Laporan Tahunan
-
Upload
mursyid-hidayat -
Category
Documents
-
view
225 -
download
5
description
Transcript of Laporan Tahunan
Jl. Batas Pandang Kompleks Kelapa Hijau No. 18
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
E-mail : [email protected]
website : http://www.gemawan.org
Jl. Batas Pandang Kompleks Kelapa Hijau No. 18
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
website : http://www.gemawan.org
Daftar isi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i
Tabel Capaian Pelaksanaan Program Lembaga Gemawan selama 4 tahun terakhir ..................1
Pengantar dan Konteks ........................................................................................................................6
Memperkuat Kapasitas Organisasi Rakyat Dalam Merebut Hak Kelola dan Proteksi
Sumber-Sumber Kehidupan ............................................................................................................ 9
Mediasi dan Resolusi Konflik Lahan .............................................................................................. 9
Karet dan Komoditas Rakyat lainnya .......................................................................................... 10
Hutan Sumber Kehidupan ............................................................................................................. 11
Program Perempuan .......................................................................... Error! Bookmark not defined.12
Membangun Kesadaran Kritis melalui Organisasi Perempuan ................................................ 12
Advokasi Hak Dasar ....................................................................................................................... 13
Pengembangan Ekonomi dan Credit Union ................................................................................. 13
Pengembangan Kapasitas Perempuan .......................................................................................... 13
Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat .................................................15
Advokasi Tata Ruang Provinsi ...................................................................................................... 15
Tim Komisi AMDAL Provinsi Kalimantan Barat ....................................................................... 16
Pokja Perubahan Iklim ................................................................................................................... 17
Pemetaan ..............................................................................................................................................18
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik ...............................................................................................19
Sistem Pendukung dan Database ......................................................................................................20
International Networking ...................................................................................................................22
Laporan Keuangan .............................................................................................................................23
i
KATA PENGANTAR
When the rich rob the poor, it’s called business
But if the poor fight back, it’s called violence
Kutipan diatas diserap dari poster protes masyarakat di India ketika melakukan demonstrasi
terkait hak-hak mereka. Kami mengutip kata-kata tersebut karena kejadiannya secara realitas
serupa dengan apa yang dialami masyarakat yang ada di Indonesia yang berjuang untuk
pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia.
Persoalan hak dan kontrol pengelolaan sumber-sumber kehidupan rakyat terutama sumber
daya alam oleh masyarakat baik laki-laki dan perempuan merupakan pertarungan ideologis
dan politis yang tidak pernah pupus. Disaat dominasi keserakahan para pemilik modal dalam
mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, ditambah dengan tidak adanya tata kelola yang
baik dalam bidang ini dan bidang lainnya serta minusmya pertanggung gugatan yang ada
membuat drama pengelolaan sumber daya alam yang ada di Indonesia, khususnya di
Kalimantan Barat yang semakin menggugah nurani kemanusiaan kita untuk melakukan
perlawanan terhadap situsai status quo yang ada ini.
Disatu sisi perjuangan rakyat yang ada malah cenderung dibalikkan oleh banyak pihak
khususnya aparat negara dan para pelaku bisnis yang masih menggunakan paradigma
business as usual yang sudah semakin nyata memperlihatkan kolaborasi mereka dalam
mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber-sumber kehidupan rakyat ini. Mereka yang
melakukan perlawanan ini malah distigma sebagai pelaku kekerasan dan tindak pidana, tapi
mereka yang dengan nyata merampas dan menghabisi kekayaan alam kita untuk kepentingan
pribadi dan kelompok semata justru dibela mati-matian sebagai pahlawan ekonomi. Sebuah
ironi yang nyata-nyata terjadi didepan mata telanjang kita.
Ketika rakyat hanya berjuang sendiri, tanpa dukungan dari elit negeri ini yang setiap 5 tahun
mereka pilih untuk menempatkan mereka di posisi elit tersebut, maka sekelompok
masyarakat sipil yang masih punya keyakinan bahwa counter hegemony harus dilakukan
untuk menciptakan perubahan. Membangun kesadaran bersama dan membuka kran
keterlibatan pihak-pihak lain yang punya visi sama akan negeri ini baik itu yang duduk di
eksekutif serta jabatan politis lainnya, media, akademisi ataupun masyarakat sipil lainnya
untuk bersama-sama melakukan kerja-kerja strategis ini. Semua itu adalah sebuah
keniscayaan, karena kita tidak bisa bekerja sendirian tatkala masalah sudah berada hampir
disetiap pojok isu yang ada di negeri ini.
Laporan yang Anda baca ini adalah gambaran besar kerja-kerja pemberdayaan, kampanye
dan advokasi yang kami lakukan dalam rangka memberi warna yang berbeda pada realitas
negeri ini. Untuk memberikan sedikit harapan bagi bumi yang semakin tua agar tetap
berlanjut, memberi sedikit harapan bagi rakyat yang makin tertindas untuk segera tidak lelah
berjuang untuk keadilan dan kedaulatan serta memberi sedikit harapan bagi perempuan agar
terlepas dari kemiskinan dan peminggiran dan segera berada dalam posisi yang adil dan
setara.
ii
Semua ini kami lakukan dengan dukungan dari banyak pihak dan terus berharap bahwa
dukungan tersebut akan semakin bertambah terutama dari publik luas untuk terus bersama
kami melakukan perubahan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Sehingga rakyat tidak semakin tertindas, perempuan tidak lagi termarjinalkan dan bumi tidak
semakin hancur karena kerakusan segelintir orang atas nama tujuan business dan
pertumbuhan ekonomi. Kami hanya ingin menyampaikan fakta yang ada tanpa manipulasi
kata dan makna yang membuat manusia dan bumi kehilangan haknya. Kami hanya ingin
menegaskan bahwa seharusnya ketika perampokan yang terjadi tetaplah disebut perampokan,
bukan disebut untuk pertumbuhan ekonomi, dan ketika mereka yang berjuang untuk
mempertahankan haknya tetap disebut sebagai perjuangan bukan sebagai aksi kekerasan!
Pontianak 23 Juni 2012
Dewan Pengurus Lembaga Gemawan
Lembaga GEMAWAN
Jl. Dr. Wahidin Gg. Batas Pandang
Kompleks Kelapa Hijau No. 18
Pontianak 78113
Kalimantan Barat
Indonesia phone/fax: +62-561-586891 website : http://www.gemawan.org
1
Tabel Capaian Pelaksanaan Program Lembaga Gemawan
selama 4 tahun terakhir
No. Isu Strategis Isu Antara Capaian 4 tahun terakhir
1 Memperkuat
Kapasitas Organisasi
Rakyat dalam
merebut hak kelola
dan melindungi
sumber-sumber
kehidupan
masyarakat
Mediasi dan
Resolusi Konflik
Terselesaikannya kasus –kasus konflik
lahan masyarakat dengan perusahaan di
dusun Sajingan Kecil dan Senujuh
dengan Wilmar Group melalui
mekanisme CAO-IFC,
PT.Agrowiratama dengan dusun Kuayan
Desa Mekar Jaya melalui proses New
Planting Procedure – RSPO.
Proses penyelesaian konflik antara
masyarakat di Sajingan Besar (Kaliau,
Sebunga dan Santaban) dengan Grup
Duta Palma yang saat ini difasilitasi oleh
Pemrintah Kabupaten Sambas, dan
mendukung upaya masyarakat Long
Teran Kanan-Sarawak menyelesaikan
konflik dengan IOI melalui mekanisme
Grievance Panel RSPO atas dukungan
NGO di Indonesia, Malaysia dan Eropa.
Pencabutan izin perusahaan anak group
Gandaera dan HTI anak group Finantara
(Sinar Mas) melalui gerakan sosial
masyarakat kepada Pemerintah
Kabupaten.
Perubahan
Kebijakan
investasi
Berkontribusi dalam mendorong
perubahan kebijakan investasi sektor
Sawit Bank Dunia yang dimulai dari
kasus yang terjadi di Kabupaten Sambas
dimana IFC menanamkan investasi
mereka di anak perusahaan Wilmar.
Dimana World Bank mengeluarkan
kebijakan baru tentang Investasi Sektor
Sawit mereka di seluruh dunia pada
tahun 2011 kemarin. Capaian ini adalah
kerjasama banyak pihak termasuk KRB,
Sawit Watch, FPP dan VMD.
Penyelamatan
Lahan Masyarakat
Dari hasil kerja-kerja yang dilakukan
dalam menyelesaikan konflik, Gemawan
sudah membantu mengembalikan hak
pengelolaan lahan pada masyarakat dari
ancaman perkebunan sawit dan HTI di
Kabupaten Sambas seluas kurang lebih
25.000 ha
2
Proteksi
Komoditas Rakyat
Gemawan mengembangkan program
pengembangan Karet, padi dan jeruk
yang di kelola rakyat. Saat ini Gemawan
mendampingi 320 orang petani Karet,
300 orang perempuan petani padi, serta
300 orang petani jeruk dan komoditas
lainnya.
Selain itu Gemawan juga memfasilitasi
berdirinya Serikat Tani Serumpun
Damai (STSD), berkontribusi
memperkuat Serikat Tani Kubu Raya
(STKR) dengan total anggota sebanyak
5.000 orang.
2 Program Penguatan
Perempuan
Membangun
Kesadaran Kritis
Melalui Organisasi
Gemawan membidani terbentuknya
Serikat Perempuan Pantai Utara
(SERUMPUN) yang merupakan wadah
advokasi, peningkatan kapasitas,
pengembangan usaha kecil 700 orang
perempuan. SERUMPUN mampu
mengarusutamakan isu pemberdayaan
perempuan dan pengembangan ekonomi
di Kabupaten Sambas, sehingga DPRD
Kab. Sambas mendorong Pemerintah
Kabupaten Sambas untuk mendorong
1000 usaha kecil di Sambas (laki-laki
dan perempuan
Advokasi Hak-Hak
Dasar
SERUMPUN mempunyai 40 orang
leader kelompok yang menjadi
kelompok andalan dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan
ditingkat desa dan kecamatan.
Fokus advokasi SERUMPUN adalah isu
kesehatan perempuan, pendidikan yang
memperhatikan kebutuhan perempuan,
pengembangan ekonomi perempuan dan
advokasi hak kelola perempuan atas
lahan dan sumberdaya alam lainnya.
Pengembangan
ekonomi dan
Credit Union
Gemawan memfasilitasi Credit Union
Sari Intugin (CUSI) di Kabupaten
Sambas dan CU Gemawan di Pontianak.
CUSI mempunyai aset sebesar RP
9.329.278.101 (Sembilan Milyar Tiga
ratus dua puluh Sembilan dua ratus tujuh
puluh delapan ribu seratus satu rupiah)
dengan anggota sebanyak 2.361 orang.
Dan CU Gemawan dengan aset Rp
1.391.363.568 dengan anggota 500
orang.
Selain itu Gemawan memberdayakan
3
SERUMPUN sebagai salah satu ikon
pengembangan ekonomi perempuan di
Sambas dan Singkawang dimana produk
mereka sudah tersebar sampai di Jakarta
dan Serikin, Malaysia.
Pengembangan
Kapasitas
Perempuan
Lembaga Gemawan melakukan training-
training, workshop, seminar dan aksi
langsung dilapangan untuk
mengembangkan kapasitas dan potensi
kepemimpinan kader-kader kelompok
perempuan. Gemawan menempatkan
hampir 50 orang kader perempuannya
di tiap desa yang menduduki jabatan-
jabatan strategis di desa baik di
pemerintahan desa, BPD, LPM ,
Posyandu, KTNA, dan lain sebagainya.
Gemawan bersama SERUMPUN
mendampingi 150 perempuan usaha
kecil yang tersebar di Kabupaten
Sambas dan Singkawang.
3 Advokasi
Pengelolaan
Sumberdaya Alam
berbasis masyarakat
Pengelolaan Hutan
Berbasis
Masyarakat
Gemawan bersama masyarakat di 5 desa
di Kecamatan Pulau Maya mengusulkan
Hutan Desa dan sudah mendapatkan
Surat Keputusan Bupati Kayong Utara
seluas 52.000 hektar dan didukung
penuh oleh Pemerintah Kayong Utara,
usulan ini sudah diverifikasi tim RLPS
dan Baplan Kementrian Kehutanan dan
menunggu SK dari Mentri Kehutanan.
Gemawan sedang menginvetarisir
skema pemerintah terkait pengelolaan
hutan dan lahan masyarakat yang ada
dan memformatnya dalam bentuk buku
saku yang akan memudahkan
masyarakat memahami tata cara
pengajuan skema tersebut kepada
pemerintah daerah dan instansi terkait.
Advokasi Tata
Ruang Provinsi
Saat ini Gemawan bersama NGO lain
yang tergabung dalam Koalisi
Masyarakat Untuk Tata Ruang Kalbar
sedang mengumpulkan semua bahan-
bahan seperti peta pemukiman, sebaran
komoditas, hutan kelola masyarakat,
lahan pertanian masyarakat (laki-laki
dan perempuan), kawasan komoditas
spesifik lokasi untuk diadvokasikan
dalam perda Tata Ruang Provinsi Kalbar
kepada DPRD. Bahan-bahan kampanye
sudah terdistribusikan di 8 Kabupaten
4
Kota di Kalbar.
Pokja Perubahan
Iklim
Gemawan bersama NGO di Kalbar dan
Badan Konservasi Sumberdaya Alam
(BKSDA) Kalbar sedang mendorong
kerjasama multi pihak dalam
pengelolaan kawasan hutan yang
berbasis kebutuhan di tingkat lokal
Pemetaan
Partisipatif
Gemawan sudah melakukan pemetaan
partisipatif wilayah administratif dan
wilayah kelola masyarakat seluas kurang
lebih 300.000 ha, dimana peta-peta ini
dijadikan alat advokasi untuk
penyelesaian konflik yang terjadi antara
masyarakat dan perusahaan.
Gemawan juga mempunyai kader
pemetaan sebanyak 30 orang yang
terdiri dari masyarakat dan mahasiswa
yang tersebar di Kota Pontianak, Kab.
Kayong Utara dan Sambas.
4 Tata Kelola
Pemerintahan Yang
Baik
Fakta Integritas Pendampingan Penerapan Fakta
Integritas di Kota Pontianak yang
dideklarasikan penandatangannya oleh
Walikota Pontianak Bapak Sutarmidji,
SH,MHum, Ketua DPRD dan
perwakilan TII, Teten Masduki.
Modul Fakta Integritas yang dijadikan
acuan Pemrintah Kota Pontianak
Peningkatan Hak
Rakyat dalam isu
kesehatan dan tata
kelola hutan dan
lahan
Adanya kerjsama multi pihak antara
masyarakat sipil dan Pemrintah
Kabupaten Sambas terkait peningkatan
mutu pelayanan kesehatan.
Asistensi pemerintah kabupaten KKU
terkait isu pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat dan wilayah kelola
masyarakat.
Capacity building Terfasilitasinya Forum Pendamping
Desa di Kabupaten Kayong Utara dan
Sarjana Pendamping Desa di Kubu
Raya.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat di
2 Kecamatan di Kota Pontianak terkait
pentingnya audit sosial dan advokasi
anggaran masyarakat
5 Kampanye Website Gemawan www.gemawan.org website sebagai
media kampanye dan pendidikan
informasi publik bilingual saat ini sudah
dibuka sebanyak 126.437 kali oleh para
5
pihak yang membaca dan
mengaksesnya.
International
Campaign and
Networking
Perwakilan Gemawan terlibat dalam
beberapa International Meeting dalam
kegiatan RSPO, Workshop IUCN,
Writeshop dan Workshop Cordaid,
Pertemuan dengan Menteri Pertanian
dan Kerjasama Ekonomi Belanda,
Parlemen Belanda, Mentri Kerjasama
Ekonomi Belanda-Ben Knapen,
Konsultasi Publik –IFC World Bank di
Frankfurt, Germany, Pertemuan Asian
Women Human Rights Defender,
AWID 2005, dan pers conference
dengan beberapa media International,
baik cetak dan Eletronik seperti Vara
TV-Belanda, Mongabay, Reuters, dll
Publikasi Gemawan mempunyai beberapa koleksi
publikasi yang diterbitkan sendiri seperti
buku sejarah desa Piantus, sejarah desa
Sekuduk, Otonomi Desa dan beberapa
joint publikasi dengan mitra Seperti
Millieudefensie seperti “ Policy,
Practice, Pride and Prejudice –review
legal, environmental and social pratices
of palm oil plantation company Wilmar
Group in Sambas, joint publikasi dengan
Cordaid dengan buku berjudul “Bioufuel
Partnership – from battleground to
common ground”
6
Pengantar dan Konteks
Pengalaman berkiprah lebih dari 10 tahun dalam
dunia pemberdayaan dan advokasi masyarakat sipil
memberikan banyak pengalaman yang dapat
dijadikan refleksi dalam isu membangun
demokrasi dan keadilan bagi masyarakat (laki-laki
dan perempuan) serta mendorong pengelolaan
lingkungan yang berkelanjutan. Realitas semakin
terpuruknya masyarakat (laki-laki dan perempuan)
ditengah serangan ekonomi pasar global yang
menampakkan dirinya dengan ciri-ciri yang
ambisius dan ekspansif menyadarkan banyak pihak
bahwa kuasa rakyat atas kekayaan alamnya serta
membangun demokrasi substansial di negeri ini
kalah dibanding kuasa modal dan elit politik baik
dalam maupun luar negeri yang mendominasi isu-
isu tersebut diatas. Realitas kebijakan bangsa
Indonesia ini semakin menunjukkan watak asli
penguasa yang eksploitatif dalam kebijakan
pengelolaan sumberdaya alam, anti demokrasi dalam berpolitik diaman suara-suara
kritis pihak diluar mereka dianggap sebagai ancaman dan distribusi keadilan yang
semakin jauh dari jangkauan rakyat jelata. Negara yang direpresentasikan oleh
pengelola negeri ini lebih mengutamakan kepentingan para pemodal dan kelompok
elit semata dalam membagi kekuasaannya dan melupakan hak-hak rakyat yang harus
dipenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam UU no 25/2007 tentang Investasi. Pemerintah
sebagai penguasa negeri ini lebih memfokuskan diri untuk selalu menjadi negara
pengekspor terbesar dunia atas bahan baku apapun misalnya minyak mentah, minyak
sawit mentah, batu bara, gas, ikan dan lain sebagainya. Namun disisi lain Indonesia
juga akan menjadi pengimpor semua bahan jadi termasuk beras dari negara-negara
lain. Sebuah ironi yang sangat nyata. Secara hitungan eknomis kondisi ini tentulah
sangat merugikan negara ini disisi lain hal ini menunjukkan bahwa para pengelola
negara ini tidak punya kreatifitas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Disisi lain realitasnya masih banyak usaha dan investasi rakyat dalam negeri yang bisa
digali dan dikembangkan kreatifitasnya untuk membangun bangsa yang lebih baik
dengan basis kemandirian bangsa. Keterpurukan ini disebabkan oleh persoalan
lemahnya ideologi dan visi dari pengelola bangsa ini.
Untuk itu gerakan penyelamatan demokrasi, keadilan subtantif dan kesetraan adalah
Visi Lembaga Gemawan dalam bekerja. Sebagaimana pengorganisasian dan
pendampingan yang dirumuskan dalam Perencanaan Strategis Lembaga Gemawan
Tahun 2010, aktivitas-aktivitas lembaga pada rentang tahun 2011 dilakukan untuk
membangun kekuatan rakyat dalam memperjuangkan keadilan substantif, keadilan
ekologis , hak kelola dan kesetaraan, resolusi konflik dan mengembangkan kapasitas
rakyat dan institusinya.
Advokasi ditujukan untuk membela hak-hak dasar rakyat, pendekatan yang tak
terpisahkan dari pengorganisasian dan pendampingan ini selama Tahun 2011
menggarisbawahi bagaimana kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang
merupakan sumber keberlangsungan hidup rakyat justru tidak berpihak pada rakyat.
Ekspansi perkebunan kelapa sawit masih menjadi salah satu penyebab penyerobotan
aktivitas-aktivitas
lembaga pada rentang
tahun 2011 dilakukan
untuk membangun
kekuatan rakyat dalam
memperjuangkan
keadilan subtantif,
keadilan ekologis, hak
kelola rakyat, resolusi
konflik dan
mengembangkan
kapasitas rakyat dan
institusinya.
7
lahan masyarakat yang terjadi di beberapa daerah di Kalimantan Barat karena
kebijakan pemerintah daerah yang selalu menganggap bahwa masuknya investasi
merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, banyak kuasa
pertambangan yang sudah diberikan ijin di Kalimantan Barat, begitu pula HTI (hutan
tanaman Industri) yang merupakan faktor masalah yang dihadapi masyarakat. Selain
itu dalam prakteknya tidak jarang para pengambil kebijakan melanggar aturan hukum
terkait perizinan dan pelanggaran kawasan hutan untuk memuluskan langkah investasi
yang eskploitatif tersebut. Pola pembangunan sumberdaya alam yang seperti
disebutkan diatas sangat berpengaruh pada penggunaan lahan dan perubahan
penggunaan lahan serta hutan yang berdampak buruk secara sosial-budaya, ekonomi,
tata kelola dan lingkungan. Advokasi secara intens bertujuan untuk mendorong
perubahan kebijakan yang lebih baik dan memperhatikan kepentingan rakyat.
Keberhasilan program Lembaga yang paling signifikan berkaitan dengan kebijakan
pengelolaan hutan. Terutama terkait kritik atas pengelolaan hutan yang selama ini
sentralistik dinilai kurang efektif menjawab persoalan pengelolaan hutan yang terjadi
di negeri ini. Kurangnya lahan, distribusi sumberdaya yang tidak adil, tekanan
ekonomi yang besar dan masyarakat yang tidak dilibatkan dalam mengelola dan
mengontrol pengelolaan hutan dan lahan meyebabkan eksploitasi hutan menjadi tak
terelakkan. Karena itu model hutan kolaboratif berbasis masyarakat merupakan
tawaran solusi yang baik dalam upaya penyelesaian masalah kerusakan hutan yang
terjadi. Hutan desa merupakan salah satu skema pemerintah yang sangat penting
sebagai filter untuk melawan invansi perkebunan, proteksi kawasan dan yang tidak
kalah pentingnya bagaimana memberikan penyadaran kepada para pihak betapa
pentingnya hutan untuk kehidupan manusia baik dari aspek lingkungan, sosial dan
ekonomi.
Dampak kemiskinan dan pemiskinan karena terbatasnya akses terhadap sumber daya
alam ini paling berdampak terhadap perempuan. Salah satu bentuk peminggiran
ekonomi perempuan yang paling nyata adalah lemahnya akses dan kontrol perempuan
terhadap sumber–sumber ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita lihat
perempuan bekerja di kebun, sawah, atau berjualan di pasar (sektor informal) sebagai
pelaku usaha mikro. Namun disisi lain aktivitas ini setiap harinya mendapatkan
tekanan dari berbagai pihak, negara, korporasi dan bahkan masyarakat sehingga
membuat kondisi perempuan semakin tersudut pada posisi kemiskinan. Kondisi ini
memang membutuhkan perjuangan panjang untuk merubahnya, dan membutuhkan
dukungan dari semua pihak terutama negara, masyarakat luas dan perempuan itu
sendiri.
Lembaga Gemawan berupaya membangun kesadaran berbagai pihak, dengan
melakukan pengorganisasian masyarakat, advokasi, dan kampanye publik agar hak-
hak perempuan menjadi perhatian banyak pihak. Salah satu hal yang dilakukan adalah
pemberdayaan ekonomi dan pengembangan usaha mikro perempuan, upaya ini
dilakukan untuk membuat produk-produk tersebut lebih bisa bersaing dalam dunia
usaha dan merupakan promosi serta perlindungan akan produk lokal yang semakin
hari semakin tergerus oleh produk import dan pabrik. Pada awalnya produk yang
8
sudah dihasilkan oleh kelompok dampingan terkesan sangat sederhana, proses
produksi pun tidak terus-menerus dan masih dibuat secara manual, tanpa teknologi,
sehingga produk-produk yang dihasilkan tidak maksimal dan kurang bisa bersaing.
Disisi lain bahan baku yang bersumber dari alam juga mengalami keterancaman dari
kepunahan dikarena berbagai kebijakan sumberdaya alam dari pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat. Namun kelemahan tersebut secara bertahap dapat diatasi
dengan upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kelompok perempuan serta
sinergisitas dengan advokasi Gemawan terkait isu proteksi komoditas, pengelolaan
lahan hutan dan kawasan pesisir. Upaya lain adalah peningkatan hal-hal tehnis dalam
pengemasan dan strategi ekspansi pemasaran untuk menghasilkan produk yang
maksimal dan berciri khas lokal.
9
Memperkuat Kapasitas Organisasi Rakyat Dalam Merebut Hak Kelola dan
Proteksi Sumber-Sumber Kehidupan
Mediasi dan Resolusi Konflik Lahan
Pengorganisasian di kabupaten Sambas dan Bengkayang merupakan respon atas
inisiatif masyarakat yang menanggapi belum adanya tindakan baik Pemerintah
Kabupaten untuk memberikan perlindungan hak rakyat terutama terkait lahan dan
hutan atas pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan perkebunan
yang berada di Kabupaten Sambas. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya PT
KMP yang berada di kecamatan Sajingan Besar dan kecamatan Galing, PT Wirata
yang berada di desa Sepantai kecamatan Sejangkung, PT PLD yang berada di desa
Balai Gemuruh yang merupakan anak perusahaan Grup Duta Palma. Perusahaan
lainnya yaitu PT SAM dan PT Patiware 1 yang merupakan Group Gandaerah yang
berada di kecamatan Sejangkung, kecamatan Teluk Keramat, kecamatan Tangaran dan
sebagian di kecamatan Jawai. Sedangkan yang berada di kabupaten Bengkayang
adalah PT Ledo Lestari di desa Semuying Jaya, kecamatan Jagoi Babang.
Pengorganisasian ini bertujuan untuk menguatkan posisi tawar masyarakat terkena
dampak ketika harus berhadapan dengan pemerintah dan perusahaan, terutama yang
akan berinvestasi di wilayah yang teroganisir. Selain itu, pengorganisasian ini juga
berfungsi untuk mengorganisir masyarakat agar mempunyai kapasitas yang memadai
dan kritis dalam bernegoisasi dengan pemerintah dan perusahaan sehingga
perusahaan merubah pola invetasi mereka yang hanya berorientasi business as usual
dan memaksa perusahaan untuk menghargai hak-hak adat dan lokal masyarakat
setempat serta hukum yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pengorganisasian juga
berkontribusi terhadap penyelesaian konflik, melalui perundingan yang menemukan
para pihak yang berkepentingan . Dengan demikian, hal ini juga mendorong adanya
proses pengelolaan pemerintahan yang baik dan lebih adil.
Konsolidasi dan pendampingan kepada masyarakat desa Sajingan yang berkonflik
dengan PT KMP, group Duta Palma, dilakukan dengan inisiatif awal dari masyarakat.
Pertemuan tersebut mendorong pengembangan jaringan dan membangun strategi bagi
organisasi Serikat Tani Serumpun Damai (STSD) untuk mempertahankan tanah
mereka dan melindungi komoditas lokal yang sudah mereka kelola sebelumnya.
Kelompok organisasi tani ini difasilitasi untuk melakukan hearing kepada para
pengambil kebijakan di daerah agar pemerintah berperan dalam penyelesaian masalah
yang ada. Melalui STSD, masyarakat diorganisir mengenai cara-cara untuk
mengajukan keluhan akan konflik perkebunan sawit skala besar di basis-basis anggota
STSD, yaitu lahan masyarakat yang masuk konsesi PT SAM, PT Patiware, PT KMP,
PT PLD agar masalah terselesaikan secepatnya untuk menghindari rasa frustasi dan
kekecewaan masyarakat terhadap permasalahan yang ada.
Selain itu Gemawan juga terlibat aktif dalam menjalankan roda jaringan POMI sebuah
jaringan kerja bersama organisasi masyarakat sipil di Indonesia, Malaysia, Belanda
dan Amerika. Dalam rangka menyelesaikan kasus-kasus sengketa lahan masyarakat
adat dan lokal dengan perusahaan yang beroperasi diwilayah mereka namun
menyisakan masalah yang tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah dan perusahaan
itu sendiri. Kehadiran POMI adalah mendorong semua pihak untuk menyelesaikan
10
masalah dengan cara-cara tanpa kekerasan dan tanpa manipulasi. Dalam Jaringan
POMI ini Gemawan telah terlibat aktif dalam penyelesaian kasus konflik lahan
masyarakat dengan beberapa perusahaan anak group Wilmar, Gandaerah, Musim Mas
di Kabupaten Sambas serta berkontribusi dalam memeprkuat masyarakat di Long
Teran Kanan dalam memperjuangkan NCR (Native Customary Right) mereka di
Sarawak dengan anak perusahaan IOI. Meskipun untuk kasus ini masalah proses
penyelesaian.
Karet dan Komoditas Rakyat lainnya
Upaya-upaya Gemawan dengan masyarakat dalam
mendorong pengembangan komoditas lokal merupakan
upaya untuk mempertahankan sistem dimana
masyarakat lokal dapat memiliki akses untuk
mengontrol dan mendapatkan manfaat dari tanah
mereka serta sumber daya dalam diri mereka.
Komoditas rakyat yang paling sering diperdagangkan
adalah karet alam. Karet merupakan komoditas yang
menghasilkan pendapatan utama bagi sebagian besar
petani di Kalimantan Barat. Komunitas adat provinsi
Kalimantan Barat mengambil jenis tanaman yang memproduksi latex ini ke dalam
praktik pertanian mereka setelah mengenal komoditas karet pada awal abad 20.
Program karet, yang dilakukan sejak 2011, bertujuan untuk mengidentifikasi rantai
nilai karet, meningkatkan budidaya karet, dan meningkatkan ekonomi dan kesadaran
masyarakat dengan tidak menjual tanah mereka pada perusahaan yang mendorong
perubahan penggunaan lahan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sebuah
rantai suplai penuh (dari produksi sampai produk akhir) berdasarkan prinsip-prinsip
keberlanjutan. Setelah proyek dimulai, tiga strategi dasar digunakan untuk
mengembangkan rantai skala kecil pasokan karet alam dari para petani, untuk
meningkatkan organisasi dan sistem kualitas dalam rantai pasokan konvensional,
mengembangkan rantai pasokan lateks disentrifugasi atau pengolahan lainnya, dan
mendorong pemasaran produksi karet yang bersertifikat (FairTrade dan/atau FSC).
Secara umum sasaran program
karet ini adalah petani yang
tergabung dalam STSD. Pada
setiap wilayah sasaran program,
rata-rata petani memiliki konflik
perampasan tanah oleh
perkebunan sawit. Mengenai
program pengembangan petani
karet, dukungan yang diberikan
pemerintah hanya berupa
bantuan bibit tanpa adanya
bantuan pelatihan serta
perawatan kebun. Hal ini yang
membuat rata-rata petani tidak
masyarakat lokal dapat
memiliki akses untuk
mengontrol dan
mendapatkan manfaat
dari tanah mereka serta
sumber daya dalam diri
mereka
11
mengetahui persoalan pokok yang sedang mereka hadapi, mereka tidak dapat
membedakan jenis bibit yang berkualitas atau tidak, dan tidak mengetahui proses
pemasaran hasil.
Menindaklanjuti perkembangan penggunaan teknologi dalam produksi karet,
koordinator dan staf program karet di Lembaga Gemawan mengikuti Kursus
Teknologi karet yang dilaksanakan dipusat penelitian karet di Bogor. Pelatihan
tersebut bertujuan untuk melatih staf program karet di kelompok tani karet STSD agar
mampu memberi pemahaman kepada petani dalam mengelola karet dengan baik dan
medapatkan nilai jual karet yang tinggi. Selain itu, petani diharapkan dapat
membentuk suatu kelompok usaha untuk mengelola hasil tani mereka menjadi bahan
siap pakai. Selain itu, Studi Banding juga dilaksanakan di Aceh, Tamiang khususnya
pada kelompok petani karet yang didampingi oleh lembaga Swisscontact. Studi
banding ini bertujuan belajar tentang kualitas karet yang dapat diperbaiki dan
memiliki koperasi atau kelompok yang kuat. Harapannya target program karet
Lembaga Gemawan yaitu petani karet mampu memperbaiki kualitas karet yang
bermutu tinggi demi menciptakan suatu peluang kompetisi ekonomi positif.
Hutan Sumber Kehidupan
Memasuki tahun terakhir program Hutan Desa, hingga penghujung tahun 2011 ini,
usulan hutan desa masih berada di Mentri Kehutanan untuk penandatanganan
pengesahan Surat Keputusan Hutan Desa tersebut.
Setelah akhir bulan Maret tahun 2011,
verifikasi telah dilakukan oleh tim
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Perhutanan Sosial (RLPS) dan Badan
Planologi (Baplan). Kesiapan masyarakat
dilapangan juga ditingkatkan dengan
mempersiapkan pengurus-pengurus
pengelola Hutan Desa. Ada beberapa
perubahan pengajuan Hutan Desa sehingga
memperlambat proses surat usulan ke
Menhut yang dijelaskan melalui permenhut
No 53/2011. Setelah verifikasi di bulan
Maret, usulan masuk ke Menhut bulan Juli
2011. Selain itu, talk show juga dilakukan
di TVRI Kalbar berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya alam masyarakat
melalui skema Hutan Desa. Kegiatan ini
untuk mempublikasan Hutan Desa dan mencari dukungan publik. Pengawalan di
tingkat masyarakat juga dilakukan untuk menjaga ritme dan alur dalam pembentukan
Hutan Desa di 5 desa di Kecamatan Pulau Maya, kabupaten Kayong Utara
12
Program Perempuan
Membangun Kesadaran Kritis melalui Organisasi Perempuan
Salah satu isu strategis Gemawan adalah penguatan kelompok perempuan sebagai
wadah organisasi dan advokasi hak-hak dasar perempuan. Gemawan membidani
berdirinya Serikat Perempuan Pantai Utara (SERUMPUN). Beberapa pencapaian
diperoleh dari program ini, dimana kapasitas
kelompok perempuan meningkat dan menjadi
kelompok andalan di desa mereka. Selain itu, melalui
SERUMPUN anggota kelompok perempuan
Gemawan mampu melakukan advokasi kepada para
pengambil kebijakan. Dalam pengembangan ekonomi
SERUMPUN juga mampu menmainstreamkan usaha
kecil perempuan di Kabupaten Sambas dan
Singkawang. Secara kualitas, produk-produk usaha
kecil perempuan semakin menunjukkan peningkatan
yang berarti dan mulai merambah pasaran yang lebih
luas, tidak hanya ditingkat kampung mereka namun
sudah sampai ke kabupaten, provinsi, Jakarta bahkan Malaysia. Selain itu Toko
Perempuan juga sudah mulai beroperasi secara normal meskipun harus ditata ulang
untuk menjadi lebih profesional. Pencapaian lainnya adalah isu pemberdayaan dan
kesadaran berorganisasi yang sudah mulai menular pada masyarakat lain, hal ini
terbukti dengan adanya dampingan yang mulai membentuk kelompok perempuan
tambahan atas permintaan masyarakat langusng dan leader lokal perempuan sudah
mampu menjadi resource person untuk mengisi acara pertemuan rutin kelompok.
Kelompok perempuan juga bersinergis dengan CUSI, 12 dari 20 kelompok yang ada
sudah masuk CUSI yaitu di Simpanan Hari Raya TIARA dan tabungan harian
(PONJEN). Tambahan lagi, sudah ada 50% dari semua anggota kelompok dampingan
yang sudah masuk anggota SAHAM.
Aktivitas pemberdayaan dan
advokasi perempuan di Kabupaten
Sambas dan Singkawang telah
membuka kesadaran para pihak
lainnya akan pentingnya peningkatan
peran dan perjuangan hak-hak dasar
perempuan terutama isu Hak Sipil
Politik dan Ekonomi, Sosial Budaya
masyarakat khususnya perempuan.
Hal ini terbukti dengan semakin
diakuinya eksistensi perempuan di
kedua kabupaten ini.
Isu pengembangan ekonomi usaha kecil perempuan yang dulunya bukan isu yang
diperhatikan di Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang, sekarang menjadi perhatian
para pengambil kebijakan terutama DPRD Kab Sambas yang menyarankan Pemda
Kab. Sambas untuk mencanangkan program menumbuhkan 1000 pelaku usaha kecil.
Isu pengembangan
ekonomi usaha kecil
perempuan yang dulunya
bukan isu yang
diperhatikan di
Kabupaten Sambas dan
Singkawang, sekarang
menjadi perhatian para
pengambil kebijakan
13
Aktivitas peningkatan kapasitas bagi kelompok perempuan di Kabupaten Sambas dan
Kota Singkawang telah meningkatkan kesadaran perempuan akan pentingnya
berorganisasi, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya permintaan pembentukan
kelompok perempuan baru oleh masyarakat.
Kesadaran melakukan advokasi juga mulai dilakukan oleh organisasi perempuan di
kedua kabupaten Sambas dan Singkawang terutama tentang pemenuhan hak-hak dasar
oleh pemerintah.
Kesadaran untuk mempertahankan sumber-sumber kehidupan seperti tanah, hutan,
laut dan sungai mulai tumbuh di kelompok masyarakat karena semua ini sangat
berpengaruh pada pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya
perempuan yang sangat tergantung pada sumber-sumber kehidupan tersebut. Dari data
FAO 2011, hanya 10-20% dari para perempuan di negara berkembang yang
mempunyai bukti penuh kepemilikan aset berupa lahan. Sehingga kerja-kerja
inventarisasi aset perempuan akan menjadi salah satu program prioritas Gemawan di
tahun 2012.
Advokasi Hak Dasar
Pertemuan rutin kelompok perempuan diadakan sebulan sekali, pada tanggal yang
sama sesuai kesepakatan kelompok Pertemuan rutin ini diisi dengan materi yang
berkaitan dengan isu-isu terkini yang berkaitan dengan perempuan. Pertemuan rutin
ini bersifat diskusi kritis bagi perempun untuk mendorong kelompok dampingan
dimana anggotanya ada yang bisa ikut mengisi atau menyampaikan suatu materi,
maka kita memberi kesempatan dalam rangka pembelajaran. Selain itu, waktu juga
disisihkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu kelompok perempuan
ini.
Pengembangan Ekonomi dan Credit Union
Cita-cita besar Lembaga Gemawan
khususnya Divisi Pemberdayaan
Perempuan dan Ekonomi Kerakyatan
adalah mengembangkan pemberdayaan
ekonomi kerakyatan di tingkat basis,
dengan melakukan pendampingan
langsung yaitu dengan masuk ke
struktur Kepengurusan Credit Union
Sari Intugin.
Credit Union Sari Intugin pada akhir tahun 2011 masih memiliki Aset sebesar Rp
9.329.278.101 (Sembilan Milyar Tiga ratus dua puluh Sembilan dua ratus tujuh puluh
delapan ribu seratus satu rupiah) dengan anggota sebanyak 2.361 orang. Dan pada
tahun 2011 dalam rangka untuk mendekatkan pelayanan kepada anggota dan
14
Pengembangan CUSI membuka TP di SATAI. Target CUSI untuk akhir Desember
2012 adalah 15 Milyar, dan sampai akhir tahun 2012 nanti CUSI Berharap bisa
membuka TP di Sekura dan Singkawang. Dan CU Gemawan dengan aset Rp
1.391.363.568 dengan anggota sekitar 500 orang. CUSI masih membutuhkan
pendampingan yang intensif terutama untuk meningkatkan pemahaman ber-CU dan
kepemimpianan khususnya untuk Tim manajemen, Pengurus dan Pengawas.
keseluruhan prosesnya masih belum begitu bisa berjalan dengan baik.
Pengembangan Kapasitas Perempuan
Pengembangan kapasitas perempuan dan organisasi perempuan baik yang dilakukan
secara mandiri oleh Gemawan maupun yang bekerjasama dengan jaringan seperti
Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK). Salah satu caranya adalah
dengan selalu melibatkan kelompok dampingan untuk mengikuti pelatihan atau
kegiatan yang dilakukan oleh ASPPUK. Dalam kegiatan ini, Lembaga Gemawan
mengirim perwakilan SERUMPUN yang aktif dalam pengembangan ekonomi
mengikuti pelatihan pembukuan, melihat peluang usaha, pemasaran, kiat usaha dan
motivasi usaha.
Selain itu Perencanaan Usaha bagi kelompok usaha perempuan juga menjadi aktivitas
rutin Gemawan. Dalam kegiatan tersebut, kelompok perempuan membuat
perencanaan bisnis usaha yang telah dimiliki baik itu usaha kelompok maupun usaha
pribadi dan membuat analisis usahanya dengan analisis SWOT, dengan menganalisa
usaha milik sendiri, peserta diharapkan bisa memajukan usahanya agar bisa bersaing,
dan mempunyai strategi–strategi tersendiri dalam melaksanakan usaha.
Peningkatan kapasitas juga berkaitan erat dengan peningkatan jaringan usaha
perempuan dengan berpartisipasi di pameran yang diadakan yaitu Inacraft dan
Ramadhan Sale Borneo Chic Jakarta pada bulan Juli dan Agustus 2011. Upaya ini
juga dikembangkan dengan meningkatkan mutu produk bekerja sama dengan TKP
(Terminal Kemasan Pontianak), serta bekerjasama dengan PPSW sebagai fasilitator
pelatihan untuk mendorong kemandirian ekonomi perempuan.
Tujuan dari kegiatan tersebut antara lain: Mengetahui capaian akhir program dalam
aspek pengembangan usaha PUK dan posisi tawar jarpuk dalam proses- proses
penyusunan kebijakan ekonomi lokal, Mengetahui fungsi NGO anggota sebagai BDS
(Business Development Service) untuk pengembangan ekonomi rakyat),
Meningkatkan kapasitas peserta dalam menulis dan mempraktekkan pengetahuan yang
diberikan secara langsung, terutama menulis pengalaman ASPUK, JARPUK dan PUK
dalam program pengembangan usaha kecil mikro sebagai kekuatan ekonomi rakyat.
Selain pengembangan aktivitas ekonomi pelatihan-pelatihan yang bersifat
kepemimpinan juga menajdi perhatian Lemabaga Gemawan, pelatihan-pelatihan
15
kepemimpinan, advokasi dan pengorganisasian juga diberikan kepada kader-kader
potensial anggota SERUMPUN ini.
Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat
Sumber daya alam yang dikelola oleh masyarakat adat
dan masyarakat lokal mempunyai aspek ekonomis, sosial
dan budaya, terutama untuk memenuhi kebutuhan
sandang pangan mereka, melestarikan nilai luhur mereka
serta menjaga keseimbangan alam, hal ini mengingat
masyarakat khususnya di Kalimantan Barat sangat
bergantung pada alam sekitarnya. Namun disisi lain
pemerintah kurang berperan banyak dalam melindungi
hak kelola masyarakat dan menjaga tradisi yang arif
dalam masyarakati, pemerintah lebih cendrung memfasilitasi perusahaan perkebunan
melalui izin usaha perkebunan (IUP), hak guna usaha (HGU), izin lokasi dan izin
pencadangan lahan dibanding membuat aturan yang melindungi wilayah kelola
masyarakat dan memfasilitasi pengembangan ekonomi mereka. Beberapa upaya
dilakukan Lembaga Gemawan untuk menerapkan pengelolaan sumber daya alam
berbasis masyarakat, diantaranya advokasi tata ruang provinsi, intervensi dalam tim
komisi AMDAL provinsi Kalimantan Barat dalam konteks memproteksi awal prinsip-
prinsip keberlanjutan yang harus dijalankan dalam perizinan, dan terlibat aktif dalam
kelompok kerja perubahan iklim yang di Kalimantan Barat.
Advokasi Tata Ruang Provinsi
Advokasi dalam konteks
partispasi dan pengawasan tata
ruang provinsi dilakukan
bersama dengan beberapa
mitra bertujuan untuk
memasukkan wilayah strategis
bernilai sosial dan budaya
serta upaya perlindungan
kawasan pangan diwilayah
Kalimantan Barat
sebagaimana terkait dengan
UU no 41/ 2009 tentang
perlindungan kawasan pangan.
Upaya advokasi tata ruang merupakan koalisi bersama untuk mendorong Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang berpihak kepada masyarakat lokal,
bukan hanya perubahan yang mementingkan kepentingan pemilik modal terkait
penggunaan kawasan. Berdasarkan kajian usulan RTRWP yang dilakukan Koalisi
pemerintah kurang
berperan banyak
dalam melindungi hak
kelola masyarakat dan
menjaga tradisi arif
dalam masyarakat
16
Masyarakat Sipil menunjukkan perubahan kawasan hutan yang diusulkan oleh
Pemerintah Provinsi adalah kawasan yang telah memiliki izin baik perkebunan,dan
pertambangan. Hal ini mengindikasikan adanya upaya pelegalan terhadap pelanggaran
hukum yang terjadi dalam pemeberian izin-izin usaha perkebunan dan pertambangan
yang ada.
Sedangkan kawasan kelola
masyarakat dan pemukiman
yang berada di dalam kawasan
hutan banyak yang tidak
diubah, melihat realitas ini
upaya untuk mendorong
pengakuan hak kelola
masyarakat penting untuk
dilakukan. Saat ini proses
RTRW provinsi Kalimantan
barat telah memasuki proses
legislasi ditingkat DPRD
provinsi, sehingga upaya
advokasi yang perlu dilakukan adalah dengan mendorong DPRD untuk
mengakomodir masukan masyarakat dalam RTRWP ini .
Upaya yang akan dilakukan adalah kajian bersama untuk mengadvokasikan wilayah
yang telah dipetakan, wilayah kawasan perhutanan sosial yang sedang proses dan
disetujui oleh Kementrian Kehutanan terkait kelola sosial dalam kawasan hutan,
pemukiman dalam kawasan hutan serta perlindungan atas lahan pertanian masyarakat
(laki-laki dan perempuan) serta wilayah yang memiliki komoditas yang spesifik di
wilayah tersebut misalnya jeruk, tengkawang dan lain sebagainya.
Tim Komisi AMDAL Provinsi Kalimantan Barat
Komisi AMDAL terdiri dari perwakilan akademisi, dinas terkait dan perwakilan LSM,
dimana Lembaga Gemawan adalah perwakilan LSM yang bertindak sebagai tim
pembahas. Kegiatan AMDAL provinsi dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) provinsi yang menangani pembahasan dokumen AMDAL untuk
wilayah yang belum ada komisi AMDAL ditingkat kabupeten, dan kegiatan strategis
lainnya yang lebih besar.
Beberapa masukan dalam dokumen AMDAL terkait dengan:
a. Hak kelola masyarakat, masuknya investasi seharusnya bukan menghilangkan
usaha masyarakat yang telah ada, namun sebagai penambah pendapatan
masyarakat;
b. Bufferzone kawasan, bufferzone kawasan terdiri dari bufferzone kawasan hutan,
perairan sungai besar maupun anak sungai, sumber mata air, pemukiman dan
usaha masyarakat lokal;
c. Kerjasama plasma, pembangunan kebun masyarakat didorong minimal 20% dari
luas kebun yang dibangun oleh perusahaan jika masyarakat menerima harus jelas
lokasi dan kerjasama yang saling menguntungkan;
17
d. Informasi yang terbuka tanpa paksaan, mendorong adanya komitmen perusahaan
untuk menghargai masyarakat yang menolak masuknya investasi diwilayah
mereka, jika telah teridentifikasi adanya penolakan
e. Perlindungan habibat penting, mendorong perlindungan flora dan fauna;
f. Prinsip dan kriteria RSPO, jika teridentifikasi bahwa perusahaan merupakan salah
satu anggota RSPO, maka PnC RSPO menjadi salah satu indikator yang harus
ditaati, selain pemenuhan terhadap ketaatan atas peraturan perundangan yang
berlaku.
g. Enclave, kawasan yang nyata masuk dalam kawasan hutan berdasarkan kajian peta
dari BPKH dan dinas kehutanan kecuali perusahaan siap untuk mengajukan
pinjam pakai kawasan hutan di wilayah hutan produksi konversi.
Enclave kawasan yang berada pada kemiringan 30% keatas, atau wilayah gambut
yang kedalam diatas 3 meter, serta inclave kawaan bududaya masyarakat
h. CSR, mendorong komitment melaksanakan Corporate Social Responsibility
sebagai bagian dari upaya kerjasama membangun masyarakat disekitar lokasi
usaha dan terlebih lagi CSR juga harus dimaknai sebagai kepatuhan pada aturan
dan penghormatan kepada hak masyarakat.
Pembahasan AMDAL selama ini hanya mencakup beberapa kabupaten yang telah
memiliki komisi AMDAL, diantaranya kabupaten Ketapang, Sintang, Landak, dan
beberapa daerah lainnya yang pembahasannya menjadi kewenangan komisi AMDAL
provinsi. Pembahasan berkaitan dengan Investasi meliputi perkebunan sawit, pabrik,
pertambangan, dan investasi skala besar lainya yang akan masuk dalam wilayah
tertentu.
Keterlibatan Lembaga Gemawan dalam komisi AMDAL bertujuan untuk memberikan
upaya positif, yaitu pengawalan kebijakan strategis yang dilaksanakan di Balai
Lingkungan Hidup daerah provinsi kalimantan Barat terutama pada ijin lingkungan
yang dikeluarkan dalam investasi skala besar untuk perkebunan, tambang, HTI serta
investasi lainnya serta memastikan hak-hak msyarakat diakui dan dihormati.
Pokja Perubahan Iklim
Kelompok kerja ini merupakan inisiasi bersama beberapa NGO terkait dalam
pengelolaan perhutanan sosial, serta sinergi bersama dinas kehutanan dan BKSDA
dalam tata kelola perhutanan sosial yang ada di Kalimantan barat. Upaya ini dilakukan
untuk mendorong kerjasama multi pihak dalam pengelolaan kawasan hutan yang
berbasis kebutuhan di tingkat lokal, kedepan kerjasama kegiatan teknis dengan
instansi terkait akan didorong untuk membangun kesepahaman dalam pengelolaan
wialayh kawasan hutan yang ada di tingkat lokal.
Berdasarkan kebijakan yang ada, pengelolaan kawasan hutan sosial telah di akomodir
3 skema perhutanan, yakni Hutan tanaman rakyat (HTR), Hutan kemasyarakatan
(HKm), dan Hutan Desa (HD). Masing masing skema membatasi kawasan hutan yang
dapat dikelola, sehingga pemanfaatan kawasan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
dan jenis hutan di tingkat lokal
18
Skema perhutanan sosial yang ada belum dapat mengakomodir perhutanan sosial
dengan skema lembaga adat, padahal banyak wilayah kelola hutan di Kalimantan barat
yang menggunakan pendekatan wilayah adat. Oleh sebab itu, pemerintah harus
mengatasi kebutuhan ini dengan memfasilitasi pelaksanaan dan petunjuk teknis skema
perhutanan sosial dengan pendekatan masyarakat adat.
Pemetaan
Lembaga Gemawan mulai secara penuh menggunakan peta sebagai alat tambahan
dalam melakukan advokasi sejak tahun 2006, yakni untuk penyelesaian kasus
sengketa lahan antara masyarakat desa Senujuh dan masyarakat dusun Sajingan Kecil
di Kecamatan Sejangkung dengan Wilmar Group, perusahaan perkebunan kelapa
sawit skala besar.
Pemetaan yang dilakukan
melibatkan masyarakat secara
utuh, kasus penyerobotan
lahan terjadi karena peta yang
dihasilkan tidak melibatkan
masyarakat. Keterangan
langsung masyarakat
mengenai batas-batas antar
kampong/desa tidak
dilakukan, hal ini
menyebabkan banyaknya
kasus-kasus lahan antara masyarakat dan perusahaan skala besar terjadi di lapangan.
Dalam melakukan pemetaan dibeberapa wilayah Kabupaten Sambas seperti di
Kecamatan Sejangkung, Sajingan Besar serta 1 desa di Kecamatan Selakau Timur,
masyarakat berperan secara utuh, dimana tim dari Lembaga Gemawan hanya sebagai
fasilitator. Diharapkan di masa depan, masyarakat dapat melakukan pemetaan secara
mandiri atau setidaknya dapat mengetahui hasil-hasil peta yang dikeluarkan oleh
berbagai pihak untuk memberikan koreksi dan masukan.
Selain itu aktivitas pemetaan juga merupakan aktivitas pendukung yang sangat
penting dalam mendorong skema-skema pengelolaan hutan berbasis masyarakat serta
advokasi tata ruang yang dilakukan oleh masyarakat sipil.
Tehnologi pemetaan juga sangat pesat berkembang, pembuatan peta tidak dilakukan
secara manual karena telah banyak software untuk memudahkan pengerjaan
pembuatan peta, seperti Arc View, GIS. Bahkan peta-peta sekarang mudah didapakan
seperti Citra Landsat atau informasi melalui google earth. Dengan demikian,
pengetahuan terkini dan penguasaan software tersebut sangatlah perlu untuk
mempercepat proses penanganan kasus-kasus yang terjadi di tanah-tanah milik
masyarakat.
19
Pada tahun 2011 pencapaian bidang GIS dan Pemetaan dalam semua program di
Lembaga Gemawan serta jaringannya cukup signifikan. Dengan pemetaan,
masyarakat dapat menggali dan mempertahankan serta mengelola secara lestari
sumber daya alam yang ada di wilayah mereka. Selain itu, masyarakat secara mandiri
dapat menangani lebih cepat kasus-kasus yang berkenaan dengan tanah dan sumber
daya alam yang mereka miliki atau kelola. Pemetaan digunakan untuk menjustifikasi
hasil pemetaan yang dilakukan masyarakat menjadi alat advokasi dalam merebut hak
kelola masyarakat di Kalimantan Barat.
Pelatihan pemetaan juga dilakukan di Desa –desa bagi anggota-anggota STSD untuk
mengidentifikasi potensi di desa/kampung masing-masing, dan membantu warga
dalam menjaga sumber daya alam mereka dari korporasi besar. Pembuatan Modul
pemetaan bekerjasama dengan Sawit Watch dan JKPP mulai dilakukan untuk
mempermudah masyarakat dalam melakukan pemetaan dan perencanaan bagi
desa/kampung masyarakat.
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Pemberantasan tindak pidana korupsi perlu
ditingkatkan secara profesional, intensif, dan
berkesinambungan karena korupsi telah merugikan
perekonomian dan keuangan negara, serta
menghambat pembangunan nasional. Korupsi juga
merupakan sebuah kejahatan kemanusiaan serta
pelanggaran HAM berat. Lembaga pemerintah
yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan
efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi. Oleh karenanya, upaya pencegahan
dan pemberantasaan korupsi juga harus dilakukan oleh perorangan, kelompok
masyarakat sipil dan atau organisasi non pemerintah.
Berkaitan dengan upaya
pemberantasan korupsi didaerah
Kalimantan Barat khususnya, sejak
tahun 2010, Lembaga Gemawan
bekerjasama dengan Transparency
International Indonesia (TII)
melaksanakan program
pendampingan penerapan Pakta
Integritas dilingkungan Pemerintah
Kota Pontianak. Dalam
upaya pencegahan dan
pemberantasaan korupsi
juga harus dilakukan oleh
perorangan, kelompok
masyarakat sipil dan atau
organisasi non pemerintah.
20
Data di database dapat
digunakan staff
Gemawan sesuai dengan
tugas dan fungsinya
masing-masing, serta
dapat diolah dalam
website untuk
menampilkan informasi
terkini tentang kegiatan
Lembaga atau keadaan
Kalimantan Barat.
melaksanakan program, Lembaga Gemawan bekerjasama dengan tiga NGO lain yakni
LPS-AIR, JARI BORNEO Barat dan UP-LINK Pontianak.
Program ini adalah sebuah upaya untuk meminimalisir praktek korupsi dalam
pengadaan Barang Dan Jasa (PBJ) Pemerintah. Program ini terlaksana karena adanya
dukungan dari pemerintah dan pelaku usaha di kota Pontianak.
Selain melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sektor PBJ, sejak
bulan Desember 2011 lembaga Gemawan juga mendorong peningkatan mutu
pelayanan publik di sektor kesehatan di Kabupaten Sambas. Upaya ini dilaksanakan
sebagai wujud dari program bersama antara Lembaga Gemawan dengan PKBI
Pontianak dan Jari Borneo Barat. Selain itu juga bekerjasama dengan Dian Tama dan
Konsil LSM dalam melakukan survey keluhan dalam sektor pendidikan dan
kesehatan di Kabupaten Sambas.
Hasil nyata dari aktivitas berdampak dalam waktu yang lebih lama yang berhubungan
dengan perubahan pada level pemerintahan dan masyarakat, meliputi :
a. Adanya kesadaran kritis masyarakat mengenai pentingnya melakukan audit sosial
dan/atau advokasi anggaran di Kota Pontianak,
b. Mulai tumbuhnya kesadaran multipihak tentang upaya peningkatan pelayanan
publik bidang kesehatan di kabupaten Sambas,
c. Adanya kerjasama antara penyelenggara pemerintah Kota Pontianak dengan
Pelaku usaha dan NGO/masyarakat sipil dalam upaya mencegah Korupsi sektor
PBJ di Kota Pontianak.
d. Adanya kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sambas beserta
stakeholder/Lembaga lain dalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik bidang
kesehatan.
Sistem Pendukung dan Database
Pangkalan data atau basis data (database) merupakan
koleksi data yang terintegrasi, diorganisasikan dan
disimpan dengan suatu alat dan cara yang
memudahkan pengambilannya kembali. Basis data
terdiri dari minimum satu atau beberapa file (baik
berupa tulisan, foto, video dan lain-lain). Database di
Lembaga Gemawan merupakan salah satu komponen
yang penting, karena database merupakan dasar
dalam menyediakan informasi bagi lembaga dan
relasi. Koleksi data yang ada di database Lembaga
Gemawan di peroleh dari hasil kerja lapangan,
investigasi, pengumpulan data, tulisan para staf
21
gemawan, artikel dari internet serta jejaring dan lain-lain. Data yang ada di database
dapat digunakan staff Gemawan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Serta dapat diolah untuk informasi website Lembaga untuk menampilkan informasi
terkini tentang kegiatan Lembaga atau keadaan Kalimantan Barat.
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan
informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan/atau
gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk
satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan
dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Website dapat dikatakan bersifat statis
apabila isi informasi yang ditampilkan bersifat tetap, jarang berubah, dan isinya
searah, yaitu hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi
website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah yang berasal dari
pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan,
sedangkan website dinamis dapat dilihat pada jejarik sosial seperti Friendster,
Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh
pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun
pemilik.
Dari pengertian diatas jelas bahwa website
Lembaga Gemawan adalah website yang
sifatnya statis, karena hanya bisa di update oleh
administrator atau staf gemawan yang
mengelola website. Bagi Lembaga Gemawan,
website digunakan sebagai media informasi,
sarana promosi lembaga, alat propaganda dan
lain-lain.
Nama domain atau biasa disebut dengan Domain
Name atau URL adalah alamat unik di dunia
internet yang digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah website, atau dengan kata lain domain
name adalah alamat yang digunakan untuk
menemukan sebuah website di dunia internet.
Nama domain Lembaga Gemawan, yang menggunakan Bahasa Indonesia adalah
http://www.gemawan.org, sedangkan yang Bahasa Inggris dapat diakses melalui
http://www.eng.gemawan.org.
22
International Networking
Dalam rangka membangun jaringan yang lebih luas dan sebagai bentuk kampanye
internasional, pada tanggal 28 November – 2 December 2011 Lembaga Gemawan
yang diwakili oleh Laili Khairnur dan Hermawansyah mengikuti lokatulis (Writeshop)
yang dilaksanakan oleh Cordaid di Den Haag, Belanda. Dalam pelaksanaannya,
Cordaid mengundang mitra kerjanya dari 4 negara yang bekerja pada isu smallholder
and energy crops, yakni Indonesia, Filipina, Honduras dan Brazil. Lokatulis
merupakan proses penulisan berdasarkan studi kasus yang telah dirumuskan oleh
sekelompok orang secara partisipatif untuk menghasilkan publikasi dalam waktu yang
singkat. Lokatulis Cordaid ini bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman-
pengalaman dari sejumlah organisasi mitra di negara yang berbeda-beda dalam
program produsen kecil dan tanaman energi.
Selama proses lokatulis, yang menghadirkan penulis dari 4 negara tersebut dan 1
orang dari Belanda, peserta diasistensi oleh seorang Expert dari Wernegingen
University dan seorang Editor serta fasilitator dari Cordaid khususnya sektor
Entrepenuership. Selama seminggu, para peserta menuliskan pengalamannya selama
bekerja di isu smallholder dan energy crops. Proses penulisan ini berjalan sangat
partisipatif dan konsultatif antar penulis, editor dan expert.
Hasil lokatulis ini dipublikasikan kepada publik, dimana target pembacanya adalah
praktisi pembangunan, kelompok LSM/ornop, proyek pengembangan, pemerintah
daerah, pemerintah pusat, akademisi, jurnalis, mahasiswa dan masyarakat sipil
lainnya.
Publikasi lokatulis ini bertujuan untuk dapat menjelaskan alasan dan cara yang
ditempuh petani kecil dan masyarakat lokal dalam mengamankan, menghilangkan atau
mengubah akses lahan sebagai hasil produksi bahan bakar hayati. Selain itu, untuk
menunjukkan partisipasi dan kontribusi para petani kecil dalam rantai nilai tanaman
energi, serta dampak yang diperoleh petani atas akses dan penggunaan lahan.
Publikasi ini pada akhirnya bertujuan untuk mengidentifikasi praktik, prinsip-prinsip
dan hak-hak berdasarkan penelaahan pengalaman partisipan, yang telah membantu
para petani kecil dan masyarakat daerah mereka untuk menjaga atau memperoleh
akses dan kontrol atas penggunaan lahan; dan telah berkontribusi atas penyertaan para
petani kecil dalam rantai nilai tanaman energi yang menguntungkan.
Hasil dari lokatulis ini bisa di akses di http://www.cordaid.nl/nl/Biofuel-partnerships-
from-battleground-to-common-ground.pdf
23
Laporan Keuangan
Siapa yang berkontribusi?
Pada tahun 2011, program kerja Lembaga Gemawan fokus dalam membangun
kekuatan rakyat dalam memprtahankan hak, melindungi komoditas, penguatan
organisasi rakyat, resolusi dan mengembangkan kapasitas rakyat dan institusinya.
Aktivitas-aktivitas ini mendapat banyak dukungan baik dari LSM lokal/nasional dan
lembaga donor baik dalam bentuk informasi, jaringan, kemitraan, maupun pendanaan.
Hubungan antara Lembaga Gemawan dengan publik, akademisi, publik lawyer,
jurnalis dan NGO lokal/nasional terjalin dengan baik terutama menyangkut
pencapaian tujuan bersama untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi Indonesia
dan Kalimantan Barat khususnya.
Sebagai bentuk transparansi dan untuk monitoring keuangan lembaga, seperti tahun-
tahun sebelumnya Audit keuangan Lembaga Gemawan di tahun 2011 dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) Angka Widjaya Musanto, Jakarta.
Selama tahun 2011 Lembaga Gemawan mendapatkan dukungan dana sebesar Rp.
4.613.731.609 untuk pelaksanaan program dan operasional lembaga, dukungan
tersebut diperoleh dari ASPPUK, Aidenvironment, Cordaid, Doen, FPP, Tsadik
Foundation, TII, dan Climateworks.
Kami sangat berterima kasih atas dukungan banyak pihak terhadap kerja-kerja kami,
kami juga mengharapkan dukungan dari publik luas untuk memperluas dan
memperkuat wilayah kerja kami.
24
25
LEMBAGA PENGEMBANGAN MASYARAKAT
SWADAYA DAN MANDIRI ( G E M A W A N )
LAPORAN POSISI KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Catatan Tahun 2011
Rp. Tahun 2010
Rp. ASET
- Kas dan setara kas
3
2,358,347,282.00
498,168,154.00 - Piutang 4 50,000,000.00 0.00 - Aset tetap (bersih) 5 454,535,630.00 381,906,316.00
JUMLAH ASET 2,862,882,912.00 880,074,470.00 LIABILITAS DAN ASET NETO
LIABILITAS
- Hutang
6
123,900,000.00
0.00
JUMLAH LIABILITAS 123,900,000.00 0.00 ASET NETO
- Tidak terikat
7
793,976,388.00
576,399,133.00 - Terikat temporer 1,945,006,524.00 303,675,337.00
JUMLAH ASET NETO 2,738,982,912.00 880,074,470.00
JUMLAH LIABILITAS DAN ASET NETO 2,862,882,912.00 880,074,470.00
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
26
LEMBAGA PENGEMBANGAN MASYARAKAT
SWADAYA DAN MANDIRI ( G E M A W A N )
LAPORAN AKTIVITAS DAN SALDO DANA
TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Tahun 2011
Catatan Tidak Terikat Terikat Temporer Jumlah
Rp. Rp. Rp.
PENDAPATAN, PENGHASILAN, DAN
SUMBANGAN LAIN
7
- Sumbangan/kontribusi 414,203,508.00 4,548,859,609.00 4,963,063,117.00 - Pelepasan dana (64,872,000.00) 64,872,000.00 0.00
Jumlah Pendapatan, penghasilan, dan Sumbangan lain 349,331,508.00 4,613,731,609.00 4,963,063,117.00 BEBAN
- Program
7
47,300,000.00
2,972,400,422.00
3,019,700,422.00 - Manajemen dan umum 84,454,253.00 0.00 84,454,253.00
Jumlah beban 131,754,253.00 2,972,400,422.00 3,104,154,675.00 PERUBAHAN ASET NETO
217,577,255.00
1,641,331,187.00
1,858,908,442.00
ASET NETO AWAL TAHUN 576,399,133.00 303,675,337.00 880,074,470.00
ASET NETO AKHIR TAHUN 7 793,976,388.00 1,945,006,524.00 2,738,982,912.00
Tahun 2010
Catatan Tidak Terikat Terikat Temporer Jumlah Rp. Rp. Rp. PENDAPATAN, PENGHASILAN, DAN
SUMBANGAN LAIN
7
- Sumbangan/kontribusi 90,091,514.00 2,152,633,190.00 2,242,724,704.00 - Pelepasan dana (62,000,000.00) 62,000,000.00 0.00
Jumlah Pendapatan, penghasilan, dan Sumbangan lain 28,091,514.00 2,214,633,190.00 2,242,724,704.00 BEBAN
- Program
7
36,000,000.00
2,248,512,863.00
2,284,512,863.00 - Manajemen dan umum 101,369,887.00 0.00 101,369,887.00
Jumlah beban 137,369,887.00 2,248,512,863.00 2,385,882,750.00 PERUBAHAN ASET NETO
(109,278,373.00)
(33,879,673.00)
(143,158,046.00)
ASET NETO AWAL TAHUN 685,677,506.00 337,555,010.00 1,023,232,516.00
ASET NETO AKHIR TAHUN 7 576,399,133.00 303,675,337.00 880,074,470.00
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
27
LEMBAGA PENGEMBANGAN MASYARAKAT
SWADAYA DAN MANDIRI ( G E M A W A N )
ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
- Pembelian aset tetap (9,185,000.00) (16,510,000.00)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (9,185,000.00) (16,510,000.00)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS
1,860,179,128.00
(84,482,940.00)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 498,168,154.00 582,651,094.00
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 2,358,347,282.00 498,168,154.00
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Tahun 2011
Rp. Tahun 2010
Rp. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
- Kas dari penyumbang
4,537,727,279.00
2,149,406,450.00 - Kas dari penerimaan lain-lain 423,044,171.00 93,318,254.00 - Kas yang dibayarkan kepada karyawan, biaya program, dan lain-lain (3,091,407,322.00) (2,310,697,644.00)
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi 1,869,364,128.00 (67,972,940.00)
28
7. ASET NETO ( Lanjutan )
Tahun 2011
Terikat Temporer
Pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain
- Sumbangan
- Bunga Bank
- Pelepasan dana dari tidak terikat
Jumlah
Beban
- Program Bussines Development Service - Asppuk
- Program Rubber Grassroot Organization - Aidenvironment
- Enhancing Community & Women group Livelihood through Village
Forest,Economic Empowerment & Leadership - Cordaid
- Palm Oil Monitoring Initiative II - Cordaid
- Strengthening Rubber Farmers in West Kalimantan - Cordaid
- Assisting Affacted Communities of Duta Palma on RSPO Grievance Process - Doen
- Legal assistance program for Semayong Community - FPP
- Program Women Empowerment - Tsadik
- Good Governance and Anticorruption - TII
- Protection of Land Local Community's Productive Lands Against Louge-Scale Convertion
(Climateworks)
Jumlah
Perubahan Aset Neto
Aset Neto Awal Tahun
Aset Neto Akhir Tahun
Program
Yang didanai
Asppuk
Program
Yang didanai
Aidenvironment
Program
Yang didanai
Cordaid
Program
Yang didanai
Cordaid - Pomi
Program
Yang didanai
Cordaid - Rubber
Program
Yang didanai
DOEN
Program
Yang didanai
FPP
Program
Yang didanai
Tsadik
Program
Yang didanai
TII
Program
Yang didanai
Climateworks
Jumlah
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
26,579,700.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,250,644,270.00
7,046,893.00
60,900,000.00
802,833,259.00
0.00
0.00
881,025,000.00
2,321,077.00
2,000,000.00
247,600,000.00
702,649.00
972,000.00
17,935,050.00
0.00
0.00
50,310,000.00
546,911.00
0.00
346,300,000.00
0.00
0.00
914,500,000.00
514,800.00
1,000,000.00
4,537,727,279.00
11,132,330.00
64,872,000.00
26,579,700.00 0.00 1,318,591,163.00 802,833,259.00 885,346,077.00 249,274,649.00 17,935,050.00 50,856,911.00 346,300,000.00 916,014,800.00 4,613,731,609.00
26,579,700.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
28,435,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,185,664,350.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
745,317,290.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
409,275,001.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
247,948,700.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
36,002,500.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2,930,020.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
290,247,861.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
26,579,700.00
28,435,000.00
1,185,664,350.00
745,317,290.00
409,275,001.00
247,948,700.00
36,002,500.00
2,930,020.00
290,247,861.00
0.00
26,579,700.00 28,435,000.00 1,185,664,350.00 745,317,290.00 409,275,001.00 247,948,700.00 36,002,500.00 2,930,020.00 290,247,861.00 0.00 2,972,400,422.00
0.00
0.00
(28,435,000.00)
28,435,000.00
132,926,813.00
241,987,686.00
57,515,969.00
1,320,131.00
476,071,076.00
0.00
1,325,949.00
0.00
(18,067,450.00)
31,002,500.00
47,926,891.00
930,020.00
56,052,139.00
0.00
916,014,800.00
0.00
1,641,331,187.00
303,675,337.00
0.00 0.00 374,914,499.00 58,836,100.00 476,071,076.00 1,325,949.00 12,935,050.00 48,856,911.00 56,052,139.00 916,014,800.00 1,945,006,524.00
29
7. ASET NETO ( Lanjutan )
Tahun 2011
Terikat Temporer
Pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain
- Sumbangan
- Bunga Bank
- Pelepasan dana dari tidak terikat
Jumlah
Beban
- Program Rekonsiliasi dan Perdamaian di Kal-Bar - Anpri
- Program Bussines development Service - Asppuk
- Program Rubber grassroot organization - Aidenvironment
- Enhancing Community & Women group Livelihood through Village
Forest,Economic Empowerment & Leadership - Cordaid
- Palm Oil Monitoring Initiative II - Cordaid
- FGD Blok Politik Demokratik - Demos
- Pendidikan & lokakarya pemetaan demokratik di Kalbar - Demos
- Pendidikan politik di Ketapang & Sekadau - Demos
- TOT blok politik Demokratik di Kalbar - Demos
- Legal assistance program for Semayong Community - FPP
- Program globan fund for women - Global fund
- Proyek pengembangan gender - KPI
- Progam pemberdayaan perempuan – Tsadik
Program
Yang didanai
Anpri Program
Yang didanai
Asppuk Program Yang
didanai
Aidenvironment Program
Yang didanai
Cordaid Program
Yang didanai
Cordaid - Pomi Program
Yang didanai
Demos Program
Yang didanai
FPP Program
Yang didanai
Global fund Program
Yang didanai
KPI Program
Yang didanai
Tsadik Program
Yang didanai
Sawit watch Program
Yang didanai
TII Program
Yang didanai
RAN Program
Yang didanai
JKPP Program
Yang didanai
Elpagar
Jumlah Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Rp.
0.00
0.00
0.00
25,311,700.00
0.00
0.00
29,635,000.00
0.00
0.00
1,427,125,000.00
3,226,740.00
62,000,000.00
389,025,000.00
0.00
0.00
121,205,750.00
0.00
0.00
37,450,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
38,654,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
81,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2,149,406,450.00
3,226,740.00
62,000,000.00
0.00 25,311,700.00 29,635,000.00 1,492,351,740.00 389,025,000.00 121,205,750.00 37,450,000.00 0.00 0.00 38,654,000.00 0.00 81,000,000.00 0.00 0.00 0.00 2,214,633,190.00
37,402,929.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
25,311,700.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,200,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,498,263,837.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
387,704,869.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
5,932,000.00
43,603,000.00
14,070,750.00
57,600,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6,447,500.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
38,657,783.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
9,553,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
37,723,980.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
3,294,785.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
81,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
478,416.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
314.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
268,000.00
37,402,929.00
25,311,700.00
1,200,000.00
1,498,263,837.00
387,704,869.00
5,932,000.00
43,603,000.00
14,070,750.00
57,600,000.00
6,447,500.00
38,657,783.00
9,553,000.00
37,723,980.00
3,294,785.00
81,000,000.00
746,730.00
- The Border which is not the border participatory mapping in Sambas District, West Kalimantan - Sawit Watch – IUCN
- Good governance and anticorruption - TII
- Biaya administrasi
Jumlah
Perubahan Aset Neto
Aset Neto Awal Tahun
Aset Neto Akhir Tahun
0.00
0.00
0.00
37,402,929.00 25,311,700.00 1,200,000.00 1,498,263,837.00 387,704,869.00 121,205,750.00 6,447,500.00 38,657,783.00 9,553,000.00 37,723,980.00 3,294,785.00 81,000,000.00 478,416.00 314.00 268,000.00 2,248,512,863.00 (37,402,929.00)
37,402,929.00
0.00
0.00
28,435,000.00
0.00
(5,912,097.00)
247,899,783.00
1,320,131.00
0.00
0.00
0.00
31,002,500.00
0.00
(38,657,783.00)
38,657,783.00
(9,553,000.00)
9,553,000.00
930,020.00
0.00
(3,294,785.00)
3,294,785.00
0.00
0.00
(478,416.00)
478,416.00
(314.00)
314.00
(268,000.00)
268,000.00
(33,879,673.00)
337,555,010.00
0.00 0.00 28,435,000.00 241,987,686.00 1,320,131.00 0.00 31,002,500.00 0.00 0.00 930,020.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 303,675,337.00