Lapsus Plasenta Previa Okemi
-
Upload
muhammad-sukri-jafar -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of Lapsus Plasenta Previa Okemi
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
1/34
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
2/34
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Studi Kasus yang berjudul Plasenta Previaini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasus guna memenuhi tugas
Clerkship serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi dalam menangani kasus
kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif.
Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu,
saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini.
Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta
rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kedokteran.
Penyusun
M.Sukri
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
3/34
1
DAFTAR ISI
1. Judul
2. Kata Pengantar ............................................................................................................ 1
3. Daftar Isi ..................................................................................................................... 2
4. BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang ..................................................................................................... 2
Tujuan ................................................................................................................... 3
Manfaat ................................................................................................................. 3
5. BAB II : Laporan Kasus
Identitas Penderita ................................................................................................ 4
Anamnesa ............................................................................................................. 4
Pemeriksaan fisik ................................................................................................. 6
Deferensial diagnosa ............................................................................................ 8
Catatan persalinan ................................................................................................ 8
Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................ 9Resume .............................................................................................................. 10
Diagnose Holistik ............................................................................................... 10
penatalaksanaan ................................................................................................. 11
Follow Up ........................................................................................................... 12
6. BAB III : Tinjauan pustaka
Anatomi fisiologi................................................................................................ 14
Definisi .............................................................................................................. 15
Klasifikasi .......................................................................................................... 16
Epidemiologi ..................................................................................................... 17
Faktor resiko ....................................................................................................... 17
Patofisiologi ....................................................................................................... 18
Gambaran klinis ................................................................................................. 19
7. BAB IV : Pembahasan
Diagnosis ........................................................................................................... 20
penatalaksanaan .................................................................................................. 21
8. BAB V : Pembahasan aspek kedokteran keluarga
Identifikasi keluarga ........................................................................................... 23
Identifikasi fungsi- fungsi keluarga ................................................................... 23
Identifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan ............................... 27
Identifikasi lingkungan rumah ........................................................................... 29
Daftar masalah ................................................................................................... 309. BAB VI : Penutup
Kesimpulan ......................................................................................................... 31
Saran .................................................................................................................. 31
10.Daftar Pustaka ............................................................................................................ 32
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
4/34
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
5/34
3
Untuk itu, perlu diingat bahwa pada setiap perdarahan antepartum, yang
pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai
kemudian ternyata dugaan itu salah. Dengan demikian bila fasilitas kesehatan di
tempat pelayanan kesehatan tidak memadai untuk menangani kasus plasenta previa
maka secepatnya ibu dibawa ke pusat kesehatan yang memiliki fasilitas untuk
menangani plasenta previa.
1.2TujuanTujan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami kasus
plasenta previa dari segi klinis dan kedokteran keluarga
1.3Manfaat
Menambah pengetahuan medis terhadap penyakit plasenta previa dari segi klinis dan
kedokteran keluarga
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
6/34
4
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Anamnesis
Identitas pasien
Nama : Ny. N
Usia : 21 Tahun
Alamat : jl. Gilimanuk
Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT
Status : Kawin
Agama : Islam
Tanggal Periksa : 3 November 2013
Identitas suami
Nama : Tn. J
Usia : 21Tahun
Alamat : jl. Gilimanuk
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Kawin
Agama : Islam
Keluhan Utama : Mules-mules sejak dan perdarahan pervaginam
Riwayat Penyakit sekarang : Sejak 1 hari yang lalu pasien merasa mules-
mules. Mules dirasakan hilang timbul. Pasien mengeluh mengeluarkan darah
atau lendir dari jalan lahir dibawah ke RS, rawat jalan setelah mendapatkan
tatalaksana,mengeluh mules pada jam 3 subuh
Riwayat Menstruasi : Menstruasi pertama kali usia 15 tahun. Haid lancar,
siklus teratur, tidak ada kelainan
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
7/34
5
- HPHT 20 Februari 2013
Riwayat Kontrasepsi : -
Riwayat Perkawinan: Saat ini adalah perkawinan yang pertama, sudah
berlangsung 1 tahun.
Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya: disangkal
Riwayat Kehamilan Saat ini:Saat ini pasien hamil anak pertama dengan usia
kehamilan 36-37 minggu. Sejak hamil, pasien kontrol teratur setiap bulan ke
bidan.
Riwayat Pengobatan: -
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat MRS : disangkal
Riwayat Sakit Gula : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Sakit Kejang : disangkal
Riwayat Alergi Obat : disangkal
Riwayat Alergi Makanan : disangkal
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Sakit Gula : disangkal
Riwayat Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Tumor : disangkal
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Merokok : disangkal
Riwayat Minum Alkohol : disangkal
Riwayat Olahraga : Jalan-jalan pagi
Riwayat Pengisisan Waktu Luang : melakukan pekerjaan rumah tangga
Riwayat Sosial Ekonomi:
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
8/34
6
Pasien berasal dari keluarga menengah keatas. Pasien tinggal bersama suami.
Suami pasien mahasiswa disalahsatu perguruan tinggi.
Riwayat Gizi:Saat hamil pasien makan cukup sering 2-3 kali makan besar
2.2 Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis, GCS 456
Vital sign
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 92x/menit
Suhu: 37,3C
RR: 20 x/menit
AntopometriBB 66,5 kg
Kulit
Putih kecoklatan, turgor baik (-) menurun, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),
spidernevi (-), petechie (-), eritem (-)
Kepala
Bentuk mesocephal , Luka (-), rambut rontok (-)
Mata
Conjunctiva anemis ( - / - ), sklera ikterik (- / -), katarak (- / - ), strabismus (-/-)
Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-),
hiperpigmentasi (-/-)
Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
Tenggorokan
Tonsil membesar (-/-), pharing hiperemis (-).
Leher
lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-),
deviasi trakea (-)
Toraks
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
9/34
7
bentuk normal, simetris, pernafasan abdominalthoraco, retraksi sela iga (-)
spidernevi (-), sela iga melebar (-), massa (-), kelainan kulit (-), nyeri (-)
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas: ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V mid clavicula line parasternalis sinistra
Batas kanan bawah: ICS IV linea para sternalis dekstra
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-) Suara
tambahan jantung : (-)
Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi : bentuk normal, simetris
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler
wheezing ronki
Abdomen:
Inspeksi : cembung (+), striae (+), luka bekas jahitan (-)
Palpasi: nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tdk teraba, turgor baik
Perkusi : timpani seluruh lapangan perut
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Ekstremitas : palmar eritem (-)
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
10/34
8
Akral Hangat Oedem
- -
- -
Pemeriksaan Neurologik
Kesadaran : kompos mentis GCS (E4 V5 M6)
Fungsi luhur : -
Fungsi Vegetatif : -
Status Obstetri
G1P000AB0
IBJ 2200 gram
DJJ:143x/menit
TFU:27cm
2.3Diagnosa Banding Plasenta previa totalis
Plasenta previa parsial
Solusio plasenta
2.4CATATAN PERSALINAN: 3 november 2013, jam 23.35 WIB- Jenis tindakan: SC
- Bayi lahir pukul 23.35 WIB
- Kondisi bayi (APGAR SCORE ) 1 menit saat lahir: 8-9
- APGAR SCORE 5 menit: 9
- Pemeriksaan fisik bayi:
- Bayi lahir dengan berat : 2050 gram
+ +
+ +
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
11/34
9
- Panjang bayi : 43 cm
- Lingkar kepala : 31 cm
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Keadaan umum: Bayi tampak aktif, tidak sianosis, menangis kuat, nafas
spontan, reflek positif, kulit kemerahan,
- Sistem respirasi: Pernafasan spontan
- Anus-Rektum: (+) BAB (-) BAK (-)
2.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap
Hemoglobin :10 g/dl
Hematokrit : 31% Luekosit : 19,98ribu/ul
Trombosit : 286 ribu/ul
Eritrosit : 3,37 juta/ul
PDW : 11,3 fl
MPV : 7,3 fl
PCT : 0,2
Index
MCV : 93,3 FL
MCH : 30,1 PG
MCHC :32,3%
Differential
Basofil : 0,1%
Eosinofil : 1,1%
Limfosit : 9,2%
Monosit : 6,5
Netrofil : 83,1%
Large imm Cell: 28%
Atyp Limfosit : 0,11%
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
12/34
10
Jumlah total sel
Lymp : 1,84 ribu/ul
Total basofil: 0.02 ribu/ul
Total monosit : 1.30 ribu/ul
Total eosinofil: 0,22 ribu/ul
Total neutrofil: 16.60 ribu/ul
Total large imm cell : o.54 ribu/ul
Total atyp limfosit : 0.34 ribu/ul
2.6RESUMEPasien perempuan Ny.N, 21 tahun datang ke IGD RSI Unisma pada tanggal 3
November 2013 dengan keluhan perdarahan pervagina sejak jam 3 subuh. Sejak 1
hari yang lalu pasien merasa mules-mules. Mules dirasakan hilang timbul. Pasien
mengeluh mengeluarkan darah atau lendir tanpa disertai rasa nyeri dari jalan lahir
dibawah ke RS, rawat jalan setelah mendapatkan tatalaksana. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan Nadi 92x/menit, TD 110/70 mmHg, Suhu 37,3 C ,RR 20 x/menit.
Nyeri (-). Riwayat sebelumnya pasien belum pernah mengalami seperti ini.
Didiagnosis G1P0000Ab000 dengan plasenta previa.
2.7DIAGNOSIS HOLISTIKPasien (Ny.N) post SC. Bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suaminya yaitu
Tn. J yang berusia 21 tahun Mahasiswa. Kelahiran ini merupakan yang pertama bagi
Ny.N. Keluarga ini terlihat harmonis.
1. Diagnosis dari segi biologis:
Pada kasus ini didiagnosa G1P0100A000 (gravidake-1,partus aterm 0- prematur
1-imatur 0- hidup 0, abnormal abortus 0 mola 0- KET 0) usia kehamilan 36-37
minggu dengan plasenta previa..
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
13/34
11
2. Diagnosis dari segi psikologis:
Hubungan Ny.N dengan keluarganya baik dan harmonis, saling mendukung antar
anggota keluarga, saling memperhatikan dan saling pengertian
3. Diagnosis dari segi sosial:
Ny.N adalah anggota masyarakat biasa dalam kehidupan bermasyarakat. Pasien
sangat mudah bergaul dengan tetangga di sekitarnya.
Aspek personal:
- Pasien mengeluh mules-mules disertai perdarahan tanpa nyeri
- Harapan: bayi dan ibunya sehat
- Kecemasan: terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
Aspek klinik:
- G1P0100Ab000 dengan plasenta previa
Aspek risiko internal:
- Pasien Perempuan usia 21th. Hubungan dengan keluarganya baik dan
harmonis, saling mendukung antar anggota keluarga, saling memperhatikan
dan saling pengertian
- Pola makan pasien teratur
Aspek risiko eksternal:
- Pasien adalah anggota masyarakat biasa dalam kehidupan bermasyarakat.
Pasien sangat mudah bergaul dengan tetangga di sekitarnya.
Aspek fungsional:
- Pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum melahirkan dengan
batuan orang lain. Pasien mampu melakukan aktivitas di dalam maupun di
luar.
2.8PenatalaksanaanDilakukan terminasi kehamilan segera dilakukan seksio sesarea dengan
memperhatikan keadaan umum ibu.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
14/34
12
Manajeman paska bedah
1. Pasca bedah pasien kemudian dipindahkan ke ruangan pada pukul 02.00
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84X/menit
c. Respirasi : 18 kali/ menit
d. PU : 500 cc
2. Di ruang pemulihan, pasien diobservasi :
a. Suhu tubuh normal
b. Mual dan muntah tidak ada
c. Nyeri tidak ada
3 . Instruksi di Ruangan :
a. Bila mual-muntah diberikan ondansetron 4 mg secara intravena.
b. Ceftriaxone,ketoroloac,primperan,dexametason
c. Minum sedikit-sedikit pasca operasi.
d. Infus : RL balance
e. Kontrol kesadaran tekanan darah, nadi dan respirasi setiap saat
selama masih dalam pengaruh obat anestesi.f. Bila kesakitan tramdol 100 mg
2.9 Follow Up
4/11/13 07.00 wib
S: Pusing (-), nyeri luka jahitan (+), mual (-), kembung (-)
O: KU: cukup, Tensi 106/70 mmHg, Nadi 87 kali/menit, suhu 36,5oC, RR x/mnt,
PU 900cc, mammae lunak, , pervaginam pembalut, TFU 2 jari dibawah
pusat.
A:post SC hari 1
P: lanjut intervensi, rawat luka
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
15/34
13
5/11/ 07.00 wib
S : Pusing (-), nyeri luka jahitan (+), mua(-)
O: KU: CM, Tensi 110/70 mmHg, Nadi 85 kali/menit, suhu 37oC, mammae
lunak, pervaginam (-).
A:post SC hari II
P: motivasi menetei,edukasi menetei yang benar
26/11/13 07.00 wib
S: Pusing (-), nyeri luka jahitan (+), mual(-)
O: KU: CM, Tensi 110/70 mmHg, Nadi 85 kali/menit, suhu 37oC, mammae
lunak, pervaginam (-).
A:post partum normal hari III
P: motivasi untuk menetei 2 jam sekali,memadikan bayi.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
16/34
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi dan fisiologi
3.1.1Anatomi Ovarium, Tuba, dan Uterus
Uterus
Uterus terdiri atas korpus uteri atau 2/3 bagian atas dan serviks uteri atau 1/3
bagian bawah
Di dalam korpus uteri terdapat rongga (kavum uteri),
Bagian bawah serviks yang terletak di vagina dinamakan portio uteri ( pars
vaginalis servisis uteri), sedangkan yang berada di atas vagina disebut pars
supravaginalis servisis.
Bagian atas uterus disebut fundus uteri
Dinding uterus terdiri atas miometrium, yang merupakan otot polos dengan
tiga lapis (bagian luar longitudinal, bagian dalam sirkuler, dan antara kedua
lapisan ini beranyaman)
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut
endometrium
Vaskularisasi uterus yaitu dari arteri uterina, cabang dari arteri iliaka interna,
dan dari artei ovarika.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
17/34
15
Tuba
Panjang tuba fallopi 11-14 cm
Tuba fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di
dinding uterus, (2) pars ismika, merupakan bagian di medial tuba yang sempit
seluruhnya, (3) pars ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran
agak lebar tempat konsepsi terjadi, (4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba
yang terbuka ke arah abdomen dan memp[unyai fimbrae. Fimbrae sangat
penting bagi tuba untuk menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur
ke dalam tuba.
Ovarium
Struktur ovarium terdiri dari korteks, terdiri atas stroma serta folike-folikelprimordial
Medulla, bagian sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sediikit otot polos.
Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium
Ovarium berada di intraperitoneal yang terletak pada lapisan belakang
ligamentum latum dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
3.2 DEFINISI
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, dimana plasenta
berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum pada umur kehamilan 28 minggu atau lebih. Implantasi
plasenta yang normal ialah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atau di
daerah fundus uteri.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
18/34
16
Gambar 1. Implantasi Normal Plasenta
3.3 KLASIFIKASI
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah
rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen
bawah rahim setelah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik
mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan
serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau
klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam masa
antenatal maupun dalam masa intranatal. Menurut De Snoo, plasenta previa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
19/34
17
4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang
2 cm dari ostium uteri internum.
3. 4 EPIDEMIOLOGI
Secara umum, di seluruh dunia insiden plasenta previa berkisar antara 1 dalam
200 hingga 1 dalam 390 kehamilan pada umur kehamilan diatas 28 minggu. Di
Indonesia, padabeberapa rumah sakit umum pemerintah dilaporkan insiden plasenta
previa berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Di Negara maju insidensinya lebih rendah
yaitu kurang dari 1%, hal ini kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya wanita
hamil paritas tinggi. Insiden meningkat 20 kali pada grande multipara. Dari seluruh
kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab yang terbanyak.
Oleh karena itu, pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa
harus dipikirkan lebih dahulu.
3.5 FAKTOR RESIKO
Penyebab utama terjadinya plasenta previa tidak diketahui. Tetapi ada beberapa
faktor resiko yang menyebabkan meningkatnya kemungkinan seseorang untuk
mengalami plasenta previa, yaitu:
1. Operasi sesar sebelumnya. Pada wanitawanita yang pernah menjalani operasi
sesar sebelumnya, maka sekitar 1% wanita tersebut akan mengalami plasenta
previa. Resiko akan makin meningkat setelah mengalami empat kali atau lebih
operasi sesar dimana 10% wanita tersebut akan mengalami plasenta previa.
2. Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti dilatasi dan
kuretase atau aborsi medisinalis.
3. Multiparitas dan jarak kehamilan. Plasenta previa terjadi pada 1 dari 1500
wanita yang baru pertama kali hamil. Bagaimanapun, pada wanita yang telah 5kali hamil atau lebih, maka resiko terjadinya plasenta previa adalah 1 diantara
20 kehamilan. Secara teori plasenta yang baru berusaha mencari tempat selain
bekas plasenta sebelumnya.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
20/34
18
4. Usia ibu hamil. Diantara wanita-wanita yang berusia kurang dari 19 tahun,
hanya 1 dari 1500 yang mengalami plasenta previa. Satu dari 100 wanita yang
berusia lebih dari 35 tahun 3 kali lebih berisiko akan mengalami plasenta
previa.
5. Kehamilan dengan janin lebih dari satu.
6. Kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Pada perempuan
perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat.
7. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim sehingga mempersempit
permukaan bagi penempelan plasenta.
8. Adanya jaringan parut pada rahim oleh operasi sebelumnya. Dilaporkan, tanpa
jaringan parut berisiko 0,26%. Terdapatnya jaringan parut bekas operasi
berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali lipat.
9. Riwayat plasenta previa sebelumnya, berisiko 12 kali lebih besar.
10. Malnutrisi ibu hamil.
3.6 PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada timester ketiga dan mungkin
juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, plasenta
akan mengalami pelepasan. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah
rahim, maka plasenta yang berimplantasi sedikit banyak akan mengalami laserasi
akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada waktu
serviks mendatar (effacement) dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta
yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari
sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa pun
pasti akan terjadi (unavoidable bleeding). Perdarahan di tempat itu relatif dipermudah
dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu
berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal,
dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna.
Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi
mengenai sinus yang besar dari plasenta yang akan mengakibatkan perdarahan yang
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
21/34
19
berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah
rahim itu akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan
mengulang terjadinya perdarahan. Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah
rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum.
Sebaliknya, pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi
pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama biasanya sedikit
tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Perdarahan pertama sudah
bisa terjadi pada kehamilan di bawah 30 minggu tetapi lebih separuh kejadiannya
pada umur kehamilan 34 minggu ke atas. Berhubung tempat perdarahan terletak
dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah terjadi ke luar
rahim dan tidak membentuk hematoma retroplasenta yang mampu merusak jaringan
lebih luas dan melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan
demikian sangat jarang terjadi koagulopati pada plasenta previa.
3.7 GAMBARAN KLINIK
Sebagai penyebab penting perdarahan pada trimester ketiga, plasenta previa
memberikan gambaran sebagai perdarahan tanpa disertai rasa nyeri (painless
bleeding).
Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri. Sekitar dua pertiga pasien menunjukkan gejala sebelum
36 minggu masa gestasi, dengan setengah dari pasien ini menampakkan gejala
sebelum 30 minggu masa gestasi.
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
6. Denyut jantung janin ada
7. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
8. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul
9. Presentasi mungkin abnormal.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
22/34
20
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 DIAGNOSIS
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa
penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah4.
1. Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan > 22 minggu berlangsung tanpa nyeri,
tanpa alasan, terutama pada multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai
dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.
2. Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul. Apabila
presentasi kepala, biasanya kepala masih melayang. Tidak jarang terdapat kelainan
letak janin, seperti letak lintang atau sungsang.
3. Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pedarahan berasal dari
ostium uteri eksternum atau dari kelainan dari organ genitalia bagian dalam lainnya.
4. Penentuan letak plasenta tidak langsung
Dapat dilakukan dengan menggunakan radiografi, radioisotop, dan
ultrasonografi. Pemeriksaan radiografi dan radioisotop masih dihadapkan pada
bahaya radiasi yang cukup tinggi, sehingga cara ini mulai ditinggalkan. Sedangkan
penggunaan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, dan tidak
menimbulkan rasa nyeri.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung
Pemeriksaannya dilakukan dengan meraba plasenta melalui kanalis servikalis
secara langsung. Hal ini dilakukan apabila penanganan konservatif tidak dapat
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
23/34
21
dilakukan, dan ditempuh penanganan aktif. Pemeriksaan harus dilakukan dalam
keadaan siap operasi.
4.2 PENATALAKSANAAN
Semua penderita perdarahan antepartum tidak boleh dilakukan pemeriksaan
dalam kecuali kemungkinan plasenta previa telah disingkirkan atau diagnosa solusio
plasenta telah ditegakkan. Penatalaksanaan plasenta previa di RSUP NTB yang
tercantum dalam Standar Pelayanan Medik (2008), dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Perawatan konservatif
2. Perawatan aktif
4.2.1 Perawatan konservatif
Dilakukan pada bayi prematur dengan TBJ < 2500 gram atau umur kehamilan 500
cc dalam 30 menit) dan diagnosa sudah ditegakkan segera dilakukan seksio sesarea
dengan memperhatikan keadaan umum ibu. Perawatan aktif dilakukan apabila :
- Perdarahan aktif
- Perkiraan berat bayi > 2000 gram
- Gawat janin
- Anemia dengan Hb < 6 g%, janin hidup, perkiraan berat bayi > 2000 gram
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
25/34
23
BAB V
PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA
5.1 IDENTIFIKASI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. J
AlamatLengkap : Jl.Gilimanuk
Bentuk Keluarga : Extended
NO Nama Kedudukan L/P Usia Pendidikan PekerjaanPasien
KlinikKet
1. Tn. W ayah L 48Th D3 Wiraswasta Tidak -
2. Ny.T Ibu P 45Th SMA IRT Tidak -
3. Ny.N istri P 21 Th S1 MHS Pasien Plasenta previa
4. Tn.J suami L 21 Th S1 MHS Tidak -
5. Sdr A Adik L 20 Th S1 MHS Tidak -
5.2 IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi BiologisPasien Ny 21 tahun tinggal serumah dengan ayah,ibu,adek beserta
suami . dan anaknya yang baru lahir.
2.Fungsi PsikologisHubungan keluarga di antara mereka terjalin baik, terbukti dengan
adanya komunikasi antar anggota keluarga, dan hubungan antara anak dan
anggota keluarga yang lain baik dan saling menyayangi.
3. Fungsi SosialKeluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita aktif dalam
kegiatan sosial Di lingkungan rumahnya, hanya memiliki beberapa teman sebaya
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
26/34
24
yang akrab. Hubungan keluarga pasien dengan tetangga baik, jika ada kegiatan
selalu berusaha untuk berpartisipasi.
Kesimpulan:
Hubungan keluarga Ny.N berjalan baik, semua komunikasi antar anggota
keluarga baik, dengan lingkungan rumah (tetangga) juga baik.
B. FUNGSI FISIOLOGIS
APGAR Terhadap Keluarga Ny.N Tn. J Tn.W Ny.T Sdr A
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapimasalah
2 2 2 2 2
P
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah
dengan saya
2 2 2 2 1
G
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru atau
arah hidup yang baru
2 2 2 2 1
A
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
2 2 1 2 2
R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama 2 2 2 2 2
10 10 9 10 8
APGAR score keluarga 10+10+9+10+8= 47:4 = 9,4 Fungsi Fisiologis Baik.
Skoring :
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
27/34
25
Hampir selalu : 2 poin
Kadangkadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
C. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM
SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
SocialInteraksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara. Partisipasi mereka dalam masyarakat
misalnya mengikuti tahlil rutin, pengajian,
_
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti. Menggunakan bahasa Jawa dan
Indonesia, tata krama dan kesopanan
_
Religius Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga
dalam ketaatannya dalam beribadah. -
Economy Ekonomi keluarga ini termasuk perekonomian menengah ke
atas. Pendapatannya sudah mencukupi untuk standard hidup
layak sehari hari.
-
Education Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini meskipun
belum ada yang sampai pada tahap Perg. Tinggi tetapi masih
peduli terhadap perkembangan ilmu.
-
Medical Keluarga ini belum menganggap pemeriksaan rutin kesehatan
sebagai kebutuhan, akan tetapi jika merasa sakit, mencari
pelayanan dokter terdekat.
-
Kesimpulan :
Hubungan keluarga Nn.T baik, tingkat ketercukupan ekonomi cukup untuk
kehidupan sehari-hari.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
28/34
26
D. POLA INTERAKSI KELUARGA
Keterangan :
Hubungan baik
Hubungan antara anggota keluarga baik
E. GENOGRAM
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: penderita
: tinggal satu rumah
Ny.N Tn.J
Ny.
TN.W
Ny.N
Tn.J
Sdr A
Ny.T
Sdr A
Tn.W
BY
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
29/34
27
5.3 IDENTIFIKASI FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIKESEHATAN
a. PengetahuanTingkat pendidikan Tn.Jdan Ny.N cukup tinggi, tetapi Ny.N dan suaminya
mengaku kurang pengetahuan, pemahaman dan pengalaman mengenai
permasalahan yang saat ini dihadapi, khususnya tentang mengahadapi masa
kehamilan dan kelahiran. Tn.J dan Ny.N tidak mengetahui secara luas mengenai
hal-hal yang dapat membahayakan kondisi kehamilan Ny.N.
b.SikapSikap keluarga terhadap kondisi Ny.N cukup baik. Keluarga sangat
memperhatikan keluhan yang dirasakan Ny.N. Suaminya juga termasuk suami
yang siaga. Selalu meluangkan waktu, perhatian dan cepat tanggap terhadap
istrinya. Suami Ny.N juga siap menggantikan posisi istrinya untuk
menyelesaikan kegiatan dan keperluan rumah tangga. Tetapi, karena kurangnya
pengetahuan mengenai kondisi kehamilan maka Tn.J juga kurang bisa
mengingatkan istrinya untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan
kandungannya.
c. TindakanKeluarga Ny.N termasuk keluarga yang cepat tanggap dan siaga sehingga
Ny.N dapat segera diantar ke RS ketika mengalami perdarahan. Tetapi, selama
kehamilan Ny.N masih aktif menjalani pekerjaannya, baik sebagai ibu rumah
tangga maupun sebagai mahasiswi. Ny.N makan secara rutin 3x sehari dan juga
menyukai sayur dan buah.
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
30/34
28
Faktor Non Perilaku
a. Lingkungan
Lingkungan rumah Ny.N dan suami tergolong bersih dan sehat. Ny.N tinggal
bersama suami dan keluarganya .
b. Pelayanan kesehatan
Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga Ny.N pergi ke RS dan Klinik
terdekat dan sering memeriksakan diri jika sakit. Keluarga Ny.N termasuk
keluarga dengan tingkat ekonomi yang cukup, sehingga dalam membiayai
pelayanan kesehatan masih mudah untuk dijangkau secara mandiri.
c. Usia dan Keturunan
Keluarga Ny.N juga tidak memiliki riwayat seperti pasien dan penyakit
keturunan lainnya.
Faktor Perilaku
Tindakan: keluarga
mengantarkan Ny.N
untuk periksa
kehamilan
Faktor Non Perilaku
Pengetahuan:
keluarga cukup
memahami keadaan
enderita
Keluarga Tn. J
Sikap: keluarga peduli
terhadap keadaan
penderita
Lingkungan: rumah cukup
memenuhi syarat
kesehatan
Keturunan: tidak ada
penyakit keturunan pada
keluarga Ny.N
Pelayanan Kesehatan:
Jika sakit Ny.N ke dokter
praktek / klinik
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
31/34
29
5.4IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAHLingkungan Luar Rumah
Keluarga Ny. N tinggal di sebuah rumah berukuran 7 x 6 m2 . Rumah ini
mempunyai pagar besi, mempunyai halaman depan. Saluran pembuangan limbah
sudah tersalur ke got, rumah dengan tetangga saling berdekatan, Pembuangan sampah
di TPA.
Lingkungan Dalam Rumah
Dinding rumah terbuat dari batu bata dan diplester, lantai rumah sudah
menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, satu dapur,
dan satu kamar mandi. Rumah ini mempunyai satu pintu di bagian depan untuk
keluar masuk. Keluarga ini mempunyai fasilitas MCK keluarga dan fasilitas air dari
PDAM. Ventilasi udara masih cukup tedapat 4 jendela utama dengan lubang ventilasi
untuk pertukaran udara.
Denah Rumah
TERAS
kamar
kamar kamar
toilet
R keluarga
dapurR.tamu
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
32/34
30
5.5 DAFTAR MASALAH
A. Masalah Medis
- G1P0100Ab000 dengan plasenta previa
B. Masalah Non Medis: Tidak ada masalah
C. Diagram Permasalahan Pasien
Ny.N
MASALAH NON MEDIS
Tidak ada masalah
MASALAH MEDIS
- G1P0100Ab000 dengan
plasenta previa
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
33/34
31
BAB VI
PENUTUP
6.1KesimpulanPasien Ny.N (21th). Sejak jam 3 subuh mengeluh mules dan perdarahan
pervagina. Mules dirasakan hilang timbul. Saat ini pasien hamil anak pertama
dengan usia kehamilan 36-37 minggu. Dari pemeriksaan fisik tanggal 3
November 2013 didapatkan TFU 2 jari dibawah prosesus xyphoideus ,dilakukan
dilakukan terminasi kehamilan pada pasien dengan SC. APGAR SCORE saat
lahir 1 menit: 8-9. APGAR SCORE 5 menit: 9. Jenis kelamin bayi laki-laki, berat
badan lahir 2050 gram, Panjang bayi 43 cm, Lingkar kepala 31 cm kesan umum
baik, warna kulit kemerahan, menangis kuat, gerakan aktif dan tonus otot baik.
6.2 Saran
Memberikan KIE pada pasien sebaiknya menjaga pola makannya, makan
teratur dan bergizi supaya dapat memberikan ASI berkualitas bagi bayinya.
Hidup bersih dan menjaga daya tahan tubuh ibu dan bayi.pada kehamilan
selanjutnya Kontrol ANC secara berkala dan penanganan yang tepat pada kasus
plasenta previa diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu dan janin.terutama pada kehamilan di atas usia 7 bulan, terutama pada kasus-kasus
plasenta previa totalis, karena sifat perdarahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu
yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janinnya
-
8/14/2019 Lapsus Plasenta Previa Okemi
34/34
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Leveno, K at all. Obstetri Williams ed 21. ECG, 2009.
Wiknjosastro, H. ilmu kandungan ed 2. 2009 Pt Bina Pustaka Prawirohardjo,
Jakaarta.
Prawirohardjo, S. Ilmu kebidanan. Ed-4. 2009 Pt Bina Pustaka Prawirohardjo,
Jakaarta.
Gunawan, Abadi. 2004.Perdarahan pada Hamil Tua. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin : Makasar