LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TAHUN 2014banksulteng.co.id/data/LAPORAN TATA KELOLA 2016.pdf · ......
Transcript of LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TAHUN 2014banksulteng.co.id/data/LAPORAN TATA KELOLA 2016.pdf · ......
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 1 PT. BANK SULTENG
BAB I
I. PENDAHULUAN
Tata Kelola merupakan serangkaian mekanisme yang merefleksikan suatu struktur
pengelolaan perusahaan yang menetapkan distribusi hak dan tanggung jawab diantara
berbagai parisipan pada perusahaan, termasuk para Pemegang Saham, Dewan Komisari
s, Direksi, Manajer, Karyawan, dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) lainntya.
Tata Kelola juga menegaskan filosofi bahwa pengelolaan perusahaan merupakan
amanah dari berdirinya perusahaan dan oleh karenanya semua pihak harus berpikir dan
bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan.
Tujuan dari pada penerapan tata kelola ini pada awalnya merupakan langkah dalam
mewujudkan program restrukturisasi perbankan sesuai dengan Arsitektur Perbankan
Indonesia (APl) pada Pilar lV, yakni menciptakan lndustri Perbankan yang kuat, dan
sejalan dengan Penerapan BASEL II pada Pilar lll tentang market decipline yang berkaitan
dengan disclosure dan transparency Roadmap Arsitektur Perbankan Indonesia (APl) yang
diluncurkan pada tanggal 09 Januari 2004 merupakan suatu kerangka dasar sistem
perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan
tatanan Industri Perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan.
Arah kebijakan API tersebut dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang
sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Penerapan tata kelola dapat memberikan kontribusi yang strategis dalam menciptakan
iklim bisnis yang sehat, meningkatkan kemampuan daya saing serta sangat efektif
menghindari penyimpangan-penyimpangan dan pencegahan terhadap fraud dan
penyalahgunaan kewenangan. Pokok-pokok pelaksanaan tata kelola diwujudkan dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi; kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi
pengendalian intern bank; penerapan fungsi kepatuhan; auditor internal dan auditor
eksternal; penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern
penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; rencana strategis
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 2 PT. BANK SULTENG
bank; dan transparasi kondisi keuangan dan non keuangan. Penerapan tata kelola
perusahaan yang baik saat ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat meningkatkan
dan mengembangkan pengelolaan perusahaan dengan baik, sehingga mengarah pada
praktek-praktek bisnis terbaik yang sesuai dengan standar yang dimiliki. Dengan
komitmen dan kepatuhan pada penerapan tata kelola perusahaan yang baik diharapkan
dapat menjamin pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya terhadap perusahaan. Tata Kelola merupakan konsep yang dapat
meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen,
dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan berlandaskan
pada kerangka peraturan. Tata Kelola diajukan untuk tercapainya pengelolaan
perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila hal ini
diterapkan dengan baik, maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat
seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang semakin baik dan nantinya
menguntungkan banyak pihak. Sistem tata kelola memberikan perlindungan efektif bagi
pemegang saham dan kreditor, agar mereka yakin untuk memperoleh return atas
investasinya. Tata kelola juga membantu menciptakan lingkungan kondusif sehingga
terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable disektor korporat. Tata kelola
dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara
pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal
dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Dalam dunia bisnis
yang penuh dengan persaingan dan perubahan, perusahaan harus memiliki nilai lebih
dari daya tarik industri bagi para stakeholder. Suatu tata kelola perusahaan yang baik
sangat diperlukan untuk menjawab tantangan persaingan dan perubahan tersebut. Oleh
karena itu Bank senantiasa berupaya meningkatkan suatu tata kelola perusahaan yang
baik dengan mengacu best practices serta mematuhi ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku maupun ketentuan dan peraturan otoritas regulator
lainnya.
Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank
yang semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis
sehingga menuntut bank-bank untuk berusaha lebih efektif dan efisien. Kelangsungan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 3 PT. BANK SULTENG
hidup suatu bank sangat dipengaruhi oleh Corporate Governance atau tata kelola bank
tersebut. Good Corporate Governance merupakan sistem pengendalian dan pengaturan
bank yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus
bank (hard definition), maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari
mekanisme pengelolaan itu sendiri. Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
55/POJK.03/20016 tanggal 07 Desember 2016 serta Surat Edaran Bank Indonesia No.
15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum, yang menjadi dasar hukum Good Corporate Governance dalam sektor
perbankan, mendefinisikan Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank
yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran ( fairness). Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara Dewan
Komisaris, Dewan Direksi, para pemegang saham dan stakeholders lainnya.
Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan
sasaran-sasaran dari suatu bank, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik
monitoring kinerja, maka dalam rangka meningkatkan kinerja Bank guna melindungi
kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri
perbankan, diperlukan pelaksanaan Good Corporate Governance secara tepat dan
terukur. Dengan semakin kompleknya Risiko yang dihadapi bank, maka semakin
meningkat pula kebutuhan praktek Good Corporate Governance oleh perbankan.
Tata kelola adalah faktor yang sangat penting dalam industri perbankan dalam
memelihara kepercayaan dan keyakinan pemegang saham. Bank Sulteng sebagai Bank
milik daerah yang menjadi tumpuan harapan masyarakat Sulawesi Tengah menyadari
pentingnya tata kelola bank yang baik (Good Corporate Governance) untuk mendukung
pertumbuhan usaha serta memberi nilai tambah bagi seluruh stakeholders.
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Sulteng berkomitmen dan berkeyakinan bahwa
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang tepat merupakan
salah satu prasyarat mutlak dalam proses penyelenggaraan aktivitas dan operasional
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 4 PT. BANK SULTENG
Bank. Penerapan prinsip GCG secara baik diharapkan akan meningkatkan kepercayaan
investor dan stakeholder serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya.
Dapat diyakini bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG yang
konsisten diharapkan akan memberikan manfaat, baik bagi Bank maupun para
pemangku kepentingan lainnya yaitu dengan:
1. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-
hatian dalam pengelolaan/pengurusan Bank.
2. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi yang terukur, mengefektifkan manajemen dan
meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
3. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor, nasabah dan debitur serta para
pemegang saham.
4. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.
5. Dapat meminimalisir terjadinya fraud yang bisa merugikan Bank.
6. Dapat memberikan kontribusi laba yang optimal.
A. Prinsip-Prinsip Utama Good Corporate Gevernance
Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus senantiasa
berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut:
1. Transparency (Keterbukaan)
Transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan. Dalam mewujudkan transparansi, bank harus menyediakan informasi
yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada pihak yang berkepentingan dengan
bank tersebut. Selain itu, para investor harus dapat mengakses informasi penting
bank secara mudah pada saat diperlukan. Penyediaan informasi yang memadai,
akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders harus dilakukan oleh bank agar
dapat dikatakan transparan. Pengungkapan yang memadai sangat diperlukan
oleh investor dalam kemampuannya untuk membuat keputusan terhadap risiko
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 5 PT. BANK SULTENG
dan keuntungan dari investasinya. Kurangnya pernyataan keuangan yang
menyeluruh menyulitkan pihak luar untuk menentukan apakah bank tersebut
memiliki dana dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Kurangnya informasi akan
membatasi kemampuan investor untuk memperkirakan nilai dan risiko serta
pertambahan dari perubahan modal (volatility of capital). Dengan keterbukaan
informasi tersebut maka para stakeholder dapat menilai kinerja berikut
mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam melakukan transaksi dengan
perusahaan. Adanya informasi kinerja perusahaan yang diungkap secara akurat,
tepat waktu, jelas, konsisten, dan dapat diperbandingkan, dapat menghasilkan
efisiensi atau disiplin pasar. Selanjutnya, jika prinsip transparansi dilaksanakan
dengan baik dan tepat, akan dapat mencegah terjadinya benturan kepentingan
(conflict of interest) berbagai pihak dalam perusahaan.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Accountability (akuntabilitas) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bila
prinsip accountability (akuntabilitas) ini diterapkan secara efektif, maka bank
akan terhindar dari agency problem (benturan kepentingan peran). Pengelolaan
bank harus didasarkan pada pembagian kekuasaan diantara pejabat bank, yang
bertanggung jawab pada pengoperasian setiap harinya, dan pemegang
sahamnya yang diwakili oleh Dewan Direksi. Dewan Direksi diharapkan untuk
menetapkan kesalahan (oversight) dan pengawasan. Masalah yang sering
ditemukan di perusahaan-perusahaan Indonesia adalah kurang efektifnya fungsi
pengawasan Dewan Komisaris. Atau bahkan sebaliknya, Komisaris mengambil
alih peran berikut wewenang yang seharusnya dijalankan Direksi. Oleh karena itu
diperlukan kejelasan mengenai tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta
suatu mekanisme checks and balances kewenangan dan peran dalam mengelola
perusahaan.
Beberapa bentuk implementasi lain dari prinsip akuntabilitas ini antara lain:
a. Praktek Audit Internal yang efektif, serta
b. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dalam
anggaran dasar perusahaan, kebijakan, dan prosedur di bank.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 6 PT. BANK SULTENG
3. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Responsibility (pertanggungjawaban) adalah kesesuaian atau kepatuhan
didalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku termasuk yang berkaitan
dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup,
kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat.
Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam
kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan eksternalitas (dampak luar
kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat. Di luar hal
itu, lewat prinsip responsibilitas ini juga diharapkan membantu peran
pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja
pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme
pasar.
4. Independency (Kemandirian)
Independency atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana bank dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Independensi penting sekali dalam
proses pengambilan keputusan. Hilangnya independensi dalam proses
pengambilan keputusan akan menghilangkan objektivitas dalam pengambilan
keputusan tersebut. Independensi merupakan prinsip penting dalam penerapan
Tata Kelola di Indonesia. Untuk meningkatkan independensi dalam pengambilan
keputusan bisnis, perusahaan hendaknya mengembangkan beberapa aturan,
pedoman, dan praktek di tingkat pengurus bank, terutama di tingkat Dewan
Komisaris dan Direksi yang oleh Undang-undang diberi amanat untuk mengurus
perusahaan dengan sebaik-baiknya.
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 7 PT. BANK SULTENG
undangan yang berlaku. Fairness diharapkan membuat seluruh aset bank dikelola
secara baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan
pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Secara sederhana kesetaraan
didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan
yang berlaku. Dalam pengelolaan bank perlu ditekankan pada kesetaraan,
terutama untuk pemegang saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak
yang jelas tentang kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukum yang
dijalankan untuk melindungi hak-haknya.
Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak stakeholder berdasarkan
sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor
khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan. Bentuk
kecurangan ini bisa berupa insider trading (transaksi yang melibatkan informasi
orang dalam), fraud (penipuan), dilusi saham (nilai perusahaan berkurang),
korupsi-kolusi-nepotisme (KKN), atau keputusan-keputusan yang dapat
merugikan seperti pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan, penerbitan
saham baru, merger, akuisisi, atau pengambil-alihan perusahaan lain.
Ada beberapa pertimbangan strategis dalam menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik, yaitu:
a. Bank adalah sebagai lembaga kepercayaan.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah dan Masyarakat, Bank harus :
Memiliki Kinerja Keuangan (Financial Peformance) yang baik.
Memiliki Tingkat Kesehatan Bank Yang Baik.
Memiliki Kecukupan Modal diatas ketentuan minimum dan Profil Risiko secara
komposit Rendah.
Dapat menjaga kerahasiaan Nasabah penyimpan dan simpanannya serta
rahasia Perusahaan.
Keterbukaan dalam penyampaian informasi kepada Publik berkaitan dengan
produk dan aktivitas baru Bank.
Menjaga kepentingan shareholders dan stakeholders.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 8 PT. BANK SULTENG
Selalu bersaing secara sehat dalam menetapkan harga (price) atau suku bunga
dana dan kredit/pembiayaan serta melaksanakan etika bisnis industri
perbankan dengan baik.
Mengendalikan risiko reputasi agar dapat mencegah persepsi negatif kepada
Bank sekaligus menjaga Pencitraan bagi Bank.
Memiliki Sumber Daya Manusia yang handal, profesional, integritas yang
tinggi, serta akhlak dan moral yang baik.
Menerapkan Tata Kelola Perusahaan secara konsisten dan berkelanjutan.
Meningkatkan dan atau mempertahankan kualitas mutu pelayanan secara
konsisten dan berkelanjutan.
b. Bank merupakan pelayanan publik
Sebagai pelayanan publik Bank senantiasa harus dapat memberikan pelayanan
terbaik kepada nasabahnya, kepuasan nasabah (customer satisfaction) agar
dapat terjaga dengan baik dalam arti kata mampu memberikan pelayanan
melebihi harapan pelanggan. Bank juga memberikan fasilitas kenyamanan bagi
nasabahnya berupa sarana dan prasarana, ketepatan waktu transaksi, on-line
system, non stop service transaksi penarikan tunai dan transfer serta fasilitas
lainnya berupa fitur pembayaran, cash deposite machine pada ATM. Sesuai
fungsinya dalam melaksanakan intermediasi yakni menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit/pembiayaan. Bank senantiasa harus dapat membantu dan mendorong
pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang serta
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat. Bank juga sebagai agent of development disegala sektor usaha dan
bisnis dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking) objek
pelayanan publik yang bergerak disektor jasa keuangan seperti perbankan, selalu
mendapat perhatian lebih dari masyarakat dalam bentuk pengendalian sosial
disektor keuangan (social control of enveronmenf), pemerintah (eksekutif) dan
DPR/DPRD .(legislatif) serta Otoritas/Regulator, Memperhatikan kondisi
pengalaman perbankan masa lalu, sudah menjadi keharusan bagi bank untuk
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 9 PT. BANK SULTENG
menerapkan tata kelola yang baik. Bank sebagai objek pelayanan publik
berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan aktivitas kegiatan usaha disektor
perbankan konvensional memiliki arah kebijakan strategis menjadi "Bank
terkemuka didaerah melalui produk dan layanan kompetitif dengan jaringan luas
yang dikelola secara profesional dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi regional", sejalan dengan program BPD Regional Champion untuk
mewujudkan program tersebut harus dilandasi dengan penerapan tata kelola,
sehingga dalam pelaksanaannya bank tidak melanggar ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku maupun etika bisnis dalam industri
perbankan. Disamping menerapkan aturan-aturan regulasi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Bank Indonesia (Bl), Bank juga harus comply terhadap aturan
lainnya seperti ketentuan BAPEPAM-LK dan Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka
perkuatan kelembagaan menuju regional champion, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkannya, bank
sangat menyadari besarnya manfaat penerapan tata kelola tersebut, antara lain:
Mewujudkan visi, misi, dan strategi perusahaan.
Meningkatkan kinerja perusahaan.
Meningkatnya nilai pemegang saham (shareholders value).
Meningkatkan kredibilitas perusahaan secara professional.
Terlaksananya pengendalian intern secara efektif.
Patuh terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Meningkatkan nilai etika perusahaan.
Meningkatkan budaya perusahaan (corporate culture) dan budaya risiko (risk
culture).
Terlaksananya pengelolaan usaha secara efisien dan efektif.
Terlaksananya pengambilan keputusan dan kebijakan yang lebih baik.
Tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan dari shareholders maupun
stakeholders terhadap perusahaan.
Meningkatkan rating bank oleh lembaga pemeringkat independen.
Dapat memberikan cost of capital atau capital charge yang lebih murah.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 10 PT. BANK SULTENG
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum dalam pelaksanaan Tata Kelola di Bank adalah:
1. Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan No. 10 Tahun 1998.
2. Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Konsumen.
4. Peraturan Bank Indonesia No. 15/2/PBI/2013 tanggal 20-05-2013 tentang
Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Konvensional.
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi dan
Publikasi Laporan Bank sebagaimana telah diubah dengan POJK No.
32/POJK.03/2016.
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
8. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 25/SEOJK.03/2016 tentang Rencana
Bisnis Bank Umum.
9. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan.
10. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Umum.
11. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/1S/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
12. Surat Edaran Bank lndonesia No. 13/24|DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
C. Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) harus melakukan penilaian sendiri
(self assessment) secara berkala meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian pelaksanaan
GCG, yaitu:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 11 PT. BANK SULTENG
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4. Penerapan benturan kepentingan;
5. Penerapan fungsi kepatuhan;
6. Penerapan fungsi audit intern;
7. Penerapan fungsi audit ekstern;
8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar
(large exposures);
10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank laporan pelaksanaan
GCG dan pelaporan internal; dan
11. Rencana strategis Bank.
Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate Govern(GCG) yang dikelompokkan
dalam suatu governance system yaitu :
a. Governance structure;
b. Governance process; dan
c. Governance outcome.
D. Visi, Misi , Motto dan Corporate Values
1. Visi Bank Sulteng
Menjadi bank yang berdaya saing tinggi, kuat dan berkontribusi pada
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah, serta dapat mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan masyarakat dibidang jasa perbankan, khususnya
UMKM”.
Berdaya Saing Tinggi
Dimaksudkan agar Bank Sulteng memiliki keunggulan kompetitif sehingga
mampu bersaing dan bahkan mengungguli bank-bank dan lembaga
keuangan lainnya dalam pasar yang digelutinya di Sulawesi Tengah.
Kuat
Yang berarti sehat dan tangguh baik dari sisi keuangan mencakup
permodalan, dan rentabilitas maupun dari sisi kualitas tata kelola (GCG) dan
manajemen risiko.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 12 PT. BANK SULTENG
Berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Berorientasi terhadap profit perusahaan, sehingga memberikan kontribusi
positif terhadap pendapatan asli daerah;
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dibidang jasa perbankan khususnya
UMKM
Melakukan pengembangan terhadap jaringan kantor dan layanan inklusi
keuangan sesuai kebutuhan masyarakat, dan memberikan kredit UMKM
untuk peningkatan taraf hidup masyarakat serta peningkatan ekonomi
daerah.
2. Misi Bank Sulteng
a. Menjalankan usaha sebagai bank umum secara konvensional
b. Penggerak, pendorong laju perekonomian dan pembangunan daerah
c. Pemegang kas daerah, dan/atau melaksanakan pengelolaan kas Pemda
d. Sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.
e. Menggalang pendidikan dan gerakan peningkatan mutu dan volume produksi
usaha mikro kecil dan menengah, serta mendorong lahirnya pengusaha baru
disektor unggulanSulteng dan memotivasi tercapainya usaha retail dan
industri kreatif berbasis informasi teknologi on line
Secara umum Bank Sulteng menjabarkan Misi-nya dalam 3 (tiga) kelompok yang
berhubungan langsung dengan pelaksanaan aktivitas operasional bank yaitu
Stakeholder (terkait dengan bentuk usaha bank secara convensional), People
(terkait dengan pengembangan sumber daya manusia), Operation (terkait
dengan pelaksanaan operasional sehari-hari).
Stakeholder
Kepentingan seluruh orang yang memiliki kepentingan terhadap Bank Sulteng,
yang ditunjang dengan pengelolaan tata kelola perusahaan yang baik.
People
Mengembangkan Sumberdaya manusia yang profesional yang dapat bekerja
dengan semangat dan integritas tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi
bagi perusahaan dan ekonomi pembangunan, dan pada akhirnya mendapatkan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 13 PT. BANK SULTENG
profit yang dapat diberikan bagi shareholder untuk peningkatan pendapatan
daerah.
Operation
Meningkatkan peranan Bank Sulteng sebagai lembaga intermediasi dengan fokus
pada pembiayaan bagi pelaksanaan usaha pembangunan daerah, dan sebagai
pengelolaan keuangan daerah.
3. Nilai-Nilai Budaya (Six Core Value) Bank Sulteng :
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, diperlukan sebuah kerangka
transformasi Budaya yang dilaksanakan bagi seluruh pengurus dan pegawai Bank
Sulteng dengan dasar sebagai berikut :
No Nilai Defenisi Perilaku Utama
1. Integrity : Bekerja dengan dasar
integritas yang tinggi
(Integrity) jujur, berprilaku
konsisten serta berpegang
teguh pada prinsip
kebenaran untuk
menjalankan apa yang
dikatakan secara bertangung
jawab.
Disiplin dan
konsisiten
Berpikir, berkata dan
bertindak terpuji
2. Customer Focus : Selalu Fokus kepada
nasabah, dengan tulus
membangun kepercayaan
dan hubungan baik serta
berorientasi pada kebutuhan
nasabah yang menghasilkan
nilai tambah bagi
perusahaan.
Inovatif, proaktif dan
cepat tanggap
Mengutamakan
pelayanan dan
kepuasan pelanggan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 14 PT. BANK SULTENG
No Nilai Defenisi Perilaku Utama
3. Enthusiasm : Enerjik dan bersemangat
tinggi didalam menghadapi
setiap tantangan, dorongan
motivasi atau energi yang
berasal dari dalam diri untuk
tampil kerja sebaik mungkin
dalam mencapai prestasi
yang optimum.
Pekerja Keras
Tidak pernah merasa
puas atas hasil yang
dicapai
4. Influence : Mampu memotivasi rekan-
rekan sekerja dan lingkungan
untuk mencapai visi Bank.
Kemampuan memotivasi,
meyakinkan, mempengaruhi
ataupun mengajak orang lain
atau tim untuk mencapai
tujuan bersama.
Menjadi role model
dalam bekerja
Membantu rekan
kerja dalam
mengatasi masalah
5. Execution : Selaku fokus kepada
Implementasi, tindak lanjut
serta pencapaian hasil-hasil
guna memberikan nilai
tambah dan kontribusi
kepada Bank Sulteng
(Action). Kemampuan
mengambil keputusan dan
menetapkan tindakan yang
tepat dan cepat untuk
mewujudkan harapan dan
membuat sesuatu terjadi
Fokus terhadap
tugas tugas yang
diberikan
Mampu mengambil
keputusan yang
menguntungkan
bagi perusahaan,
dan tidak
bertentangan
dengan ketentuan
yang berlaku
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 15 PT. BANK SULTENG
No Nilai Defenisi Perilaku Utama
dengan nilai tambah yang
tinggi.
6. Adaptability : Selalu siap menghadapi
perubahan baik intern
maupun ekstern.
Kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap
berbagai perbedaan dan
perubahan serta lingkungan
termasuk antar individu dan
kelompok dalam rangka
memperoleh hasil yang lebih
baik.
Mampu bekerja
dibawah tekanan
Sigap dan cepat
tanggap terhadap
setiap perubahan.
Dalam upaya mendukung dan mensukseskan visi, misi serta perilaku badaya Bank
Sulteng, maka di rumuskan motto dan slogan Bank sebagai bagian dari membangun
image terhadap karyawan dan seluruh stakeholder Bank Sulteng sebagai berikut :
4. Motto :
One goal, One Team, One Spirit.,
e Spirit
5. Slogan :
Tumbuh dan Maju Menjadi KuatTumbuh dan Ma “Tumbuh, dan Maju
Menjadi Kuat”
Ambisi Bank Sulteng yang ditetapkan untuk 3 tahun ke depan dapat tercapai dengan
mengubah organisasi yang dapat beradaptasi dengan dinamika dan pergerakan industri
perbankan. Di tahun 2017-2019, Bank Sulteng berkomitmen untuk menjalankan program
transformasi menjadi Bank yang terpercaya dan kebanggaan masyarakat Sulawesi
Tengah.Bank Sulteng melakukan Program Transformasi dalam tiga tahap, yaitu:
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 16 PT. BANK SULTENG
Tahap 1 (2017) Back on Track
Dalam tahapan ini, fokus utama adalah merekonstruksi ulang fondasi Bisnis Bank
Sulteng untuk pertumbuhan di masa depan
Tahap 2 (2018) Outperform the Market
Dalam periode ini, Bank Sulteng lebih menekankan ekspansi bisnis untuk menjamin
pertumbuhan yang signifikan di berbagai segmen dan mencapai level profit yang
mampu melampaui target rata-rata pasar
Tahap 3 (2019) Best Of The Best
Di tahap ini, Bank Sulteng menargetkan untuk menjadi yang terdepan di Sulawesi
Tengah, termasuk memperkuat struktur permodalan menuju Bank Umum dalam
Kegiatan Usaha (BUKU) 2
E. Struktur Organisasi Good Corporate Governance Bank Sulteng
Struktur Organisasi Bank Sulteng sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor
098/SK-DIR/BPD-ST/2016 tanggal 25 November 2016 sebagai berikut:
1. PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUN BUKU 2016 PT. BANK
SULTENG.
RUPS adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan
dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi da nDewan
Komisaris. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham
untuk mengambil keputusan penting berkenaan dengan bisnis dan operasional
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 17 PT. BANK SULTENG
Perseroan. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS merupakan badan tertinggi dalam
struktur PT.Bank Sulteng. RUPS memiliki wewenang untuk menyetujui laporan tahunan,
penunjukan dan/atau penunjukan kembali paraanggota Dewan Komisaris danDireksi,
penunjukan dan/atau penunjukan kembali Auditor Eksternal dan tugas-tugas lainnya.
Sesuai dengan ketentuan pada Anggaran Dasar Perseroan pasal 11 ayat (1) huruf (a)
menyatakan “RUPS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili lebih dari ½ (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang telah dikeluarkan perseroan kecuali apabila ditentukan lain dalam
Anggaran Dasar ini.”
Dapat disampaikan bahwa komposisi saham Perseroan secara resmi sesuai saham yang
tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan sampai hari ini adalah sebagai berikut:
No. Pemegang Saham Nominal Saham Lembar Saham Persentase
1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
83,594,500,000.00 835.945 32.66
2. PT. Mega Corpora 63,721,200,000.00 637,212 24.90
3. Pemerintah Kab. Poso 12,382,900,000.00 123,829 4.84
4. Pemerintah Kab. Donggala 11,800,100,000.00 118,001 4.61
5. Pemerintah Kab. Palu 11,310,700,000.00 113,107 4.42
6. Pemerintah Kab.Banggai 13,349,500,000.00 133,495 5.22
7. Pemerintah Kab. Toli-Toli 12,325,400,000.00 123,254 4.82
8. Pemerintah Kab. Buol 8,662,600,000.00 86,626 3.38
9. Pemerintah Kab. Tojo Una-Una
11,085,400,000.00 110,854 4.33
10. Pemerintah Kab. Morowali 7,790,200,000.00 77,902 3.04
11. Pemerintah Kab. Parigi Moutong
5,900,000,000.00 59,000 2.31
12. Pemerintah Kab. Sigi 4,210,500,000.00 42,105 1.65
13. Pemerintah Kab. Banggai Kepulauan
5,996,500,000.00 59,965 2.34
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 18 PT. BANK SULTENG
14. Pemerintah Kab. Morowali Utara
2,524,300,000.00 25,243 0,99
15. Pemerintah Kab. Banggai Laut 1,262,100,000.00 12,621 0.49
Jumlah Total 255,915,900,000.00 2,559,159 100.00
Untuk memastikan kuorum dapat dipenuhi atau tidak, maka kami persilahkan saudara
Notaris untuk membacakan daftar hadir peserta Rapat dan perhitungan kuorum
berdasarkan jumlah saham yang hadir atau diwakili sesuai daftar hadir pada Rapat hari
ini, Rabu 12 April 2017.
Persetujuan penggunaan Laba perseroan tahun buku 2016 dan usulan Keputusan yang
diajukan oleh Direksi Perseroan
Berdasarkan Neraca dan perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun Buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 Perseroan telah memperoleh Laba sebesar
Rp.143.696.617.411,- (seratus empat puluh tiga milyar enam ratus Sembilan puluh enam
juta enam ratus tujuh belas ribu empat ratus sebelas rupiah) setelah dipotong pajak
sebesar Rp.38.090.036.156,- Sehingga Laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp.105.606.581.256,- (sertus lima
milyar enam ratus enam juta lima ratus delapan puluh satu ribu dua ratus lima puluh
enam rupiah) untuk selanjutnya disebut Laba bersih tahun buku 2016.
Berikut adalah usulan-usulan keputusan mengenai Persetujuan penggunaan Laba bersih
Perseroan tahun buku 2016 sebagi berikut:
1. Mengusulkan persetujuan laporan tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2016, yang
terdiri dari Laporan Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, serta
mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2016 beserta penjelasannya yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.CPA & Rekan sesuai laporan
No.006/ML/A/KAP/II/2017 tanggal 28 Februari 2017;
2. Mengusulkan pemberian pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggun
jawab (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi Perseroan atas tindakan
pengurusan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan
pengawasan yang mereka lakukan dalam Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 19 PT. BANK SULTENG
Desember 2016, sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana, dan
tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Perseroan;
3. Mengusulkan persetujuan dan penetapan penggunaan laba perseroan untuk Tahun
Buku 2016 sebesar Rp.143.696.617.411,- (seratus empat puluh tiga milyar enam
ratus sembilan puluh enam juta enam ratus tujuh belas ribu empat ratus sebelas
rupiah) setelah dipotong pajak sebesar Rp.38.090.036.156,- sehingga laba bersih
perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar
Rp.105.606.581.256,- (seratus lima milyar enam ratus enam juta lima ratus delapan
puluh satu ribu dua ratus lima puluh enam rupiah) untuk selanjutnya disebut Laba
Bersih Tahun 2016, dengan rincian sebagai berikut :
a. Sebesar 50% (lima puluh) persen dari laba bersih atau senilai
Rp.52.803.290.628,- (lima puluh dua milyar delapan ratus tiga juta dua ratus
sembilan puluh ribu enam ratus dua puluh delapan rupiah) ditetapkan sebagai
“Dividen Tunai” dan akan dibayarkan kepada para pemegang saham sesuai
komposisi saham;
b. Sebesar 45% (empat puluh lima) persen dari laba bersih atau senilai
Rp.47.522.961.565,2- (empat puluh tujuh milyar lima ratus dua puluh dua juta
sembilan ratus enam puluh satu ribu lima ratus enam puluh lima koma dua
rupiah) ditetapkan sebagai “Cadangan Umum” untuk mendukung permodalan;
c. Sebesar 5% dari laba bersih atau senilai Rp.5.280.329.062,8 (lima milyar dua
ratus delapan puluh juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu enam puluh dua
koma delapan rupiah) ditetapkan sebagai “Cadangan Tujuan” guna mendukung
pengadaan dan peningkatan perangkat teknologi.
4. Persetujuan pembayaran sisa laba tahun buku 2013 dan tahun buku 2014 secara
proposional kepada pemegang saham perseroan sebesar Rp. 4.193.673.284,-
diusulkan penggnaannya untuk dibukukan menjadi Cadangan Umum.
5. Menerima dan menyetujui Pembayaran Tantiem bagi pengurus Perseroan, Jasa
Produksi dan Dana Kesejahteraan kepada Pegawai/Karyawan, Dana tersebut telah
dicadangkan pada periode Laba tahun 2016 dengan pembagian sebagai berikut :
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 20 PT. BANK SULTENG
a. Pemberian Tantiem kepada para Pengurus Perseroan sebesar 7,5 % (tujuh koma
lima persen) dari Laba bersih Peseroan tahun buku 2016 perhitungan dan
pendistribusiannya kepada masing-masing Pengurus ditentukan oleh Pemegang
Saham Pengendali;
b. Pemberian Jasa Produksi yang telah dicadangkan, dengan jumlah keseluruhan
sebesar 7,5% (tujuh koma lima persen) dari Laba Bersih Perseroan Tahun Buku
2016, perhitungan pembagian jasa produksi kepada karyawan yang berhak dan
pembayarannya akan dilakukan oleh Direksi Perseroan;
c. Pemberian Dana Kesejahteraan kepada karyawan yang telah dicadangkan
dengan jumlah sebesar 7,5 % (tujuh koma lima persen) dari Laba bersih
Perseroan tahun buku 2016 perhitungan pembagian jasa produksi kepada
Karyawan yang berhak dan pembayarannya akan dilakukan oleh Direksi
Perseroan.
6. Menerima dan menyetujui penetapan “Dana Setoran Modal “(DSM) yang disetorkan
oleh Pemegang Saham Perseroan pada periode Februari tahun 2017 menjadi setoran
Modal dengan harga pasar Rp.158.459,- /perlember yang terinci sebagai berikut :
Total Jumlah Setoran:
a. Nominal Saham sebesar Rp.1.893.200.000,-(satu milyar delapan ratus Sembilan
puluh tiga juta dua ratus ribu rupiah)
b. Agio atas Saham sebesar Rp.1.106.745.788,-(satu milyar seratus enam juta tujuh
ratus empat puluh lima ribu delapan ratus delapan puluh delapan rupiah)
7. Menerima dan menyetujui atas penunjukan Kantor Akuntan Publik Independen yang
terdaftar pada BAPEPAM-LK dan Otoritas Jasa Keuangan dimana sebelumnya telah
memperoleh Rekomendasi dari Komite Audit PT. Bank Sulteng dengan memberi
kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris Untuk menunjuk Kantor Akuntan
Setoran Modal
Jumlah (Rp) Harga
Saham/lbr
Jumlah Lembar Saham
Nominal Saham
(100.000/lbr)
Agio Saham 58.459/lbr
Jumlah Harga Saham
Sisa DSM
Pemda Toli-toli Tgl. 07-02-2017
3.000.000.000 158.459 18.932 1.893.200.000 1.106.745.788 2.999.945.788 54.212
Total 3.000.000.000 158.459 18.932 1.893.200.000 1.106.745.788 2.999.945.788 54.212
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 21 PT. BANK SULTENG
Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku
2017.
8. Menyetujui untuk melakukan pengkajian terhadap alternative dan peluang
penambahan Modal disetor dan Pengelolaan Modal Perusahaan untuk menuju ke
Buku 2 dari sumber-sumber lain :
a. Obligasi
b. Sub Debt
c. Koperasi Karyawan Bank Sulteng
d. Koperasi PNS Provinsi Sulawesi Tengah
e. Pembentukan Lembaga Keuangan BPR di Kabupaten (anak perusahaan Bank
Sulteng)
9. Pelaksanaa Corporate Social Responcibility (CSR) sebesar 2 % dari Laba bersih Tahun
buku 2016 (2 % x Rp.105.606.581.256,-)
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 22 PT. BANK SULTENG
BAB II
II. PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BANK SULTENG
A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.
1. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 3(tiga) orang terdiri dari 1(satu)
orang Komisaris Utama Independen, 1 (satu) orang Komisaris Independen, 1
(satu) orang Komisaris.
a. Seluruh anggota Komisaris berdomisili diwilayah kerja Kantor Pusat Bank
Sulteng.
b. Masa kerja Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar Bank Sulteng
ditetapkan selama 4 tahun dandapat diangkat kembali apabila mempunyai
prestasi kerja yang baik setelah memperhatikan pertimbangan Bank
Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dengan tidak mengurangi hak Rapat
Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu,
c. Penggantian dan atau pengangkatan tersebut telah memperhatikan
rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi.
d. Seluruh Komisaris telah lulus Fit and Proper tanpa catatan dan telah
mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan, yang mengindikasikan
bahwa setiap Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi
keuangan yang memadai.
e. Seluruh anggota Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan
keuangan, kepengurusin, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya
f. Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank,
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen
g. Seluruh Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Komisaris dan atau Direksi lainnya
serta tidak merangkap jabatan sebagai Direksi,
h. Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada bank lain maupun pada 1 (satu)
lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan. Dengan demikian seluruh
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 23 PT. BANK SULTENG
anggota Dewan Komisaris Bank Sulteng telah memenuhi persyaratan sebagai
nggota Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan-peraturan, sebagai
berikut:
a. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal
110;
b. Peraturan Bank Indonesia No. 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum pasal
27.
c. Peraturan Bank Indonesia No. 12/23/PBI/2010 tentang Uji Kemampuan
dan Kepatutan (Fit and Proper Test);
d. Peraturan Bank Indonesia No. 9/8/PBI/2007 tentang Pemanfaatan Tenaga
Kerja Asing dan Program Alih pengetahuan;
e. Peraturan Bapepam No. lX, l.6 merupakan Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No.Kep-45/PM/2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten
dan Perusahaan Publik.
Susunan Dewan Komisaris Bank Sulteng tahun 2016, sebagai berikut:
1. Komisaris Utama (Komisaris Independen) : Drs. H. Abdul Karim Hanggi
2. Komisaris Independen : Drs. H. Amiluddin Haludin
3. Komisaris : Drs. H. Amdjad Lawasa
“Pada tanggal 29 Desember 2017 Drs. H. Amdjad Lawasa telah dilantik
sebagai Komisaris PT. Bank Sulteng menggantikan Komisaris sebelumnya Drs.
H. Said Awad, MH yang telah berakhir masa jabatannya sejak tanggal 01
Oktober 2016”.
2. Fungsi Dan Tugas Pokok Dewan Komisaris
Melakukan pengawasan secara umum dan secara khusus terhadap pengelolaan
operasional bank oleh Direksi.
a. Pengawasan Umum:
Melakukan pemantauan, pengawasan serta evaluasi terhadap proses
pelaksanaan kebijakan strategis yang dilakukan Direksi, antara lain rencana
bisnis dan rencana strategis bank, standar operasional prosedur, struktur
organisasi bank, implementasi good corporate governance, kerjasama
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 24 PT. BANK SULTENG
dengan pihak ketiga. Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan umum
dimaksud dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:
Melakukan rapat Internal Dewan Komisaris, Rapat dengan Direksi Bank
Indonesia/OJK dan Pemegang saham pengendali baik rutin maupun
berkala, guna memastikan bahan Rencana Bisnis Bank dan rencana
strategis Bank, Standar Operasional Prosedur, Struktur Organisasi Bank
telah di susun sesuai dengan standar-standar Perbankan yang berlaku
serta memperhitungkan kemampuan Internal Bank seperti Sumber Daya
Manusia, Informasi Teknologi, Modal serta pencapaian-pencapaian
sebelumnya serta melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi
terhadap realisasi pencapaian hasil sesuai target yang telah ditetapkan.
b. Pengawasan Khusus
Melakukan pemantauan, pengawasan serta evaluasi terhadap pencapaian
target-target Rencana Bisnis Bank, hasil temuan SKAI dan Eksternal Audit,
tindak lanjut atas pelaksanaan Internal Audit dan Eksternal Audit serta
saran dan Rekomendasi Dewan Komisaris.
Memberikan nasihat-nasihat yang dianggap perlu kepada Direksi agar
pelaksanaan operasional bank tetap berjalan sesuai dengan target-target
bisnis yang telah ditetapkan dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
B. Kewenangan Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1. Kewenangan Dewan Komisaris
a. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan Operasional Bank yang
dilaksanakan oleh Direksi Bank Sulteng.
b. Menyetujui kebijakan umum Bank dengan memperhatikan kebijakan
Pemerintah Daerah, ketentuan-ketentuan lain yang digariskan oleh Bank
Indonesia, perkembangan ekonomi dan keuangan serta perbankan.
c. Memberikan persetujuan penyusunan Rencana Jangka Panjang (Corporate
Plan) bank, dan memberikan persetujuan Rencana Bisnis Jangka Menengah
dan Tahunan bank yang di ajukan oleh Direksi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 25 PT. BANK SULTENG
d. Menilai dan memberikan persetujuan Perubahan Rencana Bisnis Tahunan
Bank yang diajukan oleh Direksi.
e. Mengevaluasi dan menilai laporan Realisasi Bisnis Bank setiap Triwulan,
Semester dan Tahunan, Laba/Rugi, Tingkat Kesehatan Bank, Portofolio Kredit
dan kegiatan operasional lainnya.
f. Menyetujui kebijakan dan prosedur manajemen risiko sesuai dengan prinsip
pengendalian risiko yang baik dan memenuhi peratuan perundang-undangan.
g. Meminta keterangan kepada Direksi dan atau satuan kerja lainnya mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kepengurusan dan pengelolaan bank bila
diketahui atau diduga ada kebijakan pengelolaan bank yang dapat merugikan
atau mempengaruhi kesehatan bank.
h. Memberikan penilaian dan persetujuan kepada Direksi dalam hal pembelian
dan/ atau penjualan asset tetap/barang tidak bergerak untuk diproses sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Memberikan persetujuan penghapusbukuan kredit macet yang sulit untuk
ditagih dalam rangka perbaikan portofolio kredit.
j. Memberikan pertimbangan pembukaan Kantor Cabang/Cabang Pembantu
dan pengangkatan Kepala-kepala Divisi dan Kepala Kantor Cabang Bank
Sulteng.
k. Mengevaluasi dan menilai Laporan Hasil Pemeriksaan Satuan Kerja Audit
Intern (SKAI) dan memberikan petunjuk serta saran atas hasil evaluasi dan
penilaian hasil pemeriksaan tersebut kepada Direksi.
l. Meminta laporan kepada Direktur Kepatuhan atas pelaksanaan kegiatan
operasional Bank yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap pelaksanaan
semua peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan
operasional Bank.
m. Memberikan persetujuan atas sistem Remunerasi dan Nominasi dalam
lingkungan Bank.
n. Memberikan persetujuan terhadap rencana pemberian kredit kepada pihak
terkait, dan besar dan kredit sindikasi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 26 PT. BANK SULTENG
2. Tanggung Jawab Dewan Komisaris
a. Memberikan saran/pendapat dalam rangka penyusunan Visi, Misi dan
Rencana Strategis Jangka Panjang Bank.
b. Memastikan bahwa kebijakan penerapan manajemen risiko telah terlaksana
sesuai dengan Buku Pedoman Bank Manajemen Risiko yang telah disetujui.
c. Memastikan bahwa Bank telah memiliki Standar Sistem Pengendalian Intern
dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern bank
secara umum.
d. Memastikan bahwa Bank mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai
pemantauan likuiditas , melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya serta
memastikan kebenaran isi, kesesuaian persyaratan dan ketepatan waktu
penyampaian laporan kepada Bank Indonesia/OJK dan memberikan pendapat
atas laporan tersebut.
e. Bahwa kebijakan dan prosedur Bank dalam menjalankan Sistem BI-RTGS
telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memantau pelaksanaannya.
f. Memastikan bahwa Bank mematuahi ketentuan yang berlaku mengenai
kegiatan penyertaan modal bank, memberikan persetujuan terhadap rencana
penyertaan modal bank.
g. Memantau Bank mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai penggunaan
Informasi Teknologi (IT).
h. Memantau perkembangan kinerja Bank berdasarkan penilaian Tingkat
Kesehatan Bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
i. Memantau pelaksanaan Kewajiban Penyedian Modal Minimum (KPMM/CAR)
Bank Umum.
j. Memantau pelaksanaan pemeliharaan Giro Wajib Minimum (GWM) pada
Bank Indonesia.
k. Memantau bahwa bank memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan melakukan pengawasan atas
penerapan (KYC) secara berkala.
l. Mengawasi pelaksanaan ketentuan kebijakan perkreditan secara benar, dan
melakukan pengawasan atas pemberian kredit.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 27 PT. BANK SULTENG
m. Memantau bahwa bank telah melaksanakan perbaikan Portofolio Kredit dan
tetap menjaga NPL lebih kecil dari ketentuan Bank Indonesia
n. Memantau bahwa bank mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai Kualitas
Aktiva Produktif (KAP), dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
prinsip kehati-hatian dalam penanaman dana pada aktiva produktif.
o. Memastikan bahwa bank mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai Batas
Minimum Pemberian Kredit (BMPK) dan memberikan saran/pendapat
terhadap BMPK.
p. Memastikan bahwa Bank telah membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP) sesuai ketentuan yang berlaku dan memonitor
pelaksanaannya.
q. Memastikan bahwa Bank telah membuat laporan keuangan bulanan secara
benar dan tepat waktu kepada Bank Indonesia dan tembusannya
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk dievaluasi.
r. Memastikan bahwa Bank membuat laporan keuangan Publikasi Triwulanan,
Semesteran dan Tahunan secara benar dan tepat waktu kepada Bank
Indonesia dan tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris.
s. Memastikan bahwa Bank telah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi
hasil pemeriksaan Satuan Pemeriksaan Intern Bank (SPI) dan pemeriksa
Ekstern (Bank Indonesia, Akuntan Publik dan BPK)
t. Memastikan Bank telah melaksanakan prinsip Good Cororate Governance
kepada setiap kegiatan usaha Bank di semua tingkatan atau jenjang
organisasi
u. Memastikan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite
Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas secara efektif.
v. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawab secara optimal.
w. Dilarang memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga dan atau
pihak lain untuk mempengaruhi kegiatan operasional bank yang dapat
merugikan bank atau mempengaruhi profesionalisme pengelolaan Bank.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 28 PT. BANK SULTENG
x. Dilarang mengambil dan atau menerima untuk keuntungan pribadi dari Bank
selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah diltetapkan menurut
ketentuan yang berlaku.
3. Penyampaian Saran dan Pendapat kepada Direksi secara tertulis (Surat) Dewan
Komisaris
Semester I Tahun 2016:
Surat No. 03/DK-BPDST/I/2016, tanggal 08 Januari 2016, perihal Permintaan
Laporan keuangan CV. Iwasaka Perkasa.
Surat No. 04/DK-BPDST/I/2016, tanggal 13 Januari 2016, perihal
Penyampaian data dan kesiapan penyaluran KUR 2016.
Surat No. 05/DK-BPDST/I/2016, tanggal 14 Januari 2016, perihal Permintaan
SOP pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko.
Surat No. 06/DK-BPDST/I/2016, tanggal 14 Januari 2016, perihal Dokumen
kredit CV. Iwasaka.
Surat No. 07/DK-BPDST/I/2016, tanggal 14 Januari 2016, perihal Perbaikan
SOP Divisi SDM.
Surat No. 08/DK-BPDST/I/2016, tanggal 14 Januari 2016, perihal Pembayaran
tunjangan jabatan.
Surat No. 10/DK-BPDST/I/2016, tanggal 22 Januari 2016, perihal
Independensi SKAI.
Surat No. 11/DK-BPDST/I/2016, tanggal 22 Januari 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap KCP. Morowali semester I dan II tahun 2014.
Surat No. 12/DK-BPDST/I/2016, tanggal 22 Januari 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap KC Buol semester II tahun 2014 dan semester I
tahun 2015.
Surat No. 13/DK-BPDST/I/2016, tanggal 22 Januari 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap KC Toli-toli semester II tahun 2014 dan semester
I tahun 2015
Surat No. 14/DK-BPDST/I/2016, tanggal 22 Januari 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap KC Donggala semester I tahun 2015.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 29 PT. BANK SULTENG
Surat No. 15/DK-BPDST/I/2016, tanggal 25 Januari 2016, perihal Buku
pedoman pelaksanaan tugas-tugas Komite dibawah Dewan Komisaris.
Surat No. 16/DK-BPDST/I/2016, tanggal 25 Januari 2016, perihal Permintaan
data dan informasi.
Surat No. 17/DK-BPDST/II/2016, tanggal 05 Februari 2016, perihal Perubahan
Struktur Organisasi.
Surat No. 20/DK-BPDST/II/2016, tanggal 18 Februari 2016, perihal
Persetujuan Perubahan Struktur Organisasi PT. Bank Sulteng.
Surat No. 21/DK-BPDST/II/2016, tanggal 19 Februari 2016, perihal Realisasi
laba PT. Bank Sulteng bulan Januari 2016.
Surat No. 22/DK-BPDST/II/2016, tanggal 19 Februari 2016, perihal Rasio-rasio
keuangan PT. Bank Sulteng Triwulan IV tahun 2015.
Surat No. 23/DK-BPDST/II/2016, tanggal 19 Februari 2016, perihal
Pembebasan jabatan (non job) Sdr. Wirdaningsih, SE.
Surat No. 24/DK-BPDST/II/2016, tanggal 19 Februari 2016, perihal Realisasi
rencana perluasan jaringan Kantor Bank Sulteng tahun 2015.
Surat No. 25/DK-BPDST/II/2016, tanggal 19 Februari 2016, perihal Hasil audit
Kantor Cabang Paleleh semester II/2014 dan semester I/2015.
Surat No. 26/DK-BPDST/II/2016, tanggal 19 Februari 2016, perihal Laporan
keuangan rincian laba/rugi PT. Bank Sulteng.
Surat No. 29/DK-BPDST/II/2016, tanggal 23 Februari 2016, perihal Buku
kebijakan dan SOP kredit Hapus Buku (ekstra comtable).
Surat No. 30/DK-BPDST/II/2016, tanggal 23 Februari 2016, perihal
Penyediaan mekanisme pelaporan dan Manajemen Informasi System.
Surat No. 31/DK-BPDST/II/2016, tanggal 23 Februari 2016, perihal
Penerimaan Pegawai jalur manajemen trainee.
Surat No. 32/DK-BPDST/II/2016, tanggal 23 Februari 2016, perihal Revisi Buku
V Pedoman Kerja Komite Pemantau Risiko.
Surat No. 34/DK-BPDST/II/2016, tanggal 29 Februari 2016, perihal Kebijakan
umum dan Standar Operasional Prosedur pinjaman karyawan
PT.Bank Sulteng.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 30 PT. BANK SULTENG
Surat No. 35/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Peningkatan
pertumbuhan kredit produktif.
Surat No. 36/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Tanggapan
surat Dewan Komisaris.
Surat No. 37/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Peningkatan
perbaikan kualitas pembiayaan kredit konstruksi.
Surat No. 38/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Permintaan
penjelasan sebab belum meningkatnya ranking Bank Sulteng.
Surat No. 39/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Perbaikan
kolektibilitas pinjaman CV. Iwasakan Perkasa.
Surat No. 40/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Upaya
penyelamatan kredit.
Surat No. 41/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Kantor Cabang Parigi semester I tahun 2015.
Surat No. 42/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Laporan
realisasi Rencana Bisnis Bank triwulan IV tahun 2015.
Surat No. 43/DK-BPDST/III/2016, tanggal 04 Maret 2016, perihal Revisi Buku
IV dan V Pedoman Kerja Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.
Surat No. 46/DK-BPDST/III/2016, tanggal 15 Maret 2016, perihal Pembebasan
jabatan (non job) Sdr. Wirdaningsih, SE.
Surat No. 49/DK-BPDST/IV/2016, tanggal 04 April 2016, perihal Penyesuaian
honorarium Komite Dewan Komisaris.
Surat No. 53/DK-BPDST/IV/2016, tanggal 19 April 2016, perihal Tindak lanjut
implementasi BPD Net Online
Surat No. 66/DK-BPDST/V/2016, tanggal 12 Mei 2016, perihal Komitmen
pemeriksaan umum tahun 2015 Bank Sulteng yang belum di tindak lanjuti.
Surat No. 69/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Komitmen
rencana aksi Direktur Utama BPD Sulteng atas hasil pemeriksaan BPK.
Surat No. 70/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Pemeriksaan
SKAI terhadap KCP Morowali semester I tahun 2015.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 31 PT. BANK SULTENG
Surat No. 71/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Management
letter atas audit KAP laporan keuangan PT. Bank Sulteng tahun 2015.
Surat No. 72/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap KCP Ampana semester I tahun 2015.
Surat No. 73/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Hasil
Pemeriksaan SKAI terhadap KC Luwuk semester II tahun 2014 & semester I
tahun 2015.
Surat No. 74/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Pembebasan
jabatan (non job) Sdr. Wirdaningsih, SE.
Surat No. 75/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Hasil
Pemeriksaan SKAI terhadap KC Bungku semester I tahun 2015.
Surat No. 76/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Hasil
Pemeriksaan SKAI terhadap KC Poso semester I tahun 2015.
Surat No. 77/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Permintaan
penyampaian laporan tepat waktu.
Surat No. 78/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Peningkatan
pengikatan agunan kredit menjadi sertifikat hak tanggungan.
Surat No. 79/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Penjelasan
sebab belum difungsikannya Kantor Bank serta tindak lanjutnya.
Surat No. 80/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Memperbaiki
dan melengkapi persyaratan atau ketentuan produk baru mobile banking,
sms banking, serta internet banking & laku pandai.
Surat No. 81/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Meningkatkan
kehati-hatian pemberian kredit serta mengoptimalkan monitoring dan
pembinaan debitur.
Surat No. 82/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Percepatan
penguasaan agunan dan peningkatan debitur CV. Iwasaka.
Surat No. 83/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Permintaan
revisi SK Direksi No. 07/SK/BPD-ST/2014 Tgl. 05 Februari 2015.
Surat No. 84/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Percepatan
penguasaan agunan kredit dan pengikatannya.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 32 PT. BANK SULTENG
Surat No. 85/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Permintaan
kebijakan dan prosedur tertulis mengenai surat berharga, penempatan
restrukturisasi kredit, hapus buku dan hapus tagih.
Surat No. 86/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Penata
kelolaan administrasi dan pelaporan kredit hapus buku.
Surat No. 87/DK-BPDST/V/2016, tanggal 20 Mei 2016, perihal Evaluasi
realisasi RBB triwulan I tahun 2016 dan tindak lanjutnya.
Surat No. 89/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 02 Juni 2016, perihal Presentase
penerapan tata kelola dalam pemberian remunerasi bagi Bank Umum.
Surat No. 90/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 03 Juni 2016, perihal Penjelasan dan
pemberian sanksi tegas kepada pejabat/petugas bank.
Surat No. 91/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 08 Juni 2016, perihal Penetapan
pelaksana tugas Direktur Kepatuhan dan pengusulan fit and proper test calon
Direktur Kepatuhan.
Surat No. 95/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 14 Juni 2016, perihal Revisi Rencana
Bisnis Bank (RBB) tahun 2016-2018.
Surat No. 96/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 20 Juni 2016, perihal Persetujuan
pemberian kredit pihak terkait.
Surat No. 97/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Pemberian
sanksi tegas.
Surat No. 98/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Revisi laporan
penilaian Self Assessment GCG tahun 2015.
Surat No. 99/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Permintaan
laporan keuangan tahun 2015 dan tindak lanjut hasil pemeriksaan SKAI.
Surat No. 100/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Pencegahan
timbulnya kredit bermasalah serta peningkatan kualitas SDM dan kredit
produktif.
Surat No. 101/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Koreksi
perbaikan laporan profil risiko Triwulan I Tahun 2016 serta peningkatan
kualitas penerapan manajemen risiko.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 33 PT. BANK SULTENG
Surat No. 102/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Cabang Banggai Laut semester II tahun 2014 dan
tahun 2015.
Surat No. 103/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 22 Juni 2016, perihal Laporan
realisasi rencana bisnis PT. Bank Sulteng Triwulan I Tahun 2016.
Surat No. 104/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 23 Juni 2016, perihal Persetujuan
pembayaran kurang bayar atas hasil pemeriksaan pajak tahun 2011 dan
2013.
Surat No. 105/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 28 Juni 2016, perihal Independensi
dan objektivitas Akuntan Publik (KAP).
Surat No. 106/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 28 Juni 2016, perihal Bantuan CSR
untuk pembelian alat dan kendaraan dari PMI.
Surat No. 107/DK-BPDST/VI/2016, tanggal 30 Juni 2016, perihal Persetujuan
perubahan RBB Bank Sulteng Tahun 2016 – 2018.
Semester II Tahun 2016:
Surat No. 108/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 14 Juli 2016, perihal Beban denda-
denda Bank Sulteng.
Surat No. 109/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 14 Juli 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Cabang Paleleh semester II Tahun 2015.
Surat No. 110/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 14 Juli 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Cabang Luwuk semester II Tahun 2015.
Surat No. 111/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 14 Juli 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Cabang Toli-toli semester II Tahun 2015.
Surat No. 112/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 14 Juli 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Cabang Salakan semester II Tahun 2015.
Surat No. 113/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 14 Juli 2016, perihal Hasil
pemeriksaan SKAI terhadap Cabang Morowali semester II Tahun 2015.
Surat No. 114/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 15 Juli 2016, perihal Pengusulan
Fit and Proper Test calon Pengurus PT. Bank Sulteng.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 34 PT. BANK SULTENG
Surat No. 116/DK-BPDST/VII/2016, tanggal 21 Juli 2016, perihal Rencana
Kerjasama dengan BRI.
Surat No. 118/DK-BPDST/VIII/2016, tanggal 01 Agustus 2016, perihal
Penjelasan penyebab terjadinya kredit bermasalah dan tindak lanjutnya.
Surat No. 119/DK-BPDST/VIII/2016, tanggal 03 Agustus 2016, perihal
Pembebanan finalty 0,50% dari nilai normal Deposito yang dicairkan sebelum
jatuh tempo.
Surat No. 124/DK-BPDST/IX/2016, tanggal 06 September 2016, perihal
Laporan penyimpangan.
Surat No. 125/DK-BPDST/IX/2016, tanggal 07 September 2016, perihal
Permintaan laporan pelaksanaan hasil rapat Direksi dan Dewan Komisaris
mengenai debitur PT. Mulyatama Asri Palu.
Surat No. 131/DK-BPDST/X/2016, tanggal 03 Oktober 2016, perihal Hasil
evaluasi Dewan Komisaris atas hasil pemeriksaan umum SKAI terhadap
cabang-cabang Tahun 2015.
Surat No. 132/DK-BPDST/X/2016, tanggal 03 Oktober 2016, perihal Perbaikan
pelaksanaan rincian laba rugi.
Surat No. 133/DK-BPDST/X/2016, tanggal 03 Oktober 2016, perihal
Permintaan copy dokumen kredit an. PT. Mulyatama Asri Palu.
Surat No. 135/DK-BPDST/X/2016, tanggal 04 Oktober 2016, perihal
Persetujuan pengadaan inventaris Cabang Banggai Laut Tahun 2016.
Surat No. 137/DK-BPDST/X/2016, tanggal 12 Oktober 2016, perihal
Penunjukkan sementara jabatan Direktur Pemasaran.
Surat No. 140/DK-BPDST/X/2016, tanggal 20 Oktober 2016, perihal
Permintaan kebijakan dan strategi manajemen risiko serta BPP Tingkat
Kesehatan Bank dan BPP tentang Benturan Kepentingan.
Surat No. 141/DK-BPDST/X/2016, tanggal 20 Oktober 2016, perihal
Pengenaan sanksi SID.
Surat No. 142/DK-BPDST/X/2016, tanggal 20 Oktober 2016, perihal
Kekurangan dokumen penyampaian laporan perubahan mendasar realisasi
perubahan sistem aplikasi CBS dan Switching.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 35 PT. BANK SULTENG
Surat No. 144/DK-BPDST/X/2016, tanggal 26 Oktober 2016, perihal
Persetujuan pengadaan inventaris Cabang Buol Tahun 2016.
Surat No. 145/DK-BPDST/X/2016, tanggal 26 Oktober 2016, perihal
Pemberian sanksi tegas terhadap pelaku Fraud.
Surat No. 155/DK-BPDST/XI/2016, tanggal 24 November 2016, perihal
Evaluasi Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2017-2019.
Surat No. 158/DK-BPDST/XI/2016, tanggal 29 November 2016, perihal
Penunjukkan KAP untuk mengaudit laporan keuangan PT. Bank Sulteng Tahun
Buku 2016.
Surat No. 159/DK-BPDST/XI/2016, tanggal 29 November 2016, perihal
Rekomendasi review tunjangan dan fasilitas Karyawan PT. Bank Sulteng.
Surat No. 160/DK-BPDST/XI/2016, tanggal 25 November 2016, perihal
Persetujuan RBB PT. Bank Sulteng Tahun 2017-2019.
Surat No. 162/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 05 Desember 2016, perihal
Persetujuan pengadaan Inventaris PT. Bank Sulteng.
Surat No. 163/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 05 Desember 2016, perihal
Penunjukkan KAP untuk mengaudit laporan keuangan PT. Bank Sulteng Tahun
Buku 2016.
Surat No. 164/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Evaluasi struktur organisasi dan job description Tahun 2017.
Surat No. 165/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Realisasi pelaksanaan atas target audit/SKAI semester I dan II Tahun 2015.
Surat No. 166/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal Tindak
lanjut perbaikan yang telah/belum dilakukan Auditee.
Surat No. 167/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Permintaan data-data pengembalian/penyelesaian Fraud.
Surat No. 168/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal Tindak
lanjut Direksi atas temuan audit dan rekomendasi dari SKAI.
Surat No. 169/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Permintaan data pengembalian/penyelesaian atas Fraud yang telah dihapus
bukukan di tahun 2014.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 36 PT. BANK SULTENG
Surat No. 170/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Pelanggaran dan sanksi pegawai an. Sdra. Moh. Taufiq Akum.
Surat No. 171/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Penerapan sanksi kepada Pegawai.
Surat No. 173/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal
Evaluasi sebab meningkatnya kredit bermasalah kelompok 15 debitur inti
terbesar dan tindak lanjutnya.
Surat No. 174/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 06 Desember 2016, perihal Hasil
pemeriksaan kesiapan operasional peningkatan status Kantor Cabang
Pembantu Ampana menjadi Kantor Cabang Ampana PT. Bank Sulteng.
Surat No. 175/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 14 Desember 2016, perihal
Persetujuan dan batasan remunerasi dan fasilitas Pengurus PT. Bank Sulteng.
Surat No. 177/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 19 Desember 2016, perihal
Laporan review penerapan SPFAIB untuk Tahun 2013 s/d 2015 dan kualitas
pelaksanaan audit 2011 s/d 2015 SKAI PT. Bank Sulteng.
Surat No. 178/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 19 Desember 2016, perihal
Kewenangan memutus kredit hapus buku.
Surat No. 179/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 21 Desember 2016, perihal
Permintaan penjelasan Direksi target Tabungan dalam RBB Tahun 2017-2019.
Surat No. 187/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 30 Desember 2016, perihal
Persetujuan pengadaan Inventaris PT. Bank Sulteng.
Surat No. 188/DK-BPDST/XII/2016, tanggal 31 Desember 2016, perihal
Persetujuan hapus buku kredit Tahun Buku 2016.
4. Rapat Intern Komisaris dengan Direksi dan Komite Dewan Komisaris :
Semester 1 2016:
a. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 07 Januari 2016
pembahasan: Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 4 (empat)
rekomendasi dan rekomendasi Komite Audit sebanyak 8 (delapan)
rekomendasi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 37 PT. BANK SULTENG
b. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 08 Januari 2016
pembahasan: Laporan hasil pemeriksaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Sulawesi
Tengah.
c. Rapat Koordinasi Bank Sulteng Triwulan I Tahun 2016 Tgl. 19 – 20 Januari
2016 antara Dewan Komisaris, Direksi dan jajaran Pejabat PT. Bank Sulteng.
d. Rapat Dewan Komisaris dan Divisi Perencanaan Tgl. 03 Februari 2016,
pembahasan: Perubahan Struktur Organisasi PT. Bank Sulteng.
e. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 10 Februari 2016,
pembahasan: Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 6 (enam)
rekomendasi dan rekomendasi Komite Audit sebanyak 6 (enam)
rekomendasi.
f. Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Divisi Perencanaan Tgl. 15 Februari
2016, pembahasan: Perubahan Struktur Organisasi PT. Bank Sulteng.
g. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 24 Februari 2016,
pembahasan: Rekomendasi dari Komite dan pembahasan Laporan
Pengawasan Dewan Komisaris Semester II Tahun 2015.
h. Rapat Intern Dewan Komisaris Tgl. 14 Maret 2016, pembahasan:
Persiapan RUPS Tahun Buku 2015
Konfirmasi kunjungan sekdekom ke Asisten I Pemprov. Sulteng
Surat ASBANDA permintaan penjelasan kedudukan FKDK/P BPD SI
Rencana studi banding Komisaris dan Komite
i. Rapat Intern Dewan Komisaris Tgl. 13 April 2016, pembahasan :
Persiapan RUPS Tahun Buku 2015
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris PT. Bank Sulteng Tahun 2015
j. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 11 Mei 2016,
pembahasan: Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 11 (sebelas)
rekomendasi dan rekomendasi Komite Audit sebanyak 17 (tujuh belas)
rekomendasi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 38 PT. BANK SULTENG
k. Rapat Dewan Komisaris, Direktur Operasional dan Komite Remunerasi dan
Nominasi Tgl. 06 Juni 2016, pembahasan: Penerapan tata kelola dalam
pemberian remunerasi bagi Bank Umum (POJK No. 45/POJK.03/2015).
l. Rapat Koordinasi Bank Sulteng Triwulan II Tahun 2016 “Review RBB dan
Tindak lanjut BPK/OJK” Tgl. 20 - 22 Juni 2016 antara Dewan Komisaris, Direksi
dan jajaran Pejabat PT. Bank Sulteng.
Semester II Tahun 2016:
a. Rapat Dewan Komisaris, Direktur Pemasaran dan Kepala Divisi serta Staf
Kredit, Tgl. 02 Agustus 2016 pembahasan, permintaan penjelasan penyebab
terjadinya kredit bermasalah dan tindak lanjutnya terhadap debitur an. PT.
Mulyatama Asri Palu.
b. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 20 September
2016 pembahasan: Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 9
(Sembilan) rekomendasi dan Komite Audit sebanyak 12 (dua belas)
rekomendasi.
c. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Remunerasi dan Nominasi Tgl. 14
Oktober 2016 pembahasan: Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi
perihal Rekomendasi Komisaris PT. Bank Sulteng.
d. Rapat Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Sulteng Tgl. 16 November 2016,
pembahasan: Tindak lanjut hasil keputusan RUPS-LB PT. Bank Sulteng Tgl. 21
April 2016.
e. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 28 November 2016,
pembahasan: Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan
mengaudit laporan keuangan PT. Bank Sulteng Tahun Buku 2016.
5. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit :
a. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 07 Januari 2016 pembahasan:
Rekomendasi-rekomendasi Komite Audit sebanyak 8 (delapan) rekomendasi.
b. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 08 Januari 2016
pembahasan: Laporan hasil pemeriksaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 39 PT. BANK SULTENG
dan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Sulawesi
Tengah.
c. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 10 Februari 2016,
pembahasan: rekomendasi Komite Audit sebanyak 6 (enam) rekomendasi.
d. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 24 Februari 2016,
pembahasan: Rekomendasi dari Komite dan pembahasan Laporan
Pengawasan Dewan Komisaris Semester II Tahun 2015.
e. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 11 Mei 2016, pembahasan:
rekomendasi Komite Audit sebanyak 17 (tujuh belas) rekomendasi.
6. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko :
a. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko Tgl. 07 Januari 2016
pembahasan Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 4 (empat)
rekomendasi.
b. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 08 Januari 2016
pembahasan: Laporan hasil pemeriksaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Sulawesi
Tengah.
c. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko Tgl. 10 Februari 2016,
pembahasan Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 6 (enam)
rekomendasi.
d. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 24 Februari 2016,
pembahasan: Rekomendasi dari Komite dan pembahasan Laporan
Pengawasan Dewan Komisaris Semester II Tahun 2015.
7. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Remunerasi dan Nominasi
a. Rapat Dewan Komisaris, Direktur Operasional dan Komite Remunerasi dan
Nominasi Tgl. 06 Juni 2016, pembahasan: Penerapan tata kelola dalam
pemberian remunerasi bagi Bank Umum (POJK No. 45/POJK.03/2015).
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 40 PT. BANK SULTENG
8. Kunjungan langsung ke Kantor Cabang dalam rangka pengawasan dan lain-lain
yaitu :
a. Perjalanan Dinas ke Toli-toli dalam rangka Silaturahmi kepada Pemda
Kabupaten Toli-toli selaku Pemegang Saham dan memantau perkembangan
serta mensupport Cabang Bank Sulteng Toli-toli, tanggal 17 Februari 2016
oleh Komisaris Utama Bapak Drs. H. Abdul Karim Hanggi.
b. Dalam rangka menghadiri syukuran dan peresmian gedung Kantor Kas Bank
Sulteng Labean di Desa Labean, tanggal 22 Maret 2016 oleh Komisaris Utama
Bapak Drs. H. Abdul Karim Hanggi dan Bapak Drs. H. Said Awad, MH
(Komisaris Independen).
c. Dalam rangka menghadiri syukuran dan peresmian Bank Sulteng Kantor
Fungsional Non Operasional (KFNO) Jakarta, tanggal 15 April 2016 oleh
Komisaris Utama Bapak Drs. H. Abdul Karim Hanggi dan Anggota Komisaris
Bapak Drs. H. Said Awad, MH dan Bapak Drs. H. Amiluddin Haludin.
d. Menghadiri acara serah terima jabatan Kepala Cabang Luwuk, silaturahmi
dengan Kepala Daerah Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Una-una serta
memantau perkembangan/mensupport Bank Sulteng Cabang Luwuk dan
Bank Sulteng Cabang Ampana, tanggal 18 - 19 Juli 2016 oleh Komisaris Utama
Bapak Drs. H. Abd. Karim Hanggi.
9. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti Dewan Komisaris :
a. Dalam rangka menghadiri undangan seminar BPDSI dan Penarikan Undian
Simpeda di Pekanbaru Riau, tanggal 02 April 2016 oleh Komisaris Utama
Bapak Drs. H. Abd. Karim Hanggi.
b. Pelatihan dan Pendidikan “Peningkatan pemahaman tentang Self Assessment
penilaian Good Corporate Governance (GCG) serta Strategi Anti Fraud oleh
Bapak Kalvin Sinaga dilaksanakan PT. Bank Sulteng tanggal 13 & 14 Mei 2016,
bertempat di Swissbell Hotel Palu.
c. Dalam rangka menghadiri undangan Asbanda “High Level” seminar dan
workshop transformasi BPD, serta mengikuti pendidikan UKMR Level II di
Jakarta, tanggal 23 Mei 2016 oleh Komisaris Utama Bapak Drs. H. Abd. Karim
Hanggi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 41 PT. BANK SULTENG
d. Dalam rangka menghadiri undangan Seminar dan Rakerwil FKDK/P BPD SI
Wilayah Tengah tahun 2016 di Bandung, tanggal 25 Mei 2016 oleh Komisaris
Independen Bapak Drs. H. Said Awad, MH.
e. Dalam rangka menghadiri undangan Seminar Forum Komunikasi Direktur
Kepatuhan (FKDK) untuk level Pengurus di Jakarta, tanggal 26 Mei 2016 oleh
Komisaris Independen Bapak Drs. H. Amiluddin Haludin.
f. Dalam rangka menghadiri undangan workshop PSAK 55 – CKPN oleh Risk
Management Guard (RMG) di Jakarta, tanggal 16 Juni 2016 oleh Komisaris
Independen Bapak Drs. H. Amiluddin Haludin.
g. Workshop Re-Asses Self Assessment as Good Corporate Governance
Implementation di Yogyakarta, tanggal 10-11 Agustus 2016, oleh Komisaris
Utama Bapak Drs. H. Abd. Karim Hanggi dan Komite Pemantau Risiko Bapak.
H. Ramli Nurdin.
h. Dalam rangka menghadiri undangan BPK RI Seminar Internasional di Lombok
Barat-NTB, tanggal 21-22 Agustus 2016 oleh Komisaris Independen Bapak
Drs. H. Amiluddin Haludin.
i. Dalam rangka menghadiri Seminar BPD SI dan Penarikan Undian Nasional
Tabungan Simpeda di Surabaya, tanggal 03 September 2016, oleh Komisaris
Utama Bapak Drs. H. Abd. Karim Hanggi.
j. Menghadiri Undangan pertemuan Gubernur Bank Indonesia dengan Direktur
Utama dan Komisaris Utama BPD Seluruh Indonesia di Jakarta, tanggal 19
November 2016, oleh Komisaris Utama Bapak Drs. H. Abd. Karim Hanggi.
k. Menghadiri Undangan BKPM “Rapat Koordinasi dan Ramah Tamah serta
peningkatan percepatan realisasi investasi antara BKPM dan Gubernur
Sulawesi Tengah di Jakarta, tanggal 30 November 2016, oleh Komisaris
Utama Bapak Drs. H. Abd. Karim Hanggi dan Komisaris Independen Bapak
Drs. H. Amiluddin Haludin.
B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
1. Jumlah dan Komposisi Direksi
a. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, melalui Akta Notaris Nomor: 38
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 42 PT. BANK SULTENG
tanggal 29 Desember 2016 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, MKn Notaris
di Palu.
b. Semua anggota Direksi memiliki kompetensi, integritas dan reputasi baik
serta mayoritas telah berpengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dibidang
operasional sebagai Pejabat Eksekutif.
c. Seluruh Direksi tidak merangkap Jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada bank dan Perusahaan atau Lembaga Keuangan bukan
Bank.
d. Seluruh anggota Direksi tidak memiliki kepentingan dalam hal hubungan
keuangan, kepemilikan, dan hubungan keluarga anggota Direksi dan Direksi
dengan Komisaris, Direksi lainnya namun salah seorang anggota Direksi
memiliki Hubungan Keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali (Gubernur
Sulawesi Tengah).
e. Seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima
persen) dari modal atau lebih dari modal disetor pada lembaga keuangan
bukan Bank maupun perusahaan lainnya yang berkedudukan didalam
maupun diluar negeri. Sesuai dengan fungsi tugas, wewenang dan tanggung
jawab, Direksi tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain.
Susunan Direksi Bank Sulteng tahun 2016, sebagai berikut:
1. Direktur Utama : Ir. Rahmat Abdul Haris
2. Direktur Pemasaran : Darmizal Aladdin
3. Direktur Operasional : Hj. Sitti Maryam Dalle
4. Direktur Kepatuhan : DR. H. N. Ikawidjaja, MM
*) Tanggal 29 Desember 2016 Gubernur Sulawesi Tangah selaku Pemegang
Saham Pengendali telah melantik Bapak DR. H. N. Ikawidjaja, MM sebagai
Direktur Kepatuhan PT. Bank Sulteng dan Bapak Darmizal Aladdin sebagai
Direktur Pemasaran PT.Bank Sulteng untuk periode tahun 2016-2020.
f. PBI Nomor 12/23/PBl/2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (fit &
proper fesf) menyebutkan bahwa calon anggota Direksi wajib lulus fit &
proper test dan memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia/Otoritas Jasa
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 43 PT. BANK SULTENG
Keuangan sebelum menjalankan tugas dan fungsi dalam jabatannya.
g. Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and Proper tanpa catatan dan telah
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan, yang
mengindikasikan bahwa setiap anggota Direksi memiliki integritas,
kompetensidan reputasi keuangan yang memadai. Direksi tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan
dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
a. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan menjelaskan mengenai tugas dan
tanggung jawab Direksi sebagai berikut:
Tugas Pokok Direksi adalah:
Melaksanakan pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan
Perseroan serta bertindak selaku pimpinan dalam pengurusan tersebut.
Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
b. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan Perseroan.
c. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Setiap anggota Direksi bertangung jawab penuh secara pribadi apabila
anggota Direksi yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
untuk kepentingan dan usaha Perseroan.
e. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan serta
melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengurusan
maupun mengenai kepemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan Perseroan.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 44 PT. BANK SULTENG
f. Perbuatan-perbuatan Direksi dibawah ini harus mendapat persetujuan
tertulis dari Komisaris dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku:
Mengeluarkan surat-surat obligasi;
Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan
hak atas barang-barang inventaris milik Perseroan;
Melepaskan atau menjual barang tidak bergerak milik Perseroan yang
melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Rapat Komisaris;
Menetapkan struktur organisasi dan tata kerja Perseroan;
Mengambil bagian baik sebagian atau seluruhnya atau ikut serta didalam
perseroan atau badan-badan lain atau mendirikan bank baru yang tidak
dalam rangka penyelamatan piutang;
Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan Perseroan dalam
perseroan atau badan-badan lainnya yang tidak dalam rangka
penyelamatan piutang;
Perbuatan untuk tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapus
tagih yang jumlahnya dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham;
g. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan
jaminan hutang seluruh atau lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh
jumlah harta kekayaan Perseroan, baik dalam satu transaksi atau beberapa
transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain, harus
mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
h. Perbuatan hukum sebagaiman dimaksud pada point (7) diatas tanpa
persetujuan RUPS, tetap mengikat Perseroan sepanjang pihak lain dalam
perbuatan hukum tersebut beretikat baik
i. Untuk menjalankan pebuatan hukum berupa transaksi yang mengakibatkan
benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi,
Komisaris atau Pemegang Saham dengan kepentingan ekonomis Perseroan,
Direksi memerlukan Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 45 PT. BANK SULTENG
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar ini dan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang Perbankan.
j. Kebijakan Kepengurusan ditetapkan dalam Rapat Direksi dengan
memperhatikan ketentuan dan peraturan yang berlaku dibidang Perbankan.
k. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak
pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya, dengan
memberikan kepadanya atau kepada mereka kekeuasaan untuk perbuatan
tertentu tersebut yang diatur dalam Surat kuasa
l. Pembagian tugas dan wewenang setiap angota Direksi ditetapkan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada
Komisaris. Dalam menentukan keputusan tersebut perlu mempertimbangkan
usulan Direktur Utama.
m. Dalam hubungan dengan tugas pokok Direksi memiliki kewajiban, antara
lain:
Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan
Perseroan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya;
Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan dan
menyampaikannya kepada Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai untuk
mendapatkan persetujuan Komisaris;
Menyiapkan rencana jangka panjang Perseroan, untuk mendapatkan
persetujuan Komisaris;
Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan
sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu perseroan;
Menyusun sistem akuntansi berdasarkan prinsip pengendalian intern,
terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan;
Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang
keadaan dan jalannya Perseroan berupa laporan kegiatan Perseroan
termasuk laporan keuangan, baik dalam bentuk laporan tahunan maupun
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 46 PT. BANK SULTENG
dalam bentuk laporan berkala lainya menurut cara dan waktu yang
ditentukan dalam anggaran dasar setiap diminta oleh Komisaris;
Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian
tugas;
Direksi dapat mengangkat tenaga ahli atau konsultan dalam melakukan
sebahagian tugas perseroan dan tidak dapat diangkat menjadi pegawai
atau pejabat dalam perseroan, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Direksi dapat mengangkat tenaga yang berpengalaman (Special hare)
sebagai pejabat dalam perseroan, dengan tetap memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Menjalankan kewajiban lainnya sesuai dengan Angaran Dasar.
3. Direksi mempunyai hak dan wewenang, antara lain sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan dalam kepemimpinan dan kepengurusan;
b. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk menetapkan
gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai
Perseroan;
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan
peraturan kepegawaian Perseroan dan/atau Peraturan Ketenagakerjaan yang
berlaku;
d. Mengangkat Sekertaris dan Komite-Komite Dewan Komisaris dengan
mempertimbangkan usulan Komisaris, dan kriteria dari anggota komite
adalah berintegritas dan jujur serta memiliki pengalaman dibidang
perbankan, keuangan dan hukum serta ekonomi baik praktisi maupun
akademisi. Khusus Sekertaris diwajibkan dari seorang Pegawai dalam
Perseroan;
e. Mengatur pendelegasian kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di
dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota
Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 47 PT. BANK SULTENG
orang pegawai Perseroan, baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada
badan lain;
f. Menghapusbukukan piutang macet yang selanjutnya mendapat persetujuan
Komisaris;
g. Menjalankan tindakan lainnya, baik mengenai pengurusan maupun mengenai
pemilikan, sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut oleh Rapat
Komisaris dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku.
4. Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016 serta Surat Edaran Bank Indonesia
No. 15/15/DPNP Tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) bagi Bank Umum, bank Sulteng telah sejak lama menerapkan
pemisahan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris. Selain
itu, tidak terdapat hubungan keluarga baik horizontal maupun vertikal, termasuk
hubungan karena pernikahan, sampai derajat ketiga, antara sesama anggota
Direksi, atau antar anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, atau
sesama anggota Dewan Komisaris. Secara umum hubungan Direksi dengan
Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Bank dan Peraturan Perundang-
undangan serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia yang berlaku,
adalah:
a. Direksi dan Dewan Komisaris secara bersama-sama menandatangani
dokumen Bank, yaitu Rencana Korporasi, Laporan Pelaksaan Tata Kelola
Bank (GCG) Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Bank ;
b. Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang Direksi bertanggung jawab untuk
memastikan agar semua informasi mengenai Bank secara tepat waktu dan
lengkap disampaikan kepada Dewan Komisaris ;
c. Direksi wajib memberikan akses atas informasi Bank secara tepat waktu dan
lengkap kepada Dewan Komisaris ;
d. Direksi wajib membebaskan para anggota Dewan Komisaris untuk secara
bersama-sama maupun sendiri setiap waktu dalam jam kerja Bank, berhak
memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 48 PT. BANK SULTENG
yang dikuasai oleh bank dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan
alat bukti lainnya, persediaan barang, memeriksa dan mencocokan keadaan
uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta
berhak untuk mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi ;
e. Direksi dan tiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang
segala hal yang ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris ;
f. Atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris, Direksi memberikan
keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Audit Internal ;
g. Menyampaikan laporan keuangan bulanan sesuai permintaan Dewan
Komisaris;
h. Menyampaikan surat permohonan persetujuan tambahan modal di setor
untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris ;
i. Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko dan laporan
pelaksanaan tugas bidang kepatuhan kepada Dewan Komisaris ;
j. Menyampaikan materi RUPS/RUPSLB untuk menjadi bahan keputusan
bersama dan mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan Direksi ;
k. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris dapat meminta secara langsung
informasi dari fungsi - fungsi manajemen terkait operasional bank untuk
melaksanakan fungsi pengawasan dengan sepengetahuan Direksi ;
l. Direksi dan atau pejabat bank lainnya wajib menghadiri undangan rapat
Dewan Komisaris dengan sepengetahuan Direksi ;
m. Direksi wajib memberikan akses atas informasi bank kepada komite-komite
yang membantu Dewan Komisaris dengan sebelumnya mengirimkan
pemberitahuan terlebih dahulu melalui Dewan Komisaris kepada Direksi ;
n. Direksi dapat mengundang anggota Dewan Komisaris jika diperlukan
pendapatnya dalam Rapat Direksi ;
o. Risalah Rapat Direksi harus tersedia apabila diminta oleh anggota Dewan
Komisaris;
p. Direksi mempunyai hak dan wewenang untuk menetapkan kebijaksanaan
Bank berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris dalam menjamin
kepengurusan Bank, kecuali ditetapkan lain berdasarkan peraturan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 49 PT. BANK SULTENG
perundang-undangan ;
q. Direksi menetapkan susunan Organisasi dan tata kerja Bank dengan
persetujuan Dewan Komisaris ;
r. Direksi berdasarkan persetujuan tertulis Dewan Komisaris dengan
berpedoman kepada perundang-undangan yang berlaku dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut:
Mengambil bagian atau ikut serta dalam Perseroan/badan-badan lain
atau menyelenggarakan bank baru yang tidak dalam rangka
penyelamatan piutang, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan Perseroan dalam bank
atau badan-badan lain ;
Menggunakan cadangan untuk penghapusan kredit kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) Umum atau peraturan perundangan yang berlaku ;
Melakukan hapus buku terhadap pokok kredit yang diberikan kepada
pihak terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
s. Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain, yang
terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka waktu yang lebih
lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dapat dilakukan
Direksi dengan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan Pasar Modal;
t. Dalam hal Bank mempunyai benturan kepentingan dengan kepentingan
pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota
Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang
bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal
ini bank diwakili oleh Dewan Komisaris;
u. Pengurusan Perseroan oleh Direksi pada umumnya, (baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan nasehat kepada
Direksi) dijalankan dibawah pengawasan Dewan Komisaris.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 50 PT. BANK SULTENG
5. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang Komite Audit, Komite
Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi, dalam rangka
mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
C. Komite Audit
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016
tanggal 07 Desember 2016 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP
Tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi
Bank Umum, maka Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit. Komite Audit
merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan
pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, proses internal audit dan
pelaporan keuangan, sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.
Pembentukan Komite Audit Bank Sulteng juga berpedoman pada ketentuan sebagai
berikut:
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek
Good Corporate Governpada Badan Usaha Milik Negara ;
Surat Keputusan Direksi Bank Sulteng No.49/SK/BPD-ST/2015 tanggal 21
September 2015 tentang Perubahan Komite-Komite Dewan Komisaris PT. Bank
Sulteng.
Susunan Komite Audit Bank Sulteng tahun 2016 sebagai berikut:
1. Ketua : Drs.H.Said Awad,MH (Komisaris Independen)
2. Anggota : H.Syafruddin Sunumpole (Pihak Independen)
3. Anggota : Dahlan Lasaki (Pihak Independen)
Namun terhitung sejak tanggal 01 Oktober 2016 s/d 31 Desember 2016 Komite
Audit tidak memiliki Ketua, hal ini disebabkan oleh karena Bapak Drs. H. Said
Awad, MH (Komisaris Independen) selaku Ketua Komite Audit berakhir masa
jabatannya sebagai Komisaris Independen PT. Bank Sulteng.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 51 PT. BANK SULTENG
1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit mendukung Dewan Komisaris dalam hal:
a. Memastikan laporan keuangan Bank Sultengdapat dimengerti, transparan,
dan dapat diandalkan ;
b. Menilai pelaksanaan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh Divisi Audit
Internal maupun eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan
pelaporan yang tidak memenuhi standar ;
c. Melakukan evaluasi kebijakan Bank Sultengyang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika,
benturan kepentingan, dan investigasi kesalahan maupun kecurangan dan
memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
intern Bank serta pelaksanaannya melalui Dewan Komisaris;
d. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan, dan temuan
yang signifikan ;
e. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan Kerja terkait tentang status,
kemajuan, dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang
dijumpai serta temuan Divisi Audit Internal ;
f. Memastikan bahwa Divisi Audit Internal dapat memiliki akses langsung
kepada Komite Audit dan dapat berkomunikasi di luar rapat komite yang
telah dijadwalkan ;
g. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor Eksternal/Pengawas
Bank untuk membahas rencana audit, temuan audit maupun laporan audit.
h. Komite Audit memiliki pedoman kerja yang dituangkan dalam Pedoman Kerja
Komite yang telah disetujui oleh Komisaris. Sesuai dengan pedoman kerja,
Komite Audit mereview laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya
untuk kepentingan para stakeholders, menelaah hasil pencapaian, efektivitas,
dan objektifitas dari seluruh proses audit internal dan eksternal,
mengevaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan
rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian internal Bank.
i. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut di atas, Komite Audit
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 52 PT. BANK SULTENG
memiliki wewenang sebagai berikut:
Mendapatkan informasi, melalui Dewan Komisaris, mengenai operasional
Bank, data karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya ;
Bekerja sama dengan Divisi Audit Internal ;
Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai
penyempurnaan proses audit internal, eksternal, dan laporan keuangan
Bank ;
Melakukan evaluasi deskripsi mengenai pengendalian internal/audit yang
akan dipublikasikan dalam laporan keuangan dan laporan pelaksanaan
penerapan GCG ;
Melakukan kajian atas independensi dan objektivitas auditor eksternal
serta merekomendasikan auditor eksternal yang akan dipilih oleh Bank
untuk mengaudit laporan keuangan Bank.
Secara garis besar, Komite Audit memberikan pendapat profesional yang
independen kepada Dewan Komisaris berdasarkan hasil evaluasi dan
semua risiko yang penting dipertimbangkan, identifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian khusus dalam bidang laporan keuangan dari
Direksi dan auditor eksternal, serta ketaatan pada peraturan perundang-
undangan dan pelaksanaan manajemen risiko.
2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit
Komite Audit melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris, sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit. Komite Audit telah
melakukan tugasnya, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin. Komite
Audit selama tahun 2016 melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Daftar Rekomendasi Komite Audit Semester I 2016:
No.
No./Tanggal
Rekomendasi
Perihal
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 53 PT. BANK SULTENG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
No.01/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/I/2016
Tgl. 11 Januari 2016
No.02/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/I/2016
Tgl. 20 Januari 2016
No. 03/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/I/2016
Tgl. 27 Januari 2016
No. 04/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 05 Februari 2016
No. 05/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 03 Februari 2016
No. 06/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 09 Februari 2016
No. 07/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 15 Februari 2016
No. 08/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Laporan keuangan PT. Bank Sulteng tidak
sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan
yang berlaku
Hasil Audit Kantor Cabang Paleleh Semester
II/2014 dan Semester I/2015
Kasus mark up biaya pengisian pulsa
listrik/token, untuk 10 unit gardu ATM lokasi
kota Palu dan Kabupaten Sigi sebesar Rp.
176.611.000 pada Cabang Utama
Realisasi laba PT. Bank Sulteng bulan Januari
2016
Rasio-rasio keuangan PT. Bank Sulteng TW.
IV tahun 2015
Rencana perluasan jaringan kantor Bank
Sulteng.
Pelaksanaan tindak lanjut hasil pertemuan
dengan Pak. Direktur Utama Tgl. 27 Jan
2015
Pemantauan tindak lanjut/evaluasi hasil
audit Kantor Cabang Parigi semester I tahun
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 54 PT. BANK SULTENG
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Tgl. 15 Februari 2016
No. 09/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 17 Februari 2016
No. 10/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 26 Februari 2016
No. 11/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 26 Februari 2016
No. 12/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/II/2016
Tgl. 29 Februari 2016
No. 13/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/III/2016
Tgl. 01 Maret 2016
No. 14/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/III/2016
Tgl. 01 Maret 2016
No. 15/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/III/2016
Tgl. 14 Maret 2016
No. 16/Komite Audit-Dekom/BPD-
2015
Laporan realisasi Rencana Bisnis Bank Tw. IV
tahun 2015
Lapoaran pemantauan Tindak lanjut dan
Evaluasi Hasil Audit kantor cabang Ampana
Semester I Tahun 2015
Hasil Audit Kantor Cabang Luwuk Semester
II Tahun 2014 dan I Tahun 2015
Penyampaian laporan pelaksanaan & Pokok-
pokok Hasil Audit Intern Bank Sulteng
Kepada Dewan komisaris
Pengenaan Sanksi bagi Pelaku Fraud a/n
Wirdaningsih
Laporan pemantauan Tindak lanjut dan
Evaluasi Hasil Audit Kantor Cabang Poso
Semester II tahun 2015
Hasil Audit KC. Bungku Semester I Tahun
2015
Hasil Audit Kantor Cabang Pembantu
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 55 PT. BANK SULTENG
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
ST/III/2016
Tgl. 17 Maret 2016
No. 17/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/III/2016
Tgl. 18 Maret 2016
No. 18/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 01 April 2016
No. 19/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 01 April 2016
No. 20/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 07 April 2016
No. 21/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 08 April 2016
No. 22/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 15 April 2016
No. 23/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 18 April 2016
Morowali semester I tahun 2015
Permintaan draft laporan keuangan PT.
Bank Sulteng tahun buku 2015 dan draft
manajemen letter atas hasil KAP
Hasil telaah laporan keuangan publikasi
(Neraca sisi aktiva) terhadap laporan
keuangan KAP per 31/12/2015
Hasil telaah laporan keuangan publikasi
(Neraca sisi passiva) terhadap laporan
keuangan KAP per 31/12/2015
Hasil telaah laporan keuangan KAP terhadap
laporan keuangan inhouse PT. Bank Sulteng
(Neraca sisi aktiva) per 31/12/2015
Hasil telaah laporan keuangan KAP terhadap
laporan keuangan inhouse PT. Bank Sulteng
(Neraca sisi passiva) per 31 Desember 2015
Management letter atas audit laporan
keuangan PT. Bank Sulteng tahun 2015
Telaah atas Independensi dan Obyektivitas
Akuntan Publik Husni Muharam & Rasidi
atas Audit Bank Sulteng Tahun 2015
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 56 PT. BANK SULTENG
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
No. 24/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 19 April 2016
No. 25/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/IV/2016
Tgl. 20 April 2016
No. 26/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 02 Mei 2016
No. 27/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 03 Mei 2016
No. 28/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 16 Mei 2016
No. 29/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 17 Mei 2016
No. 30/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Evaluasi pelaksanaan audit oleh KAP atas
laporan keuangan Bank Sulteng tahun buku
2015
Komitmen rencana aksi Direktur Utama BPD
Sulteng atas hasil pemeriksaan team BPK.
Tindak lanjut pemeriksaan umum OJK tahun
2015
Laporan hasil evaluasi komite audit
terhadap management letter KAP Husni,
Mucharam & Rasidi tahun buku 2015
dibandingkan dengan management letter
KAP Doli, Bambang, Sulistianto, Dadang &
Ali.
Laporan realisasi rencana bisnis PT. Bank
Sulteng triwulan I/2016
Laporan pemantauan/evaluasi hasil
pemeriksaan cabang Banggai Laut semester
II tahun 2014 & semester I tahun 2015
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
semester II tahun 2015
Evaluasi laporan hasil audit Kanca Paleleh
semester II tahun 2015
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 57 PT. BANK SULTENG
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Tgl. 17 Mei 2016
No. 31/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 18 Mei 2016
No. 32/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 19 Mei 2016
No. 33/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 20 Mei 2016.
No. 34/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/V/2016
Tgl. 23 Mei 2016
No. 35/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/VI/2016
Tgl. 01 Juni 2016
No. 36/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/VI/2016
Tgl. 02 Juni 2016
No. 37/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/VI/2016
Tgl. 06 Juni 2016
Hasil review komite audit terhadap hasil
pemeriksaan KAP Husni Muharam & Rasidi
tahun buku 2015 tentang kesesuaian
dengan Standar Audit dan Standar
Akuntansi
Hasil audit kantor Cabang Luwuk semester II
tahun 2015
Hasil audit kantor Cabang Salakan tahun
2014 & tahun 2015
Hasil audit kantor Cabang Toli-toli semester
II tahun 2015
Hasil audit kantor Cabang Morowali
semester II tahun 2015
Beban denda-denda Bank Sulteng
Laba PT. Bank Sulteng periode 31 Mei 2016
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 58 PT. BANK SULTENG
38.
39.
40.
No. 38/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/VI/2016
Tgl. 13 Juni 2016
No. 39/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/VI/2016
Tgl. 21 Juni 2016
No. 40/Komite Audit-Dekom/BPD-
ST/VI/2016
Tgl. 30 Juni 2016
Laporan penerapan SAF semester I tahun
2016
Laporan pemantauan/evaluasi hasil
pemeriksaan cabang parigi & kas lambunu
semester II tahun 2015 serta tindak lanjut
hasil pemeriksaan semester I & II tahun
2015
jenis remunerasi dewan komisaris dan
direksi PT. Bank Sulteng
a. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit :
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 07 Januari 2016
pembahasan: Rekomendasi-rekomendasi Komite Audit sebanyak 8
(delapan) rekomendasi.
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 08 Januari 2016
pembahasan: Laporan hasil pemeriksaan dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan
Sulawesi Tengah.
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 10 Februari 2016,
pembahasan: rekomendasi Komite Audit sebanyak 6 (enam)
rekomendasi.
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 24 Februari
2016, pembahasan: Rekomendasi dari Komite dan pembahasan Laporan
Pengawasan Dewan Komisaris Semester II Tahun 2015.
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Audit Tgl. 11 Mei 2016, pembahasan:
rekomendasi Komite Audit sebanyak 17 (tujuh belas) rekomendasi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 59 PT. BANK SULTENG
b. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh Komite Audit selama Semester I
2016 :
Pelatihan dan Pendidikan “Peningkatan pemahaman tentang Self Assessment
penilaian Good Corporate Governance (GCG) serta Strategi Anti Fraud oleh
Bapak Kalvin Sinaga dilaksanakan PT. Bank Sulteng tanggal 13 & 14 Mei 2016,
bertempat di Swissbell Hotel Palu.
c. Daftar Rekomendasi Komite Audit semester II Tahun 2016:
No.
No./Tanggal
Rekomendasi
Perihal
1.
2.
3.
4.
5.
No.41/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 01/07/2016
No.42/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 11/07/2016
No.43/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 25/07/2016
No.44/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 05/08/2016
No.45/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 09/08/2016
Penjelasan laporan Triwulan I tahun 2016
Laporan pemantauan/ evaluasi hasil
pemeriksaan cabang Bungku dan kantor
kas Bahomoteve dan kantor kas Beteleme
semester II tahun 2015
Laporan pemantauan/ evaluasi hasil
pemeriksaan SKAI pada kantor cabang
Ampana semester II tahun 2016
Laporan realisasi RBB triwulan II tahun
2016
Pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas SKAI pada kantor
cabang Poso semester II tahun 2015
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 60 PT. BANK SULTENG
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
No.46/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 15/08/2016
No.47/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 22/08/2016
No.48/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 01/09/2016
No.49/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 26/09/2016
No.50/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 27/09/2016
No.51/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 28/09/2016
No.52/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 29/09/2016
No.53/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas SKAI pada kantor
cabang pembantu Donggala semester II
tahun 2015
Review laporan keuangan publikasi PT.
Bank Sulteng triwulan II tahun 2016
Review terhadap pelaksanaan audit SKAI
Tindak lanjut Direksi atas temuan audit
dan rekomendasi dari SKAI
Evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan Audit SKAI
Pemantauan tindak lanjut temuan audit
Permintaan copy laporan hasil kaji ulang
pihak ekstern yang memuat pendapat
hasil kerja SKAI
Penunjukkan Akuntan Publik dan KAP
untuk penyusunan laporan keuangan PT.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 61 PT. BANK SULTENG
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Tgl. 07/10/2016
No.54/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 10/10/2016
No.55/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 17/10/2016
No.56/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 18/10/2016
No.57/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 19/10/2016
No.58/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 24/10/2016
No.59/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 28/10/2016
No.60/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 07/11/2016
No.61/Komite Audit-
Bank Sulteng tahun buku 2016
Evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI
dan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan
SKAI, KAP & OJK
Laporan penerapan SAF semester I Tahun
2016
Permintaan data-data pengembalian/
penyelesaian fraud
Permintaan data pengembalian/
penyelesaian fraud yang telah dihapus
bukukan di tahun 2014
Laporan analisa dan kajian terhadap
penilaian kecukupan pengendalian intern
atas tindak lanjut audit
Evaluasi atas laporan tim pemeriksa
khusus SKAI PT. Bank Sulteng pada kantor
cabang Salakan
Review laporan keuangan publikasi PT.
Bank Sulteng Tw. III Tahun 2016
Hasil audit kantor cabang Luwuk semester
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 62 PT. BANK SULTENG
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 10/11/2016
No.62/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 14/11/2016
No.63/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 23/11/2016
No.64/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 07/12/20163
No.65/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 08/12/2016
No.66/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 13/12/2016
No.67/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 14/12/2016
No.68/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 15/12/2016
I Tahun 2016
Hasil audit kantor cabang Salakan
semester I Tahun 2016
Hasil audit kantor cabang Banggai Laut
semester I Tahun 2016
Review penerapan SPFAIB tahun 2013 s/d
tahun 2015
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang Poso
semester I tahun 2016
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang
Pembantu Donggala semester I tahun
2016
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang
Pembantu Ampana semester I tahun 2016
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang Parigi
semester I tahun 2016
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 63 PT. BANK SULTENG
29.
30.
31.
No.69/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 16/12/2016
No.70/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 19/12/2016
No.71/Komite Audit-
Dekom/BPD- ST/2016
Tgl. 20/12/2016
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang Buol
semester I tahun 2016
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang Toli-toli
semester I tahun 2016
Evaluasi hasil audit Kantor Cabang Paleleh
semester I tahun 2016
d. Rapat Intern Komite Audit :
Rapat Intern Komite Audit Tgl. 11 Juli 2016 pembahasan :
Evaluasi hasil keputusan rapat intern Komite Audit hari Kamis Tgl. 07 April
2016
Realisasi pencapaian RKAT Triwulan II 2016 dibandingkan RBB Triwulan II
Tahun 2016.
Review terhadap pelaksanaan Audit SKAI semester II tahun 2015
Review laporan keuangan publikasi PT. Bank Sulteng Triwulan II tahun
2016
Rapat Intern Komite Audit Tgl. 29 September 2016 pembahasan :
Evaluasi hasil keputusan rapat intern Komite Audit hari Senin, 11 Juli
2016.
Hasil pemeriksaan OJK terhadap pelaksanaan GCG pada PT. Bank Sulteng
periode 30 Juni 2016.
Review terhadap pelaksanaan audit SKAI semester I tahun 2016.
e. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh Komite Audit selama Semester II
2016
Tidak ada pendidikan dan pelatihan yang diikuti.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 64 PT. BANK SULTENG
f. Independensi Anggota Komite Audit
Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi
(KRN) bahwa, setiap anggota komite harus bersifat independen. Kualifikasi
penugasan dan fungsi dari Komite Audit harus tunduk kepada aturan yang
berlaku dari Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia. Bahwa seluruh
anggota komite audit Bank Sulteng periode 2016 memiliki kedudukan yang
independen terhadap Bank Sulteng.
D. Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko (KPR) Bank Sulteng merupakan salah satu komite yang
dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016 serta Surat Edaran Bank
Indonesia No. 15/15/DPNP Tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum. Komite Pemantau Risiko Bank
Sulteng untuk periode tahun 2015 dibentuk berdasarkan:
Surat Keputusan Direksi Bank Sulteng No.49/SK/BPD-ST/2015 tanggal 21 September
2015 tentang Perubahan Komite-komite Dewan Komisaris PT. Bank Sulteng.
Susunan Komite Pemantau Risiko Bank Sulteng tahun 2016, sebagai berikut :
1. Ketua : Drs. H. Amiluddin Haludin (Komisaris Independen)
2. Anggota : H.Ramli Nurdin. BSc (Pihak Independen)
3. Anggota : Bambang Setiawan,SH (Pihak Independen)
1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, mewajibkan Bank menerapkan
Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk Bank secara individual maupun
untuk bank secara konsolidasi, yang paling kurang mencakup 4 (empat) pilar
yaitu:
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi ;
b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit ;
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 65 PT. BANK SULTENG
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
Risiko, serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan risiko merekomendasikan
penyempurnaan infrastruktur dan metodologi pengukuran risiko. Secara berkala,
Komite Pemantau Risiko melakukan penyempurnaan kebijakan dan Laporan
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bank Sulteng Tahun 2016
berpedoman pada pengelolaan manajemen risiko agar dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan bisnis Bank.
Berkaitan dengan tugas pemantauan pelaksanaan tugas SKMR, Komite Pemantau
Risiko belum sepenuhnya mengevaluasi laporan Profil Risiko Bank, meliputi risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko
reputasi, risiko strategi, dan risiko kepatuhan. Hingga akhir tahun 2016
pengelolaan risiko yang semakin baik dibuktikan dengan peningkatan risk
awareness secara mayoritas pada risk taking unit. Metode pengukuran risiko dan
pengendaliannya terus menerus disempurnakan oleh SKMR.
2. Kegiatan Komite Pemantau Risiko Tahun 2016
Sesuai pedoman kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2016 telah
dilakukan hal hal yang terkait dengan Manajemen Risiko di Bank sebagai berikut:
a. Daftar Rekomendasi Komite Pemantau Risiko Semester I 2016
No.
No./Tanggal
Rekomendasi
Perihal
1.
2.
01/KomitePR-Dekom/BPD-ST/I
2016 Tgl. 05 Januari 2016
02/KomitePR-Dekom/BPD-ST/I
2016 Tgl. 07 Januari 2016
Update pengkinian BPP dan SOP Hapus
Buku
Evaluasi dan tindak lanjut buku kebijakan
dan Standar Operasional Bank.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 66 PT. BANK SULTENG
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
03/KomitePR-Dekom/BPD-ST/I
2016 Tgl. 12 Januari 2016
04/KomitePR-Dekom/BPD-ST/I
2016 Tgl. 14 Januari 2016
05/KomitePR-Dekom/BPD-ST/I
2016 Tgl. 15 Januari 2016
06/KomitePR-Dekom/BPD-ST/I
2016 Tgl. 18 Januari 2016
07/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/II/2016 Tgl. 05 Februari 2016
08/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/II/2016 Tgl. 09 Februari 2016
09/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/II/2016 Tgl. 15 Februari 2016
10/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/II/2016 Tgl. 18 Februari 2016
11/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/II/2016 Tgl. 19 Februari 2016
12/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/II/2016 Tgl. 22 Februari 2016
13/KomitePR-Dekom/BPD-
Persetujuan Dewan Komisaris dan
ketentuan PBI tentang BMPK
Penyediaan mekanisme pelaporan dan
manajemen informasi system
Permintaan revisi Buku V Buku Pedoman
Kerja Komite Pemantau Risik0
Kriteria penerimaan pegawai jalur
manajemen trainee
Meningkatkan petumbuhan kredit
produktif (UMKM)
Pemberian jangka waktu kredit
Permintaan tanggapan Direksi atas Surat-
surat Dewan Komisaris
Pembaharuan kebijakan dan SOP kredit
konstruksi
Evaluasi visi dan misi Bank Sulteng sampai
dengan posisi tahun 2015
Pembetulan kolektibilitas pinjaman an.
CV. Iwasaka Perkasa
Restrukturisasi kredit bermasalah atas
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 67 PT. BANK SULTENG
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
ST/II/2016 Tgl. 25 Februari 2016
14/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/III/2016 Tgl. 03 Maret 2016
15/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/III/2016 Tgl. 04 Maret 2016
16/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/III/2016 Tgl. 07 Maret 2016
17/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/III/2016 Tgl. 10 Maret 2016
18/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/III/2016 Tgl. 21 Maret 2016
19/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/III/2016 Tgl. 28 Maret 2016
20/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/IV/2016 Tgl. 14 April 2016
21/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/IV/2016 Tgl. 06 April 2016
nama PT. Mulyatama Asri Palu
Permintaan percepatan penyampaian
laporan kepada Dewan Komisaris
Pemeriksaan kembali kelengkapan
dokumen kredit terutama keberadaan
agunan dan peningkatan yang sempurna
Permintaan penjelasan Direksi sebab
belum difungsikannya Kantor pemasaran
di Jakarta dan kantor cabang Palu Barat
Pemenuhan persyaratan permintaan OJK
terkait pelaksanaan produk baru SMS
banking non transaksi
Permintaan penjelasan Direksi atas
pemberian kredit Investasi Rekg. No.
1516000167 an. CV. Iwasaka Perkasa
Peningkatan angunan Kredit secara
sempurna atas 12 (dua belas) SHM-
debitur atas anam CV. Iwasaka Perkasa
Melakukan Revisi SK. Direksi
NO.07/SK/BPD-ST/2015 tanggal 05
Februari 2015
Percepatan pembuatan APHT dan SHT
agunan kredit sesuai undang-undang hak
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 68 PT. BANK SULTENG
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
22/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/IV/2016 Tgl. 11 April 2016
23/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/IV/2016 Tgl. 18 April 2016
24/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/V/2016 Tgl. 09 Mei 2016
5/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/V/2016 Tgl. 10 Mei 2016
26/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/V/2016 Tgl. 17 Mei 2016
27/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/V/2016 Tgl. 30 Mei 2016
28/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/VI/2016 Tgl. 02 Juni 2016
tanggungan
Penetapan kolektibilitas kredit dengan
mengacu pada ketentuan bank Indonesia
Permintaan kebijakan asset dan prosedur.
Penata kelolaan administrasi dan
pelaporan kredit hapus buku (ekstra
comtable)
Permintaan copy laporan keuangan tahun
2015 serta penilaian terakhir agunan
kredit dan polis asuransi agunan yang
insurable an. CV. Iwasaka Perkasa.
Peningkatan kredit UMKM serta kualitas
SDM dan mitigasi risiko kredit dan sanksi
tegas pelanggaran kebijakan dan prosedur
kredit.
Permintaan penjelasan dan rencana
tindak lanjut pemeriksaan SKAI terhadap
debitur an. CV Iwasaka Perkasa Kantor
Cabang Luwuk.
Evaluasi dan perbaikan laporan profil
risiko triwulan I tahun 2016 PT. Bank
Sulteng
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 69 PT. BANK SULTENG
29.
30.
31.
32.
29/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/VI/2016 Tgl. 08 Juni 2016
30/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/VI/2016 Tgl. 23 Juni 2016
31/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/VI/2016 Tgl. 23 Juni 2016
32/KomitePR-Dekom/BPD-
ST/VI/2016 Tgl. 28 Juni 2016
Permintaan revisi self assessment laporan
pelaksanaan GCG tahun 2015 PT. Bank
Sulteng
Penyehatan dan penyelamatan kredit
bermasalah melalui upaya restrukturisasi
kredit
Permintaan kebijakan dan SOP tertulis
tentang penerbitan surat berharga serta
laku pandai dan sms banking.
Penyediaan mekanisme pelaporan sebagai
Manajemen Informasi System (MIS) yang
dapat digunakan sebagai bahan
analisis/kajian Komite Pemantau Risiko.
b. Memo Internal Dewan Komisaris atas Prakarsa Komite Pemantau Risiko:
No. No./Tanggal
Memo Internal Perihal
1.
2.
3.
4.
01/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 07 Januari 2016.
02/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 15 Februari 2016.
03/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 07 Januari 2016.
05/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 14 Maret 2016.
Permintaan laporan kredit
Permintaan salinan R/C debitur an. PT.
Mulyatama Asri Palu
Permintaan salinan R/C dan copy invoice
atau BPKB an. CV. Iwasaka Perkasa.-
Permintaan Copy SOP tugas dan tanggung
jawab Komite Manajemen Risiko.-
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 70 PT. BANK SULTENG
5.
6.
7.
1. 5
8.
9.
10.
06/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 15 Maret 2016.
08/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 13 April 2016.
11/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 18 April 2016.
12/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 29 Februari 2016.
14/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 10 Mei 2016.
01/MI/DK-BPDST/2016
Tgl. 07 Januari 2016
Permintaan penjelasan atas kelengkapan
Dokumen Kredit debitur an. CV. Iwansaka
Perkasa.
Permintaan Copy kebijakan dan
kewenangan memutusan Komite Kredit.-
Permintaan data dan informasi dibitur an
PT. Mulyatama Asri Palu.-
Meneliti kembali kebenaran kolektibilitas
Kredit an. PT. sumaziz Mitra Kasimbar.-
Penjelasan atas SK. Dan memo Direksi
tentang pembentukan panitia senio kredit
serta batas Wewenang Memutus Kredit
(BWMK).-
Persetujuan pemberian kredit kepada
pihak terkait.
c. Rapat Internal Komite Pemantau Risiko:
No. No./Tanggal
Risalah Rapat Ket.
1.
2.
01/ komite-PR/Dekom/BPD-
ST/2016 Tgl. 07 Januari 2016
02/Komite-PR/Dekom/BPD-
ST/2016 Tgl. 04 Februari 2016
Rapat membahas 6 (enam) permasalahan,
dan sepakati untuk direkomendasikan
kepada dewan komisaris untuk ditindak
lanjuti.
Rapat membahas 7 (tujuh) permasalahan,
dan disepakati untuk direkomendasikan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 71 PT. BANK SULTENG
3.
4.
5.
6.
03/Komite-PR/Dekom/BPD-
ST/2016 Tgl. 07 Maret 2016
04/Komite-PR/Dekom/BPD-
ST/2016 Tgl. 05 April 2016
05/Komite-PR/Dekom/BPD-
ST/2016 Tgl. 09 Mei 2016
06/Komite-PR/Dekom/BPD-
ST/2016 Tgl. 08 Juni 2016
kepada Dewan Komisaris untuk ditindak
lanjuti.
Rapat membahas 6 (enam) permasalahan,
dan disepakati untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris untuk ditindak
lanjuti.
Rapat membahas 4 (empat) permasalahan,
dan disepakati untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris untuk ditindak
lanjuti.
Rapat membahas 5 (lima) permasalahan,
dan disepakati untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris untuk ditindak
lanjuti.
Rapat membahas 5 (lima) permasalahan,
dan disepakati untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris untuk ditindak
lanjuti.
d. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko :
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko Tgl. 07 Januari 2016
pembahasan Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 4 (empat)
rekomendasi.
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 08 Januari 2016
pembahasan: Laporan hasil pemeriksaan dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan
Sulawesi Tengah.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 72 PT. BANK SULTENG
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko Tgl. 10 Februari
2016, pembahasan Rekomendasi Komite Pemantau Risiko sebanyak 6
(enam) rekomendasi.
Rapat Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris Tgl. 24 Februari
2016, pembahasan: Rekomendasi dari Komite dan pembahasan Laporan
Pengawasan Dewan Komisaris Semester II Tahun 2015.
e. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh Komite Pemantau Risiko selama
Semester I 2016:
Pelatihan dan Pendidikan “Peningkatan pemahaman tentang Self Assessment
penilaian Good Corporate Governance (GCG) serta Strategi Anti Fraud oleh
Bapak Kalvin Sinaga dilaksanakan PT. Bank Sulteng tanggal 13 & 14 Mei 2016,
bertempat di Swissbell Hotel.
f. Daftar Rekomendasi Komite Pemantau Risiko Semester II Tahun 2016:
No.
No./Tanggal
Rekomendasi
Perihal
1.
2.
3.
4.
33/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 11 Juli 2016
34/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 21 Juli 2016
35/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 27 Juli 2016
36/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 03 Agustus 2016
Peningkatan pemahaman dan kesadaran
penerapan budaya kepatuhan
Pemberian penalty pencairan deposito
yang belum jatuh tempo
Laporan realisasi beberapa indikator
keuangan Rencana Bisnis (RBB) tahun
2016-2018 PT. Bank Sulteng periode
triwulan II tahun 2016
Permintaan copy Standar Operasional
Prosedur (SOP) bank tentang
perlindungan konsumen sektor jasa
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 73 PT. BANK SULTENG
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
37/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 04 Agustus 2016
38/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 25 Agustus 2016
39/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 06 September 2016
40/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 15 September 2016
41/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 16 September 2016
42/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 19 September 2016
43/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 19 September 2016
44/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 03 Oktober 2016
45/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 05 Oktober 2016
keuangan
Rencana Bisnis Bank Sulteng Tahun 2016-
2018
Laporan triwulan realisasi rencana bisnis
Bank Sulteng
Rapat periodik Dewan Komisaris dengan
Direksi PT. Bank Sulteng
Permintaan copy kelengkapan dokumen
kredit an. CV. Iwasaka Perkasa
Meningkatkan monitoring/pembinaan
debitur PT. Sapta Unggul agar
kolektibilitas kredit menjadi lancar
Ketersediaan kebijakan dan SOP serta
update kebijakan dan SOP yang sudah
ada
Perbaikan kualitas profil risiko dan
penerapan kualitas manajemen risiko
Meningkatkan porsi pemberian kredit
usaha produktif sektor usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM)
Meningkatkan pemahaman dan
kesadaran penerapan budaya kepatuhan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 74 PT. BANK SULTENG
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
46/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 10 Oktober 2016
47/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 17 Oktober 2016
48/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 02 November 2016
49/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 03 November 2016
50/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 04 November 2016
51/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 08 November 2016
52/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 10 November 2016
53/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 11 November 2016
pada semua jenjang kegiatan dan unit
operasional bank.
Meningkatkan pembinaan dan
pengawasan debitur putusan kredit
Kantor Pusat
Permintaan kebijakan dan strategi
manajemen risiko serta BPP TKB dan BPP
tentang benturan kepentingan
Meningkatkan pembinaan dan
pengawasan debitur putusan kredit
kantor pusat.
Pemeriksaan dan penilaian agunan kredit
oleh Appraisal Independent
Evaluasi perkreditan triwulan III 2016
serta action plan perbaikan kualitas
portofolio kredit
Permintaan kegiatan pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko
Perbaikan kualitas penerapan manajemen
risiko
Realisasi rencana bisnis bank (RBB)
triwulan III tahun 2016
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 75 PT. BANK SULTENG
22.
23.
24.
25.
54/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 05 Desember 2016
55/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 14 Desember 2016
56/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 19 Desember 2016
57/Komite-Dekom/BPD-ST/
2016 Tgl. 21 Desember 2016
Evaluasi posisi perkreditan posisi bulan
Oktober 2016.
Target tabungan pada RBB 2017 – 2019
Permintaan penjelasan Direksi terhadap
peraturan Hapus Buku kredit
Persetujuan Hapus Buku kredit.
g. Rapat Intern Komite Pemantau Risiko periode semester II Tahun 2016 :
No. Tgl. Rapat Keterangan
1.
2.
3.
4 Juli 2016
9 Agustus 2016
05 September
2016
Membahas 3 permasalahannya masing-masing :
1. Peningkatan pelayanan melalui ATM
2. Ketentuan Direksi pemberian pinalty Deposito yang
ditarik belum jatuh tempo
3. Evaluasi realisasi RBB triwulan II tahun 2016
Secara aklamasi menyetujui untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris
Membahas 3 permasalahan masing-masing :
1. Perlindungan konsumen jasa keuangan
2. Penerbitan surat berharga
3. Realisasi RBB yang belum memenuhi target
Secara aklamasi menyetujui untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris
Membahas 5 permasalahan yaitu:
1. Meningkatkan frekuensi rapat Dewan Komisaris dengan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 76 PT. BANK SULTENG
4.
5.
07 Oktober 2016
07 November
2016
Direksi
2. Permintaan copy dokumen kredit atas nama CV. Iwasaka
3. Penurunan kolektibilitas kredit an. PT. Sapta Unggul
4. Update kebijakan dan SOP bank
5. Laporan profil risiko triwulan I tahun 2015 s/d triwulan
II tahun 2016
Secara aklamasi menyetujui untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris
Membahas 5 permasalahan sebagai berikut :
1. Membahas rekomendasi Dewan Komisaris yang belum
ditanggapi Direksi
2. Jumlah kredit produktif yang baru mencapai 4,46% dari
total kredit
3. Pinalty pelanggaran sesuai surat OJK sebanyak 14 kasus
dengan jumlah pinalty Rp. 282.311.784,-
4. Peningkatan pembinaan debitur besar putusan kantor
pusat
5. Kebijakan dan strategi manajemen risiko dan tingkat
kesehatan bank.
Secara aklamasi menyetujui untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris
Membahas berbagai permasalahan yaitu :
1. Membahas 5 rekomendasi bulan September dan 4
rekomendasi bulan Oktober yang belum dibahas pada
rapat Dewan Komisaris dan Komite
2. Hasil evaluasi kredit triwulan III tahun 2016 total kredit
bermasalah menjadi Rp. 45.665 Juta dan NPL meningkat
menjadi 1,77%
3. Penilaian agunan kredit untuk kredit diatas Rp. 5 M oleh
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 77 PT. BANK SULTENG
6.
06 Desember 2016
apraisal independen
4. Pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko
5. Pemberian kewenangan memutus kredit kepada
anggota tim pemutus kredit Kantor Pusat
6. Hasil evaluasi realisasi RBB triwulan III tahun 2016
Semua peserta rapat menyetujui untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris
Membahas permasalahan sebagai berikut :
1. Total kredit bermasalah yang terus meningkat terutama
15 debitur besar mencapai 40,16% dari total kredit
produktif
2. Penetapan target tabungan pada RBB tahun 2017-2019
yang fantastis
3. Ketegasan Direksi atas peraturan dan ketentuan hapus
buku kredit
4. Evaluasi dan revisi 3 ketentuan hapus buku kredit
Peserta rapat menyetujui secara bulat untuk
direkomendasikan kepada Dewan Komisaris
h. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh Komite Pemantau Risiko selama
Semester II 2016:
Workshop Re-Asses Self Assessment as Good Corporate Governance
Implementation sesuai prospektif regulator untuk mencapai peringkat 1 & 2,
di Yogyakarta tanggal 10-11 Agustus 2016, oleh Komisaris Utama Bapak Drs.
H. Abd. Karim Hanggi dan Komite Pemantau Risiko Bapak. H. Ramli Nurdin.
i. Independensi Ketua dan Anggota Komite Pemantau Risiko
Ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari 1 (satu) orang
Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota independen.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 78 PT. BANK SULTENG
j. Mekanisme Kerja
Komite Pemantau Risiko bekerja berdasarkan program kerja tahunan
yang disusun dan disetujui Dewan Komisaris, diantaranya kegiatan
pemantauan risiko bulanan, triwulanan dan tahunan, serta kegiatan yang
tidak ditetapkan waktu pelaksanaannya seperti kegiatan peningkatan
kapabilitas ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko.
Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan
rapat internal KPR, rapat koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko,
Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain sesuai program
kerja dan kebutuhan.
E. Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Sulteng dibentuk berdasarkan:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember
2016 tentang Penerapan Good Corporate Governance bagi Bank Umum;
Surat Edaran Bank Indonesia nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang
Penerapan Good Corporate Governance bagi Bank Umum;
Surat Keputusan Direksi Bank Sulteng No.49/SK/BPD-ST/2015 tanggal 21
September 2015 tentang Perubahan Komite-Komite Dewan Komisaris PT. Bank
Sulteng.
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Sulteng Tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
1. Ketua : Drs. H. Said Awad, MH (Komisaris Independen)
2. Anggota : Drs. H Amiluddin Haludin (Komisaris Independen)
3. Anggota : Myrna Rianasari, SE (Kepala Divisi SDM)
Namun terhitung sejak tanggal 01 Oktober 2016 s/d 31 Desember 2016 Komite
Audit tidak memiliki Ketua, hal ini disebabkan oleh karena Bapak Drs. H. Said Awad,
MH (Komisaris Independen) selaku Ketua Komite Audit berakhir masa jabatannya
sebagai Komisaris Independen PT. Bank Sulteng.
1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 79 PT. BANK SULTENG
Governyang telah dituangkan dalam program kerja Komite, secara garis besar
Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Terkait dengan kebijakan remunerasi adalah:
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi ;
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai :
Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
b. Terkait dengan kebijakan nominasi adalah:
Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta
prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham;
Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris
dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham;
Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan
menjadi anggota Komite.
2. Tugas lainnya
a. Melakukan evaluasi atas pelaporan kebijakan SDM dan memberikan saran
untuk perbaikan atau peningkatannya ;
b. Melakukan self assessment dalam pelaksanaan tugasnya serta melaksanakan
tugas khusus yang diberikan Dewan Komisaris.
3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Dalam rapat sepanjang tahun 2014, Komite Remunerasi dan Nominasi telah
melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Terkait dengan kebijakan remunerasi
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 80 PT. BANK SULTENG
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi:
Dokumentasi ketentuan dan peraturan perundang- undangan, kebijakan
bank yang berlaku dalam kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas dan
tunjangan lainnya ;
Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang sedang berlaku di pasar
Bank BUMN/BUMD, Bank Swasta Nasional maupun asing.
Melakukan pembahasan terhadap kebijakan remunerasi yang sedang
berjalan di Bank Sulteng
Remunerasi Pengurus:
Membahas kebijakan remunerasi pengurus yang sedang berjalan di bank
dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris;
Remunerasi Pegawai:
Evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan.
b. Terkait dengan kebijakan nominasi
Pembahasan mengenai pedoman/sistem serta prosedur pemilihan dan
atau penggantian Pengurus;
Membahas penjaringan serta rekomendasi calon anggota Pengurus;
Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen:
Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen;
Pembahasan nominasi anggota komite.
c. Daftar Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi Semester I Tahun
2016:
No.
No./Tanggal
Rekomendasi
Perihal
1.
001a/KRN.DK/BPD-ST/IV/2016
Tgl. 25 Januari 2016
Rekomendasi peralihan jabatan Sdra.
Amiluddin Haludin dari Komisaris menjadi
Komisaris Independen PT. Bank Sulteng
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 81 PT. BANK SULTENG
2.
3.
001b/KRN.DK/BPD-ST/IV/2016
Tgl. 20 April 2016
002/KRN.DK/BPD-ST/IV/2015
Tgl. 13 Juni 2016
Hasil penjaringan calon Komisaris, Direktur
Pemasaran, Direktur Kepatuhan Bank Sulteng
serta usulan calon Komisaris Independen.
Rekomendasi usulan fit and proper test calon
Pengurus PT. Bank Sulteng.
d. Rapat Dewan Komisaris dan Komite Remunerasi dan Nominasi
Rapat Dewan Komisaris, Direktur Operasional dan Komite Remunerasi dan
Nominasi Tgl. 06 Juni 2016, pembahasan: Penerapan tata kelola dalam
pemberian remunerasi bagi Bank Umum (POJK No. 45/POJK.03/2015).
4. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh Komite Remunerasi dan Nominasi
selama Semester I 2016:
Pelatihan dan Pendidikan “Peningkatan pemahaman tentang Self Assessment
penilaian Good Corporate Governance (GCG) serta Strategi Anti Fraud oleh Bapak
Kalvin Sinaga dilaksanakan PT. Bank Sulteng tanggal 13 & 14 Mei 2016,
bertempat di Swissbell Hotel Palu.
a. Daftar Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi Semester II Tahun
2016
No.
No./Tanggal
Rekomendasi
Perihal
1.
2.
3.
004/KRN.DK/BPD-ST/IX/2016
Tgl. 09 September 2016
005/KRN.DK/BPD-ST/IV/2016
Tgl. 17 Oktober 2016
008/KRN.DK/BPD-ST/IV/2016
Tgl. 24 November 2016
Rekomendasi usulan Fit and Proper Test
calon Direktur Pemasaran PT. Bank Sulteng
Rekomendasi calon Direktur Pemasaran
PT. Bank Sulteng an. Darmizal Aladin
Rekomendasi review tunjangan & fasilitas
Karyawan PT. Bank Sulteng
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 82 PT. BANK SULTENG
b. Rapat Intern Komite Remunerasi dan Nominasi :
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, Tgl. 08 September 2016
pembahasan: Pengusulan calon Direktur Pemasaran PT. Bank Sulteng
untu mengikuti Fit and Proper Test.
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, Tgl. 26 September 2016
pembahasan: Pemberitahuan kepada calon Direktur Pemasaran PT. Bank
Sulteng an. Hendra Gunawan Sudarman, tentang kelengkapan dokumen
untuk mengikuti Fit and Proper Test di OJK.
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, Tgl. 07 November 2016
pembahasan: Pemberian tunjangan dan fasilitas lainnya terhadap
Pengurus, Pegawai dan Komite PT. Bank Sulteng.
5. Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh Komite Remunerasi dan Nominasi
selama Semester II 2016:
Tidak ada pendidikan dan pelatihan yang diikuti.
6. Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 3 (tiga) orang terdiri dari 2
(dua) orang Komisaris Independen, 1 (satu) orang pejabat ex officio dari Kepala
Divisi Sumber Daya Manusia dalam melaksankan fungsi tugasnya senantiasa
bersikap secara independen.
7. Peket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain Bagi Dewan Komisaris dan
Direksi.
a. DEWAN KOMISARIS
No Jenis Remunerasi & Fasilitas lainnya Jumlah
Penerima
Jumlah diterima
Dalam 1 tahun
1 Remunerasi
a. Gaji Tahun 2016 (Januari s.d
Desember)
b. THR
3 Orang
3 Orang
1.728.000.000
156.000.000
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 83 PT. BANK SULTENG
c. Tunjangan Pendidikan
d. Tunjangan Akhir Tahun
e. Tunjangan Sewa Rumah
f. Tunjangan Pakaian Dinas
g. Tantiem (dihitung dari Laba
diperoleh)
3 Orang
2 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
156.000.000
108.000.000
-
9.450.000
2.449.634.563
JUMLAH : 3 Orang 4.607.084.563
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura - -
JUMLAH : - -
TOTAL : 3 Orang 4.607.084.563
b. DIREKSI
No Jenis Remunerasi & Fasilitas lainnya Jumlah
Penerima
Jumlah diterima
Dalam 1 tahun
1 Remunerasi
a. Gaji Tahun 2016 (Januari s.d
Desember)
b. THR
c. Tunjangan Pendidikan
d. Tunjangan Akhir Tahun
e. Tunjangan Sewa Rumah
f. Tunjangan Pakaian Dinas
g. Tantiem (dihitung dari Laba
diperoleh)
3 Orang
3 Orang
3 Orang
2 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
2.002.500.000
180.000.000
180.000.000
127.500.000
70.000.000
13.650.000
4.973.500.475
JUMLAH : 3 Orang 7.547.150.475
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura - -
JUMLAH : - -
TOTAL : 3 Orang 7.547.150.475
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 84 PT. BANK SULTENG
8. Jumlah Remunerasi Per Orang Dalam 1 Tahun Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Jumlah Remunerasi per orang
dalam 1(satu) tahun
Jumlah
Dewan
Komisaris
Jumlah
Direksi
Di atas Rp. 2 Miliar - 1 Orang
Di atas Rp. 1 Miliar s.d Rp. 2 Miliar 3 Orang 2 Orang
Di atas Rp. 500 Juta s.d Rp. 1 Miliar - -
Rp. 500 Juta ke bawah - -
9. Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah Pada PT. Bank Sulteng Tahun 2016:
No.
Keterangan
Tertinggi
Terendah
Rasio
Tertinggi Terendah
1 Rasio Gaji Pegawai
Tertinggi dan terendah
16.500.000 1.750.000 11 1
2 Rasio Gaji Direksi
tertinggi dan terendah
75.000.000 52.500.00
0
1,4 1
3 Rasio Gaji Komisaris
tertinggi dan terendah
60.000.000 48.000.00
0
1,3 1
4 Rasio Gaji Direksi
tertinggi dan Gaji
Pegawai tertinggi
75.000.000 16.500.00
0
4 1
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 85 PT. BANK SULTENG
BAB III
III. BENTURAN KEPENTINGAN
Selama tahun 2016 tidak terdapat transaksi pada PT. Bank Sulteng yang mengandung
benturan kepentingan.
Tabel benturan kepentingan pada Bank Sulteng tahun buku 2016
No
Nama & Jabatan
Pihak yang memiliki
benturan
kepentingan
Nama &
Jabatan
Pengambil
Keputusan
Jenis
Transaksi
Nilai
Transaksi
(jutaan
rupiah)
Keterangan
*)
nihil nihil nihil nihil nihil
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 86 PT. BANK SULTENG
BAB IV
IV. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN
A. Penerapan Fungsi Kepatuhan
Pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank berdasarkan kepada Peraturan Bank Indonesia
Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank
Umum, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan
organisasi dan kegiatan usaha Bank ;
b. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank ;
c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan
d. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia/atau otoritas pengawas
lain yang berwenang.
2. Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan,
paling kurang mencakup :
a. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank ;
b. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan membuat langkah-langkah upaya
perbaikan/penyempurnaan prosedur kepatuhan (compliance procedure),
Standar Operasional Prosedur (SOP), penyesuaian pedoman intern bank dan
lain-lain melalui pengujian kepatuhan sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi ;
d. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank ;
e. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 87 PT. BANK SULTENG
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ;
f. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank ;
g. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;
h. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas tidak menghilangkan hak
dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota
Direksi Bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan
keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank. Mempersiapkan, mengkoordinasikan,
dan mengontrol anggaran Satuan Kerja Kepatuhan/Divisi Kepatuhan, sesuai dengan
rencana kerja yang telah disusun serta memanfaatkan anggaran yang ada seefisien
dan seefektif mungkin, dan memastikan agar program dan sistem berjalan secara
cost effective (efektif dari segi biaya).
Selanjutnya Direktur Kepatuhan untuk lebih mengefektifkan melaksanakan fungsi
tugasnya melakukan antara lain:
Mengembangkan prosedur kepatuhan pada setiap satuan kerja, dengan
menginformasikan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk disesuaikan ke dalam pedoman internal bank oleh Divisi terkait ;
Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan kepatuhan bank dengan
memberikan pandangan kepada pihak manajemen mengenai masalah hukum
yang ditemukan ;
Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan kepatuhan bank
terhadap penerapan kebijakan, prosedur dan panduan mengenai anti tindak
pencucian uang dan tindak pidana terorisme ;
Bertindak sebagai pihak yang dihubungi di Bank mengenai penanganan secara
internal laporan transaksi yang mencurigakan dari staff dan juga pihak yang
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 88 PT. BANK SULTENG
dapat dihubungi untuk Unit Anti-Money Laundring oleh instansi pemerintah yang
berkepentingan terhadap tindak pencucian uang ini;
Melakukan kajian atas kebijakan bank yang belum selaras dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
Memberikan masukan kepada pihak manajemen mengenai masalah kepatuhan
dan potensi dampak, trend serta perkembangan peraturan yang ada;
Melakukan kajian aspek kepatuhan dan penerapan prinsip kehati-hatian
terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat
Edaran, dan bentuk Surat lainnya sesuai tata naskah dinas Bank yang berlaku
serta perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun
yang diajukan ;
Memastikan dilaksanakannya penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan atau Otoritas Jasa Keuangan tentang pelaksanaan Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan, meliputi:
Rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB);
Laporan kepatuhan; dan
Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang
menurut Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menyimpang
dari ketentuan Otoritas Jasa Keuagan dan/atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Laporan sebagaimana dimaksud dalam PBI No. 13/2/PBI/2011 pada Pasal 16
huruf (b), wajib ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan, dan disampaikan kepada Bank Indonesia setiap semester dan
diterima Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode
pelaporan berakhir dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur
Utama ;
Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan kepatuhan apabila laporan
diterima Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi belum melampaui 1 (satu) bulan
setelah batas akhir waktu penyampaian laporan;
Bank dianggap tidak menyampaikan laporan kepatuhan apabila laporan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 89 PT. BANK SULTENG
tersebut belum diterima Bank Indonesia hingga akhir batas waktu
keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3);
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c PBI diatas
disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
diketahui oleh Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan mengenai
adanya penyimpangan.
Mengelola penerapan Manajemen Risiko di Divisi ;
Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan
Otoritas Jasa Keuangan atau Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-
undangan lainnya, serta Peraturan Internal Bank yang berlaku ;
Melakukan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan ;
Mengelola buku pedoman bank Divisi Kepatuhan ;
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur yang
membawahkan fungsi Kepatuhan.
Menetapkan pembagian tugas serta penegakan disiplin kepada
Pejabat/Pegawai yang menjadi tanggung jawab penyeliaannya ;
Melakukan kunjungan pembinaan dan sosialisasi kepada seluruh unit kerja,
untuk membangun budaya hukum.
Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh
Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk membuat langkah-langkah
dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan
usaha bank pada setiap jenjang organisasi, antara lain melalui pelaksanaan :
a. Melaksanakan penyempurnaan Compliance Sheet bagi bidang-bidang
operasional dan non operasional secara bertahap ;
b. Melakukan pengkajian terhadap seluruh kebijakan dan prosedur terkait produk
dan jasa Bank ;
c. Melakukan review atas ketentuan-ketentuan internal yang telah diberlakukan ;
d. Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan Divisi dan Kantor Cabang;
e. Memantau pelaksanaan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan/Bank
Indonesia dan pemantauan terhadap komitmen Divisi dan Kantor Cabang atas
hasil pemeriksaan Divisi Satuan Kerja Audit Internal ;
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 90 PT. BANK SULTENG
f. Menginformasikan setiap ketentuan internal maupun eksternal Bank kepada
unit terkait ;
g. Mensosialisasikan Fungsi Kepatuhan, Ketentuan Internal dan Eksternal Bank
kepada segenap organisasi Bank Sulteng;
h. Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian Kepatuhan melalui program
pendidikan dan pelatihan baik yang ditugaskan oleh bagian Pendidikan dan
Pelatihan maupun berdasarkan pengajuan/inisiatif dari Divisi Kepatuhan.
Pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme
merupakan program yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka
pemenuhan kewajiban berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Selama
tahun 2016, sebagai langkah keseriusan dalam menerapkan Program APUPPT Bank
Sulteng telah melaksanakan berbagai aktivitas sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem aplikasi sebagai alat
bantu penerapan program APUPPT yang dapat digunakan untuk :
mendeteksi transaksi-transaksi keuangan yang memenuhi kriteria sebagai
transaksi yang wajib dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan ;
mengidentifikasi pengelompokan risiko nasabah dari sisi APUPPT dan alat
bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian Data Nasabah Bank Sulteng.
b. Melaksanakan pembenahan database CIF (Costumer Identification File) nasabah
Bank Sultengdalam rangka penerapan ketentuan Single CIF;
c. Melaksanakan program pelatihan secara rutin baik pelatihan secara regular yang
diterapkan kepada calon pegawai baru maupun pelatihan yang khusus kepada
pegawai yang berhubungan langsung dengan nasabah atau pegawai yang
posisinya strategis dalam penerapan APUPPT;
d. Adapun statistik pelaksanaan program APUPPT selama tahun 2016 sebagai
berikut :
Laporan Transaksi Keuangan Tunai hingga bulan September 2016 yang telah
dilaporkan melalui aplikasi GRIPS ke PPATK : 1.385 Laporan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 91 PT. BANK SULTENG
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan : 0 Laporan
Koresponden dengan pihak berwenang : 9 Koresponden
B. Penerapan Fungsi Audit Intern
Pelaksanaan fungsi pengendalian internal terselenggara dalam setiap tingkatan
manajemen dimana pada struktur organisasi Bank, Divisi Satuan Kerja Audit Internal
(SKAI) berada di bawah Direktur Utama. SKAI telah melaksanakan kewajiban sebagai
berikut:
1. SKAI menyampaikan laporan hasil audit kepada Pemimpin Unit Kerja yang
dilakukan pemeriksaan dan atasan langsung untuk diketahui dan ditindaklanjuti ;
2. SKAI menyampaikan ringkasan eksekutif secara berkala kepada Direktur Utama
dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan;
3. SKAI menyusun laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit internal yang
ditanda tangani oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Kuangan (OJK).
4. Kedudukan SKAI berada langsung di bawah Direktur Utama yang tidak
terkoordinasi secara langsung dengan satuan kerja operasional ;
5. Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Bisnis Bank Divisi Satuan
Kerja Audit Internal tahun 2016 yang telah disetujui oleh Direktur Utama.
Terhitung sejak tanggal 01 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016, SKAI
telah melakukan pemeriksaan secara independen terhadap unit operasional
Kantor Cabang, Pembantu Cabang, Divisi dan Kantor Pusat, proses bisnis serta
teknologi informasi secara menyeluruh, namun disadari belum maksimal karena
masih ada beberapa kantor yang belum selesai dilakukan pemeriksaan. Berikut
ini table kegiatan Pemeriksaan SKAI tahun 2016 :
Aktivitas Audit
Rencana
Realisasi
Semester I Semester II
Audit Umum Kantor
Cabang, Cabang
Pembantu dan Kantor Kas
1. Cab. Utama
2. Cab. Parigi
3. Cab. Toli-toli
4. Cab. Buol
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Tidak Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 92 PT. BANK SULTENG
5. Cab. Luwuk
6. Cab. Salakan
7. Cab. Bangkep
8. Cab. Poso
9. Cab. Bungku
10. Capem. Morowali
11. Capem. Ampana
12. Capem Donggala
13. Capem. Paleleh
14. Kantor Kas
Lambunu
15. Kantor Kas Soni
16. Kantor Kas
Tentena
17. Kantor Kas Wakai
18. Kantor Kas
Beteleme
19. Kantor Kas
Bahomoteve
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Tidak Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Audit Kantor Pusat Sekali dalam setahun Terlaksana Terlaksana
Audit TI Sekali dalam setahun Terlaksana Terlaksana
Laporan Semester 2 (dua) kali dalam
setahun
Terlaksana Terlaksana
Menjadi LO untuk
Pemeriksaan Otoritas Jasa
Keuangan
Setiap ada pemeriksaan
dari Eksternal baik itu dari
Otoritas Jasa Keuangan
maupun dari KAP Divisi
SKAI menjadi LO
Terlaksana
Terlaksana
Audit Fraud/Audit Khusus Audit khusus dilakukan
apabila ada indikasi fraud
diseluruh kegiatan Bank
Terlaksana Terlaksana
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 93 PT. BANK SULTENG
Sulteng baik Cabang
maupun Pusat
C. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
1. Sebagai Pihak Independen untuk menyampaikan laporan (transparansi kondisi)
keuangan Bank dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan dan akurasi
penyajian kondisi keuangan Bank.
2. Laporan keuangan Bank Sultengsetiap tahun di audit oleh Akuntan Publik (KAP)
Independen. Penunjukan Akuntan Publik (KAP) tersebut menunjuk pada hasil
rekomendasi Komite Audit dan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dimana salah satunya ditegaskan bahwa penunjukan
KAP untuk melakukan audit Bank paling lama dilakukan selama 3 tiga) tahun
berturut-turut. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi KAP adalah terdaftar di
Otoirtas Jasa Keuangan sebagai kantor akuntan publik dan memiliki kriteria yang
disyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Auditor Independen
melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk
memastikan laporan keuangan Bank disusun sesuai Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku. Ruang lingkup pelaksanaan audit dilakukan
secara komprehensif dan menyeluruh ke aspek kebijakan, operasional, teknologi
informasi, verifikasi dan lain sebagainya.
3. Penunjukkan KAP telah terlebih dahulu telah mendapat persetujuan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan memberikan kuasa kepada Dewan
Komisaris dalam hal penunjukan KAP sesuai rekomendasi Komite Audit
(Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 perihal pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi bank umum).
4. Untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor Independen (KAP), telah
ditunjuk oleh Komisaris adalah Auditor Independen Prof. DR. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc. & Rekan,alamat Metro Trade Centre Blok F No. 29 Jln. Soekarno Hatta –
Bandung, sebagai Auditor Independen untuk tahun Buku 2016.
5. Sesuai dengan isi perjanjian kerjasama dalam pelaksanaan audit disepakati
bahwa tanggung jawab manajemen dalam penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasian disusun dalam hasil audit yang berupa Manajement Letter yang
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 94 PT. BANK SULTENG
kemudian akan menggambarkan permasalahan, kelemahan-kelamahan dari
pengendalian intern bank Bank, Standar Akuntansi Keuangan, dan masalah lain
yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan rekomendasi
dan saran-saran perbaikan. Cakupan hasil diantaranya telah sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 yang telah diperbaharui dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/5/PBI/2005 tentang Transparansi Kondisi
Keuangan Bank.
1. Daftar Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan Bank Sulteng dalam
3 (tiga) tahun terakhiradalah sebagai berikut:
Tahun Buku
Kantor Akuntan
Akuntan
2016 Prof. DR. H. Tb.
Hasanuddin, M.Sc. &
Rekan,
Prof. DR. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc.
2015 Husni Muharam & Rasidi Husni Muharam
2014 Dbsd & a Bambang Sulistiyanto
D. Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko
bagi Bank Umum, Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap
pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka manajemen risiko Bank, antara
lain:
1. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit
dan Operasional yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
memonitor kebijakan manajemen risiko Bank di area yang telah ditetapkan.
Semua komite Dewan memiliki anggota eksekutif dan non-eksekutif dan
melaporkan secara teratur kepada Direksi.
2. Bank telah memiliki unit kerja Anti Fraud sesuai Peraturan Bank Indonesia No.
14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012, dan Surat Edaran Bank Indonesia
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 95 PT. BANK SULTENG
No. 15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum sebagai
implementasi untuk melakukan pengawasan dan identifikasi terhadap kegiatan
tindakan pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
3. Dalam rangka penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU & PPT), maka Satuan kerja Kepatuhan secara
berkesinambungan terus mengupayakan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan Bank telah memenuhi ketentuan tentang Program APU dan PPT
serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait, dengan melaksanakan
tugas / kegiatan sebagai berikut:
a. Penyempurnaan pedoman APU dan PPT.
b. Penyempurnaan infrastruktur terkait dengan teknologi informasi
c. Persiapan dalam pembangunan single customer information file (CIF).
d. Penunjukan pegawai yang menjalankan fungsi Unit Kerja Khusus – Unit Kerja
Pengenalan Nasabah (UKPN) di setiap kantor cabang.
e. Penyiapan sumber daya manusia yang memadai dengan melakukan pelatihan
penerapan program APU & PPT kepada karyawan Bank.
f. Penyesuaian teknologi informasi untuk pelaksanaan program pengkinian data
nasabah
g. Memantau transaksi keuangan dan melaporkan transaksi keuangan tunai
kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi (PPATK).
Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang dihadapi oleh Bank, untuk menetapkan batas risiko dan
pengendalian yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap batas
risiko. Kebijakan manajemen risiko dan sistem direview secara berkala untuk
mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan.
Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur manajemen risiko Bank, dan untuk mengkaji kecukupan
kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan risiko yang dihadapi
oleh Bank. Audit Komite Bank dibantu oleh fungsi-fungsi Internal Audit. Internal
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 96 PT. BANK SULTENG
Audit melakukan review terhadap prosedur dan pengendalian manajemen risiko
secara reguler dan ad-hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank
Seluruh risiko dilaporkan Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui
penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan dan laporan Tingkat
Kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang
melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko entitas anak secara
konsolidasi.
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
a. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai berikut:
Melakukan persetujuan atas Kebijakan Manajemen Risiko Bank melalui
forum Komite Pemantau Risiko (KPR) dan telah dilakukan pengesahan
oleh Direksi. Sebagai proses tindak lanjut atas kesesuaian Kebijakan
Manajemen Risiko dengan kompleksitas bisnis bank;
Melakukan review/evaluasi atas Kebijakan Manajemen Risiko dan Strategi
Manajemen Risiko secara bank wide melalui Forum Komite Pemantau
Risiko (KPR) yang dilakukan secara berkala dan/atau jika ada kegiatan dan
aktivitas yang meningkatkan risiko bank secara signifikan.
b. Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
Telah melakukan penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko Bank, serta
melakukan penyesuaian atas Strategi dan Kerangka Manajemen Risiko
secara komprehensif termasuk limit risiko yang meliputi limit Risiko
Kredit, Risiko Pasar, dan Limit Risiko Operasional dan risiko lainnya
dengan memperhatikan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko
terhadap kecukupan permodalan. Penyusunan Kebijakan Manajemen
Risiko Bank tersebut sebelumnya telah melalui pembahasan bersama dan
persetujuan Dewan Komisaris;
Telah melakukan penyusunan dan penetapan alat untuk mengidentifikasi
risiko antara lain berupa Pengembangan Aplikasi Self Assessment, dan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 97 PT. BANK SULTENG
lain-lain. Untuk proses pengkinian atas tools yang digunakan dalam
mengidentifikasi risiko tersebut, Bank melakukan pengkinian parameter
serta review pedoman terkait tools tersebut sehingga penerapan atas
alat-alat untuk mengidentifikasi risiko tersebut dapat diimplementasikan
secara regular;
Telah melakukan penyusunan dan penetapan mekanisme persetujuan
transaksi antara lain berupa kewenangan transaksi dalam aktivitas
treasuri dan investasi dan kewenangan memutus dalam pemberian kredit
yang disesuaikan dengan jenjang jabatan ;
Telah melakukan evaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan, strategi, dan
kerangka Manajemen Risiko secara berkala untuk mengakomodir
perkembangan kompleksitas bisnis Bank dan kepatuhan terhadap
regulasi. Evaluasi yang telah dilakukan pada tahun 2014, yaitu evaluasi
terhadap kepatuhan regulasi atas metodologi Internal Capital Adequacy
Assessment Process (ICAAP) yaitu metodologi perhitungan kecukupan
modal dan add-on capital terhadap 7 (tujuh) jenis risiko yang telah
ditetapkan dalam penentuan permodalan minimum sesuai dengan
tingkat profil risiko bank dan evaluasi atas tools yang dikembangkan oleh
SKMR yang mendukung proses penerapan manajemen risiko secara bank
wide ;
Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung
jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan
penerapan manajemen risiko. Hal tersebut dapat tercermin dari telah
ditetapkannya fungsi manajemen risiko yang bersifat independen dan
melekat pada unit bisnis. Adapun pelaksanaan fungsi manajemen risiko
secara independen dijalankan oleh Divisi Manajemen Risiko sebagai
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) ;
Memastikan penerapan budaya risiko secara berkesinambungan pada
semua level agar tercipta risk awareness pada masing-masing risk taking
unit. Bank secara rutin melakukan sosialisasi manajemen risiko kepada
risk taking unit melalui media pelatihan manajemen risiko dan sosialisasi
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 98 PT. BANK SULTENG
manajemen risiko secara langsung oleh SKMR. Pengembangan budaya
risiko dapat membawa pada pengambilan keputusan yang senantiasa
mempertimbangkan potensi risiko saat ini maupun di masa yang akan
datang. Atas dasar hal tersebut, setiap keputusan akan diambil dengan
hati-hati dan penuh pertimbangan (informed decfision making). Perilaku
hati-hati dan penuh pertimbangan atas informasi yang ada inilah yang
menjadi tujuan terciptanya budaya sadar risiko/risk awareness;
Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk
mengelola dan mengendalikan risiko yang tercermin dari tingginya tingkat
permodalan Bank untuk menyerap kejadian risiko. Tingkat permodalan
Bank secara historis selalu memadai dengan tingkat rasio permodalan
minimum berada pada level 16% (enam belas persen). Dengan adanya
penerapan Basel II Pilar 2 supervisory review yang tercermin dari
penerapan ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process) pada
perbankan di Indonesia, Bank diharuskan memiliki kecukupan rasio
permodalan minimum di level 9-10% dan atas assessment tersebut dapat
diketahui bahwa Bank masih memiliki capital buffer (±6%) yang sangat
memadai ketika terjadinya risk event di kemudian hari;
Telah melakukan assessment terkait tingkat maturitas penerapan
manajemen risiko bank termasuk kebijakan, strategi, dan kerangka
Manajemen Risiko menggunakan jasa konsultan Manajemen Risiko.
Selanjutnya hasil assessment akan dijadikan roadmap bagi bank untuk
mengembangkan penerapan manajemen risiko secara bankwide menuju
Enterprise Risk Management (ERM). Adapun pengembangan penerapan
manajemen risiko bank selanjutnya akan difokuskan pada penyusunan
framework penetapan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan
toleransi risiko (risk tolerance) secara bertahap pada tahun 2016.
c. Kegiatan ALCO (Asset Liability Committee) antara lain membahas mengenai:
Membahas mengenai tingkat suku bunga;
Merumuskan dan memutuskan pricing strategy;
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 99 PT. BANK SULTENG
Mereview secara periodik mengenai posisi likuiditas bank;
Mereview secara periodik mengenai posisi kualitas portofolio kredit;
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Selain didukung oleh kecukupan dukungan keuangan dalam mengelola dan
mengendalikan risiko, Bank telah menyusun kebijakan, prosedur, dan penetapan
limit sebagai proses pengelolaan manajemen risiko yang didukung dengan
kecukupan infrastruktur dalam melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko Bank. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit dimaksud
meliputi:
a. Kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko Bank yang mengakomodir
penerapan Manajemen Risiko secara bank wide maupun perjenis risiko,
Pedoman Profil Risiko, dan Pedoman Pengukuran ICAAP;
b. Pedoman Manajemen Risiko untuk setiap jenis risiko antara lain Pedoman
Pengukuran Risiko Pasar dan Likuiditas,
c. Menetapkan alat/metode untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko pasar
yang meliputi risiko nilai tukar dan risiko suku bunga.
d. Menetapkan alat/metode untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko
likuiditas antara lain Maturity Profile ;
e. Pengukuran dan pengawasan risiko pasar dan risiko likuiditas melalui
penetapan early warning indicator dan analisis skenario kondisi likuiditas
(stress testing) serta Laporan Market and Liquidity Risk Measurement,
Mitigate, and Control;
3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian
Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
a. Dalam rangka melakukan proses identifikasi, pengukuran, dan pemantauan
risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan beberapa hal sebagai berikut:
Bank melakukan identifikasi risiko terhadap produk dan kegiatan usaha
bank termasuk untuk produk dan aktivitas baru beserta
pengembangannya;
Dilakukannya pelaporan Profil Risiko Bank secara konsolidasi kepada
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 100 PT. BANK SULTENG
Bank Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. Penilaian profil risiko dilakukan terhadap 8
(delapan) jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank untuk
dilaporkan kepada Bank Indonesia/OJK setiap periode 3 (tiga) bulanan;
Melakukan review terhadap kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko
secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali atau lebih sesuai dengan
kebutuhan. Berkoordinasi dengan Satuan Pengendalian Internal lainnya
dalam rangka proses kaji ulang dan validasi atas pengembangan proses
Manajemen Risiko yang dilakukan;
Melakukan pengkajian atas permohonan review termasuk kewenangan
memutus transaksi bagi setiap level manajerial yang terkait. Pengkajian
yang dikeluarkan bersifat rekomendasi dalam rangka menjaga
independensi Divisi Manajemen Risiko terhadap proses bisnis ;
4. Sistem Pengendalian Intern yang menyeluruh
a. Sistem pengendalian intern telah berjalan secara sinergis yang tercermin dari
koordinasi dua arah antara Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dengan
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) serta Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) berupa
adanya review dan/atau validasi atas penerapan Manajemen Risiko di Bank
oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang kemudian hasil review dan/atau
validasi tersebut menjadi bahan evaluasi dan pengembangan penerapan
Manajemen Risiko secara berkesinambungan.
b. Selanjutnya Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) juga telah melakukan
implementasi Risk Based Audit secara continue dalam rangka memitigasi
risiko secara ex-ante dan ex-post. Adapun Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
berperan aktif dalam memastikan bahwa aktivitas operasional bank telah
sesuai dengan ketentuan internal maupun ketentuan eksternal yang berlaku
c. Sesuai POJK No. 18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016, maka penilaian
profil risiko pada Bank Sulteng meliputi 8(delapan) risiko antara lain:
1. Risiko Kredit,
2. Risiko Pasar,
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 101 PT. BANK SULTENG
3. Risiko Likuiditas,
4. Risiko Operasional,
5. Risiko Hukum,
6. Risiko Reputasi,
7. Risiko Strategik, dan
8. Risiko Kepatuhan
Berdasarkan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Peringkat Risiko Umum
Konvensional dikategorikan menjadi lima peringkat yaitu : 1 (Low), 2 (low to
moderate), 3 (moderate), 4 (moderate to high), dan 5 (high) untuk tingkat risiko
inheren dan predikat risiko komposit. Sedangkan untuk peringkat kualitas
penerapan manajemen risiko dikategorikan menjadi lima peringkat yaitu : 1
(strong), 2 (satisfactory), 3 (fair), 4 (marginal) dan 5 (unsastisfactory).
Dari hasil penilaian profil risiko per Desember 2016, risiko inheren PT. Bank
Sulteng berpredikat MODERATE dengan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
FAIR, sehingga peringkat tingkat risiko komposit berada pada posisi “ 3 “, (tiga)
sebagaimana hasil laporan profil risiko Bank Sulteng bulan laporan Desember
2016 sebagai berikut :
Profil Risiko
Desember 2016
Peringkat Risiko
Inherent
Peringkat
Kualitas
Manajemen
Risiko
Peringkat
Tingkat Risiko
Risiko Kredit Moderate Satisfactory 3
Risiko Pasar Low To Moderate Fair 2
Risiko Operasional Moderate Fair 3
Risiko Likuiditas Moderate Fair 3
Risiko Hukum Moderate Satisfactory 3
Risiko Reputasi Low to Moderate Fair 3
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 102 PT. BANK SULTENG
Risiko Strategik Moderate Fair 3
Risiko Kepatuhan Moderate Fair 3
Peringkat Komposit Moderate Fair 3
Dengan melihat risiko inherent berada pada posisi MODERATE dan Kualitas
Penerapan Manajemen Risiko pada posisi FAIR, maka peringkat Profil Risiko Per
Desember 2016 adalah peringkat 3 (Tiga), dengan karakteristik sesuai kriteria
Bank Indonesia sebagai berikut:
1. Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inherent komposit
tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang.
2. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko secara komposit memadai
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 103 PT. BANK SULTENG
BAB V
V. RENCANA STRATEGIS BANK
A. Strategi Pengembangan Organisasi
1. Membentuk team kerja “Project Management Office” (PMO) untuk mengawal
pelaksanaan program transformasi yang dicanangkan oleh Presiden RI,
Kementrian Dalam Negeri, Otoritas Jasa Keuangan dan Asbanda sebagai Assosiasi
Bank Pembangunan Daerah
2. Menunjuk “advisor” dalam rangka membangun bisnis relationship dengan CT
Corporation group (partner strategis/pemegang saham), melalui salah satu unit
bisnisnya yaitu Bank Mega. Bank ini dikenal sebagai salah satu dari 6 besar issuer
kartu kredit dan debet di Indonesia. Kekuatan Bank Mega karena didukung oleh
“Transmart, Trans Studio dan Carefour” yang merupakan salah satu pasar
swalayan dan studio wisata terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai sumber DPK
yang potensial. Fokus pada strategi ini adalah :
a. Pengembangan produk kartu kredit dan kartu debet, sehingga kartu ATM
Bank Sulteng bisa melakukan pendebetan dengan mengambil manfaat dari
bisnis grup CT. Corporation, serta membangun kerja sama dengan Bank Mega
untuk co branding kartu kredit Bank Sulteng.
b. Pengembangan DPK – Deposan corporasi di Jakarta untuk menutupi
kebutuhan cash flow / liquidity Bank Sulteng
c. Organisasi advisor, satu level dibawah direksi, dan tidak memiliki
kewenangan untuk memutuskan kebijakan internal Bank Sulteng namun
diberikan izin untuk mengikuti rapat atau pertemuan BOD dan BOC.
d. Membentuk organisasi E-Channel untuk :
Membangun kerjasama dengan master card, dalam rangka penggunaan
kartu ATM debet dan kredit Bank Sulteng yang dapat berfungsi sebagai
alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) sejajar dengan bank yang
sudah maju.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 104 PT. BANK SULTENG
Membangun kerja sama dengan vendor penerbit kartu berbasis “chips”
sehingga seluruh kartu ATM Bank Sulteng sejajar dengan kartu bank
lainnya.
Membangun kerja sama dengan “aggregator” dari penerbit biller antara
lain : PLN, PDAM, Garuda, Lion Air, Saamsat, Pemda-Pajak PBB, Bank
Mega, Carefour, Trans Media, BPJS Tenaga Kerja & Kesehatan, Rumah
sakit swasta dan daerah terbesar di Sulteng, swalan terbesar di Sulawesi
Tengah (BNS) dll.
Membangun kerjasama dengan Pemda untuk pelayanan kas daerah
online (Kasda Online)
Membangun bisnis relationship dengan kementrian terkait, yang meliputi
pengelolaan dana desa, dengan maksud dan tujuan untuk memberikan
bantuan tata kelola dan training kepada aparat desa dan pendirian badan
usaha milik desa (BUMdes). Manfaat yang diperoleh adalah dapat
menyalurkan kredit pertanian, peternakan dan nelayan di pedesaan serta
pengelolaan dana masyarakat desa. Disamping itu juga, dapat melakukan
kerjasama dengan pengurus BUMdes untuk menjadi agen laku pandai
Bank Sulteng di pedesaan.
Melakukan kerjasama dengan investor yang melakukan kegiatan bisnis di
Sulawesi Tengah, produk yang ditawarkan adalah cash management dan
payroll, dan pinjaman karyawan perusahaan.
B. Strategi Pengembangan Teknolgi dan Informasi
1. Pelaksanaan Program
Divisi Teknologi Informasi bank Sulteng akan terus melakukan pengembangan
aplikasi, baik pengembangan yang dilakukan secara internal maupun oleh pihak
eksternal atau vendor atas permintaan atau kebutuhan bank Sulteng dalam
meningkatkan volume bisnis. Pengembangan yang akan dilakukan diselaras
dengan Information Technology Strategic Plan (ITSP) yang telah disusun,
sehingga dalam tahun 2017 terdapat aplikasi-aplikasi dan fitur-fitur baru yang
masuk ke area production dengan rincian sebagaimana berikut:
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 105 PT. BANK SULTENG
No Program Kerja
1 Aplikasi Operasional Internal Bank
Pengadaan Aktiv Directory user management
Pengadaan Aplikasi Arsip Management
Pengadaan Aplikasi Sistem Informasi Pegawai (SIP)
Pengadaan Aplikasi Monitoring
Pengadaan Aplikasi Rencana Binis Bank (RBB)
Pengadaan Aplikasi Profil Risiko Cabang dan Kantor Pusat
2 Aplikasi Operasional Bisnis Bank
Host to Host institusi/Instansi
Loan Original Sistem (LOS)
E-Claim
Aplikasi data Warehouse
Aplikasi Treasury
Aplikasi Call Center
Rekons dan EJ Pulling
Delivery channel/E-channel
3 Aplikasi Regulasi
Aplikasi APU/PPT
Aplikasi SPAN LINK
Aplikasi E-KTP
Interface RTGS
Interface SKNBI
4 Produk
SMS Banking
Mobile/Internet Banking
Laku Pandai
E – Samsat
Master Card
CDM
EDC
Kasda OnLine
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 106 PT. BANK SULTENG
5 Fitur ATM
Pembelian Pulsa pra bayar dan bayar PLN
MPNG2
e-tiket Garuda & Lion air
Pembayaran tagihan leasing FIF
Pembayaran tagihan leasing BAF
Pembayaran BPJS
Pembayaran Operator Indosat
6 Payment Teller
Fitur All Finnet (Eksisting)
Guna mendukung rencana tersebut, di bidang infrastruktur, Divisi Teknologi
Informasi akan melakukan pengadaan, pemeliharaan dan peningkatan atas
infrastruktur yang baru maupun yang ada saat ini. Selain itu, untuk menambah
feebase income bagi perseroan, dilakukan kerja sama dengan beberapa mitra
bisnis dalam melakukan transaksi e-channel. Untuk dapat mendukung
terealisasinya program tersebut, Divisi TI terus berupaya untuk memenuhi
kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kapabilitas yang
mumpuni agar dapat bersaing di tengah industri jasa perbankan yang semakin
ketat.
2. Mitra Bisnis Pendukung Pegembangan Teknologi
Dalam menjalankan fungsinya, operasional infrastruktur Teknologi Informasi
didukung oleh mitra bisnis yang terpercaya. Mitra bisnis Infrastruktur Teknologi
Informasi memiliki perannya masing-masing dalam mendukung operasional
Teknologi Informasi yang terdiri dari layanan jaringan komunikasi, infrastruktur
hardware, core banking, dan sistem aplikasi lainnya guna memastikan layanan
operasional Teknologi Informasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta
melakukan pengembangan pengembangan Teknologi Informasi untuk
mendukung strategi bisnis bank. Mitra bisnis tersebut antara lain:
a. Dalam mendukung operasional terkait transaksi nasabah melalui layanan
ATM, Bank Sulteng akan bekerja sama dengan PT. Swadarma Duta Data, PT.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 107 PT. BANK SULTENG
Finnet Indonesia dan PT. Bank Bukopin untuk pengembangan fitur-fitur
layanan pada mesin ATM Bank Sulteng
b. Dalam melengkapi fitur electronic channel bank sulteng bekerja sama dengan
beberapa mitra bisnis terkait transaksi pembayaran antara lain Samsat,
Telkom, PDAM, Indosat, XL dan lain-lain.
c. Untuk mendukung layanan perbankan yang “real time on line” bank Sulteng
didukung oleh network provider yaitu Lintas Arta, Telkom, XL,
d. Bank Sulteng juga akan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi
untuk melayani pembayaran bagi mahasiswa. Juga akan bekerja sama dengan
PT. Federal International Finance (FIF) dan Buasan Auto Finance (BAF) untuk
pembayaran angsuran kredit finance.
e. Bekerjasama dengan PT Solusi Nusantara Terpadu sebagai penyedia layanan
mobile banking.
3. Rencana Lainnya
a. Sesuai rencana strategis (rensra) Divisi Informasi Teknologi, pada tahun 2018
Perjanjian Kerjasama dengan “Collega Inti Pratama” (sebagai penyedia jasa
layanan core banking Bank Sulteng full outsourcing) akan jatuh tempo. Untuk
hal tersebut pada tahun 2017, Bank akan melakukan evaluasi setiap triwulan
terhadap kehandalan dan kecanggihan teknologi core banking dan swichhing
Bank Sulteng dalam memberikan support terhadap bisnis dan layanan kepada
nasabah. Hasil dari evaluasi tersebut menjadi dasar, apakah kerjasama dengan
pihak penyedia jasa IT dalam hal ini Collega Inti Pratama dapat dilanjutkan
atau diberhentikan.
b. Mendukung kebijakan pada point (a) diatas, akan dibentuk tim yang
personilnya terdiri dari Divisi IT sebagai ketua, Divisi Kredit, Operational, SKAI,
Pemasaran, Kepatuhan, SKMR, Perencanaan, dan bagian dari ATM Center
sebagai anggota. Tugas yang akan dilakukan tim adalah melakukan evaluasi
terhadap performance core banking Bank Sulteng.
c. Mengantisipasi kemungkinan terburuk kedepan, pada tahun 2017 dilakukan
studi banding ke Bank Mega dalam rangka penjajakan kerjasama pengelolaan
layanan jasa core banking.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 108 PT. BANK SULTENG
d. Kartu ATM yang digunakan Bank Sulteng saat ini masih berbasis “Magnetic
Strip” sehingga menurut PBI 11/11/2009 Tentang Penyelenggara Kegiatan
Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, dan menurut SEBI
No.13/22/DASP, tgl.18 April 2011, perihal Implementasi Teknologi Chips dan
Perggunaan Personal Identification Number pada Kartu ATM dan/ atau Kartu
Debet yang diterbitkan di Indonesia. Dengan program ini, kartu ATM Bank
Sulteng akan dialihkan secara bertahap ke system NSICCS, mulai Juni 2017,
sehingga mesin ATM untuk pelayanan kartu berbasis ini harus di upgrade
secara bersamaan, total RAB yang diperhitungkan dalam RBB th.2017 s/d 2019
untuk penggantian 100 ribu kartu ATM adalah sebesar +/- Rp.3 milyar (beli
putus) dari Vendor yang sudah certified dari OJK/BI.
e. Proses penyelenggaraan kerja sama dengan Kementerian Dalam Negri untuk
project “SPAN” host to host, sehingga Bank Sulteng dapat menampung
pembayaran gaji dan penyaluran dana dari Dinas Vertikal.
f. Proses penyelenggaraan “Kasda on line”, yang sudah siap aplikasinya pada
Vendor Core Banking System “Collega”, untuk pemenuhan pelayanan
pengelolaan Kas di seluruh Pemda se Provinsi Sulawesi Tengah
g. Menyiapkan sarana dan prasarana berupa mobile banking dan internet
banking yang dapat mendukung program Laku Pandai.
C. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia & Kebijakan Remunerasi
1. Strategi Pengembangan SDM
Untuk menunjang proses pengembangan Sumber Daya Manusia (human capital)
maka Bank akan melakukan kebijakan sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi “corporate culture” Bank Sulteng kepada pegawai,
dalam kaitannya melaksanakan dan memahami visi & misi yang sesuai
dengan semangat transformasi, agar Bank Sulteng menjadi Bank yang
memiliki Daya Saing, Kuat Kinerja dan Financial serta pengelolaan tata kelola
yang benar dan berkontributif terhadap pembangunan daerah.
b. Internalisasi “Budaya Perusahaan” yang sudah ada meliputi “Six Core Value”
dimana :
Integritas adalah diatas segalanya
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 109 PT. BANK SULTENG
selalu Focus pada pelayanan nasabah
selalu Antusias dan bersemangat kerja
selalu menularkan Energy kepada sesame karyawan
mengutamakan perbuatan nyata dari pada hanya dalam pembicaraan
(execution)
siap mengalami perubahan setiap saat (adaptability to change)
c. Mencanagkan “Budaya Disiplin Kerja” dan “budaya malu” dalam hal, absensi
kehadiran tepat waktu dan keberadaan karyawan diruang kerja (malu datang
terlambat, malu tidak berada diruang kerja, malu tidak berkontribusi dan
malu tidak mengerti tugas yang dikerjakan)
d. Budaya pelayanan, perlu dinilai melalui survey tingkat kepuasan nasabah
dengan menggunakan vendor/MRI atau lembaga survey lokal yang dibangun
berdasarkan standar service level agreemen (SLA)
e. Melakukan review terhadap seluruh temuan pemeriksaan SKAI, OJK, KAP dan
pemeriksa otoritas lainnya yang terkait dengan aktifitas human resources.
f. Menyempurnakan “Blue Print SDM” yang disesuaikan dengan POJK atau
ketentuan lainnya.
g. Pemenuhan tenaga funding officer di Kantor Cabang sesuai dengan potensi
dan market yang ada dengan standarisasi kemampuan softskill, product
knowledge yang kompeten sehingga mampu bersaing dengan tenaga funding
dari bank bank pesaing.
h. Peningkatan soft skill maupun technical skill bagi para tenaga funding dan
Account Officer maupun staff Management baik dilakukan secara
inhouse/public.
i. Pay For Performance yaitu pola kenaikan gaji berdasarkan 2 penilaian yaitu:
- Memberikan kenaikan gaji berdasarkan peningkatan biaya hidup karena
inflasi (Cost of Leaving Ajustment/COLA) dengan besaran inflasi saat ini
+/- 4%.
- Berdasarkan merit increase kepada pegawai yang berprestasi
berdasarkan golongan sebagai berikut:
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 110 PT. BANK SULTENG
j. Memberikank Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan kepada Pegawai,
Sekretaris Dewan Komisaris, serta Komite Dewan Komisaris sesuai ketentuan
yang berlaku. Pembebanannya akan dicadangkan setiap bulan (sesuai PSAK
24).
k. Pemberian Tunjangan pendidikan kepada Pegawai, Direksi, Dewan Komisaris,
Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris, pada setiap tahun
ajaran. Pembebanannya di cadangkan setiap bulan.
l. Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan kepada Pegawai, Direksi,
Dewan Komisaris, Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris,
yang dilaksanakan 2 minggu menjelang hari raya Idul fitri. THR tersebut dapat
diberikan sebesar 2 kali gaji dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan, dimana pembebanannya akan dicadangkan setiap bulannya.
m. Pemberian Tunjangan Kinerja akhir tahun kepada pegawai, Direksi, Dewan
Komisaris, Sekretaris Dewan Komisaris, serta Komite Dewan Komisaris, pada
setiap akhir tahun, yang disesuaikan dengan kondisi Bank pada akhir tahun
dimana pembebanannya akan dicadangkan setiap bulannya.
Level I : Senior manejer : (Nilai A-B antara 3 s/d 8%)
(Nilai C-D antara 1 s/d 6%)
(Nilai E = 0%)
Level II : Manejer : (Nilai A-B antara 4 s/d
10%)
(Nilai C-D antara 3 s/d 8%)
(Nilai E = 0%)
Level III : Junior Manejer : (Nilai A-B antara 5 s/d
12%)
(Nilai C-D antara 3 s/d 8%)
(Nilai E = 0%)
Level IV : Non Staff : Tidak diberikan penilaian
secara KPI dan tidak
mendapatkan merit increase.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 111 PT. BANK SULTENG
n. Melakukan migrasi terhadap system penggajian dari system gaji lama ke
system grading
o. Memberikan Tunjangan Purna Bhakti kepada pengurus setiap berakhir masa
jabatan selama 4 tahun yang terdiri dari:
Jasa Pengabdian 2,5% dari Laba Setelah Pajak dan Audit tahun
sebelumnya, dengan pembagian : untuk Direksi 67% dan Komisaris 33%
yang selanjutnya dibagi menurut proporsional gaji.
Uang Penghargaan bagi Direksi sebesar maksimum 24 kali gaji terakhir
dan Komisaris sebesar maksimum 12 kali gaji terakhir.
p. Memberikan Fasilitas Lainnya kepada Pengurus, yaitu:
Biaya perawatan kesehatan bagi pengurus dan suami/istri dibayarkan
berdasarkan bukti tagihan biaya perawatan kesehatan
Tunjangan Perumahan hanya diberikan kepada Direksi, dengan rincian
Direktur Utama sebesar Rp.60.000.000,- per tahun
Direktur sebesar Rp.50.000.000,- per tahun
Pakaian Dinas/ Kerja, dengan rincian :
Direktur Utama sebesar Rp.25.000.000,- per tahun
Direktur sebesar Rp.20.000.000,- per tahun
Komisaris Utama sebesar Rp.25.000.000,- per tahun
Komisaris sebesar Rp.20.000.000,- per tahu
Biaya perjalanan dinas, THR, tuunjangan pendidikan keluarga dan
tunjangan akhir tahun diatur berdasarkan keputusan Direksi.
q. Memberikan Penghargaan Masa Kerja kepada karyawan yang memiliki
loyalitas tinggi yaitu memiliki masa kerja 15 (lima belas) tahun, 20 (dua puluh)
tahun, 25 (dua puluh lima) tahun, 30 (tiga puluh) tahun, 35 (tiga puluh lima)
tahun secara terus menerus, dihitung sejak karyawan diangkat menjadi
karyawan tetap (100%).
r. Pemberian penghargaan kepada karyawan terbaik sesuai hasil Key
Performance Indikator (KPI), dengan jenis penghargaan berupa Sertifikat,
Uang Tunai dan Trip ke tempat wisata baik dalam maupun luar negeri, yang
akan dikaji dan dibahas tersendiri meliputi:
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 112 PT. BANK SULTENG
Kategori Outstanding Performance Award (OPA)
Untuk penilaian fanding officer, account officer, assistant account officer
dan branch manager.
Kategori Outstanding Service Award (OSA)
Untuk penilaian teller dan costumer service
Kategori Outstanding Supporting & Operation Award (OSOA)
Untuk penilaian kepada seluruh Divisi atau seluruh unit supporting dan
operasional yang berada di Kantor Pusat.
Innovation Award (IA)
Penilaian bagi pegawai yang berhasil secara cerdas dan menemukan
tentang tata cara atau methodolgi baru dalam rangka efisiensi.
The President Award (PA)
Penilaian diberikan kepada pegawai terbaik dari yang terbaik (Best Of The
Best) dan berlaku hanya untuk 1 orang.
s. Pemberian tunjangan kepada tenaga pemasaran (account officer/AO,
assistant account officer/AAO, dan funding officer/FO) untuk meningkatkan
aktivitas kerja serta membangun hubungan relationship dengan nasabah.
t. Pemberian sales incentive melalui metode sales performance target (SPT)
yang dihitung setiap bulan kepada tenaga pemasar (AO/AAO/FO), dapat
dihitung dan dapat dibayarkan setiap tiga bulan.
u. Pemberian Tunjangan kejauhan dan tingkat kesulitan lokasi yang tinggi (hard
working allowance) yang diperuntukan kepada pegawai yang dipindah
tugaskan keluar home basednya. Besaran tunjangan tersebut akan dibuatkan
formula dan SOP terpisah, dapat berupa :
Fasilitas sewa rumah/tempat tinggal yang layak sebagai petugas bank
Tunjangan khusus kejauhan/kesulitan lokasi kerja
v. Pemberian uang pengabdian/pelepasan kepada pengurus Bank (Direksi dan
Komisaris) yang telah berakhir masa jabatannya, yang besarannya
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, Pembebanannya
dicadangkan setiap bulan (sesuai PSAK 24).
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 113 PT. BANK SULTENG
w. Pemberian insentif kepada Marketing representative (MR), besarannya akan
diatur tersendiri dan SOP tersendiri, serta menyediakan fasilitas rumah dinas
dan kendaraan yang layak digunakan selama menjalankan tugas kepada :
Direksi yang berasal dari luar home base kota palu
Branch manager yang bertugas diluar home base yang bersangkutan
x. Tahun 2017 bank tidak merencanakan penambahan pegawai, kecuali:
Untuk pembukaan kantor baru, hal ini dimaksudkan agar jumlah
karyawan yang ada akan di review produktifitasnya melalui assesment
“capacity plan” disemua level
Untuk jabatan yang sangat dibutuhkan misalnya Branch Manager, Kepala
kantor Perwakilan Bank Sulteng di Jakarta, tenaga pemasaran dengan
syarat dan pengalaman dapat diproses sebagai rekruitmen special hire
Untuk tujuan penyegaran petugas front liner (CS & Teller) akan dilakukan
penerimaan minimal lulusan SMU/SMK yang berprestasi
Untuk point (a.b dan c) dalam rangka (Good Coorporate Governance)
proses rekruitmen akan dilakukan melalui tahapan Transparansi dan
Akuntable, dimana proses rekruitmen akan dipublikasikan melalui
website bank sulteng, dan melalui media cetak local, berupa penerbitan
pada Koran local di Sulawesi Tengah.
y. Selain program pendidikan yang sudah terlaksana secara rutin, maka akan
ditambahkan dengan program khusus sebagai berikut :
Program pendidikan eksekutif kepada kedua orang kepala
divisi/kepala cabang untuk mengikuti SESPI bank yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan antara lain LPPI dan lembaga lainnya yang
setara. Kriteria dari pemilihan adalah hasil KPI, dan potensi diri (hasil
assessment dari physicologi)
Program pendidikan Pimpinan Cabang, kepada yang sedang menjabat
sebagai pimpinan cabang atau calon pimpinan cabang ke perbanas
Surabaya atau LPPI Jakarta
Program pendidikan khusus Account Officer dan Funding Officer pada
LPPI Jakarta.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 114 PT. BANK SULTENG
BAB VI
VI. RENCANA BISNIS TAHUN 2016
Kondisi permodalan Bank Sulteng dalam menghadapi posisi persaingan usaha pada
tahun 2017 masih terjaga baik, pada triwulan IV tahun 2016 sebagaimana ditunjukkan
oleh CAR yang relatif tinggi sebesar 27,58%. Sementara intermediasi DPK khususnya
tabungan dan giro cenderung menurun, berbanding terbalik dengan deposito
cenderung meningkat. Tabungan dan giro mengalami penurunan masing-masing
sebesar -13,08% (yoy) dan -9,91% (yoy), sementara deposito mengalami pertumbuhan
sebesar 21,58% (yoy). Namun demikian secara keseluruhan dana pihak ketiga Bank
Sulteng masih menunjukan pertumbuhan yang positif sebesar 3,39% (yoy).
Penyaluran kredit tumbuh sebesar 16,83% (yoy) yang diikuti oleh pertumbuhan aset
sebesar 8,90% (yoy). NPL gross pada triwulan III 2016 meningkat sebesar 6 bps (dari
1,71% menjadi 1,77%). Dilihat dari sisi likuiditas, LDR turun 8,98 point (ytq) dari 80,62%
menjadi 71,64%. Sementara dari sisi rentabilitas, NIM menurun 0,59 point (qtq) menjadi
6,94% yang diikuti penurunan Return on Asset (ROA) sebesar 0,2 point (ytq) menjadi
2,90%.
Seiring dengan perjalanan waktu, Bank Sulteng terus mengalami perkembangan dan
pertumbuhan asset, pertumbuhan kredit, peningkatan dana pihak ketiga, dan
pertumbuhan profit, sesuai dengan sasaran bisnis yang telah direncanakan. Pencapaian
tersebut bukanlah hal yang mudah, akan tetapi melalui banyak tantangan yang harus
dihadapi. Satu hal yang pasti, Bank Sulteng berpegang teguh pada komitmen untuk
selalu memperbaiki dan lebih meningkatkan kualitas di segala bidang demi memberikan
nilai lebih bagi para shareholder maupun stakeholder. Bahkan di tengah dinamika
lingkungan usaha sepanjang tahun 2016, Bank Sulteng tetap fokus pada peningkatan
kualitas, terutama melakukan Transformasi di bidang informasi dan teknologi.
Sejalan dengan semangat Transformasi Bank Sulteng, maka dalam kurun waktu 2017-
2019 kebijakan Direksi Bank Sulteng akan disinergikan dengan program transformasi
BPD yang meliputi Meningkatnya daya saing, Menguatnya Ketahanan Kelembagaan dan
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 115 PT. BANK SULTENG
Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pembangunan Daerah. Selain itu, kebijakan Direksi
juga akan bersinergi dengan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI)
dengan tujuan untuk menjadikan sektor jasa keuangan yang berkontribusi signifikan
bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut, manajemen Bank Sulteng telah membuat
kebijakan pelaksanaan tarnsformasi Bank Sulteng dalam 3 (tiga) fase kebijakan sebagai
berikut:
A. Fase 1 : Tahap Pembangunan Fondasi (Fondation Building 2017)
Dalam tahapan ini, fokus utama Bank Sulteng adalah memperkuat fondasi dan aspek
pendukung bisnis Bank Sulteng untuk pertumbuhan dan peningkatan kualitas
layanan bank di masa depan. Fokus tahap ini adalah pada pembenahan kelemahan
struktural dan budaya kerja. Sasaranya adalah mengembangkan Informasi Teknologi
yang handal bersama peningkatan kualitas SDM, penambahan jaringan kantor dan
inovasi produk, yang ditunjang dengan perbaikan Governance, Risk & Complience
yang serta permodalan yang selalu kuat, untuk mendukung efektivitas dan
produktifitas dalam meningkatkan daya saing, sebagai fondasi bagi pertumbuhan di
fase ke II (dua).
B. Fase II : Percepatan Pertumbuhan (Growth Acceleration 2018-2019)
Difokuskan untuk lebih meningkatkan skala dan kinerja bisnis. Sasarannya adalah
menciptakan pertumbuhan yang cepat untuk meningkatkan asset dengn
memperkuat proses bisnis inti, melaui peningkatan dana pihak ketiga terhadap dana
murah dalam bentuk tabungan dan deposito serta meningkatkan pertumbuhan
kredit produktif menjadi 20% dari total kredit atau pembiayaan melaui memperkuat
pinjaman sindikasi, dan intensifikasi sinergi baik sesama grup BPD maupun dengan
perbankan lainnya.
Berdasarkan POJK nomor : 6/POJK.03/2016, tentang kegiatan usaha dan Jaringan
Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, terutama Pasal 12, yang intinya menyebutkan
bahwa Bank pada Buku 1 wajib menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada usaha
produktif paling rendah 55% (lima puluh lima persen) dari total kredit atau
pembiayaan hingga akhir juni tahun 2018.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 116 PT. BANK SULTENG
“Namun demikian untuk mencapai kredit produktif sebesar 55 % dari total portofolio
kredit, Bank Sulteng masih membutuhkan waktu untuk pencapaian angkat tersebut
dan akan melewati tahun 2018”.
C. Fase III : Pemimpin Pasar (Market Leadership 2020)`
Diarahkan untuk memelihara dan terus meningkatkan Modal serta kinerja bisnis,
sehingga mampu berdaya saing dan berkontribusi optimal bagi perekonomian
daerah yang dapat memenuhi ekspektasi stakeholders. Sasaranya adalah
membangun posisi sebagai pemimpin pasar di antara industri perbankan yang ada di
Sulawesi Tengah, sehingga Bank Sulteng mempunyai kontribusi signifikan bagi
perekonomian daerah. Sasaran lainnya adalah menjadikan bank Sulteng masuk
dalam kategori Bank Umum dalam Kegiatan Usaha dua (BUKU 2).
Untuk mengimplementasikan kebijakan diatas, maka Direksi Bank Sulteng
merefleksikan kebijakan tersebut untuk melaksanakan fase transformasi dengan
melibatkan seluruh stakeholder yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, Kepala
Cabang serta seluruh karyawan agar memiliki kesamaan (tujuan). Sehingga semua
rencana jangka pendek dan menengah serta nilai-nilai dalam setiap pemikiran,
tindakan, perilaku dan etika dapat dimengerti, dipahami dan dijalankan oleh seluruh
unit kerja dan stakeholder dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebgai
berikut:
1. Langkah-Langkah Strategis yang akan Ditempuh
Untuk mewujudkan kebijakan Direksi pada tahun 2017, maka berbagai langkah
strategis yang akan diambil di antaranya adalah:
a. Melakukan perubahan terhadap struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan
Bank Sulteng yang berorientasi pada kelancaran tugas dan tanggung jawab.
b. Menjalankan prinsip budaya kerja perusahaan yang baik, yang berorientasi
untuk meminimalisir risiko dan meningkatkan budaya kepatuhan demi
terciptanya Good Corporate Governance melalui prinsip transparansi,
akuntable, independen, responsible dan fair (TARIF)
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang berorientasi terhadap
peningkatan mutu individu dan team dalam bekerja, peningkatkan mutu
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 117 PT. BANK SULTENG
pelayanan kepada nasabah, serta memiliki semangat yang kuat dan daya
kerja yang tinggi
d. Mengembangkan system informasi teknologi bank, yang berorientasi kepada
kebutuhan dan kemudahan bagi pelanggan
e. Menambah jaringan kantor di tempat-tempat yang potensial maupun
jaringan layanan bank lainnya, yang mudah dijangkau dan diakses oleh
nasabah.
f. Mengembangkan produk-produk serta aktivitas baru yang handal dan
memiliki keunggulan, sehingga diminati oleh nasabah
g. Meningkatkan struktur permodalan bank yang berorientasi terhadap
pertumbuhan bisnis Bank Sulteng.
h. Meningkatkan penagihan kredit untuk menekan angka Non Performing Loan
(NPL).
i. Meningkatkan pertumbuhan kredit produktif
j. Meningkatkan pertumbuhan dana Pihak Ketiga melalui menciptakan market
share baru
k. Membangun kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan bisnis Bank Sulteng.
l. Meningkatkan pendapatan dan pengendalian biaya
2. Indikator Keuangan Utama
Indikator keuangan utama Bank Sulteng memuat proyeksi sebagaimana tabel
dibawah ini :
No
Rasio
Actua
l
Sept
2016
Proyeksi (%)
Des. Tahun 2017
Des
2018
Des
2019
2016
Mar Jun
S
e
p
Des
1 Rasio Kewajiban
Penyediaan Modal
Minimum (CAR)
24.49 27.58 24.1
6
25.4
6
2
6.
4
34.33 37.02 38.40
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 118 PT. BANK SULTENG
No
Rasio
Actua
l
Sept
2016
Proyeksi (%)
Des. Tahun 2017
Des
2018
Des
2019
2016
Mar Jun
S
e
p
Des
9
2 Rasio Modal Inti
terhadap Aset
Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR)
23.50 26.61 22.9
8
24.4
9
2
5.
5
1
33.33 36.02 37.39
3 Rasio Modal Inti
Utama Terhadap
ATMR
00 00 00 00 0
0 00 00 00
4 Rasio Modal Inti
Terhadap Total
Asset
9.46 12.41 8.34 8.86
8.
9
9
11.78 12.69 13.19
5 Retur On Asset
(ROA) 2.90 3.01 2.56 2.96
3.
1
3
3.25 3.03 2.90
6 Net Interest Margin
(NIM) 6.94 7.17 9.35 9.43
9.
4
5
9.57 9.21 9.05
7 Beban Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO)
72.32 71.83 80.2
4
77.1
6
7
5.
7
7
74.93 75.76 76.57
8 Rasio Aset produktif
Bermasalah
terhadap Total Aset
Produktif
0.94 0.74 1.14 1.06
0.
9
4
0.83 0.83 0.83
9 Rasio cadangan
kerugian penurunan
nilai (CKPN) aset
keuangan terhadap
aset produktif
0.70 0.56 1.14 1.06
0.
9
4
0.83 0.83 0.83
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 119 PT. BANK SULTENG
No
Rasio
Actua
l
Sept
2016
Proyeksi (%)
Des. Tahun 2017
Des
2018
Des
2019
2016
Mar Jun
S
e
p
Des
10 Rasio Non
Performing Loan
(NPL) Gross
1.77 1.36 1.26 1.17
1.
0
9
1.01 1.01 1.01
11
Rasio NPL Nett 0.46 0.33 0.17 0.27
0.
3
5
0.44 0.44 0.44
12 Rasio Kredit
terhadap Total Aset
Produktif
53.12 54.35 67.1
6
70.8
5
7
1.
1
3
72.59 72.59 72.59
13 Rasio Kredit kepada
Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
(UMKM) terhadap
total kredit
4.72 4.16 5.33 6.38
7.
3
5
8.26 7.61 7.61
14 Rasio Aset Trading,
Tagihan Spot dan
Derivatif, serta Aset
Fair Falue Option
terhadap Total asset
0.00 0.00 0.00 0.00
0.
0
0
0.00 0.00 0.00
15 Rasio Total Aset
liquid terhadap
Pendanaan Jangka
Pendek
0.00 0.00 0.00 0.00
0.
0
0
0.00 0.00 0.00
16
Loan To Deposit
Ratio (LDR) 71.64 91.11
70.9
8
77.3
5
8
2.
2
9
88.04 88.04 88.04
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 120 PT. BANK SULTENG
D. Target Jangka Pendek dan Jangka Menengah
Sebagaimana penyesuaian visi dan misi yang baru dalam rangka mempertahankan
dan menjaga pertumbuhan berkelanjutan, maka Bank Sulteng dalam jangka pendek
dan menengah mencanangkan program-program dan produk-produk yang selaras
dengan dinamika pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah pada tahun 2017
antara lain sebagai berikut:
A. Target Jangka Pendek
Dalam hal meningkatkan “Daya Saing”
a. Bank Sulteng berupaya meningkatkan kompetensi SDM dalam rangka
kemampuan pelayanan baik yang berbasis pelayanan langsung (face to face)
yang dapat memberikan kepuasan masyarakat yang berkunjung ke kantor
Bank Sulteng (customer care),
b. Menyediakan pelayanan yang berbasis Information Technology (IT) yang
praktis yang dapat memberikan kepuasan bertransaksi keuangan melalui
Virtual Banking dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat pengguna
jasa perbankan (antara lain penyediaan SMS Banking/inquery, penyediaan
pelayanan host to host/ intra net untuk E-Samsat/ pengelolaan Kas daerah
untuk seluruh Pemda, penambahan fitur-fitur di ATM untuk pembayaran
PLN, BPJS Ketenaga Kerjaan, pembelian ticket pesawat, pembayaran
angsuran leasing, pembelian pulsa telephone, pembelian voucher PLN,
pembayaran PBB, pada saat yang sama akan dilakukan kerja sama dengan
Bank Mega atau Bank Bukopin dan PT.Collega/ Master Card.
c. Melanjutkan produk-produk andalan Bank Sulteng yang sudah eksis di
masyarakat, juga menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat antara lain, Kredit untuk Ibadah kepada guru-guru sekolah yang
sumber pembayarannya dari dana sertifikasi (terdapat +/- 15.000 guru
sekolah se Provinsi Sulawesi Tengah), Kredit Pensiunan (terdapat +/- 25 ribu
pensiunan aktif se Provinsi Sulawesi Tengah) dengan bekerja sama dengan
vendor Marketing Refresentative, Kredit
Pertanian/perdagangan/peternakan/perkebunan dengan bekerja sama
dengan vendor “penyuluh lapangan” sebagai Marketing Refresentative,
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 121 PT. BANK SULTENG
Kredit Perumahan PNS terdapat +/- 87.000 PNS se Provinsi Sulawesi Tengah
dengan bekerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat untuk FLPP/
Kementerian Keuangan untuk KPR rumah bersubsidi, khususnya kepada PNS.
d. Meningkatkan kualitas produk dana Pihak Ketiga yang sudah ada serta
Menyelenggakan program Tabungan berhadiah, Menyediakan Tabungan
untuk pengusaha/Tabungan Bisnis, menyelenggarakan program Staf Get
Member (SGM).
Dalam hal “Memperkuat Kelembagaan”,
a. Bank Sulteng berupaya menjaga dan terus melanjutkan pertumbuhan
“keuangan” yang sangat baik selama empat tahun belakangan ini,
menambah permodalan yang diperoleh dari sumber internal keuangan hasil
usaha tahunan serta mewujudkan rencana penambahan setoran modal dari
sumber pemegang saham yang sudah dideklarasikan pada tanggal 7
November 2016 sebagai tahap awal Bank Sulteng meningkat kan kelasnya
menuju ke buku II.
b. Meningkatkan pertumbuhan laba bersih perusahaan menjadi Rp. 120 miliar
dari estimasi pencapaian laba bersih pada tahun 2016 sebesar Rp.111 miliar,
atau tumbuh sebesar 7,64% (yoy)
c. Meningkatkan komposisi dana pihak ketiga menjadi Rp. 3.4 Triliun dari Rp.
2.9 Triliun pada tahun 2016 atau tumbuh sebesar 19% (yoy), pencapaian
difokuskan kepada dana murah dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan
giro, dengan persentase 35% tabungan, 35% giro dan 30% untuk deposito.
d. Kredit pada tahun 2017 ditargetkan menjadi Rp. 3.03 triliun dari total kredit
tahun 2016 sebesar Rp. 2.64 triliun, atau tumbuh sebesar 15% (yoy). Kredit
konsumtif tetap akan menjadi prioritas karena kaptiv market Bank Sulteng
ada pada jenis tersebut. Namun demikian pertumbuhan untuk kredit
produktif menjadi fokus utama sesuai yang diamanahkan oleh POJK No.
6/POJK.03/2016, tentang kegiatan usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan
Modal Inti Bank. Kredit produktif pada tahun 2017 ditargetkan menjadi Rp.
223 miliar dari tahun 2016 sebesar Rp.110 miliar, atau terjadi pertumbuhan
yang sangat fantastis sebesar 102.73% (yoy). Sementara kredit konsumtif
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 122 PT. BANK SULTENG
ditargetkan tumbuh sebesar 11.19% (yoy) atau dari Rp.2,5 triliun akan
menjadi Rp. 2,8 triliun pada tahun 2017. Komposisi kredit produktif akan
menjadi 7,35% dari total kredit Bank, atau akan tumbuh 3,18% dari tahun
sebelumnya sebesar 4,17%. Sementara untuk kredit konsumtif akan menjadi
92,65% dari total kredit bank atau terjadi penurunan sebesar -3,18% dari
komposisi tahun sebelumnya yang mencapai 95,83%.
e. Melakukan penyelesaaian terhadap kredit bermasalah dengan target NPL
bruto menjadi 1,01%
f. Melakukan lelang inventaris yang tidak produktif atau nilai bukunya sebesar
Rp.1 dan melakukan hapus buku, serta melakukan penataan aset bank yang
tidak dikuasai tetapi masih tercatat di dalam neraca bank untuk diselesaikan
sesuai peraturan yang berlaku
Dalam hal “Meningkatkan Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi”
a. Bank Sulteng berupaya menambah akses secara bertahap jaringan pelayanan
masyarakat sampai ke pedesaan (saat ini terdapat 1.840 desa se Provinsi
Sulawesi Tengah) , akan dilakukan kerja sama dengan pengelolaan Dana Desa
yang saat ini mendapat droping dari APBN sebesar +/- Rp.1 milyar per desa,
dengan melakukan kerjasama dengan Dinas-Dinas terkait termasuk dengan
apparat desa, bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes)
melalui proyek pengadaan layanan / program “Laku Pandai”,
B. Target Jangka Menegah
a. Memperkuat analisa dan pemahaman manajemen risiko dalam pelaksanaan
prinsip Good Corporate Governance sesuai best practice.
b. Meningkatan Modal Inti menjadi 1 Triliun untuk menjadi BUKU II
c. Melakukan serta mengembangkan Produk dan aktivitas baru yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Bank dalam Buku II.
E. Strategi Untuk Mencapai Target
Tahun 2017 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan karena bertepatan
dengan dimulainya program Transformasi bagi Bank Sulteng sehingga kinerja Bank
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 123 PT. BANK SULTENG
Sulteng di 2017 akan menjadi barometer dan landasan dalam menghadapi serta
menyelesaikan tantangan yang lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Untuk itu,
Manajemen telah menyusun strategi untuk mencapai target dengan beberapa
kebijakan sebagai berikut:
A. Strategi Meningkatkan asset dan profitability
a. Meningkatkan portofolio kredit
b. Menjaga tingkat kredit bermasalah (NPL) yang dapat mengurangi nilai
peningkatan asset dan mengurangi profit perusahaan akibat dari
pembentukan CKPN, serta pendapatan bunga kredit dari posisi lancar dapat
meningkatkan pendapatan bank
c. Sebagian dana yang dihimpun dari masyarakat dialokasikan untuk
penempatan kepada Bank Indonesia atau Bank lainnya sebagai peningkatan
asset, dan bunga yang diperoleh dari penempatan tersebut dapat
meningkatkan profit perusahaan
d. Melakukan pembelian asset dan inventaris termasuk didalamya pembelian
tanah dan pembangunan gedung sendiri milik Bank Sulteng yang digunakan
sebagai sarana pendukung kegiatan bisnis Bank Sulteng
e. Melakukan penilaian kembali asset Bank Sulteng berupa tanah dan
bangunan, yang disesuaikan dengan harga pasar saat ini, namun konsekuensi
dari penilaian tersebut akan terjadi pada pembentukan pajak sehingga dapat
mengurangi profitabiltas Bank.
B. Startegi Untuk Peningkatan DPK
a. Peningkatan dana pihak ketiga lebih diutaman kepada tabungan dan giro
(CASA) melalui strategi cross selling.
b. Peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga melalui pembangunan
infrastruktur (sales force, sales tracking and sales rewarding).
c. Evaluasi dan penguatan produk eksisting untuk meningkatkan product value
dalam rangka peningkatan dana pihak ketiga.
d. Meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga dan number of account
melalui akuisisi nasabah dengan meningkatkan pelayanan melalui
pendekatan persuasif dan pendekatan tingkat suku bunga yang kompetitif,
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 124 PT. BANK SULTENG
serta bersaing bagi para nasabah. Bank Sulteng secara berkala akan
melakukan evaluasi dalam memberikan tingkat suku bunga DPK khususnya
produk yang sensitif akan bunga yaitu deposito. Evaluasi tingkat suku bunga
ini dilakukan agar produk DPK bank Sulteng dapat bersaing di tengah
kompetisi yang semakin ketat dan produk deposito bank Sulteng dapat
menjadi pilihan utama bagi nasabah dalam berinvestasi
e. Melakukan pengembangan terhadap produk Basic Saving Account melalui
menerbitkan produk baru “Tabungan Bisnis Bank Sulteng” yang ditujukan
kepada masyarakat lapisan kelas menengah keatas, dan “Simantap Ibadah”
untuk seluruh masyarakat beragama islam dalam rangka untuk ibadah
Umroh.
f. Meminta persetujuan OJK untuk izin aktivitas SMS Banking, Mobile Banking,
dan Internet Banking, dalam rangka mendukung kegiatan Laku Pandai, dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk Bank Sulteng.
Prosedur pengajuan izin tersebut akan tetap diselaraskan dengan ketentuan
dan atau kebijakan yang berlaku.
g. Menambah dan mengembangkan layanan jasa bank berupa penambahan
transaksi “Payment” pada aktivitas transaksi mesin ATM Bank Sulteng berupa:
Transaksi pembelian pulsa PLN
Transaksi pembayaran premi asuransi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan
Transaksi pembayaran Tv berlangganan
Transaksi pembayaran PBB dan Pajak kendaraan bermotor.
Transaksi pembayaran tagihan internet Telkom (Speedy).
Transaksi pembelian pulsa paket data Telkomsel, XL, dan Indosat
Transaksi pembayaran tagihan kredit leasing Federal International
Finance (FIF) dan Bussan Auto Finance (BAF).
Transaksi Pembelian ticket maskapai Lion Group dan Garuda Group
h. Menambah jumlah mesin ATM sebanyak 12 unit, sebagai implementasi untuk
meningkatkan dana dan transaksi nasabah dalam meningkatkan layanan bank. Pada
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 125 PT. BANK SULTENG
tahun 2017 penambahan mesin ATM tersebut terdiri dari 11 unit mesin ATM
tarik tunai dan 1 unit ATM yang dapat melakukan setoran tunai.
i. Melaksanakan program /kegiatan “Pedagang PASTI Menabung”
Adalah program/kegiatan dengan sasaran pedagang pasar tradisional
(Pedagang pasar Tradislonal Menabung) merupakan bentuk kegiatan turun
ke pasar tradisional yang di niliai memiliki potensi untuk memperoleh DPK.
Kegiatan tersebut di lakukan disetiap unit bisnis di tingkat KC/KCP dibawah
koordinasi dari Divisi Pemasaran.
j. Melaksanakan Program Undian Berhadiah
Adalah kegiatan untuk menarik minat nasabah dalam meningkatkan saldo
tabungan.atas hadiah yang ingin mereka dapatkan. Program tersebut terbagi 2 (dua)
kegiatan yaitu:
Bank Sulteng “Boom Rezeki” yaitu program undian Bank Sulteng yang
diperuntukan untuk jenis tabungan Simpeda, Simantap, Tabungan Bisnis,
dan Tabungan PNS.
Bank Sulteng “Untung menabung Cerdas Hadiahnya” yaitu program
undian yang diperuntukan untuk jenis tabungan Siswa (TAWA) dan
Tabungan Simpel, dengan hadiah berupa laptop dan study ilmu
pengetahuan dan teknologi
Seluruh bentuk kegiatan tersebut di bawah koordinasi Divisi Pemasaran
k. Menerbitkan dan mengklasifikasikan jenis kartu ATM Bank Sulteng
berdasarkan tingkat kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam
melakukan transaksi. Klasifikasi kartu tersebut terdiri dari ATM Gold, Silver
dan Platinum.
l. Menerbitkan kartu ATM yang dapat digunakan oleh produk tabungan siswa
(TAWA) dan simpanan pelajar (SIMPEL)
m. Membangun kerja sama dengan Pemerintah Daerah atau
Instansi/perusahaan lainnya untuk meningkatkan DPK dalam hal:
Penyaluran dana tunjangan guru (sertifikasi)
Kerja sama Payroll (pembayaran gaji).
Penyaluran dana bantuan perumahan swadaya
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 126 PT. BANK SULTENG
Penyaluran dana BUMDES
Pelayanan kas daerah online (KASDA Online)
n. Bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Provinsi/Kota/Kabupaten menyelenggarakan workshop bagi nasabah PNS
yang akan memasuki usia pensiun.
o. Membangun kerja sama dengan vendor penerbit kartu berbasis “chips”
sehingga seluruh kartu ATM Bank Sulteng sejajar dengan kartu bank lainnya.
p. Membangun kerja sama dengan “aggregator” dari penerbit biller antara lain:
PLN, PDAM, Garuda, Lion Air, Samsat, Pemda-Pajak PBB, Bank Mega,
Carefour, Trans Media, BPJS Tenaga Kerja & Kesehatan, Rumah sakit swasta
dan daerah terbesar di Sulteng, swalan terbesar di Sulawesi Tengah (BNS) dll.
q. Melakukan kerjasama dengan investor yang melakukan kegiatan bisnis di
Sulawesi Tengah, produk yang ditawarkan adalah cash management, payroll,
dan pinjaman karyawan perusahaan.
r. Menindaklanjuti kerjasama dengan Kementrian Perumahan Rakyat untuk
penyaluran KPR – FLPP bersubsidi, khususnya kepada PNS.
s. Membangun kerjasama dengan media lokal dalam rangka pemberitaan dan
promosi Bank Sulteng sekaligus menjadi media yang dapat membentengi
kepentingan bank dari pemberitaan negatif yang berdampak terhadap
tingkat kepercayaan nasabah dalam menempatkan dananya di Bank Sulteng
t. Membangun kerja sama dengan Bank Mega atau Bank Mandiri dalam rangka
mendukung produk Bank Sulteng berupa penerbitan kartu kredit.
F. Strategi Untuk Meningkatkan Kredit
Kredit merupakan sumber pendapatan utama bagi profitabilitas Bank Sulteng. Oleh
karena itu Bank harus menjaga kualitas kredit untuk tidak terjerumus dalam
pembentukan Non Performing Loan (NPL) yang lebih besar dari yang ditetapkan oleh
regulasi. Bank juga akan fokus terhadap pembiayaan UMKM dan KPR, untuk
mendukung pertumbuhan pembangunan dan ekonomi daerah. Target utama
tersebut akan dilaksanakan melalui implementasi sasaran strategis dengan
penjelasan sebagai berikut:
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 127 PT. BANK SULTENG
1. Pemberian tingkat suku bunga kredit konsumtif yang lebih rendah dari bank
pesaing. Hal ini akan terus dilakukan karena captive market kredit Bank Sulteng
adalah PNS, sehingga kredit Multiguna, Kredit Pensiun dan Kredit Kepemilikan
Rumah (KPR) dapat terus ditingkatkan di tengah kompetisi yang semakin ketat
dan menjadi pilihan utama bagi nasabah dalam memenuhi kebutuhan konsumtif.
2. Meningkatkan penagihan dan fokus pada perbaikan kredit bermasalah (NPL)
dengan penerapan early warning system dan upaya percepatan eksekusi agunan
melalui lelang KPKNL/Balai Lelang Swasta/penjualan suka rela, termasuk
penjajakan restrukturisasi kredit, hapus buku, klaim asuransi dan lawyer.
3. Fokus pada peningkatan ekspansi kredit yang berkualitas dengan memperhatikan
azas prudential banking.
4. Mempercepat Service Level Agreement (SLA) sesuai dengan segmen kredit.
5. Meningkatkan penyaluran kredit sektor produktif terutama untuk skala usaha
mikro, kecil dan menengah dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
6. Melengkapi tenaga “Account Officer” dan “Assistant Account Officer” di setiap
Kantor Cabang / Kantor Cabang Pembantu untuk pengelolaan kredit produktif
7. Meningkatkan portofolio melalui akuisisi nasabah baru
8. Memperkuat risk management di bidang kredit, administrasi kredit dan bisnis
legal untuk mensupport pencapaian ekspansi kredit.
9. Memperluas dan meningkatkan penyaluran kredit program baik secara langsung
maupun melalui lembaga linkage dengan pola channeling atau exsecuting.
10. Menyempurnakan proses dan model bisnis di bidang kredit sesuai dengan
konsep four eyes principle.
11. Mengembangkan program aplikasi kredit yang berhubungan dengan kredit
UMKM
12. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pemberian kredit
pensiun.
G. Strategi Lainnya
1. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya menanamkan budaya kerja, dan
operasional kerja berbasis risiko dengan selalu berpedoman terhadap unsur
kepatuhan kerja pagi seluruh pegawai Bank.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 128 PT. BANK SULTENG
2. Meningkatkan penerapan tata kelola/Good Corporate Governance (GCG)
bertujuan untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan
stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan Bank Sulteng
ataupun perundang-undangan yang berlaku serta mempedomani nilai-nilai
etika yang berlaku baik yang dibuat oleh Bank Sulteng ataupun regulasi.
Pelaksanaan GCG dimaksud dengan melakukan penyusunan/revisi Pedoman
atau Standar Prosedur setiap kegiatan operasional, transaksi dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Bank Sulteng, berlandaskan
pada 5 (lima) prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Penilaian kelima prinsip
dasar tersebut dikelompokkan dalam tiga aspek, yaitu governance structure,
governance process, dan governance outcome.
3. Pengurus Bank Sulteng berperan aktif membangun komunikasi kepada
seluruh pemegang saham untuk meningkatkan modal Bank Sulteng dalam
membentuk ketahanan modal untuk mengantisipasi risiko yang kemungkinan
terjadi. Kekuatan modal yang besar juga dimanfaatkan oleh Bank untuk
mengembangkan bisnis yang lebih besar.
4. Melakukan kegiatan promosi Bank dengan memanfaatkan kegiatan
Coorporate Social Responsibility (CSR), untuk meningkatkan efisiensi.
H. Asumsi Yang Digunakan
Asumsi – Asumsi yang mendasar dalam Target RBB ini adalah sbb :
1. Prediksi perekonomian Indonesia tahun 2017 akan lebih baik dibandingkan
dengan tahun 2016, didukung oleh beberapa gebrakan kebijakan Pemerintah dan
Regulator,
2. Target pertumbuhan ekonomi 2017 Indonesia = 5,10 % - 5,5 %
3. Target pertumbuhan kredit 2017 Indonesia = 11,0 % - 12,0 %
4. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah saat ini = 15,52%
5. Target Inflasi triwulan Sulawesi tengah saat ini = 4+/-1%
6. Historical pertumbuhan Kredit Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2014 = 77,41% (yoy)
b. Tahun 2015 = 8,87% (yoy) (blm termasuk Asset Sales)
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 129 PT. BANK SULTENG
c. Tahun 2016 (s/d Sep’) = 14,17%.(ytd).
7. Historical pertumbuhan DPK Bank Sulteng adalah sbb :
a. Tahun 2014 = 85,93% (yoy)
b. Tahun 2015 = 65,54% (yoy)
c. Tahun 2016 (Sep’) = 28,48% (ytd)
d. Tahun 2016 (Des) = 3,39% (yoy)
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 130 PT. BANK SULTENG
BAB VII
VII. PENYEDIAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN
DANA BESAR (LARGE EXPOSURE)
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar
(large exposure), posisi pada akhir tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Kepada Pihak terkait 35 Debitur Rp. 11,790,867,622.87
2. Kepada Debitur Inti 15 Debitur Rp. 57.338.950.382.49
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 131 PT. BANK SULTENG
BAB VIII
VIII. INTERVENSI PEMILIK, PERSELISIHAN INTERNAL DAN PERMASALAHAN YANG TIMBUL
SEBAGAI DAMPAK KEBIJAKAN REMUNERASI.
Tidak terdapat intervensi dari pemilik. Tidak terdapat perselisihan di internal Bank serta
tidak ada permasalahan yang timbul akibat dampak dari kebijakan Remunerasi.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 132 PT. BANK SULTENG
BAB IX
IX. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK YANG BELUM
DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN LAINNYA.
Semua transparansi kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank telah dituangkan dalam
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, Laporan Keuangan Publikasi
Bulanan, Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Non Keuangan Bank (leaflet, brosur
dan media elektronik/media cetak). Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka
tidak ada kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang belum diungkap dalam
laporan lainnya.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 133 PT. BANK SULTENG
BAB X
X. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI, SERTA
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham pada Bank Sulteng,
Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank maupun Bank lainnya. Seluruh anggota
Dewan Komisaris dan Direksi tidak mempunyai hubungan keuangan dan hubungan
keluarga dengan anggota Komisaris lainnya, anggota Direksi lainnya dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 134 PT. BANK SULTENG
BAB XI
XI. SHARES OPTION, BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGASI
Kegiatan/aktivitas Shares Option, Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi belum
dilakukan pada PT. Bank Sulteng.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 135 PT. BANK SULTENG
BAB XII
XII. PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)
Internal Fraud adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus,
pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) Bank Sulteng terkait dengan
proses kerja dan kegiatan operasional bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank
secara signifikan.
Jumlah Internal Fraud yang terjadi pada Bank Sulteng selama tahun 2016:
Internal Fraud
dalam 1 tahun (1)
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
Thn.2015
(2)
Thn. 2016
(3)
Thn.2015
(4)
Thn.2016
(5)
Thn. 20135
(6)
Thn.2016
(7)
Total Fraud - - 1 2 - -
Telah
diselesaikan
-
-
1
2
-
-
Dalam proses
penyelesaian di
internal Bank
-
-
-
-
-
-
Belum
diupayakan
penyelesaiannya
-
-
-
-
-
-
Telah ditindak
lanjuti melalui
proses hukum
-
-
-
-
-
-
A. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu perwujudan
misi PT. Bank Sulteng, yaitu peduli pada kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Tujuan utama kegiatan CSR PT. Bank Sulteng antara lain adalah meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat Indonesia umumnya dari aspek sosial, pendidikan dan
kesehatan, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Melalui kegiatan ini diharapkan
Bank Sulteng dapat memperkuat reputasinya sebagai bank yang secara konsisten
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 136 PT. BANK SULTENG
menunjukan kepedulian pada masyarakat, memberikan inspirasi kepada
stakeholders untuk melakukan kegiatan dalam kepedulian masyarakat.
B. Dana CSR Tahun Buku 2015 disalurkan pada Tahun 2016
Jml
penyaluran
Tahun
2016(realisasi
)
Penyaluran Tahun 2016 Ket
No Tgl Jenis Kegiatan Bidang Nominal Unit Kerja
Rp.
1,114,910,852
.-
1 02/09/
16
02/09/
16
Pengadaan 1
unit Mobil
Toyota hylux
ambulance
type standar
@Rp.
362,700,000.-
By Antar Mbl
Ambulance
Kesehatan Rp.
362,700,000.
-
Rp.
2,066,000.-
Pemda
Kabupaten
Banggai
Laut
2 02/9/1
6
18/11/
16
24/11/
16
Pengadaan
Alat
Refrigerator
With Rotor
By kirim alat
Refrigerator
Kesehatan Rp
70,925,000.-
Rp.
2,763,552.-
Palang
Merah
Indonesia
Prop.
Sulteng
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 137 PT. BANK SULTENG
3 10/10/
16
28/11/
16
22/12/
16
Donasi
peserta BPJS
Ketenagakerja
an selama 3
bulan kepada
3000 Pekerja
Bukan
Penerima
Upah
Sosial Rp.151,200,0
00.-
Pekerja
Bukan
Penerima
Upah wil
Parigi, Sigi,
Kota Palu
4 18/11/
16
Pengadaan
Mobil Tangki
Tinja type
Dyna 130 HT
Pengemba
ngan
prasarana
dan sarana
umum
Rp.
420,800,000.
-
Pemda
Kabupaten
Morowali
Utara
5 14/9/1
6
Biaya
Pembuatan
Huruf PMK Sail
Tomini
Lingkungan Rp.
14,961,300.-
Pemda
Kabupaten
Parigi
Moutong
6 30/11/
16
Bantuan
Beasiswa
Akademi
Perawat Toli-
Toli
Pendidikan Rp
13,500,000.-
Akademi
Perawat
Toli-Toli
7 29/11/
16
Program
Penghijauan
dan
Kebersihan
Lingkungan Rp.
75,995,000.-
Pemda
Kabupaten
Morowali
Rp.
1,114,910,852
.-
Rp.
1,114,910,85
2.-
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 138 PT. BANK SULTENG
BAB XIII
XIII. PERMASALAH HUKUM
NO. KASUS HUKUM PROSES TINDAK LANJUT
1
Kasus putusan perdata
pada tingkat banding
pengadilan tinggi No:
03/PDT/2015/PT. PL
JO.
NO.108/Pdt.G/2011/P
N/PL antara Anand
Umar Adnan sebagai
penggugat melawam
PT Bank Sulteng
sebagai tergugat
dalam hal ini perkara
perbuatan melawan
hukum, yang
mengakibatkan
tuntutan ganti rugi
sebesar 2 Milyar.
Putusan pengadilan
tinggi memustuskan
perkara tersebut pada
tingkat banding
dengan putusan tidak
ada pihak yang
dimenangkan (draw)
dan saat ini pihak dari
pembanding saudara
Anand Umar Adnan
melalui kuasa
hukumnya telah
melayangkan memori
kasasi pada tingkat
mahkamah agung
dengan nilai tuntutan
107 Milyar Rupiah.
Laporan/pemberitahu
an pendaftaran
memori kasasi pihak
saudara Anand Umar
Adnan dari pengadilan
tinggi Palu sudah
diterima dan di
disposisi Direktur
Utama. Langkah upaya
hukum kasasi
dimandatkan kepada
Bagian Legal dan telah
membuat dan
mengirim kontrak
memori kasasi
tersebut ke
Mahkamah Agung RI.
2.
Kasus Perdata Tingkat
Pengadilan Negeri
Palu No
87/Pdt.G/2014/PN.Pal
Pengadilan Tinggi
Sulteng Nomor
34/PDT.G/2015/PT.PA
L tentang gugatan
hilangnya surat ukur
Saat ini kasus tersebut
telah berada tingkat
kasasi dimana yang
mengajukan kasasi
adalah pihak Tinggi
Sulteng yang mana nilai
tuntutan materil sebesar
Rp 2.672.407.500,- dan
imateril sebesar Rp
Pihak PT. Bank Sulteng
melalui Kuasa
Hukumnya Ade Paloh
dan rekan di Jakarta
telah melayangkan
kontrak memori kasasi
sebagai
pertimbangan/perban
dingan Majelis Hakim
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 139 PT. BANK SULTENG
(SHM) No 3/1978 an
Moehd. Idris Roe
penggugat saudara
Chairil Anwar (Ahli
Waris) dan tergugat
PT. Bank Sulteng
dimana pada
Pengadilan Tinggi
Sulteng PT. Bank
Sulteng dimenangkan
dalam perkara ini.
10.000.000.000,- yang
sebelumnya nilai
tunututan awalnya total
senilai Rp
204.000.000.000,-
Milyar.
MA RI terhadap
perkara ini agar
kedepannya putusan
Majelis Hakim
Mahkamah Agung RI
dapat melahirkn
putusan yang objektif
dan berkekuatan
hukum yaitu menolak
tuntutan tergugat
tersebut.
3. Kasus Gugatan
Perdata No.
84/Pdt.G/2015/PN.Pal,
tentang gugatan
dugaan hilangnya SK
PNS sebagai jaminan
kredit pada PT. Bank
Sulteng, dimana
penggugatnya adalah
Sdr. Karyanto (Satpol
PP Provensi Sulteng),
dan yang tergugat
adalah PT. Bank
Sulteng.
Saai ini kasus tersebut
masih dalam proses
banding di Pengadilan
Tinggi Sulteng, dimana
Majelis Hakim pada
Pengadilan Tinggi Palu
mengabulkan gugatan
penggugat yakni
meminta tergugat
membayar ganti rugi
sebesar Rp
1.000.000.000,- atas
dugaan hilangnya SK
tersebut.
PT. Bank Sulteng
diwakili oleh Bagian
Hukum yakni sdr.
Muhammad Rum, SH
dan Remran, SH telah
melayangkan memori
banding ke Pengadilan
Tinggi Sulteng sebagai
upaya hukum
terhadap timbulnya
gugatan ini.
4. Kasus gugatan perdata
Nomor
129/Pdt.G/2016/PN.P
al tentang dugaan
hilangnya jaminan
Dalam proses
pemeriksaan gugatan
pada tingkat Pengadilan
Tinggi Palu, dimana
segala proses
PT. Bank Sulteng
diwakili oleh Bagian
Hukum yakni sdr.
Muhammad Rum, SH
dan sdr. Remran, SH.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 140 PT. BANK SULTENG
kredit SK janda milik
Nyonya Pesudo
Hadeyaki (Penggugat)
yang hilangnya PT.
Bank Sulteng
(Tergugat)
persidangan telah dilalui.
Saat ini menunggu
musyawarah majelis
Hakim dan menjatuhkan
putusan.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 141 PT. BANK SULTENG
BAB XIV
XIV. SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG
Hasil penilaian Bank Sulteng terhadap Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate
Govern (GCG) PT. Bank Sulteng Tahun Buku 2016 adalah Peringkat 3 (tiga) dengan
predikat “CUKUP BAIK”.
Table : Rincian Self Assessment GCG PT. Bank Sulteng tahun 2016 sebagai berikut :
HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GCG
PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT
INDIVIDUAL
3 (CUKUP BAIK)
Berdasarkan hasil self assessment terhadap
(tiga) factor yaitu: Governance Structur,
Governance Process dan Governance
Outcome yang mencakupi 11 (sebelas)
Kriteria/Indikator, bahwa PT. Bank Sulteng
telah melakukan penerapan Good
Corporate Governance secara umum cukup
baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan
yang cukup memadai atas prinsip-prinsip
Good Corporate Governance. Apabila
terdapat kelemahan-kelemahan dalam
penerapan prinsip Good Corporate
Governance, maka secara umum
kelemahan-kelemahan tersebut telah
diupayakan perbaikannya dan terhadap
hal-hal yang cukup signifikan maka
diberikan perhatian yang seksama dari
Manajemen Bank. Beberapa permasalahan
terkait dengan penerapan Good Corporate
Governance Bank yang perlu ditindak
lanjuti adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi struktur organisasi yang
masih kosong.
2. Meningkatkan Budaya Kepatuhan.
3. Meningkatkan Budaya Risiko
4. Melengkapi dan melakukan review
BPP dan SOP.
5. Meningkatkan pelatihan dan
pendidikan pegawai
6. Menindak lanjuti hasil temuan internal
maupun eksternal.
a.
Laporan TATA KELOLA BANK Tahun 2016 hal. 142 PT. BANK SULTENG