Laporan Praktikum Uji Metabolisme Bakteri - kel 2.doc
-
Upload
silmy-aulia -
Category
Documents
-
view
157 -
download
24
description
Transcript of Laporan Praktikum Uji Metabolisme Bakteri - kel 2.doc
UJI METABOLISME BAKTERI
ANALISIS DATA
Pada praktikum uji metabolisme bakteri digunakan bakteri biakan alami yang telah
diambil dari 3 minggu lalu. Perlakuan pada medium pertama (koloni 1) ialah ditempatkan
sejajar dengan hidung sedangkan medium kedua (koloni 2) ditempatkan di atas tanah. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk menguji kemampuan bakteri dalam menghidrolisis amilum,
protein dan lemak. Medium yang digunakan dalam menguji kemampuan bakteri dalam
menghidrolisis amilum, protein dan lemak adalah amilum agar, skim milk agar dan nutrient
agar. Untuk menghidrolisis lemak digunakan medium nutrient agar yang mengandung 1%
lemak mentega atau minyak zaitun dan neutral red. Kemudian praktikan menggunakan
nutrient cair sebagai medium kontrol.
Bakteri diinkubasikan dalam waktu 1 x 24 jam guna mamaksimalkan hasil pengujian
metabolisme bakteri. Setelah satu hari, dilakukan pengamatan kembali dengan menggunakan
mata telanjang,
Sesuai dengan tabel hasil pengamatan, koloni 1 mempunyai kemampuan
menghidrolisis amilum yang tinggi karena setelah dicampurkan dengan larutan iodium, di
sekeliling bakteri akan berwarna transparan (jernih) sedangkan kontrol berwarna biru
kehitaman. Koloni 1 juga mempunyai kemampuan menghidrolisis protein yang tinggi dengan
melihat adanya lapisan transparan (jernih) yang tebal di sekitar bakteri yang berada di
medium skim mik agar sedangkan pada kontrol tidak mengalami perubahan. Pada
pengamatan penghidrolisisan lemak, koloni 1 mempunyai kemampuan menghidrolisis yang
rendah, hal ini dikarenakan adanya beberapa corak merah di sisi pinggir bakteri. Kemudian
pada medium kontrol tidak ada perubahan. Hal ini serupa dengan hasil pengamatan pada
koloni 2. Koloni 2 mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menghidrolisis amilum
maupun protein, namun koloni ini mempunyai kemampuan yang rendah dalam
menghidrolisis lemak.
Dapat disimpulkan dari hasil pengamatan yang sudah dianalisis di atas, yang
mempunyai kemampuan tinggi dalam menghidrolisis amilum dan protein adalah koloni 1 dan
koloni 2. Kemudian yang mempunyai kemampuan yang rendah dalam menghidrolisis lemak
adalah koloni 1 dan koloni 2. Data di atas menunjukkan bahwa adanya persamaan tingkat
kemampuan menghidrolisis amilum, protein dan lemak Antara koloni 1 dan koloni 2.
PEMBAHASAN
Uji metabolisme bakteri menggunakan tiga medium yang berbeda yaitu amilum agar
(AA), skim milk agar (SMA) dan nutrient agar lemak (NAL). Masing-masing medium
tersebut diberikan bakteri hasil biakan alami, yang dinamakan koloni 1 dan koloni 2.
Metabolisma didefinisikan sebagai semua reaksi kimia yang terjadi dalam sel
(Darkuni, 2001). Dalam metabolisme terdapat dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme.
Metabolisme ini selalu terjadi pada sel hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang
diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia ini
dapat menghasilkan energi dan dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya
reaksi tersebut. Reaksi eksergonik adalah suatu proses reaksi kimia yang menghasilkan
energi, sedangkan reaksi endergonik adalah suatu proses reaksi kimia yang memerlukan
energi (Darkuni, 2001). Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan
untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan yang dinamakan transformasi zat. Hasil dari
kegiatan ini akan dihasilkan nutrient sederhana seperti glukosa, asam amino dan asam lemak
berantai panjang (Anonimus, 2008). Enzim dipengaruhi beberapa hal, yaitu konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, pH (derajat keasaman), dan suhu (Poedjiadi, 2012).
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri berdasarkan pada
reaksi enzimatik ataupun biokimia. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan
untuk menghidrolisis lemak (Pelczar 1986). Untuk mempelajari karakteristik biokimia suatu
biakan murni bakteri maka dapat digunakan suatu uji biokimia yaitu uji hidrolisis amilum, uji
hidrolisis protein dan uji hidrolisis lemak. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Uji Hidrolisis Amilum
Amilum merupakan suatu polisakarida dan merupakan makromolekul, polimer
dengan beberapa monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan yang
nantinya saat diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel
(Campbell, 2002). Kemampuan untuk memanfaatkan gula atau unsur yang
berhubungan dengan konfigurasi yang berbeda dari glukosa merupakan hasil
kemampuan organisme untuk mengubah substrat menjadi perantara-perantara
sebagai jalur fermentasi glukosa (Kusnani, 2003).
Berdasarkan hasil pengamatan metabolisme bakteri, tampak bahwa bakteri
koloni 1 dan koloni 2 mampu menghidrolisis amilum dengan baik. Hal ini karena
adanya daerah transparan (jernih) yang teradapat di sekitar koloni bakteri yang
sedang tumbuh. Bakteri-bakteri tersebut mempunyai kemampuan menghidrolisis
amilum yang tinggi karena adanya enzim amilase ditandai dengan daerah yang
transparan (jernih) di sekitar bakteri begitu luas. Adanya daerah jernih tersebut
disebabkan eksoenzim dan organisme menghidrolisis amilum dalam medium agar.
Bakteri memproduksi α-amilase sehingga mampu menguraikan amilum dengan
eksoenzim amilolitik (Schegel, 1994). Menurut Dwidjoseputro (1994) enzim
amilase adalah suatu enzim yang dapat menguraikan amilum menjadi maltosa
(disakarida). Amilum tidak dapat langsung digunakan, sehingga bakteri harus
menghidrolisis amilum terlebih dahulu menjadi molekul-molekul sederhana
seperti glukosa dan maltosa kemudian dapat masuk ke dalam sel (Kaiser, 2005).
Pada tahap akhir uji hidrolisis amilum digunakan larutan iodium. Iodium
digunakan sebagai indikator adanya amilum, bila medium yang mengandung pati
atau amilum tersebut telah terhidrolisis maka warnanya biru kehitaman. Namun
jika pati atau amilum telah terhidrolisis maka warnanya akan transparan (jernih).
Warna jernih mengindetinfikasikan bahwa pati atau amilum sudah terhidrolisis
oleh eksoenzim yang terdapat pada bakteri (Hadioetomo, 1990).
2. Uji Hidrolisis Protein
Protein merupakan senyawa penting untuk suatu organisme hidup. Medium
yang digunakan berupa skim milk agar yang mengandung kasein. Kasein tersebut
akan terhidrolisis menjadi peptida dan asam amino.
Berdasarkan hasil pengamatan pada medium skim milk agar yang digunakan
dalam mengidentifikasi kemampuan menghidrolisis protein pada bakteri, koloni 1
dan koloni 2 dapat menghidrolisis protein dengan baik karena mempunyai
kemampuan hidrolisis yang tinggi. Kemampuan bakteri tersebut dibuktikan
dengan terbentuknya daerah transparan (jernih) di sekeliling goresan bakteri
setelah diinkubasikan selama 1 x 24 jam. Menurut Hadioetomo (1990)
menyatakan bahwa uji positif ditandai dengan tampaknya area jernih di sekitar
pertumbuhan organisme yang digoreskan. Kemampuan koloni 1 dan koloni 2
untuk menghidrolisis protein adalah sama. Kesamaan dalam menghidrolisis
protein ini disebabkan oleh produksi eksoenzim yang berupa enzim protease yang
berjumlah sama atau jumlah bakteri yang berada dalam medium serupa.
Hidrolisis protein terjadi karena adanya reaksi enzimatis. Bakteri yang
mempunyai eksoenzim dapat menghidrolisis kasein, dan menyebabkan medium
akan terbentuk daerah yang transparan (jernih) di sekeliling goresan bakteri
(Kaiser, 2005). Bakteri melakukan hidrolisis berbagai protein menjadi asam
amino tunggal dengan tujuan menggunakan asam amino tersebut untuk sintesis
protein atau sebagai sumber energy (Kaiser, 2005).
Hasil pengamatan praktikan adalah terbentuk daerah jernih di sekitar goresan
bakteri yang disebabkan oleh kasein yang terdapat pada medium (skim milk agar)
telah terhidrolisis menjadi peptide dan asam amino. Hasilnya berupa energi yang
digunakan untuk metabolisme pertumbuhan dan perkembangan sel.
3. Uji Hidrolisis Lemak
Pada uji hidrolisis lemak digunakan medium NAL (nutrient agar lemak).
Berdasarkan tabel pada hasil pengamatan koloni 1 maupun koloni 2 mempunyai
kemampuan dalam menghidrolisis lemak yang rendah. Kemampuan
menghidrolisis lemak ini ditunjukan dengan terbentuknya endapan merah di sisi
bawah bakteri yang diinokulasikan. Warna merah terbentuk karena adanya
penurunan pH medium NAL (nutrient agar lemak). Pada hasil pengamatan
jumlah intensitas warna merah yang terdapat pada daerah sekitar bakteri tidak
banyak hal ini dikarenakan semakin banyak bakteri yang diinokulasikan berarti
semakin besar metabolisme yang terjadi di dalam medium sehingga hidrolisis
lemak juga semakin besar dan sebaliknya. Berdasarkan hal itu, pada percobaan
ini dimungkinkan bahwa jumlah bakteri yang terdapat pada medium tidak terlalu
banyak. Kegiatan hidrolisis ini berkaitan erat dengan tujuan bakteri yaitu untuk
memenuhi kebutuhan hidup bakteri.
Kemampuan bakteri untuk menghidrolisis lemak dikarenakan pada tubuh
bakteri dihasilkan enzim lipase. Enzim lipase termasuk golongan ester yaitu
esterase. Enzim ini memiliki kemampuan menghidrolisis lemak dan
memecahkannya menjadi tiga molekul asam lemak dan satu molekul gliserol.
Lemak teridiri dari gliserol dan asam lemak. Sifat-sifat dari lemak adalah tidak
larut dalam air, bila dipanaskan akan terjadi perubahan titik cair, itik asap dan
titik nyala, serta plastis dan bentknya mudah berubah-ubah saat mendapat
tekanan, dapat mengalami ketengikan, dan reaksi dengan alkali akan membentuk
sabun dan gliserol.
DISKUSI
1. Adakah perbedaan kemampuan menghidrolisis amilum, protein dan lemak antara
koloni 1 dan koloni 2?
Jawaban:
Pada hasil pengamatan uji metabolisme bakteri tidak terdapat perbedaan kemampuan
koloni 1 dan koloni 2 dalam menghidrolisis amilum, protein maupun lemak. Kedua
koloni bakteri mempunyai kemampuan menghidrolisis yang serupa.
2. Adakah perubahan yang terjadi pada medium setelah dilakukan pengujian adanya
hidrolisis amilum, protein dan lemak? Bila ada berikan penjelasan.
Jawaban:
Pada uji metabolisme bakteri terdapat perubahan yang kualitatif pada ketiga medium
(nutrient agar, skim milk agar dan nutrient agar) setelah dilakukan pengujian hidrolisis
amilum, protein dan lemak. Pada pengujian hidrolisis amilum, bila reaksi positif
(bakteri menghidrolisis amilum) maka di sekeliling goresan bakteri akan berwarna
transparan (jernih) setelah dicampurkan dengan larutan iodium. Bila reaksi yang
terjadi negatif, maka medium akan berwarna biru kehitaman. Pada pengujian
hidrolisis protein, setelah diinkubasikan 1 x 24 jam di sekitar goresan bakteri yang
terdapat pada medium akan berwarna transparan (jernih) yang menandakan reaksi
positif adanya proses hidrolisis. Sedangkan reaksi negatif ditandai dengan tidak
adanya daerah transparan (jernih) di sekitar goresan bakteri. Pada pengujian hidrolisis
lemak akan terbentuk warna merah pada bagian bawah koloni bakteri yang
menandakan adanya reaksi positif. Warna merah terbentuk karena adanya penurunan
pH medium, Jika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium akan tetap dalam pH
mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
Semakin banyak bakteri yang diinokulasikan berarti semakin besar metabolisme yang
terjadi di dalam medium sehingga hidrolisis amilum, protein dan lemak juga semakin
besar begitu sebaliknya.
KESIMPULAN
Adapun simpulan dari praktikum pengujian metabolisme bakteri adalah sebagai
berikut.
1. Pada pengujian hidrolisis amilum, koloni 1 maupun koloni 2 mempunyai
kemampuan menghidrolisis amilum yang tinggi.
2. Pada pengujian hidrolisis protein koloni 1 maupun koloni 2 mempunyai
kemampuan menghidrolisis protein yang tinggi.
3. Pada pengujian hidrolisis protein 1 maupun koloni 2 mempunyai kemampuan
menghidrolisis lemak yang rendah.
DAFTAR RUJUKAN
Darkuni. 2001. Mikrobiologi (bakteriologi, virologi, dan mikologi). Malang: FMIPA UM.
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hadioetomo,R.S.1990. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta:
Gramedia.
Hastuti, Sri Utami.2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Pelezar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tingkat
Kependidikan.
Volk, Wesley A., dan Wheeler, Margaret F. 1984. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga.