KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa...

116
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA) DENGAN MASALAH NYERI AKUT (Studi di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang) OLEH : TISA KURNIAWATI NIM. 151210030 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa...

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK

MIOKARD AKUT (IMA) DENGAN

MASALAH NYERI AKUT

(Studi di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang)

OLEH :

TISA KURNIAWATI

NIM. 151210030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

i

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK

MIOKARD AKUT (IMA) DENGAN

MASALAH NYERI AKUT

(Studi di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang)

OLEH :

TISA KURNIAWATI

NIM. 151210030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

ii

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

iii

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

iv

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD

AKUT (IMA) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

NYERI AKUT

( Di Ruang ICU Sentral Rsud Jombang )

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya

Keperawatan (A.Md Kep) pada program studi Diploma III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

OLEH :

TISA KURNIAWATI

NIM. 151210030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

v

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

vi

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

vii

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro, 3 April 1997 dari pasangan ibu Sulastri

dan Bapak Suyono. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari SDN 1 Batokan, tahun 2012 penulis lulus dari

SMPN 5 Cepu dan tahun 2015 penulis lulus dari SMAN 1 Kasiman. Pada tahun

2015 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang

melalui jalur mandiri. Penulis memilih program studi DIII Keperawatan dari lima

bidang studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang.

Demikian riwayat ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 2018

Tisa Kurniawati

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

ix

MOTTO

“SABAR ITU ILMU TINGKAT TINGGI”

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-

Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan rasa

bangga saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini dan saya ucapkan terima kasih

kepada kakak dan adik penulis yang selalu memberikan semangat. Tak lupa

kepada para sahabat Yola, Kiki, kak Iis, kak Jul, Wina, Nurul yang menjadi

pengganti keluarga saat berada disini. Para sahabat dan teman sekelas yang selalu

memberikan semangat serta dukungan dalam berbagai hal.

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat serta karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT

(IMA) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT” DI RUANG

ICU SENTRAL RSUD JOMBANG”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, dengan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat Bapak H Imam Fatoni S.KM.,MM selaku

Ketua STIKes ICMe Jombang yang telah memberikan kesempatan pada penulis

untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, ibu Nita Arisanti Y.S.Kep,Ns.M.Kes

selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan yang telah memberikan dukungan dan

pengarahan secara penuh tarhadap penulis, ibu Dwi

Prasetyaningati.,S.Kep.Ns,.M.Kepselaku pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran dan ketekunan memberikan bimbingan, dorongan, perhatian, serta saran

dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah, ibu Siti Rokhani,S.SiT.M.Kebselaku

pembimbing II yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan, Civitas Akademik STIKES ICMe Jombang

yang telah memberikan informasi kepada penulis, orang tua dan keluarga penulis

yang telah memberikan dukungan serta motivasi dalam penyelesaian Karya Tulis

Ilmiah, dan teman-teman DIII Keperawatan yang telah mendukung sehingga

dapat terselesaikan tepat pada waktnya.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali

kekurangan, oleh karena itu penulis berharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pembaca. Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat.

Jombang, 2018

Penulis

TISA KURNIAWATI

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xi

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT

(IMA) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT

DI RUANG ICU SENTRAL RSUD JOMBANG

Oleh :

TISA KURNIAWATI

Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di dunia

salah satunya Infark Miokard Akut (IMA) yang biasa dikenal oleh orang awam

dengan sebutan serangan jantung. Infark Miokard Akut (IMA) sangat

mengkhawatirkan karena sering berupa serangan mendadak dan tanpa ada keluhan

sebelumnya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mampu melakukan Asuhan

Keperawatan pada klien Infark Miokard Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut.

Peneliti melakukan penelitian di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang pada tanggal

25-27 April 2018.

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah study kasus.

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara 2 klien yang

memiliki diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan yang sama di ICU

Sentral RSUD Jombang.

Intervensi yang diberikan untuk klien dengan masalah keperawatan nyeri

akut meliputi managemen nyeri untuk menurunkan nyeri yang muncul, monitor

tanda-tanda vital supaya mengetahui tanda-tanda vital klien dan pemberian

analgesik untuk menurunkan nyeri yang dirasakan oleh klien.

Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan terhadap kedua klien setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari dapat di simpulkan evaluasi

dengan hasil nyeri berkurang terutama pada klien 1 sedangkan pada klien 2 masih

merasakan nyeri masalah teratasi sebagian. Saran yang diberikan kepada klien

diharapkan klien mampu mengatasi nyeri yang dirasakan secara non

farmakologis, dan melakukan pengobatan secara rutin sesuai dengan anjuran

dokter.

Kata kunci : Infark Miokard Akut (IMA), Nyeri Akut

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xii

ABSTRACT

NURSING PATIENT ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (IMA)

ON ACUTE PAIN IN ROOM ICU SENTRAL

RSUD JOMBANG

By :

TISA KURNIAWATI

Heart disease is the main cause of death in the world of one of the Acute

Myocardial Infarction (IMA) commonly known by the layman as a heart attack.

Acute Myocardial Infarction (IMA) is very worrying because it is often a sudden

attack and without any previous complaints. The general aim of this study is to be

able to perform Nursing Care on clients of Acute Myocardial Infarction (IMA)

with acute pain problems. Researchers conducted a study at the ICU Central

Hospital RSUD Jombang on 25-27 April 2018

The research design used by the researcher is a case study. This study

was conducted by comparing two clients who had the same nursing diagnoses and

nursing problems in ICU Sentral RSUD Jombang.

Interventions given to clients with acute pain nursing problems include

pain management to reduce emerging pain, monitor vital signs in order to know

the client's vital signs and analgesics to reduce the pain felt by the client.

Based on the results of nursing evaluation of the two clients after the

nursing care for three days can be concluded the evaluation with the results of

pain is reduced mainly on the client 1 while the client 2 still feel the pain is

partially resolved problems. Suggestions given to clients are expected clients are

able to overcome the pain felt in non-pharmacological, and perform routine

treatment in accordance with the advice of doctors.

Keyword : Acute Myocardial Infarction (IMA),Acute Pain

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul Depan ....................................................................... i

Halaman Sampul Belakang .................................................................. ii

Surat Pernyataan .................................................................................. iii

Lembar Persetujuan ............................................................................. iv

Lembar Pengesahan .............................................................................. v

Riwayat Hidup ....................................................................................... vi

Motto ...................................................................................................... vii

Kata Pengantar ..................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................... ix

Daftar Isi ................................................................................................ xi

Daftar Gambar ...................................................................................... xiii

Daftar Tabel ........................................................................................... xiv

Daftar Singkatan ................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................... 3

1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 3

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep DasarInfark Miokard Akut (IMA)

2.1.1 Definisi Infark Miokard Akut (IMA) ...................................... 6

2.1.2 Etiologi Infark Miokard Akut (IMA) ...................................... 6

2.1.3 Klasifikasi Infark Miokard Akut (IMA) ................................. 9

2.1.4 Manifestasi Infark Miokard Akut (IMA) ................................ 10

2.1.5 Patofisiologi Infark Miokard Akut (IMA) .............................. 12

2.1.6 WOC Infark Miokard Akut (IMA) ......................................... 14

2.1.7 Komplikasi Infark Miokard Akut (IMA) ................................ 15

2.1.8 Penatalaksanaan Medis Infark Miokard Akut (IMA) ............. 16

2.1.9 Pemeriksaan Diagnostik Infark Miokard Akut (IMA) ............ 18

2.2 Konsep Dasar Nyeri Akut

2.2.1 Definisi Nyeri Akut ................................................................. 20

2.2.2 Batasan Karakteristik Nyeri Akut ........................................... 20

2.2.3 Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri Akut ..................... 22

2.2.4 Tanda dan Gejala Nyeri Akut ................................................. 22

2.2.5 Kondisi Klinis Terkait ............................................................. 23

2.2.6 Konsep Nyeri Kuantitatif ........................................................ 24

2.2.7 Konsep Nyeri Kualitatif .......................................................... 24

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xiv

Halaman

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut (IMA)

2.3.1 Pengkajian ............................................................................... 25

2.3.2 Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul ................................... 29

2.3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 30

2.3.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 40

2.3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................. 41

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 42

3.2 Batasan Istilah ................................................................................... 42

3.3 Partisipan .......................................................................................... 43

3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 43

3.4.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 43

3.5 Pengumpulan Data ............................................................................ 44

3.6 Uji Keabsahan Data........................................................................... 45

3.7 Analisa Data ...................................................................................... 45

3.8 Etik Penelitian ................................................................................... 47

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil .................................................................................................. 48

4.1.1Gambaran Umum Lokasi Pengumpulan Data ......................... 48

4.1.2 Pengkajian ............................................................................... 49

4.1.3 Terapi Obat ............................................................................. 53

4.1.4 Analisa Data ............................................................................ 53

4.1.5 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 54

4.1.6 Intervensi Keperawatan .......................................................... 55

4.1.7 Implementasi Asuhan Keperawatan ........................................ 56

4.1.8 Evaluasi Asuhan Keperawatan ................................................ 61

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 64

4.2.1 Pengkajian ............................................................................... 64

4.2.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 66

4.2.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 66

4.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 67

4.2.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................. 68

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 69

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 70

Lampiran ............................................................................................... 72

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 WOC Infark Miokard Akut (IMA) ....................................... 13

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 perjalanan waktu enzim jantung pada Infark Miokard

Akut (IMA) ............................................................................. 19

Tabel 2.2 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC secara kuantitatif ............ 23

Tabel 2.3 Diagnosa dan Intervensi .......................................................... 30

Tabel 4.1 Identitas Klien ......................................................................... 49

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit .................................................................... 49

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ...................................................... 50

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik 6B.............................................................. 51

Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik .......................................................... 52

Tabel 4.6 Pemeriksaan Laboratorium ..................................................... 52

Tabel 4.7 Pemberian Terapi .................................................................... 53

Tabel 4.8 Analisa Data ............................................................................ 53

Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan........................................................... 55

Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan Klien 1 dan Klien 2 .................. 56

Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Klien 1 Hari 1 ................................... 61

Tabel 4.12 Evaluasi Keperawatan Klien 2 Hari 1 ................................... 62

Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Klien 1 Hari 2 ................................... 62

Tabel 4.14 Evaluasi Keperawatan Klien 2 Hari 2 ................................... 63

Tabel 4.15 Evaluasi Keperawatan Klien 1 Hari 3 ................................... 63

Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan Klien 2 Hari 3 ................................... 64

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xvii

DAFTAR SINGKATAN

CK : Kreatin Kinase

CM : Kompos Mentis

CO₂ : karbon dioksida

CPK : Kreatin Fosfokinase

EKG : Elektrokardiogram

FLACC : Face, Legs, Arm, Cry, Consolability scale

GOT : Glutamate-Oksaloasetat Transaminase

IMA : Infark Miokard Akut

IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

LDH : Laktat Dehidrogenase

MB-CK : Creatinin Kinase Myokardial Band

NIC : Nursing Intervention Classification

NOC : Nursing Outcome Clasification

NSTEMI : Non ST elevation myocardial infarction

NTG :Nitrogliserin

O2 : Oksigen

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar Indonesia

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

SKA : Sindrom Koroner Akut

STEMI : ST elevasion myocardialinfarcion

t-PA : Tisue Plasminogen Aktifator

UA : Unstabel Angina

WHO : World Health Organissation

WOD : Wawancara, Observasi, Dokumen

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah ............................... 72

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden .................................... 73

Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden ..................................... 74

Lampiran 4 : Form Pengkajian Keperawatan Kegawat Daruratan ....... 75

Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan Manajemen Nyeri .................. 84

Lampiran 6 : Materi Penyuluhan........................................................... 88

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Pembimbing ..................................... 90

Lampiran 8 : Surat Penelitian ................................................................ 92

Lampiran 9 : Surat Bakordiklat ............................................................. 93

Lampiran 10 : Lembar Plagiasi ............................................................... 94

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infark Miokard Akut (IMA) dikalangan masyarakat biasa dikenal dengan

sebutan serangan jantung. Penyakit jantung merupakan penyakit utama

penyebab kematian di dunia salah satunya Infark Miokard Akut (IMA)

(Pratiwi, 2012). Infark Miokard Akut (IMA) sangat mengkhawatirkan karena

sering berupa serangan mendadak dan tanpa ada keluhan sebelumnya (Farissa,

2012). Infark Miokard Akut (IMA) menyebabkan ancaman hidup yang

berbahaya karena timbulnya nyeri dada umum, kolaps dan kematian yang

mendadak.Kemungkinan kematian akibat komplikasi selalu menyertai IMA.

Tujuan kolaborasi utama antara lain pencegahan komplikasi yang mengancam

jiwa atau paling tidak mengenalinya. (M.Black, Joyce, 2014).Dengan

melakukan perawatan kesehatan pengurangan nyeri dada seperti pemberian

relaksasi diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih buruk

(Kartika, 2013).

Data dari WHO pada tahun 2012 sebesar 17,5 juta (31%) orang meninggal

dikarenakan penyakit kardiovaskuler dan penyebab kedua terbesar adalah

Infark Miokard Akut (IMA) (WHO, 2016). Di ASEAN salah satu negaranya

yakni Indonesia menduduki peringkat kedua dengan jumlah 371,0 ribu jiwa

(WHO, 2014). Penyakit kardiovaskuler menempati urutan pertama hasil Riset

Kesehatan Dasar Indonesia. Sedangkan di Jawa Timur menempati urutan ke

delapan di Indonesia (RISKESDAS, 2013). Pada penelitian sebelumnya tahun

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

2

2014 lebih dari 1 juta orang di Amerika Serikat menderita Infark Miokard

Akut (IMA), dan lebih dari 300.000 orang diperkirakan meninggal karena

Infark Miokard Akut (IMA) sebelum sampai ke rumah sakit (Christofferson,

2009).

Nyeri yang timbul merupakan tanda yang muncul saat adanya infarkyang

disebabkan oleh iskemia yang berlangsung selama kurang lebih 30-45 menit.

Iskemia terjadi akibat kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai

oksigen oleh pembuluh darah mengalami gangguan karena adanya sumbatan

trombosis plak ateroma pada arteri koroner. Plak dapat menyebabkan

penyempitan arteri koroner, sehingga bisa terjadi iskemiamiokard.Nyeri akan

timbul saat manifestasi hemodinamika yang sering terjadi yaitu peningkatan

ringan tekanan darah dan denyut jantung. Infark Miokard Akut (IMA) dapat

menyebabkan disritmia, gagal jantung kongestive dan syok kardiogenik,

tromboemboli, perikarditis, ruptura miokardium, dan aneurisma ventrikel (

Price&Wilson, 2006).

Nyeri akut merupakan permasalahan utama pada pasien Infark

Miokard Akut (IMA). Nyeri merupakan suatu rasa sensorik tidak nyaman

yang sifatnya subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan berhubungan

dengan rusaknya jaringan aktual, potensial, ataupun menggambarkan kondisi

terjadinya kerusakan. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi setelah cidera

akut, penyakit atau intervensi bedah dan berawal yang cepat dengan intensitas

ringan sampai berat dalam waktu yang singkat atau kurang dari 6 bulan

(Andarmoyo, 2013). Dalam penanganan nyeri akut dapat dilakukan asuhan

keperawatan seperti manajemen nyeri dan monitor tanda-tanda vital (Bulechek

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

3

dkk, 2013). Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care

provider) berperan dalam melaksanakan intervensi keperawatan yakni

perawatan manajemen nyeri (Potter&Perry, 2009). Peran perawat juga sebagai

care giver untuk membantu pasien dapat melalui proses penyembuhan dan

kesehatannya kembali membaik atau sembuh dari penyakit tertentu pada

kebutuhan kesehatan klien secara holistik meliputi kesehatan emosi, spiritual,

dan sosial (Potter&Perry, 2009).

1.2 Batasan Masalah

Peneliti hanya membatasi kasus klien dengan diagnosa medis Infark

Miokard Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU SentralRSUD

Jombang.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Infark Miokard Akut (IMA)

dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang ?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien Infark Miokard

Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU Sentral RSUD

Jombang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Infark Miokard

Akut(IMA) dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU SentralRSUD

Jombang.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

4

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien Infark Miokard Akut

(IMA) dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU SentralRSUD

Jombang.

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien Infark Miokard

Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU SentralRSUD

Jombang.

4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien Infark Miokard Akut

(IMA) dengan masalah nyeri akut di Ruang ICU SentralRSUD

Jombang.

5. Melakukan evaluasi pada klien Infark Miokard Akut (IMA) dengan

masalah nyeri akut di Ruang ICU SentralRSUD Jombang.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini bisa menjadi referensi untuk

penelitian lain yang serupa

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Mahasiswa dan Dosen

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi

mahasiswa dan pengajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan

tentang proses keperawatan pada kasus Infark Miokard Akut (IMA).

2. Bagi Perawat

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus Infark Miokard

Akut (IMA) dan bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan

pasien Infark Miokard Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

5

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dengan

masalah keperawatan yang sama dan tema yang berbeda.

4. Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan pelayanan mutu kesehatan pada kasus Infark

Miokard Akut (IMA).

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Infark Miokard Akut (IMA)

2.1.1 Definisi Infark Miokard Akut (IMA)

Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian jaringan otot jantung

(miokard) yang disebabkan oleh insufisiensi suplai atau banyaknya

darah baik relatif maupun secara absolut (Muwarni, 2011).

Infark Miokard Akut (IMA) oleh orang awam disebut serangan

jantung yaitu penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner

sehingga aliran darah ke otot jantung tidak cukup sehingga

menyebabkan jantung mati (Rendi&Margareth, 2012).

Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit jantung yang

disebabkan oleh karena sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut

terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri koroner

sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung

(Black&Joyce, 2014).

2.1.2 Etiologi Infark Miokard Akut (IMA)

Menurut Fakih Ruhyanuddin (2006), penyebab Infark Miokard Akut

(IMA) adalah :

1. Gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan atherosclerosis,

kekakuan, atau penyumbatan total pada arteri oleh emboli atau

thrombus.

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

7

2. Penurunan aliran darah system koronaria menyebabkan ketidak

seimbangan antara miokardial O₂ suplai dan kebutuhan jaringan

terhadap O₂. Penyebab suplai oksigen ke miocard berkurang yang

disebabkan oleh faktor

a. Faktor pembuluh darah :

1) Ateroskeloris

2) Spasme

3) Arteritis

b. Faktor sirkulasi :

1) Hipotensi

2) Stenosos aorta

3) Insufisiensi

c. Faktor darah :

1) Anemia

2) Hipoksemia

3) Polisitemia

Penyebab lain :

1. Curah jantung yang meningkat :

a. Aktifitas berlebih

b. Emosi

c. Makan terlalu banyak

d. Hypertiroidisme

2. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :

a. Kerusakan miocard

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

8

b. Hypertropi miocard

c. Hypertensi diastolic

3. Faktor predisposisi :

a. Faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah :

1) Usia lebih dari 40 tahun

2) Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada

wanita meningkat setelah menopause

3) Hereditas

4) Ras: lebih tinggi insiden pada kulit hitam

b. Faktor risiko yang dapat diubah :

1) Mayor :

a) Hiperlipidemia

b) Hipertensi

c) Merokok

d) Diabetes Melitus

e) Obesitas

f) Diet tinggi lemak jenuh, kalori

2) Minor :

a) In aktifitas fisik

b) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,

kompetitif).

c) Stres psikologis berlebihan ketidakadekuatan aliran darah

akibat dari penyempitan, sumbatan, arteri koronaria akibat

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

9

terjadinya aterosklerosis, atau penurunan aliran darah

akibat syok atau perdarahan.

4. Faktor risiko menurut Framingham :

a. Hiperkolesterolemia: > 275 mg/dl

b. Merokok sigaret: > 20/hari

c. Kegemukan: > 120% dari BB ideal

d. Hipertensi: > 160/90 mmHg

e. Gaya hidup monoton

2.1.3 Klasifikasi Infark Miokard Akut (IMA)

Secara morfologis Infark Miokard Akut (IMA) dibedakan atas dua

jenis yaitu: Infark Miokard Akut (IMA) transmural, yang mengenai

seluruh dinding miokard dan terjadi pada daerah distribusi suatu arteri

koroner (Price, 2005) :

1. Infark Miokard Akut (IMA) sub-endokardial dimana nekrosis hanya

terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel dan umumnya berupa

bercak-bercak dan tidak konfluens.

2. Infark Miokard Akut (IMA) sub-endokardial dapat regional (terjadi

pada distribusi satu arteri koroner) atau difus (terjadi pada distribusi

lebih dari satu arteri koroner).

Berdasarkan kelainan gelombang ST (Sudoyo, 2006) :

1. STEMI

Infark Miokard Akut (IMA) dengan elevasi segmen ST (ST

elevasion myocardialinfarcion = STEMI) merupakan bagian dari

spectrum sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri dari angina

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

10

pectoris tak stabil, Infark Miokard Akut (IMA) tanpa elevasi ST,

dan Infark Miokard Akut (IMA) dengan elevasi ST.

2. NSTEMI

Angina pectoris tak stabil (unstable angina = UA) dan

miokardakut tanpa Elevasi ST (Non ST elevation myocardial

infarction = NSTEMI) diketahui merupakan suatu kesinambungan

dengan kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis sehingga pada

prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnose

NSTEMI ditegakan jika pasien dengan manifestasi klinis UA

menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard berupa peningkatan

biomarker jantung.

2.1.4 Manifestasi Klinis Infark Miokard Akut (IMA)

1. Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus, terletak di

bagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang

biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tak

tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, bisa menyebar ke bahu

dan lengan yang biasanya lengan kiri. Tidak seperti angina, nyeri ini

muncul secara spontan (bukan setelah bekerja berat atau gangguan

emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan

tidak akan hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin

(Brunner&Suddart, 2005).

2. Nyeri sering disertai nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing,

mual dan muntah (Brunner&Suddart, 2005).

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

11

Aritmia merupakan penyulit Infark Miokard Akut (IMA) yang

terjadi terutama pada saat-saat pertama setelah serangan. Hal ini

disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan masa refrakter, daya

hantar rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan. Sisrem syaraf

otonom juga berperan besar terhadap terjadinya aritmia karena klien

Infark Miokard Akut (IMA)umumnya mengalami peningkatan

parasimpatis dengan kecenderungan bradiaritmia meningkat,

sedangkan peningkatan tonus simpatis pada Infark Miokard Akut

(IMA) inferior akan mempertinggi kecenderungan terjadinya

fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.

Secara khas nyeri dirasakan di daerah perikardial sering

dirasakan sebagai suatu desakan, diperas, ditekan, dicekik, dan nyeri

seperti terbakar, rasanya tajam dan menekan atau sangat nyeri, nyeri

terus menerus, dan dangkal.

Nyeri dapat melebar ke belakang sternum sampai dada kiri,

lengan kiri, leher, rahang, atau bahu kri.

Tanda dan gejala infark miokard (TRIAGE) adalah :

a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak

mereda, biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen

bagian atas, ini merupakan gejala utama.

b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri

tidak tertahankan lagi.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

12

c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat

menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya

lengan kiri).

d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau

gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari,

dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin

(NTG).

e. Dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis

berat, penting atau kepala terasa melayang dan mual muntah.

g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang

hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat

mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).

2.1.5 Patofisiologi Infark Miokard Akut (IMA)

Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan

kerusakan selular yang ireversibel dan kematian otot atau nekrosis.

Bagian miokardium yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti

berkontraksi secara permanent. Jaringan yang mengalami infark

dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang berpotensi dapat hidup.

Ukuran infark akhir bergantung dari nasib daerah iskemik tersebut. Bila

pinggir daerah ini mengalami nekrosis maka besar daerah infark akan

bertambah besar, sedangkan perbaikan iskemia akan memperkecil

daerah nekrosis.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

13

Infark miokardium biasanya menyerang ventrikel kiri. Infark

digambarkan lebih lanjut sesuai letaknya pada dinding ventrikel.

Misalnya, infark miokardium anterior mengenai dinding anterior

ventrikel kiri. Daerah lain yang biasanya terserang infark adalah bagian

inferior, lateral, posterior, dan septum.

Otot yang mengalami infark akan mengalami serangkaian

perubahan selama berlangsungnya proses penyembuhan. Mula-mula

otot yang mengalami infark tampak memar dan sianotik akibat

terputusnya aliran darah regional. Dalam jangka waktu 24 jam timbul

edema pada sel-sel, respon peradangan disertai infiltrasi leukosit.

Enzim-enzim jantung akan terlepas dari sel-sel ini. Menjelang hari

kedua atau ketiga mulai proses degradasi jaringan dan pembuangan

semua serabut nekrotik. Selama fase ini dinding nekrotik relative tipis.

Kira-kira pada minggu ketiga mulai terbentuk jaringan parut. Lambat

laun jaringan penyambung fibrosa menggantikan otot yang nekrosis dan

mengalami penebalan yang progresif. Pada minggu keenam parut sudah

terbentuk dengan jelas

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

14

2.1.6 WOC Infark Miokard Akut (IMA)

Gambar 2.1 WOC Infark Miokard Akut (IMA) (Muttaqin, 2008)

Punggung Panas

Jenis kelamin Usia Obesitas Diabetes Melitus Merokok Hipertensi

Hiperkolesterolemia

Aterosklerosis

Nyeri dada

Nyeri Akut

Infark Miokard

Akut (IMA)

Iskemia

Berkeringat

Mual Muntah

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

15

2.1.7 Komplikasi Infark Miokard Akut (IMA)

1. Disritmia

Komplikasi paling sering dalam Infark Miokard Akut (IMA)

adalah gangguan irama jantung (90%). Faktor predisposisi adalah :

a. Iskemia jaringan

b. Hipoksemia

c. Pengaruh sistem syaraf Para-Simpatis dan Simpatis

d. Asidosis laktat

e. Kelainan hemodinamik

f. Keracunan obat, dan

g. Gangguan keseimbangan elektrolit

2. Gagal jantung kongestif dan syok kardiogenik

Sepuluh dan sampai lima belas pasiem infark miokard

mengalami syok kardiogenik, dengan mortalitas antara 80-95%.

3. Tromboemboli

Study pada 924 kasus kematian akibat infart miokard akut (IMA)

menunjukkan adanya trombi mural pada 44% kasus endokardium.

Study autopsy menunjukkan 10% kasus Infark Miokard Akut (IMA)

yang meninggal mempunyai emboli arterial ke otak, ginjal, limfa,

atau mensenterium.

4. Perikarditis

Sindrom ini dihubungkan dengan Infark Miokard Akut (IMA)

yang digambarkan pertama kali oleh Dressler dan sering disebut

Sindrom Dressler. Biasanya terjadi setelah infark transmural tetapi

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

16

dapat menyertai infark subepikardial. Perikarditis biasanya

sementara, yang tampak pada minggu pertama setela infark. Nyeri

dada dari perikarditis akut terjadi tiba-tiba dan berat serta konstan

pada dada anterior. Nyeri ini memburuk dengan inspirasi dan

biasanya dihubungkan dengan takikardia, demam ringan, dan

friksion rup perikardial yang trifasik dan sementara.

5. Ruptura miokardium

Ruptur dinding bebas dari ventrikel kiri menimbulkan kematian

sebanyak 10% dirumah sakit karena Infark Miokard Akut (IMA).

Ruptur ini menyebabkan tamponade jantung dan kematian. Ruptur

septum interventrikular jarang terjadi pada kerusakan miokard luas,

dan menimbulkan Defek Septum Ventrikel.

6. Aneurisma ventrikel

Kejadian adalah komplikasi lambat dari Infark Miokard Akut

(IMA) yang meliputi penipisan, pengembungan, dan hipokinesis dari

dinding ventrikel kiri setelah infark transmural. Aneurisma ini sering

menimbulkan gerakan proksimal pada dinding ventrikel, dengan

pengembungan keluar segmen aneurisma pada kontraksi ventrikel.

Kadang-kadang aneurisma ini ruptur dan menimbulkan temponade

jantung, tetapi biasanya masalah yang terjadi disebabkan penurunan

kontraktilitas atau embolisasi.

2.1.8 Penatalaksanaan Medis Infark Miokard Akut (IMA)

Menurut Brunner dan Suddart pada tahun 2005 tujuan

penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

17

mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Kerusakan jantung

diperkecil dengan cara, segera mengembalikan keseimbangan antara

kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan, pemberian

oksigen, dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk

mempertahankan jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk

meningkatkan suplai oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk

mengurangi kebutuhan oksigen. Tiga kelas obat-obatan yang bisa

digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen yaitu :

1. Fasodilator

Fasodilator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah

nitrogliserin (NTG) intravena.

2. Antikoagulan

Antikoagulan heparin adalah antikoagualan pilihan untuk

membantu mempertahankan integritas jantung. Heparin

memperpanjang waktu pembekuan darah, sehingga dapat

menurunkan kemungkinan pembentukan trombus dan selanjutnya

menurunkan aliran darah.

3. Trombolitik

Tujuan trombolitik adalah untuk melarutkan setiap trombus

yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbata

dan juga luasnya infark. Agar efektif, obat ini harus diberikan pada

awal awitan nyeri dada. Tiga macam obat trombolitik yang terbukti

bermanfaat melarutkan trombus adalah: streptokinase, aktifator

plasminogen jaringan (t-PA = tisue plasminogen aktifator) dan

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

18

anistreplase. Pemberian oksigen. Terapi oksigen dimulai saat awitan

nyeri oksigen yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi

darah. efektifitas terapeutik oksigen ditentukan dengan observasi

kecepatan dan irama pertukaran pernafasan, dan pasien mampu

bernafas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam dara secara

bersamaan diukur dengan pulsa oksimetri. Analgetik. Pemberian

analgetik dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif diobati

dengan nitrat dan antikoagulan. Analgetik pilihan masih tetap

morfin sulfat yang diberikan secara intravena dengan dosis

meningkat 1-2 mg.

2.1.9 Pemeriksaan Diagnostik Infark Miokard Akut (IMA)

Infark miokard klasik disertai oleh trias diagnostic yang khas (Price,

2006). Yang terdiri dari :

1. Gambaran klinis khas yang terdiri dari nyeri dada yang berlangsung

lama dan hebat, biasanya disertai mual, keringat dingin, muntah,

dan perasaan seakan-akan menghadapi ajal.

a. Tetapi, 20-60% kasus infark yang tidak fatal bersifat

tersembunyi atau asimtomatik.

b. Sekitar setengah dari kasus ini benar-benar tersembunyi dan

tidak diketemukan kelainan, dan diagnosis melalui pemeriksaan

EKG yang rutin atau pemeriksaan postmortem.

2. Meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh sel-

sel miokardium yang nekrosis.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

19

a. Enzim-enzim yang dilepaskan terdiri dari keratin, fosfokinase

(CK atau CPK), glautamat oksaloasetat transaminase (SGOT

atau GOT) dan laktat dehidrogenase (LDH).

b. Pola peningkatan enzim ini mengikuti perjalanan waktu yang

khas sesudah terjadinya infark miokardium.

c. Meskipun enzim ini merupakan pembantu diagnosis yang sangat

berharga, tetapi interprestasinya terbatas oleh fakta bahwa

peningkatan enzim yang terukur bukan merupakan indicator

spesifik kerusakan miokardium, terdapat proses-proses lain yang

juga dapat menyebabkan peningkatan enzim, sehingga dapat

menyesatkan interprestasi.

d. Pengukuran isoenzim, yaitu fraksi-fraksi enzim yang khas

dilepaskan oleh miokardium yang rusak, meningkatkan

ketepatan diagnosis.

e. Pelepasan isoenzim, MB-CK merupakan petunjuk enzimatik

dari infark miokardium yang paling spesifik.

3. Terlihat perubahan-perubahan pada elektrokardiografi, yaitu

gelombang Q yang nyata, elevasi segmen ST, dan gelombang T

terbalik.

a. perubahan-perubahan ini tampak pada hantaran yang terletak

diatas daerah miokardium yang mengalami nekrosis.

b. Sedang beberapa waktu segment ST dan gelombang T akan

kembali normal; hanya gelombang Q tetap bertahan sebagai

bukti elektrokardiogram adanya infark lama.

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

20

c. Tetapi hanya 50% atau 75% pasien Infark Miokard Akut (IMA)

yang menunjukkan pemulihan elektrokardiografis klasik ini.

d. Pada 30% pasien didiagnosa dengan infark tidak terbentuk

gelombang Q (Price, 2006).

Tabel 2.1 perjalanan waktu enzim jantung pada Infark Miokard Akut

(IMA) Enzim Onset Puncak Kembali normal

CK

CK-MB

LDH

LDH1

LDH2

3-6 jam

2-4 jam

24 jam

4 jam

4 jam

12-24 jam

12-20 jam

48-72 jam

48 jam

48 jam

3-5 hari

48-72 jam

7-10 hari

10 hari

10 hari

2.2 Konsep Dasar Nyeri Akut

2.2.1 Definisi Nyeri Akut

Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang

dari 3 bulan (SDKI DPP PPNI&Tim Pokja, 2016).

2.2.2 Batasan Karakteristik Nyeri Akut

1. Bukti nyeri dengan menggunakan standart daftar periksa nyeri

untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya (misalnya.,

Neonatal Infant Pain Scale, Pain Assesment Checklist for Senior

with Limited Ability to Communicate).

2. Diaforesis

3. Dilatasi pupil

4. Ekspresi wajah nyeri (misalnya., mata kurang bercahaya, tampak

kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus,

meringis).

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

21

5. Fokus menyempit (misalnya., persepsi waktu, proses berpikr,

interaksi dengan orang dan lingkungan).

6. Fokus pada diri sendiri

7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri

(misalnya., skala Wong-Baker FACES, skala analog visual, skala

penilaian numerik).

8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standart

instrumen nyeri (misalnya: McGill Pain Questionnaire, Brief Pain

Inventory).

9. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (misalnya:

anggota keluarga, pemberi asuhan).

10. Mengekspresikan perilaku (misalnya: gelisah, merengek,

menangis, waspada).

11. Perilaku distraksi

12. Perubahan pada parameter fisiologis (misalnya: tekanan darah,

frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan end-

tidal karbon dioksida [CO₂]).

13. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

14. Perubahan selera makan

15. putus asa

16. sikap melindungi area nyeri

17. sikap tubuh melindungi

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

22

2.2.3 Faktor yang berhubungan dengan Nyeri Akut

Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut Nanda

yaitu :

1. Agens cedera biologis (misalnya: infeksi, iskemia, neoplasma).

2. Agens cedera fisik (misalnya: abses, amputasi, luka bakar,

terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga

berlebih).

3. Agens cedera kimiawi (misalnya., luka bakar, kapsaisin, metilen

klorida, agens mustard)

2.2.4 Tanda dan Gejala Nyeri Akut

Menurut Tim Pokja tahun 2017 tanda dan gejala nyeri akut ada dua

yaitu :

1. Mayor

a. Subjektif :

1) Mengeluh nyeri

b. Objektif :

1) Tampak meringis

2) Bersikap protektif (misalnya: waspada, posisi menghindari

nyeri)

3) Gelisah

4) Frekuensi nadi meningkat

5) Sulit tidur

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

23

2. Minor

a. Objektif

1) Tekanan darah meningkat

2) Pola nafas berubah

3) Nafsu makan berubah

4) Proses berfikir terganggu

5) Menarik diri

6) Berfokus pada diri sendiri

7) Diaforesis

2.2.5 Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi pembedahan

2. Cedera traumatis

3. Infeksi

4. Sindrom koroner akut

5. Glaukoma

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

24

2.2.6 Konsep Nyeri kuantitatif

Tabel 2.2 Skala Intensitas Nyeri dari FLACC secara kuantitatif

Kategori Skor

0 1 2

Muka Tidak ada ekspresi atau

senyuman tertentu,

tidak mencari

perhatian.

Wajah cemberut, dahi

mengkerut,

menyendiri.

Sering dahi tidak

konstan, rahang

menegang, dagu

gemetar

Kaki Tidak ada posisi atau

rileks.

Gelisah, resah dan

menegang

Menendang

Aktivitas Berbaring, posisi

normal, mudah

bergerak.

Menggeliat,

menaikkan punggung

dan maju, menegang.

Menekuk, kaku atau

menghentak.

Menangis Tidak menangis. Merintih atau

merengek,

kadangkadang

mengeluh.

Menangis keras, sedu

sedan, sering

mengeluh.

Hiburan Rileks. Kadang-kadang hati

tentram dengan

sentuhan, memeluk,

berbicara untuk

mengalihkan

perhatian.

Kesulitan untuk

menghibur atau

kenyamanan.

Total skor 0-10

Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala

numerik yaitu:

1. 0: Tidak Nyeri

2. 1-2: Nyeri Ringan

3. 3-5: Nyeri Sedang

4. 6-7: Nyeri Berat

5. 8-10: Nyeri Yang Tidak Tertahankan (Judha, 2012).

2.2.7 Konsep Nyeri kualitatif

1. P (Provoking Incident): apakah ada peristiwa yang menjadi faktor

prepitasi nyeri.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

25

2. Q (Quality of Pain): seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Apakah seperti terbakar, berdenyut atau menusuk.

3. R ( Region Radiation/relief): apakah rasa sakit bisa reda, apakah

rasa sakit menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.

4. S (Saverity atau scale of pain): seberapa jauh rasa nyeri yang

dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala nyeri atau pasien

menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan

fungsinya..

5. T (Time): berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah

buruk pada malam hari atau siang hari.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut (IMA)

2.3.1 Pengkajian

1. Identitas Pasien

Pada klien penderita Infark Miokard Akut (IMA)diantaranya terjadi

pada usia 35-55 tahun. Klien yang menderita Infark Miokard Akut

(IMA) umumnya adalah lak-laki.

2. Keluhan utama Infark Miokard Akut (IMA)

Keluhan utama yang timbul pada pasien dengan Infark Miokard

Akut (IMA) yaitu nyeri dada yang khas (seperti tertekan, berat, atau

penuh). Infark Miokard Akut (IMA) banyak ditemukan pada pekerja

swasta atau karyawan swasta.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1) Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

26

2) Faktor perangsang nyeri yang spontan.

3) Kualitas nyeri: rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang

berat atau mencekik.

4) Lokasi nyeri: dibawah atau sekitar leher, dengan dagu

belakang, bahu atau lengan.

5) Beratnya nyeri: dapat dikurangi dengan istirahat atau

pemberian nitrat.

6) Waktu nyeri: berlangsung beberapa jam atau hari, selama

serangan pasien memegang dada atau menggosok lengan kiri.

7) Diaforeasi, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea.

8) Syndrom syock dalam berbagai tingkatan.

b. Riwayat kesehatan dahulu

1) Riwayat pembuluh darah arteri.

2) Riwayat merokok.

3) Kebiasaan olahraga yang tidak teratur.

4) Riwayat Diabetes Melitus, hipertensi, gagal jantung kongestif.

5) Riwayat penyakit pernafasan kronis.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat keluarga penyakit jantung atau Infark Miokard Akut

(IMA), Diabetes Melitus, stroke, hipertensi, penyakit vaskuler

periver.

4. Keadaan Umum

Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien Infark

Miokard Akut (IMA) biasanya baik atau kompos mentis (CM) dan

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

27

akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi

sistem saraf pusat.

a. B1 (Breathing)

Klien terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal dan

mengeluh sesak napas seperti tercekik. Dispnea kardiak biasanya

ditemukan. Sesak napas terjadi akibat pengerahan tenaga dan

disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri

yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi

karena terdapat kegagalan peningkatan curah darah oleh ventrikel

kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Dispnea kardiak pada

Infark Miokardium yang kronis dapat timbul pada saat istirahat.

b. B2 (Blood)

1) Inspeksi

Inspeksi adanya jaringan parut pada dada klien. Keluhan

lokasi nyeri biasanya didaerah substernal atau nyeri diatas

perikardium. Penyebaran nyeri dapat meluas didada. Dapat

terjadi nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan

tangan.

2) Palpasi

Denyut nadi perifer melemah. Thrill pada Infark Miokard

Akut (IMA)tanpa komplikasibiasanya ditemukan.

3) Auskultasi

Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan

volume sekuncup yang disebabkan Infark Miokard Akut

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

28

(IMA). Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup

biasanya tidak ditemukan pada Infark Miokard Akut (IMA)

tanpa komplikasi.

4) Perkusi

Batas jantung tidak mengalami pergeseran.

c. B3 (Brain)

Kesadaran umum klien biasanya CM. Tidak ditemukan

sianosi perifer. Pengkajian obyektif klien, yaitu wajah meringis,

perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, dan

menggeliat yang merupakan respon dari adanya nyeri dada akibat

infark pada miokardium.

d. B4 (Bledder)

Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake

cairan klien. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya

oliguri pada klien dengan Infark Miokard Akut (IMA)karena

merupakan tanda awal syok kardiogenik.

e. B5 (Bowel)

Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi

abdomen ditemukan nyeri tekan pada ke empat kuadran,

penurunan peristaltik usus yang merupakan tanda utama Infark

Miokard Akut (IMA).

f. B6 (Bone)

Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering

merasa kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

29

menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda klinis lain yang

ditemukan adalah takikardi, dispnea pada saat istirahat maupun

saat beraktivitas.

Kaji personale hegiene klien dengan menanyakan apakah

klien mengalami kesulitan melakukan tugas perawatan diri.

2.3.2 Kemungkinan Diagnosa yang Muncul

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai

status kesehatan atau masalah aktual atau resiko mengidentifikasi dan

menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, mencegah atau

menghilangkan masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung

jawabnya (Tarwoto&Wartonah).

Dilihat dari status kesehatan klien, diagnosa dapat dibedakan menjadi

aktual, potensial, resiko dan kemumgkinan.

1. Aktual: Diagnose keperawatan menggambarkan menilaian klinik

yang harus di falidasi perawat karena ada batasan mayor. Contoh:

jalan nafas tidak efektif karena adanya akumulasi secret.

2. Potensial: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi

klien kearah yang lebih positif (atau kekutaan). Contoh: potensial

peningkatan status kesehatan klien berhubungan dengaan intake

nutrisi yang adekuat.

3. Resiko: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis

individu lebih rentan mengalami masalah. Contoh: Resiko

ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang manajemen penyakit.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

30

4. Kemungkinan: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan

kondisi klinik individu yang memperlukan data tambahan sebagai

faktor pendukung yang lebih akurat.

Jadi yang di maksud diagnose keperawatan adalah pernyataan yang

jelas yang berkaitan dengan masalah yang didapat pada pasien baik itu

secara aktual, potensial, resiko atau kemungkinan.

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien Infark Miokard Akut

(IMA) :

1. Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan

oksigen dengan kebutuhan miokardium akibat sekunder dari

penurunan suplai darah kemiokardium, peningkatan produksi asam

laktat.

2. Aktual/ resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan

dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Terdapat empat hal yang harus diperhatikan :

1. Menentukan prioritas masalah

c. Berdasarkan hirarki Maslow, yaitu: fisiologis, keamanan atau

keselamatan, mencintai, harga diri, dan aktualisasi diri.

d. Berdasarkan Griffith-Kenney, dengan urutan

1) Ancaman kehidupan kesehatan .

2) Sumber daya dan dana tersedia.

3) Peran serta klien.

4) Prinsip ilmiah dan praktek keperawatan

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

31

5) Menentukan tujuan

2. Dalam menentukan tujuan,

Digambarkan kondisi yang diharapkan disertai jangka waktu.

3. Menentukan kriteria hasil

Terdapat hal-hal berikut yang diperhatikan :

a. Bersifat spesifik dalam hal isi dan waktu

b. Bersifat realistik, dalam menentukan tujuan harus di

pertimbangkan faktor fisiologi atau patologi.

c. Dapat diukur, pasien dapat menyebutkan tujuan dan dapat

mendemostrasikan.

d. Mempertimbangkan keinginan dan keadaan pasien

4. Merumuskan intervensi

Dengan mengacu pada Nursing Intervention Classification

(NIC) dan Nursing Outcome Clasification (NOC).

Jadi yang dimaksud dengan intervensi keperawatan adalah

rencana tindakan untuk menghilangkan atau mencegah permasalahan

kesehatan yang dihadapi klien dengan berdasarkan prioritas masalah,

tujuan dan kriteria hasil dengan melihat acuan teori kebutuhan dasar

manusia/hirarki Maslow.

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

32

Tabel 2.3 Diagnosa dan Intervensi (Tim Pokja, 2017) (Bulechek, 2013) Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

Nyeri Akut berhubungan

dengan ketidakseimbangan

suplai darah dan oksigen

dengan kebutuhan

miokardium akibat

sekunder dari penurunan

suplai darah

kemiokardium,

peningkatan produksi asam

laktat.

Definisi : pengalaman

sensori atau emosional

yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual

atau fungsional, dengan

onset mendadak atau

lambat dan berintensitas

ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3

bulan.

Batasan Karateristik :

1. Bukti nyeri dengan

menggunakan

standart daftar periksa

nyeri untuk pasien

yang tidak dapat

mengungkapkannya

(misalnya., Neonatal

Infant Pain Scale,

Pain Assesment

Checklist for Senior

with Limited Ability

to Communicate).

2. Diaforesis

3. Dilatasi pupil

4. Ekspresi wajah nyeri

(misalnya., mata

kurang bercahaya,

tampak kacau,

gerakan mata

berpencar atau tetap

pada satu fokus,

meringis).

5. Fokus menyempit

(misalnya., persepsi

waktu, proses berpikr,

interaksi dengan

orang dan

lingkungan).

6. Fokus pada diri

sendiri

NOC :

1. Kontrol nyeri

Indikator :

a. Mengenali kapan nyeri

terjadi

b. Menggambarkan faktor

penyebab

c. Menggunakan jurnal harian

untuk memonitor gejala dari

waktu ke waktu

d. Menggunakan tindakan

pencegahan

e. Menggunakan tindakan

pengurangan (nyeri) tanpa

analgesik

f. Menggunakan analgesik

yang direkomendasikan

g. Melaporkan perubahan

terhadap gejala nyeri pada

profesional kesehatan

h. Melaporkan gejala yang

tidak terkontrol pada

profesional kesehatan

i. Menggunakan sumber daya

yang tersedia

j. Mengenali apa yang terkait

dengan gejala nyeri

k. Melaporkan nyeri yang

terkontrol

Skala :

1 = tidak pernah menunjukkan

2 = jarang menunjukkan

3 = kadang-kadang

menunjukkan

4 = sering menunjukkan

5 = secara konsisten

menunjukkan

2. Tanda-tanda vital

Indikator :

a. Suhu tubuh

b. Denyut jantung apikal

c. Irama jantung apikal

d. Denyut nadi radial

e. Tingkat pernapasan

f. Irama pernapasan

g. Tekanan darah sistolik

h. Tekanan darah diastolik

i. Tekanan nadi

j. Kedalaman inspirasi

Skala :

1 = devisiasi berat dari kisaran

normal

Manajemen nyeri :

1. Lakukan pengkajian

nyeri komprehensif yang

meliputi lokasi,

karakteristik, onset atau

durasi, frekuensi,

kwalitas, intensitas atau

beratnya nyeri dan faktor

pencetus.

2. Observasi adanya

petunjuk non verbal

mengenai

ketidaknyamanan

terutama pada mereka

yang tidak dapat

berkomunikasi secara

efektif.

3. Pastikan perawatan

analgesic bagi pasien

dilakukan dengan

pemantauan yang ketat

4. Gunakan stategi

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri dan

sampaikan penerimaan

pasien terhadap nyeri

5. Gali pengetahuan dan

kepercayaan pasien

mengenai nyeri

6. Pertimbangkan pengaruh

budaya terhadap respon

nyeri

7. Tentukan akibat dari

pengalaman nyeri

terhadap kualitas hidup

pasien (misalnya, tidur,

nafsu makan, pengertian,

perasaan, hubungan,

performa kerja dan

tanggung jawab peran).

8. Gali bersama pasien

faktor-faktor yang dapat

menurunkan atau

memperberat nyeri

9. Evaluasi pengalaman

nyeri dimasa lalu yang

meliputi riwayat nyeri

kronik individu atau

keluarga atau nyeri yang

menyebabkan

disability/ketidakmampu

an/kecatatan, dengan

tepat

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

33

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification) 7. Keluhan tentang

intensitas

menggunakan

standar skala

nyeri (misalnya.,

skala Wong-

Baker FACES,

skala analog

visual, skala

penilaian

numerik).

8. Keluhan tentang

karakteristik nyeri

dengan

menggunakan

standart

instrumen nyeri

(misalnya.,

McGill Pain

Questionnaire,

Brief Pain

Inventory).

9. Laporan tentang

perilaku

nyeri/perubahan

aktivitas

(misalnya.,

anggota keluarga,

pemberi asuhan).

10. Mengekspresikan

perilaku

(misalnya.,

gelisah,

merengek,

menangis,

waspada).

11. Perilaku distraksi

12. Perubahan pada

parameter

fisiologis

(misalnya.,

tekanan darah,

frekuensi jantung,

frekuensi

pernapasan,

saturasi oksigen,

dan end-tidal

karbon dioksida

[CO₂]). 13. Perubahan posisi

untuk

menghindari nyeri

14. Perubahan selera

makan

15. putus asa

2 = Deviasi yang cukup besar

dari kisaran normal

3 = devisiasi sedang

dari kisaran normal

4 = devisiasi ringan dari

kisaran normal

5 = tidak ada devisiasi

dari kisaran normal

3. Kepuasan klien:

menejemen nyeri

Indikator :

a. Nyeri terkontrol

b. Tingkat nyeri dipantau

secara reguler

c. Efek samping obat

terpantau

d. Mengambil tindakan

untuk mengurangi nyeri

e. Mengambil tindakan

untuk memberikan

kenyamanan

f. Mengambil tindakan

untuk mengelola obat-

obatan

g. Mempertimbangkan

pilihan individu

h. Memberikan pilihan-

pilihan untuk menejemen

nyeri

i. Menejemen nyeri sesuai

dengan keyakinan budaya

j. Pendekatan-pendekatan

preventif digunakan

untuk menejemen nyeri

k. Memberikan informasi

tentang pembetasan

aktivitas

l. Informasi disediakan

untuk mengurangi nyeri

m. Memberikan pilihan-

pilihan untuk menejemen

nyeri setelah kepulangan

n. Membuat rujukan kepada

kelompok pendukung

o. Layanan kesehatan

bekerja sebagai salah satu

tim dalam mengelola

nyeri

10. Evaluasi bersama pasien dan

tim kesehatan lainnya,

mengenai efektivitas

tindakan pengontrolan nyeri

yang pernah digunakan

sebelumnya

11. Bantu keluarga dalam

mencari dan menyediakan

dukungan.

12. Gunakan metode penilaian

yang sesuai dengan tahapan

perkembangan yang

memungkinkan untuk

memonitor perubahan nyeri

dan akan dapat membantu

mengidentifikasi faktor

pencetus actual dan

potensial(misalnya catatan

perkembangan, catatan

harian)

13. Tentukan kebutuhan

frekuensi untuk melakukan

pengkajian ketidaknyamanan

pasien dan

mengimplementasikan

rencana monitor

14. Berikan informasi mengenai

nyeri seperti penyebab,

berapa lama nyeri akan

dirasakan, dan antisipasi dari

ketidaknyamanan akibat

prosedur

15. Kendalikan faktor

lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien

terhadap

ketidaknyamanan(misalnya

suhu ruangan, pencahayaan,

suara bising)

16. Kurangi atau eliminasi

faktor-faktor yang dapat

mencetuskan atau

meningkatkan nyeri

(misalnya, ketakutan,

kelelahan, keadaan monoton,

dan kurang pengetahuan)

17. Pertimbangkan keinginan

pasien untuk berpartisipasi,

kemampuan berpartisipasi,

kecenderungan, dukungan

dari orang terdekat terhadap

metode dan kontraindikasi

ketika memilih strategi

penurunan nyeri

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

34

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification) 16. sikap

melindungi area

nyeri

17. sikap tubuh

melindungi

p. Membuat rujukan

keprofesional kesehatan

dalam menejemen nyeri

sesuai kebutuhan

q. Masalah keamanan

ditangani dengan

penggunaan obat nyeri

Skala :

1 = tidak puas

2 = agak puas

3 = cukup puas

4 = sangat puas

5 = sepenuhnya puas

18. Pilih dan implementasikan

tindakan yang

beragam(misalnya

farmakologi, non

farmakologi. Interpersonal)

untuk memfasilitasi

penurunan nyeri, sesuai

dengan kebutuhan.

19. Ajarkan prinsip-prinsip

menejemen nyeri

20. Pertimbangkan tipe dan

sumber nyeri ketika memilih

strategi penurunan nyeri

21. Dorong pasien untuk

memonitor nyeri dan

menangani nyeri dengan

tepat

22. Ajarkan penggunaan teknik

non farmakologi (seperti

biofeed-back, TENS,

hypnosis, relaksasi,

bimbingan antisipatis, terapi

musik, terapi bermain, terapi

aktivitas, akupressure,

aplikasi panas atau dingin

dan pijatan, sebelum,

sesudah dan jika

memungkinkan, ketika

melakukan aktivitas yang

menimbulkan nyeri;

sebelum nyeri terjadi atau

meningkat ; dan bersama

dengan tindakan penurunan

rasa nyeri lainnya)

23. Gali penggunaan metode

farmakologi yang dipakai

pasien saat ini untuk

menurunkan nyeri

24. Ajarkan metode

farmakologi untuk

menurunkan nyeri

25. Dorong pasien untuk

menggunakan obat-obatan

penurun nyeri yang adekuat

26. Kolabirasi dengan pasien,

orang terdekat dan tim

kesehatan lainnya untuk

memilih dan

mengimplementasikan

tindakan penurun nyeri non

farmakologi, sesuai

kebutuhan

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

35

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

27. Berikan individu penurun

nyeri yang optimal dengan

peresepan analgesik

Implementasikan

penggunaan pasien –

terkontrol analgesik(PCA)

jika sesuai

28. Gunakan tindakan

pengontrol nyeri sebelum

nyeri bertambah berat

29. Berikan obat sebelum

melakukan aktivitas untuk

meningkatkan partisipasi,

namun (lakukan) evaluasi

(mengenai) bahaya dari

sedasi

30. Pastikan pemberian

analgesik dan atau strategi

non farmakologi sebelum

di lakukan prosedur yang

menimbulkan nyeri.

Periksa tingkat

ketidaknyamanan bersama

pasien, informasikan

petugas kesehatan lain

yang merawat pasien

31. Evaluasi keefektifan dari

tindakan pengontrol nyeri

yang dipakai selama

pengkajian nyeri dilakukan

32. Mulai dan modifikasi

tindakan pengontrol nyeri

berdasakan respon pasien

33. Dukung istirahat atau tidur

yang adekuat untuk

membantu penurunan

nyeri.

34. Dorong pasien untuk

mendiskusikan pengalaman

nyerinya, sesuai kebutuhan

35. Beritahu dokter jika

tindakan tidak berhasil atau

jika keluhan pasien saat ini

berubah signifikan dari

pengalaman nyeri

sebelumnya

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

36

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

36. Informasikan tim kesehatan

lain atau anggota keluarga

mengenai strategi non

farmakalogi yang sedang di

gunakan untuk mendorong

pendekatan prefentif terkait

denagan manajemin nyeri

37. Gunakan pendekatan multi

disiplin untuk menejemen

nyeri, jika sesuai

38. Pertimbangkan untuk

merujuk pasien, keluarga

dan orang terdekat pada

kelompo pendukung dan

sumber-sumber lainnya,

sesuai kebutuhan

39. Berikan informasi yang

akurat untuk meningkatkan

pengetahuan dan respon

keluarga terhadap

pengalaman nyeri

40. Libatkan keluarga dalam

modalitas penurunan nyeri,

jika memungkinkan

41. Monitor kepuasan pasien

terhadap manajemen nyeri

dalam interval yang

spesifik

Monitor tanda-tanda vital :

1. Monitor tekanan darah,

nadi, suhu, dan status

pernapasan dengan tepat.

2. Catat gaya dan fluktuasi

yang luas pada tekanan

darah

3. Monitor tekanan darah

saat pasien berbaring,

duduk, dan berdiri

sebelum dan setelah

perubahan posisi

4. Monitor tekanan darah

setelah pasien minum obat

jika memungkinkan.

5. Auskultasi tekanan darah

dikedua lengan dan

bandingkan

6. Monitor tekanan darah,

denyut nadi, dan

pernapasan sebelum,

selama, dan setelah

beraktivitas dengan tepat

7. Inisiasi dan pertahankan

perangkat pemantauan

suhu tubuh secara terus

menerus dengan tepat

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

37

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

8. Monitor dan laporkan tanda

dan gejala hipotermia dan

hipertermia

9. Monitor keberadaan dan

kualitas nadi

10. Ambil nadi apikal dan radial

secara simultan dan

perhatikan perbedaanya

dengan tepat

11. Monitor terkait dengan nadi

paradoksus

12. Monitor terkait dengan nadi

alternatif

13. Monitor tekanan nadi yang

melebar atau menyempit

14. Monitor irama dan tekanan

jantung

15. Monitor nada jantung

16. Monitor irama dan laju

pernapasan (misalnya,

kedalaman dan kesimetrisan)

17. Monitor suara paru-paru

18. Monitor oksimetri nadi

19. Monitor pola pernapasan

abnormal (misalnya, cheyne-

stokes, kussmaul, biot,

apneustik, ataksia dan

bernafas)

20. Monitor warna kulit suhu dan

kelembaban

21. Monitor sianosis sentral dan

perifer

22. Monitor akan adanya kuku

(dengan bentuk) clubbing

23. Monitor terkait dengan

adanya tiga tanda Chusing

reflex (misalnya, tekanan nadi

lebar, bradikardia, dan

peningkatan tekanan darah

sistolik).

24. Identifikasi kemungkinan

penyebab perubahan tanda-

tanda vital

25. Periksa secara berkala

keakuratan instrumen yang

digunakan untuk perolehan

data pasien

Pemberian Analgesik

1. Tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas dan

keparahan nyeri sebelum

mengobati pasien.

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

38

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

2. Cek perintah pengobatan

meliputi obat, dosis, dan

frekuensi obat analgesik yang

diresepkan.

3. Cek adanya riwayat alergi

obat

4. Evaluasi kemampuan pasien

untuk berperan serta dalam

pemilihan analgetik, rute dan

dosis dan keterlibatan pasien,

sesuai kebutuhan

5. Pilih analgesik atau

kombinasi analgesik yang

sesuai ketika lebih dari satu

diberikan

6. Tentukan pilihan obat

analgesik (narkotik, non

narkotik, atau NSAID),

berdasarkan tipe dan

keparahan nyeri

7. Tentukan analgesik

sebelumnya, rute pemberian,

dan dosis untuk mencapai

hasil pengurangan nyeri yang

optimal

8. Pilih rute intravena daripada

rute intramuskular, untuk

injeksi pengobatan nyeri yang

sering, jika memungkinkan

9. Tinggalkan narkotik dan

obat-obat lain yang dibatasi,

sesuai dengan aturan rumah

sakit

10. Monitor tanda vital sebelum

dan setelah memberikan

analgesik narkotik pada

pemberian dosis pertama kali

atau jika ditemukan tanda-

tanda yang tidak biasanya

11. Berikan kebutuhan

kenyamanan dan aktivitas

lain yang dapat membantu

relaksasi untuk memfasilitasi

penurunan nyeri

12. Berikan analgesik sesuai

waktu paruhnya, terutama

pada nyeri yang berat

13. Susun harapan yang positif

mengenai keefektifan

analgesik untuk

mengoptimalkan respon

pasien

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

39

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

14. Berikan analgesik tambahan

dan/atau pengobatan jika

diperlukan untuk

meningkatkan efek

pengurangan nyeri

15. Pertimbangkan penggunaan

infus terus-menerus, baik

sendiri atau digabungkan

dengan opioid bolus, untuk

mempertahankan level

serum

16. Jalankan tindakan

keselamatan pada pasien

yang menerima analgesik

narkotika, sesuai kebutuhan

17. Mintakan pengobatan nyeri

PRN sebelum nyeri menjadi

parah

18. Informasikan pasien yang

mendapatkan narkotika

bahwa rasa mengantuk

kadang terjadi selama 2-3

hari pertama pemberian dan

selanjutnya akan

menghilang

19. Perbaiki kesalahan

pengertian/mitos yang

dimiliki pasien dan anggota

keluarga yang mungkin

keliru tentang analgesik

20. Evaluasi keefektifan

analgesik dengan interval

yang teratur pada setiap

setelah pemberian

khususnya setelah

pemberian pertama kali,

juga observasi adanya tanda

dan gejala efek samping

(misalnya, depresi

pernafasan, mual dan

muntah, mulut kering dan

konstipasi)

21. Dokumentasikan respon

terhadap analgesik dan

adanya efek samping

22. Evaluasikan dan

dokumentasikan tingkat

sedasi dari pasien yang

menerima opioid

23. Lakukan tindakan-tindakan

untuk menurunkan efek

samping analgesik (misalnya,

konstipasi dan iritasi

lambung)

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

40

Diagnosa Keperawatan NOC (Nursing Outcomes

Classification)

NIC (Nursing Intervention

Classification)

24. Kolaborasikan dengan dokter

apakah obat, dosis, rute

pemberian, atau perubahan

interval dibutuhkan, buat

rekomendasi khusus

berdasarkan prinsip analgesik

25. Ajarkan tentang penggunaan

analgesik, strategi untuk

menurunnkan efek samping,

dan harapan terkait dengan

keterlibatan dalam keputusan

pengurangan nyeri

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan. Tindakan yang mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi.

1. Tindakan mandiri (Independen)

Adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan dan

keputusan sendiri bukan merupakan petunjuk atau perintah

kesehatan lain.

2. Tindakan kolaborasi

Adalah tindakan yang dilakukan atas dasar hasil keputusan bersama,

seperti dokter atau petugas kesehatan lain .

Berdasarkan referensi diatas, impelementasi merupakan tindakan

nyata yang dilakukan terhaadap klien sesuai dengan intervensi yang

telah dibuat baik itu secara mandiri atau kolaborasi.

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

41

2.3.5 Evaluasi Keperawatan

Tujuan dari evaluasi adalah ntuk mengetahui sejauh mana perawat

dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikat.

Langkah-langkah evaluasi sebagai berikut :

1. Daftar tujuan-tujuan pasien.

2. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.

3. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.

4. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.

Melihat bahasan diatas, yang dimaksud dengan evaluasi

merupakan hasil pencapaian yang telah dilakukan dengan

berdasarkan kriteria.

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang di gunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang

menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah di gunakan untuk

mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan pada Klien Infark Miokard

Akut (IMA) dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral, RSUD

Jombang.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan untuk menghindari kesalahan dalam

memahami judul penelitian, dalam penelitian inisebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan

terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan

pada reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok dan

perseorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual

maupun potensial.

2. Klien adalah individu yang mencari atau menerima perawatan medis.

Klien dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan diagnosa medis dan

masalah keperawatan yang sama.

3. Infark Miokard Akut (IMA)adalah kematian jaringan otot jantung

(miokard) yang disebabkan oleh insufisiensi suplai atau banyaknya darah

baik relatif maupun secara absolut (Muwarni, 2011).

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

43

4. Nyeri Akut yaitu pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja, 2017).

3.3 Partisipan

Partisipan adalah sejumlah orang yang turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, keikutsertaan dan peran serta.

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien dengan Infark

Miokard Akut (IMA) yang memiliki masalah keperawatan nyeri akut dan

dilakukan menggunakan teknik konsekutif sampling. Sehingga klien yang

dikaji adalah klien yang ditemui saat penelitian sebanyak 2 klien dengan

diagnosa medis Infark Miokard Akut (IMA)dengan masalah Nyeri Akut di

ruang ICU Sentral RSUD Jombang. Klien yang dipilih adalah klien yang di

rawat di Rumah Sakit dari hari pertama sampai hari ketiga.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang ICU Sentral RSUD Jombang

yang beralamat di JL.KH Wahid Hasyim No.52 Kecamatan Jombang,

Kabupaten Jombang.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari penyusunan proposal pada bulan

Januari 2018 sampai dengan Februari 2018.

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

44

3.5 Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian ini, sangatlah diperlukan teknik mengumpulkan data. Adapun

teknik tersebut adalah :

1. Pengajuan surat permohonan ijin penelitian

Pengajuan permohonan ijin untuk melakukan penelitian dimulai dari

pengajuan surat pengantar permohonan ijin dari prodi D3 Keperawatan

kemudian diproses ke BAAK (Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan), setelah surat permohonan ijin penelitian telah selesai di

proses, maka surat tersebut akan langsung di sampaikan ke BAKORDI

RSUD Jombang dimana peneliti akan mendapatkan surat balasan yang

menyertakan data serta pembagian tempat atau ruangan yang sesuai

dengan responden yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang memiliki tujuan tertentu, biasanya

antara 2 orang yang saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab

oleh seorang dengan maksud memperoleh keterangan. Dalam studi kasus

ini, peneliti menggunakan 2 jenis yaitu autoanamnesa (wawancara

langsung dengan klien) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga

klien).

3. Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Alasan peneliti melakukan

observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

45

kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia dan

melakukan evaluasi (Suryono, 2013). Pemeriksaan fisik pada kasus ini

menggunakan metode IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi).

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel dari sumber

berupa catatan. Yang diamati dalam studio dokumentasi adalah benda mati

(Suryono, 2013). Dalam studi kasus ini menggunakan studi dokumentasi

berupa catatan hasil data rekam medis, hasil lab, dan hasil pemeriksaan

diagnostik dan data lain yang relevan.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas dan atau

informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data

dengan validitas tinggi. Disamping integritas penelitian (karena peneliti

menjadi instrument utama), uji keabsahan data dilakukan dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan.

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang pernah

mengalami masalah yang sama.

3.7 Analisa Data Menurut Tri, 2015

Analisa Data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan

cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang

ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis

yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

46

yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari WOD (Wawancara, Observasi, Dokumen).

2. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dikelompokkan menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan nilai

normal.

3. Penyajian Data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.

4. Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

47

3.8 Etik Penelitian

1. Informed consent (persetujuan menjadi responden), dimana subjek harus

mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang

akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi untuk

menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya dipergunakan untuk

pengembangan ilmu.

2. Anonimity (tanpa nama), dimana subjek mempunyai hak untuk meminta

bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan. Kerahasiaan dari

responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden

atau tanpa nama (anonimity).

3. Confidentiality (rahasia), kerahasiaan yang diberikan kepada responden

dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2014).

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

48

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Pengumpulan Data

RSUD Kabupaten Jombang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah

Daerah Jombang. Berdasarkan Keputusan Menteri dan Kesejahteraan Sosial

No. 238/MenKes-Kesos/SK/2001 RSUD Jombang menjadi RSUD Type B

Non Pendidikan dan pada Tahun 2015 RSUD Jombang telah terakreditasi

versi 2012 dengan predikat Tingkat PARIPURNA Tahun 2015-2018.

Lokasi RSUD Jombang berada di jalan KH. Wakhid Hasyim 52 Jombang.

RSUD Jombang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan

non spesialis. Rumah sakit ini mampu menampung rujukan dari rumah sakit

swasta dan puskesmas yang berada di sekitar wilayah Jombang.

Kapasitas RSUD Jombang terdiri atas 486 tempat tidur rawat inap, 2

tempat tidur suite room, 52 tempat tidur di kelas VIP/VVIP, 50 tempat tidur

di kelas I, 65 tempat tidur di kelas II, 184 tempat tidur dikelas III, 28 tempat

tidur di ICU dan 105 tempat tidur di HCU. RSUD Jombang memiliki

pelayanan rawat jalan sebanyak 22 poliklinik yang terdiri dari 18 poli

spesialis dan 4 poli non spesialis serta 8 instalasi rawat inap yang saat ini

sudah berbentuk SMF. Pelayanan juga dilengkapi dengan Instalasi Gawat

Darurat (IGD), Instalasi Laboratorium Klinik, Instalasi Laboratorium

Patologi Anatomi, Instalasi Radiologi, Instalasi ICU Sentral, Instalasi Bedah

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

49

Sentral, Instalasi Sterilisasi Sentral, kefarmasian, pelayanan gizi dan

rehabilitasi medic

Pengkajian di lakukan di Ruang ICU Sentral, dengan kapasitas 10

tempat tidur dengan 6 klien yang rawat inap disertai ventilasi dan ruangan

yang bersih

4.1.2 Pengkajian

1. Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien Dengan IMA (Infark Miokard Akut) Dengan Masalah

Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang, 2018 Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Nama Tn.J Tn.R

Umur 42 Tahun 46Tahun

Agama Islam Islam

Pendidikan SLTA SD

Pekerjaan Karyawan swasta Petani

Status Perkawinan Sudah menikah Sudah menikah

Alamat Diwek, jombang Tapen, Jombang

Suku/bangsa Jawa/WNI Jawa/WNI

Tanggal MRS 21 April 2018 24 April 2018

Tanggal Pengkajian 24 April 2018 24 April 2018

Jam Pengkajian 10.00 WIB 11.00 WIB

No. RM 400XXX 155XXX

Diagnosa Masuk IMA (Infark Miokard Akut) IMA (Infark Miokard Akut)

Sumber : Data Primer (2018)

2. Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Klien Dengan IMA (Infark Miokard Akut) Dengan

Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU SentralRSUD Jombang, 2018 Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2

Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri dada

sebelah kanan

Klien mengatakan nyeri dada

sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan saat

dirumah pukul 22.00 WIB

klien mengatakan nyeri dada

sebelah kanan kemudian

hilang saat dipakai istirahat.

Klien mengatakan nyeri dada

sebelah kanan tembus

kebelakang kemudian dibawa

ke puskesmas Tapen lalu

dirujuk ke IGD RSUD

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

50

Keesokan harinya saat

bekerja klien merasakan nyeri

kembali di bagian dada

sebelah kanan dan sesak,

pukul 15.09 WIB klien

dibawa ke IGD RSUD

Jombang lalu dirawat di ICU

Sentral

P: nyeri timbul saat

beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-

remas

R: nyeri timbul didada

sebelah kanan menjalar ke

bawah

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul

selama 15-20 menit

Jombang pukul 08.28 WIB

kemudian klien dipindah ke

ICU Sentral

P: Nyeri muncul saat

beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-

remas

R: nyeri timbul dari dada

sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul

selama 5-10 menit

Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit

dahulu

Klien mengatakan memiliki

riwayat hipertensi sejak 6

tahun yang lalu

Riwayat Keluarga Klien mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit

keturunan

Klien mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit

keturunan

Riwayat Alergi Klien mengatakan tidak

mempunyai riwayat alergi

Klien mengatakan tidak

mempunyai riwayat alergi

Sumber : Data Primer (2018)

3. Perubahan Pola Kesehatan (Pendekatan Gordon / Pendekatan Sistem)

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan Klien Dengan IMA (Infark Miokard

Akut)Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU SentralRSUD

Jombang, 2018 Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2

Pola Nutrisi Di Rumah: klien makan 1

porsi sedang sebanyak 3 kali

sehari

Di Rumah Sakit: klien makan

3 kali sehari 1 porsi habis

Di Rumah: klien makan 1

piring habis, makan 3 kali

sehari, kadang-kadang hanya

2 kali

Di Rumah Sakit: klien makan

3 kali sehari 1 porsi sisa

sedikit

Pola Eliminasi Di Rumah: klien BAB 1 kali

dalam 2 hari, BAK 2-3 kali

sehari

Di Rumah Sakit: BAB 1 kali

dalam 2 hari, BAK 780cc

dalam 24 jam

Di Rumah: klien BAB 1 hari

sekali, BAK 2-3 kali sehari

Di Rumah Sakit: Belum BAB

selama 2 hari, BAK 700cc

dalam 24 jam

Pola Istirahat-Tidur Di Rumah: tidur malam mulai

pukul 22.00-04.00 WIB

Di Rumah Sakit: tidur malam

mulai pukul 21.00-02.00 WIB,

tidur siang pukul 11.00-12.00

WIB sering terbangun

Di Rumah: tidur malam

mulai pukul 22.00-05.00

WIB, tidur siang kadang-

kadang

Di Rumah Sakit: tidur malam

mulai pukul 21.00-01.00

WIB sering terbangun, tidur

siang pukul 10.00-12.00

sering terbangun

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

51

Pola Aktivitas Di Rumah: mandiri

Di Rumah Sakit: istirahat total,

aktivitas dibantu perawat dan

keluarga

Di Rumah: mandiri

Di Rumah Sakit: istirahat

total, aktivitas dibantu

perawat dan keluarga

Pola Reproduksi Seksual Klien sudah menikah

mempunyai 1 orang anak, istri

masih hidup.

Klien sudah menikah

mempunyai 4 orang anak,

istri masih hidup.

Pola Penanggulangan Stres Saat ada masalah klien selalu

membicarakan bersama

dengan sang istri

Saat ada masalah klien selalu

membicarakan bersama

dengan sang istri dan anak-

anaknya

Sumber : Data Primer (2018)

4. Pemeriksaan Fisik (Pendekatan head to toe / Pendekatan sistem)

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik Klien Dengan IMA (Infark Miokard Akut) Dengan

Masalah Nyeri Akut di RuangICU SentralRSUD Jombang, 2018 Observasi Klien 1 Klien 2

Suhu 364ᵒC 368ᵒC

Nadi 80 x/menit 96x/menit

Tekanan Darah 130/80 mmHg 130/80mmHg

Respiratori Rate 28x/menit 22x/menit

SPO2 98% 98%

Glascow Coma Scale 4 5 6 4 5 6

Kesadaran Composmentis Composmentis

Keadaran Umum Lemah lemah

GDA 176 mg/dl 156 mg/dl

Pemeriksaan Fisik B1 breathing Inspeksi: bentuk dada simetris,

nafas pendek dan cepat RR: 28

x/menit

Palpasi: nyeri tekan epigastrium

Perkusi: sonor (paru-paru kanan

dan kiri normal)

Auskultasi: suara nafas normal

(vesikuler), tidak ada suara nafas

tambahan

Inspeksi: bentuk dada

simetris, nafas teratur RR:

22 x/menit

Palpasi: tidak ada nyeri

tekan

Perkusi: sonor (paru-paru

kanan dan kiri normal)

Auskultasi: suara nafas

normal (vesikuler), tidak ada

suara nafas tambahan

B2 blood Inspeksi: bentuk dada simetris

Palpasi: nyeri tekan epigastrium,

Nadi 80x/menit,

Auskultasi: tidak ada bunyi nafas

tambahan, Tekanan Darah 130/80

mmHg, S1 S2 tunggal

Inspeksi: bentuk dada

simetris

Palpasi: nyeri tekan

epigastrium, Nadi

96x/menit,

Auskultasi: tidak ada bunyi

nafas tambahan, Tekanan

Darah 130/80 mmHg, S1 S2

tunggal

B3 brain Inspeksi: kesadaran 4 5 6,

composmentis

Keadaan umum lemah

Inspeksi: kesadaran 4 5 6,

composmentis

Keadaan umum lemah

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

52

Palpasi: tidak ada nyeri tekan Palpasi: tidak ada nyeri

tekan

B4 bladder Inspeksi: terpasang kateter dari

IGD tanggal 21 April 2018 pukul

15.00 WIB

Palpasi: tidak ada nyeri tekan

dibagian suprapubik

Inspeksi: terpasang kateter

dari IGD tanggal 24 April

2018 pukul 06.00 WIB

Palpasi: tidak ada nyeri

tekan dibagian suprapubik

B5 bowel Inspeksi: bentuk simetris

Palpasi: nyeri tekan bagian

epigastrium

Perkusi: timphani

Auskultasi: bising usus normal

Inspeksi: bentuk simetris

Palpasi: nyeri tekan bagian

epigastrium

Perkusi: timphani

Auskultasi: bising usus

normal

B6 bone Inspeksi: tidak ada oedema,

terpasang infus RL sebelah kanan

5 5

5 5

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Inspeksi: tidak ada oedema,

terpasang infus RL sebelah

kanan

5 5

5 5

Palpasi: tidak ada nyeri

tekan

Data psikososial spiritual Klien mengatakan sering

mengikuti pengajian dan arisan

disekitar lingkungan rumah

Klien mengatakan setiap

bulan mengikuti acara

dikampung yaitu arisan

Sumber : Data Primer (2018)

5. Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik Klien Dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut Di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Pemeriksaan Diagnostik pada Tn.J Pemeriksaan Diagnostik pada Tn.R

Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 21-4-

2018.

Kesimpulan: left anterior hemiblock,

abnormal ECG,abberrant ventricular complex

found, ST elevasi

Pemeriksaan Thorax AP pada tanggal 21-4-

2018

Kesimpulan: kesan kardiomegali, pulmo tak

tampak kelainan

Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 25-4-

2018

Kesimpulan:left anterior hipertropy,

abnormal ECG,abberrant ventricular complex

found, sinus takikardi

Tabel 4.6 Pemeriksaan LaboratoriumKlien Dengan IMA (Infark Miokard

Akut)Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD

Jombang, 2018 Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Klien 1

Klien 2

Kalium

Darah lengkap otomatis

Hemoglobin

Lekosit

Hematokrit

Eritrosit

3,92

15,4

8.400

47,5

5.440.000

3,34

12,78

7.600

35,50

4.568.000

3,80-5,50 meq/l

L: 13,2-17,3 P: 11,7-15,5 g/dl

L: 3.800-10.600 P: 3.600-11.000/ul

L: 40-52 P: 35-47%

L: 4,5-5,5;P 4-5 juta/ul

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

53

Trombosit

Hitung jenis

Eosinofil

Basofil

Batang

Segmen

Limfosit

Monosit

Kimia Klinik

Glukosa sewaktu

Kreatinin serum

Urea

SGOT

SGPT

Natrium

Klorida

422.000

-

-

-

55

33

12

176

0,97

18,9

24

22

140

108

376.000

-

-

-

52

35

10

156

0,83

16,5

20

26

143

99

150.000-350.000/cmm

1-3%

3-5%

50-65%

25-35%

4-10%

,200 mg/dl

L<1,5;P<1,2 mg/dl

10-50 mg/dl

<38 u/l

<40 u/l

136-144 meq/l

96-107 meq/l

4.1.3 Terapi Obat

Tabel 4.7 Pemberian Terapi Klien Dengan IMA (Infark Miokard Akut) Dengan

Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang, 2018 Terapi

Klien 1

Tanggal: 25 April 2018

Klien 2

Tanggal: 25 April 2018

Infus RL

Injeksi furosemid

Injeksi pumpicel

Injeksi arixtra

Peroral :

ISDN

ASA

CPG

500cc/24 jam

1x40mg

1x40mg

1x2,5mg

3x5mg

1x80mg

1x75mg

Infus RL

Injeksi furosemid

Injeksi ranitidin

Injeksi arixtra

Peroral :

ISDN

Codein

Spironolakton

ASA

CPG

500cc/24 jam

2x20mg

2x500mg

1x2,5mg

3x5mg

3x10mg

1x25mg

1x80mg

1x75mg

Sumber : Data Primer (2018)

4.1.4 Analisa Data

Tabel 4.8 Analisa Data Klien 1 Dengan IMA (Infark Miokard Akut)Dengan

Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang, 2018 Data Etiologi Masalah Keperawatan

KLIEN 1

Data Subyektif: klien

mengatakan nyeri dada

sebelah kanan dan sesak

Data Obyektif:

Keadaan umum: lemah

Kesadaran: composmentis

GCS: 4 5 6 CRT: < 2 detik

SPO2: 98%

TTV:

TD: 130/80 mmHg

N: 80 x/menit

RR: 28 x/menit

ketidakseimbangan suplai

darah dan oksigen dengan

kebutuhan miokardium

Nyeri akut

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

54

S: 364ᵒC

P: nyeri timbul saat

beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-

remas

R: nyeri timbul didada

sebelah kanan menjalar

ke bawah

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul

selama 15-20 menit

KLIEN 2

Data subyektif: Klien

mengatakan nyeri dada

sebelah kanan tembus

kebelakang

Data obyektif:

Keadaan umum: lemah

Kesadaran: composmentis

GCS: 4 5 6 CRT: < 2 detik

SPO2: 98%

TTV:

TD: 130/80 mmHg

N: 96 x/menit

RR: 22 x/menit

S: 368ᵒC

P: Nyeri muncul saat

beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-

remas

R: nyeri timbul dari dada

sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul

selama 5-10 menit

ketidakseimbangan suplai

darah dan oksigen dengan

kebutuhan miokardium

Nyeri akut

4.1.5 Diagnosa Keperawatan

Klien 1: Nyeri Akut berhubungan denganketidakseimbangan suplai darah

dan oksigen dengan kebutuhan miokardium

Klien 2: Nyeri Akut berhubungan denganketidakseimbangan suplai darah

dan oksigen dengan kebutuhan miokardium

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

55

4.1.6 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan Klien Dengan IMA (Infark Miokard

Akut)Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD

Jombang, 2018 Diagnosis Keperawatan NOC

(Tujuan, Kriteria Hasil) NIC

KLIEN 1 (Tn.J)

Nyeri Akut

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

nyeri hilang

Dengan kriteria hasil :

1. Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri)

2. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

4. Tanda vital dalam

rentang normal

Skala :

1 = tidak pernah

menunjukkan

2 = jarang menunjukkan

3 = kadang-kadang

menunjukkan

4 = sering menunjukkan

5 = secara konsisten

menunjukkan

Managemen Nyeri

1. Lakukan pengkajian nyeri

komprehensif yang meliputi lokasi,

karakteristik, onset atau durasi,

frekuensi, kwalitas, intensitas atau

beratnya nyeri dan faktor pencetus.

2. Kendalikan faktor lingkungan yang

dapat mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan(misalnya

suhu ruangan, pencahayaan, suara

bising)

3. Ajarkan penggunaan teknik non

farmakologi (seperti relaksasi)

4. Dukung istirahat atau tidur yang

adekuat untuk membantu penurunan

nyeri.

Pemberian Analgesik

1. Tentukan lokasi karakteristik, kualitas

dan keparahan nyeri sebelum mengobati

pasien

2. Berikan analgesik tambahan dan/atau

pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri

3. Pertimbangkan penggunaan infus terus-

menerus, baik sendiri atau digabungkan

dengan opioid bolus, untuk

mempertahankan level serum

4. Lakukan tindakan-tindakan untuk

menurunkan efek samping analgesik

misalnya (konstipasi, dan iritasi

lambung)

KLIEN 2 (Tn.R)

Nyeri Akut

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

nyeri hilang

Dengan kriteria hasil :

1. Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik

nonfarmakologi

untuk mengurang

Managemen Nyeri

1. Lakukan pengkajian nyeri

komprehensif yang meliputi lokasi,

karakteristik, onset atau durasi,

frekuensi, kwalitas, intensitas atau

beratnya nyeri dan faktor pencetus.

2. Kendalikan faktor lingkungan yang

dapat mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan(misalnya

Diagnosis Keperawatan NOC NIC

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

56

(Tujuan, Kriteria Hasil)

nyeri)

2. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

4. Tanda vital dalam

rentang normal

Skala :

1 = tidak pernah

menunjukkan

2 = jarang menunjukkan

3 = kadang-kadang

menunjukkan

4 = sering menunjukkan

5 = secara konsisten

menunjukkan

suhu ruangan, pencahayaan, suara

bising)

3. Ajarkan penggunaan teknik non

farmakologi (seperti relaksasi)

4. Dukung istirahat atau tidur yang

adekuat untuk membantu penurunan

nyeri.

Pemberian Analgesik

1. Tentukan lokasi karakteristik, kualitas

dan keparahan nyeri sebelum mengobati

pasien

2. Berikan analgesik tambahan dan/atau

pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri

3. Pertimbangkan penggunaan infus terus-

menerus, baik sendiri atau digabungkan

dengan opioid bolus, untuk

mempertahankan level serum

4. Lakukan tindakan-tindakan untuk

menurunkan efek samping analgesik

(misalnya, konstipasi dan iritasi

lambung)

Sumber : Bullechek (2013)

4.1.7 Implementasi Asuhan Keperawatan pada klien IMA (Infark Miokard

Akut) Dengan Masalah Nyeri Akut Di Ruang ICU Sentral RSUD

Jombang, 2018

Tabel 4.10 Implementasi keperawatan dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Hari/tanggal Waktu Implementasi Paraf 25 April 2018

Klien 1 (Tn.J)

10:00

10.20

10.25

Managemen Nyeri

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi

lokasi, karakteristik, onset atau durasi, frekuensi,

kwalitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor

pencetus dengan menanyakan

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

2. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan

dengan cara membatasi pengunjung dan membatasi

pencahayaan.

3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi dengan

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

57

Hari/tanggal Waktu Implementasi Paraf

10.35

10.45

11.05

11.15

11.20

cara mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

4. Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan pasien

istirahat selama 6-8 jam dan menghindari memikirkan

hal-hal yang berat.

Pemberian Analgesik

1. Menentukan lokasi karakteristik, kualitas dan keparahan

nyeri sebelum mengobati pasien dengan menanyakan

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

2. Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik

tambahan dan/atau pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri dengan

memberikan obat oral ISDN 3X5 mg

3. Mempertimbangkan penggunaan infus terus-menerus,

baik sendiri atau digabungkan dengan opioid bolus,

untuk mempertahankan level serum dengan memonitor

tetesan permenit infus yaitu 7 tpm

4. Melakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek

samping analgesik dengan cara tidak boleh mengejan saat

BAB dan batuk mengejan.

25 April 2018

Klien 2 (Tn.R)

12.00

12.20

12.25

12.35

12.45

13.05

Managemen Nyeri

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi

lokasi, karakteristik, onset atau durasi, frekuensi,

kwalitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor

pencetus dengan menanyakan

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

2. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan

dengan cara membatasi pengunjung dan membatasi

pencahayaan.

3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi dengan

cara mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

4. Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan pasien

istirahat selama 6-8 jam dan menghindari memikirkan

hal-hal yang berat.

Pemberian Analgesik

1. Menentukan lokasi karakteristik, kualitas dan keparahan

nyeri sebelum mengobati pasien dengan menanyakan

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

2. Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

58

Hari/tanggal Waktu Implementasi Paraf

13.15

13.20

3. tambahan dan/atau pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri dengan

memberikan obat oral ISDN 3X5 mg dan Codein 3x10

mg

4. Mempertimbangkan penggunaan infus terus-menerus,

baik sendiri atau digabungkan dengan opioid bolus,

untuk mempertahankan level serum dengan memonitor

tetesan permenit infus yaitu 7 tpm

5. Melakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek

samping analgesik dengan cara tidak boleh mengejan

saat BAB dan batuk mengejan.

26 April 2018

Klien 1 (Tn.J)

09.10

09.30

09.35

09.45

09.55

10.15

10.25

10.30

Managemen Nyeri

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang

meliputi lokasi, karakteristik, onset atau durasi,

frekuensi, kwalitas, intensitas atau beratnya nyeri dan

faktor pencetus dengan menanyakan

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke

bawah

S: skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

2. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan dengan cara membatasi pengunjung

dan membatasi pencahayaan.

3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi

dengan cara mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

4. Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan

pasien istirahat selama 6-8 jam dan menghindari

memikirkan hal-hal yang berat.

Pemberian Analgesik

1. Menentukan lokasi karakteristik, kualitas dan

keparahan nyeri sebelum mengobati pasien dengan

menanyakan

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke

bawah

S: skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

2. Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik

tambahan dan/atau pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri dengan

memberikan obat oral ISDN 3X5 mg

3. Mempertimbangkan penggunaan infus terus-menerus,

baik sendiri atau digabungkan dengan opioid bolus,

untuk mempertahankan level serum dengan memonitor

tetesan permenit infus yaitu 7 tpm

4. Melakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek

samping analgesik dengan cara tidak boleh mengejan

saat BAB dan batuk mengejan.

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

59

Hari/tanggal Waktu Implementasi Paraf

26 April 2018

Klien 2 (Tn.R)

11.00

11.20

11.25

11.35

11.45

12.05

12.15

12.20

Managemen Nyeri

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang

meliputi lokasi, karakteristik, onset atau durasi,

frekuensi, kwalitas, intensitas atau beratnya nyeri dan

faktor pencetus dengan menanyakan

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

2. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan dengan cara membatasi pengunjung

dan membatasi pencahayaan.

3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi

dengan cara mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

4. Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan

pasien istirahat selama 6-8 jam dan menghindari

memikirkan hal-hal yang berat.

Pemberian Analgesik

1. Menentukan lokasi karakteristik, kualitas dan

keparahan nyeri sebelum mengobati pasien dengan

menanyakan

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

2. Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik

tambahan dan/atau pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri dengan

memberikan obat oral ISDN 3X5 mg dan Codein

3x10 mg 3. Mempertimbangkan penggunaan infus terus-menerus,

baik sendiri atau digabungkan dengan opioid bolus,

untuk mempertahankan level serum dengan

memonitor tetesan permenit infus yaitu 7 tpm

4. Melakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan

efek samping analgesik dengan cara tidak boleh

mengejan saat BAB dan batuk mengejan.

27 April 2018

Klien 1 (Tn.J)

08.45

09.05

Managemen nyeri

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang

meliputi lokasi, karakteristik, onset atau durasi,

frekuensi, kwalitas, intensitas atau beratnya nyeri dan

faktor pencetus dengan menanyakan

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke

bawah

S: skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

2. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

60

Hari/tanggal Waktu Implementasi Paraf

09.10

09.30

09.40

ketidaknyamanan dengan cara membatasi pengunjung

dan membatasi pencahayaan.

Pemberian Analgesik

1. Menentukan lokasi karakteristik, kualitas dan

keparahan nyeri sebelum mengobati pasien dengan

menanyakan

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke

bawah

S: skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

2. Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik

tambahan dan/atau pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri dengan

memberikan obat oral ISDN 3X5 mg

3. Mempertimbangkan penggunaan infus terus-

menerus, baik sendiri atau digabungkan dengan

opioid bolus, untuk mempertahankan level serum

dengan memonitor tetesan permenit infus yaitu 7 tpm

27 April 2018

Klien 2 (Tn.R)

10.00

10.20

10.25

10.35

10.45

11.05

Managemen Nyeri

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang

meliputi lokasi, karakteristik, onset atau durasi,

frekuensi, kwalitas, intensitas atau beratnya nyeri dan

faktor pencetus dengan menanyakan

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

2. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan dengan cara membatasi pengunjung

dan membatasi pencahayaan.

3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi

dengan cara mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam.

4. Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan

pasien istirahat selama 6-8 jam dan menghindari

memikirkan hal-hal yang berat.

Pemberian Analgesik

1. Menentukan lokasi karakteristik, kualitas dan

keparahan nyeri sebelum mengobati pasien dengan

menanyakan

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

2. Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik

tambahan dan/atau pengobatan jika diperlukan untuk

meningkatkan efek pengurangan nyeri dengan

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

61

Hari/tanggal Waktu Implementasi Paraf

11.15

memberikan obat oral ISDN 3X5 mg dan Codein 3x10

mg

3. Mempertimbangkan penggunaan infus terus-

menerus, baik sendiri atau digabungkan dengan

opioid bolus, untuk mempertahankan level serum

dengan memonitor tetesan permenit infus yaitu 7 tpm

4.1.8 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien IMA (Infark Miokard

Akut)Dengan Masalah Nyeri Akut Di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018

Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Klien 1 Dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Hari/Tanggal Waktu Evaluasi

25 April 2018 13:30 S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan dan sesak

O: keadaan umum : lemah

kesadaran composmentis, GCS 4-5-6

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

4. Tanda vital dalam rentang normal

TTV:

TD: 130/70 mmHg

N: 84 x/menit

RR: 26 x/menit

S: 36ᵒC

SPO2 : 98%

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah

S: skala nyeri 5

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan (1-6)

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

62

Tabel 4.12 Evaluasi Keperawatan Klien 2 dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Hari/Tanggal Waktu Evaluasi

25 April 2018 13:45 S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan tembus punggung

O: keadaan umum : lemah

kesadaran composmentis, GCS 4-5-6

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

4. Tanda vital dalam rentang normal

TTV:

TD: 130/80 mmHg

N: 84 x/menit

RR: 22 x/menit

S: 366ᵒC

SPO2: 98%

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan (1-6)

Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Klien 1 dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut Di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Hari/Tanggal Waktu Evaluasi

26 April 2018 12:30 S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan dan sesak mulai

berkurang

O: keadaan umum : lemah

kesadaran composmentis, GCS 4-5-6

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

4. Tanda vital dalam rentang normal

TTV: TD: 130/80 mmHg

N: 84 x/menit

RR: 22 x/menit

S: 361ᵒC

SPO2 : 98%

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah

S: skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 10-15 menit

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan (1-3)

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

63

Tabel 4.14 Evaluasi Keperawatan Klien 2 dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Hari/Tanggal Waktu Evaluasi

26 April 2018 12:45 S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan tembus punggung

O: keadaan umum : lemah

kesadaran composmentis, GCS 4-5-6

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

4. Tanda vital dalam rentang normal

TTV:

TD: 130/90 mmHg

N: 88 x/menit

RR: 22 x/menit

S: 36ᵒC

SPO2: 98%

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan (1,3,4,5,6,7)

Tabel 4.15 Evaluasi Keperawatan Klien 1 dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut Di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang,

2018 Hari/Tanggal Waktu Evaluasi

27 April 2018 11.25 S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan jarang timbul

O: keadaan umum : lemah

kesadaran composmentis, GCS 4-5-6

TTV:

TD: 120/80 mmHg

N: 76 x/menit

RR: 22 x/menit

S: 36ᵒC

SPO2 : 98%

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah

S: skala nyeri 3

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 10-15 menit

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan klien pindah ruangan

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

64

Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan Klien 2 dengan IMA (Infark Miokard Akut)

Dengan Masalah Nyeri Akut di Ruang ICU Sentral RSUD Jombang, 2018 Hari/Tanggal Waktu Evaluasi

27 April 2018 11:40 S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan tembus punggung

mulai berkurang

O: keadaan umum : lemah

kesadaran composmentis, GCS 4-5-6

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

menagemen nyeri

3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

4. Tanda vital dalam rentang normal

TTV:

TD: 140/70 mmHg

N: 84 x/menit

RR: 22 x/menit

S: 364ᵒC

SPO2: 98%

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke punggung

S: skala nyeri 5

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dipertahankan

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada Tn.J dan Tn.Rdi ruang ICU

SentralRSUD Jombang pada kasus IMA (Infark Miokard Akut) dengan

masalah nyeri akut dilakukan pembahasan mengenai :

4.2.1 Pengkajian

1. Data Subjektif/ Data Objektif

a. Klien 1 (Tn.J) mengatakan saat dirumah pukul 22.00 WIB klien

mengatakan nyeri dada sebelah kanan kemudian hilang saat dipakai

istirahat. Keesokan harinya saat bekerja klien merasakan nyeri

kembali di bagian dada sebelah kanan dan sesak, pukul 15.09 WIB

klien dibawa ke IGD RSUD Jombang lalu dirawat di ICU Sentral

P: nyeri timbul saat beraktivitas

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

65

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit

b. Klien 2 (Tn.R) mengatakan nyeri dada sebelah kanan tembus

kebelakang kemudian dibawa ke puskesmas Tapen lalu dirujuk ke

IGD RSUD Jombang pukul 08.28 WIB kemudian klien dipindah ke

ICU Sentral

P: Nyeri muncul saat beraktivitas

Q: nyeri seperti diremas-remas

R: nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke punggung

S: skala nyeri 6

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 05-10 menit

Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian jaringan otot

jantung (miokard) yang disebabkan oleh insufisiensi suplai atau banyaknya

darah baik relatif maupun secara absolut (Muwarni, 2011).Pada

pasienInfark Miokard Akut (IMA) nyeri yang timbul merupakan tanda

yang muncul saat adanya infark yang disebabkan oleh iskemia yang

berlangsung selama kurang lebih 30-45 menit. Iskemia terjadi akibat

kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh

darah mengalami gangguan karena adanya sumbatan trombosis plak

ateroma pada arteri koroner. Plak dapat menyebabkan penyempitan arteri

koroner, sehingga bisa terjadi iskemiamiokard ( Price&Wilson, 2006).

Menurut penelitipenanganan nyeri dengan menggunakan

managemen nyeri pada klienInfark Miokard Akut (IMA) dapat

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

66

menurunkan nyeri yang timbul pada klienInfark Miokard Akut (IMA)

dengan masalah keperawatan nyeri akut.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Pada klien 1 dan klien 2 muncul masalah keperawatan nyeri akut.

Ditandai dengan kondisi klien yang merasa kesakitan akibat nyeri yang

timbul.

Nyeri akut merupakan pengalaman sensori atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja& PPNI, 2016).

Menurut peneliti Masalah Nyeri Akut disebabkan karena oksigen

di dalam jantung tidak terpenuhi seingga mengakibatkan suplai oksigen

berkurang dan menimbulkan nyeri pada klien Infark Miokard Akut (IMA).

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang diberikan kepada Klien 1dan Klien 2 dengan

masalah Nyeri Akut. Intervensi yang digunakan untuk kontrol

nyerilakukan pengkajian nyeri komprehensif, tentukan akibat dari

pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup klien, gali bersama pasien

faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri,

kendalikan faktor lingkungan, pilih dan implementasikan tindakan

beragam, ajarkan penggunaan teknik non farmakologi, dukung istirahat

atau tidur yang adekuat.

Intervensi yang diberikan untuk klien dengan masalah

keperawatan nyeri akut meliputi managemen nyeri untuk menurunkan

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

67

nyeri yang muncul, monitor tanda-tanda vital supaya mengetahui tanda-

tanda vital klien dan pemberian analgesik (Herdman& Kamitsuru, 2015).

Menurut peneliti, berdasarkan penelitian NIC yang sesuai dengan

klien Infark Miokard Akut (IMA) dapat dilakukan managemen nyeri,

monitor tanda-tanda vital dan pemberian analgesik.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi yang diberikan kepada Klien 1dan Klien

2dengan masalah Nyeri Akut. Implementasi yang digunakan untuk

mengontrol nyerimelakukan pengkajian nyeri

komprehensif,menentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap

kualitas hidup klien, menggali bersama pasien faktor-faktor yang dapat

menurunkan atau memperberat nyeri, mengendalikan faktor

lingkungan, memilih dan mengimplementasikan tindakan beragam,

mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi, mendukung istirahat

atau tidur yang adekuat.

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan

dalam rencana keperawatan. Tindakan yang mencakup tindakan

mandiri dan tindakan kolaborasi.

Menurut peneliti, berdasarkan penelitian implementasi sesuai

NIC yang diberikan kepada klien Infark Miokard Akut (IMA) dengan

melakukan managemen nyeri, monitor tanda-tanda vital dan

pemberian analgesik mampu menurunkan rasa nyeri yang dialami

klien.

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

68

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Pada tanggal 27 April 2018 pada klien 1 Data Subyektif:

klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan jarang timbul. Data

Obyektif: keadaan umum: lemah, kesadaran composmentis, GCS 4-5-

6 TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 76 x/menit, RR: 22 x/menit, S: 36ᵒC,

SPO2: 98%, P: nyeri timbul saat beraktivitas, Q: nyeri seperti diremas-

remas, R: nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah, S:

skala nyeri 3, T: nyeri hilang timbul, timbul selama 10-15 menit. A:

masalah belum teratasi. P: intervensi dihentikan klien pindah ruangan.

Sedangkan Tn.R S: klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan

tembus punggung mulai berkurang. Data Obyektif: keadaan umum:

lemah, kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, TTV: TD: 140/70

mmHg, N: 84 x/menit, RR: 22 x/menit, S: 364ᵒC, SPO2: 98%, P: Nyeri

muncul saat beraktivitas, Q: nyeri seperti diremas-remas, R: nyeri

timbul dari dada sebelah kanan tembus ke punggung, S: skala nyeri 5,

T: nyeri hilang timbul, timbul selama 5-10 menit. A: masalah belum

teratasi. P: intervensi dipertahankan.

Evaluasi untuk penderita Infark Miokard Akut (IMA) dapat

berkurang dengan melakukan managemen nyeri (Fatonah, et al. 2016).

Menurut peneliti evaluasi dari managemen nyeri bisa

membantu klien untuk menahan timbulnya rasa nyeri saat terjadinya

serangan.

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

69

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan klien yang mengalami

Infark Miokard Akut (IMA) pada Tn.J dan Tn.R dengan masalah nyeri akut

diruang ICU Sentral RSUD Jombang, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan dan saran yang dibuat berdasarkan laporan kasus adalah sebagai

berikut :

1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 25 April 2018

diperoleh data subjektif Klien 1 mengeluh nyeri dada sebelah kanan dan

sesak. Data objektif nyeri timbul saat beraktivitas, nyeri seperti diremas-

remas, nyeri timbul didada sebelah kanan menjalar ke bawah, skala nyeri

6, dan nyeri hilang timbul, timbul selama 15-20 menit sedangkan pada

Klien 2 diperoleh data subjektif mengeluh nyeri dada sebelah kanan

tembus punggung. Data objektif nyeri muncul saat beraktivitas, nyeri

seperti diremas-remas, nyeri timbul dari dada sebelah kanan tembus ke

punggung, skala nyeri 6, dan nyeri hilang timbul, timbul selama 05-10

menit.

2. Diagnosa utama pada klien 1 dan Klien 2 yaitu nyeri akut berhubungan

dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan

miokardium.

3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien mengenai managemen

nyeri adalah mengontrol nyeri.

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

70

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan dengan mengontrol nyeri klien

dan respon klien.

5. Evaluasi keperawatan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga

hari dapat dilakukan evaluasi dengan hasil nyeri berkurang terutama pada

klien 1 sedangkan pada klien 2 masih merasakan nyeri.

b. SARAN

1. Bagi Klien

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari diharapkan klien

mampu mengatasi nyeri yang dirasakan secara non farmakologis, dan

melakukan pengobatan secara rutin sesuai dengan anjuran dokter.

2. Bagi Perawat RS

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus Infark Miokard Akut

(IMA) dan bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien Infark

Miokard Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan mampu memberikan asuhan

keperawatan dengan masalah keperawatan nyeri akut secara

menyeluruh sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan terkini.

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

71

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Fentia dkk. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat

Kecemasan pada Pasien Infark Miokard Akut di Ruangan CVCU RSUP

Prof.DR.R.D. Kandou Manado. <https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j

kp/articel/view/10139/9725> dilihat 13 Januari 2018

Bullechek. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). Missouri : Elsevier.

Bullechek. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Missouri : Elsevier.

Gustiyani, Risa dkk. (2016). Pengalaman Perawat dalam Penanganan Pasien

Penyakit Kardiovaskuler dengan AMI (Akut Miokard Infark)di IGD RSU

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. <http://digilib.stikeskusumahus

ada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-risagustiy-1631-1-artikel-6.pdf> dilihat 12

Januari 2018

Herdman & Kamitsuru. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi.

Jakarta : EGC.

ICME, Stikes. (2017). Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Studi

Kasus. Jombang : Stikes Icme.

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. Banjarmasin : Salemba Medika.

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan :

Salemba Medika

Price, Sylvia A. & Wilson, Lorraine M. (2006). Pathofisiologi Edisi 6. Jakarta :

EGC.

SDKI DPP PPNI, Tim Pokja. (2016). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia

Edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat.

Sunaryo, Tri & Lestari, Siti. (2014). Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap

Penurunan Skala Nyeri Dada Kiri Pada Pasien Acut Miokardial Infark di

RS Dr Moewardi Surakarta tahun 2014. <http://jurnal.poltekkes-

solo.ac.id/index.php/Int/article/viewFile/138/128> dilihat pada tanggal

11 Januari 2018

Wijaya, A.S & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Wijaya, A.S & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

72

Lampiran 2

JADWAL PELAKSANAAN LAPORAN KASUS

No Kegiatan-

Kegiatan

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi

Pendahuluan

dan Studi

Pustaka

2 Penyusunan

Proposal

3 Seminar

Proposal

4 Pengurusan ijin

dan

Pengumpulan

data

5 Pengumpulan

data dan analisis

data

6 Ujian/ sidang

KTI

7 Revisi KTI

8 Pengumpulan

dan

penggandaan

KTI

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

73

Lampiran 2

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

74

Lampiran 3

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

75

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

76

LAMPIRAN 4

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES ICMe JOMBANG

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Pengkajian tgl. : Jam :

MRS tanggal : No. RM :

Diagnosa Masuk :

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Penanggung jawab biaya :

Usia : Nama :

Jenis kelamin : Alamat :

Suku : Hub. Keluarga :

Agama : Telepon :

Pendidikan :

Alamat :

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama :

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menularya, jenis : ..................... tidak

2. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : .....................tidak

3. Riwayat Operasi ya, jenis : .....................tidak

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

ya : ........................................ tidak

jelaskan :

E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI

POLA KEGIATAN DI RUMAH DI RUMAH

SAKIT

Makanan

Frekuensi

.........................x/hr

Jenis..................................

Diit ..................................

Pantangan

............................

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

77

Alergi

.....................................

makanan yang disukai

Minum

Frekuensi............ x/hari

Jenis....................

Alergi .................

Eliminasi

BAB

Frekuensi .......x/hari

warna .............

konsistensi

BAK

Frekuensi .......X/Hari

Warna .......

Alat bantu

Kebersihan Diri

Mandi......................X/hari

Keramas .................x/hari

Sikat Gigi

................X/Hari

Memotong Kuku..........

Ganti Pakaian ............

Toileting

Istirahat/Tidur

Tidur

siang.........................jam

Tidur Malam

.....................jam

Kebiasaan Merokok/Jamu

F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda vital

S : ºC N : x/mnt TD : mmHg

RR : x/mnt

2. Sistem Pernafasan (B1)

a. Hidung:

Pernafasan cuping hidung ada tidak

Septum nasi simetris tidak simetris

Lain-lain

Masalah Keperawatan:

Masalah Keperawatan:

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

78

b. Bentuk dada simetris asimetris barrel chest

Funnel chest Pigeons chest

c. Keluhan sesak batuk nyeri waktu napas

d. Irama napas teratur tidak teratur

e. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S

Lain-lain:

3. Sistem Kardiovakuler (B2)

a. Keluhan nyeri dada ya tidak

b. Irama jantung teratur tidak teratur

c. CRT < 3 detik > 3 detik

d. Konjungtiva pucat ya tidak

e. JVP normalmeningkat menurun

Lain-lain :

4. Sistem Persarafan (B3)

a. Kesadarancomposmentis apatis somnolen soporkoma

GCS :

b. Keluhan pusing ya tidak

c. Pupil isokor anisokor

d. Nyeri tidak ya, skala nyeri

lokasi :

Lain-lain :

5. Sistem Perkemihan (B4)

a. Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensi

gross hematuri disuria poliuri

oliguri anuri

b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidak

c. Kandung kencing : membesar ya tidak

nyeri tekan ya tidak

d. Produksi urine :................ ml/hari warna : ................. bau :..................

e. Intake cairan : oral :.............cc/hr parenteral :...................cc/hr

Lain-lain :

6. Sistem Pencernaan (B5)

a. TB : cm BB : kg

b. Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitis

c. Tenggorokan nyeri telan sulit menelan

d. Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi :

Luka operasi jejas lokasi :

Pembesaran hepar ya tidak

Pembesaran lien ya tidak

Ascites ya tidak

Mualya tidak

Muntah ya tidak

Terpasang NGT ya tidak

Bising usus :..........x/mnt

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan

:

Masalah

Keperawatan :

Masalah

Keperawatan :

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

79

e. BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah

konstipasi inkontinensia kolostomi

f. Diet padat lunak cair

Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : .......................

7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)

a. Pergerakan sendi bebas terbatas

b. Kelainan ekstremitas ya tidak

c. Kelainan tl. belakang ya tidak

d. Fraktur ya tidak

e. Traksi/spalk/gips ya tidak

f. Kompartemen sindrom ya tidak

g. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi

h. Akral hangat panas dingin kering basah

i. Turgor baik kurang jelek

j. Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor

Lain-lain :

8. Sistem Endokrin

a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak

b. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak

Lain-lain :

G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

1. Persepsi klien terhadap penyakitnya

cobaan Tuhan hukuman lainnya

2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya

murung gelisah tegang marah/menangis

3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga

4. Gangguan konsep diri ya tidak

Lain-lain :

H. PENGKAJIAN SPIRITUAL

Kebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak pernah

Lain-lain :

Masalah

Keperawatan :

Masalah

Keperawatan :

Masalah

Keperawatan :

Masalah

Keperawatan :

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

80

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)

J. TERAPI

....................., .................................

Mahasiswa,

(.............................................)

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

81

ANALISA DATA

Nama :……………………….

No.RM: …………….

Data Etiologi Masalah

Keperawatan

Data subyektif :

Data Obyektif :

SESUAI DENGAN

NANDA 2015

Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. ……………………………………………….

2. ……………………………………………….

3. ……………………………………………….

4. ……………………………………………….

5. ……………………………………………….

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

82

Intervensi Keperawatan

Hari/tanggal

No.

diagnosa

Tujuan & kriteria

hasil

Waktu

Rencana tindakan

Rasional

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

72

Implementasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM :

………………………..

Hari/Tanggal

No.

Diagnosa

Waktu

Implementasi keperawatan

Paraf

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

73

Evaluasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM :

………………………..

Hari/Tanggal

No.

Diagnosa

Waktu

Perkembangan

Paraf

S :

O :

A :

P :

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

74

Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI

Topik : Manajemen Nyeri

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Hari/ tgl :

Waktu : 30 menit

Tempat :

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dan keluarga mampu memahami dan

menjelaskan tentang Manajemen Nyeri

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta mampu:

1. Mengetahui pengertian nyeri

2. Mengetahui klasifikasi nyeri

3. Mengetahui tanda dan gejala nyeri

4. Menjelaskan menejemen nyeri secara nonfarmakologi

C. MATERI

Materi terlampir

D. METODE

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:

1. Ceramah

2. Tanya jawab

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

75

E. MEDIA

Adapun media yang digunakan adalah

1. Leaflet

F. SASARAN

Pasien dan keluarga dengan Infark Miokard Akut (IMA)

G. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

Sebagai media untuk berinteraksi dengan pasien dan keluarga Infark

Miokard Akut (IMA).

2. Bagi keluarga penderita

Menambah wawasan bagi pasien dan keluarga dengan Infark Miokard

Akut (IMA) tentang manajemen nyeri.

H. MATERI

1. Pengertian nyeri

2. Klasifikasi nyeri

3. Tanda dan Gejala nyeri

4. Manajemen nyeri non farmakologi

Page 106: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

76

I. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP/ WAKTU

KEGIATAN

PENGAJAR PESERTA

Pembukaan

5 menit

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan topik yang akan

disampaikan

Menjawab salam dan

Memperhatikan

Isi (Penyampaian

materi)

10 menit

1. Menjelaskan tentang

pengertian nyeri

2. Menjelaskan klasifikasi nyeri

3. Menjelaskan tanda dan gejala

nyeri

4. Menjelaskan cara manajemen

nyeri non farmakologi

Mendengarkan dan

memperhatikan

Penutup 5 menit 1. Memberikan kesempatan

peserta untuk bertanya.

2. Memberikan kesimpulan

materi yang sudah diberikan

3. Evaluasi

4. Penutup dengan

mengucapkan salam

- Bertanya

- Mendengarkan

- Menjawab

pertanyaan yang

diberikan

- Menjawab salam.

Page 107: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

77

J. Setting Tempat

K. EVALUASI

1. Peserta

a. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai

b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses

penyuluhan

c. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan tentang

manajemen nyeri

d. Pertemuan berjalan dengan lancar

2. Penyuluh

a. Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan

b. Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab

c. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif

Page 108: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

78

Lampiran 6

Materi Penyuluhan

MANAJEMEN NYERI

1. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita mengalami

cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas,

gemetar, kesemutan, seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam.

2. Klasifikasi Nyeri

a. Nyeri Akut (<6 bulan)

Nyeri akut biasanya terjaddi secara tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan

cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari

beberapa detik hingga enam bulan.

b. Nyeri Kronik (>6 bulan)

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang periode waktu.

Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari enam bulan.

3. Tanda dan Gejala Nyeri

a. Suara

1) Menangis

2) Merintih

3) Manarik atau menghembuskan nafas

b. Ekspresi wajah

1) Meringis

2) Menggigit lidah, mengatupkan gigi

3) Tertutup rapat atau membuka mata atau mulut

4) Menggigit bibir

c. Pergerakan tubuh

1) Kegelisahan

2) Mondar-mandir

3) Gerakan menggosok atau berirama

4) Bergerak melindungi tubuh

5) Otot tegang

d. Interaksi sosial

1) Menghindari percakapan dan kontak sosial

2) Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri

3) Disorientasi waktu

4. Manajemen Nyeri Non Farmakologi

a. Distraksi

Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-hal lain

sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :

1) Membayangkan hal-hal yang menarik dan indah

2) Membaca buku,koran sesuai dengan keinginan

3) Menonton tv

Page 109: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

79

4) Mendengarkan musik, radio, dan lain-lain

b. Relaksasi

Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak

nyaman atau nyeri, stres fisik dan emoosi pada nyeri. Sejumlah teknik

relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri itu dengan

meminimalkan aktivitas simpatik dalam sistem syaraf pusat otonom.

Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

2) Usahakan tetap rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara

melalui hitungan 1,2,3

4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan

ekstreitas atas dan bawah rileks

5) Anjurkan bernafas dengan irama normal tiga kali

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut

secara perlahan-lahan

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8) Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam

9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

11) Ulangi sampai 15 kalii, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali

Page 110: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

80

Page 111: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

81

Page 112: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

82

Page 113: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

83

Page 114: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

84

Lampiran 8

Page 115: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

85

Lampiran 9

Page 116: KARYA TULIS ILMIAH - repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/1267/14/151210030_Tisa Kurniawati_KTI.pdf · Penyakit jantung merupakan penyakit utama penyebab kematian di

86

Lampiran 10