan laser yang lebih baru Excimer zona perawatan yang meluas hingga 8

mm. Halos, starbursts, silau, dan masalah penglihatan umum lainnya dapat

terjadi ketika flap kornea tidak mematuhi dengan benar ke mata setelah

diganti, atau ketika pupil berdilatasi untuk ukuran yang lebih besar daripada

zona perawatan. Beberapa pasien dengan ukuran pupil dalam gelap 8

milimeter atau lebih adalah calon pasien yang tidak baik untuk operasi laser.

Ini komplikasi dari operasi LASIK paling sering menghilang dalam bulan

pertama setelah prosedur LASIK, tetapi jika gejalanya menetap, penggunaan

kacamata atau pengobatan tambahan biasanya dapat mengatasi masalah ini.

11. Dry Eyes : Salah satu komplikasi yang paling umum dari pembedahan LASIK

kekeringan mata, yang dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk

kemerahan, gatal, penglihatan kabur, pengerasan kulit, atau sensasi bahwa ada

benda asing di mata. Untungnya, pasca LASIK, komplikasi mata kering

biasanya hilang dalam waktu tiga bulan pertama setelah operasi, dan mudah

lega dengan menggunakan pelumas bebas pengawet tetes.

12. Kehilangan sensitivitas kontras: Hilangnya sensitivitas kontras setelah operasi

LASIK dapat mengganggu kemampuan pasien untuk melihat objek dengan jelas. Hal

20

Page 21: LASIK

ini terutama terlihat pada kondisi cahaya rendah dan dapat mempengaruhi

kemampuan mengemudi malam. Pasien biasanya menemukan bahwa kepekaan

kontras kembali normal dalam waktu enam bulan.

2.1.0.Keuntungan dan kerugian dari lasik

Keuntungan-Keuntungan Operasi LASIK

Secara ringkas, meskipun risiko-risiko yang diuraikan secra singkat diatas,

LASIK telah dibuktikan aman dan efektif untuk kebanyakan orang-orang. Dengan

penyaringan dan pemilihan pasien secara hati-hati, harapan-harapan yang layak, dan

dalam perawatan dari seorang ahli bedah yang berpengalaman, kebanyakan pasien-

pasien akan sangat senang dengan hasil-hasil mereka. Ini adalah beberapa dari

keuntungan-keuntungan lain dari LASIK:

LASIK mampu untuk mengkoreksi secara akurat kebanyakan tingkatan-

tingkatan dari myopia (nearsightedness), hyperopia (farsightedness), dan

astigmatism.

Prosedurnya cepat, biasanya berlangsung hanya lima sampai 10 menit, dan

biasanya tidak sakit.

Karena lasernya dituntun oleh sebuah komputer, ia adalah sangat tepat dan

hasil-hasilnya adalah sangat akurat.

Pada kebanyakan kasus-kasus, suatu perawatan tunggal akan mencapai hasil

yang diinginkan; bagaimanapun, perbaikan-perbaikan adalah mungkin jika

diperlukan, bahkan bertahun-tahun setelah operasi pertama/awal.

Kerugian-Kerugian Operasi LASIK

Karena setiap pasien akan sembuh secara sedikit berbeda, hasil-hasil mungkin

bervariasi dari pasien ke pasien.

LASIK dapat membuat beberapa aspek-aspek penglihatan anda lebih buruk,

termasuk penglihatan malam dengan cahaya yang menyilaukan dan lingkaran-

lingkaran cahaya.

LASIK mungkin membuat gejala-gejala mata kering lebih buruk pada

individu-individu tertentu.

Pada keadaan-keadaan yang jarang, LASIK dapat membuat penglihatan anda

lebih buruk dan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata-kacamata atau lensa-

lensa kontak reguler (biasa).

2.1.1.Perbandingan teknik Lasik dengan bedah refraksi lainnya

21

Page 22: LASIK

Jenis Bedah

Refraksi

Teknik yang Digunakan

Radial Keratotomi DENGAN MELAKUKAN SAYATAN PADA

KORNEA SEBANYAK 2, 4, 6 ATAU 8 DILUAR

OPTICAL CLEAR ZONE ( 8 MM) UNTUK

MENGKOREKSI BENTUK KORNEA

DISESUAIKAN DENGAN IDEALNYA.

Keratomileusis SEBAGIAN DARI KETEBALAN KORNEA

DIAMBIL (0,30-0,50) DENGAN MIKRO

KERATOME

KORNEA YANG DIAMBIL DILAKUKAN

PENIPISAN SEHINGGA SESUAI DENGAN

BENTUK KORNEA EMMETROPIA

DIJAHITKAN PADA BEKAS LUKA KORNEA

BISA AUTOLOGUS (KORNEA SENDIRI) ATAU

HOMONIMUS (KORNEA DONOR).

Keratofaki MEMBUANG EPITEL KORNEA RESIPIEN,

KEMUDIAN MEMBUAT SAYATAN PADA

MEMBRANA BOWMAN

MEMASANG KORNEA DONOR YANG TELAH

DIATUR KEKUATAN REFRAKSINYA

(KETEBALANNYA SAMPAI MEMBRANA

BOWMAN)

MENJAHIT KORNEA DONOR PADA KORNEA

RESIPIEN

Photo Refractive

Keratektomi

EPITEL KORNEA DIKEROK (DIBUANG

SEBAGIAN), KEMUDIAN STROMA KORNEA

DIABLASI DENGAN ARGON FLUORIDE (AF)

DAN KRYPTON FLUORIDE (KrF), SEHINGGA

KEKUATAN REFRAKSI KORNEA SESUAI YANG

DIINGINKAN.

22

Page 23: LASIK

Lasik MENCIPTAKAN SUATU PENUTUP PARSIAL DI

DALAM KORNEA MATA. PENUTUP DIBUAT

DENGAN MENINGGALKAN SEBAGIAN DARI

KORNEA YANG BELUM DIPOTONG YANG

BERFUNGSI SEBAGAI ENGSEL. KEMUDIAN

EXCIMER LASER DIGUNAKAN UNTUK

MEMINDAHKAN JARINGAN DAN MEMBENTUK

KEMBALI PUSAT DARI KORNEA MATA. Keratoplasty PENCANGKOKAN KORNEA

KORNEA RESIPIEN DIANGKAT SELURUH

KETEBALANNYA, LALU DIGANTI DENGAN

KORNEA DONOR

BAB III

KESIMPULAN

Lasik (Laser Assisted Insitu Keratosmileusis) adalah prosedur yang mengubah

bentuk kornea secara permanen, mencakup hingga bagian depan mata dengan

menggunakan excimer laser.

Lasik sebagai alat bantu koreksi kelainan refraksi (pembiasan) pada miopia,

hipermetropia, dan astigmatis.

Lasik menggunakan laser pada alat yang disebut ultraviolet excimer laser. Alat ini

menggunakan panjang gelombang (λ) 193 nm dalam pembedahan lasik.

Lasik hanya dapat dilakukan pada keadaan di bawah ini:

Umur telah lebih dari 18 tahun.

Ukuran kacamata masih dalam jangkauan kemampuan mesin

o Myopia (minus) : Sph. -0,50 s/d -14,00 D dengan/ tanpa Cyl -

0,50 s/d -5,00 D

23

Page 24: LASIK

o Hypermetropia (plus) : Sph +0,50 s/d +5,00 D dengan/ tanpa

Cyl +0,50 s/d +3,00 D.

Tidak mempunyai riwayat penyakit auto imun.

Tidak sedang menyusui atau sedang hamil.

Kacamata telah stabil ukurannya.

Mata yang tidak dapat dilakukan laser :

Kornea tipis.

Keratoconus.

Herpetic keratitis.

Progressive myopia.

Kornea sakit.

Glaukoma berat.

Katarak.

Kornea memarut, membentuk jaringan parut aktif.

Dry eye (mata kering).

Blefaritis.

Operasi refraktif sebelumnya.

Pemeriksaan yang diperlukan sebelum tindakan lasik

Pemeriksan tear film.

Lebar pupil.

Topografi kornea.

Pachimetri.

Uji papan placido.

Pemeriksaan fundus okuli.

Adanya glaucoma.

Langkah – langkah operasi Lasik:

Step 1 : Suatu cincin pengisapan memusat di atas kornea mata dari

mata.

Step 2: Proses ini menghasikan suatu penutup parsial di dalam kornea

mata dengan ketebalan yang sama. Penutup diciptakan dengan

24

Page 25: LASIK

meninggalkan sebagian dari kornea mata belum dipangkas untuk

menyediakan suatu engsel.

Step 3: Penutup cornea dibalik/dibuka sehingga bagian kornea mata

dapat terlihat dengan jelas.

Step 4: Excimer laser kemudian digunakan untuk memindahkan

jaringan dan membentuk kembali pusat dari kornea mata.

Step 5: Pada langkah terakhir, penutup dapat dikembalikan ke dalam

posisi aslinya.

Komplikasi Lasik

Flaps kornea tipis dan tombol lubang

Flap kornea yang terputus

Flap yang bergeser

Epitel tumbuh ke dalam secara berulang

Microbial keratitis

Kornea yang meleleh

Diffuse lamellar keratitis (DLK

Corneal ectasia

Night glare and halos

Dry Eyes

Kehilangan sensitivitas kontras

Keuntungan-Keuntungan Operasi LASIK

LASIK mampu untuk mengkoreksi secara akurat kebanyakan tingkatan-

tingkatan dari myopia (nearsightedness), hyperopia (farsightedness), dan

astigmatism.

Prosedurnya cepat, biasanya berlangsung hanya lima sampai 10 menit, dan

biasanya tidak sakit.

Karena lasernya dituntun oleh sebuah komputer, ia adalah sangat tepat dan

hasil-hasilnya adalah sangat akurat.

Pada kebanyakan kasus-kasus, suatu perawatan tunggal akan mencapai hasil

yang diinginkan; bagaimanapun, perbaikan-perbaikan adalah mungkin jika

diperlukan, bahkan bertahun-tahun setelah operasi pertama/awal.

Kerugian-Kerugian Operasi LASIK

25

Page 26: LASIK

Karena setiap pasien akan sembuh secara sedikit berbeda, hasil-hasil mungkin

bervariasi dari pasien ke pasien.

LASIK dapat membuat beberapa aspek-aspek penglihatan anda lebih buruk,

termasuk penglihatan malam dengan cahaya yang menyilaukan dan lingkaran-

lingkaran cahaya.

LASIK mungkin membuat gejala-gejala mata kering lebih buruk pada

individu-individu tertentu.

Pada keadaan-keadaan yang jarang, LASIK dapat membuat penglihatan anda

lebih buruk dan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata-kacamata atau lensa-

lensa kontak reguler (biasa).

DAFTAR PUSTAKA

1. Hampton Roy, M.D . LASIK and advanced surface

ablation.http://www.medrounds.org/LASIK/2005/10/chapter-2-complications-

of-lasik.html.

2. H.Ilyas,Sidarta.Prof, dr, Sp.M. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Jakarta.

3. H.Ilyas,Sidarta.Prof, dr, Sp.M. Kelainan Refraksi dan Kacamata edisi kedua.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Jakarta.

4. Sidohutomo Armanto, dr.Sp.M. Diktat Kuliah : Bedah Refraksi Kornea.

Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya.2009.Surabaya.

5. Unknown. Laser Assisted in Situ Keratomileusis. www.wikipedia.com.

6. Unknown. Lasik and Side Effect.

http://www.docshop.com/education/vision/refractive/lasik/side-effects/

26

Page 27: LASIK

7. Unknown.Laser Asssisted in Situ Keratomilesusis. http://www.vision-and-

eyes.com/articles/lasik/types-of-lasik.php.

27