Laporan R-Lab OR02
-
Upload
dita-ayu-dwi-prasanti -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of Laporan R-Lab OR02
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Pengukuran Lebar Celah
Nama Praktikan : Dita Ayu Dwi Prasanti
NPM : 1206216935
Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Lingkungan
Kelompok Praktikum : B4
Kode Praktikum : OR02
Minggu Praktikum : I
Tanggal Percobaan : 28 Februari 2013
LABORATORIUM FISIKA DASAR
UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
I. Tujuan
Mengukur lebar celah tunggal dengan menggunakan metode difraksi
II. Alat
Piranti laser dan catu daya
Piranti pemilih otomatis celah tunggal
Piranti scaner beserta detektor fotodioda
Camcorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Teori
Berkas sinar dengan panjang gelombang λ yang dilewatkan pada sebuah celah sempit
dengan lebar a akan mengalami difraksi. Pola difraksi ini dapat dilihat pada layar atau
diukur dengan sensor cahaya. Jika jarak antara celah dengan layar jauh lebih besar dari
pada lebar celah (L » a), maka berkas yang sampai di layar dapat dianggap paralel. Pada
difraksi celah tunggal, pola gelap (intensitas minimum) akan terjadi jika perbedaan
panjang lintasan berkas (a sin θ) antara berkas paling atas dan berkas paling bawah sebesar
λ, 2λ, 3λ, dst, (Gbr. 1). Dengan demikian pola gelap pada difraksi yang terjadi karena
celah tunggal dapat dinyatakan oleh
[1]
dengan n = 1, 2, 3, ... (1)
Gbr.1. Diagram difraksi pada celah tunggal
IV. Cara Kerja
Eksperimen pengukuran panjang gelombang sinar laser dengan menggunakan kisi
difraksi pada rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol link rLab di halaman jadual.
Langkah kerja eksperimen harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Penyetingan
peralatan rLab berlangsung secara otomatis ketika praktikan menjalankan prosedur kerja.
V. Hasil dan Evaluasi
a. Pengolahan Data
Grafik intensitas pola difraksi (I vs x)
Letak Terang Pusat intensitas minimum orde pertama (n=1), orde ke-2 (n=2), orde ke-3
(n=3), dst.
Berdasarkan data yang didapat dan grafik yang telah dibuat, didapatkan beberapa titik
maksimum dan minimum. Dari data dan grafik tersebut juga dapat diperoleh posisi garis
gelap dan garis terang yang terjadi karena adanya intensitas maksimum dan minimum.
Intensitas maksimum merupakan garis terang, sedangkan intensitas minimum merupakan
garis gelapnya.
Titik maksimum yang paling tinggi adalah sebagai garis terang utama dengan
intensitas paling tinggi. Menurut data pecobaan, titik maksimum adalah titik pada data ke
411, pada posisi x=180,4 mm dengan intensitas 0,52. Posisi garis gelap dapat ditentukan
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Inte
nsita
s (I)
Posisi x (mm)
Grafik Intensitas terhadap Posisi
dengan data dan grafik tersebut yang trjadi karena adanya intensitas minimum. Dari data dan
grafik tersebut, didapatkan tabel seperti berikut:
N Minimum kiri Minimum kanan I
1 171,6 188,32 0,15
2 162,8 190,08 0,15
3 154,44 192,28 0,15
4 132,88 194,92 0,15
5 110 201,08 0,15
6 102,96 210,76 0,14
7 93,28 223,96 0,14
8 90,64 239,36 0,14
9 83,6 249,04 0,14
10 73,92 270,6 0,14
11 69,52 296,12 0,14
12 59,4 307,56 0,14
13 53,24 319,44 0,14
14 44,88 342,76 0,13
15 36,52 344,52 0,13
16 30,36 350,24 0,13
17 22,88 355,08 0,13
18 11 358,6 0,13
19 3,96 359,04 0,13
Menentukan jarak antara dua minimum dari setiap orde (n=1), (n=2), sampai (n=19)
N Minimum kiri Minimum kanan Xkanan-Xkiri
1 171,6 188,32 16,72
2 162,8 190,08 27,28
3 154,44 192,28 37,84
4 132,88 194,92 62,04
5 110 201,08 91,08
6 102,96 210,76 107,8
7 93,28 223,96 130,68
8 90,64 239,36 148,72
9 83,6 249,04 165,44
10 73,92 270,6 196,68
11 69,52 296,12 226,6
12 59,4 307,56 248,16
13 53,24 319,44 266,2
14 44,88 342,76 297,88
15 36,52 344,52 308
16 30,36 350,24 319,88
17 22,88 355,08 332,2
18 11 358,6 347,6
19 3,96 359,04 355,08
Menentukan sinus sudut yang dibentuk oleh slisih ketinggian dengan jarak antara celah
dengan layar. Ditentukan jarak antara celah ke layar L=1m=1000mm, maka:
sin𝜃𝜃 =12 selisih ketinggian
�(jarak celah − layar)2 + �12 selisih ketinggian�
2
sin𝜃𝜃 =12 x
�(L)2 + (12 x)2
Dengan tabel dapat ditentukan nilai sinus:
N Δx (mm) L (mm) Sin t
1 16,72 1000 0,00835
2 27,28 1000 0,0136
3 37,84 1000 0,0189
4 62,04 1000 0,0310
5 91,08 1000 0,0454
6 107,8 1000 0,0538
7 130,68 1000 0,0652
8 148,72 1000 0,0741
9 165,44 1000 0,0824
10 196,68 1000 0,0978
11 226,6 1000 0,1126
12 248,16 1000 0,1231
13 266,2 1000 0,1320
14 297,88 1000 0,1473
15 308 1000 0,1522
16 319,88 1000 0,1580
17 332,2 1000 0,1638
18 347,6 1000 0,1712
19 355,08 1000 0,1748
Diketahui λ = (650 ± 10) nm. Berdasarkan grafik sin t vs Δx di atas maka didapatkan
persamaan : y = 20,57x – 11,74
Sin θ = m.n + c
y = mx+c
Jadi, y = sin θ, m = d dan x = n
y = 20,57x - 11,74R² = 0,991
050
100150200250300350400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
sin
t
Δx (mm)
Grafik sin t vs Δx
Oleh karena itu, m = d =20,57 mm
b. Analisa Data
Pada percobaan R-lab OR02 mengenai Pengukuran Lebar Celah kali ini praktikan
telah mengikuti setiap langkah-langkah instruksi pengerjaan yang ada di website R-Lab.
Sifat gelombang yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah interferensi dan
difraksi cahaya. Interferensi dapat dihasilkan dari sebuah cahaya tunggal yang cahayanya
dipecah menjadi dua atau lebih dengan cara melewatkan berkas cahaya pada sebuah
celah atau lebih. Pola-polanya dapat terdiri atas konfigurasi gelap dan terang, yang sesuai
dengan besarnya intensitas pada masing-masing titik atau posisi.
Pola gelap tidak memiliki gelap pusat. Pola gelap-terang yang terjadi sebagai hasil
interferensi menunjukkan adanya pola yang ritmik. Pola terang muncul karena dua
gelombang yang terdifraksi memiliki fase yang sama. Pola gelap-terang tersebut dinamai
berdasarkan urutan relatif terhadap titik pusat (p).
Pola terang yang yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi disebut terang pusat
yang pada percobaan ini didapat bahwa terang pusat terletak pada x = 180,4 mm dengan
intensitas I = 0,52. Pola terang di atasnya (atau di bawahnya) disebut sebagai orde atau
terang ke–1, ke–2 dan seterusnya. Demikian juga dengan pola gelap. Pola ini dapat
terlihat dari intensitas cahaya pada data percobaan dan juga grafik yang dihasilkan.
Apabila grafik diperbesar, akan terlihat titik yang bervariasi naik kemudian turun, lalu
naik lagi dan turun lagi. Inilah pola interferensi yang dihasilkan dari metode difraksi ini.
Pada percobaan, cahaya pada tempat percobaan harus diusahakan terisolasi dari
cahaya selain cahaya sumber yang dipakai agar intensitas cahaya pada hasil percobaan
tidak terpengaruh.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapat, besarnya celah yang dilewati oleh
cahaya adalah 20,57 mm. Sedangkan jarak antara celah dan layar tangkap, digunakan
asumsi bahwa jaraknya adalah 1 meter. Jarak antara celah dan layar tangkap ini
merupakan asumsi praktikan dikarenakan alasan yaitu tidak terdapat data yang pasti
mengenai jarak L antara celah dan layar tangkap pada percobaan ini.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan percobaan ini, sehingga
dapat juga mempengaruhi data dan hasil pengolahannya. Seperti tidak terdapat data
mengenai panjang jarak antara celah dengan layar tangkap. Selain itu, praktikum R-lab
ini hanya dapat dilihat melalui video pada halaman website, sehingga praktikan tidak
dapat melihat percobaan ini secara langsung dan tidak dapat memastikan apakah semua
alat telah dipasang dan dilakukan percobaan dengan baik atau tidak. Selain itu kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi saat penghitungan juga dapat mempengaruhi hasil akhir
dari percobaan menghitung lebar celah kali ini
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, hasil pengolahan data, serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa lebar celah dapat diukur dengan metode difraksi. Percobaan
kali ini menghasilkan lebar celah tunggal dengan d = 20,57 mm. Metode difraksi
menghasilkan intensitas yang membentuk pola terang dan gelap yang besranya bervariasi
naik turun tergantung pola gelap terangnya.
VII. Referensi
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid II (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga