laporan uji urin
-
Upload
okky-oktafiani -
Category
Documents
-
view
52 -
download
1
description
Transcript of laporan uji urin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air seni atau urin berisi berbagai zat limbah yang dikeluarkan dari
tubuh. Namun, selain membuang limbah, urin juga berisi informasi
mengenai apa yang terjadi di tubuh. Urin yang mengandung glukosa, terlalu
banyak protein, atau zat lainnya dapat menjadi pertanda masalah kesehatan.
Urin dapat dievaluasi dari penampilan fisiknya, kandungan zat kimia dan zat
mikroskopik di dalamnya. Sedemikian banyak informasi yang dapat kita
peroleh dari urin sehingga ada lebih dari 100 tes yang berbeda dapat
dilakukan pada urin.
Pada umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat-zat yang
seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya, protein, zat gula, bakteri,
kristal-kristal tertentu dalam jumlah yang besar. Tes urine juga digunakan
untuk mendeteksi kehamilan serta zat-zat narkoba.
Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banyak, antara
lain penyakit ginjal, diabetes (kencing manis), gangguan hati (lever),
eklampsia (pada wanita hamil), dan beberapa lagi lainnya.
B. Dasar Teori
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah
nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan
sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit
(Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat,
vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah
kristal kapur dsb).
1
Urin normal memiliki kisaran pH antara 5-7 sehingga bisa disebut
sedikit asam. Hal ini bergantung pada konsumsi makanan. Urin lebih asam
jika banyak mengkonsumsi protein, sebaliknya bagi vegetarian urin akan
bersifat basa. Untuk mengukurnya bisa digunakan kertas indikator universal
dan mencocokkannya dengan warna standar pH.
Jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara
medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar
dari tubuh. Hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri
akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan
menghasilkan bau yang khas terutama bau amonia yang dihasilkan dari
urea. Inilah yang sering kita sebut bau pesing.
Bau urin dapat bervariasi karena kandungan asam organik yang
mudah menguap. Diantara bau yang berlainan dari normal seperti: bau oleh
makanan yang mengandung zat-zat atsiri seperti jengkol, petai, durian,
asperse dll. Bau obat-obatan seperti terpentin, menthol dsb, Bau amoniak
biasanya terjadi kalau urin dibiarkan tanpa pengawet atau karena reaksi oleh
bakteri yang mengubah ureum di dalam kantong kemih.Bau keton sering
pada penderita kencing manis, dan bau busuk sering terjadi pada penderita
keganasan (tumor) di saluran kemih.
Uji kandungan glukosa dalam urin.
Seharusnya dalam urin tidak lagi ada glukosa. Jika ada maka inilah
indikator penderita diabetes melitus. Ada tidaknya glukosa dapat diuji
dengan menambahkan benedict pada urin. Kemudian memanaskannya.
Uji kandungan protein dalam urin.
Untuk menguji kandungan protein dalam urin, urin ditambahkan
dengan biuret dan diamati perubahan warnanya. Urin akan berwarna ungu
jika mengandung protein.
2
Uji kandungan klorida dalam urin.
Untuk mengujinya, urin diteteskan AgNO3. Urin yang semula
berwarna kuning berubah menjadi putih keruh. Pada dasar tabung reaksi
juga terdapat endapan tipis. Sehingga dapat dikatakan urin mengandung
klorida dan masih termasuk dalam jumlah normal. Persamaan reaksinya:
2 NaCl + AgNO3 -> NaNO3 + AgCl
C. Hipotesis
Dari warna urin yang akan diuji terlihat sedikit pekat, sehingga
menurut kesimpulan kasat mata membutuhkan pengetesan lebih lanjut untuk
membuktikan kesehatan pemilik urin.
3
BAB II
PENGAMATAN
A. Tujuan
1. Menguji kandungan khlor dalam urin
2. Menguji kandungan glukosa dalam urin
3. Menguji kandungan protein dalam urin
4. Membuktikan kandungan urea dalam urin
5. Menguji pH urin
B. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Lampu spiritus
4. Gelas baker
5. Pipet tetes
6. Indikator universal
7. Rak tabung reaksi
C. Bahan
1. Urin
2. Larutan glukosa
3. Larutan protein
4. Larutan AgNO3
5. Reagen benedict
6. Reagen biuret (NaOH dan CuSO4)
7. Glucotest
4
D. Cara kerja
1. Dibuat larutan standar dalam tabung reaksi :
a. Larutan glukosa +16 tetes reagen benedict dan dimasukkan ke dalam
gelas baker yang berisi air mendidih, ditunggu sampai warnanya
berubah menjadi merah bata.
b. Larutan protein +8 tetes NaOH +8 tetes CuSO4 ditunggu sampai
berubah warnanya menjadi ungu.
2. Urin diambil dengan gelas baker, kemudian diukur pH-nya dengan
indikator universal, dan diukur kandungan glukosanya secara kualitatif
dengan glucotest.
3. Urin tersebut dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi :
a. Urin + 16 tetes reagen benedict, dan dimasukkan ke dala gelas baker
yang berisi air mendidih, diamati perubahan warna yang terjadi.
b. Urin + 8 tetes NaOH + 8 tetes CuSO4 , diamati perubahan warna yang
terjadi.
c. Urin + 8 tetes AgNO3, diamati perubahan yang terjadi. Jika terjadi
endapan berwarna putih berarti urin tersebut mengandung khlor.
d. Urin dimasukkan ke dalam gelas baker yang berisi air mendidih,
diamati bau uap (NH3) yang terbentuk dari urin tersebut.
E. Hasil Pengamatan
Tabung
ReaksiPerlakuan Hasil Pengamatan
1Ditambahkan benedict lalu direbus
selama 7 menit
Urin berubah menjadi kuning
kecoklatan dan terdapat endapan
putih (garam dan urea)
2Ditambahkan AgNO3 lalu diperhatikan
perubahannya
Urin berubah menjadi kuning
keruh dan terdapat endapan
3Ditambahkan biuret lalu diperhatikan
perubahannyaBerubah menjadi bening
4 Direbus selama 7 menit lalu Berbau pesing
5
F. Pembahasan
1. Urine ditambahkan 16 tetes reagen benedict, dan dimasukkan ke dalam
gelas baker yang berisi air mendidih, ditunggu selama 7 menit, berikut
hasil perubahan warna yang terjadi.
Gambar
Ini menandakan bahwa urine tidak mengandung glukosa. Karena urine
yang mengandung glukosa akan berwarna merah bata. Dan endapan yang
terbentuk menunjukkan garam dan urea.
2. Urine ditambahkan 8 tetes CuSO4 dan dimasukkan ke dalam gelas baker
yang berisi air mendidih, ditunggu selama 7 menit, berikut hasil perubahan
warna yang terjadi.
Gambar
Hal ini menandakan bahwa urine tidak mengandung protein. Karena urine
yang mengandung protein akan berwarna ungu.
3. Hasil pengukuran Ph dengan indikator universal.
Gambar
Menunjukkan bahwa urine mempunyai pH 5 dan bersifat asam.
4. Urine ditambahkan 8 tetes AgNO3 terdapat endapan putih. Hal ini
menandakan bahwa urine tersebut mengandung Cl.
5. Urine diasukkan ke dalam gelas baker yang berisi air mendidih, uap urine
akan berbau pesing. Hal ini dikarenakan adanya kandungan NH3 (amonia).
6. Pengukuran kanungan glukosa dalam urn menggunakan glucotest.
Gambar
Berwarna hijau, menunjukkan kandungan glukosa dalam urin normal.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urin yang diuji merupakan urin yang sehat karena tidak mengandung
protein dan glukosa, serta pH-nya dalam kisaran yang normal. Di dalam urin
yang diuji pun mengandung khlor (Cl) dan amonia (NH3).
B. Saran
Jagalah kesehata ginjal dengan melakukan beberapa cara berikut :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Perbanyaklah minum air putih
3. Kurangi mengkonsumsi makanan yang manis
7
DAFTAR PUSTAKA
Femina. 2012. Kegunaan Tes Urine.
http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/kegunaan.tes.urine/005/005/226 . 1
Maret 2013.
Nugroho, Adi Purwo. 2012. Uji Kandungan Urin Manusia. http://pur3lya-
15april.blogspot.com/2012/07/uji-kandungan-urin-manusia.html. 1 Maret 2013.
8