Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

170
Sistem Orofacial dan Resorpsi Gigi KELOMPOK 5 BLOK X (STOMATOGNATHI II)

Transcript of Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Page 1: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Sistem Orofacial dan Resorpsi Gigi

KELOMPOK 5BLOK X (STOMATOGNATHI II)

Page 2: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Sistem Orofasial

• Sistem yang berhubungan dengan mulut dan wajah.

Page 3: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Pertumbuhan dan Perkembangan • Perkembangan Wajah• Perkembangan Labium Oris• Perkembangan Lingual• Perkembangan Palatum• Perkembangan Faring• Perkembangan Mata• Perkembangan Hidung• Perkembangan Lidah• Perkembangan Kranium dan Rangka wajah• Perkembangan Maksila dan Mandibula• Perkembangan Gigi

Page 4: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Peranan Sistem Orofasial

• Adanya struktur orofasial akan mendukung perkembangan struktur dentofasial (berhubungan dengan gigi serta prosesus alveolaris dan wajah ), terutama otot orofasial yang berperan penting dalam pembentukan oklusi yang ideal pada masa pertumbuhan anak.

Primarti, Risti S. 2007

Page 5: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OROFACIAL

Page 6: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Perkembangan wajah- Wajah berkembang di sekitar stomodeum~mula-

mula tertutup membran buccopharyngeal~Akhir minggu III akan berhubungan dg dunia luar dan foregut

- Stomodeum dikelilingi oleh tonjolan mesoderm, salah satunya : prominentia frontalis di cranial yg tdk berpasangan

- Tonjolan lain berpasangan ~ berasal dr akhiran ventral arcus pharyngealis I

Page 7: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

-Terbagi 2 yaitu : ~ processus maxillaris yg terletak di samping stomodeum ~ processus mandibularis yg terletak di bawah stomodeum dan di atas pericardium untuk bergabung di ventral midline-Nasal placodes bilateral berkembang pd ectoderm menutup processus frontalis tepat diatas stomodeum ~ Akhir minggu V placode terletak di dasar nasal pit dan dikelilingi processus nasalis lateralis dan medialis

Page 8: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 9: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

-Processus nasalis medialis akan bergabung ~ membentuk segment intermaxillaris :

@ bag. tengah hidung @ philtrum bibir atas @ bag. rahang atas di daerah insisif @ palatum primer -Processus nasalis lateralis akan membentuk

ala nasi

Page 10: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

-Nasal pit sementara berhubungan dg stomodeum, tetapi kemudian tertutup karena processus nasalis medialis dan processus maxillaris bergabung di atasnya

-Saluran di antara processus nasalis lateralis dan processus maxillaris berlanjut ke lateral ~ di antara processus maxillaris dan processus frontalis ~ shg berjalan dr bibir atas ke mata yg sdg berkembang ~ disebut nasolacrimal groove yg dihub.oleh processus di tiap sisi untuk membtk nasolacrimal duct

Page 11: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 12: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Pembentukan pipi

- Perluasan kulit ~ di dalamnya otot-otot buccal ~ migrasi dr mesenchym arcus pharyngealis II

- Jaringan berasal dr processus maxillaris dan processus mandibularis

Page 13: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Pembentukan bibir- Ada 2 pendapat : - Labium oris seluruhnya dr procesus maxillaris - Bagian sentral dan philtrum dr processus frontonasalis, bag.lateral dr processus maxillaris- Sampai akhir minggu ke 6 ~ tdk dpt dibedakan bibir dan gusi- Terpisahnya ditandai pembentukan labial lamina (penebalan

epitel)- Tampak batas antara 2 tonjolan : labial groove (~vestibulum) ~ pada minggu ke 10

Page 14: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Perkembangan palatum- Terdiri dari 2 bagian mayor : palatum primer dan

sekunder- Palatum primer merupakan lempengan segitiga

horizontal dg bag.apex mengarah ke posterior ~ memisahkan nasal pit di atas dan stomodeum di bawah

Sepanjang midline permukaan superior bergabung dg bag.dalam processus frontalis yg membagi nasal pit dan menjadi relatif lebih tipis ~ membentuk septum nasal primitif

Page 15: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

- Palatum sekunder tampak pd minggu VI berasal dr permukaan dalam processus maxillaris yaitu sebagai processus palatinus ~ mula-mula mengarah ke medial dan ke bawah pd tiap sisi lidah yg sdg berkembang.

- Bermula dr ujung posterior ~ processus ini kembali terletak horizontal shg saling mendekat di atas lidah

- Mekanisme ini masih belum pasti dan masih diteliti

Page 16: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

PERSYARAFAN PADA SISTEM OROFACIAL

Page 17: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

17/9

Persarafan Orofacial terdiri atas :1. Nervus Trigeminus (NV)2. Nervus Facialis (NVII)3. Nervus Glossopharingeus (NIX)

Page 18: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

18/9

N. Trigeminus (N.v) Merupakan saraf otak yang terbesar Menuju kepermukaan Ventral batang otak

dan pada pertengahan pontis membentuk:- Portio Minor mengandung serabut motoris- Portio Mayor mengandung serabut sensoris

Kemudian kedua akar serabut ini menuju kedepan dan lateral dan membentuk : Ganglion Trigeminalis yang berbentuk picak dan ovoid hanya serabut-serabut sensoris yang menempati Ganglion ini

Page 19: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

19/9

Page 20: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

20/9

• Dari bagian anterior ganglion ini akan muncul Nv1, Nv2, Nv3

• Serabut motorik akan terdapat dbawah ganglion ini dan akan menuju Nv3

Nv akan membawa serabut autonom1. Parasymphatis

Nv berhubungan dengan 4 ganglia parasymphatis :- Gl. Ciliaris- Gl. Oticus- Gl. Pterigo paltinum- Gl. Submandibularis

Page 21: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

21/9

Page 22: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

22/9

Nv hanya mensuply serabut-serabut preganglionair ke ganglion-ganglion ini

2. Symphatisserabut-serabut post ganglioner dari- Gl Cervicalis sup didistribusikan

oleh Nv- Pl. Caroticus Int

Page 23: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

23/9

N. Opthalmicus (N.v1)• Bersifat sensoris murni• Merupakan divisi paling kecil dari N V• Menembus durameter dan berjalan kedepan pada

dinding lateral sinus cavernosus di bawah N III dan N IV• Cabang-cabang :

= N. Lacrimalis Mensarafi kulit dan conjuctiva bagian lateral Palpebra Sup= N. Supra Orbitalis Mensarafi kulit dan conjuctiva bagian tengah Palpebra Sup, kulit dahi

Page 24: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

24/9

Page 25: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

25/9

= N. Supratrochlearis Mensarafi kulit dan Conjuntiva bagian medial Palpebra Sup, kulit dahi bagian bawah= N. Infratrochlearis Mensarafi kulit dan Conjuntiva bagian medial Palpebra sup, kulit sisi hidung yang berdekatan= R. Nasalis Ext Mensarafi kulit pada sisi hidung sampai keujungnya

Page 26: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

26/9

Page 27: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

27/9

N. Maxillaris (Nv2)• Dipercabangkan dari bagian tengah ganglion trigeminale

(Gasseri)• Keluar dari rongga tengkorak melalui foramen rotundum

fossa pterygo palatina (pada fosa ini mudah di blok)• Kemudian memasuki orbita melalui fissura pterygo

palatina• Selanjutnya berjalan didalam canalis infra orbitalis dan

keluar melalui foramen infra orbitalis• Cabang-cabang dibagi atas 2 kelompok :

Page 28: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

28/9

Page 29: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

29/9

I. Didalam Cavum Cranii- R. Meningicus

II. Di Fossa Pterygo Palatina- Di fossa ini mudah diblok dengan anastesi lokal- Pada fossa ini muncul cabang-cabang utama :a. N. Infra Orbitalis- Merupakan cabang terbesar- menuju orbita melalui fissura infra orbitalis canalis infra orbitalis- Kemuka (facial) muncul melalui foramen infra orbitalis dan bercabang-cabang untuk kulit : - Kelopak mata bagian bawah - Bibir atas - Sisi hidung

Page 30: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

30/9

Page 31: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

31/9

- Didalam Canalis Infra Orbitalis akan bercabang menjadi :Nervus Alveolaris Anterior Sup- Berjalan melalui saluran halus didinding depan sinus maxillaris untuk mensarafi : - Rahang atas

- Incisivus- Caninus

- Memberikan cabang-cabang kecil untuk mucosa nasi dan beranastomose dengan N. Alveolaris Post. Sup

Page 32: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

32/9

b. N. Alveolaris Post Sup- Muncul dari N. Maxillaris- Meninggalkan Fossa Pterygopalatina melalui fissura Pterygo maxillaris- Turun ke dinding Post Sinus Maxillaris- Memberikan cabang-cabang untul : = Ginggiva

= Molar dan premolar= Mucosa Sinus Maxillaris= Periostium Alveolaris

N. Alveolaris Anterior Sup dan Post Sup membentuk :Plexus Superior Dentalis

Page 33: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

33/9

c. N. Zygomaticus - Dipercabangkan dari N. Maxillaris didalam

Fossa Pterygopalatina - Mencapai orbita melalui fissura orbitalis sup. Dan turun sepanjang pinggir bawah dinding lateral orbita - Berhubungan dengan N. Lacrimalis yang akan

membawa serabut post ganglion parasymphatis ke Gl. Lacrimalis

- Bercabang := N. Zygomatico Temporalis= N. Zygomatico Facialis

Keduanya menuju Os Zygomaticus untuk mensyarafi kulit

= Regio Temporal Ant= Proc. Zygomaticus -

Page 34: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

34/9

III. Cabang-cabang untuk Gl. Pterygopalatina

• Dari N. maxillaris akan dipercabangkan 2 syaraf untuk Gl. Pterygopalatina yang terdapat pada Fossa Pterygopalatina

• Syaraf-syaraf ini berisi serabut-serabut sensoris yang akan didistribusikan ke :- Orbita - Palatum (N. Palatina Mayor & Minor)- Cavum Nasalis ( R. Nasalis)- Sinus para nasalis ( N.Nasopalatina)- Pharynx

Page 35: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

35/9

• Cabang-cabang Ganglion akan membawa :1. Serabut Post Ganglion Symphatic

Badan sel terdapat pada Gl. Cervicalis Sup

2. Serabut Post Ganglion ParasymphaticBadan sel Dl Gl. Pterygo palatina

Page 36: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

36/9

N. Mandibularis

• Merupakan cabang terbesar dari Nv• Dibentuk oleh :

- Serabut-serabut sensorikBerasal dari Gl. Trigeminal

- Serabut-serabut motorikTerdapat dibawah Gl. Trigeminal

• Kedua serabut ini meninggalkan cavum cranium melalui foramen ovale dan segera bergabung membentuk N. Mandibularis Fossa Infra temporalis

Page 37: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

37/9

Page 38: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

38/9

• Setelah bergabung, memberi cabang :a. R. Meningeus duramater (Syaraf ini masuk lagi ke cavum cranii

melalui foramen spinosum bersama-sama A. Meningea Media)

b. R. Pterygoideus (M. Pterygoideus medial, M. Tensor Tympani, M. Tensor

Palatini)

Page 39: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

39/9

Maka N. mandibularis akan bercabang menjadi :- Divisi Anterior- Divisi Posterior

- Sewaktu N. mandibularis berada di fossa infra temporalis nervus ini dapat diblok dengan anastesi lokal dengan menyuntiknya melalui Incisura mandibularisN. Mandibularis mempunyai hubungan :Posterior : - A. Meningea MediaLateral : - M. Pterygoideus lateralismedial : - M. Tensor Velli Palatini

Page 40: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

40/9

Divisi Anterior N. MandibularisMenerima :a. Serabut-serabut Motoris

Serabut-serabut ini akan mensyarafi otot-otot pengunyah yaitu :- M. Pterygoideus Lateral- M. Temporalis- M. Masseter

b. Serabut-serabut sensorisDikenal sebagai N. BucalisAkan mensyarafi :- Kulit dan mucosa pipi- Gusi- Molar I- Pre molar

Page 41: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

41/9

Page 42: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

42/9

Divisi Posterior N. MandibularisMenerima :- Sebagian besar serabut sensoris yang akan bercabang

menjadi :- N. Alveolaris inferior- N. Lingualis- N. Auriculo Temporalis

- Sebagian kecil serabut Motoris yang akan menuju :- M. Mylohyoideus- Pars Ant M. DigastricusSerabut-serabut ini : N. MylohyoideusMerupakan cabang N. Alveolaris

Page 43: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

43/9

Page 44: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

44/9

N. Alveolaris Inf

• Merupakan cabang yang terbesar dari N. Mandibularis• Berjalan kebawah dibelakang N. Lingualis pada

permukaan luar M. Pterygoideus medialis• Kemudian turun kebawah diantara ramus mandibula dan

Lig. Spenomandibularis masuk ke foramen mandibularis canalis mandibularisDiatas foramen ini N. Alveolaris Inf dapat diblok dengan anestesi lokal

• N. Alveolaris akan berakhir di foramen mentalis didagu

Page 45: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

45/9

Page 46: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

46/9

Cabang-cabangnya

- Sebelum memasuki Canalis Mandibularis N. Mylohyoideus

yang mensyarafi :- M. Mylohyoideus- Venter Ant M. Digastricus

- Didalam Canalis Mandibularis berjalan bersama-sama A. Alveolaris Inf dan bercabang-cabang untuk :

- Molar bawah- Premolar- Ginggiva

Page 47: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

47/9

• Sewaktu keluar dari foramen mentalis bercabang menjadi :a. R. Incisivus Menuju kedepan mandibula untuk mensyarafi : - Canivus - Incisivusb. R. Mentalis Mensyarafi : - Dagu (kulit) - Bibir bawah

Page 48: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

48/9

N. Lingualis- Berjalan turun kedepan dan terletak didepan N. Alveolaris Inf

diantara M. Pterygoideus lateral dan medial- Didekat percabangannya akan bergabung dengan N. Chorda

Tympani cabang N. Facialis- Kemudian syaraf ini menuju bagian atas samping akar lidah

menyilang M. Constrictor Pharyngeus Sup dan M. Styloglossus apex lidah

- N. Lingualis Mensyarafi:- Papila lidah- Membran Mucosa 2/3 bagian depan lidah- Mucosa dasar mulut

Page 49: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

49/9

Page 50: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

50/9

N. Auricotemporalis

• Nervus ini muncul dari permukaan Post. N. Mandibularis dan terdiri dari 2 syaraf yang menjepit A, meningea media

• Kemudian syaraf ini bersatu lagi dan menuju kebelakang, menembus M Pterygoideus lateral menuju collum mandibula

• Dari sini Ia menuju keatas dan keluar diantara art temporo mandibularis dan tulang-tulang rawan meatus acusticus Exr dan berada Dl. Gl. Parotis

• Akhirnya muncul dari Gl. Parotis dan naik sepanjang Arcus zygomaticus dengan A Temporalis Superficialis

Page 51: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

51/9

Cabang – cabang Memberikan cabang-cabang untuk:

a. Kulit- Meatus Acusticus Ext- Membran Tympani pars Ant. Tragus- Pinna (Bg. Ant & Sup) - Art. Temporo mandibularis

b. Membawa serabut-serabut seckret motor dari Gl. Otic Glo. Parotis

Page 52: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

52/9

Aplikasi Anatomi dari Nv

• Serabut-serabut motorik sering dihinggapi penyakit, sehingga pengetahuan mengenai distribusi kulit adalah penting

• Trigeminal Neuralgia (sangat sakit) disebabkan oleh Herpes Zoster

• Conjunctiva bulbaris & cornea di syarafi Nv1 corneal reflex.

• Terdapat batas-batas tegas antara daerah yang disarafi Nv dan N. Spinalis

• Bagian bawah N. mandibularis tidakk terdapat pada bagian bawah mandibula, tetapi terdapat dibawahnya.

Page 53: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

53/9

N. FacialisN. Facialis- Merupakan syaraf otak yang mengurus otot-

otot muka- Mengandung : - syaraf sensorik

- syaraf motorik- Keluar dari rongga tengkorak (fossa cranii

post) meatus acusticus int canalis facialis foramen stylomastoideus Gl parotis muka

Page 54: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

54/9

Page 55: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

55/9

- Didalam canalis facialis memberi cabang untuk mengurus telinga dalam :

- N. Petrosus super F. Mayor- N. Petrosus super F. Minor- N. Petrosus super F. Ext- Chorda Tympani- R. Stapedius M. Stapedius

Page 56: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

56/9

Page 57: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

57/9

- Setelah keluar dari foramen stylomastoideus, N. Facialis akan bercabang :1. N. Auricularis Post

- Melayani otot-otot Auricula- Kulit kepala belakang telinga

2. R. DigastricusMensyarafi venter post M. Digastricus

3. R. StylohyoideusMensyarafi M. Stylohyoideus

- Setelah mempercabangkan syaraf-syaraf ini N. Facialis selanjutnya membelok ke depan masuk ke glandula parotis membentuk plexus parotidicus yang akan memberikan cabang yaitu :

Page 58: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

58/9

1. Bagian Temporo Facialis= Berjalan kedepan melintang pada leher Proc. Condyloideus mandibula dibawah masa Gl.Parotis= bercabang-cabang :

- R. Temporalis mengurus daerah temporal, frontal dan otot- otot kelopak mata- R. Molaris Mengurus otot-otot sekitar mulut- R. Zygomaticus

Page 59: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

59/9

Page 60: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

60/9

2.Bagian Cervicofacialis= berjalan kebawah depan menembus Gl Parotis dan bersilangan dengan A.

Carotis Ext= Mensyarafi ½ bagian bawah muka dan

leher bagian atas

Page 61: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

61/9

Lesi N. Facialis

• Kerusakan N. Facialis dikenal di klinik sebagai Bell’s Palsy

• Seluruh otot-otot mimik pada satu sisi lumpuh• Mata tidak bisa ditutup baik atas kemauan

sendiri atau reflex• Bibir tidak dapat bersiul• Pasien tidak bisa mengernyitkan kening atau

memperlihatkan gigi pada sisi yang lumpuh

Page 62: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

62/9

• Paralyse dari M. Buccinatorius menyebabkan makanan terkumpul antara pipi dan gigi

• Kekurangan secresi lacrimal (N.Petrosus mayor)sacresi salivari, kehilangan rasa (N.Chorda Tympani) kecap 1/3 ant. Lidah, hyper acusis (N. Stapidius) dapat terjadi

Page 63: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

63/9

N. Glossopharyngeal (N IX)• Muncul dari sulcus Retro OlivaryMedulla

Oblongata dimana akar-akarnya satu garis dengan :- N VIII diatasnya- N X- N XI dibawahnya

• Serabut-serabut ini meninggalkan tengkorak melalui foramen yugulare. Didepan n X, XI, dan terpisah dari saraf-saraf ini oleh duramater

Page 64: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

64/9

• Didalam foramen yugulare ini, syaraf ini mempunyai 2 ganglion :- Ganglion Superior Mengandung badan sel serabut general somatic afferen yang akan didistribusikan ke membrana mucosa telinga tengah- Ganglion Inferior Lebih besar dan penting mengandung badan sel dari serabut-serabut sensoris

Page 65: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

65/9

• Sewaktu meninggalkan tengkorak. Syaraf ini menuju kebawah dan depan, didepan A Carotis Interna, dibawah Processus Styloideus, M. Stylopharyngeus dan A. Carotis Ext

• Kemudian menyilang M. Stylopharyngeus dan mencapai Radix lingua dengan menembus M. Hyoglossus

Page 66: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

66/9

Page 67: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

67/9

Cabang-cabang :1. N. Tympanicus

- mencapai telinga tengah dan membentuk Plexus Tympanicus yang terdapat didinding medial- Serabut sensoris mensyarafi Mucosa telinga tengah- Serabut Preganglioner melalui N. Petrosus minor ke Gl. Oticum yang

berfungsi secremotor dari Gl. parotis

Page 68: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

68/9

2. N. Carotid Cabang ini membawa serabut afferen dari baroreceptor di sinus caroticus dan chemoreceptor di glomus caroticus

3. N. Pharyngicus Bersama-sama dengan N. Vagus & Truncus symphaticus pars cervicalis akan membentuk Pl. PharyngicusMelalui Pl. ini,, N IX akan memberikan serabut-serabut sensoris ke mucosa pharynx, dan mungkin juga serabut motorik ke M. Constrictor

Page 69: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

69/9

Page 70: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

70/9

4. R. Muscularis Cabang ini mensyarafi M. Stylo pharyngeus

5. N. Tonsilaris Memberikan serabut-serabut sensorik ke : Tonsil Palatina, Palatum Molle & Arcus

palatina6. R. Lingualis

Memberikan serabut sensoris ke taste bud mucosa lidah 1/3 belakang dan taste bud pada papilla circum valata.

Page 71: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

71/9

Page 72: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

72/9

Stimulasi N IX pada ujuntg syaraf yang terdapat pada lidah, palatum atau pharynx, oleh makanan/minuman menimbulkan reflex menelanRangsangan yang tidak enak/tidak biasa akan menimbulkan tercekik/muntahKerusakan N IX, sendiri-sendiri adalah jarang.- Yang hilang perasaan sensoris

kelemahan M. Pharyngeal/ psi lateral

Page 73: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Faktor yang mempengaruhi perkembangan orofacial

Page 74: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

faktor

DALAM (INTERNAL)

LINGKUNGAN (EKSTERNAL)

1. TOKAIN (ZAT KIMIA)2. INFEKSI3. RADIASI4. INFEKSI

INTRAUTERINE

1. KETURUNAN (HEREDITAS)-Genetik

2. PENGARUH HORMON

3. GIZI4. KELAINAN

IMUNOLOGI5. PSIKOLOGI IBU6. MEKANIS

Melisa, 2012

Page 75: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Organ-Organ DalamOrofasial

Page 76: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

MataMata (neuro-ektoderm, ektoderm permukaan dan mesoderm)• Mula-mula tampak adanya gelembung ke lateral dari bagian

otak depan yang disebut gelembung optic (optic vesicle).• Gelembung optic membentuk lapisan baru sehingga menjadi dua

lapisan yang disebut mangkuk mata (optic cup). • Gelembung optic tersebut akan berpisah dengan lapisan di

dinding otak, tetapi masih dihubungkan oleh tangkai optic (optic stalk).

• lapisan ektoderm makin menebal, bundar dan padat yang disebut gelembung lensa (lens vesicle).

• Antara gelembung lensa dan mangkuk optic dihubungkan oleh khoroid mata.

Page 77: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Hidung

• Mula-mula tampak olfactory palacode yaitu penebalan ectoderm di daerah ventro-lateral kepala embrio. Placode berkembang menjadi lesung olfactory hidung (olfactory pit).

• Di sekitar lubang hidung tepinya terdapat tonjolan medial dan tonjolan lateral yang dekat dengan proc. maksila. jaringan di antara tonjolan medial sebelah kanan dan kiri disebut septum nasi.

• tonjolan medial hidung bergabung dengan proc. maksila yang terletak di sebelah lateralnya, terbentuklah rongga hidung.

• Di sebelah dalam rongga hidung, mula-mula masih ada membran oro-nasal. Membrane ini pecah, dan terjadilah hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut

Page 78: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Telinga

• Secara anatomis, organ telinga dibedakan menjadi

Telinga dalam penebalan ektoderm kepala di daerah samping setinggi otak belakang

(sepasang) yang disebut otic placode• Selanjutnya placode tersebut berinvaginasi ke lapisan mesenkim di

sebelah dalamnya• Placode yang tertanam di lapisan mesenkim ini disebut otosis• Otosis memanjang dan berdiferensiasi membentuk duktus endolimfatik

dan kantung

Page 79: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Telinga tengah • Kantung faring I bagian dalam berkembang menjadi

tuba eustachi• Bagian tengah dari kantung faring I akan menjadi

rongga timpani• Rongga timpani kemudian berkembang menjadi

telinga tengah• Lapisan entoderm yang melapisi rongga ini akan

membungkus tulang-tulang (maleus, inkus, stapes), tendon, ligament dan saraf dari telinga tengah.

Page 80: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Telinga luar• daun telinga, liang telinga luar, dan membran timpani

adalah termasuk telinga luar• Closing membrane yang disusun oleh lapisan

entoderm dan lapisan ectoderm akan menjadi membrane timpani

• Liang telinga luar berasal dari epitel lekuk brancial (ectoderm).

• Daun telinga dibentuk dari proliferasi mesenchim dari lengkung branchial I dan II.

Page 81: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Bibir

• Bibir, Beberapa otot yang membentuk bibir secara konvensional bisa dianggap sebagai sebuah unit fungsional tunggal, karena dengan cara inilah otot tersebut biasanya bekerja. Otot berperan pada perkembangan oklussal melalui ukuran bentuk dan fungsinya. Bentuk fungsi bibir dapat dibicarakan dalam 2 bidang yakni vertikal dan sagital ( Foster, 1997).

Page 82: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Lidah

• Lidah, Lidah yang berfungsi terutama hubungannya dengan

bibir dan pipi, adalah gaya penuntun utama dalam erupsi

gigi. otot ekstrinsik dari lidah melekat pada bagian dalam

mandibula, tulang hioid, palatum dan prosessus stiloideus.

Oleh karena itulah, lidah terletak dalam lengkung rahang

bawah dan mempengaruhi perkembangan gigi-gigi melaui

ukurannya, postur istirahatnya dan fungsinya( Foster, 1997).

Page 83: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Faktor-faktor yang mempengaruhi erupsi gigi

1. Faktor keturunan2. Faktor ras3. Jenis kelamin4. Faktor lingkungan a)sosial ekonomi b)Nutrisi c)Faktor penyakit d)faktor lokal

Page 84: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

SISTEM MUSCULARIS KEPALA DAN OROFACIAL DENGAN ORIGO-INSERSIO

Page 85: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Origo• Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada

tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi. Otot berasal dari pertengahan facies anterior dari badan tulang radius dan membrana interossea antara radius dan ulna.

Page 86: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Insersio• Otot berakhir di basis tulang ibu jari. Yaitu

bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.

Page 87: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Fascia didaerah MukaDibagi atas :1. Fascia Temporalis

Jaringan ikat fibrosa yang kuat dan lebar yang meliputi M. Temporalis

2. Fascia PterygoideaJaringan ikat fibrosa yang meliputi M. Pterygoideus internal dan external

3. Fascia Paratideo MassetericaMerupakan lanjutan lamina superficialis fascia temporalis yang menutup permukaan luar M. Masseter dan membelah diri untuk membungkus gl. parotis

Page 88: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot- otot kepala

Page 89: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Terdiri Atas :1. Otot Permukaan / otot mimik =

mimetic muscle - Otot kulit kepala- Otot-otot disekitar telinga- Otot-otot disekitar hidung- Otot-otot disekitar mata- Otot-otot disekitar mulut

Page 90: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. Otot-otot pengunyah Otot-otot minik mempunyai sifat : a. Letaknya amat superficial b. Melekat pada kulit c. Bentuk & kekuatannya sangat

bervariasi d. Inervasi berasal dari N VII

Page 91: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot kulit kepala / scalp

M. Epicranius = M. Occipito FrontalisTerdiri dari :1. 2 Venter Occipitalis

Origo : - 2/3 bagian lateral linea nuchae sup

- Proc. Mastoideus ossis temporalis

Insertio : Galea Aponeurotica

Page 92: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. 2 Venter Frontalis Otot ini keluar dari galea aponeurotica dan berakhir pada otot-otot didekatnya, kulit pangkal

hidung dan sepanjang alis

Page 93: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Fungsi - M. Occipitalis : menarik galea dan ikut

menunjang M. Frontalis- M. Frontalis : - Mengangkat alis

- Menarik Scalp

Inervasi : N VII

Page 94: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 95: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot-otot sekitar telinga

M. Auricularis- M. Auricularis Ant Origo Fascia- M. Auricularis Post Temporalis- M. Auricularis Sup

Inervasi : N. VII

Page 96: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 97: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot-otot sekitar hidung

1. M. Procerus ( M. Pyramidalis Nasi)Origo : Bagian atas Cartilago

NasalisInsertio : Kulit bagian bawah dahiFungsi : Menurunkan sudut alis mata

Page 98: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. M. Nasalis > Pars Acaris (M. Dilatator Naris) - Terdapat : menutupi cartilago nasi - Fungsi : Melebarkan cuping hidung > Pars Transversa (M. Compresor

naris) - Melintang dibagian bawah M. Procerus - Fungsi : Menekan cartilago lateral superior ala nasi

Page 99: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

3. M. Depresor Septi (M. Dep. Ala nasi) - Terdapat diantara membrana mucosa hidung dan otot bibir atas - Fungsi : mengecilkan lobang hidungPersyaratan otot-otot diatas : N VII

Page 100: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot-otot sekitar mata

Page 101: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

1. M. Orbicularis OculiTerdiri atas :a. Pars Orbitalis

Origo : Lig. Palpebra Medial (jaringan ikat antara bagian depan Proc. Frontalis Ossis maxillaris dan bagian nasal ossis frontalis)

Page 102: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

b. Pars Palpebralis Bagian otot yang tipis dan terletak lebih central dari kelopak mata

c. Pars Lacrimalis (M.Tensor Tarsi) Terdapat dibelakang lig. Palpebra medial

Page 103: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Fungsi :- Menutup Kelopak Mata ( Pars orbitalis & Pars Palpebralis)

- Menekan Sassus lacrimalis untuk membasahi mata ( Pars Lacrimalis)

Page 104: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. M. Corrugator Supercilii - Terdapat dibagian cranial medial

kelopak mata - Serabut-serabutnya menuju

Cranio – lateral - Fungsi : Menarik alis mata

kebawah medial

Otot-otot disekitar mata mendapat persyaratan dari : N VII

Page 105: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot-otot ekstrinsik mata

- Disebut juga otot-otot ekstra okuler- Fungsi : menggerakkan mata- Teridiri atas:

1. M. Rectus Superior2. M. Rectus inferior3. M. Rectus Lateralis4. M. Rectus medialis5. M. Obligus superior6. M. Obligus inferior

Page 106: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 107: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot-otot disekitar mulut

Page 108: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

1. M. Orbicularis Oris- Otot lingkaran disekitar mulut- Origo : otot muka sekitar mulut- Insertio : Bibir atas & bibir bawah- Fungsi : Menutup mulut &

mencucu

Page 109: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. M. Buccinatorius- Terdapat didinding lateral rongga mulut- Origo : Permukaan luar proc.

Alveolaris ossis maxillaris- Insertio : Bg. Cranial Bagian

caudal lingkaran M.orb.oris Bg. Caudal Bagian

cranial lingkaran M.orb.oris- Inervasi : N v 3- Fungsi : Menutup mulut

Page 110: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

3. M. Levator labii sup alaeque nasi - M. Quadratus labii sup. Caput

angualaris - Origo : Bagian atas Proc.

Frontalis Ossis Maxillaris - Insertio : - Kulit hidung

- Bg. Cranial & Medial M. Orbicularis Oris

Page 111: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

4. M. Quadratus Labii Sup. Caput Infra Orbitalis - Origo : Pinggir bawah orbita - Insertio : Bg. Cranial M. Orbicularis

Oris 3 – 4 mempunyai fungsi :Menarik bibir atas ke cranial & depan

Page 112: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

5. M. Quadratus Labii Sup. Caput Zygomaticus ( M. Zygonaticus Minor)- Origo : Permukaan luar Os.

Zygomaticus- Insertio : Bg lateral dari M. Orbic

oris6. M. Zygomaticus / M. Zygomaticus

Mayor - Origo : Os. Zygomaticus - Insertio : Sudut lateral M.Orbic.

Oris

Page 113: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

7. M. Levator Anguli Oris (M.Caninus) - Origo : Fossa Caninus - Insertio : Sudut M. Orb. Oris

5-6-7 mempunyai fungsi : Mengangkat sudut mulut waktu ketawa

Page 114: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

8. M. Risorius - Origo : Fascia Parotideo

Masseterica - Insertio : Kulit disudut lateral mulut

9. M. Depressor Anguli Oris/ M. Tri Angularis - Origo : Bg. Lateral linea obl. Mandibula - Insertio : Sudut Orbicularis Oris

Page 115: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

8-9 mempunyai fungsi : Menarik sudut mulut kebawah dan lateral10. M. Transuersus Menti

Merupakan serabut-serabut bg medial M. Depressor anguli Oris yang berjalan melintang dibagian

bawah M. Orb. Oris

Fungsi : Menarik sudut mulut kebawah medial

Page 116: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

11. M. Mentalis- Origo : Fossa Incisivus Ossis

Mandibula - Insertio : Bg tengah

M.Orbicularis oris bg. Caudal

12. M. Depressor Labii Inf (M.Quadratus labii inf) M. Quadratus Menti

- Origo : Bg Medial Linea Obl. Mandibulae - Insertio : M.Orbicularis oris caudo –

lateral dari insertio M. Mentalis

11-12 Mempunyai fungsi : Menarik bibir bawah kearah caudalis

Page 117: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Otot-otot PengunyahMm. Masticatorius

Page 118: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

1. M. TemporalisBentuk seperti kipas. Terletak dalam Fossa Temporalis- Origo : - Planum temporale

- Permukan dalam fascia temporalis

- Insertio : Dari Proc. Condiloiosus mandibula pinggir depan ramus mandibula

- Fungsi : - Menutup dagu - Kontraksi bg belakang menyebabkan mandibula tertarik

kebelakang- Inervasi : N. V3

Page 119: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. M. MasseterDitutupi oleh facia masseterica dapat diraba pada waktu mengatupkan gigi- Origo : - Bg Superficialis Proc. Zygomaticus Ossis

Maxillaris - Arcus Zygomaticus Proc. Zygomaticus Ossis

Temporalis- Insertio : - Permukaan lateral angulus mandibula ½ bagian bawah ramus mandibula - Permukaan lateral proc. Coronoideus

½ bagian atas ramus mandibula- Fungsi : - Menutup rahang bawah

- Inervasi : N. V3

Page 120: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

3. M. Pterygoideus Ext & Lateral - Origo Caput Craniale Permukaan lateral bawah magna ossis sphenoidale Caput Caudale

Permukaan lateral lamina lateralis proc. Pterygoideus - Insertio : - Fovea Pterygoideus.

- Bagian depan collum proc. Condyloideus mandibula

- Pinggir depan discus articularis dari Art. Temporo mandibularis

- Fungsi : - Membuka rahang bawah- Inervasi : N. V3

otot ini terletak pada fossa infra temporalis

Page 121: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

M. Pterygoideus Int / MedialisTertutup disebelah luar oleh Ramus MandibulaOrigo : - Permukaan medial fossa pterygoidea

- Tuber Maxillare - Permukaan belakang Proc. Pyramidalis Ossis Palatini

- Insertio : - Belakang bawah permukaan medial Ramus Mandibulae

- Angulus mandibulae - Fungsi : - Menutup rahang bawah- Inervasi : N. V3

Page 122: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Pergerakan yang bisa dilakukan

Page 123: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 124: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 125: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Kelainan Orofacialdan Penanganan

Page 126: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

1. Cleft lip

Celah bibir (cleft lip) merupakan kelainan kongenital yang disebabkan gangguan perkembangan wajah pada masa embrio. Celah dapat terjadi pada bibir, langit-langit mulut (palatum), ataupun pada keduanya. Celah pada bibir disebutlabiochisis sedangkan celah pada langit- langit mulut disebut palatoschisis. Penanganan celah adalah dengan cara pembedahan

Page 127: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Etiologi clift lips

Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu keenam sampai minggu kesepuluh kehamilan. Penyebab kelainan ini dipengaruhi berbagai faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga faktor non genetik yang justeru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan terjadi satu individu dengan individu lain berbeda

Page 128: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Faktor yang menyebabkan Clift lips

a. Faktor GenetikFaktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah bibir telah diketahui tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya. Dasar genetik terjadinya celah bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis pertemuan, di mana bagian ini seharusnya

Page 129: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

bersatu dan biasa juga karena atropi dari pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada daerah tersebut

Page 130: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

b. Faktor Non Genetik -Defisiensi Nutrisi-Zat Kimia-Virus Rubella-Trauma pada masa kehamilan

Page 131: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Klasifikasi celah bibir dan celah langit-langit

1. Celah langit-langit primer • Celah bibir : unilateral, median atau bilateral

dengan derajat luas celah 1/3, 2/3 dan 3/3. • Celah alveolar dengan segala variasinya. 2. Celah langit-langit sekunder • Celah langit-langit lunak dengan variasinya. • Celah langit-langit keras dengan variasinya.

Page 132: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

3. Celah mandibula Klasifikasi celah bibir dan celah langit-langit menurut Kernahan dan Stark (1958) yaitu: Group I : Celah langit-langit primer. Dalam grup ini termasuk celah bibir, dan kombinasi celah bibir dengan celah pada tulang alveolar. Celah terdapat dimuka foramen insisivum.

• Group II : Celah yang terdapat dibelakang foramen insisivum. Celah langit-langit lunak dan keras dengan variasinya. Celah langit-langit sekunder.

• Group III : Kombinasi celah langit-langit primer (group I) dengan langit-langit sekunder

Page 133: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

(A) Celah bibir unilateral tidak komplit, (B) Celah bibir unilateral (C) Celah bibir bilateral dengan celah langit-langit dan tulang alveolar, (D) Celah langit-langit. (Stoll et al. BMC Medical genetics. 2004, 154.)

Page 134: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Komplikasi jika tidak dilakukan pembedahan

1. Masalah asupan makanan 2. Masalah dental 3. Infeksi telinga 4. Gangguan berbicara

Page 135: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Cara pencegahan

1. Menghindari merokok pada masa kehamilan 2. Pemenuhan nutrisi (asam folat vit B6, vit A) 3. Suplemen Nutrisi 4. Modifikasi Pekerjaan5. Menghindari alkohol

Page 136: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. Maloklusi

Maloklusi didefinisikan sebagai ketidakteraturan gigi-gigi di luar ambang normal. Maloklusi dapat meliputi ketidakteraturan lokal dari gigi-gigi atau malrelasi rahang pada tiap ketiga bidang ruang sagital, vertikal, atau transversal (Huoston, 1989).

Page 137: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Maloklusi

Maloklusi dapat dibagi menjadi 3 golongan yakni :

• Dental dysplasia• Skeleto dental dysplasia• Skeletal dysplasia

Page 138: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

1. Dental dysplasia

Adalah maloklusi yang disebabkan oleh relasi yang tidak harmonis dari gigi-gigi. Berbagai posisi gigi dapat terjadi dalam deretan lengkung gigi, seperti misalkan terjadinya : rotasi, labioversi, linguoversi, impaksi, gigi yang berjejal-jejal, ektopioc, dsb.dalam hal ini maka relasi dari tulang rahangnya masih normal dan fungsi dari otot-otot adalah baik.

Page 139: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

2. Skeleto dental dysplasia

Dalam hal ini tidak adanya gigi-giginya yang maloklusi, tapi juga meliputi rahang. Dimana hubungan antara tulang maksila dan mandibula adalah tidak normal, atau dapat pula maksila atau mandibulanya atau kedua-duanya hubungannya dengan cranium adalah tidak normal. Maloklusi ini adalah sangat kompleks dan memerlukan perawatan yang khusus.

Page 140: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

3. Skeletal dysplasia

Maloklusi ini disebabkan karena malrelasi antara maksila dan mandibula, atau karena malrelasi dari tulang rahang dan kraniumnya.kedudukan gigi-giginya ada kemungkinan normal. Maloklusi semacam ini sering menunjukkan bentuk muka yang maju ke depan (forward facial divergent) atau bentuk muka yang mundur ke belakang (backward facial divergent). Hal ini disebabkan karena perkembangan kurang atau lebih dari tulang rahang (Foster, T. D. 1997).

Page 141: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Etiologi MaloklusiGraber menentukan klasifikasi faktor-faktor etiologi maloklusi sebagai berikut

ini:Faktor umum : faktor yang tidak berpengaruh langsung pada gigi yang meliputi: - Herediter

- Kelainan kongenital- Lingkungan:- Prenatal- Postnatal- Penyakit atau gangguan metabolisme- Problema diet- Kebiasaan jelek dan aberasi fungsional

Page 142: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

- Abnormal sucking- Thumb and finger sucking- Tongue thrust and tongue sucking- Lip and nail biting- Abnormal swallowing habits- Speech defects- Respiratory abnormalities- Tonsils and adenoids- Bruxism- Posture- Trauma dan kecelakaan (Sudiono, 2008)

Page 143: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

b. Faktor lokal : faktor yang berpengaruh langsung pada gigi, yang terdiri atas:- Anomali jumlah gigi:- Gigi kelebihan- Missing- Anomali ukuran gigi- Anomali bentuk gigi- Frenulum labial abnormal- Kehilangan prematur- Retensi- Erupsi gigi permanen terlambat- Pola erupsi gigi abnormal- Ankilosis- Karies gigi- Restorasi gigi yang tidak baik

(Sudiono, 2008)

Page 144: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Gangguan Perkembangan RahangAgnathia • Tidak terbentuknya maxilla atau mandibular.• Faktor congenital• Jarang terjadiMikrognathia:• Rahang lebih kecil dari normal• Dapat mengenai maxilla dan mandibula• Dibagi dua: congenital dan acquired

Page 145: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Congenital Micrognathia

• Etiologi: tidak diketahui• Pd beberapa kasus berkaitan dgn

kelainancongenital lainnya, seperti congenital heart disease, Pierre Robin syndrome.

• Kadang-kadang terdapat pola herediter• Dapat terjadi pada maxilla maupun mandibula

Page 146: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Acquired Micrognathia

• Terjadi: post natal/pasca kelahiran• Biasanya terjadi akibat gangguan

senditemporomandibular• Contoh: ankylosis pada sendi• temporomandibular

Page 147: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Makrognathia

• –Rahang lebih besar dari normal• –Sering berhubungan dg penyakit sistemik:-

Paget’s disease : pertumbuhan cranium danmaxilla yang berlebihanAcromegali : pembesaran yg progresif dari mandibulaLeontiasis Ossea : maxilla

Page 148: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Gangguan Perkembangan Muka

• Facial Hemihypertrofi : asimetri muka karena pertumbuhan berlebihan ½ bag muka

Klinis:• Asimetri muka• Dapat mengenai ½ bag tubuh dan kedua

anggotatubuh

Page 149: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Agnathia

Page 150: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

micrognathia

Page 151: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

macrognathia

Page 152: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Facial hemihyperthrophy

Page 153: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Hubungan orofasial dengan Stomatognathi

Page 154: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

• fungsi otot orofasial berperan penting dalam pembentukan oklusi yang ideal pada masa pertumbuhan anak.

• otot orofasial yang mempengaruhi perkembangan oklusi gigi adalah otot lidah, masseter dan buccinator, serta orbicularis oris.

• Triangular Force concept merupakan konsep keseimbangan antara ketiga otot tersebut.

• aktifitas penelanan berhubungan dengan otot orofasial yang mempengaruhi penelanan.

• Aktifitas penelanan menghasilkan tekanan terhadap kompleks orofasial. Pola penelanan yang salah akan mempengaruhi kompleks otot orofasial.

Page 155: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

• Otot yang mempengaruhi oklusi gigi selama penelanan1. otot lidah → sebagai daya pendorong & penahan

dari dalam mulut.2. otot masseter & buccinator → teraktivitas setiap

gerakan penelanan.3. otot orbicularis oris → u/ stabilisasi gigi geligi

sebagai penahan alami gigi anterior.

Page 156: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

RESORBSI GIGI

Page 157: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Definisi

• Dalam ilmu kedokteran gigi, resorpsi akar adalah pengrusakan atau penghancuran yang menyebabkan kehilangan struktur gigi.

• Hal ini disebabkan oleh kerja sel tubuh yang menyerang bagian dari gigi.

• Resorpsi akar terjadi akibat diferensiasi makrofag menjadi odontoklas yang akan meresorpsi sementum permukaan akar serta dentin akar.

Page 158: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks
Page 159: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Klasifikasi Resorpsi Akar

• Resorpsi Internal, dimulai dari pulpa• Resorpsi Eksternal, yang dimulai dari luar gigi.

Resorpsi Permukaan Resorpsi Akibat Inflamasi Resorpsi Penggantian Resorpsi Akibat Tekanan Resorpsi Sistemik Resorpsi Idiopatik

Page 160: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Internal

• diduga terjadi akibat pulpitis kronis • biasanya berjalan lambat • Bila terjadi pada ruang pulpa Pink spot • Perawatan Saluran akar

Page 161: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Eksternal

• Adanya perubahan keseimbangan antara osteoblas dan osteoklas pada ligamen periodontal dapat menghasilkan sementum tambahan pada permukaan akar (hipersementosis) atau menyebabkan hilangnya sementum bersama dengan dentin

• Penyebab lain dari resorpsi meliputi tekanan, bahan kimia, penyakit sistemik dan gangguan endokrin. Menurut Tronstad, resorpsi akar eksternal dapat dibagi menjadi enam jenis.

Page 162: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Permukaan • merupakan temuan patologis yang umum

terjadi pada permukaan akar • Aktivitas osteoklas merupakan respon terhadap

injuri pada ligamen periodontal atau sementum • Permukaan akar menunjukkan resorption

lacunae superfisial • Kondisi ini dapat mengalami

perbaikan spontan berupaPembentukan sementum baru.

Page 163: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Akibat Inflamasi

• diduga terjadi karena infeksi jaringan pulpa• Daerah yang terinfeksi biasanya berada di

sekitar foramen apikal dan canalis lateralis

Page 164: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

• Saluran akar dan tubulus dentin terinfeksi dan nekrosis, serta respon inflamatori dengan aktivitas osteoklas terjadi di dentin dan tulang. Pertambahan aktivitas osteoklas yang berada di dentin pada sebelah kanan menunjukkan pengaruh bakteri yang berada di tubulus dentin

Page 165: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Penggantian

• Resorpsi penggantian sering terjadi setelah replantasi, terutama bila replantasi terlambat dilakukan.

• Cedera pada permukaan akar biasanya berat, sehingga penyembuhan dengan sementum tidak dapat terjadi, yang menyebabkan kontak langsung antara tulang alveolar dan permukaan akar

Page 166: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Akibat Tekanan

• Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi yang merusak jaringan ikat diantara dua permukaan.

• Tekanan dapat disebabkan oleh gigi yang erupsi atau impaksi

• Menurut Newman, gigi yang paling sering mengalami resorpsi akibat tekanan adalah gigi insisivus karena gigi insisivus lebih sering digerakkan.

• Tekanan yang diberikan dapat membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas sehingga terjadi resorpsi. Apabila penyebab tekanan dihilangkan, maka resorpsi dapat dihentikan.

Page 167: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Sistemik

• resorpsi yang diakibatkan adanya gangguan sistemik

• Jenis ini dapat terjadi pada sejumlah penyakit dan gangguan endokrin, seperti : Paget’s disease, calcinosis, Gaucher’s disease dan Turner’s syndrome

• resorpsi ini dapat terjadi pada pasien yang menjalani terapi radiasi.

Page 168: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Resorpsi Idiopatik

• dapat terjadi resorpsi akar yang penyebabnya bukan karena faktor sistemik maupun lokal

• Resorpsi ini biasanya dapat diketahui dari foto radiografi.• Resorpsi ini dapat terjadi pada satu gigi maupun beberapa gigi. • Letak dan bentuk defek resorpsi juga bervariasi. Resorpsi idiopatik

dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu resorpsi apikal dan resorpsi servikal. Resorpsi apikal biasanya lambat dan dapat berhenti secara spontan, yang mungkin akan mempengaruhi satu atau beberapa gigi, dengan pemendekan akar secara bertahap, dan apeks gigi tetap bulat.

• Sedangkan resorpsi servikal terdapat pada bagian servikal gigi. Defek dapat melebar dan berbentuk lekukan dangkal

Page 169: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

Foto periapikal resorpsi servikal idiopatik

Page 170: Sistem Orofacial Dan Resorpsi Gigi KEL 5. Fiks

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT