LAPORAN PRAKTIKUM UPAYA PENINGKATAN · PDF filepenyuluhan yang telah membimbing dan ......
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM UPAYA PENINGKATAN · PDF filepenyuluhan yang telah membimbing dan ......
LAPORAN PRAKTIKUM
MATAKULIAH PENYULUHAN
“PEMANFAATAN BRIKET ARANG DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN PETERNAK”
Oleh :
Kelompok D4
GALAU PUTRA W 125050100111111
M ZIYAULBARQI 125050100111113
SURYA FIRMANSYAH 125050100111131
M FATKHUR ROZIQIN 125050100111133
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Briket Arang Dari Kotoran Sapi Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Peternak”. Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas laporan praktikum Mata Kuliah Penyuluhan yang diampu oleh Ibu Anie Eka Kusumastuti, S.Pt.M.Sc.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Anie Eka Kusumastuti, S.Pt.M.sc. selaku dosen mata kuliah penyuluhan yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam mata kuliah tersebut.
2. Semua pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini yang belum sempat kami sebutkan.
Demi menambah kebaikan dalam penulisan makalah ini maka dengan besar hati kami menerima segala kritik, masukan dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai amal ibadah.
Malang, Mei 2014
Penulis
ii
Daftar isi Kata Pengantar .................................................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 latarBelakang ............................................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah ..................................................................................................... 2
1.3Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan .................................................................. 3
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran .................................................................... 4
1.3.1 Analisis Lingkungan ............................................................................................... 4
1.3.2 Analisis ekonomis .................................................................................................. 4
BAB III METODE PENYULUHAN .......................................................................................... 6
3.1 metode Pelaksanaan ............................................................................................... 6
3.1.1 Tahap Persiapan Kegiatan ..................................................................................... 6
3.1.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................. 6
3.1.3 Tahap Evaluasi ....................................................................................................... 6
3.1.4 Tahap penulisan laporan ....................................................................................... 6
2.1 Gambaran Teknologi ................................................................................................ 7
3.2.1 Prinsip Pembuatan Brisket Arang .......................................................................... 7
3.2.2 Tahap Pembuatan Briket ....................................................................................... 7
3.3 Media Penyuluhan ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11
LAMPIRAN 1 ..................................................................................................................... 12
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah
kelangkaan dan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi bagian
dari kebutuhan pokok masyarakat. Disamping itu, BBM merupakan sumber daya
alam yang tidak bias terbaharui sehingga perlu alternatif guna mengganti sumber
energi tersebut dengan sumber energi yang terbaharukan.
Masyarakat pedesaan selama ini sudah akrab dengan sumber energy
alternative yaitu arang dari kayu maupun tempurung kelapa. Namun penggunaan
arang kayu tersebut mempunyai kendala dalam hal jumlah yang terbatas dengan
semakin berkurangnya luas area hutan sebagai penyuplai sumber kayu disamping
meningkatnya jumlah penduduk. Oleh sebab itu perlu dicari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan bahan lain yang kurang
bermanfaat dan penggunaannya yang tidak menimbulkan masalah.
Kotoran ternak merupakan salah satu limbah pada usaha peternakan yang
memiliki banyak manfaat dan potensi besar jika diolah dengan baik.Limbah
kotoran sapi yang relatif lebih banyak dilingkungan petani dan atau peternak
ternyata kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan polusi lingkungan. Limbah
ternak selama ini hanya dikenal dan digunakan masyarakat sebagai pupuk. Cara
lain dalam pemanfaatan kotoran ternak yaitu membuat biogas yang dapat
dimanfaatkan untuk bahan bakar. Selain itu ternyata, kotoran ternak juga bias
diolah dalam bentuk padatan menjadi briket yang disebut dengan briket arang.
Briket arang merupakan salah satu alternatif dalam memanfaatkan energi
dengan baik dan pemanfaatanya tidak mencemari lingkungan. Menurut maradu
(2005) bahwa dalam tangga energi, briket menduduki peringkat yang lebih baik
dari kayu (urutan energi dari yang terbawah sampai tertinggi: kotoran ternak, sisa
produk pertanian, kayu, arang, minyak, gas, listrik). Proses pembuatan briket
arang ini tergolong sederhana dan dapat dengan mudah diadaptasikan kepada
peternak. Disamping itu biaya yang dikeluarkan lebih hemat, sebagai pemenuhan
sumber energi dalam rumah tangga peternak. Permasalahan yang timbul adalah
pengetahuan tentang pemanfaatan dan pembuatan Briket arang tersebut belum
banyak dikenal secara luas oleh masyarakat khususnya peternak.Dengan
2
mempertimbangkan berbagai faktor diatas, maka penyuluhan ini dilakukan untuk
mengajak peternak dalam pemanfaatan kotoran sapi menjadi briket arang sebagai
upaya dalam peningkatan perekonomian peternak.
1.2 RumusanMasalah Melihat fakta yang ada di lapang, menunjukan bahwa banyak peternak yang
berada di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggarahan, Kota Batu, Jawa Timur kurang
adanya perhatian terhadap penanganan limbah kotoran sapi yang sebenarnya bisa
menjadi bahan energi alternatif. Hal ini didasarkan atas keterbatasan informasi
yang didapatkan peternak.Jika hal ini terus dibiarkan tentu akan berdampak pada
peningkatan polusi lingkungan akibat limbah kotoran sapi.
1.3 Tujuan Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk:
1. Memberi informasi kepada peternak tentang pentingnya pemanfaatan
kotoransapiuntukdijadikanbahanenergi dengan briketarang dari kotoran
sapi.
2. menumbuhkan kesadaran dan kepedulian peternak terhadap penanganan
limbah kotoransapi.
3. danmenginformasikantentang manfaatekonomisdaripembuatan brisket
arangdarikotoransapi.
1.4 Manfaat Setelah diadakan penyuluhan tentang penggunaan briket arang dari kotoran
sapi sebagai upaya peningkatan perekonomian, diharapkanpeternak memiliki
pandangan mengenai cara penanganan limbah kotoran sapi dengan cara
pembuatan brisket arang. Selain itu setelah dilakukan penyuluhan diharapkan
menumbuhkan minat untuk peluang usaha baru bagi peternak, serta bias menjadi
solusi baik terhadap peningkatan kesejahteraan perekonomian peternak.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan Di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggarahan, Kota Batu, Jawa Timur
merupakan daerah pegunungan dengan jumlah penduduknya kurang lebih 250
kepala rumah tangga yang sebagian besar merupakan petani dan peternak.Rata-
rata disetiap rumah terdapat 1-4 ekor sapi dalam satu kepala rumah tangga
sehingga melimpah limbah kotoran.Sayangnya pemanfaatanya kurang sebagai
potensi sumber energi sehinggaselama ini masyarakat disana menggunakan
sumber energi berupa kayu bakar yang diambil dari pegunungan maupun
membelinya. Oleh sebab itu perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah tersebut
dengan memanfaatkan bahan lain yang kurang bermanfaat dan penggunaannya
tidak menimbulkan masalah, sehingga bisa mengefisiensi waktu dan
meningkatkan kesejahteraan perekonomian peternak.
Untuk itu Program penyuluhan tentang penggunaan briket arang dari
kotoran sapidilaksanakan dalam konteks pemanfaatan kotoran ternak sebagai
sumber energi (bahan bakar) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi
penggunaan minyak tanah dan kayu untuk keperluan perekonomian.Metode
pelaksaan program penyuluhan dilaksanakan dengan cara ;
1. Pelaksanaan sosialisasi program penyuluhan
2. Setiap anggota yang sudah terdaftar akan dibentuk kelompok sesuai dengan
jumlah ternak yang dimiliki :
Memiliki 1-2 ternak 9-10 anggota
Memiliki 3-4 ternak 7-8 anggota
3. Setiap kelompok akan dimonitoring/ pengawasan
4. Monitoring dilaksanakan 4 kali dalam 1 bulan (masa program penyuluhan)
5. Dilakukan evaluasi terhadap hasil penerapan program penyuluhan
6. Evaluasi dilakukan di minggu akhir program penyuluhan
Penyampaian materi penyuluhan dengan bantuan media flit chat dan audio
visual agar mereka tahu, mau, dan mampu menggunakan inovasi tersebut.
4
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 1.3.1 Analisis Lingkungan
Dusun Toyomerto, Desa pesanggarahan, Kota Batu, Jawa Timur
merupakan daerah pegunungan dengan jumlah penduduknya kurang lebih 250
kepala rumah tangga yang mayoritas pencaharianya adalah peternak sapi dan
petani. Rata-rata disetiap rumah terdapat 1-4 ekor sapi dalam satu kepala rumah
tangga.Daerah ini sangat mendukung untuk program penyuluhan tentang
pembuatan briket arang dari kotoran sapi, karena melimpahnya kotoran sapi yang
masih minim dalam pemanfaatanya.Menurut Nurdin (2013) menyatakan jumlah
kotoran yang dihasilkan oleh ternak sapi per ekor per hari rata-rata adalah 10 kg.
Gambar 2.Kondisi peternakan milik warga.
Menurut susilaningsih (2007) menyatakan bahwa keluarga-keluarga yang
menggunakan briket arang dari kotoran sapi sudah tidak membutuhkan
pembelian bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran
ternak yang dipeliharanya. Bagi mereka yang bisanya mencari/memotong kayu
bakar di hutan kini waktunya bisa dipergunakan untuk kegiatan yang
memberikan nilai tambah ekonomis, dengan pekerjaan sambilan yang lain. Biaya
yang dikeluarkanpun hanya untuk pembelian peralatan.
1.3.2 Analisis ekonomis Untuk mengetahui efisiensi biaya dari penggunaan bahan bakar rumah
tangga dapat dilihat dalam perbandingan anggaran pemakaian masing-masing
bahan bakar .
5
Jenis bahan bakar
Harga bahan
bakar
Nilai ekonomis Harga
peralatan Periode
penggunaan Harga perhari
Minyak tanah
Rp. 2750/liter
2 liter untuk sehari
Rp.5500
Rp. 50.000
Gas LGP
Rp.70.000/tabung
1 tabung 10 hari
pemakaian
Rp.7000
Rp.350.000
biogas Rp.0
20 kg (kotoran sapi)
Rp.1111(asumsi peralatan)
Rp. 6.000.000
Briket arang
Rp. 0 (tergantung banyak
aktivitas)
Rp. 5000 Rp. 500.000
Sumber :(Susilaningsih, 2007).
Berdasarkan analisis perbandingan diatas, pemanfaatan kotoran sapi dalam
bentuk briket sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga lebih memberikan
keuntungan ekonomis, karena dengan menggunakan Briket arang tersebut dapat
mengefisiensi biaya dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar lainya.Namun
penduduk masih sedikit sekali untuk berfikir kearah jangka panjang
(Susilaningsih, 2007).
Untuk penduduk di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggarahan, Kota Batu
yang terletak di daerah pegunungan, rata-rata menggunakan bahan bakar dari
kayu bakar dengan cara mencari disekitar hutan pegunungan maupun
membelinya dengan harga Rp 10.000 untuk 2 ikat kayu bakar. Untuk minyak
tanah dapat dibeli dengan harga sebesar Rp. 2750/liter, sedangkan pemakai gas
LPGpun jarang sekali disebabkan harga yang cukup mahal yaitu mencapai Rp.
70.000/tabung sehingga pemakai LPG hanya kalangan tertentu saja.
6
BAB III METODE PENYULUHAN
3.1 metode Pelaksanaan Metode pelaksaan program penyuluhan dengan cara metode konservasi
komunikasi yang dibagi menjadi 4 tahapan yaitu tahapan persiapan awal kegiatan,
tahapan pelaksanaan kegiatan, tahapan evaluasi serta laporan akhir.
3.1.1 Tahap Persiapan Kegiatan Beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk menciptakan program
penyuluhan yang efektif dan efisien serta mampu mempertahankan hasil program
penyuluhan secara optimal. Persiapan tersebut meliputi proses perizinan kepada
kepala desa dan sasaran masyarakat peternak serta pendataaan melalui pendekatan
sosial.
3.1.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Setelah mendapat perijinan dari pihak terkait serta memperoleh data calon
peserta untuk program penyuluhan, maka dilaksanakan sosialisasi program
penyuluhan tentang penggunaan brisket arang dari kotoran sapi sebagai upaya
peningkatan perekonomian peternak khusunya di di Dusun Toyomerto, Desa
Pesanggarahan, Kota Batu.Selanjutnya dibuat kesepakatan mengenai waktu
pelaksanaan kegiatan penyuluhan berdasarkan hubungan penyuluh dengan sasaran
dengan komunikasi langsung dan dengan perantara. Wakil dari penyuluh akan
melakukan monitoring secara kelompok dari peternak di wilayah sasaran.
3.1.3 Tahap Evaluasi Dalam tahap ini tim dari penyuluh akan mengevaluasi kembali apa yang
menjadi kendala maupun permasalahan yang muncul selama proses program
penyuluhan.
3.1.4 Tahap penulisan laporan Pada tahap ini tim penyuluh akan membuat laporan hasil kerja selama
waktu pelaksaan penyuluhan dan melaporkan apa saja keberhasilan dan kendala
yang terjadi dalam bentuk tulisan sistematis atau laporan.
7
2.1 Gambaran Teknologi 3.2.1 Prinsip Pembuatan Brisket Arang Prinsip pembuatan brisket arang dari kotoran sapi adalah adanya
pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biomassa yang dapat diolah dan
dijadikan sebagai bahan energi alternatif sehingga mempunyai nilai ekonomis,
memiliki nilai kalor yang tinggi dengan diproduksi secara sederhana (tampubolon,
2005).
Menurut Santosa (2008) Kotoran sapi menghasilkan kalor sekitar 4000
kal/g dan gas metan (CH4) yang cukup tinggi.Gas metan merupakan salah satu
unsur penting dalam briket yang berfungsi sebagai penyulut, yaitu agar briket
yangdihasilkan mudah terbakar.
3.2.2 Tahap Pembuatan Briket 1. Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku yang disiapkan adalah kotoran sapi. Bahan
tersebutdikumpulkan dan dibersihkan dari material-material tidak
berguna.Prosespengambilan kotoran sapi dilakukan dalam satu kali pengambilan
dalamjumlah banyak,
Menurut Raharjo (2013) menyatakan bahwa hal ini dilakukan untuk
menghindari heterogenitas kotoransapi.Kotoran sapi dikeringkan di bawah sinar
matahari selama tujuhhari, lamanya pengeringan ini disebabkan karena kondisi
cuaca, setelah cukupkering kotoran sapi ditumbuk untuk membuat ukuran partikel
menjadi lebihkecil.
2. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran bahan dilakukan dengan menggunakanlesung.Hasil
pengecilan bahan diayak dengan ayakan 50 mesh untukkotoran sapi.Pemilihan
ukuran ayakan pada setiap bahan tersebut berdasarkan padapernyataan Pari
(2008), yaitu sekam dan kotoran ternak diayak denganukuran kelolosan 50 mesh
dan arang tempurung kelapa dengan ukurankelolosan 70 mesh.
8
3. Pembuatan Adonan Briket
Bahan yang telah disaring lalu dicampurkan dengan komposisiserbuk kotoran
sapi 96% + tapioka 4%,kemudian dibentuk semacam adonan yang cukup
kering.Semakin banyak perekat yang digunakan, maka briket lebih kuat dan tahan
pecah (Sarjono(a), 2013).
5. Pencetakan Briket
Bahan baku yang telah tercampur dimasukkan ke dalam cetakan yang
berbentuk silinder dengan diameter 2 cm dan tinggi 3 cm, kemudian dilakukan
pengepresan dengan tekanan 100 N/cm2 (sarjono (b), 2013).
Rancang bangun alat pencetak briket dengan skala ukuran 1:10.
Bahan utama yang digunakan adalah kayu. Alat pencetak briket sangat
penting dam proses pembuatan briket. Pengaruh terbesar terletak pada
kepadatan dan stuktur briket.
1) Alat
• Gergaji
• Pasah
• Meteran
• Mesin bor
2) Bahan
• Kayu jati
• Baut ukuran
• Semen
• Pipa paralon
Gambar 4. Alat sederhana pencetak briket
9
Langkah pembuatan alat briket
1. Mempersiapakan bahan-bahan yang akan dibuat untuk membuat alat
pencetak briket sederhana yaitu kayu jati, baut, semen dan pipa
paralon.
2. Mengukur kayu jati yang akan di jadikan alas, tuas penekan, tiang
penumpu, dan balok pengapit
3. Membentuk kerangka alat pencetak briket menggunakan gergaji dan
mesin pasah.
4. Melubangi kayu untuk tempat baut menggunakan mesin bor.
5. Merakit alat pencetak briket sederhana
6. Mengaplikasikan alat pencetak briket sederhana untuk mencetak briket
(sarjono (b), 2013).
6. Pengeringan
Hasil cetakan dikeringkan dengancara dijemur selama 4-5 hari, tujuannya
untuk menurunkan kandungan air pada briket,sehingga briket cepat menyala dan
tidak berasap. Suhu yang terlalu tinggidapat mengakibatkan hasil cetakan menjadi
retak.
Menurut santosa (2008) menyatakan Briket mempunyai keuntungan
ekonomis karena dapat diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor yang
tinggi, dan ketersediaan bahan bakunya cukup banyak di Indonesia sehingga dapat
bersaing dengan bahan bakar lain.
Gambar 5. Produk briket arang
10
3.3 Media Penyuluhan Media penyuluhan yang digunakan dalam program ini adalah sebagai berikut:
a. Flip Chart
Media yang digunakan untuk menjelaskan rencana bagaimana
penanganan limbah kotoran sapi menjadi briket arang kepada peternak
sebagai objek sasaran. Dalam flip chart akan menampilkan inovasi yang
digunakan.
b. Audio Visual
Menyampaikan pesan atau informasi kepada sasaran yakni
peternak dengan menggunakan slide presentasi power point sehingga
diharapkan sasaran akanmerespon dan jelas terhadap informasi yang
disampaikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Maradu.2005. Teknologi Arang di Kalimantan Barat.Yayasan Dian Tama. SALAM 11 juni 2005.Pontianak, Kalimantan Barat 78121.
Nurdin, Ellyza. 2013. Penerapan teknologi pembuatan bioarang dengan
memanfaatkan limbah kotoran di peternakan sapi potong zelti farm lubuk minturun kodya padang.Fak. Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Pari Gustan, Mahfudin & Jajuli. 2008.Teknologi pembuatan arang, briket dan
arang aktif serta pemanfaatanya.Puslitbang Hasil Hutan. Bogor. Raharjo,Samsudi. 2013. Pembuatan briket bioarang dari limbah abu ketel, jarak
dan gliserin. Traksi vol. 13 No. 1 Juni 2013.http://jurnal.unimus.ac.id Santosa, Mislaini R., dan S. P. Anugrah. 2008. Studi Variasi Komposisi Bahan
Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian.Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang – 25163.
Sarjono (a).2013. Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kalor Briket Campuran
Bioarang Sekam Padi dan Tempurung Kelapa.Majalah Ilmiah STTR Cepu.ISSN 1693 – 7066. Nomor : 17, Tahun 11, Juni - Desember 2013.
Sarjono (b) dan Muhammad Ridlo. 2013. Studi Eksperimental Penggunaan
Kotoran Sapi Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Majalah Ilmiah STTR Cepu.ISSN 1693 – 7066. Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013.
Susilaningsih,I., P. Erik dan V. Oktaviyanto. 2007. Pemanfaatanlimbah kotoran
sapi sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga yang lebih memberikan keuntungan ekonomis.Program kreativitas mahasiswa. Universitas muhammadiyah malang.
Susana I Gede Bawa. 2009. Peningkatan nilai kalor biomassa kotoran kuda
dengan metode densifikasi dan thermolisis. Jurnal Teknik Mesin Vol. 11, No. 2, Oktober 2009: 103–107.
Tampubolon Darwin. 2005. Pembuatan briket arang dari kotoran sapi perah
dengan penambahan tempurung kelapa. Skripsi, institute pertanian bogor.
12
LAMPIRAN 1
JADWAL PROGRAM PENYULUHAN
Kegiatan Bulan 1 2 3 4
Persiapan awal
Perijinan lokasi dan sasaran penyuluhan
Survey kondisi sasaran
Pendataan peserta penyuluhan
Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan penyuluhan
Pelatihan kepada peternak
Tahap evaluasi
Rapat evaluasi
Pelaksanaan hasil evaluasi
Laporan akhir
Pembuatan laporan akhir
Presentasi