Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

38
Laporan Kasus Tanggal: ERITRODERMA YANG DIDUGA KARENA PERLUASAN DERMATITIS SEBOROIK PADA PASIEN DENGAN DUGAAN DERMATITIS KONTAK ALERGI Oleh : Franky Chandra Pembimbing: dr. Unwati Sugiri, SpKK (K) dr. Dendi Sandiono, SpKK (K) PENDAHULUAN Eritroderma merupakan penyakit kulit dengan manifestasi eritema dan skuama generalisata Bolognia yang difus Fitz dan mengenai lebih dari 90% permukaan tubuh. Fitz33,Khaled Laki-laki lebih sering mengalami eritroderma dibandingkan perempuan Bolognia,Kondo dengan rasio 2:1-4:1 Vasconcellos dan usia rerata 48-60 tahun. Bolognia Eritroderma dapat disebabkan berbagai penyakit kulit, sistemik, infeksi, keganasan, dan obat-obatan. fitz, Karakayli Penegakan diagnosis eritroderma tidak sulit, tetapi diagnosis etiologi yang mendasarinya tidak mudah dan menjadi tantangan dalam bidang dermatologi. bolognia Berdasarkan 18 penelitian yang dikutip dari Grant-Kels dkk., Fitz eritroderma pada orang dewasa disebabkan perluasan penyakit kulit sebelumnya (52%), idiopatik (20%), reaksi hipersensitivitas terhadap obat (15%), dan cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) atau sindrom Sezary 1

description

Eritroderma

Transcript of Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Page 1: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Laporan Kasus

Tanggal:

ERITRODERMA YANG DIDUGA KARENA PERLUASAN

DERMATITIS SEBOROIK PADA PASIEN DENGAN DUGAAN

DERMATITIS KONTAK ALERGI

Oleh : Franky Chandra Pembimbing: dr. Unwati Sugiri, SpKK (K) dr. Dendi Sandiono, SpKK (K)

PENDAHULUAN

Eritroderma merupakan penyakit kulit dengan manifestasi eritema dan skuama

generalisataBolognia yang difusFitz dan mengenai lebih dari 90% permukaan

tubuh.Fitz33,Khaled Laki-laki lebih sering mengalami eritroderma dibandingkan

perempuanBolognia,Kondo dengan rasio 2:1-4:1Vasconcellos dan usia rerata 48-60

tahun.Bolognia Eritroderma dapat disebabkan berbagai penyakit kulit, sistemik,

infeksi, keganasan, dan obat-obatan.fitz, Karakayli

Penegakan diagnosis eritroderma tidak sulit, tetapi diagnosis etiologi yang

mendasarinya tidak mudah dan menjadi tantangan dalam bidang

dermatologi.bolognia Berdasarkan 18 penelitian yang dikutip dari Grant-Kels dkk.,Fitz

eritroderma pada orang dewasa disebabkan perluasan penyakit kulit sebelumnya

(52%), idiopatik (20%), reaksi hipersensitivitas terhadap obat (15%), dan

cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) atau sindrom Sezary (5%). Psoriasis

merupakan penyakit kulit yang paling sering berkembang menjadi eritroderma

(23%), dan diikuti oleh dermatitis spongiotik (20%).Fitz

Dermatitis seboroik (DS) merupakan kelainan kulit yang sering terjadi,

mengenai kurang lebih 70% bayi dalam 3 bulan pertama kehidupan dan 11,6%

populasi umum. Insidensi tertinggi pada dewasa adalah pada usia dekade ketiga

dan keempat.Berk Patogenesis DS belum sepenuhnya dimengerti, diduga

disebabkan beberapa faktor seperti sekresi kelenjar sebasea, peran Malassezia

furfur, dan respons imun pejamu.Fitz,goldenberg Tingkat kejadian eritroderma karena

1

Page 2: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

perluasan dermatitis seboroik (DS) sebesar 4% dari eritroderma yang disebabkan

oleh dermatitis spongiotik.fitz

Tingkat kejadian dermatitis kontak sebesar 6% dari dermatitis spongiotik yang

menjadi penyebab eritroderma.fitz DKA karena kortikosteroid sering tidak

terdiagnosis dan kejadiannya meningkat dalam beberapa dekade terakhir.bolognia,gonul

Pelembab yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya aman, tetapi

tetap dapat menyebabkan DKA.zirwas Golongan azol, terutama mikonazol juga

dapat menyebabkan DKA.abhinav,ensina

Penegakan etiologi eritroderma tidak selalu berhasil dilakukan. Hal ini

disebabkan korelasi gambaran klinis dan etiologi yang tidak jelasKhaled,Kondo dan

tersamarkan oleh gambaran klinis eritroderma yang tidak spesifik.Kondo

Pengamatan jangka panjang mungkin membantu identifikasi etiologi eritroderma,

tetapi etiologi dapat tetap tidak ditemukan pada sekitar 1/4 kasus dan ditetapkan

sebagai idiopatik.Bolognia

Eritroderma umumnya disertai gangguan sistemik seperti gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit, termoregulasi, demam, takikardi,

hipoalbuminemia, dan edema perifer.bolognia,fitz,rook Pasien eritroderma, terutama

dengan usia lanjut, dapat disertai kelainan klinis serius dan memerlukan

perawatan di rumah sakit.fitz

Berdasarkan data rawat inap Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

(IKKK) Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, terdapat X kasus

eritroderma, yang terdiri dari X laki-laki dan X perempuan. Berikut ini dilaporkan

satu kasus eritroderma pada seorang laki-laki berusia 58 tahun yang diduga

disebabkan oleh perluasan dermatitis seboroik.

LAPORAN KASUS

Seorang laki-laki berusia 58 tahun, menikah, pendidikan terakhir sarjana,

wiraswasta, suku Sunda, Islam, dirawat di ruang Amarilis Departemen IKKK

RSHS Bandung pada tanggal 8-13 Juli 2015 dengan keluhan utama bercak merah

disertai sisik pada hampir seluruh tubuh yang disertai rasa gatal dan menggigil.

2

Page 3: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

ANAMNESIS KHUSUS (autoanamnesis pada tanggal 8 Juli 2015)

Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), keluhan bercak merah

disertai sisik pada hampir seluruh tubuh yang telah ada sebelumnya dirasakan

semakin bertambah gatal. Keluhan disertai menggigil. Pasien berobat ke dokter

spesialis kulit dan kelamin (SpKK) dan dirujuk ke RSHS.

Keluhan pertama kali timbul ± 2 tahun SMRS berupa bercak merah yang

terasa gatal pada kedua lipat paha. Karena keluhannya, pasien berobat ke SpKK

dan mendapat terapi berupa obat oles racikan dalam pot (berwarna putih, tidak

berbau, agak lengket) yang digunakan 2x/hari, obat minum Lameson® 8 mg

2x/hari, dan Ryzicor® 10 mg 1x/hari yang diberikan untuk 3 hari. Pasien diminta

kontrol kembali dalam 3 hari. Pasien tidak kontrol sesuai waktu yang ditentukan

dan merasakan keluhan bercak merah dan rasa gatal yang berkurang setelah

pasien mengonsumsi obat minum, tetapi setelah obat minum habis, keluhan

kembali timbul, bertambah merah, dan gatal dalam ± 3 hari. Selama 2 bulan,

pasien kontrol tidak teratur ke SpKK tersebut. Selama kontrol, pasien

mendapatkan obat yang sama dan merasakan keluhan bercak merah yang gatal

berkurang selama pasien meminum obat dan timbul kembali setelah obat habis.

Keluhan juga dirasakan bertambah banyak mengenai area dahi dan kedua lengan

bawah. Pasien tidak lagi kontrol dan memutuskan untuk mengonsumsi sendiri

Lameson® 16 mg 1x/hari dan Ryzicor® 10 mg 1x/hari selama ± 6 bulan. Keluhan

tidak pernah hilang, semakin meluas, dan bertambah gatal, disertai timbulnya

sisik. Tiga bulan SMRS, keluhan bercak merah yang terasa gatal dan disertai sisik

meluas ke hampir seluruh tubuh. Keluhan disertai timbulnya gelembung berisi

cairan yang terasa nyeri pada leher kiri. Karena keluhannya, pasien berobat ke

SpKK yang berbeda. Untuk keluhan gelembung berisi cairan yang terasa nyeri,

pasien dikatakan menderita herpes dan diberikan obat minum (pasien tidak ingat

namanya, berbentuk tablet putih yang diminum 5x2 tablet sehari selama 7 hari).

Pasien juga mendapat obat oles racikan dalam pot (berwarna putih, tidak berbau,

agak lengket) yang digunakan 2x/hari. Pada saat kontrol setelah obat minum

habis, keluhan gelembung berisi cairan dan terasa nyeri sudah mengalami

perbaikan dan kelainan kulit sudah kering serta meninggalkan keropeng, tetapi

3

Page 4: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

bercak merah disertai sisik yang terasa gatal dirasakan bertambah merah. Karena

keluhannya, pasien diberikan obat oles racikan dalam pot (berwarna putih, tidak

berbau, agak lengket) yang digunakan 2x/hari. Pasien tidak merasakan perbaikan

dan merasa kulitnya semakin bertambah merah.

Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat kelainan kulit

dengan bercak merah disertai sisik tebal pada siku, lutut, dan bokong disangkal.

Riwayat berketombe diakui pasien sejak ± empat tahun SMRS. Riwayat sering

terpapar sinar matahari sebelum kelainan kulit timbul disangkal. Riwayat kelainan

kulit dengan bercak merah, kulit kering yang terasa gatal terutama saat

berkeringat, menggunakan bahan pakaian jenis tertentu, dipengaruhi suhu atau

saat sedang banyak pikiran disangkal. Riwayat nyeri pada sendi-sendi disangkal.

Pasien pernah dikatakan menderita asma dan dirawat pada saat pasien remaja,

tetapi keluhan tidak pernah timbul kembali sejak itu. Riwayat pasien atau keluarga

dengan alergi obat, timbul bercak merah atau gatal setelah mengonsumsi makanan

tertentu, sering bersin-bersin pada pagi hari disangkal. Pasien tidak pernah

mengalami batuk lama, penurunan berat badan, mengonsumsi jamu atau obat

apapun sebelum kelainan kulit timbul. Pasien tidak memiliki darah tinggi, kencing

manis, dan tidak pernah mengalami sakit kuning.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum:

Kesadaran : kompos mentis, tampak sakit sedang

Berat badan : 58 kg Tinggi badan : 170 cm

Indeks massa tubuh : 20.07 kg/m2 Status gizi : normoweight

Tekanan darah : 130/90 mmHg Nadi : 100x/menit

Respirasi : 20x/menit Suhu : 37°C

Status Generalis

Kepala :

Wajah : Moon face (-)

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-),

ektropion (-/-), Dennie Morgan fold (-/-), Hertoghe sign (-/-)

4

Page 5: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Hidung : Sekret (-/-), nasal salute (-/-)

Mulut : Lidah: geographic tongue (-), fissure tongue (-), oral thrush (-)

Gigi: Karies (+) 2.8, 3.6, Tonsil: T1-T1 tenang, tidak

hiperemis

Telinga : Sekret (-/-)

Kulit : Lihat status dermatologikus

Leher : Cutis rhomboidalis nuchae (-), Tekanan vena jugularis tidak

meningkat

Kulit : Lihat status dermatologikus

Dada : Bentuk normal, gerak simetris

Paru-paru : Vesicular breath sound normal kanan = kiri, ronki (-/-),

wheezing (-/-)

Jantung : Bunyi jantung S1,S2 murni, reguler, murmur (-/-)

Kulit : Lihat status dermatologikus

Perut : Datar, lembut, bising usus (+) normal

Hati dan limpa: Tidak teraba

Kulit : Lihat status dermatologikus

Anggota gerak atas: Bentuk dan gerak normal

Kuku : Pitting nail(-), hiperkeratosis subungual (-), splinter

hemorrhages (-), onikodistrofi (-), oil drop sign (-),

diskolorasi (-)

Anggota gerak bawah: Pitting edema (+), gerak normal

Kuku : Pitting nail(-), hiperkeratosis subungual (-), splinter

hemorrhages (-), onikodistrofi (-), oil drop sign (-),

diskolorasi (-)

Kelenjar getah bening leher, ketiak, dan lipat paha:

Inspeksi : Tidak tampak

Palpasi : Tidak teraba

5

Page 6: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Status dermatologikus:

Distribusi universal

- Pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua telapak kaki tampak

lesi difus berupa makula eritema dan skuama. (Tampak skuama yang lebih tebal

pada kedua tungkai dan lipat lutut)

- Pada kedua telapak tangan tampak lesi multipel, diskret, ukuran 0,1x0,1 cm-

0,5x1cm, tegas, tidak menimbul, basah, berupa erosi.

- Pada leher, sebagian tungkai atas dan bawah tampak lesi multipel, sebagian

konfluens, ukuran 0,5x0,5 cm-8x12 cm, tegas, tidak menimbul, berupa makula

hiperpigmentasi.

Kriteria Svensson:

I. Perjalanan penyakit dipengaruhi musim (-)

Kulit kering (?)

Diperburuk ketegangan jiwa (-)

Gatal bila berkeringat (-)

Peningkatan IgE (?)

Rinitis alergika pada pasien (-)

Iritasi terhadap bahan tekstil tertentu (-)

Riwayat dermatitis atopik (DA) pada keluarga (-)

II. Kulit wajah pucat atau kemerahan (?)

Knuckle dermatitis (-)

Riwayat asma pada pasien (+)

Keratosis folikularis (-)

Alergi makanan (-)

Dermatitis numularis (-)

Nipple eczema (-)

III. Pomfoliks (-)

Iktiosis (-)

Dennie Morgan fold (-)

Skor Svensson: 2

6

Page 7: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Kriteria Hanifin & Rajka:

Kriteria mayor:

Gatal (?)

Morfologi dan disribusi yang khas (?)

Dermatitis kronis atau relaps kronis (?)

Riwayat pasien atau keluarga dengan atopi (+)

Kriteria minor:

Xerosis (?)

Gejala pada usia muda (-)

Gatal saat berkeringat (-)

Dennie Morgan fold (-)

Tidak tahan terhadap tekstil berbahan wool (-)

Peningkatan IgE serum (?)

Keratosis pilaris (-)

Iktiosis (-)

Hiperlinearitas palmar (-)

Keilitis (-)

Orbital darkening (-)

Dipengaruhi ketegangan jiwa (-)

Hipersensitivitas tipe I (-)

Kecenderungan mengalami infeksi kulit (-)

Lipatan leher bagian anterior (-)

Pitiriasis alba (-)

Dermografisme (-)

Konjungtivitis rekuren (-)

Kecenderungan menderita dermatitis pada tangan

dan kaki yang tidak spesifik (-)

Perifollicular accentuation (-)

Nipple eczema (-)

Kulit wajah pucat atau kemerahan (?)

Katarak subkapsular anterior (-)

7

Page 8: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Keratokonus (-)

Kriteria Hanifin & Rajka: 1 mayor (+)

RESUME

Seorang laki-laki, 58 tahun, menikah, sarjana, wiraswasta, Sunda, Islam

dirawat di ruang Amarilis Departemen IKKK RSHS Bandung pada tanggal

8-13 Juli 2015 dengan keluhan utama bercak merah disertai sisik pada hampir

seluruh tubuh yang disertai rasa gatal dan menggigil.

Berdasarkan anamnesis, keluhan pertama kali timbul ± 2 tahun SMRS berupa

makula eritema yang terasa gatal pada kedua inguinal. Pasien berobat ke SpKK,

mendapat obat oles racikan yang digunakan 2x/hari, Lameson® 8 mg 2x/hari dan

Ryzicor® 10 mg 1x/hari untuk 3 hari dan diminta kontrol. Pasien tidak kontrol

sesuai waktu yang ditentukan. Perbaikan diakui, makula eritema dan gatal

berkurang setelah pasien mengonsumsi obat minum, tetapi setelah obat habis,

keluhan kembali bertambah eritema dan gatal dalam ± 3 hari. Selama 2 bulan,

pasien kontrol tidak teratur. Keluhan dirasakan bertambah banyak mengenai area

dahi dan kedua lengan bawah. Pasien tidak lagi kontrol dan mengonsumsi sendiri

Lameson® 16 mg 1x/hari dan Ryzicor® 10 mg 1x/hari selama ± 6 bulan, tidak ada

perbaikan, lesi kulit semakin meluas dan bertambah gatal, disertai timbulnya

skuama. Tiga bulan SMRS, keluhan makula eritema yang terasa gatal disertai

skuama meluas ke hampir seluruh tubuh. Keluhan disertai timbulnya vesikel yang

terasa nyeri pada leher kiri. Pasien berobat ke SpKK yang berbeda, dikatakan

herpes, diberikan obat minum (tablet putih yang diminum 5x2 tablet/hari selama 7

hari), dan obat oles racikan yang digunakan 2x/hari. Pada saat kontrol, vesikel

sudah mengalami perbaikan dan meninggalkan krusta, tetapi makula eritema

disertai skuama yang terasa gatal dirasakan bertambah eritema. Karena

keluhannya, pasien diberikan obat oles racikan yang digunakan 2 kali/hari, tetapi

tidak ada perbaikan dan kulit semakin bertambah eritema. Sejak 2 hari SMRS,

makula eritema disertai skuama pada hampir seluruh tubuh yang telah ada

sebelumnya dirasakan semakin bertambah gatal, disertai menggigil. Pasien

berobat ke SpKK dan dirujuk ke RSHS. Riwayat keluhan serupa, lesi dan gejala

8

Page 9: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

psoriasis, paparan sinar matahari lama, DA sebelumnya disangkal. Riwayat

berketombe (+) sejak ± 4 tahun SMRS. Pasien pernah menderita asma dan

dirawat, tetapi keluhan tidak pernah timbul kembali. Riwayat pasien atau keluarga

dengan alergi obat, kaligata, rinitis alergika disangkal. Riwayat batuk lama,

penurunan berat badan, konsumsi jamu atau obat sebelum kelainan kulit timbul

disangkal. Pasien tidak memiliki hipertensi, diabetes melitus, dan hepatitis. Dari

pemeriksaan fisik, pada status generalis, keadaan umum kompos mentis, tampak

sakit sedang, tanda vital dalam batas normal, status gizi normoweight, karies gigi

2.8 dan 3.6, serta pitting edema pada kedua tungkai. Pada status dermatologikus,

distribusi universal, pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua

telapak kaki tampak lesi difus berupa makula eritema dan skuama (tampak

skuama yang lebih tebal pada kedua tungkai dan lipat lutut), serta pada kedua

telapak tangan tampak lesi multipel, diskret, ukuran 0,1x0,1 cm-0,5x1cm, tegas,

tidak menimbul, basah, berupa erosi. Pada leher, sebagian tungkai atas dan bawah

tampak lesi multipel, sebagian konfluens, ukuran 0,5x0,5 cm - 8x12 cm, tegas,

tidak menimbul, berupa makula hiperpigmentasi. Kriteria Svensson: 2, Hanifin

Rajka: 1 mayor positif.

DIAGNOSIS BANDING

- Eritroderma et causa (ec) dermatitis seboroik + karies gigi 2.8 dan 3.6

- Eritroderma ec psoriasis inversa + karies gigi 2.8 dan 3.6

- Eritroderma ec dermatitis atopik + karies gigi 2.8 dan 3.6

- Eritroderma ec keganasan + karies gigi 2.8 dan 3.6

- Eritroderma ec idiopatik + karies gigi 2.8 dan 3.6

DIAGNOSIS KERJA

Eritroderma ec dermatitis seboroik + karies gigi 2.8 dan 3.6

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8 Juli 2015:

Hemoglobin (Hb): 13.5 g/dl; Hematokrit (HT): 41 %; Leukosit (L): 10.400/mm3;

Eritrosit (Ert): 4.76 juta/µL; Trombosit (Tr): 328.000/mm3; Mean corpuscular

9

Page 10: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

volume (MCV): 86,1 fl; Mean corpuscular hemoglobin (MCH): 28,4 pg;

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC): 32,9%. Hitung jenis

leukosit: basofil: 0%, eosinofil: 40% (Normal: ), batang: 0%, segmen: 38%,

limfosit: 17%, monosit: 5%; Albumin: 4,0g/dL; Serum glutamic oxaloacetic

transaminase (SGOT): 24 U/L; Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT): 29

U/L; Protein total: 6,0 g/dL (Normal: 6.6- ); Ureum: 27 mg/dL; Kreatinin: 1,17

mg/dL; Glukosa darah sewaktu (GDS): 94mg/dL; Natrium: 138 mEq/L; Kalium:

5,0 mEq/L; Kalsium: 5,13 mg/dL; Bleeding time (BT)/Clotting time (CT):

1’30’/3’30’.

Morfologi darah tepi: eritrosit normokrom normositer; leukosit jumlah cukup

tanpa kelainan morfologi; trombosit jumlah cukup tersebar; sel Sezary tidak

ditemukan.

Usul Pemeriksaan:

- Rencana pemeriksaan foto Roentgen toraks

- Rencana biopsi untuk pemeriksaan histopatologis

- Rencana pemeriksaan total serum IgE

- Konsultasi Departemen Ilmu Bedah Mulut untuk penatalaksanaan karies dan

mencari fokal infeksi lainnya

PENATALAKSANAAN:

Umum:

Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa:

- Penyakitnya dapat disebabkan banyak faktor dan diperlukan pengamatan dan

pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan faktor pencetus

penyakitnya

- Menjaga termoregulasi dengan menggunakan selimut dan lampu sorot

- Melakukan pengawasan input dan output cairan

- Meminta pasien untuk banyak minum dan makan sampai habis.

- Departemen Gizi Medik: Pemberian diet tinggi protein 1500 kkal dalam bentuk

makanan biasa + suplemen tinggi protein 2x50g per oral.

10

Page 11: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Khusus:

Topikal:

- Mandi dengan sabun Oilum® 2x/hari

- Losion urea 10% (Carmed®) 2x/hari seluruh tubuh kecuali wajah setelah mandi

- Cream base 2x/hari pada wajah setelah mandi

- Krim gentamisin 0,1% 2x/hari pada erosi

Sistemik:

-Setirizin 1x10 mg/hari apabila gatal

PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

PENGAMATAN LANJUTAN

Tanggal 9 Juli 2015 (Pengamatan hari ke-2)

Hasil foto Roentgen Toraks:

Tidak tampak tuberkulosis paru aktif. Kardiomegali tanpa bendungan paru.

Jawaban konsul Departemen Ilmu Bedah Mulut:

- Diagnosis: Gingivitis marginalis kronis ad regio 1.1,1.2,3.2,3.3,4.3,4.4 +

periodontitis apikalis kronis ec gangren radiks 2.8, 3.6 (dapat menjadi fokus

infeksi).

- Saran: Pro Scaling di periodonsia Departemen Gigi-mulut dan pro ekstraksi

2.8, 3.6 di Departemen Bedah Mulut

Diagnosis: Eritroderma ec suspek dermatitis seboroik + gingivitis marginalis

kronis ad regio 1.1,1.2,3.2,3.3,4.3,4.4 + periodontitis apikalis kronis ec gangren

radiks 2.8, 3.6.

Dilakukan biopsi plong pada punggung atas dan biopsi elips pada paha kiri.

Terapi tambahan:

- Amoksisilin klavulanat 3x625 mg/hari selama 5 hari

- Asam mefenamat 3x500 mg/hari apabila nyeri.

11

Page 12: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Tanggal 11 Juli 2015 (Pengamatan hari ke-4)

Keluhan: Bercak merah dan sisik masih ada, tetapi sudah berkurang. Rasa

menggigil dan gatal kadang-kadang masih dirasakan. Pasien kadang-kadang

merasa perih setelah menggunakan losion Carmed®. Pasien BAB cair dua kali

berturut-turut setelah minum susu.

Status dermatologikus: Distribusi universal

- Pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua telapak kaki tampak

lesi difus berupa makula eritema dan skuama.

- Pada punggung dan paha kiri tampak luka pascabiopsi yang tertutup perban.

- Tampak fissura dan erosi pada beberapa bagian tubuh.

- Pada leher, sebagian tungkai atas dan bawah tampak lesi multipel, sebagian

konfluens, ukuran 0,5x0,5 cm-8x12 cm, tegas, tidak menimbul, berupa makula

hiperpigmentasi.

Perbaikan (+): makula eritema, skuama, gatal, dan menggigil berkurang

Hasil laboratorium: Total IgE serum >2500.

Terapi:

- Stop pemberian susu + diet ekstra putih telur.

- Hentikan pemberian losion Carmed®, pemberian cream base pada seluruh tubuh

2x/hari setelah mandi

- Terapi lain dilanjutkan

Tanggal 13 Juli 2015 (Pengamatan hari ke-6)

Keluhan: Bercak merah dan sisik masih ada dan rasa gatal kadang-kadang masih

dirasakan.

Status dermatologikus: Distribusi universal

- Pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua telapak kaki tampak

lesi difus berupa makula eritema dan skuama.

- Pada punggung dan paha kiri tampak luka pascabiopsi yang tertutup perban.

- Pada leher, sebagian tungkai atas dan bawah tampak lesi multipel, sebagian

konfluens, ukuran 0,5x0,5 cm-8x12 cm, tegas, tidak menimbul, kering, berupa

makula hiperpigmentasi.

12

Page 13: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

- Luka pascabiopsi pada punggung dan paha kiri: kering, pus (-)

Perbaikan (+): makula eritema dan rasa gatal berkurang, pasien sudah tidak

menggigil.

Konsul divisi imunoalergi untuk konfirmasi diagnosis dermatitis atopik sebagai

dasar eritroderma. Jawaban Konsul Divisi Imunoalergi: Dermatitis atopik

sebagai penyebab eritroderma belum dapat ditegakkan. Diagnosis: Eritroderma

ec diagnosis banding etiologi dermatitis seboroik atau psoriasis inversa

Pasien direncanakan pulang besok

Terapi untuk di rumah:

Topikal:

- Mandi dengan sabun Oilum® 2x/hari

- Cream base 2x/hari seluruh tubuh setelah mandi

Sistemik:

- Setirizin 1 x 10 mg/hari apabila gatal

Tanggal 19 Juli 2015 (Pengamatan hari ke-11)

Keluhan: Sisik sudah hampir tidak ada tetapi hampir seluruh tubuh masih merah.

Rasa gatal semakin jarang dirasakan.

Status dermatologikus: Distribusi universal

- Pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua telapak kaki tampak

lesi difus berupa makula eritema. Tampak skuama pada beberapa bagian tubuh.

- Pada punggung dan paha kiri tampak luka pascabiopsi yang tertutup perban.

- Pada leher, sebagian tungkai atas dan bawah tampak lesi multipel, sebagian

konfluens, ukuran 0,5x0,5 cm-8x12 cm, tegas, tidak menimbul, kering, berupa

makula hiperpigmentasi.

- Luka pascabiopsi pada punggung dan paha kiri: kering, pus (-)

Perbaikan (+): Skuama sudah hampir menghilang dan gatal semakin berkurang.

Dilakukan pengangkatan sebagian jahitan pada luka pascabiopsi.

Terapi dilanjutkan.

13

Page 14: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Tanggal 26 Juli 2015 (Pengamatan hari ke-18)

Keluhan: Bercak merah masih ada, tetapi berkurang dibandingkan sebelumnya.

Status dermatologikus: Distribusi generalisata

- Pada sebagian wajah, dada, perut, kedua lengan dan tungkai tampak lesi

multipel, sebagian konfluens, ukuran 3x4-10x20 cm, tidak tegas, tidak

menimbul, kering, berupa makula eritema.

- Pada punggung dan paha kiri tampak luka pascabiopsi yang tertutup perban.

- Pada leher, sebagian tungkai atas dan bawah tampak lesi multipel, sebagian

konfluens, ukuran 0,5x0,5 cm-8x12 cm, tegas, tidak menimbul, kering, berupa

makula hiperpigmentasi.

- Luka pascabiopsi pada punggung dan paha kiri: kering, pus (-)

Hasil pemeriksaan histopatologis: (No. sediaan: PB 154722)

Makroskopis:

- Paha kiri atas

Diterima jaringan berkulit dengan ukuran 1,5x0,5x0,3 cm, berwarna putih

kecokelatan, dan kenyal. Irisan penampang padat, berwarna putih kecokelatan.

- Punggung atas

Diterima sebuah jaringan berkulit dengan ukuran 0,8x0,3x0,3 cm, berwarna

putih kecokelatan.

Mikroskopis: Sediaan I dan II menunjukkan gambaran serupa sebagai berikut:

- Sediaan kulit menunjukkan reaksi spongiotik ringan disertai hiperkeratosis,

parakeratosis, dan akantosis.

- Pada lapisan dermis tampak proliferasi kapiler pembuluh darah dengan infiltrasi

sel-sel radang limfosit dan eosinofil yang cukup masif. Tampak fibrosis pada

jaringan ikat di sekitarnya.

- Adneksa kulit dalam batas normal

- Tidak tampak sel ganas.

Kesimpulan: Lebih sesuai dengan dermatitis seboroik.

Perbaikan (+): makula eritema semakin berkurang

Dilakukan pengangkatan sisa jahitan pada luka pascabiopsi. Tampak skar

eutrofik.

14

Page 15: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Terapi

Topikal:

- Krim Dekubal® 2x/hari seluruh tubuh setelah mandi

- Krim Thecort® (mikonazol nitrat 2% + hidrokortison 1%) 2x/hari hanya pada

kedua tungkai untuk melihat respons terapi.

Sistemik:

- Setirizin 1 x 10 mg/hari apabila gatal

Tanggal 3 Agustus 2015 (Pengamatan hari ke-26)

Keluhan: Kulit kembali tampak merah disertai timbul sisik dan terasa semakin

gatal. Leher lecet karena garukan.

Status dermatologikus: Distribusi universal

- Pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua telapak kaki tampak

lesi difus berupa makula eritema dan skuama.

- Pada leher, kedua lipat siku, tampak lesi multipel, diskret, ukuran 0,5x0,5 cm-

1x3 cm, tegas, tidak menimbul, basah, berupa erosi.

Perbaikan (-)

Terapi: Pemberian krim Thecort® dan Dekubal® dihentikan.

Topikal:

- Mandi dengan sabun Oilum® 2x/hari

- Cream base 2x/hari seluruh tubuh setelah mandi

Sistemik:

- Setirizin 1 x 10 mg/hari apabila gatal

Tanggal 19 Agustus 2015 (Pengamatan hari ke-41)

Keluhan: Bercak merah dan sisik masih ada, tetapi sudah berkurang

dibandingkan sebelumnya. Rasa gatal juga dirasakan berkurang dibandingkan

sebelumnya. Sebagian lecet di daerah leher sudah tidak terasa perih.

Status dermatologikus: Distribusi universal

- Pada hampir seluruh tubuh, kecuali area hidung dan kedua telapak kaki tampak

lesi difus berupa makula eritema, skuama, dan makula hiperpigmentasi.

15

Page 16: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

- Pada leher tampak lesi multipel, diskret, ukuran 0,5x0,5 cm-1x3 cm, tegas, tidak

menimbul, sebagian besar kering, berupa erosi dan makula hipopigmentasi.

Perbaikan (+): Makula eritema dan skuama berkurang, sebagian erosi

mengering, dan rasa gatal berkurang.

Terapi dilanjutkan

DIAGNOSIS AKHIR

Eritroderma ec suspek dermatitis seboroik + suspek Dermatitis kontak alergi ec

suspek bahan aktif steroid dan atau lanolin, mikonazol, bahan pengawet, pelarut,

pewangi, serta propilen glikol (vehikulum).

PEMBAHASAN

Eritroderma lebih sering terjadi pada laki-laki,Khaled,Jowkar usia dewasa,Jowkar dan

umumnya pada dekade kelima.Khaled Gambaran klinis eritroderma dimulai dengan

makula eritema yang meluas dan menyebar ke hampir seluruh tubuh, disertai

skuama yang umumnya timbul 2-6 hari setelah eritema,Sehgal dengan rasa gatal

yang bervariasi dari ringan sampai dengan berat.fitz Selain itu, eritroderma juga

disertai kelainan sistemik seperti menggigil, lemah, dan malaise. Pada kasus ini,

pasien adalah seorang laki-laki, 53 tahun, dengan keluhan utama bercak merah

disertai sisik pada hampir seluruh tubuh yang disertai gatal dan menggigil.

Diagnosis eritroderma ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

awal yang menunjukkan distribusi universal, dengan lesi pada hampir seluruh

tubuh, difus, berupa makula eritema dan skuama.

Eritroderma dapat dibagi menjadi tipe primer dan sekunder. Pada eritroderma

primer, perubahan kulit muncul pada kulit yang sebelumnya normal dan biasanya

merupakan bagian dari reaksi obat atau limfoma maligna, sedangkan pada

eritroderma sekunder, perubahan kulit yang terjadi merupakan perluasan dari

penyakit kulit yang mendasarinya.Milavec Lebih dari separuh kasus eritroderma

merupakan perluasan dari penyakit kulit sebelumnya.Fitz Patogenesis eritoderma

belum jelasfitz,rook dan berhubungan dengan kelainan yang mendasarinya.fitz

Eritroderma diduga merupakan akibat sekunder dari interaksi berbagai sitokin dan

16

Page 17: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

molekul adhesi seluler, termasuk interleukin-1 (IL-1), IL-2, IL-8, intercellular

adhesion molecule-1 (ICAM-1) dan tumor necrosis factor (TNF).bolognia Interaksi

ini meningkatkan siklus hidup epidermis, jumlah sel germinativum, dan kecepatan

mitosis.Sehgal, kerr

Anamnesis lengkap penting dilakukan untuk menentukan etiologi

eritroderma.Sehgal,Okodawa,Fitz Awitan eritroderma umumnya laten dan bertahap,

kecuali pada reaksi obat; yang sering timbul tiba-tiba dengan resolusi lebih

cepat.Khaled,Hafeez,Fitz Berdasarkan anamnesis, keluhan pertama kali timbul ± 2 tahun

sebelum berobat berupa bercak merah disertai gatal pada kedua lipat paha yang

hilang timbul seiring dengan pengobatan dan meluas ke dahi serta lengan bawah

sebelum akhirnya ke seluruh tubuh. Selain itu, pasien juga tidak mengonsumsi

obat-obatan sebelum kelainan kulit timbul. Hal ini menunjukkan bahwa pada

kasus ini, eritroderma bukan disebabkan reaksi obat.

Kelainan pada pemeriksaan fisik yang sering ditemukan pada eritroderma

adalah takikardia, hipertermia atau hipotermia, limfadenopati, hepatomegali,

splenomegali, dan edema pretibial.Kels-Fitz,Seghal Jowkar dkk.Jowkar melakukan

penelitian pada X pasien eritroderma dan menemukan bahwa gejala yang sering

timbul pada eritroderma adalah limfadenopati (18.6%); alopesia (9.8%), pitting

edema (27.4%), kelainan kuku (36.2%), hiperkeratosis palmoplantar (8.8%),

hepatomegali (0.9%), splenomegali (0.9%), dan demam (4.9%). Pada

pemeriksaan fisik pasien, didapatkan karies gigi 2.8 dan 3.6, serta pitting edema

pada kedua tungkai.

Hasil pemeriksaan laboratorium tidak selalu membantu penegakan etiologi

eritroderma.Hafeez,Okodowa,Rothe Leukositosis,Rothe,Seghal,Kels-Fitz anemia akibat hemodilusi

relatif karena peningkatan volume plasma,Rothe,Seghal,Kels-Fitz peningkatan nilai laju

endap darah (LED),Rothe,Kels-Fitz hipoalbuminemia,Seghal,Kels-Fitz hiperglobulinemia,Seghal

limfositosis,Rothe,Kels-Fitz dan eosinofilia umum ditemukan pada eritroderma.Rothe,Kels-Fitz

Gangguan elektrolit dapat disebabkan hilangnya cairan dan peningkatan kadar

kreatinin dapat disebabkan gangguan fungsi ginjal.Kels-Fitz Jumlah sel Sezary > 20%

merupakan indikasi eritroderma akibat sindrom Sezary, tetapi tidak spesifik

apabila < 10%.Seghal,Kels-Fitz Penelitian oleh Kondo dkk.Kondo pada X pasien

17

Page 18: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

eritroderma menemukan bahwa hipoalbuminemia terjadi pada 36.96% kasus,

diikuti leukositosis 27.27%, anemia 23,64%, eosinofilia 16.36%, dan peningkatan

kreatinin serum 16.28%. Pada pemeriksaan laboratorium pasien, didapatkan

eosinofilia dan hipoproteinemia, serta tidak ditemukan sel Sezary.

Diagnosis banding awal etiologi eritroderma pada pasien dibuat berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu dermatitis seboroik, psoriasis inversa,

dermatitis atopik, keganasan, dan idiopatik. Dermatitis seboroik (DS) menjadi

diagnosis banding etiologi, karena pasien memiliki riwayat berketombe disertai

predileksi lesi pasien yang dimulai pada area fleksura, yaitu lipat paha yang

kemudian meluas ke dahi sebelum ke seluruh tubuh. Karakteristik lesi DS berupa

makula eritema dengan skuama berminyak pada daerah yang memiliki banyak

kelenjar sebasea seperti kulit kepala, wajah, batang tubuh bagian atas,Berth-

Jones(Rooks),Siegfried dan lipat tubuh seperti area retroaurikular,Siegfried,Naldi payudara,Naldi

paha,Siegfried,Naldi dan genitalia.Naldi Skuama pada area wajah dan kulit kepala

berambut umumnya tebal, tidak seperti pada area fleksura.FitzDS

Psoriasis merupakan penyebab eritroderma tersering pada dewasa dan kedua

tersering pada anak-anak.Seghnal Awitan psoriasis bimodal, yaitu pada dewasa muda

dan usia 60 tahun.George Khaled dkk.Khaled menyatakan bahwa eritroderma umumnya

timbul pada pasien dengan riwayat psoriasis lama, dengan rerata durasi 13 tahun

dan median 6.75 tahun (kurun waktu 2 bulan-50 tahun). Berbagai faktor seperti

trauma, infeksi,Teran,Coimbra,Mitra penggunaan obat-obatan seperti litium, anti-malaria,

trimetoprim dan sulfametoksazol,Teran faktor lingkungan, psikologis, metabolik,

tar,Coimbra,Mitra dan penghentian kortikosteroid Coimbra,Mitra dapat mencetuskan

eritroderma.Teran Lesi klasik psoriasis berupa plak eritema berbatas tegas dengan

skuama keperakan yang cenderung simetris.FitzPS

Psoriasis inversa menjadi diagnosis banding etiologi pasien ini karena keluhan

bercak merah yang gatal dan timbul di kedua lipat paha. Predileksi psoriasis

inversa biasanya pada lipatan kulit di area payudara, perineum, genitalia, dan

aksila.George,Kuchekar,Menter,Langley Tidak seperti psoriasis vulgaris, lesi psoriasis inversa

biasanya tidak disertai skuama keperakan karena kelembapan yang tinggi pada

daerah tersebut.George,Menter.langley Selain itu, pada psoriasis dapat pula ditemukan

18

Page 19: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

kelainan kuku,Milavec,Coimbra,Mitra mukosa,Langley dan artritis.FitzPS Pada pasien ini tidak

ditemukan kelainan kuku, mukosa, ataupun keluhan pada sendi.

Dermatitis atopik menjadi diagnosis banding etiologi pada pasien ini. Pada

kasus eritroderma akibat DA, dapat ditemukan ekskoriasi sekunder atau lesi

likenifikasi, dan rasa gatal yang hebat.Lancrajan Berdasarkan anamnesis, lesi kulit

pasien terasa sangat gatal dan pasien memiliki riwayat asma. Pada pemeriksaan

fisik tampak skuama yang lebih tebal pada area lipat lutut dan erosi yang

tampaknya disebabkan oleh garukan. Namun, gambaran klinis DA pada pasien

tidak jelas karena tertutup oleh gambaran klinis eritroderma yang tidak spesifik.

Pada pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan peningkatan IgE

serumTanei,Lancrajan,William dan eosinofilia.Tanei,Lancrajan Pasien memiliki kadar eosinofil

sebesar 40% dan pada pengamatan, pasien memiliki alergi susu dan memiliki total

IgE serum >2500. Namun, peningkatan IgE juga dapat ditemukan pada

eritroderma yang tidak disebabkan DA dan eosinofilia bukan merupakan hal yang

diagnostik karena dapat ditemukan pada 20% pasien eritroderma.Fitz

Eritroderma dapat berhubungan dengan keganasan, terutama cutaneous T-cell

lymphoma (CTCL),Mapar yang dapat dibagi menjadi sindrom Sezary dan

eritroderma karena mycosis fungoides (MF).Bolognia Eritroderma yang disebabkan

sindrom Sezary lebih sering ditemukan dan memiliki triad gejala berupa

eritroderma, limfadenopati, dan ditemukannya sel limfosit T maligna.Milavec

Gambaran klinis lainnya meliputi keratoderma dengan fisura yang nyeri, alopesia

difus, fasies leonina,Milavec,Rothe dan hepatosplenomegali.Rothe Lesi kulit dapat berupa

infiltrat dengan rasa gatal yang hebat.Milavec,Rothe Pada pasien ini tidak ditemukan

gambaran klinis dari sindrom Sezary. Namun, pasien eritroderma yang memiliki

korelasi gambaran klinis dan patologis yang tidak jelas harus melakukan

serangkaian pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.Mapar

Biopsi kulit dapat menjadi pemeriksaan penunjang etiologi eritroderma.Hafeez

Korelasi gambaran klinis dan histologis dapat diperoleh dengan melakukan biopsi

multipel secara berulangKels-Fitz dan dapat membantu menegakan sampai dengan

50% kasus eritroderma.Berth-Jones,Kels-Fitz,Seghnal Dari beberapa penelitian yang dikutip

dari Kondo dkk,Kondo diagnosis akhir yang berhasil diperoleh dari gambaran

19

Page 20: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

histopatologis bervariasi antara 15-43%. Sedangkan penelitian oleh Hafeez

dkk.,Hafeez Jowkar dkk.,Jowkar dan HulmaniHulmani menunjukkan biopsi kulit masih

merupakan pemeriksaan penunjang yang berguna dalam menegakan diagnosis

eritroderma pada sekitar 60%, 66.4%, 73.3% kasus secara berturut turut.

Hasil pemeriksaan histopatologis eritroderma sering tidak spesifik,Seghnal,Khaled

berupa ortokeratosis, akantosis, dan infiltrat inflamasi perivaskuler kronik dengan

atau tanpa eosinofilia yang dipengaruhi stadium penyakit. Pada fase akut,

gambaran spongiosis dan parakeratosis lebih sering ditemukan, sedangkan pada

fase kronis, akantosis dan rete ridges yang memanjang lebih dominan.Seghnal Pada

eritroderma akibat psoriasis dapat ditemukan hiperplasia epidermis,Kels-Fitz,Nadjr

parakeratosis yang dilapisi neutrofil,Kels-Fitz,Seghnal,Nadjr akantosis,Seghnal pustula

spongiformis,Kels-Fitz hipogranulosis,Kels-Fitz,Nadjr mikroabses Munro,Seghnal,Nadjr dilatasi

pembuluh darah masif,Kels-Fitz,Seghnal,Nadjr dan penipisan suprapapillary plate.Seghnal

Apabila disebabkan DA, dapat ditemukan spongiosis dengan infiltrat eosinofil

pada dermis dan akantosis.Rosenberg,Rothe Pemeriksaan histopatologis eritroderma

yang disebabkan sindrom Sezary dapat menunjukkan sel mononukleus pada

lapisan epidermis,Rothe,Seghal spongiosis,Rothe epidermotropisme, dan mikroabses

Pautrier.Seghal Sedangkan pada eritroderma akibat DS, ditemukan gambaran

dermatitis psoriasiformisKels-Fitz dan parakeratosis dengan infiltrat neutrofil pada

bibir folikel dan ostium.Kels-Fitz,Seghnal Hasil pemeriksaan histopatologis pasien

menunjukkan gambaran dermatitis spongiotik yang lebih mendukung dermatitis

seboroik sebagai diagnosis etiologi eritroderma.

Etiologi eritroderma tetap tidak dapat ditegakkan pada sekitar 7,2-46% pasien

meskipun telah melalui berbagai pemeriksaan sehingga diklasifikasikan sebagai

eritroderma idiopatik yang memerlukan pengawasan dan pengamatan jangka

panjang.Khaled Diagnosis eritroderma idiopatik dapat ditegakkan pada pasien usia

lanjutHulmani,Khaled dengan rasa gatal yang berat, keratoderma palmoplantarHulmani,Khaled

dengan durasi > 1 bulanHulmani dan beberapa literatur menyatakan bahwa

eritroderma idiopatik dapat mengalami resolusi spontan.Khaled

Semua kasus eritroderma harus dianggap sebagai emergensi pada bidang

dermatologiSeghal sehingga diperlukan perawatan di rumah sakit.Karaykali,Milavec

20

Page 21: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Penatalaksanaan awal eritrodermaSeghal meliputi penilaian status gizi, koreksi

gangguan cairan dan elektrolit, pencegahan infeksi sekunder, dan pengaturan suhu

tubuhMilavec,Rothe,seghal Fungsi sawar kulit pasien eritroderma mengalami gangguan

sehingga terjadi evaporasi berlebianh yang menyebabkan gangguan

termoregulasi.Karaykali,Kels-Fitz, Pasien diberikan diet tinggi protein dan harus dijaga

agar tetap hangat (30°C–32°C)Kels-Fitz untuk mencegah hipotermia.Rothe Terapi

dilanjutkan dengan pemberian emolienSeghal,Rothe 2 kali sehariLancrajan dan

kortikosteroid dosis rendah.Seghal,Rothe Antihistamin sedatif oral dapat membantu

menghilangkan rasa gatal dan kecemasan pasienRothe,Karaykali,Milavec dan antibiotik

diberikan apabila ditemukan tanda infeksi sekunder.Rothe,Seghal, Okuduwa

Pasien ini dirawat di rumah sakit untuk penanganan yang tepat dan penegakan

etiologi eritroderma. Keseimbangan cairan dan elektrolit dijaga dengan

melakukan pemantauan input dan output cairan serta suhu tubuh dijaga dengan

menggunakan lampu sorot, pakaian, dan selimut. Pasien dapat makan dan minum

dengan baik, tetapi diberikan tambahan berupa diet tinggi protein 1500 kkal dalam

bentuk makanan biasa + suplemen tinggi protein 2x50g per oral untuk mengatasi

hipoproteinemia. Saat perawatan, pasien mandi menggunakan sabun Oilum®, dan

pada awalnya menggunakan pelembab berupa losion urea 10% (Carmed®) pada

seluruh tubuh setelah mandi kecuali wajah. Pada wajah diberikan cream base.

Daerah kulit yang mengalami erosi diberikan krim gentamisin 0,1%. Namun,

karena merasa perih, losion urea 10% dihentikan dan pasien diberikan cream base

pada seluruh tubuhnya. Antihistamin menggunakan Setirizin® 1x10 mg/hari

diberikan apabila terdapat keluhan gatal. Selama perawatan didapatkan perbaikan

berupa eritema, skuama, rasa gatal, dan menggigil yang berkurang.

Terapi DS umumnya ditujukan untuk menghambat kolonisasi jamur,

mengurangi rasa gatal, menghilangkan skuama dan krusta, serta mengurangi

inflamasi.berk, goldenberg Beberapa terapi yang digunakan yaitu antijamur (golongan

azol dan alilamin), kortikosteroid, imunomodulator, dan keratolitik.berk,schwartz

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan histopatologis

yang menunjang ke arah dermatitis seboroik, pasien ini diberikan krim

Thecort®(mikonazol 2% dan hidrokortison 1%) 2x/hari dan krim Dekubal®

21

Page 22: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

(lanolin) sebagai pelembab yang digunakan 2x/hari untuk memperbaiki hidrasi

kulit. Namun, pada pengamatan hari ke-26, makula eritema serta skuama muncul

kembali dan bertambah banyak, sehingga pemberian krim Thecort® dan krim

Dekubal® dihentikan, dan pasien hanya diberikan terapi pelembab berupa cream

base seluruh tubuh. Pasien ini dipertimbangkan memiliki DKA terhadap bahan

aktif steroid, lanolin, mikonazol, bahan pelarut, pengawet, pewangi, atau propilen

glikol.

Dermatitis kontak alergi merupakan reaksi hipersensitifitas tipe lambat pada

kulit yang disebabkan oleh kontak dengan alergen pada individu yang telah

mengalami sensitisasi sebelumnya Tardan-fitz,Mowad dan merupakan salah satu

dermatosis spongiotik yang menjadi penyebab eritroderma.fitz Perjalanan DKA

diawali fase sensitisasi yang sering asimtomatik selama 10-15 hari dan diikuti fase

elisitasi pada paparan berikutnya.rook,bolognia Proses tersebut dapat terjadi secara

transepidermal, subkutan, intravena, intramuskular, inhalasi, atau oral.english,ganul

Diagnosis DKA harus dipertimbangkan pada pasien dengan dermatitis yang

persisten atau rekalsitran terhadap terapi standar, eritroderma, atau scattered

generalized dermatitis (SGD).fitz Lesi pada DKA bervariasi tergantung pada

stadium penyakit. Pada stadium akut, gambaran klinis berupa gatal, eritema,

edema, dan vesikelbolognia dan pada fase kronik dapat ditemukan likenifikasi

eritema, hiperkeratosis, dan fisura.

Patch test penting dilakukan untuk mengidentifikasi alergen penyebab dan

merupakan indikasi pada pasien dengan dermatitis persisten atau rekuren yang

dicurigai DKA.fitz,bolognia,rook Berdasarkan hasil patch test yang dikutip dari XXX,

bahan yang paling sering menyebabkan DKA adalah pengawet, pewangi, propilen

glikol, kokamidopropil betain, etilenurea melamin formaldehid, dan

kortikosteroid.fitz Propilen glikol merupakan vehikulum yang sering digunakan

pada preparat topikal termasuk pada steroid topikal. jasser Pewangi merupakan

penyebab DKA pada 1-4% populasi umum. Balsam peru merupakan pewangi

yang sering ditemukan pada produk kosmetik, parfum, preparat farmasi, pasta

gigi, dan obat kumur.rook Bahan pengawet yang sering menyebabkan DKA adalah

formaldehid.bolognia,fitz

22

Page 23: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Insidensi alergi kortikosteroid bervariasi dari 0,2-5%.ganul,cahil Budesonid dan

hidrokortison merupakan kortikosteroid yang cukup sering menyebabkan

DKA.bolognia,english Dermatitis kronis, kegagalan terapi kortikoteroid topikal, dan

eksaserbasi dermatitis setelah penggunaan kortikosteroid topikal merupakan

keadaan yang harus kita curigai sebagai DKA oleh kortikosteroid dan

membutuhkan patch test.bolognia,gonul Meskipun kortikosteroid topikal dapat

mengurangi jumlah sel Langerhans dan sistem imun, tetapi reaksi hipersensitifitas

terhadap kortikosteroid tidak dapat dicegah dan dapat menyebabkan eksaserbasi

dermatosis pada pasien yang sensitif.ganul Hasil patch test terhadap kortikosteroid

sering memberikan hasil negatif palsu, sehingga diagnosis DKA karena steroid

sulit untuk ditegakan.english

Dekubal® merupakan pelembab dengan komposisi utama lanolin.medicastore

Pelembab umumnya aman, tetapi tetap dapat menyebabkan DKA.Zirwas Penelitian

yang dilakukan oleh Zirwas dkk.Zirwas pada 267 pelembab menemukan bahwa

bahan pewangi, pengawet (paraben, formaldehid, benzil alkohol), vitamin E,

bahan pelarut (benzil alkohol), propilen glikol, dan lanolin yang terkandung dalam

pelembab sering menyebabkan DKA. Mikonazol merupakan golongan imidazol yang paling sering dilaporkan

menyebabkan DKA.abhinav Reaktivitas silang dapat terjadi antara obat topikal

golongan azol, sehingga patch test perlu dilakukan pada setiap obat golongan

ini.ensina

Pasien diduga memiliki DKA yang disebabkan bahan aktif steroid dan atau

lanolin, mikonazol, bahan pengawet, pelarut, pewangi, serta propilen glikol

(vehikulum). Berdasarkan anamnesis, kelainan kulit memburuk setelah pemberian

obat topikal yang mengandung bahan aktif steroid dan atau mikonazol, lanolin,

bahan pelarut, pewangi, pengawet, serta propilen glikol. Kelainan kulit tidak

pernah sembuh dengan penggunaan obat-obat topikal tersebut, bahkan bertambah

buruk. Untuk mengetahui alergen penyebab dari DKA, pasien direncanakan

melakukan patch test, tetapi tidak dapat dilakukan karena kelainan kulit belum

sembuh. Pada pasien ini pemakaian obat-obat topikal tersebut dihentikan dan

pasien diterapi menggunakan cream base.

23

Page 24: Lapsus Umum Etitroderma Final-edited

Komplikasi eritroderma meliputi infeksi, gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit, termoregulasi, dan gagal jantung.bolognia,fitz,rook Gagal

jantungKaraykali,Okuduwa,Kelz-Fitz dan sepsisOkuduwa,Kelz-Fitz merupakan penyebab utama

kematian pada eritroderma.Karaykali,Okuduwa,Kelz-Fitz Angka kematian bervariasi dari 18-

64%, tetapi dengan terapi yang tepat angka kematian akan menjadi lebih

rendah.berth-jones Pada pasien ini tidak terdapat komplikasi sehingga prognosis quo

ad vitam ad bonam. Lesi kulit pada eritroderma dapat meninggalkan lesi kulit

berupa hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. Selain itu eritroderma sering berjalan

kronis dengan manifestasi gatal dan kulit bersisik yang mengganggu kualitas

hidup pasien,Kondo sehingga quo ad functionam pada pasien ini dubia ad bonam.

Penyebab eritroderma pada pasien ini belum diketahui dengan jelas, sehingga

mungkin timbul kembali, oleh karena itu prognosis quo ad sanationam dubia ad

malam.

DAFTAR PUSTAKA

24