Lapres Titrasi Penetralan (3)

26
I. Judul Percobaan: Titrasi Penetralan dan Aplikasi II. Tujuan Percobaan : 1. Membuat dan menentukan standarisasi larutan basa 2. menentukan kadar CH 3 COOH dalam cuka pasar III. Dasar Teori : Titrasi asidi-alkalimetri didasarkan pada reaksi asam-basa atau prinsip netralisasi. Larutan analit yang berupa asam dititrasi dengan titran yang berupa basa atau sebaliknya. Metode ini cukup luas penggunaanya untuk penetapan kuantitas analit asam atau basa. Jika HA mewakili asam dan BOH mewakili basa, maka reaksi antara analit dengan titran dapat dirumuskan secara umum sebagai berikut : HA + OH A + H 2 O (analit asam, titran basa) BOH + H 3 O + B + + 2H 2 O (analit basa, titran asam) Titran umumnya berupa larutan standar asam kuat atau basa kuat. Larutan standar yang digunakan sebagai titran harus diketahui dengan tepat konsentrasinya. Biasanya, larutan standar dibuat dengan cara melarutkan sejumlah berat tertentu bahan kimia pada sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. Zat kimia yang benar-benar murni bila ditimbang dengan tepat dan dilarutkan dalam sejumlah tertentu yang sesuai menghasilkan larutan standar primer. Larutan standar lain yang ditetapkan konsentrasinya melalui titrasi dengan menggunakan larutan standar primer dikenal sebagai larutan standar sekunder. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat

description

lapres penetralan

Transcript of Lapres Titrasi Penetralan (3)

I. Judul Percobaan: Titrasi Penetralan dan AplikasiII. Tujuan Percobaan: 1. Membuat dan menentukan standarisasi larutan basa 2. menentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasarIII. Dasar Teori:Titrasi asidi-alkalimetri didasarkan pada reaksi asam-basa atau prinsip netralisasi. Larutan analit yang berupa asam dititrasi dengan titran yang berupa basa atau sebaliknya. Metode ini cukup luas penggunaanya untuk penetapan kuantitas analit asam atau basa. Jika HA mewakili asam dan BOH mewakili basa, maka reaksi antara analit dengan titran dapat dirumuskan secara umum sebagai berikut :HA + OH A + H2O (analit asam, titran basa)BOH + H3O+ B+ + 2H2O (analit basa, titran asam)Titran umumnya berupa larutan standar asam kuat atau basa kuat. Larutan standar yang digunakan sebagai titran harus diketahui dengan tepat konsentrasinya. Biasanya, larutan standar dibuat dengan cara melarutkan sejumlah berat tertentu bahan kimia pada sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. Zat kimia yang benar-benar murni bila ditimbang dengan tepat dan dilarutkan dalam sejumlah tertentu yang sesuai menghasilkan larutan standar primer. Larutan standar lain yang ditetapkan konsentrasinya melalui titrasi dengan menggunakan larutan standar primer dikenal sebagai larutan standar sekunder. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat larutan stanar primer harus memenuhi persyaratan berikut ini :a. Harus tersedia dalam bentuk murni dan jumlah total pengotor atau galat tidak boleh melebihi 0,01 sampai 0,02%. b. Substansi tersebut stabil, mudah dikeringkan dan tidak terlalu higroskopis.c. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi.Pada titrasi asam basa umumnya larutan standar sekunder yang digunakan untuk titran dibuat dengan cara melarutkan atau mengencerkan, kemudian dititrasi dengan larutan standar primer untuk menetapkan konsentrasinya secara tepat. Contoh bahan standar utama adalah:1. (KHC8H4O4) Kalium hidrogen falat, umumnya dipakai untuk larutan basa.2. asam sulfamat (HSO3NH2) untuk menstandarisasi basa kuat3. kalium hidrogen iodat [KH(IO3)2] untuk larutan basa4. asam sulfosalisilat untuk larutan basaOHCOOH

SO35. basa organik tris (hidroksimetil) aminometana (CH2OH)3CNH3 biasa disebut TRIS atau THAM untuk standarisasi asam6. natrium karbonat (Na2CO3) untuk standarisasi asam kuatTitrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna indicator atau disebut dngan titik akhir titrasi. Selain itu dalam titrasi kita perlu mengetahui volume titran yang diperlukan ketika reaksi tepat sempurna. Saat reaksi tepat sempurna dinamakan titk ekivalen. Indicator asam-basa adalah suatu asam atau basa lemah yang perubahan warnanya bergantung pada pH, salah satu indicator asam-basa adalah PP. dalam asamnya PP tidak bewarna sedangkan dalam bentuk basanya bewarna merah.HIn H+ + In-Tidak bewarna merah muda

OHOH

OH +H3O+CC

OHHCO OH +H2O

O-C

OO

O-H2In, tidak bewarna HIn, tidak bewarnaFenoftalein

O +H3O+C

O-C

OIn2- merahPemilihan indicator asam basa didasarkan pada ketepatan pH ekivalen dengan kemudahan mengamati perubahan warna. Untuk asam lemah , Ph pada titik ekivalen daiatas 7. Dan fenoftalein merupakan lazim yang digunakan. Untuk basa lemah, yang memilki ph dibawah 7, indicator yang sering digunakan adalah metal merah atau meti oranye. Untuk asam dan basa kuat indicator yang sesuai dalah metal merah, Bromtimol Biru dan Fenoftalein. Dalam titrasi digambarkan kurva titrasi, kurva ini berguna dalam menentukan kelayakan suatu titrasi dan memilih indicator yang sesuai. Titrasi asam-basa ada beberapa macam, diantaranya adalah:1. titrasi asam kuat basa kuatpada saat sam dititrasi, penambahan Ph yang besar pada titik ekivalen cukup untuk melebarkan rentang dari indicator PP, BTB, dan MM, oleh karena itu setiap penambahan 1 tetes atau 2 tetes indicator , larutan telah berubah warna ( mencapai titik akhir)2. Titrasi asam lemah - basa kuatKurva untuk asam lemah mulai meningkat dengan cepat saat basa pertama kali ditambahkan, laju melambat dengan meningkatnya konsentrasi basa lemah. Larutan tersebut dikatakan sebagai tersangga di daerah ini, dimana laju peningkatan pH lambat. Dalam titrasi membutuhkan perhitungan konsentrasi dan normalitas, berikut ini perthitungannya :Konsentrasi

Normalitas

Titrasi asam basa bisa digunakan untuk menganalisis bahan-bahan yang dapat diubahn menjadi asam atau basa, misalnya titrasi asam- basa bisa digunakan untuk menentukan kadar CH3COOH dalam cuka. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.Sedangkan cara penentuan kadar CH3COOH dalam cuka adalah :% kadar = x factor pengenceran x 100%

IV. Alat dan Bahan:1. Alat Gelas ukur 15mL Labu ukur 100mL Buret Erlenmeyer 250mL Pipet volum Pro pipet Corong Spatula Gelas kimia 100mL Gelas Kimia 250mL2. 3. Bahan NaOH H2C2O4 Indikator PP Cuka pasar Aquades

V. Alur kerja:1. H2C2O4Standarisasi NaOH dengan Asam oksalat

- ditimbang + 0,6320 gr - dimasukkan ke gelas kimia 100mL- dilarutkan denagan air suling- dipindahkan ke labu ukur 100mL- diencerkan sampai tanda batas- dikocok

Larutan H2C2O4 . H2O

NaOH

- dipipet 10mL dengan pro pipet- dimasukkan ke erlenmeyer 250mL

- digunakan untuk membilas buret- dimasukkan ke buret - digunakan untuk titrasi

10mL air suling

3 tetes indicator PP

- goyang perlahan Erlenmeyer- hentikan saat PP berubah menjadi merah muda- catat angka pada buret- ulangi sampai 3x

Na2C2O4.2H2O

Aplikasi Titrasi penetralanMenentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasar

CH3COONa + H2O- goyang perlahan Erlenmeyer- hentikan saat PP berubah menjadi merah muda- catat angka pada buret- ulangi sampai 3x- digunakan untuk membilas buret- dimasukkan ke buret - digunakan untuk titrasiNaOH3 tetes indicator PP10mL air suling- dipipet 10mL dengan pipet ukur- dimasukkan ke erlenmeyer 250mLLarutan CH3COOH- dihitung berat jenisnya dengan piknometer- dipindahkan ke labu ukur 100mL- diencerkan sampai tanda batas- dikocokCuka pasar

VI. Data Pengamatan:a. Pembuatan dan Penentuan (standarisasi) larutan Basa (NaOH)NoPerlakuanHasil PengamatanReaksiKesimpulan

10,6320 gram asam oksalat (H2C2O4.2H2O)Serbuk berwarna putih

20,6320 gram asam oksalat (H2C2O4.2H2O) dilarutkan dalam airLarutan asam oksalat yang tidak berwarnaH2C2O4 (s) + H2O (l) H2C2O4 (aq)

3Diambil dengan pipet sebanyak 10mL dimasukkan dalam erlenmeyer 250mL + 10 mL air sulingLarutan tidak berwana

4.Ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalin (tidak berwarna)Larutan tetap tidak berwarna

5.Dititrasi dengan NaOH (tidak berwarna) sampai terjadi perubahan warna dan titrasi dihentikanSetelah titrasi larutan menjadi berwarna merah mudaH2C2O4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O(l)

7.Dihitung volume NaOH yang digunakanV1 = 8,5 mLV2 = 8,1 mLV3 = 8,1 mL

8.Dihitung konsentrasi NaOH[NaOH]1 = 0,1181 N[NaOH]2 = 0,1239 N[NaOH]3 = 0,1239 NJadi, [NaOH]rata - rata = 0,1219 N

b. Penentuan Kadar CH3COOH dalam cuka pasar KURA-KURANoPerlakuanHasil PengamatanReaksiKesimpulan

1Cuka pasar merk kura-kuraTidak berwarna

2Diukur berat jenisnya dengan piknometer 25mL m. piknometer : 19,4590 gram m piknometer + cuka pasar : 45,3592 gram Massa cuka : 25,8102 gramcuka : 1,0324 gr/cm3

3Diencerkan dengan air suling sampai volume 100mLLarutan tidak berwana

4.Ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalin (tidak berwarna)Larutan tetap tidak berwarna

5.Dititrasi dengan NaOH (tidak berwarna) sampai terjadi perubahan warna dan titrasi dihentikanSetelah titrasi larutan menjadi berwarna merah mudaCH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)

7.Dihitung volume NaOH yang digunakanV1 = 35,6 mLV2 = 34,7 mLV3 = 34,9 mL

8.Dihitung konsentrasi NaOH[NaOH]1 = 0,4339 N[NaOH]2 = 0,4229 N[NaOH]3 = 0,4254 N[NaOH]rata - rata = 0,4274 NJadi, kadar CH3COOH dalam cuka pasar = 9,9341%

VII. Diskusi dan Pembahasan :Titrasi Penetralan Titrasi asam basa merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menetapkan secara tepat konsentrasi asam atau basa dari suatu larutan, dimana dalam percobaan ini akan ditentukan (standardisasi) konsentrasi dari larutan basa yaitu NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) sebagai baku.Dasar dari titrasi asam basa ini adalah reaksi asam basa atau prinsip netralisasi larutan analit yang berupa larutan asam yaitu asam oksalat (H2C2O4.2H2O) dengan titran yang berupa larutan basa yaitu NaOH. Langkah pertama untuk proses standardisasi larutan NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4.2H2O(s)) sebagai baku adalah menimbang asam oksalat berupa serbuk putih sebanyak 0,6320 gram dalam botol timbang kemudian dimasukkan dalam gelas kimia 100 mL dan diencerkan dengan air suling 30 mL. Kemudian diaduk sampai asam oksalat larut dalam air. Lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan menggunakan corong dan ditambah air suling 1 cm sebelum tanda batas. Selanjutnya ditambah air suling perlahan dengan pipet tetes sampai tanda batas. Setelah itu dikocok sampai semua asam oksalat (H2C2O4.2H2O) tercampur dengan sempurna. Sehingga akan diperoleh larutan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) yang tidak berwarna.H2C2O4 (s) + H2O (l) H2C2O4 (aq)Diambil 10mL larutan asam oksalat dengan pipet seukuran 10mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250mL. Kemudian ditambah air suling 10mL dan 3 tetes indikator pp. Buret dibilas dan diisi dengan larutan NaOH. Dilihat skala awal pada buret sebelum dilakukan titrasi. Kemudian dilakukan titrasi terhadap larutan oksalat sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Pada titrasi yang pertama diperoleh volume NaOH 8,5mL. Titrasi diulang tiga kali. Volume kedua dan ketiga yang diperoleh yaitu sama-sam 8,1mL. Kemudian dihitung konsentrasi rata-rata NaOH dan diperoleh 0,1219 N.H2C2O4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O(l)

Aplikasi Titrasi Penetralan (menentukan Kadar CH3COOH dalam Cuka Pasar)Salah satu aplikasi dari titrasi asam basa ini adalah menentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasar. Dimana cuka pasar yang digunakan bermerk Kura-Kura. Langkah yang dilakukan untuk menentukan kadar CH3COOH dalam cuka adalah sama dengan langkah pada waktu standardisasi larutan NaOH dengan menggunakan asam oksalat sebagai baku namun terdapat sedikit perbedaan pada langkah awal yang dilakukan. Langkah awal yang dilakukan adalah mengukur berat jenis cuka pasar dengan menggunakan piknometer 25mL. Piknometer kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitis dan diperoleh berat piknometer kosong sebesar 19,4590 gram. Kemudian mengisi piknometer tersebut dengan cuka pasar sampai penuh dengan tidak ada gelembung udara di dalamnya lalu piknometer ditutup. Setelah itu piknometer dan cuka pasar ditimbang dengan menggunakan neraca analitis dan diperoleh berat piknometer dengan cuka pasar sebesar 45,3592 gram. Sehingga diperoleh berat jenis untuk cuka pasar adalah sebesar :

=

=

= 1,0324 berdasarkan teori, massa jenis cuka adalah sebesar 0,98 g/mL. Namun pada percobaan diperoleh massa jenis cuka sebesar 1,0324 gr/mL. Selisih 0,0524 g/mL. Tetapi hal ini dapat diabaikan karena selisihnya yang sangat kecil. Sehingga massa jenis cuka yang diperoleh dari percobaan ini sudah mendekati hasil teoritis yang ada. Langkah selanjutnya yaitu 10 mL cuka pasar dipipet dengan menggunakan pro pipet 10 mL, kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambah air suling sampai 1 cm sebelum tanda batas. Kemudian ditambah air suling dengan pipet tetes sampai tanda batas. Setelah itu dikocok sampai semua cuka tercampur dengan sempurna sehingga akan diperoleh larutan cuka pasar encer yang tidak berwarna.Kemudian larutan cuka encer yang diperoleh diambil sebanyak 10 mL dengan menggunakan pro pipet 10 mL lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Kemudian ditambah 3 tetes indikator phenolphthalein (PP). Larutan yang pada awalnya tidak berwarna tetap tidak berwarna (tidak mengalami perubahan warna). Setelah itu larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH. Proses titrasi ini dilakukan sampai terjadi perubahan warna yaitu dari tidak berwarna menjadi merah muda. Pada titrasi yang pertama diperoleh volume NaOH 35,6mL. Titrasi diulang tiga kali. Volume kedua yang diperoleh yaitu 34,7mL dan volume yang ketiga yaitu 34,9mL. Kemudian dihitung konsentrasi rata-rata NaOH dan diperoleh 0,4274 N. Dihitung kadar CH3COOH dalam cuka pasar dengan faktor pengenceran 10 diperoleh 9,9341%.CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)

VIII. Kesimpulan:Dari percobaan titrasi penetralan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:1. Normalitas rata-rata NaOH dari hasil standarisasi dengan asam oksalat 0,6320 gram diperoleh sebesar 0,1219 N. 2. Kadar CH3COOH dalam cuka pasar merk Kura-kura dari 10mL sampel sebesar 9,9341%.

IX. Tugas dan Jawaban Pertanyaan :Titrasi Penetralan1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah didihkan ?Jawab: Karena NaOH selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor, diantaranya adalah Na2CO3 sehingga memakai air yang sudah didihkan saat membuat larutan NaOH berfungsi untuk menghilangkan CO2 yang terdapat pada .Na2CO3.

2. Apa beda antara :a. larutan baku dan larutan standar ?b. asidimetri dan alkalimetri ?Jawab :a. Perbedaan antara larutan baku dengan larutan standar : Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dari penimbangan secara teliti dan pengenceran pada volume tertentu yang kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan standar, sedangkan larutan strandar adalah larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan dengan akurat.b. Perbedaan antara asidimetri dengan alkalimetri : Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri terletak pada larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk asidimetri adalah titrasi penetralan yang melibatkan basa dengan asam yang diketahui konsentrasinya sedangkan alkalimetri adalah titrasi penetralan yang melibatkan asam dengan basa yang diketahui konsentrasinya.

3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!Jawab :Indikator yang digunakan pada titrasi larutan baku asam oksalat dengan NaOH adalah fenolftalin. Karena pH pada titik ekivalen titrasi ini yaitu basa lemah berada diatas 7, sehingga indikator fenolftalin yang mempunyai rentang pH 8,0-9,6 yang digunakan pada titrasi ini sehingga akan dapat diketahui titik akhir titrasi atau titik ekivalen.

Aplikasi Titrasi Penetralan1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan 0,5 N HCl dengan indikator PP. Setelah penambahan 30 mL HCl larutan menjadi tidak berwarna. Kemudian indikator metal jingga ditambahkan dan dititrasi lagi dengan HCl. Setelah penambahan 5 mL HCl larutan menjadi berwarna. Berapa prosentase Na2CO3 dan NaOH dalam sampel ?Jawab :Larutan mengandung NaOH dan Na2CO3massa sampel NaOH dan Na2CO3 = 1,2 gram = 1200 mg N HCl = nM maka M HCl = N/n = 0,5/1 = 0,5Reaksi yang terjadi :I. Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2

II. NaOH + HCl NaCl + H2OVHCl sampai PP = 30 mLVHCl untuk Na2CO3 = 2 x 5 mL = 10 mLVHCl untuk NaOH = 30 mL (10 mL) = 30 mL 5 mL = 25 mLKadar Na2CO3Na2CO3= 0,5 mmol/ml x 1 mmol Na2CO3/ 2 mmol HCl x (2 x 5 ml) = 0,5 mmol/ml x 5 ml = 2,5 mmolm Na2CO3 = 2,5 mmol x 106 mg/mmol = 265 mg = 0,265 g% Na2CO3 = g Na2CO3/ g sampel x 100= 0,265 g / 1,2 g x 100 = 22,083 %Kadar NaOHMmol NaOH= M (V1 - V2) = 0,5mmol/ml (30 ml - 5ml) = 0,5mmol/ml x 25ml = 12,5 mmolm NaOH = 12,5 mmol x 40 mg/mmol = 500 mg = 0,5 g% NaOH= g NaOH / g sampel x 100 = 0,5 g/1,2 g x 100 = 41,67 %

2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp ?Jawab :Perubahan warna indikator pp terjadi pada rentang pH 8,0-9,6 dari tak berwarna ke merah.

X. Daftar Pustaka:Day dan Underwood.1998.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga.Hendayana,Sumar,dkk.2000.Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Terbuka.Ibnu, Sodiq. 2004. Kimia Analitik I. Malang: Universitas Negeri Malang.Tim Penyusun. 2013. Panduan praktikum Kimia Analitik I Dasar-Dasar Kimia Analitik. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UnesaAnonim. 2012. Asam Asetat. http://www.wikipedia.com, diakses 15 Desember 2013

LAMPIRAN

Sebelum titrasi : larutan asam oksalat tidak berwarna

Setelah ditambah indikator pp tetap tidak berwarna

Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat

Aplikasi Titrasi Penetralan

Cuka pasar yang digunakan yaitu merk kura-kura

Sebelum dilakukan titrasi larutan tidak berwarna

Penentuan Kadar CH3COOH dalam cuka pasar

LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. Penentuan (Standarisasi) Larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat Sebagai Baku.1. Konsentrasi Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O)Massa H2C2O4.2H2O = 0,6320 gramMr = 126Volume = 100 mL = 0,1 LH2C2O4.2H2O 2H+ + C2O42[H2C2O4.2H2O] = = = 0,0502 M2. Konsentrasi Natrium Hidroksida (NaOH)Volume NaOH hasil percobaan :V1 = 8,5 mLV2 = 8,1 mLV3 = 8,1 mLKonsetrasi NaOH : Percobaan (1) V1 = 8,5 mLmmolek asam oksalat = mmolek NaOH M. V. n = N. V1 0,0502 M. 10 mL. 2 = N. 8,5 mL1,004 = N. 8,5 mL N = 0,1181 N Percobaan (2) V2 = 8,1 mLmmolek asam oksalat = mmolek NaOH M. V. n = N. V2 0,0502 M. 10 mL. 2 = N. 8,1 mL1,004 = N. 8,1 mL N = 0,1239 N Percobaan (3) V3 = 8,1 mLmmolek asam oksalat = mmolek NaOH M. V. n = N. V3 0,0502 M. 10 mL. 2 = N. 8,1 mL1,004 = N. 8,1 mL N = 0,1239 NKonsentrasi rata-rata NaOH :NNaOH = = = 0,1219 N

B. Penentuan Kadar CH3COOH dalam Cuka Pasar merk Kura-kura1. Berat jenis Cuka PasarMassa piknometer = 19,5490 gramMassa piknometer + cuka pasar = 45,3592 gramMassa cuka pasar = (45,3592 - 19,5490) gram = 25,8102 gramVolume cuka = 25 cm3cuka = = = 1,0324 gram/cm32. Konsentrasi CH3COOH dalam Cuka PasarMr CH3COOH = 60[NaOH] = 0,1219 NVolume NaOH hasil percobaan :V1 = 35,6 mLV2 = 34,7 mLV3 = 34,9 mLKonsetrasi sampel : Percobaan (1) V1 = 35,6 mLmmolek sampel = mmolek NaOH N. V = N. V1 N. 10 mL = 0,1219. 35,6 mL N. 10 mL = 4,3396 N = 0,4339 N Percobaan (2) V2 = 34,7 mLmmolek sampel = mmolek NaOH N. V = N. V2 N. 10 mL = 0,1219. 34,7 mL N. 10 mL = 4,2299 N = 0,4229 N Percobaan (3) V3 = 34,9 mLmmolek sampel = mmolek NaOH N. V = N. V3 N. 10 mL = 0,1219. 34,9 mL N. 10 mL = 4,2543 N = 0,4254 NKonsentrasi rata-rata sampel :Nsampel = = = 0,4274 N

3. Kadar CH3COOH dalam Cuka PasarN = M nN = n Massa CH3COOH = = = 0,2564 gramDapat dihitung melalui faktor pengenceran :Kadar CH3COOH = x 10 x 100% = x 10 x 100% = 9,9341%