LAPORAN TAHUNAN 2012 -...

82
LAPORAN TAHUNAN 2012 BIDANG USAHA : REAL ESTATE, PENGEMBANG DAN KONTRAKTOR KANTOR PUSAT GEDUNG RIBENS AUTOCARS, JL. RS. FATMAWATI NO. 188, JAKARTA 12420

Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2012 -...

1 | P a g e

LAPORAN TAHUNAN 2012

BIDANG USAHA :

REAL ESTATE, PENGEMBANG DAN

KONTRAKTOR

KANTOR PUSAT

GEDUNG RIBENS AUTOCARS,

JL. RS. FATMAWATI NO. 188, JAKARTA 12420

1 | P a g e

Ikhtisar Data Keuangan Penting …………………………………… 2

Informasi Harga Saham …………………………………… 4

Komposisi Pemegang Saham …………………………………… 5

Sambutan Dewan Komisaris …………………………………… 8

Laporan Direksi …………………………………… 9

Profil Perusahaan …………………………………… 11

Struktur Perseroan …………………………………… 14

Struktur Organisasi …………………………………… 15

Susunan Manajemen …………………………………… 16

Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris & Direksi …………………………………… 17

Sumber Daya Manusia …………………………………… 19

Analisis & Pembahasan Manajemen …………………………………… 20

Tata Kelola Perusahaan …………………………………… 25

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan …………………………………… 31

Laporan Audit & Laporan Keuangan …………………………………… 33

2 | P a g e

Dalam Jutaan Rupiah

PENJELASAN 2012 2011 2010

Penjualan Bersih 41.729 15.725 15.782

Laba Kotor 19.295 7.388 6.720

Laba (Rugi) Usaha 9.110 (931) 144

Laba (Rugi) sebelum Pajak 4.009 (13.172) 789

Laba (Rugi) Bersih 1.923 (13.960) 469

Laba (Rugi) Komprehensif 16.401 15.958 (4.295)

Laba (Rugi) Komprehensif yang dapat

diatribusikan kepada:

Pemilik Entitas Induk 16.401 15.958 (4.295)

Kepentingan Non-Pengendali (0,3) (0,3) (0,4)

Kas & Setara Kas dan Aset Keuangan Lainnya

21.012

5.735

46.027

Aset Real Estat 66.087 68.717 66.682

Aset Tetap 599 814 291

Aktiva Lancar 65.246 34.258 75.515

Aktiva 152.812 135.937 117.301

Kewajiban Lancar 8.335 10.464 7.786

Kewajiban 10.938 10.464 7.786

Ekuitas yang dapat Diatr ibusikan kepada

Pemilik Entitas Induk 141.867 125.466 109.508

Kepentingan Non-Pengendali 7 7 7

Jumlah Ekuitas 141.874 125.473 109.508

Jumlah Saham yang beredar (lembar) 326.722.500 326.722.500 326.722.500

Laba (rugi) bersih per saham 5,50 (42,73) 1,43

Modal Kerja Bersih 54.309 23.794 67.730

Jumlah Investasi 51.781 59.075 27.496

3 | P a g e

Dalam Persentase

RASIO 2012 2011 2010

Laba (rugi) bersih/Jumlah Aktiva 1,26 (10,27) 0,40

Laba (rugi) bersih/Ekuitas 1,36 (11,13) 0,43

Laba (rugi) bersih/Penjualan Bersih 4,61 (88,78) 2,97

Lancar (Aktiva lancar/ kewaj iban lancar) 782,77 327,39 969,94

Kewajiban/Ekuitas 7,71 8,34 7,12

Kewajiban/Jumlah Aktiva 7,16 7,70 6,64

Laba (rugi) Kotor terhadap Penjualan Bersih 46,24 46,98 42,58

Laba Komprehensif terhadap Penjualan Bersih 39,30 101,48 (27,22)

41,729

15,725 15,782

2012 2011 2010

Penjualan Bersih (dalam juta Rp)

152,812 135,937

117,301

2012 2011 2010

Aktiva (dalam juta Rp)

10,938 10,464

7,793

2012 2011 2010

Kewajiban (dalam juta Rp)

141,874 125,473

109,508

2012 2011 2010

Ekuitas (dalam juta Rp)

4 | P a g e

TRIWULAN 2012

JUMLAH SAHAM YANG

BEREDAR

KAPITALISASI PASAR

(Rp)

TERTINGGI (Rp)

TERENDAH (Rp)

PENUTUPAN (Rp)

VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM

I 326.722.500 29.405.025.000 110 83 90 18.267.000

I I 326.722.500 31.038.637.500 82 115 95 16.619.000

I I I 326.722.500 71.878.950.000 295 79 220 261.072.500

IV 326.722.500 46.721.317.500 250 127 143 128.509.000

TRIWULAN 2011

JUMLAH SAHAM YANG

BEREDAR

KAPITALISASI PASAR

(Rp)

TERTINGGI (Rp)

TERENDAH (Rp)

PENUTUPAN (Rp)

VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM

I 326.722.500 28.751.580.000 104 69 88 217.624.000

I I 326.722.500 29.731.747.500 99 84 91 57.903.500

I I I 326.722.500 28.751.580.000 101 73 88 23.506.500

IV 326.722.500 28.098.135.000 92 77 88 9.437.000

Pada tanggal 27 Agustus 2012 dan tanggal 31 Agustus 2012, Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham Perseroan dikarenakan adanya peningkatan harga kumulatif pada saham Perseroan. Penghentian sementara atas perdagangan saham Perseroan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali oleh Bursa Efek Indonesia masing-masing pada tanggal 28 Agustus 2012 dan tanggal 26 September 2012.

5 | P a g e

Pemegang Saham yang memiliki 5% atau lebih saham yang ditempatkan dan disetor penuh :

No. Nama Jumlah Saham Persentase Saham

1 Richard Wiriahardja 118.529.000 36,28

2 PT Artha Era Primayasa 62.663.875 19,18

3 Michella Ristiadewi 27.500.000 8,42

4 Maria Floretina Tulolo 18.336.125 5,61

Kepemilikan Saham oleh Komisaris & Direksi :

No. Nama Jumlah Saham Persentase Saham

1 Richard Wiriahardja 118.529.000 36,28

2 Michella Ristiadewi 27.500.000 8,42

3 Maria Floretina Tulolo 18.336.125 5,61

Struktur Pemegang Saham Perseroan :

No. Nama Jumlah Saham Persentase Saham

1 Institusi Domestik 66.164.375 20,25%

2 Individu Domestik 259.508.125 79,43%

3 Institusi Asing 421.500 0,13%

4 Individu Asing 628.500 0,19%

6 | P a g e

PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN

PENGENDALI BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG

RICHARD WIRIAHARDJA

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK

PT ARTHA ERA PRIMAYASA

19,18%

PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL

(Hotel)

PT BHASKARA MUTU SENTOSA

(Properti)

99,93%40%

58,57

36,28

99,23%

7 | P a g e

Nama Entitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi :

PT Bhaskara Mutu Sentosa merupakan Anak Perusahaan yang dimiliki Perseroan. PT Bhaskara Mutu Sentosa bergerak di bidang properti yang berlokasi di Jalan Raya Cipondoh, Tangerang. PT Tiara Raya Bali International merupakan Perusahaan Asosiasi dari Perseroan yang bergerak di bidang perhotelan. Saat ini PT Tiara Raya Bali International telah membangun hotel bintang lima dengan brand Hotel Le Meridien Bali Jimbaran yang resmi beroperasi pada tanggal 9 Mei 2013.

Kronologis Pencatatan Saham Perseroan

Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan mencatatkan sahamnya yang seluruhnya berjumlah 260.000.000 lembar pada Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran Umum saham perdananya (IPO), Perseroan menawarkan 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp. 500,- setiap sahamnya, beserta dikonversikannya Obligasi Konversi Mandatori menjadi saham sejumlah 40.000.000 lembar saham pada saat pertama kali saham dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Penawaran saham perdana tersebut disertai waran dengan perbandingan 4 : 1 (4 lembar saham berhak atas 1 lembar waran secara cuma-cuma), sehingga jumlah waran yang diterbitkan sebanyak 27.500.000 waran.

Pada bulan September 2000, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan menerbitkan 190.000.000 saham seri A dengan nilai nominal Rp. 500 per saham dan 66.722.500 saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200 per lembar sahamnya.

8 | P a g e

Para Pemegang Saham yang Terhormat, Kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala Rahmat dan KuasaNya maka Perseroan telah melampaui tahun 2012 dengan baik dan memasuki tahun yang baru yaitu tahun 2013. Terlepas dari perekonomian global yang masih pada kondisi tidak menentu, perekonomian nasional di tahun 2012 masih pada tingkat yang baik, stabil dan kondusif dimana terjadi peningkatan sebesar 6,2%. Pertumbuhan ekonomi ini didukung salah satunya oleh kuatnya permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi. Masih baiknya pertumbuhan ekonomi juga turut didukung oleh stabilitas makro ekonomi dan system keuangan dimana pada tahun 2012 ini tercatat inflasi masih rendah, volatilitas nilai tukar terjaga begitupun suku bunga kredit. Kesemua faktor ini turut memberikan kontribusi nilai positif bagi dunia usaha nasional khususnya sektor properti. Momentum ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Management dengan menjalankan strategi dan kebijakan yang telah disusun sebelumnya sehingga pada akhir tahun 2012 Perseroan dapat menumbuhkan tingkat penjualannya dengan angka yang cukup baik. Hasil yang positif inilah yang membuat Perseroan berkeyakinan bahwa di tahun mendatang hasil yang ingin dicapai dapat lebih meningkat lagi. Terlepas dari kemungkinan adanya risiko-risiko eksternal yang dapat mempengaruhi iklim bisnis secara keseluruhan, namun dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip kerja yang dianut Perseroan dan didukung oleh perekonomian yang baik, maka Dewan Direksi optimis bahwa kebijakan yang telah disiapkan dan disusun oleh Management dapat membawa Perseroan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Seiring dengan itu, Dewan Komisaris juga menyampaikan bahwa Perseroan tetap mempertahankan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Dalam hal ini Direksi, Divisi Audit Internal dan Komite Audit memastikan bahwa peraturan yang dibuat berjalan sebagaimana. Semua pihak bersinergi untuk memastikan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan tetap dilakukan dengan baik. Sebagai penutup, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas setiap dukungan dari Pemegang Saham, kerja keras Direksi beserta seluruh karyawan dan kerjasama yang baik dari para Mitra Usaha. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melimpahkan rahmatNya bagi kita semua.

Dewan Komisaris, PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK

Richard Wiriahardja, SE Maria Florentina Tulolo, SE Rosa L. Putri , SH Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen

9 | P a g e

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Pertama-tama kami ingin memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih

dan karuniaNya sehingga Perseroan dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan profesionalisme

dalam mencapai hasil yang baik di tahun 2012.

Sepanjang tahun 2012, kinerja keuangan Perseroan meningkat secara signifikan dibandingkan

tahun 2011. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan

membukukan penjualan bersih sebesar Rp. 41,729 juta atau mengalami peningkatan sebesar

165,37%. Dari sisi Laba Usaha terdapat peningkatan sebesar 1.078,43% menjadi Rp. 9.110

juta, sedangkan Laba Bersih Perseroan juga meningkat sebesar 113,77% menjadi Rp. 1.923

juta. Sejalan dengan itu, maka Laba per Saham turut pula mengalami peningkatan dari rugi per

saham sebesar Rp. 42,73 pada tahun buku 2011 menjadi laba per saham sebesar Rp. 5,50 di

tahun 2012.

Pencapaian kinerja yang baik ini selain didukung oleh kinerja positif perekonomian nasional juga

tidak terlepas dari hasil implementasi kebijakan strategis Manajemen yang dibarengi dengan

penerapan efektifitas dan efisiensi operasi, manajemen keuangan yang terstruktur serta kerja

keras dari semua pihak terkait.

Salah satu ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan adalah dengan melakukan akuisisi saham

sebanyak 28.000 saham pada PT Tiara Raya Bali International (TRBI) di tahun 2011. PT TRBI

memiliki lahan di Jimbaran Bali dan diatas lahan tersebut telah dibangun hotel bintang lima

dengan bran Le Meridien. Pembangunan hotel tersebut telah selesai dan rencananya Grand

Opening akan dilakukan pada bulan Mei 2013.

Memasuki tahun 2013, pertumbuhan perekonomian nasional diprediksikan berada di kisaran

6,3-6,8% dengan tingkat inflasi berada di kisaran 4,5%. Kondisi perekonomian diharapkan tetap

stabil sepanjang persiapan menjelang penyelenggaraan pemilihan umum di tahun 2014.

10 | P a g e

Terlepas dari itu, iklim perekonomian yang sangat mendukung bagi pertumbuhan usaha

khususnya sektor property, dan oleh karenanya dengan tetap berupaya mempertahankan

prestasi kerja yang telah dicapai dan ditunjang pula dengan profesionalisme dan dedikasi yang

tinggi maka Perseroan optimis di tahun 2013 akan mencapai hasil yang lebih baik lagi.

Managemen percaya bahwa Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan instrumen penting

dalam pertumbuhan Perseroan. Oleh karenanya, pelaksanaan dan penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik dalam Perseroan tetap menjadi perhatian utama Manajemen. Dalam

pelaksanaannya, Unit Internal Audit juga turut berperan di dalam dalam melakukan pengawasan

dan evaluasi implementasinya sehingga pencapaian efektivitas manajemen risiko dan

pengendalian internal menjadi lebih maksimal. Dewan Komisaris beserta Komite Audit guna

turut di dalam memberikan ide-ide positif yang berguna untuk meningkatkan kinerja Perseroan.

Hal ini dilakukan melalui pertemuan rutin antara Direksi dan Komisaris, juga Direksi dengan

seluruh jajaran staff dan karyawan yang membahas permasalahan yang ada sehingga dapat

segera diselesaikan.

Akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris yang

senantiasa memberikan pengarahan dan masukan yang berharga, kepada seluruh karyawan

atas kerja keras dan profesionalisme serta kepada mitra usaha atas kerjasama yang baik yang

terjalin selama ini. Semoga di tahun mendatang kami tetap mampu memberikan yang terbaik

dalam mewujudkan rencana dan target Perseroan.

Dewan Direksi,

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK

P. Okto Luther, SH Michella R. Wiriahardja, BASc(Hon) Supadmi, SE Direktur Utama Direktur Direktur Independen

11 | P a g e

Perseroan berdiri pada tanggal 22 Mei 1985. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang

penyediaan dan pengembangan perumahan bagi golongan masyarakat berpendapatan menengah ,

Perseroan mulai mengimplikasikan visi dan misinya melalui pembangunan komersialnya dengan

membangun proyek perumahan pertamanya yaitu Perumahan Bintang Metropole. Perumahan yang

berlokasi di Bekasi dibangun diatas lahan seluas 20 Ha. Perumahan ini memiliki akses public yang baik

karena jaraknya yang hanya 3 km dari pusat kota Bekasi serta sangat dekat dengan pusat perbelanjaan,

stasiun kereta api dan serta gerbang tol Bekasi. Dengan telah diresmikannya penggunaan jembatan

layang yang menghubungkan antara Bekasi Utara dan Bekasi Selatan, maka akses menuju ke

perumahan Bintang Metropole menjadi lebih mudah dan cepat.

Proyek perumahan kedua Perseroan yang berlokasi di kawasan Ciledug yang dikenal dengan Perumahan

Mahkota Simprug pertama kali dibuka pada tahun 1995. Proyek perumahan ini dikembangkan di atas

lahan seluas 45 Ha dan hingga kini masih terus dilakukan pengembangannya oleh Perseroan dengan

menghadirkan konsep dan type perumahan yang inovatif.

Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan melakukan pencatatan saham yang seluruhnya berjumlah

260.000.000 lembar di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dimana saat penawaran

perdananya, ditawarkan sebanyak 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga Rp. 500, -

setiap sahamnya, serta dikoversikannya obligasi konversi mandatory menjadi saham sejumlah

40.000.000 lembar pada saat pertama kali saham dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek

Indonesia).

Visi Perseroan

Menjadi pemian utama dan terdepan di bidang penyediaan dan pengembangan perumahan yang

terjangkau dan berkualitas bagi golongan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah

Misi Perseroan

Memaksimalkan seluruh sumber daya Perseroan yang

ada demi tersedianya perumahan yang berkualitas

dengan harga terjangkau

12 | P a g e

Bulan Januari 1998, Perseroan melakukan penambahan saham dalam PT Bhaskara Mutu Sentosa dari

sebelumnya 20% menjadi 99,93% yang mana Anak Perusahaan ini memiliki lokasi yang nantinya akan

dikembangkan di wilayah Cipondoh-Tangerang seluas 15 hektar.

Pada bulan April 2010, Perseroan telah memperoleh ijin lokasi tanah seluas 15 hektar yang berlokasi

Kerawang Timur.

Pada tanggal 5 Desember 2011, Perseroan melakukan penyertaan saham sebanyak 28.000 saham atau

mencerminkan kepemilikan sebesar 40% di PT Tiara Raya Bali International (TRBI), sebagaimana yang

tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiara Raya Bali

International tertanggal 5 Desember 2011. Atas transaksi penyertaan ini, Perseroan telah menyampaikan

keterbukaan informasi kepada pemegang saham sebagaimana diatur di dalam Peraturan BAPEPAM -LK

No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009

tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” dan Peraturan No. IX.E.2,

Lampiran Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang “Transaksi

Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.

PT TRBI ini memiliki hotel dengan Brand International berbintang 5 dan beroperasi di bawah Manajemen

Starwood Hotel & Resort, yang memiliki beberapa Brand kuat seperti St. Regis, W, Westin, Sheraton,

Luxury Collection dan Le Meridien. Dan untuk hotel di Bali ini, diberikan Brand Le Meridien Bali

Jimbaranlahan di Jimbaran Bali yang diatas lahan tersebut telah didirikan Hotel Le Meridien yang

beroperasi secara resmi mulai tanggal 9 Mei 2013.

Visi Menghadirkan kepada dunia pengalaman

keramahan Bali dengan keindahan, kehangatan dan kenyamanan Hotel berkelas International

Misi

Untuk melebihi impian para tamu setia kami setiap

saat dengan keramahan, kehangatan dan keperdulian

serta pelayanan professional dengan standard

International

13 | P a g e

KANTOR PUSAT Gedung Ribens Autocars

Jl. RS. Fatmawati No. 188, Jakarta Tel. 021 - 751 1441, 750 5000, Fax 021 – 751 1025

Email : [email protected] Website :www.ristiagroup.co.id

PERUMAHAN BINTANG METROPOL Jl. KH Mochtar Tabrani

Perjuangan, Bekasi Tel. 021-887 1006, Fax 021-887 1007

PERUMAHAN MAHKOTA SIMPRUG Jl. Dr. Ciptomangunkusumo

d/h Jl. Dr. H. Mencong, Cileduk Tangerang Tel.021-732 6983, Fax 021-730 5980

LE MERIDIEN BALI JIMBARAN Jl. Bukit Permai Jimbaran, Bali

Tel. 0361-8466 888, Fax 0361-8948 777

14 | P a g e

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TbkPerumahan Bintang Metropol Perumahan Mahkota Simprug

PT BHASKARA MUTU SENTOSABergerak di bidang Properti

Jl. Raya Cipondoh, Tangerang

PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL Bergerak di bidang Perhotelan

Hotel Le Meridien Bali Jimbaran

99,93% 40,00%

15 | P a g e

DEWAN KOMISARIS

Richard R. Wiriahardja – Komisaris Utama

Maria Florentina Tulolo – Komisaris

Rosa L. Putri – Komisaris Independen

DEWAN DIREKSI

P. Okto Luther – Direktur Utama

Michella Ristiadewi – Direktur

Supadmi - Direktur

SUPERVISOR

SUPERVISOR

SUPERVISOR

STAFF

STAFF

STAFF

PELAKSANA

KOMITE AUDIT

Rosa L Putri – Ketua

Anita P. Putri – Anggota

Meina Mutya - Anggota CORPORATE SECRETARY

Suhsih Boentoro

MANAGER

SALES & MARKETING

Dedy Setiawan

MANAGER

TEHNIK

Patkurokhman

MANAGER

KEU & ADMIN

Herny Widjaja

UNIT AUDIT INTERNAL

Anitasari – Ketua

Dedy Indra - Anggota

16 | P a g e

Susunan pengurus Perseroan untuk tahun 2012

adalah sebagai berikut :

DEWAN KOMISARIS

RICHARD WIRIAHARDJA, SE – Komisaris Utama

MARIA FLORENTINA TULOLO, SE – Komisaris

ROSA LESTARI PUTRI, SH – Komisaris Independen

DEWAN DIREKSI

PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH - Direktur Utama

MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON) – Direktur

SUPADMI, SE – Direktur Independen

Nama Lembaga Penunjang & Profesi Penunjang Pasar Modal :

AUDITOR INDEPENDEN

K A P . A N W A R & R E K A N

Member of DFK INTERNATIONAL

Gedung Permata Kuningan Lt. 5

Jl. Kuningan Mulia Kav 9C, Setiabudi, Jakarta

Telp. 83780750

BADAN ADMINISTRASI EFEK

P T S I N A R T A M A G U N I T A

Plaza BII, Tower I, Lantai 9

Jl. MH. Thamrin No. 51, Jakarta

Telp. 021-3922332

Kantor Notaris

N y . H e n n y S i n g g i h

Jl. Rasajasa III No. 17,

Jakarta 12110

Tel. 021-7205889

17 | P a g e

RICHARD WIRIAHARDJA, SE – KOMISARIS UTAMA

Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1953. Lulus tahun 1981 dengan

gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan memulai kar iernya sebagai Sales

Engineer PT Metrodata Indonesia 1978-1979. Kemudian menjabat sebagai Asisten

General Manager Grup Harapan 1979-1982, Direktur Utama PT Hidayat Utama Sejahtera

1982-1990, Direktur PT Bintang Mitra Semestaraya 1989 -1999, Direktur PT Cahaya

Kharisma Teguhmandir i 1991-1998, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk.

1992-1993, Direktur PT Alvita Sunta 1992-1996, Komisaris Utama PT Erses Sejahtera

1992-1996, Direktur Utama PT Sinar Slipi Sejahtera 1992 -1997, Direktur PT Bhaskara

Mutu Sentosa 1992-1996, Direktur Utama PT Laksayudha Abadi 1993 -1999, Komisaris

Utama PT Sinar Kompas Utama 1992-2004, Direktur Utama PT Suryagajah Maspert iwi

1995-1997, Komisaris Utama 1997-2004, Komisaris PT Maxima Perdana Finance 1997 -

1998, Direktur Utama PT Rist ia Bintang Mahkotasejati Tbk untuk periode 1985 -1994 dan

1997-2005, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri (d/h PT Ciptojaya Kontr indoreksa Tbk)

1997-2009, Komisaris Utama PT Muribens Otograha 2001 -2002, Komisaris Utama PT

Roda Panggon Harapan Tbk 1998-2001, Direktur Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk

2001-2007, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri Tbk 2007-2009, Komisaris PT Royal Oak

Development Asia Tbk 2007-2010, Direktur PT Tiara Bal i International 2008 – 2010.

Hingga saat ini memegang jabatan antara la in: sebagai Direktur PT Bumi Mahligai

Sejahtera sejak tahun 1989, Komisaris PT First Asia Ca pital (d/h PT Panin Capital) se jak

tahun 1991, Komisaris PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT

Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT Ribens Autocars

sejak tahun 2002, Komisaris PT Sinar Kompas Utama sejak tahun 2004, Komisaris Utama

PT Rist ia Bintang Mahkotasejati Tbk sejak 2008 dan Komisaris PT Tiara Raya Bali

International sejak tahun 2010.

MARIA FLORENTINA TULOLO, SE - KOMISARIS

Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1956. Lulus dengan gelar Sarjana

Ekonomi dari Universitas Trisakti tahun 1984. Dari tahun 1980 -1996 menjabat sebagai

Komisaris PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk dan dengan jabatan yang sama juga di PT

Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun 1992-1996. Pada tahun 1985-2001 menjabat sebagai

Direktur PT Rist ia Bintang Mahkotsejati Tbk. Pada tahun 1992 hingga tahun 2001,

menjabat sebagai Komisaris PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun 2001 menjabat

sebagai Komisaris Perseroan hingga kini.

ROSA LESTARI PUTRI, SH – KOMISARIS INDEPENDEN

Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Menyelesaikan studi di

Austral ia pada tahun 1997 dan pada tahun 2002 memperoleh gelar Sarjana Hukum dari

Universitas Tarumanegara. Memulai kar ir di Sinar Mas Group mulai dari tahun 1997

sampai tahun 2000. Sejak tahun 2000 – 2007 menjabat sebagai Corporate Secretary PT

Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun 2005, menjabat sebagai Direktur PT Ribens

Autocars dan pada tahun 2006 - 2010 menjabat sebagai Direktur t idak terafil iasi

Perseroan. Pada tahun 2010, menjabat sebagai Komisaris Independent Perseroan.

18 | P a g e

PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH – DIREKTUR UTAMA

Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1964. Lulus pada tahun 1989

dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Kristen Indonesia . Memulai karirnya

sebagai Kredit Legal Officer PT Bank Surya Tbk di tahun 1989 -1996. Menjabat sebagai

Legal Manager PT Bank Victoria International tahun 1996 -1997. Menjabat sebagai

Direktur Utama PT Surya Gajah Mas Pertiwi tahun 1997 -2005. Menjabat sebagai

Corporate Secretary PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk tahun 1998 -2009. Menjabat

sebagai Direktur Utama PT Muribens Oto tahun 2000 -2002. Menjabat sebagai Direktur

Utama PT Ribens Autocars tahun 2002-2005 dan tahun 2005 hingga saat ini menjabat

sebagai Direktur. Menjabat sebagai Komisaris PT Surya Gajah MasPert iwi dari tahun

2005-2008. Menjabat sebagai Direktur PT Surya Gajah Mas Pertiwi sejak tahun 2008

hingga saat ini . Menjabat sebagai Direktur PT Citra Kebun Raya Agri Tbk dari Pebr uari

2008-2009. Menjabat sebagai Direktur PT Royal Oak Development Asia Tbk dari

Pebruari 2008-2009. Menjabat sebagai Direktur PT Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun

2008 hingga saat ini . Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2010

hingga saat ini .

MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON) – DIREKTUR

Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1984. Lulus pada tahun 2008

dengan gelar BASc (HONS) dari University of British Colombia, Canada. Memulai

karirnya di perusahaan konsultan infrastruktur terkemuka di Vancouver, Canada, Hatch

Mott MacDonald sejak tahun 2007 – 2010 dengan jabatan terakhir sebagai Structural

Engineer. Sejak tahun 2010 hingga saat ini menjabat sebagai Direktur di Perseroan.

SUPADMI, SE – DIREKTUR INDEPENDEN

Warga Negara Indonesia, lahir di Banyuwangi pada tahun 1970. Lulus dari STIE Malang

pada tahun 1993 dengan gelar Sarjana Ekonomi. Memulai karirnya tahun 1994 di PT

Kanisah Senggora hingga tahun 1997. Menjadi Manager Accounting pa da PT Ganesha

Kencana sejak tahun 1997-2000. Pada tahun 2001 sampai tahun 2007 menjabat sebagai

Komisaris PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun tahun 2011 hingga sekarang

menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan .

19 | P a g e

Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting bagi pertumbuhan Perseroan. Oleh karenanya, Perseroan senantiasa membina dan mendorong karyawan untuk terus giat di dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk tahun 2012, sumber daya manusia yang dimiliki Perseroan adalah sebanyak 50 karyawan yang mana terdapat penurunan sebesar 4% jika dibandingkan dengan tahun 2011 dimana Perseroan memiliki 52 karyawan. Adapun komposisi karyawan Perseroan menurut jenjang manajemen dan pendidikan dapat dilihat sebagaimana di bawah ini : Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang manajemen:

Komposisi karyawan tetap perseroan menurut jenjang pendidikan:

Secara berkala Perseroan mengirimkan karyawan-karyawannya untuk mengikuti seminar maupun workshop khususnya di bidang sales dan marketing, real estat yang menunjang keahlian karyawan di bidang perumahan. Di masa mendatang, penambahan jenis seminar akan dilakukan guna menambah nilai kompetensi karyawan Perseroan.

0 5 10 15 20 25 30

Pelaksana

Staff

Supervisor

Manajer

Direksi & Komisaris

2011

2012

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Lain-lain

SLTA/Sederajat

Sarjana Muda/Diploma

Sarjana

2011

2012

20 | P a g e

TINJAUAN USAHA DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN

Kinerja perekonomian Nasional pada tahun 2012 semakin membaik di tengah perekonomian

dunia yang masih diliputi ketidakpastian. Tingkat pertumbuhan ekonomi masih dapat

dipertahankan pada tingkat 6,2% dengan inflasi yang terkendali di angka 4,3%. Pertumbuhan

ekonomi ini lebih banyak ditunjang oleh kuatnya permintaan domestik dikarenakan kondisi

ekonomi makro dan system keuangan kondusif sehingga memungkinkan sektor usaha dan

sektor rumah tangga melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik.

Kondisi perekonomian yang baik inilah yang yang menjadi salah satu faktor penunjang

tercapainya target yang telah disusun di tahun sebelumnya. Untuk tahun buku yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 2012, informasi segmen usaha Perseroan dan Anak Perusahaan

adalah sebagai berikut :

Persentase (%)

Penjualan Bersih PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk

100,00

Laba (Rugi) Usaha 103,80

PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (3,80)

PT Bhaskara Mutu Sentosa

Jumlah 100,00

Jumlah Aktiva

PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 76,73

PT Bhaskara Mutu Sentosa 23,27

Jumlah 100,00

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan membukukan penjualan

bersih sebesar Rp. 41.729 juta atau mengalami kenaikan sebesar Rp 26.004 juta atau 165,37%

jika dibandingkan dengan yang dibukukan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2011 sebesar Rp. 15.725 juta. Kenaikan penjualan ini disebabkan karena adanya type

baru di perumahan Mahkota Simprug yang diminati oleh konsumen.

21 | P a g e

Sedangkan untuk kenaikan penjualan di perumahan di Bintang Metropol dikarenakan lokasi

perumahan menjadi sangat strategis karena dekat dengan jembatan layang yang

menghubungkan Bekasi Selatan dan Utara.

Adapun jumlah penjualan unit rumah di tahun 2012, sebanyak 134 unit dengan luas tanah yang

terjual 112.874 meter persegi, yang mana terdapat peningkatan sebanyak 69 unit bangunan jika

dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 65 unit dengan luas tanah yang terjual 6.857 meter

persegi. Selama tahun 2012, penjualan terbesar di perumahan Bintang Metropole adalah unit type

39/90 dan 39/120 masing-masing sebanyak 29 dan 23 unit, sedangkan di tahun 2011, unit yang

terjual masing masing adalah 18 dan 5 unit bangunan. Sedangkan penjualan terbesar di Perumahan

Mahkota Simprug adalah unit type 33/72 dan 33/78 yang merupakan unit type rumah baru.

Berikut ini adalah proforma penjualan dan laba (rugi) usaha untuk tahun 2012 dan 2011 dengan

menerapkan dampak peningkatan harga tanah yang terjadi sampai triwulan I tahun 2013 :

Dalam jutaan rupiah, kecuali perubahan harga

Proyek Tahun Perubahan Penjualan Laba (rugi) Usaha

Harga Historis Proforma Historis Proforma

Bintang

Metropol dan

Mahkota

Simprug

2012 700.000 41.729 45.902 9.110 13.283

2011

600.000

600.000

600.000

600.000

600.000

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp. 1.923 juta atau

mengalami peningkatan sebesar Rp.15.883 juta atau 113,77% dibandingkan dengan tahun 2011

dimana Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp.13.960 juta. Hal ini disebabkan karena

terdapat peningkatan penjualan bersih serta penurunan atas kerugian yang direalisasi atas penjualan

aset keuangan yang tersedia untuk dijual.

22 | P a g e

Dari sisi aktiva Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp. 152.812 juta atau

mengalami kenaikan sebesar Rp 16.875 juta atau 12,41% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar

Rp 135.937 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan pada akun Kas dan Bank, Piutang

Usaha Pihak ketiga serta persediaan real estat.

Dari sisi kewajiban, Perseroan mencatat pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp. 10.938 juta

atau meningkat sebesar Rp. 474 juta atau 4,53% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp.

10.464 juta. Hal ini antara lain disebabkan adanya peningkatan pada hutang pajak, hutang usaha

pihak ketiga, hutang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban masih harus

dibayar.

Peningkatan pada akun Hutang Pajak Perseroan disebabkan adanya peningkatan pajak pertambahan

nilai, pajak penjualan final dan pajak penghasilan pasal 4(2).

Peningkatan pada akun Hutang usaha pihak ketiga disebabkan adanya peningkatan Hutang

Supplier/Kontraktor seiring dengan peningkatan penjualan.

Peningkatan pada akun hutang lain-lain disebabkan adanya peningkatan kewajiban yang berupa

honorarium pihak ketiga.

Peningkatan pada akun liabilitas imbalan kerja jangka panjang disebabkan karena terdapat

peningkatan jumlah nilai pencadangan kewajiban kesejahteraan karyawan.

Untuk beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.

10.296 juta, terdapat peningkatan sebesar Rp. 1.886 juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp. 8.410 juta. Hal ini disebabkan adanya Peningkatan

pada biaya komisi penjualan, iuran dan perizinan.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah

7,71% dan 8,34.%. Sedangkan rasio kewajiban terhadap jumlah aktiva pada tanggal 31 Desember

2012 dan 2011 adalah 7,16% dan 7,70%. Rasio Solvabilitas pada tahun 2011 – 2012 menurun

disebabkan oleh peningkatan pada total aktiva terutama pada akun Kas dan Bank. Untuk Tingkat

kolektibilitas piutang Perseroan pada tahun 2012 adalah 2 hari.

23 | P a g e

PROSPEK USAHA

Untuk tahun 2013, Bank Indonesia memprediksikan bahwa perekonomian Nasional akan tumbuh

lebih tinggi yaitu di angka 6,3-6,8% dengan prediksi inflasi berada di kisaran 4,5%. Permintaan

domestik diperkirakan juga masih menjadi kontribusi utama dalam pertumbuhan ekonomi khususnya

yang berasal dari pembelanjaan sektor usaha dan rumah tangga. Di sisi lain, meningkatnya jumlah

income kelompok middle class juga semakin memperkuat struktur keuangan masyarakat yang

mendukung pertumbuhan ekonomi.

Perpaduan antara pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk membuka peluang bisnis yang baik

bagi industri properti. Dengan didukung faktor seperti suku bunga yang terjangkau bagi semua

lapisan, pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga sektor usaha terutama

bisnis properti semakin meningkat pula.

Perseroan akan berupaya untuk dapat memanfaatkan situasi ini dengan semaksimal mungkin guna

mencapai target yang telah ditetapkan. Perseroan juga akan memfokuskan pada penyediaan

perumahan dengan mutu yang baik dan ramah lingkungan serta berorientasi kepada peningkatan

kepuasan konsumen.

Pembangunan jembatan layang yang menghubungkan wilayan Bekasi Selatan dengan Utara telah

diresmikan penggunaannya pada bulan April 2013. Jembatan tersebut diharapkan akan sangat

bermanfaat dalam mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Bekasi dan sekitarnya termasuk pula

lokasi perumahan yang dikembangkan oleh Perseroan. Dengan demikian jembatan layang tersebut

akan menjadi nilai tambah bagi perumahan yang dikelola oleh Perseroan.

Pada tahun sebelumnya, Perseroan telah melakukan akuisisi saham kepemilikan sebesar 40% pada PT

Tiara Raya Bali International (TRBI) yang bergerak di bidang perhotelan yaitu Hotel Le Meridien

Jimbaran-Bali. Pada tanggal 9 Mei 2013, hotel Le Meridien Bali Jimbaran secara resmi mulai

beroperasi dan Perseroan optimis bahwa bisnis jasa perhotelan ini dapat memberikan kontribusi

positif yang berkesinambungan bagi perkembangan Perseroan pada masa mendatang.

24 | P a g e

STRATEGI PEMASARAN & PANGSA PASAR

Strategi Perseroan di tahun sebelumnya untuk memasarkan type

baru telah terbukti menjadi salah satu strategi yang

membuahkan hasil yang cukup baik. Oleh karenanya di tahun

ini, Perseroan juga berencana untuk membuat type baru lainnya,

sehingga member alternative yang lebih banyak bagi konsumen

dalam memilih type rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan dari masing masing konsumen.

Pangsa Pasar untuk industri properti secara keseluruhan masih sangat terbuka luas. Kebutuhan akan

perumahan tidak akan surut sepanjang ditunjang oleh kemampuan daya beli masyarakat yang baik.

Oleh karenanya, hal ini akan menjadi tantangan Perseroan guna memanfaatkan kesempatan yang

baik ini dengan mencapai hasil yang maksimal di tahun mendatang.

DIVIDEN

Pembagian dividen Perseroan kepada Pemegang Saham ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang

Saham dengan mempertimbangkan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan Anak

Perusahaan. Adapun rumusan pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut :

Laba Bersih Persentase Dividen Tunai terhadap Laba Bersih

Sampai dengan Rp. 15milyar 10% sampai 15%

Di atas Rp. 15 milyar 16% sampai 20%

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei

2012 telah memutuskan tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2011.

25 | P a g e

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan senantiasa memiliki komitmen untuk terus bertumbuh dan berkembang di masa mendatang. Untuk mencapai hal ini, Perseroan menyadari pentingnya menjalankan usahanya sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang. Dengan diterapkannya Tata Kelola Perusahaan yang baik maka dapat menjadikan Perseroan menjadi lebih terarah didalam mengimplementasikan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan. Guna tercapainya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik diperlukan kerjasama yang baik diantara fungsi pengurusan dan pengawasan di dalam perusahaan yang mencakup Komisaris, Direksi Komite Audit, Sekretaris Korporasi dan Internal Audit. Hal ini diwujudkan dalam pengawasan dan pemenuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun Regulasi terkait lainnya seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia. Sepanjang tahun 2012, Perseroan memastikan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah dilakukan di semua lini yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi antara lain : DEWAN KOMISARIS Tanggung jawab Dewan Komisaris diantaranya adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan perusahaan. Di samping itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab di dalam memberikan nasehat atau masukan kepada Dewan Direksi sehubungan dengan permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan Perseroan, anggaran dan rencana kerja tahunan dan pelaksanaan hal-hal yang telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan Komisaris juga memiliki akses penuh terhadap informasi maupun laporan yang ada dalam Perusahaan dan dapat meminta penjelasan dari Direksi terkait informasi dan laporan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Untuk saat ini Dewan Komisaris Perseroan memiliki 3 anggota yang terdiri dari Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen. Adapun prosedur penetapan dan jumlah remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris juga ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan total remunerasi Rp. 693.000.000. Sedangkan untuk pembagiannya diatur dalam Rapat Komisaris. Pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi dilakukan sedikitnya satu kali setiap bulan dengan tingkat kehadiran antara 90%-100%. Sedangkan pertemuan antara Dewan Komisaris dan Komite Audit sedikitnya dua kali setiap bulan. Manakala diperlukan, maka rapat dengan Komite Audit dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya.

26 | P a g e

DIREKSI Direksi memiliki kewajiban menjalankan tugas utamanya dengan penuh tanggung jawab. Penetapan kebijakan atau strategi bisnis, dilakukan oleh Dewan Direksi melalui mekanisme Rapat Direksi. Kebijakan umum terkait pembagian tugas dan wewenang setiap Direksi juga diatur oleh Rapat Direksi yang antara lain meliputi sebagai berikut : Direktur Utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan koordinasi diantara anggota Direksi sehingga seluruh kegiatan bisnis Perseroan dan program kerja berjalan dengan baik sesuai dengan visi, misi Perseroan. Direktur Teknik dan Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang teknik dan penjualan. Direktur Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang keuangan, anggaran dan akutansi. Secara keseluruhan tugas dan tanggung jawab Direksi Perseroan meliputi penetapan seluruh kebijakan, strategi usaha dan program-program strategis yang diperlukan dalam rangka menjalankan usaha Perseroan. Di samping itu, Direksi juga bertanggung jawab atas tercapainya integrasi dan sinergi kebijakan dan penggunaan sumber daya guna mencapai sasaran dan tujuan Perseroan, Direksi juga bertanggung jawab terhadap penyusunan perangkat kebijakan, penyelenggaraan administ rasi serta supervisi dan pengembangan Perseroan. Penetapan jumlah remunerasi dan tunjangan lainnya untuk Dewan Direksi ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan kewenangan pembagiannya diserahkan kepada Dewan Komisaris yang mengaturnya melalui Rapat Dewan Komisaris. Untuk jadwal pertemuan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan sedikitnya satu kali setiap bulan dengan tingkat kehadiran 100%. Sedangkan pertemuan antara anggota Direksi diadakan setiap minggu dengan tingkat kehadiran 100%. Guna mengikuti perkembangan industri properti, maka Dewan Direksi secara berkala mengikuti berbagai seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan industri properti yang diselenggarakan baik di dalam maupun di luar negeri. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2012 yang secara musyawarah untuk mufakat telah memutuskan hal-hal sebagai berikut : 1. Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Direksi tentang jalannya Perseroan untuk tahun

buku 2011 ermasuk Laporan Tugas Penawasan Dewan Komisaris Perseroan; Mengesahkan Perhitungan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakh ir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “Anwar & Rekan” sebagaimana tercantum dalam laporannya Nomor AR/L-058/12 tanggal 19 Maret 2012 dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

27 | P a g e

Dengan demikian memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah mereka jalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (acquit et de charge), sepanjang tindakan-tindakan mereka tersebut tercermin dalam Laporan Posisi Kuengan (Neraca) Konsolidasian dan perhitungan Laba Rugi Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

2. Menyetujui Penunjukan Akuntan Publik “Anwar dan Rekan” untuk Tahun buku 2012 atau apabila tidak tercapai kesepakatan memberi wewenang kepada Direksi dengan persetujuan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik lainnya yang terdaftar di Bapapem-LK dan pemberian wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut.

3. Menyetujui : a. Pemberian gaji kepada anggota Dewan Komisaris seluruhnya sebesar Rp. 693.000.000, - per

tahun, dan pembagiannya diatur dalam Rapat Komisaris. b. Memberikan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan

gaji dan tunjangan lainnya anggota Direksi melalui keputusan rapat Dewan Komisaris. Keputusan RUPS Tahunan ini telah diumumkan pada Harian Ekonomi Neraca pada tanggal 28 Mei 2012.

KOMITE AUDIT Pembentukan Komite Audit Perseroan dilakukan sejak tanggal 15 Juni 2001. Perubahan susunan Komite Audit dilakukan pada tanggal 24 April 2012 dimana Ketua Komite Audit tetap dijabat oleh Rosa Lestari Putri (Komisaris Independen), sedangkan anggota Komite Audit saat ini adalah Anita P. Putri dan Meina Mutya. Tugas pokok Komite Audit antara lain adalah memberikan pendapat atau masukan secara profesional yang independen kepada Dewan Komisaris atas laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, antara lain melalui kajian atas program audit serta tindak lanjutnya. Pertemuan rutin antara Komite Audit dengan Dewan Komisaris diadakan dua kali dalam sebulan dengan tingkat kehadiran 95%-100%. Manakala diperlukan, maka rapat tersebut dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya. Sepanjang tahun 2012, Komite Audit Perseroan melakukan fungsi pengawasannya dengan mengkaji laporan keuangan bulanan, triwulan, enam bulan dan tahunan Perseroan serta memastikan bahwa laporan keuangan tersebut telah mengikuti prinsip akutansi yang berlaku umum dan peraturan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia.

28 | P a g e

Komite Audit juga turut memberikan rekomendasi atas penunjukkan auditor independent, melakukan tindak lanjut atas temuan yang diperoleh Manajemen dan melakukan penelaahan atas rencana kerja tahunan. Untuk tahun buku 2012, uraian singkat pelaksanaan tugas Komite Audit antara lain :

1. Melakukan penelaahan dan mengevaluasi hasil audit informasi keuangan Perseroan yang mencakup laporan keuangan, proyeksi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan.

2. Mengevaluasi independensi dan objektivitas perusahaan akuntan public. 3. Menilai kinerja dan efisiensi dari Internal Audit 4. Menilai kepatuhan Perseroan atas peraturan yang berlaku 5. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris perihal risiko yang dihadapi Perseroan dan

pelaksanaan pengelolaan risiko oleh Direksi serta hal lainnya yang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris.

SEKRETARIS PERUSAHAAN Sekretaris Perusahaan yang ditunjuk adalah Suhsih Boentoro, SE, warga Negara Indonesia, lahir di Pangkal Pinang pada tahun 1970. Lulus tahun 1994 dengan gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Atmajaya. Memulai kariernya di Arthur Andersen – Prasetio, Utomo & Co., Registered Public Accountants sejak tahun 1994 sampai pertengahan 1999. Semenjak Juni 1999 -2005 menjabat sebagai Direktur Perseroan. Di samping itu, menjabat juga sebagai Direktur Utama pada PT Artha Era Primayasa dan Direktur pada PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999 hingga saat ini. Menjabat sebagai Sekretaris Perseroan sejak tahun 1999 hingga sekarang.

Salah satu cakupan tugas yang dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan komunikasi Perseroan ke pihak luar termasuk pendistribusian informasi yang berhubungan dengan keuangan dan kinerja usaha kepada para Pemegang Saham, pasar modal dan masyarakat umum. Di samping mengikuti perkembangan pasar modal, sekretaris perusahaan juga memberikan pelayanan informasi bagi masyarakat sebagai contact person dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS. Untuk tahun buku 2012, uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan antara lain adalah: 1. Telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. 2. Telah mengadakan acara Public Expose Perseroan. 3. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam memberikan masukan dalam setiap pertemuan Rapat

Dewan Komisaris dan Rapat Direksi 4. Melakukan penyampaikan informasi terkait operasional Perseroan dalam rangka keterbukaan

informasi kepada Bapepam-LK, BEI dan KSEI.

29 | P a g e

UNIT AUDIT INTERNAL Pembentukan Unit Audit Internal dilakukan dalam rangka membantu tugas Direksi dalam melakukan evaluasi internal yang obyektif terhadap kegiatan usaha Perseroan secara keseluruhan. Hasil yang diperoleh akan dibawakan kepada Dewan Direksi untuk menjadi salah satu dasar pembentukan kebijakan dan strategi yang akan ditetapkan oleh Dewan Direksi sehingga tetap mengikuti prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Pengangkatan dan pemberhentian Unit Audit Internal Perseroan dilakukan oleh Direktur Utama atas persetujuan dari Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya , Unit Internal Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Unit Internal Audit Perseroan diketuai oleh Anitasari SE. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Unit Audit Internal mengacu kepada Piagam Unit Audit Internal yang telah disahkan pada tanggal 5 Februari 2010. Piagam ini secara garis besar memuat tujuan, struktur organisasi, tanggung jawab, wewenang, kode etik dan persyaratan serta profesionalisme auditor. Uraian singkat pelaksanaan tugas unit internal audit selama tahun buku 2012 sebaimana yang tercantum dalam Piagam antara lain meliputi penyusunan dan pelaksanaan rencana audit internal tahunan, melakukan pengujian dan evaluasi atas pelaksanaan pengendalian internal, melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas kinerja di setiap departemen dan memberikan rekomendasi atas hal yang memerlukan perbaikan atau improvement, membuat laporan hasil audit untuk diserahkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut dari penerapan rekomendasi yang telah diberikan. SISTEM PENGENDALIAN INTEREN PERSEROAN Sistem pengendalian internal Perseroan salah satunya dilakukan melalui pembuatan serangkaian kebijakan dan prosedur standar di dalam menjalankan kegiatan operasional Perseroan. Sistem ini terus dimonitor pelaksanaannya dan telah mengalami penyempurnaan untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang baik di dalam meminimalkan risiko yang dapat timbul. Seiring dengan berjalannya waktu dimana tingkat risiko yang dihadapi juga terus mengalami perubahan, maka Unit Audit Internal dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Unit Audit Internal yang dalam hal ini merupakan mitra Management memiliki peran untuk dapat meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui penyediaan informasi yang cepat dan akurat guna pengambilan keputusan Management dalam pencapaian target Perseroan. Bentuk lain pengendalian interen juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan rutin dengan divisi yang ada di Perseroan guna membahas progres pekerjaan dan masalah yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Pihak Unit Audit Internal akan membahas semua permasalahan termasuk memberikan rekomendasi kepada pihak Management sehingga progress pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.

30 | P a g e

Di lain sisi, Dewan Komisaris dibantu Komite Audit juga berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan Direksi dalam mengelola Perseroan dimana Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam memberikan nasehat atau masukan kepada Direksi. RISIKO USAHA Perseroan sebagai sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan perumahan memiliki risiko-risiko usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja Perseroan. Salah satu risiko yang ada adalah dari segi perekonomian. Naik turunnya kondisi perekonomian nasional khususnya akan sangat mempengaruhi tingkat suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar mata uang asing. Kondisi perekonomian yang tidak stabil akan berakibat kepada kenaikan harga bahan baku dan sangat mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat penjualan Perseroan. Oleh karenanya, Management akan selalu mencermati indikasi perekonomian dan menyesuaikan kebijakan Perseroan sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan-perbuahan yang terjadi. Risiko lainnya adalah persaingan usaha dengan perusahan properti lainnya khususnya yang berada di wilayah pengembangan yang sama dengan Perseroan. Guna menghadapi permasalahan ini, Perseroan menyadari bahwa perumahan yang ditawarkan harus memberikan mutu dan kualitas perumahan serta pelayanan yang lebih baik. Oleh karenanya, Perseroan selalu berupaya untuk memberikan yang lebih kepada kepada konsumen menjadi hal ini menjadi faktor yang signifikan dalam menghadapi persaingan. Risiko lainnya seperti terjadinya perubahan perundang-undangan yang terkait dengan industri properti dan bencana alam merupakan salah satu risiko yang juga dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Sedapat mungkin Perseroan berupaya untuk meminimalkan dampaknya bagi Peseroan dengan menerapkan kebijakan yang dapat tepat untuk menghadapi hal tersebut. SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN Untuk saat ini Perseroan belum memiliki kebijakan tersendiri yang mengatur perihal system pelaporan pelanggaran. Akan tetapi, untuk setiap pelaporan terjadinya pelanggaran tetap diterima dengan baik dan dijaga kerahasiannya dimana pelaporan ini akan menjadi dasar untuk pemeriksaan lanjutan.

31 | P a g e

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak hanya berjalan sendiri melainkan juga memiliki tanggung

jawab baik kepada lingkungan sekitar, karyawan maupun konsumen Perseroan. Tanggung jawab dalam

lingkungan hidup terwujud salah satunya dalam bentuk menjaga kelestarian di tempat kegiatan usaha

berlangsung. Hal ini dilakukan melalui kegiatan penanaman pohon guna mengurangi emisi gas karbon dan

memastikan saluran air selalu bersih dari sampah sehingga lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.

Dari segi praktik ketenagakerjaan, Perseroan tidak memberlakukan perbedaan status antara pihak pria

maupun wanita. Prestasi merupakan kunci penting di dalam menjalankan pekerjaan dan kesempatan selalu

terbuka bagi pihak yang ingin maju dan terus meraih prestasi di bidangnya masing-masing karena

Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang penting bagi

pertumbuhan Perseroan ke depannya. Tingkat perpindahan karyawan juga sangat kecil, demikian juga

dengan tingkat kecelakaan kerja nyaris tidak pernah terjadi.

Mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perumahan yang dikembangkan

Perseroan sudah sejak dulu dilakukan. Demikian juga dengan perbaikan sarana umum dan turut

berpartisipasi dalam kegiatan yang bersifat sosial maupun keagamaan.

Perseroan menyadari bahwa konsumen juga merupakan aset yang penting bagi Perseroan. Oleh

karenanya, Perseroan akan selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Tanggung jawab

produk yang diberikan kepada konsumen adalah dengan menyediakan perumahan dengan mutu dan

kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Dalam hal terjadi pengaduan dari konsumen, maka

sedapat mungkin pengaduan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat dan dicarikan pemecahannya

secepatnya sehingga kasus serupa tidak kembali berulang di masa mendatang.

Selama tahun 2012, Perseroan baru dapat meluangkan dana sebesar Rp. 66 juta berkaitan dengan

tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ke depannya, diharapkan partisipasi Perseroan dapat

lebih meningkat dan berpartisipasi dalam bidang yang lebih luas lagi.

32 | P a g e

Laporan Tahunan 2012 ini telah disetujui oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada bulan Maret 2013 dan Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini.

RICHARD WIRIAHARDJA, SE Komisaris Utama

MARIA FLORENTINA TULOLO, SE Komisaris

ROSA LESTARI PUTRI, SH Komisaris Independen

PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH Direktur Utama

MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON) Direktur

SUPADMI, SE Direktur

33 | P a g e

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2012 Dan 2011

Daftar Isi

Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian………......................................................................... 1 - 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian……................................................................ 4 - 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian................................................................................. 6 Laporan Arus Kas Konsolidasian……......................................................................................... 7 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian…………............................................................ 8 - 43

*******************************

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Desember 2012 Dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2012 2011

ASET Kas dan bank 2f,4,23,24 20.774.697.156 2.162.064.005 Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 2f,2g,5,23,24 237.500.000 3.572.500.000 Piutang usaha - Pihak ketiga 2f,2g,6,23,24 13.563.470.419 5.161.424.980 Persediaan real estat 2i,2p,7 30.663.880.497 23.354.916.412 Biaya dibayar di muka 6.875.000 6.875.000 Penyertaan saham pada entitas asosiasi 2h,8 51.543.220.544 55.503.099.484 Tanah yang belum dikembangkan 2i,2p,9 35.423.244.634 45.362.581.812 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.648.932.117 pada tahun 2012 dan Rp 1.423.557.965 pada tahun 2011 2j,2k,3,10 598.967.613 813.749.765

JUMLAH ASET 152.811.855.863 135.937.211.458

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2012 Dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2012 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

Hutang usaha - Pihak ketiga 2f,11,23,24 3.056.225.470 1.852.563.920 Hutang lain-lain - Pihak ketiga 2f,23,24 89.500.000 74.734.178 Hutang pajak 3,12 574.987.300 138.216.579 Beban masih harus dibayar 2f,13,23,24 297.455.225 267.828.073 Uang muka penjualan - Pihak ketiga 2o,14 4.317.199.667 5.868.441.871 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2l,3,15 2.602.276.037 2.262.006.977

JUMLAH LIABILITAS 10.937.643.699 10.463.791.598

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2012 Dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2012 2011

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - Nilai nominal saham Seri A Rp 500 dan saham Seri B Rp 200 Modal dasar - 1.013.311.000 saham Seri A dan 66.722.500 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh - 260.000.000 saham Seri A dan 66.722.500 saham Seri B 16 143.344.500.000 143.344.500.000 Biaya emisi saham 2m (1.611.076.661) (1.611.076.661) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2n,25 (156.057.830) (156.057.830) Kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual 2f,5 (43.750.000) (14.521.676.979) Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya 17 2.300.000.000 2.300.000.000 Belum ditentukan penggunaannya (1.966.458.161) (3.889.625.610) Sub-jumlah 141.867.157.348 125.466.062.920 Kepentingan Nonpengendali 2d 7.054.816 7.356.940

JUMLAH EKUITAS 141.874.212.164 125.473.419.860

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 152.811.855.863 135.937.211.458

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011

PENJUALAN BERSIH 2o,18 41.729.192.546 15.724.942.574 BEBAN POKOK PENJUALAN 2o,19 (22.434.320.111) (8.337.433.862)

LABA KOTOR 19.294.872.435 7.387.508.712 Beban usaha 2o,20 (10.296.002.033) (8.410.380.927) Laba penjualan aset tetap 2j,10 - 149.856.664 Penghasilan (beban) usaha lainnya - bersih 2o 111.272.749 (58.086.635)

LABA (RUGI) USAHA 9.110.143.151 (931.102.186)

Penghasilan bunga - bersih 2o 291.987.720 2.505.960.151 Kerugian yang direalisasi atas penjualan aset keuangan yang tersedia untuk dijual 2f,5 (1.432.926.979) (14.250.282.905) Bagian atas rugi dari entitas asosiasi 2h,8 (3.959.878.940) (496.900.516)

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 4.009.324.952 (13.172.325.456 )

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2q,12 (2.086.459.627) (788.113.029)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 1.922.865.325 (13.960.438.485)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2012 2011

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (lanjutan) 1.922.865.325 (13.960.438.485)

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 2f,5 Penyesuaian reklasifikasi atas kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual 14.512.926.979 31.787.080.405 Kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual (35.000.000) (1.868.750.000)

JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 14.477.926.979 29.918.330.405

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 16.400.792.304 15.957.891.920 LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk 1.923.167.449 (13.960.094.702) Kepentingan nonpengendali (302.124) (343.783)

JUMLAH 1.922.865.325 (13.960.438.485) JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk 16.401.094.428 15.958.235.703 Kepentingan nonpengendali (302.124) (343.783)

JUMLAH 16.400.792.304 15.957.891.920 LABA (RUGI) PER SAHAM YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2r,21 5,50 (42,73)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2012 Dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Kerugian Yang Belum Direalisasi Selisih Nilai Dari Perubahan Saldo Laba (Defisit) Transaksi Nilai Wajar Restrukturisasi Aset Keuangan Telah Belum Biaya Emisi Entitas Yang Tersedia Ditentukan Ditentukan Kepentingan Jumlah Modal Saham Saham Sepengendali Untuk Dijual Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Nonpengendali Ekuitas

Saldo 1 Januari 2011 143.344.500.000 (1.611.076.661 ) (156.057.830) (44.440.007.384) 2.300.000.000 10.070.469.092 109.507.827.217 7.700.723 109.515.527.940 Rugi tahun 2011 - - - - - (13.960.094.702) (13.960.094.702) (343.783) (13.960.438.485) Pendapatan komprehensif lain (lihat Catatan 5) - - - 29.918.330.405 - - 29.918.330.405 - 29.918.330.405

Saldo 31 Desember 2011 143.344.500.000 (1.611.076.661 ) (156.057.830) (14.521.676.979) 2.300.000.000 (3.889.625.610) 125.466.062.920 7.356.940 125.473.419.860 Rugi tahun 2012 - - - - - 1.923.167.449 1.923.167.449 (302.124) 1.922.865.325 Pendapatan komprehensif lain (lihat Catatan 5) - - - .14.477.926.979 - - 14.477.926.979 - 14.477.926.979

Saldo 31 Desember 2012 143.344.500.000 (1.611.076.661 ) (156.057.830) (43.750.000) 2.300.000.000 (1.966.458.161) 141.867.157.348 7.054.816 141.874.212.164

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

7

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2012 2011

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 31.775.904.899 17.357.785.263 Pembayaran kas kepada: Kontraktor dan pemasok (18.600.285.465) (10.546.558.034) Karyawan dan pihak-pihak lainnya (9.274.058.049) (7.909.269.910)

Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi 3.901.561.385 (1.098.042.681) Penghasilan bunga - bersih 291.987.720 2.505.960.151 Pembayaran pajak penjualan final 12 (1.950.323.954) (748.337.056) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2.243.225.151 659.580.414

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual 5 16.380.000.000 39.581.797.500 Perolehan aset tetap 10 (10.592.000) (781.600.000) Hasil penjualan aset tetap 10 - 177.000.000 Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual 5 - (281.250.000) Penyertaan saham pada entitas asosiasi 8 - (56.000.000.000 )

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 16.369.408.000 (17.304.052.500)

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang pembiayaan konsumen - (15.819.256)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK 18.612.633.151 (16.660.291.342) KAS DAN BANK AWAL TAHUN 2.162.064.005 18.822.355.347

KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 20.774.697.156 2.162.064.005

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 114 tanggal 22 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., yang kemudian diubah berdasarkan Akta No. 30 tanggal 14 Oktober 1985 dari Notaris yang sama mengenai perubahan maksud dan tujuan Perusahaan. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-31.HT.01.01.Th.86 tanggal 4 Januari 1986 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70, Tambahan No. 3745 tanggal 2 September 1997. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 70 tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., antara lain sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0069438.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 Agustus 2011. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang real estat dan kontraktor. Pada saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah sebagai pengembang (developer) untuk perumahan Bintang Metropole dan Mahkota Simprug yang masing-masing berlokasi di Bekasi dan Tangerang. Perusahaan berkedudukan di Gedung Ribens Autocars, Jalan R.S. Fatmawati No. 188, Jakarta Selatan dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Februari 1994. Perusahaan tidak memiliki entitas induk (ultimate parent) oleh karena tidak terdapat pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 50%.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-2786/PM/1997 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sejumlah 70.000.000 saham biasa atas nama kepada masyarakat dengan nilai nominal dan harga penawaran masing-masing sebesar Rp 500 per saham yang disertai dengan penerbitan 27.500.000 waran yang melekat pada saham dengan harga pelaksanaan Rp 500 untuk setiap waran. Waran tersebut berlaku sampai dengan tanggal 18 Desember 2000 dan sampai dengan tanggal tersebut tidak ada hak waran yang dilaksanakan.

Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia [dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)] pada tanggal 19 Desember 1997. Pada tanggal 30 September 2000, Perusahaan menerbitkan 190.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Penerbitan saham tersebut berasal dari penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang telah disetujui oleh Direksi BEJ melalui Pengumuman No. PENG-140/BEJ.EEM/09-2000 tanggal 19 September 2000.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)

c. Entitas Anak

Ringkasan informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Tahun Awal Jumlah Aset Tempat Persentase Bidang Kegiatan Sebelum Konsolidasi

Nama Entitas Anak Kedudukan Kepemilikan Usaha Komersial 2012 2011 PT Bhaskara Mutu Sentosa (PT BMS) Jakarta 99,93% Pengembangan Belum beroperasi 18.699.722.665 18.698.951.871 tanah di Tangerang

d. Komisaris, Direksi, Komite Audit serta Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris Utama : Richard Rachmadi Wiriahardja Komisaris : Maria Florentina Tulolo Komisaris Independen : Rosa Lestari Putri Dewan Direksi Direktur Utama : Parningotan Okto Luther Direktur : Michella Ristiadewi Direktur : Supadmi

Adapun susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Ketua : Rosa Lestari Putri Rosa Lestari Putri Anggota : Meina Mutya Nobel Alamsyah Anita Pranowo Fitri Afiaty Handayani Dewan Komisaris (selain Komisaris Independen) dan Dewan Direksi adalah personil manajemen kunci Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing adalah sebanyak 50 dan 52 orang (tidak diaudit).

e. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan, selaku pihak yang bertanggungjawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, pada tanggal 20 Maret 2013.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun yang terkait. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) di mana penerimaan serta pengeluaran kas dan bank diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan tahun sebelumnya, kecuali untuk hal-hal yang terkait dengan penerapan beberapa SAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2012. Perubahan SAK yang memiliki dampak signifikan terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah: • PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang “Imbalan Kerja” yang memperkenalkan alternatif pengakuan

keuntungan (kerugian) aktuarial di mana seluruhnya dapat diakui melalui pendapatan komprehensif lainnya. PSAK revisi ini juga menambahkan beberapa ketentuan mengenai pengungkapan seperti antara lain,

- persentase atau jumlah setiap kategori utama yang membentuk nilai wajar dari aset program,

- deksripsi naratif mengenai dasar yang digunakan untuk menentukan ekspektasi tingkat imbal hasil aset program secara keseluruhan,

- jumlah nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program untuk tahun berjalan dan empat tahun sebelumnya serta,

- jumlah penyesuaian yang muncul atas aset dan liabilitas program untuk tahun berjalan dan empat tahun sebelumnya.

Manajemen Perusahaan tetap memilih untuk menggunakan pendekatan koridor seperti tahun sebelumnya dalam pengakuan terhadap keuntungan (kerugian) aktuarial (lihat Catatan 2l).

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) • PSAK No. 60 tentang “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” yang mengabungkan dan

memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan atas instrumen keuangan. Prinsip utama dari PSAK baru ini adalah untuk mengungkapkan informasi yang memadai sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak terhadap kinerja dan posisi keuangan. PSAK baru ini juga menambahkan ketentuan mengenai pengungkapan risiko, manajemen risiko dan analisis sensitivitas untuk instrumen keuangan atas perubahan dari risiko-risiko yang terkait. Beberapa ketentuan baru lainnya adalah,

- pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko keuangan, - penambahan pengungkapan untuk hal-hal yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif di

mana keuntungan dan kerugian dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan, - pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelompok aset dan liabilitas keuangan serta

pengungkapan hirarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan.

Kebijakan akuntansi Perusahaan telah diubah dan beberapa pengungkapan juga telah ditambahkan untuk menyesuaikan dengan ketentuan transisi dari masing-masing SAK tersebut. Perubahan SAK yang relevan lainnya, yang juga berlaku efektif 1 Januari 2012, namun tidak memiliki dampak signifikan terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: • PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang “Aset Tetap” yang mengatur perlakuan akuntansi untuk aset

tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi pada aset tetap dan perubahannya. Bahasan utama di dalam akuntansi terhadap aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, beban penyusutan dan kerugian penurunan nilai yang harus diakui.

• PSAK No. 46 (Revisi 2010) tentang “Pajak Penghasilan” yang mengatur perlakuan akuntansi untuk konsekuensi pajak kini dan masa depan atas (a) pemulihan masa depan dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui di dalam laporan posisi keuangan dan (b) transaksi-transaksi dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar revisi ini juga terkait dengan aset pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal atau kredit pajak yang belum dimanfaatkan serta penyajian dan pengungkapan pajak penghasilan di dalam laporan keuangan konsolidasian.

• PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang mengatur mengenai prinsip-prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan untuk saling hapus antara aset dan liabilitas keuangan. Prinsip di dalam PSAK ini melengkapi prinsip mengenai pengakuan dan pengukuran atas aset dan liabilitas keuangan yang diatur dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011).

• PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang mengatur mengenai prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset dan liabilitas keuangan serta kontrak untuk pembelian atau penjualan intrumen non-keuangan. Ketentuan mengenai penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010) sedangkan mengenai pengungkapan diatur dalam PSAK No. 60.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) • PSAK No. 56 (Revisi 2011) tentang “Laba per Saham” yang mengatur mengenai prinsip-prinsip

penentuan dan penyajian laba per saham sehingga meningkatkan daya banding antar entitas yang berbeda dalam periode yang sama atau antara periode yang berbeda dalam entitas yang sama. PSAK revisi ini menekankan pada faktor penyebut dalam perhitungan laba per saham.

• ISAK No. 25 tentang “Hak atas Tanah” yang mengatur mengenai perlakuan biaya pengurusan legal yang timbul dalam perolehan awal atau perpanjangan hak atas tanah.

d. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan, selaku Entitas Induk dan seluruh Entitas Anak (lihat Catatan 1c) sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Entitas Anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memilki, baik secara langsung atapun tidak langsung, lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara pada Entitas Anak.

Entitas Anak dikonsolidasian sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal ketika Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk tiap transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, kecuali dinyatakan lain.

Seluruh saldo, penghasilan dan beban intra Perusahaan dan Entitas Anak yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi intra Perusahaan dan Entitas Anak dan dividen, dieliminasi secara penuh.

Kepentingan Nonpengendali (KNP) adalah bagian dari ekuitas Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada Perusahaan. KNP disajikan pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan, selaku Entitas Induk. Seluruh laba rugi komprehensif konsolidasian diatribusikan kepada Perusahaan dan KNP, bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas Entitas Anak namun tanpa kehilangan pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika Perusahaan kehilangan pengendalian atas Entitas Anak maka Perusahaan pada tanggal hilangnya pengendalian tersebut: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak pada

jumlah tercatatnya; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima dan distribusi saham (jika ada); - mengakui setiap sisa investasi pada Entitas Anak pada nilai wajarnya; - mereklasifikasi bagian Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba dan;

- mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan di dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Berdasarkan PSAK tersebut,

(1) Orang atau anggota keluarga terdekatnya dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan dan

Entitas Anak jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian ataupun pengendalian bersama terhadap Perusahaan dan Entitas

Anak, (ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak, atau (iii) merupakan personil manajemen kunci dari Perusahaan dan Entitas Anak ataupun Entitas

Induk. (2) Suatu entitas dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak jika memenuhi

salah satu dari hal berikut ini: (i) entitas tersebut dengan Perusahaan dan Entitas Anak adalah anggota dari kelompok usaha

yang sama, (ii) merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan dan Entitas Anak (atau

entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut merupakan anggota suatu kelompok usaha di mana Perusahaan dan Entitas Anak adalah anggota dari kelompok usaha tersebut),

(iii) entitas tersebut serta Perusahaan dan Entitas Anak adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama,

(iv) satu entitas yang merupakan ventura bersama dari Perusahaan dan Entitas Anak serta entitas lain yang merupakan entitas asosiasi dari Perusahaan dan Entitas Anak,

(v) entitas yang merupakan suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan Entitas Anak. Jika Perusahaan dan Entitas Anak adalah penyelenggara program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak,

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) di atas,

(vii) entitas yang dipengaruhi secara signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) atau orang yang bersangkutan merupakan personil manajemen kunci dari entitas tersebut (atau Entitas Induk dari entitas).

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan Konsolidasian.

f. Instrumen Keuangan

Aset Keuangan

Pengakuan Awal

Aset keuangan diakui apabila Perusahaan dan Entitas Anak memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui pada tanggal transaksi yaitu tanggal ketika Perusahaan dan Entitas Anak berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value through profit or loss) (FVTPL). Aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Pengukuran aset keuangan setelah pengukuran awal tergantung pada bagaimana aset keuangan

yang bersangkutan dikelompokkan yaitu:

(i) Aset keuangan FVTPL di mana aset tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan (held for trading) atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu) untuk diukur pada kelompok ini.

Aset keuangan dalam kelompok ini diukur pada nilai wajarnya tanpa dikurangi biaya transaksi

yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar, termasuk selisih kurs, bunga dan dividen, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori

ini. (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and receivables) di mana merupakan aset

keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada).

Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas, bank dan piutang usaha.

(iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan non-

derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada).

Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori

ini.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah Pengakuan Awal (lanjutan) (iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available for sale) adalah aset keuangan non-derivatif

yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau aset keuangan yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga (3) kategori di atas. Aset keuangan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai pendapatan komprehensif lain [kecuali untuk kerugian penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif] sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Seluruh akun investasi pada saham yang diperdagangkan di bursa efek dikelompokkan pada

kategori ini.

Penghentian Pengakuan

Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Perusahaan dan Entitas Anak telah, secara substansial, mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut telah memenuhi kriteria penghentian pengakuan. Pada saat penghentian aset keuangan, selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari 1) pembayaran yang diterima (termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi liabilitas baru yang ditanggung) dan 2) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui sebagai laba atau rugi.

Liabilitas Keuangan

Pengakuan dan Pengukuran

Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar (FVTPL), liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan liabilitas tersebut.

Setelah pengakuan awal, Perusahaan dan Entitas Anak mengukur seluruh akun liabilitas keuangan, yang meliputi seluruh akun hutang dan beban masih harus dibayar, pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki liabilitas keuangan FVTPL.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Liabilitas Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan

Perusahaan dengan Entitas Anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas tersebut berakhir di mana kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak telah dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluarsa.

Saling Hapus antar Instrumen Keuangan Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan

konsolidasian, jika dan hanya jika, 1) Perusahaan dan Entitas Anak saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum dengan entitas lain untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan

kuotasi harga penutupan di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dan Entitas Anak dapat

menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi.

g. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran”, seluruh aset keuangan atau kelompok aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai.

Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif

mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa merugikan, yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan atau kelompok aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan di mana dapat diestimasi secara andal.

Bukti objektif penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam

memiliki kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau suatu kondisi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) g. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (lanjutan)

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi Kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi

arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan akun cadangan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut

dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka rugi penurunan nilai yang lalu dipulihkan, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan akun cadangan. Namun demikian pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan jumlah tercatat aset melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan. Jumlah pemulihan aset keuangan tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya

tidak dapat diukur secara handal serta aset keuangan berjangka pendek lainnya dicatat pada biaya perolehan. Penurunan yang signifikan atau berkepanjangan atas nilai wajar dari investasi ekuitas dan aset keuangan tersebut di bawah biaya perolehannya merupakan suatu bukti objektif penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.

Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Jika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai secara signifikan, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi meskipun aset tersebut belum dihentikan pengakuannya.

Pemulihan penurunan nilai atas investasi pada instrumen ekuitas tidak diakui dalam laba atau rugi melainkan melalui pendapatan komprehensif lain.

h. Penyertaan Saham pada Entitas Asosiasi

Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan ataupun mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada jika Perusahaan memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak suara pada investee.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

h. Penyertaan Saham pada Entitas Asosiasi (lanjutan) Penyertaan saham pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak tanggal penyertaan tersebut memenuhi definisi entitas asosiasi. Dalam metode ekuitas, penyertaan saham diakui sebesar biaya perolehan awal ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi setelah beban pajak dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan dan bagian atas laba atau rugi tersebut dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penerimaan dividen dari entitas asosiasi mengurangi jumlah tercatat penyertaan saham. Penyesuaian juga dilakukan manakala terdapat perubahan dalam proporsi bagian Perusahaan atas entitas asosiasi yang timbul dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi tersebut. Perusahaan menghentikan pengakuan bagian atas kerugian lebih lanjut dari entitas asosiasi ketika bagian atas rugi tersebut sama atau telah melebihi kepentingan pada entitas asosiasi. Tambahan kerugian dicadangkan dan liabilitas diakui hanya apabila Perusahaan memiliki kewajiban konstruktif atau hukum untuk melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika entitas asosiasi melaporkan laba, maka Perusahaan akan mulai mengakui bagian atas laba hanya setelah bagian tersebut sama dengan bagian atas rugi yang belum diakui. Periode laporan keuangan entitas asosiasi yang digunakan dalam menerapkan metode ekuitas di atas sama dengan periode laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak. Penggunaan metode ekuitas dihentikan sejak tanggal Perusahaan tidak lagi memiliki pengaruh signifikan (di mana kehilangan tersebut tidak mengakibatkan entitas asosiasi menjadi entitas anak ataupun ventura bersama) dan mencatat penyertaan saham tersebut pada nilai wajar. Setiap selisih yang timbul antara 1) nilai wajar penyertaan saham yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian penyertaan saham entitas asosiasi dengan 2) jumlah tercatat penyertaan saham pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

i. Aset Real Estat

Aset real estat meliputi 1) persediaan real estat yaitu bangunan rumah dalam penyelesaian, kavling tanah dan bangunan rumah yang tersedia untuk dijual serta 2) tanah yang sedang dan/atau belum dikembangkan (jika ada) di mana seluruhnya dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value).

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah pra-pengembangan ditambah dengan biaya pengembangan langsung, kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada pengembangan aset real estat (lihat Catatan 2p). Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah ditambah kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya lainnya sehubungan dengan biaya perolehan tanah. Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah dimulai (lihat Catatan 2p). Biaya perolehan bangunan rumah yang sedang dikonstruksi meliputi biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek, biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan proyek dan kapitalisasi biaya pinjaman (lihat Catatan 2p).

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) j. Aset Tetap

Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian, biaya pinjaman dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Biaya perolehan juga termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Setelah pengakuan awal, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada). Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung sejak aset siap untuk digunakan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 Peralatan dan perabot kantor 5 Kendaraan 5

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah dan dilakukan penyesuaian secara prospektif, jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasian.

Sebagaimana diatur di dalam ISAK No. 25 tentang “Hak atas Tanah”, biaya hak legal atas tanah ketika tanah pertama kali diperoleh, baik dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Bangunan dan Hak Pakai, diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai bagian dari aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa

depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tentang "Penurunan Nilai Aset", pada setiap tanggal

pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat indikasi suatu aset non-keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka manajemen membuat estimasi jumlah terpulihkan (recoverable amount) atas aset tersebut.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan) Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara 1) nilai

wajar aset atau unit penghasil kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan 2) nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Sedangkan dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut

dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar jumlah terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Penilaian yang dilakukan pada setiap tanggal pelaporan juga menguji apakah terdapat indikasi bahwa

rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka manajemen mengestimasi jumlah terpulihkan aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya akan dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai yang terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

l. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang “Imbalan Kerja“ mengharuskan Perusahaan dan Entitas Anak

untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan dan imbalan berbasis ekuitas.

Perhitungan imbalan pasca kerja jangka panjang didasarkan pada ketentuan di dalam Undang-

undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi neto dari keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program (jika ada) pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini dibagi selama rata-rata sisa masa kerja ekspektasian dari para karyawan.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) l. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang (lanjutan)

Selanjutnya, biaya jasa lalu dibebankan pada saat imbalan tersebut telah menjadi hak (vested) dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vest. Jika imbalan tersebut menjadi vest segera setelah program imbalan pasti diperkenalkan atau program tersebut diubah, biaya jasa lalu segera diakui.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti pada laporan posisi keuangan konsolidasian

merupakan jumlah neto dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada akhir periode pelaporan (yang didiskontokan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah pada pasar aktif) ditambah keuntungan (dikurangi kerugian) yang belum diakui, dikurangi biaya jasa lalu yang belum diakui serta dikurangi nilai wajar aset program yang akan digunakan untuk penyelesaian liabilitas secara langsung (jika ada).

m. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas

sebagaimana diatur dalam peraturan BAPEPAM-LK. Biaya-biaya seperti biaya pencatatan saham di bursa atas saham yang sudah beredar, biaya yang berkaitan dengan dividen saham atau pemecahan saham dan biaya lain yang tidak dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan efek ekuitas, dibebankan langsung pada laporan laba rugi komprehensif.

n. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Sebagaimana diatur di dalam PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan juga tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen lainnya yang dipertukarkan. Oleh karena itu, aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan tersebut dicatat sesuai dengan nilai buku berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Entitas sepengendali itu sendiri adalah pihak-pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui satu atau lebih perantara) mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendali yang sama.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi

antara entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat

adanya transaksi resiprokal di antara entitas sepengendali yang sama; peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepada pihak ketiga.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 tentang “Akuntansi

Pengembangan Real Estat”. Berdasarkan PSAK tersebut maka:

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) 1. Penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lain beserta kavling tanahnya diakui dengan

metode akrual penuh (full accrual method) apabila telah memenuhi seluruh kriteria berikut: a. Proses penjualan telah selesai. b. Harga jual akan tertagih. c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan

datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli. d. Perusahaan dan Entitas Anak telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit

bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan serta Perusahaan dan Entitas Anak tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

2. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan diakui dengan metode akrual penuh apabila pada saat

pengikatan jual beli seluruh kriteria berikut ini telah terpenuhi: a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan

jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli. b. Harga jual akan tertagih. c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain

yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang. d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga Perusahaan dan Entitas Anak tidak

berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan Perusahaan dan Entitas Anak dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.

Seluruh penerimaan hasil penjualan bangunan rumah dan kavling tanah yang belum memenuhi

persyaratan di atas, ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit serta dikelompokkan sebagai akun “Uang Muka Penjualan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Penerimaan dari tanda jadi untuk pembelian yang batal, biaya administrasi, penghasilan bunga dari

para pembeli, biaya perbaikan (yang tidak ditanggung oleh kontraktor), biaya pemeliharaan sebelum penyerahan dan beban usaha lainnya diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

p. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estat

Beban aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat

adalah:

1. Beban pra-perolehan tanah 2. Beban perolehan tanah 3. Beban yang secara langsung berhubungan dengan proyek 4. Beban yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat 5. Beban pinjaman

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) p. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estat (lanjutan)

Beban yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:

1. Beban pra-perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh 2. Kelebihan beban dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang

dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan sehubungan dengan penjualan unit. Apabila akumulasi biaya ke proyek pengembangan lebih rendah dari realisasi pendapatan pada masa depan maka selisihnya akan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Atas perbedaan yang terjadi manajemen akan melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Beban yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus (Specific Identification Method). Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir tahun pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, Manajemen akan melakukan revisi dan realokasi biaya. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian aktivitas pengembangan adalah berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan (cost to cost basis). Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat. Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual.

q. Pajak Penghasilan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71/2008 yang ditetapkan pada tanggal 4 November 2008, efektif 1 Januari 2009, penghasilan dari penjualan atau pengalihan tanah dan/atau bangunan untuk pengembang real estat dikenakan pajak final sebesar 5% yang dihitung dari nilai penjualan atau pengalihan dan beban yang berhubungan dengan kegiatan tersebut tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan badan.

Perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak kini sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subjek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

r. Laba (Rugi) per Saham

Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan selaku Entitas Induk selama tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

s. Segmen Operasi

Segmen operasi disajikan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang diberikan oleh para manajer segmen kepada pembuat keputusan operasional. Segmen operasi tersebut dikelola secara independen oleh tiap-tiap manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dari masing-masing segmen operasi yang ada dalam lingkup wewenangnya. Sedangkan pembuat keputusan operasional adalah pihak yang melakukan penelaahan terhadap laporan segmen di mana laporan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan. Adanya ketidakpastian terkait dengan asumsi dan estimasi dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada periode pelaporan berikutnya.

a. Pertimbangan Manajemen

Pertimbangan pengelompokan aset dan liabilitas keuangan (yang dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi) memiliki pengaruh signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Pengelompokan atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan mempertimbangkan bahwa definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Tiap-tiap kelompok memberikan dampak pengukuran yang berbeda-beda (lihat Catatan 2f).

b. Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Manajemen mendasarkan asumsi dan estimasi pada tolak ukur yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Keadaan dan asumsi mengenai perkembangan masa depan yang ada saat ini dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

Penentuan liabilitas dan beban imbalan kerja jangka panjang Perusahaan dan Entitas Anak bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan sebelumnya, diperlakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi sebagaimana diuraikan dalam Catatan 2l atas laporan keuangan konsolidasian.

Meskipun Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut wajar dan telah sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan dapat mempengaruhi secara material liabilitas dan beban imbalan kerja karyawan. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 2.602.276.037 dan Rp 2.262.006.977 (lihat Catatan 15).

Penyusutan Aset Tetap

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset yang bersangkutan yang berkisar antara 5 hingga 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai residu dari aset tetap dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah. Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 598.967.613 dan Rp 813.749.765, sedangkan biaya penyusutan untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 225.374.152 dan Rp 231.709.068 (lihat Catatan 10 dan 20).

Pajak Penghasilan

Perusahaan dan Entitas Anak selaku wajib pajak menghitung liabilitas perpajakannya secara self assessment berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Perhitungan tersebut dianggap benar selama belum terdapat ketetapan dari Direktur Jenderal Pajak atas jumlah pajak yang terhutang atau ketika sampai dengan jangka waktu lima (5) tahun (masa daluwarsa pajak) tidak terdapat ketetapan pajak yang diterbitkan. Perbedaan jumlah pajak penghasilan yang terhutang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti pemeriksaan pajak, penemuan bukti-bukti pajak baru dan perbedaan interpretasi antara manajemen dan pejabat kantor pajak terhadap peraturan pajak tertentu. Perbedaan hasil aktual dan jumlah tercatat tersebut dapat mempengaruhi jumlah tagihan pajak, hutang pajak dan beban pajak. Saldo hutang pajak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 574.987.300 dan Rp 138.216.579 (lihat Catatan 12).

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

4. KAS DAN BANK

Akun kas dan bank seluruhnya dalam mata uang Rupiah dan terdiri dari: 2012 2011

Kas - 2.975.000

Bank PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 14.966.836.818 349.288.241 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.209.174.768 1.025.927.866 PT Bank Victoria International Tbk 1.363.578.160 12.959.473 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 743.157.520 199.156.303 PT Bank Rakyat Indonesia Syariah 449.956.570 316.127.157 PT Bank Central Asia Tbk 396.391.954 99.068.337 PT Bank Pan Indonesia Tbk 334.432.442 64.796.843 PT Bank DKI 230.837.270 - PT Bank CIMB Niaga Tbk 73.891.681 73.435.819 PT Bank Sinarmas Tbk 4.158.695 4.478.685 PT Bank DKI Syariah 2.281.278 13.850.281

Jumlah 20.774.697.156 2.162.064.005

Tidak terdapat pembatasan terhadap penggunaan dana kas dan bank ataupun penempatan dana kas dan bank pada pihak-pihak berelasi.

5. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

Kerugian Yang Belum Direalisasi Nilai Wajar Atas Berdasarkan Biaya Perubahan Harga % Kepemilikan Perolehan Nilai Wajar Kuotasi Pasar

Tahun 2012

GEMS 0,002% 281.250.000 (43.750.000) 237.500.000

Tahun 2011

CKRA 1,188% 17.812.926.979 (14.512.926.979) 3.300.000.000 GEMS 0,002% 281.250.000 (8.750.000) 272.500.000

18.094.176.979 (14.521.676.979) 3.572.500.000

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

5. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (lanjutan) Perusahaan telah menjual seluruh investasi saham CKRA dan RODA masing-masing pada tanggal 29 Mei 2012 dan 1 Maret 2011. Penjualan saham-saham tersebut dilakukan melalui mekanisme perdagangan di BEI. Rincian kerugian yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan investasi saham tersebut adalah sebagai berikut:

2012 2011

Hasil penjualan saham 16.380.000.000 39.581.797.500 Dikurangi biaya perolehan 17.812.926.979 53.832.080.405

Kerugian yang direalisasi atas penjualan aset keuangan yang tersedia untuk dijual (1.432.926.979) (14.250.282.905)

*) GEMS : PT Golden Energy Mines Tbk CKRA : PT Citra Kebun Raya Agri Tbk RODA : PT Royal Oak Development Asia Tbk 6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Rincian akun piutang usaha berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual adalah sebagai berikut:

2012 2011

Tipe 33/72 3.396.074.500 - Tipe 39/120 2.644.934.522 171.070.003 Tipe 33/78 2.494.786.000 - Tipe 38/90 1.583.969.950 1.291.497.009 Tipe 51/135 653.268.243 212.220.000 Tipe 38/75 613.126.445 1.006.386.176 Tipe 38/78 575.377.202 549.102.202 Tipe 32,5/69 477.534.589 616.935.125 Tipe 39/108 167.018.324 321.813.324 Tipe 36/69 152.006.863 153.506.863 Tipe 44/105 106.046.816 - Tipe 32/75 101.247.505 107.052.505 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 598.079.460 731.841.773

Jumlah 13.563.470.419 5.161.424.980 Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal akta jual beli/akad kredit adalah sebagai berikut: 2012 2011

Kurang dari 30 hari 1.456.527.496 443.040.830 31 - 60 hari 824.948.500 685.643.067 61 - 90 hari 133.601.000 390.853.374

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) 2012 2011

91 - 360 hari 8.353.185.077 1.683.257.972 Lebih dari 360 hari 2.795.208.346 1.958.629.737

Jumlah 13.563.470.419 5.161.424.980

Saldo piutang usaha di atas seluruhnya dalam mata uang Rupiah di mana meliputi,

- piutang kepada pihak bank atas transaksi penjualan real estat melalui fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR) atas rumah-rumah inden dan,

- sisa tagihan retensi yang masih belum dibayarkan oleh pihak bank terkait dengan fasilitas KPR di atas.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan tidak terdapat adanya bukti objektif atas penurunan nilai piutang dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan adanya penyisihan penurunan nilai atas piutang. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

7. PERSEDIAAN REAL ESTAT Akun ini terdiri dari: 2012 2011

Tanah matang (kavling tanah) 24.560.015.801 21.127.324.887 Bangunan rumah tersedia untuk dijual 6.103.864.696 2.227.591.525

Jumlah 30.663.880.497 23.354.916.412

Perusahaan tidak mengasuransikan persediaannya karena manajemen berkeyakinan bahwa risiko kerugian yang mungkin timbul atas persediaan tersebut tidak signifikan.

Sepanjang tahun 2012 dan 2011, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pokok penjualan masing-masing adalah sebesar Rp 22.434.320.111 dan Rp 8.337.433.862. Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat peristiwa atau keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas persediaan ataupun indikasi bahwa nilai tercatat persediaan tersebut melampaui nilai realisasi netonya.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

8. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiara Raya Bali International (TRBI) No. 5 tanggal 5 Desember 2011 yang dibuat oleh Notaris SP. Henny Singgih, S.H., para pemegang saham TRBI telah menyetujui untuk menerbitkan 28.000 saham baru yang seluruhnya diambil bagian dan telah disetor tunai oleh Perusahaan. Penyertaan tersebut mencerminkan kepemilikan sebesar 40% dan Perusahaan memiliki pengaruh signifikan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional TRBI. Ringkasan data keuangan TRBI adalah sebagai berikut:

2012 2011

Jumlah aset 244.708.677.586 133.667.865.299 Jumlah liabilitas 158.062.535.228 37.122.025.592 Penjualan bersih (belum beroperasi secara komersial) - - Rugi bersih (9.899.697.349) (1.242.251.291)

Saham TRBI tidak memiliki kuotasi harga di pasar dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal. Adapun seluruh penyertaan ini dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dengan rincian sebagai berikut:

Bagian atas Rugi Akumulasi Bagian Tanggal Bersih Tahun Berjalan Atas Rugi Bersih Nilai Tercatat

5 Desember 2011 - - 56.000.000.000 31 Desember 2011 (496.900.516) (496.900.516) 55.503.099.484 31 Desember 2012 (3.959.878.940) (4.456.779.456) 51.543.220.544 9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini seluruhnya merupakan tanah yang akan dikembangkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak pada masa mendatang masing-masing seluas 289.766 m2 dan 314.090 m2 yang berada di Tangerang, Bekasi dan Karawang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang, bagian tanah yang belum dikembangkan atas nama Entitas Anak seluas 138.620 m2 yang terletak di kawasan Cipondoh, Tangerang merupakan kawasan ruang terbuka hijau. Saldo akun ini pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 35.423.244.634 dan Rp 45.362.581.812.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

10. ASET TETAP Rincian dan mutasi akun aset tetap adalah sebagai berikut: 2012 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Tanah 34.032.000 - - 34.032.000 Bangunan 70.400.000 - - 70.400.000 Peralatan dan perabot kantor 425.517.732 10.592.000 - 436.109.732 Kendaraan 1.707.357.998 - - 1.707.357.998 Jumlah Biaya Perolehan 2.237.307.730 10.592.000 - 2.247.899.730 Akumulasi Penyusutan Bangunan 54.266.655 3.520.000 - 57.786.655 Peralatan dan perabot kantor 347.278.403 27.810.819 - 375.089.222 Kendaraan 1.022.012.907 194.043.333 - 1.216.056.240 Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.423.557.965 225.374.152 - 1.648.932.117 Nilai Buku 813.749.765 598.967.613 2011 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Tanah 34.032.000 - - 34.032.000 Bangunan 70.400.000 - - 70.400.000 Peralatan dan perabot kantor 425.517.732 - - 425.517.732 Kendaraan 1.106.849.358 781.600.000 181.091.360 1.707.357.998 Jumlah Biaya Perolehan 1.636.799.090 781.600.000 181.091.360 2.237.307.730 Akumulasi Penyusutan Bangunan 50.746.655 3.520.000 - 54.266.655 Peralatan dan perabot kantor 314.762.668 32.515.735 - 347.278.403 Kendaraan 980.287.598 195.673.333 153.948.024 1.022.012.907 Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.345.796.921 231.709.068 153.948.024 1.423.557.965 Nilai Buku 291.002.169 813.749.765

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

10. ASET TETAP (lanjutan) Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 225.374.151 dan Rp 231.709.068 yang seluruhnya dialokasikan ke beban umum dan administrasi (lihat Catatan 20). Rincian laba penjualan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Hasil penjualan aset tetap 177.000.000 Dikurangi nilai buku 27.143.336

Laba penjualan aset tetap 149.856.664

Pada tanggal 31 Desember 2012 dam 2011, aset tetap berupa kendaraan telah diasuransikan terhadap seluruh risiko (all risk) dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 550.000.000 dan Rp 625.000.000. Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat peristiwa atau keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas aset tetap.

11. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini seluruhnya merupakan hutang dalam mata uang Rupiah kepada para kontraktor dan pemasok masing-masing dengan saldo sebesar Rp 3.056.225.470 dan Rp 1.852.563.920.

Rincian umur hutang usaha berdasarkan tanggal tagihan adalah sebagai berikut: 2012 2011

Kurang dari 30 hari 1.830.790.000 615.762.000 31 - 90 hari 498.000.000 205.400.000 91 - 180 hari 212.482.500 822.230.183 Lebih dari 180 hari 514.952.970 209.171.737

Jumlah 3.056.225.470 1.852.563.920 Tidak ada jaminan yang secara khusus diberikan oleh Perusahaan dan Entitas Anak atas hutang usaha.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

12. PERPAJAKAN Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut: 2012 2011

Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 4 (2) 28.559.066 6.072.937 Pasal 21 19.523.734 25.905.238 Pasal 23 - 5.140.182 Pajak penjualan final 195.964.000 59.828.327 Pajak pertambahan nilai 330.940.500 41.269.895

Jumlah 574.987.300 138.216.579

Perhitungan beban pajak penghasilan dan hutang pajak penjualan final yang dihitung dari nilai penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Penjualan bersih menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 41.729.192.546 15.724.942.574

Penjualan yang menjadi objek pajak penjualan final 41.729.192.540 15.762.260.580

Beban pajak penjualan final (5%) 2.086.459.627 788.113.029 Dikurangi pajak penjualan final yang telah disetorkan 1.890.495.627 728.284.702

Jumlah hutang pajak penjualan final 195.964.000 59.828.327

Sesuai dengan PP No. 71/2008 (lihat Catatan 2q) nilai penjualan yang menjadi dasar pengenaan pajak penjualan final adalah nilai yang tertinggi antara 1) nilai berdasarkan akta pengalihan hak atau 2) nilai jual objek pajak tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan. Perhitungan tersebut menjadi dasar dalam penyusunan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun 2012 dan 2011 yang disampaikan kepada Kantor Pajak.

13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini meliputi beban yang masih harus dibayarkan atas: 2012 2011

Sewa 113.605.000 163.326.000 Lain-lain 183.850.225 104.502.073

Jumlah 297.455.225 267.828.073

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

14. UANG MUKA PENJUALAN - PIHAK KETIGA

Rincian akun ini (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual) adalah sebagai berikut:

2012 2011

Tipe 51/135 1.189.070.001 235.875.459 Tipe 38/90 844.249.056 1.487.221.970 Tipe 78/75 562.851.364 688.233.181 Kavling tanah 567.891.820 388.120.000 Tipe 43/120 323.413.728 323.413.728 Tipe 39/120 127.890.909 184.272.726 Tipe 38/78 100.905.738 84.815.002 Tipe 45/114 171.796.385 171.796.385 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 429.130.666 2.304.693.420

Jumlah 4.317.199.667 5.868.441.871 Seluruh saldo uang muka penjualan di atas adalah dalam mata uang Rupiah. 15. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan dan Entitas Anak mencatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh aktuaris independen yaitu PT Kaia Magna Consulting. Sebagaimana diungkapkan dalam laporan aktuaris independen tersebut, yang masing-masing bertanggal 3 Desember 2012 dan 6 Februari 2012, perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi utama sebagai berikut:

2012 2011

Tingkat diskonto 5,82% 6,34% Tingkat kenaikan gaji 7% 7% Usia pensiun 55 tahun 55 tahun Tingkat mortalitas TMI II tahun 1999 TMI II tahun 1999 Tingkat pensiun dini/pengunduran diri 3% 3%

Perubahan nilai kini dari liabilitas imbalan kerja jangka panjang selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo awal tahun 2.384.308.957 1.794.874.364 Beban jasa kini 278.445.872 225.645.448 Beban bunga 151.165.188 152.564.321 Ekspektasi imbalan yang dibayarkan (93.000.000 ) - Kerugian aktuarial 51.964.271 211.224.824

Saldo akhir tahun 2.772.884.288 2.384.308.957

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

15. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (lanjutan) Rincian liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

2012 2011

Nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan 2.772.884.288 2.384.308.957 Biaya jasa lalu yang belum diakui (10.569.000) (14.227.000) Keuntungan aktuaria yang belum diakui (160.039.251) (108.074.980)

Jumlah 2.602.276.037 2.262.006.977

Rincian beban imbalan kerja karyawan selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Biaya jasa kini 278.445.872 225.645.448 Beban bunga 151.165.188 152.564.321 Amortisasi dari biaya jasa lalu yang belum diakui - Non vested 3.658.000 3.658.000

Jumlah 433.269.060 381.867.769

Perubahan saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo awal tahun 2.262.006.977 1.880.139.208 Beban imbalan kerja - tahun berjalan (lihat Catatan 20) 433.269.060 381.867.769 Beban imbalan kerja yang dibayarkan - tahun berjalan (93.000.000) -

Saldo akhir tahun 2.602.276.037 2.262.006.977

Rincian nilai kini dari liabilitas imbalan kerja jangka panjang, defisit dan penyesuaian yang timbul atas liabilitas program adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010 2009 2008

Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka panjang (2.772.884.288) (2.384.308.957) (1.794.874.364) (929.991.062) (666.004.263) Nilai wajar aset program - - - - -

Defisit (2.772.884.288) (2.384.308.957) (1.794.874.364) (929.991.062) (666.004.263)

Penyesuaian pada liabilitas program 62.686.756 155.943.083 120.783.028 40.441.483 26.463.308

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

16. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:

2012

Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A Saham Seri B Persentase (lembar) (lembar) Kepemilikan Jumlah Richard Rachmadi Wiriahardja (Komisaris Utama) 52.006.500 66.522.500 36,28% 39.307.750.000 PT Artha Era Primayasa 62.663.875 - 19,18% 31.331.937.500 Michella Ristiadewi (Direktur) 27.500.000 - 8,42% 13.750.000.000 Maria Florentina Tulolo (Komisaris) 18.336.125 - 5,61% 9.168.062.500 Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 99.493.500 200.000 30,51% 49.786.750.000 Jumlah 260.000.000 66.722.500 100,00% 143.344.500.000 2011

Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh Saham Seri A Saham Seri B Persentase (lembar) (lembar) Kepemilikan Jumlah Richard Rachmadi Wiriahardja (Komisaris Utama) 52.006.500 66.522.500 36,28% 39.307.750.000 Exquisite Princess Investments Limited 62.663.875 - 19,18% 31.331.937.500 Michella Ristiadewi (Direktur) 27.500.000 - 8,42% 13.750.000.000 Golddecade Group Limited 16.336.125 - 5,00% 8.168.062.500 Maria Florentina Tulolo (Komisaris) 2.000.000 - 0,61% 1.000.000.000 Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 99.493.500 200.000 30,51% 49.786.750.000 Jumlah 260.000.000 66.722.500 100,00% 143.344.500.000

Pengelolaan Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat antara jumlah liabilitas dan ekuitas guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Perusahaan mengelola dan melakukan penyesuaian terhadap struktur permodalan berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan bisnis. Dalam rangka memelihara dan mengelola struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan atau menunda besaran pembagian dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru, membeli kembali saham yang beredar, mengusahakan pendanaan melalui pinjaman ataupun menjual aset untuk mengurangi pinjaman. Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang sehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternatif pendanaan pada biaya pendanaan (cost of fund) yang wajar.

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

16. MODAL SAHAM (lanjutan) Pengelolaan Modal (lanjutan)

Tidak ada ketentuan atau peraturan khusus yang ditetapkan bagi Perusahaan mengenai jumlah permodalan selain dari yang diatur di dalam Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995 mengenai Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 tanggal 16 Agustus 2007.

Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan modal. Hutang neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan bank. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas, termasuk KNP. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:

2012 2011

Jumlah liabilitas 10.937.643.699 10.463.791.598 Dikurangi kas dan bank 20.774.697.156 2.162.064.005

Hutang neto (9.837.053.457) 8.301.727.593

Jumlah ekuitas 141.874.212.164 125.473.419.860

Rasio hutang terhadap modal -0,069 0,066 17. SALDO LABA TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2002, Perusahaan mengalokasikan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 2.300.000.000 dari saldo laba. Pencadangan ini dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007.

18. PENJUALAN BERSIH

Akun ini seluruhnya merupakan penjualan real estat dengan rincian (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah) sebagai berikut:

2012 2011

Bangunan rumah: Tipe 33/72 9.005.600.000 - Tipe 39/120 8.880.820.438 1.171.782.151 Tipe 38/90 8.248.130.518 4.389.176.180 Tipe 33/78 8.245.000.000 - Tipe 32,5/69 3.768.528.750 1.629.114.063

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

18. PENJUALAN BERSIH (lanjutan) 2012 2011

Bangunan rumah: (lanjutan) Tipe 51/135 1.210.730.000 1.449.680.500 Tipe 38/75 - 2.596.665.617 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000.000.000) 774.882.840 3.808.399.063

Sub-jumlah 40.133.692.546 15.044.817.574 Kavling tanah 1.595.500.000 680.125.000

Jumlah 41.729.192.546 15.724.942.574

Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pelanggan individual yang nilai transaksinya melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih kumulatif ataupun penjualan kepada pihak-pihak berelasi.

19. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Bangunan rumah 13.020.111.829 5.318.237.326 Kavling tanah 9.414.208.282 3.019.196.536

Jumlah 22.434.320.111 8.337.433.862

Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pemasok individual yang nilai transaksinya melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih kumulatif ataupun pembelian dari pihak-pihak berelasi.

20. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:

2012 2011

Penjualan Komisi penjualan 1.357.173.552 694.223.970 Iklan dan promosi 313.019.209 277.366.798

Sub-jumlah 1.670.192.761 971.590.768

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

20. BEBAN USAHA (lanjutan) 2012 2011

Umum dan administrasi Gaji, upah dan tunjangan 2.886.375.000 2.674.301.000 Iuran dan perizinan 2.481.954.345 1.328.938.500 Keperluan dapur 829.831.731 167.628.789 Pajak bumi dan bangunan 696.766.488 662.154.097 Imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 15) 433.269.060 381.867.769 Listrik dan air 256.771.758 200.661.991 Penyusutan (lihat Catatan 10) 225.374.151 231.709.068 Asuransi karyawan 126.835.488 126.835.488 Telepon dan faksimile 117.093.207 119.594.949 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 571.538.044 1.545.098.508

Sub-jumlah 8.625.809.272 7.438.790.159

Jumlah Beban Usaha 10.296.002.033 8.410.380.927 21. LABA (RUGI) PER SAHAM

Perhitungan laba (rugi) per saham sebagaimana disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:

2012 2011

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1.797.607.110 (13.960.094.702) Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 326.722.500 326.722.500

Laba (rugi) per Saham 5.50 (42.73) 22. KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo Awal 7.356.941 7.700.723 Bagian kepentingan nonpengendali atas laba tahun berjalan (302.124) (343.782)

Saldo Akhir 7.054.817 7.356.941

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

23. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

Perbandingan antara jumlah tercatat dan nilai wajar dari tiap kelompok aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Jumlah Tercatat Nilai Wajar Jumlah Tercatat Nilai Wajar Aset Keuangan Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (a) 237.500.000 237.500.000 3.572.500.000 3.572.500.000 Pinjaman yang diberikan dan piutang (b) 34.338.167.575 34.338.167.575 7.323.488.985 7.323.488.985 34.575.667.575 34.575.667.575 10.895.988.985 10.895.988.985 Liabilitas keuangan pada biaya perolehan yang diamortisasi (b) 3.443.180.695 3.443.180.695 2.195.126.171 2.195.126.171

Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan di atas adalah sebagai berikut:

a. Nilai wajar dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 5) ditentukan berdasarkan

harga kuotasi di pasar aktif (hirarki nilai wajar tingkat 1). Nilai wajar tersebut mengacu kepada harga penutupan (closed price) pada hari perdagangan terakhir di BEI.

b. Jumlah tercatat untuk kelompok aset dan liabilitas keuangan lainnya yang meliputi akun-akun kas

dan bank, piutang usaha, hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar telah mendekati nilai wajarnya. Hal ini karena seluruh aset dan liabilitas keuangan tersebut berjangka pendek.

24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa eksposur risiko atas instrumen keuangan dalam

bentuk risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko harga pasar. Mengingat bahwa seluruh transaksi usaha dilakukan dalam mata uang Rupiah dan tidak adanya pendanaan dari pihak ketiga (hutang bank), maka Perusahaan dan Entitas Anak relatif tidak memiliki ekposur risiko yang terkait dengan fluktuasi perubahan nilai tukar mata uang asing ataupun perubahan suku bunga.

Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan guna meminimumkan potensi dan

dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut pada besaran yang dapat diterima (acceptable parameters). Dalam kaitannya dengan manajemen risiko keuangan tersebut, Manajemen tidak memperkenankan adanya transaksi derivatif yang bertujuan spekulatif.

Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan dan tujuan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan Entitas

Anak:

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak yang terikat dalam kontrak atas instrumen keuangan gagal memenuhi kewajibannya sehingga menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Eksposur risiko kredit yang dihadapi Perusahaan terutama terkait dengan penempatan (simpanan) dana di bank dan kredit (piutang) yang diberikan kepada pelanggan. Guna meminimumkan eksposur yang ada atas simpanan dana di bank, Perusahaan hanya akan menempatkan dana pada bank yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Manajemen juga senantiasa memantau kesehatan bank serta mempertimbangkan keikutsertaan bank dalam Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Terhadap eksposur yang terkait dengan dengan piutang, Perusahaan menerapkan manajemen kredit dengan prinsip kehati-hatian di mana mencakup prosedur verifikasi kredit, pertimbangan atas kredibilitas konsumen dan penetapan jaminan kredit dalam bentuk sertifikat kepemilikan tanah/rumah. Manajemen juga senantiasa memantau kolektibilitas penagihan dan mengupayakan secara maksimum pencapaian no bad debt. Selain dari itu dalam transaksi penjualan real estat, manajemen juga melakukan kerjasama dengan pihak bank dalam bentuk penyediaan fasilitas KPR sehingga dapat meminimumkan risiko kredit. Perusahaan relatif tidak memiliki risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha. Adapun nilai maksimum dari eksposur risiko kredit yang terkait dengan pelanggan adalah sebesar nilai tercatat piutang usaha sebagaimana diungkapkan pada Catatan 6. Informasi mengenai aset keuangan yang belum jatuh tempo/tidak mengalami penurunan nilai dan yang telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan nilai juga diungkapkan pada Catatan 6.

b. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas (risiko pendanaan) adalah risiko di mana Perusahaan dan Entitas Anak akan mengalami kesulitan memperoleh dana tunai ketika harus memenuhi komitmennya atas instrumen keuangan. Tujuan pengelolaan terkait dengan risiko ini terutama adalah untuk menjaga tingkat kas dalam besaran yang memadai guna mendanai kebutuhan operasional dan menutup liabilitas (terutama liabilitas dalam jangka pendek). Pengelolaan kas tersebut mencakup proyeksi hingga beberapa periode ke depan, menjaga profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan serta memantau rencana dan realisasi arus kas. Sebagai bagian dari upaya tersebut, manajemen juga senantiasa mengupayakan penagihan kepada pelanggan secara tepat waktu. Ikhtisar selisih likuiditas (liquidation gap) antara aset dan liabilitas keuangan berdasarkan arus kas pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan adalah sebagai berikut:

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

b. Risiko Likuiditas (lanjutan) 2012

Kurang dari Lebih dari 1 Tahun 1 Tahun Jumlah

Aset Keuangan Kas dan bank 20.774.697.156 - 20.774.697.156 Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 237.500.000 - 237.500.000 Piutang usaha - Pihak ketiga 10.768.262.073 2.795.208.346 13.563.470.419

Sub-jumlah 31.780.459.229 2.795.208.346 34.575.667.575

Liabilitas Keuangan Hutang usaha – Pihak ketiga 3.056.225.470 - 3.056.225.470 Hutang lain-lain 89.500.000 - 89.500.000 Beban masih harus dibayar 297.455.225 - 297.455.225

Sub-jumlah 3.443.180.695 - 3.443.180.695

Selisih Likuiditas 28.337.278.534 2.795.208.346 31.132.486.880

2011

Kurang dari Lebih dari 1 Tahun 1 Tahun Jumlah

Aset Keuangan Kas dan bank 2.162.064.005 - 2.162.064.005 Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 3.572.500.000 - 3.572.500.000 Piutang usaha – Pihak ketiga 3.202.795.243 1.958.629.737 5.161.424.980

Sub-jumlah 8.937.359.248 1.958.629.737 10.895.988.985

Liabilitas Keuangan Hutang usaha - Pihak ketiga 1.852.563.920 - 1.852.563.920 Hutang lain-lain 74.734.178 - 74.734.178 Beban masih harus dibayar 267.828.073 - 267.828.073

Sub-jumlah 2.195.126.171 - 2.195.126.171

Selisih Likuiditas 6.742.233.077 1.958.629.737 8.700.862.814

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

c. Risiko Harga Pasar Risiko harga pasar dalam hal ini adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar (selain risiko yang timbul dari risiko suku bunga atau risiko mata uang). Eksposur bagi Perusahaan atas risiko ini timbul dari investasi pada saham yang diperdagangkan di BEI (risiko harga efek ekuitas) yang seluruhnya dikelompokkan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 5). Apabila pada tanggal 31 Desember 2012, harga efek ekuitas tersebut bergerak naik atau turun sebesar + 7,8% dan variabel lain diasumsikan konstan, maka jumlah laba komprehesif dan ekuitas konsolidasian akan bergerak naik atau turun sebesar Rp 18.449.922. Persentase pergerakan efek ekuitas tersebut didasarkan pada rata-rata perubahan harga penutupan saham yang bersangkutan selama tahun 2012. Manajemen menggabungkan antara kecenderungan pasar, kondisi fundamental saham dan bauran portofolio dalam mengelola risiko ini dengan tujuan untuk mengoptimalkan imbal hasil (return on investment) pada biaya dan risiko yang masih dapat diterima.

25. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI

Akun ini merupakan selisih yang timbul dari transaksi pembelian 99,93% saham PT BMS, Entitas Anak, dari entitas sepengendali dan hubungan tersebut tidak bersifat sementara, pada tanggal 14 Januari 1998 dengan rincian sebagai berikut: Imbalan yang dibayarkan 15.190.000.000 Bagian atas jumlah tercatat ekuitas bersih PT BMS (15.033.942.170 )

Selisih 156.057.830

26. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Rangkuman transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase Terhadap Jumlah Beban Usaha 2012 2011 2012 2011 Imbalan Kerja Manajemen Kunci Imbalan jangka pendek 1.008.000.000 960.720.000 9.9% 11.4% Imbalan pasca kerja jangka panjang 205.661.350 203.109.719 2.0% 2.4% Jumlah 1.213.661.350 1.163.829.719 11.9% 13,8%

PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

27. INFORMASI SEGMEN

Manajemen tidak menyajikan informasi segmen karena seluruh komponen bisnis Perusahaan dan Entitas Anak tidak menghasilkan produk ataupun dioperasikan dalam risiko dan imbalan yang berbeda.

28. PENERBITAN DAN REVISI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Pada tanggal 11 September 2012, DSAK-IAI telah menerbitkan PSAK No. 38 (Revisi 2012) tentang “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. PSAK ini menggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan juga sekaligus membatalkan PSAK No. 38 (Revisi 2012) tentang “Kombinasi Entitas Bisnis Entitas Sepengendali” yang telah disahkan pada tanggal 26 Januari 2012. PSAK ini mengatur mengenai kombinasi bisnis di antara entitas sepengendali, baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang melepaskan bisnis. PSAK ini berlaku efektif tanggal 1 Januari 2013. Perusahaan sedang mengevaluasi mengenai penerapan PSAK ini dan belum dapat menentukan kemungkinan dampak yang timbul terhadap laporan keuangan.