Laporan tanin

24
I. TOPIK EKSTRAKSI KASAR TANIN DARI DAUN SALAM II. TUJUAN Untuk mengidentifikasi senyawa tanin yang terdapat pada daun salam. III. DASAR TEORI Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam ke dua fase pelarut.Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan. Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:

Transcript of Laporan tanin

Page 1: Laporan tanin

I. TOPIK

EKSTRAKSI KASAR TANIN DARI DAUN SALAM

II. TUJUAN

Untuk mengidentifikasi senyawa tanin yang terdapat pada daun salam.

III. DASAR TEORI

  Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut

di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada

distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak

saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang

berbeda dalam ke dua fase pelarut.Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan

ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga

pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa

dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah

menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan

dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi

yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan.

Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-

jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:

1. Cara Dingin

Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan

prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik

berarti dilakukan pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan ekstraksi maserat pertama

dan seterusnya.

Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang

umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan pengembangan

bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penampungan

ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang

jumlahnya 1-5 kali bahan.

2. Cara Panas

Page 2: Laporan tanin

Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperatur didihnya selama waktu

tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik.

Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru menggunakan

alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative

konstan dengan adanya pendingin balik.

Digesi, adalah maserasi kinetik pada temperatur lebih tinggi dari temperatur

kamar sekitar 40-50 C.

Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap

air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase

uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan

kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang

memisah sempurna atau sebagian.

Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C

selama 15-20 menit.

Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya

melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini

berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi.

Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan

sebaliknya.

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:

1. Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.

2. Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak

yang besar.

3. Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut

dalam bahan ekstraksi.

4. Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara

pelarut dengan bahan ekstraksi.

5. Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada

komponen bahan ekstraksi.

6. Titik didih, titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan

pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.

Page 3: Laporan tanin

7. Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun,

tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka

emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik.

Karena tidak ada pelarut yang sesuai dengan semua persyaratan tersebut, maka untuk

setiap proses ekstraksi harus dicari jenis pelarut yang paling sesuai dengan kebutuhan.

          

DAUN SALAM

Tumbuhan Salam (Syzygium polyanthum)

Klasifikasi tumbuhan Salam (Syzygiumpolyanthum)

Secara ilmiah tumbuhan (Salam) ini dikalisifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub kelas : Dialypetalae

Bangsa            : Myrtales

Suku                : Myrtaceae

Marga : Syzygium

Jenis : Syzygiumpolyanthum

Spesies : Syzygiumpolyanthum (Wight) Walp.

 Ciri-ciri Morfologi Salam:

Tumbuhan Salam terdapat di Birma kearah selatan sampai Indonesia. Tanaman ini

tumbuh pada ketinggian 5 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Pohon Salam

dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1800 m, banyak

tumbuh di hutan mau pun rimba belantara (Dalimarta, 2000).

Pohon atau perdu, daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang mendatar

seakan-akan tersusun dalam 2 baris pada 1 bidang. Kebanyakan tanpa daun penumpu.

Bunga kebanyakan banci, kelopak dan mahkota masing-masing terdiriatas 4-5 daun

kelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama, kadang-kadang berlekatan. Benang

sari banyak, kadang-kadang berkelopak berhadapan dengan daun-daun mahkota.

Mempunyai tangkai sari yang berwarna cerah, yang kadang-kadang menjadi bagian

Page 4: Laporan tanin

bunga. Yang paling menarik, bakal buah tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik,

beruang 1 sampai banyak, dengan 1-8 bakal biji dalam tiap ruang. Biji dengan sedikit

atau tanpa endosperm, lembaga lurus, bengkok atau melingkar Van Steenis, 2003).

Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telufsungsang, ujung

meruncing, pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin,

berwarna hijau tua, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5 sampai 15 cm,

lebar 3 sampai 8 cm dan jika diremas berbau harum. Bunga majemuk tersusun dalam

malai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih, baunya harum. Buahnya buah

buni, bulat, diameter 8 sampai 9 mm, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi

merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat diameter sekitr 1 cm, berwarna cokelat.

Masyarakat lebih mengenal daun salam sebagai pengharum masakan, dikarenakan

aromanya yang khas. Tanaman salam juga merupakan salah satu alternative obat

tradisional. Khasiat dari tanaman salam menurut bagian tanaman yang digunakan untuk

pengobatan kolestrol tinggi, diabetes, hipertensi, diare, sakit maag dan asamurat tinggi.

Beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalam daun salam diantaranya:

tanin, flavonoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri.

Definisi Tanin

Tannin adalah zat, pahit polyphenol tanaman yang baik dan cepat mengikat atau

mengecilkan protein. Zat dari tannin menyebabkan perasaan kering pada mulut dengan

konsumsi anggur merah, teh pekat, atau buah yang tidak tumbuh. Selain itu, "Tannin"

merupakan suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer yang

mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal

sebagai astringensi.. Istilah tannin merujuk pada Penggunaan tannin dalam penyamakan

hewan yang tersembunyi pada kulit; Namun, istilah ini secara luas dirujukan untuk setiap

polyphenolic besar kompleks yang mengandung cukup hydroxyl dan lainnya sesuai

kelompok (seperti carboxyl) kuat untuk membentuk kompleks dengan protein dan lainnya

macromolecule. Kata tannin berasal dari praktek historis menggunakan tanin yang

ditemukan di kulit pohon ek untuk kulit tan, meskipun di dunia modern, sintetis biasanya

digunakan untuk tujuan ini sebagai gantinya.

Sifat Tanin

Page 5: Laporan tanin

Salah satu sumber daya alam di Indonesia yang cukup potensial dan belum

dimamfaatkan secara optimal adalah tanin. Tanin merupakan salah satu komponen zat

organik yang sangat kompleks, berbentuk serbuk putih atau kecoklatan, atau mempunyai

rasa spesifik (sepet). Tanin dapat mengendap dengan larutan gelatin, aluminium dan

protein sehingga banyak digunakan dalam penyamakan kulit. Tanin bertindak sebagai

pengawet dan mellows, membantu anggur tumbuh ke dalam kompleksitas dan menjadi

benar-benar luar biasa. Tannin memiliki beratmolekul dari 500 hingga 3,000. Tannins

bertentangan dengan basa, gelatin, logam berat, besi, air kapur, garam logam, zat oksidasi

yang kuat dan sulfat seng. Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. dapat

mengendapkan protein dari larutan. Secara kimia tannin sangat komplek dan biasanya

dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin dan condensed tannin. Hydrolizable

tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume

tropika seperti Acacia Spp.

Condensed tannin atau tannin terkondensasi paling banyak menyebar di tanaman dan

dianggap sebagai tannin tanaman. Sebagian besar biji legume mengandung tannin

terkondensasi terutama pada testanya. Warna testa makin gelap menandakan kandungan

tannin makin tinggi.

Identifikasi Tanin

Telah diteliti fitokimia ekstrak kulit batang salam (Syzygium polyanthum

(Wight)Walp., Myrtaceae) dan aktivitas ekstraknya dalam menghambat xantin oksidase.

Simplisia ini mengandung senyawa tanin terkondensasi dan steroid/triterpenoid.

Kandungan utama ekstrak etanol adalah tanin terkondensasi dengan kadar 82,7 % b/b. Uji

degradasi dengan asam hidroklorida-n-butanol menunjukkan bahwa tanin tersebut adalah

prodelfinidin. Uji aktivitas ekstrak air, ekstrak etanol, ekstrak air dari ampas ekstrak

etanol dan masing-masing ekstrak bebas tanin tidak menunjukkan penghambatan aktivitas

xantin oksidase.

Isolat zat warna coklat dari kulit batang salam mengandung prodelfinidin (tanin

terkondensasi) dan antosianidin. Tanin yang terkandung dalam kulit batang salam

berbeda dengan yang terkandung dalam daun salam.

Isolasi

Page 6: Laporan tanin

Ekstraksi secara refluks dengan pelarut etanol dan air sebanyak tiga kali. Ampas

ekstraksi etanol dikeringkan dan diekstraksi dengan air secara refluks disebut ekstrak

AAE. Ekstrak air dikeringkan dengan cara pengering bekuan.Ekstrak etanol dipekatkan

dengan penguap putar vakum. Rendemen ekstrak air 17,1 %, ekstrak etanol 19,6 %,

ekstrak AAE 4,8 %. Ekstrak air, etanol, dan AAE dipantau dengan KLT menggunakan

pelat silika gel GF254 dengan pengembang kombinasi etil asetat-metanol dan etil asetat-

metanol-asam asetat dan kromatografi kertas menggunakan kertas Whatman no.1 dengan

pengembang n-butanol-asam asetat-air (4:1:5), Forestal, dan asam asetat berbagai

konsentrasi. Keduanya tidak menghasilkan pemisahan yang baik. Kadar tanin ditentukan

terhadap ekstrak air, ekstrak etanol, ekstrak AAE dan simplisia. Kadar tanin (%)

dihitung dengan persamaan:

W= T1- (T2-T0)500

Dengan W adalah berat simplisia/ekstrak dalam gram. T1 adalah jumlah bahan

yang terekstraksi, T2 jumlah bahan yang terekstraksi dalam campuran filtrat uji dan

blanko. T0 adalah jumlah bahan yang terekstraksi dalam blanko. Diperoleh kadar tanin

simplisia kulit batang salam 12,8 %, ekstrak etanol 82,7 % (terbesar), ekstrak air 65,5 %

dan ekstrak AAE 27,1 %. Ekstrak etanol difraksinasi secara KCV menggunakan fase

diam silika gel H-60 dan pelarut pengelusi sintem landaian etil asetat-metanol (100:0 dan

0:100), diperoleh 21 fraksi. Fraksi dipantau dengan KLT menggunakan pelat silika gel

GF254, pengembang etil asetat-metanol-asam asetat (6:14:1) dan penampak bercak besi

(III) klorida 1 % dalam metanol. Fraksi dengan pola kromatogram sama disatukan

diperoleh fraksi A-C. Fraksi C diisolasi dengan kromatografi kertas pengembang 50 %, n-

butanol-asam asetat-air (4:1:5), dan Forestal, penampak bercak besi (III) klorida dan

vanillin-HCL menghasilkan bercak berekor dinamakan isolat berwarna coklat.

Identifikasi isolat menggunakan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak. Deteksi gula

menggunakan pereaksi Molisch dengan hasil negatif. Uji reaksi pemutusan ikatan

dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 95 0C selama dua jam dengan campuran

HCL-n-butanol (95:5) menunjukkan perbedaan Rf dan warna bercak. Larutan merah ungu

hasil pemutusan ikatan isolat berwarna coklat dilakukan reaksi asam basa dengan

menambahkan air sehingga membentuk dua fase, menunjukkan warna merah ungu yang

diduga sebagai antosianidin. Pembandingan jenis tanin pada kulit batang dan daun salam

dilakukan berdasarkan reaksi pengendapan tanin terhadap gelatin, warna yang terbentuk

Page 7: Laporan tanin

pada pemutusan ikatan, dan pola kromatogram kertasnya. Ekstraksi daun salam secara

refluks dengan pelarut etanol 95 % sampai ekstraktan tidak berwarna. Ekstraksi pelarut

air sebanyak tiga kali pengulangan dihasilkan ekstrak AAE berwarna coklat. Masing-

masing ekstrak dipantau dengan pereaksi untuk penapisan flavonoid dan tanin.

Ekstrak etanol mengandung tanin terkondensasi dan flavonoid. Sedangkan ekstrak

AAE hanya mengandung tanin terkondensasi. Pemantauan ekstrak AAE menggunakan

KLT pengembang etil asetat-metanol-asam asetat (6:14:1), penampak bercak asam sulfat

10 % dalam metanol, besi (III) klorida 1 % dalam metanol dan aluminium klorida 5 %

dalam metanol menunjukkan bercak berekor tunggal yang merupakan tanin

terkondensasi, dinamakan isolat coklat. Isolat coklat direaksikan dengan gelatin 4 % (b/v)

dalam air menghasilkan endapan berwarna coklat. Identifikasi tanin pada kulit batang

daun salam dilakukan dengan metode yang sama pada daun salam. Larutan coklat

menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 277 nm. Uji deteksi gula tidak

terbentuk cincin merah ungu, menunjukkan adanya antosianidin. Pemutusan ikatan

larutan coklat diperoleh larutan berwarna merah tua dan dipantau dengan kromatografi

kertas Whatman No.1 dengan pengembang n-butanol-asam asetat-air (4:1:5). Pola

kromatogram menunjukkan 2 bercak berwarna merah muda dan jingga pada Rf 0,39 dan

0,53. Isolasi larutan merah tua dilakukan pada kromatografi kertas Whatman No.3 dan

pengembang n-butanol-asam asetat-air (4:1:5). Isolat zat warna coklat dari kulit batang

salam mengandung prodelfinidin (tanin terkondensasi) dan antosianidin. Tanin yang

terkandung dalam kulit batang salam berbeda dengan yang terkandung dalam daun salam.

Uji Farmakologi

Uji xantin oksidase dilakukan pada enam ekstrak yaitu ekstrak air, ekstrak etanol,

ekstrak AAE, dan masing-masing ekstrak yang telah dibebaskan dari tanin. Nilai hambat

kerja xantin oksidase ditentukan dari penurunan jumlah asam urat yang terbentuk pada

suhu kamar. Nilai KH50 ditentukan dari konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat

kerja xantin oksidase sebanyak 50%. Volume akhir pengukuran ini adalah 2 mL. Larutan

dapar fosfat pH 7,4 sebanyak 1,6 mL, 20  µL xantin 100  µM dalam dapar fosfat pH 7,4

dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan enzim xantin oksidase 0,1 unit, inkubasi

selama 15 menit, diukur serapannya dalam panjang gelombang 295 nm. Kontrol dapar

fosfat, pembanding alopurinol dalam DMSO dengan konsentrasi sama dengan sampel.

Nilai KH50 Alopurinol pada konsentrasi 2,14  µg/mL. Nilai KH50 semua ekstrak dengan

Page 8: Laporan tanin

konsentrasi lebih besar dari 10  µg/mL. Ekstrak kulit batang salam tidak menunjukkan

aktivitas penghambatan xantin oksidase.

Letak Tanin pada Tanaman

Tannin adalah suatu zat yang ditemukan dalam berbagai tanaman. Di alam, tanin

banyak terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan seperti pada pohon bakau, pinus, teh,

gambir, dan lain-lain. Bagian tumbuhan yang banyak mengandung tanin adalah kulit

kayu, daun, akar, dan buahnya (Suprijati, 1999).Tannin ini terutama ditemukan secara

alami terjadi pada buah anggur, daun teh, dan ek. Tannin ditemukan dalam kulit, biji, dan

batang anggur. Anggur yang difermentasi selama masih kontak dengan bagian-bagian ini

anggur - anggur merah - menyerap sejumlah tannin, yang meminjamkan karakter yang

berbeda pada anggur. Karena tannin dalam biji anggur terutama keras, anggur biasanya

dilumatkan daripada ditekan, untuk meminimalkan penyerapan benih berbasis tannin.

Anggur juga banyak menyerap sebagian tanin dari tong kayu ek mereka berusia di, yang

meminjamkan bumbu tambahan anggur.

Kegunaan Tanin

Tanin digunakan secara luas dalam industri, antara lain industri minuman, tanin

digunakan untuk mengendapkan serat-serat organik dan menonaktifkan enzim-enzim

yang terdapat dalam bahan. Tannin merupakan sangat penting untuk kompleksitas anggur

dan seberapa baik itu akan usia sepanjang waktu. Tanin tinggi cenderung usia anggur

terbaik untuk jangka waktu yang lama, seperti yang terbuat dari Cabernet Sauvignon,

Nebbiolo, dan Syrah anggur. Anggur yang memiliki banyak tanin di dalamnya ketika

muda sering terlihat membakar, menciptakan sensasi kekeringan di mulut, terutama

langit-langit mulut.

Paling tannic anggur menyebabkan mulut untuk mengerut, yang bukan merupakan

pengalaman yang menyenangkan. Dibuat dengan baik, anggur tannin tinggi, yang

mungkin hampir undrinkable ketika muda, dapat menjadi sebuah karya dari anggur di

kemudian hari. Yang mengatakan, banyak anggur yang terlalu tannic, dan pada saat

astringency mereka memudar, anggur akan telah berlalu perdana. Satu hal yang dapat

membantu dengan anggur yang memiliki jumlah yang tinggi tanin adalah untuk

menggabungkan mereka dengan tinggi lemak dan protein makanan. Susu idealnya cocok

peran ini, membantu untuk melunakkan tepi tajam tannin. Ini adalah salah satu alasan

mengapa begitu banyak orang menambahkan teh susu yang kuat, yang juga sangat tinggi

Page 9: Laporan tanin

tannin. Bagus keju atau saus krim yang hangat dapat mengubah anggur yang sekilas

tampak terlalu tannic ke pasangan yang sempurna. Secara umum, kecenderungan

terhadap winemaking adalah tannin wine dengan kurang dari lima puluh tahun yang lalu.

Anggur ini lebih mudah untuk minum pada saat pembelian atau dalam waktu singkat atau

dua tahun setelah membeli mereka, sehingga lebih sesuai untuk pasar anggur global baru.

Untuk menjadi baik-bulat di dunia anggur, bagaimanapun, itu adalah ide yang baik untuk

sampel sejumlah tannin tinggi anggur, untuk mencicipi nuansa bahwa zat ini dapat

menambahkan. Mereka ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman; kulit kayu,

daun, buah, dan akar. Mereka dibagi ke dalam dua grup, tanin yang dapat dihidrolisis dan

tanin kondensasi.

Tannin mungkin dibentuk dengan kondensasi derivatif flavan yang

ditransportasikan ke jaringan kayu dari tanaman. Tannin mungkin juga dibentuk dengan

polimerisasi unit quinon. Telah diindikasikan bahwa konsumsi minuman yang

mengandung tannin, terutama teh hijau dan anggur merah dapat mengobati atau

mencegah sejumlah penyakit.

Banyak aktivitas fisiologik manusia, seperti stimulasi sel-sel fagositik, host-

mediated tumor activity, dan sejumlah aktivitas anti-infektif telah ditetapkan untuk

tannin. Salah satu aksi molekul mereka adalah membentuk kompleks dengan protein

melalui kekuatan non-spesifik seperti ikatan hidrogen dan efek hidrofobik sebagaimana

pembentukan ikatan kovalen. Cara kerja aksi antimikrobial mereka mungkin berhubungan

dengan kemampuan mereka untuk menginaktivasi adhesin mikroba, enzim, protein

transport cell envelope. Mereka juga membentuk kompleks dengan polisakarida.

Pada tahun 1996, paling sedikit 1.300 coumarin telah teridentifikasi. Mereka

dikenal terutama karena aktivitas antitrombotik, antiinflamatori, dan vasodilatori.

Warfarin yang merupakan salah satu coumarin telah digunakan sebagai antikoagulan dan

rodentisida. Ia mungkin juga memiliki efek antiviral. Coumarin secara in vitro dapat

menghambat Candida albicans.

Sebagai suatu grup, coumarin telah ditemukan dapat menstimulasi makrofag, yang

dapat memiliki efek negatif tidak langsung pada infeksi. Lebih spesifik, coumarin telah

digunakan untuk mencegah infeksi oleh HSV-1 pada manusia. Asam hidroksisinnamat

yang berhubungan dengan coumarin terlihat memiliki efek inhibtori terhadap bakteri

gram positif. Fitoaleksin yang merupakan derivatif terhidroksilasi dari coumarin telah

diproduksi dalam wortel sebagai respons terhadap infeksi fungsi, dan ia dapat

diasumsikan memiliki aktivitas antifungsi.

Page 10: Laporan tanin

Kandungan senyawa tanin pada buah cranberry memiliki khasiat anti pembekuan

darah, dan mampu mengurangi infeksi saluran kencing serta plak gigi, sekaligus dapat

pula digunakan untuk mencegah radang gusi (gingivitis).

Beberapa bahan pakan yang digunakan dalam ransum unggas mengandung sejumlah

condensed tannin seperti biji sorgum, millet, rapeseed , fava bean dan beberap biji yang

mengandung minyak. Bungkil biji kapas mengandung tannin terkondensasi 1,6 % BK

sedangkan barley, triticale dan bungkil kedelai mengandung tannin 0,1 % BK. Diantara

bahan pakan unggas yang paling tinggi kandungan tannin terlihat pada biji sorgum

(Sorghumbicolor). Kandungan tannin pada varietas sorgum tannin tinggi sebesar 2,7 dan

10,2 % catechin equivalent. Dari 24 varietas sorgum kandungan tannin berkisar dari 0,05-

3,67 % (catechin equivalent). Kandungan tannin sorgum sering dihubungkan dengan

warna kulit luar yang gelap. Peranan tannin pada tanaman yaitu untuk melindungi biji

dari predator burung, melindungi perkecambahan setelah panen, melindungi dari jamur

dan cuaca. Sorgum bertannin tinggi bila digunakan pada ternak akan memperlihatkan

penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi ransum pada broiler,

menurunkan produksi telur pada layer dan meningkatnya kejadian leg abnormalitas.

Cara mengatasi pengaruh dari tannin dalam ransum yaitu dengan

mensuplementasi DL-metionin dan suplementasi agen pengikat tannin, yaitu gelatin,

polyvinylpyrrolidone (PVP) dan polyethyleneglycol yang mempunyai kemampuan

mengikat dan merusak tannin. Selain itu kandungan tannin pada bahan pakan dapat

diturunkan dengan berbagai cara seperti perendaman, perebusan, fermentasi, dan

penyosohan kulit luar biji.

Klasifikasi Tanin

Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinya senyawa yang

memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin yang

terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.

1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)

Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan

oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat

atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang merupakan

senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain membentuk gallotanin,

dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins.Berat

molekul galitanin 1000-1500,sedangkan Berat molekul Ellaggitanin 1000-3000.

Page 11: Laporan tanin

Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa

ini dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air. Asam elagat

merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tanin yang

sesungguhnya merupakan ester asam heksaoksidifenat.

2. Tanin terkondensasi (condensed tannins).

Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi

meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid

yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tannin akan

dapat berkondensasi dengan formaldehida.Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap

formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi Tanin terkondensasi

merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada seluruh dunia tumbuhan tetapi

terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin terkondensasi telah banyak ditemukan dalam

tumbuhan paku-pakuan. Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin.

Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui

C8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini

merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.

Biosintesis Tanin                                                             

Biosintesa dari Tanin secara umum :

Biosintesa asam galat dengan precursor senyawa fenol propanoid

Contoh :

- Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin

- Dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat

- Dengan precursor senyawa fenol propanoid. (Rhus thypina)

- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin

1. Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan

cara kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan

kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu

satuan flavon dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan

flavolan memiliki 2 sampai 20 satuan flavon. Nama lain untuktanin-terkondensasi

adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan

karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin.

Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan

asam akan menghasilkan sianidin.

Page 12: Laporan tanin

2. Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah

depsida galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh

lima gugus ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa

dimer asam galat, yaitu asam heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan

glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini menghasilkan asam elagat. Tannin

terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat

menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam

lemah atau basa lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh

gallotannins adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C76H52O46),

ditemukan dalam daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Page 13: Laporan tanin

No Nama Alat Volume Jumblah1 Corong - 22 Pipet tetes - 23 Gelas ukur 10 ml 24 Tabung reaksi - 45 Gelas kimia pyrex 100 ml 26 Rak tabung - 17 Kertas saring - 28 Pengaduk - 19 Pipet volume 1 ml dan 20 ml 210 Lumping porselin - 1

B. Bahan

No Nama Bahan Rumus Kimia Konsentrasi Jumblah1 Serbuk Dau Salam - - 2 Gram2 Aquades H2O - 40 ml3 Etanol C2H5OH 0,1 M 40 ml4 Besi (III) Klorida Fecl3 4 Tetes

V. PROSEDUR KERJA

Page 14: Laporan tanin

A. Pelarut Air

1. Ditimbang 1 gram serbuk daun salam yang telah dikeringkan

2. Direndam dengan 20 ml air selama 10 menit dalam gelas kimia

3. Disaring ekstrak daun salam menggunakan daun kertas saring kemudian dipipet

sebanyak 1 ml ekstrak tersebut

4. Ditambahkan 2 tetes FeCl3 jenuh

5. Diamati perubahan yang terjadi

B. Pelarut Etanol

1. Ditimbang 1 gram serbuk daun salam yang telah kuning

2. Direndam dengan 20 ml etanol selama 10 menit dalam gelas kimia

3. Disaring ekstrak daun salam dengan menggunakan kertas saring, kemudian

dipipet sebanyak 1 ml

4. Diteteskan 2 tetes FeCl3 jenuh

5. Diamati perubahan yang terjadi

IV. HASIL PENGAMATAN

Page 15: Laporan tanin

A. Pelarut Air

No Perlakuan Hasil

1Ditimbang 1 gram serbuk daun salam

yang telah dikeringkan

- Massa serbuk daun salam 1 gram

2Direndam dengan 20 ml air selama 10

menit dalam gelas kimia

-

3

Disaring ekstrak daun salam

menggunakan daun kertas saring

kemudian dipipet sebanyak 1 ml ekstrak

tersebut

- Warna larutan setelah disaring

berwarna coklat bening

4Ditambahkan 2 tetes FeCl3 jenuh

- Warna coklat kehitaman ( coklat

pekat )

5 Diamati perubahan yang terjadi

- Warna coklat kehitamam tersebut

menandakan bahwa didalam daun

salam terdapat senyawa tanin

B. Pelarut Etanol

No Perlakuan Hasil

1Ditimbang 1 gram serbuk daun salam

yang telah kuning

- Massa serbuk daun salam 1 gram

2Direndam dengan 20 ml etanol selama

10 menit dalam gelas kimia

-

3

Disaring ekstrak daun salam dengan

menggunakan kertas saring, kemudian

dipipet sebanyak 1 ml

- Warna larutan hijau bening

4 Diteteskan 2 tetes FeCl3 jenuh - Warna larutan hijau pekat

5 Diamati perubahan yang terjadi

- Warna larutan tersebut berwarna hijau

menandakan bahwa pada daun salam

terdapat senyawa tanin