KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

58
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita hipertensi terus bertambah; terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika yang menderita hipertensi, Thailand 17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar 6-15%. (1) Menurut perkiraan, sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi (underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala atau dengan gejala ringan bagi mereka yang menderita hipertensi. Sedangkan, hipertensi ini sudah dipastikan dapat merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita hipertensi akan merusak jantung), ginjal, otak, mata serta organ tubuh lainnya. Sehingga, hipertensi disebut sebagai silent killer. (1) Batasan hipertensi ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII (The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure). Ketetapan ini juga telah disepakati Badan Kesehatan Dunia (WHO), organisasi hipertensi International (ISH), maupun organisasi hipertensi regional, termasuk Indonesia (InaSH). (1) 1

description

Kedokteran Keluarga

Transcript of KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Page 1: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di

seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita hipertensi terus bertambah;

terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika yang menderita hipertensi, Thailand

17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%. Di Indonesia, prevalensi hipertensi

berkisar 6-15%.(1)

Menurut perkiraan, sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi

(underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala atau dengan gejala ringan

bagi mereka yang menderita hipertensi. Sedangkan, hipertensi ini sudah dipastikan dapat

merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita hipertensi akan merusak jantung),

ginjal, otak, mata serta organ tubuh lainnya. Sehingga, hipertensi disebut sebagai silent killer.(1)

Batasan hipertensi ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII (The Seventh

Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment

of Hight Blood Pressure). Ketetapan ini juga telah disepakati Badan Kesehatan Dunia

(WHO), organisasi hipertensi International (ISH), maupun organisasi hipertensi regional,

termasuk Indonesia (InaSH).(1)

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa Menurut JNC VII

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam keadaan

gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut menjadi “Krisis

1

Page 2: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Hipertensi”, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi krisis hipertensi jarang

ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab sebelumnya.

Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi kurang

dari 1 %.(1) 

B. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan Hipertensi

dengan pendekatan kedokteran keluarga.

C. MANFAAT

Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran bagi dokter

muda agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara langsung kepada pasien

dengan Hipertensi

2

Page 3: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Hipertensi berasal dari dua kata, hiper=tinggi dan tensi=tekanan darah, merupakan

penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of Hypertension (ASH),

pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang

progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.(2)

Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai

oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus

bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut

berlangsung lama dan menetap, timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan

darah tinggi.(2)

Adanya pemahaman yang keliru bahwa hipertensi bukan merupakan penyakit akan

tetapi merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah dengan pertambahan usia. Hal ini

menyebabkan penanganannya menjadi terlambat. Hipertensi yang dibiarkan tanpa

penanganan akan mengakibatkan komplikasi berupa penyakit jantung dan pembuluh

darah, stroke, gangguan fungsi ginjal, kerusakan mata dan kematian dini. Tekanan darah

yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal

jantung dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.(2)

Tekanan jantung tidaklah sama setiap saat. Pada saat berolahraga atau beraktivitas

berat lainnya, atau pada keadaan yang emosional, selain detakannya tambah cepat,

kekuatan pompa tersebut juga bertambah melebihi angka rata-rata pada keadaan istirahat.

Untuk itu, sangat tidak dianjurkan mengukur tekanan darah sewaktu baru selesai

beraktivitas (lari, jalan jauh, naik/turun tangga dan lain-lain) atau dalam keadaan emosi

(marah, sedih, senang dan lain-lain). Angka 140/90 menurut WHO merupakan angka

paling tinggi yang bisa ditolerir jika diukur pada saat beristirahat (aktivitas normal). Di

atas angka tersebut itulah yang disebut Hipertensi atau keadaan Tekanan Darah Tinggi.(2)

3

Page 4: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yang kurang

diwaspadai karena bersifat asimtomatis. Banyak penderita yang mengabaikan perjalanan

lanjut hipertensi sehingga disebut juga pembunuh tersembunyi. Pengelolaan penyakit

hipertensi memerlukan pengetahuan tentang patogenesis dan karakteristik berbagai obat

hipertensi, mengingat pilihan obat harus disesuaikan dengan indikasi serta karakteristik

setiap individu.(2)

Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua,

entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling

mematikan di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa

menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan

meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025.(2)

Menurut WHO tekanan darah  dianggap normal bila sistoliknya 120-140 mmHg dan

diastoliknya 80-90 mmHg sedangkan dikatakan Hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg

dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Batasan ini berlaku bagi orang

dewasa diatas 18 tahun.(2)

Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang

sangat tinggi (tekanan darah sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg

yang membutuhkan penanganan segera.(2)

Berdasarkan keterlibatan organ target, krisis hipertensi dibagi menjadi dua kelompok

yaitu :

Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah

mendadak (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan

organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera,

dalam hitungan menit sampai jam.(2)

Hipertensi mendesak (urgency hypertension) : kenaikan tekanan darah

mendadak (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) tanpa kerusakan

organ target yang progresif atau minimal. Sehingga penurunan tekanan darah bisa

dilaksanakan lebih lambat, dalam hitung jam sampai hari.(2)

4

Page 5: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

B. ETIOLOGI

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi

terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:(2)

a. Genetik: Respon nerologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau transport Na.

b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan

darah meningkat.

c. Stres Lingkungan.

d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran

pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti

genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin

angiotensin, efek dari ekskresi Na, obesitas, merokok dan stres.

2. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain

(Anonim, 2010).

C. EPIDEMIOLOGI

Di negara berkembang, sekitar 80 persen penduduk negara mengidap hipertensi.

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh

dunia atau sekitar 13 % dari total kematian. The American Heart Association

memperkirakan tekanan darah tinggi mempengaruhi sekitar satu dari tiga orang dewasa

di Amerika Serikat yang berjumlah 73 juta orang. Tekanan darah tinggi juga

diperkirakan mempengaruhi sekitar dua juta remaja Amerika dan anak-anak. Hipertensi

jelas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.(3)

Di Indonesia terdapat beban ganda dari prevalensi penyakit hipertensi dan

penyakit kardiovaskuler lainnya dengan penyakit infeksi dan malnutrisi. Prevalensi

hipertensi yang tertinggi adalah pada wanita (25%) dan pria (24%). Rata-rata tekanan

darah sistole 127,33 mmHg pada pria indonesia dan 124,13 mmHg pada wanita 5

Page 6: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

indonesia. Tekanan diastole 78,10 mmHg pada pria dan 78,56 mmHg pada wanita.

Penelitian lain menyebutkan bahwa penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan

insiden dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan pola makan, penurunan aktivitas

fisik, kenaikan kejadian stres dan lain-lain.(3)

Di Indonesia berdasarkan hasil survei INA-MONICA (Multinational Monitoring

of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease) tahun 1988 angka hipertensi

mencapai 14,9%, jumlah penderita hipertensi terus meningkat hingga 16,9% pada survei

5 tahun kemudian. Gaya hidup modern telah membuat hipertensi menjadi masalah besar.

Di Indonesia saja prevalensi hipertensi cukup tinggi 7% sampai 22%. Bahkan

berdasarkan hasil penelitian, penderita akan berujung pada penyakit jantung 75%, stroke

15%, dan gagal ginjal 10%.(3)

Pasien hipertensi yang tercatat pada poli ginjal dan hipertensi RSHS Bandung

tahun 2007 sebanyak 4.000 orang dan tahun 2008 naik menjadi 4.100 orang. Dari 4.000

penderita hipertensi, sekitar 17 persen diantaranya juga menyumbang penyakit gagal

ginjal. Kejadian hipertensi tertinggi ada pada usia di atas 60 tahun dan terendah pada usia

di bawah 40 tahun.(3)

D. PATOFISIOLOGI

Jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri. Dari pembuluh darah

yang besar ke pembuluh darah yang kecil yang disebut arteriol. Arteriol membagi darah

ke pembuluh darah yang lebih kecil lagi yang disebut kapiler. Tugas kapiler-kapiler ini

adalah memberi organ-organ makanan dan oksigen. Darah akan kembali ke jantung

melalui pembuluh darah vena.(4)

Normalnya, pembuluh darah akan mengembang (menerima darah) dan mengecil

(meneruskan darah) melalui sistem persarafan yang kompleks. Namun peristiwa ini

sering kali tidak berjalan mulus. Banyak keadaan (Penyakit atau kelainan) yang bisa

membuat pembuluh darah tidak membesar atau tidak elastis lagi akibatnya akan terjadi

kekurangan darah pada organ tertentu. Jika suatu organ kekurangan oksigen dan sari

makanan, maka suatu proses umpan balik akan terjadi.(4)

Organ tersebut akan mengirim tanda ke otak bahwa membutuhkan darah lebih

banyak. Reaksinya adalah tekanan darah ditingkatkan sayangnya peningkatan tekanan

darah ini juga terjadi pada organ-organ lainnya yang tidak mengirim tanda tersebut. Dan

6

Page 7: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

yang paling beresiko tinggi pada ginjal dan otak. Tekanan darah yang tinggi pada ginjal

dan otak mengakibatkan kerusakan kedua organ tersebut.(4)

Gambar 1. patofisiologi hipertensi

7

Hipertrofi

penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media

Bila sudah berjalan cukup lama

hiperplasi

maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi

Anoksia relatif

Besarnya curah jantung Tahanan perifer

Naiknya tonus otot polos pembuluh darah

Vasokontriksi arteriol

Diperkuat dengan adanya sclerosis koroner

Page 8: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Faktor keturunan

Faktor predisposisi

10% kasus90% kasus

Disebabkan oleh penyakit lainTidak diketahui penyebabnya

Ciri perseoranganKebiasaan hidup

Merokok, karena rangsangan sistem adrenergik dan meningkatkan tekanan

darah, minum alkohol, obat-obatan misal : epinefrin, prednison

Gambar 2. patofisiologi hipertensi

8

Hipertensi esensial Hipertensi sekunder

1. Konsumsi garam yang tinggi

2. Kegemukan atau makanan yang berlebihan

3. Stres dan ketegangan jiwa

4. Pengaruh lain

Page 9: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

E. KLASIFIKASI

Tabel 2. klasifikasi hipertensi menurut WHO

KategoriSistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Tekanan darah optimal < 120 < 80

Tekanan darah normal 120-129 80-84

Tekanan darah normal

tinggi

130-139 85-89

Hipertensi ringan 140-159 90-99

Hipertensi sedang 160-179 100-109

Hipertensi berat >180 > 110

Tabel 3. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII

Kategori Sistol (mmHg) Dan / atau Diastol (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Faktor utama dalam mengontrol tekanan arterial ialah output jantung dan tahanan

perifer total. Bila output jantung (curah jantung) meningkat, tekanan darah arterial akan

meningkat, kecuali jika pada waktu yang bersamaan tahanan perifer menurun. Tekanan

darah akan meninggi bila salah satu faktor yang menentukan tekanan darah mengalami

kenaikan.(4)

F. GEJALA

Hampir semua gangguan medis diikuti dengan tanda dan gejala. Namun hal ini

tidak berlaku untuk tekanan darah tinggi karena sebagian besar orang dengan tekanan

darah tinggi atau hipertensi tidak merasakan gejala sampai mereka mengukur tekanan

darahnya. Kondisi hipertensi tidak bisa dianggap remeh karena merupakan salah satu

9

Page 10: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit kardiovaskular. Penyebab

hipertensi umumnya sulit ditentukan dan keadaan ini biasanya berhubungan dengan

riwayat hipertensi dalam keluarga. Karena itu, hipertensi seperti ini disebut hipertensi

esensial.(2)

Akan tetapi ada beberapa faktor yang berpengaruh pada hipertensi, yakni: faktor

usia, merokok, kegemukan atau obesitas, kurang aktivitas fisik, terlalu banyak

mengonsumsi garam, minum alkohol secara berlebihan, stres, kelainan pembuluh darah,

adanya gangguan ginjal seperti gagal ginjal, penyempitan arteri ginjal, dan sebagainya,

masalah tiroid, preeklamsia, suatu komplikasi kehamilan.(2)

Hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit

kepala, jantung berdebar-debar, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, sering buang air

kecil terutama di malam hari, telinga berdenging, gelisah, pandangan menjadi kabur yang

terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal, kadang penderita

hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi

pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif yang memerlukan

penanganan segera.(2)

Penyebab Hipertensi dapat dikategorikan menjadi 2 golongan besar:

a. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

yang menempati bagian terbesar kasus yang ada (95%). Sedangkan faktor yang

mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, gangguan pengeluaran/eksresi

garam natrium, serta faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti kegemukan

(obesitas), alkohol, merokok dan lain-lain.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal/ginjal. penyebab spesifiknya diketahui

seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi pembuluh darah ginjal, pengaruh

hormon (aldosteron, estrogen).

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko timbulnya hipertensi faktor

keturunan pada 70-80% kasus hipertensi essensial, didapatkan riwayat hipertensi didalam

keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan

hipertensi essensial lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar

monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi dugaan ini menyokong

bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi.(2)

G. PEMERIKSAAN

10

Page 11: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan,

mencari kerusakan organ sasaran ( retinopati, gangguan neurologi, payah jantung

kongestif, diseksi aorta ). Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas. Auskultasi untuk

mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru.

Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan neurologi ataupun

payah jantung, kongestif dan oedema paru. Perlu dicari penyakit penyerta lain seperti

penyakit jantung koroner.

H. PENATALAKSANAAN

Secara umum, pengobatan hipertensi dapat dibedakan atas pendekatan

farmakologis yaitu dengan obat dan pendekatan non-farmakologis yaitu dengan

mengubah gaya hidup. Seseorang yang tidak menderita hipertensi, mempertahankan

gaya hidup sehat berpotensi dalam pencegahan hipertensi yang berkaitan dengan

bertambahnya usia. Sedangkan bagi seseorang yang menderita hipertensi, pendekatan

non-farmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan obat-obat

hipertensi.(5)

Hipertensi sebenarnya tidak dapat disembuhkan tapi harus selalu dikontrol atau

dikendalikan, karena hipertensi merupakan keadaan dimana pengaturan tekanan darah

tidak berfungsi sebagaimana mestinya yang disebabkan oleh banyak faktor. Mengobati

hipertensi memang harus dimulai dengan modifikasi gaya hidup yang sehat, dan apabila

hal ini tidak berhasil maka mulai diberikan obat.(5)

Pengobatan hipertensi hampir selalu termasuk perubahan gaya hidup untuk

mengendalikan faktor-faktor risiko.(5)

1. Kurangi berat badan jika kegemukan

Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi adalah mereka yang

gemuk. Jaringan yang berlemak memerlukan banyak darah untuk pemberian

zat-zat makanan. Kurangi asupan garam, baik dari garam dapur atau makanan

yang banyak mengandung garam seperti makanan yang diasinkan (ikan asin,

telur asin), makanan yang diawetkan (dendeng, abon), acar, makanan kaleng,

11

Page 12: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

bumbu-bumbu (terasi, tauco, vetsin), dan makanan camilan yang banyak

mengandung garam (biskuit, roti, kue).

2. Ubah gaya hidup “malas”

Kehidupan saat ini mengharuskan kita untuk serba malas. Kurangnya

aktivitas olahraga cenderung mengakibatkan kegemukan dan juga bisa

meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Kegiatan olahraga dikatakan

bermakna jika bisa melakukan 20-40 menit perhari sekurang-kurangnya 3 kali

seminggu. Jalan kaki merupakan olahraga yang murah meriah namun jika bosan

bisa mengkombinasi dengan renang, fitness ataupun aktivitas permainan lainnya

seperti bulu tangkis, tenis meja atau bahkan berdansa.

3. Hindari merokok dan alkohol

Merokok dan alkohol merupakan sesuatu yang mutlak harus dihindari jika

seseorang sudah didiagnosis hipertensi. Minum alkohol bisa meningkatkan

tekanan darah dan juga jumlah kalori yang masuk jika seseorang sedang berdiet.

Alkohol adalah minuman yang kaya akan kalori yang mudah menyebabkan

kegemukan.

4. Kendalikan stress

Stress adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Stress bisa dikurangi

dengan cara berdoa, meditas, berolahraga, membaca buku/majalah,

mendengarkan musik atau menonton.

5. Kurangi konsumsi garam

Sebaiknya antara penderita dan non penderita dalam keluarga mengatur diet

yang berbeda. Jika sedang diet rendah garam, berhati-hatilah jika

mengkonsumsi makanan yang bisa dibeli/peroleh di luar rumah.

6. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran

Buah-buahan dan sayuran sangat baik untuk dikonsumsi. Selain mempunyai

fungsi menurunkan kolesterol, buah dan sayuran juga bermanfaat agar bisa

buang air besar secara teratur.

7. Olahraga/aktivitas fisik teratur, dan pilih olahraga yang tidak terlalu berat dan

dapat meningkatkan tekanan darah seperti joging, jalan kaki, berenang.

8. Minum obat antihipertensi secara teratur sesuai dengan anjuran dokter, dengan

mempertimbangkan dosis, jangka waktu pengobatan, dan perhatikan efek

samping yang timbul selama pengobatan.

12

Page 13: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

9. Lakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dengan mengevaluasi

kemajuan pengobatan, disamping menghindari risiko-risiko terjadinya

komplikasi penyakit lainnya.

10. Konsultasikan segera ke dokter bila timbul penyakit penyerta lain seperti

jantung koroner, diabetes mellitus, gangguan ginjal dan lainnya (Karyadi,

2002).

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:(5)

Target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes,

gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg

Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta

lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga

mencapai target terapi masing-masing kondisi.

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan

oleh JNC 7:(5)

Diuretika, terutama jenis Thiazide atau Aldosteron Antagonist

Beta Blocker (BB)

Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)

Tabel 4. Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 713

Page 14: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Klasifikasi

Tekanan

Darah

TDS

(mmHg)

TDD

(mmHg)

Perbaikan

Pola

Hidup

Terapi Obat Awal

Tanpa Indikasi

yang Memaksa

Dengan Indikasi

yang Memaksa

Normal < 120 dan < 80

atau 80

– 89

Dianjurkan

Perhipertensi 120 – 139 Ya Tidak indikasi

obat

Obat-obatan

untuk indikasi

yang memaksa

Hipertensi

derajat I

140 – 159 atau

90 – 99

Ya Diuretika jenis

Thiazide untuk

sebagian besar

kasus, dapat

dipertimbangkan

ACEI, ARB,

BB, CCB atau

kombinasi

Obat-obatan untuk

indikasi yang

memaksa

Obat antihipertensi

lain (diuretika,

ACEI, ARB, BB,

CCB) sesuai

kebutuhan

Hipertensi

derajat II

≥ 160 atau

≥ 100

Ya Kombinasi 2

obat untuk

sebagian besar

kasus umumnya

diuretika jenis

Thiazide dan

ACEI atau ARB

atau BB atau

CCB

Algoritma penanggulangan hipertensi:(5)

14

Page 15: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Hipertensi tingkat I

Tekanan darah ≥ 140/90 - ≤ 159/99 mmHg

Nilai resiko kardiovaskular

Nilai kerusakan organ target

Nilai penyakit penyerta dan diabetes mellitus

Mulai usaha perubahan pola hidup

Koreksi fakor risiko kardiovaskular

Tanggulangi penyakit penyerta dan diabetes mellitus

Tentukan resiko total/absolut

Penanggulangan dengan obat

Gambar. 3 alur pengobatan hipertensi

Hipertensi tingkat 2

Tekanan darah ≥ 160/100 mmHg

15

Page 16: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Penanggulangan dengan obat

Nilai resiko kardiovaskular

Nilai kerusakan organ target

Nilai penyakit penyerta dan diabetes mellitus

Tambahkan usaha perubahan pola hidup

Koreksi resiko kardiovaskular

Tanggulangi penyakit penyerta dan diabetes mellitus

Gambar 4. Alur pengobatan Hipertensi

Algoritma penanggulangan hipertensi:

Modifikasi gaya hidup

Target tekanan darah tidak terpenuhi (< 140/90 mmHg)

Atau (< 130/80 mmHg pada pasien DM, penyakit ginjal kronik,

≥ 3 faktor risiko atau adanya penyakit penyerta tertentu)

Obat antihipertensi inisial

Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus

16

Page 17: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Target tekanan darah tidak terpenuhi

Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain.

Pertimbangkan untuk konsultasi dengan dokter spesialis

Gambar 5. Alur penatalaksanaan hipertensi

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target tekanan

darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat

antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan

pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi

atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi.

Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan

darah belum mencapai target, maka selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut,

atau berpindah ke antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bias

dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian

besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah,

tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan

pasien karena jumlah obat yang harus diminum bertambah.(5)

17

Obat-obatan untuk

indikasi khusus

tersebut ditambah

obat antihipertensi

(diuretic, ACEI, BB,

CCB)

Hipertensi tk I

(sistolik 140-159 mmHg atau diastolic 90-99 mmHg)

Diuretic gol tiazid. Dapat dipertimbangkan pemberian ACEI, BB, CCB atau kombinasi

Hipertensi tk II

(sistolik >160 mmHg atau diastolic > 100 mmHg)

Kombinasi dua obat.

Biasanya diuretic dengan ACEI atau BB atau CCB

Page 18: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

I. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu:(5)

1. Kerusakan otak

Tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak,

akibatnya darah tercecer dari daerah tertentu pada otak, sedangkan bagian lain dari

otak tidak mendapat aliran / supply darah yang cukup, sehingga bagian otak menjadi

rusak.

2. Kerusakan jantung

Tekanan darah tinggi menyebabkan pembesaran otot jantung, disebabkan jantung

bekerja lebih keras untuk mempompa darah.

3. Kerusakan ginjal

Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan.

Akhirnya pembuluh darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi ginjal menurun.

Hingga bisa mengalami gagal ginjal.

4. Kerusakan mata

Tekanan darah tinggi menyebabkan tertekannya pembuluh darah dan syaraf pada

mata, sehingga penglihatan terganggu.

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

18

Page 19: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

A. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA

1. Identitas Pasien

a. Nama : Napsiyah

b. Jenis kelamin : Perempuan

c. Usia : 79 tahun

d. Status Pernikahan: Menikah

e. Alamat : RT 03 / RW 06 Dusun Brengkel I, Desa Salaman,

Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

f. Agama : Islam

g. Suku Bangsa : Jawa

h. Pendidikan : tamat SD

i. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

j. Kegiatan sekarang : tidak ada kegiatan khusus

k. Nama orang terdekat : Humairah (anak ke tiga)

l. Orang yang tinggal serumah: -

m. Jumlah anak : laki-laki : 3 orang perempuan : 2 orang

n. Jumlah cucu : laki-laki : 9 orang perempuan: 3 orang

o. Jumlah cicit : laki-laki : 2 orang perempuan : 1 orang

2. Identitas Kepala Keluarga

a. Nama : Tn. Ahmad Atmo (Alm)

b. Jenis Kelamin : Laki – laki

c. Umur : 72 tahun

d. Status Pernikahan: Menikah

e. Alamat : RT 03 / RW 06 Dusun Brengkel I, Desa Salaman

Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

f. Agama : Islam

g. Suku Bangsa : Jawa

h. Pendidikan : tamat SD

i. Pekerjaan : Penjual Makanan Kantin

B. PROFIL KELUARGA

Tabel 5. Daftar Anggota Keluarga Kandung

19

Page 20: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

No Nama Kedudukan

dalam

Keluarga

JK Umur

(th)

Pendi-

dikan

Pekerjaan Ket

1 Ahmad Atmo KK L 72 Tamat

SD

Pedagang Meninggal

2 Napsiyah Istri KK P 79 Tamat

SD

Tidak

Bekerja

Sakit

3 Ahmadi Akbar Anak I L 58 S1 Wiraswasta Sehat

4 Priyanto Anak II L 55 S1 PNS Sehat

5 Humairah Anak III P 50 S1 PNS Sehat

6 Sri Wahyuni Anak IV P 48 SMA Wiraswasta Meninggal

7 Kumari Anak V L 47 SMA Wiraswasta Sehat

Tabel 6. Daftar Anggota Yang Tinggal Serumah

No Nama Kedudukan

dalam Keluarga

JK Umur

(th)

Pendi-

dikan

Pekerjaan Ket

1 Ahmad

Atmo

KK L 72 Tamat

SD

Pedagang Meninggal

2 Napsiyah Istri KK P 79 Tamat

SD

Tidak Bekerja Sakit

20

AyahIbu

Page 21: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Keterangan :

: riwayat hipertensi :Ca payudara

: laki – laki : Meninggal

: perempuan

Gambar 6. Pohon Keluarga

C. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH

DILAKUKAN

21

pasiensuami

Anak 5Anak 4

Anak 3

Anak 1 Anak 2

Page 22: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 11.00

WIB di rumah pasien dan dilanjutkan dengan pemeriksaan ulang serta pemberian

edukasi pada pasien, tanggal 3 Mei 2013 pukul 15.30 di rumah pasien di Dusun

Brengkel I, Desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

1. Keluhan Utama

Pusing sejak 3 hari yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Salaman I dengan keluhan pusing sejak 1 minggu

yang lalu. Selain itu os juga mengeluh badan terasa lemas yang dirasakan

sepanjang hari, terutama jika pasien melakukan banyak aktivitas. Kejadian seperti

ini sering dialami pasien terutama bila os kehabisan persediaan obat darah tinggi.

Pasien tidak merasakan nyeri dada, maupun sesak. BAK lancar, tidak ada keluhan.

BAB lancar dan tidak ada keluhan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah dirawat di RS pada 5 tahun yang lalu dengan keluhan sesak

yang diakibatkan riwayat darah tinggi, pada tanggal 24-28 November 2008. Pasien

tidak memiliki riwayat operasi. Riwayat kencing manis dan asma disangkal.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat darah tinggi, yaitu ibu

kandung pasien. Selain itu, tidak ada yang menderita baik kencing manis, sakit

jantung, alergi, ataupun asma.

5. Riwayat Kesehatan Suami

Suami pasien adalah seorang pedagang. Ia berusia 72 tahun saat meninggal

dunia. Penyebab meninggal dunia dari suami pasien tidak diketahui oleh sang

pasien. Tidak ada keluhan dari suami sebelum meninggal.

Pemeriksaan Fisik

Pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 11.00 WIB di rumah pasien

Keadaan umum : Tampak Sakit ringan

22

Page 23: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 160/100 mmHg TB : 152 cm

Nadi : 80 x/menit BB : 50 kg

Suhu : 36,50 C BMI : 21,7

Pernapasan : 20x/menit

Assesment Geriatri

Tabel 7. Pemeriksaan Assesment Geriatri

PROBLEM CARA

PEMERIKSAAN

HASIL POSITIF HASIL

PENGLIHATAN Ada dua bagian:

1.pertanyaan :

“apakah anda

mempunyai

kesulitan dalam

berjalan, menonton

tv,atau melakukan

aktivitas sehari-hari

karena penglihatan

anda?”

2.Jika ya, lakukan

tes mata dengan

kartu snellen saat

pasien memakai

lensa koreksi, atau

jika tidak

memungkinkan bisa

juga dilakukan tes

membaca koran

Terdapat

ketidakmampuan

menglihat jarak >

20/40 dengan

optotipi snellen atau

tidak dapat

membaca koran

dengan jarak 30 cm

Ya

Pendengaran Menggunakan Ketidakmampuan Tidak

23

Page 24: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

audioskop pada 40

dB, tes pendengaran

dengan 1000 dan

2000 Hz. Jika tidak

memungkinkan

lakukan tes bisik

pada masing-masing

telinga pada jarak 1

meter

untuk mendengar

frekuensi 1000-

2000 Hz atau tes

bisik pada kedua

telinga atau di salah

satu telinga

Mobilitas kaki Catat waktu yang

digunakan pasien

untuk melakukan

instruksi : “berdiri

kembali dari kursi,

jalan cepat 20

langkah, kembali ke

kursi, duduk” secara

berurutan.

Tidak mampu

melakukan instruksi

dalam 15 detik

Ya

Inkontinensia uri Ada 2 pertanyaan :

1.Pertanyaan:

“tahun lalu apakah

anda pernah

mengompol?”

2.Jika

ya :”pernahkah anda

mengompol dalam

selang waktu 6 hari?

Ya untuk kedua

pertanyaan

Tidak

Nutrisi, penurunan

berat badan

Ada 2 bagian :

1.Apakah berat anda

turun 10lb(pounds)

dalam 6 bulan ini

Jika terdapat

penurunan berat

badan dan pada

berat badan yang

Tidak

24

Page 25: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

tanpa usaha untuk

itu?

2.Timbanglah berat

bdan pasien

<100lb

Memori Menyebutkan

kembali 3 benda

(pada awal

pemeriksaan pasien

diberi perintah

untuk mengingat 3

benda yang

diucapkan

pemeriksa untuk

diingat kembali jika

ditanyakan oleh

pemeriksa)

Tidak dapat

menyebutkan

kembali setelah

lebih dari 1 menit

Ya

Depresi Pertanyaan :”Apaka

h anda sering

merasa depresi atau

sedih?”

Ya untuk

pertanyaan tersebut

Tidak

Keterbatasan fisik Ada 6 pertanyaan:

1.”Melakukan

aktivitas berat

seperti jalan cepat

atau bersepeda?”

2.”Pekerjaan berat

di rumah seperti

membersihkan

jendela, pintu,

dinding?”

3.”Pergi belanja ke

Tidak untuk salah

satu atau lebih dari

pertanyaan tersebut

Ya

25

Page 26: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

pasar atau warung?”

4.”Pergi ke tempat

yang agak jauh

dengan berjalan?”

5.”Mandi,baik

dengan spon, bak

mandi, shower?”

6.”Berpakaian

dengan memakai

kaos,

mengancingkan dan

menarik resleting,

memakai sepatu?”

Status Generalis

o Kepala : Normosephali

o Muka : Nyeri tekan sinus (-), nyeri ketuk sinus (-)

o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

o Telinga : Normotia, benjolan (-), udem (-), nyeri tekan (-)

o Hidung : Normosepti, sekret (-), mukosa livid (+), concha hipertrofi (+)

o Bibir : pucat (-), sianosis (-)

o Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-)

o Leher : Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)

o Thoraks

Paru – paru

- Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, gerak thoraks pada pernafasan

simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang tertinggal, retraksi suprasternal -/-

- Palpasi: Gerak nafas simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang tertinggal,

vokal fremitus simetris kanan dan kiri

- Perkusi : Kedua hemitoraks berbunyi sonor, batas paru hepar setinggi

ics V garis midklavikularis kanan, peranjakan paru positif kira-kira satu sela iga26

Page 27: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

- Auskultasi: Suara napas vesikuler, rhonchi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

- Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Iktus cordis teraba di ics V 1 cm medial dari garis midklavikularis

kiri

- Perkusi : Tidak ada nyeri ketuk, batas jantung kanan pada garis sternalis kanan

setinggi ics III-V, batas paru lambung setinggi ics VI garis aksilaris anterior kiri,

batas jantung setinggi ics V 1 cm lateral garis midklavikularis kiri, batas atas

jantung kiri setinggi ics III pada garisparasternalis kiri

- Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-), bunyi jantung

tambahan (-), ictus cordis terdengar 1 cm lateral dari garis midklavikularis kiri

o Abdomen

- Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, mendatar pada keadaan statis/dinamis, rata

- Palpasi : Teraba lemas, defense muscular (-), tidak teraba benjolan, tidak ada

nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak ada pembesaran hepar dan lien, ballotemem

ginjal kanan dan kiri (-)

- Perkusi : Timpani di seluruh lapangan abdomen

- Auskultasi : Bising usus 2x/menit

o Ekstremitas

- Inspeksi : Bentuk normal simetris, sianosis (-/-), edema (-/-)

- Palpasi : Suhu hangat, edema (-/-)

Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Telah dilakukan pemeriksaan pada tanggal 23 April 2013, berupa pemeriksaan

kolesterol dan asam urat ditemukan dalam batas normal.

Diagnosis Kerja

Hipertensi Essensial Grade II

Rencana Penatalaksanaan

1. Tatalaksana medikamentosa

a. di Puskesmas : Amlodipin 5 mg, 1 kali 1 per oral, Captopril 12,5 mg 2x1

per oral

b. Tatalaksana medikamentosa (JNC VII) :27

Page 28: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Terapi kombinasi : Amlodipin 5 mg, 1 kali 1 per oral. Captopril 12,5 mg 2x1

per oral diminum 1 jam sebelum makan.

e. Tatalaksana nonmedikamentosa :

Disarankan untuk periksa funduskopi, EKG, Lab seperti tes fungsi ginjal, fungsi

hati, profil lipid, gula darah.

Edukasi mengenai hipertensi, faktor resiko, komplikasi yang dapat terjadi.

Istirahat yang cukup, pola makan yang sehat terutama diet rendah garam dan

olahraga teratur seperti berjalan kaki.

Tabel 8. Menu Makan Anjuran

Pagi Bubur ayam komplit, susu

Jam 10.00 Bubur kacang hijau

Siang Nasi

Pepes ikan

Tahu isi

Sup kimlo

Pepaya

Jam 16.00 Buah semangka

Malam Nasi

Soto Ayam

Perkedel

Pisang raja

Pasien dianjurkan minum obat teratur

Edukasi mengenai mengatur waktu dalam bekerja

28

Page 29: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Apabila terdapat keluhan seperti ini atau keluhan lain seperti sesak napas, pusing

berputar, kaku pada daerah tengkuk dan leher agar segera memeriksakan diri ke

puskesmas atau ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Hasil Penatalaksanaan Medis

Obat diminum setiap hari. Keluhan pusing dan badan terasa lemas sudah mulai

berkurang. Saat kunjungan rumah (Jumat, 3 Mei 2013), keadaan kesehatan pasien baik,

dan aktivitas harian berlangsung seperti biasa.

Faktor pendukung:

Os rajin memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas setiap seminggu sekali

Pasien telah mengurangi faktor resiko yang ada, dengan tidak mengkonsumsi

MSG, mengurangi konsumsi garam, serta makan makanan yang dapat

menaikkan tekanan darah

Faktor penghambat:

Os sudah sering lupa minum obat dikarenakan sudah mulai pelupa dalam

berbagai hal

Indikator keberhasilan: keluhan pusing dan badan lemas berkurang. Serta saat

dilakukan kunjungan rumah dan dilakukan pemeriksaan ulang tekanan darah

menurun dibanding saat pemeriksaan di puskesmas salaman.

D. PERMASALAHAN PADA PASIEN

Tabel 9. Tabel Permasalahan Pada Pasien

No. Resiko & masalah kesehatan Rencana pembinaan Sasaran

1. Tekanan darah yang terlalu

tinggi

Permberian obat hipertensi dan

tata cara minum obat serta

edukasi mengenai faktor

pencetus, pencegahan

kekambuhan dan

penanggulangan keluhan klinis.

Pasien dan

keluarga

29

Page 30: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

2. Gaya hidup tidak sehat ( tidak

cukup istirahat, tidak pernah

berolahraga)

Edukasi mengenai faktor resiko

pada hipertensi

Pasien dan

keluarga

E. IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis

Dari wawancara dengan pasien diperoleh keterangan bahwa pasien pernah mengalami

hal seperti ini sebelumnya. Riwayat obstetrik pasien adalah G5P5A0, pasien sudah

melahirkan 5 orang anak, dengan perencanaan kelahiran dipikirkan oleh kedua pihak

suami istri. Akan tetapi suami dan anak pasien yang ke empat telah meninggal dunia.

2. Fungsi Psikologis

Pasien tinggal sendiri di rumahnya. Kelima anaknya telah berkeluarga dan memiliki

rumah sendiri. Hubungan dan komunikasi antara pasien dengan keluarga dan

lingkungan sekitar terjalin dengan baik. Kadang-kadang anak pasien datang

berkunjung ke rumah saat sedang libur bekerja sehingga pasien tidak merasa kesepian

dan tidak terbebani oleh penyakitnya.

3. Fungsi Ekonomi

Biaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi oleh anak-anaknya. Pendapatan perbulan

kira-kira kurang lebih Rp 1.000.000,-. Uang tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah

tangga seperti makan, pakaian, listrik serta belanja harian. Penggunaan dana cukup

efisien untuk memenuhi kebutuhan harian.

4. Fungsi Pendidikan

Pasien bersekolah sampai tamat SD. Kelima anaknya bersekolah dengan pendidikan

tertinggi mencapai tamat S1.

5. Fungsi Religius

Pasien dan keluarga memeluk agama Islam, menjalankan ibadah agama secara rutin

(shalat dan mengaji). Penerapan nilai agama dalam keluarga baik..

6. Fungsi Sosial dan Budaya

Pasien dan keluarga tinggal di desa Salaman. Pasien dan keluarga dapat diterima

dengan baik di lingkungan rumahnya. Komunikasi dengan tetangga baik. Kondisi

pasien saat ini cukup baik. Pasien masih dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga

30

Page 31: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

dan bekerja dengan baik. Namun saat sakit kepala pasien muncul dapat menjadi

hambatan dalam mengerjakan pekerjaannya.

F. POLA KONSUMSI PASIEN

Frekuensi makan rata-rata 3 kali sehari. Pasien biasanya makan di rumah. Jenis

makanan dalam keluarga ini kurang bervariasi. Variasi makanan sebagai berikut: nasi,

tahu, tempe, sayur (kangkung dan bayam), kadang-kadang diselingi telur, air minum

(air putih dan teh). Pasien jarang minum susu s. Pasien jarang mengkonsumsi daging

dan ikan. Air minum berasal dari air sumur yang dimasak sendiri.

G. IDENTIFIKASI FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. Faktor Perilaku

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya os adalah seorang pedagang.

Saat os merasa sakit, biasanya os langsung pergi ke puskesmas. Pendanaan

kesehatan didapatkan dari asuransi kesehatan Jamkesmas dan dana dari anak-

anaknya. Pasien tidak pernah berolahraga dan tidak sering pergi berekreasi. Os juga

tidak cukup beristirahat.

2. Faktor Lingkungan

Pasien tinggal dalam rumah yang berdebu. Dapur tidak mempunyai saluran

pembuangan asap karena sudah memakai kompor gas. Sumber air dari sumur pompa

listrik dan dimasak sebelum dikonsumsi. Saluran pembuangan air limbah ke tanah

yang terletak di belakang rumah, kebiasaan buang air besar di jamban keluarga,

tidak ada pembuangan sampah, sehingga hanya dbuang di kebun belakang rumah

dan dibakar 1 minggu sekali.

3. Faktor Sarana Pelayanan Kesehatan

Terdapat Puskesmas Salaman yang berjarak kira-kira 1 km. Pasien tidak memiliki

kesulitan untuk berobat ke puskesmas. Jika pasien tidak sempat datang berobat ke

puskesmas, maka os akan berobat ke praktek bidan swasta.

4. Faktor Keturunan

Ibu pasien menderita penyakit hipertensi.

H. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

31

Page 32: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

1. Gambaran Lingkungan Rumah

Rumah pasien terletak di Dusun Brengkel I, Desa Salaman, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang, dengan ukuran luas rumah 16 x 8 m2, bentuk

bangunan 1 lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 5 kamar tidur, 1

ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur dan 1 kamar mandi di bagian belakang

rumah. Rumah tidak mempunyai langit-langit, dinding terbuat dari batu bata dan

di plester, lantai terbuat dari plester kasar. Penerangan dalam rumah dan kamar

kurang terang. Ventilasi dan jendela memadai, cahaya matahari yang masuk lewat

jendela maupun pintu kurang terang. Sumber air bersih dari air sumur untuk

minum, cuci dan masak. Bangunan dapur permanen dan kebersihan dapur kurang.

Pembuangan air limbah ke tanah dibelakang rumah. Tempat sampah utama di

halaman belakang rumah, dan setiap 1 minggu sekali sampah dibakar. Lingkungan

di sekitar rumah pasien cukup bersih.

2. Denah Rumah

32

Dapur

Ruang Keluarga

Ruang Makan

Ruang Tamu

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Jamban

Page 33: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Gambar 7. Denah Rumah

3. Komponen Rumah

Tabel 10. Komponen Penilaian Rumah Sehat

NO KOMPONEN RUMAH

YANG DINILAI

KRITERIA NILAI BOBOT

I Komponen rumah 31

1 Langit – langit rumah Tidak ada 0 0

2 Dinding rumah Permanen dan kedap air 3 93

3 Lantai rumah Seluruh lantai plester kasar 1 31

4 Pintu Hanya ada pintu utama 1 31

5 Jendela kamar tidur Ada 1 31

6 Jendela ruang keluarga Ada 1 31

7 Ventilasi Ada, luas ventilasi permanen > 10%

dari luas lantai

2 62

8 Lubang asap dapur Tidak ada 0 0

9 Pencahayaan Pencahayaan alami kurang terang 1 31

II Sarana sanitasi 25

1 Sarana air bersih Ada, milik sendiri dan memenuhi

syarat kesehatan

4 100

2 Jamban Ada, dan memenuhi syarat 2 50

3 Sarana pembuangan limbah Tidak ada 0 0

4 Sarana pembuangan sampah Tidak ada 0 0

III Perilaku Penghuni 44

33

Page 34: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

1 Membuka jendela Setiap hari 2 88

2 Menyapu rumah setiap hari Setiap hari 2 88

3 Cara membuang tinja Ke jamban 2 88

4 Membuang sampah pada

tempat sampah

Dibuang ke halaman belakang

rumah

0 0

IV Lain-lain 19

1 Kepadatan penghuni > 9 m2 per orang 2 38

2 Tikus Ada 1 19

3 Lalat Ada 1 19

4 Kecoa Ada 1 19

5 Nyamuk atau jentik Ada 1 19

V Yang berbasis lingkungan 3 bulan terakhir 19

1 Diare Tidak ada 1 19

2 ISPA Tidak ada 1 19

3 TB paru Tidak ada 1 19

4 Kulit Tidak ada 1 19

5 Malaria Tidak ada 1 19

6 DBD Tidak ada 1 19

Cara menghitung hasil penilaian = nilai x bobot

I. Komponen rumah :310

II. Sarana sanitasi : 150

III.Perilaku penghuni : 264

IV.Lain-lain : 114

V. Lingkungan : 114

Total penilaian : 952

Penilaian :

1. Rumah sehat : 1068 – 1200

2. Rumah tidak sehat : < 1068

Berdasarkan penilaian rumah pasien ini termasuk rumah tidak sehat

34

Page 35: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Lingkungan

Genetik

YankesStatus

kesehatan

Perilaku

I. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis

a. Pasien pernah menderita penyakit ini sebelumnya.

b. Ibu pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi.

2. Fungsi Psikologis

a. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga terjalin baik.

b. Dalam pengambilan keputusan selalu dilakukan bersama dengan anak-anaknya.

3. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Sumber penghasilan diperoleh dari anak-anaknya. Kesan sosial ekonomi

cukup. Pengaturan dana terbilang cukup efektif dan efisien.

4. Fungsi Religius dan Sosial Budaya

a. Termasuk keluarga yang taat beragama.

b. Tidak terdapat keterbatasan hubungan beragama antara pasien dan masyarakat.

c. Pasien masih dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun saat sakit

kepala pasien muncul, hal tersebut dapat menjadi hambatan dalam melakukan

kegiatan sehari-hari.

5. Faktor Perilaku

Setiap os merasa sakit akan segera dibawa berobat ke puskesmas, terkadang

dibawa berobat ke bidan swasta. Os tidak pernah melakukan kegiatan olahraga dan

tidak sering pergi rekreasi.

J. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

Ibu memiliki riwayat hipertensi

35

Page 36: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

- Tidak cukup istirahat

- Jarang berolahraga

Gambar 8. Diagram Realita

K. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

Tabel 11. Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Tanggal Kegiatan yang dilakukan Keluarga

yang

terlibat

Hasil Kegiatan

1 Mei 2013 Melakukan pemeriksaan

kepada pasien

Pasien Mendapatkan diagnosis

kerja pasien

3 Mei 2013 Memberikan penjelasan

kepada pasien mengenai

penyakit hipertensi dan

faktor resiko nya.

Memberikan edukasi

tentang penyakit yang

mungkin dialami pasien

terkait dengan pola hidup

yang tidak sehat, seperti

waktu istirahat yang kurang

Memberitahukan agar

minum obat secara teratur.

Pasien

Pasien

Pasien

Pasien dapat memahami

mengenai penyakit dan

faktor resiko nya.

Pasien dapat memahami

penjelasan yang

diberikan dan

diharapkan dapat

merubah pola hidup

yang sehat.

Diharapkan pasien

dapat minum obat

secara teratur sehingga

36

Page 37: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Memberikan informasi

mengenai komplikasi yang

dapat timbul akibat

hipertensi.

Pasien

tekanan darah dapat

terkontrol dengan baik

Pasien memahami

komplikasi yang dapat

terjadi, sehingga dapat

mencegah komplikasi

tersebut.

L. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA

1. Tingkat pemahaman: Pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan , dapat

diterima dengan baik.

2. Faktor pendukung :

a. Pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan tentang

hipertensi dan pola hidup sehat.

b. Sikap pasien yang kooperatif dan keinginan untuk hidup sehat.

3. Faktor penyulit :

a. Faktor usia yang menyebabkan pasien sering lupa untuk meminum obat

b. Pasien tinggal sendiri di rumahnya sehingga tidak ada anggota keluarga yang

mengurus kondisi pasien

4. Indikator keberhasilan : Pasien dapat memperbaiki pola hidup sehat (waktu istirahat

menjadi cukup dan dapat berolahraga) dan minum obat secara teratur.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penatalaksanaan pasien penyakit Hipertensi, dengan pendekatan kedokteran keluarga

adalah sebagai berikut :

Dengan terapi medikamentosa berupa Amlodipin 5 mg, 1 kali 1 per oral dan Captopril

12,5 mg 2x1 per oral diminum 1 jam sebelum makan. Terapi edukasi yang diberikan 37

Page 38: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

adalah edukasi mengenai penyakit darah tinggi (hipertensi), faktor resiko, serta

penanganan penyakit tersebut, agar merubah pola hidup sehari-hari menjadi lebih sehat,

istirahat yang cukup dan olahraga teratur, minum obat teratur. Apabila terdapat keluhan

segera memeriksakan diri ke puskesmas atau ke dokter untuk mendapat penanganan

lebih lanjut.

Pembinaan yang diberikan terhadap pasien meliputi melakukan pemeriksaan kepada

pasien dan mengamati keadaan kesehatan rumah dan lingkungan sekitar, memberikan

penjelasan kepada pasien mengenai penyakit hipertensi (darah tinggi) serta faktor-faktor

resiko penyakitnya seperti gaya hidup tidak sehat serta mengedukasi pasien untuk

menghindari faktor resiko dan cara penanggulangan apabila penyakitnya kambuh

kembali. Pembinaan juga meliputi penyakit – penyakit yang dapat terjadi berhubungan

dengan usia pasien.

B. SARAN

Untuk mencegah timbulnya gejala tekanan darah tinggi kembali, maka

diharapkan pasien dapat menghindari faktor resiko timbulnya gejala. Serta mengatur

aktivitas sehari-hari guna menghindari gejala penyakit kambuh kembali. Selain itu

menganjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke praktek bidan/ dokter swasta atau

puskesmas, dan jika ada keluhan yang mengarah ke komplikasi bisa segera diatasi.

Selain itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan EKG, Lab seperti tes fungsi ginjal,

tes fungsi hepar, profil lipid, dan gula darah.

Untuk meningkatkan kepatuhan dan keteraturan minum obat, maka diperlukan

peran serta dari lingkungan sekitar misalnya tetangga terdekat untuk membantu

mengingatkan pasien perihal meminum obat secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prevalensi hipertensi. 2012. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2013. Tersedia dalam :

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/700/699

2. Hipertensi. 2012. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2013. Tersedia dalam :

http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hipertensi.html

38

Page 39: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

3. Departemen Kesehatan RI. Masalah Hipertensi di Indonesia. 2012. Diunduh pada

tanggal 5 Mei 2013. Tersedia dalam: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-

release/1909-masalah-hipertensi-di-indonesia.html

4. Klasifikasi hipertensi. 2012. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2013. Tersedia dalam :

http://www.scribd.com/doc/60065681/3/Tabel-2-1-Klasifikasi-Hipertensi-Menurut-

WHO

5. Meena S, Maron D, editor. Hypertension Treatment and Management. WebMD. 2012.

Diunduh pada tanggal 5 Mei 2013. Tersedia dalam:

http://emedicine.medscape.com/article/241381-treatment

6. Anies. Konseling dalam Pelayanan Kedokteran Keluarga. Buku Ajar Kedokteran

Keluarga. Bab V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. 2012. Hal: 66-79.

LAMPIRAN

39

Page 40: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

Keterangan foto 1 dan 2: Foto bersama dengan pasien, ibu Napsiah

40

Page 41: KDK FINAL HIPERTENSI edited final.doc

41