Laporan Resmi Petro Finale

download Laporan Resmi Petro Finale

of 14

Transcript of Laporan Resmi Petro Finale

I. A. Informasi Lokasi 1. Lokasi Pengamatan

STASIUN PENGAMATAN 1 (STA 1)

Fieltrip ini dilakukan pada daerah: Caturbinangun, Jalan Kaliurang Km 12, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Foto 1.1. Foto citra satelit daerah pengamatan STA 1 pada google earth

2. Waktu Pengamatan Pengamatan ini dilakukan pada pukul 08.30 WIB, pada pagi hari sampai pada pukul 10.05 3. Cuaca Cuaca saat praktikan melakukan pengamatan dalam fieldtrip ini cerah dan panas.

4. Geomorfologi Daerah ini merupakan bentang alam alluvial atau aliran sungai. Namun aliran sungai yang ada di daerah ini sudah mongering dan memiliki singkapan batuan disebelah timur dengan

memiliki struktur bedding dimana struktur ini merupakan sesuatu tumpukan dalam batuan beku di dalam menyempurnakan lain pada satu urutanFoto 1.2. Foto DAS STA 1

dengan paling tua pada dasar dan termuda ada di puncak.

Adapun daerah ini memiliki perbatasan pada : Utara : Selatan : Barat : Timur : Perumahan warga sekitar DAS dan Jalan Perumahan Warga Ladang

Didaerah ini ditemukan komposisi yang unik yaitu adanya keberagaman ukuran batuan,yaitu batuan yang berukuraan lapilli dan block, dimanaFoto 1.3. Foto geomorfologi STA 1

juga terdapat bolder-bolder disekitar daerah

pengamatan serta adanya letak batuan yang berukuran lebih halus dibawah batuan dengan ukuran lebih besar.

B. Litologi Pada daerah diadakan dua kali identifikasi, karena ada perbedaan kondisi batuan yang terjadi, disini ditemukan jenis batuan yang merupakan batuan piroklastik.Setelah diidentifikasi diketahui bahwa batuan tersebut berwarna hitam keabu-abuan dengan struktur bedding.

Batuan tersebut bertekstur fragmental,dengan komposisi mineral berupa plagioklas, hornblende, kuarsa, dan piroksen.

Komposisi fragmen yang adaalah lapilli dan block. Pada STA 1 di lokasi pengamatan 1 terlihat batuan piroklastik yang telah terkonsolidasi dengan baik dengan fragmen sedangkan pada yang lebih besar STA 1 lokasi

pengamatan 2 di bagian selatan terlihatFoto 1.4. Foto batuan piroklatik di STA 1

batuan dengan ukuran lebih kecil dan terdapat invers fragmen dengan

konsolidasi batuan yang tidak baik.

C. Petrogenesa Pada lokasi pengamatan ini diperkirakan mulanya terjadi aliran piroklastik flow yang ditunjukkan dengan adanya kenampakan bolder-bolder yang terdapat didaerah ini serta keadaan bawah dari susunan batuan yang berukuran >2cm. Adanya struktur bedding yang terlihat menunjukkan setelah terjadi aliran piroklastik flow, didaerah ini kemudian terbawa material-material hasil erupsi gunung api, diperkirakan proses transportasi yang mungkin terjadi ialah piroklastik fall, dimana material hasil erupsi gunung api yang terlihat ialah berukuran cukup halus. Struktur bedding yang terjadi disini tidak kelihatan tegas, hal ini menunjukkan bahwa penyusun batuan yang terjadi disini berlangsung dalam jangka waktu yang cepat, dimana ketika batuan dari piroklastik flow belum sempat memadat terlebih dahulu batuan dengan proses transportasi piroklastik fall telah datang dalam waktu yang hampir bersamaan dengan datangnya batuan dengan proses trasportasi piroklastik flow.. Setelah itu, pada lapisan ini kemudian masih terjadi proses bedding, hal ini ditunjukkan dengan adanya kenampakan batuan berukuran yang lebih besar di atas batuan berukuran halus, hal ini diperkirakan bahwa proses transportasi pembawa material yang mungkn terjadi berasal dari piroklastik flow, namun diatas batuan piroklastik yang berukuran >2cm ini

terlihat ada nya batuan yang berukuran halus yang diperkirakan datang dari proses transportasi piroklastik fall. Terlihat ada struktur bedding yang tegas antara batuan piroklastik berukuran halus yang terbawa oleh piroklastik fall pertama dengan batuan piroklastik yang terbawa oleh aliran piroklastik flow yang kedua, hal ini menunjukan bahwa struktur bedding yang ada terendapkan dalam jangka waktu yang lama, ketika lapisan batuan piroklastikFoto 1.5. Struktur bedding yang tegas

oleh piroklastik fall pertama telah memadat

sebelumnya. Namun, pada batuan piroklastik flow kedua dan piroklastik fall kedua terlihat ketidaktegasan struktur bedding hal ini menunjukkan bahwa waktu pengendapan kedua material hasil erupsi ini terjadi dengan jangka waktu yang cepat. Setelah itu terdapat batuan piroklastik yang berukuran halus, diperkiran setelah itu terjadi proses terbawanya material hasil erupsi gunung api yang dibawa oleh aliran piroklastik fall. Disini terlihat adanya struktur bedding yang tegas, yang menunjukkan bahwa proses terendapkannya batuan proklastik yang terjadi dalam jangka waktu yang lama setelah batuan sebelumnya memadat terlebih dahulu.Disini praktikan hanya melihat dua struktur bedding yang tegas dan dua struktur bedding yang tidak tegas. Secara skematis dapat di buat :Terendapkan dalam jeda yang cepat Terendapkan dalam jeda yang lama Terendapkan

Piroclastik flowdalam jeda yang cepat

Piroklastik fall

Piroklastik Flow

Terendapkan dalam jeda yang lama

Piroklastik fall

Piroklastik fall

Urutan proses transportasi p.flow-p.fall-p.flow-p.fall-p.fall

Foto 1.6. Kenampakan STA 1 fieldtrip dari utara ke selatan

II. A. Informasi Lokasi 1. Lokasi Pengamatan

STASIUN PENGAMATAN 2 (STA 2)

Fieldtrip ini dilaksanakan di daerah: Sungai Watuadeg, Kalasan, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

USTA 2

Foto 2.1. Foto citra satelit pada STA 2 dengan menggunakan google earth

2. Waktu Pengamatan Pengamatan dalam fieldtrip ini dilaksanakan pada pukul 10.35 WIB sampai dengan pukul 11.45 3. Cuaca Saat mengadakan pengamatan dalam fieldtrip cuaca terlihat cerah dan panas awalnya, namun ketika fieldtrip di STA 2 ini hendak selesai, cuaca terlihat sedikit mendung. 4. Geomorfologi

Sungai ini merupakan bentang alam fluvial, dimana bentang alam ini meruakan bentang alam yang diperoleh dari pengerjaan proses fluvial yang merupakan proses baik fisika maupun kimia yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena air permukaan. Lembah sungai memiliki stadia u. Berdasarkan stadia erosinya sungai diperkirakan sungai dewasa dilihat dari likuknya, dimana sungai ini tidak memiliki chanel bar.

Adapun batas dari daerah pengamatan ini ialah: Utara Selatan Barat : : : Ladang Jalan Raya Ladang dan Lava bantal Timur : Ladang dan BatuLempung

KFoto 2.2. Foto geomorfolog STA 2

B. Litologi Pada Lokasi ini terdapat hubungan yang sedikit aneh, yaitu adanya kontak antara batuan beku (lava bantal) dan batuan sedimen (batu-lempuntian dari ). Namun, dalam fieldtrip kali ini, praktikan hanya akan mengamati tentang keberadaan batuan lava bantal. Lava bantal yang diamati dan diidentifikasi oleh praktikan merupakan batuan beku basalt.Pengertian dari lava bantal sendiri merupakan batuan beku yang mengalami pembekuan dengan sangat cepat.Ciri khas dari batuan ini ialah terdapat pada bentuk fisiknya yang berbentuk seperti bantal dan tidak memiliki sudut. Setelah diidentifikasi, ternyata lava bantal yang merupakan terdiri dari batuan basalt ini merupakan jenis batuan beku, denganwarna abu-abu gelap dan bertekstur porfiritik dengan fenokris berupa piroksen, plagioklas dan amfibol dengan ukuran butir < 2 mm. sementara groundmass nya berupa mineral-mineral mafik.

Batuan beku lava bantal ini memiliki struktur lava bantal (pillow lava), karena bentuknya yang menumpuk-numpuk seperti bantal.Sifat dari batuan beku ini sendiri merupakan basa dengan komposisi mineral-mineral mafik. Adapun nama batuan lava basalt ini merupakan basalt. Pada Lokasi ini juga ditemukan bagian batu lava bantal yang berarna kecoklatan, hal ini terjadi karena ada proses pelapukan yang terjadi secara fisis dan kimia, dimana, diperkiran batuan lava bantal ini mengandung mineral plagioklas yang mengandung unsur besi (Fe) yang akan menyebabkan terjadinya korosi pada batuan lava bantal ini sebagai akibat oksidasi yang teah terjadi.

Foto 2.3. Foto perbedaan batuan lava basalt yang telah mengalami proses pelapukan atau oksidasi (kanan) dan yang belum teroksidasi (kiri)

C. Petrogenesa Ketika magma keluar dari erupsi gunung api, magma tidak sempat terkena udara namun langsung terkena air. Diperkirakan terbentuk karena proses pendinginan sangat cepat di bagian permukaan aliran lava dan melambat ke bagian dalam. Pendinginan sangat cepat menyebabkan mineral tidak sempat membentuk Kristal atau amorf yang proporsi terdalam. Pendinginan sangat cepat, banyaknya gelas gunung api yang mudah pecahdan pergerakan aliran menyebabkan terjadinya retakan dan rekahan yang intensif di permukaan lava yang biasa kita sebut sebagai kekar non tektonik. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa terdapat hal yang unik di STA ini, yaitu keterdapatan kontak batu-lempung (batu sedimen) dan batuan lava bantal ini (batu beku).Diantara batuan ini di perkirakan batuan lava bantal berusia lebih tua daripada batu-

lempung, hal ini terlihat dari adanya kenampakan inklusi diantara batuan ini dimana batuan lava bantal diinklusi oleh batu-lempung. Diperkirakan daerah ini dulunya merupakan daerah laut dimana dibawah laut terdapat gunung api purba. Gunung api purba ini mengalami pelelehan (eksplosive), sehingga magma membeku secara cepat tanpa sempat terkena udara. Diperkirakan bahwa dulunya gunung api berada disebelah barat dan mengalir kearah barat, kemudian terjadi intrusi batuan sedimen batu-lempung yangkemudian menginklusi batuan lava bantal dan tersingkap dipermukaan bersama dengan batuan lava bantal.

Foto 2.4.Foto Kontak Lava bantal dan Batu- Foto 2.5. Foto Inklusi batu Lava bantal dan BatuLempung Lempung

Foto 2.6.Foto kekar Non Tektonik

Foto 2.7.Gambar arah aliran Lava

III. A. Informasi Lokasi 1. Lokasi Pengamatan

STASIUN PENGAMATAN 3 (STA 3)

Fieldtrip ini dilakukan di lokasi pengamatan : Gunung Gede, Bukit Berjo, Desa Sidoluhur, Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Foto 3.1. Foto Lokasi Pengamatan STA 3 di Godean melalui citra satelit google earth

2. Waktu Pengamatan Pengamatan dalam fieldtrip ini dilaksanakan pada pukul 14.05 WIB sampai dengan pukul 15.45 3. Cuaca Pada saat praktikan mengadakan fieldtrip di lokasi ini, cuaca di daerah ini cerah dan panas.

4. Geomorfologi Daerah ini merupakan suatu morfologi perbukitan yang terisolasi (isolated hill) karena disekelilingnya tidak terdapat perbukitan lagi, hanya dataran. Adapun daerah ini sendiri dibatasi oleh: Utara Selatan Barat Timur : : : : Pemukiman Ladang Ladang Lapangan

Foto 3.2. Foto Geomorfologi STA 3

B. Litologi Batuan pada daerah ini berwarna abu-abu cerah pada batuan segar dan coklat pada batuan lapuk.Batuan ini bersifat intermediate.Batuan berstruktur masif ini memiliki tekstur faneroporfiritik dengan kuarsa sebagai feonokris dan plagioklas dan hornblende sebagai groundmassnya. Adapun komposisi mineralnya feldspar(plagioklas) Ca (65%), kuarsa (15%), Feldspar (plagioklas) sodium, prismatik memanjang atau hornblende (15%), piroksin dan mineral lain (5%) . Dari deskripsi ini, batuan ini merupakan batu Diorit porfiritik

Foto 3.3 Foto batuan diorite porfiritik yang segar (kiri) dan yang telah lapuk (kanan)

C. Petrogenesa Diperkirakan daerah ini dulunya daerah dataran, kemudian daerah ini mengalami erosi dan batuan beku intrusi (diorite porfiritik) yang terdapat tersingkap kepermukaan.Didaerah ini terdapat satu kenampakan yang unik, yaitu adanya kenampakan pelapukan membola (Spheroidal wheatering). Diperkirakan air atau tenaga hidrotermal masuk kedalam pori-pori atau rekahan dari batuan, air-air ini kemudian lama kelamaan mengerosi batuan sehingga kemudian

batuan ini mengalami pelapukan secara kimia. Struktur pelapukan membola yang terjadi pada batuan didaerah ini,

disebabkanFoto 3.4. Foto Spheroidal Weathering

oleh

pelapukan

feldspar

plagioklas yang bersifat asam yang mudah mengalami pelapukan kimia karena

resistivitasnya kecil/tidak resisten terutama jika terkena curah hujan yang tinggi Batuan-batuan yang telah mengalami pelapukan tadi lama kelamaan akan terlepas dari tempat asalnya dan turun kebawah ke daerah yang datar. Inilah yang menyebabkan ada beberapa batuan diorite yang terletak dibawah, hal ini karena batuan yang telah mengalami pelapukan tadi lama-kelamaan akan terlepas dari batuan indukannya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Staff asisten geologi fisik, 1989, Pedoman Praktikum Geologi Fisik, Yogyakarta, Universitas Gadjah mada 2. http://www.bgl.esdm.go.id/dmdocuments/jurnal20080301.pdf

HALAMAN PENGESAHAN Saya yang bertandatangan dibawah ini telah selesai mengerjakan tugas fieldtrip 1 pada: Tanggal : 16 November 2011 Tempat : Sleman, Yogyakarta

Mengetahui Praktikan Assisten

(Clara Janie Frica)

(Lutfi Alfian Nugroho)