Laporan Proposal Eksplorasi Emas Di Pongkor Bogor - Johan Edwart

24
11/30/2013 PROPOSAL EKSPLORASI EMAS DISUSUN OLEH : JOHAN EDWART [XII PT 1] ARIESHA RIZIKA SMK DHARMA BHAKTI 1 JAMBI GEOLOGI PERTAMBANGAN

description

Laporan

Transcript of Laporan Proposal Eksplorasi Emas Di Pongkor Bogor - Johan Edwart

PROPOSAL EKSPLORASI EMAS

SMK DHARMA BHAKTI 1PROPOSAL EKSPLORASI EMASKOTA JAMBIJOHAN EDWART

11/30/2013

DISUSUN OLEH :JOHAN EDWART [XII PT 1]ARIESHA RIZIKA [XII PT 1]SMK DHARMA BHAKTI 1 JAMBIGEOLOGI PERTAMBANGANPROPOSAL EKSPLORASI EMAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan rahmat dan karunia nya. Sehingga proposal eksplorasi emas ini dapat diselesaikan dengan baik.Terimakasih kepada kepala jurusan geologi pertambangan SMK Dharma Bhakti 1 Jambi tahun ajaran 2013/2014 yang telah membimbing saya dalam membuat proposal ini.Terimakasih kembali kepada orang tua saya dalam memberikan dukungan, nasehat serta saran dalam membantu melaksanakan proposal ini. Dan terimakasih kepada teman teman saya yang telah membantu memberikan saran tentang materi apa apa saja yang belum sesuai dengan semestinya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya.Proposal ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu maafkanlah saya selaku penulis, dan saya harapkan kritik dan saran yang meembangun dari seluruh pihak sebagai pembelajaran bagi penulis. Dan semoga proposal ini dapat memotivasi khususnya bagi siswa siswi SMK Dharma Bhakti 1 Kota Jambi.Dan saya ucapkan terimakasih.

Jambi, 20 November 2013

JOHAN EDWART

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang11.2 Maksud Dan Tujuan 11.3 Lokasi Dan Daerah Penelitian11.4 Metode Penelitian 21.5 Hasil Penelitian 3 1.5.1 Alterasi Vein 3

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAN DAERAH PENELITIAN5 2.1 Geomorfologi5 2.2 Kondisi Geologi 5

BAB III STUDI KHUSUS63.1 Mineralisasi Dan Alterasi6 3.1.1 Mineralisasi & Alterasi Pada Sistem Hidrothermal6 3.1.2 Mineralisasi & Alterasi Pada Sistm Ephitermal63.2 Alasan Pengambilan Topik 73.3 Potensi Sumberdaya Mineral Logam73.4 Potensi Bencana Geologi 9

BAB IV ANGGARAN BIAYA104.1 Tabel Anggaran Biaya 10

BAB V PENUTUP 115.1 Penutup 11

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGDi Indonesia banyak terdapat kandungan bahan galian. Baik berupa batubara, emas, nikel dan bahan galian yang mempunyai nilai berharga dan ekonomis. Berbagai perusahaan pertambangan di indonesia bersaing dalam meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian yang menjadi kebanggaan nya. Begitu pula PT ANTAM,Tbk yang sebagai perusahaan industri pertambangan yang berstatus BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mengelola dan memproduksi berbagai macam bahan galian berharga.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi daN pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.

1.3 LOKASI DAN DAERAH PENELITIAN

Daerah eksplorasi terletak di daerah Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sekitar 40 km dari daerah Bogor. Di lokasi ini terdapat tambang emas Pongkor yang merupakan salah satu unit bisnis pertambangan emas yang dikelola oleh PT. ANTAM.

1.4 METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Persiapan

Penelitian Lapangan

Penelitian Laboratorium

Analisis Analisis Analisis Fluid Petrografi Mineragrafi Inclusions

Model Mineralisasi dan Model Alterasi Vein Kubang Cicau Paleosurface

1.5 HASIL PENELITIAN

1.5.1 ALTERASI VEIN YANG BERADA DI KUBANG KICAU PONGKOR

Berdasarkan hasil penelitian secara megaskopis dan mikroskopis maka zona alterasi disekitar vein Kubang Cicau terbagi menjadi zona propilitik, zona argilik, zona silisifikasi, dan zona silika- karbonat (Gambar 7).

Penampang Zona Alterasi Daerah Penelitian

Zona Propilitik

Zona alterasi ini ditemui disekitar vein kubang Cicau dicirikan oleh batuan yang berwarna abu-abu kehijauan sampai hijau tua. Mineral ubahan yang dijumpai adalah klorit, silika, mineral lempung, dan oksida besi. Selain itu, dijumpai juga mineral logam berupa pirit yang tersebar didalam batuan. Berdasarkan komposisi mineral, dapat ditentukan batuan asalnya adalah berupa batuan tuf lapili. Menurut klasifikasi Thompson dan Thompson (1996), zona alterasi ini masuk pada zona propilitik.

Zona Alterasi Propilitik

Zona Argilik

Pada zona alterasi ditandai oleh warna putih-coklat kemerahan-coklat kehitaman,dengan mineral ubahan terdiri dari mineral lempung (berupa montmorilonit, kaolinit, dan smektit), kuarsa berasosiasi dengan adularia dan karbonat. Menurut klasifikasi Thompson dan Thompson (1996), zona alterasi ini masuk pada zona argilik. Namun karena penyebaran dari zona argilik ini lebih berkembang didalam zona vein, maka dengan kata lain sulit dibedakan batasan secara pasti antara zona argilik dan zona silisifikasi.

Zona SilisifikasiZona alterasi ini terdapat pada daerah penelitian, ditandai adanya dominasi dari mineral silika. Daerah ini hanya terbatas pada zona vein yang bertekstur colloform, kalsedon, banded, dan masif. Pada daerah ini juga ditemui mineral logam berupa pirit, elektrum, kalkopirit,hematit dan bornit. Menurut klasifikasi Thompson dan Thompson (1996), zona alterasi ini masuk pada zona silisifikasi.

Zona Alterasi Silisifikasi

Zona Silika KarbonatZona alterasi ini merupakan alterasi dari mineral-mineral di dalam vein pada temperatur yang rendah. Mineral silika yang dijumpai biasanya berasosiasi dengan mineral karbonat dan terdapat rekahan yang terisi mangan (Mn). Menurut klasifikasi Thompson dan Thompson (1996), zona alterasi ini masuk pada zona silika-karbonat.

BAB IIGOLOGI REGIONAL DAN DAERAH PENELITIAN

2.1 GEOMORFOLOGI

Kondisi morfologi daerah ini terdiri dari beberapa gunung yang terdapat zona bogor barat yang terbentang bagian tengah Jawa Barat, diantara gunung Halimun ( 1929m dpl ), gunung Salak ( 2212m dpl ) dan gunung Kandeng ( 1764m dpl ). Komposisi dari daerah pertambangan emas disini adalah sebagai berikut : 15% merupakan daerah relatif datar 60% merupakan daerah perbukitan 25% merupakan daerah pegununganLokasi penambangan terletak pada ketinggian 500m Di Bawah Permukaan laut sampai ketinggian 700 di bawah permukaan laut. Kemiringan lereng bervariasi antara 20 - 40. Secara umum daerah ini pada kawasan hutan produksi seluas 50 Ha dan 80 Ha berada pada kawasan hutan lindung serta 6Ha area cagar alam.

2.2 KONDISI GEOLOGIKondisi geologi daerah pongkor dan sekitarnya tersusun dari batuan gunung api kopiroklastik yang bersifat andesit sampai dasitik dimana dapat di kelompokkan ke dalam tufa breksi yang menyebar di bagian selatan terutama sepanjang sungai cikaniki.Satuan batuan disusun oleh tufa, tufa lapili, tufa breksi, dan lempung. Sisipan batuan Tufa lebih banyak di temukan disebelah barat laut. Tufa breksi disusun oleh komponen komponen andesit, batu lempung, tufa yang berbentuk menyudut sampai membundar tanggung berukuran 2 3 cm, komponen komponen terdapat dalam matriks yang disusun oleh mineral batuan berukuran halus.Struktur geologi yang tampak terdiri dari sesar dan kekar. Sesah dengan arah N190E dan N255E dengan kemiringan tegak lurus dan telah berisi oleh kuarsa. Sesar yang ditemukan dicirikan oleh adanya pergeseran antara 2 5 m kearah vertical pada lapisan batu lempung.Pola penyebaran kekar memperhatikan arah umum sejajar dengan penyebaran urat dan bidang perlapisan batuan, yang umumnya terisi oleh kuarsa, lempung, manganis oksida dan pirit.Mineralisasi emas dan perak di gunung pongkor di temukan dalam batuan gunung api yang disusun oleh aglomerat breksi polemik, tufa breksi dan lava andesit. Anomali kadar emas di temukan dalam urat kuarsa yang berada dalam suatu zona ubahan hydrothermal yang meliputi daerah seluas 11 km x 6 km. Zona ubahan ini ditemukan urat kuarsa yang berpola saling sejajar dengan jurus umum barat laut tenggara.

BAB IIISTUDI KHUSUS

3.1 MINERALISASI DAN ALTERASI 3.1.1 PADA SISTEM HIDROTERMALMineralisasi dan Alterasi pada Sistem Hidrotermal Hidrotermal diartikan sebagai larutan panas yang berasal dari proses magmatik (Bates dan Jackson, 1987). Larutan hidrotermal dan unsur volatil yang merupakan tahap akhir dari proses diferensiasi magma tidak harus selalu berasal dari fluida magma asal karena bisa saja gas volatile yang naik dan masuk bercampur dengan fluida dari air permukaan yang bersikulasi di dalam tanah dan terpanaskan oleh adanya aktifitas magma. Larutan hidrotermal dan unsur volatil ini membawa unsur logam dan non-logam yang akan terendapkan berdasarkan penurunan temperatur dan tekanan serta jaraknya terhadap intrusi. Hal pokok yang menentukan pembentukan mineral adalah : Adanya larutan hidrotemal yangmembawa mineral Adanya celah pada batuan sebagai bergeraknya larutan hidrotermal Adanya tempat untuk mengendapkan fluida Temperatur dan tekanan pada saat proses mineralisasi terjadi ( pustaka unpad.co.id)

3.1.2 MINERALISASI DAN ALTERASI PADA SISTEM EPITERMAL

Mineralisasi dan Alterasi Tipe Epitermal Epitermal dikatakan sebagai sebuah tipe endapan hidrotermal yang terbentuk dalam jangkauan satu kilometer dari permukaan bumi dan dalam kisaran temperatur dari 50C-200C dan kebanyakan terdapat sebagai vein (Bates dan Jackson, 1987). Buchanan (1981) membuat model endapan epitermal yang menunjukkan hubungan yang berkaitan dengan zona ubahan penyebaran mineral, lingkungan pengendapan, dan penyebaran kandungan logam yang dikenal dengan The Ice Cone(Gambar 3). Berdasarkan perbedaan variasi mineral pengotor dan mineral bijih tanah, interaksi pengendapannya oleh fluida yang berbeda terhadap batuan induk dan air tanah, tekstur dan genesa maka (Corbett & Leach, 1998) membagi endapan epitermal menjadi 2, yaitu sistem sulfidasi rendah dan sistem sulfidasi tinggi. Karakteristik Vein Kuarsa pada Tipe Epitermal Menurut Morrison et. Al. (1995), berdasar pembentukannya tekstur kuarsa dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :

1. Tekstur Pertumbuhan Primer (Primary Growth Textures) 2. Tekstur Rekristalisasi (Recrystallization Textures) 3. Tekstur Tergantikan (Replacement Textures)

3.2 ALASAN PENGAMBILAN TOPIK Sejak di lakukan penelitian oleh para geologist maka didapatlah wilayah gunung pongkor memiliki sumber daya mineral. Sumber daya mineralnya berupa emas dan perak, maka dari itu pengambilan topik eksplorasi emas ini di lakukan untuk memberi wawasan dan menambah ilmu pengtahuan tentang bahan galian emas ini. Apalagi sistem penambangan yang di gunakan di wilayah ini menggunakan sistem underground ( bawah tanah ). Jadi dengan menjelaskan bahan galian ini kita dapat mengetahui lebih spesific tentang bahan galian logam yaitu emas ini.

3.3 POTENSI SUMBERDAYA MINERAL LOGAM Inventarisasi potensi sumberdaya mineral logam di wilayah Jawa Barat telah dilakukan oleh berbagai institusi seperti Badan Geologi melalui Pusat Sumberdaya Geologi,Dinas Pertambangan Propinsi, Perguruan Tinggi, maupun beberapa institusi swasta. Berdasarkan jenis Komoditasnya, potensi mineral logam di Jawa Barat di bedakanatas : Emas; Perak; Tembaga; Seng; Timbal; Pasir besi; Mangan dan Pasir titan. Keberadaan sumberdaya tersebut tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Barat, dan umumnya telah dansedang dilakukan penambangan ataupun masih dalam tahap eksplorasi. Potensi sumberdaya emas adalah berupa endapan emas dan perak primer yangterdapat berasosiasi dalam bentuk urat-urat kuarsa yang terdapat pada batuan-batuan vulkanik yang berumur Miosen - Pleistosen. Potensi emas yang sedang di lakukan penambanganadalah di daerah Gunung Pongkor oleh PT. ANTAM, sedangkan potensi yang berada didaerah lain seperti Cianjur, Garut, Purwakarta, Sukabumi, Tasikmalaya, umumnya masih dalam tahap kegiatan eksplorasi untuk menentukan jumlah cadangan terukurnya, serta sebagian kecil lainnya dilakukan penambangan hanya dilakukan dalam skala kecil oleh KUDatau para PETI. Menurut data Badan Geologi, 201, Gunung Pongkor (Bogor) memiliki Sumberdaya (Tereka) emas 981.000 ton (bijih) sedangkan cadangan Terkira sebesar 2.182.000 ton bijih dan cadangan Terbukti 700.000 ton bijih dengan kadar emas berkisar antara 8 10,72 gram/ton. Bijih Perak sumberdayanya sebesar 258.000 (Tereka), 973.000 (Tertunjuk) dan 357.300 (Terukur) masing-masing dalam ton, sementara cadangan Terkira sebesar 1.446.000 ton bijih dan cadangan Terbukti sebesar 1.774.000 ton bijih dengan kadar berkisar antara 67,6 - 170,79 gram/ton. Sementara di Kabupaten Cianjur sumberdaya emas terdapat di daerah Cikondang, Cibeber Tenggara (Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibeber) serta di daerah Celak dan Cigadobras (Kecamataan Tanggeung) dengan sumberdaya Terukur sebesar 2.202 ton bijih dengan kadar 15 gram/ton. Kabupaten Purwakarta terdapat dua lokasi prospek logam emas yaitu di daerah Jatiluhur dan Gn. Subang. Sumberdaya Tertunjuk dan Terukur di daerah Jatiluhur masing-masing 12.000.000dan 1.551.920 ton bijih dengan kadar emas 1 2 gram/ton sedangkan di daerah Gn. Subang sumberdaya Tereka sebesar 59.523 ton bijih dengar kandungan emas 8,4 gram/ton. Di Kabupaten Sukabumi, keterdapatan sumberdaya emas primer cukup tersebar seperti di daerah Cijiwa (Palabuhan Ratu/Ciemas), sumberdaya Hipotetik sebesar 21.206 ton bijih dengan kadar Au = 5 gr/ton, Ag = 20 gr/ton; Cimandiri (Warung Kiara) sumberdaya Hipotetik sebesar 61.220 ton bijih dengan kadar Au=8,4 gr/ton; Ciracap (Ciemas) sumberdaya terukur sebesar 784.300 ton bijih dengan kadar Au=4,02 gr/ton, Ag=20,40 gr/ton; Desa Mekar Jaya, Ciemas, sumberdaya Tereka sebesar 1.594.285 ton bijih, Tertunjuk 281.800 ton bijih dan sumberdaya Terukur 148.153 ton bijih dengan kadar Au=16 gr/ton; Kebonkacang, Cigaru, sumberdaya Hipotetil sebesar 159.000 dan sumberdaya Terukur 28.441 ton bijih dengan kadar Au=0,1-2,45 gr/ton, Ag=1,0-373 gr/ton; Kampung Cibutun, Palabuhan Ratu,sumberdaya Tereka sebesar 84.000 ton bijih dengan kadar Au=6 gr/ton, Ag=59,4 gr/ton, Cu=1,65 gr/ton. Pb=4,06 gr/ton, Zn=3,25 gr/ton; Palabuhan Ratu, Kecamatan Palabuhan Ratu dan Cikidang, sumberdaya Terukur 25000 ton bijih dengan kadar Au=0,12-35,4 gr/ton, Ag=0,25-22,1gr/ton. Sementara itu di Kabupaten Tasikmalaya emas terdapat di daerah Cineam sumberdaya Tertunjuk sebesar 7.789,5 ton bijih dan sumberdaya Terukur 56281,72 ton, daerah ini telah diusahakan/ditambang oleh masyarakat setempat melalui pengusahaan dalam bentuk KUD. Sedangkan di Kabupaten Garut, berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi PT. Aneka Tambang, emas terdapat di daerah Prospek Papandayan yang terdiri atas ArinemBantarhuni, Cibeureum, Cihideung, Cijahe dan Cijaringo dengan perhitungan sumberdaya 4.457.000 ton dengan kadar rata-rata 2 gr/t dan 17,4 g/t. Di beberapa kabupaten lain seperti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat juga telah diidentifikasi adanya potensi sumberdaya emas dan perak, akan tetapi belum ada data perhitungan yang menunjukkan jumlahnya.

Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Badan Geologi, potensi sumberdaya mineral logam dasar seperti tembaga, seng , timbal dan pasir besi, titan serta mangan keterdapatannya masih sangat dan umumnya belum dilakukan penambangan secara besar. Umumnya hanya ditambang dalam skala kecil. Potensi tembaga, seng dan timbal di Kabupaten Bogor adalah di daerah Gunung Gede serta Gunung Limbung (Jasinga-Cigudeg). G. Gede (Jasinga, Cigudeg); sumberdaya tereka (bijih) 1.460.935 ton. Hasil analisis kimia menunjukkan kadar Cu = 0,1%, Au =