lapsus 1.doc
-
Upload
monique-lusiani -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of lapsus 1.doc
OS SURGICALLY INDUCED NECROTISING SCLERITIS (SINS) (H.15.9) + OD KATARAK SENILIS IMATUR (H.25.0)Dibacakan oleh : dr. Monika Y. LPembimbing
: dr. Dina Novita, Sp. MDibacakan tanggal: 20 April 2015PENDAHULUAN
Skleritis adalah peradangan pada sklera yang seringkali berkaitan dengan penyakit imunologik sistemik. Skleritis lebih banyak diderita wanita berusia 40-60 tahun. Lebih dari setengah kasus skleritis terjadi bilateral, sehingga penatalaksanaan harus cepat dan tepat mengingat adanya ancaman kebutaan pada kedua mata.1,2Penyebab terbanyak penyakit ini adalah vaskulitis yang dimediasi imun (khususnya imun-kompleks) yang seringkali berakibat pada destruksi sklera. Dari seluruh kejadian skleritis, sekitar sepertiga pasien dengan skleritis difus atau nodular dan dua pertiga dengan skleritis nekrotikans menderita penyakit autoimun atau jaringan ikat yang terdeteksi. Skleritis setelah tindakan operasi disebut sebagai Surgically Induced Necrotising Scleritis (SINS). Angka kejadiannya 0,2-4,5% dari seluruh kejadian skleritis di Amerika. Skleritis menimbulkan nyeri yang signifikan dan dapat menyebabkan perubahan struktural bola mata dengan disertai morbiditas visual.1,2,3,4 Laporan kasus ini menyajikan seorang laki-laki 64 tahun dengan dengan riwayat operasi pterigium dan katarak, yang kemudian pada perjalanan penyakitnya ditemukan adanya skleritis nekrotikan.IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. FaridUmur
: 64 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-lakiAlamat
: Purwogondo II/265, SemarangPekerjaan
: Pegawai swastaNo.CM
: C519322Tanggal kunjungan ke poli mata: 03 Febuari 2015ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal 03 Febuari 2015Keluhan Utama : Mata kiri nyeriRiwayat Penyakit Sekarang :
1 bulan yang lalu mata kiri pasien terasa nyeri terus menerus, tetapi nyeri yang dirasakan tidak sampai membangunkan pasien pada saat tidur di malam hari. Pasien juga merasakan mata kirinya menjadi merah, nrocos, terasa pedih dan mengganjal, mengeluarkan lodok lebih banyak dari biasanya. Pasien kemudian memeriksakan diri ke RS Telogorejo dan mendapatkan obat tetes mata dua macam. Keluhan pasien belum membaik, lalu pasien kembali lagi ke RS Telogorejo dan dikatakan terdapat luka pada selaput putih mata kiri pasien, kemudian pasien dirujuk ke RS Williambooth, dokter di RS Williambooth merujuknya ke RSDK untuk pengobatan lebih lanjut.Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat operasi mata sebelumnya (+) : eksisi pterigium 10 tahun yang lalu dan operasi katarak 1 tahun yang lalu
Riwayat nyeri sendi (+) Riwayat diabetes mellitus (+) Riwayat batuk lama (-) Riwayat adanya bercak-bercak putih pada kulit (-) Riwayat plenting-plenting pada kelopak mata (-) Riwayat sakit jantung (-) Riwayat bercak kemerahan pada kulit wajah berbentuk kupu-kupu (-) Riwayat penyakit asam urat (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat nyeri berkemih (-) Riwayat sariawan (-) Riwayat berganti-ganti pasangan seksual (-)Riwayat Sosial Ekonomi :
Penderita adalah seorang karyawan swasta, biaya pengobatan ditanggung BPJS dengan NPBI.PEMERIKSAAN FISIKStatus Praesen (03 Februari 2015)
Keadaan umum/ kesadaran: Baik/ compos mentis
Tanda-tanda Vital
: Tekanan darah: 130/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit, reguler
Respirasi
: 20X/menit
Suhu
: 37CBerat Badan
: 65 kgStatus Generalisata (03 Februari 2015)Kepala
: mesosefal
Thoraks: tidak didapatkan kelainan
Abdomen: tidak didapatkan kelainan
Ekstremitas: tidak didapatkan kelainanStatus Oftalmologi (03 Februari 2015)
ODOS
Visus6/306/15
Bulbus OculiHirscberg Test 0
Gerak Bola MataBebas ke segala arahBebas ke segala arah
PalpebraEdema(-), Spasme(-)Edema(-), Spasme(-)
SkleraSklerektasi (-)Skleromalasia di jam 7, jaringan nekrotik (+), koroid membayang (+)
KonjungtivaInjeksi (-)Injeksi (-)
KorneaJernihLekoma di jam 7
COAKedalaman cukupVH grade III, cell (-), flare (-)
IrisKripte(+), sinekia(-)Kripte(+), sinekia(-)
Pupilbulat, sentral, reguler, 3mm, RP +Nbulat, sentral, reguler, 3mm, RP +N
LensaK1N2SKP0IOL di tempat
CVTurbidity (-)Turbidity (-)
Fundus Refleks(+) kurang cemerlang(+) cemerlang
TIO15,6 mmHg13,1 mmHg
PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium darah tanggal 03 Februari 2015
HematologiNilai Normal
Hemoglobin: 15,6 gr%
Hematokrit: 45,4 %
Eritrosit: 4.77juta/mmkLekosit : 9,86ribu/mmkTrombosit: 253ribu/mmk13.00 - 16.00 40.00 - 54.00
4.4 - 5.9
3.8 10.6
150.0 - 400.0 (N)
(N)
(N)
(N)
(N)
LED
LED 1 jam: 14/mm
LED 2 jam : 29/mm1.0-10.0()
Kimia Klinik
GDS
: 173m/dl80 160()
Immunoserologi
Rheumathoid Factor : NegatifNegatif
Serologi
VDRL
: Negatif
TPHA
: NegatifNegatif
Negatif
RESUME
Seorang laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan 1 bulan yang lalu mata kiri terasa nyeri terus menerus, tetapi tidak sampai membangunkan pasien pada saat tidur di malam hari. Keluhan tambahannya mata kiri hiperemis, lakrimasi, terasa pedih dan mengganjal. Pasien kemudian memeriksakan diri ke RS Telogorejo, kemudian pasien dirujuk ke RS Williambooth, lalu dirujuk ke RSDK untuk pengobatan lebih lanjut.
PEMERIKSAANStatus Generalisata: dalam batas normalStatus OftalmologisODOS
Visus6/306/15
SkleraSklerectasi (-)Skleromalasia di jam 7, jaringan nekrotik (+), koroid membayang (+)
KonjungtivaInjeksi (-)Injeksi (-)
KorneaJernihLekoma di jam 7
COAKedalaman cukupVH grade III, cell (-), flare (-)
LensaK1N2SKP0IOL di tempat
Fundus Refleks(+) kurang cemerlang(+) cemerlang
TIO15,6 mmHg13,1 mmHg
DIAGNOSIS BANDING
OS Skleritis Nekrotikan e.c autoimunOS Skleritis Nekrotikan e.c infeksi
OS SINS (Surgically induced necrotising scleritis)
DIAGNOSIS KERJA
OS SINS (Surgically induced necrotising scleritis)
DIAGNOSIS TAMBAHAN
OD Katarak Senilis Imatur PENATALAKSANAAN Cravit Eye drops 1 tetes/ 8 jam OS Oxytetrasiklin Eye oinment per 6 jam OS
Ibuprofen 400 mg tab/ 8 jam
Pemeriksaan laboratorium darah immunoserologi CRP, ANA Pemeriksaan X foto Thorax Pemeriksaan foto Sacroiliaca joint
PROGNOSIS
OD OS
Quo Ad VisamAd bonamAd bonam
Quo Ad SanamAd bonamDubia ad bonam
Quo ad VitamDubia
Quo ad CosmeticamDubia ad malam
EDUKASI
1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarganya bahwa saat ini terdapat peradangan dan jaringan mati pada mata kiri pasien.2. Peradangan pada mata tersebut harus dicari penyebabnya, yaitu bisa oleh karena infeksi atau bukan infeksi.3. Menjelaskan pada penderita untuk mencari penyebab, rutin kontrol untuk mengevaluasi penyakitnya, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakitnya.4. Menjelaskan kepada pasien bahwa lensa mata kanannya keruh sehingga perlu penanganan lebih lanjut.DISKUSISkleritis merupakan peradangan pada sklera dengan karakteristik peradangan granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan vaskular yang mengarah pada vaskulitis. Skleritis merupakan penyakit yang jarang dijumpai. Insidensi kejadian di Amerika Serikat diperkirakan 6 kasus per 10.000, dimana 94% adalah skleritis anterior, sedangkan 6% nya adalah skleritis posterior. Wanita lebih banyak terkena daripada laki-laki dengan perbandingan 1,6:1. Insidensi skleritis terutama terjadi antara usia 11-87 tahun. Penyebab terbanyak adalah reaksi imunologi, namun dapat juga disebabkan oleh infeksi. Skleritis autoimun dapat ditemui pada pasien dengan arthritis rheumatoid atau Wagener granulomatosis. Skeliritis akibat infeksi dapat disebabkan oleh infeksi Herpes Zoster, bakteri dan jamur. Skleritis dapat juga terjadi setelah tindakan operasi, yang disebut dengan Surgically induced Necrotizing scleritis (SINS). SINS terjadi akibat respon imun lokal, yang secara klinis muncul di dekat daerah pasca operasi sebelumnya. Angka kejadiannya 0,2-4,5% dari seluruh kejadian skleritis. 2,3,4,5,9Skleritis pada umumnya menimbulkan nyeri yang signifikan dan dapat menyebabkan perubahan struktur bola mata dengan disertai gangguan visus bahkan sampai buta. Penderita skleritis biasanya mengeluh adanya rasa nyeri, fotofobia, mata berair dan merah. Nyeri yang dikeluhkan seperti ditusuk-tusuk, dapat menjalar ke bagian wajah lain, sering memburuk pada malam hari, bahkan dapat terbangun pada malam hari.1,6,7
Berikut ini adalah beberapa penyebab skleritis, yaitu :1,2,3,6Penyakit Autoimun
Spondilitis ankylosing, Artritis rheumatoid, Poliartritis nodosa, Polikondritis berulang, Granulomatosis Wegener, Lupus eritematosus sistemik, Pioderma gangrenosum, Kolitis ulserativa, Nefropati IgA, Artritis psoriatik
Penyakit Granulomatosa
Sarkoidosis, Lepra, Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (jarang)
Gangguan metabolik
Gout, Tirotoksikosis, Penyakit jantung rematik aktif
Infeksi
Onkoserkiasis, Toksoplasmosis, Herpes Zoster, Herpes Simpleks, Infeksi oleh Pseudomonas, Aspergillus, Streptococcus, Staphylococcus, Tuberkulosis, Sifilis
Lain-lain Fisik (radiasi, luka bakar termal), Kimia (luka bakar asam atau basa), Mekanis (cedera tembus), Limfoma, Rosasea, Pasca operasi
Tidak diketahui
Skleritis dapat dikelompokkan secara klinis berdasar lokasi anatomis. 1LokasiSubtipePrevalensi
Sklera anteriorSkleritis difus
Skleritis nodular
Skleritis nekrotikans
Dengan inflamasi
Tanpa inflamasi (skleromalasia perforans)40%
44%
14%
(10%)
(4%)
Sklera posterior2%
Berikut ini merupakan penjelasan dari skleritis anterior :1. Skleritis difusSkleritis difus banyak ditemui pada wanita dan pada usia dekade ke-5, ditandai sklera yang edema dan merah, 60% kasus mengenai