LAPORAN WAYANG KULIT

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1....................................................La tar Belakang Pelaksanaan tugas pembuatan laporan seni budaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kreativitas serta pengetahuan tentang seni dan budaya bagi siswa/siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan yang bermutu. Harapan utama dibuat tugas laporan seni budaya ini yaitu agar siswa/siswi lebih meningkatkan pengetahuan tentang kebudayaan-kebudayaan seni terutama karya seni jaman dahulu. Seperti kesenian tradisional, untuk mendeteksi perkembangan para siswa/siswi ini yaitu dengan cara membuat laporan seni budaya ini, jika laporan ini dibuat dengan benar, maka kemungkinan besar siswa/siswi tersebut memepunyai pengetahuan dankreatifitas lebih. 1.2....................................................Ma ksud dan Tujuan Untuk lebih meningkatkan kemampuan serta kreativitas para siswa/siswi dan menambah pengetahuan tentang seni, baik seni modern maupun tradisional. Serta untuk memenuhi tugas ujian akhir sekolah mata pelajaran Seni Budaya. 1

Transcript of LAPORAN WAYANG KULIT

Page 1: LAPORAN WAYANG KULIT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan tugas pembuatan laporan seni budaya ini dilaksanakan dalam

rangka peningkatan kreativitas serta pengetahuan tentang seni dan budaya bagi

siswa/siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi

pendidikan yang bermutu.

Harapan utama dibuat tugas laporan seni budaya ini yaitu agar siswa/siswi

lebih meningkatkan pengetahuan tentang kebudayaan-kebudayaan seni terutama

karya seni jaman dahulu. Seperti kesenian tradisional, untuk mendeteksi

perkembangan para siswa/siswi ini yaitu dengan cara membuat laporan seni budaya

ini, jika laporan ini dibuat dengan benar, maka kemungkinan besar siswa/siswi

tersebut memepunyai pengetahuan dankreatifitas lebih.

1.2 Maksud dan Tujuan

Untuk lebih meningkatkan kemampuan serta kreativitas para siswa/siswi dan

menambah pengetahuan tentang seni, baik seni modern maupun tradisional. Serta

untuk memenuhi tugas ujian akhir sekolah mata pelajaran Seni Budaya.

1

Page 2: LAPORAN WAYANG KULIT

BAB II

URAIAN UMUM

2.1 Sejarah Wayang Kulit

WAYANG salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling

menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran,

seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni

perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga

merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan,pemahaman filsafat, serta

hiburan.

Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan

budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-

abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang

populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu

Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak

mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah

asli Indonesia.

Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis

masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa

dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan

seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi

khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para

budayawan Indonesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk memperkuat konsep filsafat

bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar

jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.

Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche

Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan

keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian wayang

dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat

bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah

Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang.

2

Page 3: LAPORAN WAYANG KULIT

BAB III

PENJELASAN PENGAMATAN

3.1 Wayang kulit

adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang

berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit

dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh

wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan

tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di

balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya

disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang

berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.

Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan

akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan

Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa

juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7

November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita

narasi dan warisan yang indah dan berharga. Wayang kulit lebih populer di Jawa

bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa

Barat.

3.2 Cara pembuatan

Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses memjadi

kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit

lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi

berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat

terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil,

besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.

Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran

yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-

bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan

siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau

3

Page 4: LAPORAN WAYANG KULIT

sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna

kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya

umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau

bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang

menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama

dibandingkan dengan yang bront.

3.3 Filosofi wayang kulit

Seni pewayangan yang merupakan seni pakeliran dengan tokoh utamanya Ki

Dalang adalah suatu bentuk seni gabungan antara unsur seni tatah sungging (seni

rupa) dengan menampilkan tokoh wayangnya yang diiringi dengan gending/irama

gamelan, diwarnai dialog (antawacana), menyajikan lakon dan pitutur/petunjuk hidup

manusia dalam falsafah.

Seni pewayangan dapat digelar dalam bentuk Wayang Kulit Purwa, dilatar-

belakangi layar/kelir dengan pokok cerita yang sumbernya dari Mahabharata dan

Ramayana, berasal dari India. Namun ada juga pagelaran wayang kulit purwa dengan

lakon cerita yang di petik dari ajaran Budha, seperti cerita yang berkaitan dengan

upacara ruwatan (pensucian diri manusia). Pagelaran wayang kulit purwa biasanya

memakan waktu semalam suntuk.

Semasa Sri Susuhunan X di Solo didirikan tempat pementasan Wayang Orang,

yaitu di Sriwedari yang merupakan bentuk pewayangan panggung dengan pemainnya

terdiri dari orang-orang yang memerankan tokoh-tokoh wayang. Baik cerita maupun

dialognya dilakukan oleh masing-masing pemain itu sendiri. Pagelaran ini

diselenggarakan rutin setiap malam. Bentuk variasi wayang lainnya yaitu wayang

Golek yang wayangnya terdiri dari boneka kayu.

Seniman cina yang berada di Solo juga kadang menggelar wayang golek cina

yang disebut Wayang Potehi. Dengan cerita dari negeri Cina serta iringan musiknya

khas cina.

Ada juga Wayang Beber yang dalam bentuknya merupakan lembaran kain

yang dilukis dan diceritakan oleh sang Dalang, yang ceritanya berkisar mengenai

Keraton Kediri, Ngurawan, Singasari (lakon Panji).

Wayang Klitik adalah jenis pewayangan yang media tokohnya terbuat dari

kayu, ceritanya diambil dari babat Majapahit akhir (cerita Dhamarwulan).

Dulu terkadang “wong Jowo” memanfaatkan waktu senggangnya membuat wayang

4

Page 5: LAPORAN WAYANG KULIT

dari rumput, disebut Wayang Rumput. Orang jawa mempunyai jenis kesenian

tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini dan mampu menyentuh hati

sanubari dan menggetarkan jiwa, yaitu seni pewayangan. Selain sebagai alat

komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa

merupakan sibolisme pandangan-pandangan hidup orang jawa mengenai hal-hal

kehidupan.

Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-

teori umum tentang manusia, melainkan model-model hidup dan kelakuan manusia

digambarkan secara konkrit. Pada hakekatnya seni pewayangan mengandung

konsepsi yang dapat dipakai sebagai pedoman sikap dan perbuatan dari kelompok

sosial tetentu.Konsepsi-konsepsi tersebut tersusun menjadi nilai nilai budaya yang

tersirat dan tergambar dalam alur cerita-ceritanya, baik dalam sikap pandangan

terhadap hakekat hidup, asal dan tujuan hidup, hubungan manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan lingkungannya serta hubungan manusia jawa dengan

manusia lain.Pertunjukkan wayang terutama wayang kulit sering dikaitkan dengan

upacara adat: perkawinan, selamatan kelahiran bayi, pindahan rumah, sunatan, dll,

dan biasanya disajikan dalam cerita-cerita yang memaknai hajatan dimaksud,

misalnya dalam hajatan perkawinan cerita yang diambil “Parto Krama” (perkawinan

Arjuna), hajatan kelahiran ditampilkan cerita Abimanyu lahir, pembersihan desa

mengambil cerita “Murwa Kala/Ruwatan”

5

Page 6: LAPORAN WAYANG KULIT

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah saya menguaraikan bab demi bab tentang sejarah wayang kulit

Cirebon, saya menyimpulkan bahwa wayang kulit Cirebon dapat memberikan sejarah

yang bernilai tinggi serta meningkatkan seni maupun budaya di Kota Cirebon.

4.2 Saran

Bagi para siswa/siswi marilah kita lebih meningkatkan ilmu tentang nilai seni

dan nilai kebudayaan tradisional mapun modern untuk menjadi lebih baik.

6

Page 7: LAPORAN WAYANG KULIT

LAMPIRAN - LAMPIRAN

7