Laporan Tutorial Trigger 2

download Laporan Tutorial Trigger 2

of 10

Transcript of Laporan Tutorial Trigger 2

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    1/10

    Forensik dan Medikolegal

    Trigger 2 : Dokter Asusil

    Nona L, berusia 18 tahun bersama temannya pergi ke dokter untuk meminta surat

    keterangan sehat pada dokter asusil sebagai sarat untuk melanjutkan sekolahnya ke PT. Pada

    pemeriksaan dokter asusil memeriksa mata dengan senter, kemudian memeriksa dengan

    stetoskop pada dada, perut. Kemudian melakukan palpasi pada pada dada/mammae dan terus ke

    perut bagian bawah. aduh pak sakit, dokter asusil melakukan pemeriksaan ini dengan sikap

    seakan akan serius dalam pemeriksaan, tanpa menimbulkan rasa curiga pada pasien yang sedang

    diperiksa.

    Sewaktu pulang dari pemeriksaan, ketika ditanya Nona L tidak mau menjawab. Ketika di

    tanya lagi, ia menjawab bahwa dokter telah menggerayangi badannya dan memasukkan jari

    tangan ke alat vitalnya tanpa sarung tangan .

    Pengakuan Nona L, mendorong kakaknya mengantar ke dokter spesialis kandungan

    dengan alasan kenapa alat vital adiknya terasa nyeri. Dalam pemeriksaan dokter mengatakan

    bahwa keperawanannya cacat, tetapi belum sampai merusak dasar hymennya.

    STEP I CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

    1. Hymen : selaput dara yang terdapat pada alat vital wanita.

    STEP II DEFINE THE PROBLEMS

    1. Bagaimana prosedur pemeriksaan yang baik dan benar dari tes kesehatan ?

    2. Jenis visum apakah yang dikeluarkan pada kasus di trigger ?

    3. Apakah ada kaitan pelanggaran yang dilakukan dokter asusil terhadap etika kedokteran

    dan sumpah profesi ?

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    2/10

    2

    4. Tuntutan hukum apa yang diberikan kepada dokter yang melakukan pelanggaran

    tindakan asusila ?

    STEP III HYPOTHESIS

    1. Prosedur pemeriksaan kesehatan :

    a. Tinggi badan

    b. Berat badan

    c. Mata (visus mata dan tes buta warna )

    d. THT

    e. Gigi dan mulut

    f. Vital sign (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan)

    g. Reflex

    2. Visum kejahatan asusila.

    3. Ada kaitannya, yaitu dokter melakukan tindakan asusila diluar batas profesinya.

    4. Hukum pidana.

    STEP IV ARRANGE EXPLANATION

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

    Surat keterangan sehat

    Nona L

    Prosedur pemeriksaan kesehatan yang

    benar

    (sesuai dengan hukum dan KODEKI)

    Prosedur pemeriksaan kesehatan yang

    salah

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    3/10

    3

    STEP V LEARNING OBJECTIVE

    Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :

    1. Undang-undang atau KODEKI yang mengatur tentang pelanggaran HAM dan kejahatan

    asusila.

    2. Prosedur pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan UU dan KODEKI.

    3. Pelanggaran yang dilakukan oleh dokter yang tidak sesuai dengan UU dan KODEKI.

    4. Prosedur kerja penyidik, MKEK, MKDK dalam menangani tindak asusila.

    EXPLANATION

    1. Undang-undang atau KODEKI yang mengatur tentang pelanggaran HAM dan

    kejahatan asusila.

    Undang-undang

    HAM (UU no 39 tahun 1999 pasal 1 Ayat 1 ):

    seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk

    Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

    tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi

    kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

    Hak-hak yang terdapat dalam UU no 39 tahun 1999 tentang HAM :

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

    Tindakan asusila

    Pelanggaran hukum atau KODEKI

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    4/10

    4

    1. Hak untuk hidup

    Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf

    kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin serta

    memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.

    2. Hak berkelurga dan melanjutkan keturunan

    Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

    perkawinan yang syah atas kehendak yang bebas.

    3. Hak mengembangkan diri

    Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara

    pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

    4. Hak memperoleh keadilan

    Setiap orang, tanpa iskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan

    mengajukan pemohonan, pengaduan dan gugatan, baik dalam perkara pidana,

    perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dantidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang

    objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh keputusan yang adil dan

    benar.

    5. Hak atas kebebasan pribadi

    Tidak seorangpun dapat diperbudak, atau diperhamba atau diperdagangkan baik

    wanita atau anak-anak, objek penelitian (tanpa persetujuannya). Setiap orang berhak :

    memeluk agamanya masing-masing, memilih keyakinan politiknya, bebas keluarkan

    pendapat, berkumpul, berserikat untuk maksud damai; memiliki, memperoleh,

    mengganti atau mempertahankan status kewarganegaraannya; bebas bergerak,

    berpindah tempat tinggal dalam wilayah Republik Indonesia.

    6. Hak atas rasa aman

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    5/10

    5

    7. Hak atas kesejahteraan

    8. Hak turut serta dalam pemerintahan

    9. Hak wanita

    10. Hak anak

    Pelanggaran HAM (pasal 1 ayat 6 UU no 39 tahun 1999):

    Setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat Negara baik

    disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum

    mengurangi, mengahalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau

    kelompok orang yang dijamin oleh UU dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak

    akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme

    hukum yang berlaku.

    KODEKI

    Terdapat pada pasal 1 dan pasal 3 kewajiban umum.

    a. Pasal 1

    Seorang dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan

    sumpah dokter.

    b. Pasal 3

    Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak bolehdipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.

    2. Prosedur pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan UU dan KODEKI

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    6/10

    6

    Persetujuan tindakan kedokteran/kedokteran gigi (informed consent).

    Setiap tindakan kedokteran/gigi yang akan dilakukan oleh dokter/gigi terhadap pasien

    arus mendapatkan persetujuan (UU no. 29/2004 pasal 45, ayat (1)

    3. Pelanggaran yang dilakukan oleh dokter yang tidak sesuai dengan UU dan KODEKI.

    Pelanggaran yang dilakukan oleh dokter yang tidak sesuai dengan undang-undang dan

    KODEKI

    I. Pelanggaran etik murni

    1. Menarik imbalan yang tidak wajar atau menarik imbalan jasa dari keluarga

    sejawat dokter dan dokter gigi.

    2. Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya

    3. Memuji diri sendiri didepan pasien

    4. Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan

    5. Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri

    II. Pelanggaran etikolegal

    1. Pelayanan kedokteran dibawah standar

    2. Memberikan surat keterangan palsu

    3. Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan dokter

    4. Abortus provokatus

    5. Pelecehan seksual

    Dari segi hukum, pengertian perbuatan cabul (pelecehan seksual) adalah

    perbuatan yang sengaja dilakukan untuk membangkitkan nafsu birahi atau nafsu

    seksual diluar perkawinan termasuk persetubuhan. Dalam KUHP secara rinci

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    7/10

    7

    terdapat pasal-pasal tentang sanksi terhadap kejahatan kesusilaan, yaitu sebagai

    berikut :

    a. Barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa

    seorang wanita yang bukan istrinya, bersetubuh dengan dia (pasal 285

    KUHP), hukuman maksimum 12 tahun.

    b. Barang siapa yang bersetubuh dengan wanita yang ukan istrinya, padahal

    diketahui wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya (pasal 286

    KUHP), hukuman maksimum 9 tahun

    c. Barang siapa yang bersetubuh dengan wanita yang ukan istrinya, padahal

    diketahuinya atau patut disangkanya umur wanita itu belum cukup 15 tahun

    atau belum pantas dikawini (pasal 287 KUHP), hukuman maksimum 9 tahun

    d. Pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang penjagaannya

    dipercayakan atau diserahkan kepadanya (pasal 294 KUHP), hukuman

    maksimum 7 tahun

    e. Pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara,

    tempat pekerjaan Negara, tempat pendidikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah

    sakit jiwa atau lembaga sosial yang melakukan perbuatan cabul dengan orang

    yang dimasukkan kedalamnya (pasal 294 KUHP), hukuman maksimum 7

    tahun.

    Sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran etik kedokteran bergantung pada berat

    ringannya pelanggaran etik tersebut :

    1. Teguran atau tuntutan secara lisan atau tulisan

    2. Penundaan kenaikan gaji atau pangkat

    3. Penurunan gaji atau pangkat setingkat lebih rendah

    4. Dicabut izin praktek dokter untuk sementara atau selamanya

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    8/10

    8

    5. Pada kasus etikolegal diberikan hukuman sesuai perturan kepegawaian yang berlaku

    dan diproses ke pengadilan

    Prosedur penanganan pelanggaran etik kedokteran

    Untuk melancarkan penatalaksanaan pelanggaran etik maka departemen kesehatan

    dengan Permenkes Nomor 554/Menkes/PER/XII/1982 membentuk Panitia Pertimbangan

    dan Pembinaan Etik Kedokteran (P3EK),yang bertugas :

    a. Memberi pertimbangan tentang etik kedokteran kepada mentri.

    b. Membina dan mengembangkan secara aktif KODEKI atau KODEKGI dengan

    bekerjasama dengan IDI dan PDGI .

    c. Memberi pertimbangan dan usul kepada pejabat yang berwenang dibidang kesehatan.

    d. Menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh P3EK propinsi.

    e. Menyelesaikan rujukan terakhir dalam permasalahan pelanggran etik kedokteran atau

    etik kedokteran gigi.

    f. Mengadakan konsultasi dengan instansi penegak hukum dan instansi lain yang

    berkaitan.

    Pada tahun 1985 rapat kerja anatara P3EK,MKEK,dan MKEKG telah mengahsilkan

    pedoman kerja yang menyangkut para dokter antara lain sbb:

    a. Pada prinsipnya semua masalah yang menyangkut pelanggaran etik diteruskan

    terlebih dahulu kepada MKEK.

    b. Masalah etik murni diselesaikan oleh MKEK.

    c. Masalah yang tidak murni etik serta masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh

    MKEK dirujuk ke P3EK provinsi.

    d. Dalam sidang MKEK atau P3EK untuk pengambilan keputusan,Badan Pembela

    Anggota IDI dapat mengikuti persidangan jika dikehendaki oleh yang

    bersangkutan(tanpa hak dalam mengambil keputusan).

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    9/10

    9

    e. Masalah yang menyangkut profesi dokter atau dokter gigi akan ditangani bersama

    oleh MKEK dan MKEKG terlebih dahulu sebelum diteruskan ke P3EK apabila

    diperlukan.

    f. Untuk kepentingan pencatatan,tiap kasus pelanggaran etik kedokteran serta

    penyelesaiannnya oleh MKEK dilaporkan ke P3EK provinsi.

    Tugas P3EK Provinsi adalah:

    Menerima dan member pertimbangan tentang persoalan dalam bidang etik profesi

    diwilayahnya kepada Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi,mengawasi

    pelaksanaan kode etik dalam wilayahnya,mengadakan konsultasi dengan instansi

    penegak hokum dan instansi lain yang berkaitan member nasehat kepada dokter dan

    dokter gigi,membinan dan mengembangkan secra efektif kode etik profesi dan

    member pertimbangan serta usul-usul kepada pejabat yang berwenang dibidang

    kesehatan dalam wilayah provinsi.

    Tugas MKDKI

    Menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokteryang diajukan.

    Menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter.

    Pedoman penilaian kasus-kasus pelanggaran etika kedokteran.

    Pancasila

    Prinsip dasar moral umumnya.

    Ciri dan hakkat pekerjaan profesi

    LSDI

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL

  • 7/28/2019 Laporan Tutorial Trigger 2

    10/10

    10

    Tradisi luhur kedokteran

    KODEKI

    Hukum kesehatan

    Hak dan kewaiban terkait

    Hak dan kewajiban pasien

    Pendapat rata-rata masyarakat kedokteran

    Pendapat pakar-pakar dan praktisi kedokteran yang senior

    Selanjutnya MKEK menggunakan pula beberapa pertimbangan berikut.

    Tujuan spesifik yang ingin dicapai

    Manfaatnya bagi ksembuhan umum

    Manfaatnya bagi kesejahteraan umum

    Penerimaan pasien terhadap tindakan itu

    Preseden tentang tindakan semacam itu

    Standar pelayanan medic yang berlaku

    MODUL FORENSIK. TRIGGER 2 : DOKTER ASUSIL