LAPORAN TAHUNAN PPRBM SOLO · Hasil advokasi di 3 wilayah projek (Kabupaten Klaten, Boyolali dan...

27
[Author] 0 LAPORAN TAHUNAN PPRBM SOLO 2017

Transcript of LAPORAN TAHUNAN PPRBM SOLO · Hasil advokasi di 3 wilayah projek (Kabupaten Klaten, Boyolali dan...

[Author] 0

LAPORAN

TAHUNAN

PPRBM

SOLO

2017

1 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan YME karena atas berkat rahmat dan kasih-Nya kami

dapat menyelesikan Buku Laporan Kegiatan PPRBM Solo 2017 yang lebih mengeksplor

tentang kegiatan kerja proyek PPRBM Solo. Dalam hal merealisasikan proyek yang telah

berjalan masing-masing proyek memiliki tujuan yang berbeda – beda sesuai dengan

objektivitas setiap proyek.

Dalam buku ini akan memberikan deskripsi dan penjelasan mendalam tentang

Lembaga PPRBM Solo dan juga kegiatan apa saja yang menjadi program kerjanya. PPRBM Solo

memiliki empat proyek besar dimana masing – masing proyek memiliki funding dan fokus

yang berbeda – beda. Fokus yang dimaksudkan dalam buku ini mencakup banyak isu

diantaranya isu kusta, perempuan dan difabel, orang dengan kesehatan mental, livelihood,

dan advokasi difabel di dalam beberapa bidang.

Dalam menyelesaikan buku laporan kegiatan PPRBM Solo ini tidak lepas dari support

dan bantuan banyak pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan moral dan material baik secara

langsug maupun tidak langsung agar buku leporan kegiatan PPRBM Solo ini dapat terbit dan

dikonsumsi oleh khalayak umum.

Kami menyadari bahwa buku laporan kegiatan PPRBM Solo ini masih jauh dari kata

sempurna. Kami sangat terbuka dan menerima dengan baik berbagai saran dan kritik yang

membangun bagi pelaksanaan program kerja PPRBM Solo. Kritik dan saran dapat disampaikan

pada PPRBM Solo melalui: e-mail, telepon, pesan langsung di media sosial, dan sebagainya,

yang dapat ditemukan di alamat website PPRBM Solo (www.pprbmsolo.org)

Surakarta, 23 Juni 2018

Direktur PPRBM – Solo

Sunarman

2 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Daftar Isi

Kata pengantar

Sekilas pandang

Wilayah kerja

Sejarah

Visi misi

Program

Kata komunitas

Laporan keuangan

Kemitraan

3 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

PPRBM Solo Kaleidoskop

4 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Tahun Keterangan

1952 Prof Soeharso menginisiasi Yayasan Anak Cacat 17 feb 1953

Yayasan anak cacat berubah menjadi YPAC (Yayasan Pemeliharaan Anak Cacat)

1976 YPAC berkembang menjadi 16 cabang, salah satunya PPRBM (rintisan) 1978 Badan Rehabilitasi diganti menjadi PPRBM. Waktu itu pak Handoyo berada di bagian

medis YPAC Munculnya ide dari pak Haryono : Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat

(RBM) Ide ini juga dipromosikan ke tingkat WHO. Sebagai layanan hak dasar maka kesehatan itu milik semua tanpa kecual

2000 (Era Gus Dur)

Perubahan mempengaruhi YPAC, berawal dari ‘Pemeliharaan’ menjadi ‘Pembinaan”. Pilihan kata itu diperoleh dari UUD 1945

1999 Selang waktu tahun berdirinya PPRBM Prof Soeharso ini mengalami kemunduran, tidak ada donor. Meski begitu program tetap berjalan, tahun itu adalah tahun-tahun perjuangan reformasi

2008 Terpilihlah Sunarwan Sukamto sebagai direktur PPRBM Prof Soeharso 2008 Awal advokasi di 7 kabuaten kota dan menggerakkan difabel dan pemerintah berdasarkan

konsep baru 2016 Pada tahun 2016 PPRBM masih berkantor di Mendungan RT. 001 RW. 005 No.

29 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Solo (57126) ; Phone / Fax. : +62 271 7653029. Tahun 2016 masa transisi antara YPAC dan PPRBM

2016

YPAC tidak menggunakan konsep-konsep RBM. “’Nyawa” PPRBM adalah konsep RBM (dihidupi dan akan menjadi konsep yang bisa berlanjut). RBM boleh dikembangkan asal tidak berjauhan dengan visi misi dari YPAC. Disisi lain YPAC tetap berprinsip bahwa yayasan ini adalah warisan pak Soeharso untuk tidak diubah. PPRBM merintis dari awal dengan menunjukkan PPRBM yang baru. PPRBM Solo adalah nama lembaga yang dipilih sebagai bentuk kemandirian

2016 Berdiri PPRBM Solo Didukung projek :

BMZ “ Mendukung dan mengaktifkan Masyarakat yang terpinggirkan ditiga Provinsi” CBM EU “Memerangi Diskriminasi dan Stigma Perempuan dan Anak-anak Difabel di Provinsi Jawa Tengah Liliane Foundation “Prioritas untuk Anak dan Rmaja DIfabel” NLR “ Mempromosikan Lingkungan yang Inklusif dan Kondusif untuk Orang-orang yang Terkena Kusta dan Difabel Lainnya di Indonesia” SMHF “Bekerja Menuju Dunia Tanpa Kusta dan Stigma dan Diskriminasi”

2017 Mempersiapakan perpindahan kantor baru

5 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Data Layanan Difabel

Layanan Difabel

Anak Laki –laki dan Perempuan

Perempuan Dewasa

Medis (Fisioterapi, Alat Bantu, BPJS, Promosi Kesehatan)

Kursi roda 24 Alat bantu 17 Operasi kepala 1 Operasi telinga 1 Terapi 59 BPJS 45

0

Legal (pendampingan kasus) 2 0

Rehabilitasi (pelatihan, Rumah Tidak Layak Huni, Program Keluarga Harapan))

124 82

Pendidikan (Program Indonesia Pintar, Biaya Pendidikan)

Bea siswa 11 0

Mereka yang menerima lebih dari satu layanan 70 29

pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak

Jaringan Padangan masyarakat

(stigma)

Pencatatan

difabel didesa

Fasilitasi komunitas

mengenai konsep dasar

livelihood dan Ekonomi

Rumah Tangga (ERT).

jejaring dengan P2TP2A

di semua wilayah proyek

dalam bentuk

peningkatan kesadaran

pencegahan kekerasan

terhadap perempuan dan

anak difabel

Masyarakat mengakui keberadaan

dan kemampuan difabel, hal ini

terbukti dalam kegiatan masyarakat

dan desa difabel sudah mulai

dilibatkan bahkan difabel diberikan

kesempatan untuk berpartisipasi pada

kegiatan karnaval, MC kegiatan

kecamatan, pengajian, gotong royong,

notulensi kegiatan bahkan menjadi

pendamping fasilitator pada

pelatihan-pelatihan.

Data-data difabel

desa terupdate

dengan baik

Sekilas Pandang

6 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Advokasi Kebijakan

Kesehatan Anngaran Desa

ramah difabel

Pendidikan Penguatan

ekonomi

Kebijakan RPB

SHG di

Kecamatan

kerjasama

dengan

Universitas

untuk

mendukung

kegiatan terapi

dan

memfasilitasi

pengembangan

usaha SHG.

Pemerintah

Kabupaten-kota /

kecamatan/desa

mendukung dan

komitmen tentang

penggunaan Dana

Desa dan Anggaran

Kelurahan yang

harus ramah

difabel.

anggota SHG di

3 kecamatan

wilayah proyek

terlibat dalam

pengawasan

pelaksanaan

pendidikan

inklusif.

Kerjasama antara

SHG, Kampung

Edukasi, dan Dinas

Pertanian.

Kerjasama

tersebut berupa

pelatihan dan

fasilitasi alat, serta

bibit pertanian

hidroponik bagi

anggota SHG.

Anggota SHG

sudah dilibatkan

dalam

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan

(Musrenbang) di

tingkat desa dan

kelurahan,

kecamatan untuk

perencanaan

pembangunan

Jejaring P2TP2A

Kabupaten Klaten

telah memodifikasi

SOP penanganan

kasus kekerasan

perempuan dan

anak menjadi lebih

berperspektif

disabilitas

Adaya relawan

yang bersinergi

dengan Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) yang

ramah difabel

7 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Kelembagaan

8 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Struktur PPRBM Solo tahun 2017

9 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Program/ Projek 2017

Program/Projek Netherland Leprosy Relief (NLR) Program ini bertujuan menemukan hal-hal yang ada disekitar difabel untuk membantu mereka agar dapat berpartisipasi lebih maksimal di masyarakat ; pencegahan kusta ; perempuan dan orang dengan masalah kesehatan jiwa dapat mendapatkan hak dasar dan kebutuhan dasar (lesehatan, pendidikan, pekerjaan, partisipasi. Penelitian menjadi cara mendasar untuk langkah-langkah selanjutnya. Dalam program ini penelitian melibatkan : orang-orang terkena kusta, perempuan difabel dan orang-orang dengan masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Tegal. Hasil dari penelitian ini untuk dasar rekomedasi dan advokasi kebijakan public serta membangun opini public untuk mempengaruhi perubahan berkelanjutan menuju masyarakat inkulisif ; kapasitas pemangku kepentingan pun akan diperkuat untuk meningkatkan kesadaran dan agar mampu mempengaruhi kebijakan lokal untuk mengambil keputusan strategis dan prodifabilitas inklusif sejalan dengan prinsip-prinsip CRPD (Pasal 4) serta Undang-undang No 8 tahun 2016.

Tema

Lokakarya Keterlibatan Ragam Peserta

Perempuan Laki-laki Kusta Difabel Psikososial Pemangku kepentingan

Sektor Ekonomi

19 26 5 33 2 5

Sector kesehatan

16 25 6 26 2 7

Pendidikan 17 29 5 29 4 4

Budaya dan agama

11 28 6 26 2 1

Politik 15 30 4 30 2 9

10 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Program/Projek CBM EU Penguatan kelompok SHG serta TAD yang dibentuk pada tahun pertama, Inisiasi

pembentukan Tim Advokasi Difabel di kota dan kabupaten wilayah baru (Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Kota Salatiga)

Fasilitasi penguatan TAD di 4 Kabupaten yang lama (Klaten, Boyolali, Wonogiri dan Karanganyar). Hasil dari penguatan tersebut adalah telah terbangun koordinasi dan sinkronisasi dengan program PPRBM Solo yang didukung CBM-EU, yaitu adanya kesepakatan untuk mendorong percepatan program pemenuhan hak perempuan dan anak difabel pada OPD (Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Bapermasdes dan lainnya).

Hasil advokasi di 3 wilayah projek (Kabupaten Klaten, Boyolali dan Semarang) Bidang pendidikan menghasilkan komitmen dari Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD)

Dinas Pendidikan untuk menerima anak difabel di sekolah reguler. Khusus Kabupaten Boyolali, pemerintah daerah mempermudah pengurusan ijin pendirian PAUD Inklusi.

Bidang kesehatan, Puskesmas di Kabupaten Klaten, Semarang, Boyolali, dan Kota Semarang saat ini telah meningkatkan aksesibilitas fisik bagi difabel Contohnya pemasangan handrail dan pembangunan toilet yang aksesibel. Khusus Kabupaten Klaten, pemerintah daerah telah melaksanakan fisioterapi bagi difabel melalui dana pemerintah (APBD). Difabel mendapatkan prioritas untuk mendapatkan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di seluruh kabupaten/kota wilayah projek.

8 dari 14 kantor kecamatan wilayah projek yaitu di Kabupaten Boyolali, Klaten, Karanganyar, Wonogiri, dan Kota Salatiga telah meningkatkan aksesibilitas fisik untuk difabel melalui dana pemerintah.

“8 dari 14 kantor kecamatan wilayah projek yaitu di Kabupaten Boyolali, Klaten, Karanganyar, Wonogiri, dan Kota Salatiga telah meningkatkan aksesibilitas fisik untuk

difabel melalui dana pemerintah”

Sasakawa Memorial Health Foundation di Brebes Nama program ini adalah : “Menciptakan masyarakat yang inklusif - Advokasi dan Pemberdayaan Partisipatif Orang-orang yang terkena kusta di Jawa Tengah, Indonesia” Lokasi: Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah Sasaran : Kelompok Mandiri (SHG) dari orang-orang yang terkena kusta dan difabel dipandang sebagai instrumen yang efektif untuk memajukan pemberdayaan diri ekonomi, sosial dan psikologis anggotanya, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Hasil yang dicapai :

11 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Empat KSM inklusif telah dibentuk di Brebes dan juga Lima KSM inklusif telah didirikan di Tegal oleh CBR DTC (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat - Pusat Pengembangan dan Pelatihan) atau PPRBM (Pusat Pengembangan dan Pelatihan - Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat) Solo, mempekerjakan orang-orang yang terkena dampak lepra / difabel dan orang-orang non difabel sebagai fasilitator kelompok. Kelompok-kelompok fokus pada pemberdayaan diri melalui penciptaan penghasilan dan advokasi diri, dan keberlanjutan melalui pembentukan sistem pendukung lokal (anggota lintas sektor dari kelompok).

Meningkatkan motivasi dan perasaan positif para anggota : Home visite oleh CBR Field Facilitator & Rumah visite oleh tim PPRBM Solo

Faktor-faktor yang mendukung keberlangsungan projek : G-Debat telah terlibat dalam birokrasi di tingkat kabupaten dan dengan melakukan advokasi selama beberapa tahun, G-Debat telah mengembangkan jaringan yang kuat dengan lembaga pemerintah, misalnya sebagai berikut: Ada dua program dari Departemen Sosial tentang aktivitas triwulanan yang akan

dikolaborasikan dengan komunitas difabel potensial di Brebes. Program-program tersebut adalah: 1) UPSK (Mobile Social Services Unit) dengan kriteri dan prosedur baru. Program ini lebih banyak tentang pengumpulan data dan penyediaan alat bantu yang akan disinergikan di tingkat kecamatan; 2) Program kedua adalah UEP (Enterprise Produktif Ekonomi) yang memberikan bantuan memberikan uang sekitar 750.000IDR untuk setiap orang. Program ini akan dilakukan di 10 kecamatan di Brebes selama satu tahun.

Hubungan yang lebih erat dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dalam Pengurangan Resiko Bencana (PRB). Pelatihan PRB akan dilakukan untuk difabel tahun ini.

G-Debat terus mendekati lebih banyak sektor pemerintah sehingga dapat terlibat dalam semua program atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.

Hubungan yang lebih kuat dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU)dan tahun 2017 ini, untuk sosialisasi pemilihan gubernur untuk difabel jelang Pilgub 2018 segera dilakukan.

Badan Perempuan Pemberdayaan dan Perlindungan Keluarga Berencana setuju untuk melakukan dan membuat anggaran untuk beberapa pelatihan untuk difabel.

Anggota SHG Kab Brebes SHG tingkat kabupaten : Anggota: 30 orang; 10 perempuan, 20 pria; 13 terkena lepra, 17 difabel SHG tingkat Kecamatan :

SHG Kecamatan Wanasari: Anggota: 31 orang; 11 perempuan, 20 pria; 15 terkena lepra, 16 dengan cacat

SHG Kecamatan Bulakamba :Anggota: 32 orang; 11 wanita, 21 pria; 15 terkena lepra, 17 dengan kecacatan.

SHG Kecamatan Jatibarang / Songgom: Anggota: 33 orang; 16 wanita, 17 pria; 13 terkena lepra, 20 dengan cacat.

12 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Mengapa orang-orang yang terkena kusta (PAL) tidak memiliki penghasilan tetap ????? akses pendidikan

Kondisi jiwa dan tubuh yang mempengaruhi mobilitass

Pengetahuan dan kemampuan yang senjang

Izin dari keluarga

Akses transportasi Pelatihan yang telah diselenggarakan selama projek yang didukung Sasakawa Memorial Health Foundation :

Sablon untuk pakaian

Daur ulang untuk membuat kerajinan tangan

Membuat camilan tradisional

Menjahit

Membuat sabun cuci piring

Desain Grafis menggunakan Adobe Photohop dan ilustrator adobe

Membuat anyaman bamboo

Pijat tradisional (untuk difabel netra) Program/Projek BMZ PPRBM Solo dengan support program BMZ melakukan advokasi dalam pendekatan

Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) agar difabel dan kelompok difabel mampu

melakukan advokasi mandiri, dengan didukung oleh keluarga dan masyarakat sipil agar

pemerintah membuat kebijakan dan penganggaran untuk memastikan difabel mendapat

pelayanan rehabilitasi, kesetaraan kesempatan dalam segala aspek pembangunan, termasuk

akses program-program pengentasan kemisikinan, serta terlibat dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (ekonomi, sosial, budaya dan politik).

Konsep pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan inklusi yaitu konsep dan

pelaksanaan pembangunan yang mengakomodasi hak-hak difabel (RBM). Pembangunan

yang memberikan ruang partisipatif bagi difabel, pada akhirnya akan memberi manfaat bagi

semua, termasuk difabel. Pembangunan inklusi yang didukung oleh sistem, dan bergerak

secara berkelanjutan, pada gilirannya akan membangun masyarakat inklusi atau ramah

difabel.

13 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Persoalan-persoalan di tingkat kebijakan/pemerintah :

1. Tidak ada difabel yang duduk di posisi pengambil kebijakan dalam struktur pemerintahan.

2. Difabel selama ini hanya menjadi kelompok sasaran, penerima manfaat atau objek

program pemerintah.

3. Pemerintah tidak memiliki data dasar yang valid, apalagi data yang komprehensif tentang

difabel

4. Pendekatan pemerintah masih bersifat parsial dan hanya lewat satu pintu saja yakni

kementerian sosial (di tingkat pusat) dan dinas sosial (di tingkat kota/kabupaten/kota)

belum bersifat lintas sektor-sektor kementerian/lintas dinas.

5. Pemahaman dan pengetahuan aparat pemerintah tentang CRPD, Undang-Undang dan

hak-hak difabel sangat rendah.

6. Anggaran pemerintah pusat dan daerah (provinsi/kabupaten/kota)untuk pemenuhan

hak-hak difabel sangat kecil, sangat jauh dari amanat UU.

Persoalan-persoalan difabel di tingkat akar rumput tersebut antara lain adalah :

1. Fasilitas umum dan sarana/prasarana transportasi umum yang masih sulit diakses oleh

difabel.

2. Tidak tersedianya/terjaminnya alat bantu mobilitas yang sesuai dan terjangkau bagi

difabel, misalnya sulitnya untuk memperoleh kursi roda. Kalaupun dapat, ukuran dan

fungsinya tidak sesuai.

3. Kehidupan ekonomi difabel yang tidak menentu.

4. Perlakuan diskriminatif dari aparat pemerintah dan masyarakat.

5. Sikap dan perilaku masyarakat dan aparat yang cenderung menyepelekan atau

melecehkan difabel

6. Difabel tidak percaya diri, atau difabel dianggap tidak mampu.

7. Difabel menjadi korban tindak kekerasan fisik maupun seksual tanpa ada pembelaan dan

perlindungan yang dibutuhkan.

8. Difabel tidak punya akses ke permodalan dan tidak dipercaya untuk mengakses modal

9. Anak-anak difabel tidak bisa sekolah khusus (SLB) karena jauh, tidak punya biaya, kendala

transportasi, tidak ada pendamping atau ditolak pihak sekolah reguler.

10. Banyak difabel yang tidak memiliki jaminan kesehatan/ Jamkesda.

11. Banyak difabel tidak tahu dan tidak punya SIM

14 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Data untuk advokasi ramah difabel

Kabupaten/Kota Kecamatan Laki-laki Perempuan Anak laki-laki

Anak perempuan

Klaten Trucuk 285 286 18 19

Ceper 351 341 22 20

Wonogiri Eromoko 43 53 7 5

Wuryantoro 64 77 11 9 Karanganyar Karanganyar 37 33 14 18

Tasikmadu 24 33 10 21

Boyolali Mojosongo 104 86 30 17

Sawit 134 85 31 21

Semarang Suruh 60 46 20 25

Pabelan 24 20 23 16

Kota Salatiga Tingkir 15 24 23 11

Argomulyo 27 19 29 18 Kota Semarang Pedurungan 21 24 18 12

Tembalang 18 22 26 19

Data identifikasi difabel berdasarkan tipe disabilitas-nya masing-masing

Wilayah Visual

Impair

ment

Hearing

Impair

ment

Communica

tion

Impairment

Cerebra

l Palsy

Physical

Impair

ment

Intelect

ual,

Mental,

Austism

Psychos

ocial

Multipl

e

Kabupaten

Klaten

0 1 0 7 20 11 0 1

Kabupaten

Wonogiri

0 21 0 0 3 16 0 0

Kabupaten

Karanganyar

2 8 4 2 17 5 3 3

Kabupaten

Boyolali

3 6 0 9 11 19 1 2

Kabupaten

Semarang

4 5 0 4 17 14 0 5

Kota Salatiga 2 2 0 7 16 12 0 1

Kota

Semarang

4 16 2 5 14 24 0 3

15 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

16 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Kata komunitas

ZUBADRI, kelompok dampingan Kab. Karanganyar.

Saya merasa bngga bisa selalu bersama-sama dan berkerjasama dengan PPRBM

Solo. sayadan temen-teman anggota SHG bisa membentuk SUB SHG (ditingkat

kecamatan dan desa) walaupun belum menyebar disemua kecamatan dan esa di

Kabupaten Karanganyar.

Paling senang bahwa perangkt desa sekarang sudah tahu apa yg menjadi hak

untuk kaum disabilitas.

Kami SHG menjadi bagian dari PPRBM Solo merasa termotivasi terus untuk mengavokasi hak-hak difabel,

terlebih untuk temen-teman difabel yg merasa masih mender dan belum mempunyai ketrampilan agar

bisa mandiri.

Dari pribadi saya sendiri merasa bangga bisa bekerjasama dengan intasi pemerintah (khususnya pogram-

program pemberdayaan). Saya tidak menyangka tahun 2016 mendapat penghargaan sebagai penggerah

ekonomi dari Kabupaten Karanganyar. Sekali lagi saya merasa terimakasih kepada PPRBM Solo begitu

banyak memberika pengetahuan pada saya.

Harapan saya mudah-mudaan hidupku ini bisa bermanfaat untuk orang lain, khususnya temen senasib

dengan saya, amin

Di tahun 2017 kita mendapatkan training pembangunan desa dari PPRBM dan

dengan training itu kita lebih tahu bagaimana cara agar teman-teman bisa

berproses bersama pemerintah.

Asih Sukatmi, dampingan PPRBM Solo di Wonogiri

17 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Cerita Anak

Muhammad Hafid Akbar, Pendidikan Inklusif dan Ketakutan Orangtua Atas Stigma

Solider.or.id, Surakarta- Anak kecil berseragam celana merah hati dan kemeja putih itu duduk

di samping sang ayah, bersama ketiga kawan lainnya disertai pendamping mereka. Ada Siti

Rahayu,Tuli dari Ngandong Boyolali yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah desa setempat.

Lalu Fery dan Galang dua anak penghuni asrama SLB Anugerah Karanganyar bersama

pendamping. Muhammad Hafid Akbar (12) yang berseragam merah putih, siswa SLB YPAC

Surakarta bersama ketiga kawannya tersebut pagi itu hendak menerima beasiswa pendidikan

secara pribadi dari seorang profesional yang tinggal di Solo. Di hari ulang tahun general

manager sebuah hotel ternama di Solo tersebut dia bermaksud berbagi rezeki dengan anak-

anak difabel bertempat di kantor PPRBM Solo. Tepat di Hari Anak Internasional, 20 November

2017.

Muhammad Hafid Akbar, downsydrome, sulung dari tiga bersaudara_dua adiknya duduk di

kelas tiga SD dan Taman Kanak-Kanak_ hanya salah seorang dari 257 anak difabel yang

bersekolah. Di luar sana, lebih dari 1, 2 juta anak difabel Indonesia yang belum mengenyam

pendidikan sekolah. Menurut penuturan sang Ibu, sejumlah uang tersebut bermanfaat untuk

menambah biaya transport ke sekolah yang berjarak sekitar enam kilometer. Sehari-hari Sri

Mulyani bekerja membantu majikannya menjaga kios di Pasar Klewer. Sedang suaminya

seorang buruh harian. Setelah mengantar sekolah ke SLB Sri Mulyani langsung berangkat

kerja, dan tugas menjemput sekolah dibebankan kepada suaminya. Sementara ada kakek

Hafiz yang turut mengurusi kedua adiknya.

Dalam sebuah wawancara dengan Solider, Sri Mulyani, ibunda Hafid menceritakan bahwa

sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, Hafid sudah bersekolah di YPAC. Jika pagi hari dia

belajar di sana, sore harinya Hafiz belajar dan terapi dengan para relawan di Yayasan Cinta

Harapan Indonesia (YCHI) di daerah Tegalrejo, Jebres. Seiring berjalannya waktu, tempat

tersebut berganti nama menjadi komunitas Canda.“Tapi kegiatan berhenti semenjak sesudah

lebaran idul fitri lalu. Sekarang Hafid tidak ada kegiatan belajar sore yang produktif,” ujar Sri

Mulyani.

Punya Keinginan Sekolah di Reguler tetapi Takut Stigma

Secara perkembangan mental, tidak ada masalah dengan Hafid, apalagi perilaku. Begitu

menurut penuturan ibunya. Tetapi hasil assasment saat lulus TK, mengharuskan Hafid masuk

di kelas D1, tempat anak-anak berkebutuhan khusus dengan kurikulum pendidikan khusus.

“Hafid itu sebenarnya anak yang gatekan (penuh perhatian_red). membacanya memang

belum lancar benar, tetapi mengaji iqro’ dia sudah lancar iqro jilid 1,” tandas Sri Mulyani.

Hafid juga mudah mengenali judul-judul lagu yang tersimpan di ponsel milik ibunya. Dengan

sangat cekatan dia akan memilihkan lagu sesuai pesanan yang diputar, apabila sang ibu

meminta pertolongan kepadanya.

18 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Saat ditanya tentang kemungkinan terbukanya sekolah reguler di dekat rumahnya di

Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon untuk menerima Hafid sebagai salah seorang

peserta didik, Sri Mulyani sangat pesimis. “Selama belum ada sosialisasi tentang pendidikan

inklusif di sekolah itu, maka saya merasa ketakutan jika Hafid harus bersekolah di sana. Saya

tidak sanggup jika terjadi banyak anak, apalagi orangtua atau wali murid yang tidak menyukai

Hafid. Belum lagi nanti sikap gurunya. Saya takut Hafid diabaikan ketika dia bersekolah

bersama anak-anak reguler. Lebih baik tidak sekolah di reguler, tetapi jika boleh diupayakan,

berikanlah pendidikan yang baik di SLB-nya. Saya ingin Hafid naik kelas dari D1 ke kelas D

dengan kurikulum reguler,” jelas Sri Mulyani. Menurutnya, Hafid justru memiliki kebutuhan

untuk terapi dan belajar di komunitas seperti yang dulu dia pernah lakukan secara rutin.

Persoalan yang dialami oleh Hafid pasti berbeda dengan yang dihadapi oleh Fery dan Galang,

dua penerima beasiswa penghuni panti serta anak-anak difabel yang harus berpisah dengan

keluarganya karena kondisi rumah tinggal yang jauh dan tak terjangkau. Ibunda Fery saat ini

tengah menderita sakit stroke. Menurut keluarganya mereka lebih baik tinggal di panti dan

asrama, sedangkan pendidikan di keluarga lebih utama. Tidak memperoleh kasih sayang

orangtua setiap hari dan hanya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar panti/asrama tentu

keadaan yang terkesan eksklusif.

Beberapa forum diskusi seperti yang pernah dilakukan salah satu organisasi difabel yakni

Sehati Sukoharjo menelurkan ide dan gagasan tentang format atau konsep beasiswa yang

semestinya diberikan oleh pemerintah terhadap anak-anak difabel yang terkendala

transportasi saat mereka bersekolah. Beasiswa atau jaminan pendidkan tersebut bisa berupa

ongkos ojek atau sarana transportasi lainnya yang diberikan secara bulanan. Sehingga anak-

anak yang memerlukan pendidikan khusus_yang hanya ada di SLB _tersebut bisa mengakses

pendidikan di sekolah dengan baik.

Salah seorang pendidik yang ditemui Solider, terkait akses anak difabel pada sekolah reguler,

Sadiyati Wiwik Widyastuti, Kepala SD Pamardi Siwi Surakarta mengatakan bahwa sekolahnya

siap menerima anak difabel. Meski tidak memiliki SK sekolah inklusi tetapi di sekolahnya

terdapat siswa slow leaner, yang saat ini duduk di bangku kelas empat. “Kami tetap

berkoordinasi dengan guru, orangtua, kami mengakomodir, melayani tentu dengan materi

yang kadang disesuaikan. Tidak ada masalah yang berarti,” terang Sadiyati Wiwik Widyastuti.

(Puji Astuti)

19 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Keuangan lembaga

75,935,000

196,165,000

1,060,000 2,188,954

56,365,000

216,360,000

927,594,000

3,059,574,391

PENERIMAAN UNTUK PROGRAM

Liliane Foundation

Netherland Leprosy Relief (LNR)

Netherland Leprosy Relief (NLR)

BMZ P.416.012/2012

Sasakawa Memorial Health Foundation(SMHF)

Sasakawa Memorial Health Foundation(Extention)

BMZ P.416.003/2015

UNI EROPA

20 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

80,000,000

90,000,000

21,070,550

26,666,15125,071,320

3,299,100

855,253

7,801,9637,389,754

37,320,000

83,703,000

25,034,400

3,070,000

11,407,600

47,138,380

749,0002,702,600

52,815,500

PENGGELUARAN OPERASIONAL 2017

Series1

21 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

0%

11%

1%

0%2%

6%

28%

51%

1%

PENGGELUARAN PROGRAM 2017

Liliane Foundation

Netherland Leprosy Relief (programpenelitian)Netherland Leprosy Relief (ProgramPendataan)BMZ P.416.012/2012

Sasakawa Memorial Health Foundation(SMHF)Sasakawa Memorial Health Foundation(Extention)BMZ P.416.003/2015

UNI EROPA

0 50,000,000 100,000,000 150,000,000

SUMBANGAN

Jasa bank

Konstribusi Program BMZ

Konstribusi Program Uni Eropa

Konstribusi Program SMHF

Konstribusi Program NLR/W 72

Konstribusi Program Pelatihan

SUMBANGAN Jasa bankKonstribusi

Program BMZ

KonstribusiProgram Uni

Eropa

KonstribusiProgram SMHF

KonstribusiProgram NLR/W

72

KonstribusiProgramPelatihan

Series1 26,959,800 2,218,708 44,224,000 143,740,000 101,180,000 30,900,587 4,000,000

PENERIMAAN

22 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

23 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Kerja sama PPRBM Solo dengan Ohana

Wheelchair Corect Seating System untuk Promosi

Edukasi DPO - 21 February 2017

Solider.or.id, Surakarta- 20 kursi roda adaptif, Wheelchair Corect Seating System

diberikan kepada 20 difabel yang berasal dari Solo Raya dan daerah sekitarnya

selama 2 hari 17-18 Februari oleh Ohana dan Global Mobility Amerika. Mereka

bekerja sama dengan PPRBM Solo dan pelaksaannya di kantor Mendungan

kartasura.

Sebelumnya seorang fasilitator PPRBM Solo telah menjalani training di kantor Ohana

Yogyakarta. Empat orang ahli teknik dihadirkan, mereka adalah Allen MC Niece,

David Richard, All dan Chad. Menurut Risnawati, Direktur Ohana, konsep besarnya

adalah sasaran organisasi difabel agar bisa belajar tentang perawatan karena selama

ini program kursi roda yang ada, jika ada kendala kerusakan ya rusak saja, tidak

dicoba dengan cara bagaimana karena tidak ada teknisinya.

“Kami mempromosikan kualitas sambil mengedukasin DPO. DPO-DPO yang bisa

ditraining kedepan dipersiapkan. Besok bulan April itu paling tidak ada tiga orang

teknisi. Pelatihan kepada DPO harus bisa membuat mandiri. Dengan demikian kita

bisa melakukan advokasi karena di tingkat gerakan juga akan berkembang,”jelas

Risnawati kepada Solider.

Christian, manajer program di PPRBM Solo kepada Solider mengatakan bahwa

beberapa waktu lalu telah dilakukan assesment awal yakni pengukuran kepada calon

pengguna mulai lebar pinggul, tinggi, pundak sampai pangkal, serta menceritakan

kondisi anak seperti apa, bisa menahan tubuh atau tidak.

Pengukuran dilakukan oleh petugas lapangan. “Di sana kan kursi roda langsung

dikerjakan. Lalu kurangnya bagaimana, lha ini yang kita namakan seating.

Sebenarnya yang ideal, harus ada modifikasi juga, misalnya kursi rodanya manual,

tetapi dia butuh penyangga lagi, ya nanti dibuatkan papan. Salah seorang pengguna

tadi berasal dari sragen, kursi roda rehab medik,”ujar Christian.

24 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Intinya adalah bagaimana membuat kursi roda yang sesuai, dengan kebutuhan anak.

Di satu sisi kursi roda ini, dalam pengadaan sama sekali tidak ada pungutan uang,

dan pembebabanan bagi difabel pengguna. Dan ketika mereka mengambil sudah

urusannya masyarakat dengan harapan dapat dibantu dinas sosial, PMI, Puskesmas,

sehingga ada peran masyarakat di sana.

Tahap pertama ini, PPRBM Solo memberi fasilitas mengambilkan kursi roda sampai

di kantor tapi nanti mereka pengguna sendiri yang akan mengambil. “Pada tahap

ini ada 20 kursi roda, tetapi besok-besok jika ada difabel Kabupaten Wonogiri

membutuhkan lagi, maka mereka yang mengambil ke kantor Ohana di Yogya dengan

koordinasi PPRBM Solo,”imbuh Christian.

Menurut Christian yang menjadi kontrak sosialnya adalah harapan pada pengguna

agar ada peningkatan kualitas hidup. Untuk perawatan selanjutnya, Ohana

berharap, karena ini sistemnya pinjam pakai, ketika tidak dibutuhkan oleh pengguna,

kursi roda bisa dikembalikan.

25 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017

Kerjasama Program

26 Laporan Tahunan PPRBM Solo, Tahun 2017