Laporan Tutorial Skenario 4 Orofacial Pain

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri dikatakan sebagai salah satu tanda alami dari suatu penyakit yang paling pertama muncul dan menjadi gejala yang paling dominan diantara pengalaman sensorik lain yang dinilai oleh manusia pada suatu penyakit. Nyeri sendiri dapat diartikan sebagai suatu pengalaman sensorik yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan suatu kerusakan jaringan atau hanya berupa potensi kerusakan jaringan. (1) Walaupun ketidaknyamanan dari suatu nyeri, nyeri dapat diterima oleh seorang penderitanya sebagai suatu mekanisme untuk menghindari keadaan yang berbahaya, mencegah kerusakan lebih jauh, dan untuk mendorong proses suatu penyembuhan. Nyeri membuat kita menjauhkan diri dari hal berbahaya yang dapat menyebabkan stimulus noksius yaitu akar dari suatu nyeri. (2) Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 4, yaitu a. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor

description

orofacial

Transcript of Laporan Tutorial Skenario 4 Orofacial Pain

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangNyeri dikatakan sebagai salah satu tanda alami dari suatu penyakit yang paling pertama muncul dan menjadi gejala yang paling dominan diantara pengalaman sensorik lain yang dinilai oleh manusia pada suatu penyakit. Nyeri sendiri dapat diartikan sebagai suatu pengalaman sensorik yang tidak mengenakkan yang berhubungan dengan suatu kerusakan jaringan atau hanya berupa potensi kerusakan jaringan. (1)Walaupun ketidaknyamanan dari suatu nyeri, nyeri dapat diterima oleh seorang penderitanya sebagai suatu mekanisme untuk menghindari keadaan yang berbahaya, mencegah kerusakan lebih jauh, dan untuk mendorong proses suatu penyembuhan. Nyeri membuat kita menjauhkan diri dari hal berbahaya yang dapat menyebabkan stimulus noksius yaitu akar dari suatu nyeri. (2)Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 4, yaitu a. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptorb. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf.c. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan d. Nyeri psikologik, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari (3)Walaupun perbedaan antara nyeri secara umum dan nosisepsi telah diketahui orang yang mendalami ilmu nyeri, penulis penelitian terkadang masih menganggap nyeri sebagai sinonim dari nosisepsi. Nosisepsi mengandung pengertian deteksi dari kerusakan jaringan oleh aktivasi nosiseptor dan transmisi sinyalnya ke dalam sistem saraf, sedangkan nyeri secara umum merupakan suatu fenomena yang kompleks berupa pengalaman tidak nyaman yang berhubungan dengan trauma jaringan. Nosisepsi terjadi tanpa disadari begitu terpapar oleh stimulus sedangkan timbulnya nyeri tidak pernah lepas dari kesadaran yang mempunyai manifestasi sensorik, emosional, dan kognitif. (3)

1.2Skenario Siska ,18 tahun ,datang ke RSGM untuk memeriksakan rongga mulutnya yang sariawan pada anamnesa diketahui bahwa sariawan sering terjadi hampir setiap bulan ,apalagi kalau capek capek .penderita mengkonsumsi vitamin C, akan tetapi sariawan selalu muncul kembali .pada pemeriksaan klinis diketahui bahwa ada sariawan di mukosa labial dan mukosa bukalnya selain diberi pengobatan ,juga disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat yang menjaga kebersihan rongga mulutnya agar mukosa rongga mulutnya llebih tahan terhadap bakteri.dijelaskan juga bahwa rongga mulut merupakan bagian pertama yang terpapar oleh benda apapun sebelum masuk tubuh.oleh karena itu bila ada benda asing masuk di rongga mulut ,maka mukosa dirongga mulut akan melakukan perlawanan yang salah satu caranya dengan memfagosit benda asing tersebut .Akibatnya bila daya tahan rongga mulut tidak baik, rongga mulut akan terluka yang menyebabkan sariawan .1.3Rumusan MasalahDari latar belakang dan skenario diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:1. Bagaimana klasifikasi nyeri dan definisi 2. Apa saja faktor penyebab nyeri3. Bagaimana mekanisme nyeri4. Bagaimana mekanisme nyeri alih atau referred pain 5. Bagaimana control pain 1.4Tujuan PembelajaranDari beberapa hal diatas, tujuan pembelajaran yang ingin kami capai, antara lain sebagai berikut:1. Mampu memahami dan menjelaskan mekanisme nyeri.2. Mampu memahami dan menjelaskan mekanisme nyeri alih atau referred pain3. Mampu memahami dan menjelaskan control pain4. Mampu memahami dan menjelaskan faktor penyebab nyeri5. Mampu memahami dan menjelaskan orofacial pain (klasifikasi dan mekanisme )

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

nyeri adalah kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (azimul H, A. Aziz, 2009)nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya. (M.Coffey, 1979)nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang dapat terkati dengan kerusakan jaringan actual dan maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (international Association of Study of Pain/ IASP)Cara nyeri bekerja adalah sebagai berikut:Nyeri muncul berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri adalah nocireceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi, stimulasi lain berupa termal, listrik atau mekanis.Selanjutnya, stimulus yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut yang bermyelin rapat atau serabut A(delta) dan serabut lamban (serabut C). impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A, mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. serabut-serabut afern masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan 2 atau 3 terbentuk substanta gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls.Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama yaitu jalur spinothalamie tract (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat 2 jalur mekanisme terjadinya nyeri yaitu

1. Jalur OpiateJalur yang ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dnegan nocireceptor impuls supresif.2. Jalur NonopiateMerupakan jalur desenden yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanisme(Barbara C. Long, 1989)Kalau ada nyeri pasti ada sebabnyaSeperti peribahasa, tak ada api, taka da asap (salah deh kayaknya)Sebab terjadinya nyeri:1. Trauma 1. Mekanik :Karena ujung saraf bebas mengalami kerusakan, missal akibat benturan, gesekan, luka2. Therms : Nyeri timbul akibat ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas dingin.3. Khemis :Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa akut4. Elektrik : Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang kekejangan otot dan luka bakar.2. Neoplasma 1. Jinak2. Ganas3. PeradanganNyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan, missal abses.Boleh dibilang nyeri itu punya banyak macam tergantung dari asal nyeri itu sendiri, tempatnya dimana, penyebabnya.. mari kita lihatTernyata klasifikasi nyeri itu ada 3, yaitu :1. Menurut jenisnya (Long C.B 1996) 1. Nyeri Akut : < 6 bulan2. Nyeri Kronis : > 6 bulan2. Menurut sumbernya ( Corwin J.E. 1997) 1. Nyeri kulit2. Nyeri Somatik3. Nyeri visceral4. Nyeri Psikogenik5. Nyeri Phantom Limb Pain3. Menurut Sifatnya 1. Incidental2. Steady3. Paraximal4. Intractable painNyeri bisa bertambah juga bisa berkurang, hal itu banyak pengaruhnya seperti :1. Arti Nyeri2. Persepsi Nyeri3. Tolenransi Nyeri4. Reaksi Terhadap Nyeri5. Lingkungan dan dukungan orang terdekatTubuh kita juga berespon luw terhadap nyeri .. ada respon fisiologis yaitu :1. Stimulasi simpatis (nyeri ringan, moderat dan superfisial)- Dilatasi saluran brokial dan peningkatan respirasi rate- Peningkatan heart rate- Vasokonstriksi periper, peningkatan BP- Peningkatan nilai gula darah- Diaphoresis- Peningkatan kekuatan otot- Dilatasi pupil- Penurunan motilitas GI2. Stimulasi parasimpatik (nyeri berat dan dalam)- Muka pucat- Otot mengeras- Penurunan HR dan BP- Nafas cepat dan irregular- Nausea dan vomitus- Kelelahan dan keletiahnSedangkan kalau respon psikologis berkaitan erat dengan pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien :1. Bahaya atau merusak2. Komplikasi seperti infeksi3. Penyakit yang berulang4. Penyakit baru5. Penyakit yang fatal6. Peningkatan ketikdamampuan7. Kehilangan mobilitas8. Menjadi tua9. Sembuh10. Perlu untuk penyembuhan11. Hukuman untuk berdosa12. Tantangan13. Penghargaan terhadap penderitaan orang lain14. Sesuatu yang harus ditoleransiRespon tingkah laku dapat berupa :1. Pernyataan verbal ( mengaduh, mengeluh, sesak napas, mendengkur)2. Ekspresi wajah ( meringis, menggelutuk gigi, menggigit bibir )3. Gerakan tubuh ( gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan)4. Kontak dengan orang lain/ interaksi social ( menghindari percakapan, mernghindari kontak social, penurunan rentang perhatian, focus pada aktivitas menghilangkan nyeri)

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1MappingStimulus

Transduksi

Transmisi

Modulasi

Persepsi

Faktor faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri

Nyeri lokalNyeri alih

Control pain

3.2MATERI

NYERIDalam refarat ini akan lebih dijelaskan tentang mekanisme dari nyeri nosiseptif dan bagaimana memberikan penatalaksanaan yang tepat untuk meringankan atau menghilangkannyaDEFINISI Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan pada nosiseptor. Nosiseptor ini merupakan suatu ujung saraf bebas yang berakhir pada kulit untuk mendeteksi suatu nyeri kulit. Nosiseptor juga terdapat pada tendon dan sendi, untuk mendeteksi nyeri somatik dan pada organ tubuh untuk mendeteksi nyeri visceral. Reseptor nyeri ini sangat banyak pada kulit, sehingga suatu stimulus yang menyebabkan nyeri sangat mudah dideteksi dan dilokalisasi tempat rangsangan tersebut terjadi pada kulit. Input noksius ditransmisikan ke korda spinalis dari berbagai ujung saraf bebas pada kulit, otot, sendi, dura, dan viscera. (3,4,5,6)KOMPONEN NYERI NOSISEPTIFBanyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri nosiseptif, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri tersebut ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami fisiologinya, maka nyeri nosiseptif dibagi atas 4 tahapan yaitu :Transduksi : Stimulus noksius yang kemudian ditransformasikan menjadi impuls berupa suatu aktifitas elektrik pada ujung bebas saraf sensorik.Transmisi : Propagasi atau perambatan dari impuls tersebut pada sistem saraf sensorikModulasi : Proses interaksi antara sistem analgesik endogen dengan input nyeri yang masuk di kornu posterior medula spinalis Persepsi: Adanya interaksi antara transduksi, transmisi, dan modulasi yang kemudian membentuk suatu pengalaman emosional yang subjektif. (7)TRANSDUKSIPada nyeri nosiseptif, fase pertamanya adalah transduksi, konversi stimulus yang intens apakah itu stimuli kimiawi seperti pH rendah yang terjadi pada jaringan yang meradang , stimulus panas diatas 420C, atau kekuatan mekanis. Disini didapati adanya protein transducer spesifik yang diekspresikan dalam neuron nosiseptif ini dan mengkonversi stimulus noksious menjadi aliran yang menembus membran, membuat depolarisasi membran dan mengaktifkan terminal perifer. Proses ini tidak melibatkan prostanoid atau produksi prostaglandin oleh siklo-oksigenase, sehingga nyeri ini, atau proses ini, tidak dipengaruhi oleh penghambat enzim COX-2. (7)Neuron transduksi diperankan oleh suatu nosiseptor berupa serabut A- dan serabut C yang menerima langsung suatu stimulus noksius. (3)Serabut A- merupakan suatu serabut saraf dengan tebal 1- 3 mm dan diliputi oleh selaput mielin yang tipis. Kecepatan transimisi impuls pada serabut A- adalah sekitar 20m/s. Seperti serabut sensorik lainnya, serabut A- merupakan perpanjangan dari pesudounipolar neuron dimana tubuh selnya berlokasi pada akar ganglion dorsal. (4)Sedangkan serabut C merupakan suatu serabut saraf dengan tebal 1 mm dan tidak memiliki mielin. Karena serabut ini sangat tipis dan karena tidak memiliki mielin yang mempercepat transmisi saraf, kecepatan konduksi rendah, dan suatu rangsang berespon dengan kecepatan 1m/s. (4)Serabut A- dan serabut C tidak hanya berbeda dalam struktur dan kecepatan transmisinya namun mereka juga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mendeteksi suatu stimulus. Serabut A- mentransimsisikan nyeri tajam dan tusukan. dan serabut C menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu, dan tekanan halus. Walaupun dengan adanya perbedaan ini, kedua tipe serabut ini memiliki jalur yang sama dalam menghantarkan stimulus yang terdeteksi. Rute dari impuls saraf ini biasanya disebut dengan jalur nyeri. (8, 9)Selain dari peran serabut A- dan serabut C, disebutkan juga terdapat peran dari neuroregulator yang merupakan suatu substansi yang memberikan efek pada transmisi stimulus saraf, biasanya substansi ini ditemukan pada nosiseptor yaitu akhir saraf dalam kornu dorsalis medulla spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik. Neuroregulator ada dua macam, yaitu neurotransmitter dan neuromodulator. Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah synaptik antara 2 serabut saraf dan neuromodulator berfungsi memodifikasi aktivitas saraf dan mengatur transmisi stimulus saraf tanpa mentransfer secara langsung sinyal saraf melalui synaps (4)

TRANSMISIDisini terjadi transfer informasi dari neuron nosiseptif primer ke neuron di kornu dorsalis, selanjutnya ke neuron proyeksi yang akan meneruskan impuls ke otak. Transmisi ini melibatkan pelepasan asam amino decarboxilic glutamate, juga peptida seperti substantia P yang bekerja pada reseptor penting di neuron post-sinaptic. Selanjutnya ini akan memungkinkan transfer yang cepat dari input mengenai intensitas, durasi, lokasi, dari stimuli perifer yang berbeda lokasi. Secara umum, ada dua cara bagaimana sensasi nosiseptif dapat mencapai susunan saraf pusat, yaitu melalui traktus neospinothalamic untuk nyeri cepat spontan dan traktus paleospinothalamic untuk nyeri lambat. (9)Pada traktus neospinothalamik, nyeri secara cepat bertransmisi melalui serabut A- dan kemudian berujung pada kornu dorsalis di medulla spinalis dan kemudian bersinapsis dengan dendrit pada neospinothlamaik melalui bantuan suatu neurotransmitter. Akson dari neuron ini menuju ke otak dan menyebrang ke sisi lain melalui commisura alba anterior, naik keatas dengan columna anterolateral yang kontralateral. Serabut ini kemudian berakhir pada kompleks ventrobasal pada thalamus dan bersinapsis dengan dendrit pada korteks somatosensorik. Nyeri cepat-spontan ini dirasakan dalam waktu 1/10 detik dari suatu stimulus nyeri tajam, tusuk, dan gores. (9)Pada traktus paleospinothalamik, nyeri lambat dihantarkan oleh serabut C ke lamina II dan III dari cornu dorsalis yang dikenal dengan substantia gelatinosa. Impuls kemudian dibawa oleh serabut saraf yang berakhir pada lamina V, juga pada kornu dorsalis, bersinaps dengan neuron yang bergabung dengan serabut dari jalur cepat, menyebrangi sisi berlawanan via commisura alba anterior dan naik ke aras melalui jalur anterolateral. Neuron ini kemudian berakhir dalam batang otak, dengan sepersepuluh serabut berhenti di thalamus dan yang lainnya pada medulla, pons, dan substantia grisea sentralis dari tectum mesencephalon. (9)Sebenarnya terdapat beragam jalur khusus hantaran sinyal dari kerusakan jaringan dibawa ke berbagai tujuan, dimana dapat memprovokasi proses kompleks. Transmisi nosiseptif sentripetal memicu berbagai jalur : spinoreticular, spinomesencephalic, spinolimbic, spinocervical, dan spinothalamic. (9) Traktus spinoreticular membawa jalur aferen dari somatosensorik dan viscerosensorik yang berakhir pada tempat yang berbeda pada batang otak. Traktus spinomesencephalik mengandung berbagai proyeksi yang berakhir pada tempat yang berbeda dalam nukleus diencephali. Traktus spinolimbik termasuk dari bagian spinohipotalamik yang mencapai kedua bagian lateral dan medial dari hypothalamus dan kemudian traktus spinoamygdala yang memanjang ke nukleus sentralis dari amygdala. Traktus spinoservikal, seperti spinothalamik membawa sinyal ke thalamus. (3)

MODULASIPada fase modulasi terdapat suatu interaksi dengan system inhibisi dari transmisi nosisepsi berupa suatu analgesic endogen. Konsep dari system ini yaitu berdasarkan dari suatu sifat, fisiologik, dan morfologi dari sirkuit yang termasuk koneksi antara periaqueductal gray matter dan nucleus raphe magnus dan formasi retikuler sekitar dan menuju ke medulla spinalis Analgesik endogen meliputi :- Opiat endogen- Serotonergik- Noradrenergik (Norepinephric)Sistem analgesik endogen ini memiliki kemampuan menekan input nyeri di kornu posterior dan proses desendern yang dikontrol oleh otak seseorang, kornu posterior diibaratkan sebagai pintu gerbang yang dapat tertutup adalah terbuka dalam menyalurkan input nyeri. Proses modulasi ini dipengaruhi oleh kepribadian, motivasi, pendidikan, status emosional & kultur seseorang.PERSEPSIFase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan adanya suatu nyeri, maka akan terjadi suatu reaksi yang kompleks. Persepsi ini menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu itu dapat bereaksi. (8)Fase ini dimulai pada saat dimana nosiseptor telah mengirimkan sinyal pada formatio reticularis dan thalamus, sensasi nyeri memasuki pusat kesadaran dan afek. Sinyal ini kemudian dilanjutkan ke area limbik. Area ini mengandung sel sel yang bisa mengatur emosi. Area ini yang akan memproses reaksi emosi terhadap suatu nyeri. Proses ini berlangsung sangat cepat sehingga suatu stimulus nyeri dapat segera menghasilkan emosi.

Mekanisme Referred PainFisiologi nyeri melalui proses-proses berikut:1. Proses Transduksi (Transduction)Proses transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri diubahmenjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia(substansi nyeri). Transduksi rasa sakit dimulai ketika ujung saraf bebas(nociceptors) dari serat C dan serat A delta neuron aferen primermenanggapi rangsangan berbahaya. Nosiseptors terkena rangsanganberbahaya ketika kerusakan jaringan dan inflamasi terjadi sebagai akibatdari, misalnya, trauma, pembedahan, peradangan, infeksi dan iskemia.Nociceptors didistribusikan pada ;1. Struktur Somatik (kulit, otot, jaringan ikat, tulang, sendi);2. Struktur Viseral (organ viseral seperti hati, saluran gastro-intestinal).3. Serat C dan serat A-delta yang terkait dengan kualitas yang berbedarasa sakit.Ada tiga kategori rangsangan berbahaya:1. Mekanik (tekanan, pembengkakan, abses, irisan, pertumbuhan tumor);2. Thermal (membakar, panas);3. Kimia (neurotransmitter rangsang, racun, iskemia, infeksi).Penyebab stimulasi mungkin internal, seperti tekanan yang diberikanoleh tumor atau eksternal, misalnya, terbakar. Stimulasi ini menyebabkanpelepasan mediator kimia berbahaya dari sel-sel yang rusak, termasuk:prostaglandin ,bradikinin ,serotonin ,substansi P, kalium, histamin.Mediator kimia ini mengaktifkan nosiseptor terhadap rangsanganberbahaya. Dengan maksud memperbaiki rasa nyeri , pertukaran ionnatrium dan kalium (depolarisasi dan repolarisasi) terjadi pada membransel. Hal ini menghasilkan suatu potensial aksi dan generasi dari sebuahimpuls nyeri.2. Proses Transmisi ( Trasmision)Proses tranmisi dimaksudkan sebagai penyaluran impuls melalui sarafsensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan olehserabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer kemedulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelumditeruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuronkedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somatosensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebutditerjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.Penyaluran terjadi dalam tiga tahap. Nyeri impuls ditransmisikan:1. Dari situs transduksi sepanjang serat nociceptor ke punggung tanduk disumsum tulang belakang2. Dari sumsum tulang belakang ke otak batang;3. Melalui hubungan antara korteks, talamus dan tingkat yang lebih tinggidari otak.Serat C dan serat A-delta berakhir di tanduk dorsal sumsum tulangbelakang. Ada celah sinaptik antara akhir terminal serat C dan serat Adeltadan neuron tanduk dorsal nociceptive (NDHN). Agar impuls rasasakit yang akan ditransmisikan dalam celah untuk NDHN sinapsis,neurotransmiter rangsang yang dilepaskan, yang mengikat reseptor khususpada NDHN. Neurotransmitter adalah: adenosin trifosfat; glutamat ,peptida terkait gen kalsitonin, bradikinin , oksida nitrous , substansi P.Impuls nyeri ini kemudian ditransmisikan dari sumsum tulang belakanguntuk membendung otak dan thalamus melalui dua jalur utama meningkatnociceptive. Ini adalah jalan spinothalamic dan spinoparabrachial . Otaktidak memiliki pusat-pusat rasa sakit diskrit,jadi ketika impuls tiba dithalamus mereka diarahkan untuk berbagai bidang otak dimanamereka akan diproses.3. Proses Modulasi (Modulation)Proses modulasi adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistemanalgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh pada saat nyeri masuk kekornu posterior medula spinalis. Proses acendern ini di kontrol oleh otak.Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dannoradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada kornuposterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diibaratkan sebagaipintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu nyeri tersebut diperankanoleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilahyang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif pada setiaporang.4. PersepsiPersepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Pada saatindividu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yangkompleks.1. Korteks somatosensori: Ini adalah terlibat dengan persepsi daninterpretasi dari sensasi. Inimengidentifikasi intensitas, jenis dan lokasi sensasi rasa sakit dansensasi yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu, memori danaktivitas kognitif. Ini mengidentifikasi sifat stimulus sebelum memicurespons, misalnya, di mana rasa sakit itu, seberapa kuat itu danbagaimana rasanya.2. Sistem limbik: Hal ini bertanggung jawab untuk respon emosi danperilaku terhadap rasa sakit misalnya, perhatian, suasana hati, danmotivasi, dan juga dengan pengolahan rasa sakit,dan pengalaman masalalu rasa sakit.Reffered pain adalah nyeri dalam yang disebabkan karena penyakitorgan/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerahyang berbeda, bukan dari daerah asal nyeri. Misalnya, nyeri pada lengan kiriatau rahang berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan jantung.Contohnya adalah nyeri dari organ viseral yang dialihkan ke permukaan tubuhlainya. Cabang-cabang dari serabut nyeri visceral bersinaps di dalam medullaspinalis dengan beberapa neuron urutan kedua serupa yang menerimarangsang dari kulit. Bila serabut visceral tersebut dirangsang kuat, sensasinyeri visceral menyebar ke dalam beberapa neuron yang biasanyamenghantarkan sensasi nyeri hanya dari kulit, dan orang tersebut mempunyaiperasaan bahwa sensasi itu benar-benar berasal dari kulit.Pada referred pain, nyeri yang berpindah biasanya ke daerah yang satujalur saraf atau saraf yang menjalarkan impuls mengalami sinaps pada saatproses transmisi ke otak, sehingga impuls yang berasal dari afferen lain, bisamasuk ke dalam jalur saraf lain yang sejalur atau karena pengaruh terjadinyasinaps tadi. Biasanya kondisi ini saat otak menerima terlalu banyak impulsdari berbagai saraf afferen yang mengakibatkan kekacauan pada saar prosespengembalian impuls ke efektor.

PENANGANAN (CONTROL PAIN )Seperti yang kita ketahui bahwa nyeri klinis umumnya terdiri atas nyeri inflamasi dan nyeri neuropatik. Keduanya menunjukkan simtom yang sama tetapi berbeda dalam strategi pengobatan yang disebabkan perbedaan dalam patofisiologi. (9)Nyeri nosiseptif timbul akibat stimulasi reseptor nyeri yang berasal dari organ visceral atau somatik. Stimulus nyeri berkaitan dengan inflamasi jaringan, deformasi mekanik, injuri yang sedang berlangsung atau destruksi. Oleh karena itu penting untuk mencari dan mengobati jaringan yang rusak atau yang mengalami inflamasi sebagai penyebab nyeri. Sebagai contoh, pasien datang dengan nyeri nosiseptif akibat polymyalgia rheumatic maka diberikan kortikosteroid sistemik. Akan tetapi, sementara mencari penyebab nyeri, tidak ada pendapat yang melarang pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. 10,11Nyeri nosisepsi ini sendiri dapat berupa akut maupun kronik. Beberapa literatur mengemukakan bahwa nyeri nosisepsi yang akut itu berupa kerusakan soft tissue, atau inflamasi. Hal ini lebih mudah ditangani, yaitu dapat dengan menghilangkan penyebab nyeri itu sendiri misalnya seperti yang dikemukakan diatas, yaitu dengan pemberian opioid misalnya morfin, sedangkan yang non-opioid dapat berupa aspirin yang mekanisme kerjanya menginhibisi sintesis prostaglandin dan AINS, parasetamol. Selain itu dapat juga diberikan analgesia regional baik secara sederhana yaitu dengan blok saraf dan anestesi lokal, maupun dengan teknologi tinggi berupa epidural infussion dan anastetik opioid lokal.Untuk nyeri nosisepsi kronik, penanganannya berupa terapi farmaka, blok transmisi saraf, dan alternatif. 12 Terapi farmaka terdiri dari Terapi analgesik seperti NSAID/ Paracetamol-opiod Terapi analgesik ajuvan, seperti antidepresan, antikonvulsanTerapi blok transmisi Irreversibel, yaitu operasi dan destruksi saraf. Reversibel, yaitu injeksi anestesi lokalTerapi alternatif Stimulator Akupuntur Hipnosis PsikologiTujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri adalah mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan kemungkinan efek samping paling kecil. Terdapat dua metode umum untuk terapi nyeri : farmakologik dan non farmakologik.13Pendekatan farmakologik 13,14Terapi secara farmakologis pada nyeri inflamasi yang utama adalah OAINS, COX-2 inhibitors(coxib), analgetika opioid , dan analgetika adjuvan. Nyeri akut dan nyeri kronik memerlukan pendekatan terapi yang berbeda. Pada penderita nyeri akut, diperlukan obat yang dapat menghilangkan nyeri dengan cepat. Pasien lebih dapat mentolerir efek samping obat daripada nyerinya. Pada penderita kronik, pasien kurang dapat mentolerir efek samping obat. Istilah pukul dulu, urusan belakang tampak cukup tepat untuk menggambarkan prinsip tatalaksana nyeri akut. Prinsip pengobatan nyeri akut dan berat (nilai Visual Analogue Scale = VAS 7-10) yaitu pemberian obat yang efek analgetiknya kuat dan cepat dengan dosis optimal. Pada nyeri akut, dokter harus memilih dosis optimum obat dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan keparahan nyeri. Pada nyeri kronik, dokter harus mulai dengan dosis efektif yang serendah mungkin untuk kemudian ditingkatkan sampai nyeri terkendali. Pemilihan obat awal pada nyeri kronik ditentukan oleh keparahan nyeri. Protokol ini dikenal dengan nama WHO analgesic ladder.

Analgesik nonopioid 11,13Langkah pertama, sering efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai sedang, menggunakan analgesik nonopioid, terutama asetaminofen(Tylenol) dan OAINS. OAINS sangat efektif untuk mengatasi nyeri akut derajat ringan, penyakit meradang yang kronik seperti arthritis, dan nyeri akibat-kanker yang ringan. OAINS menghasilkan analgesia dengan bekerja di tempat cedera melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari prekursor asam arakidonat. Dengan demikian, OAINS mengganggu mekanisme nosiseptor aferen primer dengan menghambat sintesis prostaglandin. Efek samping yang sering adalah iritasi GI/ulkus peptikum dan menghambat agregasi platelet. Inhibitor COX-2 spesifik (seperti celecoxib dan lumiracoxib) mengurangi resiko efek samping tersebut. Inhibitor COX-2 bersifat selektif karena hanya menghambat jalur COX-2. Tidak terpengaruhnya jalur COX-1 ini melindungi produk-produk prostaglandin yang baik yang diperlukan untuk fungsi fisiologis seperti melindungi mukosa lambung dan filtrasi glomerulus di ginjal.Analgesik Opioid 11,13,15,16Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Opioid saat ini adalah analgesik paling kuat yang tersedia dandigunakan dalam penatalaksanaan nyeri sedang-berat sampai berat. Analgesik opioid efektif dalam penanganan nyeri nosiseptif maupun neuropatik. Obat-obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pascaoperasi dan nyeri terkait kanker. Morfin adalah salah satu obat yang paling luas digunakan untuk mengobati nyeri berat dan masih menjadi standar pembanding untuk menilai obat anlgesik lain. Berbeda dengan OAINS yang bekerja di perifer, morfin menimbulkan efek analgesiknya di sentral. Mekanisme pasti kerja opioid telah semakin jelas sejak penemuan reseptor-reseptor opuioid endogen di sistem limbic, thalamus, PAG, substansia gelatinosa kornu dorsalis, dan usus. Opioid eksogen seperti morfin menimbulkan efek dengan mengikat reseptor opioid endogen (endorphin-enkefalin); yaitu morfin memiliki efek agonis (meningkatkan kerja reseptor). Dengan mengikat reseptor opioid di nucleus modulasi nyeri di batang otak, morfin menimbulkan efek pada system-sistem desndens yang menghambat nyeri. Di tingkat kornu dorsalis medulla spinalis, morfin juga dapat menghambat transmisi impuls nosiseptor yang dating dengan mengikat reseptor opioid di substansia gelatinosa.Obat-obat golongan opioid memiliki pola efek samping yang sangat mirip, termasuk depresi pernapasan, mual, muntah, sedasi, dan konstipasi. Selain itu, semua opioid berpotensi menimbulkan toleransi, ketergantungan, dan ketagihan (adiksi). Adjuvan atau koanalgesik 10,13Obat adjuvan atau koanalgetik adalah obat yang semula dikembangkan untuk tujuan selain menghilangkan nyeri tetapi kemudian ditemukan memiliki sifat analgetik atau efek komplementer dalam penatalaksanaan pasien dengan nyeri. Nyeri tulang tipikal tidak dapat sepenuhnya dikontrol dengan pemberian narkotik. Oleh karena itu, obat adjuvan ditambahkan pada regimen narkotik. Terapi adjuvan lini pertama pada nyeri tulang adalah OAINS dan kortikosteroid seperti prednison (30-60 mg/hari per oral), dexametason (decadron; 16 mg/hari per oral) dan methlprednisolone (medrol; 120 mg/hari per oral).Adjuvan lain untuk analgesik adalah agonis reseptor adrenergic-alfa (misalnya, agonis alfa-2, klonidin), yang sering diberikan secara intraspinal bersama dengan opioid atau analgesik local; obat ini juga memiliki efek analgetik apabila diberikan secara sistemis karena memulihkan respon adrenergic simpatis yang berlebihan di reseptor sentral dan perifer.Pendekatan NonfarmakologikMetode non farmakologik untuk mengendalikan nyeri dapat dibagi menjadi dua kelompok : terapi dan modalitas fisik serta strategi kognitif-perilaku. Terapi fisik untuk meredakan nyeri mencakup beragam bentuk stimulasi kulit (pijat, stimulasi saraf dengan listrik transkutis, akupungtur,, aplikasi panas atau dingin, olahraga). Sedangkan, startegi kognitif-prilaku bermanfaat dalam mengubah persepsi pasien terhadap nyeri, dan member pasien perasaan yang lebih mampu untuk mengendalikan nyeri. Strategi ini mencakup relaksasi, penciptaan khayalan (imagery), hypnosis, dan biofeedback.

Penyebab terjadinya oral facial painOral Facial Pain adalah suatu nyeri yang terkonsentrasi pada daerah wajahdan kepala. Ada banyak penyebab terjadinya oral facial pain, yaitu:1. Penyebab lokalTerdiri dari:- Gangguan pada TMJ, misalnya adanya bunyi seperti clicking danpopping pada saat terjadi gerakan pada TMJ, hal ini mungkindikarenakan bergesernya posisi sendi sehingga menyebabkangangguan pada saat pergerakan sendi.- Gangguan pada Glandula Saliva, misalnya karena mengeringnyakelenjar saliva dan bisa juga karena kandungan dari saliva itu sendiri- Gangguan pada pada otot, misalnya edema pada otot, yangmenyebabkan kejang otot, terutama pada otot-otot mastikatori- Gangguan pada gigi dan jaringan pendukungnya, misalnya adanyakaries gigi, pulpitis dan periodontitis- Sinusitis2. Gangguan pada sarafContohnya adalah trigeminal neuralgia, biasanya bersifat idiopatik ataubelum diketahui pasti penyebab terjadinya. Tetapi ada yangmenyebutkan terjadinya trigeminal neuralgia terjadi karena adanyapenekanan oleh pembuluh darah di sekitar nervus trigeminus yangdisbut vaskular compression yang menyebabkan material pelindungsaraf rusak. Selain itu, adanya tumor atau jaringan yang terinfeksi disekitar jaringan saraf juga dimungkinkan menjadi penyebab terjadinyatrigeminal neuralgia. Selain trigeminal neuralgia, gangguan saraf yangdapat menyebabkan terjadinya oral facial pain adalahglossopharyngeal neuralgia, vagus neuralgia, accesorius neuralgia, dancervical plexus spinal nerve. Saraf-saraf tersebut adalah saraf yangmenginervasi organ pada daerah mulut-wajah-kepala serta saraf yangmembantu dalam penghataran impuls dari regio facei ke otak.3. Gangguan pada vascularMisalnya perubahan tekanan darah yang mengakibatkan sakit kepala,migrain, cluster, giant cell arteria4. Psikogenik, merupakan faktor dari emosi dan psikologis, misalnyagangguan somatoform3.3 Jalur terjadinya Oral facial painJalur-jalur terjadinya nyeri pada daerah oral fasial selalu mengikuti jalur sarafyang menginervasi pada daerah oral fasial tersebut beberapa daerah temporal dan frontal kepala dan juga gigidiinervasi oleh saraf yang sama yaitu nervus trigeminus. Nervus inimempunyai 3 percabangan, yaitu:1. Nervus ophtalmikusSaraf ini merupakan cabang pertama bersifat sensoris yang pempersarafibulbus, glandula lacrimalis, conjuntiva, mukasovakum nasi, kulit hidung,palpebra, dahi, kulit kepala. Membentang ke ventral didinding sinus lateralcavernosus dibawah n.okulamotorius dan troghlearis. Menerima serabutsimpatis dari pleksus corotikus internus serta memberikan cabang romustentorii/ meningeus. Sebelum memasuki fissura orbitaris.2. Nervus MaksilarisDari ganglion trigeminal divisi ini berjalan kedepan pada dinding lateralsinus cavernosus dibawah N.VI, dan meninggalkan fossa crani melaluiforamen rotundum dan memasuki bagian superior dari fossapterygopalatina. Sesudah memutari sisi lateral processus orbitalis dari osplatina, memasuki orbital melalui fissura orbitalis inferior. Berjalankedepan pada sulcus infraorbitali pada orbital floor dan berubah namamenjadi n.infraobita. selanjutnya memasuki canalis dan keluar pada pipimelalui foramen infraorbitalis untuk mempersarafi kulit palpebra inferior,kulit sisi hidung dan pipi, bibir atas dan mucosa bibir atas dan pipi.3. Nervus mandibularisDivisi ini merupakan divesi yang terbesar. Dibentuk pada fossainfratempolar tepat dibawah foramen ovale oleh gabungan motor root N.Vdengan sensory root V3. Nervus ini segera mempercabangkan dua cabangkecil : cabang meningea (n.spinosus ) dan nervus untuk m.pterygoidmedia, kemudian terbagi dua menjadi divisi anterior dan posterior . daridivisi posterior keluar N.buccalis dan nervus untuk M.masetter,m.pterygoid lateral dan dua dee tempotal nervus. Nervus spinosusmelewati foramen spinosus untuk mencapai dasar fossa crani media untukmempersarafi durameter pada fossa anterior dan media serta membranmucosa cellulae mastoid.Seperti yang telah dijelaskan pada mekanisme referred pain, jalurpenghantaran nyeri yang terjadi pada daerah wajah terutama pada jalur nervustrigeminus karena nervus ini yang paling besar yang menginervasi di daerahoral facial. Selain itu, setiap saraf selalu berhubungan, seperti nervustrigeminus yang mempunyai hubungan dengan nervus facialis, yangmenyebabkan impuls nyeri yag terjadi dapat menyebar ke daerah oral facialyang lain.

definisi nyeri Orofacial + nyeri kepala : Penggolongan nyeri kepala 1. Tension Ditandai dengan nyeri yang hilang timbul, dapat menyerang bagian depan maupun belakang kepala. Tanda yang khas adalah terjadinya kekakuan selain adanya rasa nyeri. Penyebab nyeri jenis ini antara lain yang paling sering terjadi adalah posisi duduk saat menggunakan komputer. Posisi penempatan komputer yang tidak pas dengan posisi kepala akan memicu nyeri kepala jenis tension ini. 2. Migrain Nyeri kepala yang terjadi akibat ketidaknormalan vaskuler ini biasanya menyerang dimulai dari dalam dan sekitar mata atau pelipis, menyebar ke satu atau dapat juga dua sisi kepala, namun yang paling sering terjadi hanya di salah satu sisi kepala. Nyeri diikuti rasa berdenyut, hilangnya nafsu makan, bahkan disertai mual dan muntah. Ketegangan psikologis dan faktor genetik diduga menjadi penyebab migrain. 3. Cluster Nyeri jenis ini terutama dialami oleh pria, biasanya menyerang satu sisi kepala, terjadi secara periodik diselingi adanya masa ketika ada keadaan terbebas nyeri. Gejala khas dari nyeri ini yaitu pembengkakan mata, hidung meler, dan mata ber-air di sisi nyeri. 4. Kelainan sinus Merupakan nyeri yang bersifat akut dan sub-akut, terjadi di kepala bagian depan, bersifat tumpul dan berat. Pada pagi hari, dalam keadaan yang dingin dan lembab, nyeri ini muncul kembali, nyeri ini sebagaian besar terjadi di tulang dahi dan tulang pipi. Nyeri kepala jenis lain masih ada, namun jarang terjadi. Contohnya nyeri tumor otak, nyeri karena adanya produksi cairan di otak akibat infeksi toksoplasma, infeksi pada selaput otak/meninges, dan nyeri karena hipertensi. macam + ciri2 nyeri Orofacial Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat merupakan nyeri akut ataupun nyeri kronik. Nyeri akut, biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan akut yang berlangsung dalam hitungan beberapa detik sampai beberapa hari. Nyeri kronik, di definisikan sebagai nyeri yang menetap, timbul setelah proses akut membaik, yang menetap dalam waktu beberapa bulan atau lebih. Tipe Nyeri A. Nyeri Nosiseptif , yaitu nyeri yang timbul akibat terjadinya aktivasi reseptor nyeri yang berasal dari jaringan permukaan maupun jaringan dalam tubuh. Dibedakan menjadi 2 type, yaitu nyeri somatik dan nyeri viscera - Nyeri somatic, disebabkan oleh kerusakan di kulit, otot, tulang, sendi, dan jaringan ikat. Biasanya melibatkan proses inflamasi dari jaringan yang rusak. Meskipun inflamasi adalah respon normal tubuh terhadap kerusakan jaringan, dan penting untuk proses penyembuhan, inflamasi yang berlangsung lama dan menetap dapat mengakibatkan terjadinya nyeri kronik. Contoh nyeri nosiseptif somatic adalah rheumatoid arthritis - Nyeri viscera, adalah nyeri yang berasal dari kerusakan yang terjadi pada organ dalam atau jaringan penunjangnya. B. Nyeri Neuropatik merupakan nyeri yang timbul sebagai akibat perubahan yang terjadi pada system syaraf, nyeri seringkali menetap meskipun kerusakan jaringan sudah sembuh. Pada banyak kasus, kerusakan yang menyebabkan nyeri ini bisa melibatkan system syaraf tepi ataupun system syaraf pusat itu sendiri. Hal ini bisa berhubungan dengan trauma ataupun penyakit tertentu, misalnya diabetes. Contoh nyeri neuropatik ini, al : diabetes neuropati, trigeminal neuralgia, neuralgia postherpetica, dll.C. Nyeri Psikogenik adalah semua jenis nyeri yang berhubungan dengan problem psikis. Sebagian penderita nyeri kronik biasanya juga mengalami gangguan psikis, misalnya gangguan depresi atau cemas akibat nyeri kronik yang dideritanya. Ini berarti bahwa kondisi psikis pasien dengan nyeri kronik juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam terapi nyeri. D. Nyeri Campuran atau Non Spesifik biasanya dipandang sebagai nyeri dengan mekanisme yang tidak diketahui atau dicurigai mempunyai mekanisme yang bermacam-macam. Contoh nyeri kepala rekuren. Penyebab terjadinya nyeri Orofacial : -Rasa nyeri itu timbul dkrenakan adanya lesi, adanya g3 sbuah jar., adanya g3an otot, g3an saraf -Karna kondisi oklusi(pncetus tjadi TMJ), trauma (MAKROTRAUMA: KECELAKAAN, MIKRO:TERJADI PD GIGI SENDI RAHANG OTOT), stress emosional, deep pain input(Aktivitas parafungsional) - Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri osteoneuromuskuler, yaitu : 1. Nociceptor mechanism. 2. Nerve or root compression. 3. Trauma ( deafferentation pain ). 4. Inappropiate function in the control of muscle contraction. 5. Psychosomatic mechanism. Mekanisme pada macam2 nyeri Orofacial : Nyeri Nosiseptik -Transduksi : Stimulus noksius yang kemudian ditransformasikan menjadi impuls berupa suatu aktifitas elektrik pada ujung bebas saraf sensorik. -Transmisi : Propagasi atau perambatan dari impuls tersebut pada sistem saraf sensorik -Modulasi : Proses interaksi antara sistem analgesik endogen dengan input nyeri yang masuk di kornu posterior medula spinalis -Persepsi: Adanya interaksi antara transduksi, transmisi, dan modulasi yang kemudian membentuk suatu pengalaman emosional yang subjektif. Adanya rangsangan yang diterima tubuh, menyebabkan sel akan mengalami luka. Dinding sel terdiri datas komponen fosfolipid (fosfat dan lemak), adanya luka sel akan menyebabkan lepasnya enzim fosfolipase A2. Enzim ini menyebabkan diproduksinya asam arakidonat (ARA) oleh sel yang akan dilepaskan dalam darah. ARA tidak diam saja, namun akan berubah bentuk menjadi senyawa mediator nyeri seperti prostaglandin (PG), prosasiklin (PGI) dan tromboksan A2 (TX). Pembentukan senyawa-senyawa ini terjadi karena dalam tubuh terdapat enzim siklooksigenase (COX). Selain melaui enzim COX, dapat juga ARA diubah bentuknya oleh enzim lain dalam jalur nyeri ini yakni lipooksigenase membentuk leukotrien (LT1). Mediator-mediator nyeri / autakoid tersebut akan menyebabkan meningkatnya potensial saraf, khususnya yang diserabut saraf Ad dan C di sumsum tulang belakang (spinothalamic cord). Nyeri neuropatik muncul karena: sensitisasi perifer, ectopic discharge, sprouting, sensitisasi sentral, dan disinhibisi. Perubahan ekspresi dan distribusi saluran ion natrium dan kalium terjadi setelah cedera saraf, dan meningkatkan eksitabilitas membran, sehingga muncul aktivitas ektopik yang bertanggung jawab terhadap munculnya nyeri neuropatik spontan (Woolf, 2004). Richeimer,S.Understanding nociceptive and neuropathic pain. NOSISEPTIK 1. definisi : nyeri yang terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang kemudian secara langsung atau melalui substansi yang ditimbulkannya akan merangsang reseptor nyeri dari serat aferen 2. letak nyeri : nyeri yg bersifat somatik, d kulit, otot, tendo, sendi, dura, viscera 3. penyebab nyeri : ditimbulkan oleh suatu cedera atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai (berbahaya) sehingga dapat dikatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme perlindungan (Guyton dan Hall, 2007). Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri osteoneuromuskuler, yaitu : 1. Nociceptor mechanism. 2. Nerve or root compression. 3. Trauma ( deafferentation pain ). 4. Inappropiate function in the control of muscle contraction. 5. Psychosomatic mechanism. 4. mekanisme nyeri nosiseptik(patofisiologi) Proses fisiologik terjadinya nyeri melewati empat proses tersendiri, yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi nyeri. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri merupakan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan jaringan-jaringan neuron pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat memengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis dan aktivitas faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer. Proses terakhir, persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf (Hartwig dan Wilson, 2005). - Adanya rangsangan yang diterima tubuh, menyebabkan sel akan mengalami luka. Dinding sel terdiri datas komponen fosfolipid (fosfat dan lemak), adanya luka sel akan menyebabkan lepasnya enzim fosfolipase A2. Enzim ini menyebabkan diproduksinya asam arakidonat (ARA) oleh sel yang akan dilepaskan dalam darah. ARA tidak diam saja, namun akan berubah bentuk menjadi senyawa mediator nyeri seperti prostaglandin (PG), prosasiklin (PGI) dan tromboksan A2 (TX). Pembentukan senyawa-senyawa ini terjadi karena dalam tubuh terdapat enzim siklooksigenase (COX). Selain melaui enzim COX, dapat juga ARA diubah bentuknya oleh enzim lain dalam jalur nyeri ini yakni lipooksigenase membentuk leukotrien (LT1). Mediator-mediator nyeri / autakoid tersebut akan menyebabkan meningkatnya potensial saraf, khususnya yang diserabut saraf Ad dan C di sumsum tulang belakang (spinothalamic cord).

BAB IVKESIMPULAN

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat kami tarik kesimpulan bahwa nyeri adalah sebagai salah satu tanda alami dari suatu penyakit yang paling pertama muncul dan menjadi gejala yang paling dominan diantara pengalaman sensorik lain yang dinilai oleh manusia pada suatu penyakit. Kemudian nyeri pun di klasifikasikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik .dan terdapat pula tipe nyeri yaitu nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik. Dan terdapat juga nyeri orofacial pain dimana alur-jalur terjadinya nyeri pada daerah oral fasial selalu mengikuti jalur saraf yang menginervasi pada daerah oral fasial tersebut beberapa daerah temporal dan frontal kepala dan juga gigidiinervasi oleh saraf yang sama yaitu nervus trigeminus.dan mekanisme nyeri dimulai dengan adanya stimulus kemudian transduksi dan kemudian ditransmisikan dan tahap selanjutnya modulasi dan di akhir seseorang baru bisa mempersepsikan nyeri itu sendiri , namun tingkat persepsi nyeri pada tiap individu berbeda sehingga contol painnya pun bermacam macam tergantung dengan kebutuhan individu itu sendiri .

DAFTAR PUSTAKA

F.J. Harty. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC

Harsono, 1993. Buku ajar neurologi klinis. Penerbit Gadjah Mada University press : Jogjakarta.

Wirjoatmojo,Karjadi. 1999 . Anastesi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan kedokteran Jakarta : EGC