TPB Audit Polychem Hana-Cita

39
LAPORAN AUDIT PRODUKSI BERSIH AUDIT PT POLYCHEM INDONESIA Tbk DEPARTEMEN PRODUKSI EO/EG II MERAK, BANTEN Dosen : Ir. Emma Hermawati, MT Disusun oleh : Cita Destriyani G NIM. 111411036 Hana Afifah Rahman NIM. 111411045 Kelas 3B

description

tees

Transcript of TPB Audit Polychem Hana-Cita

Page 1: TPB Audit Polychem Hana-Cita

LAPORAN AUDIT PRODUKSI BERSIH

AUDIT PT POLYCHEM INDONESIA Tbk DEPARTEMEN PRODUKSI EO/EG II

MERAK, BANTEN

Dosen : Ir. Emma Hermawati, MT

Disusun oleh :

Cita Destriyani G NIM. 111411036

Hana Afifah Rahman NIM. 111411045

Kelas 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2013

Page 2: TPB Audit Polychem Hana-Cita

AUDIT PT POLYCHEM INDONESIA Tbk DEPARTEMEN PRODUKSI EO/EG II

MERAK, BANTEN

TAHAP I : PERSIAPAN

1.1. Komitmen dari Manajemen Perusahaan

PT Polychem Indonesia berkomitmen melakukan penghijauan di sekitar

area industri dengan melakukan cleaning da setiap hari jumat. Komplek pabrik

PT. POLYCHEM Indonesia Tbk, divisi kimia-Merak dioperasikan dengan

teknologi produksi yang mutakhir dan maju, pabrik juga dilengkapi dengan

fasilitas pengolahan limbah air (waste water treatment) dan eliminasi poutan yang

baik. Setiap langkah dalam proses produksi secara jelas termonitor untuk

menghindari akibat terhadap lingkungan maupun kualitas lingkungan kerja.

Departemen keselamatan kerja dan perlindungan terhadap kebakaran

bekerja dengan berpedoman pada UU no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,

PT. Polychem Indonesia Tbk, membagi departemen keselamatan kerja dan

perlindungan terhadap kebakaran menjadi dua seksi yaitu seksi pencegahan dan

penanggulangan, dan seksi keselamatan kerja

1.2. Tahap Perencanaan dan Pengorganisasian

Pada tahap ini dilakukan penyiapan dan pengorganisasian tim audit beserta

sumber daya yang ada. Langkah-langkah yang dilakuka pada tahap ini meliputi

pembentukkan tim audit serta perencanaan strategi dan tujuan yang diharapkan.

1.3. Organisasi Satuan Tugas Program Audit

No Jabatan Nama NIM

1. Anggota 1 Cita Destriyani G 111411036

Page 3: TPB Audit Polychem Hana-Cita

2. Anggota 2 Hana Afifah Rahman 111411045

1.4. Ruang Lingkup dan Tujuan Program Audit

Ruang lingkup program audit dilakukan di PT. Polychem Indonesia Tbk,

divisi kimia-Merak sistem proses EO/EG pada area

Utilitas

Area 100

Pengolahan dan Pengelolaan Limbah (WWT)

Elemen yang akan diaudit dari aspek Produksi Bersih antara lain :

- Bahan baku dan bahan penunjang proses

- Kondisi proses

- Pengolahan limbah dan pengelolaan lingkungan

Dengan menentukan batasan diharapkan ditemukan cara-cara untuk

mengatasi permasalahn yang terjadi.

Tujuan Program Audit : Mencari peluang produksi bersih di PT polychem

indonesia divisi kimia-merak pada unit proses Utilitas dan Pengelolaan Limbah.

Page 4: TPB Audit Polychem Hana-Cita

TAHAP II : ASSESMENT (PENGUMPULAN DATA)

Dengan telah selesainya tahap persiapan dan pengorganisasian Satgas

produksi bersih, maka dapat dilaksanakan tahap inventarisasi dan analisis proses

produksi. Tahap pertama yang dilakukan adalah inventarisasi dan pengumpulan

data berbagai aspek yang terkait dengan proses produksi bersih, diantaranya :

No Aspek Data / Informasi

1. Aspek Umum- Standar - standar lingkungan

- Manuals, guidelines Produksi Bersih

2. Aspek Proses / Teknis

- Diagram alir proses

- Prosess flow diagram dan penjelasan proses/

operasinya

- Penyimpanan bahan

- Layout pabrik, mesin, peralatan

3.Aspek Produk dan

Bahan

- Jenis, volume, dan komposisi produk

- Jenis, volume, dan komposisi bahan baku dan

bahan penunjang

4. Aspek Ekonomis- Biaya bahan, produk, dan utilitas

- Biaya pengolahan

5. Lingkungan Hidup

- Daftar limbah

- Laporan tentang lingkungan

- Hasil analisa limbah

Page 5: TPB Audit Polychem Hana-Cita

2.1 Aspek Umum

Dalam kaitannya dengan penerapan produksi bersih, guna mendorong

terwujudnya pembangunana berkelanjutan, pemerintah mempunyai kebijakan

antara lain :

1. Mensosialisasikan program produksi bersih agar semua pihak terkait

mempunyai persepsi yang sama, sehingga dapat dicapai suatu konsensus

yang dinyatakan dalam Komitmen Nasional dalam penerapan strategi

produksi bersih di Indonesia.

2. Mengajukan pelaksanaan produksi bersih termasuk berbagai perangkat

manajemen lingkungan, seperti audit lingkungan, sistem manajemen

lingkungan (ISO 14001), evaluasi kinerja lingkungan, ecolabel, dan

produktivitas ramah lingkungan di Indonesia.

3. Mengkaji kembali kebijakan dan program nasional dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengantisipasi diberlakukannya kebijakan lingkungan

yang bersifat global.

Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI

Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH

Nomor KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaa Audit

Lingkungan.

Sedangkan mengenai sistem manajemen lingkungan diatur dalam ISO

14001. Tujuan ISO 14001 mendukung perlindungan terhadap lingkungan dan

pencegahan yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Secara garis besar

seri ISO 14001 terdiri dari sistem manajemen, evaluasi / audit atas sistem

manajemen dan evaluasi atas kinerja lingkungan dari suatu produk.

Page 6: TPB Audit Polychem Hana-Cita

2.2 Aspek Proses / teknis

2.2.1 Diagram Alir Proses

2.2.2 Penjelasan Proses / Operasi

Proses pertama berada di unit proses pada plant I dan plant II dimana di dukung dari beberapa unit penunjang, yaitu :

Page 7: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Unit pemisahan udara (air sparation) yang memisahkan udara bebas menjadi oxygen dan nitrogen yang digunakan untuk keperluan proses.

Unit utilitas yang menyediakan kebutuhan air demin, air pendingin, udara instrument, kukus, umpan Ethylene, dan pengolahan libah yang dihasilkan dari proses.

Unit terminal Ethylene di gunakan hanya untuk menyimpan bahan baku Ethylene agar kondisi terjaga

Bahan baku yang digunakan dalam pabrik ini adalah Ethylene dan Oxygen. Ethylene di beli dari liquid dan di gunakan dalam fase gas dengan menggunkan vaporizer, sedangkan oxygen di proleh dengan cara desilasi udara.

Pembuatan Ethylene glycol dilakukan dalam dua tahap reaksi yaitu pembuatan ethylene oxide dari bahan ethylene murni dan oxygen dengan bantuan katalisator perak (Ag2O) dalam rekator fixed – bed multitube, kemudian dilanjut dengan pembuatan ethylene glycol dan ethylene oxide di tambah air dengan perbandingan 1 : 10.

Reaksi pembuatan etilen oksida dilakukan dengan proses oksidasi katalitik

etilen. Dalam hal ini etilen direaksikan dengan oksigen dengan menggunakan

katalis perak, sedangkan gas inert yang digunakan adalah metana. Reaksi

berlangsung dalam sebuah reaktor fixed bed multitube yang beropersi pada

temperatur 132,2 oC dan tekanan 15,7 atm dengan pendingin saturated water.

Konversi perpass untuk reaksi pembentukan etilen oksida adalah 80,2 % dan

selektivitasnya 82,7 %. Produk reaktor kemudian dipisahkan dalam kolom

absorber. Hasil bawah kolom absorber diumpankan ke dalam kolom destilasi

untuk dimurnikan. Sedangkan hasil atas dimasukkan ke dalam seksi CO2 removal

untuk menghilangkan CO2 sebelum direcycle kembali ke dalam reaktor.

Etilen oksid dari tangki penyimpan diumpankan ke dalam tangki

pencampur  untuk dicampur dengan air proses dari unit utilitas dan arus recycle

dari hasil atas evaporator dan menara distilasi 01 agar terbentuk larutan yang

homogen. Suhu keluar dari tangki pencampur sekitar 50°C kemudian larutan

dipompa sehingga tekanan naik menjadi 17.5 atm dan diumpankankan ke dalam

Reaktor Fixedbed adiabatic.

Reaksi bersifat eksotermis sehingga suhu keluar akan naik menjadi 100°C

tergantung konversi yang dicapai.   Selanjutnya hasil reaksi diumpankan ke dalam

Evaporator untuk menguapkan sebagian besar etilen oksida dan air sehingga

Page 8: TPB Audit Polychem Hana-Cita

sebelum masuk menara distilasi jumlah air sudah berkurang drastis. Kandungan

etilene glikol saat keluar dari reactor sekitar 15% setelah dipekatkan di evaporator

akan naik menjadi sekitar 55%.

Hasil cair evaporator kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi 01

(MD-01) untuk memisahkan sisa etilen oksid dan air sebagai hasil atas dan etilen

glikol (EG), dietilen glikol (DEG), trietilen glikol (TEG) sebagai hasil bawah.

Hasil atas MD-01 dikembalikan ke dalam reactor sebagai recycle sedangkan hasil

bawah MD-01 diumpankan ke dalam menara distilasi 02 (MD-02).

Di dalam menara distilasi 02 diperoleh hasil atas menara berupa etilen

glikol 99% sebagai produk utama yang ditampung di tangki produk, sedangkan

hasil bawah yang sebagian besar berupa dietilen glikol dan trietilen glikol

ditampung di tangki penyimpan sebagai produk samping.

2.2.3 Penyimpanan Bahan

Untuk penyimpanan bahan yang dilakukan di PT Polychem PLANT

EO/EG, digunakan ruang khusus penyimpan bahan (gudang) zat berdasarkan sifat

fisika dan kimia zat tersebut. Ada beberapa contoh penyimpanan bahan yang

dilakukan di PT Polychem, diantaranya :

Bahan Baku

- Ethylene, merupakan bahan baku utama dari EO/EG PLANT ethylene

99,9% volume dengan 0,1% merupakan impuritas disimpan pada 2 tangki,

dengan kapasitas masing-masing 8000 MT.

- Oksigen, bahan baku oksigen didapat dari udara bebas yang diolah oleh

UNIT ASU (Air Separator Unit), dengan kadar 99,99% sebanyak 8876

kg/hari.

Bahan Penunjang

Page 9: TPB Audit Polychem Hana-Cita

N North

BO

JO

NE

GA

RA

ME

RA

K

JETTY

SBR

ETHOX PLANTAREA

ASU II

GENSETHOUSE

WAREHOUSE IITRUCK LOADING

Security

Clinic

Parking Area

Musholla

CANTEEN

OPENWAREHOUSEASU I

SPORTS FIELD

ADMBUILDING

EG STORAGE II

PROCESSAREA I

CONTROLBUILDING

PROCESSAREA II

ETHYLENE TANKS

EOTANK

UTILITYAREA

FILE:GT-017

PLANT LAY-OUT

FUELTANK

EG STORAGE I

DRUMFILLING

WAREHOUSE I

MAINTENANCEBUILDING

PT. POLYCHEM INDONESIA TbkCHEMICAL DIVISION - MERAK

- Air murni, bahan penunjang disuplai dari bagian utilitas yang mengurus

pasokan air didapat dari tiga tahap, yaitu pretreatment, reverse osmosis

dan demineralisasi air.

- Inhibitor EDC, pengunaannya sebanyak 800 kg.

- Katalis Ag, kandungan 13%-17% Ag, digunakan sebanyak 50 M3 pada

PLANT EO/EG I disimpan dalam bentuk packing pada alas dengan bahan

alumina dan diganti setiap 4 tahun sekali (lifetime catalyst)

- Gas Nitrogen, digunakan sebanyak 800 kg/h.

- Sulfur Guard Bed Catalyst, digunakan sebanyak 16.100 kg.

- Potassium Carbonate

- Prophylene

2.2.4 Layout Pabrik, Mesin, Peralatan

PT Polychem Indonesia Tbk. terletak di tepi jalan raya Bojonegara - Merak,

dengan batasan-batasan daerah sebagai berikut :

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah selatan : Jalan Bojonegara- Merak

Sebelah barat : PT. SBR

Sebelah timur : PT. Cabot Indonesia

Page 10: TPB Audit Polychem Hana-Cita

2.3 Aspek Produk dan Bahan

2.3.1 Bahan Baku

Bahan baku pada EO/EG plant yang dibutuhkan di PT Polychem Indonesia

Tbk. adalah ethylene, oksigen, dan demineralized water.

- Ethylene

Bahan baku utama dari EO/EG plant adalah gas ethylene 99,9 % volume

dengan 0,1 % merupakan impuritas. Gas ethylene tersebut merupakan reaktan

utama yang berasal dari Timur Tengah dan PT Chandra Asri. Di dalam EO/EG

Plant, gas ethylenedireaksikan dengan oksigen murni. Ethylene disimpan pada 2

tangki dengan kapasitas masing-masing 8000 MT pada suhu -104C. Kebutuhan

ethylene rata-rata yang dibutuhkan sebagai bahan baku sebesar 150 MT/hr. Data

karakteristik ethylene adalah sebagai berikut :

Rumus molekul : CH2=CH2

Berat molekul : 28,052 g/mol

Wujud : Gas

Kenampakan : Tak berwarna

Titik leleh : -169 C

Titik didih : -103,3 C

Suhu kritis : 9,15 C

Tekanan kritis : 50,4 bar

Volume kritis : 131 cm3/mol

Kemurnian : 99,9 %

Densitas : 0,610 g/cm3

- Oksigen

Oksigen murni diperoleh dari udara bebas melalui serangkaian proses pada

air separation unit.Oksigen dan nitrogen yang terkandung dalam udara bebas

dapat terpisah berdasarkan perbedaan titik didih. Oksigen yang digunakan

merupakan oksigen murni, dengan kadar 99,99%. Oksigen ini akan dimasukkan

Page 11: TPB Audit Polychem Hana-Cita

secara perlahan kedalam reaktor menggunakan alat oxygen mixed system. Data

karakteristik oksigensebagai berikut :

Rumus molekul : O2

Berat molekul : 15,9994  g/mol

Wujud : Gas

Kenampakan : Tak berwarna

Titik leleh : 54,36 K (-218,79 °C, -361,82 °F)

Titik didih : 90,20 K (-182,95 °C, -297,31 °F)

Kemurnian : 99,99 %

Suhu kritis : −118.6C

Tekanan kritis : 49.8 atm

Densitas : 1,429 g/L (0 °C; 101,325 kPa)

2.1 Bahan Baku Penunjang

a. Demineralized Water

Demineralized water adalah air yang memiliki kandungan mineral dibawah

0.5 ppm. Air ini bersumber dari air laut yang telah di treatment terlebih dahulu.

Selain itu air ini juga digunakan pada Coal Generation (Turbin) untuk

menghasilkan kukus/steam dan regenerasi Di-anion unit (U-550). Data

karakteristik air secara umum adalah sebagai berikut:

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18.0153 g/mol

Wujud : liquid

Kenampakan : Tak berwarna

Titik leleh : 0 °C (273.15 K) (32 °F)

Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)

Suhu kritis : 647 K

Tekanan kritis : 22,064 Mpa

Page 12: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Densitas : 0.998 g/cm³ (liquid pada 20 °C)

0.92 g/cm³  (padatan)

b. Inhibitor EDC

Pada Plant EO/EG 1, kebutuhan inhibitor EDC sebanyak 800 Kg.

Penggunaan inhibitor ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya reaksi samping,

yaitu reaksi pembentukan CO2 dan H2O pada reaksi pembentukan EO. Bila

jumlah EDC yang dimasukkan terlalu banyak maka akan mengurangi konversi,

sedangkan bila terlalu sedikit, akan lebih banyak terbentuk reaksi samping.

c. Katalis Ag

Pengguanan katalis Ag bertujuan untuk mempercepat reaksi pembentukan

EO. Katalis Ag yang digunakan kandungan Ag sebesar 13-17%. Jumlah katalis

yang digunakan pada Plant EO/EG-I adalah 50 m3 dan diagnti setelah 4 tahun

(Lifetime Catalyst).

d. Gas Nitrogen

Gas ini berfungsi sebagai pengatur agar bahan yang direaksikan mempunyai

komposisi yang tepat, atau dengan kata lain, N2 berfungsi sebagai gas pengisi (gas

inert). Gas nitorgen juga digunakan sebagai gas padding pada tangki produk agar

udara luar yang mengandung uap airtidak masuk ke tangki. Gas nitrogen yang

digunakan pada proses untuk Plant-I adalah 800 Kg/h.

e. Sulfur Guard Bed Catalyst

Katalis ini merupakan bahan yang digunakan untuk memisahkan sulfida dari

umpan ethyleneyang akan digunakan pada proses-I. Sulfur dapat merusak katalis

Ag.. Jumlah pemakaian yang digunakan pada Plant-I adalah 16.100 Kg dan

diganti setelah 10 tahun pemakaian.

f. Potassium carbonate

Page 13: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Potassium carbonate atau kalium karbonat dengan rumus kimia K2CO3.

Mempunyai titik leleh 891°C dan larut di dalam air. Senyawa ini digunakan untuk

mengikat gas CO2 agar berubah bentuk menjadi KHCO3 sehingga gas CO2 lebih

mudah dipisahkan pada tower CO2 regenerator. Pada CO2 regenerator, KHCO3

dikontakkan dengan low pressure steam agar terpisah kembali antara gas CO2 dan

larutan K2CO3, larutan K2CO3 ini digunakan kembali pada tower CO2 contactor.

g. Prophylene

Prophylene digunakan untuk mendinginkan ethylene yang sudah menjadi

gas karena tekanan yang naik. Prophylene ini digunakan pada ethylene terminal

khususnya pada bagian ethylene reliquifaction. Prophylene termasuk cycle gas

sehingga jumlahnya tidak akan berkurang, walaupun kenyataannya tetap

berkurang karena adanya kebocoran pada alat yang digunakan walaupun secara

kuantitas sangat kecil.

Page 14: TPB Audit Polychem Hana-Cita

2.3.2 Produk

Produk utama dari PT. Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor adalah

berupa dore bullion, yaitu campuran emas dan perak dengan kadar emas (Au) 7%

hingga 15% dan perak (Ag) 80% hingga 92%, dan sisanya adalah impurities.

Setiap tahunnya PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor menghasilkan emas sekitar

3 sampai 4 ton.

2.4 Aspek Ekonomis

2.4.1 Biaya Produk, Bahan dan Utillitas

Unit utilitas di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor meliputi :

1. Penyediaan Air (Water Supply)

Air di PT Antam Tbk UBPE Pongkor merupakan salah satu kebutuhan

yang sangat penting, yang digunakan untuk keperluan proses maupun hal-hal

lain. Kebutuhan air di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor meliputi :

Air Bersih (fresh water)

Air bersih ini berasal dari rembesan air yang keluar dari tambang.

Kemudian air tersebut ditampung dalam suatu penampungan, dimana

penampungan (settling pond) itu berfungsi sebagai tempat pengendapan. Air

tersebut diolah untuk menghasilkan air bersih. Air ini ditampung dalam tangki

tertutup yang berkapasitas 750 m3.

Air Proses (process water)

Air Proses merupakan air yang digunakan untuk proses pengolahan ore

dan disirkulasi secara terus menerus. Air proses ini berasal dari tailing dam dan

overflow thickener. Air proses dari tailing dam akan dipompakan oleh return

water pump dengan debit 125 m3/jam ke tangki penampung air proses yang

berkapasitas 600 m3.

2. Penyediaan Udara Tekan (Air Supply)

Kebutuhan udara tekan pada proses plant yang ada di UBPE Pongkor

disuplai oleh kompresor. Kompresor yang digunakan ada beberapa jenis,

diantaranya plant air compressor. Udara yang dihasilkan didistribusikan untuk

kebutuhan proses, baik itu untuk alat proses maupun sebagai media pereaksi

Page 15: TPB Audit Polychem Hana-Cita

seperti pada proses Leaching, Electrowinning dan CIL Adsorption. Plant air

Compressor ini bermacam-macam jenisnya, ada yang berkapasitas 170 m3/jam

dengan daya sebesar 18,5 kW yang dilengkapi dengan Plant air receiver yang

berkapasitas 0,5 m3, dan Moisture trap sebanyak 50 buah yang berfungsi untuk

menampung embun. Sedangkan kompresor yang berkapasitas 220 m3/jam,

dayanya sebesar 22 kW. Dan kompresor yang terakhir memiliki kapasitas udara

84 m3/jam dengan daya 12,1 kW yang dilengkapi receiver, air after cooler, air

filter, dan air dryer.

3. Penyediaan Energi Listrik (Electrical Supply)

Kebutuhan Listrik di UBPE Pongkor PT. ANTAM Tbk. Dipenuhi dari

PLN langsung dengan kapasitas distribusi sebesar 8,6 KVA (Kilo Volt Ampere),

dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berjumlah tiga unit, PLTD ini

memiliki tiga unit generator (mesin diesel pembangkit listrik). Untuk

menghasilkan daya sebesar 1.500 KVA dibutuhkan bahan bakar solar sebesar 250

L/jam. Pemakaiannya hanya saat distribusi dari PLN mengalami gangguan. Dua

puluh persen distribusi dari listrik untuk agitator ini dan thikener tank pada unit

pengolahan, sebanyak 70% disuplai ke alat – alat pengeboran yang ada di

pertambangan. Dan 10% untuk penerangan seluruh lokasi. Kebutuhan listrik

untuk Plant 1 sebesar 225.845 KWH, plant 2 sebesar 170.207 KWH, area

tambang 290.566 KWH. Total pemakaian genset sebesar 1.032 kW dan total

biaya pemakaian listrik dari PLN sebesar Rp 1,95 Milyar per bulan.

Page 16: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Dari analisa ekonomi diperoleh besarnya Return of Investment sebelum

pajak dan sesudah pajak adalah 0% dan 0%. Pay Out Time sebelum dan sesudah

pajak adalah 2,2 dan 2,7 tahun. Break Even Point sebesar 52,3% dengan Shut

Down Point sebesar 39%. Dengan investasi awal sebesar US$000000 , maka

berdasarkan analisa ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik Etilen Oksida in

layak untuk didirikan.

2.5 Aspek Lingkungan Hidup

2.5.1 Daftar Limbah

PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor melakukan pengolahah limbah sianida

atau sering disebut dengan degradasi sianid (CN-) menjadi sianat (CNO-) yang

lebih stabil berada di lingkungan sehingga sifatnya lebih aman. Standar baku mutu

limbah menurut Kepmen LH No. 202 tahun 2004 adalah sebagai berikut:

Tabel Baku mutu limbah menurut

LH No. 202 tahun 2004

CN < 0,5 ppmSS < 200 ppmPh 6-9

2.5.2 Laporan Tentang Lingkungan

Page 17: TPB Audit Polychem Hana-Cita

PT ANTAM Tbk, mendapatkan PROPER (Program Penilaian Peringkat

Kinerja Perusahaan) dengan tingkatan hijau atas pengelolaan limbah yang timbul.

PROPER ini terdiri dari lima tingkatan, yaitu emas, hijau, biru, merah, dan hitam.

PROPER hijau artinya telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang

dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui upaya 4R (Reduce,

Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial.

Selain pengelolaan limbah PT. ANTAM Tbk. tanggung jawab terhadap

lingkungannya cukup besar, diantaranya dengan melakukan program pasca

tambang yaitu dengan melakukan penghijauan lahan yang ada disekitar area

pertambangan.

2.5.3 Hasil Analisa Limbah

Outlet effluent treatment tank #2 ditargetkan kandungan sianidnya yaitu

sebesar 0,425 ppm atau maksimum 0,5 ppm. Sedangkan konsentrasi padatannya

sebesar 80 ppm atau maksimum 200 ppm dengan pH 6-9. Outlet effluent

treatment tank #2 akan ditampung di decant pond. Overflow decant pond akan

dialirkan ke sungai Cikaniki, sedangkan underflownya secara periodik dikeruk

dan dibuang ke tailing dam.

TAHAP III : PENYUSUNAN KESETIMBANGAN MASSA DAN ENERGI

1.1. Persiapan

Page 18: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Elutioncolumn

Heater

Heat exchanger

Electrolyte filter

Reclaim heat exchanger

filter

Fresh water tank

Recycle water tank

Eluate tankCaustic cyanide

30000 ppm

electrowinning

Karbon aktif

Air kaya

Loaded carbon surge bin

To Last CIL Tank :Water, Au, Ag

To Last CIL Tank :Water, Au, Ag

Fresh Water

HCl 33%Loaded Carbon

Stage IAcid Wash

Stage IIWater Wash

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Bijih Emas

Gambar 2. Diagram Alir Proses Elution 1

Page 19: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Gambar 3. Diagram Alir Proses Elution Spesifik

1.2. Identifikasi Input-Output

1.2.1. Input

Bahan Baku : Bahan yang digunakan dalam proses elution ini adalah

loaded carbon plant 1 dan plant 2 yang diambil di loaded

carbon screen. Massa loaded carbon 6 ton yang memenuhi

elution column dengan volume 12 m3.

Bahan Penunjang

Page 20: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Load Carbon6000 Kg

Kandungan Lain (99,37%) = 5962,2 KgAu (0,09%) = 5,4 KgAg (0,54%) = 32,4 Kg

To Last CIL Tank711,13 Kg

Air (95,48%) = 679 KgAu (0,65%) = 4,59 KgAg (3,87%) = 27,54 Kg

HCl 3%700 Kg

Air (97%) = 679 KgHCl (3%) = 21 Kg

To Water Wash 5988,87 Kg

Kandungan Lain (99,55%) = 5962,2 KgAu (0,01%) =0,81 KgAg (0,08%) = 4,86 KgHCl (0,36%) = 21 Kg

ACIDWASH

- HCl teknis dengan konsentrasi 33%, untuk satu siklus proses acid wash

antara 500-900 kg.

- Fresh water hasil pengolahan IPAL Tambang PT Antam Tbk. UBPE

Pongkor.

1.2.2. Output

Pada unit Elution tahap Acid Wash terdapat dua jalur out put, yakni :

To Last CIL Tank

- Air 95,48%

- Au 0,65%

- Ag 3,87%

To Water Wash

- Kandungan Lain (pengotor)

99,55%

- Au 0,01%

- Ag 0,08%

- HCl 0,36%

3.3 Kesetimbangan Material (Neraca Massa)

Page 21: TPB Audit Polychem Hana-Cita

3.4 Sintesis

3.4.1 Identifikasi Opsi – Opsi Peluang Produksi Bersih

Salah satu proses yang menjadi perhatian adalah proses elution. Proses

elution merupakan proses desorpsi atau pelepasan Au dan Ag dari loaded carbon

yang dilakukan di dalam elution column. PT Antam Tbk. UBPE Pongkor

menargetkan 95% recovery Au dan 85% recovery Ag.

Pada proses elution ini, terdapat permasalahan yaitu kondisi proses yang

kurang optimum yaitu pada tahap acid wash dan water wash. Acid wash

merupakan tahap pencucian loaded carbon di dalam elution column dengan

menggunakan larutan HCl. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk

menghilangkan pengotor-pengotor seperti senyawa anorganik, contohnya

senyawa karbonat yang teradsorp dan menutupi pori-pori karbon sehingga

mengganggu proses pelepasan Au dan Ag. Namun pada kondisi di plant, Au dan

Ag juga ikut terlepas pada tahap acid wash ini.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terlepasnya Au dan Ag pada tahap

acid wash adalah konsentrasi HCl. Oleh karena itu, diperlukan optimasi

konsentrasi HCl agar semua loaded carbon tercuci dari pengotor-pengotor serta

pelepasan Au dan Ag dari loaded carbon minimal.

Sedangkan tahap water wash merupakan tahap pencucian loaded carbon

menggunakan fresh water yang dipanaskan hingga suhu sekitar 70°C sebagai

media pencuci. Tujuan pencucian menggunakan fresh water ini adalah membilas

loaded carbon dari larutan HCl dan menaikkan kembali pH yang rendah pada

acid wash sebagai persiapan kondisi proses selanjutnya, yaitu tahap pre-

treatment. Bed volume fresh water optimum pada tahap water wash ini sangat

penting untuk diketahui, karena jika setiap bed volume fresh water mengakibatkan

Au dan Ag terlepas dari karbon aktif, maka semakin banyak jumlah bed volume

akan semakin bertambah Au dan Ag yang terlepas pula. Hal ini dapat sangat

merugikan karena target recovery Au dari loaded carbon adalah 95% dari

kandungan awal Au pada loaded carbon, sedangkan target recovery Ag adalah

85%. Oleh karena itu, diperlukan penentuan jumlah siklus bed volume optimum

Page 22: TPB Audit Polychem Hana-Cita

fresh water agar terlepasnya Au dan Ag dari loaded carbon dapat diminimalisasi

serta pH naik.

Optimalisasi konsentrasi HCl pada tahap Acid Wash dan optimalisasi bed

volume optimum tahap fresh water berpeluang besar dijadikan sebagai peluang

diterapkannya produksi bersih.

3.4.2 Susunan Opsi – Opsi Produksi Bersih

Setelah identifikasi peluang produksi bersih, tahap selanjutnya menyusun

opsi – opsi peluang yang telah dipilih. Penyusunan susunan opsi produksi bersih

ini dalam penerapannya dilakukan beberapa pertimbangan.

Pertimbangan pertama pemilihan alternatif penerapan produksi bersih

pilihan utamanya adalah pengurangan limbah pada sumbernya. Pertimbangan

kedua adalah apakah “jenis perubahan yang dapat dilakukan” apakah pada proses,

pada bahan atau pada keduanya (proses dan bahan), yang diharapkan mampu

meningkatkan efisiensi produksi dan sekaligus mengurangi timbulnya

pencemaran lingkungan

Jenis perubahan yang akan dilakukan

No Aspek Jenis Perubahan

1 Proses Produksi Penggantian jumlah bed volume pada tahap

water wash yang semula satu bed menjadi lima

bed

2 Bahan Penggurangan konsentrasi HCl yang

digunakan pada tahap acid wash yang semula

3% menjadi 1,7%

Penentuan Konsentrasi HCl Optimum Tahap Acid Wash

Pemilihan nilai konsentrasi HCl sebesar 1,7% sebagai harga konsentrasi

optimum didasarkan pada literatur yang melakukan analisis langsung serta

Page 23: TPB Audit Polychem Hana-Cita

didapatkan dari analisis kesetimbangan material.

Metode yang digunakan pada penentuan konsentrasi HCl yaitu metode

perpotongan kurva % recovery dengan kurva Ag yang terlepas. Namun untuk

memudahkan optimasi menggunakan metode persamaan garis, % recovery

dikonversi ke dalam bentuk defect. Defect adalah Au dan Ag yang tidak ter-

recovery atau terlepas dari loaded carbon. Metode perpotongan kurva defect

dengan kurva Ag yang terlepas digambarkan dalam gambar 1

Grafik 1 Pengaruh konsentrasi HCl (%) terhadap deffect dan terlepasnya Ag plant 1 pada tahap acid wash

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa perpotongan terjadi pada

konsentrasi HCl 1,7%. Dari hasil perhitungan persamaan garis, didapat bahwa

Page 24: TPB Audit Polychem Hana-Cita

pada konsentrasi HCl 1,7% makan % recovery Ag rata-rata sebesar 73,16 % dan

Ag yang terlepas rata-rata sebesar 0,65 ppm.

Persen recovery tersebut dapat dikatakan kecil, dikarenakan % recovery

minimal yang menjadi standar PT Antam Tbk. UPBE Pongkor untuk Ag sebesar

85% (pada konsentrasi HCl 3 %). Jika dibandingkan, penurunan konsentrasi HCl

ini cukup besar yaitu turun sekitar 56,7% tetapi menghasilkan % recovery sebesar

73,16% (hanya selisih 11,84 % dari sebelumnya).

Penentuan Bed Volume Fresh Water Optimum Tahap Water Wash

Bed volume fresh water optimum tahap water wash adalah bed volume

yang mempunyai selisih kenaikan pH yang paling paling besar.

Untuk penentuan bed volume optimum pada tahap water wash, data yang

digunakan adalah data water wash pada saat tahap acid wash mendekati optimum,

yaitu saat konsentrasi HCl 2%.

Page 25: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Grafik 2 Pengaryh jumlah bed volume water wash terhadap pH rata – rata air bilasan dan selisih pH rata – rata air bilasan

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa selisih pH dari bed volume 4 ke 5

adalah nilai kenaikan pH paling tinggi dibandingkan dengan selisih kenaikan pada

bed volume lain. Kenaikan pH rata-rata plant 1 dan plant 2 dari bed volume 4 ke 5

adalah sebesar 0,254 dengan nilai pH rata-rata sebesar 1,796. Dari parameter

tersebut, maka bed volume ke-5 merupakan bed volume optimum pada tahap

water wash.

TAHAP 4 : EVALUASI TEKNIS, KEUANGAN dan REKOMENDASI

4.1 Evaluasi Teknis

Tujuan evaluasi kelayakan teknis ini adalah supaya alternatif yang

dievaluasi akan dapat bekerja sesuai dengan aplikasi speifiknya. Alternatif

peluang produksi bersih yang telah dipilih secara teknis sangat mudah untuk

diterapkan.

Opsi pertama penggantian jumlah bed volume pada tahap water wash yang

semula satu bed menjadi lima bed. Alternatif ini terbukti ampuh dilihat dari selisih

kenaikan pH rata-rata solution keluaran tahap water wash sebesar 1,796. Opsi

kedua Penggurangan konsentrasi HCl yang digunakan pada tahap acid wash yang

semula 3% menjadi 1,7%, dengan % recovery Ag rata-rata sebesar 73,16 % dan

Ag yang terlepas rata-rata sebesar 0,65 ppm.

Page 26: TPB Audit Polychem Hana-Cita

Kedua teknologi ini sangat mudah karena hanya tinggal menambah jumlah

bed dan mengurangi konsentrasi HCL, tetapi keuntungan yang didapat cukup

besar. Pada penerapannya tidak akan mengganggu proses lain, sistemnya aman

untuk pekerja, tidak perlu penambahan tenaga kerja, kapasitas utilitas masih

mencukupi dan sistem yang diusulkan tidak membuat masalah baru untuk

lingkungan hanya sedikit berpengaruh pada proses pengendapan.

4.2 Evaluasi Ekonomis

Evaluasi ekonomi terhadap pilihan – pilihanmeliputi perbandingan biaya

operasi untuk menggambarkan dimana penghematan biaya akan dilakukan. Pada

opsi pertama peluang produksi bersih dengan mengurangi konsentrasi HCl yang

digunakan, tindakan mengurangi jumlah konsentrasi bahan ini dalam saluran

distribusi selama proses akan menurunkan biaya bahan baku. Untuk opsi kedua

penambahan jumla bed volume termasuk kedalam kategori medium cost

(dibutuhkan dana dalam jumlah sedang) karena harus menambah jumlah bed.

Mengenai konsentrasi HCl tahap acid wash dan jumlah bed volume fresh

water tahap water wash pada proses elution dapat benar – benar diterapkan, maka

PT Antam Tbk. UBPE Pongkor dapat menghemat biaya sebesar Rp1.431.513,00

tiap kali proses elution atau sekitar 7,74% dari biaya awal Rp18.488.364,00.

(Detail perhitungan terdapat pada lampiran 2)

Analisis Rencana Invesasi

Investasi awal = Diasumsikan satu buah bed berharga 15 juta, 5 bed 75

juta

Asumsi satu kali siklus dilakukan selama satu minggu

PBP=Total investasiKeuntungan

=Rp 75.000 .000 ,− ¿Rp 887.440 .608 /tahun

=0,084 ta h un¿

Setealah dilakukan analisan finansial, menghasilkan keuntungan sebesar

887.440 .608/ tahun dengan pay back periode (PBP) selama 0,084 tahun atau sama

dengan satu bulan. Artinya modal yang dikeluarkan akan kembali selama 1 bulan.

Page 27: TPB Audit Polychem Hana-Cita

4.3 Rekomendasi

Berdasarkan evluasi teknis dan ekonomis yang telah dilakukan, opsi yang

sangat direkomendasikan adalah pada pengurangan konsentrasi HCl. Opsi ini

termasuk kedalam kategori no cost (tidak dibutuhkan biaya) selayaknya good

housekeeping. Rekomendasi kedua barulah pada opsi penambahan jumlah bed.

Opsi ini termasuk kedalam kategori medium cost (dibutuhkan dana dalam jumlah

sedang), dikarenakan harus menambah peralatan bed volume.

Hal lain yang auditor rekomendasikan ialah dalam penentuan variabel

optimum dalam suatu proses di PT Antam Tbk UBPE Pongkor masih sangat perlu

untuk dilakukan karena masih adanya variabel proses yang dapat di efesienkan

penggunaannya. Perlu analisis lebih lanjut mengenai optimalisasi HCl dan jumlah

bed volume fresh water yang digunakan pada proses elution karena pada

kenyataannya sangat berpengaruh pada proses pengendapan di thickener dan

detoxifikasi di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor.

TAHAP 5 : IMPLEMENTASI

Pada dasarnya implementasi dimulai dengan melakukan upaya untuk

meningkatkan kepedulian dan perubahan sikap. Berbagai upaya bisa dilakukan

diantaranya adalah : pelatihan, seminar, rapat – rapat, poster atau bulletin

mengenai pentingnya penerapan produksi bersih.

Penerapan produksi bersih melalui alternatif opsi – opsi peluang produksi

bersih yg telah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat dilakukan sesegera

mungkin agar potensi penghematan biaya dapat segera terlihat.

Pada implementasinya di lapangan, opsi – opsi tersebut sangat mungkin

untuk dilaksanakan. Untuk penambahan jumlah bed bisa diperlakukan sebagai

proyek normal, yaiu perencanaan, desain, pengadaan, dan instalasi. Sedangkan

untuk pengurangan konsentrasi HCl tidak diperlukan perubahan peralatan proses

dan kondisi operasi proses, hanya konsentrasinya yang dikurangi. Jadi

implementasinya sangat mudah dan sangat dapat untuk diterapkan.

Implementasi membutuhkan dukungan seluruh sumber daya yang ada di

perusahaan. Pengetahuan, keterampilan, pemberdayaan tim serta komunikasi

Page 28: TPB Audit Polychem Hana-Cita

internal maupun eksternal akan sangat menentkan keberhasilan tahap

implementasi audit produksi bersih ini.

TAHAP 6 : EVALUASI

Pada tahap ini dilakukan analisis dari peluang – peluang yang telah

diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Dari berbagai alternatif peluang yang telah

dikembangkan, tim audit perlu melakukan evaluasi dari setiap alternatif tersebut.

Evaluasi dilakuan berkaitan dengan aspek teknis dan keuangan. Penentuan pilihan

dilakukan terhadap alternatif yang memberikan manfaat paling optimal serta

mungkin untuk dilaksanakan baik dari aspek teknis teknis dan keuangan.

Setelah penerapan produksi bersih, efektifitas proyek dapat dilihat dari

cash-flow proyek yang ada. Artinya begitu kelihatan ada penghematan biaya

biasanya pembiayaan proyek tersebut sedah otomatis terbiayai dengan adanya

penghematan tersebut. Namun evaluasi penerapan yang paling mudah adalah

membandingka penghematan biaya sebelum dilakukan penerapan dengan biaya

yang ada setelah penerapan produksi bersih.

Apabila dihitung secara teoritis opsi – opsi yang telah dipaparkan pada

tahapan sebelumnya setelah dilakukan evaluasi dari segi teknik dan keuangan

sangat menguntungkan karena menghasilkan profit dan benefit untuk perusahaan.

Tetapi untuk kemudian diaplikasikan nyata di Industri rencana – rencana opsi

tersebut harus dilanjutkan dan ditingkatkan setelah melakukan evaluasi dengan

mengikuti metode “Merencanakan, melakukan, memeriksa, bertindak” dari Total

Quality Management. Setiap selesai melakukan evaluasi satu proses, harus

kembali kepada tahap analisa untuk proses lainnya.