LAPORAN RESMI ANALISIS FARMASI VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN...
description
Transcript of LAPORAN RESMI ANALISIS FARMASI VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN...
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARASETAMOL
DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE
Disusun Oleh:
Kelompok C-5
Nurul Dini Sepmawati K100120052
Sita Sofiana K100120053
LABORATORIUM ANALISIS FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014
I. TUJUAN Mahasiswa mampu menganalisis penetapan kadar parasetamol
Mahasiswa mampu melakukan validasi metode analisis secara
spektrofotometri visible.
II. DASAR TEORI
Metode spektrofotometri adalah metode yang mengidentifikasi atau
menetapkan kadar suatu senyawa berdasarkan pada interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan materi. Bila radiasi elektromagnetik yang digunakan
berada pada daerah 400-750 nm maka metode ini disebut Spektrofotometri
Visible/ sinar tampak (Behera et al., 2012).
Jika suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut
akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi antara
molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan menigkatkan energi potensial
elektron pada tingkat keadaan tereksitasi. Untuk mengukur banyaknya radiasi
yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuansi radiasi digunakan
spektrum absorbsi. Spektrum absorbsi merupakan hubungan antara banyaknya
sinar yang diserap dengan panjang gelombang sinar. Transisi yang dibolehkan
untuk tiap senyawa adalah berbeda, hal ini menyebabkan perbedaan spektra
absorbsi. Dengan demikian, spektra dapat digunakan sebagai informasi untuk
analisis kulaitatif. Sementara, banyaknya sinar yang diabsorbsi pada panjang
gelombang tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi,
sehingga spektra absorbsi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Gandjar
dan Rohman, 2012).
Adanya gugus kromofor dan ausokrom pada suatu senyawa merupakan syarat
senyawa tersebut dapat ditetapkan dengan spektrofotometri. Paracetamol dapat
ditetapkan kadarnya menggunakan metode spektrofotometri karena mengandung
gugus kromofor yang terbentuk dari ikatan rangkap terkonjugasi pada benzen dan
gugus ausokrom yaitu gugus –OH dan –O. Pada pengukuran dengan panjang
gelombang di daerah sinar tampak, suatu senyawa harus berwarna. Senyawa yang
dasarnya tidak berwarna harus dipreparasi terlebih dahulu antara lain dengan
diderivatisasi atau direaksikan dengan reagen pengomplek.
Pada penetapan kadar Parasetamol dengan metode Spektrofotometri Vis dalam
Shihana et al. (2010) digunakan NaNO2 sebagai reagen pengomplek yang
membentuk warna kuning dengan parasetamol. Reaksi yang terjadi yaitu :
(Shreshtha dan Pradhananga, 2009)
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Spektrofotometer
Vis
2. Kuvet
3. Labu takar
4. Neraca analitik
5. Bekker glass
6. Mikro pipet
7. Pipet volume
8. Pipet tetes
Bahan:
1. Paracetamol
2. HCl 6N
3. NaOH 15%
4. Asam sulfamat 15%
5. Aquadest
6. Sodium nitrat
IV. PROSEDUR RESMI
Paracetamol powder was used to prepare 100 mg/L stock solution which
was prepared by dissolving powder in warm distilled water. The stock solution
was used to prepare eight series of (25 mg/L – 500 mg/L) working standards, 25;
50; 100; 150; 200; 250; 300; 350; 450 g/dL.
1. The colorimetric assay – 0,5 mL of plasma was pipette into a 15 mL
centrifuge tube containing 1.0 mL of 15% trichloroacetic acid. After
vortex mixing, it was centrifuged briefly for three minutes and the
clear supernatant was decanted into 10 mL test tube containing 0,5 mL
6N hydrochloric acid. Nitrous acid was generated, by adding 0.4 mL of
sodium nitrite to the resulted solution. After allowing the contents to
stand for two minutes, 1.0 mL of 15% sulphamic acid was added
carefully to neutralize excess nitrous acid. Finally 2.5 mL of 15%
sodium hydroxide was added and the absorbance of each sample was
measured at 430 nm, against a reagent blank of water.
2. The validation experiments – A calibration curve was calculated using
this method to measure standard paracetamol concentrations (25, 50,
100, 150, 200, 250, 300, and 400 mg/L) using a UV-Visible
spectrophotometer (Unico 2802). Within – run precision (CV) was
evaluated by 14 different assays of paracetamol standards. The stability
of the final coloured solution was also assessed up to 10 min by
measuring the absorbance (this was an end point measurement rather
than a kinetic one).
*Terjemahan
Serbuk paracetamol disiapkan untuk membuat larutan stok 100 mg/L dengan
cara melarutkan serbuk dalam akuades hangat. Larutan stok digunakan untuk
preparasi 8 seri (25 mg/L – 500 mg/L) pembuatan standar 25; 50; 100; 150; 200;
250; 300; 350; 450 g/dL.
1. Kolorimetri – 0,5 mL plasma dipipet dan dimasukkan dalam tabung
sentrifuge 15 mL yang berisi 1.0 mL TCA 15%. Setelah larutan divortex
kemudian disentrifugasi selama 3 menit dan supernatan yang bersih
dituang pada tabung 10 mL yang berisi 0,5 mL HCl 6N. Ditambahkan 0,4
mL NaNO2 pada larutan untuk menghasilkan asam nitrat. Setelah 2 menit,
ditambahkan 1,0 mL NH2SO3H 15% dalam larutan untuk menetralkan
asam nitrat. Terakhir, ditambahkan 2,5 mL NaOH 15% dan dihitung
absorbansi masig-masing sampel pada panjang gelombang 430 nm dengan
blangko air.
2. Validasi – Kurva kalibrasi dihitung dengan metode ini untuk mengukur
paracetamol standar dengan kadar (25, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 400
mg/L) menggunakan spektrofotometri UV-Visible (Unico 2802). CV
dievaluasi dengan pengujian parasetamol standar sebanyak 14. Stabilitas
warna akhir dihasilkan selama 10 menit dengan mengukur absorbansi
(inilah titik akhir pengukuran).
V. CARA KERJA
1. Pembuatan Kurva Baku
Pembuatan larutan stock (0,1%)
Ditimbang 100 mg paracetamol
Dimasukkan ke dalam labu takar
Ditambahkan aquadest ad 100 mL
Mencari OT
Sebanyak 500 µL larutan stok 0,1% dipipet, dimasukkan ke dalam labu takar
10 mL
Ditambah 0,5 mL HCl 6N
Ditambah 0,4 mL NaNO2
Ditambah 1 mL asam sulfamat 15%
Ditambah 2,5 mL NaOH 15%, di-ad-kan aquadest 10 mL
Diukur absorbansinya dengan λ = 430 nm
Menentukan λ maks
Sebanyak 500 µL larutan stok 0,1% dipipet, dimasukkan ke dalam labu takar
10 mL
Ditambah 0,5 mL HCl 6N
Ditambah 0,4 mL NaNO2, didiamkan 2 menit
Ditambah 1 mL asam sulfamat 15%
Ditambah 2,5 mL NaOH 15%, di-ad-kan aquadest 10 mL
Diukur absorbansinya dengan berbagai panjang λ 400-700 nm
Membuat kurva baku dari larutan senyawa standar
Dibuat beberapa pengambilan 25; 50; 100; 150; 200 mg/L
Ditambahkan dengan 0,5 mL HCl 6N, ditambahkan dengan sodium nitrit
0,4mL
Didiamkan 2 menit (masing-masing stock), ditambahkan asam sulfamat 15% 1
mL
Ditambahkan 2,5 mL NaOH 15%, ditambahkan aquadest ad 10 mL
Didiamkan selama OT lalu diukur absorbansinya
Dibuat persamaan regresi linear
Penentuan kadar sampel
Ditimbang seluruh tablet dan dihitung berat rata-rata
Digerus lalu diambil 100 mg sampel
Dilarutkan dengan aquadest ad 10 mL
Dipipet 50 µL, dimasukkan ke dalam labu takar (pengenceran 200x)
Ditambah 0,5 mL HCl 6N, lalu ditambah 0,4 mL NaNO2
Didiamkan 2 menit (masing-masing stock), ditambahkan asam sulfamat 15% 1
mL
Ditambahkan 2,5 mL NaOH 15%, lalu di-ad-kan 10 mL dengan aquadest
Didiamkan selama OT lalu diukur absorbansinya
Dibuat persamaan regresi linier
2. Ripitabilitas
Tablet paracetamol digerus, ditimbang 100 mg (sebanyak 7x)
Ditambah aquadest ad 10 mL
Dipipet 500 µL, dimasukkan dalam labu takar 10 mL
Ditambahkan 0,5 mL HCl 6N, lalu 0,4 mL NaNO2
Setelah 2 menit, ditambahkan asam sulfamat 15% 1 mL, lalu 2,5 mL NaOH
15%
Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Dibaca pada OT terhadap blanko air pada 430 nm
Dihitung kadar sampel dan nilai RSDnya (RSD < 2%)
3. Presisi Antara
(dilakukan pada hari yang berbeda)
Tablet parasetamol digerus dahulu, lalu ditimbang 100 mg (7x)
Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Dipipet 100 µL lalu dimasukkan dalam labu takar 10 mL
Ditambahkan 0,5 mL HCl 6N; 0,4 mL NaNO2 kemudian didiamkan 2 menit
Ditambahkan 1 mL NH2SO3 15% dan 2,5 mL NaOH 15%
Dilarutkan dengan aquadest ad 10 mL
Dibaca pada OT terhadap blanko air pada 430 nm
Kemudian dihitung RSD
4. Linieritas
Tablet paracetamol digerus kemudian ditimbang untuk kadar 70 – 130%
Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Dipipet 100 µL, dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL
Ditambah 0,5 mL HCl 6N; 0,4 mL NaNO2 kemudian didiamkan 2 menit
Ditambah 1 mL NH2SO3 15% dan 2,5 mL NaOH 15%
Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Dibaca pada OT terhadap blanko air pada 430 nm
Dihitung harga absorbansi serta kadar sampel (keberterimaan jika r > 0,98)
5. Akurasi
Digerus tablet paracetamol, diambil 100 mg
(tanpa penambahan) (+ 80% z.a) (+ 100% z.a) (+ 120% z.a)
Dilarutkan ad 25 mL aquadest
Dipipet 100 µL, dimasukkan ke dalam labu takar
Ditambah 0,5 mL HCl 6N dan 0,4 mL NaNO2
Setelah 2 menit ditambah 1 mL NH2SO3 15% dan 2,5 mL NaOH 15%
Ditambahkan aquadest ad 10 mL
Diukur absorbansinya pada λ 430 nm
Dihitung kadar paracetamol dalam 4 sampel, RSD, dan % recovery
(keberterimaan angka recovery 98-102% dan RSD < 1%
Keterangan:
- Diterima jika semua 10 tablet < (85% - 115%) dengan RSD ≤ 6%
- Jika ditolak dengan penimbangan dan penetapan kadar 10 tablet lagi
syarat keberterimaan 1 dari 10 tablet < (85% - 115%) / 10 tablet (75%
- 125%)
- Jika memenuhi syarat tersebut maka ditimbang lagi 20 tablet dan
dilakukan penetapan kadar lagi , syarat keberterimaan 1 dari 30 tablet
< (85% - 115%) semua 30 tablet (75%, 125%) dengan RSD 7,8%
6. Keseragaman Kandungan
Dipilih 10 tablet paracetamol secara acak
Ditimbang masing-masing tablet
Digerus masing-masing tablet paracetamol tersebut
Ditimbang masing-masing 100 mg
Ditambahkan pelarut aquadest ad 100 mL dalam labu takar
Diambil sebanyak 500 λL
Ditambahkan 0,5 mL HCl 6N; 0,5 mL NaNO2
Didiamkan 2 menit kemudian ditambahkan 1 mL asam sulfamat
Ditambahkan 2,5 mL NaOH 15% ditambahkan aquadest ad 10 mL
Diukur absorbansinya pada λ 430 nm
Dihitung kadar masing-masing tablet
Dilakukan prosedur sesuai USP
- Data diterima bila kadar 10 tablet ≥ 85% dan ≤ 115% dengan RSD
≤ 6%
Data ditolak bila 1 dari 10 tablet ≤ 85% atau > 115% dan kadar 10
tablet ≥ 75% dan ≤ 125%
- Bila data ditolak, digunakan test adisi 20 tablet
Data diterima bila 1 dari 20 tablet < 85% atau > 115%
Kadar 30 tablet ≥ 75% dan ≤ 125% dengan RSD ≤ 7,8%
- Bila tidak memenuhi berarti data-data tersebut ditolak.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan stok dan kurva baku
Penimbangan tablet paracetamol untuk sampel
berat kertas kosong = 0,2651 gram
berat kertas + zat = 0,3704 gram
Berat kertas + sisa = 0,2704 gram
Berat zat = 0,1000 gram
Jumlah zat = 5,6438 gram
Berat rata-rata tablet = 5,6438
10 = 0,5644 g
Penentuan OT
Konsentrasi larutan stok murni = 500 µL =
0,005%
V1 . C1 = V2 . C2
x. 0,1% = 10 mL . 0,005%
x = 500 µL ad 10 mL
λ teoritis = 430 nm
Waktu Absorbansi
5 0,214
6 0,218
7 0,224
8 0,228
9 0,230
Pencarian λ max
λ max = 368
Kurva Baku ad 10 mL
Volume Absorbansi konsentrasi
200 µL 0,236 2x10-3
300 µL 0,386 3x10-3
400 µL 0,489 4x10-3
500 µL 0,648 5x10-3
600 µL 0,746 6x10-3
V1 . C1 = V2 . C2
0,2 mL . 0,1% = 10 mL . x
x = 0,002%
= 2x10-3%
Regresi linier konsentrasi Vs absorbansi
a = -0,0118 y = bx + a
b = 128,2 y = 128,2x - 0,0118
c = 0,9973
Penetapan kadar sampel
Data orientasi
λ maks = 368 nm y = bx + a
abs. = 0,432 0,432 = 128,2x – 0,0118
0,4438 = 128,2x
x = 3,46 x 10-3
pengenceran = 10 mL
0,050mL = 200 x
kadar = x . fp
OT = 6 menit
kadar = 3,46x10-3 . 200
= 0,692%b/v
%b/b =
0,692gram
100 mL
0,1000gram10 mL
x 0,5644
= 0,692
gram100 mL
1,0gram
100 mL
x 0,5644
= 0,692 gramtablet
= 0,390 gramtablet
mgtablet
= 390 mg
tablet
2. Ripitabilitas
λ max = 368 nm
OT = 6 menit
RL = y = bx + a
= y = 128,2x – 0,0118
FP = 200 x
Sampel = 100 mg (7 x)
Bobot penimbangan tablet
Tablet 1 Tablet 2 Tablet 3
Kertas kosong 0,2603 0,2515 0,2565
Kertas + zat 0,8571 0,8746 0,8475
Kertas + sisa 0,2603 0,2575 0,2565
zat 0,5968 0,6231 0,5892
Berat rata-rata tablet 603,033 mg
Bobot penimbangan serbuk
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
BKK 0,2594 0,2566 0,2557 0,2655 0,2658 0,2558 0,2545
BK + ZAT 0,3599 0,3536 0,3570 0,3660 0,3681 0,3880 0,3578
BK + sisa 0,2608 0,2517 0,2580 0,2660 0,2662 0,2558 0,2548
B zat 0,0991 0,1019 0,0990 0,1000 0,1019 0,1022 0,1030
Absorbansi
Sampel 1 1,329
Sampel 2 2,697
Sampel 3 1,648
Sampel 4 1,513
Sampel 5 0,526
Sampel 6 0,484
Sampel 7 0,470
50 µL ad 10 mL FP = 200 x
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
x 0,0104 0,0211 0,0130 0,0118 0,0041 0,0038 0,0037
Kadar 2,08 %b/v 4,226 %b/v 2,589 %b/v 2,378 %b/v 0,839 %b/v 0,773 %b/v 0,751 %b/v
%b/b 2,098 %b/b 4,148 %b/b 2,615 %b/b 2,378 %b/b 0,823 %b/b 0,756 %b/b 0,729 %b/b
mg/tab 1265 mg/tab 2500 mg/tab 1577 mg/tab 1434,4 mg/tab 496,48 mg/tab 456,36 mg/tab 440,036 mg/tab
Kadar rata-rata = 1167,04 mg/tab
SD = 764,76
RSD = 65,53% ∴ RSD > 2% data tidak diterima
3. Presisi Antara
Bobot penimbangan tablet
Kertas kosong = 0,2624 gram
Kertas + zat = 6,1059 gram
Zat = 5,8435 gram
Rata-rata tablet = 5,8435
19=0,58435 gram
Penimbangan serbuk (dalam gram)
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
BK 0,2693 0,2709 0,2792 0,2792 0,2660 0,2690 0,2630
K + zat 0,3649 0,3708 0,3793 0,3793 0,3665 0,3691 0,3630
K + sisa 0,2705 0,2712 0,2796 0,2796 0,2670 0,2695 0,2632
zat 0,0989 0,0997 0,0997 0,0997 0,0995 0,0996 0,0998
absorbansi
Sampel 1 0,364
Sampel 2 0,434
Sampel 3 0,571
Sampel 4 0,374
Sampel 5 0,725
Sampel 6 0,607
Sampel 7 0,575
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
x 2,931x10-3 3,477x10-3 4,546x10-3 3,009x10-3 5,747x10-3 4,826x10-3 4,577x10-3
Kadar 0,586% b/v 0,695% b/v 0,909% b/v 0,601% b/v 1,149% b/v 0,965% b/v 0,915% b/v
% b/b 59,2% b/b 69,7% b/b 91,17% b/b 60,28% b/b 114,5% b/b 96,89% b/b 91,68% b/b
mg/tab 3459 mg/tab 4073 mg/tab 5328 mg/tab 3522 mg/tab 6691 mg/tab 5662 mg/tab 5358 mg/tab
x = 4870,4 mg/tab
SD = 1213,4
RSD = 1213,44870,4
x 100%
= 24,91% ∴RSD > 2% data tidak diterima
4. Linieritas
Persamaan kadar terhitung Vs kadar yang diperoleh
Misal zat aktif = 500 mg
Konsentrasi zat aktif x bobot zat aktif
70% = 350 mg
80% = 400 mg
90% = 450 mg
100% = 500 mg
50 µL ad 10 mL FP = 200 x
110% = 550 mg
120% = 600 mg
130% = 650 mg
Penimbangan tablet
Bobot kertas = 0,2402
Tablet 1 = 0,8416 gram 0,6014 gram
Tablet 2 = 0,8502 gram 0,6100 gram
Tablet 3 = 0,8612 gram 0,6210 gram
Tablet 4 = 0,8753 gram 0,6351 gram
Tablet 5 = 0,8400 gram 0,5998 gram
Tablet 6 = 0,8293 gram 0,5891 gram
Bobot total tablet = 3,6564 gram
Bobot rata-rata tablet 3,6564
6 = 0,6094 gram = 564,4 mg
Perhitungan bobot sampel
70% = 3500500
x564,4 mg=395,08 mg
80% = 400500
x 564,4 mg=451,52 mg
90% = 450500
x 564,4 mg = 507,96 mg
100% = 500500
x 564,4 mg = 564,4 mg
120% = 600500
x564,4 mg=677,28 mg
130% = 650500
x 564,4 mg = 733,72 mg
Bobot sampel yang ditimbang
70% 80% 90% 100% 110% 120% 130%
BKK 0,2578 g 0,2528 g 0,2564 g 0,2375 g 0,2505 g 0,2527 g 0,2479 g
K + zat 0,6545 g 0,7043 g 0,7645 g 0,8020 g 0,8714 g 0,9304 g 0,9825 g
K + sisa 0,2588 g 0,2543 g 0,2579 g 0,2393 g 0,2523 g 0,2553 g 0,2554 g
Zat 0,3957 g 0,450 g 0,5066 g 0, 5627 g 0,6191 g 0,6751 g 0,7271 g
395,7 mg 450 mg 506,6 mg 562,7 mg 619,1 mg 675,1 mg 727,1 mg
Persamaan kadar terhitung Vs kadar yang diperoleh
λ max = 368 nm
Sampel absorbansi
70% 0,441
80% 0,471
90% 0,547
100% 0,604
110% 0,675
120% 0,797
130% 0,832
FP = 400 x
a = -0,081
b = 1,254x10-3
r = 0,9902
5. Akurasi
Penimbangan zat aktif dalam sampel secara teoritis (100 mg)
Bobot rata-rata tablet = 598,3 mg
Diperkirakan 100
598,3 x 500 = 83,57 mg
% z.a penambahan 80 % 83,57 x 0,8 = 66,85 mg
% z.a penambahan 100% 83,57 x 1 = 83,57 mg
% z.a penambahan 120% 83,57 x 1,2 = 100,28
Zat dalam b/v
80% = 0,267% b/v
100% = 0,334% b/v
120% = 0,401% b/v
Larutan stok zat aktif 2% b/v = 2 gram100 mL
Penambahan z.a 80% = 0,006685 gram
2gram100 mL
= 3,34 mL
Penambahan z.a 100% = 0,08357 gram
2 gram100mL
= 4,17 mL
Penambahan z.a 120% = 0,10028 gram
2 gram100mL
= 5,01 mL
Atau
Hasil analisis = %
bv
zat uji−%bv
zat tanpa penambahan zat uji
%bv
teoritis x 100%
% zat teoritis
80% = 66,85100
x100 %=66,85 %
100% = 83,57100
x 100 %=83,57 %
120% = 100,28
100x100 %=100,28 %
% recovery
% recovery 80% = %
bv
zat uji penambahan80 % z . a−%bv
tanpa penambahan
0,267 % b/ v x 100%
% recovery 100% = %
bv
zat uji penambahan100% z . a−%bv
tanpa penambahan
0,334 % b/ v x 100%
% recovery 120% = %
bv
zat uji penambahan80 % z . a−%bv
tanpa penambahan
0,401 % b/v x 100%
Data bobot sampel yang ditimbang
≠penambahan + z.a 80% + z.a 100% + z.a 120%
Orientasi 0,1003 gram 0,1003 gram 0,1001 gram
Replikasi 1 0,1008 gram 0,1003 gram 0,1005 gram
Replikasi 2 0,1004 gram 0,1002 gram 0,1006 gram
Replikasi 3 0,1002 gram 0,1004 gram 0,1004 gram
Tanpa penambahan zat aktif
Orientasi
(0,231)
Replikasi 1
(0,279)
Replikasi 2
(0,319)
Replikasi 3
(0,245)
x 2,42x10-4 6,10x10-4 9,17x10-4 3,5x10-4
kadar 0,121%b/v 0,305% b/v 0,4584% b/v 0,175% b/v
Zat aktif 80%
Orientasi
(0,413)
Replikasi 1
(0,379)
Replikasi 2
(0,353)
Replikasi 3
(0,367)
x 1,63x10-3 1,37x10-3 1,17x10-3 1,28x10-3
Kadar 0,815%b/v 0,688% b/v 0,589% b/v 0,642% b/v
Zat aktif 100%
Orientasi
(0,298)
Replikasi 1
(0,323)
Replikasi 2
(0,315)
Replikasi 3
(0,245)
x 7,56x10-4 9,48x10-4 8,86x10-4 3,5x10-4
kadar 0,540%b/v 0,677% b/v 0,633% b/v 0,250% b/v
Zat aktif 120%
Orientasi
(0,319)
Replikasi 1
(0,296)
Replikasi 2 Replikasi 3
x 9,17x10-4 7,41x10-4
kadar 0,654% b/v 0,529% b/v 0,578% b/v 0,622% b/v
% Recovery
+ z.a 80% + z.a 100% + z.a 120%
Orientasi 259,92% 125,44% 132,92%
Replikasi 1 143,44% 111,38% 55,86%
Replikasi 2 490,63% 52,39% 29,92%
Replikasi 3 174,90% 22,45% 111,47%
SD x RSD
+ z.a 80% 87,07 156,83 55,52
+ z.a 100% 48,67 77,91 62,46
+ z.a 120% 47,80 82,54 57,90
∴RSD>1%→ datatidak diterima
6. Keseragaman kandungan
Penimbangan paracetamol
Tablet 1 Tablet 2 Tablet 3 Tablet 4 Tablet 5
BKK 0,2617 0,2584 0,2628 0,2608 0,2526
K + zat 0,3618 0,3584 0,3627 0,3607 0,3527
K + sisa 0,2623 0,2590 0,2634 0,2609 0,2527
Zat 99,5 mg 99,4 mg 99,3 mg 99,8 mg 99 mg
Tablet 6 Tablet 7 Tablet 8 Tablet 9 Tablet 10
BKK 0,2605 0,2596 0,2638 0,2543 0,2580
K + zat 0,3605 0,3597 0,3638 0,3544 0,3580
K + sisa 0,2605 0,2601 0,2643 0,2535 0,2588
Zat 100 mg 99,6 mg 99,5 mg 100,5 mg 99,2 mg
Berat per tablet
Tablet 1 = 0,8547 0,5966 g
Tablet 2 = 0,8627 0,6072 g
Tablet 3 = 0,8527 0,5908 g
Tablet 4 = 0,8322 0,5743 g
Tablet 5 = 0,8574 0,6028 g
Tablet 6 = 0,8692 0,6124 g
Tablet 7 = 0,8634 0,6108 g
Tablet 8 = 0,8485 0,5871 g
Tablet 9 = 0,8713 0,6031 g
Tablet 10 = 0,8301 0,5765 g
Berat rata-rata tablet = 5,9616
10=0,59615 g →5961,5 mg
Data kurva baku
absorbansi 200 µL 0,444
300 µL 0,653
400 µL 0,866
500 µL 1,302
600 µL 1,206
Regresi linier (konsentrasi Vs absorbansi)
a = 0,19927
b = 130,47
r = 0,9947
y = bx + a
y = 130,47x + 0,199
Pengukuran absorbansi
Absorbansi
Tablet 1 0,762
Tablet 2 0,754
Tablet 3 0,749
Tablet 4 0,773
Tablet 5 0,793
Tablet 6 0,798
Tablet 7 0,779
Tablet 8 0,763
Tablet 9 0,764
Tablet 10 0,749
FP = 100,5
=20 x
Perhitungan kadar
orientasi Tablet 1 Tablet 2 Tablet 3 Tablet 4 Tablet 5
x 0,00431 0,00378 0,00425 0,00421 0,00439 0,00454
%b/v 0,086 %b/v 0,074 %b/v 0,085 %b/v 0,084 %b/v 0,087 %b/v 0,090 %b/v
%b/b 86,43 %b/b 75,17 %b/b 85,51 %b/b 84,59 %b/b 87,17 %b/b 90,90%b/b
mg/tab 515,25 mg/tab 448,13 mg/tab 509,76 mg/tab 504,28 mg/tab 519,66 mg/tab 541,90 mg/tab
%klaim 103,05% 89,63% 101,95% 100,85% 103,93% 108,38%
Tablet 6 Tablet 7 Tablet 8 Tablet 9 Tablet 10
x 0,00458 0,00444 0,00432 0,00432 0,00421
%b/v 0,091 %b/v 0,089 %b/v 0,086 %b/v 0,086 %b/v 0,084 %b/v
%b/b 91,7 %b/b 89,35 %b/b 86,83 %b/b 86,07 %b/b 84,98 %b/b
mg/tab 546,67 mg/tab 532,70 mg/tab 517,64 mg/tab 513,11 mg/tab 506,61 mg/tab
%klaim 109,33% 106,54% 103,53% 103,62% 101,32%
SD = 5,480
x = 102,908
RSD = 5,32%
∴RSD<6% →data diterima
VII. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum validasi metode penetapan kadar parasetamol dalam
tablet dengan spektrofotometri visible yaitu menentukan validitas metode
spektrofotometri visible untuk menetapkan parasetamol dalam tablet dilihat dari
parameter-parameter yang berkaitan, meliputi ripitabilitas, linieritas, presisi
antara, akurasi, dan keseragaman kandungan.
Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik dan
antipiretik yang disebabkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mempunyai
gugus kromofor dan ausokrom yang dapat menyerap sinar radiasi, selain itu
Parasetamol dapat diderivatisasi membentuk senyawa kompleks berwarna dengan
reagen pengompleks (diantaranya FeCl3 dan NaNO2), dua hal ini menjadi syarat
senyawa untuk dapat ditentukan kadarnya dengan metode Spektrofotometri
dengan sinar tampak.
Hasil yang diperoleh pada kurva baku praktikum yaitu y = 128,2x - 0,0118
dengan r = 0,9973. Sementara pada Shihana et al (2011) diperoleh kurva baku
dengan r = 0,998. Hal ini berarti bahwa kedua hasil tidak jauh berbeda sehingga
kurva baku hasil praktikum dapat diterima.
Parameter pertama yang masuk dalam validasi metode yaitu ripitabilitas.
Ripitabilitas dilakukan dengan menguji 7 sampel sesuai prosedur yang digunakan
kemudian dihitung nilai RSD. Syarat keberterimaan yaitu nilai RSD < 2%. Pada
uji yang dilakukan Al-Shwaiyat (2013) diperoleh RSD = 0,9% sedangkan pada
hasil praktikum diperoleh RSD = 65,53% dengan kadar rata-rata = 1167,04
mg/tab dari kadar teoritis 500 mg/tab. Data ripitabilitas pada jurnal memenuhi
syarat keberterimaan, sedangkan hasil praktikum tidak memenuhi karena nilai
RSD > 2%. Hal ini disebabkan karena dalam pengujian tidak diperhatikan rentang
waktu OT sehingga reaksi kimia yang terjadi sudah melewati batas optimal dan
menyebabkan pembacaan absorbansi bias dan berpengaruh pada nilai RSD.
Ripitabilitas dilakukan untuk memperoleh data keterulangan yang memenuhi
syarat sehingga bila uji ini dilakukan oleh analis yang sama dan pada hari yang
sama, maka akan didapatkan hasil yang juga memenuhi persyaratan.
Parameter kedua yaitu linieritas. Linieritas dilakukan dengan membuat range
kadar pada sampel antara 70% – 130%. Masing-masing kadar kemudian
ditetapkan kadarnya dan dihitung nilai r menggunakan persamaan linier. Syarat
keberterimaan yaitu nilai r > 0,98. Hasil yang didapat yaitu r = 0,9992 oleh Al-
Shwaiyat (2013) dan r = 0,9902 pada hasil praktikum. Hal ini berarti bahwa kedua
data dapat diterima karena nilai r > 0,98. Parameter linieritas pada kedua uji
memberikan interpretasi bahwa perubahan kadar senyawa memberikan perubahan
pada respon berupa perbedaan absorbansi. Hal ini berarti bahwa metode yang
digunakan mempunyai sensitifitas tinggi terhadap perubahan kadar senyawa uji.
Parameter ketiga yaitu presisi antara. Presisi antara dilakukan dengan cara
yang sama dengan ripitabilitas namun pada hari yang berbeda. Hal ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh perbedaan hari terhadap data keterulangan. Pada uji
yang dilakukan olej Al-Shwaiyat diperoleh RSD = 1,4% sedangkan hasil yang
didapat dari praktikum yaitu RSD = 24,91%. Hal ini berarti bahwa metode yang
digunakan pada praktikum tidak valid karena tidak memenuhi parameter presisi
antara. Penyebabnya yaitu penimbangan bahan yang tidak tepat sehingga kadar
obat yang dilarutkan berbeda dan hal ini menyebabkan pembacaan absorbansi
menjadi tidak tepat dan berpengaruh pada nilai RSD.
Parameter keempat yaitu akurasi. Akurasi merupakan parameter kedekatan
hasil uji dengan nilai yang sebenarnya, tertera pada etiket. Uji parameter ini
dilakukan dengan membagi sampel menjadi 4 kelompok (kelompok tanpa
penambahan dan kelompok dengan penambahan zat aktif 80% - 120 %). Akurasi
dihitug sebagai perolehan kembali yang dinyatakan dalam %recovery dengan
rentang yang diterima antara 98% - 102%. Kemudian dihitung nilai RSD dan data
diterima bila RSD < 1%. Hasil yang diperoleh yaitu rentang kadar 98,9% -
100,4%. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang dilakukan oleh Al-Shwaiyat
akurat. Namun pada hasil praktikum, data yang diperoleh tidak menunjukkan
keakuratan metode yaitu angka % recovery = 77,91% – 156,83% dengan RSD >
1%.
Parameter kelima yaitu keseragaman kandungan. Uji ini digunakan untuk
memastikan kadar yang homogen pada tiap sampel. Variasi hasil pada uji ini
disebabkan karena kurang homogennya sampel itu sendiri atau terjadinya
kesalahan pengukuran.keseragaman kandungan dilakukan sesuai prosedur USP
yaitu menguji 10 sampel dan ditetapkan kadar serta RSD dengan syarat
keberterimaan kadar kesepuluh tablet ≥ 85% dan ≤ 115% dan RSD ≤ 6%. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa kadar kesepuluh tablet berada pada rentang
89,63% - 109,33% dengan RSD = 5,32%. Hal ini berarti bahwa semua sample
mempunyai kadar yang seragam dengan masuknya data hasil praktikum pada
syarat keberterimaan.
VIII. KESIMPULAN
Parasetamol dalam tablet ditetapkan kadarnya menggunakan metode
spektrofotometri visible berdasarkan reaksi pembentukan garam diazonium
dengan penambahan NaNO2 sebagai pengomplek. Metode penetapan kadar
kemudian divalidasi berdasarkan parameter-parameter yang meliputi ripitabilitas,
linieritas, presisi antara, akurasi, dan keseragaman kandungan. Hanya linieritas
dan keseragaman kandungan yang memenuhi syarat keberterimaan sehingga
metode spektrofotometri visible tidak valid untuk menetapkan kadar parasetamol
dalam tablet.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Al-Shwaiyat,M.K.E.A., 2013, Spectrophotometric Determinatiion of Paracetamol
by Reduction of 18-Molybdo-2-Phosphate Heteropoly Anion, Jordan
Journal of Chemistry, 8 (2) pp.79-89.
Anonim, 1990, IARC Monograph on the Evaluation of Carcinogenic Risks to
Humans Volume 49, Lyon : World Health Organization International Agency
for Research on Cancer.
Anonim, 1999, IARC Monograph on the Evaluation of Carcinogenic Risks to
Humans Volume 74, Lyon : World Health Organization International Agency
for Research on Cancer.
Auterhoff, H. dan Kovar, K.A., 2002, Identifikasi Obat, Bandung : Penerbit ITB.
Behera, S., Ghanty, S., Ahmad, F., Santra, S., dan Banerjee, S., 2012, UV-Visible
Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of
Paracetamol Tablet Formulation, J.Anal Bioanal Techniques, 3 (6) pp.2-6.
Gandjar, I.G, dan Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Shihana, F., Dissanayake, D.M., Dargan, P.I., dan Dawson, A.H., 2010, A
Modified Low Cost Colourimetric Method for Paracetamol (Acetaminophen)
Measurement in Plasma, Clin Toxicol (Phila)., 48 (!) pp.1-11.
Shrestha, B.R. dan Pradhananga, R.R., 2009, Spectrophotometric Method for the
Determination of Paracetamol, J.Nepal Chem. Soc.,41 pp.39-44.