LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING
-
Upload
uswatunhasanah -
Category
Documents
-
view
209 -
download
5
description
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Betapa seringnya kita mendengar pepatah yang mengatakan “Waktu
Adalah Uang” atau “Waktu Adalah Ilmu”. Namun, sebenarnya betapa banyak di
antara kita yang benar-benar dapat memanfaatkan waktu? Sebenarnya jika ingin
mengatur kehidupan dan membuatnya menyenangkan, sebagai permulaan yang
akan dibutuhkan adalah mengatur waktu. Tak perlu menanyakan lagi, pengaturan
waktu yang efektif merupakan hal yang mendasar untuk lingkup wilayah
berbagai kehidupan. Pada kenyataannya, seringkali terdapat perbedaan antara
pencapaian kehidupan sejati dan orang-orang yang meski sibuk dan tak pernah
sampai pada titik dimanapun.
Manajemen waktu, salah satu permasalahan yang sering menjadi dilema
mahasiswa sekarang. Apalagi bagi mahasiswa yang kuliah sambil berorganisasi
baik internal maupun eksternal kampus. Manajemen waktu merupakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas
waktu. Manajemen waktu merupakan keterampilan yang berkaitan dengan segala
bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana sehingga
individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin. Mengelola
waktu untuk kuliah bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-
senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan
untuk belajar mata kuliah yang didapatkan di perkulihaan. Justru sebaliknya,
prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu
yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar,
organisasi, keluarga dan bagi diri sendiri untuk bersantai.
Permasalahan di atas dapat diatasi melalui konseling kelompok dimana
konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhanya, dan bersifat
pencegahan. Konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan masalah atau
1
topik yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat “pribadi” yaitu masalah
yang dibahas merupakan masalah pribadi yang secara langsung dialami, atau
lebih tepatnya lagi merupakan masalah atau kebutuhan yang sedang dialami oleh
para anggota kelompok yang menyampaikan topik atau masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan time management?
2. Apa yang menyebabkan kesulitan dalam melakukan time management?
3. Bagaimana cara mudah untuk melakukan time management?
C. TUJUAN PRAKTEK
1. Mengetahui definisi time management.
2. Mengetahui penyebab kesulitan dalam melakukan time management.
3. Mengetahui cara mudah untuk melakukan time management.
D. MANFAAT PRAKTEK
1. Untuk mengetahui bagaimana menjadi konselor yang baik dan benar.
2. Untuk lebih memahami bagaimana proses konseling kelompok yang baik dan
benar.
3. Untuk mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
konseli.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
1. Tempat : Kantin FMIPA UNLAM
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 Oktober 2015
Jam : 11.18 WITA
2. Pembagian Tugas:
Konselor : Venni Savitri
Notulen : Uswatun Hasanah
Observer : Herlin Asfarina Makruf
Nur Hikmah Purnama Sari
Dokumentasi : Khairur Rahman
B. Kegiatan Konseling Kelompok
Kegiatan konseling kelompok yang kami lakasanakan secara bertahap.
Berikut tahap-tahap konseling kelompok akan dijabarkan, sebagai berikut:
a. Langkah awal
Langkah awal atau tahap awal yang kami lakukan adalah pembentukan
kelompok. Dalam Latipun (2015), tahap ini merupakan tahap persiapan
pelaksaan konseling. Pada tahap pembentukan kelompok ini yang dilakukan
yaitu dengan menawarkan program konseling kepada calon peserta
konseling. Kelompok terdiri dari enam orang anggota yang mana memiliki
latar belakang sebagai mahasiswa yang memiliki kesibukan dalam kegiatan
organisasi kampus.
b. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan konseling kelompok meliputi:
1) Persiapan
Seluruh peserta konseling kelompok yang terdiri dari enam orang
berkumpul di tempat konseling yaitu kantin Fakultas Matematika dan
3
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambug Mangkurat
Banjarbaru pada Sabtu, 3 Oktober 2015. Persiapan dilakukan bertujuan
agar tidak ada kebingungan ataupun kendala nantinya pada saat
pelaksanaan konseling. Hal pertama yang diakukan yaitu tempat duduk
diatur sedemikian rupa. Kemudian peserta mengajukan pertanyaan
seputar hal-hal yang tidak dimengerti mengenai konseling kelompok
dan pelaksanaan konseling kelompok. Jadi, kami menjelaskan dengan
bahasa yang komunikatif dan efektif sehingga mudah untuk dimengerti.
Berikut beberapa hal yang kami jelaskan atau sampaikan pada saat
persiapan:
a) Apa itu konseling kelompok?
Konseling kelompok yang akan dilakukan yaitu membahas
permasalahan yang dihadapi oleh konselee dan mengatasi
permasalahan tersebut secara bersama-sama.
b) Apa topik yang akan dibahas?
Topik yang akan dibahas adalah seputar time management,
sehingga diharapkan nantinya peserta akan lebih mudah melakukan
time management dan meminimalisir masalah di kemudian harinya.
c) Konseling bersifat formal atau semiformal?
Konseling bersifat semiformal, sehingga suasana konseling akan
dibuat nyaman. Konseling berlangsung dengan menciptakan rasa
kekeluargaan dan keakraban. Diharapkan nantinya peserta merasa
nyaman dan terbuka untuk sharing.
d) Apa saja yang boleh dan tidak untuk dibicarakan?
Apa saja boleh untuk dibicarakan asal tetap dalam konteks time
management.
e) Berapa lama durasi konseling kelompok berlangsung?
Konseling kelompok akan berlangsung selama 1,5 – 2 jam. Dengan
rangkaian meliputi Pre Test, Konseling, dan Post Test.
4
f) Apakah informasi yang diberikan akan dijamin terjaga
kerahasiaanya?
Segala informasi dan data yang dianggap tidak layak untuk
diketahui oleh orang lain pada saat konseling dijamin terjaga
kerahasiaannya.
2) Pre Test
Seluruh peserta konseling dibagikan lembar pretest kemudian
mengisi lembar pretest selama kurang lebih lima menit. Lembar pretest
berisikan penyataan-pernyataan terkait topik konseling yaitu time
management. Jumlah pertanyaan yaitu 10 buah. Peserta menjawab
dengan cara memberi tanda centang sesuai pilihan dengan menggunakan
skala 1 - 5 yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat
tidak setuju.
3) Konseling
Konseling yang telah dilakukan dengan melakukan beberapa
langkah berikut ini:
a) Salam dan Terima Kasih
Pertama-tama konselor mengucapkan salam. Kemudian
mengucapkan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir dalam
kegiatan konseling kelompok.
b) Berdoa
Sebelum memulai pelaksanaan konseling kelompok, peserta dan
konselor berdoa terlebih dahulu.
c) Pengertian dan Tujuan Konseling Kelompok
Konselor menjelaskan bahwa konseling yang akan dilakukan
adalah konseling kelompok bukan konseling individu. Konselor
menyampaikan konseling kelompok bertujuan untuk membahas dan
mengatasi permasalahan yang telah dihadapi dengan bersama-sama
sehingga diharapkan nantinya peserta akan lebih mudah melakukan
time management dan meminimalisir masalah di kemudian harinya.
5
d) Syarat Peserta dan Azas Konseling Kelompok
Konselor menjelaskan syarat peserta konseling kelompok.
Pertama, menjaga dan merahasiakaan segala informasi dan data
yang dianggap tidak layak untuk diketahui orang lain. Kedua,
terbuka yaitu peserta terbuka menyampaikan segala permasalahan
yang sedang dialaminya.
e) Perkenalan
Satu persatu konselor dan peserta konseling kelompok
memperkenalkan diri masing-masing. Perkenalan kedua, konselor
meminta peserta untuk memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama panggilan diri sendiri dan teman yang berada
samping kirinya, sehingga peserta dapat mengenal satu sama lain.
f) Penentuan Topik Masalah
Konselor bertanya, apakah peserta konseling kelompok sudah
siap untuk mengikuti konseling kelompok. Ketika peserta konseling
kelompok telah siap, konselor menyampaikan topik yang akan
dibahas yaitu time management.
g) Konseling Kelompok
Konselor menanyakan apakah peserta sudah mengetahui apa itu
time management. Kemudian salah satu peserta dipersilahkan untuk
menyampaikan pengertiannya mengenai time management agar
peserta lain mendapatkan pemahaman yang sama. Kemudian,
masing-masing peserta diminta untuk menyampaikan masalah yang
dialaminya terkait kesulitan memanajemen waktu. Setelah masing-
masing peserta menyampaikan masalahnya, ditemukan berbeda-
beda masalah yang di hadapi peserta konseling. Karena
keterbatasan waktu konseling kelompok, maka konselor meminta
peserta konseling untuk menentukan dan menyepakati satu fokus
masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam kegiatan konseling
kelompok. Konselor menanyakan peserta konseling memilih mana
6
salah satu masalah yang ingin dibahas lebih lanjut. Salah satu
masalah telah dipilih, kemudian konselor mulai mengarahkan
diskusi dengan kerangka berpikir meliputi mengarahkan peserta
konseling untuk mengemukakan penyebab dan solusi dari masalah
yang dialami, sehingga peserta sepenuhnya aktif mengutarakan
penyebab dan solusi dari masalahnya sendiri.
h) Feedback
Di akhir konseling, konselor menanyakan bagaimana perasaan
dan apa manfaat yang dirasakan peserta setelah mengikuti
konseling kelompok.
i) Penutup
Sebagai penutup konselor memberikan kesimpulan dari
konseling kelompok dan kemudian menutup kegiatan konseling
kelompok.
4) Post Test
Seluruh peserta konseling kelompok dibagikan lembar posttest dan
mengisi lembar posttest tersebut. Lembar posttest berisikan penyataan-
pernyataan terkait topik konseling yaitu time management. Pernyataan
berjumlah 10 buah. Peserta menjawab dengan cara memberi tanda
centang sesuai pilihan mana yaitu sangat setuju sampai sangat tidak setuju
dengan menggunakan skala 1 - 5.
5) Latihan (Exercise)
Peserta dibagikan lembar berisikan sebuah kasus dimana kasus
tersebut terkait bagaimana cara peserta mengatasi time management yang
dihadapi seperti dalam kasus. Peserta menyelesaikan kasus tersebut
dengan membuat prioritas-prioritas yang harus diurutkan dari kuadran 1–
4. Latihan ini didesain sesuai salah satu cara konseling modifikasi
perilaku “self management”. Exercise atau latihan ini bertujuan untuk
melatih kemampuan peserta dalam memanajemen waktunya setelah
mengikuti konseling kelompok serta diharapkannya progress atau
7
kemajuan dalam pemahaman dan kemampuan peserta konseling
kelompok dalam time management.
C. Hasil Konseling dan Observasi
a. Hasil Konseling
Setelah melakukan konseling kelompok, didapatkan hasil yaitu para
peserta konseling kelompok telah memahami bahwa time management adalah
bagaimana cara mereka mengatur jadwal atau membagi waktu dalam
mengerjakan pekerjaannya. Para peserta konseling kelompok pun telah
memahami bahwa penyebab mengapa mereka sulit untuk melakukan time
management adalah dua masalah besar yang menjadi faktor penyebabnya
yaitu waktu dan prioritas.
Masalah pertama yaitu waktu dalam melakukan time management adalah
karena mereka sering malas dan menunda melakukan pekerjaannya, dimana
cara mengatasi sifat malas dan menunda–nunda waktu tersebut mereka
memerlukan cara untuk menghilangkan kejenuhan dengan melakukan
refreshing, memerlukan motivasi, mengingat kembali visi dan misi yang ingin
dicapai, perlu tantangan, dan menentukan target yang ingin dicapai. Masalah
kedua yaitu kesulitan membuat prioritas dalam melakukan time management
disebabkan oleh labil atau kurang matangnya pemikiran, bingung dan merasa
ragu-ragu, serta tergoda dengan hal baru lain.
Peserta menemukan cara untuk mengatasi kesulitan membuat prioritas
dalam melakukan time management yaitu dengan memerlukan seseorang yang
dapat membantu melakukan pekerjaan yang lain sementara pekerjaan pokok
akan dikerjakan pada waktu yang sama, mengatur lingkungan yang
mendukung, dan melakukan curhat atau sharing dengan orang terdekat untuk
mendapat pemahaman agar memudahkan dalam membuat prioritas bagi
dirinya.
Peserta konseling akhirnya mengerti bagaimana cara agar mereka dapat
melakukan time management dengan mudah. Berikut beberapa hal yang akan
mereka lakukan untuk memudahkan melakukan time management:
8
a) Jangan malas,
b) Membuat visi dan misi ke depannya,
c) Motivasi dari dalam diri sendiri,
d) Membuat tujuan dan target dalam hidup,
e) Berpikir positif,
f) Refreshing.
b. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan pelaksanaan pretest dan posttest yang telah dilaksanakan
sebelum dan sesudah konseling kelompok, didapatkan hasil bahwa tiga dari
enam anggota mengalami perubahan positif setelah melakukan konseling
kelompok yaitu anggota mampu memanajemen waktu mereka dalam kegiatan
organisasi dan kuliah. Dua dari enam anggota mengalami penurunan di mana
mereka menganggap bahwa manajemen waktu mereka dalam sehari banyak
dihabiskan oleh kegiatan organisasi dan satu dari enam anggota yang
seimbang di mana anggota tersebut masih merasa bingung memanajemen
waktu yang mana yang akan diprioritaskan.
c. Hasil Latihan Modifikasi Perilaku
Hasil latihan modifikasi perilaku ini hanya kami amati saat berada di
tempat pelaksaan konseling. Hal itu dikarenakan anggota konseling kelompok
membawa pulang lembar latihan modifikasi perilaku tersebut sebagai salah
satu contoh gambaran bagaimana mereka harus memprioritaskan hal yang
dianggap pening pada saat berada pada kasus yang kami berikan dengan
menggunakan teknik modifikasi perilaku “self management”. Hasil yang kami
dapatkan yaitu semua anggota konseling kelompok menempatkan ‘Belajar
Untuk UAS’ di kuadran I (mendesak dan penting). Jadi, didapatlah
kesimpulan dari hasil latihan modifikasi perilaku ‘self management” bahwa
semua anggota konseling kelompok tetap memprioritaskan kuliah daripada
organisasi.
9
d. Hasil Observasi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh observer terhadap
jalannya konseling kelompok yang berlangsung di kantin FMIPA UNLAM
didapatkan hasil, adalah sebagai berikut:
1. Konselor
Selama konseling kelompok berlangsung, konselor terlihat berperan
sebagai pemimpin kelompok. Konselor pun cukup baik dalam
menjalankan tugas-tugas konselor. Tugas konselor dalam pemimpin
kelompok adalah melakukan pemeliharaan, pemroresan, penyaluran, dan
arahan (Capuzzi dan Gross, 1991; Latipun, 2015).
Peran pemeliharan (providing), berarti konselor berperan sebagai
pemelihara hubungan dan iklim( (Latipun, 2015). Dalam peran ini,
konselor sudah cukup baik. Hal tersebut terlihat saat konselor
memberikan perhatian dan perlindungan kepada klien selama konseling
kelompok berlangsung.
Peran pemroresan (processing), sebagai pihak yang memberikan
penjelasan makna proses (Latipun, 2015). Dalam peran ini, konselor
sudah cukup baik. Hal ini terlihat saat konselor mengklarifikasi
pembicaraan yang telah diutarakan oleh klien, menjelaskan dan
menginterpretasikan makna isi pembicaraan kepada klien saat konseling
kelompok akan berakhir.
Peran penyaluran (catalyzing), sebagai pihak mendorong interaksi dan
mengekspresikan emosi (Latipun, 2015). Dalam peran ini, konselor sudah
cukup baik. Hal ini terlihat saat konselor menggali perasaan klien-klien
yang ada pada konseling tersebut.
Peran pengarahan (directing), peran konselor dalam hal mengarahkan
proses konseling. Dalam peran ini, konselor sudah cukup baik terlihat saat
membatasi perannya agar hanya berperan sebagai pemimpin dan
fasilitator serta pengarah tanpa ikut campur dalam mencari dan
memutuskan pemecahan masalah yang dialami kelompok klien. Konselor
10
pun terlihat mengatur dan mengarahkan langkah-langkah yang dilalui
oleh kelompok dari awal sampai akhir konseling.
2. Ko Konselor (Notulen)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa ko konselor
(notulen) terlihat bekerjasama dengan konselor. Dalam hal ini, ko
konselor membantu konselor untuk mengamati, mencatat dinamika yang
terjadi di kelompok yang akhirnya lebih dimengerti bagaimana keadaan
kelompok dan anggota-anggotanya serta menarik kesimpulan yang
didapat dari proses konseling kelompok dan mendiskusikannya dengan
konselor.
3. Kelompok
Sebagaimana terapi kelompok interaktif, konseling kelompok
umumnya beranggotakan berkisar antara empat sampai dua belas orang
(Latipun, 2015). Anggota konseling kelompok berjumlah sebanyak enam
orang. Dari kehomogenitasan kelompok, anggota kelompok dibuat
homogen dari segi usia, status, fakultas, organisasi dan masalah.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ditemukan adanya penarikan
diri dari beberapa klien saat konseling berlangsung. Penarikan diri
(Latipun, 2015), sebagian anggota merasa kurang berguna mengikuti
konseling kelompok Hal tersebut terlihat dari body languange salah satu
anggota yang kurang nyaman dalam situasi yang serius, seperti kaki yang
diangkat ke atas kursi. Walaupun begitu anggota tersebut tetap menyimak
dan memberikan feedback selama konseling berlangsung. Namun,
penarikan diri ini dapat diatasi oleh peran konselor, khususnya pada peran
pemeliharan (providing) yaitu saat konselor memberikan perhatian dan
dorongan kepada anggota-anggota kelompok, khususnya salah satu
anggota yang mengalami penarikan diri tersebut.
4. Dokumentasi dan Durasi Pelaksanaan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ditemukan adanya
hambatan dalam segi dokumentasi, dimana peralatan yang digunakan
11
kurang memadai untuk melakukan dokumentasi konseling kelompok
selama 1,5-2 jam seperti yang telah ditentukan. Kamera pertama yang
digunakan mengalami low battery pada saat pertengahan pelaksanaan
konseling, kamera kedua mengalami kepenuhan kartu memori, dan
kamera ketiga memilki kualitas gambar dan suara yang kurang bagus.
Jadi, saat pergantian kamera terdapat sesi konseling yang tidak terekam
oleh kamera. Secara umum konseling kelompok yang bersifat jangka
pendek (short term group couseling) membutuhkan waktu pertemuan
antara 8 sampai 20 pertemuan, degan frekuensi pertemuan antara satu
sampai tiga kali dalam semnggunya, dan durasinya anatar 60 sampai 90
menit (Latipun, 2015). Durasi konseling kelompok yang telah dilakukan
yaitu 60 menit atau satu jam. Dalam pertemuankonseling kelompok pada
prinsipnya sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi anggota kelompok
(Latipun, 2015).
5. Kendala Lainnya
Pada pelaksanaan konseling kelompok yang diadakan di kantin
FMIPA UNLAM ini, ditemukan adanya kendala lain dalam
pelaksanaannya di mana saat proses konseling pertama, jumlah anggota
yang mengikuti konseling kelompok yaitu delapan orang. Namun, saat
berjalannya proses konseling dua dari delapan anggota konseling
kelompok tersebut terpaksa keluar dari pelaksanaan konseling
dikarenakan ada kegiatan mendadak yang harus dilaksanakan. Jadi, kami,
khususnya konselor memutuskan melakukan konseling dari awal kembali
dengan jumlah anggota yaitu enam orang.
\
12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen waktu, salah satu permasalahan yang sering menjadi dilema
mahasiswa sekarang. Apalagi bagi mahasiswa yang kuliah sambil berorganisasi
baik internal maupun eksternal kampus. Manajemen waktu merupakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas
waktu. Mengelola waktu untuk kuliah bukan berarti kehilangan waktu luang
untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari
harus dihabiskan untuk belajar mata kuliah yang didapatkan di perkulihaan.
Justru sebaliknya, prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah
pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu
untuk belajar, organisasi, keluarga dan bagi diri sendiri untuk bersantai. Kami
mengambil tema manajemen waktu untuk melaksanakan konseling kelompok
pada anggota organisasi UPK FMIPA UNLAM yang bertempat di kantin FMIPA
UNLAM Banjarbaru pada hari sabtu, 03 Oktober 2015 dengan anggota peserta
konseling kelompok sebanyak enam orang dengan tujuan untuk mencari solusi
bersama-sama dengan permasalahan manajemen waktu.
Setelah melakukan konseling kelompok, didapatkan hasil yaitu para peserta
konseling kelompok telah memahami bahwa time management adalah bagaimana
cara mereka mengatur jadwal atau membagi waktu dalam mengerjakan
pekerjaannya. Para peserta konseling kelompok pun telah memahami bahwa
penyebab mengapa mereka sulit untuk melakukan time management adalah dua
masalah besar yang menjadi faktor penyebabnya yaitu waktu dan prioritas.
Masalah pertama yaitu waktu dalam melakukan time management adalah
karena mereka sering malas dan menunda melakukan pekerjaannya, masalah
kedua yaitu kesulitan membuat prioritas dalam melakukan time management
disebabkan oleh labil atau kurang matangnya pemikiran, bingung dan merasa
ragu-ragu, serta tergoda dengan hal baru lain.
13
Peserta konseling akhirnya mengerti bagaimana cara agar mereka dapat
melakukan time management dengan mudah. Berikut beberapa hal yang akan
mereka lakukan untuk memudahkan melakukan time management yaitu : jangan
malas, membuat visi dan misi ke depannya, motivasi dari dalam diri sendiri,
membuat tujuan dan target dalam hidup, dan berpikir positif.
B. Saran
Bagi seorang konselor harus memiliki keterampilan yang baik dalam
mengelola anggota peserta konseling kelompok dan harus mengetahui secara
benar bagaimana tahap-tahap pelaksanaan konseling kelompok agar konseling
kelompok berjalan dengan lancar dan baik. Tempat untuk konselingpun harus
diperhatikan agar tidak terganggu oleh suara-suara bising yang mengganggu
proses pelaksanaan konseling kelompok.
Anggota konseling kelompokpun harus siap dan mampu meluangkan waktunya
untuk melaksanakan konseling kelompok agar pelaksanaan konseling kelompok
berjalan secara efektif tanpa adanya gangguan pekerjaan atau suatu hal yang
harus dikerjakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Latipun. (2015). Psikologi Konseling Edisi Keempat. Malang: Umm Press.
Akmal, V.E, Perbedaan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan Mengontrol Manajemen Waktu Pada Mahasiswa Yang Kuliah Sambil Bekerja Di Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 2015
15
LAMPIRAN
Identitas/Profil Konseli I
a. Nama : RB
b. Usia : 21 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : S-1 Fisika
Identitas/Profil Konseli II
Nama : DW
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S-1 Ilmu Komputer
Identitas/Profil Konseli III
Nama : MNN
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S-1 Ilmu Komputer
Identitas/Profil Konseli IV
Nama : RH
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S-1 Ilmu Komputer
Identitas/Profil Konseli V
Nama : R
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : D-3 Analis Farmasi dan Makanan
Identitas/Profil Konseli VI
Nama : MHA
Usia : 19 tahun
16