Laprak Uji Keton Dalam Urin

6
Uji keton dalam urin 1.Tujuan Untuk mengetahui adanya zat zat keton dalam urin 2. Alat dan Bahan Antara lain: sampel urin Kristal ammonium sulfat Natrium nitroprusida Amonium hidroksida pekat larutan aseton 1% aquades tabung reaksi 3 buah rak tabung reaksi sendok pipet 3. Cara Kerja a. siapkan semua alat dan bahan b. taruh ketiga sampel tersebut (5ml urin, larutan aseton 1% 5ml, aquades 5ml) pada tabung reaksi. Ingat, satu sampel satu tabung c. tambahkan ketiga sampel tadi dengan Kristal amonium sulfat sampai jenuh

description

laporan praktikum uji keton dalam urin pagi yang diambil dari sampel acak

Transcript of Laprak Uji Keton Dalam Urin

Page 1: Laprak Uji Keton Dalam Urin

Uji keton dalam urin

1.Tujuan

Untuk mengetahui adanya zat zat keton dalam urin

2. Alat dan Bahan

Antara lain:

sampel urin Kristal ammonium sulfat

Natrium nitroprusida Amonium hidroksida pekat

larutan aseton 1% aquades

tabung reaksi 3 buah rak tabung reaksi

sendok pipet

3. Cara Kerja

a. siapkan semua alat dan bahan

b. taruh ketiga sampel tersebut (5ml urin, larutan aseton 1% 5ml, aquades 5ml) pada tabung

reaksi. Ingat, satu sampel satu tabung

c. tambahkan ketiga sampel tadi dengan Kristal amonium sulfat sampai jenuh

d. tambahkan 2-3 tetes natrium nitroprusida dan 2ml amonium hidroksida pekat melalui dinding

tabung pada ketiga sampel tadi

e. aduk ketiga sampel tersebut dan lihat hasilnya

4. Hasil Pengamatan

Sampel Urin Aseton 1% Akuades

Page 2: Laprak Uji Keton Dalam Urin

Hasil Terdapat cincin warna

orange kekuningan (-)

Terdapat kompleks warna putih (-)

Tetap bening, tidak ada

perubahan warna (-)

Gambar

Kesimpulan:

Dari ketig percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel tersebut tidak

menghasilkan komplek warna ungu yang menandakan adanya kandungan keton, ketiganya bisa

dikatakan negative (-) mengandung keton. Tetapi berdasarkan teori, dalam larutan aseton 1%

seharusnya membentuk kompleks warna ungu (+), sedangkan dalam percobaan di atas larutan

aseton bernilai negative (-). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lamanya waktu pencampuran.

5. Dasar Teori

Page 3: Laprak Uji Keton Dalam Urin

Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam

β-hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asamlemak yang

berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat d i g u n a k a n

u n t u k m e n g h a s i l k a n e n e r g i y a n g d i s e b a b k a n o l e h :

g a n g g u a n metabolisme karbohidrat (missal diabetes mellitus yang tidak terkontrol), kurangnya

a s upan ka rboh i d ra t ( ke l apa ran , d i e t t i dak s e i mbang : t i ngg i l ema k –

r endah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal),

atau gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk

dibakar.

Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehinggadapat

menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan

asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50

mg/dl.Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin. Namun,

kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum, kemudian  baru urin. Ketonuria

(keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda keton yangdijumpai di urine terutama adalah aseton

dan asam asetoasetat.

Uji badan keton dengan menggunakan Rothera’s test biasanya dilakukan untuk menegakan

diagnosis penyakit Diabetes Mellitus. Biasanya pengujian dilakukan dengan menggunakan tambahan natrium

nitroprusida. Natriun nitroprussida dalam suasana alkalis dapat mereduksi aseton dan asam

as e toa se t a t m enghas i l kan wa rna ungu . Te s i n i s anga t pe ka t e rha dap a s e ton

dan asetoasetat, namun tidak dapa t digunakan untuk mendeteksi asam beta hidroksibutirat. Maka, dalam

pengujian ini, jika didapatkan kompleks warna ungu pada sampel maka hasilnya positif, jika tidak maka

negative.

Uj i ke t on pos i t i f da pa t d i j umpa i pada : As idos i s d i a be t i c

( ke toa s i dos i s ) , kelaparan atau malnutrisi, diet rendah karbohidrat, berpuasa,

muntah yang berat,  pingsan akibat panas, kematian janin. Pengaruh obat : asam askorbat,

senyawalevodopa, insulin, isopropil alkohol, paraldehida, piridium, zat warna yang digunakan

untuk berbagai uji (bromsulfoftalein dan fenosulfonftalein).

Page 4: Laprak Uji Keton Dalam Urin

Tidak adanya perubahan warna menjadi ungu menandakan hasil negative.Hasil negative

artinya urin sampel tidak mengandung aseton dan asetoasetat. Hasilini tidak dapat

memastikan sampel tidak menderita Diabetes Mellitus, karena aseton terbanyak

yang diproduksi tubuh adalah asam beta hidroksibutirat yang tidak dapat diuji pada tes

ini.Selain itu terdapat juga beberapa faktor-faktor pengganggu yang dapat

mempengruhi hasil tes yaitu Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak

dapatmenyebabkan temuan positif palsu. Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama

dapat menyebabkan hasil uji negaif palsu. Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan

asam asetoasetat.

DAFTAR PUSTAKA

Murray, R. F., 2008.Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran EGC: JakartaPoedjadi, A. 2009.Dasar-Dasar Biokimia.UI Press: Jakarta.PKFK UGM. 2002.Tuntunan Praktikum Patologi Klinik; Analisis Urin: LaboratoriumPatologi klinik FK UGM: Yogyakarta.WHO. 2000,Guidelines on Standard Operating Procedures For Clinical Chemistr y,regional Office for South-East Asia: New Delhi.