Lap.titrasi Penetralan
-
Upload
ihdashouminurdini53 -
Category
Documents
-
view
63 -
download
23
description
Transcript of Lap.titrasi Penetralan
A JUDUL : Titrasi Penetralan (asidi-alkalimetri) serta
aplikasinya
B TUJUAN titrasi penetralan :membuat dan menentukan standarisasi larutan
asam
TUJUAN aplikasi penetralan : menentukan kadar natrium bikarbonat dalam
soda kue merk R&W
C DASAR TEORI
Titrasi penetralan
Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam
basa. . Reaksi ini menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Secara umum
metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut
aA + tT produk
dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. untuk menghasilkan
produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan
standar) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama
dengan mol analitnya begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama.
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-
ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
ntitran = nanalit
neq titran = neq analit
1 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume
maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N=normalitas
V=volume
M=molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada basa)
Dalam analisis titrimetri, sebuah reaksi harus memenuhi beberapa persyaratan
sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan, diantaranya:
reaksi itu sebaiknya diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu dan tidak
adanya reaksi sampingan
reaksi itu sebaiknya diproses sampai benar-benar selesai pada titik
ekivalensi. Dengan kata lain konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut
haruslah amat besar besar. Maka dari itu dapat terjadi perubahan yang besar
dalam konsentrasi analit (atau titran) pada titik ekivalensi.
diharapkan tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen
tercapai. Dan diharapkan pula beberapa indikator atau metode instrumental
agar analis dapat menghentikan penambahan titran
diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan
hanya beberapa menit.
2 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Dalam praktik laboratorium umumnya digunakan larutan dari asam dan basa
dengan konsentrasi yang diinginkan kemudian distandarisasi dengan larutan standar
primer. Larutan dengan kekuatan (konsentrasi) yang diketahui tepat itu, disebut
larutan standar. Bobot zat yang hendak ditetapkan, dihitung dari volume larutan
standar yang digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui.
Larutan standar biasanya ditambahkan dalam sebuah buret. Proses
penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang
akan ditetapkan, dititrasi. Titik saat reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen
(setara) atau titik-akhir teoritis (atau titik-titik akhir stoikiometri). Lazimnya titrasi
harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat disalah-lihat oleh mata, yang
dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi oleh penambahan
suatu reagensia pembantu yang dikenal indikator. Setelah reaksi antara zat dan
larutan standar praktis lengkap, indikator harus memberi perubahan visual yang jelas
(entah perubahan warna atau pembentukan kekeruhan), dalam cairan yang sedang
dititrasi. Pada titrasi yang ideal, titik akhir yang terlihat, akan terjadi bersamaan
dengan titik akhir stoikiometri atau teoritis. Namun, dalam praktek biasanya akan
terjadi perbedaan berupa ketidaktepatan atau kesalahan (error) titrasi. Indikator dan
kondisi-kondisi eksperimen harus dipilih sedemikian rupa, sehingga perbedaan antara
titik akhir dan titik ekuivalen adalah kecil.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,
kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh
kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi,
pada saat inilah titrasi kita hentikan.
3 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi
asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua
hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi
dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan
memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”.
Reaksi antara zat yang dipilih sebagai standar utama dan asam atau basa
harus memenuhi syarat-syarat untuk analisis titrimetri. Selain itu, standart utama
harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
tersedia dalam bentuk murni atau dalam keadaan yang diketahui
kemurniannya. Umumnya jumlah total pengotor tidak melebihi 0,01 sampai
0,02 %, dan diuji adanya pengotor dengan uju kualitatif yang diketahui
kepekaannya.
zat tersebut mudah mengering dan tidak terlalu higroskopis, hal itu
mengakibatkan air akan ikut saat penimbangan. Zat itu tidak boleh kehilangan
berat saat terpapar di udara. Pada umumnya hidrat-hidrat tidak digunakan
sebagai standar utama.
standar utama sebaiknya memiliki berat ekivalen tinggi, bertujuan untuk
meminimalkan akibat-akibat dari kesalahan saat penimbangan.
asam basa itu cenderung kuat, yakni sangat terdisosiasi. Namun, asam basa
lemah dapat digunakan sebagai standar utama, tanpa kerugian yang berarti
khususnya ketika larutan standar itu akan digunakan untuk menganalisis
sampel dari asam atau basa lemah.
Contoh bahan standar utama adalah :
4 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Kalium hidrogen falat, umumnya dipakai untuk larutan basa.
asam sulfamat (HSO3NH2) untuk menstandarisasi basa kuat
kalium hidrogen iodat [KH(IO3)2] untuk larutan basa
asam sulfosalisilat untuk larutan basa
basa organik tris (hidroksimetil) aminometana (CH2OH)3CNH3 biasa
disebut TRIS atau THAM untuk standarisasi asam
natrium karbonat (Na2CO3) untuk standarisasi asam kuat, Garam ini
tersedia dalam bentuk garam murni, bersifat sedikit higroskopis, tetapi
mudah ditimbang. Karbonat tersebut ditritrasi menjadi asam karbonat
dengan indikator metil jingga (trayek pH 3,1-4,4 dari merah ke
kuning). Dalam kasus ini berat equivalennya adalah setengah berat
molekulnya yaitu 53,00 gram.
Berbagai zat asam dan basa, baik anorganik maupun organik dapat
ditentukan dengan titrasi asam-basa, diantaranya nitrogen, belerang,
boron, karbonat, gugus fungsi organik, dan lain-lain. Penentuan nitrogen
dilakukan dengan titrasi amonia dengan asam kuat. Jika amonia terdapat
sebagai garam amonia dengan oksidasi -3 amonia dibebaskan dengan
penambahan basa kuat.
Aplikasi menentukan kadar natrium bikarbonat dalam soda kue
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam dan telah digunakan sejak lama.Senyawa ini disebut juga baking soda (soda
5 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini
merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat
larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan
bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti
"mengembang".Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau
tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai
obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular
acidosis (RTA).NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang
memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. NaHCO3
diproduksi sebanyak 100 000 ton/tahun (2001).[1]Soda kue juga diproduksi secara
komesial dari soda abu (diperoleh melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan
dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida. Lalu NaHCO3 mengendap sesuai
persamaan berikut
Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3
Mengenai soda kue
Nama lain soda kue adalah natrium hidrogen karbonat, natrium bikarbonat, dan
bikarbonat soda. Larutannya dalam air bersifat basa lemah. Digunakan tidak hanya
sebagai bahan untuk memasak, tapi juga untuk pengobatan (sebagai contoh
obatgastrointestinal) Senyawa ini juga dibuat dalam tubuh kita. Senyawa ini
membantu menetralkan asam dalam tubuh kita (menetralkan asam lambung).Soda
kue dapat digunakan tidak hanya untuk memasak tapi juga untuk membersihkan dan
menghilangkan bau. Sebagai contoh, soda kue menghilangkan bau dalam kulkas, pipa
pembuangan, dan tempat sampah.
6 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
D. RANCANGAN PERCOBAAN
1. PEMBUATAN DAN PENENTUAN (STANDARISASI) LARUTAN ASAM
(Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 N dengan Na2CO3 anhidrat
sebagai sebagai baku)
Alat dan bahan :
Alat :
1. Botol timbang
2. labu ukur 100 ml
3. buret 50 ml
4. erlenmeyer 100 ml
5. pipet seukuran 10 ml
6. pipet tetes
7. corong
8. statif
9. klem
10. gelas ukur 10 ml
11. gelas kimia 500 ml
Bahan :
1. larutan asam klorida 50 ml
2. Na2CO3 0,5295 gr
3. air suling
4. indikator metil jingga 2-3 tetes
7 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
ALUR KERJA
1) Pembuatan larutan asam klorida 0,1N
2) Penentuan Larutan Asam Klorida 0,1 N
Dengan natrium karbonat (Na2CO3) anhidrat sebagai baku.
Pembuatan larutan baku:
Pembilasan buret:
8 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Telah disediakan
HCl 0,1N
HCl 0,1N
Larutan bakuNa2CO3 anhidrat murni
Telah disediakan dalam botol timbang Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. Dilarutkan dengan air suling dan diencerkan
hingga tanda batas. Dikocok agar tercampur dengan baik
0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni
Kran
Buret
Dibilas dengan 5 mL larutan HCl hingga 3 kali.
Diisi larutan HCl sampai 2-3 cm di atas titik nol.
Titrasi:
9 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Titik akhir titrasi
Titrasi
Erlenmeyer dan larutan analit.
Larutan baku Na2CO3
Kran dibuka dengan tangan kanan, tangan kiri memegang erlenmeyer sambil digoyang konstan.
Penambahn asam terus dilakukan hingga lautan berubah warna menjadi jingga.
Dihentikan titrasi. Diulangi hingga 3 kali.
Diletakkan di bawah buret Diberi kertas putih di bawahnya
Dipipet 10 mL dengan pipet seukuran. Dimasukkan dalam erlenmeyer 100 mL. Ditambahkan air aquades 10 mL. Ditambahkan 2-3 tetes indikator metal
jingga.
Titran
Dibuka perlahan agar bagian bawahnya terisi dan tidak ada gelembung udara.
Jika berlebih lihat posisi miniskus.
LANGKAH PERCOBAAN:
a) Membuat larutan asam klorida. Namun dalam percobaan ini telah disediakan
larutan HCl 0,1N.
b) Menentukan larutan asam klorida 0,1 N dengman natrium karbonat
(Na2CO3) anhidrat sebagai baku.
Pembuatan larutan baku
Menimbang dengan teliti 0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni dalam
botol timbang (telah disediakan).
Memindahkan 0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni ke dalam labu ukur
100 mL.
Melarutkan 0,5295 g Na2CO3 anhidrat murni dengan air suling
(setengah labu ukur) lalu digoyang-goyang. Meneruskannya hingga
tanda batas lalu diguling-gulingkan agar tercampur dengan baik.
Pembilasan buret
Membilas buret dengan 5 mL larutan HCl sampai 3 kali.
Mengisi buret hingga 2-3 cm di atas titik nol.
Membuka kran secara perlahan agar bagian bawah kran terisi dan
tidak ada gelembung udara.
Bila berlebih maka lihat posisi miniskus dengan ketelitian 0.01 mL.
Titrasi
Memipet 10 mL larutan baku Na2CO3 dengan pipet seukuran.
Memasukkan 10 mL larutan baku Na2CO3 dalam erlenmeyer 100 mL.
Menambahkan 10 mL air suling
Menambahkan 2-3 tetes indikator metal jingga
Meletakkan erlenmeyer di bawah buret dan memberi kertas putih di
bawahnya agar tampak jelas perubahannya.
Melakukan titrasi dengan tangan kanan membuka karan dan tangan
kiri memegang erlenmeyer sambil menggoyangnya secara konstan.
Melakukan penambahan asam terus-menerus hingga terjadi
perubahan warna larutan menjadi jingga.
10 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Menghentikan titrasi lalu mencatat volume HCl yang diperlukan.
Mengulangi hingga 3 kali.
Menghitung konsentasi HCl
2. Penentuan kadarNaOH3 dalam soda kue
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1 Botol timbang
2 labu ukur 100 ml
3 buret 50 ml
4 erlenmeyer 100 ml
5 pipet seukuran 10 ml
6 pipet tetes
7 corong
8 statif
9 klem
10 gelas ukur 10 ml
11 gelas kimia 500 ml
12 neraca analiti
Bahan :
1 Soda kue 1,44 gr
2 Indikator metil jingga 2 tetes
3 Larutan asam klorida 50 ml
4 Air suling
11 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
ALUR KERJA
Langkah Percobaan
1 Menimbang dengan teliti 1,44 g soda kue dalam botol timbang.
2 Memasukkan dalam labu ukur 100 mL.
12 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Terjadi Perubahan Warna
Titrasi dengan HCl
10 ml larutan
1,44 g Soda Kue
%NaHC03
Percobaan dlakukan sebanyak tiga kali. Kadar rata-rata NaHCO3 dihitung.
Dipipet menggunakan pipet seukuran. Dimasukkan dalam erlenmeyer. Ditambahkan 2 tetes indikator metil jingga.
Ditimbang dengan teliti dalam botol timbang Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL. dilarutkan dalam labu ukur 100ml
3 Melarutkan dalam labu ukur 100 mL.
4 Mengambil 10 mL larutan tersebut dengan pipet seukuran, dan
memasukkannya dalam Erlenmeyer 100 mL.
5 Menambahkan 2 tetes indikator metal jingga.
6 Menitrasi dengan HCl standar sampai terjadi perubahan warna
indikator metal jingga menjadi ada endapan merah bata.
7 Menghitung volume HCl yang diperlukan.
8 Melakukan percobaan tiga kali.
9 Menghitung kadar NaHCO3 dalam soda kue.
13 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
E. DATA PENGAMATAN
N
OPERLAKUAN
PENGAMATAN
SEBELUM SESUDAH
1. Penentuan larutan Asam klorida ±
0,1 N dengan Na2CO3 anhidrat
sebagai sebagai baku
Memasukkan ± 0, 5295 gram
Na2CO3 p.a dalam labu ukur
100 ml dan mengencerkannya
sampai tanda batas
Memasukkan larutan Na2CO3
10 ml dalam Erlenmeyer
kemudian ditambah 10 ml air
suling
Menambahkan 3 tetes
indikator metil jingga
Menitrasi Na2CO3 (aq) dengan
HCl (aq)
Na2CO3 (s)= serbuk
warna putih
Air suling = tak
berwarna
Na2CO3 (aq)= tak
berwarna
indikator metil
jingga= oranye
Larutan = warna
kuning
Larutan setelah
titrasi = warna
jingga
Volume HCl yang
tertitrasi :
1. 9,2 ml
2. 9,2 ml
3. 8,8 ml
2. Aplikasi “ Menentukan kadar
NaHCO3 dalam soda kue cap R &
W ”
Menimbang dengan teliti 1,440
gram soda kue
Mengencerkan soda kue dalam
labu ukur 100 ml
Memipet 10 ml larutan soda kue
Massabotol
timbang = 4,3243
gr
Massa soda kue =
1,440 gr
HCl (aq) = tak
14 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
dan memasukkannya dalam
erlenmeyer
Menambahkan 2 tetes indikator
metal jingga
Menitrasi larutan soda kue
dengan HCl
berwarna
indikator metil
jingga= oranye
larutan berwarna
kuning
larutan berwarna
jingga
Volume HCl
yang tertitrasi :
1. 14,1 ml
2. 14,0 ml
3. 14,1 ml
15 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
F. ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN
1. Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 N dengan Na2CO3 anhidrat sebagai
sebagai baku
Standarisasi asam kuat yaitu asam klorida menggunakan natrium karbonat
karena zat ini tersedia dalam bentuk garam murni sehingga lebih praktis. Zat ini juga
dipilih karena memenuhi kriteria larutan standart utama dari asam kuat. Natrium
karbonat bersifat sedikit higroskopis, memiliki berat ekivalen yang tinggi dan
merupakan basa kuat sehingga baik untuk titrasi asam kuat. Dalam percobaan
digunakan 0,5295 gram serbuk Na2CO3 berwarna putih dan dilarutkan dalam labu
ukur 100 ml dan mengencerkannya sampai tanda batas, kemudian memipet larutan
Na2CO3 10 ml dalam Erlenmeyer dan ditambah 10 ml air suling lalu menambahkan 3
tetes indikator metil jingga berwarna oranye. Penambahan indikator metil jingga
adalah untuk mengidenifikasi titik akhir titrasi dimana terjadi perubahan warna
kuning menjadi jingga dengan trayek pH 3,1- 4,4. Dalam percobaan penggunaan
indikator yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi tepat berimpit
dengan titik equivalennya Kemudian menitrasi Na2CO3 (aq) dengan HCl (aq)
Persamaan reaksi :
2HCl (aq) + Na2CO3 (aq) ↔ 2NaCl (aq)+ H2O(l) + CO2(g).
Berdasarkan reaksi, terbentuk larutan NaCl berwarna jingga, yang menandakan
telah terjadi titik akhir titrasi . Titrasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan,
pada pengulangan pertama terjadi perubahan warna jingga pada volume HCl
mencapai 9,2 ml begitu pula pada pengulangan kedua. Sedangkan pengulangan
ketiga volume HCl mencapai 8,8 ml.Dan dari analisis perhitungan diperoleh :
Percobaan Volume HCl (ml) N AgNO3
1 9,2 0,1086
2 9,2 0,1086
3 8,8 0,1135
16 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
N HCl rata-rata 0,1102
Berdasarkan data diatas dapat diketahui Normalitas HCl rata-rata adalah
0,1102. Hasil ini juga dipergunakan dalam perhitungan Aplikasi Titrasi Penetralan “
Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ”
2. Aplikasi Penetralan “ Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R &
W ”
Pada percobaan kedua yaitu menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R
& W, dimana NaHCO3 yang digunakan sebanyak 1,440 gram dalam bentuk serbuk
putih yang dilarutkan dalam air suling pada labu ukur 100ml, kemudian memipetnya
10 ml dan diletakkan dalam Erlenmeyer untuk dititrasi dengan HCl, namun sebelum
itu ditambahkan 2 tetes indikator metal jingga berwarna oranye. Penambahan
indikator metil jingga adalah untuk mengidenifikasi titik akhir titrasi dimana terjadi
perubahan warna kuning menjadi jingga dengan trayek pH 3,1- 4,4. Dalam percobaan
penggunaan indikator yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi
tepat berimpit dengan titik equivalennya Kemudian menitrasi larutan soda kue
dengan HCl (aq)
Persamaan reaksi :
HCl (aq) + (soda kue) NaHCO3 (aq) ↔ NaCl (aq)+ H2O(l) + CO2(g).
Berdasarkan reaksi, terbentuk larutan NaCl berwarna jingga, yang menandakan
telah terjadi titik akhir titrasi . Titrasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan,
pada pengulangan pertama terjadi perubahan warna jingga pada volume HCl
mencapai 14,1 ml begitu pula pada pengulangan ketiga . Sedangkan pengulangan
kedua volume HCl mencapai 14,0 ml.Dan dari analisis perhitungan diperoleh :
Percobaan Volume HCl (ml) N NaHCO3 Massa analit (gr) NaHCO3 %
1 14,1 0,00423 1,1836 82,1944
17 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
2 14,0 0,004018 1,1752 81,6111
3 14,1 0,004018 1,1836 82,1944
NaHCO3 % rata-rata 81,9999
G. KESIMPULAN
Jadi untuk menentukan (standarisasi) asam klorida (HCl) dengan natrium
karbonat (Na2CO3) adalah dengan menitrasi larutan baku Na2CO3 dengan larutan HCl
hingga tiga kali menggunakan indikator metil jingga, sehingga dapat diketahui
konsentrasi rata-rata larutan HCl, yaitu 0,1102 N. Sedangkan untuk menentukan
kadar NaHCO3 dalam soda kue yaitu dengan melarutkan soda kue dalam air suling.
Kemudian dititrasi dengan HCl standard menggunakan indikator metil-jingga hingga
terjadi perubahan warna menjadi orange atau jingga. Titrasi ini dilakukan hingga tiga
kali, sehingga kadar NaHCO3 dalam soda kue dapat diketahui, yaitu 81,9999%.
H. JAWABAN PERTANYAAN:
Jawaban Pertanyaan Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 N dengan
Na2CO3 anhidrat sebagai sebagai baku
Soal :
1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah
dididihkan?
2. Apa beda antara:
a. Larutan baku dan larutan standar
b. Asidimetri dan alkalimetri
3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!
18 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Jawab:
1. Tujuan menggunakan air yang mendidih yaitu untuk menghindari ledakan,
sebab reaksi logam alkali (Na) bersifat eksoterm. Dan juga logam alkali
(Na) mudah bereaksi dengan air. mudah bereaksi dengan air.
2. a.
Larutan baku adalah larutan suatu zat terlarut yang telah diketahui
konsentrasinya dari hasil penimbangan dan pengenceran, konsentrasi
ditentukan dari hasil perhitungan
larutan standar adalah larutan yang telah diketahui secara pasti, tepat
dan akurat. Larutan standar primer adalah larutan standat yang
konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang. Larutan standar
sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menitrasi dengan larutan standar primer.
b.
asidimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan larutan baku asam
alkalimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan larutan baku basa
3.Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik)
yang dalam larutan warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna
ion-ionnya. Pada titrasi antara HCl dengan Na2CO3 menggunakan
indikator metil-jingga karena titrasi tersebut antara asam kuat dengan
basa lemah yang memiliki rentang pH 3,1-4,4. Pada umumnya indikator
digunakan untuk menentukan titik equivalen atau titik akhir titrasi tepat
pada pH tertentu.
Jawaban Pertanyaan Aplikasi Penetralan “ Menentukan kadar NaHCO3
dalam soda kue cap R & W ”
19 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Soal :
1. 1,2 gram sampel NaOH dan NaCO3 dilarutkan dan dititrasi dengan 0,5 N HCl
dengan indikator pp. Setelah penambahan 30 mL HCl larutan menjadi tidak
berwarna. Kemudian indikator metal jingga ditambahkan dan dititrasi lagi
dengan HCl. Setelah penambahan 5 mL HCl larutan menjadi berwarna.
Berapa prosentase Na2CO3 dan NaOH dalam sampel?
2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp?
Jawab:
1. Diketahui: gr NaOH dan Na2CO3 = 1,2 gr
NHCl = 0,5 N
V1 HCL = 30 mL
V2 HCl = 5 mL
Ditanya : kadar Na2CO3 dan NaOH dalam sampel ?
Jawab :
Pada campuran : NaOH + Na2CO3 , jika V1>V2
mmol NaOH = M (V1-V2)
mmol Na2CO3 = M. V2
◙ Kadar Na2CO3
mmol Na2CO3 = M.V2
= 0,5N . 5
= 2,5 mmol
20 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
= 0,25 mol
◙ Kadar NaOH
Mmol NaOH = M (V1 . V2)
= 0,5 . (30-5)
= 0,5 . 25
= 12,5 mmol
= 0,0125 mol
2.pada rentang pH 8,3-10,0 larutan yang tidak berwarna akan berubah warna hingga
menjadi Merah dan tipe sifatnya asam.
I. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://mrtamscience.blogspot.com/2009/12/titrasi-penetralan-
asidialkalimetri.html. Diunduh pada tanggal 12 November 2010
Day,R.A,Underwood,A.L.2002.Analisis kimia kuantitatif. Jakarta: Erlangga
21 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
J. LAMPIRAN
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 Ndengan Na2CO3 anhidrat sebagai
sebagai baku
Diket :
Massa Na2CO3 = 0,5295 gram
BM Na2CO3 = 106 gr/mol
Massa pelarut (air) = 100 gr
Volume HCl yang tertitrasi :
Percobaan 1 9,2 ml
Percobaan 2 9,2 ml
Percobaan 3 8,8 ml
Ditanya : N HCl……………..?
Jawab :
N Na2CO3 = gr
BM x
1000massa pelarut
x mol ekuivalen
= 0,5295 gr
106 gr /mol x
1000100
x 2
= 0,0999 N
Percobaan 1
( N x Volume ) Na2CO3 = ( N x Volume ) HCl
0,0999 x 10 ml = N HCl x 9,2 ml
N HCl = 0,1086 N
Percobaan 3
( N x Volume ) Na2CO3 = ( N x Volume ) HCl
0,0999 x 10 ml = N HCl x 8,8 ml
N HCl = 0,1135 N
Percobaan 2
( N x Volume ) Na2CO3 = ( N x Volume ) HCl
0,0999 x 10 ml = N HClx 9,2 ml
N HCl = 0,1086 N
N HCl rata-rata :
= 0,1086+0,1086+0,1135
3
= 0,1102 N
22 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
2. Aplikasi “ Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ”
Diket :
Massa soda kue :1,440 gram
Volume air laut : 50 ml
BM NaHCO3= 84 gr/mol
Volume HCl yang tertitrasi :
Percobaan 1 14,1 ml
Percobaan 2 14,0 ml
Percobaan 3 14,1 ml
Ditanya : kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ?
Jawab :
Percobaan 1
( N x Volume ) NaHCO3= ( N x Volume ) HCl
N NaHCO3 x 10 ml = 0,0999 x 14,1 ml
N NaHCO3 = 0,1409 N
N = massa
BM x
1000massa pelarut
x mol ekuvalen
0,1409 = massa analit
84 x
1000100
x 1
Massa analit = 1,1836 gram
% NaHCO3 = massa analit
massa sampel x 100 =
1,18361,440
x 100 % = 82,1944 %
Percobaan 2
( N x Volume ) NaHCO3= ( N x Volume ) HCl
N NaHCO3 x 10 ml = 0,0999 x 14,0 ml
N NaHCO3 = 0,1399 N
N = massa
BM x
1000massa pelarut
x mol ekuvalen
23 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
0,1399 = massa analit
84 x
1000100
x 1
Massa analit = 1,1752 gram
% NaHCO3 = massa analit
massa sampel x 100 =
1,17521,440
x 100 % = 81,6111 %
Percobaan 3
( N x Volume ) NaHCO3= ( N x Volume ) HCl
N NaHCO3 x 10 ml = 0,0999 x 14,1 ml
N NaHCO3 = 0,1409 N
N = massa
BM x
1000massa pelarut
x mol ekuvalen
0,1409 = massa analit
84 x
1000100
x 1
Massa analit = 1,1836 gram
% NaHCO3 = massa analit
massa sampel x 100 =
1,18361,440
x 100 % = 82,1944 %
% NaHCO3 rata-rata :
% NaHCO3 rata-rata = 82,1944+81,6111+82,1944
3 =81,9999 %
24 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
LAMPIRAN FOTO
1. Penentuan larutan Asam klorida ± 0,1 Ndengan Na2CO3 anhidrat sebagai
sebagai baku
25 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Larutan baku Na2CO3
Memipet 10 mL larutan baku
Larutan baku + indikator metal
jingga
Proses titrasiLarutuan setelah
titrasi
Perbandingan larutan setelah dan
sebelum titrasi
2. Aplikasi “ Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap R & W ”
26 | T i t r a s i p e n e t r a l a n d a n a p i k a s i n y a
Pengenceran soda kue
Proses titrasi Perbandingan hasil sebelum dan sesudah
titrasi