Lapsus Trauma Kimia Asam Hana
-
Upload
hana-fachir -
Category
Documents
-
view
33 -
download
5
description
Transcript of Lapsus Trauma Kimia Asam Hana
Laporan kasus
TRAUMA OCULI BILATERAL et causa TRAUMA KIMIA ASAM
Oleh
Hana Humaira Fachir
I1A008023
Pembimbing :
dr. Hj. Hamdanah, Sp.M
LAB/UPF ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM – RSUD ULIN
BANJARMASIN
November 2013
DAFTAR ISI
HA
LAMAN JUDUL......................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II LAPORAN KASUS....................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................6
BAB IV PENUTUP.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma kimia pada mata dapat dibagi menjadi dua kategori besar:
trauma basa dan trauma asam. Trauma kimia asam adalah trauma pada mata
karena terpaparnya mata oleh zat-zat kimia yang bersifat asam. Trauma asam
biasanya lebih tidak berbahaya dibanding trauma alkali karena asam tidak bisa
menembus ke dalam jaringan bola mata terkecuali asam hidroflorik. Tingkat
keasaman suatu bahan dinamakan pH, semakin jauh nilai pH dari skala 7,
semakin kuat tingkat keasaman atau kebasaan bahan tersebut diimana
kerusakan yang ditimbulkan juga semakin besar. 1,2 Tingkat keparahan trauma
dikaitkan dengan jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat
penetrasi dari zat kimia.3
Bahan kimia asam yang sering menyebabkan trauma kimia asam pada
mata antara lain : asam sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam nitrat,
asam asetat, asam kromat,dan asam hidroflorida. Asam Hidroflorida dapat
ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan
cairan pembersih yang kuat.4
Trauma kimia okuli pada umumnya menyebabkan kerusakan pada
palpebra, konjungtiva kornea, dan segmen anterior mata. Pada lokasi ini lah,
kerusakan yang ditimbulkan mempunyai potensi untuk menyebabkan
gangguan penglihatan, tergantung dari volume, pH, durasi terpapar, dan
derajat penetrasi dari bahan kimia tersebut. Mekanisme trauma kimia berbeda
antara yang asam dan yang basa, oleh karena itu penting untuk mengetahui
tipe agen kimia penyebab trauma.5
Trauma okuli khemis merupakan kedaruratan yang memerlukan
pengenalan dan penanganan segera. Pengenceran agen kimia secara cepat
merupakan penanganan yang diperlukan untuk mengurangi kerusakan
jaringan dan mempertahankan penglihatan.6
Demikian akan dilaporkan sebuah kasus seorang anak laki-laki dengan
trauma okuli bilateral et causa trauma kimia asam yang dirawat di ruang
Seroja RSUD Ulin Banjarmasin.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An. S
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sutoyo S. Gang Purnawan 7
MRS : 25-10-2013
RMK : 1-07-28-92
ANAMNESIS
Hari/tanggal : 25 Oktober 2013 (12.00 wita)
Keluhan Utama : Wajah disiram asam cuka
Riwayat Penyakit Sekarang :
+ Setengah jam sebelum masuk rumah sakit, wajah dan leher os
disiram cuka getah ketika os sedang bersama ayahnya. Os kesakitan
danlangsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ulin.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Di keluarga pasien, tidak ada yang menderita penyakit mata dan
asma.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis (E4V5M6)
Tanda Vital : - Nadi : 110 x/mnt
- Respirasi : 33 x/mnt
- Suhu : 37,30C
Pemeriksaan Mata : Status Oftalmologis
OD OSSulit dievaluasi Visus Sulit dievaluasiTidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukanTidak dilakukan Skiaskopi Tidak dilakukanSulit dievaluasi Bulbus Okuli Sulit dievaluasiSulit dievaluasi Paresis / Paralisis Sulit dievaluasi
Hitam, tipis Supersilia Hitam, tipishiperemis(+), edem (+) Palpebra Superior hiperemis(+), edem (+)hiperemis (+), edem (+) Palpebra Inferior hiperemis (+), edem (+)
Sulit dievaluasi Konjungtiva Palpebra Sulit dievaluasiSulit dievaluasi Konjungtiva Fornices Sulit dievaluasiSulit dievaluasi Konjungtiva Bulbi Sulit dievaluasiHiperemi (+) Sklera Hiperemi (+)
Keruh Kornea KeruhDalam Kamera Okuli Anterior Dalam
Sulit dievaluasi Iris Sulit dievaluasiSulit dievaluasi Pupil Sulit dievaluasiSulit dievaluasi Lensa Sulit dievaluasiTidak dilakukan Fundus Refleksi Tidak dilakukanTidak dilakukan Corpus Vitreum Tidak dilakukan
Normal palpasi Tens Oculi Normal palpasiTidak dilakukan Sist. Kanalis Lakrimalis Tidak dilakukan
- Lain-lain -
DIAGNOSA KERJA
Trauma Oculi Bilateral et causa Trauma Kimia Asam
PENATALAKSANAAN
- Pantocain eye drop OS-OD 1 tetes sebelum irigasi
- Irigasi denga NaCl/aquadest steril 1 liter OD-OS
- Gentamisin salep 3x1 OD-OS
- Gentamisin eye drop/2 jam OD-OS
- Dexametason 3x1,5 mg
- Cendo xytrol/jam OD-OS
- Mata dibebat
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan nyeri mata karena disiram
asam cuka getah sejak setengah jam sebelum masuk rumah sakit. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan palpebral superior dan inferior mengalami edem dan
hiperemis.
Diagnosis dari trauma kimia asam terutama ditegakkan dari anamnesis
kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik yang meliputi tajam penglihatan yang
menurun, pemeriksaan segmen anterior yang akan ditemukan hiperemi
konjungtiva, kekeruhan pada kornea dan pupil yang suram.7
penurunan visus mendadak dapat terjadi akibat defek pada epitel
kornea, pembentukan kabut stroma, peningkatan lakrimasi atau
ketidaknyamanan. Hiperemi konjungtiva disebabkan karena peradangan
konjungtiva dan derajat peradangannya bervariasi mulai dari hiperemis hingga
kemosis.8
Kimia asam merupakan zat dengan pH rendah dan sangat mudah diurai
menjadi ion hidrogen dan anion dalam permukaan depan mata. Ion hidrogen yang
dihasilkan dari penguraian senyawa kimia asam, menyebabkan perubahan pH
dalam mata. Sedangkan anion yang dihasilkan menyebabkan koagulasi protein
epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea. Koagulasi protein ini
lah yang menjadikan trauma kimia asam lebih tidak membahayakan daripada
trauma kimia basa, karena lebih banyak terbatas pada bagian anterior mata saja.
Proses koagulasi ini memang menyebabkan kerusakan pada mata, akan tetapi
merupakan suatu mekanisme perlindungan dari penetrasi yang lebih dalam.9
Penatalaksanaan trauma kimia pada mata terdiri dari 6 langkah utama
yaitu membersihkan bahan kimia melalui irigasi, memfasilitasi proses reepiteliasi
kornea, mengendalikan proses peradangan, mencegah terjadinya infeksi,
mengendalikan tekanan intra okuler dan menurunkan rasa nyeri.10
Irigasi harus sesegera mungkin dan dipertahankan sedikitnya sekitar 30
menit menggunakan larutan garam fisiologis, atau jika tidak ada bisa
menggunakan air keran. Mata dapat diberikan anestetik bila diperlukan untuk
memfasilitasi irigasi yang baik.10
Proses reepiteliasi dapat difasilitasi dengan pemberian air mata artifisial
karena pada mata yang terkena trauma kimia, produksi air mata cenderung tidak
stabil.7
Pemberian steroid topikal adalah penting untuk mencegah infiltrasi sel-sel
netrofil sehingga akan mencegah pengumpulan kolagenase dan menurunkan
pembentukan fibroblas pada kornea, namun penggunaan steroid tidak boleh
digunakan untuk lebih dari satu minggu karena adanya resiko melelehnya
korneosklera.8
Pasien dengan trauma pada kornea, konjungtiva, dans klera dapat
dilakukan pemberikan antibiotik tetes mata atau salep mata topikal profilaksis.
Pada trauma kimia ringan hingga sedang, pemberian salep antibiotik dapat
diberikan tiap 1 sampai 2 jam.11
Pemberian sikloplegik dapat membantu dalam pencegahan spasme siliar.
Ditambah lagi, bahan ini dipercaya menstabilisasi permeabilitas pembuluh darah
yang oleh karenanya, mengurangi peradangan dan menurunkan rasa nyeri.7
Trauma kimia asam tidak dapat sembuh sempurna, terutama dalam hal
tajam pengelihatan dan kosmetik. Adapun beberapa komplikasi yang dapat
ditimbulkan oleh trauma kimia asam adalah simbleparon, sikatrik kornea, dan
kebutaan.10
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang anak usia 3 tahun dengan nyeri
mata karena disiram asam cuka getah. Pada status oftalmikus ditemukan palpebral
superior dan palpebral inferior mengalami edem dan hiperemi, yang lain sulit
dievaluasi karena anak tidak kooperatif. Berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan
fisik pasien ini didiagnosis sebagai Trauma okuli bilateral et causa trauma kimia
asam. Pada kasus ini pasien diberikan terapi berupa Pantocain eye drop OS-OD 1
tetes sebelum irigasi, irigasi denga NaCl/aquadest steril 1 liter OD-OS, gentamisin
salep 3x1 OD-OS, gentamisin eye drop/2 jam OD-OS, dexametason 3x1,5 mg,
cendo xytrol/jam OD-OS, mata dibebat
DAFTAR PUSTAKA
1. Melsaether CN and Rosen CL. Ocular Burns [online]. Didapat dari: URL: http://www.emedicine.com/emerg/topic736.htm. Diakses tanggal 2 November 2013.
2. Sachdeva D. Chemical Eye Burns [online]. Didapat dari: URL: http://www.emedicine.com/aaem/eye/topic102.htm. Diakses tanggal 2 November 2013.
3. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Burns Chemical. eMedicine Journal. 2009.
4. Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.
5. Wagoner MD. 1997. Chemical injuries of the eye: current concepts in pathophysiology and therapy. Surv Ophthalmol.; 41(4):275–313.
6. Rihawi, S., Frentz, M., Schrage, NF. 2006. Emergency Treatment of Eye Burns: which rinsing solution should we choose?. Graefe’s Arch Clin Exp Ophtalmology 244: 845-854.
7. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.2005
8. Randleman JB, Bansal AS, Loft ES. Ophthalmologic Approach to Chemical Burns [online]. Didapat dari: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1215950-overview. Diakses tanggal 2 November 2013.
9. Garg,A. et al. Clinical Diagnosis and Management of Occular Trauma. Jaype Brothers Medical Publishers. USA. 2009.
10. Susila, Niti et al. Standar Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Mata FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar. 2009.
11. Budhiastra, P et al. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Penyakit Mata RSUP Sanglah Denpasar. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar. 2001.