Laporan Routing Ospf

20
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN JARINGAN (Routing OSPF) Disusun Oleh : Nama : Supiyan Sauri NPM : 12312318 Kelas : TI 11 H Laporan Manajemen Jaringan Routing OSPF

Transcript of Laporan Routing Ospf

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN JARINGAN(Routing OSPF)

Disusun Oleh :

Nama: Supiyan SauriNPM: 12312318Kelas: TI 11 HSekolah Tinggi Manajemen Informatika & KomputerPERGURUAN TINGGI TEKNOKRATJalan Zainal Abidin Pagar Alam 9 11 Bandar Lampung2014BAB I DASAR TEORI1.1 Tujuan Praktikum Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari protocol routig ospf dan penerapanya. Mengetahui konsep dari protocol routing OSPF (Open Shortest Path First). Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat atau membangun protocol routing ospf di Software Simulator Cisco Packet Tracer versi 5.3.2. Sebagai tugas laporan dari mata kuliah Manajemen Jaringan.

1.2 Pengertian RoutingRouting adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator..1.3 Jenis jenis Konfigurasi Routinga. Directly Routing

Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja.b. Static RoutingKonfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar.c. Dynamic RoutingDalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protocol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat table routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.1.4 Protocol Routing OSPFOSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari OpenShortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut : Protokol routing link-state.

Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.

Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.

Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.

OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.

OSPF lebih effisien daripada RIP.

Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).

Menggunakan protokol broadcast.BAB II PEMBAHASAN

2.1 Skema Routing OSPF yang akan dibuat

2.2 Tabel Alokasi IP OSPFa. Network Bandar LampungDeviceTypeHostnameInterfaceIP AddressGateway

Router2920XMR_badarlampungSe 0/010.10.10.1-

Se 0/115.10.10.2-

Fa 0/0192.168.60.1-

Switch2950-242950-24Fa 0/2--

PC4Generic1Fa 0/1192.168.60.10192.168.60.1

b. Network Lampung TengahDeviceTypeHostnameInterfaceIP AddressGateway

Router2920XMR_lampungtengahSe 0/010.10.10.2-

Se 0/211.10.10.1-

Se 0/216.10.10.1-

Fa 0/0192.168.10.1-

Switch2950-242950-24Fa 0/2--

PC0Generic1Fa 0/1192.168.10.10192.168.10.1

c. Network Lampung SelatanDeviceTypeHostnameInterfaceIP AddressGateway

Router2920XMR_lampungselatanSe 0/115.10.10.1-

Se 0/214.10.10.2-

Se 0/316.10.10.2-

Fa 0/0192.168.50.1-

Switch2950-242950-24Fa 0/2--

PC1Generic1Fa 0/1192.168.50.10192.168.50.1

d. Network Lampung BaratDeviceTypeHostnameInterfaceIP AddressGateway

Router2920XMR_lampungbaratSe0/113.10.10.2-

Se 0/214.10.10.1-

Se 0/317.10.10.2-

Fa 0/0192.168.40.1-

Switch2950-242950-24Fa 0/2--

PC2Generic1Fa 0/1192.168.40.10192.168.40.1

e. Network Lampung TimurDeviceTypeHostnameInterfaceIP AddressGateway

Router2920XMR_lampungtimurSe0/012.10.10.1-

Se 0/211.10.10.2-

Se 0/317.10.10.1-

Fa 0/0192.168.20.1-

Switch2950-242950-24Fa 0/2--

PC3Generic1Fa 0/1192.168.20.10192.168.20.1

a. Network TanggamusDeviceTypeHostnameInterfaceIP AddressGateway

Router2920XMR_tanggamusSe0/012.10.10.2-

Se 0/113.10.10.1-

Se 0/317.10.10.1-

Fa 0/0192.168.30.1-

Switch2950-242950-24Fa 0/2--

PC5Generic1Fa 0/1192.168.30.10192.168.30.1

2.3 Konfigurasi IP di PCa. Masing-masing PC dengan IP :

PC0 IP

: 192.168.10.10

Subnet Mask

: 255.255.255.0

Default Gateway: 192.168.10.1

PC1 IP

: 192.168.50.10

Subnet Mask

: 255.255.255.0

Default Gateway: 192.168.50.1PC2 IP

: 192.168.40.10

Subnet Mask

: 255.255.255.0

Default Gateway: 192.168.40.1

PC3 IP

: 192.168.20.10

Subnet Mask

: 255.255.255.0

Default Gateway: 192.168.20.1

PC4 IP

: 192.168.60.10

Subnet Mask

: 255.255.255.0

Default Gateway: 192.168.60.1

PC5 IP

: 192.168.30.10

Subnet Mask

: 255.255.255.0

Default Gateway: 192.168.30.1

2.4 Setting IP Interface masing-masing Router OSPFa. Router Bandar Lampung :

b. Router Lampung Tengah :

c. Router Lampug Selatan :R_lampungselatan>enable

Password:

R_lampungselatan#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungselatan(config)#int fa0/0

R_lampungselatan(config-if)#ip address 192.168.50.1 255.255.255.0

R_lampungselatan(config-if)#no shutdown

R_lampungselatan(config-if)#exit

R_lampungselatan(config)#int se0/1

R_lampungselatan(config-if)#ip address 15.10.10.1 255.0.0.0

R_lampungselatan(config-if)#clock rate 125000

R_lampungselatan(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/1, changed state to up

R_lampungselatan(config-if)#exit

R_lampungselatan(config)#int se0/3

R_lampungselatan(config-if)#ip address 16.10.10.2 255.0.0.0

R_lampungselatan(config-if)#clock rate 125000

R_lampungselatan(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/3, changed state to up

R_lampungselatan(config-if)#exit

R_lampungselatan(config)#int se0/2

R_lampungselatan(config-if)#ip address 14.10.10.2 255.0.0.0

R_lampungselatan(config-if)#clock rate 125000

R_lampungselatan(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/2, changed state to down

R_lampungselatan(config-if)#exitd. Router Lampung Barat :R_lampungbarat>enable

Password:

R_lampungbarat#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungbarat(config)#int fa0/0

R_lampungbarat(config-if)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.0

R_lampungbarat(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

R_lampungbarat(config-if)#exit

R_lampungbarat(config)#int se0/2

R_lampungbarat(config-if)#ip address 14.10.10.1 255.0.0.0

R_lampungbarat(config-if)#clock rate 125000

R_lampungbarat(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/2, changed state to up

R_lampungbarat(config-if)#exit

R_lampungbarat(config)#int se0/3

R_lampungbarat(config-if)#ip address 17.10.10.2 255.0.0.0

R_lampungbarat(config-if)#clock rate 125000

R_lampungbarat(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/3, changed state to down

R_lampungbarat(config-if)#exitR_lampungbarat(config)#int se0/1

R_lampungbarat(config-if)#ip address 13.10.10.2 255.0.0.0

R_lampungbarat(config-if)#clock rate 125000

R_lampungbarat(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/1, changed state to down

R_lampungbarat(config-if)#exite. Router Lampung Timur :R_lampungtimur>enable

Password:

R_lampungtimur#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungtimur(config)#int fa0/0

R_lampungtimur(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0

R_lampungtimur(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

R_lampungtimur(config-if)#exit

R_lampungtimur(config)#int se0/2

R_lampungtimur(config-if)#ip address 11.10.10.2 255.0.0.0

R_lampungtimur(config-if)#clock rate 125000

R_lampungtimur(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/2, changed state to up

R_lampungtimur(config-if)#exit

R_lampungtimur(config)#int se0/3

R_lampungtimur(config-if)#ip address 17.10.10.1 255.0.0.0

R_lampungtimur(config-if)#clock rate 125000

R_lampungtimur(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/3, changed state to up

R_lampungtimur(config)#int se0/0

R_lampungtimur(config-if)#ip address 12.10.10.1 255.0.0.0

R_lampungtimur(config-if)#clock rate 125000

R_lampungtimur(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0, changed state to down

R_lampungtimur(config-if)#exitf. Router Tanggamus :R_tanggamus>enable

Password:

R_tanggamus#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_tanggamus(config)#int fa0/0

R_tanggamus(config-if)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.0

R_tanggamus(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to upR_tanggamus(config-if)#exitR_tanggamus(config)#int se0/1

R_tanggamus(config-if)#ip address 13.10.10.1 255.0.0.0

R_tanggamus(config-if)#clock rate 125000

R_tanggamus(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/1, changed state to up

R_tanggamus(config-if)#exitR_tanggamus(config)#int se0/0

R_tanggamus(config-if)#ip address 12.10.10.2 255.0.0.0

R_tanggamus(config-if)#clock rate 125000

R_tanggamus(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0, changed state to up

R_tanggamus(config-if)#exit2.5 Proses Routing OSPFa. Router Bandar Lampung :

b. Router Lampug Tengah :

R_lampungtengah>enable

Password:

R_lampungtengah#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungtengah(config)#router ospf 1

R_lampungtengah(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 1

R_lampungtengah(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.3 area 1

R_lampungtengah(config-router)#network 11.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungtengah(config-router)#network 16.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungtengah(config-router)#exitc. Router Lampung Selatan :R_lampungselatan>enable

Password:

R_lampungselatan#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungselatan(config)#router ospf 1

R_lampungselatan(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 1

R_lampungselatan(config-router)#network 15.10.10.0 0.0.0.3 area 1

R_lampungselatan(config-router)#network 16.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungselatan(config-router)#network 14.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungselatan(config-router)#exitd. Router Lampung Barat :

R_lampungbarat#enable Password: R_lampungbarat#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungbarat(config)#router ospf 1

R_lampungbarat(config-router)#network 192.168.40.0 0.0.0.255 area 1

R_lampungbarat(config-router)#network 13.10.10.0 0.0.0.3 area 1

R_lampungbarat(config-router)#network 17.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungbarat(config-router)#network 14.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungbarat(config-router)#exite. Router Lampung Timur :

R_lampungtimur>enable

Password:

R_lampungtimur#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_lampungtimur(config)#router ospf 1

R_lampungtimur(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 1

R_lampungtimur(config-router)#network 12.10.10.0 0.0.0.3 area 1

R_lampungtimur(config-router)#network 17.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungtimur(config-router)#network 11.10.10.0 0.0.0.3 area 0

R_lampungtimur(config-router)#

03:23:23: %OSPF-5-ADJCHG: Process 1, Nbr 192.168.10.1 on Serial0/2 from LOADING to FULL, Loading Done

R_lampungtimur(config-router)#exitf. Router Tanggamus :

R_tanggamus>enable

Password:

R_tanggamus#conf terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R_tanggamus(config)#router ospf 1

R_tanggamus(config-router)#network 192.168.30.0 0.0.0.255 area 1

R_tanggamus(config-router)#network 13.10.10.0 0.0.0.3 area 1

03:28:18: %OSPF-5-ADJCHG: Process 1, Nbr 192.168.40.1 on Serial0/1 from LOADING to FULL, Loading Done

R_tanggamus(config-router)#network 12.10.10.0 0.0.0.3 area 1

R_tanggamus(config-router)#

03:28:40: %OSPF-5-ADJCHG: Process 1, Nbr 192.168.20.1 on Serial0/0 from LOADING to FULL, Loading Done

R_tanggamus(config-router)#exit2.6 Gambar hasil routing OSPF

Catatan dari pembahasan diatas :

Sebelum menghubungkan koneksi antar router terlebih dahulu menambahkan modul di masing-masing router dan di off -kan terlebih dahulu routernya. Apabila ingin menjalankan program yang sudah jadi dengan mengirimkan pesan ketujuan biasanya terjadi failed/gagal, maka perlu diulangi 3 5 x. Jangan lupa menggunakan Clock Rate dengan nilai 125000 di setiap router.BAB III KESIMPULANDari pembahasan laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Kita bisa belajar menggunakan router secara virtual di software komputer tanpa harus membeli perangkat router yang sebenarnya.

2. Harus mengetahui terlebih dahulu teori Routing OSPF sebelum menggunakan Software Cisco Packet Tracer v5.3.2

3. Router adalah sebuah media yang menghubungkan antara dua atau lebih network id pada sebuah jaringan yang berbeda.4. Routing protocol memiliki berbagai macam jenis routing yang dapat kita gunakan untuk membangun suatu jaringan yang sesuai dengan kebutuhan admin, misalnya seperti OSPF dan RIP.Gambar contoh pengisian ip di PC0

Laporan Manajemen Jaringan Routing OSPF