LAPORAN.docx

31
LAPORAN PM & PdM TRANSFORMATOR Diajukan untuk memenuhi tugas Matakuliah Mesin Listrik 1 oleh : Zaenul Akbar Santoso / 6512010021 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK PERAWATAN KILANG (LISTRIK & INSTRUMENTASI) LNG ACADEMY 2013

description

untuk download gratis

Transcript of LAPORAN.docx

LAPORAN PM & PdM TRANSFORMATOR

Diajukan untuk memenuhi tugasMatakuliah Mesin Listrik 1oleh :Zaenul Akbar Santoso / 6512010021

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGIJURUSAN TEKNIK PERAWATAN KILANG (LISTRIK & INSTRUMENTASI)LNG ACADEMY2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya laporan ini dapat tersusun.Laporan ini berisikan tentang Preventive Maintenance (PM) dan Predictive Maintenance pada TransformatorPada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Bapak David Hasurungan yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.1. Rekan-rekan sekelas Jurusan Listrik & Instrumentasi dan rekan-rekan mahasiswa LNG Academy yang telah memberikan masukan yang berguna.Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dalam penyusunan makalah ini oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bontang, 15 September 2013

Penulis

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi sama). Dalam operasi umumnya, transformator-transformator tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.Daftar isi[sembunyikan] 1A. Tansformator Tenaga 1.11. Klasifikasi Transformator Tenaga 1.1.1Pendinginan 1.1.2a. Bagian utama 1.1.2.11) Inti besi 1.1.2.22) Kumparan transformator 1.1.2.33) Kumparan tertier 1.1.2.44) Minyak transformator 1.1.2.55) Bushing 1.1.2.66) Tangki dan konservator 1.1.2.6.1a) Jenis sirip (tank corrugated) 1.1.2.6.2b) Jenis tangki Conventional Beradiator 1.1.2.6.3c) Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined 1.1.3b. Peralatan Bantu 1.1.3.1a) Pendingin 1.1.3.2b) Tap Changer (perubah tap) 1.1.3.3c) Alat pernapasan 1.1.3.4d) Indikator 1.1.4c. Peralatan Proteksi 1.1.4.1a) Relai Bucholz 1.1.4.2b) Relai tekanan lebih 1.1.4.3c) Relai Diferensial 1.1.4.4d) Relai Arus lebih 1.1.4.5e) Relai tangki tanah 1.1.4.6f) Relai Hubung tanah 1.1.4.7g) Relai Termis 1.23. Pengujian atau pemeliharaan transformator 1.2.1a. Pengujian Rutin 1.2.2b. Pengujian Jenis 1.2.3c. Pengujian khusus 1.2.4d. Pengujian rutin 1.2.5e. Pengukuran tahanan kumparan

A. Tansformator Tenaga1. Klasifikasi Transformator TenagaTransformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut sistem pemasangan dan cara pendinginannya. Pemasangan:1. Pemasangan dalam2. Pemasangan luarPendinginanMenurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: Fungsi dan pemakaian1. Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik)2. Transformator Gardu Induk3. Transformator Distribusi Kapasitas dan Tegangan Contoh transformator 3 phasa dengan tegangan kerja di atas 1100 kV dan daya di atas 1000 MVA ditunjukkan pada Gambar X.1

Dalam usaha mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat di bagi menjadi:1. transformator besar,2. transformator sedang, dan3. transformator kecil. Cara kerja dan fungsi tiap - tiap bagian transformatorSuatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing - masing:a. Bagian utama1) Inti besiInti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan - lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau eddy current.2) Kumparan transformatorBeberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.3) Kumparan tertierFungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan tertier.4) Minyak transformatorSebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparankumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi dan minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu: kekuatan isolasi tinggi penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan baha tidak merusak bahan isolasi padat sifat kimia yang stabilMinyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada Tabel X.1 di bawah ini.

Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > I MVA atau bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel X.2.5) BushingHubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.

6) Tangki dan konservatorPada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendan minyak transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah konservator.Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:a) Jenis sirip (tank corrugated)Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated.b) Jenis tangki Conventional BeradiatorJenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar X.2.

c) Hermatically Sealed Tank With N2 CushinedTipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar.b. Peralatan Bantua) PendinginPada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak solasi transformator, maka untuk mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa udara, gas, minyak dan air. Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara: Alamiah (natural) Tekanan/paksaan (forced).b) Tap Changer (perubah tap)Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.c) Alat pernapasanKarena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyakmenyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroscopis.d) IndikatorUntuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut: indikator suhu minyak indikator permukaan minyak indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap, dan sebagainya.c. Peralatan Proteksia) Relai BucholzRelai Bucholz adalah relai alat atau relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa Hubung singkat antar phasa Hubung singkat antar phasa ke tanah Busur api listrik antar laminasi Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.Pengaman tekanan lebih, alat ini berupa membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformatob) Relai tekanan lebihRelai ini berfungsi hampir sama seperti Relai Bucholz. Fungsinya adalah mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan pemutus tenaga (PMT)c) Relai DiferensialBerfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.d) Relai Arus lebihBerfungsi mengamankan transformator arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari transformator tersbut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.e) Relai tangki tanahAlat ini berfungsi untuk mengamankan transfor-mator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.f) Relai Hubung tanahFungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.g) Relai TermisAlat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam helai ini adalah kenaikan temperatur.3. Pengujian atau pemeliharaan transformatorPengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:a. Pengujian RutinPengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi: pengujian tahanan isolasi pengujian tahanan kumparan pengujian perbandingan belitan pengujian vector group pengujian rugi besi dan arus beban kosong pengujian rugi tembaga dan impedansi pengujian tegangan terapan (Withstand Test) pengujian tegangan induksi (Induce Test).b. Pengujian JenisPengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah transformator yang mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk menunjukkan bahwa semua transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis terdiri dari pengujian: pengujian kenaikan suhu pengujian impedansic. Pengujian khususPengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi: pengujian dielektrik pengujian impedansi urutan nol pada transformator tiga phasa pengujian hubung singkat pengujian harmonik pada arus beban kosong pengujian tingkat bunyi akuistik pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.d. Pengujian rutinYang termasuk pengujian rutin adalah pengukuran tahanan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi transformator, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara: sisi HV-LV sisi HV-Ground sisi LV-Groud X1/X2-X3/X4 (transformator 1 phasa) X1-X2 dan X3-X4 ) transformator 1 phasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya transformator, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.e. Pengukuran tahanan kumparanPengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bilakumparan tersebut dialiri arus. Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga transformator. Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 Ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge. Pengukuran dilakukan pada setiap phasa transformator, yaitu antara terminal:1. Pengukuran pada terminal tegangan tinggi

a) Pada transformator 3 phasa- phasa A - phasa B- phasa B - phasa C- phasa C - phasa Ab) Transformator 1 phasa

Terminal H1-H2 untuk transformator double bushing dan Terminal H dengan Ground untuk transformator single bushing dan pengukuran sisi tegangan rendah.

c) Pada transformator 3 phasa- phasa a - phasa b- phasa b - phasa c- phasa c - phasa ad) Transformator 1 phasa (terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat).

f. Pengukuran perbandingan belitan Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang dikehendaki, toleransi yang diijinkan adalah:a. 0,5% dari rasio tegangan ataub. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu, setelah coil transformator diassembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap transformator telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group transformator. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.g. Pemeriksaan vector group Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal transformator positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah Additive dan Subtractive.

h. Pengukuran rugi dan arus beban kosong Pengukuran dilakukan untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. suhu acuan 75C

i. Pengujian tegangan terapan (Withstand Test) Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai dengan standar uji dan dilakukan pada: sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan waktu pengujian 60 detik

j. Pengujian tegangan induksi Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan transformator.Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekuensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekuensi pengujian dan waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.

k. Pengujian kebocoran tangki Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen transformator sudah terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las transformator. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.

l. Pengujian jenis (Type Test) a) Pengujian kenaikan suhu Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan transformator yang disebabkan oleh rugi-rugi transformator apabila transformator dibebani. Pengujian inijuga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas transformator sudah cukup effisien atau belum.Pada transformator dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada transformator dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus transformator sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi transformator, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong. b) Pengujian tegangan impulse Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi transformator terhadap tegangan surja petir. Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila transformator mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada:- antar lilitan transformator- antar layer transformator- antara coil dengan ground c) Pengujian tegangan tembus oli Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari transformator, oli juga berfungsi sebagai isolasi. Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1: 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:> = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying> = 50 KV/2,5 mm setelah purifyingPeralatan yang dapat digunakan misalnya merk hipotronics type EP600CD.Cara pengujian adalah sebagai berikut: bersihkan tempat contoh oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai bersih ambil contoh oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan contoh oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sangat sensitive tempatkan contoh oli pada alat tetes nyalakan power alat tetes tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit. 4. Pencampuran Minyak Transformator Shell Diala B dengan Univolt 80.Minyak transformator memiliki dua fungsi yang sangat signifikan, yaitu sebagai pendingin dan isolator. PLN sebagai perusahaan penyedia listrik nasional beserta LMK menetapkan bahwa minyak transformator standar yang digunakan di Indonesia adalah Shell Diala B. Tetapi pada praktiknya di lapangan masih ditemui penggunaan dan pencampuran minyak transformator antara merk Shell Diala B dengan Univolt 80. Pencampuran terjadi ketika minyak transformator di dalam transformator memiliki merk. Shel Diala B dan Oil additional oil hose memiliki merk Univolt 80. Proses pencampuran minyak transformator shell Diala B dengan Univolt 8.0 terjadi pada saat proses purifikasi. Berikut adalah langkahlangkah atau proses purifikasi minyak transformator:1. Pemasangan pipa-pipa penghubung antara transformator dengan mesin purifikasi2. Pengel udara dalam pipa3. Pembukaan inlet dan outlet valve4. Penambahan minyak transformator dari additional oil hose5. Filterisasi Pencampuran kedua jenis minyak ini dilakukan dengan mengacu hasil pengujian atau pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang dilakukan di Laboratorium PLN. Untak mengetahui keandalan dari penggunaan minyak Shell Diala B, Univolt 80 dan campurannya dilakukan pengujian terhadap tujuh sampel dari minyak baru tersebut. Sifat yang diuji adalah berat jenis pada 20 derajat celcius, viskositas kinematik pada 20 derajat celcius, titik nyala, angka kenetralan, uji korosipengeringan tembaga, tegangan tembus dan ketahanan oksidasi (kadar kotoran). Pencampuran memiliki perbandingan, yaitu:Kode Contoh I Univolt 80 100%Kode Contoh II Univolt 80 80% Shell Diala B 20%Kode Contoh III Univolt 80 60% Shell Diala B 40%Kode Contoh IV Univolt 80 50% Shell Diala B 50%Kode Contoh V Univolt 80 40% Shell Diala B 60%Kode Contoh VI Univolt 80 20% Shell Diala B 80%Kode Contoh VII Shell Diala B 100%.Minyak Univolt 80, Shell Diala B dan campurannya memiliki sifat penyerapan terhadap udara luar yang relatif sama. Kedua jenis minyak ini memiliki sifat-sifat awal yang sesuai dengan spesifikasi minyak isolasi berdasarkan SPLN 49-1,1982. Dari viskositasnya tampak bahwa kedua jenis minyak transformator ini termasuk kelas satu. Berdasarkan hasil pengupan nampak bahwa sifat-sifat campuran kedua, minyak masih berada diantara sifat-sifat kedua minyak, ini berarti tidak ada pengaruh reaksi antara rninyak Shell Diala B dengan Univolt 80 yang dapat menyebabkan sifat-sifat bergeser dari sifat-sifat awalnya. Berdasarkanhasil uji viskositasnya, campuran minyak Shell Diala B dengan Univolt 80 dalam berbagai perbandingan termasuk dalam kelas satu.5. Keselamatan Kerja Peraturan-peraturan dasar yang menyangkut semua peralatan listrik berlaku pula untuk nsformator dengan berapa ciri khas. Bila mengadakan perbaikan dan pemeliharaan sebuah transformator yang perlu dan penting untuk diperhatikan adalah melepaskan transformator dari semua hubungan pada sisi primer maupun pada sisi sekunder. Maksud melepaskan sisi sekunder menjaga kemungkinan terjdinya suatu umpan balik setelah dilepaskan, alat pembukannya dikunci dalam posisi terbuka. Jika mempergunakan sekering kawat lebur ini perlu disimpan untuk menjaga sengaja dipasang lagi oleh orang lain. Setelah dilepaskan, kumparan primer dan skunder dihubungkan dengan tanah untuk menghilangkan kemungkinan masih adanya sisa, energi di dalam transformator. Pentanahan ini baru dilepaskan setelah semua pekerjaan selesai. Walaupun jaraknya lebih jauh, pentanahan bejana transformator diperiksa apakah berada dalam keadaan baik. Jika bejana akan dibuka karena diperlukan pemeriksaan didalamnya, harus dan perhatikan bahwa di dalam bejana tidak akan terdapat suatu tekanan. Hal ini dilakukan dengan bantuan sebuah katup yang terletak di atas cairan isolasi. Jika dipergunakan gas, mulai bejana transformator harus dikosongkan dandiisi dengan udara bersih. Perhatian yang khusus harus diberikan bila transformator mempergunakan bahan askarel sebagai cairan isolasi. Bahan askarel inihendaknya jangan terkena kulit karena mempunyai efek, terutama pada mata, hidung dan bibir yang dapat menjadi serius. Transformator yang berisi askarel hendaknya juga jangan dibuka jika masih berada dalam keadaan pahas, karena uapnya racun. Jika tidak dapat dihindari untuk membuka transformator dalam keadaan panas, agar hal itu dilakukan ditempat yang mempunyai ventilasi yang baik, dan personil perlu dihindari dari kena uapnya. Perlu merupakan suatu prosedur tetap bila seseorang memasuki sebuah bejana transformator, agar dijaga dan dibantu oleh seorang lain yang berada di luarnya. Perhatian agar alat-alat seperti obeng, tang dan lain sebagainya tidak tertinggal di dalam jika pekerjaan selesai. Sebaliknya disusun suatu daftar peralatan yang dipakai, dan yang tepat diperiksa, setelah pekerjaan selesai dan sebelum disambungkan pada sumber pada sumber listrik, perlu diperhatikan bahwa semua keadaan telah aman danbaik.

PERBAIKAN TRANSFORMATORA. TEORI TRANSFORMATORTransformator atau lebih sering disebut dengan trafo pada umumnya digunakan untuk sistem tenaga listrik maupun pada rangkaian elektronik (sebagai catu daya).Transformator adalah jenis mesin listrik kategori statis yang dapat memindahkan tegangan tukar/bolak-balik dari satu belitan (primer) ke belitan lainnya (sekunder) pada frekuensi yang tetap, dimana tegangan dan arusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan, karena keluwesannya transformator memungkinkan untuk transmisi ekstra tinggi.

Tanpa transformator, distribusi daya listrik yang luas menjadi tidak praktis. Transformator dapat membangkitkan daya pada tegangan yang cocok, menaikkan sampai tegangan yang sangat tinggi untuk transmisi jarak jauh, dan kemudian menurunkan pada distribusi yang praktis.Arus daya AC yang bervariasi pada inti besi sehingga energi listrik dari satu kumparan ditransfer ke kumparan yang lain.Transformator bekerja atas dasar induksi timbal balik/induksi bersama. Induksi bersama terjadi ketika medanmagnet disekitar satu penghantar memotong melintang penghantar yang lain, yang menginduksikan tegangan di dalamnya. Efek ini dapat ditingkatkan dengan membentuk penghantar penghantar menjadi lilitan dan kumparan pada inti magnet bersama. Sisi belitan X1 X2 adalah sisi tegangan rendah dan sisi belitan H1 H2 adalah sisi tegangan tinggi. Jika sisi X1 X2 dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik akan dibangkitkan pada inti sebesar mm atau sebesar mw. Fluks tersebut akan melingkar dan menghubungkan beloitan primer dan sekunder serta menghasilkan tegangan induksi (EMF = GGL) pada belitan primer sebesar E1 = Ep maupun sekunder sebesar E2 = Es yang akan mengikuti persaman berikut : E1 = Ep = 4.44 x f x Np x mm x 10-8 Voltatau E1 = Ep = 4.44 x f x Np x mw volt E2 = Es = 4.44 x f x Ns x mm x 10-8 Volt atau E2 = Es = 4.44 x f x Ns x mw voltDimana : E1 = Ep = GGL induksi pada belitan primer f = Frekuensi Np = jumlah belitan primer mm = Fluks dalam Makswell E2 = Es = GGL induksi pada belitan sekunder Ns = Jumlah belitan sekunder mw = Fluks dalam weberPerbandingan transformasi tegangan apabila persamaan ggl induksi pada pelitan sekumder E2 dibandingkan dengan ggl induksi pada primer E1 maka akan diperoleh E2 = 4.44 x f x Ns x mw volt E1 = 4.44 x f x Np x mw volt Sehingga menjadi E2 = Ns E1 = Np Persamaan di atas disebut persamaan transformasi tegangan. Dengan menggunakan perbandingan transformasi perbandingan transformasi tegangan maka untuk belitan sekunder di dapat E2 = a. E1Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa :a. bila a > 1 disebut transformator penaik teganganb. bila a < 1 disebut transformator penurun teganganc. bila a = 1 disebut transformator stabilisatorMenurut penggunaannya transformator dibedakan menjadi :1. Transformator tenaga2. Transformator ukur yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan.Pemakaian pada sistem tenaga listrik transformator dapat dibedakan menjadi :1. Transformator penaik tegangan (step up) atau sering disebut trafo daya, untuk menaikkan tegangan pembangkitan menjadi tegangan transmisi.2. Transformator penurun tegangan (step down) dapat disebut trafo distribusi, untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.3. Transformator instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan trafo arus, dipakai untuk menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke meter-meter pengukuran.Trafo pada sistem tenaga untuk kapasitas besar dapat dihubungkan tiga fase dan untuk kapasitas kecil dapat dihubungkan satu fase.Dalam rangkaian elektronik, trafo dipergunakan sebagai gandengan impedans antara sumber dan beban, memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain, dapat menghambat arus searah sambil melalukan arus bolak-balik, dayanya cukup kecil.a. Konstruksi transformatorUmumnya konstruksi trafo daya secara singkat terdiri dari:1. Inti transformator (kern) yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem menjadi satu. Fungsi utama dari dari inti adalah sebagai jalan atau rangkaian garis-garis gaya magnit. Karena fluksi yang mengalir di dalam inti trafo fluksi bolak-balik, diperlukan persyaratan khusus agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk itu inti trafo dibuat dari plat baja silikon dengan kadar silikon 4 5% dengan ketebalan.Inti dibuat berupa tumpukan atau lapisan-lapisan. Inti itu menjamin sambungan magnetik yang bagus antara kumparan primer dan sekunder. Arus eddy disebabkan oleh arus bolak balik yang menginduksikan tegangan pada inti transformator itu sendiri. Karena inti besi merupakan penghantar, inti besi menghasilkan arus oleh tegangan induksi. Dengan membuat inti itu berlapis-lapis, maka lintasan arus eddy akan dikurangi dengan sangat mencolok.Pada transformator kecil, penampang kern (inti trafo) dipersiapkan dalam bentuk persegi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan ekonomis untuk trafo berskala besar inti trafo dipersiapkan dalam bentuk bulat..Posisi belitan terhadap inti memberikan dua jenis transformator yaitu:- Jenis Inti (core type) yakni belitan mengelilingi inti, biasanya untuk transformator dengan daya dan tegangan tinggi.- Jenis cangkang (shell type) yakni inti mengellingi belitan, biasanya untuk transformator dengan daya dan tegangan yang rendah.2. Belitan (kumparan) dibuat dari tembaga yang telah dilapisi dengan isolasi (kawat email) dengan cara membelitkan pada inti.Belitan dibagi atas dua bagian yaitu :- Kumparan primer adalah belitan yang dihubungkan dengan sumber tegangan- Kumparan sekunder adalah belitan yang dihubungkan dengan beban.Belitan dapat konsentris (memusat) dan sandwiched (berlapis). Belitan konsentris, belitan primer dan sekunder disusun/dililit secara bergantian sepanjang tinggi dari kaki inti. Belitan sandwiched, belitan primer dan sekunder diletakkan berdampingan pada kaki inti.b. Transformator tanpa bebanJika tegangan bolak-balik diberikan pada belitan primer, maka akan dihasilkan arus bolak-balik yang menyebabkan inti termagnetisasi dengan arah bolak-balik pula. Dengan sendirinya fluks yang timbul juga berupa fluks bolak-balik.Fluks bolak-balik ini akan menginduksi tegangan pada belitan primer. Untuk jumlah fluks yang sama pada kedua belitan ini (fluks bocor diabaikan), maka akan terinduksi tegangan sesaaat pada tiap belitan itu dengan arah dan besar yang sama. Tegangan induksi ini arahnya bertentangan dengan arah tegangan sumber pada sisi primer.Untuk suatu transformator tidak berbeban, tidak ada arus yang mengalir pada belitan sekunder. Tetapi pada sisi primer akan mengalir arus yang disebut arus eksitasi untuk membangkitkan fluks bolak-balik pada transformator.c. Transformator berbebanTransformator yang dibebani, maka arus beban pada belitan akan menimbulkan fluks yang arahnya berlawanan fluks dengan arah fluks yang dihasilkan oleh arus eksitasi pada sisi primer. Hal ini akan mengurangi tegangan induksi pada belitan primer maupun sekunder sehingga menambah selisi tegangan sumber dan tegangan induksi pada belitan primer dan ini mengakibatkan arus yang besar akan mengalir pada belitan primer.Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban, maka pada kumparan tersebut akan mengalir arus.d. Transformator hubung singkatTransformator hubung singkat, jika sisi sekunder dihubungkan langsung (dihubung singkat) dengan penghantar dan pada sisi primer diberi suplay tegangan.. PERBAIKAN TRANSFORMATORTransformator yang rusak biasanya diganti dengan membeli transformator yang baru dengan sfesipikasi transformator yang sama, meskipun demikian sebenarnya transformator dapat diperbaiki/direparasi sendiri, layaknya peralatan listrik pada umumnya. Caranya dengan menggulung kembali transformator tersebut.Transformator yang rusak biasanya karena belitan putus karena adanya tekanan mekanis, tetapi pada umumnya karena transformator terbakar (terjadinya hubung singkat pada belitan transformator akibat panas yang berlebih). Pada kasus demikian koker pada transformator yang biasanya terbuat dari plastik telah meleleh atau rusak sehingga harus diganti.Proses reparasi sebuah transformator adalah sebagai berikut :1. Mencatat data transformator2. Membongkar kern3. Mengukur koker4. Mengukur diameter kawat email 5. Membuat koker baru 6. Menghitung jumlah lilitan pada tiap sisi 7. Menggulung/melilit kawat email pada koker8. Memasang kern9. Menyolder ujung-ujung kawat pada terminal10. Menguji transformator11. Mencelup transformator pada seerlack12. Mengeringkan transformatorSetelah ke-12 langkah tersebut maka transformator siap digunakan/difungsikan.a. Mencatat data transformatorData transformator yang dimaksud adalah besarnya tegangan pada setiap tap baik primer maupun sekunder, hal ini penting untuk perhitungan lilitan kelak.b. Membongkar kernLembaran kern dibuka satu persatu dengan hati-hati agar tidak rusak karena masih akan digunakan. Untuk memudahkan pada saat pemasangan kembali lembaran dengan model E dan model I dipisahkan tempatnya.c. Mengukur kokerMengukur panjang dan lebar koker, ukuran ini dibutuhkan untuk pembuatan koker baru.d. Mengukur diameter kawatKawat email pada gulungan primer dan sekunder harus diukur diameternya, agar tafo yang dibuat, spesifikasinya betul-betul sama dengan spesifikasi trafo yang digantikan terutama besaran arusnya.Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong atau dengan menggunakan mikrometer untuk pengukuran yang lebih akurat/teliti.e. Membuat koker baruJika koker tidak dapat diukur karena kondisi fisik (rusak misalnya meleleh) yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengukuran yang teliti, ukuran koker dapat ditentukan dengan mengukur kernnya.Misalnya P adalah panjang koker, L (lebar) koker adalah tinggi tumpukan kern, dan X adalah kedalaman koker.Berdasarkan ukuran dari kern maka proses perencanaan koker yang baru baik model dan ukurannya dapat dilakukan. f. Menghitung jumlah lilitanPerhitungan jumlah lilitan pada sisi primer dan sekunder dapat dilakukan dengan menghitung lilitan pervoltnya terlebih dahulu. Lilitan pervolt dapat dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan praktis yaitu :L/V = F Dimana A = P x L A Dimana :L/V = Lilitan pervoltF = Frekuensi (Hz)A = Luas koker (cm2)P = Panjang koker (cm)L = Lebar koker (cm)Catatan: Frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz + 6. Frekuensi dijumlahkan dengan 6 sebagai nilai toleransi.Setelah jumlah lilitan pervolt diketahui maka perhitungan jumlah lilitan pada setiap tap dapat dilakukan dengan mengalikan nilai nominal tegangan pada tiap tap, misalnya untuk tegangan 220 volt jumlah lilitannya adalah 220 x L/V.g. Menggulung/melilit kawat email pada kokerProses menggulung/melilit dapat dilakukan dengan cara manual (menggulung sambil menghitung jumlah lilitan). Cara kedua adalah dengan semi manual dengan menggunakan mesin/alat penggulung.Catatan: Sebelum menggulung koker dilapisi dengan kertas prespan, begitu juga antara belitan primer dan sekunder dan setelah semua gulungan selesai kembali dibungkus dengan kertas prespan.h. Memasang kernPemasangan kern dilakukan dengan cara selang seling dan berulang-ulang antara model E dan I (perhatikan gambar !)i. Menyolder ujung-ujung kawat pada terminalUjung-ujung kumparan setiap tap pada transformator yang telah digulung dirapikan dengan menyolder pada terminal-terminal yang telah disiapkan. Terminal tersebut biasanya dipasang permanen pada sisi-sisi koker.j. Menguji transformatorPengujian transformator dilakukan dengan dua cara yaitu:1. Pengujian tanpa tegangan, transformator diukur dengan menggunakan ohm meter, meliputi pengukuran antar lilitan primer dengan bodi, lilitan sekunder dengan bodi, dan litan primer dan sekunder. Hasil dari pengujian tersebut adalah ohm meter tidak menunjuk atau tidak boleh ada hubung singkat antara kedua belitan dan body serta antara belitan primer dan sekunder.2. Pengujian bertegangan, secara sederhana pengujian dilakukan dengan memberi suply tegangan nominal pada sisi primer dan mengukur besaran tegangan pada sisi sekunder. Pengujian yang lebih lengkap adalah dengan mengukur karakteristik transformator beban nol (tidak berbeban), transformator berbeban dan transformator hubung singkat (langkah dan cara pengujian transformator akan disajikan lebih lengkap pada bagian lampiran).k. Mencelup transformator pada seerlack Jika langkah pengujian transformator sudah dilaksanakan dan disimpulkan bahwa transformator baik maka selanjutnya adalah memberi cairan isolasi (seerlack/vernis). Pemberian seerlack dapat dilakukan dengan menyiramkan seerlack pada transformator ataupun dengan mencelup langsung transformator pada cairan seerlack.Jika pada proses pencelupan muncul gelembung-gelembung udara maka transformator diangkat dari dalam seerlack setelah gelembung-gelembung tersebut hilang.l. Mengeringkan transformatorTransformator yang telah diberi seerlack selanjutnya dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan dua cara yaitu cara komvensional dengan menjemur transformator (transformator dikeringkan dengan panas sinar matahari). Cara menjemur memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu agak lama.Cara yang lain adalah dengan menggunakan oven, transformator dimasukkan ke dalam oven pemanas cara ini membutuhkan waktu lebih pendek namun membutuhkan biaya tambahan.1. Analisa kerusakanDapat terdeteksi adanya penyimpangan, kelemahan atau ketidak lengkapan system yang merupakan petunjuk adanya kegagalan sebelum kegagalan yang sebenarnya terjadi, sehingga dapat dilakukan atau direncanakan perbaikan atau penggantian untuk mencegah terjadinya kegagalan.

2. Penggulungan kumparan ( Rewending) Penggulungan kumparan transformator terdiri dari du bagian yaitu penggulungan kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan trafo dirancang agar dapat menahan tegangan lebih dan tegangan impuls seperti dalam standart ( SPLN 50 : 1982) . Kumparan primer tegangan menengah terbuat dari PVF kawat tembaga enamel, sedangkan kumparan sekunder tegangan rendah umumnya terbuat dari kawat tembaga persegi berisolasi kertas ( Retangular) . Setiap lapisan kumparan berisi isolasi kertas dari kelas A, demikian pula dengan isolasi antara kumparan primer dan sekunder. Diantara lapisan kumparan disediakan celah-celah minyak ( Oil Duct) secukupnya untuk memperlancar sirkulasi minyak trafo melalui kumparan sehingga dapat menjamin pendinginan trafo dengan baik.

3. Purifiying oil trafo on line dan off lineProses purifier minyak trafo terdiri dari : - Proses pemanasan dengan heater- Proses vakum dengan pompa- Proses penyaringan dengan filterSetelah proses purifier minyak trafo diambil sample minyak untuk diperiksa tegangan tembusnya apabila tegangan tembusminyak sudah diatas standart maka proses purifier selesai.

4. Modifikasi tegangan trafo primer dan sekunder

5. Uji tegangan tembus minyak trafo

Tes ini dilakukan dengan mengambil sample minyak dalam tabung pengetesan yang didalamnya terdapat elektroda-elektroda bola dengan diameter 12, 5 mm dan jaraknya 2, 5 mm. Tegangan pengetesan dinaikkan secara bertahap dengan cara otomatis atau manual sampai terjadi lompatan listrik ( break down) antara kedua elektroda bola tersebut. Pengetesan dilakukan sebanyak lima kali dengan selang waktu 30 sampai 60 detik. Pengetesan dilakukan dua tahap yaitu sebelum dan sesudah purifier.Tes lain terhadap minyak trafo antara lain : - Tes kandungan air- Tes angka kenetralan- Tes warna ( nomor dan callohane) - Tes density

6. Test Transformer Turn Ratio ( TTR) Tujuan test ini adalah untuk memeriksa perbandingan transformasi belitan antara sisi tegangan tinggi dengan sisi tegangan rendah, serta memeriksa sektor groupnya. Kegagalan test turn ratio ini disebabkan antara lain kesalahan pada perencanaan ( V/ N) . Kesalahan jumlah perhitungan lilitan, kontak hubung yang tidak baik, adanya hubung singkat antara lilitan dan salah dalam penyambungan sadapan.

7. Uji beban penuh ( Hubung singkat) Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui rugi-rugi tembaga dan tegangan hubung singkat. Pada tes ini sisi tegangan rendah dihubung singkat dengan sisi tegangan tinggi dihubungkan dengan rangkaian pengetesa. Kegagalan tes hubung singkat disebabkan kontak hubung pada sisi tegangan tinggi atau tegangan rendah yang kurang baik sehingga menyebabkan panas yang dapat menaikkan rugi-rugi tembaga.

8. Uji tahanan isolasi kumparan ( Megger 5000 dan 10000 Volt) Pada tes ini yang perlu diukur adalah ketahanan isolasi antara tegangan tinggi ( TT) dengan tegangan rendah ( TR) , TT dengan masa, dan TR dengan masa.

9. Uji tegangan Lebih ( Induction) Tes ini dimaksudkan agar diketahui ketahanann isolasi antara lilitan dan isolasi antar kumparan. Besarnya tegangan yang diberikan dua kali tegangan nominal sedangkan frekwensinya 340 HZ dan waktunya ditahan 18 detik. Kegagalan dari pengujian ini disebabkan Karena isolasi gagal akibat adanya efek kulit sehingga timbul korona pada permukaan kawat penghantar yang menyebabkan rusaknya bahan isolasi.

10. Uji tegangan tembus ( 50 Kv)Perawatan dan Pemantauan Kondisi Transformator, kalo bahasa inggrisnya:"Transformer Condition Monitoring and Maintenance"...(kerenkan...?!! Tapi kita harus bangga pada bahasa sendiri...ya nggak?). Artikel ini untuk melengkapi artikel-artikel sebelumnya tentang transformator alias transformer alias trafo (terserah, mana yang anda pakai, kalo saya lebih suka menyebutnya Tr).

Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain: Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut. Memperpanjang masa pakai. Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian unit transformator.

Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah: Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi. Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection) Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.

Gambar 1.Perawatan Transformator

Komponen-Komponen Utama Transformator

untuk lebih jelasnya anda dapat membaca artikel sebelumnya, "Komponen-Komponen Transformator", tapi saya tampilkan sedikit mengenai komponen utamanya saja, yaitu: On-load tap changer (OLTC) Bushing Insulator / penyekat Gasket Sistem saringan / filter minyak isolasi Peralatan proteksi; Valves atau katup-katup relay Alat-alat ukur dan indikator-indikator

Peta Potensi Terjadinya Gangguan didalam Transformator

Gambar 2. Peta Potensi Gangguan didalam Transformator

Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi

Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan, antara lain:

1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi: Tegangan tembus (breakdown voltage) Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA) Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)

Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk mencegah terjadinya:(partial) discharges, Kegagalan thermal (thermal faults), Deteriorasi / pemburukan kertas isolasi/laminasi.

Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan ), kandungan air (water content), neutralisation number, interfacial tension, furfural analysis dan kandungan katalisator negatif (inhibitor content)

2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections) Kondisi fisik transformator secara menyeluruh. Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll. Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring),setiap 2 tahun.

Karakteristik Akibat Kegagalan Gas

Tabel 1. Karakteristik Akibat Kegagalan Gas

Rentang Waktu Pemeriksaan dan Analisa Minyak isolasi

Tabel 2. rentang waktu pemeriksaan minyak isolasi

Tindakan yang biasa dilakukan pada saat Pemeriksaan Teliti (Overhaul)

1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun. on-load tap changers oil filtering dan vacuum treatment relays dan auxiliary devices.

2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul) Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai. pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.

3. Analisa kimia analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)

4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan; power transformer bushings Transformator ukur (measurement transformator) breaker capacitors

Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang dilakukan meliputi;a. Doble measurementsb. PD-measurementc. Frequency Responce Analysis, FRAd. voltage tests

Penyebab Hubung Singkat didalam Transformator, antara lain:

Gangguan hubung singkat antar lilitan karena rusaknya laminasi. Perubahan kandungan gas H2, CH4, CO, C2H4 dan C2H2

**)Kegagalan pada lilitan dapat diperbaiki dengan penggulungan ulang atau rewinding