Laporan Sementara Morfologi Sel
-
Upload
elisabeth-sonisora-wau -
Category
Documents
-
view
36 -
download
2
Transcript of Laporan Sementara Morfologi Sel
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Elisabeth Sonisora Wau
NIM : 03101003025
Kelompok : Lima (5) / Jumat Jam 08.00-10.00
I. JUDUL PERCOBAAN : MORFOLOGI SEL
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengenal berbagai macam bentuk sel-sel mikroorganisme.
2. Dapat mengenal bagian-bagian dari mikroskop dan mampu menggunakan
mikroskop untuk perbesaran berbagai jenis mikroorganisme.
3. Melakukan pewarnaan untuk mengetahui morfologi bakteri.
III. DASAR TEORI
III.1.Mikroba
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup
dan logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme muncul kurang
lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau
mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai
makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek
moyang dari semua makhluk hidup.
Awal mula munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada
waktu ilmuwan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari
mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang
membusuk. Selanjutnya ilmuwan menunjukkan bahwa mikroorganisme bukan
berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi buah
anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba
tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal
pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti
bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia
baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah
yang disebut dengan ‘biochemical diversity’ atau keanekaragaman biokimia yang
menjadi ciri khas mikroorganisme. Disamping itu, yang penting lainnya adalah
bahwa mekanisme perubahan kimia oleh mikroorganisme sangat mirip dengan
yang terjadi pada organisma tingkat tinggi. Konsep ini dikenal dengan ‘unity in
biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisme adalah
sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia.
Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada semua
organisma dari mikroba hingga manusia adalah DNA. Karena sifatnya yang
sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi
metabolisme, maka mikroba digunakan sebagai model penelitian di bidang
genetika. Saat ini mikroorganisme diteliti secara intensif untuk mengetahui dasar
fenomena biologi. Mikroorganisme juga muncul sebagai sumber produk dan
proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan
melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol).
Strain-strain baru dari mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa
genetika dapat menghasilkan bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti
insulin. Sebelumnya hanya insulin yang diekstrak dari pankreas lembu yang dapat
menerimanya.
Sekarang, insulin manusia dapat diproduksi dalam jumlah yang tak
terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa. Mikroorganisme juga mempunyai
potensi yang cukup besar untuk membersihkan lingkungan, misal: dari tumpukan
minyak di lautan atau dari herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini
dikarenakan mikroorganisme mampu untuk mendekomposisi/menguraikan
senyawa kompleks. Kemampuan mikroorganisme seperti bakteri, algae, protozoa
dan virus yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan cabang baru
dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi.
Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun
tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak
diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa
diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi penting di
bidang kesehatan maupun industri makanan.
III.2.Teori Abiogenesis dan Biogenesis
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau
ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine tester’ di kota
Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat
pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop,
tetapi rasa ingin tahunya terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang
penemu mikrobiologi. Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat
sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya.
Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak
terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan
‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda
tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan
menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya
Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300
kali.Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan
mengirimkannya ke British Royal Society.
Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 Ia
menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan
protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang
melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk
batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-
penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang
sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi. Penemuan Leewenhoek
tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada
dua pendapat yang muncul, satu mengatakan animalcules ada karena proses
pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya.
Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan
generatio spontanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal
dari animalcules sebelumnya seperti halnya organisme tingkat tinggi. Pendapat
atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori
biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang
nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.
III.2.1. Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis
Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam
daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio
spontanea. Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak sepotong
daging untuk menghilangkan organisme yang ada dan menempatkannya dalam
stoples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan
daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan dari
daging.
Pada tahun 1769, Lazarro Spalazani (1729 – 1799) merebus kaldu daging
selama 1 jam dan menempatkannya pada stoples yang disegel/ditutup rapat
menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi
ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa
sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalazani
tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara. Hampir 100 tahun setelah
percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi
tentang peran udara.Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam
kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun
1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam
tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba
sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas.
Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya
asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut
dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang
telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada
sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan
demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak
ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori
generatio spontanea adalah salah.
3.2.2. Bukti teori biogenesis
Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis, Louis Pasteur
(1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme.
Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur
dan pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang
hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872).
Pada tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung
abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur.
Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen. Ia
menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal
dengan leher angsa.
Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan
bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan
adanya mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan
mengendap pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidka dapat mencapai
kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen.
Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia
menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana,
semakin sedikit kontaminasi yang terjadi.
Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis adalah bahwa
panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap
merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat
bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisme tidak dapat
muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall
mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan
cara melakukan percobaan dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke
dalam kotak tertutup.
Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah
dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara
luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya,
namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall
memacu diterimanya konsep biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan
penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang
menyebabkan penyakit. Teori tentang fermentasi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian
perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut.
Salah satu alasan Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah
keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil dari
mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi yang menghasilkan mikroorganisme
sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850an Pasteur
memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur
yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisme
yang berbeda. Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus
sementara tipe yang lain mendominasi anggur yang kurang bagus.
Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan
menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang
telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke
dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang berkualitas baik yang
mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa
anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami
perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama
beberapa menit pada 50 – 60 ºC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang
digunakan secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang
meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error dimana sebelumnya tidak
tahu bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisma tertentu.
3.3. Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri
anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai
penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab
penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi sebelum Pasteur
membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti
membuat argumen yang kuat terhadap teori kuman terhadap penyakit.
Sebelumnya, dalam sejarah manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu
disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah
yang jelek dan lain-lainnya. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483 – 1553)
menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang terlalu
kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian
besar informasinya berasal dari percakapannya dengan para pelaut yang baru
pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka menyaksikan
penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von Plenciz
(1705-1786) mengatakan bahwa tidah hanya makhluk hidup yang merupakan
penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang
berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk
lain yang menghisap nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan
fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan
industri Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa
mikrroorganisma yang disebut dengan protozoa yang dapat menyebabkan
penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana
menghilangkan penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit
untuk diternakkan.
Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang
kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang tahunnya
yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisme yang sudah
dilihat oleh Pasteur. Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang
sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan
peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba
yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prakteknya sebagai
dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara
memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian
menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat.
Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri
yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba
yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch
mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga
menyarankan supaya ternak yang sakit dibunuh dan dibakar atau dikubur yang
dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat
bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan
anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu
merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan
menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik
laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak
memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur
pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya. Paul Erlich
(1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan menggunakannya
untuk mengecat bakteri termasuk bakteri penyebab tuberculosis.
3.3.1.Teknik biakan murni
Secara kebetulan seorang warga Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh
pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk
memisah menjadi individu-individu. Caranya mereka mengembangkan media
spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media adalah substansi yang
memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan koleganyanya juga
menunjukkan bahwa senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media
menjadi padat. Richard J. Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup
untuk menempatkan media agar alat tersebut selanjutnya disebut
Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan
menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen
penyebab typus, dipter, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch
mengenalkan penggunaan binatang model untuk penyakit manusia dengan cara
menginjeksikan bakteri ke dalam kelinci, babi atau domba. Ia bahkan
menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan
menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan.
3.3.2. Perkembangan dan Pencegahan Penyakit
Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya
penyakit bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang
disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama perioda 1347 – 1350. Sepertiga
sampai setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit tersebut. Hewan
pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri bacillus dan
ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Selama 1917 – 1919 Malaria
telah membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 jiwa di seluruh dunia.
Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang
dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan dibanding peluru. Dengan
pengetahuan bahwa mikroorganisme dapat merupakan penyebab penyakit
ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya pada cara pencegahan dan perlakuannya.
3.3.3. Penemuan antiseptik
Secara umum septis berati efek toksis dari mikroorganisme penyebab
penyakit pada tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang
menghentikan efek tersebut dengan pencegahan infeksi. Oliver Weldell Holmes
(1809 – 1894) seorang dokter Amerika pada tahun 1843 menekankan bahwa
penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari
satu wanita lain melalui tangan dokter.
Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz
menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada
tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau
phenol dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini
untuk merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut
demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya
menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima
dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari
penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam
senyawa kimia dan alat fisik lain dapt mengurangi mikroorganisme di ruang
operasi, ruangan untuk bayi prematur dan ruangan tempat memasukkan obat ke
dalam kontainer yang steril.
3.4. Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba
spesifikmerupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan
postulat Koch yaitu:
1) Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2) Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3) Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
4) Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut.
Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit
serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme
memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski
menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau
dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai
ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit
pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus. Pada tahun 1900
seorang ahli bedah bernama Walter Reed (1851-1902) dengan menggunakan
manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh
nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara
penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air yang tergenang
yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak.
IV. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Pinset
2. Pisau Cutter Tajam
b. Bahan
1. Roti (Segar dan Rusak)
2. Bawang Merah (Segar dan Rusak)
3. Kentang (Segar dan Rusak)
4. Batang Ubi Kayu
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Simple Staining (Pewarnaan sederhana)
a) Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95%
b) Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan diwarnai
c) Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek
d) Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar dan
diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm.
e) Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya
diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan.
f) Teteskan Methylen blue ke atas kaca objek tadi
g) Semprotkan sedikit aquadest
h) Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan)
i) Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak
emersi
j) Gambar bentuk sel yang terlihat
2. Pengamatan sel bawang merah, daun dan serat kapas
a) Bersihkan kaca objek
b) Iris tipis helaian bawang merah atau daun atau serat kapas
c) Ambil dengan pinset dan letakan dikaca objek
d) Tetesi aquadest
e) Amati dibawah mikroskop dengan variasi perbesaran
f) Gambar bentuk sel yang terlihat
3. Pengamatan untuk roti, susu, daging (segar dan rusak)
a) Bersihkan kaca objek
b) Ambil sedikit preparat yang segar
c) Tetesi dengan aquadest
d) Amati dibawah mikroskop dengan variasi perbesaran
e) Lakukan hal yang sama untuk preparat dengan bahan yang rusak
f) Bandingkan hasilnya
g) Gambar bentuk sel yang terlihat