Lapsus Abses Vestibular

20
BAB I PENDAHULUAN Definisi Abses adalah suatu penimbunan nanah, pada rongga yang secara anatomis tidak ada. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah. Sedangkan abses vestibular adalah abses yang terjadi di vestibular. Abses dapat terbentuk di ruang sub mandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher. Penyebabnya suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara antaralain:1. Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril 2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan kadang bisamenyebabkan terbentuknya abses.Lebih lanjut menjelaskan peluang terbentuknya suatu abses akan

Transcript of Lapsus Abses Vestibular

Page 1: Lapsus Abses Vestibular

BAB IPENDAHULUAN

Definisi Abses adalah suatu penimbunan nanah, pada rongga yang secara

anatomis tidak ada. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa 

kantong  berisi  nanah. Sedangkan abses vestibular adalah abses yang terjadi di

vestibular. Abses dapat terbentuk di ruang sub mandibula atau  salah satu 

komponennya sebagai  kelanjutan infeksi dari daerah leher. Penyebabnya suatu

infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara antaralain:1. Bakteri

masuk  kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril 2.

Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain3. Bakteri yang dalam

keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan

kadang bisamenyebabkan terbentuknya abses.Lebih lanjut menjelaskan peluang

terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :1. Terdapat kotoran atau benda asingdi

daerah tempat terjadinya infeksi 2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah

yang kurang 3. Terdapat gangguan sistem kekebalan. Abses vestibulsr sering

disebabkan oleh penjalaran infeksi gigi.

 ini menyebabkan adanya pembengkakan didaerah vestibular yang  pada 

perabaan sangat keras biasanya tidak teraba adanya fluktuasi. Sering mendorong lidah

keatas dan kebelakang dapat menyebabkantrismus. Halini sering menyebabkan

sumbatan jalan napas. Bila ada tanda-tanda sumbatan  jalan napas makajalan napas

harus segera dilakukan trakceostomiyang dilanjutkan dengan insisi digaris tengah dan

eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. Bila tidak ada tanda-

tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi tidak ditemukan nanah,

Page 2: Lapsus Abses Vestibular

kelainan ini disebutkan Anginaludoviva (Selulitis submandibula). Setelah dilakukan

eksplorasi diberikan antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob.Abses

bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum, dan otot.

Abses yang sering ditemukan didalam  kulit  atau  tepat  dibawah  kulit  terutama 

jika timbul diwajah. Patofisiologi Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang

sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebgian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga

yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan 

pertahanan tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan

setelah menelan bakteri. Sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah

yang memebentuk nanah yang  menginsisi  rongga tersebut. Akibat  penimbunan 

nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada akhirnya tumbuh

di sekliling abses dan menjadi dinding pembatas.  Abses  hal ini  merupakan 

mekanisme tubuh mencegah penyebaran  infeksi  lebih  lanjut  jika  suatu abses 

pecah di dalam tubuh makainfeksi bisa menyebar kedalam  tubuh maupun dibawah 

permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. Tanda dan gejala - gejala dari abses

tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ.

Berikut ini akan dipaparkan sebuah laporan kasus mengenai abses vestibular

yang dirawat di RSD Kota Blitar.

 

Page 3: Lapsus Abses Vestibular

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pola penyebaran abses dipengaruhi 3 kondisi yaitu virulensi bakteri,

ketahanan jaringan dan perlekatan otot. Virulensi yang tinggi mampu menyebabkan

bakteri bergerak secara leluasa ke segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak

baik menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan muda rusak, sedangkan perlekatan

otot mempengaruhi arah gerak pus.

Dalam skema yang ada dibawah ini, mari kita mencoba mambayangkan

bahwa cavum oris manusia adalah sebuah peta perjalanan, yaitu perkiraan logis

tentang lokasi abses, dari mana arah pus, akan ke mana, dan kira – kira akan menjadi

kondisi seperti apa.

Apabila terjadi sebuah kondisi abses periapikal pada sebuah gigi yang

mengalami proses infeksi, maka pada prinsipnya, pus yang terkandung didalamnya

harus dikeluarkan, namun jika tidak dikeluarkan maka pus akan mencari jalan keluar

sendiri, kalau dibiarkan akan menyebabkan nyeri yang berbeda pada tiap individunya.

Jika abses periapikal tidak dirawat dengan baik agar terdrainase, tentunya pus

masih akan berada di dalam region periapikal, sesuai dengan pola tadi penyebaran

pus dipengaruhi oleh 3 kondisi.

Kondisi – kondisi dibawah ini adalah berkaitan dengan poin ke 2 dan 3,

karena ketahanan jaringan dan perlekatan otot mempengaruhi sampai dimana arah

Page 4: Lapsus Abses Vestibular

gerak pus. Dengan adanya faktor – faktor tersebut, maka akan tercipta kondisi –

kondisi seperti tertera pada gambar, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku

A. Abses submukosa

Disebut submukosa karena memang dikarenakan pus terletak dibawah lapisan

mukosa, akan tetapi, jika berbeda tempat, berbeda pula namanya ada 4 huruf “a” yang

tertera pada gambar, kesemuanya merupakan abses submukosa, namun untuk yang

terletak dipalatal merupakan abses palatal, yang terletak di lidah dan diatas perlekatan

otot mylohyoid disebut abses sublingual. Yang terletak disebelah bukal gigi disebut

abses vestibular, kadangkala sering terjadi salah diagnose karean letak dan secara

klinis terlihat seperti abses bukal (bukal space abscess), tetapi akan lebih mudah

dibedakan jika kita melihat arah pergerakan polanya. Jika arah pergerakan pusnya

adalah superior dari perlekatan otot masseter (rahang atas) dan inferior dari

perlekatan otot masseter (rahang bawah), maka kondisi ini disebut abses bukal,

namun jika pergerakan jalur pusnya adalah inferior dari perlekatan otot masseter

(rahang atas) dan superior dari perlekatan otot masseter (rahang bawah) maka kondisi

ini disebut abses vestibular .

B. Abses bukal

Abses bukal (buccal space abscess) dan abses vestibular kadang terlihat

membingungkan keadaan klinisnya, akan tetapi akan mudah dibedakan ketika kita

melihat kearah pergerakan polanya, jika jalur pergerakan pusnya adalah superior dari

perlekatan otot masseter (rahan atas) dan inferior perlekatan otot masseter (rahang

Page 5: Lapsus Abses Vestibular

bawah), maka kondisi ini disebut abses bukal, namun jika jalur pergerakan pusnya

adalah inferior dari perlekatan otot masseter (rahang atas) dan superior dari

perlekatan otot masseter (rahang bawah), maka kondisi ini disebut abses vestibular

C. Abses submandibular

Kondisi ini tercipta jika jalur pergerakan pus melalui inferior perlekatan otot

mylihyoid dan masih diatas platysma

D. Abses perimandibular

Kondisi ini unik dan khas karena keadaan klinisnya akan ditemukan tidak

terabanya tepian Body of Mandible karena pada region tersebut telah terisi oleh pus,

sehinga terasa pembesaran di region tepi mandibula

E. Abses subkutan

Sesuai namanya abses ini terletak di bawah lapisan kulit. Ditandai dengan

terlihat jelasnya pembesaran secara ekstra oral, kulit terlihat mengkilat di region yang

mengalami pembesaran, dan merupakan tahap terluar dari seluruh perjalanan abses.

Biasanya jika dibiarkan, akan terdrainase sendiri secara spontan, namun disarankan

untuk melakukan insisi untuk drainase sebagai perawatan definitifnya.

F. Sinusitis maksilaris

Sebenarnya ini merupakan sebuah kelanjutan infeksi yang lumayan ekstrim,

kareana letak akar palatal gigi molar biasanya berdekatan dengan dasar sinus

Page 6: Lapsus Abses Vestibular

makslaris, maka jika terjadi infeksi pada periapikal akar palatal gigi molar, jika tidak

tertangani dari awal, maka perjalanan infeksi dimungkinakan akan berlanjut ke

rongga sinus maksilaris dan menyebabkan kondisi sinusitis.

Page 7: Lapsus Abses Vestibular

BAB III STATUS PASIEN

 2.1  IDENTITAS PASIEN

Nama                 : Tn. t

Jenis Kelamin  : Laki - laki

Alamat              : Blitar

Umur                 : 65 tahun

Pekerjaan           : Swasta

Status                : Menikah

Suku Bangsa     : Jawa

Tanggal Periksa : 02 Oktober 2013 

2.2  ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Pipi bengkak

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan kalau giginya nyeri 2

minggu yang lalu, nyerinya terus menerus, kemudian diberi obat diwarung

nyerinya hilang, apabila dibuat makan tidak nyeri, kemudian dilihat ternyata

giginya berlubang. Beberapa hari terakhir pipi sebelah kanan pasien bengkak,

nyeri, kalau malam nyerinya bertambah, tetapi gigi yang berlubang tidak ada

keluhan.

Page 8: Lapsus Abses Vestibular

Riwayat Kesehatan :

- Kelainan darah              : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan endokrin         : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan Jantung           : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Gangguan nutrisi           : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan kulit/kelamin   : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Gangguan pencernaan   : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan Imunologi       : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Gangguan respiratori     : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Gangguan TMJ              : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Tekanan darah               : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Diabetes Melitus            : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Lain-lain                         : -

1. Obat-obatan yang telah/sedang dijalani : saat ini pasien tidak melaksanakan

pengobatan lain.

2. Keadaan sosial/kebiasaan : cukup,

Page 9: Lapsus Abses Vestibular

Riwayat Keluarga :

- Kelainan darah              : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan endokrin         : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Diabetes melitus            : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan jantung            : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Kelainan syaraf              : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- Alergi                             : Pasien mengaku tidak ada kelainan

- lain-lain                          : -

2.3  PEMERIKSAAN FISIK

1. Ekstra Oral

-       Muka          : asimetris

-       Pipi kiri       : tampak normal

-       Pipi kanan  : bengkak

-       Bibir atas    : tampak normal

-       Bibir bawah : tampak normal

-       Sudut mulut : tampak normal

-       Kelenjar submandibularis kiri          : tidak teraba

-       Kelenjar submandibularis kanan      : teraba

Page 10: Lapsus Abses Vestibular

-       Kelenjar submental                          : tidak teraba

-       Kelenjar leher                                   : tidak teraba

-       Kelenjar sublingualis                        : teraba

-       Kelenjar parotis kanan                     : tidak teraba

-       Kelenjar parotis kiri                         : tidak teraba

2. Intra Oral

-       Mukosa labial atas           : tampak normal

-       Mukosa labial bawah       : tampak normal

-       Mukosa pipi kiri              : tampak normal

-       Mukosa pipi kanan          : hiperemi

-       Bukal fold atas                : tampak normal

-       Bukal fold bawah            : tampak normal

-       Labial fold atas               : tampak normal

-       Labial fold bawah           : tampak normal

-       Gingival rahang atas        : tampak hiperemis

-       Gingival rahang bawah   : kanan tampak oedem, hiperemi

-       Lidah                               : tampak bercak putih

-       Dasar mulut                     : tampak normal

-       Palatum                           : tampak normal

Page 11: Lapsus Abses Vestibular

-       Tonsil                               : tampak normal

-       Pharynx                           : tampak normal

Keterangan :

- Sisa akar

- Gigi hilang

- Karies

2.4  DIAGNOSIS KERJA

- Abses vestibular

2.5  RENCANA PERAWATAN

- Drainage melalui pembukaan atap pulpa 44

1. Pengobatan

- R/ Amoxicilin tab 500 mg NO. XV3 dd I

- R/ Asam mefenamat tab 500 NO. X3 dd I

Page 12: Lapsus Abses Vestibular

2. Pemeriksaan Penunjang :

Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi   : Tampak gambaran radiolusent tidak berbatas jelas peradangan pada apex gigi 44

Lab.Patologi anatomi                          : -

Sitologi                                    : - Biopsi                                      : -

Lab.Mikrobiologi                                : -

Bakteriologi                            : - Jamur                                       : -

Lab.Patologi Klinik                             : -

3. Rujukan :

Poli Penyakit Dalam                           : -

Poli THT                                             : -

Poli Kulit & Kelamin                          : -

Poli Syaraf                                          : -

VI. DIAGNOSE AKHIR :

- Abses vestibular

Page 13: Lapsus Abses Vestibular

BAB IIIKESIMPULAN

           Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat atau infeksi 

bakteri. abses vestibular adalah abses yang terjadi di daerah vestibulum oris.

Gambaran Klinis diantaranya, pembengkakan, teraba hangat, nyeri pada palpasi.

Untuk menetukan penyebab abses biasanya dilakukan pemeriksaan Rontgen

panoramik, lateral, atau dental.

Pemberian antibiotika terhadap kuman aerob dan anaerob diberikan secara

peroral atau parentral. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan,

suatu abses perlu dilakukan drainage pada kasus ini dengan cara membuka atap pulpa

gigi penyebab atau incise dan pemberian analgesik.

.

 

Page 14: Lapsus Abses Vestibular

DAFTAR PUSTAKA

1. Abses mandibula.www.medicastore.com. Diakses tanggal 20 Desember 2010.2. Karies gigi.http//medicascore.com. [Diakses 21 Desember 2010]3. Karies Gigi. http://id.wikipedia.org/wiki/karies gigi. [Diakses 21 Desember

2010]4. ToothEruption.http://www.adandental.com.au/tooth_eruption_dates.htm [diak

ses 21Desember 2010]5. Dental Topics. http://www.surfcitykidsdds.com/dental_topics.html [diakses

22 agustus2010]6. Periodontitis. http://www.indonesian.com [diakses 19 Desember 2010]