Laporan Sken2 Ked.komunitas

40
LAPORAN TUTORIAL PRISNSIP KEDOKTERAN KELUARGA SEBAGAI PELAYANAN TINGKAT PERTAMA Oleh : KELOMPOK A4 Bani Zakiyah G0010037 Dewantari Saputri G0010055 Engine Rabindra A. G0010073 Firstiafina Tiffany G0010081 Ivan Setiawan G0010105 Kevin Wahyudy P. G0010109 Nurlatifah Febriana W. G0010143 Shelly Lavenia Sambodo G0010175 Viola Belivia Tripuspita G0010193 Winda A. Panjaitan G0010197 Tutor : dr. Widana Primaningtyas

Transcript of Laporan Sken2 Ked.komunitas

Page 1: Laporan Sken2 Ked.komunitas

LAPORAN TUTORIAL

PRISNSIP KEDOKTERAN KELUARGA SEBAGAI

PELAYANAN TINGKAT PERTAMA

Oleh :

KELOMPOK A4

Bani Zakiyah G0010037Dewantari Saputri G0010055Engine Rabindra A. G0010073Firstiafina Tiffany G0010081Ivan Setiawan G0010105Kevin Wahyudy P. G0010109Nurlatifah Febriana W. G0010143Shelly Lavenia Sambodo G0010175Viola Belivia Tripuspita G0010193

Winda A. Panjaitan G0010197

Tutor : dr. Widana Primaningtyas

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: Laporan Sken2 Ked.komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

Berikut kasus dalam skenario ini:

Ny Atik, umur 63 tahun datang ke klinik dokter keluarga ditemani oleh anak

perempuannya yang masih tinggal serumah dengan keluhan kepala pusing, leher cengeng.

Penderita telah menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Selama ini, penderita minum obat

Captopril 2x25 mg sesuai anjuran dokter, tetapi bila sudah merasa enak obat tidak diminum lagi

karena penderita khawatir ginjalnya akan rusak akibat minum obat jangka panjang. Anak

perempuan penderita mengatakan bahwa ibunya sering cemas memikirkan penyakitnya takut

trekena stroke seperti kakeknya sehingga penderita mudah tersinggung dan sering marah,

akibatnya hubungan dengan keluarganay menjadi kurang harmonis. Hasil pemeriksaan fisik

didapatkan T= 180/100, RR= 16x per menit, S=37,2OC, IMT= 28, status neurologis normal.

Dokter keluarga menanyakan mengenai struktur keluarga ny Atik, siklus kehidupan keluarga,

membuat genogram, serta menilai faktor resiko internal dan faktor resiko eksternal serta

dampak kesakitan terhadap keluarga dalam rangka membuat diagnosis secara holistik dan

melakukan penatalaksanaan secara komprehensif. Dokter merencanakan kunjungan rumah dan

konseling.

Rumusan masalah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana siklus kehidupan, struktur, dan fungsi keluarga?

2. Apa yang dimaksud dengan genogram dan apa fungsinya?

3. Apakah yang dimaksud kedokteran keluarga dan dokter keluarga?

4. Bagaimana peran, manfaat, dan fungsi dokter keluarga?

5. Apakah manfaat dari kunjungan rumah dan bagaimana prosedurnya?

6. Apa yang dimaksud diagnosis secara holistik dan penatalaksanaan komprehensif yang

dihubungkan dengan skenario?

7. Apa yang dimaksud konseling dan bagaimana prosedurnya?

Page 3: Laporan Sken2 Ked.komunitas

BAB II

STUDI PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA

1. Struktur Keluarga

Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus

berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota

keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat

kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan

sebagainya yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola

hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur

keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga

tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat

kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.

Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa

disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :

sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.

Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:

1) Karakteristik pengirim yang berfungsi

a. Yakin ketika menyampaikan pendapat

b. Jelas dan berkualitas

c. Meminta feedback

d. Menerima feedback

2) Pengirim yang tidak berfungsi

a. Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang

obyektif)Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi

wajahnya)

Page 4: Laporan Sken2 Ked.komunitas

b. Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu

yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,

baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”, ”kamu

harus…”

c. Tidak mampu mengemukakan kebutuhan

d. Komunikasi yang tidak sesuai

3) Karakteristik penerima yang berfungsi

a. Mendengar

b. Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)

c. Memvalidasi

4) Penerima yang tidak berfungsi

a. Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar

b. Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….

c. Offensive (menyerang bersifat negatif)

d. Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)

e. Kurang memvalidasi

5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi

a. Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira

b. Komunikasi terbuka dan jujur

c. Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga

d. Konflik keluarga dan penyelesaiannya

6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi

a. Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)

b. Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi

c. Kurang empati

d. Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri

e. Tidak mampu memfokuskan pada satu isu

f. Komunikasi tertutup

g. Bersifat negative

h. Mengembangkan gosip

Page 5: Laporan Sken2 Ked.komunitas

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial

yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu

dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.

Perilaku peran

a. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala

keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,

pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

c. Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah

positif. Tipe struktur kekuatan yaitu:

1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap

anak)

2) Referent power (seseorang yang ditiru)

3) Resource or expert power (pendapat ahli)

4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)

5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)

6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)

7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih

misalnya hubungan seksual)

Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam

pengambilan keputusan dalam keluarga seperti:

1) Konsensus

2) Tawar menawar atau akomodasi

Page 6: Laporan Sken2 Ked.komunitas

3) Kompromi atau de facto

4) Paksaan

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau

tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga

merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan

peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan

sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat

dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2. Fungsi Keluarga

Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga.

Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai

tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga,

penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari

internal maupun eksternal.

Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan

dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak

didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan

perilaku yang menyimpang.

Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi

komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah

menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:

a) Fungsi afektif dan koping, yaitu keluarga memberikan kenyamanan emosional

anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat

terjadi stress.

b) Fungsi sosialisasi, yaitu keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,

sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk

dalam pemecahan masalah.

c) Fungsi reproduksi, yaitu keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak

dan meneruskan keturunan.

Page 7: Laporan Sken2 Ked.komunitas

d) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya

dan kepentingan di masyarakat

e) Fungsi fisik, yaitu keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk

penyembuhan dari sakit.

Fungsi keluarga menurut Allender (1998):

a) Affection

1) Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan

2) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual

3) Menambah anggota baru

4) Security and acceptance

5) Mempertahankan kebutuhan fisik

6) Menerima individu sebagai anggota

b) Identity and satisfaction

1) Mempertahankan motivasi

2) Mengembangkan peran dan self image

3) Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas

4) Affiliation and companionship

5) Mengembangkan pola komunikasi

6) Mempertahankan hubungan yang harmonis

c) Socialization

1) Mengenal kultur (nilai dan perilaku)

2) Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal

3) Melepas anggota

d) Controls

1) Mempertahankan kontrol sosial

2) Adanya pembagian kerja

3) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada

Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):

a) Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga

yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan

Page 8: Laporan Sken2 Ked.komunitas

bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain

setelah di dunia ini.

b) Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma

tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai

budaya keluarga.

c) Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan

perhatian diantara anggota keluarga

d) Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,

sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman

e) Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,

memelihara dan merawat anggota keluarga

f) Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat

perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak

menjadi anggota masyarakat yang baik

g) Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang

h) Fungsi pembinaan lingkungan

3. Fungsi Keluarga yang Berhubungan dengan Struktur

a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam

menyampaikan pendapat (demokrasi)

b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi

c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan

kebenaran (honesty and authenticity)

d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan

e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)

f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)

g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)

h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

Page 9: Laporan Sken2 Ked.komunitas

SIKLUS HIDUP KELUARGA

Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing

tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi

tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.

Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga

yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan

keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota

keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan

dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.

1. Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Duval

1) Tahap pembentukan keluarga : Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan

membentuk rumah tangga

2) Tahap menjelang kelahiran anak : Tugas utama untuk mendapat kan keturunan

sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga

yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan

3) Tahap menghadapi bayi : Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih

sayang kepada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada

kedua orangtuanya.

4) Tahap menghadapi anak prasekolah : Pada tahap ini anak mulai mengenal

kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat

rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan

tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma

agama, norma-norma sosial budaya.

5) Tahap menghadapi anak sekolah : Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,

mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar

secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan

umum anak.

6) Tahap menghadapi anak remaja : Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak

akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri

Page 10: Laporan Sken2 Ked.komunitas

tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian

antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

7) Tahap melepas anak ke masyarakat : Melepas anak ke masyarakat dalam memulai

kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan

berumah tangga

8) Tahap berdua kembali : Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga

sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan

merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan

depresi dan stress.

9) Tahap masa tua : Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.

2. Tahap Lingkaran Kehidupan Keluarga

Tahap lingkaran kehidupan keluarga merupakan proses emosional transisi

perubahan status keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan keluarga dengan anak

dewasa yang belum menikah yang menerima pemisahan dengan orang tua

a. Mengembangkan hubungan saudara yang intim

b. Pemisahan dengan keluarga

c. Mampu bekerja sendiri. Keluarga yang baru menikah Komitmen dengan sistem

baru

d. Membentuk sistem keluarga

e. Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family dan teman-teman. Keluarga

dengan anak muda/anak yang masih kecil Menerima generasi baru dari anggota

yang ada dalam sistem

f. Mengambil peran orangtua

g. Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family terhadap peran orangtua

dan kakek nenek

h. Menyediakan tempat untuk anaknya. Keluarga dengan anak remaja Meningkatkan

fleksibilitas keluarga dari ketergantunga anak

i. Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa

j. Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir

Page 11: Laporan Sken2 Ked.komunitas

k. Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua. Keluar dan pindahnya

anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masukj dalam jumlah yang banyak ke

dalam kelurga

l. Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga dyad

m. Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-anak

yang sudah besar dengan orang tua

n. Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu

o. Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek). Keluarga

lansia Menerima perubahan dari peran generasi

p. Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat dalam

menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru dan pilihan

peran sosial

q. Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan

r. Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada saat

dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan fungsi yang

berlebihan kepada mereka

s. Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan mempersiapkan

untuk kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan dan keutuhan.

3. Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Spradley

1. Pasangan baru (keluarga baru)

a) Membina hubungan dan kepuasan bersama

b) Menetapkan tujuan bersama

c) Mengembangkan keakraban

d) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial

e) Diskusi tentang anak yang diharapkan

2. Child bearing (menanti kelahiran)

a) Persiapan untuk bayi

b) Role masing-masing dan tanggung jawab

c) Persiapan biaya

d) Adaptasi dengan pola hubungan seksual

e) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua

Page 12: Laporan Sken2 Ked.komunitas

3. Keluarga dengan anak pra-remaja

a) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga

b) Merencanakan kelahiran anak kemudian

c) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga

4. Keluarga dengan anak sekolah

a) Menyediakan aktivitas untuk anak

b) Biaya yang diperlukan semakin meningkat

c) Kerjasama dengan penyelenggara kerja

d) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan

e) Sistem komunikasi keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

a) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda

b) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga

c) Mencegah adanya gap komunikasi

d) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

a) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber

b) Penataan kembali tanggung jawab antar anak

c) Kembali suasana suami istri

d) Mempertahankan komunikasi terbuka

e) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu

7. Keluarga dengan usia pertengahan

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga

c) Keakraban pasangan

d) Mempertahankan kontak dengan anak

e) Partisipasi aktivitas sosial

8. Keluarga dengan usia lanjut

a) Persiapan dan menghadapi masa pensiun

b) Kesadaran untuk saling merawat

c) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan

Page 13: Laporan Sken2 Ked.komunitas

d) Pertahankan kontak dengan anak cucu

e) Menemukan arti hidup

f) Mempertahankan kontak dengan masyarakat

Genogram atau Potret keluarga Merupakan gambaran menyeluruh dari keluarga asal dan

keluarga sekarang (bagi yang sudah menikah), baik dari pihak ibu dan ayah atau dari pihak

suami maupun istri.

Fungsi :

1. Bagaimana proses traingulasi terjadi dalam keluarga; mencari dimana komunikasi

mengalami masalah.

2. Memahami label/julukan apa saja yang pernah diungkapkan orangtua dan cukup

“membentuk” karakter diri kita sendiri.

3. Memahami ikatan ganda yang pernah dilakukan orangtua yang mungkin membuat diri

sendiri tidak bisa mandiri melainkan takut berdiri sendiri tanpa bantaun (dukungan)

orangtua.

Simbol pada genogram:

Page 14: Laporan Sken2 Ked.komunitas

Bentuk - bentuk hubungan yang terdapat pada genogram:

Page 15: Laporan Sken2 Ked.komunitas

Contoh genogram:

Kedokteran Keluarga

1. Definisi Ilmu Kedokteran Keluarga

Ilmu Kedokteran Keluarga adalah disiplin dari ilmu kedokteran dengan core

knowledge dan karakteristik pelayanannya berbeda (bersifat khusus), yang merujuk

pada individu, keluarga, dan masyarakat dengan memperhatikan faktor ekonomi,

kebudayaan, sosial, dan sumber-sumber yang ada di lingkungan (Wonca,1979).

Ilmu Kedokteran Keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu

kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan

individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,

ekonomi dan sosial (PB IDI, 1983).

Ilmu Kedokteran Keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang

dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan

perawatan kesehatan perseorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan (Whinney,

1969).

Page 16: Laporan Sken2 Ked.komunitas

2. Definisi Dokter Keluarga

Dokter Keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga

dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya,

dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan

pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang

budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas

berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambung bagi pasiennya

(Wonca,1991).

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang

penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan

tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau

keluarganya (IDI, 1982).

Dokter Keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

personal, tingkat pertama, menyeluruh, dan berkesinambungan kepada pasiennya

yang terkait dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut

berada (Singapore College of General Practitioners, 1987).

3. Definisi Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang

memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung

jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau

jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja

(The American Academy of Family Physician, 1969).

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak

dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya

terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan,

ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan

yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan

Page 17: Laporan Sken2 Ked.komunitas

karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik

dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan

konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan

seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of Family Physician, 1969).

4. Prinsip-prinsip Pelayanan Dokter Keluarga

Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan

Wonca yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip-prinsip ini

juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam

melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip pelayanan/ pendekatan kedokteran

keluarga adalah memberikan/ mewujudkan:

Pelayanan yang holistik dan komprehensif,

Pelayanan yang kontinu.

Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.

Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.

Penanganan personal bagi setap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.

Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

tempat tinggalnya.

Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.

Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.

5. Ciri-ciri Pelayanan Kedokteran Keluarga

Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang, melainkan sebagai

anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.

Page 18: Laporan Sken2 Ked.komunitas

Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan

perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah

keseluruhan keluhan yang disampaikan.

Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan

seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati

penyakit sedini mungkin.

Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha

memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.

Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan

bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan (IDI, 1982).

6. Tujuan Pelayanan Kedokteran Keluarga

Tujuan umum pelayanan kedokteran keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan

kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yaitu terwujudnya keadaan sehat

bagi setiap anggota keluarga. Sedangkan tujuan khususnya yaitu, terpenuhinya kebutuhan

keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien.

7. Manfaat Pelayanan Kedokteran Keluarga

Apabila pelayanan kedokteran keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak

manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research

Institute, 1976):

Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,

bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin

kesinambungan pelayanan kesehatan.

Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,

terutama di tengah - tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

Page 19: Laporan Sken2 Ked.komunitas

Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan

suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.

Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan

tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan

sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang

dihadapi.

Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,

termasuk faktor sosial dan psikologis.

Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih

sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.

Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang

memberatkan biaya kesehatan.

Home Visit

Kunjungan rumah (home visit) adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk lebih

mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan pasien.

Alasan dilakukan kunjungan dan perawatan dokter keluarga secara umum dapat dibedakan

menjadi dua:

1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran menyeluruh, karena itu

diperlukan antara lain tersedianya data yang lengkap tentang keadaan pasien. Untuk itu

diperlukan adanya kunjungan ke rumah pasien.

2. Untuk melakukan pertolongan kedokteran

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang berkesinambungan. Untuk

dapat mewujudkannya, tidak cukup kalau pelayanan hanya bersifat pasif, dalam arti

hanya menunggu pasien berkunjung ke tempat praktek. Pelayanan dokter keluarga yang

baik harus bersifat aktif, dalam arti jika memang diperlukan, melakukan kunjungan dan

Page 20: Laporan Sken2 Ked.komunitas

atau merawat pasien di rumah pasien. Dua alasan yang dianggap penting bagi dokter

untuk melakukan pertolongan atau kunjungan rumah:

a. Karena keadaan pasien tidak memungkinkan untuk datang ke tempat praktek

b. Sebagai tindak lanjut pelayanan rawat inap di rumah sakit

Manfaat kunjungan dan perawatan pasien di rumah:

1. Dapat lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien

2. Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter pasien

3. Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien

4. Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien

Tiga masalah pokok yang sering dihadapi dalam kunjungan dan perawatan pasien di rumah:

1. Terbatasnya pertolongan kedokteran yang dapat dilakukan

Untuk dapat memberikan pertolongan kedokteran yang lengkap, diperlukan antara lain

peralatan yang lengkap pula. Peralatan kedokteran lengkap tidak mungkin dibawa saat

kunjungan rumah, menyebabkan pertolongan kedokteran yang dapat dilakukan akan

sangat terbatas.

2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak diperlukan

Terjadinya peristiwa seperti ini hanya membuang waktu dan tenaga, yang apabila

berlanjut sampai timbul rasa kesal dapat membuat hubungan dokter pasien menjadi

buruk.

3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan

Beberapa pasien tidak mempunyai kemandirian untuk memelihara kesehatannya dan

lebih tergantung pada dokter. Hal ini akan memberatkan pekerjaan dokter.

Tata cara kunjungan rumah secara umum dapat dibedakan atas tiga macam hal, yaitu:

1. Untuk mengumpulkan data pasien

a. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi

b. Mengatur jadwal kunjungan

c. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan

d. Melakukan pengumpulan data

e. Melakukan pencatatan data

Page 21: Laporan Sken2 Ked.komunitas

f. Menyampaikan nasehat atau penyuluhan kesehatan

2. Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif dokter keluarga

a. Mempersiapkan jadwal kunjungan

b. Menyampaikan jadwal kunjungan yang telah disusun pada pasien

c. Mempersiapkan keperluan kunjungan

d. Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran

e. Mengisi rekam medis keluarga

f. Menyusun rencana tindak lanjut

3. Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif pasien atau pihak keluarga

a. Menanyakan selengkapnya tentang keadaan pasien

b. Mempersiapkan keperluan kunjungan

c. Melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran

d. Mengisi rekam medis keluarga

e. Menyusun rencana tindak lanjut

1. Tahapan untuk menegakkan diagnostik holistik:

a. Menyusuns truktur keluarga dalam bentuk karakteristik demografi keluarga.

b. Membuat status pasien mulai anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang, penyusunan diagnosis dan penatalaksanaan medikamentosa.

c. Mengidentifikasi fungsi-fungsi keluarga.

d. Mencari literatur ilmiah untuk memecahkan masalah keluarga pasien (evidence

based medicine).

e. Menyusun kesimpulan diagnostik holistik dan perencanaan penatalaksanaan yang

komprehensif.

2. Penatalaksanaan secara komprehensif

Pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan

penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub

sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan

mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif,

pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat

primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem

Page 22: Laporan Sken2 Ked.komunitas

pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara

prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan.

Penatalaksanaan komprehensif adalah penatalaksanaan secara menyeluruh, meliputi3

pengertian:

a. Pelayanan mencakup semua usia / breadth depth

b. Pelayanan melingkupi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif

c. Pelayanan meliputi bio-psiko-sosial.

3. Konseling

Pelayanan konseling adalah suatu komunikasi tatap muka untuk membantu penderita

menetapkan pilihan atas dasar pemahaman yg lengkap ttg dirinya serta masalah

kesehatan yg sedang dihadapi secara mandiri.

Tujuan konseling adalah membantu klien agar:

a. Mengetahui apa yang harus dan akan dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan

b. Merasa lebih baik, jauh dari ketegangan dan tekanan terus-menerus

c. Berfungsi maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki

d. Mencapai sesuatu yang lebih baik karena sifat positif dan optimistis

e. Bisa menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan dari lingkungan

Tahapan konseling:

Tahap I yaitu penciptaan hubungan mencakup:

- Entry konseling yaitu mempersiapkan klien dan membuka hubungan.

- Clarification yaitu pelajaran mengenai masalah dan yang ada kaitanya dengan

masalah itu serta sebab-sebab mencari bantuan.

- Structure yaitu merumuskan kesepakatan mengenai apa yang akan dilakukan.

- Relationship yaitu membina hubungan yang bersifat bantuan.

Tahap II yaitu pengadaan fasilitas untuk dilakukannya langkah yang positif:

- Exploration yaitu mengungkapkan masalah melalui pengumpulan fakta sampai

merumuskan masalah.

- Consolidation yaitu menkonsolidasi dalam rangka menjajaki alternatif-alternatif.

Page 23: Laporan Sken2 Ked.komunitas

- Planing yaitu menyusun rencana untuk melakukan langkah-langkah  dengan

menggunakan strategi untuk membantu klien.

- Termination yaitu memperhatikan konseling dengan melakukan penilaian terhadap

hasil-hasil yang telah diperoleh.

Usia Ny. Atik adalah 63 tahun, ini merupakan faktor pemicu hipertensi yang tidak dapat

diubah dimana sejak usia > 40 mempunyai risiko terkena hipertensi lebih tinggi. Selain itu

wanita juga lebih rentan terkena hipertensi jika sudah menopause karena pengaruh

hormon.Pasien sudah menderita hipertensi selama 10 tahun yang lalu dan minum Captopril 2 x

25 mg sesuai anjuran dokter, tetapi bila sudah merasa enak obat tidak diminium. Hal ini

berkaitan dengan perilaku dan tingkat kesadaran pasien yang masih kurang. Selain itu pasien

juga sering merasa cemas karena takut akan menderita stroke seperti ayahnya sehingga mudah

tersinggung dan sering marah-marah. Cemas, mudah tersinggung, dan sering marah-marah

berhubungan dengan pengendalian emosi pasien yang kurang baik akibat stressor yang diterima.

Stress yang berkepanjangan juga dikaitkan dengan kejadian hipertensi karena meningkatkan

aktivitas saraf simpatis. Akibatnya hubungan pasien dengan keluarganya menjadi kurang

harmonis. Karakteristik keluarga sehat adalah komunikasi yang baik, adanya otonomi individu,

fleksibilitas saling memberi dan menerima, apresiasi saling menegur dan memuji, serta pemberi

semangat. Apalabila dalam suatu anggota keluarga yang sakit, secara tidak langsung akan

mempengaruhi keadaan anggota keluarga lain. Keluarga yang sehat akan memberikan semangat

kepada pasien sehingga dapat menimbulkan rasa aman bagi pasien sehingga pasien akan

terhindar dari stress tingkat lanjut.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah sistole 180 dan diastole 100. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pasien di skenario mengalami hipertensi grade II. Respiratory rate

16 kali permenit berarti frekuensi pernafasan dalam batas normal yang berkisar antara 14- 20 kali

per menit. Suhu menunjukan 37,2°C dalam batas normal sehingga dapat disimpulkan tidak ada

kelainan berupa infeksi maupun peradangan. Indeks massa tubuh 28 menunjukkan bahwa pasien

mengalami obesitas atau kegemukan. Kegemukan adalah salah satu faktor resiko dari terjadinya

hipertensi. Status neurologis normal menunjukan belum ada komplikasi dari penyakit hipertensi

yang diderita oleh pasien. Dokter menanyakan struktur keluarga pesien, siklus kehidupan dan

membuat genogram. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui data- data terintergrasi antara

Page 24: Laporan Sken2 Ked.komunitas

kesehatan fisik dan mental dalam keluarga pasien serta pola multigenerasi dari penyakit. Ini

sesuai dengan fungsi genogram yaitu untuk mengetahui apakah penyakit hipertensi yang diderita

pasien merupakan penyakit turunan dan apakah keturunan pasien ada yang menderita penyakit

serupa. Dukungan keluarga dan status ekonomi juga bisa dilihat pada genogram pasien. Sehingga

pembuatan enogram penting untuk penatalasanaan secara holistik. Lalu dokter menilai faktor

internal dan eksternal. Pada pasien ini didapatkan faktor internal berupa:

1. Jenis kelamin

Pasien adalah seorang wanita sudah menopause sehingga resiko terkena hipertensi lebih

besar daripada seorang laki-laki.

2. Usia

Pasien berusia 63 tahun, sehingga resiko untuk orang beusia lebih dari 40 tahun lebih

tinggi daripada yang belum berusia 40 tahun.

3. Keturunan

Kakek pasien menderita stroke yang merupakan komplikasi dari hipertensi sehingga

kemungkinan penyakit ini diturunkan dari kakek pasien.

4. Stess

Pasien mudah tersinggung dan sering marah menunjukkan tingkat stess yang tinggi

sehingga lebih rentan mengalami hipertensi.

5. Kegemukan

IMT pasien lebih dari 27 sehingga pesien dapat dikatakan mengalami obesitas.

Sedangakan faktor eksternal dari tejadinya hipertensi pada pasien adalah gaya hidup yaitu

pasien tidak meminum obat bila sudh merasa enak. Dampak kesakitan dapat berupa

terganggunya fungsi keluarga, terjadinya kecemasan pada keluarga pasien dan meningkatnya

resiko terjadinya penyakit pada keturunan pasien serta beban ekonomi bagi keluarga pasien.

Hubungan sosial pasien dengan keluarga menjadi salah satu faktor penting yang harus

dipertimbangkan dalam rangka membuat diagnosis secara holistik dan merencanakan

penatalaksanaan secara komprehensif. Dalam membuat diagnosis secara holistik, dokter mencari

adanya penyebab peningkatan tekanan darah pasien di samping penyebab fisik. Hubungan sosial

pasien dan keluarga yang kurang harmonis juga dapat menjadi pemicu stres yang bisa

meningkatkan tekanan darah pasien. Sikap keluarga terhadap pasien sangat mempengaruhi

kondisi kesehatan pasien.

Page 25: Laporan Sken2 Ked.komunitas

Kunjungan rumah (home visit) terkadang perlu dilakukan dokter dalam rangka melihat

secara langsung kondisi pasien dan lingkungannya serta memberikan pengobatan pada pasien.

Seperti yang telah dijelaskan pada langkah sebelumnya, dalam kunjungan rumah biasanya juga

dilakukan konseling. Salah satu tujuan konseling adalah untuk promosi kesehatan, untuk

menyadarkan pasien dan anggota keluarga untuk dapat meningkatkan kontrol terhadap kesehatan

mereka dan memperbaikinya. Ada 5 pendekatan pada promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2003),

pendekatan tersebut adalah:

a. Pendekatan Medik. Pendekatan ini melibatkan intervensi kedokteran untuk meringankan

kesakitan, misalnya pemberian obat Captopril untuk menurunkan tekanan darah.

b. Pendekatan Perubahan Perilaku. Mengubah sikap dan perilaku individual masyarakat,

sehingga mereka mengambil gaya hidup sehat.

c. Pendekatan Edukasional. Memberikan informasi, memastikan pengetahuan dan

pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat mungkin keputusan ditetapkan atas

dasar informasi yang ada.

d. Pendekatan Berpusat Pada Klien. Bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka

mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan

dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka.

e. Pendekatan Perubahan Sosietal. Melakukan perubahan–perubahan pada lingkungan fisik,

sosial, dan ekonomi supaya dapat membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang

sehat. Jika keluarga menunjukkan sikap yang kurang baik terhadap pasien, maka dokter

perlu melakukan konseling terhadap keluarga. Keluarga perlu diberi pengertian agar tidak

menyalahkan pasien atas kondisi yang dialaminya dan lebih memaklumi kondisi pasien

dalam batasan yang semestinya, artinya sikap maklum keluarga jangan sampai membuat

pasien menjadi manja dan membuat perkecualian untuk dirinya sendiri sehingga

kehilangan kemandirian secara bertahap. Sebaliknya, sikap pasien terhadap keluarga juga

perlu diperhatikan. Jika pasien, seperti Tn. Burhan, sering marah-marah tanpa alasan

yang jelas, maka pasien perlu diberi pengertian agar lebih menerima penyakitnya dan

berusaha keras untuk sembuh atau memperbaiki kondisi dirinya dan hendaknya tidak

menumpahkan kemarahan atas penyakitnya pada orang-orang di sekitarnya, khususnya

keluarga. Kondisi yang tidak sehat seperti di atas justru dapat memperberat penyakit

pasien dan memungkinkan menjadi risiko munculnya penyakit pada keluarga terdekat.

Page 26: Laporan Sken2 Ked.komunitas

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan:

1. Dokter keluarga memiliki peran yang besar terhadap terwujudnya kesehatan baik

personal maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya.

2. Kegiatan konseling dan kunjungan rumah perlu dilakukan oleh dokter keluarga dalam

rangka memberikan pelayanan kesehatan dan meningkatkan hubungan antara dokter dan

pasien.

B. Saran:

1. Mahasiswa disarankan memahami prinsip kedokteran keluarga dan dapat menerapkannya

pada saat melakukan tahap profesi di masyarakat.

2. Mahasiswa disarankan mampu mengintegrasikan ilmu kedokteran klinis dan kedokteran

keluarga dalam rangka meningkatkan upaya kesehatan masyarakat terutama aspek

promotif dan preventif.

Page 27: Laporan Sken2 Ked.komunitas

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2010). Sinergi pelayanan kedokteran keluarga. http://buk.depkes.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=206%3Asinergi-pelayanan-kedokteran-

keluarga&Itemid=140 – Diakses11 September 2013

Murti B, Hadinoto SH, Herlambang G (2011). Home visit. Surakarta: Field Lab Fakultas

Kedokteran UNS.

Philips WR, Haynes DG (2001). The domain of Family practice: Scope, role, and function. Farm

Med, 33(4): 273-277.

Prasetyawati AK (2010). Kedokteran keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Wonodirekso S, Pattiradjawane D (2010). Peran Depkes dalam pemberdayaan, pendayagunaan,

dan pengembangan karir dokter layanan primer dalam rangka mencapai target MDGs. Maj

Kedokt Indon, 60(3): 101-106.