LAPORAN TUGAS AKHIR CARA PERHITUNGAN DAN PELAPORAN …
Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR CARA PERHITUNGAN DAN PELAPORAN …
LAPORAN TUGAS AKHIR
CARA PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh)
PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. TASPEN (PERSERO)
CABANG JAMBI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
DisusunOleh:
MAYA ISTIQAMAH
C0D018002
PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Dengan ini, Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir, Ketua Program Studi
dan Instruktur Lapangan, menyatakan bahwa Laporan Tugas akhir yang disusun oleh:
Nama : Maya Istiqamah
NIM : C0D018002
Program Studi : Perpajakan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul Laporan : Cara Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 21 atas Pegawai Tetap pada PT. Taspen (Persero)
Cabang Jambi.
Telah disetujui dan disahkan sesuai prosedur, ketentuan, dan kelaziman yang
berlaku dalam ujian komprehensif dan laporan tugas akhir pada tanggal yang tertera
di bawah ini.
Jambi, Juni 2021
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Riski Hernando, S.E., M.SC.
NIP: 199104112018031001
Instruktur Lapangan
Furqon Hidayat
NIK: 3687
Mengetahui :
Ketua Program Studi Perpajakan
Nela Safelia, S.E.,M.Si.
NIP: 198007082005012005
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji
Laporan Tugas Akhir dan Ujian Komprehensif Program Studi Perpajakan Program
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 25 Juni 2021
Jam : 09.00 s/d Selesai
Tempat : Gedung Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Panitia Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
1. Ketua Penguji : Drs. Iskandar Sam, S.E., Ak., M.Si.,CA
2. Sekretaris : Gandy Wahyu Maulana Zulma, S.Pd., M.S.Ak
3. Anggota 1 : Hj. Fitrini Mansur, S.E., M.Si
4. Anggota 2 : Riski Hernando, S.E., M.Sc
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi Perpajakan
Dr. Enggar Diah Puspa Arum, Nela Safela, S.E., M.Si.
S.E., M.Si., A.k., C.A. NIP.198007082005012005
NIP. 197610032000122001
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si.
NIP. 196706021992031003
iv
ABSTRAK
Laporan magang ini berjudul “Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
21 atas Pegawai Tetap pada PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi” adalah untuk mengetahui
apakah pelaksanaan perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai
Tetap pada PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
yaitu menggambarkan dan menganalisa data berdasarkan fakta-fakta dan informasi yang ada.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan studi lapangan yang meliputi
observasi, wawancara, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi telah melakukan perhitungan dan pelaporan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pajak yang berlaku
sehingga dalam pelaksanaannya tidak menemukan adanya suatu kendala.
Kata kunci : Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
v
ABSTRACT
This internship report is titled "Calculation and Reporting of Income Tax (PPh)
Article 21 on Permanent Employees at PT. TASPEN (persero) Jambi" is to find out
whether the implementation of the calculation and reporting of income tax (PPh) Article 21
on Permanent Employees at PT. TASPEN (persero) Jambi has been implemented in
accordance with the prevailing tax laws and regulations. This study uses descriptive
method, which is to describe and analyze data based on facts and information. Data
collection techniques are used by conducting field studies that include observations,
interviews, and library studies. Based on the results of the study, it can be concluded that
PT. TASPEN (persero) Jambi has done the calculation and reporting of Income Tax (PPh)
Article 21 in accordance with the applicable Laws and Regulations so that in its
implementation there is no obstacle.
Keywords : Income Tax (PPh) Article 21
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas limpah Rahmat dan
Karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir. Dan tak lupa saya
junjung kehadirat Nabi Muhammad Shalallhu’Alihi Wasallam krena berkat beliau yang
telah mengantarkan umat manusia dari peradaban hidup yang jahiliyah menuju pada
peradaban hidup yang modern, yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti yang saya rasakan pada saat ini. Semoga kita semua mendapatkan
syafaatnya dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat segala keterbatasan yang manusia miliki serta kurangnya pengetahuan dan
kemampuan maupun literatur yang diperoleh. Walaupun demikian, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyeselaikan tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
saran-saran, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan rasa hormat yang sangat tinggi
kepada siapa saja yang membantu saya dalam hal ini, saya tujukan kepada ;
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang memberikan saya kesempatan, kenikmatan, hidayah
islam. Maha besar Allag dengan segala Keagungan-Nya.
2. Nabi Muhammad Shalallahu’ Alihi Wasallam, kekasih Allah yang sangat saya
rindukan, Sholawat seta salam senantiasa tercurah untuknya.
3. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.
vii
4. Bapak Prof. Junaidi, S.E.,MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jambi.
5. Ibu Nela Safelia, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Perpajakan Diploma III
Universitas Jambi dan selaku Dosen Pembimbing Akademik saya.
6. Bapak Fredy Olimsar, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
mengantarkan, mengarahkan dan menjemput dalam proses magang kami.
7. Bapak Riski Hernando, S.E., M.SC selaku DPA saya yang telah membimbing saya
dengan sabar selama membuat laporan tugas akhir ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Prodi Perpajakan dan seluruh Staf karyawan
Akademik Program Diploma III yang telah memberikan ilmu, pengalaman,
pengetahuan dan membantu segala urusan selama perkuliahan.
9. Ibu N. Ratna Kusbandiah. Sebagai Branch Manager PT. Taspen (Persero) Cabang
Jambi yang telah memberikan kesempatakan kepada saya sehingga dapat
melaksanakan praktek kerja lapangan.
10. Karyawan PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi yang telah memberikan pengetahuan,
ilmu dan pengalaman untuk melaksanakan kegiatan magang serta semangat untuk
menyelesaikan laporan tugas akhir.
11. Terima Kasih untuk kedua Orang Tua dan Kelurga Besar saya terutama ibu saya yang
selalu support saya.
12. Teman-teman seperjuangan saya khususnyaa Kelas Perpajakan G angkatan 2018 yang
telah bersedia membantu dan memberi masukan kepada penulis selama ini.
13. Teman-teman seperjuangan magang saya, Adinda, Zolda, dan Yona yang selalu
memberi masukan dan membantu serta selalu support saya
viii
14. Teman-temanku Triani, Ana, Triulva, Calvina, Alya yang selalu menolong dan ada
disaat suka maupun duka selama kegiatan perkuliahan.
15. Teman-teman Sibling yang selalu memberikan semangat dan support kepada penulis
selama ini.
16. Teman-temanku Nadya, Vira, Rahman yang selalu memberikan semangat dan support
kepada penulis selama ini.
17. Terima Kasih untuk Andry Herianto yang selalu memberikan semangat, masukan, serta
support sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir.
18. Serta seluruh teman, rekan yang tidak tersebutkan, yang turut membantu saat
penyusunan laporan tugas akhir.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah berusaha untuk mencapai suatu hasil
yang memuaskan oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga selesainya laporan ini.
Jambi, Juli 2021
Penulis
Maya Istiqamah
C0D018002
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESHAN ................................................................................................. iii
ABSTRAK .............................................................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................................... 5
1.3.1. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 5
1.3.2. Manfaat penulisan ............................................................................................. 5
1.4 Metode Penulisan ........................................................................................................ 5
1.4.1. Jenis Data .......................................................................................................... 5
1.4.2. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 6
1.4.3. Metode Analisa ................................................................................................. 7
1.5 Waktu dan Lokasi Magang ......................................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan Laporan .................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
x
2.1 Pajak ............................................................................................................................. 9
2.1.1 Pengertian Pajak ................................................................................................ 9
2.1.2 Fungsi Pajak ....................................................................................................... 10
2.1.3 Asas-asas Pemungutan Pajak ............................................................................ 10
2.1.4 Sitem Pemungutan Pajak ................................................................................... 11
2.1.5 Jenis-jenis Pajak ................................................................................................. 12
2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak ......................................................................................... 14
2.2.1 Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak ................................................................. 14
2.2.2 Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak ................................................................... 14
2.3 Pajak Penghasilan ....................................................................................................... 14
2.3.1 Pengertian Pajak Penghasilan ........................................................................... 14
2.3.2 Subjek Pajak Penghasilan ................................................................................. 15
2.3.3 Objek Pajak Penghasilan ................................................................................... 18
2.3.4 Dasar Hukum Pajak Penghasilan ...................................................................... 20
2.3.5 Pemotongan Pajak Penghasilan ........................................................................ 21
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Instansi Magang ........................................................................... 22
3.1.1 Sejarah PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi ................................................... 22
3.1.2 Visi dan Misi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi ......................................... 27
3.1.3 Motto Pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi ................................... 27
xi
3.1.4 Struktur Organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi ............................... 28
3.1.5 Uraian Tugas dan Wewenang ........................................................................... 30
3.2 Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ......................................................... 32
3.2.1 Tarif (PPh) Pasal 21 Berupa Uang Manfaat Pensiun dan Pesangon ............... 32
3.2.2 Cara Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai Tetap ...... 36
3.2.3 Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai Tetap . 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 41
4.2 Saran ............................................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 43
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ................................................................ 33
Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai ................. 36
Tabel 3.3 Tabel Tarif PTKP Terbaru ...................................................................................... 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi ................................. 29
Gambar 3.2 Flowchart Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai Tetap.. 39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Laporan Kegiatan Harian Magang
Lampiran 3 Daftar Nilai Magang
Lampiran 4 Foto Kegiatan Magang
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling
diandalkan selain minyak bumi dan gas lain. Bagi perusahaan pajak merupakan biaya
yang karena beban pajak akan mengurangi laba perusahaan, oleh sebab itu
meminimalkan beban pajak adalah salah satu fungsi manajemen keuangan melalui
fungsi perencanaannya. Perusahaan tidak mungkin dapat menghindari pajak, maka
perusahaan harus melakukan upaya-upaya agar beban yang ditimbulkan dari pajak
dapat ditekan sekecil mungkin untuk memperoleh peningkatan laba bersih setelah
pajak. Pengertian umum yang mencakup perpajakan menurut undang-undang Nomor
6 Tahun 1984 tentang ketentuan dan tata cara perpajakan sebagaimana telah diubah
dengan undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 (Direktorat Jendral Pajak, 2008) pajak
adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat (Halim, dkk, 2014)
Pajak penghasilan pasal 21 selanjutnya disebut PPh pasal 21 merupakan pajak
yang dilewatkan terhadap wajib pajak orang pribadi dalam Negeri atas penghasilan
yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Penghasilan yang dimaksud
meliputi upah, gaji, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apa pun. Apabila penghasilan tersebut yang menerima adalah wajib
2
pajak luar Negeri maka diatur dalam pasal 26 UU PPh yang selanjutnya disebut PPh
pasal 26. Pembayaran PPh ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui pemotongan
oleh pihak-pihak tertentu. Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan PPh pasal 21/26 adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana
pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan (Resmi, 2017)
Pajak penghasilan adalah komponen sektor perpajakan yang menyumbang
penerimaan negara dengan jumlah yang cukup besar. Fungsi pajak menurut (Resmi,
2017) ada dua, yaitu pertama pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan (Fungsi
Budgetair). Fungsi yang kedua yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai
tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan (Fungsi Regulerend). Wajib pajak
diberi kepercayaan untuk mengitung, membayar, serta melaporkan sendiri pajak
terutangnya, yang disebut Self Assessment System, sedangkan pajak yang dipungut
oleh aparatur perpajakan disebut official Assessment System, dan pemungutan pajak
dilakukan oleh pihak ketiga disebut With Holding System (Resmi, 2017). Sitem
administrasi perpajakan ini dapat lebih mudah dipahami oleh wajib pajak jika pajak
penghasilan pasal 21 dimanajemen dengan baik sehingga tidak menimbulkan sanksi
perpajakan.
Dalam melakukan penyetoran pajak terutang, pemberi kerja menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP) sedangkan dalam melaporkan pajak terutang pemberi kerja
menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT). Batas waktu penyetoran pajak terutang
secara bulanan paling lambat tanggal 10 setelah bulan pemotongan PPh Pasal 21
3
dengan menggunakan SSP sedangkan batas waktu pelaporan pajak terutang bulanan
tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dengan
menggunakan SPT masa. Tanggal jatuh tempo penyetoran pajak terutang tahunan
adalah setiap tanggal 25 Maret tahun pajak berikutnya dengan menggunakan SSP
sedangkan batas waktu pelaporan pajak terutang tahunan adalah tanggal 31 Maret
tahun pajak berikutnya dengan menggunakan SPT Tahunan.
PT. Taspen (Persero) terdiri dari Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan
usia pensiun ditambah dengan Asuransi Kematian. Pada dasarnya perusahaan tersebut
dalam menjalankan usahanya tentu tidak dapat dilepaskan dari kewajiban-kewajiban
pajak termasuk diantaranya untuk menghitung, memotong, menyetor, dan
melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang terutang setiap bulan takwim.
Hasil pemotongan pajak tersebut disetorkan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan
Giro dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. Sedangkan pelaporan ke Kantor
Pelayanan Pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 selain melakukan kewajiban bulanan, pemotong
pajak pada akhir tahun pajak, diwajibkan untuk menghitung, menyetor dan melapor
pajak yang terutang pada akhir tahun.
PT. Taspen (Persero) sebagai pihak pemotong pajak, telah melakukan
kegiatan pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
terutang. Dalam pencatatan pembukuan yang baik dan benar juga diperlukan oleh
perusahaan sebagai pemberi kerja dan Pemotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.
Tidak jarang ditemukan kekeliruan dalam Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
21 yang akan disetor. Mengingat setiap gaji pegawai berbeda memungkinkan
4
terjadinya kesalahan atau kekeliruan dalam melaksankan perhitungan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21, sehingga tidak jarang perusahaan harus menanggung
denda administrasi perpajakan. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang telah dipotong
dan disetorkan oleh PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi secara benar oleh pemberi
kerja merupakan pelunasan pajak yang terutang untuk tahun pajak yang
bersangkutan.
Berdasarkan undang-undang No. 43 Tahun 1999 Pasal 10, pensiun adalah
jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap pegawai Negeri yang telah bertahun-
tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Pada pokoknya adalah menjadi
kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap
pegawai Negeri sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi pemerintah.
Karena pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas
jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada pegawai Negeri.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis sangat tertarik membahas masalah ini dalam
bentuk laporan yang berjudul “ Cara Perhitungan dan Pelaporan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Pada PT. TASPEN (Persero)
Cabang Jambi ”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas penulis dalam tugas akhir ini
adalah :
Bagaimana Cara Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas
Pegawai Tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Jambi ?
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian
ini adalah :
Untuk mengetahui Cara Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
atas Pegawai Tetap pada PT. TASPEN (Persero) Cabang Jambi.
1.3.2. Manfaat Penulisan
1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
saran dan koreksi bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja
2. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan mahasiswa dibidang perpajakan dan membandingkan antara
teori dan materi yang dipelajari pada masa kuliah dengan praktik nyata
dan terjadi dalam perusahaan dan institusi pemerintah
3. Bagi Peneliti Lain, (pembaca) dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dalam melakukan penelitian selanjutnya
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan dilakukan dengan mengumpulkan teori dan informasi dan
berbagai sumber acuan dalam pembuatan laporan magang
1.4.1. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan, baik melalui
wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi
6
yang kemudian diolah oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
penelitian kepada pihak Kantor PT. TASPEN (Persero) Cabang Jambi
2. Data Sekunder
Data sekunder dalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara tidak
langsung untuk mendapatkan informasi dan objek yang diteliti dengan
mengumpulkan data-data ini biasanya diperoleh dari buku-buku, dokumen-
dokumen dan sumber lainnya dengan yang berhubungan dengan
permasalahan yang diangkat pada laporan ini.
1.4.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini penulis menggunakan
metode yaitu:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara memperoleh data serta informasi atau
keterangan dengan membaca dan mempelajari buku atau literatur yang
mempunyai hubungan dengan penyusunan laporan ini.
2. Wawancara
Wawancara adalah memperoleh data dengan mengadakan wawancara
langsung dengan pihak terkait dalam laporan ini.
3. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung yang ada pada perusahaan atau instansi misalnya berupa arsip-arsip,
berkas-berkas mengenai PPh pasal 21 PT. TASPEN (Persero) Cabang Jambi.
7
1.4.3. Metode Analisa
Analisa merupakan sebuah proses berkelanjutan dalam penelitian dengan
analisa awal menginformasikan data yang kemudian dikumpulkan. Ketika peneliti
sudah selesai dalam mengumpulkan data, maka langkah berikutnya ialah menganalisa
data yang telah diperoleh.
1.5 Waktu dan Lokasi Magang
Adapun kegiatan magang dilaksanakan sekitar 2 bulan yaitu mulai 8 Februari
2021 sampai dengan 9 April 2021, Berlokasi di PT.TASPEN (Persero) Cabang
Jambi, Jln. Slamet Riyadi, Broni, Solok Sipin, Telanai Pura, Kota Jambi, Jambi
36126
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Untuk memperoleh gambaran dan pembuatan yang jelas penulisan magang
ini, maka akan dipaparkan sistematika penulis yang terdiri dari empat bab dengan
uraian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metode penulisan, waktu dan lokasi magang serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bagian ini diuraikan dengan landasan teori yang berhubungan dengan sebuah
proposal magang yang harus digunakan untuk mendeskripsikan masalah pokok yang
harus dibahas bab selanjutnya.
8
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bagian ini menguraikan tentang gambaran umum PT. TASPEN (Persero)
Cabang Jambi, serta bagaimana pentingnya perhitungan dan pelaporan pajak.
Penghasilan (PPh) pasal 21 atas pegawai PT.TASPEN (Persero) Cabang Jambi.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan
dan sumbangan saran sesuai dengan pemaparan suatu kesimpulan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pajak
2.1.1 Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam
Undang-undang pasal 1 ayat (1) (UU No. 28 Tahun 2007) berbunyi, Pajak adalah
kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara langsung bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak ialah iuran wajib dari rakyat kepada pemerintah untuk membangun
Negara yang pengenaanya berdasarkan Undang-Undang dan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung serta dapat dipaksakan kepada pelanggarnya (Abut, 2010).
Pajak adalah iuran wajib dari masyarakat kepada pemerintah untuk membiayai
pengeluaran Negara tanpa balas jasa secara langsung (Prasetyono, 2021). Menurut
(Adriani, 2011) Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarkan menurut peraturan-
peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan yang gunnya adalah membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung tugas untuk menyelenggarakan pemerintah.
10
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pajak adalah iuran wajib dari
rakyat kepada pemerintah yang berdasarkan Undang-Undang untuk membiayai
pengeluaran pemerintah yang menyangkut dengan tugas Negara dan masyarakat tidak
mendapatkan imbalan imbalan secara langsung.
2.1.2 Fungsi Pajak
Pajak memegang peranan yang sangat penting bagi suatu Negara, karena
pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang digunakan sebagai alat untuk
mengatur kegiatan ekonomi dan sebagai pemerataan pendapatan masyarakat.
Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari
berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut (Waluyo,
2017):
1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di
bidang sosial dan ekonomi.
2.1.3 Asas-asas Pemungutan Pajak
Asas-asas principle adalah sesuatu yang dapat kita jadikan sebagai alas,
sebagai dasar, sebagai tumpuan untuk mejelaskan sesuatu permasalahan. Suatu
pemungutan pajak harus dilandasi dengan asas-asas yang merupakan ukuran untuk
11
menentukan adil tidaknya suatu pemungutan pajak. Menurut (Waluyo, 2017) asas-
asas pemungutan pajak sebagai berikut:
1. Equality
Pemunguta pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada
orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak
(ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima.
2. Certainty
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang pihak otoritas pajak.
Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya
pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
3. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-
saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.
4. Economy
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya kewajiban pajak bagi
wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang
ditanggung wajib pajak.
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia
Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan pajak, yaitu
(Resmi, 2017):
1. Official Assesment System
12
Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan
untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2. Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu,
wajib pajak diberi kepercayaan untuk:
a. Menghitung sendiri pajak yang terutang
b. Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang
c. Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang
d. Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang
e. Mempertanggung jawabkan pajak yang terutang
3. With Holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang
ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2.1.5 Jenis-jenis Pajak
(Waluyo, 2017) mengemukakan jenis-jenis pajak terdiri atas:
1. Menurut Golongan atau Pembebanan
13
a. Pajak Langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak
yang bersangkutan.
Contoh: pajak penghasilan
b. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak subjektif, adalah pajak yang pemungutannya/ pengenaannya
berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari
syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan
b. Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
3. Menurut Pemungut dan Pengelolanya
a. Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai
b. Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
14
Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan
Pedesaan (PBB P2)
2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak
2.2.1 Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan keempat
atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada pasal 1 ayat (6) berbunyi, Nomor Pokok Wajib Pajak adalah Nomor
yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melakukan hak dan kewajiban perpajakannya.
2.2.2 Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak
Menurut (Mardiasmo, 2018) fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak.
2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan.
2.3 Pajak Penghasilan
2.3.1 Pengertian Pajak Penghasilan
Menurut dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pajak penghasilan
merupakan pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi maupun badan berdasarkan
jumlah penghasilan yang diterima selama satu tahun. Ketentuan mengenai PPh
pertama kali diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1983, dan wajib pajak
15
dikenakan pajak penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban
subjektifnya dimulai atau berakhirnya dalam tahun pajak.
Menurut (Resmi, 2017), Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu
tahun pajak. Menurut Subekti dan Asrori dalam Dina Fitriani (2009), pengertian
pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhdap orang pribadi atau
perseorangan dan badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperolehnya selama satu tahun. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan
terhadap penghasilan, dapat dikenakan secara berkala dan berulang-ulang dalam
jangka waktu tertentu baik masa pajak maupun tahun pajak (Suandy, 2011).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak penghasilan adalah pajak
yang dikenakan terhadap subjek pajak yang memperoleh atau menerima penghasilan
dan dikenakan pajak atas penghasilan selama satu tahun dengan mempertimbangkan
keadaan dan kemampuan wajib pajak.
2.3.2 Subjek Pajak Penghasilan
Subjek pajak penghasilan menurut (Resmi, 2017) adalah segala sesuatu yang
mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk
dikenakan pajak penghasilan. Subjek pajak penghasilan juga dikelompokkan menjadi
subjek pajak dalam Negeri dan subjek pajak luar Negeri, pengelompokan tersebut
diatur dalam pasal 2 ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008 (Resmi, 2017):
1. Subjek Pajak Dalam Negeri adalah:
16
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas
bulan, atau orang pribadi dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia
b. Badan yang di dirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali
unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
i. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan
ii. Pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD
iii. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah dan Pembukuannya diperiksa oleh aparat
pengawasan fungsional negara
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak.
2. Subjek Pajak Luar Negeri adalah:
a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi
yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua
belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui BUT di Indonesia
b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka dua belas
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
17
Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
BUT di Indonesia.
Berdasarkan pasal 2 UU No. 36 Tahun 2008 yang dikutip oleh (Resmi, 2017),
yang tidak termasuk Subjek Pajak adalah:
1. Kantor perwakilan negara asing.
2. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat
bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau
memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut
serta Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
3. Organisasi-organisasi Internasional dengan syarat Indonesia menjadi
anggota organisasi tersebut dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan
lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian
pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para
anggota.
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi Internasional sebagaimana
dimaksud pada nomor 3, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan
tidak menjalankan usaha, kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia. Organisasi Internasional yang tidak termasuk
subjek pajak sebagaimana dimaksud nomor 3 ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
18
5. Organisasi-organisasi Internasional yang terbentuk kerja sama trknik dan/
atau kebudayaan dengan syarat kerja sama teknik tersebut memberi
manfaat pada Negara/ pemerintahan Indonesia dan tidak menjalankan
usaha/ kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
6. Jika terdapat ketentuan perpajakan yang diatur dalam perjanjian
Internasional yang berbeda dengan ketentuan perpajakan yang diatur
dalam UU PPh, perlakuan perpajakannya didasarkan pada ketentuan
dalam perjanjian tersebut sampai dengan berakhirnya perjanjian
dimaksud, dengan syarat perjanjian tersebut telah usai sesuai dengan
Undang-Undang perjanjian Internasional.
2.3.3 Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau dikenakan
pajak). Menurut (Resmi, 2017) Objek pajak penghasilan adalah penghasilan yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,
biak yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang
termasuk objek pajak adalah:
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali
ditentukan lain dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan.
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan
19
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
a. Keuntungan karena penghasilan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota.
c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilan alihan usaha.
d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus atau derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan
atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan
e. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagaian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan
dalam perusahaan pertambangan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya.
6. Bunga termasuk premium, diskonto dam imbalan karena jaminan
pengembalian uang.
20
7. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
8. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak.
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
10. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
11. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
12. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
13. Premi asuransi.
14. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau perkerjaan bebas.
15. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
16. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
17. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
18. Susplus Bank Indonesia.
2.3.4 Dasar Hukum Pajak Penghasilan
Peraturan perundang-undangan yang mengatur pajak penghasilan di Indonesia
(Resmi, 2017) adalah:
1. UU Nomor 7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan UU Nomor 7
Tahun 1991
21
2. UU Nomor 10 Tahun 1994
3. UU Nomor 17 Tahun 2000
4. UU Nomor 36 Tahun 2008
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Menteri Keuangan
7. Keputusan Direktur Jendral Pajak dan Surat Edaran Direktur Jendral Pajak
2.3.5 Pemotongan Pajak Penghasilan
Pemotongan pajak penghasilan pasal 21 adalah wajib pajak orang pribadi atau
badan termasuk bentuk usaha tetap yang mempunyai kewajiban melakukan
pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (Resmi, 2017).
1. Pemberi kerja
2. Bendahara pemerintah
3. Dana pensiun
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta
badan yang membayar.
22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Instansi Magang
3.1.1 Sejarah PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
Usaha-usaha untuk mensejahterakan hari tua pegawai negeri dan
keluarganya sudah mulai dilaksanakan oleh pemerintah sejak tahun 1960 yang
dirintis melalui konferensi kesejahteraan pegawai negeri dari seluruh departemen
yang dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Juli 1960 di Jakarta. Konferensi
tersebut menghasilkan suatu keputusan bersama yang secara resmi dituangkan
dalam keputusan menteri pertama RI No. 338/MP/1960 Tanggal 25 Agustus 1960
yang menetapkan antara lain tentang perlunya pembentukan jaminan asuransi
sosial Pegawai Negeri sebagai bekal bagi Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya,
baik yang akan mengakhiri pengabdian kepada Negara ataupun bagi pegawai
yang mengalami kematian dimasa aktif. Keputusan Menteri pertama tersebut
ditingkatkan menjadi peraturan pemerintah Nomor 09 Tahun 1963, yang
menetapkan tentang pembelanjaan kesejahteraan pegawai negeri.
Sebagai tindak lanjutnya, kemudian diterbitkan peraturan pemerintah
Nomor 10 tahun 1963 yang menetapkan bentuk jaminan hari tua bagi pegawai
negeri kedalam tabungan dan asuransi pegawai negeri dengan iuran wajib
pegawai sebagai peserta maupun hak-haknya, yang ditetapkan berlaku surat sejak
1 Juli 1961. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan PP Nomor 10 tersebut
perlunya dibentuk suatu wadah atau badan usaha yang mengelola kegiatan itu agar
23
terorganisir dengan baik sesuai dengan tujuan dan harapan dari pencetus ide
kesejahteraan pegawai, maka pada tanggal 17 April 1963 diterbitkan peraturan
pemerintah Nomor 15 tahun 1963 yang menetapkan pendirian suatu badan usaha
pemerintah dengan nama PN Taspen. Sejalan dengan perkembangan kegiatan
perusahaan yang memerlukan kegiatan secara professional, maka dipandang perlu
untuk melakukan perubahan terhadap bentuk perusahaan Taspen, sehingga pada
tahun 1970 PN Taspen berubah menjadi Perum Taspen yang dikukuhkan dengan
SK Menteri Keuangan RI No. Kep.749/MK/IV/1970.
Namun perubahan bentuk perusahaan tersebut belum dapat memadai,
karena adapun misi dari perusahaan adalah bersifat sosial, namun aspek ekonomi
perlu juga dipertimbangkan untuk kelanjutan hidup dan perkembangan
perusahaan, maka pihak direksi meminta kepada pemerintah untuk melakukan
perubahan bentuk perusahaan dari Perum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dan diterbitkan peraturan pemerintah Nomor 26 tahun 1981 yang kemudian
dikukuhkan dengan Akte Notaris Ny. Imas Fatimah, SH Nomor 3 tahun 1982,
sehingga mulai saat itu sampai dengan sekarang Taspen resmi menjadi PT.
Taspen (Persero). PT. Taspen (Persero) selaku perusahaan milik Negara
dipandang cukup berhasil dalam mengemban tugas pemerintah untuk
mensejahterakan Pegawai Negeri Sipil, sehingga pemerintah meningkatkan
kepercayaan kepada Taspen untuk menyelenggarakan program pensiun, yang
bertujuan agar Pegawai Negeri Sipil yang berada di daerah dapat mengurus hak-
haknya melalui satu pintu dengan cara yang mudah dan sederhana.
Untuk tujuan tersebut diatas diambilah suatu kebijaksanaan yaitu dengan
pengalihan pembayaran pensiun dari KPN (Kantor Pembendaharaan Negara) dan
24
Keuangan No.720/KMK.03/1987 dan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 842. 1-
84 Tanggal 1 Januari 1987. Dalam rangka penyelenggaraan program pembayaran
pensiun, Taspen perlu mendirikan cabang-cabang terutama pada daerah atau
provinsi yang jumlah pegawai negerinya relatif banyak, pembukaan kantor-kantor
cabang baru, dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 4 tahun. Tahap
pertama, Tahun 1987 PT. Taspen (Persero) membuka 3 Kantor Cabang di
Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tahun
berikutnya 1989, dibuka sejumlah Kantor Cabang untuk wilayah Sumatera. Tahap
ketiga difokuskan untuk membuka kantor-kantor cabang diseluruh pulau Jawa dan
Madura. Tahap keempat Tahun 1990, pembukaan kantor-kantor cabang PT.
Taspen (Persero) sudah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian
Jaya, dan Timor Timur. Untuk pembukaan Kantor Cabang Utama dan Kantor
Cabang PT. Taspen (Persero) di wilayah Sumatera dilakukan berdasarkan SK
direksi Taspen No.49/DIR/SK/1987, Tanggal 8 Agustus 1987 yang menetapkan
tentang pembentukan berdirinya kantor cabang Taspen di wilayah Sumatera
dengan membagi cabang utama dan cabang dengan perincian sebagai berikut :
1. Cabang utama PT. Taspen (Persero) Medan yang mengkoordinir Taspen
Cabang Siantar dan Taspen cabang Banda Aceh.
2. Cabang utama PT. Taspen (Persero) Padang yang mengkoordinir Taspen
Cabang Jambi, Taspen Cabang Bukit Tinggi dan Taspen Cabang
Pekanbaru.
3. Cabang utama PT. Taspen (Persero) Palembang yang mengkoordinir
Taspen Cabang Bengkulu dan Taspen Cabang Lampung.
25
Pemerintah memberikan kepercayaan kepada kantor PT. Taspen (Persero)
untuk menyelenggarakan pembayaran pensiun Pegawai Negeri Sipil pusat di
wilayah Sumatera berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 702/KMK.03/1987
Tanggal 31 Oktober 1987 dan pembayaran pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah
Otonom berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 842.1-1402 Tanggal 14
November 1987. Bulan desember dibukalah kantor PT. Taspen (Persero) Cabang
Jambi dengan menyewa gedung berlantai 1 yang terletak di Jl. Arief Rachman
Hakim No.24 Jambi, Kantor PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi sendiri, secara
resmi dioperasikan terhitung mulai bulan Januari 1988. Kewenangan saat itu
hanya sebatas pada penerimaan penelitian, dan permohonan klim THT dan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) pensiun pertama serta membayarkan pensiun
bulanan.
Kebijakan direksi Taspen memberikan kewenangan kepada kantor-kantor
cabang dibawah kantor cabang utama Padang, yakni kantor cabang Pekanbaru,
Bukit Tinggi, dan Jambi untuk memproses seluruh surat permintaan pembayaran
pensiun dan pencetakan Dapem di wiliyah kerjanya masing-masing sangat
meringankan beban kerja Kantor Cabang Utama Padang. Perkembangan
selanjutnya, berdasarkan SK direksi No.23/DIR/SK/1989, terhitung mulai 1 April
1989 seluruh kantor unit Taspen di Sumatera dihapus dan digabung ke kantor
Cabang. Dengan berdirinya kantor cabang Jambi, maka seluruh pegawai yang
berada di Provinsi Jambi tidak perlu lagi mengajukan hak-haknya secara cek pos
atau rekening bank melalui KPKN sebagaimana dilakukan selama ini, disamping
proses yang memakan waktu cukup lama dan informasi tentang hak-hak peserta
sulit didapat. Namun sekarang permasalahan itu sudah dapat diatasi terutama
26
informasi mengenai hak-hak kepesertaan Taspen sudah dapat diminta/ditanyakan
langsung ke Kantor Cabang Jambi.
Kemudian untuk lebih mendekatkan diri kepada peserta dan dalam rangka
penyebarluasan informasi ketaspenan sampai ke daerah tingkat II, maka
dibentuklah unit-unit kantor cabang terutama daerah-daerah yang jumlah peserta
atau pegawai negerinya cukup banyak yaitu :
1. Unit Muaro Bungo yang membawahi Kabupaten Muaro Bungo dan
Kabupaten Sarolangun.
2. Unit Taspen Kerinci yang membawahi Kabupaten Kerinci. Sedangkan
Kotamadya Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung langsung berada dibawah
kantor cabang Jambi, namun berdasarkan pengamatan bahwa unit-unit
tersebut dinilai kurang efisien dan perannya tidak maksimal karena kantor
cabang Jambi masih terjangkau dengan transportasi darat, sehingga kantor
unit tersebut terpaksa dibubarkan.
Dengan demikian untuk daerah Provinsi Jambi hanya ada Kantor Cabang
Taspen dan sebagai perpanjangan informasi, maka diadakan hubungan kerja sama
dengan kantor Pos dan Giro, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Pembangunan
Daerah. Sarana dan Prasarana yang memadai sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan usaha pelayanan, antara lain dengan adanya gedung kantor yang
permanent dan refresentatif. Tahun 1989 barulah dibangun gedung kantor PT.
Taspen (Persero) Cabang Jambi yang beralamat di Jl. Letkol Slamet Riyadi diatas
tanah yang seluas 1700 m2. Gedung Kantor ini, dibangun dua lantai dan
dirancang sesuai dengan tujuan dan fungsinya sebagai pusat kegiatan administrasi.
Penampilan yang kokoh dan berciri khas Daerah Jambi sengaja dibentuk dengan
27
bantuan kontraktor PT. Yalsari Jaya dan Konsultan PT. Yoda Karya. Gedung PT.
Taspen (Persero) Cabang Jambi diresmikan pada Tanggal 5 November 1995 oleh
Gubernur Provinsi Jambi H. Abdurrachman Sayoeti didampingi oleh Direktur
Tekhnik PT. Taspen (Persero) H. Umar Mansyur saat itu, dan hingga sekarang
Kantor PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi masih berdiri dengan megah.
3.1.2 Visi dan Misi PT. Taspen (Persero)
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PT. Taspen (Persero) Cabang
Jambi memiliki visi dan misi yang jelas, yaitu :
A. Visi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
Menjadi pengolah Pensiun dan Tabungan Hari Tua serta jaminan sosial
yang terpercaya. Makna visi kantor PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
adalah menjadi pengelolah Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya.
Ruang lingkup usaha Taspen adalah menyelenggarakan Program Hari Tua
(termasuk asuransi kematian), Program Pensiun (termasuk Uang Duka
Wafat), program Kesejahteraan PNS serta jaminan sosial lainnya.
B. Misi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan
stakeholder lainnya secara professional dan akuntabel berlandaskan
integritas dan etika yang tinggi. Makna misi kantor PT. Taspen (Persero)
Cabang Jambi adalah manfaat dan pelayanan yang semakin baik, untuk
memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya
meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal.
3.1.3 Motto Pelayanan PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
1. Tepat Orang
28
Pembayaran klaim kepada peserta dilakukan kepada peserta yang
memiliki identitas tunggal meliputi NIP, Nama, Tanggal Lahir, Jenis
Kelamin, Status, Instansi dan Domisili sesuai dengan dokumen
kepesertaan yang sah.
2. Tepat Waktu
Penyampaian informasi, dokumen, dan pembayaran manfaat kepada
peserta dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan.
3. Tepat Jumlah
Besarnya pembayaran manfaat kepada peserta berdasarkan perhitungan
komponen dan koefisien yang telah ditetapkan tanpa adanya pembebanan
biaya dan potongan dalam bentuk apapun.
4. Tepat Tempat
Pembayaran manfaat kepada peserta dilakukan di tempat-tempat
pengambilan klaim sesuai permintaan peserta yang tercantum dalam
dokumen permohonan pembayaran klaim.
5. Tepat Administrasi
Tata kelola dokumen kepesertaan dan pembayaran klaim dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip mudah, cepat, akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3.1.4 Struktur Organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menerangkan hubungan
diantara berbagai fungsi status, atau apapun yang menunujukkan tanggung
jawab dan wewenang tersebut. Struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuannya, karena struktur organisasi
29
memberikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanan, dan
pengawasan serta pemonitoran aktivitas perusahaan. Struktur yang digunakan
oleh perusahaaan dapat dilihat dalam gambar 1 sebagai berikut :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi
ASSISTANT
MANAGER
UMUM & SDM
ANDAIKATA
BR. BARUS
NIK. 2220
ASSISTANT
MANAGER
PELAYANAN &
MANFAAT
-
ASSISTANT
MANAGER OF
DATA
MANAGEMENT
FURQON
HIDAYAT
NIK. 3687
ASSISTANT
MANAGER KAS
& VERIFIKASI
SPJ
ELISABETH
SIBARANI
NIK. 3588
ASSISTANT
MANAGER ADM
& KEUANGAN
AMWAL
FESTRA
NARIZA
NIK. 3677
STAFF UMUM &
SDM
RIDHO
PRATOMO
NIK. 3165
STAFF ADM &
KEUANGAN
DODI DWI
SAPUTRA
NIK. 3744
STAFF KAS &
VERIFIKASI
DESRI LIANA
PUTRI
NIK. 3740
STAFF
KEPESERTAAN
MARJOHAN
NIK. 1114
BISMAR
NIK. 1225
STAFF
ACCOUNT
OFFICER &
VERIFIKASI
TEGUH
MARIANAS
NIK. 3178
STAFF LAYANAN
DENNI ARAFIQI
NIK. 3216
METTY SURYANI L
NIK. 1221
PUTRI INDAH
NIK. 3775
YUNITA WULANDARI
NIK. 3300
M. SALDI
NIK. 1399
BRANCH MANAGER N. RATNA KUSBANDIAH
NIK. 2258
30
3.1.5 Uraian Tugas dan Wewenang
Adapun tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
sebagai berikut :
1. Kepala Cabang
a. Bertindak atas nama direksi serta mengikat cabang dengan pihak-
pihak lain atas persetujuan Direksi PT. Taspen (Persero).
b. Membantu menjabarkan kebijakan perusahaan yang menyangkut
Kantor Cabang.
c. Memberikan pengarahan serta pembinaan kepada jajaran dibawahnya
yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Bertanggung jawab terhadap pembinaan usaha kecil dan koperasi di
unit kerjanya.
e. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian dari pencatatan
identifikasi masalah yang berkaitan dengan mutu.
2. Kepala Seksi Layanan dan Manfaat
a. Mengesahkan kebenaran pengajuan klaim manfaat program Taspen.
b. Menetapkan besarnya klaim manfaat program Taspen.
c. Melaksanakan pelayanan sesuai prosedur yang ditetapkan,
memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas terselenggaaranya kegiatan seksi penetapan
klaim.
e. Bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pelayanan kepada
peserta.
3. Kepala Seksi Kepesertaan
31
a. Mengkoordinasikan kegiatan pengadministrasian dan pemeliharaan
data peserta program Taspen.
b. Mengkoordinasikan pengiriman, penerimaan data dari kantor pusat
dan antar kantor cabang dan/atau instansi terkait sesuai kebutuhan.
c. Menetapkan besarnya tagihan premi peserta program Taspen.
d. Menganalisa dan mengendalikan data peserta program Taspen.
e. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan seksi administrasi
peserta pemasaran.
4. Kepala Seksi Umum dan SDM
a. Mengkoordinasikan kegiatan kesekretariatan, kehumasan, dan
keamanan, kearsipan, pendidikan dan latihan serta non kedinasan
lainnya.
b. Mengelola informasi atau publikasi mengenai PT. Taspen (Persero)
Cabang Jambi.
c. Aktif menghimpun informasi di lingkungan PT. Taspen bagi PNS
aktif dan pensiunan PNS).
d. Melaksanakan dokumentasi terhadap seluruh kegiatan sistem mutu
yang telah disepakati.
5. Kepala Kas dan Verifikasi
a. Melakukan tugas verifikasi sebagai langkah fre-audit keuangan
kantor cabang.
b. Menyiapkan uang dan surat-surat berharga.
c. Melakukan pembayaran manfaat kepada peserta baik secara tunai,
maupun melalui transfer rekening atau cek pos.
32
d. Melakukan penagihan terhadap rekening pasif.
6. Kepala Seksi Keuangan
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan fungsi-
fungsi keuangan kantor cabang.
b. Merencanakan dan mengendalikan anggaran kantor cabang.
c. Menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan kantor cabang.
d. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan kantor cabang.
e. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen kantor cabang.
3.2 Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang
pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal
21 dan/atau Pajak Penghasilan 26 sehubungan dengan pekerja, jasa, dan
kegiatan orang pribadi. Dalam peraturan baru tersebut, yang berkewajiban
melakukan pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah wajib pajak
orang pribadi atau wajib pajak badan, termasuk bentuk usaha tetap, yang
mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilaan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 26 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
3.2.1 Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Berupa Uang Manfaat
Pensiun dan Pesangon
Orang pribadi dalam Negeri yang menerima penghasilan berupa uang
pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua yang
33
dibayarkan sekaligus dikenai pemotongan PPh Pasal 21 bersifat final. Uang
Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk
Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan nama dan
dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi
pemutusan hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak.
Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang
dibayarkan kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun oleh Dana
Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
a. Tarif PPh pasal 21 untuk penghasilan berupa uang pesangon
diberlakukan kumulatif bersifat final :
Tabel 3.1
Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
Penghasilan Netto Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan 50 juta 5%
50 juta sampai dengan 250 juta 15%
250 juta sampai dengan 500 juta 25%
Diatas 500 juta 30%
b. Tarif PPh pasal 21 untuk penghasilan berupa uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua diberlakukan kumulatif
bersifat final:
34
i. Penghasilan bruto sampai dengan Rp 50.000.000 sebesar 0%
ii. Penghasilan bruto diatas Rp 50.000.000 sebesar 5%
Pembayaran dianggap sekaligus jika sebagian atau seluruh
pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun kalender.
Pembayaran sekaligus meliputi :
1. Pembayaran sebanyak-banyaknya 20% dari manfaat pensiun yang
dibayarkan secara sekaligus pada saat Pegawai sebagai peserta pensiun
atau meninggal dunia.
2. Pembayaran manfaat pensiun bulanan yang lebih kecil dari suatu jumlah
tertentu yang ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Menteri Keuangan
yang dibayarkan secara sekaligus
3. Pengalihan Uang Manfaat Pensiun kepada perusahaan asuransi jiwa
dengan cara Dana Pensiun membeli anuitas seumur hidup.
4. Bila PPh yang terutang dibayar pada tahun ketiga dan tahun-tahun
berikutnya, pemotongannya dilakukan dengan menerapkan tarif pasal 17
UU PPh yang bersifat tidak final dan bagi pegawai dapat diperhitungkan
sebagai kredit pajak.
5. Bagi pegawai yang tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif lebih tinggi
20% dari tarif pasal pasal 17 UU PPh.
Berikut ketentuan lainya mengenai PPh atas uang pesangon, uang
manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua yang dibayar
sekaligus:
1. Dalam hal pemberi kerja mengalihkan Uang Pesangon secara bertahap
atau berkala kepada Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja, Pegawai
35
dianggap belum menerima hak atas Uang Pesangon sehingga tidak
terutang Pajak Penghasilan Pasal 21 yang bersifat final. Pada saat
Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja membayar Uang Pesangon
kepada Pegawai, dilakukan pemotongan PPh pasal 21 yang bersifat final
oleh Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja.
2. Dalam hal terjadi pengalihan Uang Manfaat Pensiun kepada perusahaan
asuransi jiwa dengan cara Dana Pensiun membeli anuitas seumur hidup,
pegawai sebagai peserta dianggap telah menerima hak atas Uang
Manfaat Pensiun yang dibayarkan secara sekaligus sehingga terutang
PPh pasal 21 yang bersifat final. Pemotongan dilakukan oleh Dana
Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan pada saat
pembelian anuitas seumur hidup. Pada saat perusahaan asuransi jiwa
membayar Uang Manfaat Pensiun kepada Pegawai, tidak dilakukan
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21.
3. PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong Pajak untuk setiap masa
wajib disetor ke Kantor Pos atau bank persepsi, paling lama 10 hari
setelah Masa Pajak berakhir.
4. Pemotong Pajak wajib melaporkan pemotongan dan penyetorannya
dengan menyampaikan SPT masa PPh 21 paling lambat 20 hari setalah
masa pajak berakhir.
5. Pemotong wajib memberikan bukti potong baik dimainta maupun tidak
pada saat pemotongan kepada pegawai yang menerima penghasilan
tesebut termasuk pegawai yang dikenakan tarif 0%.
36
3.2.2 Cara Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai
Tetap
Cara perhitungan atas gaji pegawai yaitu menggunakan tarif pasal 17
ayat (1) x Penghasilan Kena Pajak (PKP) Penghasilan Kena Pajak =
(Penghasilan Bruto – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun – PTKP).
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Bapak andre purnomo bekerja pada kantor PT. Taspen Kota Jambi dengan status
menikah dan memiliki 1 (satu) anak dengan memperoleh gaji sebulan Rp.
3.800.000-, dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000-,. Perhitungan
PPh Pasal 21 sebagai berikut :
Tabel 3.2
Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai Tetap
Gaji sebulan Rp. 3.800.000-,
Pengurangan
Biaya Jabatan
5% X Rp. 3.800.000-,
Rp. 180.000-,
Iuran Pesiun Rp. 200.000-, +
Penghasilan Bruto Rp. 380.000-, -
Penghasilan Neto Sebulan Rp. 3.000.000-,
Penghasilan Neto Setahun
12 X Rp. 3.000.000-,
Rp. 36.000.000-,
PTKP Setahun
Untuk WP Sendiri Rp. 54.000.00-,
Tambahan WP Kawin Rp. 4.500.000-,
Tambahan 1 Anak Rp. 4.500.000-, +
Rp. 63.000.000-, -
Penghasilan Kena Pajak Setahun (Rp. 27.000.000-,)
37
Penghasilan Bapak Andre Purnomo, pegawai tetap PT. Taspen adalah
Rp. 3.800.000,-. Sehingga Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah NIHIL. Karena
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Bapak Andre Purnomo dibawah Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP).
Tabel 3.3
Tabel Tarif PTKP Terbaru
PTKP Tarif
TK/0 Rp. 54.000.000
TK/1 Rp. 58.500.000
TK/2 Rp. 63.000.000
TK/3 Rp. 67.500.000
K/0 Rp.58.500.000
K/1 Rp. 63.000.000
K/2 Rp. 67.500.000
K/3 Rp. 72.000.000
3.2.3 Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas
Pegawai Tetap
1. Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Pasal 21 Wajib Pajak Orang Pribadi
yang digunakan perusahaan adalah formulir kertas (hardcopy)
2. Formulir SPT diperoleh dengan cara print manual dari softcopy yang
dimiliki perusahaan dalam bentuk Microsoft excel
3. Formulir SPT Tahunan PPh Pasal 21 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
dibagikan ke semua karyawan untuk diri sendiri
38
4. Setelah terisi, formulir dikembalikan ke akuntan untuk diteliti dan
dilaporkan ke KPP Pratama Jambi. Sesuai dengan peraturan perpajakan
yang berlaku, batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Pasal 21
Wajib Pajak Orang Pribadi paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir
tahun pajak pada tanggal 20 setiap bulannya.
5. Sarana yang digunakan dalam pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi, bukti setor dari Bank BRI, dan lampiran SSP masa yang telah
disetor setiap bulan selama tahun pajak yang bersangkutan.
6. Setelah melakukan pelaporan, Wajib Pajak akan memperoleh bukti
potong dari KPP Pratama Jambi. Bukti potong tersebut sebagai bukti
bahwa wajib pajak telah melakukan kewajiban perpajakannya yaitu
melaporkan SPT.
Seiring perkembangan zaman yang semakin cepat serta masyarakat yang
menuntut sebuah efesien, efektif, dan praktis akhirnya pemerintah dalam hal ini
adalah kementrian keuangan mengeluarkan sebuah kebijakan yang mewajibkan
seluruh wajib pajak untuk menggunakan sistem pelaporan pajak secara online
(e-filing) atau yang saat ini disebut dengan (surat pemberitahuan). Secara singkat
cara pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji Pegawai dapat dilihat melalui flowchart
berikut ini :
39
Gambar 3.2
Flowchart Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Pegawai Tetap
Wajib Pajak KPP
Cara pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji Pegawai menggunakan sistem e-filing
1. Melakukan pendaftaran e-FIN
2. Melakukan pendaftaran e-filing
3. Lakukan aktivasi akun
4. Login akun e-filing
5. Memilih jenis SPT
6. Mengisi tahun pajak dan kode pembetulan
7. Melakukan perekaman SPT
8. Setelah itu akan muncul rekap perhitungan PPh anda
Mulai
Login
Isi form SPT Isi form SPT
E-mail verifikasi
E-spt Selesai
40
9. Pengisian telah selesai, Klik tanda simpan
10. Klik “ Ambil Kode Verifikasi”
11. Mengisi data SPT
12. Pelaporan selesai, tanda terima anda akan dikirim ke email anda
41
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada BAB III, penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Perhitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap
pada PT. Taspen penulis menyimpulkan bahwa perhitungan dapat dilakukan
pemotongan setiap pegawai berdasarkan golongan, pegawai yang memiliki
golongan lebih tinggi maka memiliki gaji pokok yang lebih tinggi, bagi yang
memiliki tanggungan 1 anak pasti PTKP nya berbeda dengan yang memiliki
tanggungan 2 anak atau lebih, bagi yang tidak memiliki NPWP dikenakan potongan
PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% dari tarif yang memiliki NPWP, setelah
dilakukannya perhitungan.
2. Pegawai harus melakukan pelaporan setiap bulannya dan harus diterbitkan bukti
pemotongan pajak penghasilan PPh Pasal 21 yang sah. Batas pelaporan yang
dipotong oleh pemotong PPh adalah tanggal 20 bulan selanjutnya, PT. Taspen
sendiri melakukan pelaporan PPh Pasal 21 dua hari setelah pembayaran angsuran
PPh Pasal 21, hal ini dikarenakan dua hari selanjutnya jatuh pada hari kerja
sehingga PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi memajukan tanggal pelaporan.
Karena pelaporan dan perhitungan tersebut jatuh pada hari libur atau tanggal merah,
maka tanggal pelaporan dan perhitungan dapat digeser pada hari kerja.
42
4.2 Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka penulis laporan ini ingin memberikan
saran yang sekiranya dapat berguna bagi semua pihak :
1. PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi diharapkan agar lebih maju lagi dan dapat
mempertahankan kinerja prestasi yang telah diraih perusahaan selama ini, maka dari
itu diperlukan inovasi baru dan perbaikan-perbaikan yang dapat meningkatkan citra
perusahaan di masyarakat.
2. PT. Taspen (Persero) Cabang Jambi sebaiknya melakukan penyuluhan dengan
mendatangkan pihak KPP untuk memberikan pemahaman tentang sistem pelaporan
pajak menggunakan sistem e-filing, agar karyawan benar-benar memahami tentang
sistem pelaporan tersebut sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pelaporan
pajak.
43
DAFTAR PUSTAKA
Abut, Hilarius. (2010). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Diadit Media.
Adriani, (2014). Teori perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul. (2014). Perpajakan Konsep, Aplikasi, Contoh dan Studi Kasus. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo, (2018). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Yogyakarta: Andi.
Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku Pintar Pajak. Jogjakarta: Laksaana
Resmi, Siti. (2017). Perpajakan Teori dan Kasus. Buku 1 Edisi 10. Jakarta: Salemba
Empat.
UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008, Tentang Perubahan Keempat
atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Waluyo, (2017). Perpajakan Indonesia. Edisi 12 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Maya Istiqamah
2. Tempat, tanggal lahir : Jambi, 5 Juni 1999
3. Alamat Rumah : Jl. Sunan Kali Jaga Lrg. Mulia Kec. Kota Baru
4. Email : [email protected]
5. No. Handphone : 085357060717
6. Program Studi : Perpajakan
7. Riwayat Pendidikan :
No Nama Pendidikan Tempat Tahun Jurusan
Dari Sampai
1. Sekolah Dasar SDN 25 KOTA JAMBI 2005 2012 Umum
2. Sekolah Menengah Pertama SMPN 8 KOTA JAMBI 2012 2015 Umum
3. Sekolah Menengah Atas SMAN 8 KOTA JAMBI 2015 2018 Umum
Jambi, Juni 2021
Maya Istiqamah
NIM. C0D018002
Lampiran 2 Laporan Kegiatan Harian Magang
Kegiatan Harian : 08 Februari 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
09.00 – 10.00
10.00 – 13.00
Briefing Hak dan Kewajiban mahasiswa magang serta serah
terima mahasiwa magang.
Perkenalan dengan semua karyawan PT. Taspen dan
penempatan tempat magang pada bagian layanan.
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun
Kegiatan Harian : 09 Februari 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13. 00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 10 Februari 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 11 Februari 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 12 Februari 2021
Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Libur
Kegiatan Harian : 15 Februari 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Menata, mengelola, dan verifikasi dokumen atau arsip
keuangan.
Kegiatan Harian : 16 Februari 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Pemeliharaan data keluarga dan mengupdate informasi data
peserta pensiun.
Kegiatan Harian : 17 Februari 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Pemeliharaan data keluarga dan mengupdate informasi data
peserta pensiun.
Kegiatan Harian : 18 Februari 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 19 Februari 2021
Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Mengurutkan nomor dosir pada data-data pensiun dan
memasukkan data pada map berkas sesuai nomor dosir.
Kegiatan Harian : 22 Februari 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 23 Februari 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 24 Februari 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Menata, mengelola, dan verifikasi dokumen atau arsip
keuangan.
Kegiatan Harian : 25 Februari 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 26 Februari 2021
Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 01 Maret 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Perbaikan data invalid Pegawai Negeri Sipil.
Kegiatan Harian : 02 Maret 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Perbaikan data invalide Pegawai Negeri Sipil.
Kegiatan Harian : 03 Maret 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 04 Maret 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Pemeliharaan data keluarga dan mengupdate informasi data
peserta.
Kegiatan Harian : 05 Maret 2021
Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00
Mengurutkan nomor dosir pada data-data pensiun dan
memasukkan data pada map berkas sesuai nomor dosir.
Kegiatan Harian : 08 Maret 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Mengurutkan nomor dosir pada data-data pensiun dan
memasukan data pada map berkas sesuai nomor dosir.
Kegiatan Harian : 09 Maret 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 10 Maret 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Mengurutkan nomor dosir pada data-data pensiun dan
memasukan data pada map berkas sesuai nomor dosir.
Kegiatan Harian : 11 Maret 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
Libur
Kegiatan Harian : 12 Maret 2021
Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 15 Maret 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 16 Maret 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 17 Maret 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 18 Maret 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Menata, mengelola dan verifikasi daokumen atau arsip
keuangan.
Kegiatan Harian : 19 Maret 2021
Jumat
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Siraman Rohani bersama Karyawan PT. Taspen (Persero)
Cabang Jambi
Kegiatan Harian : 22 Maret 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 23 Maret 2021
Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 24 Maret 2021
Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 25 Maret 2021
Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Kegiatan Harian : 08 Maret 2021
Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
13.00 – 15.00 Perekaman Enrrolment dan mengontentikasi nasabah pensiun.
Lampiran 3 Daftar Nilai Magang
Lampiran 4 Foto Kegiatan Magang