Lap.pengukuran Dasar

7
PENGUKURAN DASAR PRATIKUM FISIKA DASAR I 3.1 Tujuan Percobaan 1. Memahami menggunakan alat ukur jangka sorong dan micrometer skrup yang benar. 2. Memahami cara melaporkan hasil pengukuran yang benar. 3. Mencari massa jenis benda. 3.2 Teori Dasar Kegiatan mengukur merupakan suatu proses perbandingan suatu besaran dengan besaran yang lain yang sudah disepakati bersama oleh pengukur dan pengguna. Hasil dari pengukuran adalah pemberian angka atas objek dan kejadian yang sesuai dengan aturannya. Semua besaran fisik yang diperoleh dari observasi eksperimen selalu mempunyai tingkat ketidakpastian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain dari peralatan, dari cara melakukan pengukuran yang akhirnya dapat dikatakan sebagai factor yang menyebabkan munculnya ketidakpastian dalam pengukuran. Indikasi ketelitian dari hasil pratikum pengukuran diperoleh dengan melihat banyaknya angka penting yang dilaporkan. Angka penting mencerminkan banyaknya informasi yang sesungguhnya tentang ketelitian pengukuran. Semakin banyak angka ppenting yang dilaporkan, semakin teliti proses pengukurannya. 1. Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seratus millimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan baggian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran saat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0,05 mm untuk jangka sorong dibawah 30 cm dan 0,01 untuk yang dibawah 30 cm.

Transcript of Lap.pengukuran Dasar

Page 1: Lap.pengukuran Dasar

PENGUKURAN DASAR

PRATIKUM FISIKA DASAR I

3.1 Tujuan Percobaan

1. Memahami menggunakan alat ukur jangka sorong dan micrometer skrup yang benar.

2. Memahami cara melaporkan hasil pengukuran yang benar.

3. Mencari massa jenis benda.

3.2 Teori Dasar

Kegiatan mengukur merupakan suatu proses perbandingan suatu besaran dengan besaran yang lain yang sudah disepakati bersama oleh pengukur dan pengguna. Hasil dari pengukuran adalah pemberian angka atas objek dan kejadian yang sesuai dengan aturannya.

Semua besaran fisik yang diperoleh dari observasi eksperimen selalu mempunyai tingkat ketidakpastian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain dari peralatan, dari cara melakukan pengukuran yang akhirnya dapat dikatakan sebagai factor yang menyebabkan munculnya ketidakpastian dalam pengukuran.

Indikasi ketelitian dari hasil pratikum pengukuran diperoleh dengan melihat banyaknya angka penting yang dilaporkan. Angka penting mencerminkan banyaknya informasi yang sesungguhnya tentang ketelitian pengukuran. Semakin banyak angka ppenting yang dilaporkan, semakin teliti proses pengukurannya.

1. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seratus millimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan baggian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran saat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0,05 mm untuk jangka sorong dibawah 30 cm dan 0,01 untuk yang dibawah 30 cm.

Kegunaan jangka sorong adalah :

Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit. Untuk mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda dengan cara “Menancapkan” bagian pengukur . bagian pengukuran tidak terlihat pada gambar karena berada pada sisi pemegang. Mengukur diameter luar benda cara mengukur diameter lebar atau ketebalan benda : putarlah pengunci kekiri, buka rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci kekanan. Mengukur diameter dalam benda. Cara mengukur diameter dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci kekiri masukan rahang keatas ke dalam tabung, geser agar rahang tepat pada

Page 2: Lap.pengukuran Dasar

benda putar pengunci kekanan. Mengukur kedalaman benda cara mengukur kedalaman putarlah pengunci kekiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuk dasar tabung putar pengunci kekanan. Skala utama dan skala Nonius jangka sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm, artinya kecepatan pengukuran dengan alat ini sampai 0,1mm.

Cara membaca Jangka Sorong :

Mula – mula perhatikan skala Nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah beberapa skala hingga ke skala nol, pada gambar skala Nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm. selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skla utama, setelah angka nol mundur ke belakang menunjukan angka 4,1 cm sehingga diameter yang diukur sama denagn 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.

2. Mikrometer Skrup

Mikrometer skrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti dari pada jangka sorong. Mikrometer skrup terdiri atas :

a. Poros tetapb. Poros geser / putarc. Skala utamad. Skala Noniuse. Pemutarf. Pengunci

Cara menggunakan Mikrometer Skrup :

1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka2. Bukalah rahang dengan cara membuka / memutar kekiri pada skala putar,

hingga benda dapat dimasukkan rahang.3. Letakan benda yang diukur pada rahang dan putar kembali sampai tepat.4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakan dan terdengar bunyi

“klik”.

3.3 Alat dan Bahan

A. Alat

- Jangka sorong- Mikrometer Skrup- Mistar- Neraca

B. Bahan

- Kayu- Besi- Timah- Kuningan

Page 3: Lap.pengukuran Dasar

- Tembaga

3.4 Prosedur Kerja

1. Ukurlah panjang balok dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan micrometer skrup sebanyak masing – masing 5 kali.

2. Ukurlah jari – jari luar dan dalam ring logam menggunakan jangka sorong.3. Ukurlah kedalam tabung slinder menggunakan jangka sorong.4. Masukan hasil pengukuran ke dalam table.5. Laporkan hasil pengukuran tersebut dan bandingkan ketelitian masing – masing

alat ukur.

3.5 Hasil Pengamatan

I. Mengukur Panjang Kubus

No. Hasil Pengamatan Mistar Jangka Sorong Mikrometer Skrup1. Kubus Besi 2 cm 19.9 mm 19,92 mm2. Kubus Kuningan 2cm 20 mm 19,87 mm3. Kubus Timah 2 cm 20 mm 19,99 mm4. Kubus Tembaga 2 cm 20 mm 19,98 mm5. Kubus Kayu 2cm 20 mm 19,90 mm

II. Mengukur jari – jari luar dan dalam ring logam

No. Hasil Pengukuran

Mistar Jangka Sorong Mikrometer SkrupDalam Luar

1. Tabung 24.9 21,72. Tabung3. Tabung4. Tabung5. Tabung

III. Mengukur massa dan volume

No. Jenis Bahan

Massa Volume Massa Jenis

1. Kayu 5,7 gr 8 cm3 0,7125 gr

cm3

2. Besi 62,4 gr 8 cm3 7,8 gr

cm3

Page 4: Lap.pengukuran Dasar

3. Timah 22 gr 8 cm3 2,75 gr

cm3

4. Kuningan 65,5 gr 8 cm3 8,2 gr

cm3

5. Tembaga 71,8 gr 8 cm3 8,9 gr

cm3

3.6 Pembahasan dan Teori Ralat

1. Mengukur Panjang Kubus ( Besi, Kuningan, Timah, Tembaga, Kayu)

Pada saat Praktikum mengenai cara mengukur panjang kubus dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dengan elakukan 5 (lima) kali percobaan. Dari hasil perhitungan panjang kubus, kami dapat menyimpulkan dengan menghailkan 2 cm pada mistar, 20 mm pada jangka sorong, dan 19,98 mm pada mikrometer sekrup. Apabila data praktikum kita menghasilkan data yang berbeda berarti pada saat melakukan percobaan dikarenakan sisi kubus tidk merata.

2. Mengukur Jari-jari Luas dan Dalam Ring Gelas Ukur

Jari-jai dalam

No MISTAR JANGKA SOROG MIKROMETE SEKRUP

1. - 2,7 mm -

2. - 21,7 mm -

3. - 21,7 mm -

4. - 21,7 mm -

5. - 21,7 mm -

Pada saat percobaan mengenai pengukuran jari-jari gelas ukur dengan menggunakan jangka sorong dengan melakukan 5 (lima) kali percobaan. Dari hasil perhitungan mengukur jari-jari gelas ukur, kami dapat menyimpulkan dengan menghasilkan 21,7 mm pada jangka sorong. Apabila data praktikum kami menghasilkan berbeda, hal ini berarti pada saat melakukan perobaan mengikutkan ujung bibir pada gelas ukur dihitung dalam gelas ukur.

Page 5: Lap.pengukuran Dasar

Jari-jari Luar

No MISTAR JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP

1. - 24,9 mm -

2. - 24,9 mm -

3. - 24,9 mm -

4. - 24,9 mm -

5. - 24,9 mm -

Pada saat pecobaan mengenai pengukuran jari-jari luar gelas ukur dengan menggunakan jangka sorong dekali dengan melakukan 5 (lima) percobaan. dari hasil perhitungan kami dapat menyimpulkan dengan menghasilkan 24,9 mm jangka sorong. Apabila pada percobaan kita menghasilkan data yang berbeda, maka hal ini berarti pada saat perobaan mengikutkan pada ujung bibir elas untuk dihitung dari luar gelas dan ketidakpastian dalam melakukan percobaan.

3. Mengukur Masa dan Ukuran Benda

Pada saat pecobaan mengukur masa, volume benda dan masa jenis benda dengan menggunakan 5 (lima) jenis benda, yaitu kayu, besi, timah, kuningan, dan batu.

a. Kayu

Mula-mula kayu diukur beratnya dengan menggunakan neraca dan menghasilkan 5,7 gr untuk mengetahui volume kayu, dikarenakan kayu berbentuk persegi dengan rumus ¿¿)

dimana sisi kayu 2 cm. Jadi, S3=23=8 cm, dengan masa jenis 0,7125 gr

cm3.

b. Besi

Mula-mula besi diukur beratnya dengan menggunakan neraca dan menghasilkan berat sebesar 62,4 gram. Untuk mengetahui volume besi, maka kita menggunakan rumus ¿¿),

dengan sisi besi 2 cm, jadi S3=23=8cm dan masa jenis 7,8 gr

23cm3 .

c. Timah

Mula-mula diukur beratnya yang menghasilkan 22 gram untuk mengetahui volume

timah dengan rumus ¿¿) dengan sisi 2 cm, jadi S3=23=8cm dan masa jenis 2,75 gr

23cm3 .