Lapsus Katarak
Transcript of Lapsus Katarak
Laporan Kasus
OD KATARAK SENILIS IMATUR
Oleh
Anisa Ikawati, S.Ked
I1A007076
Pembimbing
dr. Hj. Hamdanah, Sp. M
BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT MATARSUD ULIN – FK UNLAM
BANJARMASINOktober, 2012
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 3
BAB II LAPORAN KASUS………………………………………………… 5
Identitas............................................................................................... 5
Anamnesis........................................................................................... 5
PemeriksaanFisik................................................................................. 6
Diagnosis Kerja................................................................................... 7
Diagnosis Banding.............................................................................. 7
Penatalaksanaan................................................................................... 8
Prognosis............................................................................................. 8
BAB III DISKUSI............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
/
2
BAB I
PENDAHULUAN
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Lensa memiliki ukuran tebal sekitar 4 mm dan diameter 9 mm.
Lensa terdiri dari tiga bagian, yaitu nucleus, kortek dan kapsul. Kapsul lensa adalah
membran semipermeabel yang menyebabkan air dan elektrolit dapat masuk. Nucleus
lensa lebih tebal dari korteksnya. Semakin bertambahnya usia, laminar epitel
supkapsuler terus diproduksi sehingga lensa semakin besar dan kehilangan
elastisitasnya. Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina
melalui kemampuan akomodasinya. Lewat kemampuan ini, kita mampu melihat
benda yang jauh ataupun yang dekat. Namun seiring dengan bertambahnya usia, lensa
dapat mengalami berbagai gangguan seperti kekeruhan, gangguan akomodasi, distorsi
dan dislokasi.1,2
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya.1
Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh
berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan proses degenatif. 2,3
Kekeruhan lensa pada katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan
3
berwarna putih atau abu-abu. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti
berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.1
Suatu studi yang dilakukan oleh Walmer Eye Institute pada tahun 2004
mencatat sekitar 20,5 juta penduduk usia lebih dari 40 tahun di Amerika menderita
katarak pada kedua matanya dan sekitar 6,1 juta diantaranya merupakan pseudofaki
atau afaki. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 30,1 juta kasus katarak
dan 9,1 juta kasus dengan pseudofaki atau afaki pada tahun 2020.4
Berdasarkan usia penderitanya, katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak
kongenital yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun, katarak juvenile yang
terjadi sesudah usia 1 tahun dan katarak senilis yang mengenai orang-orang berusia
diatas 50 tahun. Diantara ketiganya, katarak senilis merupakan jenis katarak yang
paling sering terjadi.1
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Katarak senilis dapat dibagi kedalam 4 stadium, yaitu katarak
insipien, katak imatur, katarak matur dan katarak hipermatur. Katarak insipient
merupakan stadium katarak yang paling awal dan belum menimbulkan gangguan
visus. Pada katarak imatur, kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa
sedangkan pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh bagian lensa.
Sementara katarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses degenerasi
lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.1
4
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Data Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 57 tahun
Alamat : Handil Bakti
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
2. Anamnesis
Keluhan Utama
Pengelihatan mata kanan kabur
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan mata kanan kabur sejak 6 bulan yang lalu.
Kabur dirasa perlahan-lahan dan semakin lama semakin memberat hingga
mengganggu aktivitas pasien. Pasien merasa lebih sulit melihat benda-benda yang
terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien juga mengeluh silau dan
ngeres serta seperti melihat kabut atau asap. Untuk mengurangi keluhannya, pasien
telah menggunakan obat tetes mata, namun keluhan tersebut tidak berkurang.
5
Riwayat Penyakit Dahulu
•Riwayat memakai kacamata disangkal.
•Riwayat penyakit darah tinggi disangkal.
•Riwayat penyakit kencing manis disangkal
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,50C
Kepala : pembesaran KGB (-)
Mata : Lihat status lokalis
Leher : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Pulmo : Dalam batas normal
Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
6
Ekstremitas : Dalam batas normal
Status Lokalis:
OD OS3/60 Visus 6/7,5
Sentral Kedudukan SentralKe segala arah Pergerakan Ke segala arah
Bentuk normal, Odem (-) Palpebra superior Bentuk normal, Odem (-)Bentuk normal, Odem (-) Palpebra inferior Bentuk normal, Odem (-)Hiperemi (-), Odem (-) KonjungtivaPalpebra Hiperemi (-), Odem (-)Hiperemi (-), Odem (-) KonjungtivaForniks Hiperemi (-), Odem (-)Hiperemi (-), Odem (-) KonjungtivaBulbi Hiperemi (-), Odem (-)
Jernih Kornea JernihPutih Sklera Putih
Dalam COA DalamIris shadow(+) Iris Iris shadow(-)
Sentral, regular, 3 mm, reflekcahaya (+)
Pupil Sentral, regular, 3 mm, reflekcahaya (+)
Keruh Lensa Jernih(-) Sekret (-)
4. Diagnosis Banding
- Kekeruhan badan kaca
- Endopthalmitis
- Glaukoma kronis
5. Diagnosis Kerja
OD Katarak senilis matur
6. Usulan Pemeriksaan
- Funduskopi
- Slit lamp
7
7. Usulan Terapi
OD Ekstraksi Lensa
8. Prognosis
Dubius ad bonam
8
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien perempuan berumur 57 tahun dengan keluhan utama pasien adalah
mata kanan kabur secara perlahan-lahan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan
semakin memberat hingga mengganggu aktivitasnya. Pasien merasa lebih sulit
melihat benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien
juga mengeluh silau dan ngeres serta seperti melihat kabut atau asap. Gejala-gejala
yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang menuju kearah katarak.
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan tajam
penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami pasien bervariasi tergantung dari
tingkat kekeruhan lensa. Lensa pasien katarak akan semakin cembung akibat proses
sklerosis nucleus yang meningkatkan ketebalan lensa. Hal ini menyebabkan kekuatan
dioptri lensa pasien menjadi semakin kuat sehingga pasien menjadi lebih jelas melihat
dekat dibandingkan melihat jauh. Berbeda dengan pasien pasien usia tua yang
umumnya mengalami presbiopi sehingga lebih jelas ketika melihat jauh dibandingkan
dengan melihat dekat. Usia pasien yang lebih dari 50 tahun merupakan salah satu
penentu jenis katarak. Jenis katarak yang sesuai adalah katarak senilis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien kurang dari 6/6, terdapat
kekeruhan pada lensa kanan yang jika disinari dengan menggunakan senter pada
kemiringan 45o menimbulkan bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat
9
masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Jika kekeruhan lensa hanya
sebagian saja, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, akan
dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil, ada daerah yang terang
sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang
gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut
bayangan iris (+). Pada pemeriksaan opthalmologi, tidak ditemukan adanya hiperemi
pada konjungtiva serta rasa nyeri pada mata (-). Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan
fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai adalah katarak senilis imatur.
Usulan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan
funduskopi dan slit lamp untuk lebih memastikan kekeruhan yang terjadi pada lensa
dan segmen posterior bola mata serta menilai keadaan retina pasien. Jika pada
funduskopi, didapatkan reflex fundus yang (+) maka adanya bayangan iris dan reflek
fundus yang (+) mengarah kepada katarak senilis imatur.
Penatalaksanaan pada katarak imatur adalah penggunaan kaca mata sehingga
pasien mampu beraktivitas dengan baik. Namun jika hal ini masih dirasa
mengganggu oleh pasien, dapat dilakukan ekstraksi lensa. Ekstraksi lensa dapat
dilakukan dengan metode SICS + IOL atau Fakoemulsifikasi + IOL. Dimana
pemilihan teknik operasi ini juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita
harus memberikan edukasi mengenai kelebihan ataupun kekurangan dari masing-
masing teknik tersebut. Pada SICS + IOL, pembedahan yang dilakukan lebih lebar
dibandingkan dengan teknik fakoemulsifikasi sehingga proses penyembuhan akan
berlangsung lebih lama dan kemungkinan terjadinya astigmatisma juga lebih besar.
10
Sementara teknik fakoemulsifikasi memiliki komplikasi astigmatisma yang lebih
kecil hanya saja biayanya lebih mahal dibandingkan dengan SICS.
Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena katarak merupakan suatu
kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien
setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak
Senilis.
3. Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000.
Oftalmologi Umum. 14th ed. Jakarta : Widya Medika.
4. Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from : www.medscape.com.
12