Laporan resmi syrup gg
-
Upload
kezia-hani-novita -
Category
Health & Medicine
-
view
1.287 -
download
10
Transcript of Laporan resmi syrup gg
LAPORAN RESMI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI
SOLID
MEMBUAT SEDIAAN SIRUP GLISERIL GUAIAKOLAT
Disusun Oleh :
Nama : Hani Novita Santosa
NIM : 13.0330
Kelas : Pagi (B)
AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG
2013 / 2014
Membuat Sediaan Sirup Gliseril Guaiakolat
I. Tujuan
1) Mahasiswa mampu membuat sediaan sirup dengan baik dan benar.
2) Mahasiswa mampu melakukan mengevaluasi sediaan sirup
(Organoleptis, pH, BJ, Viskositas, Kejernihan).
3) Mahasiswa mampu menghitung dosis dengan benar dan tepat
4) Mahasiswa mampu membuat kemasan primer dan sekunder
II. Dasar Teori
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sukrosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sukrosa, C12H22O11, tidak kurang
dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. (Depkes RI,1979).
Dalam pengertian farmasi, larutan adalah (likuida) yang
mengandung 1 atau lebih bahan kimia yang melarut dalam suatu pelarut
yang sesuai atau campuran dari system pelarut yang tercampur
(mutualially miscible). Karena sediaan farmasi berbentuk laporan
digunakan menurut berbagai cara, sediaan larutan diklasifikasikan sebagai
sediaan larutan untuk penggunaan oral, otik (telinga), oftalmik (mata),
topical. Larutan yang dipreparasi melalui cara pengekstrasian konstituen
aktif dari bahan kasar ( crude ) dinamakan tingtura atau ekstrak cair,
tergantung pada metode preparasi dan konsentrasinya. Jadi, larutan dapat
digunakan menurut berbagai cara berikut ini :
1. Digunakan secara oral dalam bentuk, elixir, linktis, sirup, obat tetes
pediatric, obat minum dan lain sebagainya
2. Digunakan dalam mulut dan kerongkongan sebagai obat pembersih mulut,
obat kumur – kumur, pewarna ( cat ) kerongkongan, dan untuk semprot
kerongkongan
3. Dimasukkan (instilled) ke dalam liang tubuh sebagai obat semprot
(douches) enema, tetes kuping, tetes hidung, dan semprot hidung
4. Diaplikasikan pada permukaan tubuh sebagai kolodion (collodion),
liniment, losion dan cat (pewarna)
5. Diaplikasikan sebagai sediaan injeksi atau parenteral
Keuntungan sediaan berbentuk larutan :
a) Jika digunakan sediaan berbentuk larutan, maka absorpsi tidak tertunda
dalam salut cerna (berbeda dengan sediaan padat dan sediaan berbentuk
suspense)
b) Keseragaman sediaan lebih terjamin (berbeda dengan emulsi dan suspense
kehomogenitasan sediaan bisa saja terjadi jika misalnya sediaan tidak
dikocok terlebih dahulu)
c) Lebih aman pemberian bahan obat, seperti kalium iodide dan kalium
bromide yang menimbulkan nyeri lambung jika dikonsumsi secara sering
(missal serbuk atau tablet)
d) Secara psikologis lebih menjanjikan tampilan yang menarik jika larutan
dikemas dalam botol yang bagus
Kekurangan sediaan larutan :
a. Keterbatasan sediaancair oral
Umumnya obat kurnag stabil dalam media air jika dibangdingkan
dengan sediaan padat
b. Desain formulasi
Formulasi sediaan cair memerlukan beberapa pertimbangan, seperti
konsentrasi obat, kelarutan obat, penambahan bahan pembawa cair
lain, stabilitas fisika dan kimia, pengawet, untuk sediaan dan bahan
penambah yang diperlukan, seperti pendapar, pensolubilisasi,
stabilizer, corigen
c. Stabilitas
Bahan aktif biasanya lebih mudah mengalami ketidak stabilan jika
dibandingkan dengan sediaan padat. Stabilitas tidak hanya
menyangkut API saja, tetapi juga stabilitas eksipien seperti corigen,
pengawet,pensolubilisasi, pengental, pemanis ( Agoes Goeswin.
2012)
Komponen dari Sirop
Selain zat – zat aktif obat, sirop – sirop mengandung zat – zat tambahan berikut :
1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk member
rasa manis dan kental.
2. Pengawet anti mikroba
3. Pengaroma
4. Pewarna
Sirop – sirop dapat pula mengandung pelarut – pelarut khusus, pembantu pelarut,
pengental dan stabilizer. Untuk mencegah terjadinya proses oksidasi yang cepat
pada obat bentuk sirup ditambahkan zat anti oksidan. (Yohana, Anis, dkk. 2009)
III. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1 Beakerglass
2 Mattglass
3 Batang pengaduk
4 Erlenmeyer
5 Piknometer
6 Viskometer Ostwald
7 pH meter
8 Sendok
9 Cawan Porselen
10 Pipet Tetes
11 Ball Filler
1. Zat Aktif (Gliseril
Guaiakolat)
2. Pemanis (Gliserin)
3. Pengawet (Na Benzoat)
4. Pengental (CMC Na)
5. Corigen coloris (Brilliant
Red)
6. Corigen odoris (Ess.
Strawberry)
7. Pembawa (Aquadest)
IV. Formula
R/ Gliseril Guaiakolat 50 mg/5mL
Griserin 30%
CMC Na 0,5%
Na Benzoat 0,2%
Brilliant Red 0,1%
Ess. Strawberry 1 tetes
Aquadest ad 60 mL
V. Pemerian Bahan
1. Gliseril Guaiakolat
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga agak keabuan, hampir
tidak berbau atau berbau lemah, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol (95%) P, kloroform
P, gliserol P dan propilengkol P.
Khasiat : Ekspetoran (Depkes RI, 1979)
2. Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak bewarna, tidak
berbau, diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa
lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur,
tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih
kurang 200.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter , dalam
P dan dalam minyak lemak.
Konsentrasi : > 20% (Depkes RI, 1995)
Fungsi : Pemanis (Depkes RI, 1979)
3. CMC Na (Carboxylmethilsellulosa Natrium)
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning
gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air, membentuk suspensi
koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam
perlarut organik lain.
Konsentrasi : 0,5% (Anonim, 2009)
Fungsi : Pengental (Depkes RI, 1979)
4. Natrium Benzoat
Pemerian : Butir atau serbuk hablur, putih tidak berbau atau
hampir tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%) P.
Konsentrasi : 0,02 – 0,5% (Anonim, 2009)
Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979)
5. Brilliant Red
Pemerian : Serbuk berwarna merah gelap
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Konsentrasi : < 0,5%
Fungsi : Pewarna (Depkes RI, 2010)
6. Essence Strawberry
Pemerian : Cairan bewarna merah yang di gunakan untuk
menambah aroma pada sediaan
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (90%), asam asetat
glasial
Fungsi : Odoris (Depkes RI,2010)
7. Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979)
VI. Perhitungan Jumlah Bahan
Usul : BJ sediaan di anggap 1 gram / mL.
1) Gliseril Guaiakolat
50mg / 5mL x 60mL = 600 mg = 0,6 gram
0,6 gram x 7 = 4,2 gram
Larut dalam air (10 – 30) x 0,6 gram = 6 gram – 18 gram
Jadi aqua yang diambil = 10 gram ~ 10 mL
Jadi aqua yang diambil untuk 7 orang = 100 mL
2) Gliserol
30% x 60 mL = 18 gram
18 gram x 7 = 126 gram
3) Na Benzoat
0,2% x 60 mL = 0,12 gram
0,12 gram x 7 = 0,84 gram
Larut dalam 2 bagian air = 2 x 0,84 gram = 1,68 gram ~ 1,68
mL
Jadi aqua yang diambil = 2 mL
4) CMC Na
0,5% x 60 mL = 0,3 gram
0,3 gram x 7 = 2,1 gram
5) Brilliant Red
0,1% x 60 mL = 0,06 gram
0,06 gram x 7 = 0,42 gram
Mudah larut dalam air (1 – 10) x 0,06 gram = 0,06 gram – 0,6
gram
Jadi aqua yang diambil = 0,5 gram ~ 0,5 mL
Jadi aqua yang diambil untuk 7 orang = 0,5 mL x 7 = 3,5 mL
6) Ess Strawberry
1 tetes
Jadi essence strawberry yang diambil untuk 7 orang = 1 tetes x
7 = 7 tetes
7) Aquadest ad 420 mL
420 mL – ( 4,2 + 100 + 126 + 0,84 + 2 + 2,1 + 0,42 + 3,5 + 7)
420 mL – 246,06 = 173,94 mL
VII. Perhitungan Dosis
a. Gliseril Guaiakolat (Depkes RI, 1995)
Dosis: 100 – 200 mg diulang tiap 2 – 4 jam
Perhitungan dosis: 1x : 100 – 200 mg
1hr : (24 : 4) – (24 : 2 ) x 100 – 200 mg
: 6 – 12 x 100 – 200 mg
: 600 – 2400 mg
: 0,6 – 2,4 g
Perhitungan dosis 1x
Usia
(tahun) Perhitungan dosis 1x
Rentang
Dosis (mg)
Pemakaian
1x (sendok
takar)
Cek Dosis 1x
2 2/14 x 100 – 200 mg 14,28 – 28,57 ½ 25/28,57= 0,87 ≠ OD
3 3/15 x 100 – 200 mg 20 – 40 ½ 25/40 = 0,625 ≠OD
4 4/16 x 100 – 200 mg 25 – 50 ½ 25/50 = 0,5 ≠ OD
5 5/ 17 x 100 – 200 mg 29, 41 – 58,82 1 50/58,82 = 0,85 ≠ OD
6 6/ 18 x 100 – 200 mg 33,33 – 66,67 1 50/66,67 = 0,75 ≠ OD
7 7/19 x 100 – 200 mg 36,84 – 73,68 1 50/73,68 = 0,68 ≠ OD
8 8/20 x 100 – 200 mg 40 – 80 1 ½ 75/80 = 0,94 ≠ OD
9 9/20 x 100 - 200 mg 45 – 90 1 ½ 75/90 = 0,83 ≠ OD
10 10/20 x 100 – 200 mg 50 - 100 1 ½ 75/100 = 0,75 ≠ OD
11 11/20 x 100 – 200 mg 55 – 110 2 100/110 = 0,91 ≠ OD
12 12/ 20 x 100 – 200 mg 60 – 120 2 100/ 120 = 0,83 ≠ OD
Penetapan aturan pakai
½ sendok takar = 25 mg
1 sendok takar = 50 mg
1½ sendok takar = 75 mg
2 sendok takar = 100 mg
2 ½ sendok takar = 125 mg
Perhitungan dosis pemakaian 1 hari:
Usia
(tahun)
Perhitungan dosis
1 hari
Rentang
Dosis (g)
Pemakian 1
hari (sendok
takar)
Cek Dosis 1 hari
2 2/14 x 0,6 - 2,4 g 0,086 - 0,343 4 – 6 x ½ 0,15/ 0,343 = 0,44 ≠OD
3 3/15 x 0,6 - 2,4 g 0,12 - 0,48 4 – 6 x ½ 0,15/ 0,48= 0,31 ≠ OD
4 4/16 x 0,6 - 2,4 g 0,15 - 0,6 4 – 6 x ½ 0,15/ 0,6 = 0,25 ≠ OD
5 5/17 x 0,6 - 2,4 g 0,176 - 0,706 4 – 6 x 1 0,3/ 0,706 = 0,42 ≠ OD
6 6/18 x 0,6 - 2,4 g 0,2 - 0,8 4 – 6 x 1 0,3/ 0,8 = 0,37 ≠ OD
7 7/19 x 0,6 - 2,4 g 0,22 - 0,88 4 – 6 x 1 0,3/ 0,88 = 0,34 ≠ OD
8 8/20 x 0,6 - 2,4 g 0,24 - 0,96 4 – 6 x 1½ 0,45/ 0,96 = 0,47 ≠ OD
9 9/20 x 0,6 - 2,4 g 0,27 - 1,08 4 – 6 x 1 ½ 0,45/ 1,08 = 0,42 ≠ OD
10 10/20 x 0,6 - 2,4 g 0,3 - 1,2 4 – 6 x 1 ½ 0,45/ 1,2 = 0,37 ≠ OD
11 11/20 x 0,6 - 2,4 g 0,33 - 1,32 4 – 6 x 2 0,6/ 1,32 = 0,45 ≠ OD
12 12/ 20 x 0,6 - 2,4 g 0,36 - 1,44 4 – 6 x 2 0,6/ 1,44 = 0,42 ≠ OD
Aturan pakai
a. 2 - 4 tahun = 6 – 12 x sehari ½ sendok takar
b. 5 - 7 tahun = 6 – 12 x sehari 1 sendok takar
c. 8 - 12 tahun = 6 – 12 x sehari 1½ sendok takar
VIII. Cara Kerja
Setarakan Timbangan lalu kalibrasi botol sebanyak 7 botol @ 60 mL. Beri
tanda kalibrasi pada botol.
Timbang CMC Na sebanyak 2,1 gram taburkan diatas air panas,
kembangkan. Setelah itu, masukkan kedalam colloid mill kecilkan
partikel.
Timbang GG sebanyak 4,2 gram masukkan kedalam beakerglass,
tambahkan aqua 100 mL aduk hingga larut.
Timbang Na Benzoat sebanyak 0,84 gram masukkan kedalam beakerglass
yang berisi GG tambahkan 7 mL aqua, aduk hingga larut.
Timbang Methylen Red sebanyak 0,42 gram masukkan kedalam
beakerglass yang berisi GG dan Na Benzoat dan tambahkan 7 mL aqua.
Aduk hingga larut.
Tambahkan CMC Na yang telah halus kedalam beakerglass, aduk hingga
larut. Tambahkan gliserin 126 gram dan aduk hingga larut.
Tambahkan 7 tetes Essence Strawberry dan aduk hingga larut dan
homogen. Tambahkan aquadest hingga tanda kalibrasi.
Lakukan pengujian terhadap sediaan sirup.
IX. Prosedur Pengujian
1) Organoleptis
Ambil sedikit larutan obat
Cicip rasanya, cium aromanya, amati warna dan bentuknya
Catat hasilnya
2) pH meter
Siapkan larutan obat yang akan di cek pH
Masukkan elektroda ke dalam sediaan obat
Tunggu hingga pH meter menunjukkan angka yang stabil
Catat hasilnya
3) Kejernihan
Ambil larutan dan tuang ke dalam beakerglass
Berikan alas kertas kontras (warna hitam dan putih)
Amati kejernihan dari larutan
Catat hasilnya
4) Viskositas
Bersihkan Viskositas Ostwald dengan menggunakan alkohol lalu
bilas dengan air.
Masukan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet
Hisap cairan dengan menggunakan ball filler sampai melewati 2
batas
Siapkan stopwatch, keluarkan cairan sampai batas pertama lalu
mulai penghitungan.
Catat hasilnya
5) Piknometer
Bersihkan piknometer dengan aquadest dan juga alkohol
Timbang bobot pikno kosong dan catat hasilnya (A)
Isi pikno dengan aquadest kemudian timbang dan catat bobotnya
(B)
Ganti isi pikno dengan sediaan larutan kemudian timbang dan catat
hasilnya (C)
Hitung bobot jenis larutan dengan rumus sebagai berikut :
Bobot piknometer kosong : A
Bobot piknometer + aqua : B
Bobot piknometer + sediaan : C
Bobot aquadest : B – A = D
Bobot larutan : C – A = E
Volume aquadest : D - = F
Bobot Jenis : E / F = G dengan satuan
gram / mL
X. Hasil
1 Organoleptis
a) Bentuk : cair
b) Bau : khas strawberry
c) Warna : merah
d) Rasa : manis pahit
2 Kejernihan
Hasil yang dihasilkan adalah tidak jernih pada layar yang berwarna
putih dan jernih pada layar yang berwarna hitam
3 pH
pH yang dihasilkan 4,39
4 Bobot Jenis
Bobot pikno kosong : 11,27 gram (A)
Bobot pikno + aqua : 21,17 gram (B)
Bobot pikno + syrup : 22,09 gram (C)
Bj air () : 1
Bobot aqua :
= [Bobot pikno + aqua] – [Bobot pikno kosong]
= 21,17 gram – 11,27 gram
= 9,9 gram (D)
Bobot syrup :
= [Bobot pikno + syrup] – [Bobot pikno kosong]
= 22,09 gram – 11,27 gram
= 11,82 gram (E)
Volume aqua : Bobot aqua /
= 9,9 / 1
= 9,9 gram / mL (F)
BJ syrup : Bobot syrup / Volume aqua
= 11,82 gram / 9,9 gram / mL
= 1,193939394 gram / mL
5 Viskositas
Waktu air mengalir (t air) = 20 s
Waktu sediaan mengalir (t sediaan) = 60 s
air = 0,8904
air / zat = air x t air / sediaan x t sediaan
0,8904 / x = 1 x 20 / 1,19 x 60
0,8904 / x = 20 / 71,4
X = 0,8904 x 71,4 / 20
X = 3,18 cp
XI. Pembahasan
Praktikum kali ini kelompok kami membuat sirup Gliseril
Guaiakolat yang berkhasiat sebagai obat batuk dengan memeperbanyak
dahak. Selain mengandung Gliseril Guaiakolat terdapat juga gliserin yang
berfungsi sebagai pemanis, CMC Na sebagai pengental, Na Benzoat
sebagai pengawet, Methylen Red sebagai pewarna, Ess. Strawberry
sebagai pengaroma pada sebagai sediaan syrup serta aquadest sebagai
pelarut.
Setelah sediaan kelompok kami jadi, kami melakukan pengujian
diantaranya : uji organoleptis yang menghasilkan bentuk sediaan yang cair
dikarenakan didalam formula terdapat komponen banyak pelarut,
berwarna merah karena menggunakan corigen coloris Methylen Red dan
juga proses penghomogenan Methylen Red yang sudah homogen,
mempunyai aroma yang berbau strawberry karena kelompok kami
memilih corigen odoris strawberry selain itu disesuaikan juga terhadap
pemilihan warna yaitu merah. Tetapi mengenai rasa, sediaan kami
menghasilkan rasa yang pahit manis hal ini dikarenakan rasa dari zat aktif
sendiri yaitu Gliseril Guaiakolat yang pahit, selain itu kadar dari pemanis
yang kurang. Yang kedua yaitu kejernihan. Kejernihan yang kelompok
kami hasilkan yaitu tidak jernih hal ini dikarenakan dalam proses kelarutan
dari tiap bahan yang berbeda – beda, selain itu sanitasi dan higiene dari
tiap peralatan yang kurang diperhatikan sehingga terdapat partikel –
partikel yang menempel dari alat yang digunakan. Ketiga yaitu uji pH,
sediaan kelompok kami menghasilkan pH 4,39 sediaan kami menunjukkan
bahwa sediaan kami bersifat asam. Sehingga dalam proses penggunaan
sediaan diminum sesudah makan. Hal ini bertujuan apabila diminum
sebelum makan maka akan mengganggu pencernaan terutama menaikkan
asam lambung menjadi berlebih. Yang keempat yaitu bobot jenis yang
menghasilkan 1,19 gram / mL. Hal sudah benar karena di dalam syrup
terdapat berbagai macam tambahan yang mempunyai berat yang
bervariasi. Dan yang terakhir viskositas dengan menggunakan viskometer
ostwald viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena
gravitasi , melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan
yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan
yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua
tanda tersebut. Viskositas yang dihasilkan oleh kelompok kami adalah
3,18 cp dipengaruhi oleh komponen yang terdapat didalam sediaan
Kesulitan yang kami temui yaitu dalam proses pelarutan tiap bahan
yang mempunyai kelarutan yang berbeda – beda sehingga kami harus
melarutkannya ke dalam air sedikit demi sedikit dan juga perlahan – lahan
XII. Kesimpulan
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sediaan syrup
Gliseril Guaiakolat dapat dikonsumsi oleh anak – anak, berbentuk cair,
berwarna merah dan berbau khas strawberry. Dari hasil kejernihan syrup
yang kelompok kami buat tidak jernih karena adanya partikel yang tidak
dapat larut dan juga sanitasi dan higiene. Menghasilkan bobot jenis yang
lebih besar dari air yaitu 1,19 dan viskositas 3,18 cp. Dilakukan pengujian
seperti diatas untuk mengetahui apakah sediaan tersebut layak untuk
diedarkan di pasaran atau tidak
XIII. Daftar Pustaka
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida (
SFI – 7). ITB Bandung : Bandung
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta
Anonim, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient.
Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Anonim, 2010. Kondeks Makanan Indonesia. Departemen
Kesehatam RI : Jakarta
Yohana, Anis, dkk. 2009. Farmasetika Dasar Konsep Teoritis dan
Aplikasi Pembuatan Obat. Widya Padjadjaran : Bandung