LAPORAN TUGAS AKHIR - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/329/1/Firda Nataliana...
Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/329/1/Firda Nataliana...
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY ” D ”
G2P1A0 UK 32 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
(MASALAH KEK) DI BPM MARIA ZULFAH Amd.Keb.
DESA DIWEK KECAMATAN JATIREJO
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh: FIRDA NATALIANA
141110010
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2017
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY ” D ”
G2P1A0 UK 32 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
(MASALAH KEK) DI BPM MARIA ZULFAH Amd.Keb.
DESA DIWEK KECAMATAN JATIREJO
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D.III kebidanan
Oleh:
FIRDA NATALIANA
141110010
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
i
ii
iii
iv
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Firda Nataliana lahir di Mojokerto pada tanggal
25 Desember 1995 merupakan putri pertama dari dua bersaudara. Penulis lahir
dari pasangan suami istri Bapak Karyono dan ibu Sri Wahyuni.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN KRANGGAN III
Mojokerto lulus pada tahun 2008, SMPN 4 Mojokerto lulus pada tahun 2011,
SMK KESEHATAN BIM Mojokerto lulus pada tahun 2014, dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
melalui jalur Tes tulis. Penulis memilih program studi DIII Kebidanan dari lima
pilihan program studi yang ada di STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, 04 April 2017
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. ”D” G2P1A0 UK 32 minggu dengan
kehamilan normal (masalah KEK) di BPM Maria Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek
Kec. Jatirejo, Kab. Jombang”, sebagai salah satu syarat menyelesaikanya
pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep Ners.,MH, selaku ketua STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang, yang telah memberikan kesempatan
menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Ibu Lusiana Meinawati, SST.,S.Psi.,M.Kes, selaku ketua Program Studi D-
III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Dhita Yuniar K, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Petrina Dwi Mardikawati ,SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Ibu Lusiana Meinawati, SST.,S.Psi.,M.Kes, selaku penguji utama yang telah
bersedia menguji proposal dan memberikan masukan, arahan, kritik serta
saran demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Maria Zulfah, AMd.,Keb yang telah memberi ijin untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir di BPM Maria Zulfah Desa Diwek
Kecamatan Jatirejo Kabupaten Jombang.
7. Ny “D” yang telah bersedia menjadi responden.
8. Bapak, Ibu, Adik, dan semua keluarga atas cinta dukungan dan doa yang
selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.
vi
9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait yang sudah banyak
membantu dalam hal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Proposal Tugas Akhir ini.
Jombang, 04 April 2017
vii
RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY ” D ” G2P1A0 UK 32 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL
(MASALAH KEK) DI BPM MARIA ZULFAH Amd.Keb.
DESA DIWEK KECAMATAN JATIREJO KABUPATEN JOMBANG
Oleh: FIRDA NATALIANA
141110010
KEK pada kehamila merupakan masalah karena mencerminkan nilai kesejahteraan
social ekonomi masyarakat pengaruhya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
KEK dalam kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak). Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah memberikan asuha
kebidanan secara Continue Of Care (COC) pada Ny. “D” denga KEK di BPM Maria Zulfah
Desa Diwek Kecamatan Jatirejo Kabupaten Jombang dalam bentuk asuhan kebidanan ibu
dan bayi mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
Metode yang digunakan dalam melakukan asuhan kebidanan secara Continue Of Care (COC) pada Ny. “D” denga KEK adalah metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan tekhik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi perpustakaan. Hasil asuhan kebidanan secara Continue Of Care (COC) pada Ny. “D” dengan KEK dalam pengkajian data ditemukan data subjektif dan data objektif yang menunjukkan Ny. “D” mengalami KEK. Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan ini, terdapat beberapa kesenjangan derngan teori yang ada, namun kesenjangan ii tidak menimbulkan masalah pada klien.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara Continue Of Care (COC) pada Ny. “D” dengan KEK yaitu proses asuhan kebidanan secara Continue Of Care (COC). Dari kehamilan higga KB berjalan sesuai rencana dengan evaluasi akhir kunjungan 40 hari selama masa ifas dan KB dilaksanaka kujungan ke rumah pasien dan bayi sehat tanpa adanya komplikasi lanjut.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Continue Of Care, KEK.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
RINGKASAN……………………………………………………………... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penyusunan LTA ............................................................... 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 4
1.5 Ruang Lingkup ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Konsep Dasar Kehamilan ............................................................... 7
2.1.1 Pengertian kehamilan ........................................................... 7
2.1.2 Tanda Bahaya Kehamilan Pada Trimester III ................. 7
2.1.3 Perubahan pertumbuhan janin pada TM III ..................... 10
2.1.4 Konsep ANC Terpadu .......................................................... 13
ix
2.1.5 Pengertian Kekurangan Energi Kronik…………..…… 14
2.1.6 Etiologi Kekurangan Energi Kronik ........................... 14
2.1.7 Tanda dan gejala KEK……………………………….. 18
2.1.8 Komplikasi KEK…………………………………….. 18
2.1.9 Penatalaksanaan ......................................................... 19
2.1.10 Konsep SOAP Ibu Hamil Normal dengan KEK........... 19
2.2 Konsep Dasar Persalinan .................................................... 22
2.2.1 Pengertian Persalinan ................................................. 22
2.2.2 Tanda-tanda persalinan .............................................. 22
2.2.3 Tanda-tanda Inpartu................................................... 23
2.2.4 Faktor yang berperan dalam persalinan ...................... 23
2.2.5 Proses Persalinan ....................................................... 24
2.2.6 60 langkah APN......................................................... 27
2.3 Konsep Dasar Nifas ............................................................ 39
2.3.1 Pengertian nifas.......................................................... 39
2.3.2 Tahapan masa nifas.................................................... 41
2.3.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas ........................................ 41
2.3.4 Perubahan fisiologis................................................... 42
2.3.5 Perubahan psikologis ................................................ 47
2.3.6 Kebutuhan dasar ibu nifas .......................................... 48
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ........................................... 50
2.4.1 Pengertian .................................................................. 50
2.4.2 Ciri-Ciri Bayi Normal ................................................ 50
2.5 Konsep Dasar Neonatus...................................................... 51
2.5.1 Pengertian .................................................................. 51
2.5.2 Perubahan fisiologis................................................... 52
x
2.5.3 Pengertian Kunjungan Neonatal ................................. 52
2.5.4 Kebutuhan Dasar Neonatal......................................... 52
2.6 Konsep Dasar KB ............................................................... 54
2.6.1 Pengertian .................................................................. 54
2.6.2 Jenis-Jenis KB ........................................................... 54
BAB III ASUHAN KEBIDANAN ........................................................... 62
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III kunjungan I.... 62
3.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III kunjungan II... 64
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III .................................... 93
4.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin...................................................... 100
4.3 Asuhan Kebidanan Kebidanan Pada BBL................................................ 105
4.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas .......................................................... 109
4.5 Asuhan Kebidanan Kebidanan Pada Neonatus ........................................ 112
4.6 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana ........................................ 117
BAB V
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 120
5.2 Saran ...................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ijin Penelitian Dinas Kesehatan dari BAAK
Lampiran 2 Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan
Lampiran 3 Surat Kesanggupan Bidan Lampiran 4 Surat
Balasan dari Bidan
Lampiran 5 Surat Kesanggupan Pasien
Lampiran 6 KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)
Lampiran 7 Kartu Ibu dan Anak (KIA)
Lampiran 8 Hasil Laboratorium
Lampiran 9 Surat Keterangan Lahir
Lampiran 10 KSPR Perencanaan Persalinan
Lampiran 11 Catatan Hasil Ibu Nifas
Lampiran 12 Catatan Hasil Bayi Baru Lahir
Lampiran 13 Catatan Imunisasi Anak
Lampiran 14 Dokumentasi
xii
DAFTAR SINGKATAN
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ANC : Antenatal Care APN : Asuhan Persalinan Normal ASI : Air Susu Ibu BAB : Buang Air Besar BAK : Buang Air Kecil BB : Berat Badan BBL : Bayi Baru Lahir BBLR : Berat Badan Lahir Rendah BPM : Bidan Praktik Mandiri BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasiona DepKes : Departemen Kesehatan DinKes : Dinas Kesehatan DJJ : Detak Jantung Janin HB : Hemoglobin HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir IM : Intra Muscular IMD : Inisiasi Menyusui Dini IUD : Intra Uterine Device KB : Keluarga Berencana KIA : Kesehatan Ibu Anak KEK : Kekurangan Energi Kronis LILA : Lingkar lengan Atas LTA : Laporan Tugas Akhir MenKes : Menteri Kesehatan PAP : Pintu Atas Panggul PMT : Pemberian Makanan Tambahan RR : Respiratory Rate SBR : segmen Bawah Rahim SC : Secsio Caesarea SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisa data, Penatalaksanaan
TB : Tinggi Badan TBJ : Tafsiran Berat Janin TD : Tekanan Darah TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester TP : Tafsiran Persalinan TT : Tetanus Toxoid TTV : Tanda-tanda Vital UK : Usia Kehamilan USG : Ultrasonografi WHO : World Health Organization
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu
keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu
keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan
kematian (Manuaba, 2010). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat karena
terpenuhinya nutrisi yang diberikan pada janin (Prawirohardjo, 2009).
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut di perlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan organ dalam kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang di perlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang terdapat jumlah
Ibu hamil normal yang diperiksa 1.079 orang. Dari 1.079 ibu hamil terdapat 238
ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm. Sedangkan ibu hamil yang
mengalami KEK sekitar 22,1 % (Dinkes jombang, 2016). Di BPM Maria Zulfah
Amd.Keb Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang jumlah ibu
hamil yang mengalami KEK mulai bulan Januari sampai Desember tahun 2016
tercatat 5 orang dari 171 ibu hamil.
Faktor yang mempengaruhi keadaan ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik yaitu faktor ekonomi yang menentukan kualitas makanan, dengan kata lain
semakin tinggi penghasilan maka semakin baik makanan yang diperoleh.
1
2
Faktor pendidikan merupakan unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizinya karena jika tingkat pendidikannya tinggi diharapkan informasi tentang
gizi menjadi lebih baik. Dan faktor kesehatan menyangkut status gizi pada ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronik berpengaruh terhadap status kesehatan
ibu selama hamil serta pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada ibu hamil
yang mengalami KEK dapat berdampak besar terutama pada trimester III
diantaranya anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal.
Pada ibu bersalin mengakibatkan persalinan lama, prematur, perdarahan setelah
persalinan, persalinan sc meningkat, bahkan kematian dalam persalinan. Pada
ibu nifas akan mengalami pusing, lemah, letih lesu, dan menghambat proses
kembalinya kandungan dalam ukuran semula. Pada janin dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan dapat menimbulkan gangguan, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksi intrapartum, lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).
Pada permasalahan KEK perlu penanganan dengan memberikan KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang bahaya kehamilan dengan masalah
kekurangan energi kronik (KEK). Informasi tentang ibu selama hamil harus
mengkonsumsi makanan yang bergizi begitu juga bagi ibu yang memiliki masalah
kekurangan energi kronis selama hamil untuk memenuhi gizi seimbang. Kebijakan
pemerintah pada Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di indonesia untuk mengkonsumsi
tablet zat besi 1 kali 1 tablet per hari selama 90 hari kehamilan dapat membantu
peningkatan zat besi ibu selama hamil. Dalam masa kehamilan ibu di haruskan
melakukan kunjungan ANC (Antenatal care) secara rutin di bidan. Pemeriksaan
ANC minimal trimester ketiga (28-36 Minggu dan sesudah Minggu
3
ke-36) 2x kunjungan. Selain peran tenaga kesehatan, peran aktif ibu juga sangat
di butuhkan. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan “Asuhan
Kebidanan Komperehensif pada Ny “D” dengan masalah KEK di BPM Maria
Zulfah Amd. Keb.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bbl, neonatus dan kb dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
pada Ny’’D’’ dengan kekurangan energi kronik ( KEK ) di BPM Maria Zulfah
Amd.Keb Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang?
1.3 Tujuan Penyusunan LTA
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, masa nifas, neonatus dan KB, dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan pada Ny. “D” dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
di BPM Maria Zulfah Amd.Keb Desa Jogoroto Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III Pada Ny. ”D”
G2P1A0 UK 32 minggu dengan kehamilan normal (masalah KEK) di
BPM Maria Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek Kec. Jatirejo, Kab.
Jombang
2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “D” G2P1A0 UK
32 minggu dengan kehamilan normal (masalah KEK) di BPM Maria
Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek Kec. Jatirejo, Kab. Jombang
4
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “D” G2P1A0 UK 32
minggu dengan kehamilan normal (masalah KEK) di BPM Maria
Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek Kec. Jatirejo, Kab. Jombang
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Ny “D” G2P1A0 UK 32
minggu dengan kehamilan normal (masalah KEK) di BPM Maria
Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek Kec. Jatirejo, Kab. Jombang
5. Melakukan asuhan kebidanan Neonatus pada Ny “D” G2P1A0 UK
32 minggu dengan kehamilan normal (masalah KEK) di BPM Maria
Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek Kec. Jatirejo, Kab. Jombang
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “D” G2P1A0 UK 32
minggu dengan kehamilan normal (masalah KEK) di BPM Maria
Zulfah, Amd.Keb Desa Diwek Kec. Jatirejo, Kab. Jombang
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta menerapkan
asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB khususnya pada kasus KEK (kekurangan Energi kronik).
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Lahan Praktik (BPM)
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
melakukan pendekatan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL serta KB secara komprehensif.
b. Bagi institusi (pendidikan)
5
Sebagai bahan wacana referensi penyusun Laporan Tugas Akhir
Selanjutnya.
c. Bagi Pasien
Agar Pasien dapat mengetahui dan memahami kondisnya serta
mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai standar
pelayanan kebidanan.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1. Sasaran
Pada Ny “D” dengan KEK mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,
neonatus dan KB yang dilakukan sesuai standar asuhan kebidanan.
1.5.2 Tempat
BPM Maria Zulfah Amd.Keb, Desa Jatirejo kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang tahun 2017.
1.5.3 Waktu
Dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret tahun 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan Trimester III
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan (Manuaba,2009). Kehamilan trimester tiga
adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan yakni usia 7 bulan sampai 9
bulan atau 28 minggu – 40 minggu (Manuaba, 2009).Kehamilan TM III
adalah kehamilan yang dihitung dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan TM III adalah kehamilan yang terjadi pada minggu ke 20
sampai 40 minggu (Sarwono, 2007).
2.1.2 Tanda Bahaya Kehamilan Pada Trimester III ialah :
a. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang
menunjukkan masalah-masalah serius adalah sakit kepala yang hebat
yang menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.Terkadang sakit
kepala yang hebat dapatmembuatpenglihatan ibu menjadi kabur atau
6
7
berbayang.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan juga gejala dari
pre-eklampsia (Sulistyawati, 2009).
b. Penglihatan kabur
Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah selama proses kehamilan.
c. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.Bengkak bisa
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan
fisik yang lain.Hal ini dapat merupakan pre-eklampsia (Sulistyawati,
2009).
d. Keluar cairan pervagina
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna
putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.Jika kehamilan
belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan
komplikasi infeksi intrapartum (Sulistyawati, 2009).
e. Gerakan janin tidak terasa
Keaktifan gerak janin dapat diketahui minimal 10 kali dalam
waktu 24 jam, jika kurang dari itu maka waspada akan adanya
ganguan janin dalam Rahim (Sulistyawati,2009).
8
f. Nyeri perut yang hebat
Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak
berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang
membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan
disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita
harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta
(Sulistyawati, 2009).
g. Obstipasi
Karena pada obstipasi panggul terisi dengan usus yang penuh
feses dari rahim yang membesar, maka hal tersebut menimbulkan
bendungan di dalam panggul. Bendungan ini memudahkan timbulnya
haemorrhoid. Usaha untuk melancarkan buang air besar ialah : minum
banyak, gerak badan yang cukup, makanan yang banyak mengandung
serat seperti sayuran dan buah-buahan.
h. Sering kencing
Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena kandung kemih
di tekan oleh rahim yang membesar seiring dengan usia kehamilan.
i. Sakit pinggang
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada
kehamilan yang lanjut, karena titik berat badan pindah ke depan karena
perut yang membesar. Ini disebut dengan lordose yang berlebihan dan
sikap ini dapat menimbulkan spasmus dari otot-otot pinggang. Dengan
istirahat atau pemakaian korset maka keluhan dapat berkurang.
9
j. Varises
Dalam kehamilan disebabkan oleh faktor hormonal (progesteron)
dan bendungan dalam panggul. Wanita yang ada varices tidak boleh
memakai pakaian yang sempit atau menekan dan tak boleh lama
bekerja sambil berdiri. Waktu istirahat, kaki hendaknya ditinggikan.
Ada juga baiknya mempergunakan kaos kaki panjang dari elastik.
k. Haemorrhoid (wasir)
Wasir adalah pelebaran vena-vena dari anus, jadi tidak ada
bedanya dengan varises.Wasir dapat bertambah besar dalam
kehamilan karena ada bendungan darah di dalam rongga panggul.
Defekasi yang teratur penting untuk mengurangkan bendungan dalam
panggul. Kalau perlu diberi suppositoria haemorrhoidales.
Haemorrhoid yang menyebabkan perdarahan banyak, harus dioperasi.
l. Sesak nafas
Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak diafragma
ke atas. Kalau tidur dengan bantal yang tinggi, sesak akan berkurang.
2.1.3 Perubahan pertumbuhan janin pada TM III
1. 28 Minggu
Lapisan lemak bertambah dan otak bayi semakin
berkembang dan meluas.Walaupun gerakan bayi sudah mulai
terbatas karena beratnya yang semakin bertambah 1100 gram dan
panjangnya 25 cm, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila
melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah
mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.
10
2. 29 Minggu
Berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-
39 cm. Hormon seperti androgen dan estrogenmeningkat dan
akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu
sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar
saat menyusui).
3. 30 Minggu
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga
bobot bayi sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Mata bayi
mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan mulai belajar
untuk membuka dan menutup matanya.
4. 31 Minggu
Pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang
dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel.
Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Beratnya
sekitar 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
5. 32 Minggu
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula
dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin
jelas. Dengan berat 1800 gram dan panjang 44 cm, kemampuan
untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di
dilahirkan pada minggu ini.
6. 33 Minggu
Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun
nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka
11
testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum.
Beratnya sekitar 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar
43-45 cm.
7. 34 Minggu
Berat badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan
sekitar 45-46 cm.Bayi sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai
mengedipkan matanya.
8. 35 Minggu
Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai
memenuhi rahim bunda. Pendengaran bayi sudah berfungsi
secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat
pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Beratnya sekitar
2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
9. 36 Minggu
Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan
betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan
livernya pun telah memproduksi kotoran. Beratnya sekitar 2400-
2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm
10. 37 Minggu
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin
membulat, Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa
melihat adanya cahaya diluar rahim. Berat badan bayi di minggu ini
sekitar 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
12
11. 38 – 40 Minggu
Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap
dilahirkan (Padila, 2014) .
2.1.4 Konsep ANC Terpadu
1) Pengertian
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau
yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan
oleh petugas (dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan
dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya
(Yuni, 2008).
2) Sasaran Pelayanan
Semua ibu hamil ditargetkan menjadi sasaran pelayanan antenatal
terpadu.
3) Pelayanan Antenatal Care Terpadu
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi,
kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah
ataupun obstetric selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan
menghadapi komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan suskses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial.
13
2.1.5 Pengertian Kekurangan Energi Kronis
1. Definisi KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai
kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko
KEK bilamana LILA <23,5 cm. (Supariasa, 2013).
KEK merupakan keadaan ibu hamil yang kekurangan energi
protein, selama hamil ibu dapat mengalami kebutuhan yang meningkat
seperti rendahnya asupan protein hewani, tingginya konsumsi
serat/kandungan vitamin dari tumbuh – tumbuhan dan protein nabati.Ibu
yang dikatakan KEK jika ukuran Lilanya <23,5 cm dan dengan salah satu
atau beberapa kriteria berat badan ibu sebelum hamil <42 kg,tinggi badan
ibu <145 cm, IMT <17 cm dan ibu dikatakan anemia (Hb <11 gr %)
(Weni, 2010).
2. Etiologi Kekurangan Energi Kronik
Menurut Arisman (2010) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK
terdiri dari:
1) Faktor Sosial Ekonomi
a. Pendapatan Keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang
berarti semakin baik makanan yang diperoleh, dengan kata lain
14
semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari
penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa
jenis makanan lainnya. (Arisman, 2010)
2) Pendidikan Ibu
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur
penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan
tingkat pendidikan tinggi diharapkan pengetahuan / informasi
tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. (Arisman, 2010)
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal
dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya
jenjang. Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi.
3) Pola Konsumsi
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada
umumnya wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala
keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori
paling sedikit 3000 kalori / hari Jika ibu tidak punya kebiasaan
buruk seperti merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang
kelak dilahirkannya juga baik dan sebaliknya (Arisman, 2010).
4) Pekerjaan
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga. Jenis pekerjaan ibu berhubungan dengan
penghasilan yang didapat oleh ibu untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari, dimana jika pendapatan ibu rendah mempengaruhi nilai
15
gizi ibu, semakin berat pekerjaan yang dilakukan semakin banyak
energi yang diperlukan tubuh.
Resiko-resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama
kehamilan termasuk :
a. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
b. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran
atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
c. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat,
mendorong dan membersihkan.
d. Jam kerja yang panjang.
5) Faktor Biologis
Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :
a. Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu. Karena pada ibu yang terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara
janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan
dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil
akan lebih baik.
16
b. Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya
kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila
keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari
2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi
dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak
kelahiran dibawah 2 tahun. Kehamilan dengan jarak pendek
dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan
yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat
menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum
kembali sempurna seperti sebelum masa kehamilan.
c. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup (viable). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan
satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas,
tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
(2) Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua
atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah
mencapai batas viabilitas.
(3) Grande multipara adalah seorang wanita yang telah
mengalami lima atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat
janin telah mencapai batas viabilitas.
17
3. Tanda dan gejala KEK
Tanda gejala dari seorang ibu yang menderita Kurang Energi Kronik
(KEK) adalah
1) Lingkar lengan kiri atas kurang dari 23,5 cm (kecuali orang kidal,
yang digunakan untuk pengukuran adalah lengan kanan atas).
2) Kurang cekatan dalam bekerja.
3) Sering terlihat letih, lemah, lesu dan lunglai.
4) Jika hamil cenderung melahirkan bayi secara premature atau jika
melahirkan secara normal berat badan lahirnya rendah atau kurang
dari 2500 gram (Arisman, 2010).
4. Komplikasi KEK
Dampak yang ditimbulkan Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, terkena penyakit infeksi sehingga akan meningkatkan
kematian ibu. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan gangguan, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksi intrapartum, lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) (Weni, 2010).
Sedangkan pengaruh kurang gizi terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(prematur), perdarahan setelah persalinan, persalinan dengan tindakan
operasi Caesar cenderung meningkat, bahkan kematian saat persalinan
(Weni, 2010).
18
5. Penatalaksanaan
Penanganan KEK dapat dilakukan melalui beberapa langkah seperti:
1. Menjelaskan pada ibu penyebab KEK, kek di sebabkan oleh
tidak mengkonsumsi makanan dlam jumlah cukup atau
makanan yang baik untuk kurung waktu yang lama
mandapatkan kalori dan protein dalah jumlah yang cukup.
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Ibu bersedia mengkonsumsi sayuran
hijau seperti sawi, bayam, kangkung untuk memenuhi
kebutuhan zat besi.
3. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur dengan
tidak dikonsumsi bersama dengan teh dan susu. Ibu minum
kalsium dan pro vitamin 2x sehari dengan air putih (Weni,
2010).
2.1.6 Konsep SOAP pada Ibu Hamil Normal dengan KEK
S (Subjektif) : Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
yaitu pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan
diagnosis yang akan disusun (Muslihatun,2010).
O (Objektif) : Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan yaitu
pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang
19
jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diaknostik lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga
atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis (Muslihatun, 2010).
A (Assessment) :Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam
pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang
setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi
baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian
data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk
sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka
mengikuti perkembangan pasien. Analisis yang tepatdan akurat akan
menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, sehingga dapat
diambil keputusan atau tindakan yang tepat (Muslihatun, 2010).
P (Penataaksanaan) :Penatalaksanaan adalah membuat rencanan asuhan
saat ini dan akan datang, untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
yang sebaik mungkin atau menjaga / mempertahankan kesejahteraannya.
melakukan kolaborasi. Meskipun secara istilah P adalah Planning atau
perencanaan saja, namun P dalam metode SOAP ini juga merupakan
gambaran pendokumentasian implementasi dan evaluasi. Dalam planning
juga harus mencantumkan evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang
telah diambil untuk menilai keefektifan asuhan atau hasil pelaksanaan
tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan
20
focus ketepatan nilai tindakan atau asuhan (Muslihatun, 2010).Pada ibu
hamil dengan kasus Kekurangan Energi Kronik , di dapati
penatalaksanaan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini. Ibu
mengerti tentang kondisinya.
2. Menjelaskan pada ibu penyebab KEK, kek di sebabkan oleh
tidak mengkonsumsi makanan dlam jumlah cukup atau
makanan yang baik untuk kurung waktu yang lama
mandapatkan kalori dan protein dalah jumlah yang cukup.
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Ibu bersedia mengkonsumsi sayuran
hijau seperti sawi, bayam, kangkung untuk memenuhi
kebutuhan zat besi.
4. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara teratur dengan
tidak dikonsumsi bersama dengan teh dan susu. Ibu minum
kalsium dan pro vitamin 2xsehari dengan air putih.
5. Mengingatkan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu :
sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah
dan tangan, nyeri perut yang hebat, penurunan gerak janin,
perdarahan pada jalan lahir, kejang, demam, dan ketuban pecah
sebelum waktunya, bila mengalami salah satu dari tanda bahaya
tersebut menganjurkan ibu untuk segera ke bidan atau dokter,
ibu mengerti dengan tanda bahaya pada kehamilan.
21
6. Menganjurkan pada ibu ntuk istirahat yang cukup yaitu tidur
siang 1-2 jam dan 6-8 jam pada malam hari.
7. Menganjurkan ibu melakukan kontrol ulang ke petugas
kesehatan 2 minggu lagi atau jika ada keluhan.
2.2 Konsep Dasar Persalinan
2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melelui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(Manuaba, 2010). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan placenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010).
2.2.2 Tanda - Tanda Persalinan
beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulannya” atau
“minggunya” atau “harinya”yang disebut dengan kala pendahuluan
(preparatory stage of labor). Kala pendahuluan memberi tanda-tanda
sebagai berikut:
1. Lightening, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Pada multipara hal tersebut tidak terlalu terlihat.
2. Perut kelihatan lebih lebar, fundus uteri turun.
3. Sering buang air kecil atau sulit berkemih karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
22
4. Perasaan nyeri di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah,
mungkin bercampur darah (bloody show). (Padila, 2014).
2.2.3 Tanda – Tanda Inpartu
1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah yag lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.
2.2.4 Faktor yang Berperan Dalam Persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
a. His (kontraksi uterus): Sifat his yang baik adalah kontraksi
simetris,fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.
b. Kontraksi otot-otot dinding perut.
c. Kontraksi diafragma.
c. Ligamentous action terutama ligamentum rotundum.
2. Faktor janin (passager)
a. Sikap janin (habitus).
b. Letak janin (situs).
c. Presentasi.
d. Bagian terbawah janin.
e. Posisi janin.
23
3. Faktor jalan lahir (passage)
a. Bagian keras: Tulang-tulang panggul (rangka panggul).
b. Bagian lunak: Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen.
4. Faktor psikologi ibu
Ibu bersalin yang didampingi suami dan orang-orang yang
dicintainya yang cenderung mengalami proses persalinan yang lebih
lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi
suami atau orang-orang yang dicintainya.
5. Faktor penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat
untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian
maternal dan neonatal (Padilah, 2014).
2.2.5 Proses Persalinan
1. KALA I (Kala Pembukaaan)
Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya setiap 10
– 15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih
dapat berjalan. Lambat laun his bertambah kuat intervalnya menjadi
lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama. Lendir dan darah
bertambah banyak. Lamanya kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi
8 jam. Kemajuan pembukaan 1 cm selama satu jam bagi primi, dan
kemajuan pembukaan 2 cm selama satu jam bagi multi.
Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
1) Fase laten. Yaitu pembukaan yang berlangsung lambat dari
pembukaan 0-3 cm, lamanya 7-8 jam.
24
2) Fase aktif. Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub
fase:
a) Periode akselerasi, berlangsung 2 jam pembukaan
menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal, selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap (Mochtar, 2011).
2. KALA II (Pengeluaran Bayi)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah
kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multi
gravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Gejala
utama kala II adalah sebagai berikut:
a. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100
detik.
b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan meneran karena tertekan fleksus frankenhouser.
25
d. Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi
sehingga kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai
hipomochlion, berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung
dan muka, serta kepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung.
f. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong oleh jalan berikut:
1) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,
kemudian ditarik cunam ke bawah untuk melahirkan bahu
depan, dan cunam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa
badan bayi.
3) Bayi lahir diikuti sisa air ketuban.
Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan
multigravida 30 menit.
3. KALA III (Pelepasan Plasenta)
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Setelah kala III yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi
uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses
retraksi uterus, maka plasenta lepas dari uterus.Lepasnya plasenta sudah
dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Uterus menjadi bundar.
b. Perdarahan, terutama perdarahan yang keluar agak banyak
26
c. Tali pusat bertambah panjang.
d. Naiknya fundus, karena naiknya rahim dan juga lebih mudah
digerakkan.
4. KALA IV (Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV
dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, paling sering
terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kesadaran pasien.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan masih dianggap normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Manuaba, 2010).
2.2.6 APN 60 Langkah
Mengenali tanda dan gejala kala dua
1.Memeriksa tanda berikut:
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol dan menipis.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial.
27
a. Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril/DTT
siap dalam wadahnya.
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam
kondisi bersih dan hangat.
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam
kondisi baik dan bersih.
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril
sekali pakai di dalam partus set/wadah DTT.
e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat,
3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan
kristaloid, set infus.
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu
tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan
handuk atau tisu bersih.
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam.
6.Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin 10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus
set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi spuit.
28
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk
ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan setelahnya.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160
kali/menit). Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses
Bimbingan Meneran
11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
12.Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran. Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia
merasa nyaman. Anjurkan ibu untuk cukup minum.
13.Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
29
b. Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untukmengeringkan bayi.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
18.Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Membantu Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran sambil bernapas cepat dan dangkal.
20. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar,
selipkan tali pusat lewat kepala bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu
ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting di antaranya.
Jangan lupa untuk tetap lindungi leher bayi.
21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
30
Membantu Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
a. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis.
b. Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke
arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada di atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran
tangan yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki bayi. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari-jari lainnya).
Membantu Lahirnya Badan dan Tungkai
25. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan
bahu belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang
lengan dan siku bayi sebelah atas.
26. setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata
kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua
kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari – jari
lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
31
Penanganan Bayi Baru Lahir
27. Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pertanyaan berikut
untuk menilai apakah ada asfiksia bayi:
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
28. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya.
b. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.
c. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas dada atau perut
ibu.
29. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus (hamil tunggal).
Manajemen Aktif Kala II
30. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan
oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi baik.
31. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
32. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali
pusat pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada
asfiksia neonatus, lakukan sesegera mungkin). Dari sisi luar klem
32
penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
33. Potong dan ikat tali pusat.
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit
kemudian.
b. Gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil lindungi
perut bayi).
c. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan
lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci.
d. Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan klorin 0,5%.
34. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-
perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
35. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang
topi pada kepala bayi.
36. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
37. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
33
38. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial
secara hati-hati, untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk menstimulasi putting susu.
39. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
lahir dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
c. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
e. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir.
f. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
40. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-
34
jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal.
41. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase.
Menilai Perdarahan
42. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.
43. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.
Melakukan Asuhan Pasca Persalinan (Kala IV)
44. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
45. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan
kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam).
a. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai
menyusu.
b. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 60-90 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung pada menit ke 45-60, dan berlangsung selama 10-
20 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
35
c. Tunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya dan
biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
d. Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam
atau sebelum bayi menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah
bersama dengan mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi.
e. Jika bayi belum menemukan puting ibu - IMD dalam waktu
1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan
biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit
berikutnya.
f. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di
dada ibu. Lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial
lainnya (menimbang, pemberian vitamin K1, salep mata)
dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu.
g. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk
menjaga kehangatannya.
h. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari
pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh,
buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu
dan selimuti keduanya sampai bayi hangat kembali.
i. Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus
selalu dalam jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga
bayi bisa menyusu sesering mungkin.
36
46. Setelah kontak kulit ibu-bayi dan IMD selesai:
a. Timbang dan ukur bayi.
b. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis
(tetrasiklin atau antibiotika lain).
c. Suntikkan vitamin K1 1 mg (0,5 mL untuk sediaan 2
mg/mL) IM di paha kirianterolateral bayi. Pastikan suhu
tubuh bayi normal (36,5 – 37,5C).
d. Berikan gelang pengenal pada bayi yang berisi informasi
nama ayah, ibu, waktu lahir, jenis kelamin, dan tanda lahir
jika ada.
e. Lakukan pemeriksaan untuk melihat adanya cacat bawaan
(bibir sumbing/langitan sumbing, atresia ani, defek dinding
perut) dan tanda-tanda bahaya pada bayi.
47. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanananterolateral bayi.
a. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bias disusukan.
b. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu.
48. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam:
a. Setiap 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascasalin.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascasalin.
37
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascasalin.
d. Lakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana
atoniauteri jika uterus tidak berkontraksi dengan baik.
49. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, mewaspadai tanda bahaya pada ibu, serta kapan harus
memanggil bantuan medis.
50. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
51. Periksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascasalin dan setiap 30
menit selama jam kedua pascasalin.
a. Periksa temperatur ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama pascasalin.
b. Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
52. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5 – 37,50C). Tunda proses memandikan bayi yang baru saja
lahir hingga minimal 24 jam setelah suhu stabil.
53. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
54. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
38
55. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
56. Pastikan ibu merasa nyaman.
a. Bantu ibu memberikan ASI.
b. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum
sesuai keinginannya.
57. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
58. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tisu atau handuk yang kering dan
bersih.
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV.
(Modul Midwefery Update, 2016).
2.3 Konsep Dasar Nifas
2.3.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu (Sulistyawati, 2009). Masa nifas atau puerperium dimulai
39
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu. (Sulistyawati, 2009).
Kunjungan masa nifas biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan
atau bidan untuk mengetahui keadaan ibu dan bayi :
1. 6-8 Jam setelah Persalinan
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk
bila perdarahan
c. Memberikan konseling pada ibu salah satu anggita keluarga
bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia
f. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi (Bounding
Attachment)
2. 6 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontrasi
fundus dibawah umbillicus, tidak ada perdarahan abnormal
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak terlihat
adanya penyulit.
40
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan
a. Sama seperti kunjungan 6 hari setelah persalinan
4. 6 minggu setelah persalinan
a. Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami
b. Memberikan konseling KB secara dini.
2.3.2 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Puerperium Dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.dalam agama islam, dianggap
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari (Sulistyawati, 2009).
2. Puerperium Intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat –
alat genetalia, yang lamanya sekitar 6 – 8 minggu (Sulistyawati, 2009).
3. Remote Puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu – minggu, bulanan, bahkan tahunan
(Sulistyawati, 2009).
41
2.3.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi
2. Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu
untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan
budaya yang khusus.
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus
6. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan
anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu
dan anak (Sulistyawati, 2009).
2.3.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1) Perubahan Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neorotic (layu/mati).
Tabel 2.3.4 Perubahan Involusi Uterus
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram Uri Lahir 2 Jari Bawah Pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan Pusat Sympisis 500 gram
2 Minggu Teraba diatas Sympisis 350 gram
6 Minggu Fundus Uteri Mengecil (tak teraba) 50 gram (Sulistyawati,2009,Hal 73-74)
2) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lochea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat
42
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada
pada vagina normal. Lochea berbau amis atau anyir dengan volume
yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang tidak berbau tidak
sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi.
Lochea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu
keluarnya:
a. Lochea rubra / merah
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), mekonium.
b. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c. Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke-7 sampai hari ke-14.
d. Lochea alba/ putih
Lochea ini mengandung leukosit, sel desisua, sel epitel, selaput
lendir serviks,dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini
dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
(Sulistyawati, 2009).
43
3) Perubahan Vagina, Servik dan
Perenium a. Perubahan Serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks agak
menganga seperti corong,segera setelh bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangakan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks terbentuk seperti cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan
pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat
laserasi atau perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi
selama berdilatasi maka serviks tidak akan pernah kembali lagi ke
keadaan seperti sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi smpai 10 cm sewaktu
persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah
bayi lahir, tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2
jam hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post
partum, serviks sudah menutup kembali.
b. Perubahan Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta perengangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam
keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
44
berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi
lebih menonjol.
Pada masa nifas terdapat luka-luka jalan lahir. Luka pada
vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara
perpiman (sembuh dengan sendirinya), kecuali apabila terdapat
infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat
menjalar sampai terjadi sepsis.
c. Perubahan Perineum
Segara setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali
sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan
sebelum hamil.
4) Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan, alat
pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan kurangnya
asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.Bila ini
tidak berhasil dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia.Selain
konstipasi ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi
kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta
penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan.
45
5) Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit
untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan
penyebabnya adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher
kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan)
antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
6) Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu tubuh
Dalam 1 hari (24jam) post partum, suhu badan akan naik
sedikit (37,5-38°C) sebagai akibat kerja keras sewaktu
melahirkan,kehilangan cairandan kelelahan. Apabila keadaan
normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya, pada hari ke-3 suhu
badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI. Payudara
menjadi bengkak dan berwarna merah karena banyaknya ASI.
Bila suhu tidah turun, kemungkinan adanya infeksi pada
endrometrium (mastitis,tractus, atau sistem lain).
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per
menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat.
Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah
abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
c. Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan
darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
46
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat post partum dapat
menandakan terjadinya pre eklamsia post partum.
d. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernapasan
juga akan mengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada
saluran pencernaan.
Urine dalam jumlah besar dimhasilkan dalam 12-36 jam post
partum. Kadar hormon estrogen yang bersifat mebahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut
“diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6
minggu.Kandung kemih dalam masa nifas menjadi kurang sensitif dan
kapasitas bertambah sehingga setiap kali kencing masih tersisa urine
resdual (normal kurang 15 cc). Dalam hal ini, sisa urine dan trauma
pada kandung kemih sewaktu persalinan dapat menyebabkan infeksi
(Sulistyawati,2009).
2.3.5 Perubahan Psikologis Masa Nifas
1. Taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses
persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan membuat ibu
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah
47
tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungannya (Sulistyawati, 2009).
2. Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaannya
sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya
kurang hati-hati (Sulistyawati, 2009).
3. Letting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan
untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini
(Sulistyawati, 2009).
2.3.6 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
1. Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akangizi sebagai
berikut:
a. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap
hari.
b. Makanan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum.
48
2. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah
ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat
tidurnya.
3. Eliminasi
a. Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya.Miksi
normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam.
b.Defikasi
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum.
4. Kebersihan Diri
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman.
5. Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti.
6. Istirahat
Kurang istirahat pada ibu dapatmenyebabkan:
a. Jumlah ASI berkurang
b. Memperlambat proses involusi uteri
c. Menyebabkan depresidan ketidakmampuan dalam merawat bayi
7. Senam Nifas
Tujuan senam nifas adalah:
a. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu
b. Mempercepat proses involusi
49
c. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut
dan perineum
d. Memperlancar pengeluaran lochea
e. Membantu mengurangi rasa sakit
f. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinanmengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas.
a. Membantu memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperbaiki sikap punggung dan tubuh setelah persalinan
c. Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen
d. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul
e. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca melahirkan
(Sulistyawati, 2009).
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran (Muslihatun,
2010).Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin (Vivian, 2010).
2.4.2 Ciri-Ciri Bayi Normal
1) Berat Badan 2500-4000 gram
2) Panjang Badan 48-52 cm
50
3) Lingkar Badan 30-38 cm
4) Lingkar Kepala 33-35 cm
5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit
kemudian menurun sampai 120 – 160x/menit.
6) Pernapasan pada menit pertama kira-kira 80x/menit kemudian
turun samapi 40x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
terbentukdan di liputi verniks caesosa.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Testis sudah turun pada anak laki-laki, genetalia labio mayora
telah menutupi labio minora pada anak perempuan.
11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Reflek moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk.
13) Graff reflek sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak
tangan maka akan menggenggam.
14) Eliminasi, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam,
pertama mekoneum berwarna kecoklatan (Vivian, 2010).
2.5 Konsep Dasar Asuhan Pada Neonatus
2.5.1 Pengertian Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu
(28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir)
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
51
berusia 0 sampai 7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7sampai 28
hari.
(Muslihatun, 2010).
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan
intrauterine ke kehidupan ektrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan
normal masa neonatal adalah 28 hari (Muslihatun, 2010).
2.5.2 Perubahan Fisiologi
Bayi yang lahir akan mengalami adaptasi sehingga yang semula
bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis karena
mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya yang
baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah
yang cukup, dapat mengatur suhu tubuh, dapat melawan setiap penyakit
dan infeksi.
2.5.3 Pengertian Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali.
Kunjungan neonatal dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
a. Kunjungan Neonatal ke satu (KN 1)
Kunjungan neonatal (KN 1) adalah kunjungan neonatal pertama
kali yaitu pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam
setelah lahir).
b. Kunjungan Neonatal yang ke dua(KN 2)
Kunjungan neonatal yang kedua adalah kunjungan neonatal pada
hari kedelapan sampai hari kedua puluh delapan.
52
2.5.4 Kebutuhan Dasar Neonatal
1. Nutrisi
Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pokok untuk
bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). ASI
eksklusive adalah memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI
sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia
bayi.
2. Kebutuhan Kesehatan Neonatus Bounding attachment
a. Definisi
Proses interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang
bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
b. Manfaat
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani mengadakan
eksplorasi; hambatan kurangnya support system, ibu dengan risiko,
bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak diinginkan.
c. Cara melakukan bounding attachment
Dengan IMD, ASI eksklusive, rawat gabung, kontak mata, suara,
aroma, intertainment, bioritme.
1) Mendeteksi tanda-tanda bahaya bayi
a) Sulit bernafas
b) Hipotermi atau hipertermi
c) Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
d) Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
53
e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
berdarah
f) Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak,
bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas
g) Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
h) Diare
i) Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang (Rukiyah, 2014).
2.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana
2.5.1 Pengertian Keluarga Berencana
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2009).
2.5.2 Jenis-Jenis KB
1) Kontrasepsi Dalam rahim ( AKDR )
Sangat efektif,revesibel, dan berjangka panjang, haid jadi lebih
lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan memerlukan
pelatihan. Dapat dipakai semua perempuan usia reproduksi. Tidak boleh
di pakai wanita terpapar infeksi menular seksual (IMS). Ada beberapa
jenis AKDR yang cocok bagi ibu post partum, yaitu:CuT-38Da,
NOVA-T, dan Lipez Loops.
a. Cara kerja
54
1. Menghambat kemampuan spermauntuk masuk ke tuba fallopi
2. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma
sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
b. keuntungan
1. Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan /100 wanita dalam 1 tahun
pertama kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
2. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti).
3. Tidak mempengaruhi hubungan seksual, dan meningkatkan
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
4. Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
5. Dapat digunakan sampai menoupouse (1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir).
6. Dapat dipasang segera setelah melahirkan.
7. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
c. Kerugian
1. Efak samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid
(umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan). Haid lebih lama dan banyak, perdarahan spootingantar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
55
2. Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari
setelah pemasangan berforasi dinding uterus, perdarahan berat
pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4. Tidak di gunakan pada perempuan IMS atau perempuan yang
sering berganti-ganti pasangan.
d. Cara pemakaian
1. Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak
hamil.
2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3. Segera setelah melahirkan (4minggu pasca persalinan) dan
setelah 6 bulan dengan metode MAL.
4. Setelah abortus bila tidak ada gejala infeksi.
5. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
6. AKDR dipasang didalam rahim
7. Kembali memeriksakan diri setelah 4-6minggu setelah
pemasangan.
8. Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang
secara rutin terutama setelah haid.
9. Segera kembali ke klinik apabila, tidak dapat meraba
benang AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR,
AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset terjadi
pengeluaran cairan vagiana yang mencurigakan adanya
infeksi.
56
10. Setelah masa pemakaian habis AKDR harus segera dilepas.
2) Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah
kulit lengan atas sebelah dalam. Berbentuk kapsul silastik (lentur),
panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api.
Didalamnya terdapat hormon Levonogestrel yang dapat mencegah
terjadinya kahamilan (BKKBN, 2008).
a. Jenis-jenis Implan
1. Norplan, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm, berisi 36 mg
levonogestrel. Lama kerja 5 tahun.
2. Implanon, terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang
40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-
ketodogestrel. Lama kerja 3 tahun.
3. Jadena atau indoplan, terdiri dari 2 batang berisi 75 mg
levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
b. Cara Kerja
1. Menghambat ovulasi
2. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit.
3. Menghambat perkembangan siklus dari
endometrium. c. Keuntungan
1. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat
yang mengandung estrogen.
57
2. Dapat digunakan untuk jangka panjang 5 tahun dan
bersifat reversibel.
3. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya
dikeluarkan.
4. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.
5. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika
dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim.
d. Kerugian
1. Susuk KB/implant harus dipasang dan diangkat oleh
petugas kesehatan yang terlatih.
2. Lebih mahal.
3. Sering timbul perubahan pola haid.
4. Akseptor tidak dapat menghentikan implant
sekehendaknya sendiri.
5. Beberapa orang wanita mungkin segan untuk
menggunakannya karena kurang mengenalnya.
e. Indikasi
1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk
jangka waktu yang lama tetapi tidak tersedia menjalani
kontap/menggunakan AKDR.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang
mengandung estrogen.
58
f. Kontra Indikasi
1. Kehamilan atau disangka hamil.
2. Penderia penyakit hati akut.
3. Kanker payudara.
4. Kelainan jiwa.
5. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus.
6. Riwayat trombo emboli.
7. Riwayat kehamilan etropik.
8. Efektivitas
9. Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per
100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama.
10. Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan
pada tahun ke 6 kira-kira 2,5 -3% akseptor menjadi hamil.
g. Efek samping
1. Amehorrhea
2. Perdarahan becak (spotting) ringan
3. Eksplulsi
4. Infeksi pada darah insersi
3) Kontrasepsi Oral (Pil)
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis
estrogen dan progesteron.
a. Jenis-Jenis KB Pil
1. Monofasik
2. Bifasik
59
3. Trifasik
b. Cara Kerja
1. Menekan ovulasi.
2. Mencegah implantasi.
3. Mengentalkan lendir serviks.
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan
terganggu.
c. Keuntungan
1. Tidak mengganggu hubungan seksual.
2. Siklus haid menjadi teratur, (mencegah anemia).
3. Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.
4. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause.
5. Mudah dihentikan setiap saat.
6. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
7. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,
kanker endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
d. Kerugian
1. Mahal dan membosankan karena digunakan setiap hari.
2. Mual, 3 bulan pertama.
3. Perdarahan bercak atau perdarahan pada 3 bulan pertama.
4. Pusing.
5. Nyeri payudara.
6. Kenaikan berat badan.
7. Tidak mencegah PMS.
60
8. Tidak boleh untuk ibu yang menyusui.
9. Dapat meningkatkan tekanan darah sehingga resiko stroke.
4) Kontrasepsi Suntik (Injeksi)
Jenis kontrasepsi suntikan :
a. Golongan progestin seperti depo-provera, depo gestion, depo
progestin diberikan setiap tiga bulan sejak suntikan pertama
dan Noristerat diberikan setiap dua bulan untuk suntikan
pertama sampai dengan suntikan keempat, suntikan kelima dan
selanjutnya diberikan tiga bulan sekali.
b. Golongan progestin dengan campuran estrogen propionat yaitu
cyclofem diberikan setiap bulan sekali. (BKKBN,2008).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER III
3.1.1 Kunjungan ANC Ke - I
Tanggal : 20 Februari 2017 Jam : 06.30 WIB
Tempat : BPM Maria Zulfah Jatirejo Kab. Jombang
Identitas
Nama Istri : Ny D Nama Suami : Tn L
Umur : 29 tahun Umur : 32 tahun
Alamat : Jatirejo Alamat : Jatirejo
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTP Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Penghasilan : - Penghasilan : 1.200.000,00
Prolog
Ny “D” sekarang hamil ke 2, HPHT : 15 Juni 2016, TP : 22 Maret 2017,
riwayat kehamilan pertama normal di BPM, BBL 2800 gr, jenis kelamin
perempuan. Pada kehamilan sekarang periksa ANC 7 kali di BPM Maria
Zulfah Desa Jatirejo Kecamatan Jombang. Sudah periksa ANC Terpadu di
Puskesmas, BB sebelum hamil 44 kg, Hb: 12 gr/dl, golda: O, albumin:
negative, reduksi: negative.
Data Subjektif
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
61
62
Data Objektif
a. TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 370 C
UK : 35 minggu
TB : 157 cm
b. BB sekarang : 55 kg
c. Kenaikan BB : 11 kg
d. UK : 35 Minggu
e. Lila : 22 cm
f. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak
odema
Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
Colostrums belum keluar
Abdomen : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus
(29 cm), puki, letak kepala, penurunan kepala 5/5
TBJ : (29 – 12) x 155 = 2,635 gr
DJJ : (11+12+13) x 4 = 144 x/menit
Ekstremitas : kaki tidak odema
63
Analisa Data
G2 P1 A0 35 Minggu dengan kehamilan normal
Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
06.45 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
07.00 Melakukan konseling tentang kebutuhan gizi seimbang dan
menganjurkan ibu untuk menambah asupan nutrisi, ibu
mengerti dan memahami
07.10 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya
kehamilan, ibu mengerti
07.20 Memberikan terapi calcifar 10 tab 1x1, b6 10 tab 1x1, vit C 10
tab 1x1 , ibu bersedia minum vitamin secara teratur
07.25 Menganjurkan ibu control ulang 2 minggu lagi tanggal 6 Maret
2017, ibu bersedia
3.1.2 Kunjungan ANC Ke – II
Tanggal
Tempat
: 7 Maret 2017 Jam : 16.30 WIB
: BPM Maria Zulfah Jatirejo Kab. Jombang
Data Subjektif
Ibu mengatakan malas makan
Data Objektif
b. TTV: TD : 120/80 mmHg
64
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 370 C
UK : 38 minggu
b. BB sekarang : 52 kg
c. Penurunan BB : 3 kg
d. UK : 38 Minggu
e. Lila : 22 cm
f. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak
odema
Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
Colostrum belum keluar
Abdomen : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus
(28 cm), puki, letak kepala, penurunan kepala 5/5
TBJ : (28 – 12) x 155 = 2,480 gr
DJJ : (11+12+13) x 4 = 144 x/menit
Ekstremitas : kaki tidak odema
Analisa Data
G2 P1 A0 38 Minggu dengan kehamilan normal
65
Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
17.00 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
17.05 Melakukan konseling tentang tanda – tanda persalinan, ibu
mengerti dan memahami
17.10 Menjelaskan pada ibu penyebab KEK, kek di sebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dlam jumlah cukup atau makanan yang
baik untuk kurung waktu yang lama mandapatkan kalori dan
protein dalah jumlah yang cukup, ibu mengerti
17.15 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Ibu bersedia mengkonsumsi sayuran hijau
seperti sawi, bayam, kangkung untuk memenuhi kebutuhan zat
besi.
17.20 Memberikan terapi calcifar 10 tab 1x1, fondazen 10 tab 1x1tab,
ibu bersedia minum vitamin secara teratur
17.25 Menganjurkan ibu control ulang 1 minggu lagi tanggal 14 Maret
2017, ibu bersedia
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
3.2.1 Asuhan Kebidanan Persalinan
Tanggal : 23 Maret 2017
Jam : 20.00 WIB
Tempat : BPM Maria Zulfah
Oleh : Firda Nataliana
66
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan mengeluarkan
lendir bercampur darah sedikit.
O: (DATA OBJEKTIF)
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/60 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,50 C
P : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Abdomen : TFU teraba 3 jari dibawah prosesus xyfoideus (30
cm), puki, kaki depan belakang, letak kepala, kepala
sudah masuk PAP, penurunan kepala 5/5.
TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gram
DJJ : 140 x/menit
HIS : 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik
3. Pemeriksaan Dalam
Jam : 20.00 WIB
Genetelia : tampak keluar lendir dan darah
VT : Ø 5 cm, eff 75%, ketuban masih utuh (+),
presentasi kepala, denominator uuk, tidak ada
67
moulage, Hodge II, tidak teraba bagian terkecil
janin yang menyertai bagian terendah.
A: (ANALISA DATA)
G2 P1 A0 UK 40 minggu dengan inpartu kala I fase aktif.
P: (PENATALAKSANAAN)
KALA I
Jam 20.00 WIB
Jam Pelaksanaan
20.00 Mejelaskan hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga mengerti keadaannya
20.05 Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi, ibu mengerti dan mau
melakukannya
20.10 Menganjurkan ibu untuk minum air gula, ibu mengerti dan bersedia
20.15 Melakukan observasi, hasil observasi terlampir di partograf
KALA II
Jam 23.00
S (Data Subjektif)
Ibu mengatakan kenceng- kenceng dan ingin seperti BAB
O (Data Objektif)
Kesadaran umum
Kesadaran
DJJ
His
: Baik
: Composmentis
: 144 x/ menit
: 4.10.40”
68
Genetalia
:vulva membuka, perineum
menonjol, terlihat tekanan pada
anus, kepala sudah nampak di
vulva, ketuban belum pecah
A (Analisa Data)
G2 P1 A0 UK 40 miggu dengan inpartu kala II
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
23.00 Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap, keadaan ibu dan janinnya
baik, ibu mengerti
23.05 Mengatur posisi ibu senyaman mungkin, ibu mengerti
dan memilih posisi setengah duduk
23.10 Mengajarkan pada ibu teknik meneran yang benar, ibu
mengerti
23.15 Mendekatkan alat-alat partus dan mengecek
perlengkapan alat, alat-alat partus set sudah lengkap
23.20 Memimpin persalinan dengan langkah APN, bayi
lahir spontan pada pukul 23.00 WIB, jenis kelamin
laki-laki, tangisan (+) kuat, tonus otot baik, warna kulit
23.25 kemerahan
Memotong tali pusat dan mengikat dengan benang
serta melakukan IMD bayi diletakkan diatas perut ibu
69
KALA III
Jam 24.10
S (Data Subjektif)
Ibu mengatakan perutnya terasa mules setelah melahirkan
bayinya
O (Data Objektif)
Kesadaran umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,50 C
P : 20 x/menit
Genetalia
Abdomen
: Tampak semburan darah di introitus
vagina, tali pusat bertambah panjang :
TFU setinggi pusat, kontraksi uterus
keras, uterus globuler
A (Analisa Data)
P2 A0 postpartum normal kala III
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
24.10 Memeriksa uterus untuk memastikan bayi tunggal,
tidak terdapat janin lagi
24.15 Memberitahu dan menyuntikan oxytocin 10 IU
pada 1/3 paha bagian luar, 10 IU oxytocin sudah di
70
24.20 suntikkan
Melakukan PTT, Plasenta lahir spontan pada pukul
23.10 WIB dengan kotiledon lengkap dan selaput
24.25 ketuban utuh
Melakukan massase pada fundus uteri secara
sirkuler (searah jarum jam) selama 15 detik, uterus
24.30 bekontraksi dengan baik dan keras
24.35 Memeriksa adanya laserasi dan perdarahan 100 cc
Memberitahu ibu untuk membiarkan bayi tetap
berada di dada ibu untuk melakukan IMD paling
sedikit 1 jam, ibu mengerti
KALA IV
Jam 02.50
S (Data Subjektif)
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya dan
ibu ingin beristirahat
O (Data Objektif)
Kesadaran umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,20 C
P : 20 x/menit
Genetalia : Perdarahan 100 cc
71
Abdomen
: Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
dibawah pusat, colostrums belum
keluar
A (Analisa Data)
P2 A0 postpartum normal kala IV
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
02.50 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam, kontraksi uterus baik dan
perdarahan normal
02.55 Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan
masase, dan menilai kontraksi, ibu mengerti
03.00 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT,
ibu sudah memakai baju yang bersih
03.05 Memastikan ibu merasakan nyaman, membantu ibu
memberikan ASI, menganjurkan keluarga untuk
memberi ibu minum dan makanan yang
diinginkannya, ibu sudah minum air putih 1 gelas
03.10 dan makan nasi
Melakukan pemantauan kala IV, 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua,
hasil terlampirkan di partograf
72
3.3 Asuhan Kebidanan pada Nifas
3.3.1 KUNJUNGAN I (6 jam PP)
Tanggal: 23 Maret 2017 jam: 06.00 wib
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan ibu merasa senang
atas kelahiran bayinya.
O: (DATA OBJEKTIF)
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 370 C
Pernafasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Payudara : Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada pembesaran
kelenjar, keluar kolostrum.
Abdomen : TFU ±2 jari bawah pusat, kontraksi baik.
Genetalia : Tidak terdapat luka jahitan, lochea rubra (merah segar),
jumlah perdarahan ± 50 cc.
A: (ANALISA DATA)
P2 A0 Post partum 6 jam nifas fisiologis
73
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
06.00 Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
06.05 Memberikan KIE tentang nutrisi, personal hygiene, ibu
mengerti dan memahami
06.10 Mengajarkan ibu cara perawatan payudara, ibu bersedia
06.15 Menganjurkan ibu mobilisasi dini dengan miring kiri dan
miring kanan, ibu bisa miring kiri dan miring kanan
06.25 Megajarkan ibu senam nifas, ibu bersedia
06.30 Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas (6
jam postpartum), ibu mengerti dan memahami
06.35 Memberikan tablet Fe untuk diminum selama 40 hari masa
nifas, Vit A dan amoxilin sebagai terapi, ibu bersedia
melakukanya
06.40 Menjadwalkan kunjungan ulang, paling sedikit 4 kali
kunjungan selama masa nifas, ibu mengerti dan bersedia
3.3.2 KUNJUNGAN II (2 minggu pp)
Tanggal: 13 April 2017 Jam: 16.00 wib
Tempat : Rumah Pasien
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun, BAK 4x/hari warna kuning
jernih, BAB 1x/ hari (Konsistensi lunak), perdarahan kecoklatan.
74
O: (DATA OBJEKTIF)
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 370 C
Pernafasan : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Payudara : Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar, keluar ASI matur (lancar).
Abdomen : TFU pertengahan pusat dan sympisis.
Genetalia :,lochea sanguinolenta
A: (ANALISA DATA)
P2 A0 Post partum 2 minggu nifas fisiologis
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
16.00 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, Ibu mengerti
16.05 Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas, ibu
mengerti dan bersedia
16.10 Memberikan konseling pada ibu tentang mafaat KB, ibu
mengerti dan memahami
16.15 Mengingatkan kembali pada ibu cara menyusui yang benar,
75
ibu mengerti dan memahaminya
16.20 Mengingatkan kembali pada ibu untuk meminum tablet Fe
selama 40 hari masa nifas, ibu bersedia meminumnya
16.25 Menganjurkan pada ibu kontrol ulang, ibu mengerti dan
bersedia kontrol
3.3.3
Tanggal
KUNJUNGAN IV (6 minggu pp)
: 04 Mei 2017 Jam : 09.10 WIB
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan sulit tidur karena bayinya sering rewel.
O: (DATA OBJEKTIF)
a. Keadaan umum
Kesadaran
Raut Wajah
: Baik
: Composmentis
: Tidak Pucat
b. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg S : 36,60 C
N : 84 x/menit RR : 20 x/menit
c. Pemeriksaan fisik
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek pupil
normal.
Bibir : Tidak pucat, mukosa lembab, tidak ada sariawan,
lidah bersih.
76
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ASI keluar lancar
(+/+), tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
Genetalia :Sudah tidak mengeluarkan darah (lochea alba)
Ekstremitas: Atas : Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
A: (ANALISA DATA)
P2 A0 6 minggu Post Partum Fisiologis
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
09.10 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu
09.15 mengerti
Menganjurkan ibu makan-makanan bergizi
sesuai kebutuhan ibu nifas, Ibu mengerti
09.30 Memberikan konseling pada ibu tentang KB dan
membantu ibu memilih KB yang akan
digunakan, ibu mengerti dan memilih KB suntik
3 bulan
3.4 Asuhan Kebidanan pada BBL
Tanggal: 23 Maret 2017 jam: 24.00 wib
S: (DATA SUBJEKTIF)
Bayi dalam keadaan sehat dan menangis kuat.
77
O: (DATA OBJEKTIF)
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
b. Tanda-tanda vital:
S : 36,5 ºC
P : 50 x/ menit
N : 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
c. Pemeriksaan fisik
Kulit : Terdapat lanugo, da masih ditutupi verniks
caseosa
Kepala :Normal, tidak ada caput suksedaneum / cefal
hematom,tidak ada moulase.
Muka : Simetris, tidak adema
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra
tidak odem, tidak ada secret mata, reflek cornea
aktif, reaksi pupil normal.
Hidung : Normal, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Normal, tidak ada labio sikisis dan labio palato
sikisis
Telinga :Simetris, normal.
Leher : Normal pendek, pergerakan baik.
78
Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi pada dada
Abdomen : Dinding perut datar, tidak ada pembengkakan, tali
pusat normal dan tidak ada perdarahan tali pusat.
Genetalia : Lubang uretra pada ujung penis, testis terbungkus
scrotum dan jumlah testis ada dua.
Anus :Normal, tidak atresia ani, keluar mekonium.
Ekstremitas: Keadaan jari-jari tangan dan kaki normal, tidak
polidaktili ataupun sindaktili.
d. Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : Normal (+)
Reflek swallowing : Normal (+)
Reflek suckling : Normal (+)
Reflek grabs : Normal (+)
Reflek moro : Normal (+)
Reflek babinski : Normal (+)
e. Pengukuran Antropometri
Berat badan bayi : 3000 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 33 cm
FO :33 cm
MO :34 cm
SOB : 30 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 10 cm
79
A: (ANALISA DATA)
Neonatus cukup bulan usia 1 jam
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
01.00 Memberi tahu ibu keadaan bayinya,ibu mengerti
01.05 Setelah 1 jam memberikan salep mata, Vit K 1Mg IM di
paha kiri anterolateral, sudah diberikan
01.20 Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat, ibu mengerti
01.30 Menganjurka pada ibu utuk selalu menjaga kehangantan
01.35 bayi, ibu mengerti
Menganjurkan pemberian ASI eksklusif yaitu bayi minum
ASI selama 6 bulan tanpa minuman dan makanan
pendamping selain ASI, ibu mengerti dan akan
melakukannya
3.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus KN-1 (1 Hari)
Tanggal: 23 Maret 2017 jam: 06.00 wib
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayi sering
menyusu
O: (DATA OBJEKTIF)
Pemeriksaan Fisik Umum
Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
Tanda-tanda vital:
80
S : 36,5 ºC
P : 50 x/ menit
N : 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
2. Pemeriksaan fisik
Kulit : Terdapat lanugo, terdapat verniks caseosa
Kepala :Normal, tidak ada caput suksedaneum / cefal
hematoma.tidak hidrocephalus
Muka : Simetris, tidak adema
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra
tidak odem, tidak ada secret mata, reflek pupil
normal.
Hidung : Normal, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Normal, tidak ada labio sikisis dan labio palato
sikisis
Telinga :Simetris, normal.
Leher : Normal , pergerakan baik.
Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi pada dada
Abdomen : Dinding perut datar, tidak ada pembengkakan, tali
pusat normal dan tidak ada perdarahan tali pusat.
Genetalia : Lubang uretra pada ujung penis, testis terbungkus
scrotum dan jumlah testis ada dua.
81
Anus :Normal, tidak atresia ani, keluar mekonium.
Ekstremitas: Keadaan jari-jari tangan dan kaki normal, tidak
polidaktili ataupun sindaktili.
A: (ANALISA DATA)
Neonatus usia 1 hari fisiologis.
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
06.05 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu mengerti
06.10 Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin, Ibu mengerti dan bersedia menyusui
06.15 bayinya
Memberitahu ibu tentang cara perawatan tali pusat pada
06.25 bayi, ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang bayi, Ibu mengerti
dan bersedia datang untuk kunjungan ulang
3.5.1 Kunjungan 2 Neonatus usia 7 hari
Tanggal : 26 Maret 2017
Jam
: 11.30 WIB
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayinya sudah
sering di beri ASI dan tidak memberi makanan tambahan, tali pusat
sudah kering.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum
82
Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
Tanda-tanda vital:
S : 36,5 ºC
P : 44 x/ menit
N: 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
b. Pemeriksaan fisik khusus
Kulit : Terdapat lanugo, terdapat verniks caseosa
Kepala :Normal, tidak ada caput suksedaneum / cefal
hematoma.tidak hydrocephalus
Muka : Simetris, tidak adema
Mata :Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak
odem, tidak ada secret mata, reflek pupil normal.
Hidung : Normal, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Normal, tidak ada labio skisis dan labio palato skisis
Telinga :Simetris, normal.
Leher : Normal , pergerakan baik.
Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi pada dada
Abdomen :Tidak ada benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas,
tidak ada tanda-tanda infeksi.
Genetalia :Testis sudah berada dalam skrotum, ada lubang, muara
saluran kencing terletak diujung.
83
Anus :Tidak ada atresia ani.
Ekstremitas:Jari lengkap, tidak sianosis, simetris, gerak aktif dan
tidak fraktur.
3. Analisa Data
Neonatus usia 7 hari fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
11.35 Memberitahu keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayi normal dan sehat, ibu mengerti
11.45 Menganjurkan pada keluarga agar menjaga suhu tubuh bayi
untuk mencegah hipotermi dengan memakai baju dan
bedong serta didekatkan dengan bayinya, Keluarga
mengerti dan mau menjaga suhu tubuh bayi
11.50 Menganjurkan keluarga agar ibu menyusui bayinya
sesering mungkin yaitu 2 jam sekali, ibu mengerti dan
bersedia menganjurkan ibunya menyusui bayinya
3.5.2 Kunjungan 3 Neonatus usia 22 hari
Tanggal : 09 April 2017
Jam
: 11.30 WIB
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayinya sudah
sering di beri ASI dan tidak memberi makanan tambahan.
2. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik umum
84
Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
Tanda-tanda vital:
S : 36,5 ºC
P : 44 x/ menit
N : 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
Muka :Simetris,tidak tampak kuning
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, reflek pupil
normal, reflek berkedip normal.
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, lidah bersih, saliva normal
Dada :Simetris, suara nafas normal (vesikular),tidak ada ronchi
dan wezhing.
Abdomen : Tidak ada benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas, tidak
ada tanda- tanda infeksi.
Genetalia :Testis sudah berada dalam skrotum, ada lubang,
muarasaluran kencing terletak diujung.
Anus :Tidak ada atresia ani.
Ekstremitas:Jari lengkap, tidak sianosis, simetris, gerak aktif dan tidak
fraktur.
85
3. Analisa Data
Neonatus usia 22 hari fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
11.35 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu mengerti
11.50 Memberitahukan pada ibu untuk imunisasi BCG pada
bayinya, Ibu mengerti dan bersedia mengimunisasikan
bayinya
11.55 Memberitahu ibu untuk kontrol ulang atau kembali
sewaktu-waktu jika ada keluhan, Ibu bersedia kontrol
ulang
3.6 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
3.6.1 Kunjungan 1
Tanggal : 23 Maret 2017 Jam
1. Data Subyektif
Ibu mengatakan ingin menggunnakan kb suntik 3 bulan
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Raut Wajah : Tidak Pucat
: 09.00 WIB
b. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg S : 36,20 C
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
86
c. Pemeriksaan fisik
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ASI keluar lancar
(+/+), tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
3. Analisa Data
P2 A0 dengan calon akseptor KB suntik 3 bulan
4. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
09.05 Memberitahu ibu tentang kondisinya, Ibu mengerti 09.10
Mengingatkan kembali pada ibu manfaat, kelebihan,
kelemahan, dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3
09.15 bulan, Ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk kujungan ulang atau jika sewaktu-
waktu ada keluhan. Ibu megerti dan memahami
3.6.2
Kunjungan 2
Tanggal : 13 Mei 2017 Jam : 19.00 WIB
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah menggunnakan kb suntik 3 bulan
b. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Raut Wajah : Tidak Pucat
87
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
Pemeriksaan fisik
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ASI keluar lancar
(+/+), tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
c. Analisa Data
P2 A0 dengan akseptor baru KB suntik 3
bulan d. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
19.05 Memberitahu kepada ibu tentang keadaannya, Ibu mengerti
19.15 Menyuntikkan KB suntik 3 bulan (Medroxyprogesterone)
pada ibu, ibu bersedia 19.20
Menganjurkan ibu untuk kujungan ulang atau jika sewaktu-
waktu ada keluhan. Ibu megerti dan memahami
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.2 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER III
3.2.1 Kunjungan ANC Ke - I
Tanggal : 20 Februari 2017 Jam : 06.30 WIB
Tempat : BPM Maria Zulfah Jatirejo Kab. Jombang
Identitas
Nama Istri : Ny D Nama Suami : Tn L
Umur : 29 tahun Umur : 32 tahun
Alamat : Jatirejo Alamat : Jatirejo
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTP Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Penghasilan : - Penghasilan : 1.200.000,00
Prolog
Ny “D” sekarang hamil ke 2, HPHT : 15 Juni 2016, TP : 22 Maret 2017,
riwayat kehamilan pertama normal di BPM, BBL 2800 gr, jenis kelamin
perempuan. Pada kehamilan sekarang periksa ANC 7 kali di BPM Maria
Zulfah Desa Jatirejo Kecamatan Jombang. Sudah periksa ANC Terpadu di
Puskesmas, BB sebelum hamil 44 kg, Hb: 12 gr/dl, golda: O, albumin:
negative, reduksi: negative.
88
89
Data Subjektif
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
Data Objektif
c. TTV: TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 370 C
UK : 35 minggu
TB : 157 cm
b. BB sekarang : 55 kg
c. Kenaikan BB : 11 kg
d. UK : 35 Minggu
e. Lila : 22 cm
f. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak
odema
Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
Colostrums belum keluar
Abdomen : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus
(29 cm), puki, letak kepala, penurunan kepala 5/5
TBJ : (29 – 12) x 155 = 2,635 gr
DJJ : (11+12+13) x 4 = 144 x/menit
Ekstremitas : kaki tidak odema
90
Analisa Data
G2 P1 A0 35 Minggu dengan kehamilan normal
Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
06.45 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
07.00 Melakukan konseling tentang kebutuhan gizi seimbang dan
menganjurkan ibu untuk menambah asupan nutrisi, ibu
mengerti dan memahami
07.10 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya
kehamilan, ibu mengerti
07.20 Memberikan terapi calcifar 10 tab 1x1, b6 10 tab 1x1, vit C 10
tab 1x1 , ibu bersedia minum vitamin secara teratur
07.25 Menganjurkan ibu control ulang 2 minggu lagi tanggal 6 Maret
2017, ibu bersedia
3.2.2 Kunjungan ANC Ke – II
Tanggal
Tempat
: 7 Maret 2017 Jam : 16.30 WIB
: BPM Maria Zulfah Jatirejo Kab. Jombang
Data Subjektif
Ibu mengatakan malas makan
Data Objektif
d. TTV: TD : 120/80 mmHg
91
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 370 C
UK : 38 minggu
b. BB sekarang : 52 kg
c. Penurunan BB : 3 kg
d. UK : 38 Minggu
e. Lila : 22 cm
f. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak
odema
Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
Colostrum belum keluar
Abdomen : TFU teraba 3 jari di bawah processus xypoideus
(28 cm), puki, letak kepala, penurunan kepala 5/5
TBJ : (28 – 12) x 155 = 2,480 gr
DJJ : (11+12+13) x 4 = 144 x/menit
Ekstremitas : kaki tidak odema
Analisa Data
G2 P1 A0 38 Minggu dengan kehamilan normal
92
Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
17.00 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
17.05 Melakukan konseling tentang tanda – tanda persalinan, ibu
mengerti dan memahami
17.11 Menjelaskan pada ibu penyebab KEK, kek di sebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dlam jumlah cukup atau makanan yang
baik untuk kurung waktu yang lama mandapatkan kalori dan
protein dalah jumlah yang cukup, ibu mengerti
17.15 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Ibu bersedia mengkonsumsi sayuran hijau
seperti sawi, bayam, kangkung untuk memenuhi kebutuhan zat
besi.
17.20 Memberikan terapi calcifar 10 tab 1x1, fondazen 10 tab 1x1tab,
ibu bersedia minum vitamin secara teratur
17.25 Menganjurkan ibu control ulang 1 minggu lagi tanggal 14 Maret
2017, ibu bersedia
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
3.2.1 Asuhan Kebidanan Persalinan
Tanggal : 23 Maret 2017
Jam : 20.00 WIB
Tempat : BPM Maria Zulfah
Oleh : Firda Nataliana
93
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan mengeluarkan
lendir bercampur darah sedikit.
O: (DATA OBJEKTIF)
2. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/60 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,50 C
P : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Abdomen : TFU teraba 3 jari dibawah prosesus xyfoideus (30
cm), puki, kaki depan belakang, letak kepala, kepala
sudah masuk PAP, penurunan kepala 5/5.
TBJ : (30-11) x 155 = 2945 gram
DJJ : 140 x/menit
HIS : 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik
3. Pemeriksaan Dalam
Jam : 20.00 WIB
Genetelia : tampak keluar lendir dan darah
VT : Ø 5 cm, eff 75%, ketuban masih utuh (+),
presentasi kepala, denominator uuk, tidak ada
94
moulage, Hodge II, tidak teraba bagian terkecil
janin yang menyertai bagian terendah.
A: (ANALISA DATA)
G2 P1 A0 UK 40 minggu dengan inpartu kala I fase aktif.
P: (PENATALAKSANAAN)
KALA I
Jam 20.00 WIB
Jam Pelaksanaan
20.00 Mejelaskan hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga mengerti keadaannya
20.05 Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi, ibu mengerti dan mau
melakukannya
20.10 Menganjurkan ibu untuk minum air gula, ibu mengerti dan bersedia
20.15 Melakukan observasi, hasil observasi terlampir di partograf
KALA II
Jam 23.00
S (Data Subjektif)
Ibu mengatakan kenceng- kenceng dan ingin seperti BAB
O (Data Objektif)
Kesadaran umum
Kesadaran
DJJ
His
: Baik
: Composmentis
: 144 x/ menit
: 4.10.40”
95
Genetalia
:vulva membuka, perineum
menonjol, terlihat tekanan pada
anus, kepala sudah nampak di
vulva, ketuban belum pecah
A (Analisa Data)
G2 P1 A0 UK 40 miggu dengan inpartu kala II
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
23.00 Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap, keadaan ibu dan janinnya
baik, ibu mengerti
23.05 Mengatur posisi ibu senyaman mungkin, ibu mengerti
dan memilih posisi setengah duduk
23.10 Mengajarkan pada ibu teknik meneran yang benar, ibu
mengerti
23.15 Mendekatkan alat-alat partus dan mengecek
perlengkapan alat, alat-alat partus set sudah lengkap
23.20 Memimpin persalinan dengan langkah APN, bayi
lahir spontan pada pukul 23.00 WIB, jenis kelamin
laki-laki, tangisan (+) kuat, tonus otot baik, warna kulit
23.25 kemerahan
Memotong tali pusat dan mengikat dengan benang
serta melakukan IMD bayi diletakkan diatas perut ibu
96
KALA III
Jam 24.10
S (Data Subjektif)
Ibu mengatakan perutnya terasa mules setelah melahirkan
bayinya
O (Data Objektif)
Kesadaran umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,50 C
P : 20 x/menit
Genetalia
Abdomen
: Tampak semburan darah di introitus
vagina, tali pusat bertambah panjang :
TFU setinggi pusat, kontraksi uterus
keras, uterus globuler
A (Analisa Data)
P2 A0 postpartum normal kala III
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
24.10 Memeriksa uterus untuk memastikan bayi tunggal,
tidak terdapat janin lagi
24.15 Memberitahu dan menyuntikan oxytocin 10 IU
pada 1/3 paha bagian luar, 10 IU oxytocin sudah di
97
24.20 suntikkan
Melakukan PTT, Plasenta lahir spontan pada pukul
23.10 WIB dengan kotiledon lengkap dan selaput
24.25 ketuban utuh
Melakukan massase pada fundus uteri secara
sirkuler (searah jarum jam) selama 15 detik, uterus
24.30 bekontraksi dengan baik dan keras
24.35 Memeriksa adanya laserasi dan perdarahan 100 cc
Memberitahu ibu untuk membiarkan bayi tetap
berada di dada ibu untuk melakukan IMD paling
sedikit 1 jam, ibu mengerti
KALA IV
Jam 02.50
S (Data Subjektif)
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya dan
ibu ingin beristirahat
O (Data Objektif)
Kesadaran umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,20 C
P : 20 x/menit
Genetalia : Perdarahan 100 cc
98
Abdomen
: Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
dibawah pusat, colostrums belum
keluar
A (Analisa Data)
P2 A0 postpartum normal kala IV
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
02.50 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam, kontraksi uterus baik dan
perdarahan normal
02.55 Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan
masase, dan menilai kontraksi, ibu mengerti
03.00 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT,
ibu sudah memakai baju yang bersih
03.05 Memastikan ibu merasakan nyaman, membantu ibu
memberikan ASI, menganjurkan keluarga untuk
memberi ibu minum dan makanan yang
diinginkannya, ibu sudah minum air putih 1 gelas
03.10 dan makan nasi
Melakukan pemantauan kala IV, 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua,
hasil terlampirkan di partograf
99
3.3 Asuhan Kebidanan pada Nifas
3.3.1 KUNJUNGAN I (6 jam PP)
Tanggal: 23 Maret 2017 jam: 06.00 wib
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan ibu merasa senang
atas kelahiran bayinya.
O: (DATA OBJEKTIF)
4. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
5. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 370 C
Pernafasan : 24x/menit
6. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Payudara : Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada pembesaran
kelenjar, keluar kolostrum.
Abdomen : TFU ±2 jari bawah pusat, kontraksi baik.
Genetalia : Tidak terdapat luka jahitan, lochea rubra (merah segar),
jumlah perdarahan ± 50 cc.
A: (ANALISA DATA)
P2 A0 Post partum 6 jam nifas fisiologis
100
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
06.00 Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
06.05 Memberikan KIE tentang nutrisi, personal hygiene, ibu
mengerti dan memahami
06.10 Mengajarkan ibu cara perawatan payudara, ibu bersedia
06.15 Menganjurkan ibu mobilisasi dini dengan miring kiri dan
miring kanan, ibu bisa miring kiri dan miring kanan
06.25 Megajarkan ibu senam nifas, ibu bersedia
06.30 Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas (6
jam postpartum), ibu mengerti dan memahami
06.35 Memberikan tablet Fe untuk diminum selama 40 hari masa
nifas, Vit A dan amoxilin sebagai terapi, ibu bersedia
melakukanya
06.40 Menjadwalkan kunjungan ulang, paling sedikit 4 kali
kunjungan selama masa nifas, ibu mengerti dan bersedia
3.3.4 KUNJUNGAN II (2 minggu pp)
Tanggal: 13 April 2017 Jam: 16.00 wib
Tempat : Rumah Pasien
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun, BAK 4x/hari warna kuning
jernih, BAB 1x/ hari (Konsistensi lunak), perdarahan kecoklatan.
101
O: (DATA OBJEKTIF)
3. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 370 C
Pernafasan : 20x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Payudara : Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar, keluar ASI matur (lancar).
Abdomen : TFU pertengahan pusat dan sympisis.
Genetalia :,lochea sanguinolenta
A: (ANALISA DATA)
P2 A0 Post partum 2 minggu nifas fisiologis
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
16.00 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, Ibu mengerti
16.05 Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas, ibu
mengerti dan bersedia
16.10 Memberikan konseling pada ibu tentang mafaat KB, ibu
mengerti dan memahami
102
16.15 Mengingatkan kembali pada ibu cara menyusui yang benar,
ibu mengerti dan memahaminya
16.20 Mengingatkan kembali pada ibu untuk meminum tablet Fe
selama 40 hari masa nifas, ibu bersedia meminumnya
16.25 Menganjurkan pada ibu kontrol ulang, ibu mengerti dan
bersedia kontrol
3.3.5 KUNJUNGAN IV (6 minggu pp)
Tanggal : 04 Mei 2017
Jam
: 09.10 WIB
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan sulit tidur karena bayinya sering rewel.
O: (DATA OBJEKTIF)
d. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Raut Wajah : Tidak Pucat
e. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg S : 36,60 C
N : 84 x/menit RR : 20 x/menit
f. Pemeriksaan fisik
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek pupil
normal.
Bibir : Tidak pucat, mukosa lembab, tidak ada sariawan,
lidah bersih.
103
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ASI keluar lancar
(+/+), tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
Genetalia :Sudah tidak mengeluarkan darah (lochea alba)
Ekstremitas: Atas : Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
A: (ANALISA DATA)
P2 A0 6 minggu Post Partum Fisiologis
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
09.10 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu
09.15 mengerti
Menganjurkan ibu makan-makanan bergizi
sesuai kebutuhan ibu nifas, Ibu mengerti
09.30 Memberikan konseling pada ibu tentang KB dan
membantu ibu memilih KB yang akan
digunakan, ibu mengerti dan memilih KB suntik
3 bulan
3.4 Asuhan Kebidanan pada BBL
Tanggal: 23 Maret 2017 jam: 24.00 wib
S: (DATA SUBJEKTIF)
Bayi dalam keadaan sehat dan menangis kuat.
104
O: (DATA OBJEKTIF)
3. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
b. Tanda-tanda vital:
S : 36,5 ºC
P : 50 x/ menit
N : 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
c. Pemeriksaan fisik
Kulit : Terdapat lanugo, da masih ditutupi verniks
caseosa
Kepala :Normal, tidak ada caput suksedaneum / cefal
hematom,tidak ada moulase.
Muka : Simetris, tidak adema
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra
tidak odem, tidak ada secret mata, reflek cornea
aktif, reaksi pupil normal.
Hidung : Normal, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Normal, tidak ada labio sikisis dan labio palato
sikisis
Telinga :Simetris, normal.
Leher : Normal pendek, pergerakan baik.
105
Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi pada dada
Abdomen : Dinding perut datar, tidak ada pembengkakan, tali
pusat normal dan tidak ada perdarahan tali pusat.
Genetalia : Lubang uretra pada ujung penis, testis terbungkus
scrotum dan jumlah testis ada dua.
Anus :Normal, tidak atresia ani, keluar mekonium.
Ekstremitas: Keadaan jari-jari tangan dan kaki normal, tidak
polidaktili ataupun sindaktili.
d. Pemeriksaan Reflek
Reflek rooting : Normal (+)
Reflek swallowing : Normal (+)
Reflek suckling : Normal (+)
Reflek grabs : Normal (+)
Reflek moro : Normal (+)
Reflek babinski : Normal (+)
e. Pengukuran Antropometri
Berat badan bayi : 3000 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 33 cm
FO :33 cm
MO :34 cm
SOB : 30 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 10 cm
106
A: (ANALISA DATA)
Neonatus cukup bulan usia 1 jam
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
01.00 Memberi tahu ibu keadaan bayinya,ibu mengerti
01.05 Setelah 1 jam memberikan salep mata, Vit K 1Mg IM di
paha kiri anterolateral, sudah diberikan
01.20 Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat, ibu mengerti
01.30 Menganjurka pada ibu utuk selalu menjaga kehangantan
01.35 bayi, ibu mengerti
Menganjurkan pemberian ASI eksklusif yaitu bayi minum
ASI selama 6 bulan tanpa minuman dan makanan
pendamping selain ASI, ibu mengerti dan akan
melakukannya
3.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus KN-1 (1 Hari)
Tanggal: 23 Maret 2017 jam: 06.00 wib
S: (DATA SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayi sering
menyusu
O: (DATA OBJEKTIF)
Pemeriksaan Fisik Umum
Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
Tanda-tanda vital:
107
S : 36,5 ºC
P : 50 x/ menit
N : 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
4. Pemeriksaan fisik
Kulit : Terdapat lanugo, terdapat verniks caseosa
Kepala :Normal, tidak ada caput suksedaneum / cefal
hematoma.tidak hidrocephalus
Muka : Simetris, tidak adema
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra
tidak odem, tidak ada secret mata, reflek pupil
normal.
Hidung : Normal, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Normal, tidak ada labio sikisis dan labio palato
sikisis
Telinga :Simetris, normal.
Leher : Normal , pergerakan baik.
Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi pada dada
Abdomen : Dinding perut datar, tidak ada pembengkakan, tali
pusat normal dan tidak ada perdarahan tali pusat.
Genetalia : Lubang uretra pada ujung penis, testis terbungkus
scrotum dan jumlah testis ada dua.
108
Anus :Normal, tidak atresia ani, keluar mekonium.
Ekstremitas: Keadaan jari-jari tangan dan kaki normal, tidak
polidaktili ataupun sindaktili.
A: (ANALISA DATA)
Neonatus usia 1 hari fisiologis.
P: (PENATALAKSANAAN)
Jam Pelaksanaan
06.05 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu mengerti
06.10 Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin, Ibu mengerti dan bersedia menyusui
06.15 bayinya
Memberitahu ibu tentang cara perawatan tali pusat pada
06.25 bayi, ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang bayi, Ibu mengerti
dan bersedia datang untuk kunjungan ulang
3.5.1 Kunjungan 2 Neonatus usia 7 hari
Tanggal : 26 Maret 2017
Jam
: 11.30 WIB
2. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayinya sudah
sering di beri ASI dan tidak memberi makanan tambahan, tali pusat
sudah kering.
2. Data Obyektif
c. Pemeriksaan fisik umum
109
Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
Tanda-tanda vital:
S : 36,5 ºC
P : 44 x/ menit
N: 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
d. Pemeriksaan fisik khusus
Kulit : Terdapat lanugo, terdapat verniks caseosa
Kepala :Normal, tidak ada caput suksedaneum / cefal
hematoma.tidak hydrocephalus
Muka : Simetris, tidak adema
Mata :Konjungtiva merah muda, sclera putih, palpebra tidak
odem, tidak ada secret mata, reflek pupil normal.
Hidung : Normal, tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Normal, tidak ada labio skisis dan labio palato skisis
Telinga :Simetris, normal.
Leher : Normal , pergerakan baik.
Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi pada dada
Abdomen :Tidak ada benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas,
tidak ada tanda-tanda infeksi.
Genetalia :Testis sudah berada dalam skrotum, ada lubang, muara
saluran kencing terletak diujung.
110
Anus :Tidak ada atresia ani.
Ekstremitas:Jari lengkap, tidak sianosis, simetris, gerak aktif dan
tidak fraktur.
3. Analisa Data
Neonatus usia 7 hari fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
11.35 Memberitahu keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayi normal dan sehat, ibu mengerti
11.45 Menganjurkan pada keluarga agar menjaga suhu tubuh bayi
untuk mencegah hipotermi dengan memakai baju dan
bedong serta didekatkan dengan bayinya, Keluarga
mengerti dan mau menjaga suhu tubuh bayi
11.50 Menganjurkan keluarga agar ibu menyusui bayinya
sesering mungkin yaitu 2 jam sekali, ibu mengerti dan
bersedia menganjurkan ibunya menyusui bayinya
3.5.2 Kunjungan 3 Neonatus usia 22 hari
Tanggal : 09 April 2017
Jam
: 11.30 WIB
3. Data Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayinya sudah
sering di beri ASI dan tidak memberi makanan tambahan.
4. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik umum
111
Kesadaran : pergerakan bayi aktif, kulit merah muda.
Tanda-tanda vital:
S : 36,5 ºC
P : 44 x/ menit
N : 136 x/ menit
Tangis: kuat
Warna kulit : kemerahan
Tonus otot : baik
Muka :Simetris,tidak tampak kuning
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, reflek pupil
normal, reflek berkedip normal.
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, lidah bersih, saliva normal
Dada :Simetris, suara nafas normal (vesikular),tidak ada ronchi
dan wezhing.
Abdomen : Tidak ada benjolan abnormal, tali pusat sudah lepas, tidak
ada tanda- tanda infeksi.
Genetalia :Testis sudah berada dalam skrotum, ada lubang,
muarasaluran kencing terletak diujung.
Anus :Tidak ada atresia ani.
Ekstremitas:Jari lengkap, tidak sianosis, simetris, gerak aktif dan tidak
fraktur.
112
3. Analisa Data
Neonatus usia 22 hari fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
11.35 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu mengerti
11.50 Memberitahukan pada ibu untuk imunisasi BCG pada
bayinya, Ibu mengerti dan bersedia mengimunisasikan
bayinya
11.55 Memberitahu ibu untuk kontrol ulang atau kembali
sewaktu-waktu jika ada keluhan, Ibu bersedia kontrol
ulang
3.6 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
3.6.1 Kunjungan 1
Tanggal : 23 Maret 2017 Jam
2. Data Subyektif
Ibu mengatakan ingin menggunnakan kb suntik 3 bulan
5. Data Obyektif
d. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Raut Wajah : Tidak Pucat
: 09.00 WIB
e. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg S : 36,20 C
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
113
f. Pemeriksaan fisik
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ASI keluar lancar
(+/+), tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
6. Analisa Data
P2 A0 dengan calon akseptor KB suntik 3 bulan
7. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
09.05 Memberitahu ibu tentang kondisinya, Ibu mengerti 09.10
Mengingatkan kembali pada ibu manfaat, kelebihan,
kelemahan, dan efek samping dari penggunaan KB suntik 3
09.15 bulan, Ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk kujungan ulang atau jika sewaktu-
waktu ada keluhan. Ibu megerti dan memahami
6.6.2
Kunjungan 2
Tanggal : 13 Mei 2017 Jam : 19.00 WIB
e. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah menggunnakan kb suntik 3 bulan
f. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Raut Wajah : Tidak Pucat
114
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
Pemeriksaan fisik
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ASI keluar lancar
(+/+), tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
g. Analisa Data
P2 A0 dengan akseptor baru KB suntik 3
bulan h. Penatalaksanaan
Jam Pelaksanaan
19.05 Memberitahu kepada ibu tentang keadaannya, Ibu mengerti
19.15 Menyuntikkan KB suntik 3 bulan (Medroxyprogesterone)
pada ibu, ibu bersedia 19.20
Menganjurkan ibu untuk kujungan ulang atau jika sewaktu-
waktu ada keluhan. Ibu megerti dan memahami
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan
kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung
diantara fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini yang luas dari penulis
sebagai pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif mulai dari asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny.”D” dengan kurang energi
kronik (KEK) di BPM Maria Zulfah, Amd.Keb Desa Jatirejo Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
4.1 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III
Berdasarkan data yang diperoleh penulis membuat asuhan kebidanan
secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana, untuk itu saya sebagai penulis akan membahas hasil dari
data yang didapatkan serta melakukan asuhan adalah tentang pemeriksaan pada
Antenatal Care yang dilakukan pada Ny.”D”dengan Kurang Energi Kronik
(KEK) di BPM Maria Zulfah, Amd.Keb Desa Jatirejo Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang. Asuhan Antenatal Care yang akan disajikan meliputi
asuhan kebidanan dari trimester I, trimester II dan trimester III.
Berikut data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan ini yang berkaitan dengan Antenatal
Care maka, dapat diperoleh data berikut ini:
115
Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny. “D” di BPM Maria Zulfah, Amd.Keb
Riwayat Yang dilaksanakan Keterangan
Tanggal
14-08- 21-09- 15-10- 14-11- 15-01-
07-03-
ANC 17-02-2017 20-03-2017
2016 2016 2016 2016 2017
2017
UK 9 mgg 14 mgg 18 mgg 22 mgg 31 mgg 35 mgg 36 mgg 38 mgg
Anamnesa Mual, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Umur ibu 23 tahun
muntah Gerak janin
dirasakan pertama
UK 5 bulan
Tekanan Darah 110/70 110/70 110/70 100/70 110/70 110/70 120/80 120/80
MmHg MmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
BB 44 kg 47 kg 48 kg 48 kg 52kg 52kg 55kg 52kg Sebelum hamil 44 kg
WHO Belum 3 jari di 3 jari di Setinggi 2 jari di atas 3 jari di atas Pertengahan 3 jari T teraba atas atas pusat pusat pusat px-pst
Dibawah px F simpisis simpisis U
Mc. Donald - - - 16 cm 22cm 27 cm 29 cm 28 cm
Suplemen/ Multivita Multivitam Multivitam Multivitam Zat besi, Zat besi, Zat besi, Zat besi, terapi min in, Zat besi in, in, Zat Multivitamin Kalsium Kalsium
Kalsium
Kalsium besi,
Kalsium
116
11
6
Penyuluhan Nutrisi, Nutrisi dan Istirahat, Jalan-jalan, Senam Tekhnik istirahat Hasil lab
Istirahat Istirahat Nutrisi Istirahat hamil, relaksasi, cukup Golda : O cukup Nutrisi Oxytocin
massage Hb : 12 gr/dl
Albumin : -
Protein urin :-
Sumber : Buku KIA
Keterangan : Pada Usia Kehamilan 09-31 mimnggu adalah catatan kehamilan sebelum dilakukan asuhan oleh penulis.
Pada Usia Kehamilan 32-40 minggu adalah mulai yang dilakukan asuhan oleh penulis.
11
7
11
7
118
Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Data Subyektif
1) Umur
Umur Ny.”D” umur 29 tahun, hamil anak ke 2. Menurut Penulis usia 29
tahun merupakan usia produktif, dimana seorang wanita yang hamil di usia
produktif dapat meminimalisir komplikasi yang terjadi dalam kehamilan
hingga persalinan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2007), ibu dikatakan beresiko
tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Usia
berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang
akan dilakukan.Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta
dan teori.
2) Jarak kontrol ANC :
Ny “D” memeriksakan kehamilannya dengan intesitas TM I 1 kali, TM
II 3 kali dan TM III 4 kali. Menurut penulis kontrol ANC Ny.”D” lebih dari
standar kontrol ANC, dikarenakan tidak terdapat keluhan dikehamilan ibu,
ANC sangat penting dilakukan pada ibu hamil karena dalam pemeriksaan
tersebut dilakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga kondisi ibu
dan janin dapat terpantau dengan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009), standart minimal
kontrol ANC, meliputi TMI minimal 1 kali, TM II minimal I kali, TM III minimal
2 kali.Berdasalkan hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
119
3) Terapi
Terapi yang didapat Ny.“D” pada TM I adalah Ticomag dan Omegavit,
sedangkan pada TM II Calcifar, Hufabion, Fondazen dan pada
TM III adalah Calcifar, hufabion, B6 dan vit C. Menurut penulis ibu hamil
memerlukan gizi yang lebih dari biasaya karena selain untuk memenuhi
kebutuhannya gizi yang cukup akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Selain
cukup gizi ibu juga harus rajin untuk mengkonsumsi multivitamin dan tablet
tambah darah guna utuk mempersiapkan proses persalinannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sholihah (2008), ibu hamil perlu di beri
konseling untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan kaya
nutrisi seperti vitamin, asamfolat, Fe, B6, B12, dan mineral.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum
1) Tekanan darah
Tekanan darah Ny.”D” pada usia kehamilan 31 minggu dan 38
minggu adalah 110/70-120/80 mmHg. Menurut pendapat penulis tekanan
darah 110/70 – 120/80 masih dalam batas normal jika tidak di sertai gejala
berat seperti pusing, lemas, nyeri dada dan lain sebagainya bukanlah
penyakit, karena termasuk normal terjadi dalam masa kehamilan
Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009), ukuran tensi normal
pada ibu hamil adalah 110/70-130/90 mmHg, sehingga tidak ada
kesenjangan antara fakta dan teori.
120
2) Berat badan
Berat badan Ny”D” sebelum hamil 44 kg, pada akhir kehamilan 55 kg
terjadi peningkatan 11 kg. Menurut penulis kenaikan berat badan ibu dalam
batas normal, karena kenaikannya selama hamil tidak lebih 12 kg sehingga
ibu tidak mempunyai resiko pada waktu persalinan. Menurut (Ari, 2009)
penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah
10–12 kg . untuk itu, sesuai data yang saya peroleh tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan fakta.
3) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Ukuran LILA Ny.”D” 22 cm. LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi lbu kurang atau buruk. Menurut penulis
pengukuran LILA sangat penting karena dari pengukuran tersebut kita
bisa melihat status gizi ibu hamil baik atau tidak, LILA ibu didapatkan 22
cm dikarenakan faktor ibu, karena LILA sangat berpengaruh dan beresiko
terhadap kehamilan, persalinan, dan perkembangan janin. Hal ini tidak
sesuai dengan pendapat Weni (2010) pengukuran LILA adalah suatu cara
untuk mengetahui resiko kekurangan energy kronis (KEK). Batas ambang
LILA adalah 23,5 cm. Berdasarkan hal tersebut, ditemukan kesenjangan
antara fakta dan teori.
b. Pemeriksaan fisik Khusus
1) Perubahan fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada Ny.”D” saat hamil trimester III, yaitu
muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan tyroid, kolostrum belum keluar, pada perut ibu terjadi pembesaran
121
sesuai usia kehamilan. Menurut penulis, perubahan tersebut merupakan
perubahan fisiologis yang di alami oleh setiap ibu hamil karena setiap ibu
hamil memiliki perubahan yang berbeda-beda. Pemeriksaan fisik untuk ibu
hamil harus dilakukan karena dengan pemeriksaaan fisik yang dilakukan
sedini mungkin agar kita bisa mengetahui ada atau tidaknya tanda bahaya
dan resiko yang mungkin terjadi.
Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Manuaba (2007), perubahan
fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III didapatkan tidak ada
oedem pada muka, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis,
puting susu menonjol dan kolostrum belum keluar, terjadi pembesaran
sesuai usia kehamilan. Sehingga tidak ada kesejangan antara fakta dan teori.
2) TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Pada Ny.”D” ukuran leopold saat UK 32 minggu 4 jari diatas pusat
dan pada UK 36 minggu 4 jari di bawah processus xipoideus. Menurut
penulis ukuran TFU Ny.”D” termasuk fisiologis, perubahan atau ukuran
TFU setiap ibu memang berbeda sesuai dengan bentuk perut dan ketebalan
dinding perut namun dengan rumus yang sudah ada dapat dengan mudah
mengukur TFU ibu hamil.
Ukuran TFU Ny.”D” menurut Manuaba (2007), ukuran TFU pada
akhir bulan ke 8 pertengahan pusat dengan processus xifoideus, pada akhir
bulan ke 9, 1 jari bawah processus xipoideus. Sehingga tidak ada kesejangan
antara fakta dan teori.
122
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah (Hb)
Hasil pemeriksaan Hb Ny. “D” 12 gr%. Menurut penulis Hb ibu
normal karena dari hasil pemeriksaan didapatkan kadar HB 12 gr% dan
dapat didefisinikan ibu tidak mengalami anemia. Pada trimester III
seringkali terjadi pengenceran darah pada ibu hamil dikarenakan kurangnya
zat besi, tetapi dari data yag didapat Hb ibu dalam batas normal dan ibu bisa
mempertahankannya dengan baik. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat
Romauli (2011) kadar Hb normal >11gr%, Jika kurang dari 11 gr% ibu di
katakan anemia. Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara
fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”D” adalah GII P1 A0, hamil 32 minggu, dengan
kekurangan energi kronis. Menurut penulis kehamilan dikatakan normal
apabila tidak terjadi komplikasi selama kehamilan dan kondisi ibu dan janin
baik selama dalam kehamilan. Analisa data merupakan kesimpulan antara data
subyektif dan data obyektif yang menjadi acuhan dalam melakukan tindakan
atau terapi sesui dengan keadaan pasien.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Saminem 2009) diagnosis kehamilan
adalah G..P..A.. hamil ... minggu dengan .... Berdasarkan hal tersebut tidak ada
kesenjangan antara fakta dan teori
4. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan pada
Ny.”D” sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan normal karena
tidak ditemukannya masalah, asuhan yang diberikan yaitu seperti KIE tentang
123
tanda bahaya ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan
(P4K), keluhan pada ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya,
kolaborasi pemberian suplemen, dan kontrol ulang.
Menurut penulis Pemberian KIE pada ibu hamil merupakan kebutuhan
karena dengan adanya KIE rutin setiap kali kunjungan ANC dapat mendeteksi
sedini mungkin komplikasi atau resiko yang terjadi, mengingatkan ibu untuk
istirahat, tidak mengangkat beban berat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2010), asuhan yang diberikan
untuk kehamilan normal karena diantaranya KIE tentang keluhan pada ibu
hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya, tanda bahaya ibu hamil,
tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan (P4K), kolaborasi pemberian
suplemen, dan kontrol ulang. Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai
kesenjangan antara fakta dan teori.
4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Pada pembahasan yang kedua, akan dijelasakan tentang kesesuaian
antara fakta dan teori pada INC (Intra Natal Care). Berikut akan disajikan
data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang
Intranatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan INC (Intra Natal
Care) maka dapat diperoleh data pada tabel sebagai berikut :
124
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC (Intra Natal Care) Ny “D” di
BPM Maria Zulfah Desa Jatirejo kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
INC KALA 1 KALA II KALA III KALA IV
Keluhan Tanggal/Jam 20.00 WIB 23.00 WIB 24.10 WIB 02.50 WIB
Ibu 23Maret TD : 110/60 Lama kala Lama kala III Lama kala IV
mengatakan 2017 mmHg II ± 10 ± 10 menit, ±2 jam,
kencang- 20.00 WIB N : 84x/menit menit, bayi plasenta lahir perdarahan ±
kencang sejak RR : 20 lahir lengkap, 100 cc,
pukul 18.00 x/menit spontan selaput observasi 2 jam
WIB serta S : 36,5 oC belakang ketuban PP :
mengeluarkan His 3.10.30” kepala tertutup TD : 110/70
lendir DJJ pukul sempurna, MmHg
bercampur 140x/menit 23.00 kotiledon N : 84 x/menit
darah. Pada Palpasi 5/5 WIB, jenis lengkap, S : 36,2 0C
jam 19.00 VT : 5 cm, Eff kelamin insersi tali RR : 20 x/menit
WIB ibu 75%, letkep, laki-laki, pusat sentral, TFU 2 jari mengeluarkan teraba UUK, langsung panjang tali
bawah pusat, cairan yang molase tidak menangis, pusat 40
kontraksi uterus tidak bisa di ada, tidak tonus otot cm.Perdarahan
baik, keadaan tahan. teraba bagian- baik, ± 100 cc,
kandung kemih bagian warna kulit kontraksi baik,
kosong. terkecil, merah TFU
bidang hodge muda, terabasetinggi
23.00 WIB II tidak ada pusat, keadaan
VT : 10cm, eff kelainan kandung
100%,UUK, konginetal, kemih kosong.
ketuban (- skrotum
)molase 0, sudah
tidak teraba turun
bagian-bagian
terkecil, hodge
II
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan Ny “D” ketika datang ke BPM
Kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah. Menurut
125
penulis hal ini fisiologis pada ibu bersalin akan merasakan tanda-tanda
persalinan antara lain perut mules, kenceng-kenceng serta
mengeluarkan lendir yang bercampur darah karena pengaruh adanya
penurunan kepala dan pembukaan servik.
Sesuai dengan pendapat (Manuaba, 2010) keluhan yang sering
dirasakan ibu bersalin yaitu dimulai dengan his yang dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron. Selanjutnya keluar lendir darah
terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran
dan pembukaan servik. Adanya pengeluaran cairan, hal ini dikarenakan
karena ketuban pecah. Sebagian ketuban pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapakan persalinan dalam
waktu 24 jam. Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan
antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
Pada fakta diperoleh data pada Ny “D” keadaan ibu baik, pembukaan 5
cm, ketuban (+), eff 75 %, presentasi kepala, denominator uuk, puki,
molase 0, tidak teraba bagian-bagian terkecil, bidang hodge II. DJJ :
(11+12+12)x4= 140 x/menit, jelas, teratur, terdapat pengeluaran lendir
bercampur darah dan cairan ketuban. Meurut penulis pemeriksaan fisik
dilakukan secara menyeluruh pada ibu bersalin, karena dengan melihat
hasil pemeriksaan petugas dapat melihat kemajuan persalinan dan
mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyulit.
Menurut Manuaba (2010), pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin
meliputi pemeriksaan Leopold (Leopold I,II,III,IV), DJJ (normalnya 120-
126
160 x/menit). Menurut Prawirohardjo (2011), pemeriksaan dalam
dilakukan untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak,
pembukan servik berapa, penurunan kepala berapa, UUK untuk mendeteksi
panggul normal atau tidak. Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny “D” adalah G2P1A0 UK 40 minggu inpartu kala I
fase aktif. Menurut penulis analisa data pada Ny “D” sudah sesuai dengan
aturan penulisan diagnose dimana penulisannya mulai dari keterangan yang
menunjukan karena masih pembukaan 5 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat
Saminem (2010), penulisan analisa data pada ibu bersalin yaitu G..P..A.. hamil
aterm, premature, postamature, partus kala I fase laten atau aktif.
4. Penatalaksanaan
Kala I
Berdasarkan fakta, persalinan kala 1 fase aktif Ny.”D” berlangsung
selama ± 3 jam (20.00-23.00 WIB). Pembukaan yang dialami oleh Ny “D”
terjadi sangat cepat dan secara fisiologis sehingga dapat meningkatkan
kontraksi uterus yang berpengaruh terhadap kemajuan pembukaan jalan
lahir. Menurut penulis, persalinan kala I berlangsung 18-24 jam, yang
terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8jam) dari pembukaan 0 sampai
pembukaan kurang dari 4cm, dan fase aktif (6-7jam) dari pembukaan
serviks 4 cm sampai 10 cm.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Manuaba (2010) persalinan kala I
berlangsung 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten
127
(8jam) dari pembukaan 0 sampai pembukaan kurang dari 4cm, dan fase
aktif (7jam) dari pembukaan serviks 4 cm sampai 10 cm. Dalam fase aktif
ini masih dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase akselerasi, dimana dalam waktu
2 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm, fase dilatasi maksimal, yakni dalam
waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat, dari pembukaan 4cm menjadi
9cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali dari
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap. Berdasarkan data diatas
tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
Kala II
Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny.”D” berlangsung selama 10
menit (23.00–23.10 WIB) bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki dan
kondisi bayi baru lahir normal, dilakukan IMD selama 1 jam.
Menurut penulis Kala II pengeluaran janin yang terjadi pada ibu
berlangsung normal yakni selama 10 menit/ kurang dari 1 jam, proses
persalinan berlangsung normal lancar tanpa adanya komplikasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2010) Kala II dimulai dari
pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung
salama 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada mutigravida. Berdasarkan
hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
Kala III
Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny.”D” berlangsung selama ±10
menit (23.10-23.20 WIB). Tidak terdapat penyulit yang berarti pada proses
ini plasenta lahir lengkap. Menurut penulis pada asuhan kala III (pengeluran
plasenta) Secara fisiologis berlangsung ±15 menit jika sampai
128
15 menit tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti perdarahan
menyembur, tali pusat memanjang, uterus bundar, maka akan terjadi
perdarahan (haemoragic post partum) tetapi pada kala III tidak ditemukan
hal yang patologis pada Ny”D” karena tidak terjadi perdarahan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2010) Kala III dimulai
segera setelah bayi lahi sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit. Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara
fakta dan teori.
Kala IV
Berdasarkan fakta, persalinan kala IV Ny.”D” berlangsung selama ±
2 jam (23.00-01.10 WIB), perdarahan ± 100cc. TTV : TD : 110/70, nadi :
80 x/menit, suhu : 36,2oC, RR : 20x/menit, TFU : 2 jari bawah pusat,
dilakukan IMD. Menurut penulis, observasi 2 jam post partum harus
dilakukan agar tidak terjadi komplikasi seperti perdarahan, atonia uteri,
anemia, pre eklampsia yang bisa membahayakan ibu, observai 2 jam post
partum juga mengantisipasi adanya komplikasi darurat yang dapat
mengancam nyawa ibu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2010) Kala IV dimulai saat
lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Observasi yang harus dilakukan
pada kala IV adalah : tingkat kesadaran klien, pemeriksaan tanda –tanda vital:
tekanan darah, nadi, dan pernafasan, kontraksi uterus, TFU, terjadinya
perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500
cc. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui adanya penyimpangan antara
fakta dan teori.
129
4.3 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Pada pembahasan yang ketiga, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori
dan kenyataan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir. Berikut akan disajikan
data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada Bayi baru lahir. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir , maka dapat diperoleh data sebagai
berikut:
1. Data Subyektif
Berdasarkan fakta Bayi Ny. ”D’’ lahir secara spontan pada tanggal 23
Maret 2017 pukul 23.00 WIB, keadaan ibu dan bayi sehat, warna kulit merah
muda, tangisan kuat, tonus otot baik. Dikarenakan bayi Ny. “D” lahir
secara normal tidak ada komplikasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Muslihatun (2010) yaitu Bayi Ny...
lahirpada tanggal... pukul.... keadaan normal. Berdasarkan hal tersebut tidak
ada kesenjangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny. “D” dalam batas
normal. Menurut penulis TTV dalam batas normal yaitu S : 36,8 oC,
RR : 52x/menit, N : 146x/menit dan tidak menunjukkan kearah
patologis, pemeriksaan tanda vital pada bayi sangat mutlak dilakukan
karena dari pemeriksaan terebut kita dapat mengetahui apakah keadaan
bayi dalam keadaan sehat atau timbul tanda bahaya bayi baru lahir
seperti hipotermi dan asfiksia.
130
Hal ini sesuai pendapat Muslihatun, (2010) suhu bayi normal
adalah antara 36,5oC-37
oC. Pernafasan bayi normal 30-60 kali/menit.
Denyut jantung normal bayi antara 100-160 kali/menit, tetapi dianggap
masih normal jika diatas 160 kali/menit dalam jangka waktu pendek,
beberapa kali dalam 1 hari selama beberapa hari pertama kehidupan,
terutama bila bayi mengalami distres. Berdasarkan hal tersebut diatas,
tidak ditemukan adanya penyimpangan antara fakta dan teori.
b. Antropometri
Berat badan lahir bayi Ny.”D” 3.000 gram, panjang badan bayi
47 cm, lingkar dada 32 cm, SOB : 30 cm, MO : 34 cm, FO : 33 cm.
Menurut penulis hasil pemeriksaan tersebut daam batas normal dan
tidak menuju ke arah patologis. Hal ini sesuai dengan pendapat Wafi
Nur Muslihatun (2010), pengukuran antropometri, minimal meliputi
BB (2500-3000 gram), PB (45-50 cm), LK (33-35 cm), LD (30-33 cm).
Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan
teori.
c. Pemeriksaan fisik
Pada Bayi Ny.”D”, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan
pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada,
tidak ada kelainan pada ekstremitas. Menurut penulis hal ini fisiologis
warna kulit bayi harus berwarna merah muda yang bersih, tidak ada
kelainan pada anggota tubuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Muslihatun (2010). Berdasarkan
hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.
131
d. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”D” adalah BBL normal usia 1 jam
fisiologis. Menurut penulis bayi baru lahir normal fisiologis adalah bayi
baru lahir aterm, berat badan normal dan tidak ada kelainan bawaan
yang menyertai.
Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Saminem (2010) yaitu
Bayi baru lahir normal usia .... fisiologis. Berdasarkan hal tersebut,
tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.
e. Penatalaksanaan
Pada asuhan Bayi baru Lahir, penulis melakukan
penatalaksanaan pada Bayi Ny.”D” sebagaimana untuk Bayi Baru Lahir
normal karena tidak ditemukan masalah. Asuhan yang diberikan yaitu
memberikan salep mata dan Vitamin K, imuisasi HB 0, menjaga bayi
tetap hangat. By.Ny.”D” tidak mendapatkan imuniasi HB 0 setelah 1
jam akan tetapi hal tersebut bukanlah masalah karena imunisasi HB 0
dapat diberikan pada bayi usia 1jam sampai dengan 7 hari. Maka dari
hal tersebut tidak di temukan kesenjangan antara teori dan fakta.
Hal ini sesuai dengan pendapat kementrian kesehatan RI (2010)
Asuhan Bayi Baru Lahir antara lain adalah: Jaga bayi tetap hangat, Isap
lendir dari mulut dan hidung (hanya jika perlu), Keringkan, Pemantauan
tanda bahaya, Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membumbuhi
apapun, kira – kira 2 menit setalah lahir, Lakukan inisiasi menyusui dini,
Beri suntikan vitamin K 1mg intramuscular, di paha kiri anterolateral
setelah inisiasi menyusui dini, Beri salep mata antibiotic pada kedua
132
mata, Pemeriksaan fisik, Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml
intramuscular, di paha kanan anterolateral, kira – kira 1 – 2 jam setelah
pemberian vitamin K. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan
kesenjangan antara fakta dan teori.
4.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Pada pembahasan yang selanjutnya, akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan
data –data yang mendungkung untuk dibahas dalam pembahasana tentang
asuhan kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus
Asuhan Neonatus 23 Maret 2017 30 Maret 2017 21 April 2017
Asi Ya Ya Ya
BAK ± 5 x/hari, warna ±7-8 x/hari, warna ±7-8 x/hari, warna
kuning jernih kuning jernih kuning jernih.
BAB ± 1 x/hari, warna ±3 x/hari, warna ±3 x/hari, warna
hitam. kuning kuning.
BB 3000 gram 3100 gram 3200 gram
Ikhterus Tidak Tidak Tidak
Tali Pusat Belum lepas Sudah lepas Sudah lepas
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut:
1. Data Subyektif
a. Keluhan
Berdasarkan fakta ibu mengatakan bayinya dalam keadaan
sehat, tidak ada keluhan. Menurut penulis keadaa bayi memang dalam
keadaan sehat.
133
Hal ini sesuai dengan pendapat Padila (2010) data subjektif
adalah data yang diperoleh dari pasien atau keluarga. Berdasarkan data
diatas tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori, dikarenakan
bayi dalam keadaan sehat tidak ada masalah.
b. Eliminasi
Berdasarkan Fakta, pada usia 1 jam bayi Ny. “D” sudah BAK,
warna kuning jernih dan BAB pada usia 1 hari, warna hitam. Hal ini
fisiologis. Menurut penulis jika bayi BAB warna hitam berarti normal
karena mekonium yang telah keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir
menandakan anus telah berfungsi. Dan jika BAK bayi warna kuning
jernih berarti normal karena jika bayi tidak BAK dalam 24 jam pertama
setelah lahir maka bidan harus mengkaji kondisi uretra.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2011), proses
pengeluaran defekasi dan urine terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
adalah 200-300 cc / 24 jam atau 1-2 cc/Kg BB/jam. Berdasarkan data
tersebut diatas, tidak dijumpai penyimpangan antara fakta dan teori.
2. Data Obyektif
a. Keluhan
Berat badan lahir bayi Ny.”D” 3000 gram, panjang badan bayi
47 cm, umur 1 hari. Berdasarkan fakta ibu mengatakan bayinya dalam
keadaan sehat, tidak ada keluhan. Menurut penulis keadaa bayi
memang dalam keadaan sehat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Padila (2010) data objektif adalah
data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan. Berdasarkan data diatas tidak
134
dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori, dikarenakan bayi dalam
keadaan sehat tidak ada masalah.
b. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”D” adalah Neonatus aterm usia 6 jam
fisiologis. Neonatus fisiologis adalah neonatus yang lahir aterm/cukup
bulan dan selama bayi maupun neonatus tidak terjadi komplikasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Saminem (2010), diagnosa
asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu: Neonatus Aterm usia
..... hari fisiologis. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan
kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Penatalaksanaan
Pada asuhan neonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada
Bayi Ny.”D” sebagaimana untuk neonatus normal karena tidak ditemukan
masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan
KIE, seperti KIE tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI eksklusif,
perawatan bayi sehari-hari. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih
mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol
ulang. Menurut penulis pemberian KIE untuk bayi baru lahir sangat perlu
karena bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko pada bayi seperti tali
pusat berbau, sianosis, hipotermi, dan ikterus.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarti (2010) penatalaksanaan pada
neonatus fisiologis, meliputi KIE tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI
eksklusif, perawatan bayi sehari-hari. KIE diberikan secara bertahap agar ibu
lebih mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi,
135
dan kontrol ulang. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan
antara fakta dan teori.
3.5 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Tabel 4.5 Distribusi data subjektif dan objektif dari variable PNC Ny. “D” di BPM Maria
Zulfah, Amd. Keb Desa Jatirejo, Kecamatan Cukir, Kabupaten Jombang.
Tanggal PNC 23 Maret 2017 30 Maret 2017 13 April 2017 04 Mei 2017
PostPartum (hari) 6 jam 7 hari 14 hari 6 minggu
Anamnesa Mules Tidak Ada Tidak Ada Tidak ada keluhan
Keluhan Keluhan
Eliminasi BAK 1 x, BAK 6-7 BAK 6-7 BAK 6-7 x/hari,
warna kuning x/hari, warna x/hari, warna warna kuning
jernih kuning jernih kuning jernih jernih
Ibu belum BAB BAB BAB 1x/hari, BAB
1x/hari,konsisten konsistensi 1x/hari,konsistensi
si keras lembek lembek
Tekanan Darah 110/70 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg 120/80 mmHg
Laktasi Colostrum ASI keluar ASI keluar ASI keluar lancar,
keluar.tidak ada lancar, tidak ada lancar, tidak ada tidak ada
bendungan,tidak bendungan, tidak bendungan, bendungan,tidak
ada massa ada massa tidak ada massa ada massa
abnormal. abnormal. abnormal. abnormal.
TFU TFU 2 jari bawah Pertengahan Tidak teraba Tidak teraba.
pusat, kontraksi pusat dengan
uterus baik simfisis,
Involusi kontraksiuterus
baik.
Lochea Lochea rubra Lochea rubra Lochea serosa Lochea Alba
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan data diatas, maka dapat dilakukan analisa sebagi berikut, yaitu:
1. Data subjektif
a. Keluhan
Berdasarkan fakta, pada 6 jam post partum Ny. “D” Perutnya masih
mules, pada 6 hari, 14 hari, dan 6 minggu post partum ibu mengatakan
136
tidak ada keluhan. Masa nifas yang dijalani Ny “D” berjalan secara
fisiologis tanpa ada masalah dan infeksi masa nifas. Menurut penulis
pada saat 6 jam masih merasa mules dikarenakan adanya kontraksi yang
membantu uterus mengalami involusi untuk kembali kebentuk semula,
hal ini fisiologis dialami pada ibu post partum, karena rasa mules tersebut
merupakan tanda kontraksi uterus baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2009) involusi/pengerutan
rahim merupakan suatu keadaan kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil, dengan involusi ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati). Berdasarkan hal tersebut, tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.
b. Eliminasi
Berdasarkan fakta, Ny. “D” sudah BAK sejak 6 jam pertama post
partum, BAB pada hari ke 2 post partum dengan konsistensi lembek, dan
selanjutnya BAK dan BAB sudah lancar. Menurut penulis, normalnya
ibu sudah bisa BAB sampai 2 hari post partum dan bisa BAK setelah ± 4
jam setelah melahirkan, jika tidak bisa BAK dalam waktu 4 jam maka
lakukan pemasangan kateter, volume BAK ibu akan meningkat dalam
waktu 12-36 jam setelah melahirkan.
Menurut pendapat Sulistyawati (2011), ibu harus BAK dalam waktu 6
jam post partum, bila 8 jam post partum belum BAK, dirangsang dengan air
mengalir, kompres hangat dan lain-lain. Bila tidak bisa dilakukan
kateterisasi. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan
diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal.
137
Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
fakta dan teori.
2. Data Objektif
a. Laktasi
Berdasarkan fakta bahwa Ny. “D” sudah melakukan IMD selama 1
jam dan ASI keluar lancar. Menurut penulis, sesering mungkin bayi
menyusu semakin baik untuk merangsang produksi ASI sebaliknya jika
bayi tidak menyusu sementara produksi ASI meningkat kemungkinan
akan terjadi bendungan ASI jika tidak diatasi secepatnya. ASI mulai ada
kira-kira pada hari ke 3-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah
menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila ibu
menyusui bayi lahir dan bayi diperoleh sering menyusu maka proses
produksi ASI akan meningkat.
Menurut pendapat Sulistyawati (2011), selama kehamilan horman
estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveoli dan
duktus laktiferus didalam payudara, serta merangsang produksi
kolostrum, cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah
dilahirkan adalah kolostrum yang mengandung campuran yang kaya akan
protein, mineral, dan antibody. Kolostrum merupakan cairan berwarna
kuning yang keluar pertama kali pada payudara dan pada hari selanjutnya
pengeluaran ASI yang keluar. ASI matur dikeluarkan mulai hari ke 14
post partum, keluarnya ASI dengan lancar dapat dipengaruhi oleh refleks
hisap bayi/ refleks let down, semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar
ASI yang keluar.
138
Berdasarkan hal tersebut, tidak tada kesenjangan antara fakta dan
teori.
b. Involusi TFU
Berdasarkan fakta pada Ny. “D”, pada 6 jam post partum TFU 2
jari bawah pusat, kontaksi uterus keras, pada 3- 6 hari post partum TFU
pertengahan pusat dengan simpisis, kontaksi uterus keras, pada 14 hari
post partum 3 jari diatas symphisis, kontraksi uterus baik, pada 4 minggu
post partum TFU tidak teraba.
Menurut penulis kontraksi uterus Ny “D” sangat baik sehingga
involusi uterus berjalan normal pada 4 minggu TFU sudah tidak teraba.
Pada hari ke 3 sampai 6 hari dan seterusnya berjalan secara fisiologis dan
tidak ditemukan adanya kontraksi yang lembek (atonia uteri) maka dari
itu selalu dilakukan observasi involuso uteri sesuai dengan standar
asuhan kunjungan masa nifas.
Pendapat Sulistyawati (2011), TFU setelah plasenta lahir 1 minggu
post partum 2 jari bawah pusat, 1-2 minggu post partum pertengahan
pusat-symphisis, 2-6 minggu tak teraba, dan kontraksi uterus selalu baik
dengan konsistensi keras.
Berdasarkan hal tersebut, tidak tada kesenjangan antara fakta dan
teori.
c. Lochea
Berdasarkan fakta pada Ny. “D” pada 6 jam post partum lochea
rubra, pada 6 hari post partum lochea rubra, pada 14 hari post partum
lochea serosa, pada 28 hari post partum lochea alba.
139
Menurut penulis, proses involusi berdasarkan lochea pada Ny. “D”
berjalan fisiologis karena pengeluaran lochea sesuai dengan teori yang
ada.
Sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2011), Lochea rubra:
Berwarna merah, berlangsung selama 1-3 hari post partum, Lochea
sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
pada hari ke 4-7 hari post partum, Lochea serosa : Berwarna kuning dan
cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum, Lochea alba
: Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum.
Berdasarkan teori dan fakta diatas tidak ditemukan adanya
kesenjangan.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”D” adalah P2 A0 post partum fisiologis.
Menurut penulis, analisa data pada Ny “D” sudah sesuai dengan aturan
penulisan diagnose dan berlangsung selama 6 bulan tanpa ada keluhan
dan penyulit pada masa nifas sehingga nifas berjalan secara fisiologis.
Menurut Sulistyowati (2011), teori nifas fisiologis adalah nifas
yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira 6 minggu dengan kondisi yang baik tanpa ada komplikasi dan
penyulit pada masa nifas
4. Penatalaksanaan.
Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada
Ny.”D” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya
140
masalah, menurut penulis dengan diberikan asuhan yang sesuai pada ibu
nifas seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus
uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas,
ASI eksklusif, nutrisi dan control ulang.
Menurut pendapat Susilowati (2009), seperti melakukan observasi
pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi,
memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dan
kontrol ulang. Berdasarkan hal tersebut, tidak didapatkan kesenjangan
antara fakta dan teori.
4.6 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan
kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Berikut akan
disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang
asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Dalam pembahasan yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada keluarga berencana, maka dapat diperoleh data
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Keluarga Berencana di BPM
Maria Zulfah Amd. Keb Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
23 Maret 2016 13 Mei 2016
Subyektif Ibu merencanakan Ibu sudah
menggunakan KB menggunakan
suntik 3 bulan kontrasepi suntik 3
bulan.
Tensi 100/70 mmHg 110/70
Berat Badan Tidak terkaji 50 kg
Haid Belum haid Belum haid
Sumber : Data primer 2017
141
1. Data Subjektif
Berdasarkan fakta, ibu memilih menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
Menurut penulis KB yang cocok untuk ibu menyusui adalah KB suntik 3 bulan,
implant dan IUD, Ny.”D” memilih alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
Hal tersebut sesuai dengan (Saifuddin, 2010) Kontrasepsi suntikan
progestin cocok untuk ibu menyusui, boleh digunakan oleh wanita pada
tekanan darah <180/110 mmHg, usia reproduksi, nulipara dan yang telah
memiliki anak, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, tidak
dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ditemukan adanya penyimpangan antara fakta dan teori.
2. Data Objektif
Berdasarkan fakta pada Ny “D” ingin KB suntik 3 bulan. Menurut penulis
pelaksanaan KB suntik 3 bulan sesuai untuk ibu umur 29 tahun, punya 2 anak,
tekanan darah 110/70 mmHg dan untuk ibu menyusui. Menurut (Sarwono,
2011) waktu pelaksanaan KB suntik setiap 3 bulan saat selama siklus haid, asal
Ibu tersebut tidak hamil, Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, Ibu
yang tidak haid, injeksi pertama tersebut dapat diberikan setiap saat asalkan
saja Ibu tersebut tidak hamil, ibu boleh melakukan hubungan seksual sesuai
dengan keinginan. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan antara
fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”D” terkait dengan KB adalah P20002 akseptor KB
suntik 3 bulan. Menurut penulis Ny. “D” menggunakan KB suntik 3 bulan aman
untuk digunakanya karena tidak menggangu proses laktasi dan tekanan darahnya
142
normal, Berdasarkan hal tersebut tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
Hal ini sesuai dengan teori (Saifuddin, 2010), penulisan diagnosa data adalah P--
--- akseptor KB suntik 3 bulan.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan
penatalaksanaan pada Ny.”D” sebagaimana untuk akseptor suntik 3 bulan,
karena tidak ditemukannya masalah ibu diberi KIE efek samping, gejala
normal kontrasepsi suntik 3 bulan, dan kontrol ulang. Menurut penulis dengan
keikut sertaan ibu dalam program KB ibu sudah menyadari pentingnya
pengendalian pencegahan kehamilan.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Saifuddin, 2010), penatalaksanaan
pada akseptor Suntik 3 bulan, meliputi KIE efek samping, dan kontrol ulang.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada Ny.“D” telah dilakukan selama kurang lebih tiga
bulan yang di mulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 32 minggu.
1. Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny.“D” dengan Kekurangan
Energi Kronis berjalan dengan normal tanpa ada penyulit atau komplikasi.
2. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny.“D” dengan Kekurangan Energi Kronis
adalah persalinan normal spontan, presentasi belakang kepala, tanpa ada
penyulit dan komplikasi.
3. Asuhan kebidanan BBL pada By. Ny.”D” berjalan dengan normal/fisiologis.
4. Asuhan kebidanan nifas pada Ny.“D” berjalan dengan normal tanpa ada
penyulit.
5. Asuhan kebidanan Neonatus pada By. Ny.”D” berjalan dengan
normal/neonatus cukup bulan.
6. Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.“D” akseptor lama KB suntik 3
bulan .
5.2 Saran
1. Bagi Bidan
Bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan
tepat dalam melakukan pelayanan kebidanan pada ibu dengan Kekurangan
Energi Kronis agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Kemudian memberikan penyuluhan atau progam kesehatan tentang pentingnya
143
144
mencukupi Nutrisi bagi ibu hamil dan selanjutnya ANC terpadu untuk deteksi
dini kehamilan ibu supaya tidak membahayakan ibu dan janin.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Institusi diharapkan dapat menerapkan pendidikan asuhan
kebidanan secara Continuity Of Care pada ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis dengan tepat dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki
praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien sesuai dengan kalender
akademik.
3. Bagi Klien
Untuk kehamilan berikutnya diharapkan klien dapat mengenali tanda
adanya komplikasi pada kehamilan dan dapat mencegah secara dini terjadinya
komplikasi dengan memperhatikan keteraturan control ulang ANC dan makan
makanan yang banyak mengandung nutrisi, sehingga kesehatan ibu dan anak
meningkat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Kusmiyati, Yuni dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG
Manuaba, 2009.Gadar Obstetri dan Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: ECG
Manuaba dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
Mochtar, Rostam. 2007. Sinopsis Opstetri Fisiologi dan Patologi. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta
Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Pada Ibu Hamil. Yogyakarta. Nuha Medika
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: BP-SP
Padilah. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin, Abdul. 2006 . Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sondakh, Jenny, 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Erlangga Medical Series
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2013. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
Lampiran ANC
159
Lampiran INC
160
Lampiran PNC
161
Lampiran BBL
162
Lampiran NEONATUS
Lampiran 15 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi