Tata Kelola BUMD

download Tata Kelola BUMD

of 35

Transcript of Tata Kelola BUMD

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    1/35

    Universitas Sumatera Utara

    BAB II

    PENGATURAN TATA KELOLA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)

    A. Perkembangan Pengaturan BUMD.

    1. Dasar hukum dan bentuk BUMD.

    Istilah BUMD terdapat di dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 1999

    tentang Pemerintah Daerah, Pasal 84 undang-undang tersebut menyebutkan bahwa

    Pemerintah Daerah mendirikan BUMD, didirikan dengan Peraturan Daerah.

    Ketentuan tersebut belum memberikan definisi yang jelas tentang BUMD.

    Selanjutnya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 dirubah dengan Undang-undang

    Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, undang-undang ini juga belum

    memberikan definisi yang tegas tentang defenisi BUMD, namun pada pasal 177

    undang-undang tersebut juga bahwa Pemerintah Daerah dapat memiliki BUMD yang

    pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan perUndang-

    undangan. Kedua perundang-undangan diatas tidak memberikan definisi maupun

    batasan yang jelas tentang BUMD.

    Sebenarnya jika merujuk pada Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang

    Perusahan Daerah, Undang-undang ini memberikan definisi yang jelas tentang

    Perusahaan Daerah, Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyebutkan :

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    2/35

    Universitas Sumatera Utara

    bahwa Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang modalnya untuk

    seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan,

    kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang- undang

    Oleh karena BUMD merupakan perusahaan yang modalnya seluruhnya atau

    sebahagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, sehingga Perusahaan

    Daerah juga merupakan BUMD. Ketentuan didalam Pasal 2 Undang-undang Nomor

    5 Tahun 1962 tersebut memberikan batasan tentang BUMD atau Perusahaan Daerah,

    dinyatakan bahwa BUMD merupakan perusahan yang modalnya berasal dari

    kekayaan Pemda yang dipisahkan, kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan

    sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semula

    pertanggungjawabannya melalui angaran belanja daerah yang kemudian setelah

    dipisahkan menjadi modal BUMD akan dipertanggung jawabkan tersendiri. 19

    Senada dengan ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentangBadan Usaha Milik Negara yang menyatakan modal BUMN merupakan dan berasal

    dari kekayaan negara yang dipisahkan, pengertian kekayaan negara yang dipisahkan

    dijelaskan dalam penjelasan Pasal 4 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

    BUMN sebagai pemisahan kekayaaan negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Negara (APBN) pada BUMN untuk selanjutnya di bina dan dikelola tidak lagi

    didasarkan pada sistem APBN namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan

    19 Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    3/35

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    4/35

    Universitas Sumatera Utara

    nasional untuk kebutuhan seluruh masyarakat dan tidak termasuk dalam bidang usaha

    yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat. Perusahaan Daerah dalam menunaikan

    tugasnya selalu memperhatikan daya guna yang sebesar-besarnya dengan tidak

    melupakan tujuan perusahaan untuk ikut serta dalam pembangunan daerah khususnya

    dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin

    untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan

    ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil

    dan makmur materiil dan spiritual.

    Sangat sulit untuk merinci dengan tegas tentang urusan rumah tangga daerah

    dan urusan rumah tangga pemerintah pusat, karena perincian yang mungkin dibuat

    tidak akan sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat baik di daerah

    maupun di pusat. Urusan-urusan yang tadinya termasuk lingkungan daerah karena

    perkembangan keadaan dapat dirasakan tidak sesuai lagi apabila masih diurus oleh

    daerah itu karena urusan tersebut sudah meliputi kepentingan yang lebih luas dari

    pada daerah itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, Pasal 5 Undang-undang Nomor

    5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah menetapkan bahwa Perusahaan yang dapat

    didirikan oleh daerah ialah: perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam lapangan

    yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut kemampuan/kekuatan masing-

    masing Daerah. Demikian pula tidaklah mungkin memberi perincian secara tegas dari

    cabang-cabang produksi yang penting bagi Daerah dan yang menguasai hajat hidup

    di Daerah oleh karena segala sesuatu erat hubungannya dengan perkembangan dan

    kemajuan masyarakat di Daerah. Sebagai contoh yang harusnya diusahakan oleh

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    5/35

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    6/35

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    7/35

    Universitas Sumatera Utara

    Undang-undang Hukum Dagang ( Wetboek van Koophandel, Staatsblad 1847: 23)

    yang mengatur mengenai Perseroan Terbatas berikut segala perubahannya, terakhir

    dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971 dan Ordonansi Maskapai Andil

    Indonesia ( Ordonnantie op de Indonesische Maatschappij op Aandeelen, Staatsblad

    1939: 569 jo.717).

    Sejalan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, Pemerintah

    menerbitkan beberapa peraturan pemerintah sebagai peraturan pelaksana Perpu

    Nomor 1 Tahun 1969 yaitu Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 12 Tahun 1998

    tentang Perusahaan Perseroan (Persero) dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

    1998 tentang Perusahaan Umum.Namun demikian, mengingat bahwa Perpu 1 Tahun

    1969 dan kedua Peraturan Pemerintah tersebut dianggap sudah tidak sesuai lagi

    dengan perkembangan zaman, serta didorong dengan terbitnya Undang-Undang

    Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara yang hanya

    mengatur dua bentuk hukum badan usaha negara yaitu Perum dan Persero. Sementara

    Perjan, dengan terbitnya Undang-Undang ini, harus dirubah bentuk hukumnya

    menjadi Perum atau Persero.

    Berbeda dengan BUMN yang definisinya telah ditetapkan Undang-Undang

    Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, istilah BUMD baru dikenal dalam Peraturan

    Mendagri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD, tertuang dalam

    Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang dirubah menjadi Undang-Undang

    Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini dapat dimaklumi

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    8/35

    Universitas Sumatera Utara

    karena pendirian dan pengaturan BUMD sampai saat ini masih tunduk dengan

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah walaupun

    undang-undang ini telah dicabut dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969,

    namun karena ditegaskan bahwa Undang-undang nomor 5 tahun 1962 tentang

    Perusahaan Daerah tidak berlaku sejak diterbitkannya undang-undang pengganti, dan

    sampai sekarang belum ada undang-undang penggantinya, maka Undang-undang

    Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah masih berlaku sampai sekarang.

    Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah merupakan

    undang-undang yang penyusunannya diilhami dari terbitnya Perpu Nomor 17 Tahun

    1960 tentang Perusahaan Negara. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1962

    tentang Perusahaan Daerah, Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang seluruh atau

    sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Mengingat

    bahwa pembinaan Pemerintahan Daerah berada di bawah tanggung jawab MenteriDalam Negeri, maka peraturan pelaksana Undang-undang Nomor 5 tahun 1962

    tentang Perusahaan Daerah diterbitkan oleh Mendagri baik berupa Peraturan menteri

    Dalam Negeri seperti Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 1984 tentang Tata

    Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah, Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah.

    Sejak terbitnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    9/35

    Universitas Sumatera Utara

    dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum

    BUMD, maka sebagian BUMD ada yang berbentuk Perseroan Terbatas.23

    Bentuk hukum badan hukum BUMD menurut Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD dapat berupa

    Perusahaan Daerah atau PD dan Perseroan Terbatas atau PT, kemudian dalam

    oprasionalnya setiap BUMD tunduk pada masing masing ketentuan yang mengatur

    tentang badan hukum masing-masing, dengan kata lain bagi Perusahaan Daerah

    berlaku ketentuan tentang Perusahaan Daerah sebagaimana yang diatur dalam

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sedangkan untuk

    BUMD yang bentuk badan hukumnya Perseroan Terbatas berlaku undang-undang

    yang mengatur tentang Perseroan Terbatas yang untuk saat ini diatur dalam Undang-

    undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

    3. Tujuan dan Manfaat BUMD Pasal 5 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan

    Daerah menegaskan tujuan pendirian Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta

    melaksanakan pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional

    umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil

    dan makmur.

    Tidak berbeda dengan otonomi daerah yang memberikan kesempatan seluas

    luasnya kepada Pemda untuk mencari sumber-sumber penghasilan bagi peningkatan

    pendapatan asli daerah sebagai salah satu modal pembangunan daerahnya, sehingga

    23 Sekilas Sejarah BUMD , http://bumd.wordpress.com/, diakses tanggal 19 Maret 2012

    http://bumd.wordpress.com/http://bumd.wordpress.com/
  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    10/35

    Universitas Sumatera Utara

    Pemerintah Daerah mendirikan BUMD yang berbasis pada sumber daya alam yang

    dimiliknya. Pendirian BUMD oleh Pemda merupakan salah satu cara untuk

    memenuhi pendapatan asli daerah, pendirian ini merupakan upaya Pemda untuk

    menambah sumber pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

    dipisahkan, sebagai mana yang diatur didalam Pasal 157 huruf a angka 4 Undang-

    undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Ada beberapa hal yang

    mendasari pendirian suatu BUMD antara lain :

    a. Alasan ekonomis, yaitu sebagai langkah mengoptimalisasikan potensiekonomi di daerah dalam upaya menggali dan mengembangkan sumber dayadaerah, memberikan pelayanan masyarakat ( public services) dan mencarikeuntungan ( provit motive).

    b. Alasan strategis, yaitu mendirikan lembaga usaha yang melayani kepentingan publik, yang mana masyarakat atau pihak swasta lainnya tidak (belum)mampu melakukannya, baik karena investasi yang sangat besar, risiko usahayang sangat besar, maupun eksternalitasnya sangat besar dan luas.

    c. Alasan budget, yaitu sebagai upaya dalam mencari sumber pendapatan lain diluar pajak, retribusi dan dana perimbangan dari pemerintah pusat untuk

    mendukung pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan di daerah.24

    Selanjutnya didalam Pasal 8 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962

    tentang Perusahaan Daerah, menegaskan bahwa selain Pemerintah Daerah pihak

    swasta juga dapat menyertakan sahamnya dalam suatu BUMD yang didirikan

    Pemerintah Daerah, masuknya pemegang saham lain selain Pemerintah Daerah dapat

    memberikan modal yang lebih banyal lagi, yang kemudian akan digunakan untuk

    pengembangan usaha BUMD, sehingga masuknya pihak diluar Pemerintah Daerah

    dalam suatu BUMD memberikan manfaat untuk peningkatan pendapatan asli daerah.

    24 Chairil Furkan Badan Usaha Milik daerah Sudah Rawan http://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/bumd/ , d iakses tanggal 21 Maret 2012

    http://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/bumd/http://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/bumd/http://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/bumd/
  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    11/35

    Universitas Sumatera Utara

    B. Tata kelola BUMD sesuai UU No. 5/1962 tentang Perusahaan Daerah.

    1. Modal dan Kekayaan BUMD

    Sebagai suatu perusahaan BUMD juga memiliki modal dan kekayaan, Pasal

    7 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah mengatur

    modal dan kekayaan suatu BUMD, dijelaskan sebagai berikut :

    a. bahwa modal BUMD terdiri untuk seluruhnya atau untuk sebagian darikekayaan Pemerintah Daerah yang dipisahkan.

    b. Modal BUMD yang untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan satu Pemerintah

    Daerah yang dipisahkan tidak terdiri atas saham-saham.c. Apabila modal BUMD terdiri atas kekayaan beberapa Pemerintah Daerah,maka modal dasar BUMD tersebut terdiri atas saham-saham.

    d. Modal BUMD yang sebagian dimiliki oleh kekayaan Pemerintah Daerah yangdipisahkan dan kekayaan pihak lain yang bukan Pemerintahan Daerah makamodal BUMD tersebut terdiri atas saham-saham.

    e. Semua alat liquide disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Kepala Daerahyang bersangkutan berdasarkan petunjuk-petunjuk Menteri Keuangan.

    Kemudian pasal 8 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyatakan atas

    modal BUMD yang terdiri dari saham-saham, maka saham tersebut terdiri dari

    saham prioritas dan saham biasa, saham priotitas adalah saham yang hanya dapat

    dimiliki oleh Pemerintah Daerah, sedang untuk saham biasa dapat dimiliki oleh

    Pemerintah Daerah dan dan pihak swasta atau badan hukum lain yang menjadi

    pemegang saham dalam suatu BUMD, sebagaimana yang termaktub dalam

    penjelasan umum Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 sebagai berikut:

    Apabila Perusahaan Daerah telah didirikan berdasarkan Undang-undang ini,maka modal perusahaan terdiri untuk seluruhnya atau untuk sebagian ataskekayaan Daerah yang dipisahkan dari Anggaran Belanja Daerah tetapi tetapmasuk neraca kekayaan Daerah. Dengan ketentuan ini maka ditegaskan bahwaPerusahaan Daerah untuk selanjutnya dapat berdiri sendiri tanpa memberatkanlagi budget Daerah. Modal Perusahaan Daerah yang untuk seluruhnya terdiridari kekayaan satu Daerah tidak perlu terdiri atas saham-saham. Apabila modal

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    12/35

    Universitas Sumatera Utara

    termaksud diatas merupakan kekayaan beberapa Daerah maka modal perusahaan itu perlu terdiri atas saham-saham. Salah satu jalan yang dapat

    ditempuh untuk mengerahkan funds and forces dari masyarakat di Daerah ialahdengan mengikut-sertakan warga negara Indonesia dan atau badan hukum yangdidirikan berdasarkan Undang-undang Indonesia dan yang pesertanya terdiridari warga negara Indonesia dalam modal yang diperlukan untuk mendirikanPerusahaan Daerah. Berhubung dengan itu dalam Undang-undang ini dimuatketentuan bahwa modal Perusahaan Daerah yang untuk sebagian terdiri darikekayaan Daerah yang dipisahkan terdiri atas saham-saham, yaitu saham-saham prioritet dan saham-saham biasa. Saham-saham prioritet hanya dapatdimiliki oleh Daerah, baik Daerah tingkat I dan atau Daerah tingkat II. Denganadanya saham-saham prioritet ditangan Daerah, segala kegiatan, penguasaandan pengurusan Perusahaan Daerah pada hakekatnya berada dibawah pimpinan

    dan pengawasan Kepala Daerah, yang oleh Undang-undang ini diberiwewenang untuk melakukan hak, wewenang dan kekuasaan pemegang saham priorite t.

    Hak dan wewenang pemegang saham prioritas dalam hal ini di wakili oleh

    Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Wali Kota) Pada suatu BUMD menurut

    Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 adalah :

    a. Menunjuk bank untuk menyimpan semua alat liquide berdasarkan petunjuk-

    petunjuk Menteri Keuangan yang diatur pada pasal 7 ayat (4).

    b. Menjalankan Hak, wewenang dan kekuasaan sebagai pemegang saham

    prioritet yang diatur pada pasal 9 ayat (3).

    c. Mengangkat dan memberhentikan Direksi untuk sementara atau untuk

    selamanya diatur pada pasal 11 ayat (2) dan pasal 12 ayat (2) dan (4).

    d. Pada prinsipnya antara anggota Direksi tidak boleh memiliki rangkap jabatanada hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus

    maupun garis kesamping termasuk menantu dan ipar, kecuali jika untuk

    kepentingan perusahaan diizinkan oleh Kepala Daerah/pemegang

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    13/35

    Universitas Sumatera Utara

    saham/saham prioritet. Jika sesudah pengangkatan mereka masuk periparan

    Yang terlarang itu, maka untuk dapat melanjutkan jabatannya diperlukan izin

    Kepala Daerah/pemegang saham/saham prioritet sebagaimana yang diatur

    didalam pasal 13 ayat (1) dan (2)

    e. Mengambil keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham diatur pada

    pasal 18 ayat (4).

    f. Mengangkat atau menunjuk Badan Pengawas BUMD diatur pada pasal 19.

    g. Menunjuk badan yang menerima pertanggung jawaban pegawai BUMD yang

    memiliki tugas penyimpanan pembayaran atau penyerahan uang dan surat-

    surat berharga milik Perusahaan Daerah dan barang-barang persediaan milik

    Perusahaan Daerah yang disimpan di dalam gudang atau tempat penyimpanan

    yang khusus dan semata-mata digunakan untuk keperluan tertentu, diatur pada

    pasal 20 ayat (3) dan (4).h. Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran BUMD diatur pad

    apasal 22 ayat (1), (2) dan (3).

    i. Menerima laporan hasil usaha atau laporan berkala BUMD diatur pada pasal

    23.

    j. Mengesahkan perhitungan tahunan terdiri dari neraca dan perhitungan laba-

    rugi diatur pada pasal 24 ayat (1), (3) dan (4).

    k. Menetukan cara mengurus dan penggunaan dana penyusutan dan cadangan

    diatur pada pasal 25 ayat (5).

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    14/35

    Universitas Sumatera Utara

    l. Menyetujui tindakan direksi mengangkat dan memberhentikan Pegawai

    BUMD diatur pada pasal 26 ayat (2) .

    m. Menunjuk badan yang mempunyai tugas dan kewajiban melakukan

    pengawasan BUMD atas pekerjaan menguasai dan mengurus BUMD diatur

    pada pasal 27 ayat (1).

    Untuk BUMD yang bentuk badan hukumnya PT seluruh ketentuan yang

    mengatur tentang modal dan kekayaan sepanjang tidak diatur dalam Undang-undang

    Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka pada BUMD tersebut dapat

    diberlakukan ketentuan sebagaimana yang ada mengenai modal dan kekayaan BUMD

    yang ada dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

    2. Rapat Pemegang Saham BUMD

    Sebagaimana perusahaan pada umunya, BUMD yang berbentuk Perusahaan

    Daerah juga memiliki organ Rapat Pemegang Saham, namun Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah tidak memberikan rincian yang jelas

    tentang peran dan fungsi organ tersebut. Keberadaan organ ini bukanlah sebagai

    lembaga tertinggi didalam suatu perusahaan sebagaimana yang dianut dalam

    terminologi Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseoan Terbatas atau

    organ yang memiliki wewenang yag tidak dimiliki oleh organ lain yaitu Direksi dan

    Dewan Komisaris dalam terminologi Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas.

    Pada BUMD yang berbadan hukum Perusahaan Daerah fungsi Rapat

    Pemegang Saham tidak selalu sebagai pengambil keputusan akhir, Undang-undang

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    15/35

    Universitas Sumatera Utara

    Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah menegaskan bahwa keputusan

    Rapat Pemegang Saham pada Perusahaan Daerah harus diambil dengan

    permufakatan seluruh pemegang saham yang ada, jika permufakatan tidak tercapai

    dalam suatu hal yang menghendaki suatu keputusan maka Kepala Daerah memiliki

    kewenangan untuk memutus masalah tersebut dengan tetap memperhatikan pendapat

    pendapat yang berkembang dalam RUPS, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 18

    Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yakni :

    Pasal 18.

    a. Tata-tertib rapat pemegang saham/saham prioritet dan rapat umum pemegang

    saham (prioritet dan biasa) diatur dalam peraturan pendirian Perusahaan

    Daerah.

    b. Keputusan dalam rapat pemegang saham/saham prioriteit dan rapat umum

    pemegang saham (prioritet dan biasa) diambil dengan kata mufakatan.

    c. Jika kata mufakat termaksud pada huruf b tidak tercapai maka pendapat-

    pendapat yang dikemukakan dalam musyawarah disampaikan kepada Kepala

    Daerah dari Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah.

    d. Kepala Daerah termaksud pada hu ruf c mengambil keputusan dengan

    memperhatikan pendapat-pendapat termaksud.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    16/35

    Universitas Sumatera Utara

    3. Pengurus BUMD

    Pengurusan BUMD dilakukan oleh suatu Direksi, jumlah anggota serta

    susunan Direksi diatur didalam peraturan daerah yang merupakan peraturan

    pendiriannya, pengangkatan anggota Direksi pada BUMD dilakukan oleh Kepala

    Daerah setelah mendengar pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari

    Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah, mengenai pengangkatan anggota

    Direksi terdapat dua mekanisme, Kepala Daerah memiliki kewenangan untuk

    mengangkat dan memberhentikan anggota Direksi jika modal badan usaha tersebut

    seluruhnya berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Pengangkatan anggota

    Direksi BUMD dilakukan dari usulan pemegang saham prioritas, bagi badan usaha

    yang modalnya sebahagian dari kekayaan daerah yang dipisahkan.

    Dalam menjalankan perseroan Direksi menentukan kebijaksanaan dalam

    memimpin perusahaan, dengan mengurus dan menguasai kekayaan perusahaan, untuk

    pengaturan dan tata tertib serta cara menjalankan pekerjaan tersebut, Direksi secara

    otonom diberikan kewenangan untuk mengatur tata tertib dan cara menjalankan

    perusahan dalam peraturan yang ditetapkan oleh Direksi sebagaimana yang diatur

    didalam Pasal 15 Undang-undang No 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

    Dalam pelaksanannya kewenangan yang dimiliki Direksi tersebut dapat dibatasi

    didalam peraturan daerah tentang pendirian perusahaan milik daerah tersebut,

    pembatasan ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan sifat dan corak perusahaan

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    17/35

    Universitas Sumatera Utara

    Daerah masing-masing, maka sewajarnya batas kekuasaan tersebut diatas ditetapkan

    dalam peraturan pendirian perusahaan yang bersangkutan.25

    Untuk menjalankan fungsi pengurusan Direksi bertanggung jawab kepada

    Gubernur melalui Badan Pengawas, Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I

    Sumatera Utara Nomor 24 tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Perkebunan

    Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara mengatur Direksi antara lain:

    a. Direksi menjalankan pimpinan Perusahaan Daerah sehari-hari berdasarkan

    kebijaksanaan yang digariskan oleh Gubernur dan atau Badan Pengawas

    dengan mengikuti peraturan tata tertib serta tata kerja yang sudah ditetapkan

    serta memperhatikan ketentuan yang sudah ditetapkan serta memperhatikan

    ketentuan peraturan perUndang-undangan yang berlaku. (Pasal 10 Perda

    pendirian)

    b. Direksi mengangkat dan memberhentikan pimpinan unit, pegawai perusahaan

    berdasarkan ketentuan-ketentuan pokok perusahan (Pasal 11 Perda pendirian)

    c. Direksi mewakili perusahan didalam maupun diluar pengadilan dan dapat

    menyerahkan kekuasan mewakili tersebut kepada seorang anggota Direksi

    atau kepada seseorang atau beberapa orang pegawai perusahaan yang khusus

    ditunjuk untuk itu ataupun kepada orang atau badan diluar perusahan tersebut.

    (Pasal 14 Perda pendirian)

    d. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku

    berakhir, Direksi harus menyampaikan rencana anggaran perusahaan kepada

    25 Penjelasan Pasal 16 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    18/35

    Universitas Sumatera Utara

    Gubernur untuk disahkan, pengesahannya dilakukan oleh Gubernur diambil

    setelah mendengar pertimbangan Badan Pengawas atas usulan rencana

    anggaran tersebut. (Pasal 35 Perda pendirian)

    4. Pengawas BUMD

    Sebagaimana lazim berlaku didalam tiap-tiap Perusahaan terhadap tugas yang

    dipercayakan kepada Direksi, yaitu menjalankan kepemimpinan, cara mengurus dan

    mengusahai perusahaan diadakan pengawasan (umum) apakah benar-benar sesuai

    dengan garis-garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh para pemilik/pemegang

    saham.

    Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah mengatur

    tentang pengawasan Perusahaan Daerah, Pasal 19 menyatakan bahwa Direksi dalam

    menjalankan pengurusannya terhadap perusahaan berada di bawah pengawasan

    Kepala Daerah bagi Perusahaan daerah yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemda.Fungsi pengawasan dilaksanakan oleh Pemegang Saham atau Pemegang Saham

    Prioritas mana kala saham-saham perusahaan tersebut dimiliki oleh lebih dari satu

    pegang saham. Pengawasan juga dapat dilakukan oleh badan yang dibentuk atau

    ditunjuk dengan diberikan mandat untuk melakukan pengawasan oleh Kepala Daerah

    atau Pemegang Saham.

    Biasanya tugas pengawasan yang diserahkan kepada suatu Dewan/Badan

    terhadap suatu perusahaan yang besarnya ditunjuk satu badan, yang menjalankan

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    19/35

    Universitas Sumatera Utara

    pengawasan umum terhadap perusahaan sedang untuk perusahaan-perusahaan yang

    kecil ditunjuk hanya satu badan untuk melakukan pengawasan.26

    5. Kedudukan Pegawai BUMD

    Pada BUMD tidak mengenal pengertian buruh dan majikan, semuanya

    adalah karyawan perusahaan. kedudukan hukum, gaji, pensiun serta penghasilan-

    penghasilan lain dibuat dalam ketentuan yang berlaku untuk seluruh karyawan pada

    suatu BUMD, ketentuan mana ditetapkan dalam peraturan pokok kepegawaian

    BUMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berlaku setelah mendapat

    pengesahan instansi atasan. Pemberhentian karyawan pada suatu BMUD dilakukan

    menurut ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang ketenagakerjaan.

    6. Pembubaran BUMD

    Sebagaimana pendirian BUMD yang dilakukan dengan Peraturan Daerah,

    demikian juga halnya dengan pembubaran BUMD dilakukan dengan Peraturan

    Daerah hal mana diatur pada pasal 29 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang

    Perusahaan Daerah. Pembubaran BUMD yang dilakukan dengan peraturan daerah

    berlaku setelah peraturan daerah itu disahkan, selengkapnya pasal 29 berbunyi :

    a. Pembubaran Perusahaan Daerah dan penunjukan likwidaturnya ditetapkan

    dengan Peraturan Daerah dari Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah

    dan yang berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan.

    b. Semua kekayaan Perusahaan Daerah setelah diadakan likwidasi dibagi

    menurut perimbangan nilai nominal saham-saham.

    26 Penjelasan Pasal 19 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    20/35

    Universitas Sumatera Utara

    c. Pertanggungan jawab likwidasi oleh likwidatur dilakukan kepada Pemerintah

    Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah dan yang memberikan

    pembebasan tanggung-jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikannya.

    d. Dalam hal likwidasi, Daerah termaksud pada ayat (1) bertanggung-jawab atas

    kerugian yang diderita oleh pihak ketiga apabila kerugian itu disebabkan oleh

    karena neraca dan perhitungan laba-rugi yang telah disahkan tidak

    menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

    Pemberesan atas harta BUMD yang dibubarkan dibagi menurut perimbangan

    nilai nominal saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham, sedang

    kepentingan fihak ketiga cukup terjamin dengan adanya jaminan Daerah termaksud

    pada ayat (4). Pasal ini juga memberi jaminan diperhitungkan pula segala sesuatu

    yang bersangkutan dengan karyawan BUMD yang akan dilikuidasi.

    C. Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMD

    1. Dasar Perubahan Bentuk Badan Hukum Menjadi Perseroan Terbatas

    Untuk memberikan ruang gerak bagi badan usaha yang dimiliki oleh Pemda,

    terutama bagi badan usaha yang bertujuan untuk mencari laba bagi peningkatan

    pendapatan asli daerah serta untuk meningkatkan kinerja BUMD. Menteri Dalam

    Negeri Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3

    Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD tanggal 24 Pebruari 1998, peraturan ini

    memberikan penegasan tentang bentuk hukum BUMD.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    21/35

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    22/35

    Universitas Sumatera Utara

    bentuk badan hukum ini dimaksudkan juga untuk memperjelas kedudukan hukum

    keikutsertaan pihak swasta dan masyarakat dalam hal kepemilikan BUMD.

    2. Akibat Hukum Perubahan Bentuk Badan Hukum

    a. Akibat Hukum Terhadap Saham BUMD

    Kepemilikan suatu usaha dapat dibuktikan dengan lembaran-lembaran saham

    atas suatu usaha. Sehingga saham dapat dikatakan sebagai suatu bagian dalam

    kepemilikan suatu perusahaan atau suatu modal yang ditanam dalam suatu

    perusahaan seperti yang diwakili oleh bagian bagian dari modal itu yang dimiliki oleh

    individu masing-masing dalam bentuk sertifikat saham. 27

    Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah memang

    tidak membatasasi kepemilikan BUMD yang berbentuk Perusahaan Daerah, Undang-

    undang tersebut hanya membatasi kewenangan dari pemegang saham, pembatasan ini

    dapat dilihat dari beberapa Pasal, Pasal 8 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962

    tentang Perusahaan Daerah yang menyatakan :

    1) Saham-saham Perusahaan Daerah terdiri atas saham-saham prioritet dan

    saham-saham biasa.

    2) Saham-saham prioritet hanya dapat dimiliki oleh Daerah.

    3) Saham-saham biasa dapat dimiliki oleh Daerah, warga negara Indonesia

    dan/atau badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-undang Indonesia

    dan yang pesertanya terdiri dari warga negara Indonesia.

    27 Fuady Munir, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Peraktek , (Bandung: Citra Aditya Bakti,tahun 1999), hlm 35

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    23/35

    Universitas Sumatera Utara

    4) Besarnya jumlah nominal dari saham-saham prioritet dan saham-saham biasa

    ditetapkan dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah.

    Sebagaimana yang telah diuraikan pada pembahasan terdahulu, bahwa

    terdapat dua jenis saham pada BUMD jika mengacu pada Undang-undang Nomor 5

    tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yaitu saham prioritas dan saham biasa, saham

    prioritas hanya dapat dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Ketentuan yang ada pada

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1998 tentang Bentuk Hukum

    BUMD tidak mengatur tentang klasifikasi saham namun mengatur atau memberikan

    batasan yang jelas tentang siapa-siapa yang dapat memiliki saham didalam suatu

    perusahaan yang telah merubah bentuk hukumnya menjadi perseroaan terbatas, Pasal

    8 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 3 tahun 1998 tentang Bentuk Hukum

    BUMD menjelaskan, antara lain :

    1) Saham Perseroan Terbatas dapat dimiliki oleh Pemda, Perusahaan Daerah,swasta dan masyarakat.

    2) Bagian terbesar dari saham Perseroan terbatas dimiliki oleh Pemda dan

    Perusahaan Daerah.

    Ada beberapa hal yang dapat dilihat dari uraian Pasal ini, Pertama saham

    Perseroan Terbatas dapat dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Kedua , BUMD yang

    merupakan badan hukum dapat juga bertindak sebagai pemegang saham dalam suatu

    BUMD lain. Ketiga, swasta dan masyarakat juga dapat memiliki saham didalam

    BUMD.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    24/35

    Universitas Sumatera Utara

    Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tidak

    mengatur klasifikasi saham, tentang saham dalam Undang-undang Nomor 40 tahun

    2007 tentang Perseroan Terbatasdiatur pada Bagian Kelima Pasal 48 sampai dengan

    Pasal 62, tidak ada terdapat pengklasifikasian saham sebagaimana yang ada

    pengaturannya dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

    Daerah, dalam undang-undang perseroan terbatas tersebut, selanjutnya dalam Pasal

    52 Ayat 1 disebutkan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk

    menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima pembayaran deviden

    dan sisa kekayaan hasil likwidasi, menjalankan hak lainnya sesuai dengan Undang-

    undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

    Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    memberikan keleluasaan kepada pendiri untuk menentukan persyaratan kepemilikan

    termasuk tentang klasifikasi saham dalam anggaran dasar perseroan. WalaupunUndang-undang Nomor 40 tahun 2007 tidak mengatur tentang klasifikasi saham,

    namun didalam suatu BUMD harus tetap diatur tentang adanya saham dengan hak

    prioritas sebagaimana yang diatur didalam Pasal 8 Undang-undang Nomor 5 tahun

    1962 tentang Perusahaan Daerah, karena secara juridis formal undang-undang

    tersebut masi merupakan payung hukum BUMD.

    b. Akibat Hukum Terhadap Tata Kelola.

    Perubahan bentuk badan hukum memberikan dampak pada tata kelola suatu

    BUMD, sebagai mana yang diatur didalam Permendagri Nomor 3 tahu 1998 tentang

    Bentuk Badan Hukum BUMD diatur tentang oprasional BUMD, pasal 3 peraturan

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    25/35

    Universitas Sumatera Utara

    tersebut menyatakan bahwa BUMD yang bentuk badan hukumnya Perusahaan

    Daerah (PD) tunduk pada peraturan perundang undangan yang berlaku mengatur

    Perushaan Daerah dalam hal ini Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang

    Perusahaan Daerah, selanjuntya untuk BUMD yang bentuk badan hukumnya

    Perseroan Terbatas (PT) tunduk pada perundang-undangan yang mengatur tentan

    perseroan terbatas, saat ini perseroan terbatas diatur oleh Undang-undang Nomor 40

    tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

    Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas membawa

    cukup banyak perubahan signifikan bagi dunia usaha di Indonesia. Perubahan-

    perubahan tersebut wajib dicermati oleh BUMD yang bentuk badan hukumnya PT,

    agar semua kegiatan usaha PT senantiasa dijalankan dalam koridor hukum yang tepat

    dan benar.

    Salah satu bentuk penyempurnaan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 adalah pembaharuan tentang konsep pengelolaan perseroan. Pendirian perseroan terbatas

    dihadapkan pada dua kepentingan, yaitu kepentingan pemegang saham/ pemilik serta

    kepentingan masyarakat luas dalam hal ini adalah stake holder dan share holders .

    Sehingga dengan dua kepentingan yang saling tarik menarik ini, diharapkan pada

    pengelolaan perseroan yang bisa mengakses kepentingan kedua belah pihak.

    Tujuan pembaharuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007,

    salah satunya adalah untuk mendukung implementasi Good Corporate Governance.

    Pengelolaan yang baik lazim disebut dengan Good Corporate Governance (GCG)

    atau prinsip Tata Kelola Usaha yang Baik. Prinsip Tata Kelola Usaha yang Baik

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    26/35

    Universitas Sumatera Utara

    diadopsi dari Undang-undang No. 1 Tahun 1995 maupun Undang-undang No. 40

    Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

    (1) Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham.

    Hak-hak pemegang saham harus dilindungi dan pemegang saham harus dapat

    menjalankan hak-hak mereka melalui prosedur yang memadai yang ditetapkan

    perusahaa. Hak-hak pemegang saham pada dasarnya adalah hak untuk menghadiri

    dan memberikan suara dalam rapat berdasarkan prinsip satu saham satu suara. Hak

    untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu dan teratur

    yang memungkinkan pemegang saham membuat keputusan yang baik mengenai

    investasi yang berkaitan dengan sahamnya dalam perusahaaan dan hak ikut serta

    dalam pembagian keuntungan, demikian pula dengan hak pemegang saham pada

    suatu BUMD yang berbadan hukum Perusahaan Daerah yang diatur dalam Undang-

    undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

    Pilihan terhadap bentuk badan hukum PT untuk kegiatan bisnisnya adalah

    dikarenakan Pemegang Saham PT hanya bertanggung jawab sebesar nilai saham yang

    diambilnya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya. Undang-undang Nomor 40

    tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menegaskan prinsip tanggung jawab terbatas

    tersebut dengan menetapkan bahwa Pemegang Saham PT tidak bertanggung jawab

    secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung

    jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya. Prinsip

    tanggung jawab terbatas Pemegang Saham tidak berlaku mutlak, kemungkinan untuk

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    27/35

    Universitas Sumatera Utara

    mengecualikan prinsip tanggung jawab terbatas tersebut dimungkinkan dalam hal-hal

    sebagai berikut28

    :

    1. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi.

    2. Pemegang Saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung

    dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan

    pribadi.

    3. Pemegang Saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan

    hukum yang dilakukan oleh perseroan.

    4. Pemegang Saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung

    secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang

    mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi

    utang perseroan.

    Tujuan utama dimungkinkannya penghapusan tanggung jawab terbatas suatuPT, dapat dilihat dari Penjelasan Pasal 3 ayat (2) Undang-undang Nomor 40 Tahun

    2007 tentang Perseroan terbatas, adalah agar PT didirikan tidak semata-mata sebagai

    alat yang dipergunakan untuk memenuhi tujuan pribadi Pemegang Saham (alter ego),

    sehingga terjadi pembauran harta kekayaan pribadi Pemegang Saham dan harta

    kekayaan PT, atau antara harta kekayaan Pemegang Saham dan harta kekayaan PT

    tidak dapat lagi dibedakan.

    28 T injauan Kritis Implemetasi GCG di Indonesia , http://mhugm.wikidot.com/artikel:008.Diakses tanggal 23 Maret 2012.

    http://mhugm.wikidot.com/artikel%3A008http://mhugm.wikidot.com/artikel%3A008
  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    28/35

    Universitas Sumatera Utara

    (2) Tanggung Jawab Direksi.

    Perseroan Terbatas sebagai suatu perusahaan atau suatu entitas ekonomi

    dimana salah satu karakteristiknya adalah terpusatnya manajemen dibawah struktur

    dewan direksi. Oleh karena itu sangat penting untuk mengontrol prilaku dari para

    direktur yang mempunyai posisi dan kekuasaan besar dalam mengelola perusahaan,

    termasuk menetukan standar prilaku ( standart of counduct ) untuk melindungi pihak-

    pihak yang akan dirugikan apabilah seorang direktur berprilaku tidak sesuai dengan

    kewenangannya atau berprilaku tidak jujur. 29

    Secara umum Direksi merupakan agent dari PT, hal ini dapat dilihat pada

    pasal 1 butir 4 dan pasal 8 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007. Direksi

    merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan

    perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di

    dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

    Kemudian ditegaskan pula pada pasal 79 ayat (1) bahwa Kepengurusan perseroan

    dilakukan oleh Direksi. Ketentuan ini, sebagaimana disebutkan dalam penjelasannya,

    adalah menugaskan Direksi untuk mengurus perseroan yang antara lain meliputi

    pengurusan sehari-hari dari perseroan. Selain Direksi, karyawan atau orang lain juga

    diberikan kemungkinan untuk mewakili perseroan, atas hal ini undang-undang

    membatasi dengan ketentuan bahwa kemungkinan tersebut diberikan dengan kuasa

    29 Bismar Nasution, UU No. 40 Tahun 2007 Dalam Perspektif Hukum Bisnis : PembelaanDireksi Melalui Prinsip Busines Judgment Rule disampaikan pada Seminar Bisnis 46 tahun FE USU:Pe ngaruh UU No.40 tahun2007 tentang Perseroan Terbatas terhadap Iklim Usaha di SumateraUtara, Aulah Fakultas Ekonomi USU tanggal 24 November 2007.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    29/35

    Universitas Sumatera Utara

    tertulis dari Direksi kepada 1 (satu) orang karyawan perseroan atau lebih atau orang

    lain untuk dan atas nama perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu. Biasanya

    aturan mengenai kewenangan mewakilkan dari Direksi selaku principal diatur dalam

    anggaran dasar perseroan.

    Oleh sebab itu direktur harus mengetahui tugas dan tanggung jawabnya

    kepada perusahaan untuk menghindari hal yang diatas, hal ini berkaitan dengan

    tanggung jawab direktur yang disebut dengan fiduciariy duty . Prinsip fiduciariy duty

    ini meletakkan direktur sebagai trustee dalam pengertian hukum trust , sehingga

    seorang direktur haruslah mempunyai kepedulian dan kemampuan ( duty of care dan

    duty of loyality ), itikad baik, loyaliatas dan kejujuran terhadap perusahaannya dengan

    derajat yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk memberi perlindungan terhadap hak

    pemegang saham perusahaan, karena direktur memiliki kewajiban untuk melindungi

    kepentingan pemegang saham dari tindakan sewenang-wenang pemegang saham

    mayoritas, namun perlu diketahui bahwa kewajiban utama dari direktur adalah

    kepada perusahaan secara keseluruhan bukan kepada pemegang saham baik secara

    individu maupun kelompok. Oleh karena itu seorang direktur harus bertindak hati-

    hati dalam melakukan tugasnya ( duty of care ) dan juga dalam melakukan tugasnya

    seorang direktur tidak boleh mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atas

    perusahaan ( duty of loyality ), pelanggaran terhadap kedua prinsip tersebut dalam

    hubungannya dengan fiduciary duty dapat menyebabkan direktur dapat dimintai

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    30/35

    Universitas Sumatera Utara

    pertanggungan jawaban hukumnya secara pribadi terhadap perbuatan yang

    dilakukannya, baik kepada para pemegang saham maupun kepada pihak lainnya.30

    Sebagai artificial person perseroan tidak mungkin dapat bertindak sendiri,

    sehingga memerlukan orang-orang yang memiliki kehendak yang akan menjalankan

    perseroan sesuai dengan tujuan pembentukan perseroan. Direksi adalah organ

    perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

    kepentingan dan tujuan perseroan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar

    perseroan. 31Pada prinsipnya suatu perseroan dapat memiliki hanya satu orang

    direktur, tetapi dalam hal-hal tertentu sebuah perseroan harus memiliki paling

    sedikit dua orang direktur, yaitu dalam hal-hal perseroan yang bidang usahanya

    mengerahkan dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan hutang

    dan perseroan berbentuk perseroan terbuka. 32

    Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    mensyaratkan banhwa anggota direksi haruslah orang perseorangan, ini berarti tidak

    dibenarkan adanya pengurusan suatu perseroan oleh badan hukum perseroan lain

    maupun badan hukum lain, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan

    hukum, selanjutnya orang perseorangan itu adalah mereka yang cakap untuk

    bertindak dalam hukum, tidak pernah dinyatakan pailit oleh pengadilan baik dalam

    menjadi direksi maupun komisaris pada perusahaan lain, tidak pernah dihukum

    hlm.51.

    30 Ibid,hlm 7 31 I.G.Rai Wijaya, Hukum Perseroan Terbatas , (Jakarta: Megapoin, 2002), hlm. 64. 32 Munir Fuady, Perseroan terbatas Pradigma Baru , (Bandung: Citra Aditiya Bakti, 2003),

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    31/35

    Universitas Sumatera Utara

    karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam jangka

    waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatannya.

    Dalam hal menjalankan tugas dan kepengurusannya, Direksi dituntut harus

    senantiasa 33 :

    1. Bertindak dengan itikat baik.

    2. Senantiasa memperhatikan kepentingan perseroan dan bukan kepentingan

    pemegang saham semata-mata.

    3. Kepengurusan perusahaan harus dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan

    tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya, dengan tingkat kecermatan

    yang wajar, dengan ketentuan bahwa Direksi tidak dibenarkan untuk

    memperluas maupun mepersempit ruanglingkup geraknya sendiri.

    4. Tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan

    benturan kepentingan antara kepentingan perseroan dengan kepentinganDireksi.

    Hal diatas merupakan hal yang penting karena memberikan relasi yang

    penting bahwa Direksi dan Perusahaan memiliki hubungan yang saling

    ketergantungan, dimana perseroan bergantung kepada Direksi sebagi organ yang

    dipercayakan untuk melakukan pengurusan perseroan dan demikian sebaliknya

    keberadaan perseroan merupakan sebab keberadaan Direksi, dengan kata lain tanpa

    perseroan tidak mungkin ada Direksi. Sebagai suatu organ perseroan maka tugas dan

    33 Gunawan Wijaya, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, (Jakarta:Rajagarafindo Persada, 2003), hlm. 23.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    32/35

    Universitas Sumatera Utara

    tanggung jawab Direksi adalah tugas dan tanggung jawab kolektif koligeal diantara

    anggota Direksi, anggota Direksi tidak bertanggung jawab secara sendiri-sendiri

    kepada perseroan sehingga setiap tindakan yang dijalankan oleh Direksi menjadi

    mengikat seluruh anggota Direksi. Tanggung jawab kolektif kolegial ini tidak berarti

    tidak dibenarkannya terjadinya pembagian tugas di antara para anggota direksi

    perseroan. Dalam menjalankan tugas Direksi harus mematuhi anggaran dasar

    perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga setiap anggota

    direksi harus memahami anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku terutama yang berhubungan dengan tugas dan kewenagan Direksi yang

    berlaku dari waktu ke waktu.

    Setiap anggota Direksi secara pribadi bertanggung jawab atas penyimpangan

    atau kelalaian dalam menjalankan tanggung jawab sebagai Direksi, Pasal 92 dan

    Pasal 98 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    menyatakan Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

    kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun

    diluar pengadilan, ( persona standi in judicio ), setiap anggota Direksi wajib dengan

    itikat baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan

    usaha perseroan dan setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi

    apabila yang bersangkutan bersalah menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan

    ketentuan yang telah digariskan dalam suatu perseroan.

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    33/35

    Universitas Sumatera Utara

    (3) Tanggung Jawab Dewan Komisaris.

    Sebagai salah satu organ perseroan Komisaris juga memiliki tanggung jawab

    berdasarkan tugas yang dijalankan Komisaris, sebagai badan usaha yang membatasi

    tanggung jawab pemegang saham sampai sebesar jumlah saham yang dimilikinya.

    Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas (UUPT)

    mengharuskan adanya lembaga komisaris sebagai salah satu organ dalam perseroan,

    dalam sistem kepengurusan perseroan peran Dewan Komisaris adalah melakukan

    fungsi pengawasan, namun UUPT juga membenarkan dalam hal-hal tertentu

    Komisaris dapat juga menjalankan fungsi pengurusan perseroan. Dewan Komisaris

    bertanggung jawab atas pengawasan perseroan baik mengenai pengurusan maupun

    usaha perseroan.

    Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan

    sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT yaitu dalam hal

    melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada

    umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasehat

    kepada Direksi. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-

    hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan

    pemberikan nasehat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan

    maksud dan tujuan Perseroan. Kemudian setiap anggota Dewan Komisaris ikut

    bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan, apabila yang bersangkutan

    bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. Jika Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua)

    anggota Dewan Komisaris atau lebih, maka tanggung jawab sebagaimana dimaksud

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    34/35

    Universitas Sumatera Utara

    diatas, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris (Pasal

    114 ayat (3) UUPT). Namun, Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggung jawabkan

    atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 114 ayat (3) UUPT apabila

    dapat membuktikan:

    a. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untukkepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;

    b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsungatas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian.

    c. Telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau

    berlanjutnya kerugian tersebut.Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris

    dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi

    dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan

    akibat kepailitan tersebut, Pasal 114 ayat (4) UUPT mengatur bahwa setiap anggota

    Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota

    Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud

    diatas, berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5

    (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Namun, anggota Dewan

    Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kepailitan Perseroan

    sebagaimana dimaksud diatas, apabila dapat membuktikan bahwa kepailitan tersebut

    bukan karena kesalahan atau kelalaiannya, telah melakukan tugas pengawasan

    dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan

    maksud dan tujuan Perseroan, tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung

    maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan

  • 8/14/2019 Tata Kelola BUMD

    35/35

    kepailitan dan telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk mencegah terjadinya

    kepailitan.

    Selain tugas-tugas umum, Dewan Komisaris juga memiliki kewajiban untuk

    membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya. Selain itu

    Dewan Komisaris juga berkewajiban untuk melaporkan kepada Perseroan mengenai

    kepemilikan sahamnya atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain.

    Dewan Komisaris juga berkewajiban untuk memberikan laporan tentang tugas

    pengawasan yang telah dilakukannya selama tahun buku yang baru lampau kepada

    RUPS. Dewan Komisaris dapat memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi

    dalam melakukan perbuatan hukum tertentu diluar tugas pengawasan dan pemberian

    nasihat sepanjang wewenang tersebut ditetapkan di dalam Anggaran Dasar Perseroan,

    termasuk syarat-syaratnya. Tanpa persetujuan atau bantuan Dewan Komisaris

    berdasarkan syarat-syarat dalam Anggaran Dasar, perbuatan hukum Direksi tetap

    mengikat Perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut

    beritikad baik. Diluar tugas pengawasan dan pemberian nasihat, Dewan Komisaris

    juga dapat melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan ter tentu.

    Tindakan tersebut dilakukan hanya u ntuk jang ka waktu tert entu. Tind akan Dewan

    Komisaris dalam keadaan dan jangka waktu tertentu itu berlaku terhadap semua

    ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban Direksi terhadap Perseroan dan

    pihak ketiga. 34

    34 De wan Komisaris . http://www.legalakses.com/dewan-komisaris/, d iakses tanggal 1Maret 2012

    http://legalakses.com/dewan-komisaris/http://legalakses.com/dewan-komisaris/