Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

29
LAPORAN HASIL PERCOBAAN: LAJU REAKSI KIMIA Disusun Oleh: Andre Leo Barry Wiethoff Hanna Farah Vania Ichsan Basra Kinanthi Setya P

description

Laporan

Transcript of Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

Page 1: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

LAPORAN HASIL PERCOBAAN:

LAJU REAKSI

KIMIA

Disusun Oleh:

Andre Leo

Barry Wiethoff

Hanna Farah Vania

Ichsan Basra

Kinanthi Setya P

Jalan Puspitaloka III. 2 – Bumi Serpong Damai,

Tangerang Selatan – Banten

Page 2: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

1. I. Penjiwaan agama Islam

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat. Mengapa mereka tidak mau beriman?”

Qs. Al-Insyiqaaq 19:20

II. Tujuan

Menentukan orde reaksi dari pereaksi antara asam klorida dengan larutan Natrium

tiosulfat.

III. Landasan Teori

a. Laju Reaksi

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung

per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan

tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat,

sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.

b. Definisi Formal

Untuk reaksi kimia

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat

dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

c. Persamaan Laju Reaksi

Untuk reaksi kimia

hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah

Page 3: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

dengan:

V = Laju reaksi

k = Konstanta laju reaksi

m = Orde reaksi zat A

n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.

Ungkapan Laju Reaksi untuk Sistem Homogen

Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju penguragan konsentrasi

molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu,

sebagai berikut:

Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju reaksi

adalah mol/L.det atau M/det.

3. Laju Rerata dan Laju Sesaat

Page 4: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

a. Laju rerata

Laju rerata adalah rerata laju untuk selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju rerata

dengan laju sesaat dapat diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu kendaraan

menempuh jarak 300 km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah 300 km/5 jam = 60

km/jam. Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam. Laju sesaat ditunjukkan

oleh speedometer kendaraan.

b. Laju Sesaat

Laju sesaat adalah laju pada saat tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju reaksi

berubah dari waktu ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil seiring dengan

bertambahnya waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi terhadap waktu berbentuk

garis lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju sesaat pada waktu t dapat ditentukan dari

kemiringan (gradien) tangen pada saat t tersebut, sebagai berikut.

Lukis garis singgung pada saat t

Lukis segitiga untuk menentukan kemiringan

laju sesaat = kemiringan tangen

d. Orde Dalam Laju Reaksi

Order reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak dapat menentukan apapun

tentang order reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari suatu reaksi.

Page 5: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

Jadi andaikan kita telah melakukan beberapa percobaan untuk menyelidiki apa yang terjadi

dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu reaktan, A, berubah, Beberapa hal-hal

sederhana yang akan kita temui adalah ;

Kemungkinan pertama : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi A

Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat ganda pula.

JIka kita meningkatkan konsentrasi A dengan faktor 4, laju reaksi pun akan menjadi 4 kali

lipat.

Kita dapat mengekspresikan persamaan ini dengan simbol :

Adalah cara yang umum menulis rumus dengan tanda kurung persegi untuk menunjukkan

konsentrasi yang diukur dalam mol per desimeter kubik (liter).

Kita juga dapat menulis tanda berbanding lurus dengan menuliskan konstanta (tetapan), k.

Kemungkinan lainnya : Laju reaksi berbanding terbalik dengan kuadrat konsentrasi A

Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi dari A, laju reaksi akan bertambah 4 kali

lipat (22). Jika konsentras dari Ai ditingkatkan tiga kali lipat, laju reaksi akan bertambah

menjadi 9 kali lipat (32). Dengan simbol dapat dilambangkan dengan:

Secara umum,

Dengan melakukan percobaan yang melibatkan reaksi antara A dan B, kita akan

mendapatkan bahwa laju reaksi berhubugngan dengan konsentrasi A dan B dengan cara :

Page 6: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

Hubungan ini disebut dengan persamaan laju reaksi :

Kita dapat melihat dari persamaan laju reaksi bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh pangkat

dari konsentrasi dari A dan B. Pangkat-pangkat ini disebut dengan order reaksi

terhadap A dan B

Jika order reaksi terhadap A adalah 0 (no), berarti konsentrasi dari A tidak mempengaruhi

laju reaksi.

Order reaksi total (keseluruhan), didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order. Sebagai

contoh, di dalam reaksi order satu terhadap kedua A dan B (a = 1 dan b = 1), order reaksi

total adalah 2. Kita menyebutkan order reaksi total dua.

Beberapa contoh

Tiap contoh yang melibatkan reaksi antara A dan B, dan tiap persamaan laju didapat dari

ekperimen untuk menentukan bagaimana konsentrasi dari A dan B mempengaruhi laju

reaksi.

Contoh 1:

Dalam kasus ini, order reaksi terhadap A dan B adalah 1. Order reaksi total adalah 2, didapat

dengan menjumlahkan tiap-tiap order.

Contoh 2:

Pada reaksi ini, A berorder nol karena konsentrasi A tidak mempengaruhi laju dari

reaksi. Bberorder 2 , sehingga order reaksi total adalah dua.

Contoh 3:

Pada reaksi ini, A berorder satu dan B beroder nol, karena konsentrasi B tidak

mempengaruhi laju reaksi. Order reaksi total adalah satu.

Page 7: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

Bagaimana bila kita memiliki reaktan-reaktan lebih dari dua lainnya?

Tidak menjadi masalah berapa banyak reaktan yang ada. Konsentasi dari tiap reaktan akan

berlangsung pada laju reaksi dengan kenaikan beberapa pangkat. Pangkat-pangkat ini

merupakan order tersendiri dari setiap reaksi. Order total (keseluruhan) dari reaksi didapat

dengan menjumlahkan tiap-tiap order tersebut.

Ketetapan laju

Hal yang cukup mengejutkan, Ketetapan laju sebenarnya tidak benar-benar konstan.

Konstanta ini berubah, sebagai contoh, jika kita mengubah temperatur dari reaksi,

menambahkan katalis atau merubah katalis.

Tetapan laju akan konstan untuk reaksi yang diberikan hanya apabila kita mengganti

konsentrasi dari reaksi tersebut. Anda akan mendapatkan efek dari perubahaan suhu dan

katalis pada laju konstanta pada halaman lainnya.

Kalkulasi yang melibatkan order reaksi

Anda akan dapat menghitung order dari reaksi dan tetapan laju dari data yang diberikan

maupun dari hasil percobaan yang Anda lakukan.

Page 8: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

VI. Data Pengamatan

No Vol HCl 1M Vol Na2S2O3 0,1 M

Vol H2O

Vol Total

Konsentrasi Na2S2O3 awal

reaksi (M)

Waktu (t)

V

1 10 20 - 30 0,1 10,78 0,09282 10 15 5 30 0,075 21,65 0,04623 10 10 10 30 0,05 35,69 0,0284 10 5 15 30 0,035 33,45 0,0299

No Vol Na2S2O3

0,1 M

Vol HCl 1M Vol H2O

Vol Total

Konsentrasi HCl awal reaksi (M)

Waktu (t)

V

1 20 10 - 30 0,1 23,54 0,04252 20 7,5 2,5 30 0,075 29,09 0,03443 20 5 10 30 0,05 41,50 0,0241

VII. Analisis Data dan Pembahasan Dilakukan dua kali percobaan dengan larutan yang sama. Na2S2O3 dan HCl.

Dipercobaan pertama, HCl digunakan sebagai larutan yang tidak berubah. Sedangkan Na2S2O3 adalah larutan yang terus dicairkan dengan menambahkan larutan H2O ke dalamnya hingga menghasilkan konsentrasi Na2S2O3 yang baru. Larutan Na2S2O3 yang baru lalu dituangkan ke dalam larutan HCl yang ditaruh di atas tanda X. Dengan stopwatch, dihitung berapa waktu yang diperlukan sampai tanda X di dasar gelas tak terlihat lagi akibat campuran larutan Na2S2O3 dan HCl yang mengeruh.

Hasil waktu yang didapatkan dari percobaan pertama, percobaan pada saat Na2S2O3 dicairkan adalah waktu yang semakin bertambah bersamaan dengan konsentrasi Na2S2O3 (M) yang semakin mengecil. Yang berarti semakin kecil konsentrasi larutan, semakin lama waktu yang dibutuhkan larutan tersebut untuk bereaksi. Sama seperti teori. Walaupun pada uji yang ke 4, hasil waktu tempuh lebih kecil daripada uji yang 3. Hal ini bisa dipengaruhi oleh miss counting, salahnya saat penghitungan waktu saat percobaan.

Pada percobaan yang kedua, volume larutan yang digunakan tetap adalah Na2S2O3. HCl dijadikan sebagai campuran dengan dicairkan terlebih dahulu dengan H2O . lalu seperti percobaan pertama, Na2S2O3 dan HCl dicampurkan di atas tanda X. Dengan stopwatch, dihitung berapa waktu yang diperlukan sampai tanda X di dasar gelas tak terlihat lagi akibat campuran larutan Na2S2O3 dan HCl yang mengeruh. Seperti halnya di percobaan pertama.

Hasil yang di dapat sama seperti percobaan pertama. Semakin rendahnya konsentrasi semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk larutan bereaksi. Sesuai dengan teori. Walaupun pada uji yang ke 3, hasil waktu tempuh lebih kecil

Page 9: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

daripada uji yang 2. Hal ini bisa dipengaruhi oleh miss counting, salahnya saat penghitungan stopwatch saat percobaan atau human error lainnya.

VIII. Kesimpulan Semakin kecil konsentrasi sebuah larutan, maka semakin lama waktu yang

diperlukan larutan untuk bereaksi. Persamaan laju reaksi Na2S2O3 dan HCl adalah:

V=K [Na2S2O3 ]2 [HCl ]1

Didapat dari pembuatan grafik antara V terhadap konsentrasi Na2S2O3 ataupun terhadap HCl.

0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

Orde Reaksi Na2S2O3

Series4

M(Konsentrasi Na2S2O3)

V (L

aju

Reak

si)

0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110

0.0050.01

0.0150.02

0.0250.03

0.0350.04

0.045

Orde Reaksi HCl

Series2

M (Konsentrasi HCl)

V (L

aju

Reak

si)

Page 10: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

IX. Pertanyaan 1. Buatlah grafik 1/t terhadap konsentrasi Na2S2O3!

Konsentrasi Na2S2O3 Laju Reaksi

(1/t)

0,1 0,0928

0,075 0,0462

0,05 0,028

0,025 0,03

2. Bagaimana hubungan antara 1/t dengan konsentrasi Na2S2O3?

Hasil laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi Na2S2O3. Semakin kecilnya konsentrasi

Na2S2O3 akibat adanya pengenceran membuat hasil laju reaksi ikut makin mengecil.

3. Berapa tingkat reaksi terhadap Na2S2O3?

Berdasarkan hasil data yang sudah dibuat menjadi grafik, orde Na2S2O3 adalah dua dimana

laju bergantung pada konsentrasi satu reaktan yang dipangkatkan dengan bilangan dua

atau konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan dengan bilangan

satu.

0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

Orde Reaksi Na2S2O3

Series4

M(Konsentrasi Na2S2O3)

V (L

aju

Reak

si)

Page 11: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

4. Buatlah grafik 1/t terhadap konsentrasi HCl!

Konsentrasi HCl Laju Reaksi

(1/t)

0,1 0,0425

0,075 0,0344

0,05 0,0241

0,025 0,0425

5. Bagaimana hubungan antara 1/t dengan konsentrasi HCl?

Sama seperti Na2S2O3., Hasil laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi HCl. Semakin

kecilnya konsentrasi HCl akibat adanya pengenceran dengan Aquades membuat hasil laju

reaksi ikut makin mengecil. Yang membedakan hanyalah hasil orde reaksi dari keduanya.

6. Berapa tingkat reaksi terhadap HCl?

Berdasarkan hasil data yang sudah dibuat menjadi grafik, orde HCl adalah satu. Persamaan

reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi berbanding lurus terhadap

konsentrasinya pereaksinya.

7. Tulis persamaan laju reaksi terhadap Na2S2O3. Dan HCl!

V=K [Na2S2O3]2[HCl ]1

0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.110

0.0050.01

0.0150.02

0.0250.03

0.0350.04

0.045

Orde Reaksi HCl

Series2

M (Konsentrasi HCl)

V (L

aju

Reak

si)

Page 12: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

2. I. Tujuan

Mengetahui pengaruh konsentrasi, luas permukaan dan suhu pada laju reaksi.

II. Landasan Teori

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi:

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga

menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang

sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin

kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan

itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan

itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Suhu

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang

berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,

sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya,

apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami

perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan

sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau

memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.

Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi

energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.

Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang

dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana

untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-

pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah

Page 13: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih

lemah, sehingga akhirnya terlepas.

Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk

suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses

yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C

melambangkan katalisnya:

... (1)

... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2,

sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis ZieglerNatta yang digunakan

untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses

Haber, yaitu sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat

menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.

Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan

laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi

berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat

daripada molaritas yang tinggi.

Konsentrasi

Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan

naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka

semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan

semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.

Page 14: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

a. Air (H2O)

Air (H2O) merupakan senyawa yang paling melimpah di permukaan bumi, yang mencakup sekitar 70

persen dari planet ini. Di alam, air ada dalam cairan, negara padat, dan gas. Hal ini dalam

kesetimbangan dinamis antara cairan dan gas negara pada suhu dan tekanan standar. Pada suhu

kamar, itu adalah cairan hambar dan tidak berbau, hampir tidak berwarna dengan sedikit

biru. Banyak zat larut dalam air dan sering disebut sebagai pelarut universal. Karena itu, air di alam

dan digunakan jarang murni dan beberapa properti mungkin sedikit berbeda dari orang-orang dari

bahan murni. Namun, ada juga banyak senyawa yang pada dasarnya, jika tidak sepenuhnya, tidak

larut dalam air. Air adalah substansi hanya umum ditemukan secara alami dalam semua tiga negara

umum materi dan itu sangat penting bagi semua kehidupan di Bumi [4] Air. Biasanya membuat naik

55% sampai 78% dari tubuh manusia.

Bentuk air

Seperti banyak zat, air dapat mengambil berbagai bentuk yang dikategorikan oleh fase materi. Fasa

cair adalah yang paling umum di antara fase air (dalam atmosfer bumi dan permukaan) dan

merupakan bentuk yang umumnya ditandai dengan kata "air." Fasa padat air dikenal sebagai es dan

biasanya membutuhkan struktur keras, kristal digabung, seperti es batu, kristal atau butiran longgar

akumulasi, seperti salju. Untuk daftar dari berbagai bentuk kristal dan amorf yang berbeda dari H2O

padat, lihat artikel es. Fase gas air dikenal sebagai uap air (atau uap), dan ditandai oleh air dengan

asumsi konfigurasi awan transparan. (Perhatikan bahwa uap terlihat dan awan, pada kenyataannya,

air dalam bentuk cair tetesan menit melayang di udara.) Keadaan keempat air, yang dari fluida

superkritis, jauh kurang umum daripada tiga lainnya dan jarang terjadi di alam, dalam kondisi yang

sangat tidak layak huni. Ketika air mencapai suhu kritis tertentu dan tekanan kritis tertentu (647 K

dan 22,064 MPa), cair dan fase gas bergabung ke salah satu fase cairan homogen, dengan sifat-sifat

baik gas dan cairan. Salah satu contoh yang terjadi secara alami air superkritis ditemukan di bagian

terpanas dari ventilasi hidrotermal air yang dalam, di mana air dipanaskan sampai suhu kritis

mendidih bulu vulkanik dan mencapai tekanan kritis karena berat menghancurkan laut di kedalaman

ekstrim di yang ventilasi berada. Selain itu, di mana saja ada aktivitas vulkanik di bawah kedalaman

2,25 km (1,40 mil) dapat diharapkan untuk memiliki air dalam fase superkritis [6].

Wina Standard Rata-Rata Air Samudra adalah standar internasional saat ini untuk isotop air. Alami

air hampir seluruhnya terdiri dari protium neutron-kurang hidrogen isotop. Hanya 155 ppm

Page 15: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

termasuk deuterium (2H atau D), isotop hidrogen dengan satu neutron, dan kurang dari 20 bagian

per triliun termasuk tritium (3H atau T), yang memiliki dua.

Air berat adalah air dengan kandungan deuterium lebih tinggi dari rata-rata, sampai dengan 100%.

Secara kimia, itu serupa tetapi tidak identik dengan air biasa. Hal ini karena inti deuterium adalah

dua kali lebih berat protium, dan ini menyebabkan perbedaan nyata dalam energi ikatan. Karena

molekul air bertukar atom hidrogen dengan satu sama lain, hidrogen deuterium oksida (DOH) jauh

lebih umum di negara-kemurnian air berat daripada monoksida dideuterium murni (D2O). Manusia

umumnya tidak menyadari perbedaan rasa, [7] tapi kadang-kadang melaporkan sensasi terbakar [8]

atau manis rasa [9]. Tikus, bagaimanapun, dapat menghindari air berat oleh bau. [10] Beracun untuk

banyak hewan, [10 ] air berat digunakan dalam industri reaktor nuklir sampai sedang

(memperlambat) neutron. Reaktor air ringan juga umum, di mana "cahaya" hanya menunjuk air

normal.

Air ringan lebih khusus lagi merujuk deuterium-habis air (DDW), air di mana konten deuterium telah

berkurang di bawah level 155 ppm standar.

b. Na2S2o3

Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder, oleh karena itu,

larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi terlebih dahulu. Hal ini disebabkan

kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh pH rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya

bakteri yang memanfaatkan sulfur (S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium

tiosulfat (Na2S2O3) akan terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :

S2O32- + H+ D HS2O3

- D HSO3- + S ¯

Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan pada waktu titrasi

tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat cukup asam, asal titrasi dilakukan

dengan penambahan titran yang tidak terlalu cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian

S2O32-, ketidakstabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari

bakteri yangmenyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3

-, SO42-, dan S↓. S ini tampak

sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda bahwa larutan harus

diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3)

hendaknya digunakan air yang sudah dididihkan atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti

khloroform, natrium benzoat, atau HgI2.

Standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) biasanya menggunakan larutan KIO3 yang

mempunyai kemurnian yang tinggi, sehingga cukup memenuhi syarat sebagai larutan baku

Page 16: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

primer. Namun sebagai baku primer KIO3 juga mempunyai kelemahan yaitu mempunyai berat

ekivalen yang cukup rendah yaitu sebesar 35,67.

c. HCl

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (H Cl ). Ia adalah asam kuat, dan

merupakan komponen utama dalamasam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam

industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena

merupakan cairan yang sangat korosif.

Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya.

Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini

digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf,

dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam

rangka membangun pengetahuan kimia modern.

Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan,

meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil

klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi

penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas

HCl diproduksi setiap tahunnya.

Page 17: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

V. Data Pengamatan

Tabel1

Tabung Reaksi Pita Logam HCl Waktu

1 5 cm 1M 1,49 min

2 5 cm 2M 1,32 min

3 5 cm 3M 30 sec

Tabel 2

Tabung Reaksi CaCo3 HCl Waktu

1 Serbuk 1M 2,37 sec

2 Butiran 1M 3,10 min

3 Kepingan 1M 3,34 min

Tabel 3

Percobaan Temperatur HCl Na2S2O3 Waktu

1 27 1M 0,2 M 10,23 sec

2 37 1M O,2 M 5,8 sec

3 47 1M 0,2 M 3,84 sec

VI. Analisis data & Pembahasan

Dari hasil percobaan pertama, pita logam magnesium yang panjangnya sama (5cm)

direaksikan oleh 5ml HCl dengan konsentrasi (berurut) 0,5M, 1M, dan 1,5M, dengan waktu

reaksi (berurut)1 menit 49 detik ; 1 menit 32 detik ; dan 30 detik, hasil ini sesuai dengan teori

yang menjelaskan bahwa semakin besar konsentrasi suatu pereaksi maka semakin cepat

terjadinya reaksi

Dari hasil percobaan kedua, CaCO3 1gr dengan bentuk (berurut) serbuk, butiran, dan

kepingan direaksikan oleh 5ml HCl 1M, dengan waktu reaksi (berurut) 2,37 detik ; 3 menit

10,34 detik ; dan 3 menit 34,20 detik. Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa

semakin kecil luas permukaan suatu zat, maka semakin lama terjadinya reaksi

Page 18: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

Dari hasil percobaan ketiga, 5ml HCl 2M dengan suhu (berurut) 27’C, 37’C, dan 47’C

direaksikan dengan 10ml Na2S2O3 0,2M dengan waktu reaksi (berurut) 10,22 detik ; 5,10

detik ; dan 3,84 detik. Hasil ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin besar

suhu suatu reaksi, semakin cepat terjadinya reaksi

VII. Kesimpulan

o Konsentrasi suatu zat mempengaruhi laju reaksi, karena semakin besar konsentrasi suatu zat

maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi

o Luas permukaan suatu zat mempengaruhi laju reaksi, karna semakin besar luas permukaan

suatu zat maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi

o Suhu suatu zat mempengaruhi laju reaksi, karena semakin besar suhu sutu zat maka semakin

cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Page 19: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2
Page 20: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

VIII. Pertanyaan

1. Buatlah grafik konsentrasi HCl dengan 1/t!

Konsentrasi HCl Laju reaksi (1/t)

1,00 0,0092

2,00 0,0109

3,00 0,0334

2. Bagaimana pengaruh konsentrasi asam klorida pada reaksi dengn pita magnesium?

Konsentrasi zat berbanding lurus dengan laju reaksi. Semakin besar konsentrasi suatu zat

maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

3. Buatlah grafik antara CaCo3 dengan 1/t!

Bentuk CaCo3 Laju Reaksi

Serbuk 0,422

Butiran 0,0053

Kepingan 0,0047

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0.04

Series2

Konsentrasi HCl

Laju

Rea

ksi

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

0.450.422

0.0053 0.0047

Series2

Laju

Rea

ksi

Page 21: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

4. Bagaimana pengaruh luas permukaan bidang sentuh batu pualam terhadap laju reaksi di

atas?

Luas permukaan bidang berbanding lurus dengan laju reaksi. semakin besar luas permukaan

suatu zat maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi

5. Buatlah grafik antara temperatur dengan 1/t!

Temperatur Laju reaksi

27 0,098

37 0,173

47 0,26

6. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap laju reaksi pada reaksi antara larutan Na2S2O3

dengan larutan asam klorida?

Hasil peningkatan temperatur berbanding lurus dengan hasil laju reaksi. Semakin meningkat

suhu suatu zat maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan zat untuk bereaksi.

25 30 35 40 45 500

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

Series2

Temperatur

Laju

Rea

ksi

Page 22: Laporan Praktikum Kimia II Laju Reaksi 1&2

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi

http://hera-kimia.blogspot.com/

http://en.wikipedia.org/wiki/Properties_of_water

http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/larutan-natrium-tiosulfat-na2s2o3.html

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/order_reaksi_dan_persamaan_laju_reaksi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida

http://rinioktavia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-i/laju-reaksi/persamaan-laju-reaksi-dan-orde-reaksi/

http://andykimia03.wordpress.com/tag/reaksi-orde-dua/