Laporan Praktikum Laju Reaksi

download Laporan Praktikum Laju Reaksi

of 28

Transcript of Laporan Praktikum Laju Reaksi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERCOBAAN IX PENENTUAN PERSAMAAN LA1U (KINETIKA KIMIA) NAMA: MURNIYATI MUIS NIM: H31108007 KELOMPOK / REGU: I (SATU) HARI / TGL PERCOBAAN: KAMIS/ 14 OKTOBER2010 ASISTEN: TIUR MAULI LABORATORIUM KIMIA FISIKA 1URUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksikimiayangterjadidalamkehidupansehari-hariadayang berlangsungsecaracepat,adajugayangberlangsungsecaralambat.Proses pencokelatanbuahapelmerupakanreaksiyangberlangsungcepatsedangkan prosesperkaratanbesimerupakanreaksikimiayangberlangsunglambat.Halini tentusajadipengaruhiolehIaktor-Iaktorbaikdaridalammaupundariluar (lingkungan). Kinetikakimiamenjelaskanbagaimanareaksiterjadidenganmengkaji laju danmekanismenya. Kinetika kimiamenjelaskan bagaimana kecepatan reaksi kimiayangberbeda-beda,dariledakanyangcepatsampailambatnya pembentukanlapisanessertabagaimanareaksiyanglambatdapatdipercepat denganmemasukkanataumenambahkanmaterialyangdisebutkatalis.Konsep pentingdalamkinetikakimiaadalahmenghubungkanlajureaksidenganjumlah reaktan yang ada.Reaksiantaraasetondanioddalamairadalahsebuahcontohreaksiyang berjalanlambat.Denganpenambahankatalisbersuasanaasam,reaksiinidapat berlangsungcepatdanhukumlajureaksinyadapatditentukan.Bilapadareaksi dansuhuyangsamadigunakanasetondanasamdalamjumlahberlebih,maka ordereaksinyadapatditentukan,yaituordereaksiterhadapioddengan menentukan konsentrasi I2 sebagai Iungsi waktu. Berdasarkantinjauandiatas,makaperluuntukmelakukanpercobaanini untukmengetahuimetodekinetikadalammenentukanhukumlajusuatureaksi kimia. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksuddaripercobaaniniadalahuntukmengetahuidanmempelajari metodepenentuanhukumkecepatanreaksidanmetodekimiasertamengetahui Iaktor-Iaktor yang mempengaruhinya.1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuandaripercobaaniniadalahmenentukanhukumkecepatandan persamaankecepatanreaksiiodinasiasetondalamlarutanairyangterkatalisis denganasamsertamenentukanIaktor-Iaktoryangmempengaruhikecepatan reaksi iodinasi aseton dalam larutan air yang terkatalisis dengan asam. 1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan ini adalah menitrasi larutan iod dalam asam dengan Na2S2O3denganindikatoramilumsampailarutanberubahwarnadaribiru menjadi tidak berwarna dengan pengambilan cuplikan dalam selang waktu tetentu sehinggadapatditentukanberapajumlahiodyangtidakterikatolehasetonyang akanbereaksidenganNa2S2O3,kemudianmenentukankonsentrasizatpenyusun cuplikanberdasarkanvolumeNa2S2O3yangdigunakanuntukmenentukan konstanta kecepatan reaksi dan orde reaksi. BAB II TIN1AUAN PUSTAKA KinetikakimiaadalahbagiandarikimiaIisikayangmempelajaritentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi tersebut. Tidak semua reaksikimiadapatdipelajarisecarakinetik.Reaksi-reaksiyangberjalansangat cepatsepertiionataupembakarandanreaksi-reaksiyangsangatlambatseperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetik (Sukardjo, 1989).Tujuanutamakinetikakimiaadalahmenjelaskanbagaimanalaju bergantungpadakonsentrasireaktan.Kinetikakimiajugadigunakanuntuk mengetahuimekanismesuatureaksiberdasarkanpengetahuantentanglajureaksi yang diperoleh dari eksperimen ( Oxtoby, 2001). Reaksikimiaadalahperubahankimiadimanazat-zatyangbereaksi (reaktan)berubahmenjadizat-zathasilreaksi(produk).Reaktandanproduk adalahzatyangberbeda.Padaumumnya,reaksikimiaterjadidengankecepatan yangberbeda-beda.Agarsuatureaksidapatberlangsung,makapartikeldarizat yangbereaksiharusbertumbukkansatusamalain.Akantetapipartikelitutidak eIektiImenghasilkanprodukjikakeduapartikelmemilikienergikinetik,maka elektronsalingmenembusdanmengakibatkanpertambahanikatanyangputus. Energi kinetikminimumyang harus dimiliki atau harusdiberikan kepada partikel agar tumbukkanmenghasilkan reaksi disebut energi aktivasi. Makin rendah harga energi aktivasi, maka makin cepat reaksi itu berlangsung (Achmad, 1992).Laju reaksi dideIenisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuanyangumumdigunakanadalahmoldm-3. Umumnya laju reaksimeningkat denganmeningkatnyakonsentrasi.KonstantalajudideIenisikansebagailaju reaksibilakonsentrasidarimasing-masingjenisadalah1.Satuannyatergantung padaordereaksi.Ordedarisuatureaksimenggambarkanbentukmatematik dimanahasilpercobaandapatditunjukkan.Ordereaksihanyadapatdihitung secaraeksperimen,danhanyadapatdiramalkanjikasuatumekanismereaksi diketahuikeseluruhordereaksiyangdapatditentukansebagaijumlahdari eksponenuntukmasing-masingreaktan,sedangkanhargaeksponenuntuk masing-masingreaktandikenalsebagaiordereaksiuntukkomponenitu(Dogra dan Dogra, 1990). Hukumlajumempunyaiduapenerapanutama.Penerapanpraktisnya adalahsetelahkitamengetahuihukumlajudankonstantalaju,kitadapat meramalkanlajureaksidarikomposisicampuran.Penerapanteoritishukumlaju iniadalahhukumlajumerupakanpemanduuntukmekanismereaksi.Setiap mekanismeyangdiajukan,haruskonsistendenganhukumlajuyangdiamati (Atkins, 1997). Laju reaksidapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentarsi suatu pereaksi,ataulajubertambahnyakonsentrasisuatuproduk.Karenareaksi berlangsungkearahpembentukanhasil,makalajureaksitidaklaindari penguranganjumlahpereaksipersatuanwaktu,ataupertambahanjumlahhasil reaksipersatuanwaktu.Lajuuntukbeberapareaksidapatdirumuskansecara matematik. Rumusan laju dikenal sebagai hukumlaju atau persamaan laju. Untuk reaksi sederhana berikut, dimana besaran a, b,. merupakan koeIisien reaksi aA bBcC dD .. Maka laju reaksi V, dinyatakan dalam persamaan matematik sebagai berikut : V k |A|m|B|n |A|dan|B|masing-masingadalahkonsentrasimolarpereaksiAdanB. Sedangkanpangkatmdannadalahbilanganbulatkecilyangmenunjukkanorde reaksi (Tim Dosen Kimia, 2008). LajureaksidapatditentukandengancaramengikutiperubahansiIat selamatitrasidanterjadireaksi.Denganmenganalisacampuranreaksiselama dalamselangwaktutertentu,makakonsentrasipereaksidanprodukreaksidapat dihitung (Achmad, 1992). FaktorIaktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu (Achmad, 1992) : 1.Keadaanpereaksidanluaspermukaan.Dalamsistemheterogenyaitu denganpereaksiyangberbedawujudnya,luaspermukaansentuhanantar pereaksisangatmenentukanlajureaksi.Dalamsistemhomogenluas permukaan tidak mempengaruhi laju reaksi. 2.Konsentrasi. Makin besar konsentrasi makin cepat laju meskipun tidak selalu demikian,pereaksiyangberbedakonsentrasinyadapatmempengaruhilaju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda. 3.Suhu. Pada umumnya, jika suhu dinaikkan maka laju reaksi bertambah. 4.Katalis.Katalisdapatmempengaruhilajureaksi.Biasanya,katalis mempercepatlajureaksi.Namunadakatalisyangdapatmemperlambatlaju reaksi. Katalis sangat berperan dalam proses biologi dan industri. 5. Cahaya. Fotosintesis dan IotograIi sangat berkaitan dengan reaksi yangpeka terhadap cahaya.ReactionoccursatthecollidingoImoleculesoIreactingsubstances.Its rateisdeterminedbyquantityoIcollisionsandbyprobabilitythatthisprocess bringabouttheconversion.ThenumberoIcollisionsisdeterminedby concentrationsoIreactingsubstances,butprobabilityoIreactionsisdetermined by energy oI collide (Whittaker, 2000).Reaksi terjadi pada molekul yang saling beradu dari setiap substani reaksi. Kecepatanreaksinyaditentukanmelaluijumlahbenturandankemungkinan membawaproseskonversidarisetiapkomponenreaksi.Nilaibenturanmolekul ditentukanmelaluikonsentrasisubstansireaksi,namunkemungkinanreaksi ditentukan melalui energi benturan (Whittaker, 2000). Reaksi antara aseton dan iod dalam larutan air : CH3COCH3 I2 CH3COCH2I Berjalan lambat tanpa katalis. Dalam suasana asam reaksi ini berlangsung dengan cepat dan hukum laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai : -u|I]ut= k|aseton]a|I]b|B+]c denganmenggunakanasetondalamasamdalamjumlahberlebih,persamaan diatas dapat diubah menjadi :bI kdtI d| | '22dengan k` k |aseton|a|H|C Reaksi ini dapat dimonitor dengan caramenentukan konsentrasi I2 sebagai Iungsi waktu. Dari data ini ditentukan nilai b, yaitu orde reaksi terhadap iod. Orde reaksi terhadapasetondanterhadapasamdapatditentukandengancaramengubah konsentrasi awal kedua zat tersebut (Taba, dkk., 2010). Penentuanordereaksisecarapraktekdapatdilakukandenganmetode (Bird, 1993): a.Metode Integrasi Salahsatucarauntukmenentukanordereaksiadalahdenganjalan mencocokkan persamaan laju reaksi. Masalah utama yang terdapat dalammetode iniadalahreaksisampingdanreaksikebalikanyangdapatmempengaruhihasil percobaan.Tetapicarainimerupakancarapenentuanordereaksiyangpaling tepat. b.Metode Laju Reaksi Awal Denganmetodeini,masalahreaksisampingdanreaksikebalikanyang dapat mempengaruhi hasil percobaan, dapat ditiadakan. Pada metode ini, prosedur yangdilakukanadalahmengukurlajureaksiawaldengankonsentrasiawal reaktan yang berbeda-beda. c. Metode Waktu Paruh Secaraumum,untuksuatureaksiyangberorden,waktuparuhreaksi sebandingdengan1/c0 n-1,dimanac0adalahkonsentrasiawalreaktan.Jadi,data hasilpercobaandimasukkankedalampersamaandiatas,kemudiandibuatkurva yangberbentukgarislurusdengancarayang sama sepertipadametodeintegrasi, adanya reaksi samping mempengaruhi ketepatan metode ini. BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Bahan Bahan-bahanyangdigunakandalampercobaaniniadalahaseton,larutan iod 0,1 M, larutan Na2S2O3 0,01 M, larutan H2SO4 1 M, larutan CH3COONa 10, larutan indikator amilum, aquadest, aluminium Ioil dan tissue roll. 3.2 AlatAlat-alatyangdigunakandalam percobaan ini adalaherlenmeyer100mL dan300mL,labuukur250mL,gelaskimia250mL,buret50mL,stopwatch, botol semprot, bulb, stirrer magnet bar, statiI, pipet volume 5 mL, pipet volume 10 mL, pipet volume 25 mL dan pipet tetes. 3.3 Prosedur Percobaan A. Aseton 25 mL dan 10 mL larutan asam sulIat Sebanyak25mLasetondan10mLlarutanasamsulIatdimasukkanke dalamlabuukur250mLlaludiencerkansampaitandabatas.Kemudianlarutan tersebut dipindahkan ke dalam erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan 25 mL larutan iod kedalam erlenmeyer tersebut. Segera setelah reaksi terjadi, stopwatch dijalankandandipipetlarutansebanyak25mL(setelahdipipet,erlenmeyer ditutup dengan aluminium Ioil) kemudian dimasukkan ke dalamerlenmeyer yang berisi10mLlarutanCH3COONa10dan1mLamilum.Selanjutnyalarutan tersebutkemudiandititrasidenganlarutanNa2S2O30,01Myangsebelumnya telahdiisipadaburet,sampailarutantidakberwarna(bening).Laluvolume Na2S2O3yangtelahdigunakandicatat.Selanjutnyacuplikan-cuplikanberikutnya diambil dalam selang waktu 4 menit. B. Aseton 10 mL dan 10 mL larutan asam sulIat Sebanyak10mLasetondan10mLlarutanasamsulIatdimasukkanke dalamlabuukur250mLlaludiencerkansampaitandabatas.Kemudianlarutan tersebutdipindahkankedalamerlenmeyer500mL,danditambahkan25mL larutan iod kedalam erlenmeyer tersebut. Segera setelah reaksi terjadi, stopwatch dijalankandandipipetlarutansebanyak25mL(setelahdipipet,erlenmeyer ditutupdenganmenggunakanaluminiumIoil)kemudiandimasukkankedalam erlenmeyeryangberisi10mLlarutanCH3COONa10dan1mLamilum. SelanjutnyalarutantersebutkemudiandititrasidenganlarutanNa2S2O30,01M yangsebelumnya telahdiisipadabiuret, sampailarutan tidakberwarna (bening). LaluvolumeNa2S2O3yangtelahdigunakandicatat.Selanjutnyacuplikan-cuplikan berikutnya diambil dalam selang waktu 10 menit. C.Aseton 25 mL dan 5 mL larutan asam sulIat Sebanyak25mLasetondan5mLlarutanasamsulIatdimasukkanke dalamlabuukur250mLlaludiencerkansampaitandabatas.Kemudianlarutan tersebut dipindahkan ke dalam erlenmeyer asa (bertutup) , kemudian ditambahkan 25mLlarutaniodkedalamerlenmeyertersebut.Segerasetelahreaksiterjadi, stopwatchdijalankandandipipetlarutansebanyak25mL(setelahdipipet, erlenmeyerditutupmenggunakanaluminiumIoil)kemudiandimasukkanke dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL larutan CH3COONa 10 dan 1 mL amilum. SelanjutnyalarutantersebutkemudiandititrasidenganlarutanNa2S2O30,01M yangsebelumnyatelahdiisipadaburet,sampailarutantidakberwarna(bening). LaluvolumeNa2S2O3yangtelahdigunakandicatat.Selanjutnyacuplikan-cuplikan berikutnya diambil dalam selang waktu 10 menit. DAFTAR PUSTAKA AchmadH.,1992,0ktrokimiadanKin0tikaKimia,CitraAdityaBakti,Bandung. Atkins P. W., 1997, Kimia Fisika Jiid 2, Erlangga, Jakarta. BirdT., 1993, Kimia Fisika untuk Univ0rsitas, Gramedia, Jakarta. Dogra S. K., dan Dogra, S., 1990, Kimia Fisika dan SoaSoa, UI-Press, Jakarta. OxtobyD.W.,GillisH.P.,danNachtrieb,N.H.,2001,!rinsipprinsipKimia Mod0rn, Erlangga, Jakarta. Sukardjo, 1989, Kimia Fisika, Bina aksara, Jakarta. Taba P., Zakir M., dan Fauziah St., 2007,!0nuntun !raktikum Kimia Fisika, Lab Kimia Fisika Jurusan Kimia-UNHAS,Makassar. TimDosenKimiaDasar,2008,KimiaDasarI,UniversitasHasanuddin, Makassar. Whittaker, 2000, !isica C0mistry, University oI Edinburgh, Perancis. LEMBAR PENGESAHAN Makassar, 18 Oktober 2010 AsistenPraktikan (Tiur Mauli) (Natalia Shintadevi) BAGAN KER1A OO Diencerkan dengan air hingga volume menjadi 250 mL O Dipindahkan kedalam labu erlemeyer 100 mL dan dibiarkan sampai mencapai suhu kamar O Ditambahkan 25 mL larutan Iod dan diguncang dengan kuat sementara stopwatch dijalankan O Diambil25mLlarutan(Erlenmeyerditutupmenggunakan aluminium Ioil O Dimasukkan kedalam 10 mL larutan Na-asetat O DititrasidenganlarutanNa2S2O3danditambahkanamilim 10 mL sebagai indikator O Diambilcuplikan-cuplikanberikutnyadalamselangwaktu 4 menit sampai campuran reaksi tidak berwarna 4 Diulangiprosedurdiatasdengan10mLasetondancuplikandiambil setiap 10 menit 4 Diulangiprosedurdiatasdengan5mLasamsulIatdancuplikan diambil setiap 10 menit 25 mL aseton 10 mL asam sulIat Hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Percobaan PercobaanTitrasiWaktu (s)Volume Na2SO4 (mL) A1 2 3 4 5 0 240 480 720 960 23 17,7 16,4 8,1 4,4 B1 2 3 4 5 0 600 1200 1800 2400 23 18,3 13,7 9,5 4,2 C1 2 3 4 0 600 1200 1800 23,2 16,1 8,2 3,0 4.2. Reaksi 1. Aseton asamCH3COCH3 I2 CH3COCH2I HI 2. Iod Na2S2O3 I22e- 2I- 2 S2O32- S4O62-2e- I22 S2O32-2I- S4O62- Reaksi lengkap: 2 Na2S2O3 I2 Na2S4O62 NaI 4.3. Perhitungan 4.3.1 Perhitungan mol I2 mmol I2- 2 mmol Na2S2O3 mmol Na2S2O3 volume Na2S2O3 x M Na2S2O3 mmol I2 21 xmmol Na2S2O3 O Untuk Percobaan A 1) mmol I2 21 x 23 mL x 0,01 M 0,1150mmol 2) mmol I2 21 x 17,7 mL x 0,01 M 0,0885 mmol 3) mmol I2 21 x 16,4 mL x 0,01 M 0,0820 mmol 4) mmol I2 21 x 8,1 mL x 0,01 M 0,0405 mmol 5) mmol I2 21 x 4,4 mL x 0,01 M 0,0220 mmol O Untuk Percobaan B 1) mmol I2 21 x 23 mL x 0,01 M 0,1150 mmol 2) mmol I2 21 x 18,3 mL x 0,01 M 0,0915 mmol 3) mmol I2 21 x 13,7 mL x 0,01 M 0,0685 mmol 4) mmol I2 21 x 9,5 mL x 0,01 M 0,0475 mmol 5) mmol I2 21 x 4,2 mL x 0,01 M 0,0210 mmol O Untuk Percobaan C 1) mmol I2 21 x 23,2 mL x 0,01 M 0,1160 mmol 2) mmol I2 21 x 16,1 mL x 0,01 M 0,0805 mmol 3) mmol I2 21 x 8,2 mL x 0,01 M 0,0410mmol 4) mmol I2 21 x 3 mL x 0,01 M 0,0150mmol 4.3.2Perhitungan Konsentrasi I2 |I2| (mL) total VolumeI mmol2 Volume total volume CH3COONa volume amilum volume cuplikan volume Na2S2O3 Volume total 10 mL 1 mL 25 mL Volume total 36 mL ..........mL Na2S2O3 O Untuk Percobaan A 1) |I2|1 mL) 23 mL (36mmol 0,11501,9492 x 10-3 M 2) |I2|2 mL) 17,7 mL (36mmol 0,08851,6480 x 10-3 M 3) |I2|3 mL) 16,4 mL (36mmol 0,08201,5649 x 10-3 M 4) |I2|4 mL) 8,1 mL (36mmol 0,04059,1837 x 10-4 M 5) |I2|5 mL) 4,4 mL (36mmol 0,02205,4455 x 10-4 M O Untuk Percobaan B 1) |I2|1 mL) 23 mL (36mmol 0,11501,9492 x 10-3 M 2) |I2|2 mL) 18,3 mL (36mmol 0,09151,6851 x 10-3 M 3) |I2|3 mL) 13,7 mL (36mmol 0,06851,3783 x 10-3 M 4) |I2|4 mL) 9,5 mL (36mmol 0,04751,0439 x 10-3 M 5) |I2|5 mL) 4,2 mL (36mmol 0,02105,2239 x 10-4 M O Untuk Percobaan C 1) |I2|1 mL) 23,2 mL (36mmol 0,11601,9595 x 10-3 M 2) |I2|2 mL) 16,1 mL (36mmol 0,08051,5451 x 10-3 M 3) |I2|3 mL) 8,2 mL (36mmol 0,04109,2760 x 10-4 M 4) |I2|4 mL) 3 mL (36mmol 0,01503,8462 x 10-4 M 4.3.3Penentuan Kecepatan Reaksi V ) t dI d2

O Untuk Percobaan A V1 ))s ) 0 240 (M ) 10 x1,9492 - 10 x6480 , 1 ( t tI I-3 -31 21 2 2 2

1,255010-6 M/s V2 ))s ) 0 480 (M ) 10 x1,9492 - 10 5648 , 1 ( t tI I-3 -31 31 2 3 2

8,006310-7 M/s V3 ))s ) 0 720 (M ) x10 1,9492 - 10 x9,1837 ( t tI I-3 -41 41 2 4 2

1,431710-6 M/s V4 ))s ) 0 960 (M ) 10 x1,9492 - 10 4455 , 5 ( t tI I-3 -41 51 2 5 2

1,462210-6 M/s O Untuk percobaan B V1 ))s ) 0 600 (M ) 10 x1,9492 - 10 x6851 , 1 ( t tI I-3 -31 21 2 2 2

4,401710-7 M/s V2 ))s ) 0 1200 (M ) 10 x1,9492 - 10 x3783 , 1 ( t tI I-3 -31 31 2 3 2

4,757510-7 M/s V3 ))s ) 0 1800 (M ) 10 x1,9492 - 10 x0439 , 1 ( t tI I-3 -31 41 2 4 2

5,029410-7 M/s V4 ))s ) 0 2400 (M ) 10 x1,9492 - 10 x5,2239 ( t tI I-3 -41 51 2 5 2

5,945010-7 M/s O Untuk Percobaan C V1 ))s ) 0 600 (M ) 10 x1,9595 - 10 x1,5451 ( t tI I-3 -31 21 2 2 2

6,906710-7 M/s V2 ))s ) 0 1200 (M ) 10 x1,9595 - 10 x9,2760 ( t tI I-3 -41 31 2 3 2

8,599210-7 M/s V3 ))s ) 0 1800 (M ) 10 x1,9595 - 10 x3,8462 ( t tI I-3 -41 41 2 4 2

8,749310-7 M/s 4.3.4Penentuan Hukum Kecepatan Reaksi O Untuk Percobaan A |I2| (M)Log |I2 |V (M/s)Log VLog V regresi 1,6480 x 10-3-2,78301,254 x 10-6-5,9014-5,9882 1,5648 x 10-3-2,80558,00 x 10-7-6,0966-5,9799 9,1836 x 10-4-3,03701,431 x 10-6-5,8441-5,8958 5,4455 x 10-4 -3,26401,463 x 10-6-5,8350-5,8132 a. GraIik hubungan log | I2| vs log V 613006100060300600003930039000383003800033000 32000 31000 30000 29000 28000 27000Log VLog I2b. GraIik Hubungan Log |I2| vs Log V regresi y ax b a slope AAx 4-1x4-x1 -5,8132-(-5,9882)-3,2640-(-2,7830) - 0,3638 b intercepty ax b b yax -5,9882(-0,3638)(-2,7830) b -7,0006 y -0,3638x7,0006 V k |I2|b Log V log K b log |I2| maka : log K -7,0006 K 9,9 x 10-8 b -0,3638 Jadi, V 9,9 x 10-8|I2|-0,3638 600003980039600394003920039000388003860038400382003800033000 32000 31000 30000 29000 28000 27000Log V regres|Log I 2 O Untuk Percobaan B |I2| (M)Log |I2 |V (M/s)Log VLog V regresi 1,6850 x 10-3-2,77344,4 x 10-7-6,3565-6,3507 1,3782 x 10-3-2,86074,75 x 10-7-6,3226-6,3290 1,0439 x 10-3-2,98135,02 x 10-7-6,2985-6,2991 5,2238 x 10-4 -3,28205,94 x 10-7-6,2258-6,2244 a. GraIik Hubungan Log |I2| dengan Log V b. GraIik Hubungan Log |I2| dengan Log Vregresi 6380063600634006320063000628006260062400622006200034000 33000 32000 31000 30000 29000 28000 27000Log VLog I263600634006320063000628006260062400622006200034000 33000 32000 31000 30000 29000 28000 27000Log V regres|Log I2y ax b a slope AAx 4-1x4-x1 -6,2244-(-6,3507)-3,2820-(-2,7734) - 0,2483 b intercepty ax b b yax -6,2244(-0,2483)(-3,2820) b -7,0393y -0,2483x7,0393 V k |I2|b Log V log K b log |I2| maka : log K -7,0393 K 9,1 x 10-8 b -0,2483 Jadi, V 9,1 x 10-8|I2|-0,2483 O Untuk Percobaan C |I2| (M)Log |I2 |V (M/s)Log VLog V regresi 1,5451 x 10-3-2,81106,9 x 10-7-6,1607-6,1370 9,2760 x 10-4-3,03268,59 x 10-7-6,0655-6,1030 3,8461 x 10-4-3,41508,74 x 10-7-6,0580-6,0443 a. GraIik hubungan Log |I2| dengan Log V b. GraIik hubungan Log |I2| dengan log V regresi y ax b a slope AAx 3-1x3-x1 -6,0443-(-6,1370)-3,4150-(-2,8110) - 0,1535 b intercepty ax b 618006160061400612006100060800606006040040000 33000 30000 23000 20000 13000 10000 03000 00000Log VLog I26160061400612006100060800606006040040000 33000 30000 23000 20000 13000 10000 03000 00000Log V regres|Log I2b yax -6,0443(-0,1535)(-3,4150) b -6,5685 y -0,1535x6,5685 V k |I2|b Log V log K b log |I2| maka : log K -6,5685 K 2,7 x 10-7 b -0,1535 Jadi, V 2,7 x 10-7|I2|-0,1535 4.4 Pembahasan Padapercobaanini akanditentukanorde reaksipenguranganiod terhadap suatureaksiiodinasiasetondalamairyangterkatalisisolehasam.Prosespada percobaaninidimulaidenganmencampurkanasetondenganasamsulIatdanair. DalamhalinilarutanasetonyangIungsinyaadalahsebagaireaktanyangakan ditentukan berapa kecepatan reaksinya terhadap larutan iod sedangkan asam sulIat berIungsisebagaikatalisuntukmempercepatreaksidenganmemberikanH dalamlarutansehinggaakanterbentuksuatuelektroIilpadaatomkarbon,yang nantinya akan digunakan untuk membentuk ikatan rangkap terhadap atomkarbon yanglainnyasehinggaikatanrangkaptersebutdapatdiadisiolehsuatuiod sehingga iod yangdigunakan akan semakin berkurang. Larutan aseton yang telah diencerkankemudianditambahkandengansejumlahiod,setelahsemuaiod dimasukkanstopwachtdihidupkan.Setelahitudengansegerasebagianlarutan diambildandimasukkankedalamlarutanyangterdiridaricampuran10mL natriumasetatdanamilum.AdapunnatriumasetatberIungsiuntukmemastikan reaksiberjalansempurna,sedangkanamilumdigunakansebagaiindikatoruntuk menunjukkantitikakhirtitrasi.Larutaniniberwarnabirusebabterbentuk kompleks iod dengan amilum. Selanjutnya larutan dititar dengan natrium tiosulIat untuk mengetahui konsentrasi iod diawal reaksi.Cuplikan-cuplikanselanjutnyadiambildalamselangwaktu4menitsejak pertamakalipenambahaniodkedalamlarutanaseton.Konsentrasiioddidalam larutansejalandenganbertambahnyawaktuakanterusmengecil,yangditandai denganberkurangnyavolumenatriumtiosulIatyangdigunakanuntukmenitar cuplikan. Oleh karenanya hasilyang diperoleh menunjukkan bahwa selang waktu tersebut memiliki hubungan berbanding terbalik dengan volumenatrium tiosulIat. Sementaralarutanyangterdiridaricampuranasetondaniod,sejalandengan bertambahnya waktu akan mengalami perubahan warna yang semakin bening. Hal inidikarenakaniodyangmemberikanwarnapada larutandiawal,konsentrasinya semakin berkurang sejalan dengan berlangsungnya proses reaksi dengan aseton. DenganmengetahuivolumenatriumtiosulIatuntuktitrasi,makadapat dihitungkonsentrasiioddalamlarutanmelaluipersamaanreaksiyangterjadi. KonsentrasiiodyangdiperolehsebagaiIungsiterhadapwaktudigunakanuntuk menentukanhukumlajureaksidenganvariabeltetapanlaju(k)danordereaksi yang dapat ditentukan. Padapercobaankinetikareaksiini,lajureaksidapatdipengaruhioleh konsentrasi,siIatpereaksi,temperatur,danadanyakatalisator.Konsentrasi mempengaruhilajureaksikarenasemakinbesarkonsentrasi,makasemakin banyakmolekullarutanyangsalingbertumbukan,sehinggareaksidapat berlangsungcepat.Begitupuladengankatalisatoryangdapatmempercepatlaju reaksikarenadapatmenurunkanenergiaktiIasiyaituenergiminimumyang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung dengan cepat Dalampercobaaniniditentukanpulaordereaksiterhadappengurangan asetondanpengaruhkatalisasamterhadaplajureaksi.Halinidapatdilihatpada percobaanBdanC.PadapercobaanBdigunakanlarutanasetondenganvolume yanglebihkecildaripercobaanA,sedangkanpadapercobaanCakandilihat pengaruhkatalisasamterhadapsuatulajureaksidimanavolumekatalisyang digunakanlebihkecildaripercobaanA.PadapercobaanCterjadikesalahan karena laju yang diperoleh semakin bertambah, padahal volume katalis dikurangi. PadapercobaanAdiperolehnilaitetapanlajureaksi(k)9,9x10-8 danb sebagaikemiringan0,365.PercobaanBdiperolehnilaitetapanlajureaksi(k)9,110-8 dan b sebesar -0,248. Percobaan C diperoleh nilai tetapan laju reaksi (k) sebesar 2,7 x 10-7 dan b sebesar -0,153. Adapunkemungkinanpenyimpanganataukesalahanyangmempengaruhi hasilpercobaanini antaralain ;pengukuranyangtidak tepatmisalnyapemipetan larutan, penitaran, pengamatan stopwatch, perhitungan, dll. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. HukumkecepatanreaksiiodinasiasetonuntukpercobaanA:V9,9x10-8 |I2|-0,3658 , untuk percobaan B : V 9,1 x 10-8 | I2|-0,2483, dan untuk percobaanC : V 2,7 x 10-7 | I2|-0,1535 2. Faktor-Iaktoryangmempengaruhikecepatanreaksiiodinasiasetondalam larutanairyangterkatalisisdenganasamantaralainkonsentrasipereaksidan katalis.Kenaikankonsentrasipereaksiakanmeningkatkanlajureaksi. SedangkankatalisakanmenurunkanenergiaktiIasisehinggalajureaksi semakin cepat. 5.2 Saran Untuk Laboratorium Alat-alatyangdigunakansebaiknyayangmasihbaik,danbahan-bahannya juga diperbaharui agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran. Untuk Praktikum O Untukpercobaanberikutnyaagarbahanyangdigunakandisesuaikan dengan prosedur O Sebaiknya alat yang disediakan seperti erlenmeyer dan buret , diperbanyak agar praktikum dapat berjalan dengan lancer.